bab ii landasan teori a. aktivitas membaca buku pai 1...
TRANSCRIPT
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Aktivitas Membaca Buku PAI
1. Pengertian Aktivitas Membaca Buku PAI
Kata aktivitas berarti kegiatan, kesibukan.1 Dalam kamus
Psikologi, kata aktivitas berarti istilah umumnya dikaitkan dengan gerakan
atau tingkah laku pada bagian dari suatu organisme2. Membaca merupakan
proses dasar perkembangan hidup manusia dalam aktivitas belajar,karena
dengan belajar manusia akan dapat melakukan perubahan yang bersifat
dinamis baik itu perubahan tingkah laku atau amaliyah maupun perubahan
ilmu serta polaa pikirnya.
Untuk memastikan masalah pengertian membaca secara objektif
adalah relatif karena banyaknya definisi para ahli dalam mengemukakan
pendapatnya maka penulis hanya memaparkan definisi membaca sebagai
berikut:
a. Menurut Rahayu S. Hidayat
Membaca adalah hakekat dan memahami tulisan dengan
melaksanakan atau dalam hati.3
b. Menurut Drs. Lilik Hidayat
Membaca adalah sebagai kegiatan aktif yang berarti pula belajar
menyimpulkan pengetahuan.4
1 W.J.S. Poerwodarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,
1999), hlm. 26 2 M. Haji Ashari, Kamus Psikologi, (Surabaya : Usaha Nasional, 1996), hlm. 3 Rahayu S. Hidayat, Pengetesan Kemampuan Membaca secara Komunikatif, (Jakarta:
Internusa, 1990), hlm. 27. 4 Lilik Hidayat Setiawan, Rahasia Sukses Belajar di Perguruan Tinggi, (Tt.: CV.
Bahagia, 1994), hlm. 34.
10
c. Menurut Abdul Alim Ibrahim
الصلة بني لغة الكالم و الرموز الكتابية وتتـألف القرأة عملية يرد ا إجياد ويفهم من هـذا أن , لغة الكالم من املعان واأللفظ اليت تأدي هذه املعاين
.الرمن املكتوب, عنامن القرأة ثالثة من الذهن اللفظ الذي يؤديه“Membaca adalah aktivitas untuk mewujudkan hubungan antara bahasa kalimat dan perumusan penulisan, bahasan kalimat terdiri dari makna-makna, kata-kata, yang dapat memberi arti. Dari ini dapat difahami bahwa unsur membaca ada tiga: arti bacaan, lafal yang didatangkan, dan tanda-tanda yang ditulis.5
Dalam uraian tersebut dapat dipahami bahwa membaca buku PAI
adalah kegiatan membaca tidak hanya melafalkan atau mengucapkan
sederetan kata-kata yang dilihat, melainkan juga harus disertai pemahaman
terhadap lambang atau sandi yang diamati itu di samping melibatkan
pengamatan intelegensi dan emosi.
Menurut Abdurrahman Shaleh mengemukakan bahwa pendidikan
agama Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan
kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam.6
Adapun tujuan umum dari pendidikan agama Islam adalah
membentuk insan kamil dengan pola taqwa, sedangkan tujuan akhirnya
terdapat pada waktu akhir hayat manusia. Tujuan ini dapat difahami dalam
Firman Allah yang berbunyi:
يآأيها الذين أمنوا اتقوا اهللا حق تقاته وال تموتن إال وأنتم مسلمون
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqa kepada Allah. Dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS. Ali Imran 102).7
5 Abdul Alim Ibrahim, Al-Muwajahul Fara’ Li Madaris Al-Lughatul ‘Arabiyah, (Darul
Ma’arif, tth), hlm. 67. 6 Abdur Rahman Shaleh, Didaktik Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,
1976), hlm. 19-20. 7 RHA. Sunarjo dkk, Al-Qur’an dan terjemahannya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara
penterjemah Al-Qur’an, 1978), hlm. 92.
11
Untuk mencapai tujuan tersebut maka ruang lingkup PAI pada
dasarnya mencakup tujuh unsur pokok yaitu keimanan, ibadah, Al Qur'an,
akhlak, muamalah, syariah dan tarikh (sejarah).8
Jadi yang dimaksud aktivitas membaca buku PAI di sini adalah
kegiatan yang dilakukan oleh anak dalam memahami arti atau makna yang
terkandung dalam bahan tertulis yaitu buku tentang PAI, untuk menambah
pengetahuan anak tentang agama Islam.
Dalam bukunya, Sardiman AM mengatakan bahwa aktivitas
membaca buku merupakan visual activities yaitu kegiatan belajar siswa
yang berupa membaca buku-buku pelajaran.9
2. Dasar dan Tujuan Membaca Buku
a) Dasar
Belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang, Allah SWT
telah memerintahkan manusia untuk membaca dan sekaligus untuk
mempelajari apa yang ada dimuka bumi sebagai ciptaan-Nya.
Sebagaimana firman Allah SWT Surat Al Alaq ayat 1-5 yang
berbunyi :
،ماألكـر كبرأ ولق، اقرع ان منساإلن لقخ ،لقالذي خ كبم رأ باساقر )5-1: العلق(ذي علم بالقلم، علم اإلنسان ما لم يعلم ال
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah.Yang mengajarkan manusia dengan perantaraan Kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.10
Demikianlah perintah membaca merupakan perintah yang
paling berharga yang dapat diberikan kepada umat manusia. Karena
membaca merupakan jalan yang mengantar manusia untuk mencapai
8 Muhaimin, et,al., Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,
2001), hlm. 78-79 9 Sardiman AM, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,
2001), hlm. 99 10 R.H.A. Soenarjo, dkk, Alqur'an dan Terjamahannya, (Jakarta : Depag, 1971), hlm. 911
12
derajat kemanusiaannya yang sempurna, sehingga tidak berlebihan bila
dikatakan "membaca" adalah syarat utama untuk membangun
peradaban. Dan bisa diakui bila semakin luas pembacaannya, maka
semakin tinggi peradaban, demikian pula sebaliknya 11
b) Tujuan Membaca Buku
Tujuan membaca dianggap sebagai modal dalam membaca,
banyak para ahli yang menyatakan bahwa tujuan membaca dengan
kemampuan membaca mempunyai hubungan yang signifikan. Hal
inilah yang mendorong para ahli sepakat bahwa tujuan utama
membaca adalah modal utama dalam belajar.
Menurut Henry Guntur Tarigan, tujuan membaca adalah :
1. Membaca untuk mengetahui atau menemukan penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh (membaca untuk memperoleh perincian atau fakta).
2. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik atau menarik (membaca untuk memperoleh ide-ide utama).
3. Membaca untuk mengetahui atau menemukan apa yang terjadi pada setiap bagian cerita (membaca untuk mengetahui urutan atau susunan).
4. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang (membaca untuk mengumpulkan).
5. Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan. 6. Membaca untuk menilai atau mengevaluasi. 7. Membaca untuk memperbandingkan atau
mempertentangkan 12
Pada hakekatnya tujuan utama membaca adalah mencari suatu
infomasi atau mencari ilmu seperti penjelasan dari Rasulullah SAW,
yaitu
قال رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم طلب العلم : عن انس بن مالك قال )رواه ابن ماجه(فريضة علي كل مسلم
11 M. Quraish Shihab, Membumikan Al Qur'an, (Bandung : Mizan, 1994), hlm. 170 12 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa, (Bandung :
Angkasa, 1987), hlm. 9-10
13
Dari Anas Bin Malik: Ia berkata Rasulullah SAW mencari ilmu adalah diwajibkan atas tiap-tiap Muslim (HR Ibnu Majah)13 Dengan tujuan yang jelas akan membarikan motivasi instrinsik
yang besar bagi seseorang. Seorang peserta didik yang sadar akan
tujuan membaca akan dapat mengarahkan sasaran daya pikiran
teoritisnya dalam mengolah bacaan sehingga dapat memperoleh
kepuasan dalam membaca.
Adapun tujuan membaca buku PAI adalah agar anak
memperoleh gambaran yang jelas tentang isi ajaran agama Islam,
mereka tidak hanya mengetahui dari orang tua atau guru mereka secara
lisan, tetapi mengetahui juga dasar teoritisnya (buku). Disamping
mengetahui secara teoritis anak diharapkan mampu menyerap makna
yang terkandung dalam bacaan, dan mengambil manfaat dari membaca
buku PAI, yang selama ini dipandang sebelah mata oleh para anak dan
dapat memotivasi anak untuk membaca buku-buku PAI. Setelah
mereka mengetahui isi yang terkandung dalam buku-buku PAI
3. Macam-Macam Aktivitas Membaca Buku PAI
a) Minat Anak Dalam Membaca Buku PAI
Minat adalah kecenderungan untuk merasa tertarik atau
terdorong untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang, atau
kegiatan dalam bidang-bidang tertentu. Minat dapat menjadi sebab
sesuatu kegiatan dan sebagai hasil dari keikutsertaan dalam suatu
kegiatan.14
Hal ini sesuai dengan pendapat Lester D. Crow and Alice
Crow, yaitu: "interest may refer to the motivating force that impels as
to attend to a person, athing, or an activity, or may be the affective
experience that has been stimulated by the activity inself. In other
13 Al Hafid Abi Abdillah Muhammad bin Yazid Qarawi, Sunan Ibnu Majah, (Turki :
Wannasir, tt), hlm. 81 14 JS. Lobby Loekmono, Belajar Bagaimana Belajar, (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia,
1994), hlm. 60.
14
words, interest can be the cause of an activity interest can be the cause
of an activity and the result of participation in the activity."15
Minat dapat diartikan penunjukan kemampaun untuk memberi
stimulasi yang mendorong kita untuk memperhatikan seseorang, suatu
barang, atau kegiatan atau sesuatu yang dapat memberi pengaruh
terhadap pengalaman yang telah distimulasi oleh kegiatan itu sendiri.
Dengan kata lain minat dapat menjadi sebab suatu kegiatan dan hasil
dari turutsertanya kegiatan.
Adapun minat berdasarkan arahnya ada dua macam, yang
termasuk minat membaca adalah minat intrinsik yaitu minat yang
langsung berhubungan dengan aktivitas itu sendiri, ini merupakan
minat yang lebih mendasar atau minat asli. Sebagai contoh, minat
membaca bukan karena ingin mendapatkan pujian, tetapi karena hanya
belajar semata.16
Dalam hal ini cara menumbuhkan minat anak dalam membaca
buku PAI, perlu adanya dukungan, baik dari guru, orang tua dan pihak
sekolah yang berupa penyediaan buku-buku PAI, baik itu buku pokok
pelajaran atau buku tentang pengetahuan keislaman.
Dalam hal ini khususnya orang tua, memberikan kepada anak
untuk menumbuh-kembangkan rasa ingin tahu, sehingga
memunculkan dorongan untuk mengembangkan sendiri kemampuan
mereka.17
Dalam pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
perlu diupayakan bagaimana agar dapat mempengaruhi dan
menimbulkan motivasi, dalam hal ini motivasi instrinsik, melalui
15 Elizabeth B. Hurlock, Child Development, (New York : Mc. Graw Hill, 1978), hlm.
420 16 Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar,
(Jakarta: Kencana, 2004), hlm. 266 17 Abdul Madjid dan Dian Andayani, Pendidikaan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 96
15
penataan metode pembelajaran yang dapat mendorong tumbuhnya
motivasi belajar dalam diri peserta didik.18
Membaca sebagai minat bertujuan menanamkan kebiasaan dan
rasa senang membaca pada diri anak. Demikian juga dengan membaca
buku PAI perlu ditumbuhkan minatnya sehingga sebagai umat muslim
tidak tertinggal dalam menggali ajaran-ajaran Islam.
b) Ketepatan Anak dalam Membaca Buku PAI
Ketepatan dapat diartikan "hal (keadaan, sifat) tepat ketelitian,
kejituan”.19 Dalam hal ini berkaitan dengan aktivitas anak dalam
membaca buku PAI, mengenai ketelitian memilih untuk membaca
buku PAI. Dengan kita teliti dalam membaca buku PAI, maka kita
akan terhindar dari hal-hal yang tidak berguna (dalam hal ini waktu,
pemilihan buku dan motivasi).
Dalam hal ini berkaitan dengan waktu, berdasar prinsip
kesiapan seorang peserta didik dalam proses belajar pendidikan agama
Islam harus memiliki kesiapan, apabila seorang peserta didik kurang
siap maka akan menghambat proses pengaitan pengetahuan baru dalam
struktur kognitif yang dimilikinya.20
Dalam proses membaca buku agar memperoleh hasil yang
maksimal untuk pembelajaran, maka :
- Pilih waktu yang tepat dalam membaca buku
- Pilih buku-buku yang sesuai dengan minat kita dengan batasan
yang sudah disesuaikan
Dengan adanya buku secara tepat seorang anak akan
memperoleh kemampuan membaca yang sesuai isi dan makna
bacaan.21
18 Muhaimin, et.al., op.cit., hlm. 138 19 W.J.S Poerwadarminta, op.cit, hlm 744 20 Muhaimin, et.al., loc.cit., 21 Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003),
hlm. 190
16
c) Perhatian Anak Dalam Membaca Buku PAI
Perhatian adalah “kegiatan yang dilakukan seorang dalam
hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari
lingkungannya”.22
Dalam buku Paradigma Pendidikan Islam, diuraikan bahwa:
“Dalam proses pembelajaran, perhatian merupakan faktor yang besar pengaruhnya, kalau peserta didik mempunyai perhatian yang besar mengenai apa yang disajikan akan dipelajari, peserta didik dapat menerima dan memilih stimuli yang relevan untuk di proses lebih lanjut diantara sekian banyak stimuli yang datang dari luar”.23
Dalam buku Sumadi Suryabrata, definisi perhatian dibagi
menjadi 2 macam, yaitu :
1) Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju kepada
suatu obyek.
2) Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai
suatu aktivitas yang dilakukan.24
Krisis yang terjadi di Pendidikan Agama Islam adalah
kurangnya perhatian anak terhadap mata pelajaran PAI, termasuk
didalamnya adalah membaca buku PAI, sehingga perlu adanya
perhatian dari pihak-pihak disekitar anak, agar mendorong anak didik
menuju Pendidikan Agama Islam yang sesuai dengan tujuan
pendidikan Islam
d) Keaktifan Anak dalam Membaca Buku PAI
Keaktifan adalah “kegiatan, kerja atau salah satu kegiatan kerja
yang dilaksanakan disetiap bagian”.25
22 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : PT. Rineka
Cipta, 1995), hlm 105 23 Muhaimin, et.al., op.cit., hlm. 141 24 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004),
hlm 4 25 W.J.S. Poerwodarmita, op.cit., hlm 23
17
Membaca merupakan aktivitas komplek yang memerlukan
sejumlah besar tindakan terpisah-pisah, mencakup penggunaan
pengertian khayalan, pengamatan dan ingatan.26
Keaktifan anak dalam belajar pendidikan agama Islam (dalam
hal ini membaca buku PAI) adalah aktivitas pendidikan yang secara
sadar dirancang untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan
pandangan hidup Islami yang selanjutnya diwujudkan dalam sikap
hidup dan ketrampilan hidup, baik yang bersifat manual maupun
mental dan spiritual.27
Jadi keaktifan siswa dalam membaca buku PAI akan
menghasilkan banyak pengetahuan, baik itu untuk masa sekarang dan
untuk masa yang akan datang.
e) Pemahaman Anak dalam Membaca Buku PAI
Pemahaman atau comprehention dapat diartikan “dengan
menguasai sesuatu dengan pikiran”.28
Untuk menjadi seorang pembaca yang baik juga dituntut untuk
mengembangkan dan memiliki kebiasaan-kebiasaan membaca yang
baik.29
Materi yang ada dalam buku PAI kebanyakan anak sudah
mengetahui dan paham tetapi paham di sini hanyalah sebatas lisan,
belum sampai pada tarap pemahaman maksimal yang menuju pada
perubahan perilaku, yang mencerminkan ajaran agama Islam.
4. Manfaat Membaca Buku
Heilman mengemukakan beberapa manfaat membaca antara lain:
a) Menambah atau memperkaya diri dengan berbagai informasi tentang
topik-topik yang menarik
26 Mulyono Abdurahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : PT.
Rineka Cipta, 1999), hlm 200 27 Muhaimin, et.al., op.cit., hlm. 184 28 W.J.S. Poerwodarmita, op.cit., hlm 1178 29 Ibid, hlm. 127
18
b) Memahami dan menyadari kemajuan pribadinya sendiri
c) Membenahi atau meningkatkan pemahamannya tentang masyarakat
dan dunia atau tempat yang dihuninya
d) Memperluas cakrawala wawasan atau pandangan dengan jalan
memahami orang-orang lain dan bagian atau tempat-tempat lain.
e) Memahami lebih cermat dan lebih mendalam tentang kehidupan
pribadi orang-orang besar atau pemimpin terkenal dengan jalan
membaca biografinya
f) Menikmati dan ikut merasakan liku-liku pengalaman petualangan dan
kisah percintaan orang-orang lain.
Atas dasar manfaat membaca yang dikemukakan oleh Heilman
itu, dapat disimpulkan bahwa manfaat membaca itu pada dasarnya
terbagi :
1) Membaca untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi
kehidupan sehari-hari
2) Membaca untuk memperoleh kepuasan dan kenikmatan emosional
artistik
Untuk memenuhi manfaat yang ingin diperoleh itu, tentu saja
memerlukan senjumlah jenis dan corak atau ragam buku sehingga
kebutuhan dan kenyataan individu dapat terpenuhi dan tersalurkan
secara tepat.30
Jadi manfaat anak membaca buku PAI, selain memperdalam
agama Islam juga agar perilaku anak sedikit berubah, sehingga ada
perbedaan antara orang yang membaca buku dan yang tidak.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas membaca buku PAI
Menurut Slameto faktor yang menjadi pengaruh digolongkan
menjadi dua yaitu faktor intern dan ekstern31
30 Abdurrahman HA. et.all, Minat Baca Sekolah Dasar di Jawa Timur, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985), hlm. 9.
31 Slameto, op.cit., hlm. 54
19
a. Faktor-faktor Intern
Di dalam membicarakan faktor intern ini akan dibahas menjadi
dua factor yaitu jasmaniah dan psikologis
1) Faktor jasmaniah
a) Faktor kesehatan
Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya
proses belajar seseorang akan terganggu, selain itu juga akan
cepat lelah kurang bersemangat, ngantuk jika badannya lemah
ataupun ada gangguan fungsi alat inderanya sendiri
b) Cacat tubuh
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi aktivitas
membaca. Anak yang cacat, belajarnya juga terganggu. jika hal
ini terjadi hendaknya pada lembaga pendidikan diusahakan alat
Bantu agar dapat mempengaruhi kecacatannya
2) Faktor-faktor Psikologis
a) Intelegensi
Intelegensi adalah suatu kapasitas yang bersifat umum
dari individu untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi
yang baru suatu problem yang dihadapi.32
b) Perhatian belajar
Untuk dapat menjamin aktivitas membaca yang tinggi
maka anak harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang
dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian
anak maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak suka
membaca.
c) Bakat
Bakat adalah kemaapuan untuk belajar. Kemampuan itu
akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata jika belajar atau
17 Wayan Nurkancana Sumartana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,
1986), hlm. 176.
20
terlatih. Oleh sebab itu jelaslah bahwa bakat mempengaruhi
minat belajar.Jika bahan yang dipelajari anak sesuai dengan
bakatnya maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang
atau berminat untuk mempelajari.
Bakat merupakan suatu kemampuan potensi dasar yang
dimiliki seseorang sejak lahir. Potensi atau bakat tersebut dapat
berkembang jika memperoleh tempat yang sesuai.
Dalam kaitannya dengan dengan kativitas membaca
buku pendidikan agama Islam, seseorang sejak lahir telah
dibekali Allah SWT adanya fitrah (bakat) beragama.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-A’raf ayat 172
يذر رهموظه من مآد نيب من كبذ رإذ أخلـى وع مهدهأشو مهتفسهمـا أنة إنامالقي موا يلوقونا أن تهدلى شا بقالو كمببر تألس
نذا غافليه نا ع172: األعراف(كن ( Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap mereka(seraya berfirman): bukanlah aku ini Tuhanm? Mereka menjawab: benar, (engkaulah Tuhan Kami), kami menyaksikan (kami lakukan yang demikian itu) agar dihari kiamat tidak mengatakan: Sesungguhnya kami (bani Adam) orang-orang yang lengah terhadap kesaksian ini.33
d) Emosi
Emosi merupakan bagian dari keseluruhan aspek psikis
individu. Sebagai fungsi emosi sangat berpengaruh pada fungsi
lainnya. Oleh ebab itu individu akan mengadakan proses
berfikir yang efektif jika mengalami perasaan emosi yang
positif.
33Ahmad Toha Putra, AL-Qur’an Terjemahannya, (Semarang: CV. Asy-Syifa’ 1992), hlm.250
21
e) Kematangan
Belajar dalam keadaan apapun ditentukan oleh tingkat
kematangan yang dimiliki anak.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern yang mempengaruhi aktivitas membaca buku
pendidikan agama Islam dibagi menjadi tiga yaitu lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Hal ini
sesuai dengan pendapat dari Ngalim Purwantodalam bukunya
“Psikologi Pendidikan“ yang mengatakan bahwa: Mengajarkan
sesuatu, baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah
memungkinkan, potensi-potensi, jasmani atau rohaninya telah
matamng untuk itu.34
1) Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan
yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama –tama
mendapakan didikan dan bimbingan. Dan dikatakan lingkungan
yang utama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di
dalam keluarga, sehingga pendidikan yan paling banyak diterima
oleh anak adalah dalam keluarga.
Bahkan sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari
kedua orang tuanya dan anggota keluarga lain. Dengan demikian
pendidikan dalam keluarga sangat mempengaruhi minat belajar
anak terhadap pendidikan agama yang diajarkan di sekolah.
Mengenai penanaman pandangan hidup keagamaan,masa kanak-
kanak adalah masa yang paling baik.
Dalam hal ini anak-anak dibiasakan untuk ikut serta
beribadah dan diajarkan tata caranya, sehingga anak mempunyai
pengetahuan tentang agama. Hal ini sesuai dengan firman Allah
SWT dalam surat Luqman ayat 13
34Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Karya, 1997), hlm. 183
22
لظلم كرباهللا إن الش ركشال ت ينيب عظهي وهنه وإلب وإذ قال لقمان مظي13: القمان (ع(
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya: ”Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar35
2) Lingkungan Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang
tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan
berbagai macam ketrampilan.
Oleh karena iu anak dikirim ke sekolah. Dengan demikian
sebenarnya pendidikan disekolah adalah bagian dari pendidikan
dalam lingkungan keluarga, yang sekaligus juga merupakan
lanjutan dari pendidikan dalam keluarga, bagi anak anak yang akan
menghubungkan kehidupan keluarga dengan kehidupan
masyarakat kelak.
Di sekolah, di bawah asuhan guru, anak-anak memperoleh
pendidikan, anak belajar berbagai bemacam pengetahuan dan
ketrampilan yang akan dijadikan bekal untuk kehidupannya di
masyarakat nantinya.
Memberikan bekal ilmu pengetahuan ketrampilan kepada
anak untuk kehidupan nantinya inilah sebenarnya tugas utama dari
sekolah. Sekolah juga bertugas untuk mengembangkan dan
memupuk minat dan bakat siswa sehingga menjadi anak yang
pandai dan mempunyai kepribadian yang baik.
3) Lingkungan Masyarakat
Pendidikan agama adalah unsure terpenting dalam
pendidikan dan pengembangan mental, karena itu pendidikan
35 Ahmad Toha Putra. op.cit, hlm. 654
23
agama harus dilaksanakan secara intensif di lingkungan
masyarakat36
Sebenarnya dalam lingkungan masyarakat tidak ada
pendidikan, masyarakat tidak mendidik orang-orang atau anak-
anak yang ada di dalamnya hanyalah pengaruh dari masyarakat itu.
Namun demikian masyarakat tidak dapat dipisahkan dengan
pendidikan, demikian juga pendidikan tidak bisa dipisahkan
dengan masyarakat, keduanya saling ketergantungan.
Pengaruh dari masyarakat sangat besar terhadap pendidikan
anak. Terutama pendidikan agama. Pengaruh dalam masyarakat
ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Pendidikan
agama anak akan banyak dipengaruhi oleh lingkungan terutama
teman sebaya dan masyarakat sekitar. Hal ini sesuai dengan
pendapat dari Zuhairini dan kawan-kawan dalam bukunya
“Metodik Khusus Pendidikan Agama”.
Mileu atau lingkungan mempunyai peranan yang sangat
penting terhadap berhasil atau tidaknya pendidikan agama, karena
perkembangan jiwa anak sangat dipengaruhi oleh keadaan
lingkungannya. Lingkungan dapat memberi pengaruh positif
maupun negatif terhadap pertumbuhan jiwanya, dalam sikapnya,
dalam akhlaknya maupun dalam perasaan agamanya. Pengaruh
tersebut terutama datang dari teman sebayanya dan masyarakat
sekitarnya.37
Pengaruh lingkungan dapat dikatakan positif, bila mana
lingkungan itu dapat memberikan dorongan atau dapat memberikan
motifasi dan rangsangan kepada anak untuk berbuat hal-hal yang
baik. Sebagai contoh misalnya anak-anak di sekolah mendapat
pendidikan agama dari guru agama, dan di rumah anak selalu
mendapatkan bimbingan dari orang tuanya, karena keluarganya
36 Zakiyah Darajat, Pendidikan Agama Dalam Membina Mental, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), hlm. 72
37 Zuhairini, op.cit., hlm. 55
24
adalah keluarrga yang patuh mengamalkan ajaran agama, serta
ditambah lagi masyarakat sekitarnya juga terdiri dari orang-orang
yang aktif melakukan agama.
Sehingga dengan demikian jiwa keagamaan anak tersebut
akan selalu terpupuk dan terbina dengan baik, demikian juga anak
akan lebih berminat mempelajari pendidikan agama di sekolah.
Sebaliknya, pengaruh masyarakat dapat dikatakan negatif
bila mana keadaan sekitarnya anak itu tidak memberikan pengaruh
yang baik, hal ini juga akan mempengaruhi minat belajar anak di
dalam mempelajari agama.
B. Kesulitan Orang Tua dalam Menumbuhkan dan Meningkatkan Aktivitas
Membaca Buku PAI Pada Anak
Keluarga sebagai pihak pertama peletak pendidikan harus dapat
menjadi lembaga yang dapat memberikan motivasi kepada setiap anggota
keluarga agar mau membaca. Cara yang paling efektif adalah menciptakan
kondisi cinta baca. Orang tua biasanya menuntut anaknya untuk berprestasi
baik tanpa memberi contoh bagaimana belajar yang baik.
Ada empat faktor utama yang melatarbelakangi bimbingan orang tua
dalam menumbuhkan aktivitas membaca buku PAI pada anak. Faktor-faktor
tersebut meliputi :
a. Agama
Setiap orang tua hendaknya menyadari bahwa setiap anak
merupakan amanat Allah yang harus dijaga, dididik dan dipelihara.
Mereka adalah titipan Alla, yang suatu saat akan diminta
pertanggungjawaban atas amanat tersebut. Upaya untuk mendidik,
memelihara dan menjaga anak merupakan bentuk nyata untuk
menyelamatkan anak dari kesesatan. Sebagaimana firman Allah dalam
surat At-tahrim ayat 6 :
25
ااييذا الهيان منا قوا اوفنكسما ولهكيم نارقا وودها الناساحل وجةار ... )6: التحرمي(
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu …"(Q.S. At-tahrim: 6)38
Dalam ayat tersebut secara jelas Allah SWT memerintahkan setiap
orang tua yang beriman untuk senantiasa menjaga diri, keluarga termasuk
anak agar selalu berjalan menurut Syari'at Allah.
b. Faktor Biologis
Kehadiran anak merupakan proses alamiah sebagai hasil dari
perkawinan untuk menambahkan kelengkapan dan keutuhan keluarga.
Anak merupakan buah perkawinan yang merupakan bagian dari tubuh
orang tua. Dari sinilah maka kasih sayang orang tua terhadap anak-
anaknya timbul. Orang tua akan menjaga anak-anaknya dari ancaman serta
gangguan yang dapat mencelakakannya.
c. Faktor Psikologis
Setiap orang tua mempunyai perasaan untuk mengembangkan buah
hatinya. Dia selalu berharap agar kehidupan yang akan dijalani anak-
anaknya lebih baik daripada kehidupan yang dia alami.
Bagi orang yang beriman, kehidupan yang baik dan mulia adalah
kehidupan yang dilingkupi keimanan dan ilmu pengetahuan, sesuai firman
Allah SWT.
)11: اادلة... (ا العلم درجت يرفع اهللا الذين امنوا منكم والذين اوتو"Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang berilmu diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat …" (Q.S. Al-Mujadalah: 11)39
Ayat di atas merupakan janji Allah SWT untuk menempatkan
orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan pada posisi yang
baik. Karena itu apabila orang tua menginginkan kehidupan yang baik bagi
38 Sunaryo dkk., Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Jakarta: Bumi Restu, 1971), hlm. 951. 39 Ibid., hlm. 911.
26
anak-anaknya, maka ia harus memberkalinya dengan keimanan dan ilmu
pengetahuan.
d. Faktor Sosial
Pertemuan setiap saat antara orang tua dengan anak-anaknya,
menyebabkan terjadinya interaksi sosial. Dalam hal ini kehidupan orang
tua akan mempengaruhi perilaku sosial anaknya. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Zakiah Daradjat :
"Orang tua adalah adalah pembina pribadi yang pertama dalam kehidupan anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur pendidikan yang langsung yang dengan sendirinya akan masuk dalam pribadi anaknya yang sedang tumbuh itu".40
Keempat faktor tersebut (agama, biologis, sosial dan psikologis),
merupakan faktor yang dominan yang dapat menggugah setiap orang tua
untuk memperhatikan dan mendidik perilaku anak-anaknya.
Fenomena umum dialami pada masyarakat kita sekarang ini adalah
banyaknya orang tua baik ibu dan ayah, yang kedua-duanya bekerja.
Kesibukan mereka mencari nafkah sudah tentu banyak menyita waktu. Sedikit
sekali waktu yang tersisa untuk dapat secara intensif duduk bermain dan
bercengkerama bersama dengan anak-anaknya. Sehingga tidak sedikit para
orang tua mempunyai rasa bersalah terhadap anak-anaknya. Sebagai
kompensasi dari seringnya ketidakhadiran mereka, orang tua cenderung
menggantikannya dengan memenuhi kebutuhan matrealistis kepada anak-anak
mereka seperti membelikan berbagai mainan dan mengajaknya jalan-jalan
pada saat liburan ke tempat-tempat rekreasi. Biasanya semua itu kebanyakan
sifatnya hanya memanjakan mereka dan tidak lebih sekedar mendapat simpati
anak. Namun sayangnya orang tua jarang sekali berusaha untuk menanamkan
aktivitas membaca buku, terutama pada buku-buku agama.
Pembantu rumah tangga juga pada umumnya tidak bisa diharapkan
dapat membentuk kepribadian anak. Peran pembantu hanya sekedar
membantu dalam menjaga dan mengawasinya terhadap beberapa kebutuhan
40 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hlm. 56.
27
yang sifatnya rutinitas seperti makan, minum dan lain sebagainya. Apalagi
kalau pembantu tersebut pendidikannnya kurang maka tidak jarang
kesehariannya dalam mengasuh anak di rumah dibiarkan asyik duduk di dekat
TV atau bermain dengan Video game.
Fasilitas perpustakaan yang baik juga masih sangat langka disediakan
di tempat-tempat umum. Jika diamati diberbagai pusat rekreasi atau
perbelanjaan dan komplek-komplek perumahan fasilitas perpustakaan
khususnya untuk anak-anak hampir tidak pernah kita jumpai. Meskipun
sekarang ini diberbagai fasilitas rekreasi telah banyak disediakan di mall-mall
tempat hiburan dan perumahan, namun sayangnya sebuah perpustakaan masih
belum dianggap sebagai suatu hal yang perlu disediakan.41
Apalagi seiring dengan perubahan zaman dan perkembangan teknologi
informasi anak-anak dibanjiri oleh media hiburan. Dan ini menjadikan banyak
orang tua yang mengeluh. Keluhan di atas dapat dikurangi dengan
menumbuhkan aktivitas membaca pada anak. Saat ini perbedaan waktu yang
digunakan oleh seorang anak dalam membaca sangat minim dibandingkan
kegiatan menonton TV. Hal ini menunjukkan bahwa minat lebih
dititikberatkan pada barang yang menarik perhatian anak, media itu seperti
koran, TV dan lain-lain.
Dengan demikian peranan keluarga cukup berpengaruh dalam
menumbuhkan aktivitas membaca khususnya pada buku PAI. Jika dalam
sebuah keluarga tidak terdapat teladan dalam kegiatan membaca dan
mencintai buku, benih-benih kecintaan membaca dalam diri anak sulit untuk
tumbuh subur.
C. Usaha-usaha Orang Tua dalam Menumbuhkan dan Meningkatkan
Aktivitas Membaca Buku PAI Pada Anak
Pada awalnya keinginan membaca sudah tumbuh sebelum anak
memasuki taman kanak-kanak atau sekolah dasar, artinya pada saat anak
41 Ida Farida, Peran Keluarga dalam Menumbuhkan Minat Baca Anak, Al-Maktabah,
Vol. III., No. 2., Oktober 1994, hlm. 150-151.
28
berada dalam lingkungan keluarga dan dalam lingkungan kelompok bermain
sudah tampak tanda-tanda keinginan dan kegemaran untuk membaca.
Melafalkan tulisan yang ada menunjukkan bahwa di dalam dirinya
sudah ada keinginan untuk membaca, walaupun hanya berupa khayalan saja.
Umumnya kegiatan belajar membaca dimulai dan dibina serta dikembangkan
di sekolah selama seorang anak menjadi siswa pada suatu sekolah. Dengan
demikian sekolah merupakan tempat yang pertama dan utama untuk
meningkatkan aktivitas membaca.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua untuk menumbuhkan
dan meningkatkan aktivitas membaca pada anak.
1) Bermain dengan bacaan bersama anak.
Aktivitas seperti itu merupakan suatu hal yang sangat
menyenangkan dan dapat memotivasi anak untuk membaca. Sejak bayi,
anak sudah dapat dirangsang untuk mencintai bacaan dengan pendekatan
bermain. Pada saat usia 0 sampai 1 tahun anak akan tertarik warna-warni
pada pola buku. Memasuki usia 2 tahun anak sudah dapat melihat gambar
dan dapat mengidentifikasikan apa yang dilihatnya waalupun jangka
perhatiannya masih pendek. Jika orang tua pengasuh atau neneknya
meluangkan waktu duduk bersama mereka maka mereka dapat menikmati
buku lebih lama.
Dalam kegiatan ini orang tua dapat bermain dengan buku atau
bacaan lain sambil menerangkan gambar yang ada di dalamnya. Anak
dapat serta ikut menyebutkan benda-benda yang ada dalam buku-buku.
2) Mendongeng atau Membacakan Cerita Islami kepada Anak
Mendongeng sudah mulai jarang dilakukan orang tua, padahal
kegiatan ini sangat disukai oleh anak. Mendongeng biasanya dilakukan
orang tua tanpa disertai buku bacaan. Untuk menggugah anak menyukai
buku bacaan orang tua dapat menyertai buku bacaan dengan membacakan
cerita dengan suara hidup. Membaca cerita dapat mendorong anak untuk
dapat membaca cerita tersebut sendiri. Pada anak yang sudah dapat
membaca orang tua dapat mengajak anak untuk bergantian bercerita.
29
3) Berkunjung ke Toko Buku
Mengajak anak ke toko buku dapat mempunyai pengaruh positif
pada minat anak terhadap buku dan bacaan. Di toko buku anak dapat
melihat berbagai buku yang ada disana dan memperhatikan pengunjung
lainnya. Berikan kesempatan kepada anak untuk membuka-buka buku
yang ada dan memilih buku yang disukainya. Orang tua perlu
memberitahukan kepada anak bahwa jika ingin membaca buku yang ada di
toko buku, buku tersebut harus dibeli terlebih dahulu.
4) Berkunjung ke Perpustakaan
Mengajak anak berkunjung ke perpustakaan dapat mendorong
kesadaran dalam aktivitas membaca anak. Orang tua hendaknya
menunjukkan kepada mereka letak buku-buku yang dapat dipinjam
dimana mereka dapat memilih buku sesuai dengan seleranya.
5) Mengusahakan Perpustakaan Keluarga
Untuk mengembangkan aktivitas membaca anak sebaiknya dibuat
perpustakaan keluarga di rumah. Walaupun kecil dan sederhana tempat ini
akan mendorong anak untuk mencintai bacaan.
6) Memberikan Hadiah Buku
Orang tua biasanya suka membelikan mainan sebagai hadiah untuk
anaknya. Orang tua hendaknya membiasakan memberikan hadiah buku
yang berguna kepada anak. Anak yang suka membaca buku akan merasa
senang jika dihadiahkan buku yang disukainya.42
Dapat penulis simpulkan bahwa peningkatan aktivitas membaca dapat
dilakukan dengan berbagai cara yakni:
a. Menyediakan bahan bacaan khususnya buku-buku Islami.
b. Pemilihan bahan bacaan yang baik.
c. Memiliki kesadaran dan minat yang tinggi terhadap membaca.
d. Penyediaan waktu untuk membaca.
Sebagai orang tua harus memberikan kesempatan dan pengertian
sebanyak dan ekonomis mungkin bahwa buku baik bagi mereka. Dari semua
42 Ibid., hlm. 50.
30
usaha yang kita lakukan ada satu hal yang sangat penting dan tak bisa
dilupakan yakni keteladanan orang tua. Kesukaan pada buku dan kegiatan
membaca sedikit banyak memberi anak-anak contoh hidup bagaimana dan
seperti apa kesukaan membaca dilakukan. Pengaruh kecintaan kepada buku
akan berpengaruh besar dalam benak anak, jika secara sengaja dan terus
menerus orang tua juga mengajak anak, kegembiraan dan kenikmatan pada
orang tua mereka dalam mencintai buku, anak-anak menjadi sangat berminat
untuk mengikuti aktivitas orang tuanya.43
43 Joko D. Muktiono, Aku Cinta Buku, (Menumbuhkan Minat Baca Pada Anak), (Jakarta:
Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, 2003), hlm. 111.