bab ii landasan teori - repository.bsi.ac.id · “akuntansi adalah proses dari transaksi yang...
TRANSCRIPT
-
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Akuntansi
Menurut (Hutauruk, 2017) “Akuntansi merupakan kumpulan konsep dan
teknik yang digunakan untuk mengukur dan melaporkan informasi keuangan dalam
suatu unit usaha ekonomi.”
Menurut (Hasanuh, 2017) “Tahapan kegiatan bisa dilaksanakan secara teoritis
dan sistematis sehingga bisa menghasilkan informasi yang berdaya guna dan tepat
guna. Dalam proses kegiatannya akuntansi berdasarkan pada asumsi-asumsi
tertentu”.
Dari asumsi ini timbul konsep dalam akuntansi menurut (Hasanuh, 2017)
adalah sebagai berikut:
1. Konsep Entitas Usaha (Accounting Entity Concept)
Perusahan dipandang sebagai entitas terpisah dari pemilik, kreditur, atau pihak
yang berkepentingan lainnya.
2. Konsep Biaya/Harga Pertukaran (historical Cost Concept)
Akuntansi akan mencatat segala transaksi berdasarkan harga kesepakatan dari
pihak-pihak yang berkepentingan dalam membentuk kekayaan perusahan.
Harga kesepakatan bisa disebut harga perolehan.
3. Konsep Kontinyuitas Usaha (Going Concern Concept)
Dalam akuntansi, perusahaan dipandang sebagai satuan ekonomi yang terus
menerus melakukan fungsi-fungsinya dalam mencapai tujuan.
-
6
4. Konsep penandingan (Matching Cost and Revenues)
Untuk menentukan laba dalam akuntansi dalam periode tertentu, maka
pendapatan dan biaya harus dibandingkan atas dasar kelayakan ekonomik.
5. Konsep Pengukuran Uang (Money Measuring Unit)
Alat pengukur yang baik untuk aktiva, kewajiban, dan ekuitas serta perubahan-
perubahan yang terjadi di dalamnya adalah uang.
6. Konsep Periode Akuntansi (Periodicity)
Laporan keuangan harus dapat mencerminkan kondisi perusahaan dalam
jangka waktu tertentu. Periode akuntansi dijadikan sebagai batasan dalam
pelaporan keuangan. Dikarenakan laporan keuangan yang dibuat harus
berdasarkan periode tertentu, dalam akuntansi terdapat dua macam pengakuan
yang harus dijadikan dasar dalam pencatatan akuntansi. Pengakuan dalam
akuntansi, yaitu:
a. Cash Basis (Dasar Kas)
Pada konsep ini pengakuan pendapatan dan biaya yang akan dilaporkan
dalam pelaporan rugi/laba harus berdasarkan pada periode dimana kas
diterima atau dikeluarkan.
b. Accrual Basis (Dasar Akrual)
Pengakuan transaksi untuk dicatat dalam akuntansi tanpa memperhatikan
kas terlah diterima atau telah dikeluarkan pada periode tersebut.
A. Pengertian Akuntansi
Menurut AICPA (American institute of Certified Public Accountans) dalam
(Hutauruk, 2017) mendefiniskan akuntansi sebagai: “Seni mencatat, menggolongkan,
dan meringkas transaksi dan kejadian yang besifat keuangan dengan cara tertentu dan
dalam bentuk satuan uang, serta menafsirkan hasil-hasilnya”.
-
7
Berdasarkan definisi tersebut, terdapat 3 aspek penting, yaitu:
1. Akuntansi adalah suatu proses, yaitu proses pencatatan, penggolongan, dan
peringkasan transaksi.
2. Akuntansi memproses transaksi keuangan dengan cara yang mempunyai pola
tertentu (bukan sembarang atau acak-acakan) dan menggunkan satuan uang
sebagai alat pengukur.
3. Akuntansi tidak sekadar proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan
belaka, melainkan meliputi juga penafsiran terhadap hasil dari proses-proses
tersebut.
Menurut Suwajerni dalam (Utami & Hidayat, 2018) menyatakan bahwa
“Akuntansi adalah proses dari transaksi yang dibuktikan dengan faktur, lalu dari
transaksi dibuat jurnal, buku besar, neraca lajur, kemudian akan menghasilkan
informasi dalam bentuk laporan keuangan yang digunakan pihak-pihak tertentu”.
Menurut Samryn dalam (Desmahary et al., 2016) menjelaskan bahwa, “Secara
umum akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang digunakan untuk mengubah
data dari transaksi menjadi informasi keuangan”.
Dengan demikian menurut dari berbagai pendapat tersebut, maka secara umum
dapat disimpulkan bahwa akuntansi menurut fungsi dan penggunaannya, akuntansi
merupakan aktivitas jasa yang berfungsi memberikan informasi kuantitatif, mengenai
kesatuan ekonomi, terutama bersifat keuangan yang bermanfaat dalam pengambilan
keputusan. Sedangkan akuntansi berdasarkan seluruh kegiatannya merupakan seni
mencatat, mengukur dan mengintisarikan transaksi-transaksi atau kejadian dengan
cara menginterpertasi hasil-hasilnya sebagai dasar di dalam mengambil keputusan
keuangan yang penting (Hutauruk, 2017).
-
8
B. Siklus Akuntansi
Menurut (Hery, 2016) “Proses akuntansi yang diawali dengan menganalisis
dan menjurnal transaksi , dan diakhiri dengan membuat laporan dinamai sebagai
siklus akuntansi”.
Kegiatan yang membentuk siklus akuntansi dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Menganalisis transaksi perusahaan dan menyiapkan bukti pembukuan
(dokumen atau bukti transaksi, yang dapat berwujud nota, kwitansi, invoice,
faktur, dan lain-lain).
2. Mencatat akun ke buku jurnal.
Jurnal adalah pencatatan yang sistematis dan kronologis atas transaksi
keuangan yang terjadi pada suatu perusahaan. Proses mencatat sebuah transaksi
pada jurnal disebut menjurnal.
Berikut ini adalah contoh pencatatan transaksi ke jurnal umum:
a. Transaksi untuk penyetoran modal oleh pemilik
Kas XXX -
Modal - XXX
b. Transaksi penjualan secara tunai
Kas XXX -
Penjualan - XXX
c. Transaksi pembelian secara kredit
Pembelian XXX -
Hutang - XXX
d. Transaksi pengambilan prive
Prive XXX -
Kas - XXX
-
9
3. Mem-posting akun ke buku besar.
Buku besar adalah kumpulan rekening (perkiraan) yang saling berhubungan
dan merupakan suatu kesatuan yang disusun dan dikelompokkan sesuai dengan
pos-pos laporan keuangan perusahaan. Proses pemindahan dari buku jurnal ke
dalam rekening masing-masing dalam buku besar dinamakan posting.
4. Menyusun neraca saldo.
5. Membuat jurnal penyesuaian.
Pada prinsipnya ada empat item yang memerlukan penyesuaian, yaitu:
a. Beban yang masih harus dibayar, contoh jurnalnya:
Biaya gaji XXX -
Hutang gaji - XXX
b. Pendapatan yang masih harus diterima contoh jurnalnya:
Piutang usaha XXX -
Pendapatan - XXX
c. Beban di bayar dimuka contoh jurnalnya:
Biaya sewa XXX -
Sewa dibayar dimuka - XXX
d. Pendapatan diterima dimuka contoh jurnalnya:
Pendapatan diterima dimuka XXX -
Pendapatan - XXX
6. Menyusun neraca lajur/kertas kerja.
Neraca lajur adalah suatu daftar tempat mencatat, menyesuaikan dan
menggolongkan saldo rekening-rekening buku besar.
7. Menyusun konsep laporan keuangan (laporan posisi keuangan, laporan
laba/rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas).
-
10
8. Membuat jurnal penutup dan neraca saldo penutup.
Ada empat tahap untuk melakukan jurnal penutup yaitu:
a. Penutup akun pendapatan contoh jurnalnya:
Pendapatan XXX -
Ikhtisar laba rugi - XXX
b. Penutupan akun beban contoh jurnalnya:
Ikhtisar laba rugi XXX -
Beban - XXX
c. Penutupan akun ikhtisar laba rugi contoh jurnalnya:
Ikhtisar laba rugi XXX -
Modal - XXX
d. Penutupan akun prive contoh jurnalnya:
Modal XXX -
Prive - XXX
9. Membuat jurnal penyesuaian kembali (jurnal balik).
10. Tahap pelaporan
Hasil akhir siklus akuntansi adalapah laporan keuangan. Untuk sebuah
perusahaan, laporan keuangan terdiri dari:
a. Laporan laba rugi
b. Laporan perubahan modal
c. Laporan neraca
d. Laporan arus kas
-
11
Menurut Suradi dalam (Rachmawati & Nurjanah, 2017) mendefinisikan bahwa
“Proses akuntansi yang dimulai dari identifikasi dan analisa transaksi dan diakhiri
menyusun laporan keuangan disebut siklus akuntansi”.
Sumber: (Rachmawati & Nurjanah, 2017)
Gambar II.1
Siklus Akuntansi
C. Saldo Normal Rekening
Menurut (Bahri, 2016) “Saldo normal rekening adalah saldo normal dari
masing-masing rekening dengan tujuan untuk menunjukkan keadaan secara umum
saldo dari rekening-rekening tersebut”. Saldo normal dari masing-masing rekening
ada di sisi debet dan di sisi kredit. Saldo normal ini akan berpengaruh terhadap
pertambahan atau berkurangnya suatu rekening.
Untuk lebih mudah memahami saldo normal dari masing-masing rekening dan
pengaruh sisi pencatatan jika terjadi penambahan dan pengurangan disajikan pada
tabel di bawah ini.
-
12
Tabel II.1
Saldo Normal
Nama Rekening Saldo Normal Bertambah Berkurang
Aktiva/harta Debet (D) Debet (D) Kredit (K)
Utang/kewajiban Kredit (K) Kredit (K) Debet (D)
Ekuitas/modal Kredit (K) Kredit (K) Debet (D)
Pendapatan/penjualan Kredit (K) Kredit (K) Debet (D)
Beban Debet (D) Debet (D) Kredit (K)
Prive Debet (D) Debet (D) Kredit (K)
Deviden Debet (D) Debet (D) Kredit (K)
Laba Kredit (K) Kredit (K) Debet (D)
Rugi Debet (D) Debet (D) Kredit (K)
D. Persediaan
Persediaan barang dalam suatu perusahaan dagang adalah barang-barang yang
ada dalam persediaan yang menunggu untuk dijual. Jumlah rupiah dari persediaan ini
dicatat dalam suatu akun yaitu disebut persediaan barang dagangan.
Nilai persediaan barang dagang ditentukan oleh gabungan dua faktor, yaitu
kuantitas dan harga pokok. Kuantitas persediaan dapat diperoleh melalui perhitungan
secara fisik. Harga pokok persediaan adalah harga untuk memperoleh persediaan
tersebut.
Pencatatan persediaan dibagi menjadi dua macam metode, yaitu:
1. Metode Perpetual
Metode ini mencatat persediaan barang dagangan pada saat terjadi pembelian
dan penjualan. Pada saat terjadi pembelian maka akan dicatat pada akun
persediaan barang dagangan dan pada saat terjadi penjualan maka akan
-
13
mencatat nilai penjualan dan pembebaban beban pokok penjualan (Bahri,
2016).
2. Metode Periodik
Metode ini mencatat persediaan barang dagangan pada awal dan akhir periode
terkait dengan beban pokok penjualan. Pada saat transaksi pembelian akan
dicatat pada akun pembelian dan pada saat terjadi penjualan akan dicatat pada
akun penjualan tanpa melakukan pembebanan pada akun beban pokok
penjualan. Pada saat akhir periode, akun-akun tersebut dilakukan penyesuaian
terhadap beban pokok penjualan sehingga tidak akan muncul di laporan
keuangan (Bahri, 2016).
Pada metode ini, harga pokok penjualan baru dihitung dan dicatat pada akhir
periode akuntansi. Untuk dapat menghitung harga pokok penjualan dan harga
pokok persediaan akhir dapat digunakan berbagai cara menurut (Hutauruk,
2017), yaitu :
a. Identifikasi Khusus.
Metode ini berdasarkan anggapan bahwa arus barang harus sama dengan
arus biaya. Tiap jenis barang dipisah berdasarkan harga pokoknya dan
tiap kelompok dibuatkan kartu persediaan sendiri.
b. FIFO (First In First Out)
Metode ini berdasarkan harga beli pertama untuk menentukan harga
pokok penjualan apabila terjadi penjualan.
c. LIFO (Last In First Out)
Metode ini merupakan kebalikan dari metode FIFO. Pada metode LIFO,
barang yang paling terakhir dibeli akan dijual atau dikeluarkan lebih
-
14
dulu. Harga perolehan barang yang dibeli terakhir akan dialokasikan leih
dahulu sebagai harga pokok penjualan.
d. Rata-rata Tertimbang
Dalam metode ini barang yang dipakai untuk produksi atau dijual akan
dibebani harga pokok rata-rata. Perhitungan harga pokok rata-rata
dilakukan dengan cara membagi harga perolehan dengan kuantitasnya.
Artinya harga perolehan barang di gudang ditambah harga perolehan
barang yang baru dibeli dibagi kuantitas atau jumlah barang di gudang
dan jumlah barang yang dibeli.
Menurut (Hutauruk, 2017) “Metode FIFO dan rata-rata yang pada saat ini
adalah yang diakui dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 14 (Edisi
Revisi Tahun 2015)”.
E. Persamaan Akuntansi
Menurut Himayati dalam (Utami & Hidayat, 2018) menerangkan bahwa:
Dalam persamaan akuntansi, di sisi kiri adalah bagian yang dimiliki
perusahaan yang diberi nama harta (asset) dan sisi kanan terdapat sumber
pembelanjaan, yang terdiri dari hak kreditur, atau disebut kewajiban
(liabilities), dan hak pemilik (equities) atau modal (capital).
Kekayaan yang dimiliki perusahaan disebut harta atau aktiva (assets),
sedangkan hak/klaim atas kekayaan tersebut disebut sebagai ha katas kekayaan
(equity). Jumlah kekayaan (aktiva) suatu perusahaan akan sama dengan jumlah hak
terhadap kekayaan tersebut. Utang (liabilities) merupakan kewajiban perusahaan
kepada kreditur. Sehingga ketiga hubungan anatara keduanya dapat dinyatakan
dalam suatu persamaan sebagai berikut :
AKTIVA = KEWAJIBAN + MODAL
-
15
Menurut (Hery, 2016) “Rumusan persamaan akuntansi di atas bersifat baku
(mutlak)”. Setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan akan mempengaruhi
unsur-unsur persamaan dasar akuntansi. Transaksi keuangan akan mengakibatkan
perubahan komposisi salah satu unsur atau semua unsur. Setiap transaksi yang terjadi
pada perusahaan, dicatat (dijurnal) pada buku jurnal. Untuk melakukan penjurnalan
maka harus membuka daftar nama yang tepat. Menurut (Bahri, 2016) “Daftar nama
tersebut dalam akuntansi dikenal dengan istilah rekening. Rekening adalah alat dasar
untuk menampung perubahan saldo pada tiap-tiap elemen laporan keuangan yang
mempunyai dua sisi yaitu debet dan kredit”. Tujuan pemakaian rekening adalah
untuk mencatat data yang akan menjadi dasar penyusunan laporan keuangan.
Rekening memberikan informasi tentang operasi-operasi perusahaan dari hari ke
hari.
Setiap rekening harus diberi nama yang jelas. Rekening dapat disebut
pemikiran atau akun. Daftar (list) yang memuat mengenai keseluruhan kode (nomor)
dan nama akun, dinamakan sebagai bagan perkiraan (Chart of Accounts). Bagan
perkiraan menurut (Hery, 2016) yaitu:
1. AKTIVA
1.1 Kas
1.2 Piutang Usaha
1.4 Perlengkapan Kantor
1.5 Asuransi Dibayar di Muka
1.6 Persediaan
1.7 Peralatan Kantor
1.8 Perabot Kantor
-
16
2. UTANG
Utang adalah kewajiban yang harus dibayar.
2.1 Utang
2.2 Sewa Diterima di Muka
3. EKUITAS PEMILIK
3.1 Modal
3.2 Prive
4. PENDAPATAN
4.1 Pendapatan Usaha
4.2 Pendapatan Sewa
4.3 Pendapatan Bunga
5. Beban
5.1 Beban Gaji
5.2 Beban Iklan
5.3 Beban Sewa Kantor
5.4 Beban Utilitas
5.9 Beban Rupa-Rupa
F. Laporan Keuangan
Menurut (Sugiono & Untung, 2016) mengemukakan bahwa:
Laporan keuangan pada perusahaan merupakan hasil akhir dari kegiatan
akuntansi (siklus akuntansi) yang mencerminkan kondisi keuangan dan hasil
operasi perusahaan. Laporan keuangan dapat dipakai sebagai alat untuk
komunikasi dengan pihal-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan
perusahaan, dank arena inilah maka laporan keuangan sering disebut juga
“language of business”.
Pihak-pihak yang berkepentingan dalam laporan keuangan menurut (Hery,
2016) adalah:
-
17
1. Pihak internal
a. Pihak manajemen, berkepentingan langsung dan sangat membutuhkan
informasi keuangan untuk tujuan pengendalian (controlling),
pengkoordinasian (coordinating), dan perencanaan (planning) suatu
perusahaan.
b. Pemilik perusahaan, dengan menganalisa laporan keuangan pemilik
dapat menilai berhasil atau tidaknya manajemen dalam memimpin
perusahaan.
2. Pihak eksternal
a. Penanam modal (investor), memerlukan analisa laporan keuangan dalam
rangka penerimaan kebijakan penanaman modalnya.
b. Kreditur, berkepentingan terhadap pengembalian atau pembayaran kredit
yang telah diberikan kepada perusahaan, kreditur perlu mengetahui
kinerja keuangan jangka pendek (likuiditas), dan profitabilitas dari
perusahaan.
c. Pemerintah, informasi ini sangat berguna untuk tujuan pajak dan juga
oleh lembaga yang lain seperti statistik, dan lain-lain.
d. Karyawan, berkepentingan dengan laporan keuangan dari perusahaan
dimana mereka bekerja, karena sumber penghasilan tergantung pada
perusahaan yang bersangkurtan.
Menurut (Hutauruk, 2017) “Tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi”.
-
18
Urutan laporan keuangan berdasarkan proses penyajiannya menurut (Hery,
2016) adalah:
1. Laporan laba rugi (income statement)
Merupakan laporan yang sistematis tentang pendapatan dan beban perusahaan
untuk satu periode waktu tertentu. Laporan laba rugi iin akhirnya memuat
informasi mengenai hasil usaha, yaitu laba/rugi bersih, yang merupakan hasil
dari pendapatan dikurangi beban.
2. Laporan ekuitas pemilik (statement of owner’s equity)
Sebuah laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan dalam ekuitas pemilik
suatu perusahaan untuk satu periode waktu tertentu (laporan perubahan modal).
3. Neraca (balance sheet)
Sebuah laporan yang sistematis tentang posisi aktiva, kewajiban, dan ekuitas
perusahaan per tanggal tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menggambarkan
posisi keuangan perusahaan.
4. Laporan arus kas (statement of cash flow)
Sebuah laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar
secara terperinci dari masing-masing aktivitas, yaitu mulai dari aktivitas
operasi, aktivitas investasi sampai pada aktivitas pendaan/pembiayaan untuk
satu periode waktu tertentu. Laporan arus kas menunjukkan besarnya
kenaikan/penurunan bersih kas dari seluruh aktivitas selama periode berjalan
serta saldo kas yang dimiliki perusahaan sampai dengan akhir periode.
5. Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian integral yang tidak dapat
dipisahkan dari komponen laporan keuangan lainnya. Tujuan catatan ini adalah
untuk memberikan penjelasan yang lebih lengkap mengenai informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan.
-
19
G. Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Diana dan setiawati dalam (Mulyaningsih, Faizah, & Solecha, 2018)
“Sistem informasi akuntansi merupakan sistem yang bertujuan untuk mengumpulkan
dan memproses data serta melaporkan informasi yang berkaitan dengan transaksi
keuangan”.
Menurut (Febriarti, Muryani, & Rofiah, 2017) menjelaskan bahwa:
Sistem komputerisasi akutansi merupakan suatu dampak perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, pencatatan akutansi secara manual kini digantikan
oleh komputer, hal ini tentunya memberikan dampak yang positif dan negatif
bagi perusahaan dan sumber daya manusia, yaitu pekerjaan akutansi menjadi
lebih mudah dan cepat serta dapat meminimalisir kesalahan dalam penyusunan
laporan keuangan, disisi lain membawa dampak negatif yaitu terjadinya
pengurangan tenaga kerja.
2.2 Tools Aplikasi
A. Zahir Accounting Versi 5.1
Menurut (Hutauruk, 2017) “Zahir Accounting adalah salah satu software
akuntansi terbaik yang dilahirkan oleh putra Indonesia dan mampu mengantisipasi
dan memberikan solusi kepada penggunanya.” PT. Zahir Internasional adalah
perusahaan pembuat dan pengembang aplikasi akuntansi dengan nama Zahir
Accounting sejak tahun 1996 yang diazaskan oleh putra bangsa Indonesia. Seiring
dengan semakin tingginya kebutuhan perusahaan akan aplikasi bisnis,
pengembangan software-pun terus dilakukan secara berkesinambungan.
Menurut (Hutauruk, 2017) “Hingga kini Zahir Accounting telah digunakan oleh
lenih dari 30.000 perusahaan berskala kecil, menengah, dan besar dengan 50.000-an
pengguna (user/lisensi) di Indonesia serta mancanegara”.
Menurut Yuswanto dalam (Utami & Hidayat, 2018) menyimpulkan bahwa:
-
20
Zahir Accounting merupakan software akuntansi yang dibuat secara terpadu
(integrated software). Software Zahir Accounting dibuat oleh PT Zahir
Internasional dan dibuat pertama kali tahun 1996 dengan Zahir Accounting
versi 1.0. Kemudian dikembangkan sehingga muncul versi 2.0 pada tahun
1997. Zahir Accounting mulai dipasarkan pada tahun 1999, dimana hingga saat
ini Zahir Accounting sudah mencapai versi 5.1 dan telah digunakan oleh
banyak perusahaan di Indonesia. Selama ini, Zahir Accounting telah
memperoleh penghargaan secara nasional, antara lain penghargaan dari
Presiden Republik Indonesia pada Indonesia ICT Award 2003, kemudian
penghargaan Menkominfo pada Apicta 2002, 2003, dan 2004 dan lain-lain.
Menurut (Febriarti et al., 2017) mengemukakan bahwa :
Zahir Accounting Versi 5.1 adalah sebuah program akutansi keuangan yang
fleksibel, berfasilitas lengkap dan berdayaguna tinggi. Aplikasi ini dibangun
dengan konsep bahwa akutansi keuangan adalah mudah dan menggunakan
aplikasi akutansi keuangan adalah sebuah pengalaman yang menyenangkan.
Selain kemudahan dalam mencatat transaksi-transaksi dan pembuatan laporan
tanpa harus mempelajari teori akutansi keuangan, Zahir Accounting Versi 5.1
juga dirancang untuk dapat membantu pengguna dalam pengambilan keputusan
bisnis dengan cepat dan akurat.
Keunggulan Zahir Accounting versi 5.1 menurut Yuswanto dan Hanafi dalam
(Rachmawati & Nurjanah, 2017), yaitu:
1. Tampilan yang menarik baik dalam interface program maupun dalam
penyajian laporan keuangan.
2. Berbagai menu yang memudahkan pencatatan.
Zahir Accounting mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya aplikasi ini
sederhana, lebih mudah dipelajari dan sesuai dengan kegiatan usaha yang ada
di Indonesia. Tampilan sangat menarik baik dalam interface program maupun
dalam penyajian laporan keuangan. Berbagai macam menu yang memudahkan
pencatatan juga menjadi kelebihan dari Zahir Accounting. Selain memberikan
kemudahan dalam pencatatan transaksi dan pembuatan laporan, Zahir Accounting
juga dirancang untuk dapat membantu pengguna dalam pengambilan keputusan
bisnis dengan cepat dan akurat, melalui kelengkapan berbagai macam grafik
yang disediakan.
-
21
Sumber: (Febriarti et al., 2017) Gambar II.2
Cover Zahir
Pada saat Zahir dijalankan, tampilan pertama kali yang muncul adalah form
menu utama seperti gambar berikut :
Sumber: (Febriarti et al., 2017)
Gambar II.3
Jendela Menu Utama Zahir
Menu dalam menu utama, yaitu :
1. Buka data sebelumnya, digunakan untuk membuka data keuangan yang
terakhir kali pernah dibuka.
-
22
2. Membuat data baru, digunakan untuk membuat data keuangan baru untuk
perusahaan anda.
3. Buka data, digunakan untuk membuka data keuangan yang pernah dibuka
sebelumnya, file data keuangan Zahir Accounting akan selalu menggunakan
format *.gdb atau *.fdb.
4. Buka file backup, digunakan untuk membuka file yang pernah anda backup,
fomat file backup adalah *.gbk.
5. Keluar, digunakan untuk menutup aplikasi Zahir Accounting.
B. Fungsi modul bar di Zahir Accounting Versi 5.1
Menurut (Hutauruk, 2017) “Modul program dirancang untuk memudahkan
anda dalam mengakses data dan meng-input transaksi, disusun terstruktur dengan
gambar-gamber yang mudah dimengerti”.
Sumber: Aplikasi Zahir
Gambar II.4
Modul Program Zahir Accounting
1. Modul Data-Data
Pada bagian ini, dapat digunakan untuk mengisi dan mengolah informasi-
informasi penting yang berhubungan dengan transaksi, seperti data pelanggan,
data supplier, data barang, pajak, mata uang dan lain-lain. Pada bagian ini data
yang dimasukkan berpengaruh karena akan digunakan oleh modul-modul yang
lain serta seluruh file.
Beberapa fasilitas yang ada di modul data-data sebagai berikut:
a. Data Nama Alamat
b. Daftar Rekening
-
23
c. Data Produk
d. Satuan Pengukuran
e. Data Proyek
f. Data Harga Tetap
g. Data Pajak
h. Data Mata Uang
Sumber: Aplikasi Zahir
Gambar II.5
Failitas Modul Data-Data
-
24
2. Modul Buku Besar
Modul buku besar ini digunakan untuk melakukan input transaksi jurnal umum
dan untuk menampilkan buku besar per rekening perkiraan.
Beberapa fasilitas yang ada di modul buku besar sebagai berikut:
a. Data Rekening Perkiraan
b. Transaksi Jurnal Umum
c. Buku Besar
d. Daftar Transaksi Jurnal
Sumber: Aplikasi Zahir
Gambar II.6 Fasilitas Modul Buku Besar
3. Modul Penjualan
Modul ini digunakan untuk input transaksi yang berhubungan dengan
penjualan tunai atau kredit, piutang usaha, menampilkan daftar transaksi
penjualan, kartu piutang usaha, mencetak faktur, dan lain-lain.
Beberapa fasilitas yang ada di modul penjualan sebagai berikut:
a. Sales Order atau Penjualan
b. Pengiriman Barang (Invoicing)
c. Retur Penjualan
d. Daftar Piutang Usaha
-
25
e. Pembayaran Piutang Usaha
f. Pengembalian Kelebihan (Kredit)
Sumber: Aplikasi Zahir
Gambar II.7
Fasilitas Modul Penjualan
4. Modul Pembelian
Dalam modul pembelian ini dapat digunakan untuk input transaksi yang
berkaitan dengan pembelian tunai atau kredit, hutang usaha, menampilkan
daftar transaksi pembelian, kartu hutang usaha, mencetak faktur, dan lain-lain.
Beberapa fasilitas yang ada di modul pembelian sebagai berikut:
a. Purchase Order atau pemesanan pembelian
-
26
b. Penerimaan Barang (Invoicing)
c. Retur Pembelian
d. Daftar Hutang Usaha
e. Pembayaran Hutang Usaha
f. Penerimaan Kembalian (Debit)
Sumber: Aplikasi Zahir
Gambar II.8
Fasilitas Modul Pembelian
-
27
5. Modul Kas dan Bank
Modul ini digunakan untuk meng-input data transaksi yang behubungan
dengan kas dan bank, seperti transfer kas ke bank atau sebaliknya, transaksi
masuk dan keluar serta rekonsiliasi bank.
Beberapa fasilitas yang ada di modul kas dan bank sebagai berikut:
a. Transfer Kas
b. Kas Masuk
c. Kas Keluar
d. Rekonsiliasi Bank
Sumber: Aplikasi Zahir
Gambar II.9
Fasilitas Modul Kas dan Bank
6. Modul Persediaan
Modul persediaan ini dapat digunakan untuk melakukan input data transaksi
yang berkaitan dengan persediaan, seperti transaksi pemaiakain barang,
pemindahan barang, perakitan, penyesuaian, stok, opname, dan lain-lain.
Beberapa fasilitas yang ada di modul persediaan sebagai berikut:
a. Pemakaian/Penyesuaian Barang
-
28
b. Pemindahan Barang
c. Stock Opname
d. Perkiraan
Sumber: Aplikasi Zahir Gambar II.10
Fasilitas Modul Persediaan
7. Modul Laporan
Dalam modul ini dapat digunakan untuk menampilkan laporan-laporan
keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, buku besar, aliran kas, laporan stok
barang, laporan penjualan, laporan pembelian, dan lain-lain.
Beberapa fasilitas yang ada di modul laporan sebagai berikut:
a. Analisa Bisnis
b. Laporan Keuangan
c. Laporan Penjualan dan Piutang
-
29
d. Laporan Pembelian dan Hutang
e. Laporan Barang
f. Laporan Lainnya
Sumber: Aplikasi Zahir
Gambar II.11
Fasilitas Modul Laporan