bab ii landasan teori a. 1. pengertian media pembelajaran

21
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media merupakan pengantar pesan dari pengirim untuk penerima pesan. 1 Media merupakan pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan, dengan demikian media dapat diartikan sebagai penyalur informasi atau penyalur pesan. 2 Gerlach & Ely dalam Azhar Arsyad mengatakan bahwa secara garis besar media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang menjadikan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Artinya guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara khusus, media pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, dan elektronis yang bertujuan menangkap, memproses, maupun menyusun visual dan verbal kembali. 3 Rossi dan Breidle dalam Sanjaya mengatakan bahwa media pembelajaran merupakan seluruh alat yang dapat digunakan untuk mewujudkan tujuan pendidikan seperti telefisi, radio, buku, majalah, koran, dan lainnya 4 Media pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat penting dalam proses pembelajaran, karena media sebagai perantara dalam penyampaian bahan ajar yang tidak jelas dalam kegiatan pembelajaran. Agar proses interaksi antara guru dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan optimal dibutuhkan media pembelajaran. Dengan demikian melalui bantuan media pembelajaran peserta didik dapat lebih mudah dalam 1 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 3. 2 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer; Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2013), 159. 3 Azhar arsyad, Media Pembelajaran, 3, 4 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prendamedia Group, 2008), 204

Upload: others

Post on 19-May-2022

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Pengertian Media Pembelajaran

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medius secara

harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam

bahasa Arab, media merupakan pengantar pesan dari

pengirim untuk penerima pesan.1 Media merupakan

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan,

dengan demikian media dapat diartikan sebagai penyalur

informasi atau penyalur pesan.2 Gerlach & Ely dalam

Azhar Arsyad mengatakan bahwa secara garis besar media

adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun

kondisi yang menjadikan siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Artinya guru, buku

teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara

khusus, media pembelajaran diartikan sebagai alat-alat

grafis, photografis, dan elektronis yang bertujuan

menangkap, memproses, maupun menyusun visual dan

verbal kembali.3

Rossi dan Breidle dalam Sanjaya mengatakan

bahwa media pembelajaran merupakan seluruh alat yang

dapat digunakan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

seperti telefisi, radio, buku, majalah, koran, dan lainnya4

Media pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat

penting dalam proses pembelajaran, karena media sebagai

perantara dalam penyampaian bahan ajar yang tidak jelas

dalam kegiatan pembelajaran.

Agar proses interaksi antara guru dan peserta didik

dalam kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan

optimal dibutuhkan media pembelajaran.

Dengan demikian melalui bantuan media

pembelajaran peserta didik dapat lebih mudah dalam

1 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 3. 2 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer; Mengembangkan

Profesionalisme Guru Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2013), 159. 3 Azhar arsyad, Media Pembelajaran, 3, 4 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:

Kencana Prendamedia Group, 2008), 204

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Pengertian Media Pembelajaran

9

mencerna dan memahami materi yang diberikan oleh guru.

Media yang baik dan tepat akan mewakili tercapainya

materi yang diajarkan dijelaskan dalam surat An Nahl ayat

89.5

عث ف كل أمة شهيدا عليه نا بك وي وم ن ب ن أنفسهم وجئ م م يانا لكل شيء وهدى ورحة شهيدا على هؤلاء ون زلنا عليك الكتاب تب

وبشرى للمسلمي

Artinya :“(dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami

bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi

atas mereka dari mereka sendiri dan Kami

datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi

atas seluruh umat manusia. Dan Kami

turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk

menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta

rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang

yang berserah diri.” (Q.S An Nahl : 89)

Media pembelajaran dapat memudahkan pendidik

dalam menjelaskan materi yang sulit dijelaskan secara

verbal oleh pendidik dan peserta didik akan lebih mudah

dalam mendapatkan pengalaman yang kongkret. Dengan

menggunakan media materi akan lebih jelas dan dapat lebih

mudah dipahami oleh peserta didik.

Berdasarkan beberapa pendapat, dapat ditarik

kesimpulan bahwa media pembelajaran merupakan alat

yang digunakan dalam penyampaian pesan dari pengirim

ke penerima dengan rangsangan pikiran, perasaan,

perhatian, dan minat sehingga siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Anak- anak tingat

dasar sampai menengah membutuhkan media dalam proses

pembelajaran, karena pada tingkat dasar dan menengah

pendidik diharapkan mampu mengembangkan semua alat

indra yang dimiliki peserta didik, yaitu dengan mendengar,

melihat, meraba, memanipulasi media yang dapat di pilih.

5 Kementerian Agama RI, Syamil Al-Qur’an Miracle The Reference, (Bandung:

Sygma Publishing, 2010), 277.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Pengertian Media Pembelajaran

10

b. Manfaat Media Pembelajaran

Mengantarkan suatu pesan kepada penerima

merupakan peran dari media. Selain itu agar tercapainya

tujuan pembelajaran, dalam proses belajar mengajar guru

dapat menggukan media sebagai alat bantu.

Sudjana & Rivai menjelaskan manfaat dari media

pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu sebagai

berikut: 6

1) Pembelajaran menarik perhatian peserta didik dan

dapat menumbuhkan motivasi belajar

2) Bahan pembelajaran lebih jelas maknanya sehingga

tercapai tujuan pembelajaran yang lebih baik.

3) Metode mengajar lebih variasi, sehingga peserta didik

tidak bosan

4) Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar

Menurut Kemp dan Dyton dalam Sanjaya, media

memiliki kontribusi yang sangat penting terhadap proses

pembelajaran. Kontribusi tersebut adalah sebagai berikut :7

1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih

terstandar

2) Pembelajaran dapat lebih menarik

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif

4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek

5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan

6) Proses pembelajaran dapat berlangsung di manapun

dan kapanpun diperlukan

7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta

proses pembelajaran dapat ditingkatkan

8) Peran guru berubah kearah yang positif, artinya guru

tidak menempatkan diri sebagai satu- satunya sumber

belajar.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa media berperan penting dalam

pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa dan

media memiliki beberapa manfaat dalam pembelajaran.

1) Penyajian pesan dalam pembelajaran tidak bersifat

verbalitas

6 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung : Sinar Baru

Algesindo, 2010), 2. 7 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, 210.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Pengertian Media Pembelajaran

11

2) Memudahkan siswa dalam menerima pelajaran karena

pembelajaran difokuskan kepada peserta didik

3) Menarik minat siswa untuk belajar dengan adanya

metode mengajar yang bervariasi

4) Mengatasi kebosanan siswa, sehingga dapat fokus

dengan pelajaran yang diberikan

5) Penggunaan media yang tepat dan bervariasi dapat

mengatasi siswa yang pasif.

c. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Proses pembelajaran akan lebih aktif dengan

hadirnya media pembelajaran. Setiap media pembelajaran

memiliki karakteristik yang berbeda- beda. Oleh karena itu

pemilihan media pembelajaran perlu dilakukan dengan

cermat agar dapat diterapkan sesuai kegunaanya.

Dalam memilih media untuk kepentingan proses

pembelajaran sebaiknya guru memperhatikan kriteria-

kriteria media pembelajaran sebagai berikut :8

1) Ketepatan dengan tujuan pengajaran

Media pengajaran dipilih dengan dasar tujuan

instruksional yang telah ditetapkan.

2) Dukungan terhadap isi bahan pembelajaran

Bahan pelajaran yang bersifat fakta, prinsip, konsep

dan generalisasi membutuhkan bantuan media agar

lebih mudah dipahami.

3) Kemudahan memperoleh media

Media yang diperlukan mudah diperoleh, mudah dibuat

oleh guru ketika mengajar.

4) Keterampilan guru dalam menggunakan media

5) Sesuai dengan taraf berfikir siswa

Pemilihan media pembelajaran harus sesuai dengan

kemampuan berfikir siswa

Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep

bahwa media merupakan bagian dari sistem intruksional

secara keseluruhan, untuk itu, ada beberapa kriteria yang

harus diperhatikan dalam pemilihan media.9

1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pemilihan

media sesuai dengan tujuan intruksional yang sudah

ditetapkan.

8 Nana Sudjana dan Rivai, Media Pengajaran, 4-5. 9 Azhar arsyad, Media Pembelajaran, 74-76.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Pengertian Media Pembelajaran

12

2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang bersifat

fakta, konsep, prinsip, dan generalisasi. Agar proses

pembelajaran terbantu secara efektik, media harus

sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

3) Praktis, luwes, dan bertahan. Media yang dipilih

sebaiknya berguna untuk kapanpun dan dimanapun.

4) Guru terampil dalam menggunakannya. Media apapun

itu, guru diharuskan mampu menggunkannya dalam

proses pembelajaran.

5) Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk

kelompok besar belum tentu efektif jika digunakan

pada kelompok kecil atau perorangan.

6) Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar

maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis

tertentu.

Dengan kriteria pemilihan media pembelajaran di

atas, guru lebih mudah menggunakan media yang tepat

guna membantu mempermudah tugasnya sebagai pengajar.

Kehadiran media pembelajaran tidak perlu dipaksakan

yang nantinya akan mempersulit guru, namun dengan

hadirnya media pembelajaran seharusnya mempermudah

guru dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu media

pembelajaran bukanlah sebuah keharusan namun sebagai

pelengkap apabila dirasa perlu untuk mempertinggi kualitas

belajar mengajar.

d. Jenis- Jenis Media Pembelajaran

Terdapat beberapa jenis media yang digunakan

dalam proses pembelajaran :

1) Media Grafis

Media cetak dan media grafis adalah media

yang paling sering digunakan dalam proses

pembelajaran. Media grafis termasuk media visual non

proyeksi salah satu fungsinya , yaitu menyalurkan

suatu pesan dari pendidik ke peserta didik. Secara

sederhana media grafis adalah sebagai media yang

mengandung pesan dapat dituangkan dalam bentuk

tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar dan simbol yang

mengandung arti.10

Jenis media grafis terdiri atas

bagan, diagram, grafik, poster, kartun, dan komik.11

10 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, 213-214. 11 Nana sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, 27.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Pengertian Media Pembelajaran

13

2) Media Proyeksi Diam

Media proyeksi diam merupakan salah satu

media yang dapat digunakan melalui bantuan

proyektor. Media proyeksi berbeda dengan media

grafis, karena saat pemakaiannya media ini harus

menggunakan alat elektronik untuk dapat menampilkan

informasi atau pesan.

3) Media Audio

Media ini berkaitan dengan indera

pendengaran. Media audio berasal dari kata audible

yang berarti suata ang dapat didengarkan secara wajar

oleh telinga manusia. Sebagai media pembelajaran

maka suara-suara atau bunyi direkam dengan

menggunakan alat perekam suara, kemudian

didengarkan kembali kepada peserta didik.12

Beberapa jenis media pembelajaran yang dibahas

diatas adalah media yang sangat sering digunakan pendidik

dalam pembelajaran, dengan adanya media dapat

mempermudah kegiatan belajar mengajar.

Anderson mengklasifikasikan media menjadi

beberapa bagian, antara lain:13

Tabel 2.1

Pengelompokkan Media Anderson

No Golongan media Contoh dalam pembelajaran

1 Audio Kaset audio , siaran radio , CD ,

telepon

2 Cetak Buku pelajaran , modul, brosur ,

leaflet , gambar

3 Audio- cetak Kaset audio yang dilengkapi

bahan tertulis

4 Proyeksi visual

diam

Overhead transparasi (OHT) ,

film bingkai

(slide)

5 Proyeksi audio

visual diam

Film bingkai (slide) bersuara

6 Visual gerak Film bisu dengan judul

12 Daryanto, Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai

Tujuan Pembelaaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2013), 38. 13 Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana

PrenadaMedia Group, 2014), 124-125.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Pengertian Media Pembelajaran

14

(caption)

7 Visual gerak

dengan audio

Audio visual gerak, film gerak

bersuara, video/ VCD, televise

8 Obyek fisik Benda nyata, model, specimen

9 Manusia dan

lingkungan

Guru, pustakawan, laboratorium

10 Computer CAI (pembelajaran pembentukan

computer), CBI (Pembelajaran

berbasis computer)

2. Media Komik

a. Pengertian Komik

Komik memiliki banyak arti yang disesuaikan

dengan tempat masing-masing komik itu berada. Secara

umum komik sering diartikan sebagai “cerita bergambar”.

Scout McCloud yang dikutip oleh Waluyanto berpendapat

bahwa komik dapat diartikan sebagai gambar-gambar dan

lambang yang terjuktaposisi (berdekatan, bersebelahan)

dalam urutan tertentu untuk menyampaikan informasi dan

mencapai tanggapan estetis dari pembacanya.14

Komik

merupakan bentuk kartun dimana perwatakan sama

membentuk suatu cerita dalam urutan gambar- gambar

yang berhubungan erat dirancang untuk menghibur para

pembacanya.15

Komik merupakan media unik yang

menggabungkan teks dan gambar dalam bentuk yang

kreatif.16

Dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa,

guru dapat menggunakan komik sebagai media

pembelaajran. Komik yang disajikan dengan bahasa sehari-

hari dengan dilengkapi gambar menarik sehingga materi

yang dipelajari dapat dimahami siswa dengan baik.

Komik merupakan media yang manarik karena

dilengkapi dengan bacaan dan gambar yang menjelaskan

dari isi bacaan. Makna cerita dapat dipahami melalui

gambar yang terdapat dalam cerita. Keselarasan antara

14 Heru Dwi Waluyanto, “Komik Sebagai Media Komunikasi Visual

Pembelajaran”, Jurnal Nirmana, Vol.7, 2005, 51. 15 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru

Algesindo, 2010), hlm. 69. 16 Tri Kurnia Wardani, “Penggunaan Media Komik dalam Mempelajari Sosiologi

pada Pokok Bahasan Masyarakat Multikultural”, Jurnal Komunitas, Vol. 4, 2012, 231.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Pengertian Media Pembelajaran

15

gambar dan cerita menjadikan siswa dengan mudah dan

cepat mentransfer pemahaman.17

Komik merupakan suatu media visual yang

memiliki kekuatan dalam penyampaian informasi yang

mudah dipahami. Hal ini terjadi karena komik berisikan

perpaduan antara kekuatan gambar dan tulisan, yang

dirangkai dalam alur cerita. Gambar menjadikan informasi

lebih mudah diserap. Teks membuatnya lebih dipahami,

dan alur menjadikan lebih mudah untuk diikuti dan

diingat.18

Komik merupakan salah satu bentuk sumber

belajar yang dapat membantu siswa dan dapat mengantikan

posisi guru dalam kegiatan pembelajaran baik di kelas

maupun di luar kelas. Media komik dapat digunakan dalam

proses pembelajaran dua arah, yaitu sebagai alat bantu

mengajar dan sebagai media belajar yang dapat digunakan

sendiri oleh siswa.19

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

komik adalah media pembelajaran yang digunakan untuk

menyampaikan pembelajaran yang berisikan gambar-

gambar, lambang-lambang, simbol-simbol, dan balon kata

yang saling berdekatan dan disusun dalam suatu alur cerita

yang runtun dalam penyampaian informasi. Sehingga pesan

yang disampaikan melalui media komik tersimpan dalam

memori jangka panjang yang tidak mudah dilupakan

meskipun telah lama dibaca, dan sewaktu-waktu dengan

mudah dapat diceritakan kembali.

b. Kelebihan dan Kekurangan Komik

Sebagai media visual, media komik memiliki

kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran.

Kelebihan media komik antara lain:20

1) Menggunakan bahasa sehari-hari, sehingga siswa

dengan mudah memahami isi komik.

17 Jufri Ahmat dan Wahyu Sukartiningsih, “Penggunaan Media Komik untuk

Meningkatkan Keterampilan Membaca Cerita di Kelas V Sekolah Dasar,” Jurnal

JPGSD, Vol. 1, No. 2, 2013, 2. 18 Heru Dwi Waluyanto, “Komik Sebagai Media Komunikasi Visual

Pembelajaran”.54. 19 Anip Dwi Saputro, “Aplikasi Komik Sebagai Media Pembelajaran”, Jurnal

MUADDIB Vol.05 No.01, 2015, 1. 20 Tri Kurnia Wardani, “Penggunaan Media Komik dalam Mempelajari

Sosiologi pada Pokok Bahasan Masyarakat Multikultural” . 231.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Pengertian Media Pembelajaran

16

2) Menggunakan gambar- gambar yang dapat

memperjelas kata dari cerita pada komik.

3) Menggunakan warna yang menarik dan terang,

sehingga siswa lebih termotivasi untuk membaca

komik.

4) Cerita pada komik sangat erat dengan kejadian yang

dialami siswa sehari-hari, sehingga diharapkan mereka

lebih paham dengan permasalahan yang mereka alami.

Menurut Trimo dalam Rosi Lestari, kelemahan

media komik antara lain yaitu:21

1) Kemudahan orang membaca komik membuat malas

membaca sehingga menyebabkan penolakan atas buku-

buku yang tidak bergambar.

2) Banyak aksi yang menonjolkan kekerasan.

3) Banyak adegan percintaan yang lebih menonjol.

c. Karakteristik Media Komik

Karakteristik yang dimiliki komik menurut

Danaswari, yaitu sebagai berikut:22

1) Pembuatan komik untuk menggambar diperlukan

adanya karakter

2) Ekspresi wajah karakter

3) Balon kata

4) Garis gerak

5) Latar

6) Panel

Dari pendapat Danaswari, dapat disimpulkan

bahwa karakteristik media komik adalah adanya karakter,

ekspresi wajah karakter, balon kata, garis gerak, latar, dan

panel sehingga terbentuklah media komik yang menarik

dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Hasil Belajar Siswa

a. Pengertian Hasil Belajar

Belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan

dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh

suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga

21 Rosi Lestari, Pengaruh Media Komik dalam Keterampilan Membaca Intennsif

Siswa Kelas III SD Islam Amanah Tangerang Selatan, 22. 22 Nunik Nurlatipah, dkk, Pengembangan Media Pembelajaran Komik Sains

Yang Disertai Foto Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP N 2

Sumber Pada Pokok Bahasan Ekosistem, (Jawa BaraT: Jurnal Scientiae Educatia Vol. 5

No. 2 , 2015), 5.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Pengertian Media Pembelajaran

17

memungkinkan seseorang terjadinya perilaku yang relative

tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun bertindak.23

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau

penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan

cara membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan

lain sebagainya. 24

Menurut R. Gagne belajar adalah proses untuk

memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan,

kebiasaan dan tingkah laku.25

Gagne juga mengemukakan

bahwa belajar merupakan suatu upaya dalam memperoleh

pengetahuan dan keterampilan melalui instruksi. Maksud

dari intruksi adalah bimbingan atau arahan.26

Berdasarkan uraian tentang konsep belajar di atas,

dapat dipahami makna hasil belajar merupakan perubahan

yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek

kognitif, afektif, maupun psikomotorik sebagai hasil dari

kegiatan belajar.27

Nawawi dalam Ahmad Santoso

mengemukakan bahwa hasil belajar diartikan sebagai

tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi di

sekolah yang berbentuk skor yang diperoleh dari hasil tes

mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.28

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar adalah perubahan kemampuan yang

diperoleh siswa setelah melakukan proses kegiatan belajar.

b. Macam-macam hasil belajar

Hasil belajar terdiri dari pemahaman konsep atau

aspek kognitif, keterampilan proses atau aspek psikomotor,

dan sikap siswa atau aspek afektif. Berikut penjelasannya:

1) Pemahaman Konsep

Bloom mengartikan bahwa pemahaman adalah

kemampuan dalam menyerap makna atau arti dari

materi atau bahan yang telah dipelajari. Makna

23 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2013), 4. 24 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar- Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers,

2012), 20. 25 Ihsana El Khuluqo, Belajar dan Pembelajaran, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2017), 6. 26 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2013), 1-2. 27 Ahmad Santoso, Teori Belajar dan Pembelajaran, 5. 28 Ahmad Santoso, Teori Belajar dan Pembelajaran, 5.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Pengertian Media Pembelajaran

18

pemahaman dikategorikan menjadi beberapa aspek

berdasarkan kriteria sebagai berikut:29

a) Translate major ideas into own words, artinya

“pemahaman adalah suatu kemampuan yang

bertujuan menerangkan dan menginterpretasikan

sesuatu, artinya seseorang yang telah faham dengan

sesuatu akan mampu menerangkan dan

menjelaskan kembali apa yang telah ia terima”.

b) Interpret the relationship among major ideas,

artinya “pemahaman bukanlah sekedar mengetahui,

yang pada umumnya hanya sebatas mengingat

kembali suatu pengalaman dan memproduksi apa

yang pernah dipelajari”

c) Extrapolate or go beyond data to implication of

major ideas, artinya “pemahaman bukan hanya

mengetahui, karena proses mental dinamis

melibatkan suatu pemahaman, dengan memahami

maka ia dapat memberikan uraian dan penjelasan

yang lebih kreatif, serta mampu memberikan

gambaran yang luas”.

Guru dapat melakukan evaluasi produk yang

bertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa yang

berupa pemahaman konsep. Menurut W.S. Winkel,

seberapa jauh suatu tujuan intruksional telah tercapai

dapat diukur melalui produk. Hal tersebut dapat

dilaksanakn dengan mengadakan berbagai macam tes,

baik diadakan secara lisan maupun tertulis.30

2) Keterampilan Proses

Menurut Usman dan Setiawati dalam Ahmad

Santoso “keterampilan proses merupakan keterampilan

yang mengarah pada pembangunan kemampuan

mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai

penggerak kemanapun yang lebih tinggi dalam diri

individu siswa”. Keterampilan dapat diartika

kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan

perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai

suatu hasil tertentu.31

29 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, 6-7. 30 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran,9. 31 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, 9.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Pengertian Media Pembelajaran

19

Menurut Indrawati keterampilan proses dibagi

menjadi dua tingkatan, pertama tingkat dasar yang

meliputi: observasi, klasifikasi, komunikasi,

pengukuran, prediksi, dan inference, kedua

keterampilan terpadu yang meliputi: menentukan,

variabel, menyusun data, dll).

Secara bersamaan dikembangkan pula sikap-

sikap yang dikehendaki, salah satunya yaitu kreativitas,

kerja sama, bertanggung jawab, dan disiplin sesuai

dengan bidang studi yang bersangkutan dengan tujuan

melatih keterampilan proses.32

3) Sikap

Bany dan Johnson mengemukakan model yang

mencakup ketiga aspek tersebut, yaitu:33

a) “self-report technique” (Teknik pelaporan diri

sendiri), yaitu berbentuk respon seseorang terhadap

sejumlah pertanyaan.

b) “observation of behaviour” (Observasi terhadap

perilaku yang tampak), yaitu sikap ditafsirkan dari

perilaku seseorang yang tampak.

c) Sikap yang disimpulkan dari perilaku orang yang

bersangkutan, dalam hal ini sikap diperkirakan

berdasarkan tafsiran terhadap perkataan, tindakan,

dan tanda-tanda nonverbal.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Wasliman berpendapat bahwa pencapaian hasil

belajar peserta didik merupakan hasil interaksi antara

berbagai faktor yang mempengaruhi, berikut adalah

fakktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar:34

1) Faktor internal, faktor internal merupakan faktor yang

bersumber dari dalam diri peserta didik, yang

mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal

antara lain meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian,

motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar,

serta kondisi fisik dan kesehatan.

2) Faktor eksternal, faktor yang berasal dari luar diri

peserta didik seperti lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah, dan lingkungan masyarakat. Keadaan keluarga

32 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, 10. 33 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, 11. 34 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, 12.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Pengertian Media Pembelajaran

20

yang tidak stabil ekonominya dan kurangnya perhatian

orang tua terhadap anaknya bepengaruh terhadap hasil

belajar siswa. Semakin tinggi kualitas pembelajaran

disekolah maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa.

Keadaan masyarakat disekitar siswa juga membawa

dampak bagi hasil belajar siswa.

4. Pembelajaran IPA

a. Pengertian Pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian

dari Ilmu Pengetahuan atau Sains yang berasal dari bahasa

Inggris “science”. Kata “science” sendiri berasal dari kata

dalam Bahasa Latin „scientia‟ yang berarti “saya tahu”.

Science terdiri dari “social science” (ilmu pengetahuan

sosial) dan “natural science” (ilmu pengetahuan alam)”.35

Jadi IPA atau „science’ diartikan sebagai ilmu tentang

alam, yaitu ilmu yang menjelaskan tentang peristiwa-

peristiwa yang terjadi di alam ini.36

IPA adalah salah satu

mata pelajaran pokok dalam kurikulum, khususnya pada

jenjang sekolah dasar.37

IPA merupakan suatu kumpulan teori yang

sistematis, secara umum penerapannya terbatas pada

gejala-gejala alam, melalui metode ilmiah berbentuk

observasi dan pengamatan IPA lahir dan berkembang.38

IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan

dikembangkan berdasarkan percobaan namun pada

perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan

dikembangkan berdasarkan teori. Terdapat dua hal yang

saling berkaitan, yaitu IPA sebagai produk, pengetahuan

IPA yang berupa pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif, dan IPA sebagai proses, yaitu

kerja ilmiah. Saat ini objek kajian IPA menjadi semakin

luas, meliputi konsep IPA, proses, nilai, dan sikap ilmiah,

aplikasi IPA dalam kehidupan sehari-hari, dan kreativitas.39

35 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2014), 136. 36 Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, ( Jakarta: Indeks,

2016), 3. 37 Ahmad Santoso, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, 165. 38 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, 136- 137. 39 Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA,

22.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Pengertian Media Pembelajaran

21

Carin dan Sund dalam Asih Widi Wisudawati dan

Eka Sulistyowati menyatakan bahwa terdapat empat unsur

utama dalam IPA, yaitu:40

1) Sikap IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang

fenomena alam, makhluk hidup, benda, serta

hubungan sebab akibat.

2) “Proses” pemecahan masalah pada IPA

berkemungkinan adanya prosedur yang sistematis dan

runtut melalui metode ilmiah.

3) “Produk” fakta, prinsip, teori, dan hokum merupakan

hasil dari produk IPA.

4) “Aplikasi” penerapan metode ilmiah dan konsep IPA

dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pembelajaran IPA unsur tersebut diharapkan

terdapat dalam diri peserta didik sehingga peserta didik

dapat mengalami proses pembelajaran dan menggunakan

rasa keingin tahuannya dalam memahami fenomena alam

melalui penerapan langkah- langkah metode ilmiah.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa IPA merupakan usaha manusia pada pemahaman

alam semestamelalui pengamatan, serta penggunaan

prosedur, dan untuk mendapatkan kesimpulan dijelaskan

menggunkan penalaran.

b. Tujuan Pembelajaran IPA Dalam Badan Nasional Standar Pendidikan terdapat

beberapa tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar :41

1) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman

konsep-konsep IPA.

3) Pengembangan rasa ingin tahu, sikap positif, dan

kesadaran tentang keterkaitan antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat.

4) Pengembangan keterampilan proses dengan tujuan

memecahkan masalah, mambuat keputusan dan

menyelidiki alam sekitar.

5) Peningkatan kesadaran untuk berperan serta dalam

memelihara, melestarikan, dan menjaga lingkungan

40 Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA,

24. 41 Ahmad Santoso, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, 171-172

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Pengertian Media Pembelajaran

22

6) Peningkatan keasadaran guna menghargai alam

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan

keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan

pendidikan ke SMP.

Berdasarkan tujuan pembelajaran IPA di sekolah

dasar diharapkan terciptanya peserta didik yang memiliki

pengetahuan dan keterampilah dalam mengkaji dan

menumbuhkan rasa kekaguman melihat alam semesta yang

diciptakan Tuhan, serta memecahkan permasalahan

peristiwa alam.

c. Tinjauan Materi IPA Perubahan Wujud Pada Benda Phase atau tingkatan suatu benda terbagi menjadi 3,

yaitu : padat, cair dan gas.42

Perubahan dari phase tertentu

ke phase yang lain masing- masing sebagai berikut :

Gambar 2.1

Perubahan Wujud Pada Benda

Sesuai pada gambar 2.1, berikut penjelasannya :43

a. Melebur (mencair) adalah perubahan phase benda dari

phase padat ke phase cair pada suhu dan tekanan tertentu.

42 Ishak Abdulhak, dkk, Konsep Dasar IPA I, (Jakarta : Departemen Agama RI

Derektorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2001), 180. 43 Puty Yousnelly, Senang Belajar IPA 4, (Jakarta: Yudhistira, 2015), 72.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Pengertian Media Pembelajaran

23

b. Membeku adalah perubahan wujud benda daric air menjadi

padat. Contoh air jika dibekukan di dalam suhu di bawah

0°.

c. Menguap ialah perubahan phase benda dari phase cair ke

phase gas (uap), yang hamper terjadi pada setiap

temperatur.

d. Mengembun adalah peristiwa perubahan wujud benda gas

menjadi cair. Benda gas akan mengembun jika mengalami

pendinginan.

e. Menyumblim adalah perubahan wujud benda dari padat

menjadi gas. Contoh kamper adalah benda padat yang akan

menjadi gas jika digunakan.

f. Mengkristal adalah proses gas berubah menjadi padat.

Contoh uap air berubah langsung menjadi es tanpa menjadi

cair.

B. Penelitian Terdahulu

Untuk menunjukkan bahwa penelitian ini belum ada, maka

peneliti akan memaparkan penelitian atau tulisan yang sudah ada.

Dari hal ini nantinya peneliti akan menjadikan sebagai teori dan

sebagai perbandingan dalam mengupas berbagai permasalahan

penelitian ini, sehingga memperoleh penemuan baru yang otentik.

Diantaranya peneliti paparkan sebagai berikut :

1. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Media Komik terhadap

Keterampilan Membaca Intensif Siswa kelas III SD Islam al-

Amanah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015- 216. Karya

Rosi Lestari. Pada penelitian tersebut peneliti menarik

kesimpulan bahwa Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian The Post-test

Only Control Group Design . Berdasarkan hasil posttest,

diperoleh bahwa hasil rata-rata nilai tes keterampilan membaca

intensif siswa setelah dibelajarkan dengan menggunakan media

komik (kelas eksperimen) lebih tinggi dibandingkan dengan

hasil rata-rata nilai tes keterampilan membaca intensif siswa

yang tidak menggunakan media komik (kelas kontrol). Rata-

rata nilai posttest kelas eksperimen sebesar 84,63 dan kelas

kontrol sebesar 75,56. Selain itu, hasil perhitungan uji-T atau

uji hipotesis dengan menggunakan teknik Paired Sample T-Test

diperoleh nilai sig.(2-tailed) sebesar 0,030. Sehingga, Ho

ditolak dan H1 diterima dengan nilai sig.(2-tailed) yaitu 0,030

< 0,05. Karena H1 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa

ada pengaruh penggunaan media komik terhadap keterampilan

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Pengertian Media Pembelajaran

24

membaca intensif siswa kelas III SD Islam Al Amanah

Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016.44

Persamaan penelitian yang sedang dilakukan oleh

peneliti dengan penelitian terdahulu dengan adalah bersama-

sama menggunakan media komik dalam proses pembelajaran.

Sedangkan perbedaan dalam penelitian yang sedang dilakukan

oleh peneliti dengan penelitian terdahulu adalah peneliti

terdahulu menggunakan media komik untuk mengetahui

adakah pengaruh penggunaan media komik terhadap

keterampilan membaca intensif siswa kelas 3, sedangkan dalam

penelitian ini peneliti menggunkan media komik untuk

mengetahui apakah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPA kelas V.

2. Penelitian yang berjudul “Pengaruh penggunan media komik

terhadap hasil belajar peserta didik mata pelajran Fiqih kelas III

di MI Nashrul Fajar Meteseh Kota Semarang tahun 2017-

2018”. Karya Durotun Nasikhah. Pada penelitian tersebut

peneliti menarik kesimpulan bahwa Model yang digunakan

dalam penelitian ini adalah penelitian field research. Bentuk

field research dalam penelitian ini yaitu true field research

(benar benar penelitian lapangan) jenis “posttest only control

design” pengujian hipotesis hanya menggunakan nilai angket.

Penelitian ini dipergunakan untuk memperoleh data kongkrit

yang terjadi di lapangan. Dalam pengumpulan data penulis

menggunakan metode Observasi, Angket, wawancara dan

Dokumentasi. Dari hasil penelitian yang penulis buat, pengaruh

media komik terhadap minat belajar siswa kelas IIIA mata

pelajaran Fiqih di MI Nashrul Fajar Meteseh Tembalang

semarang tahun pelajaran 2017/2018. Hal ini terbukti dari

besarnya rhitung= 0,54 dan rtabel dengan signifikansi 5% =

0.367, dan hasil analisis product moment dilanjutkan dengan

analisis lanjutan yakni Analisis Varians Regresi Sederhana,

hasil dari Fhitung adalah 11,306. Dan nilai Ftabel 5%

signifikansi yakni 4,21 karena jumlah sampel 29 dan nilai

Variabel 1. Ini berarti pengaruh media komik akhlak

berpengaruh besar terhadap minat belajar siswa. Hal ini

menunjukkan bahwa hipotesis yang penulis ajukan yaitu ”ada

pengaruh penggunaan media komik terhadap minat belajar

44 Rosi Lestari, “Pengaruh Media Komik terhadap Keterampilan Membaca

Intensif Siswa kelas III SD Islam al-Amanah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015-

216”, (Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta, 2016)

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Pengertian Media Pembelajaran

25

peserta didik mata pelajaran Fiqih kelas III di MI Nashrul Fajar

Meteseh kota Semarang tahun pelajaran 2017/2018” dapat

diterima.45

Persamaan penelitian yang sedang dilakukan oleh

peneliti dengan penelitian terdahulu adalah bersama- sama

menggunakan media komik dalam proses pembelajaran.

Sedangkan perbedaan penelitian yang sedang dilakukan oleh

peneliti dengan penelitian terdahulu adalah peneliti terdahulu

menggunakan media komik untuk meningkatkan minat belajar

siswa pada mata pelajarab fiqih kelas III, sedangkan dalam

penelitian ini peneliti menggunkan media komik untuk

mengetahui apakah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPA kelas V.

3. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Grafis

terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V pada mata pelajaran IPA

di MIS Suturuzzhulam Kecamatan Percut Sej Tuan Kabupaten

Deli Serdang Tahun Pelajaran 2017/ 2018”. Karya Putri

Moetiya. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen

dengan jenis penelitian eksperimen semu. Instrument tes yang

digunkkan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes

pilihan berganda berupa pretest dan posttest. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata pre-test pada kelas

eksperimen sebesar 44 dengan simpangan baku 15,01 dan nilai

rata-rata post-test sebesar 85 dengan simpangan baku 20,13.

Perubahan hasil belajar yaitu 41 dengan menggunakan media

grafis. Sedangkan nilai rata-rata pre-test pada kelas kontrol

sebesar 45 dengan simpangan baku 11,00 dan nilai rata-rata

post-test sebesar 61 dengan simpangan baku sebesar 14,47.

Perubahan hasil belajar yaitu 16 tanpa menggunakan media

grafis. Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media

grafis terhadap hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran

IPA di MIS Suturuzzhulam Kecamatan Percut Sei Tuan

Kabupaten Deli Serdang Tahun Pelajaran 2017-2018.

Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis pada = 0,05 di dapat

45 Durotun Nasikhah, “Pengaruh penggunan media komik terhadap hasil belajar

peserta didik mata pelajran Fiqih kelas III di MI Nashrul Fajar Meteseh Kota Semarang

tahun 2017- 2018”, (Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN

Semarang, 2019)

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Pengertian Media Pembelajaran

26

thitung = 5,83 dan ttabel = 2,024 sehingga thitung > ttabel atau

5,83 > 2,024, maka Ha diterima dan Ho ditolak.46

Persamaan penelitian yang sedang dilakukan oleh

peneliti dengan penelitian terdahulu adalah bersama- sama

menggunakan media grafis untuk meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPA kelas V. Sedangkan perbedaan

penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti dengan

penelitian terdahulu adalah peneliti terdahulu menggunakan

media grafis berupa gambar, sedangkan dalam penelitian ini

peneliti menggunkan media grafis berupa komik.

C. Kerangka Berfikir

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat

digunakan dalam penyempaian pesan dari pengirim kepada

penerima dengan rangsangan pikiran, perasaan, perhatian, dan

minat sehingga membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, dan sikap. Anak- anak tingat dasar sampai menengah

membutuhkan media dalam proses pembelajaran, karena pada

tingkat dasar dan menengah pendidik diharapkan mampu

mengembangkan semua alat indra yang dimiliki peserta didik, yaitu

dengan mendengar, melihat, meraba, memanipulasi media yang

dapat di pilih.

Komik adalah media pembelajaran yang diterapkan dalam

pembelajaran yang berupa gambar-gambar, simbol-simbol,

lambang-lambang, dan balon kata yang saling berdekatan dan

disusun pada alur cerita yang runtun yang bertujuan agar

tersampainya informasi. Sehingga informasi yang disampaikan

melalui media komik tidak mudah dilupakan meskipun telah lama

dibaca, dan kapanpun dapat diceritakan kembali dengan mudah.

IPA merupakan usaha manusia memahami alam semesta

dengan cara mengamati objek dengan teliti serta penggunaan

prosedur dan kemudian dijelaskan untuk mendapatkan sebuah

kesimpulan. Dengan menggunakan media komik diharapkan

terbentuknya perubahan kemampuan yang diperoleh siswa setelah

melakukan proses kegiatan belajar pada mata pelajaran IPA.

Perubahan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melakukan

proses kegiatan belajar tersebut disebut dengan hasil belajar.

46 Putri Moetiya, “Pengaruh Penggunaan Media Grafis terhadap Hasil Belajar

Siswa Kelas V pada mata pelajaran IPA di MIS Suturuzzhulam Kecamatan Percut Sej

Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun Pelajaran 2017/ 2018”. (Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan (FTIK) UIN Sumatra Utara Medan, 2018)

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Pengertian Media Pembelajaran

27

Gambar 2.2

Kerangka Berfikir

Berdasarkan bagan di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat

variable pengaruh yaitu media komik sebagai (X) dan terdapat

variable terpengaruh yaitu hasil belajar siswa pada mata pelajaran

IPA sebagai (Y).

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dengan

diterapkannya penggunaan media komik diharapkan mampu

mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

Artinya, penggunaan media komik memberikan pengaruh terhadap

hasil belajar siswa.

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah

dalam penelitian, yang mana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara

karena jawaban yang diberikan didasarkan pada relevannya

terhadap teori, tidak berdasarkan fakta empiris yang dihasikan dari

data yang dikumpulkan.47

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

hipotesis adalah kesimpulan sementara yang masih membutuhkan

bukti dari kebenaran atau dapat diartikan pula bahwa hipotesis

adalah dugaan sementara yang kemungkinan jawaban dianggap

benar.

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Hipotesis pertama

Penerapan penggunaan media komik pada mata pelajaran IPA

di MI Islamiyah Mejobo Kudus dinyatakan baik.

47 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2016), 96.

(X)

Media Komik

(Y)

Hasil Belajar

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Pengertian Media Pembelajaran

28

2. Hipotesis kedua

Penggunaan media komik berpengaruh signifikan terhadap

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di MI Islamiyah

Mejobo Kudus.

3. Hipotesis ketiga

Hasil dari penerapan media komik terhadap hasil belajar IPA di

MI Islamiyah dalam kategori baik.