bab ii landasan teori 2.1 unsur pembangun ceritaeprints.umm.ac.id/42423/3/bab ii.pdf · merupakan...
TRANSCRIPT
9
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab landasan teori ini akan diuraikan mengenai: (1) unsur pembangun
cerita, (2) sosiologi sastra, (3) nilai sosial, (4) jenis-jenis nilai sosial. Berikut akan
diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan landasan teori.
2.1 Unsur Pembangun Cerita
Novel memiliki unsur pembangun cerita yaitu unsur intrinsik (tema,
tokoh/penokohan, plot (alur), latar/setting, sudut pandang dan amanat yang
terkandung dalam cerita) dan unsur ekstrinsik.
Nurgiyantoro (1995: 23) menjelaskan bahwa unsur intrinsik adalah unsur-
unsur pembangun karya sastra. Apabila seseorang membaca karya sastra, mereka
akan melihat secara faktual unsur-unsur tersebut. Jadi dapat dikatakan juga sebagai
objek yang mandiri dan memiliki dunianya sendiri berkenaan dengan karya sastra.
Pada penelitian ini tidak semua unsur intrinsik akan dibahas. Novel Hujan
Bulan Juni ini akan diteliti tentang tokoh yang terdapat dalam novel sebagai pelaku
dalam novel. Bukan hanya itu, karena penelitian ini tentang nilai sosial yang mana
hubungan sosial tokoh yang ada dalam novel menonjol sehingga peristiwa yang
terdapat dalam novel dan latar sosial seseorang perlu adanya pembahasan plot
(alur), latar atau setting.
2.1.1 Tokoh/Penokohan
Tokoh ini juga bagian paling penting karena kalau tidak ada tokoh, tidak
akan menjadi sebuah cerita. Tokoh dalam novel selalu ditampilkan secara detail
ciri-ciri fisiknya, keadaan sosial, tingkah laku, sifat dan kebiasaan, dan lain
10
sebagainya. Tokoh yang ditampilkan secara detail dalam novel akan tergambar
dengan jelas dan lebih mengesankan karena dapat mudah dipahami.
Tokoh adalah pelaku yang terdapat dalam karya sastra yang dikisahkan
perjalanan hidupnya. Selain itu, beberapa juga menjadi penderita dalam rentetan
peristiwa yang diceritakan. Tokoh di dalam sebuah cerita tidak hanya berwujud
manusia terkadang dalam cerita fiksi anak tokoh cerita objeknya bisa berupa
tumbuhan atau binatang yang biasanya merupakan bentuk personifikasi manusia.
Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 1995: 165) tokoh cerita adalah
orang-orang yang memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu dengan cara
mengekspresikan melalui ucapan dan tindakan yang ditampilkan dalam cerita
berupa naratif maupun drma. Penokohan artinya lebih luas lagi karena menyangkut
siapa tokoh didalamnya, perwatakan dan penempatan yang jelas sehingga
tergambar dengan jelas.
Menurut Nurgiyantoro (1995: 176) tokoh dibedakan dalam beberapa jenis
yaitu tokoh utama-protagonis-berkembang.
a. Tokoh utama atau tambahan
Cerita akan menampilkan tokoh yang mana ada yang mendominasi cerita
dan ada juga yang hanya sekali atau sedikit berperan dalam sebuah cerita. Tokoh
utama yaitu yang selalu terlibat dalam suatu kejadian. Tokoh tambahan yaitu yang
jarang sekali berperan.
b. Tokoh protagonis dan antagonis
Tokoh protagonis yang sangat dikagumi oleh pembaca karena memiliki
karakter sifat baik hati dan memiliki sikap yang sesuai dengan pandangan pembaca
11
serta sebagai harapan pembaca. Tokoh antagonis yang menjadi peyebab ketegangan
sebuah cerita. Tokoh antagonis selalu menjadi penyebab konflik dalam sebuah
cerita dan mengganggu tokoh protagonis. Akan tetapi tidak semua yang
mengganggu tokoh protagonis adalah tokoh antagonis bisa juga karena tokoh
tambahan.
c. Tokoh sederhana dan tokoh bulat
Sebuah cerita terkadang kita akan disuguhkan watak dari sebuah tokoh.
Tokoh terkadang memiliki watak yang hanya satu atau terkadang cerita
menceritakan watak pada tokoh lebih dari satu. Tokoh sederhana memiliki watak
satu. Tokoh ini mulai dari awal kemunculan hingga akhir hanya memiliki satu
watak dan membuatnya monoton. Tokoh bulat atau tokoh komplek adalah tokoh
ini seperti halnya manusia sesungguhnya karena tokoh ini memiliki watak dan
perilaku yang berbeda bahkan tokoh ini memiliki watak dan perilaku yang
bertentangan dan tidak terduga.
d. Tokoh statis dan berkembang
Tokoh statis adalah tokoh yang tetap dan tidak berkembang sifat dan
wataknya meskipun banyak sekali godaan dan kejadian tapi tetap tokoh ini
memiliki watak dan sikap yang sama mulai awal cerita hingga akhir cerita. Tokoh
berkembang mengalami perkembangan watak dan sikap sesuai dengan alur cerita
dari beberapa kejadian.
12
2.1.2 Plot (alur)
Jalan cerita dari sebuah peristiwa yang diceritakan akan susul-menyusul.
Menurut Stanton (dalam Nurgiyantoro 1995: 113) plot adalah suatu sebab-
akibatnya terjadi peristiwa satu ke peristiwa yang lainnya dalam cerita. Plot
merupakan perjalanan dari perilaku tokoh dalam mengahadapi masalah kehidupan.
Plot memiliki unsur konflik didalamnya karena setiap peristiwa pasti memiliki
konflik.
Plot memiliki tahapan awal-tengah-akhir. Plot awal adalah tahap
pengenalan pada sebuah cerita. Pengenalan sebuah cerita biasanya menggambarkan
tentang tokoh, latar dan garis besar dari sebuah cerita. Plot tengah adalah tahap yang
sudah mulai memunculkan konflik atau pertikaian. Bagian tengah cerita adalah
bagian terpanjang dalam cerita karena disinilah para tokoh memainkan peranannya.
Tengah cerita ini memunculkan konflik dari bagian sebelumnya yang menjadi
klimaks dan bagian inilah pembaca akan memperoleh cerita yang sesungguhnya.
Tahap akhir adalah tahap terakhir dari sebuah cerita. Tahapan ini adalah tahap
penyelesaian konflik. Penyelesaian dalam sebuah cerita ada dua yaitu akan berakhir
bahagia atau sedih. Cerita terkadang akan menyuguhkan penutup cerita dengan
kejadian yang sudah benar-benar selesai atau bahkan cerita kan menyuguhkan akhir
cerita yang menggantung dan membuat pembaca berpikir sendiri untuk
menyelesaikannya.
Alur yang baik harus mampu memunculkan kejadian-kejadian konflik yang
menarik atau mencekam. Jangan sampai suatu konflik dalam cerita hanya
dipaparkan secara datar. Hal ini akan membuat pembaca kurang tertarik dengan alur
13
dari suatu cerita tersebut. Pembaca bisa melihat bagaimana cara tokoh dalam
berpikir untuk menyelesaikan suatu konflik atau permasalahan yang ada melalui
alur sebuah cerita. Selain itu, tingkah laku para tokoh dapat digambarkan dalam
peristiwa-peristiwa lewat rangkain kejadian suatu cerita.
2.1.3 Latar/ setting
Pengertian dari tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial. Latar sangat
dibutuhkan karena sebagai gambaran jelas seolah-olah cerita tersebut sungguh ada
dan terjadi sehingga pembaca merasakan susana yang terdapat dalam cerita. Latar
ada dua yaitu latar netral dan latar tipikal.
Latar netral menggambarkan garis besarnya saja seperti halnya cerita yang
menyebutkan sebuah kota Malang dan itu hanya sekedar kota atau bahkan yang
bersifat umum dengan kota tersebut. Latar tipikal adalah latar yang lebih
menjelaskan secara rinci tentang latar tersebut. Contohnya tentang sebuah kota
Malang cerita tersebut akan menggambarkan jelas keadaan sosial di kota Malang,
dan yang menjadi ciri khas kota Malang.
Latar atau setting dibedakan menjadi tiga unsur yaitu tempat, waktu dan
sosial. Latar tempat menggambarkan tempat-tempat dengan nama tertentu atau
lokasi tertentu dengan jelas. Penggunaan dengan nama dan latar tertentu haruslah
mencerminkan dari tempat tersebut jangan sampai bertentangan. Pengarang apabila
ingin menggambarkan suatu daerah haruslah menguasai geografis dari daerah
tersebut.
14
Latar waktu selalu berhubungan dengan kapan kejadian berlangsung. Akan
tetapi, pengarang terkadang menyamarkan latar waktu yang terdapat dalam cerita
karena pengarang menganggap tidak terlalu penting untuk ditonjolkan dalam kaitan
alur cerita. Menurut Nurgiyantoro (2009: 230) latar waktu dapat digolongkan
menjadi beberapa bagian, yaitu (a) lampau, yaitu waktu yang telah terlewati; (b)
kini, yaitu waktu yang sedang dialami atau sedang berlangsung; (c) akan, yaitu
waktu yang belum yang berarti besok, nanti, minggu depan, dan lain-lain.
Latar sosial menggambarkan tentang kehidupan sosial masyarakat yang
biasanya berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan
hidup, cara berpikir dan bersikap. Latar sosial juga berhubungan dengan status
sosial tokoh tersebut rendah, menengah, dan atas.
2.2 Sosiologi Sastra
Sosiologi sastra adalah gabungan dari dua ilmu yaitu sosiologi dan sastra.
Kedua ilmu ini berbeda akan tetapi digabungkan dan menjadi ilmu baru. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 855) sosiologi sastra adalah pengetahuan
tentang sifat dan perkembangan masyarakat tentang sastra karya kritikus atau
sejarawan yang mengungkap pengarang yang didasari oleh lingkungan sosialnya,
ideologi politik, dan kondisi ekonomi.
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari objek tentang masyarakat.
Menurut Sorokin (dalam Soekanto dan Sulistyowati, 2015: 17) sosiologi adalah
ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam
gejala sosial dan antara gejala sosial dengan gejala nonsosial. Manusia melakukan
15
hubungan timbal balik kepada manusia lainnya karena memiliki hasrat yaitu ingin
menjadi satu dengan manusia yang ada di sekelilingnya dan menjadi satu dengan
lingkungan sekitarnya.
Sastra adalah gambaran yang menampilkan kehidupan hubungan
masyarakat, antarmanusia dan antarperistiwa yang terjadi di dalam batin seseorang.
Masyarakat adalah kumpulan individu yang berada dalam satu wilayah. Pendekatan
sosiologi pengertiannya mencakup pada pendekatan yang didasarkan sikap dan
pandangan teoritis tertentu, akan tetapi semua pendekatan tersebut memiliki
perhatian terhadap sastra sebagai hasil karya sastrawan sebagai anggota masyarakat
yang menggambarkan tentang kehidupan sosial.
Menurut Silbermann ada lima penelitian sosiologi sastra, (a) penelitian
tentang pengaruh seni terhadap kehidupan seorang manusia, (b) penelitian tentang
perkembangan pelbagai sikap dan objek sosial melalui seni, (c) penelitian tentang
pengaruh dari seni terhadap pembentukan kelompok, konflik-konflik didalamnya
dan sebagainya, (d) penelitian tentang pertumbuhan dan hilangnya lembaga artistik
sosial, dan yang terakhir (e) penelitian tentang faktor-faktor dan bentuk-bentuk
tipikal dari organisasi sosial yang mempengaruhi seni.
2.3 Nilai Sosial
Nilai adalah segala sesuatu yang dipentingkan oleh manusia sebagai subjek
yang menyangkut baik buruknya suatu pandangan. Seseorang harus
mempertimbangkan untuk mengadakan pilihan tentang baik buruknya perilaku.
Apabila seseorang tidak menetapkan dirinya untuk menentukan nilai maka orang
16
lain yang akan mengaturkan nilai untuknya. Nilai bisa dipilih secara subjektif atau
objektif tergantung bagaimana orang tersebut memandang.
Sosial menurut Paul Ernest adalah beberapa kelompok yang berada dalam
satu lingkup untuk hal kegiatan bersama. Kata ”sosial” bertujuan untuk sifat dari
makhluk yang bernama manusia. Sehingga muncullah “manusia sebagai makhluk
sosial” yang berarti manusia hidup berkelompok atau bermasyarakat. Manusia pada
hakikinya tidak bisa hidup sendiri, manusia hidup dengan cara tolong menolong.
Nilai sosial berfungsi mewujudkan harapan dalam meujudkan harapan
sesuai dengan peranannya. Nilai sosial adalah petunjuk arah demi tercapainya
tujuan sosial masyarakat. Menurut D.A. Wila Huky (dalam Basrowi, 2005: 81),
nilai sosial memiliki ciri yaitu nilai itu dicapai bukan bawaan dan peran orang tua
sangatlah berpengaruh dalam pencapaian nilai anak-anak, nilai yang disetujui
menjadi dasar bagi manusia dalam bertindak dan bertingkah laku, nilai berkaitan
dengan yang lain sebagai pembentuk pola dan sistem nilai dalam masyarakat
apabila tidak seimbang akan terjadi problem sosial. Sastra apabila diteliti banyak
sekali nila-nilai yang terkandung. Nilai tersebut salah satunya adalah nilai sosial.
2.4 Jenis- jenis Nilai Sosial
Menurut Notonegoro (dalam Kolip dan Setiadi, 2011; 124) nilai sosial
terdapat tiga jenis yaitu nilai material, nilai vital, dan nilai kerohanian.
2.4.1 Nilai Material
Segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia yang sangat penting
dalam memperlancar kegiatan manusia. Material adalah bahan yang diperlukan
17
seseorang dalam memperlancar kegiatannya. Mislanya nilai tentang baik
buruknyaatau harga suatu benda yang diukur dengan alat ukur tertentu seperti
halnya :
a) Kesehatan
Salah satu yang terpenting yang dibutuhkan oleh manusia adalah kesehatan.
Kesehatan adalah keadaan seimbang yang dinamis, dipengaruhi faktor genetik,
lingkungan dan pola hidup sehari-hari seperti makan, minum, seks, kerja, istirahat,
hingga pengelolaan kehidupan emosional. Status kesehatan tersebut menjadi rusak
bila keadaan keseimbangan terganggu, tetapi kebanyakan kerusakan pada periode-
periode awal bukanlah kerusakan yang serius jika orang mau menyadarinya.
(Santoso, 2012: 8)
Penyakit bisa didapat dari mana saja sehingga seseorang harus lebih
menjaga diri dan lingkungannya agar terhindar dari penyakit. Penyakit yang sudah
masuk dalam tubuh seseorang juga bisa menular ke tubuh manusia lain dan ada juga
yang tidak. Sehingga dibutuhkan obat agar sembuh dan apabila sudah sembuh
dibutuhkan pola hidup yang sehat agar tidak terkena penyakit lagi.
Menurut GNPOPA (2015: 2) obat merupakan zat yang digunakan untuk
pencegahan dan penyembuhan penyakit serta pemulihan dan peningkatan
kesehatan bagi penggunanya. Obat bukan hanya zat padat yang diberikan dengan
resep dokter ataupun beli di warung. Obat bisa dirasakan karena sugesti seseorang
saat seseorang merasa senang ataupun saat mereka berada di sekitar manusia lain
yang disukai.
18
Selain obat, pola hidup sehat juga perlu diterapkan saat manusia merasa
sehat. Pola hidup sehat diterapkan untuk mencegah datangnya penyakit ataupun
mencegah penyakit datang kembali. Pola hidup sehat bisa dilakukan dengan cara
makan-makanan yang bergizi dan olahraga. Menurut Ahira (dalam Suryanto, 2011:
7) gaya hidup juga menentukan tingkat kesehatan seseorang. Gaya hidup ada yang
tidak sehat dan perlu untuk dihindari yaitu merokok, minum-minuman keras, dan
terlalu banyak mengkonsumsi bahan kimia.
b) Pelindung diri
Manusia memerlukan perlindungan diri. Perlindungan diri sangat penting
agar kita tidak terkena sesuatu yang membahayakan diri manusia. Pelindung diri
mungkin bisa diterapkan saat seseorang bekerja. Akan tetapi, dalam melakukan
aktivitas sehari-hari manusia juga memerlukan pelindung diri contohnya pakaian
sebagai pelindung dari cuaca. Bangunan yang ada di sekitar manusia bisa menjadi
pelindung diri. Bangunan bsa melindungi seseorang dari hujan untuk berteduh atau
sebagainya.
Pakaian berasal dari kata “pakai” dan mendapatkan imbuhan “an”. Pakaian
adalah kebutuhan pokok manusia yang tidak terlepas dar kehidupan sehari-hari
manusia. Pakaian haruslah digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan
yang ada sehingga tubuh terlindungi secara maksimal. Contohnya saat musim
dingin manusia memakai pakaian tebal agar terlindungi bukan memakai pakaian
tipis yang akan membuat manusia kedinginan dan menjadi sakit.
19
2.4.2 Nilai Vital
Segala sesuatu yng berguna bagi manusia untuk mengadakan kegiatan atau
aktivitas. Kegiatan atau aktivitas diperlukan fasilitas agar pekerjaan yang manusia
kerjakan bisa cepat selesai. Hidup di zaman yang serba ada, manusia dapat memiliki
suatu barang agar dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat dan efisien.
Contohnya: bagi ibu rumah tangga tidak perlu lagi menghaluskan bumbu dengan
cara manual yaitu diuleg tapi bisa dengan blender sehingga pekerjaan ibu rumah
tangga bisa cepat.
a) Sarana Transportasi
Manusia memerlukan alat agar bisa sampai tujuan dengan cepat. Jarak yang
ditempuh oleh manusia tidak hanya beberapa meter terkadang berkilo-kilo meter.
Apabila, manusia hanya jalan kaki, tentu akan membuat capek dan membutuhkan
waktu lama. Menurut Steenbrink (1974), transportasi adalah perpindahan orang
atau barang dengan menggunakan alat atau kendaraan dari dan ke tempat-tempat
yang terpisah secara geografis.
Alat transportasi ada karena diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu
kebutuhan manusia untuk pergi jauh dan kebutuhan angkutan barang untuk
digunakan atau dikonsumsidi daerah lain. Berbagai macam alat transportasi sepeerti
alat transportasi darat, laut bahkan udara.
Transportasi darat yaitu sarana transportasi yang beroperasi di darat.
Menurut Miro (2012), Transportasi darat dapat di klasifikasikan menjadi: (1)
Geografis Fisik, terdiri dari moda transportasi jalan rel, moda transportasi perairan
daratan, moda transportasi khusus dari pipa dan kabel serta moda transportasi jalan
20
raya. (2) Geografis Administratif, terbagi atas transportasi dalam kota, transportasi
desa, transportasi antar-kota dalam provinsi (AKDP), transportasi antar-kota
antara-provinsi (AKAP) dan transportasi lintas batas antar-negara (internasional).
Transportasi udara yaitu saran transportasi yang beroperasi di udara seperti halnya
pesawat. Transportasi laut beroperasi di laut contohnya yaitu kapal laut.
b) Sarana Komunikasi
Manusia adalah makhluk sosial yang hidup dengan bersosialisasi, salah
satunya dengan cara berkomunikasi. Manusia membutuhkan komunikasi dengan
manusia lainnya. Dahulu komunikasi hanya didapatkan melalui surat. Dengan cara
menulis surat dikirim ke kantor pos dan pak pos mengantarkan surat sesuai dengan
alamat tujuannya. Hal itu membutuhkan waktu yang sangat lama dalam
berkomunikasi.
Sekarang banyak sekali alat komunikasi yang dapat kita gunakan. Setiap
hari bahkan setiap detik manusia bisa berkomunikasi dengan semua orang. Banyak
sekali fasilitas saat ini dalam berkomunisai yaitu surat ataupun handphone.
Handphone atau telpon seluler adalah alat komunikasi yang canggih saat
ini. Banyak sekali aplikasi dalam Handphone hang bisa digunakan untuk
berkomunikasi dan handphone adalah alat komunikasi yang bukan hanya bisa
berkomunikasi dengan mendengarkan suara yang terhubung akan tetapi manusia
bisa menulis seperti surt yang dapat dikirim dengan cepat serta handphone
memberikan manusia untuk bisa bertatap muka degan batas layar untuk
berkomunikasi dengan manusia lain.
21
Sarana komunikasi lainnya yaitu puisi. Puisi merupakan hasil penafsiran
penyair terhadap kehidupan (Aisyah, 2007:2). Kehidupan yang dilakukan penyair
dengan segala hal yang dirasakannya terkadang menjadi inspirasi dan menjadi
bentuk karya berupa puisi. Karya yang dihasilkan dari perasaan penyair bisa
menjadi alat komunikasinya kepada pembaca untuk mengetaui perasaan yang
sedang dialami penyair.
2.4.3 Nilai Kerohanian
Manusia membutuhkan segala sesuatu yang dapat mendamaikan jiwanya.
Bukan hanya jasmani yang dapat menghambat kegiatan manusia. Jiwa manusia
juga bisa menghambat, apabila merasa tidak enak atau resah yang membuat
manusia terhambat dalam mengerjakan pekerjaan.
a) Nilai moral
Menurut Suseno (1987: 19) kata moral selalu mengacu kepada baik
buruknya manusia menjadi manusia. Nilai (Value) adalah harga, makna, isi dan
pesan, semangat, atau jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep, dan teori
sehingga bermakna secara fungsional. Nilai moral adalah tolak ukur untuk
menentukan baik buruknya tindakan manusia dengan menunjukkan bagaimana
sikap manusia terhadap manusia lain.
Moral tidak sama dengan unsur rasa yang terdapat dalam keindahan karena
moral harus dilatih atau dididik terlebih dahulu agar manusia tersebut memiliki
sikap yang baik. Moral harus dilakukan secara kesadaran diri manusia dalam
bersikap terhadap manusia lain agar terjadi kehidupan yang harmonis. Bagaimana
22
cara manusia dalam bersosialisasi dengan masyarakat banyak dan manusia dapat
mengetahui kewajibannya sebagai makhluk sosial. Contohnya apabila manusia
ingin hidup damai dan tentram manusia terkadang saling tolong-menolong terhadap
sesama.
b) Nilai Ketuhanan
Nilai sosial yang berhubungan dengan ketuhanan mengenai perbuatan
kewajiban atau hal-hal yang dilarang menyangkut hubungan manusia dengan
Tuhannya. Sebagai makhluk yang tidak tumbuh sendiri melainkan diciptakan oleh
Tuhan. Manusia tidak boleh sombong dan lupa. Manusia pada kodratnya harus
bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan manusia itu hidup dan kenikmatan
lainnya.
Keadaan tersebut biasanya dilakukan dengan cara manusia memilih untuk
beragama. Semua masyarakat manusia membentuk beberapa konsep mengenai
kuasa kesaktian dan adalah menjadi fungsiagama yang utama untuk membiasakan
manusia kepada kuasa kesaktian tersebut. Ini mungkin melibatkan subyektivitas
seperti takjub dan hormat, termasuk juga mewujudkan sikap dan tingkahlaku di
pihak kuasa-kuasa. ( Roucek dan Warren, 1984: 156)
Cara manusia mewujudkan sikap takjub dan hormat dengan cara beribadah.
Beribadah dengan cara berdoa kepada Tuhan merupakan tanda syukur manusia.
Berdoa juga bisa membuat manusia lebih tenang, optimis dan percaya diri dalam
kehidupannya. Setiap manusia memiliki agama tersendiri dan cara beribadah
tersendiri kepada tuhannya. Hal tersebut bukanlah suatu masalah selama setiap
orang mampu menghargai keyakinannya masing-masing.