bab ii landasan teori a. bullying - abstrak.uns.ac.id · landasan teori a. bullying 1. pengertian...

38
13 BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya (Smith et al., 2002). Dalam bahasa Indonesia, bullying disebut "perisakan", yang berasal dari kata risak. Risak sendiri berarti mengusik, mengganggu secara terus menerus dengan berbagai olok-olokan (Depdiknas, 2008:1213). Namun, istilah tersebut masih belum familiar dan jarang digunakan masyarakat. Heinemann adalah orang yang pertama kali menulis tentang fenomena bullying (Smith et al., 2002). Heinemann menggunakan istilah mobbningyang mengacu pada kekerasan kelompok terhadap individu yang menyimpang yang terjadi secara tiba-tiba dan mereda tiba-tiba. Sama halnya dengan istilah mobbingdi Inggris dan Jerman, istilah ini sebatas untuk tindakan yang dilakukan oleh kelompok terhadap seseorang. Olweus (dalam Smith et al., 2002) pada awalnya juga menggunakan istilah tersebut, namun kemudian definisinya diperluas meliputi serangan antara satu orang terhadap orang lain secara sistematis dari anak yang lebih kuat terhadap yang lemah. Masalah bullying telah dikenal sejak lama, namun baru dijadikan sebagai objek penelitian yang sistematis oleh Dan Olweus pada awal tahun 1970an (Olweus, 1994). Olweus kemudian diakui sebagai pelopor dari penelitian tentang bullying yang terkemuka di dunia. Selama kurang lebih 40 tahun Dan

Upload: hadiep

Post on 25-Aug-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bullying

1. Pengertian Bullying

Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya

(Smith et al., 2002). Dalam bahasa Indonesia, bullying disebut "perisakan",

yang berasal dari kata risak. Risak sendiri berarti mengusik, mengganggu

secara terus menerus dengan berbagai olok-olokan (Depdiknas, 2008:1213).

Namun, istilah tersebut masih belum familiar dan jarang digunakan

masyarakat. Heinemann adalah orang yang pertama kali menulis tentang

fenomena bullying (Smith et al., 2002). Heinemann menggunakan istilah

“mobbning” yang mengacu pada kekerasan kelompok terhadap individu yang

menyimpang yang terjadi secara tiba-tiba dan mereda tiba-tiba. Sama halnya

dengan istilah “mobbing” di Inggris dan Jerman, istilah ini sebatas untuk

tindakan yang dilakukan oleh kelompok terhadap seseorang. Olweus (dalam

Smith et al., 2002) pada awalnya juga menggunakan istilah tersebut, namun

kemudian definisinya diperluas meliputi serangan antara satu orang terhadap

orang lain secara sistematis dari anak yang lebih kuat terhadap yang lemah.

Masalah bullying telah dikenal sejak lama, namun baru dijadikan sebagai

objek penelitian yang sistematis oleh Dan Olweus pada awal tahun 1970an

(Olweus, 1994). Olweus kemudian diakui sebagai pelopor dari penelitian

tentang bullying yang terkemuka di dunia. Selama kurang lebih 40 tahun Dan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

14

Olweus telah terlibat dalam penelitian dan intervensi dalam persoalan bullying

di kalangan anak-anak sekolah dan remaja (Flattau et.al., 2011). Olweus

(1993) menyatakan bahwa bullying merupakan tindakan agresif yang

disengaja, dilakukan berulang-ulang dan dari waktu ke waktu, dan terdapat

ketidakseimbangan kekuasaan atau kekuatan. Bullying merupakan tindakan

negatif ketika seseorang dengan sengaja menimbulkan atau mencoba untuk

melukai atau membuat pada pihak lain merasakan ketidaknyamanan. Tindakan

negatif dapat dilakukan melalui kontak fisik, dengan kata-kata, atau dengan

cara lain, seperti menunjukkan wajah meremehkan atau gerakan tidak

senonoh, dan pengucilan disengaja dari kelompok (Olweus 1993). Dari

definisi Olweus tersebut setidaknya bullying mencakup tiga kriteria sebagai

berikut: (1) bullying adalah perilaku agresi yang disengaja untuk melukai

korban; (2) bullying terjadi secara berulang-ulang; (3) terdapat

ketidakseimbangan kekuatan antara korban dan pelaku bullying, siswa yang

menjadi korban mengalami kesulitan dalam membela drinya dan tidak berdaya

melawan siswa yang melecehkan (dalam Harris & Petrie, 2003).

Menurut Sullivan (2011) bullying adalah tindakan agresi atau manipulasi

atau pengucilan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan berulang-ulang

oleh individu atau kelompok kepada individu atau kelompok lain.

Selanjutnya, menurut Coloroso (2007) bullying merupakan tindakan intimidasi

yang dilakukan pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah.

Tindakan penindasan ini dapat diartikan sebagai penggunaan kekuasaan atau

kekuatan untuk menyakiti seseorang atau kelompok sehingga korban merasa

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

15

tertekan, trauma, dan tidak berdaya. Adanya unsur ketidakseimbangan

kekuatan merupakan pembeda antara bullying dengan konflik lainnya

(Wiyani, 2012). Pada konflik antara dua orang yang memiliki kekuatan sama,

masing-masing memiliki kemampuan untuk menawarkan solusi dan

berkompromi untuk menyelesaikan masalah. Pada kasus bullying,

ketidakseimbangan kekuatan menhalangi pelaku dan korban untuk

menyelesaikan konflik mereka sendiri sehingga diperlukan kehadiran pihak

ketiga.

Dari berbagai definisi yang telah disampaikan oleh para ahli, dapat

disimpulkan bahwa bullying adalah perilaku yang ditujukan untuk menyakiti

individu atau sekelompok individu dengan berbagai bentuk baik fisik, verbal

ataupun psikologis yang dilakukan secara sengaja dan berulang kali oleh

individu atau sekelompok individu yang lebih kuat.

2. Aspek-aspek bullying.

Coloroso (2007) membagi bullying menjadi tiga aspek, yaitu bullying

verbal, fisik, dan sosial. Aspek-aspek perilaku bullying tersebut diuraikan

secara rinci sebagai berikut:

a. Bullying Verbal

Kata-kata adalah alat yang kuat dan dapat mematahkan semangat

seorang yang menerimanya. Bullying verbal merupakan bentuk yang

paling umum digunakan baik oleh anak perempuan maupun laki-laki.

Dengan presentase mencapai 70 persen dari seluruh kasus bullying.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

16

Bullying verbal mudah dilakukan dihadapan teman sebaya tanpa

terdeteksi. Dapat terjadi saat situasi keramaian dikelas sehingga

dianggap hanya dialog yang biasa dan tidak ada teman sebaya yang

simpatik. Terjadi secara cepat dan tidak menyakitkan pelaku, namun

dapat sangat melukai target. Bullying verbal bisa berupa pemberian

julukan nama, celaan, fitnah, kritik kejam, penghinaan (baik yang

bersifat pribadi maupun rasial), pernyataan-pernyataan berupa ajakan

atau pelecehan seksual, perampasan uang saku atau barang-barang,

telepon yang kasar, e-mail yang berisi intimidasi, surat kaleng yang

berisi ancaman kekerasan, tuduhan-tuduhan yang tidak benar, desas-

desus keji yang tidak benar, serta gossip. Dari ketiga bentuk bullying

lainnya, bullying verbal adalah satu jenis penindasan yang paling

mudah untuk dilakukan, merupakan awal menuju dua bentuk bullying

fisik dan sosial, serta merupakan langkah pertama menuju pada

kekerasan yang lebih kejam dan merendahkan martabat.

b. Bullying Fisik

Bullying fisik merupakan bentuk bullying yang paling tampak dan

dapat diidentifikasi dibandingkan kedua jenis bullying lain. Namun,

meskipun mudah terdeteksi, kurang dari sepertiga kejadian bullying

fisik yang dilaporkan oleh siswa. Bullying fisik meliputi memukul,

mencekik, menyikut, meninju, menendang, menggigit, mencakar, serta

meludahi korban, menekuk anggota tubuh korban hingga kesakitan,

dan merusak serta menghancurkan pakaian maupun barang-barang

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

17

milik korban. Semakin kuat dan semakin dewasa pelaku akan semakin

berbahaya jenis bullying ini, bahkan walaupun tidak dimaksudkan

untuk menciderai secara serius. Anak yang sering melakukan bullying

fisik merupakan penindas yang paling bermasalah diantara penindas

lainnya, dan cenderung terlibat dalam tindakan kriminal yang lebih

serius.

c. Bullying Psikologis/Relasional

Bullying psikologis merupakan bullying yang paling sulit untuk di

deteksi dari luar. Merupakan pelemahan harga diri korban yang

dilakukan secara sistematis melalui tindakan pengabaian, pengucilan,

atau penghindaran. Penghindaran merupakan tindakan bullying

relasional yang paling kuat. Dapat dilakukan dengan cara menyebarkan

gossip agar tidak ada yang mau berteman dengan korban. Bullying

relasional dapat digunakan untuk mengasingkan, menolak seseorang,

atau sengaja merusak persahabatan. Dapat dilakukan melalui sikap

yang agresif, lirikan mata, helaan nafas, cibiran, tertawa mengejek, dan

bahasa tubuh yang kasar.

Sedangkan menurut Sullivan (2011), bentuk-bentuk bullying adalah

sebagai berikut:

a. Bullying fisik (direct bullying)

Termasuk didalamnya tindakan menggigit, menarik rambut, memukul,

menendang, mengunci seseorang di ruangan, mencubit, meninju,

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

18

mendorong, mencakar, meludahi, merusak barang korban atau bentuk

lain dari penyerangan fisik.

b. Bullying psikologis (indirect bullying)

Merupakan serangan “dalam” yang ditujuka pada orang yang

ditargetkan. Tujuannya adalah untuk merugikan individu yang

diserang, akan tetapi karena tidak ada tanda fisik sering diasumsikan

kurang berbahaya. Menurut Goldstein et al., (dalam Sullivan, 2011)

bullying psikologis bisa merusak sama seperti bullying fisik. Bullying

psikologis bisa berupa verbal dan non-verbal.

1) Bullying verbal : termasuk perilaku kasar melalui telepon, memeras

uang, menggunakan bahasa berbau seksual atau kasar, komentar

yang kejam, namecalling, mengirim pesan desas-desus yang jahat

(seringkali anonim), ejekan, menyebarkan rumor palsu yang

berbahaya.

2) Bullying non-verbal bisa bersifat direct maupun indirect.

a) Bullying non-verbal yang direct adalah menunjukkan gestur

yang kasar dan ekspresi wajah yang tidak menyenangkan.

b) Bullying non-verbal yang indirect adalah manipulasi hubungan

seseorang dan merusak persahabatan dengan sengaja tidak

mengajak berteman, mengabaikan dan mengisolasi seseorang,

dan mengirim pesan jahal. Bisa disebut juga sebagai relational

bullying.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

19

Penelitian ini menggunakan aspek-aspek bullying dari Coloroso

(2007), yaitu bullying verbal, bullying fisik, dan bullying psikologis. Hal

tersebut dikarenakan ketiga aspek menurut Coloroso (2007) lebih sesuai

untuk mengukur variabel bullying dalam penelitian ini.

3. Faktor-Faktor Penyebab Bullying

Beane (2008), dalam bukunya menjelaskan bahwa ada beberapa faktor

yang menyebabkan bullying, diantaranya yaitu:

1. Faktor Individu

a. Biologis

Beberapa ahli percaya bahwa agresi adalah dasar

karakteristik manusia yang melekat, tetapi faktor biologis tertentu

dapat meningkatkan tingkat agresi diluar norma yang dapat

diterima. Misalnya, tingginya tingkat testosteron endogen

mendorong perilaku agresif pada pria yang dirancang untuk

membahayakan orang lain, tetapi juga dapat membentuk perilaku

antisosial. Misalnya, kadar testosteron telah ditemukan pada

beberapa anak prasekolah pelaku bullying.

Selain itu, dari studi di University of Michigan diperoleh

hasil bahwa otak manusia dapat mendeteksi dan merespon emosi

yang dirasakan di wajah orang lain. Misalnya peserta dengan

tingkat tstosteron yang tinggi akan merasa menikmati atau dihargai

oleh wajah kesal yang disebabkan oleh perlakuan buruk.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

20

b. Tempramen

Temperamen anak adalah faktor yang signifikan terhadap

bullying. Tempramen dapat didefinisikan sebagai campuran unsur-

unsur atau kualitas yang membentuk kepribadian seorang individu.

Watak secara permanen mempengaruhi cara seseorang bertindak,

merasa, dan berpikir. Misalnya, seorang anak dengan temperamen

"pemarah", yang aktif dan impulsive lebih cenderung menjadi

agresif dibandingkan anak yang memiliki temperamen tenang.

2. Faktor sosial

Manusia adalah makhluk sosial yang menjalin relasi dengan

orang lain, maka dari itu kita dapat mempengaruhi orang lain dan

dipengaruhi oleh orang lain. Seseorang dapat memperoleh dampak

positif maupun negatif mulai dari orang tua, teman-teman, media,

maupun dari guru dan pihak lain tempat mereka berinteraksi.

a. Media

Media memiliki dampak yang luar biasa pada anak-anak saat

ini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang

melihat banyak kekerasan di televisi, video,video game, dan film

menjadi lebih agresif dan kurang empati terhadap orang lain. Dalam

penelitian tentang kekerasan di televisi, diperoleh hasil peningkatan

dalam perilaku agresif individu setelah menonton televisi kekerasan

sebesar 3 - 15% televisi populer dan bahkan talk show berita telah

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

21

menyajikan konflik. Banyak acara-acara yang secara terus menerus

mnunjukkan ejekan, komentar kejam, dan penolakan. Jumlah

kekerasan di televisi semakin meningkat, bahkan dalam film kartun.

Anak-anak pada usia yang sangat muda melihat agresi dan

kekerasan terhadap orang lain sebagai perilaku yang dapat diterima.

Efek lainnya dari kekerasan di televisi adalah anak menjadi takut,

khawatir, curiga, dan agresif.

Selain itu, video game dan siaran olahraga yang sering di

tayangkan oleh media juga menjadi contoh yang mengajarkan

kekerasan pada anak. Beberapa bentuk kekerasan oleh raga tim

diantaranya seperti ice hockey, sepak bola, dan rugby. Seringkali

media memperlihatkan pemain yang melakukan kekerasan,

kontroversial dan agresif.

b. Prasangka

Salah satu penyebab yang paling nyata bullying adalah

prasangka. Prasangka adalah sikap kita kepada situasi tertentu atau

ke arah sekelompok orang, sikap yang kita adopsi tanpa

pertimbangan yang cukup fakta tentang situasi atau kelompok.

Orang yang berprasangka membuat penilaian tentang orang lain

pada keyakinan tidak berdasa. Perbedaan individu dalam

penampilan, perilaku, atau bahasa dapat memicu terjadinya

prasangka dan dapat menyebabkan bullying.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

22

Anak-anak berprasangka dapat memutuskan mereka tidak

menyukai siswa kulit hitam, siswa yang kelebihan berat badan,

siswa penyandang cacat, siswa yang kesulitan dalam berbahasa,

kemudian akan menggoda, melecehkan, dan menolak mereka.

Mereka telah membentuk sikap tanpa mengetahui fakta-fakta.

Menurut Sanford (dalam Beane, 2008), anak-anak kulit hitam lebih

cenderung disalahkan oleh rekan-rekan dan orang dewasa untuk

kesalahan daripada anak-anak kulit putih di kelas yang sama.

c. Kecemburuan

Kecemburuan merupakan pendorong yang kuat untuk bullying,

terutama di kalangan anak-anak perempuan. Teman perempuan

lainnya bisa menjadi sangat cemburu dan mencoba untuk menyakiti

anak perempuan yang populer. Anak-anak sering menyerang orang-

orang yang dianggap lebih baik daripada rata-rata: terlalu menarik,

terlalu kaya, terlalu populer, dan sebagainya. Terkadang guru tidak

sengaja mendatangkan kecemburuan dengan memuji beberapa anak

lebih dari yang lain. Anak-anak sangat sensitif terhadap tindakan

pilih kasih ini akan menjadi cemburu.

d. Lingkungan Keluarga

Unsur-unsur dari lingkungan rumah dapat meningkatkan

kemungkinan seorang anak menjadi korban bullying juga

membully orang lain. Menurut Olweus, lingkungan rumah seperti

ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

23

1) Kurangnya kehangatan dan keterlibatan.

2) Kegagalan untuk menetapkan batas yang jelas untuk

perilaku.

3) Aresif terhadap teman sebaya, saudara, dan orang dewasa.

4) Terlalu sedikit cinta dan perhatian, serta terlalu banyak

kebebasan.

5) Penggunaan tenaga, terlalu tegas pada anak, metode

membesarkan dengan hukuman fisik dan luapan emosi

kekerasan.

Apakah nantinya mereka ingin menjadi seperti orangtuanya

atau tidak, orang tua berperan sebagai model pertama anak-anak

mereka. Orang tua yang mengekspresikan kemarahan secara fisik

mungkin akan menghasilkan anak-anak yang cenderung

mengekspresikan kemarahan secara fisik.

e. Kelompok Pertemanan

Anak-anak mungkin ditolak bukan karena perilaku atau

karakteristik yang mereka miliki, namun karena peer group

membutuhkan target untuk ditolak. Penolakan tersebut membantu

kelompok menentukan batas-batas penerimaan mereka dengan

membawa kesatuan dalam kelompok. Dengan kata lain, individu-

individu yang ditargetkan menjadi kambing hitam berfungsi untuk

kepentingan kepaduan kelompok. Ini adalah salah satu alasan siswa

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

24

begitu bersemangat untuk bergabung di dalam kelompok bahkan

ketika mereka tidak sama seperti orang yang ada di dalam.

Kebutuhan mereka untuk merasa bersatu dengan rekan-rekan

adalah motif yang kuat. Meskipun anggota sebagai individu

mungkin tidak ingin menyakiti orang lain, mereka merasa bahwa

mereka harus agar tetap dalam kelompok. Imbalan yang mereka

dapatkan adalah keamanan, kekuasaan, dan penghargaan telah

menjadi bagian kelompok.

f. Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat tempat tinggal seseorang juga

sangat mempengaruhi. Anak-anak yang dikelilingi oleh orang-

orang dengan moral yang baik akan kecil kemungkinannya untuk

menjadi pelaku bullying.

g. Lingkungan Sekolah

Stephenson, Smith, dan Elliot (dalam Beane, 2008)

menytakan beberapa faktor dari lingkungn sekolah antara lain:

1) Moral staf sekolah yang rendah.

2) Standar perilaku yang tidak jelas.

3) Metode disiplin yang tidak konsisten.

4) Pengawasan yang lemah (baik di taman bermain, ruang, toilet,

kafetaria).

5) Anak-anak tidak diperlakukan sebagai individu yang dihargai.

6) Kurangnya dukungan untuk terhadap siswa baru.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

25

7) Tidak bertoleransi terhadap perbedaan.

8) Guru menunjuk dan berteriak kepada siswanya.

9) Tidak ada prosedur yang jelas untuk pelaporan yang

berhubungan dengan tindakan bullying.

10) Bullying diabaikan oleh pihak sekolah.

11) Pihak sekolah yang mempermalukan siswa di depan teman-

teman.

Iklim sosial sekolah dan kualitas pengawasan yang

disediakan di sekolah merupakan hal yang penting. Iklim sekolah

yang kurang kehangatan dan penerimaan terhadap semua siswa

lebih mungkin untuk memiliki masalah bullying dan masalah

disiplin. Bullying sering terjadi di tempat yang rendah akan

pengawasan dari orang dewasa. Kualitas pengawasan di sekolah

sangat penting. Sekolah dengan tingkat pengawasan rendah

memiliki pengalaman bullying lebih banyak. Tempat-tempat lain

di luar belajar resmi juga memungkinkan terjadinya bullying.

Misalnya, waktu yang dihabiskan di taman bermain, lorong-

lorong, halte bus, kafetaria, dan kamar mandi. Siswa relatif bebas

untuk berperilaku seperti yang mereka inginkan.

Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan

bullying adalah faktor internal dari diri individu sendiri seperti

faktor biologis dan tempramen, maupun faktor eksternal dari

lingkungan sosial seperti media, prasangka, kecemburuan,

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

26

lingkungan keluarga, kelompok pertemanan, lingkungan

masyarakat, dan lingkungan sekolah.

4. Dampak Bullying

Bullying merupakan permasalahan yang dampaknya harus

ditanggung oleh semua pihak. Baik itu korban, pelaku, maupun bystander.

a. Dampak terhadap Pelaku

Bagi pelaku bullying gangguan sosial-psikologis yang sering

muncul adalah depresi, kesepian, dan isolasi sosial (Crick &

Grotpeter dalam Cowie & Jennifer, 2008).

b. Dampak terhadap Korban

Dalam meta-analisis yang dilakukan oleh Hawker dan Bulton

(dalam Cowie & Jennifer, 2008) menemukan hasil bahwa menjadi

korban bullying sangat berkaitan dengan depresi, kesepian, dan

self-esteem yang rendah. Korban bullying, khususnya korban yang

kronis mengalami peningkatan pada masalah kesehatan, keuangan,

dan sosial pada masa dewasa (Wolke et al., 2013). Bahkan dampak

terparah dari bullying dapat menyebabkan depresi yang berujung

pada bunuh diri. Berdasarkan sebuah studi longitudinal di

California yang mengambil sampel sebanyak 11 negara,

menunjukkan hasil bahwa orang dewasa cenderung melakukan

bunuh diri ketika mereka menjadi korban bullying di awal masa

remaja (Copeland et al., 2013).

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

27

c. Dampak sebagai pelaku maupun korban

Anak-anak yang terlibat dalam bullying baik menjadi korban

maupun pelaku memiliki risiko lebih tinggi secara signifikan

terhadap masalah psikosomatis dan psikososial daripada anak-anak

yang tidak terlibat (Gini, 2008). Selanjutnya, penelitian dari

Ozdemir & Stattin (2011) menunjukkan bahwa yang berperan

sebagai pelaku sekaligus korban maupun korban mengalami

permasalahan internal seperti tingkat gejala depresi yang lebih

tinggi, rendah diri, dan berperilaku menyakiti diri sendiri.

d. Dampak terhadap bystander

Bagi bystander, gangguan yang muncul adalah kecemasan dan

penurunan kadar kortisol (Carney et al., 2010).

B. Secure Attachment dengan Orang tua

1. Pengertian Secure Attachment dengan Orang Tua

Istilah attachment atau kelekatan antara orang tua dengan anak

pertama kali diperkenalkan oleh John Bowlby pada tahun 1958.

Attachment adalah ikatan emosional yang kuat antara dua orang (Santrock,

2012). Lebih lanjut, Papalia (2013) menjelaskan bahwa attachment adalah

ikatan emosional menetap yang bersifat timbal balik antara bayi dan

pengasuh, yang masing-masing berkontribusi terhadap kualitas hubungan

tersebut.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

28

Bayi mengalami attachment dengan orang tua di awal kehidupannya.

Akan tetapi kualitas attachment tersebut berbeda-beda sesuai tingkat

respon orang tua terhadap kebutuhan mereka. Ainsworth (dalam Santrock,

2012) mendeskripsikan bayi memiliki secure attachment atau insecure

attachment (dalam tiga jenis insecure attachment) terhadap pengasuh:

a. Secure attachment (kelekatan aman)

Bayi memanfaatkan pengasuh sebagai basis aman untuk

mengeksplorasi lingkungannya. Ketika pengasuhnya hadir, bayi

dengan secure attachment mengeksplorasi lingkungan. Ketika

pengasuh meninggalkannya, bayi dengan secure attachment akan

sedikit protes. Ketika pengasuh hadir kembali maka bayi ini akan

menjalin interaksi yang positif lain dengannya, seperti dengan

tersenyum atau memanjat ke pangkuannya.

b. Insecure avoidant attachment (kelekatan tidak aman dan menghindar)

Bayi memperlihatkan kelekatan tidak aman melalui tindakan

menghindar dari pengasuh. Dalam situasi asing, bayi ini tidak banyak

berinteraksi dengan pengasuh, tidak merasa tertekan ketika pengasuh

meninggalkannya. Bayi biasanya tidak menjalin kontak kembali ketika

pegasuh hadir kembali di hadapannya, dan bahkan mungkin

membelakangi pengasuh tersebut.

c. Insecure resistant attachment (kelekatan tidak aman dan menolak)

Bayi sering kali melekat pada pengasuhnya kemudian menolaknya,

mungkin dengan cara menendang atau mendorong pergi. Dalam situasi

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

29

asing, bayi-bayi ini sering kali bersandar dengan cemas ke

pengasuhnya dan tidak mengeksplorasi ruangan. Ketika pengasuh

pergi, mereka sering kali menangis dengan keras. Ketika pengasuh

kembali untuk menenangkannya, bayi itu justru mendorongnya pergi.

d. Insecure disorganized attachment (kelekatan tidak aman dan tidak

teratur)

Memiliki karakteristik tidak teratur dan disorientasi. Dalam situasi

asing, bayi–bayi ini mungkin terlihat linglung, bingung, dan takut.

Untuk dapat diklarifikasikan sebagai bayi tidak teratur harus terdapat

pola menghindar atau menolak yang kuat atau memperlihatkan

perilaku spesifik tertentu, seperti merasa sangat kuat ketika berada di

dekat pengasuhannya.

Attachment diperlukan seseorang sepanjang masa kehidupannya,

bahkan saat remaja yang ditandai dengan mencari otonomi, attachment

dengan orang tua tetap menjadi sesuatu yang penting (Santrock, 2014).

Menurut Morrison (2002) secure attachment adalah keterikatan yang aman

berupa kasih sayang yang diberikan orangtua pada anak secara konsisten

dan responsif sehingga menumbuhkan rasa aman dan kasih sayang. Secure

attachment tersebut menjadi landasan penting bagi perkembangan

selanjutnya di masa kanak-kanak, remaja, dan dewasa (Santrock, 2014).

Hubungan orang tua dan anak yang baik berfungsi sebagai secure

base dimana anak dapat mengeksplorasi lingkungan mereka (Bowlby,

1988). Orang tua yang sensitif dan responsif terhadap anak akan

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

30

menciptakan secure attachment. Kemudian anak menjadikan orang tua

sebagai tempat bergantung dan mereka menggunakan strategi yang

konsisten untuk memperoleh pengasuhan.

Menurut Ainsworth dan Bowlby, pengalaman awal dengan pengasuh

akan membentuk model kerja internal (internal working model) atau

seperangkat harapan mengenai keberadaan figur kelekatan dan

kemungkinan mereka memberikan dukungan selama masa-masa tertekan

(Berk, 2012). Selama ibu memberikan respon yang sama, model kerja

tersebut bertahan. Model kerja internal ini kemudian menjadi bagian

penting dari kepribadian, berfungsi sebagai panduan bagi semua hubungan

dekat di masa depan.

Model kerja bayi tentang kelekatan ini berhubungan dengan basic

trust Erickson (Papalia, 2013). Elemen kritis dalam mengembangkan trust

adalah perawatan yang sensitif, responsif, dan konsisten. Secure

attachment mencerminkan rasa percaya dan insecure attachment

mencerminkan rasa tidak percaya. Bila rasa percaya lebih dominan seperti

seharusnya, anak akan mengembangkan nilai kebijakan (virtue) harapan,

yaitu keyakinan bahwa orang tua dapat memenuhi kebutuhan mereka dan

mendapatkan yang mereka inginkan (Erickson, dalam Papalia 2013).

Selanjutnya, bila mistrust lebih dominan maka anak akan memandang

dunia tidak ramah dan tidak terduga serta akan mengalami masalah dalam

menjalin hubungan.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

31

Kenyamanan fisik dan perawatan yang peka merupakan hal yang

esensial untuk mencapai kepercayaan dasar pada bayi (Santrock, 2012).

Selanjutnya, kepercayaan pada masa bayi merupakan basis seumur hidup

bahwa dunia akan menjadi tempat yang baik dan menyenangkan untuk

dihuni (Santrock, 2012). Anak-anak dengan orang tua yang sensitif dan

responsif tersebut mengembangkan secure attachment dengan model kerja

yang positif dari diri mereka sendiri dan orang lain. Anak-anak dengan

secure attachment mampu berpisah dari sosok attachment dengan

keyakinan dan memperoleh bantuan dan kenyamanan saat mereka merasa

terancam. Hubungan orang tua dengan anak yang gagal memberikan

secure attachment memiliki efek yang merugikan pada cara anak melihat

diri mereka dan menanggapi orang lain.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa secure attachment

dengan orang tua adalah keterikatan yang aman berupa kasih sayang yang

diberikan orangtua pada anak secara konsisten dan responsif sehingga

menumbuhkan rasa aman dan kasih sayang.

2. Aspek-aspek Secure Attachment dengan Orang Tua

Armsden dan Greenberg (1987) menyatakan bahwa secure

attachment anak kepada orang tua memiliki tiga aspek, yaitu:

a. Kepercayaan (trust)

Kepercayaan (trust) difedinisikan sebagai kepercayaan anak bahwa

orang tua memahami dan menghormati kebutuhan dan hasrat mereka.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

32

Secure attachment dengan orang tua akan membuat anak merasa

percaya bahwa orang tua akan selalu ada apabila dibutuhkan.

b. Komunikasi (communication)

Komunikasi (communication) merujuk pada kualitas dan tingkat

komunikasi verbal yang dilakukan antara orang tua dan anak. Orang

tua yang menerapkan secure attachment akan menunjukkan sikap

hangat dan sensitif, menggunakan gaya komunikasi yang santai dan

fleksibel, sehingga membuat anak merasa nyaman dalam menerima

dan memperbaiki masalah emosional yang dihadapinya.

c. Keterasingan (alienation)

Keterasingan (alienation) menggambarkan perasaan disingkan,

kemarahan dan isolasi interpersonal. Orang tua dengan secure

attachment pada anak tidak akan melakukan pengasingan terhadap

anak, mereka akan menerima keadaan anak sehingga anak merasa

dicintai, dihargai, dan diperhatikan.

Penelitian ini menggunakan aspek-aspek yang diutarakan oleh

Armsden dan Greenberg (1987) untuk mengukur secure attchment. Aspek-

aspek tersebut yaitu trust, communication dan alienation. Penggunaan

aspek-aspek tersebut dikarenakan dapat menggambarkan kualitas kelekatan

pada masa remaja.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

33

3. Tahap Perkembangan Attachment

Menurut Bowlby (dalam Berk, 2012), hubungan antara bayi dan

orang tua bermula sebagai rangkaian sinyal bawaan yang memanggil

orang dewasa untuk mendekat pada bayi. Seiring waktu, ikatan kasih

sayang sejati berkembang, dengan dukungan kemampuan kognitif dan

emosional baru serta riwayat pengasuhan yang hangat dan peka.

Attachment berkembang dalam empat tahap (Berk, 2012), yaitu:

1. Fase Prakemelekatan

Fase prakemelekatan dimulai sejak bayi lahir hingga usia 6 minggu.

Bayi memiliki kemampuan bawaan untuk memegang, tersenyum,

menangis, dan menatap mata orang dewasa. Melalui cara tersebut bayi

melakukan kontak dengan orang lain yang menghibur mereka. Bayi di

usia ini mengenali bau dan suara ibu mereka. Akan tetapi bayi belum

mengalami kelekatan dengan ibu karena masih tidak masalah apabila

ditinggal bersama orang dewasa yang tidak dikenal.

2. Fase Pembentukan Kelekatan

Fase pembentukan kelekatan terjadi pada usia 6 minggu hingga 6-8

bulan. Bayi memberikan respon yang berbeda pada seorang pengasuh

akrab dibandingkan orang asing. Ketika bayi belajar bahwa tindakan

mereka mempengaruhi perilaku orang-orang di sekitar mereka, mereka

mulai mengembangkan rasa percaya (sense of trust). Sense of trust

tersebut berupa harapan bahwa pengasuh akan merespon saat diberikan

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

34

sinyal. Akan tetapi mereka masih belum memprotes saat terpisah dari

pengasuhnya.

3. Fase Kelekatan Tegas

Fase kelekatan tegas terjadi pada usia 6 - 8 bulan hingga 18 bulan - 2

tahun. Pada fase ini, kelekatan pada pengasuh akrab sudah terlihat.

Bayi memperlihatkan kecemasan untuk berpisah (separation anxiety),

marah apabila ditinggalkan oleh pengasuh terpercaya mereka. Selain

memprotes kepergian orang tua mereka, bayi usia lebih tua dan balita

berupaya keras agar orang tua mereka tidak pergi. Mereka mendekati,

mengikuti, dan naik ke pangkuan orang tua saat orang lain hadir.

Mereka menggunakan pengasuh akrabnya sebagai titik tolak aman

bagi eksplorasi.

4. Pembentukan Hubungan Timbal-Balik

Pembentukan hubungan timbal-balik terjadi pada usia 18 bulan – 2

tahun dan seterusnya. Di akhir tahun kedua, terjadi pertumbuhan pesat

dalam representasi dan bahasa. Hal tersebut membantu balita

memahami sejumlah faktor yang mempengaruhi datang dan perginya

orang tua serta memprediksikan kedatangannya kembali. Akibatnya,

protes pada keterpisahan menjadi berkurang. Dalam fase ini, anak

bernegosiasi dengan pengasuhnya dengan menggunakan permintaan

dan rayuan untuk mengubah tujuannya.

Menurut Bowlby (1988), sosok kelekatan memenuhi dua fungsi

penting dalam perkembangan anak. Fungsi pertama adalah untuk

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

35

memberikan bayi basis aman dimana eksplorasi dapat terjadi. Fungsi

kedua adalah untuk memberikan pedoman bagi internal working model

atau model kerja internal. Tanggapan yang sensitif dan konsisten dari

pengasuh membentuk suatu hubungan dimana bayi merasa aman dan

percaya diri untuk menjelajahi dunia. Pengalaman-pengalaman awal

membentuk pola dalam pikiran bayi dan diinternalisasi sebagai model

kerja internal tersebut. Pengalaman mendapatkan perlindungan,

kenyamanan dan kesempatan untuk melakukan eksplorasi akan

membentuk model kerja internal sebagai diri yang independen, dicintai,

layak, dan mandiri. Sebaliknya, ketika bayi memiliki pengalaman

penolakan dari kebutuhan akan kenyamanan dan eksplorasi, bayi

kemungkinan mengembangkan model kerja internal diri sebagai kurang

layak, kurang dicintai, dan kurang mandiri. Dengan cara ini, eksplorasi

yang dilakukan sehari-hari oleh anak memiliki fungsi pengujian hipotesis

tentang dirinya dan dunianya. Anak belajar menghubungkan masa lalu,

sekarang, dan interaksi masa depan yang merupakan dasar bagi

pengembangan model kerja internal. Oleh karena itu, model ini dapat

digambarkan sebagai sekelompok harapan diri dan orang lain yang

dihasilkan oleh relasi kelekatan.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Secure Attachment

Berk (2012) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

kelekatan ada empat, yaitu:

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

36

a. Peluang Kelekatan

Beberapa anak tidak memiliki kesempatan untuk menjalani kelekatan

dengan pengasuhnya. Misalnya seperti bayi di panti asuhan yang

hanya diletakkan di bangsal dan mendapatkan pengasuhan yang tidak

konsisten. O‟Connor et.al., (dalam berk 2012) anak-anak yang

demikian memiliki potensi untuk mengalami gangguan kognitif,

penolakan rekan sebaya, kurang perhatian, hiperaktif, serta perilaku

menganggu.

b. Kualitas Pengasuhan

Pengasuhan peka (sensitive caregiver) atau merespon dengan cepat,

konsisten, dan tepat pada bayi berkaitan dengan secure attachment.

Rasa aman yang didapatkan seorang anak tergantung pada pengasuhan

yang penuh perhatian. Sedangkan pengasuhan yang tidak memadai

merupakan prediksi yang kuat bagi gangguan kelekatan.

c. Karakteristik Bayi

Kelekatan merupkan hasil dari hubungan antara dua belah pihak,

karakter bayi berdampak pada seberapa mudah kelekatan itu bisa

terbentuk. Bayi dengan tempramen emosional reaktif dan sulit lebih

berpeluang besar mengembangkan kelekatan tidak aman di kemudian

hari.

d. Kondisi Keluarga

Kondisi keluarga akan mempengaruhi kelekatan apada anak. Orang tua

yang mengalami kehilangan pekerjaan, perceraian, dan kesulitan

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

37

keuangan dapat merusak kelekatan dan mengganggu kepekaan mereka

terhadap anak.

C. Kontrol Diri

1. Pengertian Kontrol diri

Kontrol diri didefinisikan sebagai kemampuan untuk memonitor,

menghambat, bertahan dan beradaptasi terhadap perilaku, emosi, pikiran dan

keinginan untuk mencapai sasaran tertentu (Moffitt, 2011). Seseorang yang

memiliki kontrol diri yang baik akan mampu menahan diri dari emosi yang

dimiliki. Hal ini didukung oleh pendapat dari Sarafino (2012) yang

menyatakan bahwa kontrol diri adalah kemampuan untuk menahan diri dari

emosi yang kita miliki, impuls, dan keinginan. Sedangkan Chaplin (2004)

mendefinisikan kontrol diri sebagai kemampuan untuk membimbing tingkah

laku sendiri, kemampuan untuk menekan atau merintangi tingkah laku

impulsif.

Roberts (dalam Ghufron 2010) kontrol diri adalah suatu jalinan yang

secara utuh atau terintegrasi antara individu dengan lingkungannya. Individu

yang memiliki kontrol diri yang tinggi berusaha menemukan dan menerapkan

cara yang tepat untuk berperilaku dalam situasi yang bervariasi. Kontrol diri

akan mempengaruhi individu untuk mengubah perilakunya sesuai dengan

situasi sosial sehingga dapat mengatur kesan lebih responsif terhadap

petunjuk situasional, fleksibel, dan bersikap hangat serta terbuka. Selanjutnya

Tangney et.al., (2004), kontrol diri adalah kemampuan seseorang untuk

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

38

mengontrol atau mengubah respon dari dalam dirinya untuk menghindarkan

diri dari perilaku yang tidak diharapkan. Berdasarkan perspektif ini, kontrol

diri berkontribusi dalam menghasilkan berbagai hasil positif dalam

kehidupan.

Gottfredson dan Hirschi (dalam Gibson, 2010) menyatakan bahwa

kontrol diri merupakan blokade yang menjembatani individu dengan aktivitas

yang menyimpang. Kontrol diri menunjukkan kemampuan untuk

meninggalkan kesenangan jangka pendek yang berpotensi menimbulkan

konsekuensi jangka panjang yang negatif. Gottfredson dan Hirsch (dalam

Gibson, 2010) menyatakan bahwa kontrol diri yang rendah meningkatkan

kemungkinan pada hampir semua jenis tindakan kejahatan dan

penyimpangan yang membawa kesenangan, kepuasan, dan pemenuhan dalam

jangka pendek. Seperti kenakalan remaja, tindakan kriminal, dan

penyimpangan umum sepanjang kehidupan.

Gottfredson dan Hirschi menambahkan bahwa orang dengan

pengendalian diri yang rendah diduga menunjukkan enam karakteristik:

Mereka impulsif, egois, dan cepat marah, dan mereka lebih memilih tugas-

tugas sederhana daripada yang kompleks, suka mengambil risiko, dan lebih

memilih kegiatan fisik dari pada aktivitas yang melibatkan pemikiran (dalam

Gibson, 2010).

Dari berbagai dafinisi yang telah diuraikan di atas dapat disimpulakan

bahwa kontrol diri adalah kemampuan individu untuk mengendalikan

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

39

impuls, dorongan, keinginan melalui pertimbangan-pertimbangan sehingga

mampu membuat keputusan dan mengambil tindakan yang efektif.

2. Aspek-Aspek Kontrol Diri

Tangney, Baumeister, dan Boone (2004) menyatakan bahwa terdapat 5

aspek kontrol diri, yaitu:

a. Self-discipline

Self-discipline yaitu mengacu pada kemampuan individu dalam melakukan

disiplin diri. Hal ini berarti individu mampu memfokuskan diri saat

melakukan tugas. Individu dengan self-discipline mampu menahan dirinya

dari hal-hal lain yang dapat mengganggu konsentrasinya.

b. Deliberate/nonimpulsive

Deliberate/nonimpulsive yaitu kecenderungan individu untuk melakukan

sesuatu dengan pertimbangan tertentu, bersifat hati-hati, dan tidak tergesa-

gesa. Individu yang tergolong nonimpulsive mampu bersifat tenang dalam

mengambil keputusan dan bertindak.

c. Healthy habits

Healthy habits yaitu kemampuan mengatur pola perilaku menjadi

kebiasaan yang menyehatkan bagi individu. Maka dari itu, individu

dengan healthy habits akan menolak sesuatu yang dapat menimbulkan

dampak buruk bagi dirinya meskipun hal tersebut menyenangkan. Individu

dengan healthy habits akan mengutamakan hal-hal yang memberikan

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

40

dampak positif bagi dirinya meski dampak tersebut tidak diterima secara

langsung.

d. Work Ethic

Work Ethic menilai tentang regulasi diri dari etika individu dalam

melakukan suatu aktivitas sehari-hari. Individu yang memili work ethics

akan mampu menyelesaikan tugasnya tanpa dipengaruhi hal-hal yang ada

diluar tugasnya. Individu dengan work ethic mampu memberikan

perhatiannya pada pekerjaan yang sedang dilakukan.

e. Reliability

Reliability terkait dengan penilaian individu terhadap kemampuan dirinya

dalam pelaksanaan rancangan jangka panjang untuk pencapaian tertentu.

Individu ini secara konsisten akan mengatur perilakunya untuk

mewujudkan setiap perencanaannya.

Penelitian ini menggunakan aspek-aspek yang diutarakan oleh Tangney,

Baumeister, dan Boone (2004) untuk mengukur kontrol diri. Aspek-aspek

tersebut yaitu self-discipline, deliberated/nonimpulsive, healthy habits, work

ethic, dan reliability.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kontrol Diri

Menurut Ghufron dan Risnawati (2010) faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi kontrol diri seorang individu yaitu:

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

41

a. Faktor internal.

Faktor internal yang turut berperan dalam kontrol diri adalah usia.

Semakin bertambahnya usia individu maka akan semakin baik

memampuan dalam mengontrol dirinya.

b. Faktor eksternal.

Faktor eksternal yang mempengaruhi adalah lingkungan keluarga.

Kontrol diri individu dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, terutama

orang tua. Apabila orang tua menerapkan kepada anaknya sikap disiplin

secara intens sejak dini, dan orang tua bersikap konsisten terhadap

semua konsekuensi yang dilakukan anak apabila tindakannnya

menyimpang dari peraturan, maka sikap konsisten ini akan

diinternalisasi oleh anak dan kemudian akan menjadi kontrol diri

baginya.

D. Hubungan antara Secure Attachment dengan Orang Tua dan Kontrol Diri

dengan Bullying

1. Hubungan antara Secure Attachment dengan Orang Tua dan Kontrol

Diri dengan Bullying

Olweus (1999) bullying merupakan tindakan negatif atau agresif

yang disengaja, dilakukan berulang-ulang dan dari waktu ke waktu, serta

terdapat ketidakseimbangan kekuasaan atau kekuatan. Siswa akan menjadi

korban bullying apabila dia tidak bisa membela dirinya sendiri dari

perilaku agresif pelaku. Bentuk bullying dapat bersifat fisik, verbal, dan

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

42

psikologis. Bullying fisik seperti memukul, menampar, dan memalak.

Bullying verbal seperti memaki, menggosip, dan mengejek. Bullying

psikologis seperti mengintimidasi, mengucilkan, mengabaikan, dan

mendiskriminasi. Dalam kejadian bullying biasanya terdapat pelaku,

korban, dan penonton (bystander).

Bagi sebagian orang bullying mungkin hanya dianggap sebagai

sebuah candaan dan bersifat wajar. Padahal bullying merupakan masalah

yang dampaknya harus ditanggung oleh semua pihak, pelaku, korban,

maupun penonton (bystander). Anak-anak yang terlibat dalam bullying

baik menjadi korban maupun pelaku memiliki risiko lebih tinggi secara

signifikan terhadap masalah psikosomatis dan psikososial daripada anak-

anak yang tidak terlibat (Gini, 2008). Sedangkan bagi bystander, gangguan

yang muncul adalah kecemasan dan penurunan kadar kortisol (Carney et

al., 2010).

Penyebab seseorang menjadi pelaku bullying tidak dapat dilepaskan

dari konteks lingkungan, salah satunya orang tua. Orang tua menjadi sosok

utama dalam interaksi sosial anak. Dari orang tua seorang anak pertama

kali merasakan kasih sayang. Adanya attachment antara anak dengan

orang tua akan membawa dampak jangka panjang pada kehidupan.

Secure attachment (kelekatan aman) menghasilkan dampak jangka

panjang yang positif pada kognitif, sosial, dan perilaku, sementara

insecure attachment (kelekatan tidak aman) akan memberikan akibat yang

merugikan (Flaherty & Sadler, 2011). Secure attachment di masa anak-

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

43

anak merupakan pusat pengembangan kompetensi sosial (Santrock, 2014).

Semakin secure attachment seorang anak terhadap orang dewasa yang

bersifat mengasuh akan membuat anak semakin mudah untuk

mengembangkan hubungan yang baik dengan orang lain (Papalia, 2013).

Anak dengan secure attachment yang mendapatkan pengasuhan

hangat, konsisten, dan keterikatan secara emosional, kemungkinan akan

mengembangkan hubungan sosial menjadi positif dan produktif

(Weinfield et al., 1999). Salah satu hasil paling konsisten dari penelitian

attachment pada masa remaja adalah temuan bahwa secure attachment

dengan orang tua terkait dengan hubungan pertemanan yang positif (Allen

& Miga, 2010). Dengan demikian, mereka tidak mungkin untuk

melakukan bullying terhadap orang lain karena pelecehan memiliki

dampak negatif dan kontraproduktif pada hubungan dengan orang lain

(Troy & Sroufe, 1987). Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa mereka

sebenarnya bisa cenderung untuk membela korban bullying (Nickerson et

al., 2008). Selain itu, karena orang tua mereka telah menunjukkan model

empati, kebaikan, dan kasih sayang, anak-anak dengan secure attachment

cenderung menampilkan perilaku serupa dalam interaksi mereka dengan

teman sebaya.

Anak-anak yang tidak mendapatkan secure attachment akan

mengalami insecure attachment. Anak dengan insecure attachment

membawa harapan bahwa orang lain tidak ada ketika dibutuhkan dan

pertukaran sosial yang negatif atau tidak bermanfaat (Renken et al., 1989).

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

44

Bias negatif tentang interaksi sosial ini cenderung mengakibatkan

interpretasi bermusuhan terhadap perilaku orang lain dan melakukan

reaksi agresif terhadap teman-temannya. Dampak negatif dari tidak

diperolehnya secure attachment inilah yang menyebabkan timbulnya

perilaku agresif seperti bullying.

Selain faktor eksternal, terdapat faktor internal dari diri remaja yang

diduga turut berperan dalam bullying, yaitu kontrol diri. Tangney et.al.,

(2004) menyatakan bahwa kontrol diri adalah kemampuan seseorang

untuk mengontrol atau mengubah respon dari dalam dirinya untuk

menghindarkan diri dari perilaku yang tidak diharapkan.

Gottfredson dan Hirschi (dalam Gibson, 2010) menyatakan bahwa

kontrol diri merupakan blokade yang menjembatani individu dengan

aktivitas yang menyimpang. Kontrol diri menunjukkan kemampuan untuk

meninggalkan kesenangan jangka pendek yang berpotensi menimbulkan

konsekuensi jangka panjang yang negatif. Gottfredson dan Hirsch (dalam

Gibson, 2010) menyatakan bahwa kontrol diri yang rendah meningkatkan

kemungkinan pada hampir semua jenis tindakan kejahatan dan

penyimpangan yang membawa kesenangan, kepuasan, dan pemenuhan

dalam jangka pendek. Seperti kenakalan remaja, tindakan kriminal, dan

penyimpangan umum sepanjang kehidupan.

Seseorang yang memiliki kontrol diri yang baik akan melakukan

pengendalian diri dari dorongan untuk melakukan perilaku yang

menimbulkan dampak negatif, seperti bullying. Sehingga, dengan adanya

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

45

kontrol diri yang baik pada diri seseorang akan berpengaruh negatif pada

bullying.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, bahwa bullying yang

dilakukan remaja dimungkinkan terkait dengan secure attachment dengan

orang tua dan kontrol diri. Remaja yang memiliki secure attachment

dengan orang tua dan kontrol diri yang baik akan memiliki interaksi sosial

yang baik dengan teman-temannya dan mampu mengendalikan diri dari

perilaku negatif. Dengan demikian, secure attachment dengan orang tua

dan kontrol diri akan mengurangi kemungkinan terjadinya bullying.

2. Hubungan antara Secure Attachment dengan Orang Tua dengan

Bullying

Ainsworth, Klaus & Klaus (dalam Zanden et al., 2007) menyatakan,

attachment adalah ikatan emosional yang dibentuk seorang individu

dengan orang lain yang bersifat spesifik, mengikat mereka dalam suatu

kedekatan yang bersifat kekal sepanjang waktu. Attachment dengan orang

tua tidak hanya terbatas pada masa bayi, namun berlangsung sepanjang

masa. Bagi remaja, orang tua biasanya tetap menjadi sumber kelekatan

primer. Greenberg (1987) menyatakan bahwa attachment dengan orang tua

tetap menjadi sumber utama dalam memberikan rasa aman pada remaja.

Menurut Bowlby, pada pengalaman awal seorang bayi akan

membentuk „internal working model‟ tentang diri dan dunianya. Ketika

pengasuh secara konsisten sensitif, mendukung, responsif, dan menerima

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

46

perilaku anak mereka menghasilkan secure attachment (Weinfield et al.,

1999). Anak dengan secure attachment akan mengembangkan internal

working model sebagai diri yang independen, dicintai, layak, dan mandiri.

Secure attachment dengan orang tua tersebut kemudian akan

mempengaruhi perkembangan hubungan interaksi sosial dengan orang

lain. Anak dengan secure attachment dikaitkan dengan kompetensi sosial,

penerimaan teman sebaya, dan popularitas yang tinggi.

Kegagalan dalam membangun secure attachment dengan orang tua

akan mempengaruhi bagaimana anak menganggap diri mereka sendiri dan

merespon orang lain. Anak-anak yang tidak mengalami basis yang aman

menumbuhkan harapan bahwa orang lain akan menjadi tidak responsif

atau tidak dapat dipediksi dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Pengalaman belajar mengenai harapan ini kemudian mempengaruhi

interpretasi mereka terhadap suatu perilaku (Main, 2000). Crittenden dan

Ainsworth (dalam Eliot & Cornell, 2009) menyatakan bahwa anak-anak

tidak melekat secara aman mengembangkan pandangan dunia sebagai

tempat yang tidak aman dan karena itu cenderung selektif disertai isyarat-

isyarat sosial bermusuhan. Dodge et al. (dalam Eliot & Cornell, 2009)

menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki atribusi bermusuahan pada

interaksi yang netral dengan teman lebih cenderung berperilaku agresif

terhadap teman-temannya. Rasa permusuhan adalah salah satu dari bias

kognitif yang dapat menyebabkan perilaku agresif dan bullying (Guerra et

al., dalam Eliot & Cornell, 2009).

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

47

Anak-anak yang agresif memiliki representasi kognitif bahwa

perilaku agresif merupakan cara yang efektif dan disetujui secara sosial

dalam berhadapan dengan teman-temannya. Anak tersebut kemudian

mengembangkan sikap dan persepsi bermusuhan yang mengakibatkan

interaksi agresif terhadap teman-temannya.

Siswa dengan secure attachment lebih sedikit mengalami masalah,

baik itu masalah kenakalan dan agresi (Morreti & Pelled, 2004). Lebih

lanjut, sebuah penelitian dilakukan oleh Bloodworth (2015) untuk menguji

hubungan attachment dan perilaku agresif. Hasilnya menunjukkan bahwa

seseorang yang dengan secure attachment memiliki perilaku agresif yang

lebih rendah. Penelitian dari Walden dan Beran (2010), bahwa siswa

dengan attachment yang rendah cenderung menjadi korban maupun pelaku

bullying dibandingkan siswa dengan secure attachment. Penelitian lain

juga menunjukkan bahwa siswa dengan insecure attachment dilaporkan

lebih terlibat dalam bullying (Kokkinos, 2013).

Siswa dengan secure attachment mengembangkan hubungan sosial

menjadi positif dan produktif terhadap orang lain (Weinfield et al., 1999).

Mereka akan cenderung menjalin pertemanan yang baik dan menghindari

dari terlibat perilaku bullying. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa

mereka sebenarnya bisa cenderung untuk membela korban bullying

(Nickerson et al., 2008).

Berdasarkan penelitian dan uraian tersebut, munculnya bullying pada

remaja dapat dipengaruhi oleh secure attachment dengan orang tua dengan

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

48

anaknya. Anak-anak dengan yang tidak memperoleh secure attachment

lebih mungkin untuk melakukan bullying terhadap orang lain. Semakin

tinggi secure attachment yang dimiliki remaja maka mereka akan

cenderung tidak terlibat sebagai pelaku bullying.

3. Hubungan antara Kontrol Diri dengan Bullying

Kontrol diri merupakan kemampuan yang sangat diperlukan oleh

remaja dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-

hari remaja tidak dapat dipisahkan dari berbagai permasalahan yang

muncul, mulai dari masalah pribadi, masalah di lingkungan keluarga

hingga sekolah. Di sekolah terjadi berbagai permasalahan yang timbul,

seperti bullying. Bullying dapat dihindari apabila seseorang memiliki

kontrol diri yang baik.

Kontrol diri merupakan pengendalian tingkah laku dimana seseorang

melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum

memutuskan untuk bertindak sesuatu. Semakin tinggi kontrol diri yang

dimiliki seseorang, maka akan semakin intens pula orang tersebut

mengadakan pengendalian terhadap tingkah laku. Sedangkan menurut

Sarafino (2012) kontrol diri adalah kemampuan untuk menahan diri dari

emosi yang kita miliki, impuls, dan keinginan.

Gottfredson dan Hirsch (dalam Gibson, 2010) yang menyatakan

bahwa kontrol diri yang rendah meningkatkan kemungkinan pada hampir

semua jenis tindakan kejahatan dan penyimpangan yang membawa

kesenangan, kepuasan, dan pemenuhan dalam jangka pendek. Seperti

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

49

kenakalan remaja, tindakan kriminal, dan penyimpangan umum sepanjang

kehidupan. Kontrol diri yang rendah seringkali dikaitkan dengan berbagai

tindakan menyimpang, seperti perilaku delikuen (Permono, 2014), bahkan

tindak kriminal.

Remaja yang melakukan kontrol diri yang baik akan cenderung

melakukan perimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum bertindak.

Mereka akan memikirkan dampak dari perbuatannya terhadap dirinya

sendiri dan orang lain. Sehingga remaja dengan kontrol diri yang baik

akan memilih untuk tidak terlibat dalam berbagai perilaku negatif seperti

bullying.

Beberapa penelitian mencoba mengaitkan antara kontrol diri dan

perilaku bullying. Chui dan Chan (2013) melakukan penelitian terhadap

365 siswa di Macau yang berusia antara 10 dan 17 tahun. Dari penelitian

tersebut menunjukkan hasil bahwa bullying berhubungan negatif dengan

tingkat kontrol diri siswa. Penelitian terbaru dari Moon dan Alarid (2015)

dengan partisipan 300 orang pemuda, mendapatkan hasil bahwa pemuda

dengan kontrol diri yang rendah kemungkinan besar akan terlibat bullying

fisik dan psikologis.

Kontrol diri yang baik akan menjembatani dari berbagai dorongan-

dorongan dan tingkah laku negatif, termasuk bullying. Dengan demikian,

kontrol diri dimungkinkan menjadi salah satu penyebab timbulnya

bullying di sekolah. Remaja memiliki kontrol diri yang baik cenderung

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying - abstrak.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya ... Semakin

50

tidak melakukan bullying. Sementara remaja yang memiliki kontrol diri

yang rendah cenderung akan melakukan bullying.

E. Kerangka Pemikiran

H2

H1

H3

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Keterangan: Anak panah H1: Hipotesis 1

Anak panah H2: Hipotesis 2

Anak panah H3: Hipotesis 3

F. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah:

1. Terdapat hubungan antara secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri

dengan bullying pada siswa SMA negeri 8 Surakarta.

2. Terdapat hubungan antara secure attachment dengan orang tua dengan bullying

pada siswa SMA negeri 8 Surakarta.

3. Terdapat hubungan antara kontrol diri dengan bullying pada siswa SMA Negeri

8 Surakarta.

Secure Attachment

Dengan Orang Tua

Kontrol Diri

Bullying