bab ii landasan teori a. teori keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/bab ii.pdf · 2018. 8....

53
12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika terjadi sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan pemilik (principal). Seorang manajer (agent) akan lebih mengetahui mengenai keadaan perusahaannya dibandingkan dengan pemilik (principal). Manajer (agent) berkewajiban untuk memberikan informasi kepada pemilik (principal). Akan tetapi informasi yang disampaikan terkadang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya di perusahaan. Konflik kepentingan antar manajer ( agent) dengan pemilik (principal) akan menimbulkan adanya biaya keagenan (agency cost) (Putu, 2017:13). Agency relationship didefinisikan sebagai kontrak dimana satu atau lebih orang (disebut owners atau pemegang saham atau pemilik) menunjuk seorang lainnya (disebut agen atau pengurus/manajemen) untuk melakukan beberapa pekerjaan atas nama pemilik. Pekerjaan tersebut termasuk pendelegasian wewenang untuk mengambil keputusan. Dalam hal ini manajemen diharapkan oleh pemilik untuk mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada di bank tersebut secara maksimal. Bila kedua pihak memaksimalkan perannya (utility maximizers), cukup beralasan apabila manajemen tidak akan selalu bertindak untuk kepentingan pemilik. Hal ini sangat beralasan sekali karena pada umumnya pemilik memiliki welfare motives yang bersifat jangka panjang, sebaliknya manajemen lebih bersifat

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Keagenan

Teori keagenan ini muncul ketika terjadi sebuah kontrak antara

manajer (agent) dengan pemilik (principal). Seorang manajer (agent) akan

lebih mengetahui mengenai keadaan perusahaannya dibandingkan dengan

pemilik (principal). Manajer (agent) berkewajiban untuk memberikan

informasi kepada pemilik (principal). Akan tetapi informasi yang

disampaikan terkadang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya di

perusahaan. Konflik kepentingan antar manajer (agent) dengan pemilik

(principal) akan menimbulkan adanya biaya keagenan (agency cost) (Putu,

2017:13).

Agency relationship didefinisikan sebagai kontrak dimana satu atau

lebih orang (disebut owners atau pemegang saham atau pemilik) menunjuk

seorang lainnya (disebut agen atau pengurus/manajemen) untuk

melakukan beberapa pekerjaan atas nama pemilik. Pekerjaan tersebut

termasuk pendelegasian wewenang untuk mengambil keputusan. Dalam

hal ini manajemen diharapkan oleh pemilik untuk mampu mengoptimalkan

sumber daya yang ada di bank tersebut secara maksimal. Bila kedua pihak

memaksimalkan perannya (utility maximizers), cukup beralasan apabila

manajemen tidak akan selalu bertindak untuk kepentingan pemilik. Hal ini

sangat beralasan sekali karena pada umumnya pemilik memiliki welfare

motives yang bersifat jangka panjang, sebaliknya manajemen lebih bersifat

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

13

jangka pendek sehingga terkadang mereka cenderung memaksimalkan

profit untuk jangka pendek dengan mengabaikan sustainability keuntungan

dalam jangka panjang. Untuk membatasi atau mengurangi kemungkinan

tersebut, pemilik dapat menetapkan insentif yang sesuai bagi manajemen,

yaitu dengan mengeluarkan biaya monitoring dalam bentuk gaji (Andri

Veno, 2015).

Biaya keagenan atau agency cost ini mencakup biaya untuk

pengawasan oleh pemegang saham, biaya yang dikeluarkan oleh

manajemen untuk menghasilkan laporan yang transparan, termasuk biaya

audit yang independen dan pengendalian internal, serta biaya yang

disebabkan karena menurunnya nilai pemegang saham sebagai bentuk

“boinding expenditures” yang diberikan kepada manajemen dalam bentuk

opsi dan berbagai manfaat untuk tujuan menyelaraskan kepentingan

manajemen dengan pemegang saham. Selain agency cost, konflik yang

terjadi antara manajer (agent) dengan pemilik (principal) juga dapat

memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan tindakan

manajemen laba (Putu, 2017:13).

Dan teori keagenan juga mengungkapkan bahwa hubungan

keagenan ada ketika agen dipekerjakan oleh prinsipal untuk memberikan

suatu jasa dan kemudian memberikan kewenangan kepada agen tersebut

untuk pengambilan keputusan. Tujuan dari teori keagenan ialah untuk

menaikkan kemampuan perseorangan baik itu agen maupun prinsipal

dalam menilai lingkungan dimana keputusan harus diambil, menilai hasil

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

14

dari keputusan yang telah ditetapkan untuk memudahkan pembagian hasil

antra agen dan prinsipal berpatokan pada kontrak kerja yang telah disetujui

bersama (Khika dan I Gede, 2017: 6).

B. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield,

mendefinisikan laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian

informasi keuangan utama kepada pihak–pihak di luar korporasi. Laporan

ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai

moneter.

Laporan keuangan (financial statements) merupakan produk akhir

dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi

bisnis. Laporan Keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses

akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan

data keuangan atau aktivitas keuangan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan. Dengan kata lain, laporan keuangan ini berfungsi sebagai

alat komunikasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak

yang berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan perusahaan

dan kinerja perusahaan. (Hery,2016:3)

Menurut Mirawati dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Good

Corporate Governance Terhadap kinerja Perusahaan Perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011 menjelaskan bahwa

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

15

laporan keuangan dalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

sebagai alat antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan

pihak–pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut.

Laporan keuangan dibuat oleh manajemen untuk

mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh

para pemilik perusahaan.

Disisi lain perusahaan juga membuat laporan keuangan tahunan,

dari bulan Januari sampai dengan Desember. Akan tetapi manajemen tetap

manajemen tetap menyusun laporan keuangan untuk periode yang lebih

pendek, misalnya bulanan, triwulan, atau kuartal.

Jadi laporan keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi

yang menggambarkan keadaan keuangan perusahaan yang dilaporan

dalam satu periode akuntansi (Satu tahun atau januari sampai dengan

desember) serta dijadikan sebagai alat komunikasi kepada pihak-pihak

yang memiliki kepentingan dan sebagai pertanggungjawaban manajemen

perusahaan kepada pemilik perusahaan.

2. Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Dalam prakteknya, secara umum ada lima jenis laporan keuangan

yang bisa disusun, yaitu : (Ferra, 2015:128-129)

a. Neraca

Neraca (Balance Sheet) merupakan laporan yang menunjukkan

posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

16

keuangan dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta)

dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan. Penyusunan

komponen di dalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan

jatuh tempo. Artinya penyusunan komponen neraca harus didasarkan

likuiditasnya atau komponen yang paling mudah dicairkan.

b. Laporan Laba Rugi

Laporam laba rugi (Income Statement) ialah laporan keuangan

yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode

tertentu.

Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan serta

sumber-sumber pendapatan yang diperoleh. Kemudian, juga

tergambar jumlah biaya ini terdapat selisih yang disebut laba atau

rugi. Jika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya,

perusahaan dikatakan laba. Sebaliknya bila jumlah pendapatan lebih

kecil dari jumlah biaya, perusahaan dikatakan rugi.

c. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal ialah laporan yang berisi jumlah dan

jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga

menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan.

Laporan perubahan modal jarang dibuat bila tidak terjadi perubahan

modal. Artinya laporan ini baru dibuat bila mememang ada perubahan

modal.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

17

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas ialah laporan yang ditunjukkan semua aspek yang

berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh

langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus

disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan. Laporan kas

terdiri arus kas masuk (cash in) dan arus kas keluar (cash out) selama

periode tertentu. Kas masuk terdiri uang yang masuk ke perusahaan,

seperti hasil penjualan atau penerimaan lainnya, sedangkan kas keluar

merupakan sejumlah pengeluaran dan jenis-enis pengeluarannya,

seperti pembayaran biaya operasional perusahaan.

e. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan

Laporan atas catatan atas laporan keuangan ialah laporan yang

memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang

memerlukan penjelasan tertentu. Artinya terkadang ada komponen

atau nilai dalam laporan keuangan yang perlu diberi penjelasan

terlebih dahulu sehingga jelas. Hal ini perlu dilakukan agar pihak-

pihak yang berkepentingan tidak salah menafsirkannya.

3. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan keseluruhan dari laporan keuangan adalah untuk

memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dalam

pengambilan keputusan investasi dan kredit. (Hery, 2016:4)

Tujuan Khusus laporan keuangan adalah menyajikan posisi

keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

18

wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

(Hery, 2016:4) Sedangkan tujuan umum laporan keuangan adalah:

a) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber daya ekonomi

dan kewajiban perusahaan dengan tujuan:

1) Menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan,

2) Menunjukan posisi keuangan dan investasi perusahaan,

3) Menilai kemapuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya,

4) Kemampuan sumber daya yang ada untuk pertumbuhan

perusahaan.

b) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan

bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan

tujuan:

1) Memberikan gambaran tentang jumlah deviden yang

diharapkan pemegang saham,

2) Menunjukan kemampuan perusahaan dalam membayar

kewajiban kepada kreditor, supplier, pegawai, pemerintah, dan

kemampuannya dalam mengumpulkan dana untuk kepentingan

ekspansi perusahaan

3) Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan

dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengendalian

4) Menunjukan tingkat kemapuan perusahaan dalam

mendapatkan laba jangka panjang.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

19

5) Memungkinkan untuk menaksir potensi perushaan dalam

menghasilkan laba.

6) Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang

perubahan asset dan kewajiban.

7) Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan

oleh para pemakaian laporan.

Tujuan laporan keuangan untuk organisasi pencari laba (profit

organization) adalah :

a. Memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan

pemakailainnya dalam membuat keputusan secara rasional mengenai

investasi, kredit, dan lainnya.

b. Memberikan informasi untuk membantu investor atau calon investor

dan kreditor serta pemakailainnya dalam menentukan jumlah, waktu,

dan prospek penerimaan kas dari deviden atau bunga dan juga

penerimaan dari penjualan, piutang, atau saham, dan pinjaman yang

jatuh tempo.

c. Memberikan informasi tentang sumber daya (aset) perusahaan, aset,

dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan keadaan lain terhadap asset

dan kewajiban.

d. Memberi informasi tentang kinerja keuangan perusahaan selama satu

periode.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

20

e. Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan mendapatkan

dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pengembaliannya,

tentang transaksi yang mempengaruhi modal, termasuk dividend dan

pembayaran lainnya kepada pemilik, dan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas perusahaan.

f. Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan

mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik

atas penggunaan sumber daya (aset) yang telah dipercayakan

kepadanya.

g. Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi dalan

proses pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik

perusahaan.

Sedangkan tujuan laporan keuangan untuk organisasi bukan pencari

laba (non-profit organization) adalah:

a. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan mengenai alokasi

sumber daya (aset) perusahaan.

b. Untuk menilai kemampuan organisasi dalam memberikan pelayanan

kepada publik.

c. Untuk menilai bagaimana manajemen melakukan aktivitas

pembiayaan dan investasi.

d. Memberikan informasi tentang sumberdaya (aset), kewajiban, dan

kekayaan bersih perusahaan, serta perubahannya.

e. Memberikan informasi tentang kinerja organisasi.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

21

f. Memberikan informasi tentang kemapuan organisasi dalam melunasi

kewajiban jangka pendeknya.

Tujuan laporan keuangan menurut kasmir (2013:11) adalah sebagai

berikut:

a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang

dimiliki perusahaan saat ini.

b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajian dan modal

yang dimiliki perusahaan saat ini.

c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang

diperoleh pada suatu periode tertentu.

d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang

dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi

terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam

suatu periode.

4. Keterbatasan Laporan Keuangan

Keterbatasan-keterbatasan dalam laporan keuangan adalah sebagai

berikut (Arief dan Edy, 2016:6-7)

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

22

a. Laporan historis

Pada prinsipnya laporan keuangan bukanlah merupakan laporan final,

karena laba rui yang sebenarnya (rill) hanya dapat dtentukan apabila

perusahaan dijual atau dilikuidasi.

b. Posisi pada waktu tertentu

Laporan keuangan disusun atas dasar periode waktu tertentu. Periode

satu tahun (dua belas bulan) dianggap sebagai periode akuntansi baku.

Alokasi pendapatan dan beban sepanjang periode itu dipengaruhi pula

adanya pertimbangan pribadi (contoh: metode pnilaian persediaan,

penyusutan, deplesi, dll). Transaksi-transaksi pendapatan dan biaya

yang terjadi terus menerus akan disusupi laporan keuangan setiap

tahunnya, jadi jelas sudah bahwa laporan keuangan itu tidak bersifat

pasti dan tidak dapat diukur secara mutlak karena akibat adanya

contingent assets and liabilities, dan deferred maintenance.

c. Berdasarkan Harga perolehan

Laporan keuangan mencerminkan transaksi-transaksi dari waktu ke

waktu, selama jangka waktu tersebut kemungkinan besar nilai rupiah

sudah menurun (sebagai dampak dari inflasi). Sebagai contoh aktiva

tetap yang dibeli pada tahun 1980 sekarang sudah 3 kali lipat lebih

tinggi maka mengakibatkan biaya penyusutan menjadi kecil bila

dibandingkan dengan tingkat penyusutan berdasarkan replacement cost

basis. Begitu pula dengan kenaikan penjualan dalam rupiah, belum

tentu diikuti juga dengan kenaikan satuan unit barang yang terjual.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

23

Untuk menghidari hal-hal yang menyesatkan hasil perbandingan harus

dilakukan dengan sanga hati-hati. Di setiap Negara laporan keuangan

disajikan dalam jumlah mata uang yang nampaknya pasti (contohnya:

di Indonesia menggunakan satuang rupiah), sebenarnya jumlah rupiah

dapat saja berbeda jika dipergunakan standar yang lain. Dan jika

perusahaan dilikuidasi jumlah rupiah akan sangat berbeda, aktiva tetap

dinilai berdasarkan nilai buku (historis) maka jumlah yang seharusnya

tidak mencerminkan nilai penjualan aktiva tetap tersebut, begitu pula

yang terjadi dengan aktiva tidak berwujud (hak paten, biaya,

organisasi, dll)

d. Fakta Kuantitatif

Laporan keuangan tidak memberikan gambaran yang menyeluruh

terhadap kondisi perusahaan dan tidak mencerminkan semua faktor

yang mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil usaha karena tidak

dapat diukur dalam satuan nilai uang.

5. Pihak-Pihak Yang Memanfaatkan Informasi Akuntansi (Laporan Keuangan)

Informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh para pengguna laporan

keuangan sangat berbeda-beda tergantung pada jenis keputusan yang

hendak diambil. Para pengguna informasi akuntansi ini dikelompokkan ke

dalam dua kategori yaitu (Hery, 2015:2) :

a. Pihak Internal

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

24

1) Direktur dan Manajemen Keuangan

Untuk menentukan mampu tidaknya perusahaan dalam melunasi

utangnya secara tepat waktu kepada kreditor (bankir, supplier)

maka Direktur dan Manajemen Keuangan membutuhkan

informasi akuntansi mengenai besarnya uang kas yang tersedia

di perusahaan pada saat menjelang jatuh temponya pinjaman

atau utang.

2) Direktur Operasional dan Manajer Pemasaran

Untuk menentukan efektif tidaknya saluran distribusi produk

maupun aktivitas pemasaran yang telah dilakukan perusahaan

maka Direktur Operasional dan Manajer Pemasaran

membutuhkan informasi akuntansi mengenai besarnya

penjualan.

3) Manajer dan Supervisor Produksi

Manajer dan Supervisor Produksi membutuhkan informasi

akuntansi biaya untuk menentukan besarnya harga pokok

produksi, yang pada akhirnya juga sebagai dasar untuk

menetapkan harga jual perunit.

b. Pihak Esternal

1) Investor

Investor menggunakan informasi akuntansi investee (penerima

modal) untuk mengambil keputusan dalam hal membeli atau

melepas saham investasinya. Dalam hal ini investor perlu secara

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

25

cermat dan hati-hati dalam menanggapi setiap perkembangan

kondisi keuangan investee. Investor sebagai pihak luar dari

investee dapat menilai prospek terhadap dana yang akan (telah)

diinvestasikannya lewat laporan keuangan investee, apakah

menguntungkan (profitable) atau tidak.

2) Kreditor

Menggunakan informasi akuntansi dabitor untuk mengevaluasi

besarnya tingkat risiko dan pemberian kresit atau pinjaman

uang. Dalam hal ini, kreditor dapat memperkecil risiko dengan

cara mencari tahu seberapa besar tingkat bonafiditas dan

likuiditas debitor lewar laporan keuangan keuangan debitor

bersangkutan.

3) Pemerintah

Pemerintah berkepentingan terhasap laporan keuangan

perusahaan (wajib pajak) dalam hal ini perhitungan dan

penetapan besarnya pajak penghasilan yang harus disetor ke kas

negara.

4) Badan Pengawas Pasar Modal

Badan Pengawas Pasar Modal Mewajibkan Public corporation

(emiten) unuk melampirkan laporan keuangan secara rutin

kepada BAPEPAM. Dalam hal ini, pihak BAPEPAM sangat

berkepentingan terhadap kinerja keuangan emiten dengan tujuan

untuk melindungi para investor.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

26

5) Ekonom, Praktis dan Analis

Ekonom, Praktis dan Analis menggunakan informasi akuntansi

untuk memprediksi situasi perekonomian, menentukan besarnya

tingkat inflasi, pertumbuhan pendapatan nasional, dan lain

sebagainya.

C. Good Corporate Governance (GCG)

1. Pengertian Good Corporate governance (GCG)

Good Corporate Governance (GCG) muncul karena terjadi

pemisahan antara kepemilikan dengan pengendalian perusahaan, atau

sering kali dikenal dengan istilah masalah keagenan. Permasalahan

keagenan dalam hubungannya antara pemilik modal (principal)

dengan manajer (agent) adalah bagaimana sulitnya pemilik dalam

memastikan bahwa dana yang ditanamkan tidak diambil alih atau

diinvestasikan pada proyek yang tidak menguntungkan sehingga tidak

mendatangkan return (Siti, 2011:23).

Tim Good Gorporate Governance oleh Badan Pengawan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP) (2008) dalam (Alyda Noor dkk,

2015) menjelaskan Good Gorporate Governance dari segi soft

definition yg lebih mudah dimengerti, yaitu “Komitmen, peraturan

main, serta praktek pelaksanaan bisnis secara sehat dan beretika.”

Berbagai pengertian tentang Good Gorporate Governance tersebut

dapat disimpulkan bahwa Good Gorporate Governance adalah suatu

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

27

sistem pengendalian dan pengaturan organisasi yang dilakukan dengan

sebaik mungkin, berdasarkan ketentuan yg sudah disepakati, Untuk

kepentingan semua pihak yang berstatuskan dengan organisasi, baik

secara langsung ataupun tidak.

Good Corporate Governance merupakan sistem yang mengatur

dan mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai tambah (value

added) untuk semua stakeholders” (Monks, 2003) dalam (Salsabila

dan Muhamad, 2017). Corporate Governance didefiniskan oleh IICG

(Indonesian Institute of Corporate Governance) sebagai proses dan

struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan

tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka

panjang dan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain.

Menurut FCGI (2001) dalam (salsabila dan muhamaad, 2017)

pengertian Good Corporate Governance adalah seperangkat peraturan

yang mengatur hubungan pemegang saham, pengurus (pengelola)

perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para

pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan

dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu

sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan.

2. Prinsip-prinsip Good Corporate governance (GCG)

Governance merupakan proses yang dipengaruhi oleh top

management dalam menyampaikan pengarahan, dan pengawasan

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

28

terhadap pihak manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan.

Governance merupakan proses yang dipengaruhi oleh direksi dalam

menyampaikan pengarahan, dan pengawasan terhadap manajemen

dalam mencapai tujuan perusahaan. Organization for Economic Co-

operation and Development (OECD) menyatakan bahwa corporate

governance meliputi hubungan dalam manajemen antara lain direksi,

pemegang saham, dan stakeholder lainnya (Dian,2016:7-8).

Untuk mewujudkan tujuan perusahaan, maka berbagai upaya dilakukan

untuk meningkatkan kinerja berdasarkan paradigma baru perlu

ditetapkan dengan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate

governance (GCG). Prinsip-prinsip dasar Good Corporate governance

(GCG) yaitu transparency, accountability, responsibility,

independency, dan fairness (Mirawati,2012:30-31).

a. Transparansi (Transparency)

Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan

harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan

cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku

kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk

mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh

peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk

pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pihak

yang kepentingan lainnya.

b. Akuntabilitas (Accountability)

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

29

Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya

secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola

secara benar,terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan

dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan

yang berkepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang

diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

c. Responsibilitas (Responsibility)

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta

melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan

lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam

jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate

citizen.

d. Independensi (Independency)

Untuk melancarkan pelaksanaan asas Good Corporate

Governance, perusahaan harus dikelola secara independen

sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling

mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.

e. Kewajaran (Fairness)

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa

memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku

kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

30

3. Manfaat dan Tujuan Penerapan Good Corporate governance (GCG)

Esensi Corporate Governance adalah peningkatan kinerja

perusahaan melalui supervisi atau pemantauan kinerja menajemen dan

adanya akuntabilitas manajemen terhadapa share holder dan pemakai

kepentingan lainnya, berdasarkan kerangka aturan dan peraturan yang

berlaku (Tri Gunarsih, 2003)

Manfaat dari Good Corporate Governance adalah sebagai berikut

(Putu, 2017) :

a. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses

pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi

operasional perusahaan dengan lebih baik, serta lebih

meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.

b. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah

sehingga dapat lebih meningkatkan Corparate Value.

c. Mengurangi agency cost, yaitu biaya yang harus ditanggung

pemegang saham sebagai akibat pendelegasian wewenang kepada

pihak manajemen.

d. Meningkatkan nilai saham perusahaan sehingga dapat

meningkatkan citra perusahaan kepada publik lebih luas dalam

jangka panjang.

e. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan

modalnya di Indonesia

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

31

Sedangkan tujuan Good Corporate Governance (GCG) adalah sebagai

berikut:

a) Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham.

b) Melindungi hak dan kepentingan para anggota stakeholder non

pemegang saham.

c) Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham.

d) Meningkatkan effisiensi dan efektifitas kerja dewan pengurus atau

Board of Directirs dan manajemen perusahaan.

e) Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan

manajemen senior perusahaan

4. Mekanisme Good Corporate Governance (GCG)

Menurut Tri Junawatiningsih, Puji Harto (2014) mengatakan bahwa

mekanisme Good Corporate Governance (GCG) terdiri dari dua

mekanisme, yaitu:

a. Mekanisme Internal Corporate Governance

Mekanisme pengendalian yang melibatkan pihak internal

perusahaan. Pihak-pihak yang terlibat contohnya kepemilikan

saham, dewan komisaris, dewan direksi, sekertaris, karyawan, dll.

b. Mekanisme Eksternal Corporate Governance

Mekanisme eksternal corporate governance merupakan

pengendalian yang berasal dari eksternal perusahaan. pihak-pihak

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

32

eksternal yang terlibat diantaranya auditor eksternal, Institusi

keungan sebagai kreditor dalam pemberi pinjaman dana.

Menurut Pontoh et al. (2013:164) dalam (Febry, 2017) Corporate

Governance adalah serangkaian mekanisme yang dapat melindungi

pihak-pihak minoritas (outside investors/minority shareholders) dari

ekspropriasi yang dilakukan para manajer dan pemegang saham

pengendali dengan penekanan pada mekanisme legal. Mekanisme

dalam pengawasan Corporate Governance dibagi dalam dua

kelompok yaitu mekanisme internal dan eksternal. Mekanisme

internal adalah cara untuk mengendalikan perusahaan menggunakan

struktur dan proses internal seperti rapat umum pemegang saham

(RUPS), komposisi dewan direksi, komposisi dewan komisaris dan

pertemuan dengan board of director sedangkan mekanisme eksternal

adalah cara mempengaruhi perusahaan selain dengan menggunakan

mekanisme internal, seperti pengendalian oleh perusahaan dan

pengendalian pasar (Kusrinanti, 2012:17) dalam (Febry, 2017).

Dalam penelitian ini, terdapat tiga elemen dari mekanisme Corporate

Governance yang diduga memiliki pengaruh terhadap kinerja

keuangan perusahaan, yaitu:

1). Dewan Komisaris

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

33

Pembentukan dewan komisaris merupakan salah satu mekanisme

yang digunakan untuk memonitor kinerja manajer. Surat Keputusan

Direksi PT. Bursa Efek Jakarta BEJ Nomor: Kep-315/BEJ/06-2000

mengharuskan perusahaan yang terdaftar di bursa efek untuk

memiliki dewan komisaris yang memonitor perusahaan agar

tercipta Good Corporate Governance di Indonesia Secara hukum

dewan komisaris bertugas melakukan pengawasan dan memberikan

nasehat kepada direksi. Dalam melakukan pemantauan terhadap

direksi, dewan komisaris memastikan bahwa direksi telah

menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja

audit intern Bank (SKAI), auditor eksternal, hasil pengawasan

Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain. Dewan

Komisaris dalam melaksanakan tugasnya harus mampu mengawasi

dipenuhinya kepentingan semua stakeholders berdasarkan azas

kesetaraan, serta mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi

pelaksanaan kebijakan strategis perusahaan ( Andri Vino, 2015).

Tugas dewan komisaris adalah mengawasi tindak tanduk direksi

dalam menjalankan perusahaannya. Untuk menjamin kelancaran

perusahaan, dalam melaksanakan tugasnya direksi mengangkat

beberapa orang manajer. (Kurniati,2015:173)

Dewan komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan

bertanggungjawab untuk melakukan pengawasan dan memberi

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

34

nasihat kepada dewan direksi serta memastikan bahwa perusahaan

melaksanakan Good Corporate Governance. Dewan komisaris

merupakan salah satu fungsi kontrol yang terdapat dalam suatu

perusahaan. Fungsi kontrol yang dilakukanoleh Dewan komisaris

merupakan salah satu bentuk praktis dari teori agensi. Di dalam

suatu perusahaan, Dewan komisaris mewakili mekanisme internal

utama untuk melaksanakan fungsi pengawasan dari principal dan

mengontrol perilaku oportunis manajemen. Dewan komisaris

menjebatani kepentingan principal dan manajer di dalam

perusahaan (Sukandar, 2014).

2). Dewan Direksi

Dewan direksi merupakan pihak dalam suatu entitas

perusahaan yang bertugas melakukan melaksanakan operasi dan

kepengurusan perusahaan. Anggota dewan direksi diangkat oleh

RUPS. Dewan direksi bertanggung jawab penuh atas segala bentuk

operasional dan kepengurusan perusahaan dalam rangka

melaksanakan kepentingan-kepentingan dalam pencapaian tujuan

perusahaan. Dewan direksi juga bertanggung jawab terhadap

urusan perusahaan dengan pihak-pihak eksternal seperti pemasok,

konsumen, regulator dan pihak legal. Dengan peran yang begitu

besar dalam pengelolaan perusahaan ini, direksi pada dasarnya

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

35

memiliki hak pengendalian yang signifikan dalam pengelolaan

sumber daya perusahaan dan dana dari investor (Sukandar, 2014).

Dalam rangka pemantauan terhadap pengendalian internal

bank, direksi mempunyai tanggung jawab menetapkan kebijakan,

strategi serta prosedur pengendalian intern; melaksanakan

kebijakan dan strategi yang telah disetujui oleh dewan komisaris;

memelihara suatu struktur organisasi; memastikan bahwa

pendelegasian wewenang berjalan secara efektif yang didukung

oleh penerapan akuntabilitas yang konsisten dan memantau

kecukupan dan efektivitas dari sistem pengendalian intern. Untuk

memantau serta memastikan sistem pengendalian internal berjalan

efektif, direksi melakukan langkahlangkah,antara lain ( Andri Vino,

2015). :

a) Menugaskan para manajer atau pejabat dan staf yang

bertanggungjawab dalam kegiatan atau fungsi tertentu untuk

menyusun kebijakan dan prosedur pengendalian intern

terhadap kegiatan operasional serta kecukupan organisasi

b) Melakukan pengendalian yang efektif untuk memastikan bahwa

para manajer atau pejabat dan pegawai telah mengembangkan

dan melaksanakan kebijakan dan prosedur yang telah

ditetapkan

c) Mendokumentasikan dan mensosialisasikan struktur organisasi

yang secara jelas menggambarkan jalur kewenangan dan

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

36

tanggung jawab pelaporan serta menyelenggarakan suatu

sistem komunikasi yang efektif kepada seluruh jenjang

organisasi Perusahaan

d) Mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan

bahwa kegiatan fungsi pengendalian intern telah

dilaksanakan oleh manajer atau pejabat dan pegawai yang

memiliki pengalaman dan kemampuan yang memadai

e) Melaksanakan secara efektif langkah perbaikan atau

rekomendasi dari auditor intern dan atau auditor ekstern,

antara lain dengan cara menugaskan pegawai yang

bertanggungjawab untuk melaksanakannya.

3). Komite Audit

Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris

perusahaan tercatat, yang anggotanya diangkat dan diberhentikan

oleh dewan komisaris untuk membantu melakukan pemeriksaan

atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi

direksi dalam mengelola perusahaan tercatat. Keanggotaan komite

audit sekurang-kurangnya terdiri dari tiga orang, dimana seorang

diantaranya merupakan komisaris independen perusahaan tercatat

yang sekaligus merangkap sebagai ketua komite audit , sedangkan

dua anggota lainnya merupakan pihak eksternal yang independen,

dan salah satu diantaranya harus memiliki kemampuan dibidang

akuntansi dan/atau keuangan (Mohamad Samsul,2006:72-73).

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

37

Komite audit bertugas memberikan pendapat profesional yang

independen kepada komisaris mengenai laporan atau hal-hal yang

disampaikan oleh direksi kepada dewan komisaris, serta

mengindetifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian dewan

komisaris, yang meliputi:

a) Menelaah informasi keuangan yang akan dikeluarkan oleh

perusahaan seperti laporan keuangan serta proyeksi dan

informasi keuangan lainnya.

b) Menelaah independendi dan objektivitas akuntan publik.

c) Menelah kecukupan pemeriksaan yang dilakukan oleh

akuntan publik untuk memastikan semua risiko yang

penting telah dipertimbangkan.

d) Menelaah efektifitas pengedalian internal perusahaan

e) Menelaah tingkat kepatuhan perusahaan tercatat terhadap

peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan

peraturan perundangan lainnya yang berhubungan dengan

kegiatan perusahaan.

f) Melakukan pemeriksaan terhadap dugaan adanya

kesalahan dalam keputusan rapat direksi ataupenyimpanan

dalam pelaksanaan keputusan rapat direksi. Pemeriksaan

tersebut dapat dilakukan oleh komite audit atau pihak

independen yang ditunjuk oleh komite audit atas biaya

perusahaan yang bersangkutan

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

38

D. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan perusahaan adalah hasil banyak keputusan individual

yang dibuat secara terus-menerus oleh manajemen. Oleh karena itu dalam

menilai kinerja keuangan perusahaan diperlukan analisis dampak keuangan

kumulatif dan ekonomi dari keputusan dan mempertimbangkannya dengan

menggunakan ukuran komparatif. Kinerja keuangan adalah salah satu faktor

yang menunjukkan efektivitas dan efisiensi suatu organisasi dalam

pencapaian tujuan. Efektivitas diukur melalui kemampuan manajemen

untuk memilih suatu alat yang tepat untuk mencapai tujuan. Efisien dapat

diartikan sebagai perbandingan antara masukan dan keluaran ( Hastuti,

2005).

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat

sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dan meng-gunakan

sumber daya keuangan yang ada dengan baik dan benar. Pengendalian yang

dilakukan oleh manajemen perusahaan dapat berupa penilaian kinerja atau

prestasi seorang manajer dengan menilai atau membandingkan data

keuangan perusa-haan dalam periode berjalan (Monica Weni, 2017).

Penilaian kinerja keuangan adalah penentuan secara periodik

efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan

berdasarkan sasaran, standar dan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya.

Penilaian kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari segi analisis

laporan keuangan dan dari segi perubahan harga saham. Tujuan dari

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

39

penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai

sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah

ditetapkan sebelumnya agar memperoleh tindakan dan hasil yang

diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau

rencana formal yang dituangkan dalam anggaran (Siti, 2011:16).

Dalam mengelola perusahaan, akan jauh lebih baik jika lebih baik jika

mengetahui keadaan faktual (sebenarnya) perusahaan. Keadaan ini

mencakup kesehatan keuangan perusahaan, masalah-masalah yang sedang

dihadapi dan peyebab-penyebabnya, serta hal-hal lain yang berhubungan

dengan perusahaan. Pengetahuan yang baik tentang hal tersebut akan dapat

meningkatkan mutu atau efektivitas manajemen, baik pada tahap

perencanaan, pelaksanaan, pengarahan, maupun pengedalian. Salah satu

cara untuk mendeteksi kesehatan suatu perusahaan dan masalah-masalah

yang sedang dihadapi adalah melalui analisis rasio-rasio keuangannya.

Analisis rasio adalah cara menganalisis dengan menggunakan perhitungan-

perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditunjukan dalam

neraca atau laporan laba rugi perusahaan (Kuswadi, 2008:2).

Analisis kinerja keuangan diperlukan oleh manejemen perusahaan,

kereditor dan para investor. Jenis rasio yang sudah biasa dipergunakan

dalam dunia bisnis adalah sebagai berikut (Arief dan Edi, 2008)

1. Rasio Likuiditas (liquidity ratio)

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

40

Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio Likuiditas terdiri atas :

a. Current Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktiva lancar

perusahaan digunakan untuk melunasi hutang (kewajiban) lancar yang akan

jatuh tempo atau segera dibayar. Current Ration biasa digunakan untuk

mengukur solvensi

jangka pendek.

b. Quick Ratio (acid test ratio)

Pos persediaan tidak dihitung dalam rasio in karena persediaan

merupakan pos yang paling tidak likuid dalam aktiva lancar

mengingat panjangnya tahap yang dilalui untuk menjadi kas

s

a. Cash Ratio

Rasio ini merupakan perbandingan antara kas yang ada diperusahaan

cash on hand dan di bank (termasuk surat berharga seperti deposito)

dibandingkan dengan total hutang lancar. Rasio ini menunjukkan

Total Aktiva Lancar

Total Kewajiban Lancar Current Ratio

C

u

r

r

e

n

t

R

a

t

i

o

=

Quick Ratio

C

u

r

r

e

n

t

R

a

t

Total Aktiva Lancar - Persediaan

Current Ratio

Total Kewajiban Lancar

Current

Ratio

=

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

41

kemampuan kas perusahaan untuk melunasi hutang lancarnya tanpa harus

mengubah aktiva lancar bukan kas (piutang dan pesediaan) menjadi kas.

b. Cash Flow Liquidity Ratio

Pendekatan lain dalam mengukur likuiditas perusahaan adalah dengan

cash flow liquidity ratio karena penggunaan pembilang adalah merupakan

kas dan setara kas serta diikut sertakan adalah arus kas dari hasil operasi

perusahaan.

Perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas rendah belum dapat

dikategorikan mempunyai kinerja yang kurang bagus. Namun kita harus

memahami terlebih dahulu mengenai kaakteristik industri perusahaan

tersebut.

2. Rasio Solvabilitas (leverage)

Kas

Current

Ratio

Total Kewajiban Lancar

Current

Ratio

Cash Ratio =

C

u

r

r

e

n

t

R

a

t

i

o

Cash flow liquidity ratio =

Current

Ratio

Kas + Surat Berharga + CF from Operation

Current Ratio

Total Kewajiban Lancar

Current

Ratio

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

42

Rasio ini bertujuan untuk menganalisa pembelanjaan yang dilakukan

berupa komposisi hutang dan modal serta kemampuan perusahaan untuk

membayar bunga dan beban tetap lainnya. Rasio Solvabilitas terdiri atas :

a. Debt Ratio

Rasio ini membandingkan antara total hutang dan total aktiva. Para

kreditur menginginkan debt ratio yang rendah karena semakin tinggi rasio

ini maka semakin besar resiko para kreditur.

b. Financial Ratio

Rasio ini menunjukkan perbandingan hutang dan modal serta

merupakan salah satu rasio yang penting karena berkaitan dengan masalah

treding on equity, yang dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif

terhadap retabilitas modal sendiri dari perusahaan tersebut.

c. Fixed Charge Coverage Ratio

Rasio ini melihat sampai seberapa jauh laba usaha perusahaan sebelum

dikurangi bunga pinjaman dan pajak (EBIT) dan pembayaran sewa guna

Debt Ratio =

Total Kewajiban

Total aktiva

Financial Ratio = Total Kewajiban

Biaya Bunga

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

43

usaha (lessing) dapat diandalkan untuk membayar kewajiban finansial

berupa biaya bunga dan pembayaran leasing.

d. Cash Flow Coverage

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajibannya berupa bunga dan pembayaran cicilan hutang baik berupa

hutang bank maupun leasing.

3. Rasio Aktivitas (activity ratio)

Rasio ini menggambarkan tingkat pendayagunaan dari harta atau

sarana modal yang dimiliki perusahaan atau dengan kata lain bertujuan

untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mengoperasikan dana. Rasio

ini adalah sebagai berikut :

a. Rasio perputaran persediaan (inventory turn over)

Rasio ini menunjukkan berapa kali persediaan dapat berputar dalam

setahun. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan, maka semakin cepat

dana yang tertanam dalam persediaan berputar kembali menjadi uang kas.

Fixed Charge Coverage =

Laba Operasi + Pembayaran Leasing

Biaya Bunga + Pembayaran Leasing

Cash Flow

Coverage

Cash In Flow

Beban Tetap +

Pembayaran

Leasing

Deviden Preferen

Pembayaran

Leasing (1-Tax)

=

Angsuran Pinjaman

Pembayaran

Leasing (1-Tax)

+

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

44

b. Inventory days in hand

Rasio ini menunjukkan berapa lamanya persediaan disimpan

sebelum dijual.

c. Rata-rata pencairan piutang (account receivable turn over)

Rasio rata-rata pencairan piutang menunjukkan berapa kali piutang

usaha dapat berputar dalam setahun.

d. Account receivable in days (average collection period)

Rasio hari rata-rata pengumpulan piutang menunjukan berapa lama

piutang usaha dapat tertagih.

e. Perputaran hutang dagang (account payable tumover)

Inventory Days In Hand=

Harga Pokok Persediaan

Persediaan Inventory Turn Over =

360

Inventory Turn Over

Account receivable Turn Over =

Penjualan Bersih

Piutang Usaha

Account Receivable In Days = 360

Account Receivable turn over

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

45

Rasio perputaran menunjukkan berapa kali hutang usaha dapat

berputar dalam setahun.

Atau

f. Account Payable In Days

Rasio ini menunjukan berapa lama hutang usaha dilunasi oleh

perusahaan.

g. Working capital turnover

Rasio ini menunjukan kemampuan modal kerja berputar dalam satu

siklus kas (cash cycle) dari perusahaan.

h. Asset Turn Over

Account Payable Turn Over = Harga Pokok Penjualan

Hutang Usaha

Account Payable Turn Over = Jumlah Pembelian

Hutang usaha

Account Payable In Days= 360

Account Payable Turn Over

Working Capital Turn Over = Aktiva Lancar – Hutang Lancar

Penjualan Bersih

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

46

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggelola

aset atau investasi untuk menghasilkan penjualan.

i. Net fixed asset turn over

Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam mengelola

seluruh aktiva tetap bersih untuk menghasilkan penjualan.

4. Rasio Profitabilitas (profitability ratio)

Rasio profitabilitas bertujuan untuk mengukur efektivitas manajemen

yang tercermin pada imbalan atas hasi investasi melalui kegiatan perusahaan

atau dengan kata lain mengukur kinerja perusahaan secara keseuruhan dan

efisiensi dalam mengelolaan kewajiban dan modal.

a. Gross profit margin

Rasio ini menunjukkan berapa besar keuntungan kotor yang

deperoleh dari menjual produk.

Asset Turn Over = Penjualan Bersih

Total Aktiva

Net Fixed Asset Turn Over =

Total Aktiva Tetap (net)

Penjualan Bersih

Gross Profit Margin =

Penjualan

Laba Kotor

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

47

b. Net profit margin atau return on sales (ROS)

Rasio net profit margin menunjukkan berapa besar keuntungan bersih

yang diperoleh perusahaan. Jika profit margin perusahaan lebih rendah dari

rata-rata industrinya, maka hal ini dapat disebabkan oleh harga jual

perusahaan lebih rendah dari pada perusahaan pesaing atau harga pokok

penjualan lebih rendah dari pada perusahaan pesaing atau harga pokok

penjualan lebih tinggi dari perusahaan pesaing, ataupun kedua-duanya.

c. Cash flow margin

Cash flow margin adalah persentase aliran kas dari hasil operasi

terhadap penjuannya. Cash flow margin mengukur kemampuan

perusahaan untuk merubah penjualan menjadi aliran kas

d. Return on asset (ROA) atau return on investment (ROI)

Rasio return on asset mengukur tingkat pengembalian dari

bisnis atas seluruh asset yang ada. Atau rasio ini menggambarkan

efisiensi pada dana yang digunakan dalam perusahan, oleh karena itu

sering pula rasio ini disebut return on investment

Net Profit Margin =

Laba Bersih

Penjualan Bersih

Cash Flow Margin =

Arus Kas Hasil Operasi

Penjualan Bersih

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

48

Penilaian kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-

rasio keuangan. Rasio-rasio ini digunakan untuk memberikan indikasi

apakah manajemen untuk mengenai penilaian investor terhadap kinerja

perusahaan dan prospek dimasa yang akan datang. Rasio yang umum dan

sering digunakan dalam menilai kinerja keuangan yatiu Tobin’s Q.

Rasio Tobin”s Q dinilai sebagai salah satu rasio yang memberikan

informasi yang terbaik . Tobin’s Q digunakan sebagai ukuran penelitian

pasar (Klapper dan Love, 2002). Nama Tobin’s Q berasal dari James Tobin

dari Yale University setelah dia memperoleh hadiah nobel Faktor-faktor

Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan.

E. Tobin’s Q

Tobin’s Q adalah indikator untuk mengukur kinerja perusahaan,

khususnya tentang nilai perusahaan, yang menunjukkan suatu proforma

manajemen dalam mengelola aktiva perusahaan. Nilai Tobin”s Q

menggambarkan suatu kondisi peluang investasi yang dimiliki perusahaan

(Lang, et al 1989) dalam (Putu,2017) atau pontensi pertumbuhan perubahan

perusahaan (Tobin & Brainard,1968; Tobin, 1969) dalam (Putu,2017). Nilai

Tobin’q dihasilkan dari penjumlahan nilai pasar saham (market value of all

outstanding stock) dan nilai pasar hutang (market value of all debt)

Return On Asset = Laba Bersih

Total Aktiva

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

49

dibandingkan dengan nilai seluruh modal yang ditempatkan dalam aktiva

produksi (replacement value of all production capacity), maka Tobin’s Q

dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu dari sisi potensi

nilai pasar suatu perusahaan.

Semakin besar nilai rasio Tobin’s Q menunjukkan bahwa

perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik dan memiliki

intangible asset (aktiva tidak berwujud) yang semakin besar. Hal ini bisa

terjadi karena semakin besar nilai pasar aset perusahaan, semakin besar

kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk

memiliki perusahaan tersebut. (Sukamulja,2004) dalam (Sri murni, 2011)

menyebutkan bahwa perusahaan dengan nilai Tobin’s Q yang tinggi

biasanya memiliki brand image perusahaan yang sangat kuat, sedangkan

perusahaan yang memiliki nilai Tobin’s Q yang rendah umumnya berada

pada industri yang sangat kompetitif atau industri yang mulai mengecil.

Rumus Tobin’s Q

Keterangan :

(MVE + DEBT)

TA

Tobin’s Q =

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

50

MVE : harga penutupan saham diakhir tahun buku x banyaknya

saham biasa yang beredar

DEBT : (utang lancar – aktiva lancar) + nilai buku sediaan + utang

jangka panjang

TA : total aktiva

F. Penelitian Terdahulu

Good Corporata Governance (GCG) sebelumnya sudah banyak peneliti

yang meneliti, khusus penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Sri Murni Mulyati (2011) meneliti pengaruh penerapan Good Corporate

Governance terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini

dilakukan di perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2007-2009. Data yang digunakan adalah data

sekunder yang diperoleh dari laporan tahunan melalui website Bursa Efek

Indonesia (BEI). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah kinerja

keuangan dengan indikator pengukuran Tobin’s Q dan variabel inpendent

adalah kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris

independen dan komite Audit . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

ada hubungan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial,

komisaris independen dan komite audit terhadap kinerja keuangan

perusahaan. Kepemilikan institusional tidak mempengaruhi kinerja

keuangan perusahaan. kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

51

signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. komisaris independen

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Dan terakhir Komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja keuangan perusahaan.

2. Melia Agustina Tertius dan Yulius Jogi Christiawan (2015) meneliti

Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan pada

Sektor Keuangan. Penelitian ini akan menguji pengaruh good corporate

governance yang diproksikan dengan dewan komisaris, komisaris

independen, dan kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan.

Penelitian ini menggunakan para-digma kuantitatif. Untuk menguji

hipotesis meng-gunakan analisis regresi linier berganda. Kinerja

perusahaan diukur dengan menggunakan ROA sebagai ukuran

profitability. Penelitian ini menggunakan populasi dari perusahaan sektor

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Perusahaan sektor

keuangan tersebut dipilih sebagai sampel penelitian dikarenakan memiliki

peranan penting dalam perekonomian Indonesia dan mengelola dana

masyarakat. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2011-2013. Dari tahun

pengamatan, perusahaan sektor keuangan yang digunakan dalam

penelitian ini berjumlah 74 perusahaan. Sebanyak 12 per-usahaan tidak

dapat digunakan dikarenakan ketidak ketersediaan data yang diperlukan

dalam penelitian ini sehingga jumlah akhir yang diperoleh sebanyak 62

sampel. Hasil penelitian ini adalah komisaris independen, dan kepemilikan

manajerial dengan variabel kontrol ukuran perusahaan secara bersama-

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

52

sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu

ROA. Secara individual, dewan komisaris dan kepemilikan manajerial

tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Semakin besar dewan

komisaris dan kepemilikan manajerial maka tidak mempengaruhi jumlah

ROA yang dihasilkan. Sedangkan, komisaris independen dan ukuran

perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Semakin besar

komisaris independen dan ukuran perusahaan, maka ROA yang dihasilkan

semakin kecil atau menurun.

3. Zefanya Gwenda dan Juniarti (2013) meneliti Pengaruh Penerapan Good

Corporate Governance (GCG) Pada Variabel Share Ownership, Debt

Ratio, dan Sektor Industri Terhadap Nilai Perusahaan. Penelitian ini juga

melibatkan variabel kontrol yaitu share ownership, debt ratio, dan sektor

industri. Penelitian ini dilakukan dalam semua sektor industri yang tercatat

dalam BEI (Bursa Efek Indonesia). Good Corporate Governance dihitung

menggunakan Good Corporate Governance Score dengan kriteria-kriteria

tertentu. Nilai Perusahaan dihitung menggunakan Tobins’Q. Kemudian

data-data yang sudah ada diolah menggunakan SPSS 20. Penelitian ini

menggunakan uji asumsi klasik atau regresi linear berganda. Dan hasil

penelitian ini adalah penerapan Good Corporate Governance pada

variabel share ownership, debt ratio, dan sektor industri berpengaruh

terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode purposive

sampling dimana terdapat 31 perusahaan yang menjadi sampel. Hasil

penelitian ini adalah adanya pengaruh penerapan Good Corporate

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

53

Governance score, share ownership, debt ratio, dan sektor industri

berpengaruh terhadap nilai perusahaan maka didapatkan kesimpulan

adalah Good Corporate Governance score berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan, share ownership mempengaruhi nilai perusahaan, debt

Ratio berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, dan tidak semua

sektor industri mampu mempengaruhi nilai perusahaan, dalam penelitian

ini hanya sektor industri infrastruktur yang mempengaruhi nilai

perusahaan.

4. Febry Anggriani (2017) meneliti pengaruh mekanisme corporate

governance dan kinerja keuangan terhadap financial reporting lag.

Penelitian menguji pengaruh mekanisme corporate governance dan

kinerja keuangan terhadap jeda waktu publikasi laporan keuangan

(financial reporting lag) pada semua sektor perusahaan yang tercatat di

Bursa Efek Indonesia periode 2012–2014. Sampel menggunakan metode

stratified random sampling dengan teknik pengambilan sebesar 25%

perusahaan yang go public, dengan jumlah observasi sebanyak 269

laporan keuangan tahunan dari sektor perusahaan yang menerbitkan

laporan yang diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia

(www.idx.co.id). Pengujian ini menggunakan teknik analisis regresi

berganda dengan alat bantu SPSS (Statistical Package for Sosial Science)

versi 18, dengan variabel independen yaitu komisaris independen,

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran komite audit,

rapat komite audit, profitabilitas, leverage keuangan dan likuiditas

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

54

terhadap variabel dependen yaitu jeda waktu publikasi laporan keuangan

(financial reporting lag). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran

komite audit, rapat komite audit, profitabilitas, leverage keuangan dan

likuiditas berpengaruh negatif terhadap jeda waktu publikasi laporan

keuangan (financial reporting lag) sedangkan komisaris independen,

kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh

terhadap jeda waktu publikasi (financial reporting lag), dengan kontribusi

nilai adjusted R square sebesar 57,3%.

5. Salsabila Sarafina dan Muhammad Saifi (2017) meneliti pengaruh Good

Corporate Governance terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan.

Penelitian ini dilakukan pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015. Penelitian ini

menganilisis dan menjelaskan pengaruh simultan dan dominan Good

Corporate Governance yang terdiri dari variabel Dewan Komisaris

Independen dan Komite Audit terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai

Perusahaan yang dihitung menggunakan Return On Assets dan Tobins’Q.

Hasil pengujian hipotesis pertama diketahui F.sig α (0,000) < 0,05

menunjukkan ada pengaruh signifikan secara simultan dari variabel

Dewan Komisaris Independen dan Komite Audit terhadap Kinerja

Keuangan. Hasil pengujian hipotesis kedua diketahui F.sig α (0,000) <

0,05 menunjukkan ada pengaruh signifikan secara simultan darivariabel

Dewan Komisaris Independen dan Komite Audit terhadap Nilai

Perusahaan. Secara parsial masing-masing variabel Good Corporate

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

55

Governance berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai

Perusahaan. Nilai Adjusted R Square Good Corporate Governance

terhadap Kinerja Keuangan adalah sebesar 40,2% sedangkan 59,8%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Nilai Adjusted R Square Good Corporate Governance terhadap Nilai

Perusahaan adalah sebesar 51,8% sedangkan 48,2% dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

6. Angrum Pratiwi (2016) meneliti Pengaruh Kualitas Penerapan Good

Corporate Governance (GCG) terhadap Kinerja Keuangan pada Bank

Umum Syariah di Indonesia (Periode 2010-2015). Populasi dalam

penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang beroperasi dalam kurun

waktu tahun 2010 sampai 2015. Hasil dari peneitian ini adalah kualitas

penerapan Good Corporate berpengaruh positif signifikan terhadap CAR,

kualitas penerapan Good Corporate berpengaruh positif signifikan

terhadap NPF, kualitas penerapan Good Corporate berpengaruh negatif

signifikan terhadap ROA, kualitas penerapan Good Corporate

berpengaruh negatif signifikan terhadap ROE, kualitas penerapan Good

Corporate tidak berpengaruh terhadap NIM, kualitas penerapan Good

Corporate tidak berpengaruh terhadap FDR, dan kualitas penerapan Good

Corporate berpengaruh positif signifikan terhadap BOPO.

7. Jayanti Ike Febriani, Mochammad Al Musadieq dan Tri Wulida Afrianty

(2016) meneliti pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja.

Penelitian ini mengkaji pengaruh dari Good Corporate Governance

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

56

(GCG) terhadap kinerja karyawan PT Pos Indonesia (Persero) Tuban,

Jawa Timur. Good Corporate Governance diukur dari segi keadilan,

transparansi, akuntabilitas dan tanggung jawab. Lima hipotesis

diformulasikan terkait dengan tujuan penelitian ini. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan

menggunakan 64 kuesioner dengan tingkat tanggapan 100%. Variabel

dependent dalam peneitian ini yaitu fairness, transparancy, accountability

dan responsibility dan variabel independent adalah kinerja karyawan.

Hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan prinsip-prinsip pada Good

Corporate Governance yaitu berupa prinsip fairness, transparancy,

accountability dan responsibilty baik dan tepat penerapanya dan masing-

masing variabel (fairness, transparancy, accountability dan responsibilty)

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

8. Andri Veno (2015) meneliti pengaruh Good Corporate Governance

terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur go public.

Jumlah perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada tahun 2011-2013 sebanyak 48 perusahaan. penelitian dengan tahun

pengamatan selama 3 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang berpengaruh signifikan terhadap nilai Return on Equity

(ROE). Direksi, Komisaris Independent , Dewan Komisaris dan Komite

Audit berpengaruh signifikan terhadap terhadap Return on Equity (ROE).

9. Andina Nur Fathonah (2016) meneliti pengaruh penerapan Good

Corporate Governance terhadap financial distress. Tujuan dari penelitian

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

57

ini adalah untuk mengetahui pengaruh Good Corporate Governance

terhadap financial distress pada perusahaan-perusahaan sektor property,

real estate dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

pada tahun 2013. Pada penelitian ini konsep Good Corporate Governance

diproksikan menggunakan indikator kepemilikan institusional,

kepemilikan manajerial, komposisi dewan komisaris independen dan

komite audit. Sample dipilih secara purposive dan data yang diperoleh

dianalisis menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa komposisi dewan komisaris independen secara signifikan

berpengaruh negatif terhadap financial distress. Sementara kepemilikan

institusional, kepemilikan manajerial dan komite audit, secara berturut-

turut, berpengaruh negatif, positif dan positif terhadap financial distress,

namun tidak signifikan.

10. Saiful Amri, Andi Tri Haryono dan M Mukery Warso meneliti pengaruh

Good Corporate Governance terhadap kinerja karyawan PT Aditec

Cakrawiyasa Semarang. Perusahaan yang mampu bersaing dan memiliki

kinerja organisasi yang baik dapat diwujudkan dengan

mengimplementasikan good corporate governance. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja

karyawan PT Aditec Cakrawiyasa Semarang. Populasi dalam penelitian ini

adalah karyawan PT Aditec Cakrawiyasa Semarang dengan sampel 40

orang menggunakan teknik sensus sampling. Analisis data yang digunakan

uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi sederhana

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

58

dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh positif dari variabel

variabel Good Corporate Governance terhadap kinerja dengan nilai

koefisien regresi sebesar 0,892, dengan nilai thitung (8,185) >ttabel

(1,686).

G. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori dan beberapa penelitian terdahulu,

maka peneliti menetapkan faktor-faktor coorporate governance dalam hal

ini dapat dilihat dari mekanisme internal, seperti Dewan Komisaris,

Dewan Direksi dan komite audit yang mempengaruhi kinerja keuangan

perusahaan. Kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Tobin’s .

Page 48: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

59

Berikut adalah kerangka pemikiran penelitian ini :

Gambar 2.1

Model Kerangka Pemikiran

Sumber : Diolah Sendiri (2018)

𝐻1

Ukuran Dewan

Komisaris

Ukuran Dewan Direksi

Ukuran Komite Audit

Kinerja

Keuangan 𝐻2

Variabel Independent :

Good Corporate

Governance

𝐻3

𝐻4

𝐻4

Page 49: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

60

Keterangan :

= Pengaruh simultan variabel independen terhadap Kinerja

Perusahaan.

= Pengaruh individual masing-masing variabel independen

terhadap Kinerja Perusahaan.

H. Hipotesis

1. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan (Tobin’s Q)

Dewan komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan

bertanggungjawab untuk melakukan pengawasan dan memberi nasihat

kepada dewan direksi serta memastikan bahwa perusahaan

melaksanakan Good Corporate Governance. Dewan komisaris

merupakan salah satu fungsi kontrol yang terdapat dalam suatu

perusahaan. Fungsi kontrol yang dilakukanoleh Dewan komisaris

merupakan salah satu bentuk praktis dari teori agensi. Di dalam suatu

perusahaan, Dewan komisaris mewakili mekanisme internal utama

untuk melaksanakan fungsi pengawasan dari principal dan mengontrol

perilaku oportunis manajemen. Dewan komisaris menjebatani

kepentingan principal danmanajer di dalam perusahaan (Sukandar,

2014)

Page 50: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

61

Andri Veno (2015) meneliti pengaruh Good Corporate Governance

terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur go public.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Direksi, Komisaris Independent ,

Dewan Komisaris dan Komite Audit berpengaruh signifikan terhadap

terhadap Return on Equity (ROE). Berdasarkan uraian tersebut,

hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1 : Ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap

kinerja keuangan perusahaan (Tobin’s Q)

2. Pengaruh Ukuran Dewan Direksi Terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan (Tobin’s Q)

Dewan direksi merupakan pihak dalam suatu entitas perusahaan

yang bertugas melakukan melaksanakan operasi dan kepengurusan

perusahaan. Anggota dewan direksi diangkat oleh RUPS. Dewan

direksi bertanggung jawab penuh atas segala bentuk operasional dan

kepengurusan perusahaan dalam rangka melaksanakan kepentingan-

kepentingan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dewan direksi juga

bertanggung jawab terhadap urusan perusahaan dengan pihak-pihak

eksternal seperti pemasok, konsumen, regulator dan pihak legal.

Dengan peran yang begitu besar dalam pengelolaan perusahaan ini,

direksi pada dasarnya memiliki hak pengendalian yang signifikan

Page 51: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

62

dalam pengelolaan sumber daya perusahaan dan dana dari investor

(Sukandar, 2014).

Dalam penelitian Tria Syafitri, dkk (2018) tentang pengaruh Good

Corporate Governance terhadap nilai perusahaan menunjukkan bahwa

dewan direksi memberikan pengaruh yag signifikan terhadap nilai

perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis dalam penelitian ini

adalah :

H2 : Ukuran dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan perusahaan (Tobin’s Q)

3. Pengaruh Ukuran Komite Audit Terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan (Tobin’s Q)

Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris

perusahaan tercatat, yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh

dewan komisaris untuk membantu melakukan pemeriksaan atau

penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi

dalam mengelola perusahaan tercatat. Keanggotaan komite audit

sekurang-kurangnya terdiri dari tiga orang, dimana seorang

diantaranya merupakan komisaris independen perusahaan tercatat yang

sekaligus merangkap sebagai ketua komite audit , sedangkan dua

anggota lainnya merupakan pihak eksternal yang independen, dan

Page 52: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

63

salah satu diantaranya harus memiliki kemampuan dibidang akuntansi

dan/atau keuangan (Mohamad Samsul,2006:72-73).

Salsabila Sarafina dan Muhammad Saifi (2017) dalam pengaruh

Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan dan nilai

perusahaan. Menyatakan bahwa Komite audit berpengaruh signifikan

terhadap kinerja keuangan.

Dalam penelitan Sri Murni Mulyati (2011) tentang penerapan

Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Menunjukkan bahwa ada hubungan kepemilikan institusional,

kepemilikan manajerial, komisaris independen dan komite audit

terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut,

hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H3 : Ukuran komite audit berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan perusahaan (Tobin’s Q)

4. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Dewan Direksi Dan Komite

Audit Berpengaruh Signifikan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

(Tobin’s Q)

Dalam penelitian Sulistyowati (2017) tentang pengaruh Good

Corporate Governance terhadap kinerja keuangan pada perusahaan

perbankan menunjukan bahwa Dewan Direksi dan Dewan Komisaris

Page 53: BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/3343/3/BAB II.pdf · 2018. 8. 18. · 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Teori keagenan ini muncul ketika

64

berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Akan tetapi

Komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan, karena

komite audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memonitor

proses pelaporan keuangan oleh manajemen untuk meningkatkan

kredibilitas laporan keuangan.

Inge Andhitya Rahmawati (2017) meneliti pengaruh dewan

direksi, dewan komisaris, komite audit dan corporate social

responsibility terhadap kinerja keuangan perusahaan menunjukkan

bahwa secara simultan variabel dewan direksi, dewan komisaris,

komite audit dan Corporate Social Responsibiity (CSR) berpengaruh

terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan return

on assets (ROA) Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis dalam

penelitian ini adalah :

H4 :Ukuran dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit

berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan (Tobin’s

Q)