bab ii landasan teori 2.1 tinjauan umum terminologi judul...

55
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Terminologi Judul Dalam penulisan dan penelitian tugas akhir ini penulis memilih judul “Perancangan Interior Pusat Batik Pekalongan di Jakarta” dengan definisi kata sebagai berikut : A. Pusat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2008, Pusat adalah pusar, titik yang di tengah-tengah benar, tempat yang letaknya di bagian tengah, pokok pangkal atau yang menjadi tempat pumpunan (berbagai urusan, hal). B. Batik Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menerakan malam kemudian pengolahannya di proses dengan cara tertentu (Kamus Besar Bahasa Indonesia : 2008). C. Pekalongan Pekalongan adalah nama sebuah kota yang terletak di Jawa Tengah dengan orbitasi antara 6°50’44’’-6°55’44’’ lintang selatan dan 109°37’55’’- 109°42’19’’ bujur timur Pekalongan terletak di jalur pantai utara yang menghubungkan Jakarta – Semarang - Surabaya. Pekalongan memiliki julukan Kota Batik karena batik Pekalongan memiliki corak yang khas dan warna beragam.

Upload: lamque

Post on 06-Mar-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1 Terminologi Judul

Dalam penulisan dan penelitian tugas akhir ini penulis memilih judul

“Perancangan Interior Pusat Batik Pekalongan di Jakarta” dengan definisi kata

sebagai berikut :

A. Pusat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2008, Pusat adalah pusar,

titik yang di tengah-tengah benar, tempat yang letaknya di bagian tengah,

pokok pangkal atau yang menjadi tempat pumpunan (berbagai urusan, hal).

B. Batik

Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan

menerakan malam kemudian pengolahannya di proses dengan cara tertentu

(Kamus Besar Bahasa Indonesia : 2008).

C. Pekalongan

Pekalongan adalah nama sebuah kota yang terletak di Jawa Tengah dengan

orbitasi antara 6°50’44’’-6°55’44’’ lintang selatan dan 109°37’55’’-

109°42’19’’ bujur timur Pekalongan terletak di jalur pantai utara yang

menghubungkan Jakarta – Semarang - Surabaya. Pekalongan memiliki julukan

Kota Batik karena batik Pekalongan memiliki corak yang khas dan warna

beragam.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

8

Gambar 2.1 Denah letak kota Pekalongan

(Sumber : http://maps.google.com/)

D. Jakarta

Jakarta adalah ibukota negara Indonesia yang merupakan pusat bisnis,

politik, dan kebudayan. Jakarta memiliki luas wilayah 664,01 km2 dengan

jumlah penduduk 9.809.857 jiwa. Wilayah Provinsi DKI Jakarta sebelah timur

berbatasan dengan Kabupaten/Kota Bekasi, sebelah selatan berbatasan dengan

Kabupaten Tangerang dan Kota Depok, sebelah barat berbatasan dengan Kota

Tangerang dan sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa.

Gambar 2.2 Denah letak kota Jakarta

(Sumber : http://maps.google.com/)

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

9

2.1.2 Retail

Retail berasal dari bahasa Prancis yaitu “retailer” yang berarti

“memotong menjadi kecil-kecil” (Risch : 1991). Sedangkan menurut Gilbert

(2003 : 6) retail adalah semua usaha bisnis yang secara langsung mengerahkan

kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan

organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari distribusi. (Sumber :

Endang : 2012)

A. Karakteristik Retail

Menurut Berman dan Evans (2001) karakteristik retailing ada 3 yaitu

sebagai berikut :

1) Small Average Sale

Tingkat penjualan retailing pada toko relatif kecil dikarenakan targetnya

merupakan konsumen akhir yang hanya membeli dalam jumlah kecil.

2) Impulse Purchase

Pembelian yang terjadi pada retailing sebagian besar merupakan

pembelian yang tidak direncanakan.

3) Popularity of Store

Semakin terkenal toko atau perusahaan makan semakin tinggi pula tingkat

kunjungan yang pada akhirnya berdampak pada pendapatan toko tersebut.

B. Jenis Retail

Menurut Kotler (1997) berdasarkan lini produk, retail dapat

diklasifikasikan menjadi 3 yaitu sebagai berikut :

1) Pengecer Toko (Store Retailing)

• Toko Khusus (Speciality Store), toko yang menjual produk secara

sempit hanya dengan satu macam dari barang tersebut. contoh : usaha

perorangan, firma atau cv.

• Toko Serba Ada (Department Store), toko atau lembaga eceran yang

menawarkan berbagai macam produk dengan berbagai pilihan mutu.

Contoh : departement store

• Toko Kebutuhan Sehari-hari (Convenience Store), toko yang relatif

kecil dan biasanya terletak di daerah pemukiman, dan buka 24 jam

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

10

sehari. Toko ini menjual bahan pelengkap kebutuhan sehari-hari.

Contoh : Circle-K.

• Pasar Swalayan (Supermartket), toko yang menjual semua kebutuhan

konsumen seperti produk makanan dan perawatan rumah tangga.

Contoh : Hero

• Toko Diskon (Discount Store), toko yang menjual barang standar

dengan harga lebih murah karena mengambil keuntungan rendah

dengan jumlah yang lebih banyak. Contoh : Kmart

• Pengecer Potongan Harga (Off-Price Retailer), pengecer yang

membeli pada harga yang lebih rendah daripada harga grosir dan

menetapkan harga pada konsumen lebih rendah daripada harga eceran.

Contoh : factory outlet dan grosir

• Toko Super (Super Store), kombinasi dari supermarket dan discount

store (toko yang menyediakan sejumlah besar barang (full line

product) dengan harga murah. Contoh : Carrefour

• Ruang Pamer Katalog (Catalog Show-Room), toko yang menjual

cukup banyak pilihan produk-produk dengan marjin tinggi,

perputarannya cepat, bermerek dengan harga diskon. Contoh :

Indomaret dan toko kelontong

2) Penjual Eceran Bukan Toko (Non-Store Retailing)

• Penjualan Langsung (Direct Selling), penjualan yang dimulai dari

pedagang keliling yang berkembang menjadi industri yang menjual

produknya dari rumah ke rumah dan dari kantor ke kantor.

• Pemasaran Langsung (Direct Marketing), pemasaran ini berawal dari

penawaran lewat surat dan katalog yang kemudian berkembang lewat

telepon (telemarketing), pemasaran tanggapan langsung lewat televisi

(progam home shopping), dan belanja elektronik.

• Mesin Penjual Otomasis (Automatic Vending), toko ini tidak

memerlukan adanya wiraniaga dalam pengoperasiannya. Biasanya alat

ini diletakkan di tempat-tempat strategis yang sering dilewati orang.

• Jasa Pembelian (Buying Service), Merupakan suatu pengecer tanpa

toko yang melayani konsumen khusus, biasanya karyawan organisasi-

organisasi besar (contoh : sekolah, rumah sakit).

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

11

3) Organisasi Pengecer (Retailer Organization)

• Jaringan Sukarela (Volountary Cooperative), elompok pengecer

independen yang didukung oleh suatu pedagang besar, yang

melakukan pembelian borongan dan perdagangan umum.

• Koperasi Pengecer (Retailing Cooperative), pengecer-pengecer

independen yang membentuk organisasi pembelian terpusat dan

melakukan promosi bersama.

• Koperasi Konsumen (Consumer Cooperative), suatu toko yang

dikelola dan dimiliki oleh konsumen yang membentuk suatu

komunitas.

• Organisasi Waralaba (Franchise Organization), suatu organisasi yang

membeli hak untuk mengoperasikan dan memiliki suatu aktivitas

bisnis.

• Konglomerat Perdagangan (Mechandising Conglomerate), Perusahaan

yang berbentuk bebas yang menggabungkan beberapa lini dan bentuk

eceran yang berbeda-beda di bawah kepemilikan yang terpusat

• Jaringan Toko Koperasi (Coorperate Chain Store), dua atau lebih

toko yang umumnya dimiliki dan dikontrol, mengerjakan pembelian

dan perdagangan yang terpusat dan menjual lini perdagangan yang

sama.

C. Pembagian Area Retail

Menurut Green (1986 : 21) dalam buku The Retail Store, Design and

Cnstruction area retail dapat dibagi menjadi 3 yaitu sebagai berikut :

1) Area Sirkulasi (Circulation Area)

Area sirkulasi adalah area yang menentukan darimana dan kemana

pengunjung akan bergerak atau berjalan. Sirkukasi juga dapat digunakan

sebagai penghubung antar area atau ruangan..

2) Area Servis (Service Area)

Yang termasuk dalam area servis adalah area kasir, area pembungkusan,

kantor, area penyimpanan barang (storage), area penerimaan dan

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

12

pengiriman barang, dan kamar mandi. Area ini biasanya terletak pada area

belakang toko.

3) Area Display (Display Area)

Area display merupakan area yang penting dalam sebuah retail toko. Area

display merupakan area yang digunakan dalam mempresentasikan produk

kepada pengunjung dengan pencahayaan serta penataan yang baik dan

menarik.

2.1.3 Galeri

Galeri atau museum seni adalah bangunan atau ruang untuk pameran

seni, biasanya seni visual. Museum dapat dikelola oleh pemerintah juga oleh

swasta, yang membedakannya adalah kepemilikan dari koleksi yang

dipamerkan didalamnya. Koleksi tersebut diantaranya lukisan, patung, kolase,

dan tekstil (Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Art_museum).

A. Klasifikasi Galeri

Menurut Sari (2012) berikut adalah pengklasifikasian galeri

berdasarkan beberapa faktor :

1) Tempat Penyelenggaraan

• Traditional Art Gallery, galeri yang aktivitasnya diselenggarakan

diselasar atau lorong panjang.

• Modern Art Gallery, galeri dengan perencanaan ruang secara modern.

2) Sifat Kepemilikan

• Private Art Gallery, galeri yang dimiliki oleh perseorangan/pribadi atau

kelompok.

• Public Art Gallery, galeri milik pemerintah dan terbuka untuk umum.

• Kombinasi dari kedua galeri di atas.

3) Isi Galeri

• Art Gallery of Primitif Art, galeri yang menyelenggarakan aktivitas

dibidang seni primitif.

• Art Gallery of Classical Art, galeri yang menyelenggarakan aktivitas di

bidang seni klasik.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

13

• Art Gallery of Modern Art, galeri yang menyelenggarakan aktivitas di

bidang seni modern.

4) Jenis Koleksi

• Galeri pribadi, tempat untuk memamerkan hasil karya pribadi seniman

itu sendiri tanpa memamerkan hasil karya seni orang lain dan hasil

karya seniman itu tidak diperjualbelikan untuk umum.

• Galeri umum, galeri yang memamerkan hasil karya dari berbagai

seniman, hasil karya para seniman itu diperjualbelikan untuk umum.

• Galeri kombinasi, merupakan kombinasi dari galeri pribadi dan galeri

umum, karya seni yang dipamerkan dalam galeri ini ada yang diperjual

belikan untuk umum, ada pula yang merupakan koleksi pribadi seniman

yang tidak diperjualbelikan. Hasil karya seni yang dipamerkan

merupakan hasil karya seni dari beberapa seniman.

5) Tingkat dan Luas Galeri

• Galeri lokal, merupakan galeri yang mempunyai koleksi dengan obyak-

obyek yang diambil dari lingkungan setempat.

• Galeri regional, merupakan galeri seni yang mempunyai koleksi dengan

obyak-obyek yang diambil dari tingkat daerah/propinsi/daerah regional

I.

• Galeri internasional, merupakan galeri yang mempunyai koleksi dengan

obyek-obyek yang diambil dari berbagai negara di dunia.

2.1.4 Batik

“Batik is a piece of cloth –a pience of cloth made in the traditional

manner and used especially in the traditional contect- carrying various

ornaments of a specific nature (batik ornaments) applied by means of a dye-

resist technique using “batik-wax” as the resisting medium” (Doelah, 2002:

10).

Menurut Kuswadji (1981:2) “mbatik” berasal dari kata “tik” yag berarti

kecil. Dengan demikian dapat dikatakan “mbatik” adalah menulis atau

menggambar serba rumit (kecil-kecil).

A. Klasifikasi Batik

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

14

Dilihat dari proses pembuatannya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu batik

tulis dan batik cap. Batik tulis adalah kain batik yang menggunakan canting

tulis dalam proses pembuatannya. Sedangkan batik cap adalah kain batik yang

menggunakan canting cap dalam proses pembuatannya. Batik tulis memakan

waktu yang cukup lama dalam proses pembuatannya dibandingkan dengan

batik cap karena seluruh pengerjaannya dilakukan secara manual menggunakan

tangan. Sedangkan batik jika dilihat dari tempat berkembangnya dapat di

klasifikasikan menjadi 2 yaitu Batik Keraton dan Batik Pesisir.

1) Batik Keraton

Batik Keraton adalah desain tradisional batik yang muncul dan

berkembang didalam keraton Jawa. Tata letak ornamen dan warna yang

digunakan merupakan suatu perpaduan yang menarik dalam sebuah estetik atau

keindahan, filosofi hidup, dan sifat lingkungan darimana mereka muncul, yaitu

keraton.

Desain batik ini memiliki pengaruh dari Hindu-Jawa pada masa Pajajaran

dan Majapahit yang kemudian berkembang dan memiliki dampak sangat besar

di seluruh Jawa. Selain itu terdapat pula pengaruh islam didalam desain batik

yang ditunjukkan dari adanya perubahan ornamen yang berkaitan dengan

manusia dan hewan.

Batik keraton tidak hanya memiliki nilai dan makna yang tinggi saja,

tetapi batik keraton juga digunakan untuk menunjukkan status di dalam

keraton. Terdapat beberapa motif larangan yang hanya dapat digunakan oleh

Raja dan keturunannya saja.

Batik ini berkembang di beberapa keraton diantaranya Keraton

Yogyakarta, Keraton Surakarta, Pura Mangkunegaran, Pura Pakulaman,

Keraton Cirebon, dan Keraton Sumenep. Ciri khas dari desain batik ini adalah

pengunaan warna sogan atau coklat tua dengan motif parang dan kawung.

2) Batik Pesisir

Batik pesisir adalah desain batik yang muncul dan berkembang di daerah

pesisir pantai utara Jawa. Dalam pekembangannya desain batik ini banyak

dipengaruhi oleh pendatang dari luar seperti Eropa dan Cina dan Jepang pada

abad 19.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

15

Ciri khas dalam batik pesisir ini adalah adanya motif bouquet of diverse

flower atau flower tree dari eropa dan hewan mitologi Cina seperti burung

merak yang merupakan simbol kehormatan dan keindahan. Selain itu batik

pesisir memiliki warna yang lebih berani dan beragam dibandingkan dengan

batik keraton yang hanya menggunakan warna sogan, hitam dan putih. Motif

yang terdapat dalam desain batik ini tidak memiliki batasan dan makna yang

tinggi seperti batik pada daerah keraton.

Daerah yang memproduksi batik pesisir diantaranya adalah Pekalongan,

Lasem, Kudus, Banyumas, Sidoharjo, Madura, dan lain sebagainya.

Gambar 2.3 Sarung Motif Buketan, Pekalongan

(Sumber : Doelah, 2002)

B. Ragam Hias Batik

Menurut Doelah (2002, 20) ragam hias batik berdasarkan bentuknya dapat

dibag

1) Ragam Hias Geometris

Ragam hias geometris adalah ragam hias yang bentuknya termasuk

kedalam bentuk geometris seperti garis lurus, persegi, trapesium, lingkaran,

dan lain sebagainya yang dibuat secara berulang untuk memberntuk suatu pola

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

16

desain. Contoh dari ragam hias geometris ini adalah ceplok atau ceplokan dan

diagonal (lereng dan parang).

2) Ragam Hias Non-geometris

Ragam hias non-gormetris adalah ragam hias yang bentuknya bukan

berasal dari bentuk geometris. Semen, lung-lungan, buketan, dan pinggiran

termasuk dalam ragam hias non-geometris.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

17

C. Material Pembuatan Batik

Material yang digunakan untuk pembuatan kain batik dapat dibagi menjadi

2, yaitu bahan mentah seperti kain dan alat bantu yang digunakan seperti

canting.

1) Bahan Mentah

Bahan mentah yang dimaksud adalah kain yang digunakan untuk

pembuatan kain batik. Menurut Doelah (2002), bahan kain yang paling batik

dalam membuat batik adalah katun, sutra, viscose (sutra buatan), dan lain

sebagainya, namun seiring dengan perkembangan teknologi, batik juga dapat

dibuat pada serat sintetis.

Gambar 2.4 Kain Untuk Batik

(Sumber : Penulis 2014)

2) Alat

Alat bantu yang digunakan dalam pembuatan batik diantara lain adalah

sebagai berikut :

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

18

• Lilin (Batik-wax)

Lilin atau yang lebih dikenal dengan nama malam digunakan untuk

menutupi ornamen atau bagian yang tidak ingin terkena warna saat proses

pewarnaan. Lilin batik terbuat dari 7 macam bahan seperti paraffin, lilin

lebah (kote), sisa getah pinus (gondorukem), damar mata kucing yang

pohon shoria apec, microwax, lilin daur ulang (lilin gladhangan), minyak

kelapa dan lemak hewan. Lilin batik dibagi menjadi 3 yaitu, lilin klowong

yang digunakan untuk membuat gambar utama dan gambar isi (isen-isen),

lilin nembok yang digunakan untuk menutupi area yang berwarna putih,

dan lilin biron yang digunakan untuk menutupi area yang diwarnai biru.

Gambar 2.5 Lilin Batik dan Canting Tulis

(Sumber : Penulis 2014)

• Canting

Canting yang digunakan dalam pembuatan batik adalah canting tulis dan

canting cap. Canting tulis adalah canting terbuat dari lempengan tembaga

dengan gagang yang terbuat dari kayu. Canting ini digunakan untuk

membuat pola pada batik tulis. Sedangkan canting cap adalah alat yang

digunakan untuk membuat pola pada batik dengan menggunakan teknik

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

19

cap. canting cap terbuat dari tembaga yang bentuk menjadi suatu pola

dengan gagang besi.

Gambar 2.6 (Kiri) Canting Tulis, Gambar 2.7 (Kanan) Canting Cap

(Sumber : Penulis 2014)

3) Bahan Pewarna

Bahan pewarna batik dibedakan menjadi 2 yaitu bahan pewarna alami dan

bahan pewarna buatan.

• Pewarna Alami

Pewarna alami adalah pewarna yang terbuat dari bahan alami seperti daun,

kulit kayu, kayu, dan akar. Contoh : daun indigo untuk warna biru dan

biru-hitam, akar mengkudu untuk warna merah, kayu tegeran atau akar

batang temulawak untuk warna kuning, dan kulit kayu tingi untuk warna

coklat kemerah-merahan.

• Pewarna Sintetis

Pewarna sintetis biasanya diimpor dari luar seperti Jerman (HOECHST),

Britania (ICI), Switx\zerland (CIBA), Paris (FRANCOLOR), Amerika (DU

PONT), dan Itali (ACNA).

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

20

Gambar 2.8 Bahan Pewarna Batik

(Sumber : Penulis 2014)

2.1.5 Batik Pekalongan

Pekalongan bukanlah tempat yang pertama kali memproduksi batik,

tetapi pekalongan merupakan salah satu tempat yang memproduksi batik paling

halus dan merupakan salah satu daerah yang hingga saat ini tetap memproduksi

batik paling besar di Indonesia.

A. Sejarah Batik Pekalongan

Batik pekalongan dikenal memiliki ragam corak dan warna yang

beragam dibandingkan batik pada daerah lainnya. Hal tersebut dikarenakan

adanya pengaruh dari berbagai macam budaya seperti India, Eropa atau

Belanda, Cina dan Jepang.

1) Pengaruh India

Kain Patola dan kain sembangi merupakan kain tenun dari Gujarat

merupakan barang dagang yang sangat populer pada golongan bangsawan

Indo-Belanda di Pulau Jawa pada masa Kerajaan Sriwijaya abad ke-7.

Ornamen geometris pada kain tenun pantola dan motif bunga pada kain

sembangi yang elegan pada waktu itu menunjukkan status sosial dari

penggunanya. Namun pada akhir abad ke-18 dan awal abad 19 terjadi

penurunan dalam perdangan dengan India, permintaan pada kedua kain

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

21

tersebut sangat sulit dipenuhi. Banyak dari wirausahawan lokal -Arab dan

Cina- membuat replika dari kain tersebut untuk memenuhi permintaan pasar.

Persaingan desain tenun pantola terjadi di tiga wilayah yaitu Pekalongan,

Surakarta, dan Yogyakarta. Ketiga wilayah tersebut memiliki warna yang

berbeda dikarenakan lingkungkan dan waktu yang berbeda. Di Pekalongan,

desain imitasi tenun pantola diproduksi dengan menggunakan gaya jlamprang

sedangkan motif sembangi dibuat dengan gaya nitik. Teknik batik jlamprang

yang dimaksud adalah selain menggunakan indigo-biru dan soga-kuning

kecoklatan, merah, hijau, ungu, kuning, dan biru terang. Selain itu desain

pantola juga dikerjakan oleh pengusaha batik Belanda diantaranya Van

Oosterom (1860) dan Van Zuylen (1890) yang menerapkan warna-warna

pesisir.

Ornamen sembangi dan pantola yang ada dalam kain batik di Indonesia,

membuktikan adanya pengaruh budaya India ke Jawa seperti penyebaran

agama hindu yang terlihat dari ornamen garuda, tree of life, tounge of flame,

meru, dan ornamen lainnya.

Gambar 2.9 Kain Panjanng Motif Jlamprang

(Sumber : Ishwara, 2012)

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

22

2) Pengaruh Eropa atau Belanda

Batik Belanda datang dan berkembang sekitar tahun 1840 dan 1940 dan

hampir selalu berupa sarung yang pada mulanya dibuat hanya untuk orang

Belanda atau Indo-Belanda dan orang ningrat. Biasanya wanita yang tergabung

dalam komunitas Indo-Eropa memesan dan membeli batik dari wanita

peranakan Cina, bahkan setelah itu banyak wanita peranakan Cina yang

bekerja dirumah mereka untuk membuat batik, tidak untuk dijual hanya untuk

dikonsumsi sendiri, namun sekitar tahun 1830 mereka (wanita Indo-Belanda)

membuka workshop batik untuk dijual.

Batik Belanda biasanya menggunakan warna yang lebih lembut seperti

pastel dengan motif bunga atau buket bunga. Selain itu batik Belanda juga

sering menggunakan motif yang terinspirasi dari dongeng asal eropa seperti

putri salju dan Cinderella, lalu kartu pos, majalah buku dan media yang berasal

dari eropa.

Gambar 2.10 Sarung Motif Buket Bunga Karya E. van Zulyen

(Sumber : Ishwara, 2012)

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

23

3) Pengaruh Cina

Orang Cina sudah berada di Indonesia jauh sebelum orang portugis dan

eropa datang melakukan perdagangan. Beberapa dari mereka menikah dengan

orang lokal untuk melanjutkan keturunan karena mereka tidak dapat kembali

lagi.

Pada akhir abad 18 dan awal abad 19 telah diketahui bahwa orang Cina

telah memulai perdangangan kain batik. Mereka bersaing dengan pedangang

Muslim, Arab, India dan dibawah pemerintahan Belanda. Namum dengan

keahlian mereka dalam bisnis dan pemasaran, mereka dapat membuat batik

menjadi salah satu komoditi ekspor yang cukup besar.

Batik Cina yang dibuat oleh orang keturunan cina biasanya memiliki

desain yang menunjukan hewan mitologi cina seperti naga, singa, burung

phoenix, kura-kura, ornamen yang berasal dari keramik Cina, dan ornamen

mega atau awan. Motif buketan juga ditemukan pada batik Cina karena adanya

pengaruh dari batik Belanda. Batik Cina biasanya menggunakan warna yang

lebih cerah dibandingkan batik Belanda, mereka biasa menggunakan warna

merah, biru, dan campuran keduanya.

Gambar 2.11 Sarung Motif Buketan Karya Oey Soe Tjoen

(Sumber : Ishwara, 2012)

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

24

4) Pengaruh Jepang

Batik Jepang biasa disebut dengan Batik Djawa Hokokai. Batik Djawa

Hokokai ini memiliki pengaruh kuat dari Jepang dalam hal desain dan warna.

Batik ini memiliki dasar motif keratonan seperti parang, kawung, lereng, dan

ceplokan dengan ornamen bunga seperti sakura, mawar, lili, dan anggrek yang

biasanya disusun seperti buketan dan lung-lungan degan kupu-kupu. Selain itu

juga sering terlihat motif burung merak pada batik ini yang melambangkan

keindahan dan keanggunan. Batik Djawa Hokokai selalu dibuat dengan format

pagi-sore, yaitu memiliki 2 desain dalam 1 kain.

Gambar 2.12 Kain Panjang Djawa Hokokai Karya Poertri Pemoedi HHD

(Sumber : Ishwara, 2012)

B. Motif Batik Pekalongan

Beberapa motif atau corak yang biasa ditemukan pada kain batik

Pekalongan dibagi menjadi 2 yaitu motif utama dan motif dasar diantaranya

adalah sebagai berikut :

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

25

1) Motif utama

Tabel 2.1 Gambar Utama Kain Batik

Nama Gambar Keterangan

Buketan

Gambar 2.13 Motif

Buketan Karya E. van

Zuylen

Buketan adalah motif

bunga atau rangkaian

bunga. Biasanya

menggunakan rangkaian

bunga mawar, lotus,

tulip, lily, krisantium

dan lainnya.

Cerita Eropa

Gambar 2.14 Little Red

Riding Hood Karya

Metzelaar

Pada masa pendudukan

Belanda banyak batik

yang terinspirasi dari

cerita eropa seperti

Snow White, Hanzel and

Gretel dan lain

sebagainya.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

26

Hewan Gambar 2.15 Bangau atau

Heron Karya Matzelaar

Binatang yang sering

digunakan dalam kain

batik diantaranya adalah

bangau, kupu-kupu,

merak, dan beberapa

hewan lainnya.

Limar Gambar 2.16 Limaran

Karya Wollweber

Limaran adalah motif

berbentuk trapesium

seperti yang ditemukan

pada kain tenun atau

anyaman

Parang Gambar 2.17 Motif

Parang, Kain Pagi-Sore

Parang adalah motif

yang tebentuk dari garis

diagonal atau garis yang

diisi dengan ornamen.

Ceplok Gambar 2.18 Motif Merupakan bagian dari

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

27

Ceplok Sakura, Kain

Pagi-Sore

desain batik yang

berbentuk geometris

atau disusun secara

geometris.

Jlamprang

Gambar 2.19 Motif

Jlamprang

Motif Jlampang

merupakan ragam hias

ceplokan dalam bentuk

lung-lungan dan bunga

padma yang

ditengahnya disilang

dengan gambar peran

dunia kosmis yang hadir

sejak Agama Hidhu dan

Budha berkembang di

Jawa.

Pagi-Sore Gambar 2.20 Motif Pagi-

Sore Buketan

Merupakan desain batik

yang memiliki 2 motif

dalam satu kainnya.

(Sumber: Doelah, 2002)

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

28

2) Motif bagian dasar

Motif ini biasanya berada di bagian latar badan dan digunakan sebagai

background atau filling untuk mengsi ruang yan kosong dalam sebuah

kain.

Tabel 2.2 Motif Dasar Batik Pekalongan

Nama Gambar Keterangan

Carcena Gambar 2.21 Motif

Carcena

Carcena adalah bintang

berbentuk seperti

bunga kecil yang biasa

dikenal dengan pacar

cina

Carcena Lobang Gambar 2.22 Motif

Carcena Lobang

Carcena lobang sama

dengan carcena namun

terdapat lubang

ditengah.

Sessei Bai Gambar 2.23 Motif Sessei

Bai

Sessei Bai adalah motif

yang menyerupai sisik

ikan.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

29

Anyaman Gambar 2.24 Motif

Anyaman

Anyaman adalah motif

seperti anyaman pada

tikar.

Beras Mawur Gambar 2.25 Motif Beras

Mawur

Beras mawur adalah

motif butiran beras

yang bersebaran

Belimbing

Gambar 2.26 Motif

Belimbing

Belimbing adalah motif

buah belimbing.

Cocohan Gambar 2.27 Motif Cocohan adalah motif

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

30

Cocohan

titik dengan

menggunakan canting

untuk membatik.

Galaran Gambar 2.28 Motif

Galaran

Galaran adalah garis

diagonal. Galar adalah

tikar yang dibuat

menggunakan bamboo

yang diratakan.

Galaran Mencong Gambar 2.29 Motif

Galaran Mencong

Galaran mencong sama

dengan motif galaran

namun dengan garis

bergelombang.

Mencong berarti

bengkok, tidak lurus.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

31

Latar Kawatan

Gambar 2.30 Motif Latar

Kawatan

Latar kawatan adalah

background atau latar

belakang kawat

Cecekan Gambar 2.31 Motif

Cecekan

Cecekan adalah titik

pada kain yang dibuat

menggunakan canting

Kembang Jeruk Gambar 2.32 Motif

Kembang Jeruk

Kembang jeruk adalah

motif bunga jeruk

(Citrus).

Kembang Randu Gambar 2.33 Motif Kembang randu adalah

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

32

Kembang Randu

motif bunga pohon

randu (kapas).

Kembang Cengkih Gambar 2.34 Motif

Kembang Cengkih

Kembang Cengkih

adalah motif bunga

pohon cengkeh

Ukelan Gambar 2.35 Motif Ukelan

Ukelan adalah motif

berbentuk keriting

(Sumber : Ishwara, 2012)

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

33

C. Cara Pembuatan Batik Pekalongan

Cara pembuatan batik di Pekalongan, dalam pewarnaannya tidak hanya

dicelupkan ke dalam tungku yang berisi pewarna batik. Tetapi juga ada

penambahan warna dengan cara mengoleskan cairan pewarna menggunakan

kuas (coletan). Menurut Doelah (2002:16) berikut adalah beberapa langkah

pembuatan batik pekalongan:

1) Mbathik

Menggambar desain pola pada kain mori dengan canting tulis yang telah

diisi dengan malam (lilin batik).

Gambar 2.36 Proses Membatik

(Sumber : Doelah, 2002)

2) Nyolet

Mewarnai beberapa bagian dari desain menggunakan kuas.

Gambar 2.37 Proses Nyolet

(Sumber : Doelah, 2002)

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

34

3) Nutup

Menutupi seluruh bagian yang tidak ingin diwarnai menggunakan malam.

Gambar 2.38 Proses Nutup

(Sumber : Doelah, 2002)

4) Ndhasari

Mewarnai dasar dengan cara mencelupkan kain kedalam tugku yang berisi

pewarna batik.

Gambar 2.39 Proses Ndhasari

(Sumber : Doelah, 2002)

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

35

5) Menutup Dasaran

Menutup dasar yang telah diwarnai tadi menggunakan malam.

Gambar 2.40 Proses Menutup Dasaran

(Sumber : Doelah, 2002)

6) Medel

Mewarnai kain dengan pewarna biru pada tungku.

Gambar 2.41 Proses Medel

(Sumber : Doelah, 2002)

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

36

7) Nglorod

Menghapus seluruh malam dengan cara merebusnya kedalam air

mendidih.

Gambar 2.42 Proses Nglorod

(Sumber : Doelah, 2002)

8) Nutup dan Granitan

Menutup area yang telah diwarnai dan area yang masih berwarna putih.

Gambar 2.43 Proses Nutup dan Granitan

(Sumber : Doelah, 2002)

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

37

9) Nyoga

Mewarnai kain dengan pewarna soga pada tungku.

Gambar 2.44 Proses Nyoga

(Sumber : Doelah, 2002)

10) Nglorod

Menghapus semua malam dengan air mendidih. Ini adalah langkah

terakhir dalam pewarnaan batik khas pekalongan.

Gambar 2.45 Proses Nglorod

(Sumber : Doelah, 2002)

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

38

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1 House of Danar Hadi, Surakarta

A. Sejarah

House of Danar Hadi adalah suatu komplek wisata budaya yang didirikan

oleh H. Santosa Doelah dan diresmikan oleh Menteri Pariwisata dan

Kebudayaan RI Bapak Ir. Jero Wacik SE pada tanggal 22 Agustus 2008 yang

kemudian dijadikan salah satu tujuan wisata di Surakarta. House of Danar

Hadi ini terdiri dari beberapa bangunan yaitu nDalem Wuryaningratan,

Museum Batik Kuno Danar Hadi, Workshop pembuatan Batik Tradisional,

Showroom Batik Danar Hadi serta Pusat Souvenir dan Cafe.

B. Lokasi House of Danar Hadi

Gambar 2.46 Peta Lokasi House of Danar Hadi

(Sumber : houseofdanarhadi.com)

House of Danar Hadi terletak di Jalan Slamet Riyadi 261 yang merupakan

jalan utama di Kota Solo. Letak Museum ini sangat strategis mudah dicapai,

hanya 20 menit dari bandara Adi Sumarno, 20 menit dari terminal bus

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

39

Tirtonadi, dan 10 Menit dari stasiun kereta api Solo Balapan. Selain ini House

of Danar Hadi ini dekat dengan Keraton Mangkunegaran dan Pasar Klewer.

C. Struktur Organisasi

Bagan 2.1 Struktur Organisasi PT Batik Danar Hadi Surakarta

(Sumber : http://eprints.uns.ac.id/9982/1/106482310200909491.pdf)

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

40

D. Fasilitas

• Museum

Gambar 2.47 Entrance Musem

(Sumber : http://houseofdanarhadi.com)

Musem danar hadi ini terdiri dari sebelas ruangan yang

memamerkan koleksi dari sebelum penjajahan belanda sampai

kemerdekaan Indonesia. Koleksi tersebut siantaranya Batik Keraton,

Beatik Belanda, Batik Cina, Batik Hokokai, Batik Indonesia, dan Batik

Saudagaran. Pembagian ruang dalam museum ini berdasarkan buku H.

Santoso Doelah yaitu Batik, Pengaruh Zaman dan Lingkungan.

Interior ruang koleksi ini ditata rapi, kain yang dipamerkan

digantung pada gawangan Ruangan ini menggunakan material lantai

homogenus tile dengan dinding dan ceiling yang di cat berwarna putih.

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

41

Gambar 2.48 (Kiri) Display Batik Belanda, Gambar 2.49 (kanan)

Display Batik Cina

(Sumber : http://houseofdanarhadi.com/)

Gambar 2.50 (kiri) Display Batik Keraton, Gambar 2.51 (kanan) Display

Batik Danar Hadi

(Sumber : http://houseofdanarhadi.com/)

Gambar 2.52 (kiri) Display Batik Indonesia, Gambar 2.53 (kanan)

Display Batik Pemberian Keluarga dan Kerabat

(Sumber : http://houseofdanarhadi.com/)

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

42

• Workshop

Ruang workshop ini terdiri dari area desain atau menggambar, area

membatik (tulis dan cap), area mewarnai seperti nyolet dan pencelupan

kain ke dalam warna, serta area pelorodan yaitu proses penghilangan

malam dengan cara merebus kain.

Gambar 2.54 area membatik dan cap

(sumber : http://tripadvisor.com/)

Gambar 2.55 area pencelupan warna

(sumber : http://tripadvisor.com/)

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

43

• Showroom

Showroom ini menjual batik dalam berbagai bentuk seperti kain

panjang, sarung, kemeja, celana, rok. Dalam showroom ini terdapat

pembagian area untuk display kain yang berharga tinggi, baju jadi, dan

kain panjang. Serta terdapat pula area untuk duduk bagi pengunjung

showroom.

Gambar 2.56 Area Display Kain dan Tas Batik

(Sumber : http://houseofdanarhadi.com/)

Gambar 2.57 Area Display Kain Batik

(Sumber : http://houseofdanarhadi.com/)

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

44

Showroom Batik Danar Hadi ini menggunakan homogenus tile

sebagai material lantai dengan dinding yang di cat berwarna putih dan

terdapat permainan tinggi rendah pada ceiling-nya. Showroom ini

sepenuhnya menggunakan penghawaan buatan dari ac split yang

dipasang pada beberapa area rungan. Sedangkan sistem pencahayaannya

menggunakan lampu downlight sebagai general lighting serta terdapat

beberapa lampu spotligt pada beberapa area display serta lampu gantung

dan lampu meja. Selain itu terdapat pula pencahayaan alami yang berasal

dari jendela dan pintu kaca yang berada di beberapa bagian dari dari

bagunan tersebut.

Gambar 2.58 Area Duduk

(Sumber : http://houseofdanarhadi.com/)

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

45

Gambar 2.59 Area Display Baju Jadi dan Kain Batik

(Sumber : http://houseofdanarhadi.com/)

• nDalem Wuryanigratan

nDalem Wuryaningratan yang didirikan pada tahun 1890,

merupakan kediaman dari KPH. Wuryaningrat, cucu dari Pakubuwono

IX, dan menantu dari Raja Surakarta I.SK.S Pakubuwono X. Ruangan

ini digunakan untuk acara hajatan seperti pernikahan, tarapan dan

upacara tradisional lainnya.

Gambar 2.60 nDalem Wuryanigratan

(Sumber : http://houseofdanarhadi.com/)

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

46

• Sasana Mangunsuka

Merupakan bangunan yang dibangun untuk melengkapi nDalem

Wuryanigratan pada tahun 2002. Ruangan ini memiliki interior yang

mewah dengan ciri khas langgam jawa.

Gambar 2.61 Sasana Mangunsuka

(Sumber : http://houseofdanarhadi.com/)

• Soga Restaurant

Soga merupakan restaurant yang disediakan oleh House of Danar

Hadi yang menyediakan menu makanan dan minuman khas Solo.

Restaurant ini didesain dengan gaya etnik modern yang sesuai dengan

konsep dari bangunan House of Danar Hadi. Lantainya menggunakan

homogenus tile dengan dinding dan ceiling yang berwarna putih. Dalam

resataurant ini dibagi menjadi beberapa area seperti area makan yang

berada di dalam ruangan dan di luar ruangan serta area bar yang

terdapat di bagian dalam.

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

47

Gambar 2.62 Soga Restaurant

(Sumber : Penulis, 2014)

2.2.2 Batik Komar, Bandung

A. Sejarah

Batik Komar didirikan oleh H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds bersama

istrinya Hj. Nuryanti Widya pada tahun 1998 di Kota Bandung. Mereka

bardua lahir dan besar di desa Trusmi Plered Cirebon yang merupakan

kawasan pengrajin batik. Pada awalnya mereka hanya menjual batik

produksi keluarga, namun karena tingginya permintaan pelanggan yang

menginginkan batik yang berbeda dari yang ada, Bapak Komarudin mulai

belajar membuat batik dengan tema yang beragam tanpa ragam hias dari

Cirebon. Pada tahun 1997 beliau berhasil mendapatkan juara pertama pada

Ferstival Lomba Cipta Selendang Batik Internasional di Yogyakarta yang

diadakan oleh Yayasan Batik Indonesia (YBI) dan Kementrian Parpostel.

Kemenangan tersebut membuat Batik Komar semakin dikenal oleh

masyarakat luas dan meraih beberapa peghargaan seperti Paramakarya dari

Pemerintah Indonesia, Upakarti, BNSP Award, Archipelago Award, dan

lain sebagainya.

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

48

Saat ini Batik Komar memiliki pekerja terampil dalam bidang batik

yang berjumlah 300 pengrajin di bandung dan Cirebon. Batik Komar telah

memasarkan produknya hingga ke mancanegara seperti Jepang dan New

York, Amerika. Selain itu Batik Komar juga memasarkan produknya

dengan mengikuti kegiatan pameran yang diadakan di Asia Tenggara,

Eropa, dan Amerika.

B. Lokasi Batik Komar, Bandung

Gambar 2.63 Denah Workshop dan Showroom Batik Komar

(Gambar : http://wisata-batik.com/)

Batik Komar berada di Jalan Cigadung Raya Timur 1 nomor 5. Selain

showroom, Batik Komar juga menyediakan fasilitas workshop didalamnya.

Tempat ini dapat ditempuh hanya 20 menit dari tol pasteur menggunakan

mobil pribadi. Selain itu tempat ini juga dapat ditempuh mengunakan

angkutan umum seperti angkutan kota (angkot), bus, dan juga ojek.

C. Visi dan Misi

Batik Komar memiliki misi yaitu untuk melestarikan dan

menumbuhkan tradisi batik Cirebon sebagai salah satu upaya untuk

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

49

meningkatkan kesejahteraan masyarakat Trusmi Plered Cirebon pada

khususnya dan menumbuhkan industri kerajinan batik Indonesia pada

umumnya. Sedangkan visi yang dimiliki adalah sebagai berikut :

• Batik Tradisional Trusmi Cirebon bisa lebih dikenal di kancah dunia batik

nasional dan internasional.

• Meningkatkan kesejahteraan karyawan melalui lingkungan tempat kerja

dan tempat tinggal yang bersih dan sehat, pemberian upah yang wajar

sesuai dengan keahlian dan prestasi kerja yang diberikan kepada

perusahaan.

• Meningkatkan kualitas dan daya saing yang berpotensi untuk memasuki

pasar global.

• Memperkaya desain motif untuk menambah perbendaharaan motif-motif

tradisional yang sudah ada dan memasyarakat.

• Melakukan inovasi pada bidang bahan dasar kain, melalui pengembangan

desain tekstur tenun dan melakukan kombinasi serat alam.

• Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang industri kerajinan

batik dengan cara mendidik tenaga-tenaga terampil dan produktif yang

diambil dari daerah-daerah di luar pusat pengrajin batik.

• Memperluas jaringan kerja dengan pusat-pusat industri kerajinan batik

melalui pertukaran informasi desain dan proses produksi.

• Berbagi ilmu dan informasi tentang berbagai proses batik bagi pengrajin

batik di daerah-daerah tertentu yang ingin mengembangkan industri

kerajinan batik.

D. Fasilitas

• Showroom

Showroom pada Batik Komar ini dibagi menjadi beberapa area,

yaitu area kain dengan harga mahal, area kain biasa, area pakaian

wanita, area pakaian pria, area aksesoris, area ganti pakaian, area kasir

dan area duduk.

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

50

Gambar 2.64 Area Display Baju Jadi

(Sumber : Penulis, 2014)

Ruangan ini menggunakan keramik berwarna putih untuk material

lantai. Finishing dinding dan ceiling menggunakan cat berwarna putih.

Pencahyaan dan penghawaan pada ruangan ini sebagian besar

menggunakan pencahayaan dan penghawaan buatan.

Gambar 2.65 Area Display Kain

(Sumber : Penulis, 2014)

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

51

Gambar 2.66 Area Display Kain Mahal dan Area Duduk

(Sumber : Penulis, 2014)

• Workshop

Batik Komar Bandung menyediakan fasilitas workshop yang terdiri

dari proses desain hingga proses pewarnaan. Pengunjung yang ingin

mencobanya dikenakan biaya Rp.25.000,00- untuk 1 kain yang

berukuran sapu tangan. Area workshop ini tersiri dari area desain, area

membatik, area mengecap, area nyolet, area nutup, dan area ngelorod.

Gambar 2.67 (Kiri) Menggambar Motif Pada Kertas, Gambar 2.68

(Kanan) Menggambar Motif Pada Kain

(Sumber : Penulis, 2014)

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

52

Area workshop ini mengunakan material keramik sebagai material

lantai arena dianggap cukup kuat dalam menahan beban diatasnya dan

mudah dibersihkan. Dinding pada area mendesain menggunakan

dinding bata yang di cat putih, sedangkan pada area workshop

mengunakan dining bata ekspose.

Gambar 2.69 (Kiri) Area Ngelorod, Gambar 2.70 (Kanan) Area

Menyolet

(Sumber : Penulis, 2014)

Gambar 2.71 (Kiri) Area Pengecapan, Gambar 2.72 (Kanan) Area

Membatik

(Sumber : Penulis, 2014)

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

53

• Ruang Penyimpanan

Dalam ruang penyimpanan ini terdapat 1000 canting yang ditata

rapi dalam lemari rak susun milik Batik komar. Pencahayaan pada

ruangan ini dapat dikatakan kurang terang, cukup sulit untuk melihat

motif yang ada pada canting. Penghawaan pada ruangan ini seluruhnya

menggunakan penghawaan alami.

Gambar 2.73 (Kiri) Ruang Penyimpanan Canting, Gambar 2.74

(Kanan) Canting Dalam Ruang penyimpanan

(Sumber : Penulis, 2014)

Page 48: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

54

2.2.3 Batik Bachir Latifah (BL) Putra, Pekalongan

Gambar 2.75 Showroom Batik BL di Pesindon, Pekalongan

(Sumber : Penulis, 2014)

A. Sejarah Batik BL Putra, Pekalongan

Batik BL berdiri pada tahun 1970. BL merupakan sigkatan dari nama

suami-istri pemilik batik ini yang bernama Bachir Achmad dan Latifah

Djahri. Batik BL ini awalnya diproduksi secara rumahan di kampung

Pesindon, Pekalongan. Dengan usaha batiknya, mereka berdua berhasil

membesarkan 7 orang anak, namun belum sempat berkembang Bapak

Bachir Achmad meninggal dunia pada tahun 1973. Sepeninggal Bapak

Bachir Achmad, Ibu Latifah dengan dibantu oleh dua orang anaknya yang

bernama Kamaludin Bachir dan Soetrisno Bachir.

Mereka berdua menjadi tulang punggung ekonomi keluarga dengan

berjualan batik dari rumah-kerumah dan menjaga toko mereka yang berada

di kawasan Panglima Polim, Kebayoran Baru setelah pulang kuliah secara

bergantian. Selain itu mereka juga menjalankan bisnis keluarga lainnya

dengan membangun Group Ika Muda yang merupakan pelopor bisnis

properti dan perikanan yang sukses pada tahun 1980-an.

Page 49: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

55

Gambar 2.76 Foto Keluarga Bachir

(Sumber : Penulis, 2014)

Kesuksesan Grup Ikamuda juga membawa kesuksesan bagi Batik BL

sehingga mampu membuka beberapa cabang di Indonesia seperti Jakarta,

Bandung, dan Bali serta melakukan ekspor batik ke negara tetangga seperti

Malaysia dan Singapura.

Pada krisis moneter tahun 90an Grup Ikamuda dinyatakan bangkut,

namun Batik BL masih dapat bertahan ditangan mereka dan Ibu. Pada tahun

2008 Ibu Latifah Djahri meninggal dunia dan Batik BL dan diwarsikan

kepada anak terakhir dari 7 bersaudara yang bernama Ibu Enny

Apridningsih Bachir. Dibawah kepengurusan beliau, Batik BL berganti

nama menjadi Batik BL Putra dan memiliki showroom dan workshop yang

terletak di Jalan KHM Mansyur 87, Pekalongan dengan luas tanah 1.70 m2.

Batik BL Putra memproduksi batik cap dan batik tulis khas Pekalongan

baik dalam bentuk pakaian jadi seperti kemeja maupun kain panjang. Selain

itu, toko ini juga menjual berbagai aksesoris yang terbuat dari batik seperti

tas, bandana, dan bahan interior seperti sarung bantal kursi.

Page 50: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

56

B. Lokasi Batik BL Putra, Pekalongan

Gambar 2.77 Peta Lokasi Batik BL Putra, Pekalongan

(Sumber : https://maps.google.com/)

Lokasi Batik BL Putra berada di Jalan KHM Mansyur 87, Pekalongan.

Batik BL Putra ini dibangun diatas tanah seluas 1.70 m2 dan berada di

jalan pantura (pantai utara) Jawa sehingga mudah diakses melalui jalur

darat seperti menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum.

C. Visi dan Misi Batik BL Putra Pekalongan

Visi dari Batik BL Putra adalah mengembangkan seni kain Batik

Indonesia terutama Batik Pekalongan yang memiliki keanekaragaman

ragam warna dan motif yang khas.

Misi dari Batik BL Putra adalah sebagai berikut :

• Melestarikan kain batik Indonesia, khususnya kain batik khas

Pekalongan

• Memproduksi kain batik dengan mutu dan kualitas yang tinggi

Page 51: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

57

• Menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat Pekalongan

• Memperlus jaringan kerja dalam industri kain batik

D. Struktur Organisasi

Bagan 2.2 Struktur Organisasi Batik BL Putra

(Sumber : Batik BL Putra, 2014)

E. Fasilitas

• Showroom

Pada showroom toko batik ini dibagi menjadi beberapa area seperti

area gelaran yang digunakan untuk membuka atau menggelar kain

batik, area display kemeja/ baju jadi, area display kain mahal, area

display aksesoris, area duduk, area penyimpanan, dan area kasir.

Page 52: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

58

Gambar 2.78 Area Gelaran Kain Batik

(Sumber : Penulis, 2014)

Gambar 2.79 Area Display Kemeja Batik

(Sumber : Penulis, 2014)

Toko ini menggunakan homogenus tile 60cm x 60cm sebagai

material lantai dengan dinding di cat warna krem dan ceiling gypsum

yang diwarna putih. Sistem penghawaannya menggunakan

pengahawaan alami dan buatan. Penggunaan ac (air conditioning)

hanya jika terdapat pengunjung yang datang secara berkelompok

Page 53: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

59

(khusus) atau jika udara diluar terlalu panas. Pencahyaaan pada toko ini

menggunakan pencahayaan alami karena terdapat banyak jendela di

sekeliling ruangan pada pagi hingga siang hari dan bantuan lampu pada

malam hari.

Gambar 2.80 Area Kasir

(Sumber : Penulis, 2014)

Gambar 2.81 Area Display Kain Sarung

(Sumber : Penulis, 2014)

Page 54: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

60

• Workshop

Area workshop pada Batik BL Putra dibagi menjadi beberapa area

seperti area menggambar desain batik, area membatik cap, area

membatik canting, area mewarnai (nyolet), area mewarnai (celup), area

menutup dengan malam (mopok), area merebus kain (ngelorod), area

menjemur batik, dan area menjahit.

Gambar 2.82 (Kiri) Area Membatik Cap dan Tulis, Gambar 2.83 (Kanan) Area Pencelupan Warna

(Sumber : Penulis, 2014)

Gambar 2.84 (Kiri) Area Nyolet atau Mewarnai, Gambar 2.85 (Kanan) Area Ngelorod atau Penghilangan Lilin

(Sumber : Penulis, 2014)

Page 55: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Terminologi Judul A.thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01408-DI Bab2001.pdf · dan tekstil (Sumber : ... • Modern Art Gallery

61

Area workshop pada toko batik ini masih sangat tradisional. Hampir

seluruh area pada workshop menggunakan semen unfinished kecuali

pada area nyolet dan area menjahit. Dindingnya menggunakan hanya

menggunakan finishing cat sedangkan atapnya langsung atap genting

tanpa ceiling.

Gambar 2.86 Area Menjahit,

(Sumber : Penulis, 2014)

Gambar 2.87 Area Menjemur Kain Batik

(Sumber : Penulis, 2014)