bab ii landasan teori 2.1 unsur pembangun ceritaeprints.umm.ac.id/42423/3/bab ii.pdf · merupakan...

14
9 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab landasan teori ini akan diuraikan mengenai: (1) unsur pembangun cerita, (2) sosiologi sastra, (3) nilai sosial, (4) jenis-jenis nilai sosial. Berikut akan diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan landasan teori. 2.1 Unsur Pembangun Cerita Novel memiliki unsur pembangun cerita yaitu unsur intrinsik (tema, tokoh/penokohan, plot (alur), latar/setting, sudut pandang dan amanat yang terkandung dalam cerita) dan unsur ekstrinsik. Nurgiyantoro (1995: 23) menjelaskan bahwa unsur intrinsik adalah unsur- unsur pembangun karya sastra. Apabila seseorang membaca karya sastra, mereka akan melihat secara faktual unsur-unsur tersebut. Jadi dapat dikatakan juga sebagai objek yang mandiri dan memiliki dunianya sendiri berkenaan dengan karya sastra. Pada penelitian ini tidak semua unsur intrinsik akan dibahas. Novel Hujan Bulan Juni ini akan diteliti tentang tokoh yang terdapat dalam novel sebagai pelaku dalam novel. Bukan hanya itu, karena penelitian ini tentang nilai sosial yang mana hubungan sosial tokoh yang ada dalam novel menonjol sehingga peristiwa yang terdapat dalam novel dan latar sosial seseorang perlu adanya pembahasan plot (alur), latar atau setting. 2.1.1 Tokoh/Penokohan Tokoh ini juga bagian paling penting karena kalau tidak ada tokoh, tidak akan menjadi sebuah cerita. Tokoh dalam novel selalu ditampilkan secara detail ciri-ciri fisiknya, keadaan sosial, tingkah laku, sifat dan kebiasaan, dan lain

Upload: ngodiep

Post on 04-Aug-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Pembangun Ceritaeprints.umm.ac.id/42423/3/BAB II.pdf · merupakan perjalanan dari perilaku tokoh dalam mengahadapi masalah kehidupan. Plot memiliki

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab landasan teori ini akan diuraikan mengenai: (1) unsur pembangun

cerita, (2) sosiologi sastra, (3) nilai sosial, (4) jenis-jenis nilai sosial. Berikut akan

diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan landasan teori.

2.1 Unsur Pembangun Cerita

Novel memiliki unsur pembangun cerita yaitu unsur intrinsik (tema,

tokoh/penokohan, plot (alur), latar/setting, sudut pandang dan amanat yang

terkandung dalam cerita) dan unsur ekstrinsik.

Nurgiyantoro (1995: 23) menjelaskan bahwa unsur intrinsik adalah unsur-

unsur pembangun karya sastra. Apabila seseorang membaca karya sastra, mereka

akan melihat secara faktual unsur-unsur tersebut. Jadi dapat dikatakan juga sebagai

objek yang mandiri dan memiliki dunianya sendiri berkenaan dengan karya sastra.

Pada penelitian ini tidak semua unsur intrinsik akan dibahas. Novel Hujan

Bulan Juni ini akan diteliti tentang tokoh yang terdapat dalam novel sebagai pelaku

dalam novel. Bukan hanya itu, karena penelitian ini tentang nilai sosial yang mana

hubungan sosial tokoh yang ada dalam novel menonjol sehingga peristiwa yang

terdapat dalam novel dan latar sosial seseorang perlu adanya pembahasan plot

(alur), latar atau setting.

2.1.1 Tokoh/Penokohan

Tokoh ini juga bagian paling penting karena kalau tidak ada tokoh, tidak

akan menjadi sebuah cerita. Tokoh dalam novel selalu ditampilkan secara detail

ciri-ciri fisiknya, keadaan sosial, tingkah laku, sifat dan kebiasaan, dan lain

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Pembangun Ceritaeprints.umm.ac.id/42423/3/BAB II.pdf · merupakan perjalanan dari perilaku tokoh dalam mengahadapi masalah kehidupan. Plot memiliki

10

sebagainya. Tokoh yang ditampilkan secara detail dalam novel akan tergambar

dengan jelas dan lebih mengesankan karena dapat mudah dipahami.

Tokoh adalah pelaku yang terdapat dalam karya sastra yang dikisahkan

perjalanan hidupnya. Selain itu, beberapa juga menjadi penderita dalam rentetan

peristiwa yang diceritakan. Tokoh di dalam sebuah cerita tidak hanya berwujud

manusia terkadang dalam cerita fiksi anak tokoh cerita objeknya bisa berupa

tumbuhan atau binatang yang biasanya merupakan bentuk personifikasi manusia.

Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 1995: 165) tokoh cerita adalah

orang-orang yang memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu dengan cara

mengekspresikan melalui ucapan dan tindakan yang ditampilkan dalam cerita

berupa naratif maupun drma. Penokohan artinya lebih luas lagi karena menyangkut

siapa tokoh didalamnya, perwatakan dan penempatan yang jelas sehingga

tergambar dengan jelas.

Menurut Nurgiyantoro (1995: 176) tokoh dibedakan dalam beberapa jenis

yaitu tokoh utama-protagonis-berkembang.

a. Tokoh utama atau tambahan

Cerita akan menampilkan tokoh yang mana ada yang mendominasi cerita

dan ada juga yang hanya sekali atau sedikit berperan dalam sebuah cerita. Tokoh

utama yaitu yang selalu terlibat dalam suatu kejadian. Tokoh tambahan yaitu yang

jarang sekali berperan.

b. Tokoh protagonis dan antagonis

Tokoh protagonis yang sangat dikagumi oleh pembaca karena memiliki

karakter sifat baik hati dan memiliki sikap yang sesuai dengan pandangan pembaca

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Pembangun Ceritaeprints.umm.ac.id/42423/3/BAB II.pdf · merupakan perjalanan dari perilaku tokoh dalam mengahadapi masalah kehidupan. Plot memiliki

11

serta sebagai harapan pembaca. Tokoh antagonis yang menjadi peyebab ketegangan

sebuah cerita. Tokoh antagonis selalu menjadi penyebab konflik dalam sebuah

cerita dan mengganggu tokoh protagonis. Akan tetapi tidak semua yang

mengganggu tokoh protagonis adalah tokoh antagonis bisa juga karena tokoh

tambahan.

c. Tokoh sederhana dan tokoh bulat

Sebuah cerita terkadang kita akan disuguhkan watak dari sebuah tokoh.

Tokoh terkadang memiliki watak yang hanya satu atau terkadang cerita

menceritakan watak pada tokoh lebih dari satu. Tokoh sederhana memiliki watak

satu. Tokoh ini mulai dari awal kemunculan hingga akhir hanya memiliki satu

watak dan membuatnya monoton. Tokoh bulat atau tokoh komplek adalah tokoh

ini seperti halnya manusia sesungguhnya karena tokoh ini memiliki watak dan

perilaku yang berbeda bahkan tokoh ini memiliki watak dan perilaku yang

bertentangan dan tidak terduga.

d. Tokoh statis dan berkembang

Tokoh statis adalah tokoh yang tetap dan tidak berkembang sifat dan

wataknya meskipun banyak sekali godaan dan kejadian tapi tetap tokoh ini

memiliki watak dan sikap yang sama mulai awal cerita hingga akhir cerita. Tokoh

berkembang mengalami perkembangan watak dan sikap sesuai dengan alur cerita

dari beberapa kejadian.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Pembangun Ceritaeprints.umm.ac.id/42423/3/BAB II.pdf · merupakan perjalanan dari perilaku tokoh dalam mengahadapi masalah kehidupan. Plot memiliki

12

2.1.2 Plot (alur)

Jalan cerita dari sebuah peristiwa yang diceritakan akan susul-menyusul.

Menurut Stanton (dalam Nurgiyantoro 1995: 113) plot adalah suatu sebab-

akibatnya terjadi peristiwa satu ke peristiwa yang lainnya dalam cerita. Plot

merupakan perjalanan dari perilaku tokoh dalam mengahadapi masalah kehidupan.

Plot memiliki unsur konflik didalamnya karena setiap peristiwa pasti memiliki

konflik.

Plot memiliki tahapan awal-tengah-akhir. Plot awal adalah tahap

pengenalan pada sebuah cerita. Pengenalan sebuah cerita biasanya menggambarkan

tentang tokoh, latar dan garis besar dari sebuah cerita. Plot tengah adalah tahap yang

sudah mulai memunculkan konflik atau pertikaian. Bagian tengah cerita adalah

bagian terpanjang dalam cerita karena disinilah para tokoh memainkan peranannya.

Tengah cerita ini memunculkan konflik dari bagian sebelumnya yang menjadi

klimaks dan bagian inilah pembaca akan memperoleh cerita yang sesungguhnya.

Tahap akhir adalah tahap terakhir dari sebuah cerita. Tahapan ini adalah tahap

penyelesaian konflik. Penyelesaian dalam sebuah cerita ada dua yaitu akan berakhir

bahagia atau sedih. Cerita terkadang akan menyuguhkan penutup cerita dengan

kejadian yang sudah benar-benar selesai atau bahkan cerita kan menyuguhkan akhir

cerita yang menggantung dan membuat pembaca berpikir sendiri untuk

menyelesaikannya.

Alur yang baik harus mampu memunculkan kejadian-kejadian konflik yang

menarik atau mencekam. Jangan sampai suatu konflik dalam cerita hanya

dipaparkan secara datar. Hal ini akan membuat pembaca kurang tertarik dengan alur

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Pembangun Ceritaeprints.umm.ac.id/42423/3/BAB II.pdf · merupakan perjalanan dari perilaku tokoh dalam mengahadapi masalah kehidupan. Plot memiliki

13

dari suatu cerita tersebut. Pembaca bisa melihat bagaimana cara tokoh dalam

berpikir untuk menyelesaikan suatu konflik atau permasalahan yang ada melalui

alur sebuah cerita. Selain itu, tingkah laku para tokoh dapat digambarkan dalam

peristiwa-peristiwa lewat rangkain kejadian suatu cerita.

2.1.3 Latar/ setting

Pengertian dari tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial. Latar sangat

dibutuhkan karena sebagai gambaran jelas seolah-olah cerita tersebut sungguh ada

dan terjadi sehingga pembaca merasakan susana yang terdapat dalam cerita. Latar

ada dua yaitu latar netral dan latar tipikal.

Latar netral menggambarkan garis besarnya saja seperti halnya cerita yang

menyebutkan sebuah kota Malang dan itu hanya sekedar kota atau bahkan yang

bersifat umum dengan kota tersebut. Latar tipikal adalah latar yang lebih

menjelaskan secara rinci tentang latar tersebut. Contohnya tentang sebuah kota

Malang cerita tersebut akan menggambarkan jelas keadaan sosial di kota Malang,

dan yang menjadi ciri khas kota Malang.

Latar atau setting dibedakan menjadi tiga unsur yaitu tempat, waktu dan

sosial. Latar tempat menggambarkan tempat-tempat dengan nama tertentu atau

lokasi tertentu dengan jelas. Penggunaan dengan nama dan latar tertentu haruslah

mencerminkan dari tempat tersebut jangan sampai bertentangan. Pengarang apabila

ingin menggambarkan suatu daerah haruslah menguasai geografis dari daerah

tersebut.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Pembangun Ceritaeprints.umm.ac.id/42423/3/BAB II.pdf · merupakan perjalanan dari perilaku tokoh dalam mengahadapi masalah kehidupan. Plot memiliki

14

Latar waktu selalu berhubungan dengan kapan kejadian berlangsung. Akan

tetapi, pengarang terkadang menyamarkan latar waktu yang terdapat dalam cerita

karena pengarang menganggap tidak terlalu penting untuk ditonjolkan dalam kaitan

alur cerita. Menurut Nurgiyantoro (2009: 230) latar waktu dapat digolongkan

menjadi beberapa bagian, yaitu (a) lampau, yaitu waktu yang telah terlewati; (b)

kini, yaitu waktu yang sedang dialami atau sedang berlangsung; (c) akan, yaitu

waktu yang belum yang berarti besok, nanti, minggu depan, dan lain-lain.

Latar sosial menggambarkan tentang kehidupan sosial masyarakat yang

biasanya berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan

hidup, cara berpikir dan bersikap. Latar sosial juga berhubungan dengan status

sosial tokoh tersebut rendah, menengah, dan atas.

2.2 Sosiologi Sastra

Sosiologi sastra adalah gabungan dari dua ilmu yaitu sosiologi dan sastra.

Kedua ilmu ini berbeda akan tetapi digabungkan dan menjadi ilmu baru. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 855) sosiologi sastra adalah pengetahuan

tentang sifat dan perkembangan masyarakat tentang sastra karya kritikus atau

sejarawan yang mengungkap pengarang yang didasari oleh lingkungan sosialnya,

ideologi politik, dan kondisi ekonomi.

Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari objek tentang masyarakat.

Menurut Sorokin (dalam Soekanto dan Sulistyowati, 2015: 17) sosiologi adalah

ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam

gejala sosial dan antara gejala sosial dengan gejala nonsosial. Manusia melakukan

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Pembangun Ceritaeprints.umm.ac.id/42423/3/BAB II.pdf · merupakan perjalanan dari perilaku tokoh dalam mengahadapi masalah kehidupan. Plot memiliki

15

hubungan timbal balik kepada manusia lainnya karena memiliki hasrat yaitu ingin

menjadi satu dengan manusia yang ada di sekelilingnya dan menjadi satu dengan

lingkungan sekitarnya.

Sastra adalah gambaran yang menampilkan kehidupan hubungan

masyarakat, antarmanusia dan antarperistiwa yang terjadi di dalam batin seseorang.

Masyarakat adalah kumpulan individu yang berada dalam satu wilayah. Pendekatan

sosiologi pengertiannya mencakup pada pendekatan yang didasarkan sikap dan

pandangan teoritis tertentu, akan tetapi semua pendekatan tersebut memiliki

perhatian terhadap sastra sebagai hasil karya sastrawan sebagai anggota masyarakat

yang menggambarkan tentang kehidupan sosial.

Menurut Silbermann ada lima penelitian sosiologi sastra, (a) penelitian

tentang pengaruh seni terhadap kehidupan seorang manusia, (b) penelitian tentang

perkembangan pelbagai sikap dan objek sosial melalui seni, (c) penelitian tentang

pengaruh dari seni terhadap pembentukan kelompok, konflik-konflik didalamnya

dan sebagainya, (d) penelitian tentang pertumbuhan dan hilangnya lembaga artistik

sosial, dan yang terakhir (e) penelitian tentang faktor-faktor dan bentuk-bentuk

tipikal dari organisasi sosial yang mempengaruhi seni.

2.3 Nilai Sosial

Nilai adalah segala sesuatu yang dipentingkan oleh manusia sebagai subjek

yang menyangkut baik buruknya suatu pandangan. Seseorang harus

mempertimbangkan untuk mengadakan pilihan tentang baik buruknya perilaku.

Apabila seseorang tidak menetapkan dirinya untuk menentukan nilai maka orang

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Pembangun Ceritaeprints.umm.ac.id/42423/3/BAB II.pdf · merupakan perjalanan dari perilaku tokoh dalam mengahadapi masalah kehidupan. Plot memiliki

16

lain yang akan mengaturkan nilai untuknya. Nilai bisa dipilih secara subjektif atau

objektif tergantung bagaimana orang tersebut memandang.

Sosial menurut Paul Ernest adalah beberapa kelompok yang berada dalam

satu lingkup untuk hal kegiatan bersama. Kata ”sosial” bertujuan untuk sifat dari

makhluk yang bernama manusia. Sehingga muncullah “manusia sebagai makhluk

sosial” yang berarti manusia hidup berkelompok atau bermasyarakat. Manusia pada

hakikinya tidak bisa hidup sendiri, manusia hidup dengan cara tolong menolong.

Nilai sosial berfungsi mewujudkan harapan dalam meujudkan harapan

sesuai dengan peranannya. Nilai sosial adalah petunjuk arah demi tercapainya

tujuan sosial masyarakat. Menurut D.A. Wila Huky (dalam Basrowi, 2005: 81),

nilai sosial memiliki ciri yaitu nilai itu dicapai bukan bawaan dan peran orang tua

sangatlah berpengaruh dalam pencapaian nilai anak-anak, nilai yang disetujui

menjadi dasar bagi manusia dalam bertindak dan bertingkah laku, nilai berkaitan

dengan yang lain sebagai pembentuk pola dan sistem nilai dalam masyarakat

apabila tidak seimbang akan terjadi problem sosial. Sastra apabila diteliti banyak

sekali nila-nilai yang terkandung. Nilai tersebut salah satunya adalah nilai sosial.

2.4 Jenis- jenis Nilai Sosial

Menurut Notonegoro (dalam Kolip dan Setiadi, 2011; 124) nilai sosial

terdapat tiga jenis yaitu nilai material, nilai vital, dan nilai kerohanian.

2.4.1 Nilai Material

Segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia yang sangat penting

dalam memperlancar kegiatan manusia. Material adalah bahan yang diperlukan

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Pembangun Ceritaeprints.umm.ac.id/42423/3/BAB II.pdf · merupakan perjalanan dari perilaku tokoh dalam mengahadapi masalah kehidupan. Plot memiliki

17

seseorang dalam memperlancar kegiatannya. Mislanya nilai tentang baik

buruknyaatau harga suatu benda yang diukur dengan alat ukur tertentu seperti

halnya :

a) Kesehatan

Salah satu yang terpenting yang dibutuhkan oleh manusia adalah kesehatan.

Kesehatan adalah keadaan seimbang yang dinamis, dipengaruhi faktor genetik,

lingkungan dan pola hidup sehari-hari seperti makan, minum, seks, kerja, istirahat,

hingga pengelolaan kehidupan emosional. Status kesehatan tersebut menjadi rusak

bila keadaan keseimbangan terganggu, tetapi kebanyakan kerusakan pada periode-

periode awal bukanlah kerusakan yang serius jika orang mau menyadarinya.

(Santoso, 2012: 8)

Penyakit bisa didapat dari mana saja sehingga seseorang harus lebih

menjaga diri dan lingkungannya agar terhindar dari penyakit. Penyakit yang sudah

masuk dalam tubuh seseorang juga bisa menular ke tubuh manusia lain dan ada juga

yang tidak. Sehingga dibutuhkan obat agar sembuh dan apabila sudah sembuh

dibutuhkan pola hidup yang sehat agar tidak terkena penyakit lagi.

Menurut GNPOPA (2015: 2) obat merupakan zat yang digunakan untuk

pencegahan dan penyembuhan penyakit serta pemulihan dan peningkatan

kesehatan bagi penggunanya. Obat bukan hanya zat padat yang diberikan dengan

resep dokter ataupun beli di warung. Obat bisa dirasakan karena sugesti seseorang

saat seseorang merasa senang ataupun saat mereka berada di sekitar manusia lain

yang disukai.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Pembangun Ceritaeprints.umm.ac.id/42423/3/BAB II.pdf · merupakan perjalanan dari perilaku tokoh dalam mengahadapi masalah kehidupan. Plot memiliki

18

Selain obat, pola hidup sehat juga perlu diterapkan saat manusia merasa

sehat. Pola hidup sehat diterapkan untuk mencegah datangnya penyakit ataupun

mencegah penyakit datang kembali. Pola hidup sehat bisa dilakukan dengan cara

makan-makanan yang bergizi dan olahraga. Menurut Ahira (dalam Suryanto, 2011:

7) gaya hidup juga menentukan tingkat kesehatan seseorang. Gaya hidup ada yang

tidak sehat dan perlu untuk dihindari yaitu merokok, minum-minuman keras, dan

terlalu banyak mengkonsumsi bahan kimia.

b) Pelindung diri

Manusia memerlukan perlindungan diri. Perlindungan diri sangat penting

agar kita tidak terkena sesuatu yang membahayakan diri manusia. Pelindung diri

mungkin bisa diterapkan saat seseorang bekerja. Akan tetapi, dalam melakukan

aktivitas sehari-hari manusia juga memerlukan pelindung diri contohnya pakaian

sebagai pelindung dari cuaca. Bangunan yang ada di sekitar manusia bisa menjadi

pelindung diri. Bangunan bsa melindungi seseorang dari hujan untuk berteduh atau

sebagainya.

Pakaian berasal dari kata “pakai” dan mendapatkan imbuhan “an”. Pakaian

adalah kebutuhan pokok manusia yang tidak terlepas dar kehidupan sehari-hari

manusia. Pakaian haruslah digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan

yang ada sehingga tubuh terlindungi secara maksimal. Contohnya saat musim

dingin manusia memakai pakaian tebal agar terlindungi bukan memakai pakaian

tipis yang akan membuat manusia kedinginan dan menjadi sakit.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Pembangun Ceritaeprints.umm.ac.id/42423/3/BAB II.pdf · merupakan perjalanan dari perilaku tokoh dalam mengahadapi masalah kehidupan. Plot memiliki

19

2.4.2 Nilai Vital

Segala sesuatu yng berguna bagi manusia untuk mengadakan kegiatan atau

aktivitas. Kegiatan atau aktivitas diperlukan fasilitas agar pekerjaan yang manusia

kerjakan bisa cepat selesai. Hidup di zaman yang serba ada, manusia dapat memiliki

suatu barang agar dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat dan efisien.

Contohnya: bagi ibu rumah tangga tidak perlu lagi menghaluskan bumbu dengan

cara manual yaitu diuleg tapi bisa dengan blender sehingga pekerjaan ibu rumah

tangga bisa cepat.

a) Sarana Transportasi

Manusia memerlukan alat agar bisa sampai tujuan dengan cepat. Jarak yang

ditempuh oleh manusia tidak hanya beberapa meter terkadang berkilo-kilo meter.

Apabila, manusia hanya jalan kaki, tentu akan membuat capek dan membutuhkan

waktu lama. Menurut Steenbrink (1974), transportasi adalah perpindahan orang

atau barang dengan menggunakan alat atau kendaraan dari dan ke tempat-tempat

yang terpisah secara geografis.

Alat transportasi ada karena diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu

kebutuhan manusia untuk pergi jauh dan kebutuhan angkutan barang untuk

digunakan atau dikonsumsidi daerah lain. Berbagai macam alat transportasi sepeerti

alat transportasi darat, laut bahkan udara.

Transportasi darat yaitu sarana transportasi yang beroperasi di darat.

Menurut Miro (2012), Transportasi darat dapat di klasifikasikan menjadi: (1)

Geografis Fisik, terdiri dari moda transportasi jalan rel, moda transportasi perairan

daratan, moda transportasi khusus dari pipa dan kabel serta moda transportasi jalan

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Pembangun Ceritaeprints.umm.ac.id/42423/3/BAB II.pdf · merupakan perjalanan dari perilaku tokoh dalam mengahadapi masalah kehidupan. Plot memiliki

20

raya. (2) Geografis Administratif, terbagi atas transportasi dalam kota, transportasi

desa, transportasi antar-kota dalam provinsi (AKDP), transportasi antar-kota

antara-provinsi (AKAP) dan transportasi lintas batas antar-negara (internasional).

Transportasi udara yaitu saran transportasi yang beroperasi di udara seperti halnya

pesawat. Transportasi laut beroperasi di laut contohnya yaitu kapal laut.

b) Sarana Komunikasi

Manusia adalah makhluk sosial yang hidup dengan bersosialisasi, salah

satunya dengan cara berkomunikasi. Manusia membutuhkan komunikasi dengan

manusia lainnya. Dahulu komunikasi hanya didapatkan melalui surat. Dengan cara

menulis surat dikirim ke kantor pos dan pak pos mengantarkan surat sesuai dengan

alamat tujuannya. Hal itu membutuhkan waktu yang sangat lama dalam

berkomunikasi.

Sekarang banyak sekali alat komunikasi yang dapat kita gunakan. Setiap

hari bahkan setiap detik manusia bisa berkomunikasi dengan semua orang. Banyak

sekali fasilitas saat ini dalam berkomunisai yaitu surat ataupun handphone.

Handphone atau telpon seluler adalah alat komunikasi yang canggih saat

ini. Banyak sekali aplikasi dalam Handphone hang bisa digunakan untuk

berkomunikasi dan handphone adalah alat komunikasi yang bukan hanya bisa

berkomunikasi dengan mendengarkan suara yang terhubung akan tetapi manusia

bisa menulis seperti surt yang dapat dikirim dengan cepat serta handphone

memberikan manusia untuk bisa bertatap muka degan batas layar untuk

berkomunikasi dengan manusia lain.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Pembangun Ceritaeprints.umm.ac.id/42423/3/BAB II.pdf · merupakan perjalanan dari perilaku tokoh dalam mengahadapi masalah kehidupan. Plot memiliki

21

Sarana komunikasi lainnya yaitu puisi. Puisi merupakan hasil penafsiran

penyair terhadap kehidupan (Aisyah, 2007:2). Kehidupan yang dilakukan penyair

dengan segala hal yang dirasakannya terkadang menjadi inspirasi dan menjadi

bentuk karya berupa puisi. Karya yang dihasilkan dari perasaan penyair bisa

menjadi alat komunikasinya kepada pembaca untuk mengetaui perasaan yang

sedang dialami penyair.

2.4.3 Nilai Kerohanian

Manusia membutuhkan segala sesuatu yang dapat mendamaikan jiwanya.

Bukan hanya jasmani yang dapat menghambat kegiatan manusia. Jiwa manusia

juga bisa menghambat, apabila merasa tidak enak atau resah yang membuat

manusia terhambat dalam mengerjakan pekerjaan.

a) Nilai moral

Menurut Suseno (1987: 19) kata moral selalu mengacu kepada baik

buruknya manusia menjadi manusia. Nilai (Value) adalah harga, makna, isi dan

pesan, semangat, atau jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep, dan teori

sehingga bermakna secara fungsional. Nilai moral adalah tolak ukur untuk

menentukan baik buruknya tindakan manusia dengan menunjukkan bagaimana

sikap manusia terhadap manusia lain.

Moral tidak sama dengan unsur rasa yang terdapat dalam keindahan karena

moral harus dilatih atau dididik terlebih dahulu agar manusia tersebut memiliki

sikap yang baik. Moral harus dilakukan secara kesadaran diri manusia dalam

bersikap terhadap manusia lain agar terjadi kehidupan yang harmonis. Bagaimana

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur Pembangun Ceritaeprints.umm.ac.id/42423/3/BAB II.pdf · merupakan perjalanan dari perilaku tokoh dalam mengahadapi masalah kehidupan. Plot memiliki

22

cara manusia dalam bersosialisasi dengan masyarakat banyak dan manusia dapat

mengetahui kewajibannya sebagai makhluk sosial. Contohnya apabila manusia

ingin hidup damai dan tentram manusia terkadang saling tolong-menolong terhadap

sesama.

b) Nilai Ketuhanan

Nilai sosial yang berhubungan dengan ketuhanan mengenai perbuatan

kewajiban atau hal-hal yang dilarang menyangkut hubungan manusia dengan

Tuhannya. Sebagai makhluk yang tidak tumbuh sendiri melainkan diciptakan oleh

Tuhan. Manusia tidak boleh sombong dan lupa. Manusia pada kodratnya harus

bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan manusia itu hidup dan kenikmatan

lainnya.

Keadaan tersebut biasanya dilakukan dengan cara manusia memilih untuk

beragama. Semua masyarakat manusia membentuk beberapa konsep mengenai

kuasa kesaktian dan adalah menjadi fungsiagama yang utama untuk membiasakan

manusia kepada kuasa kesaktian tersebut. Ini mungkin melibatkan subyektivitas

seperti takjub dan hormat, termasuk juga mewujudkan sikap dan tingkahlaku di

pihak kuasa-kuasa. ( Roucek dan Warren, 1984: 156)

Cara manusia mewujudkan sikap takjub dan hormat dengan cara beribadah.

Beribadah dengan cara berdoa kepada Tuhan merupakan tanda syukur manusia.

Berdoa juga bisa membuat manusia lebih tenang, optimis dan percaya diri dalam

kehidupannya. Setiap manusia memiliki agama tersendiri dan cara beribadah

tersendiri kepada tuhannya. Hal tersebut bukanlah suatu masalah selama setiap

orang mampu menghargai keyakinannya masing-masing.