bab ii landasan teori a. 1. pengertian media pembelajaran
TRANSCRIPT
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius secara
harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam
bahasa Arab, media merupakan pengantar pesan dari
pengirim untuk penerima pesan.1 Media merupakan
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan,
dengan demikian media dapat diartikan sebagai penyalur
informasi atau penyalur pesan.2 Gerlach & Ely dalam
Azhar Arsyad mengatakan bahwa secara garis besar media
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun
kondisi yang menjadikan siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Artinya guru, buku
teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara
khusus, media pembelajaran diartikan sebagai alat-alat
grafis, photografis, dan elektronis yang bertujuan
menangkap, memproses, maupun menyusun visual dan
verbal kembali.3
Rossi dan Breidle dalam Sanjaya mengatakan
bahwa media pembelajaran merupakan seluruh alat yang
dapat digunakan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
seperti telefisi, radio, buku, majalah, koran, dan lainnya4
Media pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat
penting dalam proses pembelajaran, karena media sebagai
perantara dalam penyampaian bahan ajar yang tidak jelas
dalam kegiatan pembelajaran.
Agar proses interaksi antara guru dan peserta didik
dalam kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan
optimal dibutuhkan media pembelajaran.
Dengan demikian melalui bantuan media
pembelajaran peserta didik dapat lebih mudah dalam
1 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 3. 2 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer; Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2013), 159. 3 Azhar arsyad, Media Pembelajaran, 3, 4 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:
Kencana Prendamedia Group, 2008), 204
9
mencerna dan memahami materi yang diberikan oleh guru.
Media yang baik dan tepat akan mewakili tercapainya
materi yang diajarkan dijelaskan dalam surat An Nahl ayat
89.5
عث ف كل أمة شهيدا عليه نا بك وي وم ن ب ن أنفسهم وجئ م م يانا لكل شيء وهدى ورحة شهيدا على هؤلاء ون زلنا عليك الكتاب تب
وبشرى للمسلمي
Artinya :“(dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami
bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi
atas mereka dari mereka sendiri dan Kami
datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi
atas seluruh umat manusia. Dan Kami
turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta
rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
yang berserah diri.” (Q.S An Nahl : 89)
Media pembelajaran dapat memudahkan pendidik
dalam menjelaskan materi yang sulit dijelaskan secara
verbal oleh pendidik dan peserta didik akan lebih mudah
dalam mendapatkan pengalaman yang kongkret. Dengan
menggunakan media materi akan lebih jelas dan dapat lebih
mudah dipahami oleh peserta didik.
Berdasarkan beberapa pendapat, dapat ditarik
kesimpulan bahwa media pembelajaran merupakan alat
yang digunakan dalam penyampaian pesan dari pengirim
ke penerima dengan rangsangan pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat sehingga siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Anak- anak tingat
dasar sampai menengah membutuhkan media dalam proses
pembelajaran, karena pada tingkat dasar dan menengah
pendidik diharapkan mampu mengembangkan semua alat
indra yang dimiliki peserta didik, yaitu dengan mendengar,
melihat, meraba, memanipulasi media yang dapat di pilih.
5 Kementerian Agama RI, Syamil Al-Qur’an Miracle The Reference, (Bandung:
Sygma Publishing, 2010), 277.
10
b. Manfaat Media Pembelajaran
Mengantarkan suatu pesan kepada penerima
merupakan peran dari media. Selain itu agar tercapainya
tujuan pembelajaran, dalam proses belajar mengajar guru
dapat menggukan media sebagai alat bantu.
Sudjana & Rivai menjelaskan manfaat dari media
pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu sebagai
berikut: 6
1) Pembelajaran menarik perhatian peserta didik dan
dapat menumbuhkan motivasi belajar
2) Bahan pembelajaran lebih jelas maknanya sehingga
tercapai tujuan pembelajaran yang lebih baik.
3) Metode mengajar lebih variasi, sehingga peserta didik
tidak bosan
4) Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar
Menurut Kemp dan Dyton dalam Sanjaya, media
memiliki kontribusi yang sangat penting terhadap proses
pembelajaran. Kontribusi tersebut adalah sebagai berikut :7
1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih
terstandar
2) Pembelajaran dapat lebih menarik
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif
4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
6) Proses pembelajaran dapat berlangsung di manapun
dan kapanpun diperlukan
7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta
proses pembelajaran dapat ditingkatkan
8) Peran guru berubah kearah yang positif, artinya guru
tidak menempatkan diri sebagai satu- satunya sumber
belajar.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa media berperan penting dalam
pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa dan
media memiliki beberapa manfaat dalam pembelajaran.
1) Penyajian pesan dalam pembelajaran tidak bersifat
verbalitas
6 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung : Sinar Baru
Algesindo, 2010), 2. 7 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, 210.
11
2) Memudahkan siswa dalam menerima pelajaran karena
pembelajaran difokuskan kepada peserta didik
3) Menarik minat siswa untuk belajar dengan adanya
metode mengajar yang bervariasi
4) Mengatasi kebosanan siswa, sehingga dapat fokus
dengan pelajaran yang diberikan
5) Penggunaan media yang tepat dan bervariasi dapat
mengatasi siswa yang pasif.
c. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Proses pembelajaran akan lebih aktif dengan
hadirnya media pembelajaran. Setiap media pembelajaran
memiliki karakteristik yang berbeda- beda. Oleh karena itu
pemilihan media pembelajaran perlu dilakukan dengan
cermat agar dapat diterapkan sesuai kegunaanya.
Dalam memilih media untuk kepentingan proses
pembelajaran sebaiknya guru memperhatikan kriteria-
kriteria media pembelajaran sebagai berikut :8
1) Ketepatan dengan tujuan pengajaran
Media pengajaran dipilih dengan dasar tujuan
instruksional yang telah ditetapkan.
2) Dukungan terhadap isi bahan pembelajaran
Bahan pelajaran yang bersifat fakta, prinsip, konsep
dan generalisasi membutuhkan bantuan media agar
lebih mudah dipahami.
3) Kemudahan memperoleh media
Media yang diperlukan mudah diperoleh, mudah dibuat
oleh guru ketika mengajar.
4) Keterampilan guru dalam menggunakan media
5) Sesuai dengan taraf berfikir siswa
Pemilihan media pembelajaran harus sesuai dengan
kemampuan berfikir siswa
Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep
bahwa media merupakan bagian dari sistem intruksional
secara keseluruhan, untuk itu, ada beberapa kriteria yang
harus diperhatikan dalam pemilihan media.9
1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pemilihan
media sesuai dengan tujuan intruksional yang sudah
ditetapkan.
8 Nana Sudjana dan Rivai, Media Pengajaran, 4-5. 9 Azhar arsyad, Media Pembelajaran, 74-76.
12
2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang bersifat
fakta, konsep, prinsip, dan generalisasi. Agar proses
pembelajaran terbantu secara efektik, media harus
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
3) Praktis, luwes, dan bertahan. Media yang dipilih
sebaiknya berguna untuk kapanpun dan dimanapun.
4) Guru terampil dalam menggunakannya. Media apapun
itu, guru diharuskan mampu menggunkannya dalam
proses pembelajaran.
5) Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk
kelompok besar belum tentu efektif jika digunakan
pada kelompok kecil atau perorangan.
6) Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar
maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis
tertentu.
Dengan kriteria pemilihan media pembelajaran di
atas, guru lebih mudah menggunakan media yang tepat
guna membantu mempermudah tugasnya sebagai pengajar.
Kehadiran media pembelajaran tidak perlu dipaksakan
yang nantinya akan mempersulit guru, namun dengan
hadirnya media pembelajaran seharusnya mempermudah
guru dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu media
pembelajaran bukanlah sebuah keharusan namun sebagai
pelengkap apabila dirasa perlu untuk mempertinggi kualitas
belajar mengajar.
d. Jenis- Jenis Media Pembelajaran
Terdapat beberapa jenis media yang digunakan
dalam proses pembelajaran :
1) Media Grafis
Media cetak dan media grafis adalah media
yang paling sering digunakan dalam proses
pembelajaran. Media grafis termasuk media visual non
proyeksi salah satu fungsinya , yaitu menyalurkan
suatu pesan dari pendidik ke peserta didik. Secara
sederhana media grafis adalah sebagai media yang
mengandung pesan dapat dituangkan dalam bentuk
tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar dan simbol yang
mengandung arti.10
Jenis media grafis terdiri atas
bagan, diagram, grafik, poster, kartun, dan komik.11
10 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, 213-214. 11 Nana sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, 27.
13
2) Media Proyeksi Diam
Media proyeksi diam merupakan salah satu
media yang dapat digunakan melalui bantuan
proyektor. Media proyeksi berbeda dengan media
grafis, karena saat pemakaiannya media ini harus
menggunakan alat elektronik untuk dapat menampilkan
informasi atau pesan.
3) Media Audio
Media ini berkaitan dengan indera
pendengaran. Media audio berasal dari kata audible
yang berarti suata ang dapat didengarkan secara wajar
oleh telinga manusia. Sebagai media pembelajaran
maka suara-suara atau bunyi direkam dengan
menggunakan alat perekam suara, kemudian
didengarkan kembali kepada peserta didik.12
Beberapa jenis media pembelajaran yang dibahas
diatas adalah media yang sangat sering digunakan pendidik
dalam pembelajaran, dengan adanya media dapat
mempermudah kegiatan belajar mengajar.
Anderson mengklasifikasikan media menjadi
beberapa bagian, antara lain:13
Tabel 2.1
Pengelompokkan Media Anderson
No Golongan media Contoh dalam pembelajaran
1 Audio Kaset audio , siaran radio , CD ,
telepon
2 Cetak Buku pelajaran , modul, brosur ,
leaflet , gambar
3 Audio- cetak Kaset audio yang dilengkapi
bahan tertulis
4 Proyeksi visual
diam
Overhead transparasi (OHT) ,
film bingkai
(slide)
5 Proyeksi audio
visual diam
Film bingkai (slide) bersuara
6 Visual gerak Film bisu dengan judul
12 Daryanto, Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai
Tujuan Pembelaaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2013), 38. 13 Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana
PrenadaMedia Group, 2014), 124-125.
14
(caption)
7 Visual gerak
dengan audio
Audio visual gerak, film gerak
bersuara, video/ VCD, televise
8 Obyek fisik Benda nyata, model, specimen
9 Manusia dan
lingkungan
Guru, pustakawan, laboratorium
10 Computer CAI (pembelajaran pembentukan
computer), CBI (Pembelajaran
berbasis computer)
2. Media Komik
a. Pengertian Komik
Komik memiliki banyak arti yang disesuaikan
dengan tempat masing-masing komik itu berada. Secara
umum komik sering diartikan sebagai “cerita bergambar”.
Scout McCloud yang dikutip oleh Waluyanto berpendapat
bahwa komik dapat diartikan sebagai gambar-gambar dan
lambang yang terjuktaposisi (berdekatan, bersebelahan)
dalam urutan tertentu untuk menyampaikan informasi dan
mencapai tanggapan estetis dari pembacanya.14
Komik
merupakan bentuk kartun dimana perwatakan sama
membentuk suatu cerita dalam urutan gambar- gambar
yang berhubungan erat dirancang untuk menghibur para
pembacanya.15
Komik merupakan media unik yang
menggabungkan teks dan gambar dalam bentuk yang
kreatif.16
Dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa,
guru dapat menggunakan komik sebagai media
pembelaajran. Komik yang disajikan dengan bahasa sehari-
hari dengan dilengkapi gambar menarik sehingga materi
yang dipelajari dapat dimahami siswa dengan baik.
Komik merupakan media yang manarik karena
dilengkapi dengan bacaan dan gambar yang menjelaskan
dari isi bacaan. Makna cerita dapat dipahami melalui
gambar yang terdapat dalam cerita. Keselarasan antara
14 Heru Dwi Waluyanto, “Komik Sebagai Media Komunikasi Visual
Pembelajaran”, Jurnal Nirmana, Vol.7, 2005, 51. 15 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2010), hlm. 69. 16 Tri Kurnia Wardani, “Penggunaan Media Komik dalam Mempelajari Sosiologi
pada Pokok Bahasan Masyarakat Multikultural”, Jurnal Komunitas, Vol. 4, 2012, 231.
15
gambar dan cerita menjadikan siswa dengan mudah dan
cepat mentransfer pemahaman.17
Komik merupakan suatu media visual yang
memiliki kekuatan dalam penyampaian informasi yang
mudah dipahami. Hal ini terjadi karena komik berisikan
perpaduan antara kekuatan gambar dan tulisan, yang
dirangkai dalam alur cerita. Gambar menjadikan informasi
lebih mudah diserap. Teks membuatnya lebih dipahami,
dan alur menjadikan lebih mudah untuk diikuti dan
diingat.18
Komik merupakan salah satu bentuk sumber
belajar yang dapat membantu siswa dan dapat mengantikan
posisi guru dalam kegiatan pembelajaran baik di kelas
maupun di luar kelas. Media komik dapat digunakan dalam
proses pembelajaran dua arah, yaitu sebagai alat bantu
mengajar dan sebagai media belajar yang dapat digunakan
sendiri oleh siswa.19
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
komik adalah media pembelajaran yang digunakan untuk
menyampaikan pembelajaran yang berisikan gambar-
gambar, lambang-lambang, simbol-simbol, dan balon kata
yang saling berdekatan dan disusun dalam suatu alur cerita
yang runtun dalam penyampaian informasi. Sehingga pesan
yang disampaikan melalui media komik tersimpan dalam
memori jangka panjang yang tidak mudah dilupakan
meskipun telah lama dibaca, dan sewaktu-waktu dengan
mudah dapat diceritakan kembali.
b. Kelebihan dan Kekurangan Komik
Sebagai media visual, media komik memiliki
kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran.
Kelebihan media komik antara lain:20
1) Menggunakan bahasa sehari-hari, sehingga siswa
dengan mudah memahami isi komik.
17 Jufri Ahmat dan Wahyu Sukartiningsih, “Penggunaan Media Komik untuk
Meningkatkan Keterampilan Membaca Cerita di Kelas V Sekolah Dasar,” Jurnal
JPGSD, Vol. 1, No. 2, 2013, 2. 18 Heru Dwi Waluyanto, “Komik Sebagai Media Komunikasi Visual
Pembelajaran”.54. 19 Anip Dwi Saputro, “Aplikasi Komik Sebagai Media Pembelajaran”, Jurnal
MUADDIB Vol.05 No.01, 2015, 1. 20 Tri Kurnia Wardani, “Penggunaan Media Komik dalam Mempelajari
Sosiologi pada Pokok Bahasan Masyarakat Multikultural” . 231.
16
2) Menggunakan gambar- gambar yang dapat
memperjelas kata dari cerita pada komik.
3) Menggunakan warna yang menarik dan terang,
sehingga siswa lebih termotivasi untuk membaca
komik.
4) Cerita pada komik sangat erat dengan kejadian yang
dialami siswa sehari-hari, sehingga diharapkan mereka
lebih paham dengan permasalahan yang mereka alami.
Menurut Trimo dalam Rosi Lestari, kelemahan
media komik antara lain yaitu:21
1) Kemudahan orang membaca komik membuat malas
membaca sehingga menyebabkan penolakan atas buku-
buku yang tidak bergambar.
2) Banyak aksi yang menonjolkan kekerasan.
3) Banyak adegan percintaan yang lebih menonjol.
c. Karakteristik Media Komik
Karakteristik yang dimiliki komik menurut
Danaswari, yaitu sebagai berikut:22
1) Pembuatan komik untuk menggambar diperlukan
adanya karakter
2) Ekspresi wajah karakter
3) Balon kata
4) Garis gerak
5) Latar
6) Panel
Dari pendapat Danaswari, dapat disimpulkan
bahwa karakteristik media komik adalah adanya karakter,
ekspresi wajah karakter, balon kata, garis gerak, latar, dan
panel sehingga terbentuklah media komik yang menarik
dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Hasil Belajar Siswa
a. Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan
dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh
suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga
21 Rosi Lestari, Pengaruh Media Komik dalam Keterampilan Membaca Intennsif
Siswa Kelas III SD Islam Amanah Tangerang Selatan, 22. 22 Nunik Nurlatipah, dkk, Pengembangan Media Pembelajaran Komik Sains
Yang Disertai Foto Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP N 2
Sumber Pada Pokok Bahasan Ekosistem, (Jawa BaraT: Jurnal Scientiae Educatia Vol. 5
No. 2 , 2015), 5.
17
memungkinkan seseorang terjadinya perilaku yang relative
tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun bertindak.23
Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau
penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan
cara membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan
lain sebagainya. 24
Menurut R. Gagne belajar adalah proses untuk
memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan,
kebiasaan dan tingkah laku.25
Gagne juga mengemukakan
bahwa belajar merupakan suatu upaya dalam memperoleh
pengetahuan dan keterampilan melalui instruksi. Maksud
dari intruksi adalah bimbingan atau arahan.26
Berdasarkan uraian tentang konsep belajar di atas,
dapat dipahami makna hasil belajar merupakan perubahan
yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotorik sebagai hasil dari
kegiatan belajar.27
Nawawi dalam Ahmad Santoso
mengemukakan bahwa hasil belajar diartikan sebagai
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi di
sekolah yang berbentuk skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.28
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah perubahan kemampuan yang
diperoleh siswa setelah melakukan proses kegiatan belajar.
b. Macam-macam hasil belajar
Hasil belajar terdiri dari pemahaman konsep atau
aspek kognitif, keterampilan proses atau aspek psikomotor,
dan sikap siswa atau aspek afektif. Berikut penjelasannya:
1) Pemahaman Konsep
Bloom mengartikan bahwa pemahaman adalah
kemampuan dalam menyerap makna atau arti dari
materi atau bahan yang telah dipelajari. Makna
23 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2013), 4. 24 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar- Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers,
2012), 20. 25 Ihsana El Khuluqo, Belajar dan Pembelajaran, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2017), 6. 26 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2013), 1-2. 27 Ahmad Santoso, Teori Belajar dan Pembelajaran, 5. 28 Ahmad Santoso, Teori Belajar dan Pembelajaran, 5.
18
pemahaman dikategorikan menjadi beberapa aspek
berdasarkan kriteria sebagai berikut:29
a) Translate major ideas into own words, artinya
“pemahaman adalah suatu kemampuan yang
bertujuan menerangkan dan menginterpretasikan
sesuatu, artinya seseorang yang telah faham dengan
sesuatu akan mampu menerangkan dan
menjelaskan kembali apa yang telah ia terima”.
b) Interpret the relationship among major ideas,
artinya “pemahaman bukanlah sekedar mengetahui,
yang pada umumnya hanya sebatas mengingat
kembali suatu pengalaman dan memproduksi apa
yang pernah dipelajari”
c) Extrapolate or go beyond data to implication of
major ideas, artinya “pemahaman bukan hanya
mengetahui, karena proses mental dinamis
melibatkan suatu pemahaman, dengan memahami
maka ia dapat memberikan uraian dan penjelasan
yang lebih kreatif, serta mampu memberikan
gambaran yang luas”.
Guru dapat melakukan evaluasi produk yang
bertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa yang
berupa pemahaman konsep. Menurut W.S. Winkel,
seberapa jauh suatu tujuan intruksional telah tercapai
dapat diukur melalui produk. Hal tersebut dapat
dilaksanakn dengan mengadakan berbagai macam tes,
baik diadakan secara lisan maupun tertulis.30
2) Keterampilan Proses
Menurut Usman dan Setiawati dalam Ahmad
Santoso “keterampilan proses merupakan keterampilan
yang mengarah pada pembangunan kemampuan
mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai
penggerak kemanapun yang lebih tinggi dalam diri
individu siswa”. Keterampilan dapat diartika
kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan
perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu hasil tertentu.31
29 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, 6-7. 30 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran,9. 31 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, 9.
19
Menurut Indrawati keterampilan proses dibagi
menjadi dua tingkatan, pertama tingkat dasar yang
meliputi: observasi, klasifikasi, komunikasi,
pengukuran, prediksi, dan inference, kedua
keterampilan terpadu yang meliputi: menentukan,
variabel, menyusun data, dll).
Secara bersamaan dikembangkan pula sikap-
sikap yang dikehendaki, salah satunya yaitu kreativitas,
kerja sama, bertanggung jawab, dan disiplin sesuai
dengan bidang studi yang bersangkutan dengan tujuan
melatih keterampilan proses.32
3) Sikap
Bany dan Johnson mengemukakan model yang
mencakup ketiga aspek tersebut, yaitu:33
a) “self-report technique” (Teknik pelaporan diri
sendiri), yaitu berbentuk respon seseorang terhadap
sejumlah pertanyaan.
b) “observation of behaviour” (Observasi terhadap
perilaku yang tampak), yaitu sikap ditafsirkan dari
perilaku seseorang yang tampak.
c) Sikap yang disimpulkan dari perilaku orang yang
bersangkutan, dalam hal ini sikap diperkirakan
berdasarkan tafsiran terhadap perkataan, tindakan,
dan tanda-tanda nonverbal.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Wasliman berpendapat bahwa pencapaian hasil
belajar peserta didik merupakan hasil interaksi antara
berbagai faktor yang mempengaruhi, berikut adalah
fakktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar:34
1) Faktor internal, faktor internal merupakan faktor yang
bersumber dari dalam diri peserta didik, yang
mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal
antara lain meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian,
motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar,
serta kondisi fisik dan kesehatan.
2) Faktor eksternal, faktor yang berasal dari luar diri
peserta didik seperti lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, dan lingkungan masyarakat. Keadaan keluarga
32 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, 10. 33 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, 11. 34 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, 12.
20
yang tidak stabil ekonominya dan kurangnya perhatian
orang tua terhadap anaknya bepengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Semakin tinggi kualitas pembelajaran
disekolah maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa.
Keadaan masyarakat disekitar siswa juga membawa
dampak bagi hasil belajar siswa.
4. Pembelajaran IPA
a. Pengertian Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian
dari Ilmu Pengetahuan atau Sains yang berasal dari bahasa
Inggris “science”. Kata “science” sendiri berasal dari kata
dalam Bahasa Latin „scientia‟ yang berarti “saya tahu”.
Science terdiri dari “social science” (ilmu pengetahuan
sosial) dan “natural science” (ilmu pengetahuan alam)”.35
Jadi IPA atau „science’ diartikan sebagai ilmu tentang
alam, yaitu ilmu yang menjelaskan tentang peristiwa-
peristiwa yang terjadi di alam ini.36
IPA adalah salah satu
mata pelajaran pokok dalam kurikulum, khususnya pada
jenjang sekolah dasar.37
IPA merupakan suatu kumpulan teori yang
sistematis, secara umum penerapannya terbatas pada
gejala-gejala alam, melalui metode ilmiah berbentuk
observasi dan pengamatan IPA lahir dan berkembang.38
IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan percobaan namun pada
perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan teori. Terdapat dua hal yang
saling berkaitan, yaitu IPA sebagai produk, pengetahuan
IPA yang berupa pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif, dan IPA sebagai proses, yaitu
kerja ilmiah. Saat ini objek kajian IPA menjadi semakin
luas, meliputi konsep IPA, proses, nilai, dan sikap ilmiah,
aplikasi IPA dalam kehidupan sehari-hari, dan kreativitas.39
35 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2014), 136. 36 Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, ( Jakarta: Indeks,
2016), 3. 37 Ahmad Santoso, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, 165. 38 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, 136- 137. 39 Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA,
22.
21
Carin dan Sund dalam Asih Widi Wisudawati dan
Eka Sulistyowati menyatakan bahwa terdapat empat unsur
utama dalam IPA, yaitu:40
1) Sikap IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang
fenomena alam, makhluk hidup, benda, serta
hubungan sebab akibat.
2) “Proses” pemecahan masalah pada IPA
berkemungkinan adanya prosedur yang sistematis dan
runtut melalui metode ilmiah.
3) “Produk” fakta, prinsip, teori, dan hokum merupakan
hasil dari produk IPA.
4) “Aplikasi” penerapan metode ilmiah dan konsep IPA
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pembelajaran IPA unsur tersebut diharapkan
terdapat dalam diri peserta didik sehingga peserta didik
dapat mengalami proses pembelajaran dan menggunakan
rasa keingin tahuannya dalam memahami fenomena alam
melalui penerapan langkah- langkah metode ilmiah.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa IPA merupakan usaha manusia pada pemahaman
alam semestamelalui pengamatan, serta penggunaan
prosedur, dan untuk mendapatkan kesimpulan dijelaskan
menggunkan penalaran.
b. Tujuan Pembelajaran IPA Dalam Badan Nasional Standar Pendidikan terdapat
beberapa tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar :41
1) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep IPA.
3) Pengembangan rasa ingin tahu, sikap positif, dan
kesadaran tentang keterkaitan antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
4) Pengembangan keterampilan proses dengan tujuan
memecahkan masalah, mambuat keputusan dan
menyelidiki alam sekitar.
5) Peningkatan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, melestarikan, dan menjaga lingkungan
40 Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA,
24. 41 Ahmad Santoso, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, 171-172
22
6) Peningkatan keasadaran guna menghargai alam
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan
keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP.
Berdasarkan tujuan pembelajaran IPA di sekolah
dasar diharapkan terciptanya peserta didik yang memiliki
pengetahuan dan keterampilah dalam mengkaji dan
menumbuhkan rasa kekaguman melihat alam semesta yang
diciptakan Tuhan, serta memecahkan permasalahan
peristiwa alam.
c. Tinjauan Materi IPA Perubahan Wujud Pada Benda Phase atau tingkatan suatu benda terbagi menjadi 3,
yaitu : padat, cair dan gas.42
Perubahan dari phase tertentu
ke phase yang lain masing- masing sebagai berikut :
Gambar 2.1
Perubahan Wujud Pada Benda
Sesuai pada gambar 2.1, berikut penjelasannya :43
a. Melebur (mencair) adalah perubahan phase benda dari
phase padat ke phase cair pada suhu dan tekanan tertentu.
42 Ishak Abdulhak, dkk, Konsep Dasar IPA I, (Jakarta : Departemen Agama RI
Derektorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2001), 180. 43 Puty Yousnelly, Senang Belajar IPA 4, (Jakarta: Yudhistira, 2015), 72.
23
b. Membeku adalah perubahan wujud benda daric air menjadi
padat. Contoh air jika dibekukan di dalam suhu di bawah
0°.
c. Menguap ialah perubahan phase benda dari phase cair ke
phase gas (uap), yang hamper terjadi pada setiap
temperatur.
d. Mengembun adalah peristiwa perubahan wujud benda gas
menjadi cair. Benda gas akan mengembun jika mengalami
pendinginan.
e. Menyumblim adalah perubahan wujud benda dari padat
menjadi gas. Contoh kamper adalah benda padat yang akan
menjadi gas jika digunakan.
f. Mengkristal adalah proses gas berubah menjadi padat.
Contoh uap air berubah langsung menjadi es tanpa menjadi
cair.
B. Penelitian Terdahulu
Untuk menunjukkan bahwa penelitian ini belum ada, maka
peneliti akan memaparkan penelitian atau tulisan yang sudah ada.
Dari hal ini nantinya peneliti akan menjadikan sebagai teori dan
sebagai perbandingan dalam mengupas berbagai permasalahan
penelitian ini, sehingga memperoleh penemuan baru yang otentik.
Diantaranya peneliti paparkan sebagai berikut :
1. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Media Komik terhadap
Keterampilan Membaca Intensif Siswa kelas III SD Islam al-
Amanah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015- 216. Karya
Rosi Lestari. Pada penelitian tersebut peneliti menarik
kesimpulan bahwa Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian The Post-test
Only Control Group Design . Berdasarkan hasil posttest,
diperoleh bahwa hasil rata-rata nilai tes keterampilan membaca
intensif siswa setelah dibelajarkan dengan menggunakan media
komik (kelas eksperimen) lebih tinggi dibandingkan dengan
hasil rata-rata nilai tes keterampilan membaca intensif siswa
yang tidak menggunakan media komik (kelas kontrol). Rata-
rata nilai posttest kelas eksperimen sebesar 84,63 dan kelas
kontrol sebesar 75,56. Selain itu, hasil perhitungan uji-T atau
uji hipotesis dengan menggunakan teknik Paired Sample T-Test
diperoleh nilai sig.(2-tailed) sebesar 0,030. Sehingga, Ho
ditolak dan H1 diterima dengan nilai sig.(2-tailed) yaitu 0,030
< 0,05. Karena H1 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh penggunaan media komik terhadap keterampilan
24
membaca intensif siswa kelas III SD Islam Al Amanah
Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016.44
Persamaan penelitian yang sedang dilakukan oleh
peneliti dengan penelitian terdahulu dengan adalah bersama-
sama menggunakan media komik dalam proses pembelajaran.
Sedangkan perbedaan dalam penelitian yang sedang dilakukan
oleh peneliti dengan penelitian terdahulu adalah peneliti
terdahulu menggunakan media komik untuk mengetahui
adakah pengaruh penggunaan media komik terhadap
keterampilan membaca intensif siswa kelas 3, sedangkan dalam
penelitian ini peneliti menggunkan media komik untuk
mengetahui apakah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA kelas V.
2. Penelitian yang berjudul “Pengaruh penggunan media komik
terhadap hasil belajar peserta didik mata pelajran Fiqih kelas III
di MI Nashrul Fajar Meteseh Kota Semarang tahun 2017-
2018”. Karya Durotun Nasikhah. Pada penelitian tersebut
peneliti menarik kesimpulan bahwa Model yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian field research. Bentuk
field research dalam penelitian ini yaitu true field research
(benar benar penelitian lapangan) jenis “posttest only control
design” pengujian hipotesis hanya menggunakan nilai angket.
Penelitian ini dipergunakan untuk memperoleh data kongkrit
yang terjadi di lapangan. Dalam pengumpulan data penulis
menggunakan metode Observasi, Angket, wawancara dan
Dokumentasi. Dari hasil penelitian yang penulis buat, pengaruh
media komik terhadap minat belajar siswa kelas IIIA mata
pelajaran Fiqih di MI Nashrul Fajar Meteseh Tembalang
semarang tahun pelajaran 2017/2018. Hal ini terbukti dari
besarnya rhitung= 0,54 dan rtabel dengan signifikansi 5% =
0.367, dan hasil analisis product moment dilanjutkan dengan
analisis lanjutan yakni Analisis Varians Regresi Sederhana,
hasil dari Fhitung adalah 11,306. Dan nilai Ftabel 5%
signifikansi yakni 4,21 karena jumlah sampel 29 dan nilai
Variabel 1. Ini berarti pengaruh media komik akhlak
berpengaruh besar terhadap minat belajar siswa. Hal ini
menunjukkan bahwa hipotesis yang penulis ajukan yaitu ”ada
pengaruh penggunaan media komik terhadap minat belajar
44 Rosi Lestari, “Pengaruh Media Komik terhadap Keterampilan Membaca
Intensif Siswa kelas III SD Islam al-Amanah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015-
216”, (Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta, 2016)
25
peserta didik mata pelajaran Fiqih kelas III di MI Nashrul Fajar
Meteseh kota Semarang tahun pelajaran 2017/2018” dapat
diterima.45
Persamaan penelitian yang sedang dilakukan oleh
peneliti dengan penelitian terdahulu adalah bersama- sama
menggunakan media komik dalam proses pembelajaran.
Sedangkan perbedaan penelitian yang sedang dilakukan oleh
peneliti dengan penelitian terdahulu adalah peneliti terdahulu
menggunakan media komik untuk meningkatkan minat belajar
siswa pada mata pelajarab fiqih kelas III, sedangkan dalam
penelitian ini peneliti menggunkan media komik untuk
mengetahui apakah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA kelas V.
3. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Grafis
terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V pada mata pelajaran IPA
di MIS Suturuzzhulam Kecamatan Percut Sej Tuan Kabupaten
Deli Serdang Tahun Pelajaran 2017/ 2018”. Karya Putri
Moetiya. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen
dengan jenis penelitian eksperimen semu. Instrument tes yang
digunkkan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes
pilihan berganda berupa pretest dan posttest. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata pre-test pada kelas
eksperimen sebesar 44 dengan simpangan baku 15,01 dan nilai
rata-rata post-test sebesar 85 dengan simpangan baku 20,13.
Perubahan hasil belajar yaitu 41 dengan menggunakan media
grafis. Sedangkan nilai rata-rata pre-test pada kelas kontrol
sebesar 45 dengan simpangan baku 11,00 dan nilai rata-rata
post-test sebesar 61 dengan simpangan baku sebesar 14,47.
Perubahan hasil belajar yaitu 16 tanpa menggunakan media
grafis. Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media
grafis terhadap hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran
IPA di MIS Suturuzzhulam Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang Tahun Pelajaran 2017-2018.
Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis pada = 0,05 di dapat
45 Durotun Nasikhah, “Pengaruh penggunan media komik terhadap hasil belajar
peserta didik mata pelajran Fiqih kelas III di MI Nashrul Fajar Meteseh Kota Semarang
tahun 2017- 2018”, (Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN
Semarang, 2019)
26
thitung = 5,83 dan ttabel = 2,024 sehingga thitung > ttabel atau
5,83 > 2,024, maka Ha diterima dan Ho ditolak.46
Persamaan penelitian yang sedang dilakukan oleh
peneliti dengan penelitian terdahulu adalah bersama- sama
menggunakan media grafis untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA kelas V. Sedangkan perbedaan
penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti dengan
penelitian terdahulu adalah peneliti terdahulu menggunakan
media grafis berupa gambar, sedangkan dalam penelitian ini
peneliti menggunkan media grafis berupa komik.
C. Kerangka Berfikir
Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan dalam penyempaian pesan dari pengirim kepada
penerima dengan rangsangan pikiran, perasaan, perhatian, dan
minat sehingga membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Anak- anak tingat dasar sampai menengah
membutuhkan media dalam proses pembelajaran, karena pada
tingkat dasar dan menengah pendidik diharapkan mampu
mengembangkan semua alat indra yang dimiliki peserta didik, yaitu
dengan mendengar, melihat, meraba, memanipulasi media yang
dapat di pilih.
Komik adalah media pembelajaran yang diterapkan dalam
pembelajaran yang berupa gambar-gambar, simbol-simbol,
lambang-lambang, dan balon kata yang saling berdekatan dan
disusun pada alur cerita yang runtun yang bertujuan agar
tersampainya informasi. Sehingga informasi yang disampaikan
melalui media komik tidak mudah dilupakan meskipun telah lama
dibaca, dan kapanpun dapat diceritakan kembali dengan mudah.
IPA merupakan usaha manusia memahami alam semesta
dengan cara mengamati objek dengan teliti serta penggunaan
prosedur dan kemudian dijelaskan untuk mendapatkan sebuah
kesimpulan. Dengan menggunakan media komik diharapkan
terbentuknya perubahan kemampuan yang diperoleh siswa setelah
melakukan proses kegiatan belajar pada mata pelajaran IPA.
Perubahan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melakukan
proses kegiatan belajar tersebut disebut dengan hasil belajar.
46 Putri Moetiya, “Pengaruh Penggunaan Media Grafis terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas V pada mata pelajaran IPA di MIS Suturuzzhulam Kecamatan Percut Sej
Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun Pelajaran 2017/ 2018”. (Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan (FTIK) UIN Sumatra Utara Medan, 2018)
27
Gambar 2.2
Kerangka Berfikir
Berdasarkan bagan di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat
variable pengaruh yaitu media komik sebagai (X) dan terdapat
variable terpengaruh yaitu hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPA sebagai (Y).
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dengan
diterapkannya penggunaan media komik diharapkan mampu
mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
Artinya, penggunaan media komik memberikan pengaruh terhadap
hasil belajar siswa.
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah
dalam penelitian, yang mana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara
karena jawaban yang diberikan didasarkan pada relevannya
terhadap teori, tidak berdasarkan fakta empiris yang dihasikan dari
data yang dikumpulkan.47
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
hipotesis adalah kesimpulan sementara yang masih membutuhkan
bukti dari kebenaran atau dapat diartikan pula bahwa hipotesis
adalah dugaan sementara yang kemungkinan jawaban dianggap
benar.
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Hipotesis pertama
Penerapan penggunaan media komik pada mata pelajaran IPA
di MI Islamiyah Mejobo Kudus dinyatakan baik.
47 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2016), 96.
(X)
Media Komik
(Y)
Hasil Belajar
28
2. Hipotesis kedua
Penggunaan media komik berpengaruh signifikan terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di MI Islamiyah
Mejobo Kudus.
3. Hipotesis ketiga
Hasil dari penerapan media komik terhadap hasil belajar IPA di
MI Islamiyah dalam kategori baik.