bab ii landasan teori 2.1 pendidikan · 2013. 5. 15. · 10 pendidikan anaknya. ayat (2) orang tua...

26
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan Pendidikan Menurut UU Sisdiknas adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 (2005:2-9) berisi tentang pendidikan yakni diantaranya antara lain: 1. Pada Bab I berisikan ketentuan umum pendidikan nasional. Pasal 1 ayat (1) pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengembangan diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 2. Bab II berisikan dasar, fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional. Bab III berisi Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan. 3. Bab IV berisikan Hak dan Kewajiban Warga Negara, Orang Tua, Masyarakat dan Pemerintah. Pada pasal 7 ayat (1) orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan

Upload: others

Post on 07-Feb-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 9

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Pendidikan

    Pendidikan Menurut UU Sisdiknas adalah usaha sadar dan terencana untuk

    mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

    aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

    keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

    keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

    Dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 (2005:2-9) berisi tentang

    pendidikan yakni diantaranya antara lain:

    1. Pada Bab I berisikan ketentuan umum pendidikan nasional. Pasal 1 ayat (1)

    pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar

    dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

    potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengembangan

    diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan

    dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

    2. Bab II berisikan dasar, fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional. Bab III berisi

    Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan.

    3. Bab IV berisikan Hak dan Kewajiban Warga Negara, Orang Tua, Masyarakat

    dan Pemerintah. Pada pasal 7 ayat (1) orang tua berhak berperan serta dalam

    memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan

  • 10

    pendidikan anaknya. Ayat (2) orang tua dari anak usia wajib belajar,

    berkewajiban memberikan pendidikan dasar anaknya.

    4. Bab V Peserta Didik. Pasal 12 ayat (1) hak peserta didik antaranya adalah

    mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan

    diajarkan oleh pendidik yang seagama; mendapatkan pelayanan pendidikan

    sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya; mendapatkan beasiswa bagi

    yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya;

    mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu

    membiayai pendidikannya; pindah keprogram pendidikan pada jalur dan

    satuan pendidikan lain yang setara; menyelesaikan program pendidikan sesuai

    dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari

    ketentuan batas waktu yang ditetapkan. Ayat (2) Kewajiban Peserta Didik,

    menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses

    dan keberhasilan pendidikan; ikut menanggung biaya penyelenggaraan

    pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban

    tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Maka yang dimaksud pendidikan pada penelitian ini adalah usaha sadar

    dalam mewujudkan kegiatan belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan

    pendidikan, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara.

    2.2 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

    Tahun ajaran 2011/2012 saat ini mengunakan Kurikulum Tingkat Satuan

    Pendidikan (KTSP). Menurut Mulyasa (2010:12) KTSP adalah kurikulum

  • 11

    operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan

    pendidikan yang sudah siap dan mampu mengembangkannya dengan

    memperhatikan UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

    36 antarannya adalah sebagi berikut:

    1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar Nasional

    Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

    2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan

    prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan

    peserta didik.

    3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dikembangkan

    oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kopetensi lulusan

    dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP.

    Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada pendidikan

    dasar adalah untuk meletakan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak

    mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih

    lanjut. Maka untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut siswa harus mencapai

    Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

    2.2.1 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

    Menurut PERMENDIKNAS No.20 Th 2007 tentang standart penilaian

    pendidikan, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan

    belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang

    satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran, selain ilmu pengetahuan dan

  • 12

    teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi

    (http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/Permen20-2007StandarPenilaian.pdf).

    Maka dalam penelitian ini siswa minimal harus lulus KKM apabila ingin

    mendapatkan prestasi yang tinggi. Karena KKM merupakan skala pengukuran

    sebagai pengukuran ketuntasan mata pelajaran.

    2.3 Belajar

    Slameto (2003:2-4) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

    seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

    keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

    lingkungannya. Maka ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam belajar adalah:

    a. Perubahan terjadi secara sadar, ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan

    menyadari terjadinya perubahan dirinya. Misalnya menyadari bahwa

    pengetahuannya bertambah, kecapakapnnya bertambah, kebiasaannya

    bertambah.

    b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, sebagai hasil belajar

    perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara

    berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan

    menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan dan

    proses belajar berikutnya.

    c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, dalam belajar perubahan-

    perubahan akan senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu

    yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan yang bersifat aktif artinya adalah

    http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/Permen20-2007StandarPenilaian.pdf

  • 13

    perubahan itu tidak terjadi secara sendirinya melainkan karena usaha individu

    sendiri.

    d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, ini berarti tingkah laku

    yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

    e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, ini berarti perubahan tingkah

    laku itu terjadi karena ada tujuan yang ingin dicapai.

    f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, jika seseorang belajar

    sesuatu sebagai hasilnya akan mengalami perubahan tingkah laku secara

    menyeluruh dalam sikap, ketrampilan, pengetahuan, dan sebagainya.

    Menurut teori bahavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai

    akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon, atau belajar merupakan

    bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah

    laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi stimulis dan respon (C. Asri

    Budininggsih, 2005:20).

    Maka pengertian belajar pada penelitian adalah suatu proses untuk

    mencapai perubahan tingkah laku yang bermanfaat bagi individu. Maksud dari

    perubahan tingkah laku bukan perubahan suatu sikap, namun perubahan

    pengetahuan yang didapatkan pada kegiatan belajar.

    2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

    Melalui proses belajar yang baik akan mendapatkan hasil yang maksimal,

    sehingga prestasi yang didapatkan akan lebih tinggi. Menurut Slameto (2003:54-

    70) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi

  • 14

    2 golongan, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada

    dalam individu, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.

    2.4.1 Faktor Intern

    Faktor intern membahas tiga faktor, yaitu faktor jasmaniah, faktor

    psikologis, faktor kelelahan.

    1. Faktor Jasmaniah

    Faktor jasmaniah adalah faktor yang berhubungan dengan fisik atau tubuh

    individu. Dalam faktor ini terdiri dari dua macam:

    a. Faktor kesehatan, proses belajar akan terganggu jika kesehatan seseorang

    tidak baik. Karena menyebabkan kurang bersemangat, mudah pusing,

    mengantuk jika badannya lemah, kurang darah atau gangguan-gangguan

    lainnya. Agar seseorang ingin dapat belajarnya dengan baik dan

    mendapatkan prestasi belajar yang tinggi maka harus sehat.

    b. Cacat tubuh, merupakan sesuatu yang menyebabkan kurang

    sempurnanya tubuh yang dimiki individu. Siswa yang cacat, belajarnya

    jelas akan terganggu, maka hendaknya ia belajar dilembaga pendidikan

    khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat mengurangi pengaruh

    kecacatannya karena hal ini dapat berpengaruh pula terhadap belajarnya.

    2. Faktor Psikologis

    Faktor psikologis merupakan faktor yang berada pada diri individu yang

    berhubungan dengan kondisi kejiwaan atau sikologi individu sehingga dapat

    mempengaruhi proses belajar sehingga dan prestasi belajar siswa. faktor-

  • 15

    faktor yang dapat psikologis yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa

    adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.

    3. Faktor kelelahan, terdapat dua macam yakni kelelahan jasmani dan rohani.

    kelelahan jasmani terlihat lemahnya tubuh dan timbul kecenderungan untuk

    membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dilihat dengan adanya kelesuan dan

    kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

    Maka hal ini sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

    Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan faktor intern yang

    mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa.

    Diantaranya adalah faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan.

    2.4.2 Faktor Ekstern

    Faktor ekstern merupakan faktor yang berada pada luar diri individu yang

    dapat mempengaruhi belajar dan prestasi belajar. Dapat dikelompokan menjadi

    tiga faktor, yaitu faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.

    1. Faktor Keluarga

    Faktor keluarga yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat berupa:

    a. Cara orang tua mendidik

    Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap

    belajarnya. Menurut Drs. Sutjipto Wirowidjojo menyatakan bahwa keluarga

    adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Mendidik anak dengan

    cara memanjakannya atau memperlakukan terlalu keras, memaksa dan

    mengejar-ngejar anaknya untuk belajar adalah cara mendidik yang salah.

    Anak yang mengalami kesukaran dalam belajar dapat ditolong dengan

  • 16

    memberikan bimbingan belajar yang sebaik-baiknya. Tentu saja keterlibatan

    orang tua akan sangat mempengaruhi keberhasilan bimbingan tersebut.

    b. Relasi antar anggota keluarga

    Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan

    anaknya, selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota

    keluarga yang lain turut mempengaruhi belajar anak. Demi kelancaran belajar

    dan keberhasilan anak perlu diusahakan relasi yang baik dalam keluarga.

    c. Suasana rumah

    Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi yang sering terjadi di dalam

    keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah juga merupakan

    faktor penting yang tidak termasuk faktor disengaja. Suasana rumah gaduh

    tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar. Maka diperlukan

    suasana rumah yang tenang dan nyaman.

    d. Keadaan ekonomi keluarga

    Keadaan ekonomi keluarga erat hubunganya dengan belajar anak. Anak yang

    sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makanan,

    perlindungan kesehatan dan lain-lain. Anak membutuhkan fasilitas belajar

    seperti meja, kursi, penerangan alat tulis-menulis, buku-buku dan lain-lain.

    e. Pengertian orang tua

    Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Bila anaknya

    sedang belajar jangan diganggu dengan tugas di rumah. Kadang-kadang anak

    lemah semangat, orang tua wajib memberikan pengertian dan dorongannya,

    membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah.

  • 17

    f. Latar Belakang Kebudayaan

    Tingkat pendidikan atau kebiasaan didalam keluarga mempengaruhi sikap

    anak dalam belajar. Perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik agar

    mendorong semangat anak untuk belajar.

    2. Faktor Sekolah

    Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar siswa mencakup :

    a. Metode Mengajar

    Metode mengajar adalah suatu cara yang harus dilalui dalam mengajar.

    Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa

    yang tidak baik pula.

    b. Kurikulum

    Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa,

    kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa

    menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran. Kurikulum yang

    kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.

    c. Relasi Guru dengan Siswa

    Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Di dalam relasi

    yang baik, siswa akan menyukai gurunya juga menyukai mata pelajaran yang

    diberikan sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya.

    d. Relasi Siswa dengan Siswa

    Menciptakan relasi yang baik antar siswa perlu agar dapat memberikan

    pengaruh positif terhadap belajar siswa.

  • 18

    e. Disiplin Sekolah

    Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam

    sekolah dan juga dalam belajarnya. Agar siswa belajar lebih maju maka harus

    disiplin di sekolah, di rumah dan di perpustakaan.

    f. Alat Pelajaran

    Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa. Karena alat

    pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh

    siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Mengusahakan alat pelajaran

    yang baik maka siswa akan dapat belajar dengan baik.

    g. Waktu Sekolah

    Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah

    dapat pagi, siang, sore/malam hari.

    h. Standar Pelajaran diatas Ukuran

    Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi

    pelajaran diatas ukuran standar. Akibatnya siswa merasa kurang mampu dan

    takut kepada guru.

    i. Keadaan Gedung

    Siswa dapat belajar dengan baik apabila kelas yang disediakan dapat

    memadai bagi setiap siswa.

    j. Metode Belajar

    Cara belajar dan penggunaan waktu belajar siswa harus efektif karena sangat

    mempengaruhi hasil belajar siswa.

  • 19

    k. Tugas Rumah

    Waktu belajar adalah disekolah, waktu dirumah biarlah digunakan untuk

    kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi

    tugas yang harus dikerjakan dirumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu

    lagi untuk kegiatan yang lain.

    3. Faktor Masyarakat

    Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap

    belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaanya siswa dalam masyarakat.

    Faktor masyarakat diantaranya kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media,

    teman bergaul dan masyarakat yang mempengaruhi belajar siswa.

    2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi belajar

    Menurut Purwanto dalam (Anton Irawan, 2011:14) faktor-faktor yang

    mempenguri prestasi belajar dibedakan menjadi dua golongan:

    a. Faktor individual yaitu faktor yang ada dalam diri organisme itu sendiri.

    b. Faktor sosial yaitu faktor yang ada diliuar individu, yang termasuk faktor sosial

    antara lain: keluarga, buruh, dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan

    dalam belajar mengajar, lingkungan, kesempatan yang tersedia dan motivasi

    sosial.

    Maka yang dimaksud faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

    dalam penelitain ini adalah faktor intern yakni faktor yang ada di dalam diri

    inividu dan faktor sosial yakni faktor yang berada pada pada luar diri seseorang,

    misalnya adalah keluarga, sekolah dan masyarakat.

  • 20

    2.6 Pengaruh Dukungan Akademik Orang Tua dan Jarak Tempat Tinggal

    Terhadap Prestasi Belajar Siswa

    2.6.1 Orang Tua

    Menurut Stainbeck dan Susan (Olivia Friskilia Saukotta, 2010:15) ada

    beberapa bentuk peran orang tua dalam membantu anak belajar untuk mencapai

    prestasi yakni peran sebagai fasilitator, pembimbing, dan motivator.

    1. Peran orang tua sebagai fasilitator adalah orang tua menyediakan diri untuk

    untuk terlibat dalam membantu belajar anak di rumah, mengembangkan

    ketrampilan belajar yang baik, memajukan pendidikan dalam keluarga dan

    menyediakan sarana alat belajar yang cukup, buku-buku pelajaran dan alat-

    alat belajar yang baik.

    2. Peran orang tua sebagai pembimbing/pengajar, orang tua akan memberikan

    pertolongan kepada anak dengan siap membantu belajar melalui pemberian

    penjelasan pada bagian yang sulit dimengerti anak, membantu anak

    mengatur waktu belajar dan mengatasi masalah belajar dan tingkah laku

    anak yang kurang baik.

    3. Peran orang tua sebagai motivator, orang tua memotivasi anak dengan cara

    meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas rumah, mempersiapkan

    anak untuk menghadapi ulangan, mengendalikan stress yang berkaitan

    dengan sekolah, mendorong anak untuk terlibat dalam kegiatan sekolah dan

    memberi penghargaan anak dengan cara memberikan hadiah atau pujian.

    Sedangkan menurut Sisdiknas pada pasal 7 ayat 1 Orang tua berhak

    berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi

  • 21

    tentang perkembangan pendidikan anaknya. Ayat 2 orang tua dari anak usia

    wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya.

    Orang tua pada penelitian ini adalah faktor eksternal yang sangat

    berpengaruh terhadap perkembangan anak, baik fisik maupun psikis. Terutama

    pada pendidikan, karena orang tua adalah tempat pertama anak memperoleh

    pendidikan. Peran orang tua sebagai fasilitator, pembimbing dan motivator

    sangat menentukan keberhasilan anak.

    2.6.2 Dukungan Akademik Orang tua

    Dukungan akademik adalah suatu dorongan yang diberikan dalam hal

    pendidikan. Menurut Chaplin (2001:495) mendefinisikan dukungan sebagai

    suatu pengadaan sesuatu hal untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Jadi dalam

    hal ini dukungan akademik pemenuhan sumber-sumber belajar, pendampingan

    siswa jika mengalami kesulitan dalam membuat tugas-tugas sekolah dan

    komunikasi yang baik sehubungan dengan hal-hal yang terjadi di sekolah.

    Menurut Chen dalam (Maria Ansila Rahmawati, 2009: 32-34)

    mendefinisikan dukungan akademik dari orang tua sebagai persepsi siswa

    terhadap tingkat dukungan dalam hal akademik yang diberikan orang tua.

    Aspek-aspek dukungan akademik orang tua adalah:

    a. Interpersonal: hubungan dan komunikasi antar anak dan orang tua.

    b. Cognitif: interpretasi harapan orang tua pada anak sehubungan dengan

    masalah akademik.

    c. Emotional: orang tua memberikan dukungan dan dorongan dalam hal

    belajar dan akademik.

  • 22

    d. Behavioral: orang tua melakukan kontrol terhadap perilaku anak dan

    memonitoring apa yang dilakukan anak.

    e. Instrumental: mendampingi secara langsung pekerjaan sekolah, berdiskusi

    dengan anak tentang hal-hal yang berhubungan dengan sekolah,

    menyediakan bahan-bahan/sumber-sumber belajar (buku, alat tulis, dsb).

    2.6.3 Tempat Tinggal

    Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud jarak adalah ruang

    sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat, dalam

    (http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php?keyword=jarak&varbidang=all&vardiale

    k=all&varragam=all&varkelas=all&submit=tabel). Berdasarkan definisi tersebut

    berarti jauh dekatnya ruang sela yang harus ditempuh oleh siswa. Tempat tinggal

    adalah keberadaan siswa bernaung atau tinggal di sebuah rumah. Tempat tinggal

    yang dimaksud adalah tempat tinggal bersama orang tua, endekost, atau

    menumpang pada rumah orang lain. Jadi tempat tinggal yang dimaksud dalam

    penelitian ini berarti rumah yang ditempati siswa sehari-hari.

    2.6.4 Prestasi Belajar

    Menurut Olivia Friskilia Saukotta (2010:47) prestasi belajar adalah

    penguasaan ilmu pengetahuan atau ilmu ketrampilan yang dikembangkan oleh

    mata pelajaran yang biasanya ditunjukan dengan nilai tes (ujian) atau angka nilai

    yang diberikan guru. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan prestasi belajar

    adalah suatu hasil yang diperoleh melalui proses belajar, biasanya dalam bentuk

    angka. Adapun prestasi belajar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

    nilai hasil tes semester gasal mata pelajaran IPS kelas VII SMP 8 Salatiga.

  • 23

    2.6.5 Pengaruh Dukungan Akademik Orang Tua terhadap prestasi belajar

    Siswa

    Menurut Schneir & Lee; Siu; Yao dalam (Maria Ansila Rahmawati,

    2009:40) yang menyatakan bahwa: Siswa yang memiliki dukungan akademik

    dari orang tua akan memiliki level yang lebih tinggi dalam belajar. Karena

    mereka akan bertingkah laku lebih baik dan termotivasi dalam belajar, lebih

    banyak meluangkan waktunya untuk pekerjaan sekolah dan dukungan orang tua

    yang berkualitas akan mampu mempengaruhi prestasi belajar anak. Maka yang

    dimaksud pengaruh dukungan akademik orang tua terhadap prestasi belajar

    siswa adalah berbagai dukungan yang diberikan orang tua baik materiil maupun

    inmateriil sebagai bentuk untuk mendukung belajar siswa agar dapat berprestasi.

    2.6.6 Pengaruh Jarak Tempat Tinggal Terhadap Prestasi Belajar Siswa

    Lokasi dapat didefinisikan sebagai “tempat, kedudukan secara fisik yang

    mempunyai fungsi strategis karena dapat ikut menentukan tercapainya tujuan

    badan usaha” (Sriyadi, 1991:60). Maka yang dimaksud jarak tempat tinggal

    siswa adalah jarak yang ditempuh siswa dari tempat tinggalnya sampai dengan

    sekolah. Siswa yang jarak tempat tinggal atau rumahnya jauh dari sekolah, maka

    sesampainya di sekolah akan merasa lelah sehingga kurang termotivasi dalam

    belajar hal ini juga mempengaruhi prestasi belajar mereka.

    2.7 Tinjauan Tentang Mata Pelajaran IPS di SMP

    Pada masa kini ilmu pendidikan sosial berkembang secara pesat menjadi

    cabang-cabang antaranya adalah ekonomi, sosiologi, georafi. Namun yang masih

  • 24

    diterapkan pada SMP adalah IPS terpadu atau gabungan cabang-cabang ilmu

    tersebut. Pada lembar kerja siswa (LKS) aviva (2011:2) mata pelajaran IPS

    semester gasal membahas tentang lingkungan hidup manusia, kehidupan sosial

    manusia dan usaha memenuhi kebutuhan. Lingkungan hidup manusia membahas

    tentang keragaman bentuk bumi, proses pembentukan, dan dampaknya terhadap

    kehidupan dan membahas tentang kehidupan masa pra aksara di Indonesia.

    Kehidupan sosial manusia membahas tentang interaksi proses sosial, sosialisasi

    sebagai bentuk proses pembentukan kepribadian, bentuk-bentuk interaksi sosial,

    dan proses interaksi sosial. Sedangkan usaha menusia memenuhi kebutuhan

    membahas tentag manusia sebagai mahluk sosial dan ekonomi yang bermoral

    dalam memenuhi kebutuhan, tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip

    ekonomi dalam berbagai kegiatan sehari-hari.

    Materi yang dijelaskan tersebut merupakan gabungan dari cabang-cabang

    ilmu pada IPS terpadu yakni ekonomi, sosiologi, dan geografi, maka siswa harus

    lebih aktif belajar. Karena SMP Negeri 8 menerapkan cabang-cabang ilmu

    ekonomi, sosiologi dan geografi diajarkan pada mata pelajaran yang terpisah.

    Namun pada tes semester cabang-cabang ilmu tersebut digabung menjadi satu

    sehingga perlu belajar lebih maksimal.

    Pada penelitian ini mata pelajaran IPS terpadu menjadikan mata pelajaran

    yang lebih membutuhkan proses belajar yang lebih maksimal daripada mata

    pelajaran lain, karena IPS terpadu merupakan gabungan dari cabang-cabang ilu

    ekonomi seperti ekonomi, sosiologi dan geografi. Sedangkan siswa SMP kelas

    VII merupakan masa peralihan siswa sekolah dasar (SD) menuju Sekolah

  • 25

    Menengah Pertama (SMP) sehingga dapat dikatakan belum mandiri, maka perlu

    adanya dukungan akademik orang tua dan siswa yang jarak tempat tinggalnya

    jauh harus bisa menyiasati kondisi fisik dan mental siswa agar dapat

    meningkatkan prestasi belajarnya.

    2.8 Kerangka Dasar Penelitian

    Dalam kerangka dasar penelitian akan diuraikan variabel-variabel yang

    digunakan, definisi operasional, skala pengukuran dan model hipotetis. Penelitan

    terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

    Variabel bebas yang akan dikaji adalah dukungan akademik orang tua diberi

    notasi (X1), jarak tempat tinggal (X2) dan variabel terikat adalah prestasi belajar

    siswa diberi notasi (Y).

    2.8.1 Definisi Operasional

    Definisi operasional digunakan untuk menjelaskan variabel yang diteliti

    agar dapat diamati. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Dukungan akademik orang tua (X1).

    Dukungan akademik dari orang tua adalah dukungan yang diberikan orang

    tua untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya. Pada definisi tersebut

    dapat dirumuskan indikator sebagai berikut:

    1. Interpersonal: hubungan dan komunikasi antar anak dan orang tua.

    Kedekatan hubungan dan frekuensi komunikasi anak dengan orang tua

    terutama pada pendidikan anak dapat dikategorikan menjadi 5 yaitu:

  • 26

    Sangat setuju : bila setiap hari selalu berhubungan dan

    berkomunikasi dengan sangat baik, maka diberi

    skor 5.

    Setuju : bila setiap hari selalu berhubungan dan

    berkomunikasi dengan baik, maka diberi skor 4

    Biasa saja : bila tidak setiap hari berhubungan dan

    berkomunikasi dengan baik, maka diberi skor 3

    Tidak setuju : bila jarang berhubungan dan berkomunikasi

    dengan baik, maka diberi skor 2

    Sangat tidak setuju : bila tidak pernah berhubungan dan berkominikasi

    dengan baik, maka diberi skor 1.

    2. Cognitif: interpretasi harapan orang tua pada anak sehubungan dengan

    masalah akademik. Besarnya harapan orang tua terhadap anaknya

    sehubungan dengan masalah pendidikannya, dapat dikategorikan

    menjadi 5 yaitu:

    Sangat setuju : bila orang tua sangat mengharapkan anaknya

    berprestasi di sekolah, maka diberi skor 5.

    Setuju : bila orang tua mengharapkan anaknya berprestasi

    di sekolah, maka diberi skor 4.

    Biasa Saja : bila orang tua sedikit mengharapkan anaknya

    berprestasi di sekolah, maka diberi skor 3.

    Tidak Setuju : bila orang tua kurang mengaharapkan anaknya

    berprestasi di sekolah, maka diberi skor 2.

  • 27

    Sangat tidak setuju : bila orang tua tidak mengaharapkan anaknya

    berprestasi di sekolah, maka diberi skor 1.

    3. Emotional: orang tua memberikan dukungan dan dorongan dalam hal

    belajar dan akademik. Besarnya dukungan orang tua kepada anaknya

    dalam hal belajar dan pendidikan anaknya, dapat dikategorikan menjadi

    5 yaitu:

    Sangat setuju : bila orang tua setiap hari selalu memberikan

    dukungan dalam hal belajar dan pada pendidikan

    anaknya, maka diberi skor 5.

    Setuju : bila orang tua tidak setiap hari memberikan

    dukungan dalam hal belajar dan pada pendidikan

    anaknya, maka diberi skor 4.

    Biasa saja : bila orang tua kadang-kadang memberikan

    dukungan dalam hal belajar dan pada pendidikan

    anaknya, maka diberi skor 3.

    Tidak setuju : bila orang tua kurang memberikan dukungan

    dalam hal belajar dan pada pendidikan anaknya,

    maka diberi skor 2.

    Sangat tidak setuju : bila orang tua tidak memberikan dukungan dalam

    hal belajar dan pada pendidikan anaknya, maka

    diberi skor 1.

    4. Behavioral: orang tua melakukan kontrol terhadap perilaku anak dan

    memonitoring apa yang dilakukan anak. Seringnya kontrol atau

  • 28

    perhatian orang tua kepada anaknya, dapat dikategorikan menjadi 5

    yaitu:

    Sangat setuju : bila orang tua setiap hari selalu mengontrol dan

    memperhatikan perkembangan pendidikan

    anaknya, maka diberi skor 5

    Setuju : bila orang tua tidak setiap hari mengotrol dan

    memperhatikan perkembangan pendidikan

    anaknya, maka diberi skor 4.

    Biasa saja : bila orang tua kadang-kadang mengotrol dan

    memperhatikan perkembangan pendidikan

    anaknya, maka diberi skor 3.

    Tidak setuju : bila orang tua kurang mengotrol dan

    memperhatikan perkembangan pendidikan

    anaknya, maka diberi skor 2.

    Sangat tidak setuju : bila orang tua tidak pernah mengotrol dan

    memperhatikan perkembangan pendidikan

    anaknya, maka diberi skor 1.

    5. Instrumental: mendampingi secara langsung pekerjaan sekolah,

    berdiskusi dengan anak tentang hal-hal yang berhubungan dengan

    sekolah, menyediakan bahan/sumber belajar anak (buku, alat tulis, dsb).

    Besarnya intesitas pendampingan orang tua dan pemenuhan kebutuhan

    bahan belajar anaknya, dapat dikategorikan menjadi 5 yaitu:

  • 29

    Sangat setuju : bila orang tua selalu menanyakan perkembangan

    pendidikan anaknya dan memenuhi kebutuhan

    bahan-bahan belajar anaknya, maka diberi skor 5.

    Setuju : bila orang tua tidak selalu menanyakan

    perkembangan pendidikan anaknya dan

    memenuhi kebutuhan bahan-bahan belajar

    anaknya, maka diberi skor 4.

    Biasa saja : bila orang tua kadang-kadang menanyakan

    perkembanganpendidikan anaknya dan memenuhi

    kebutuhan bahan-bahan belajar anaknya, maka

    diberi skor 3.

    Tidak setuju : bila orang tua jarang menanyakan perkembangan

    pendidikan anaknya dan memenuhi kebutuhan

    bahan-bahan belajar anaknya, maka diberi skor 2.

    Sangat tidak setuju : bila orang tua tidak pernah menanyakan

    perkembangan pendidikan anaknya dan

    memenuhi kebutuhan bahan-bahan belajar

    anaknya, maka diberi skor 1.

    Nilai X1 diperoleh memalui perhitungan sebagai berikut:

    X1 = Kategori tiap indikator x Jumlah soal tiap indikator x 100

    Jumlah soal x skor maksimal pada jawaban

    X1 = (5x4)+(5x3)+(5x3)+(5x5)+(5x5) x100

    20 x 5

    X1 = 20+15+15+25+25 x 100

    100

  • 30

    X1 = 100 x100

    100

    X1 = 100%

    Nilai pada variabel dukungan akademik orang tua dapat klasifikasikan

    sebagai berikut:

    Sangat tinggi : apabila dukungan akademik orang tua sebesar 80% – 100%

    Tinggi : apabila dukungan akademik orang tua sebesar 60% – 80%

    Sedang : apabila dukungan akademik orang tua sebesar 40% – 60%

    Rendah : apabila dukungan akademik orang tua sebesar 20% – 40%

    Sanggat rendah : apabila dukungan akademik orang tua sebesar 0% – 20%

    b. Jarak Tempat Tinggal (X2)

    Jarak tempat tinggal dalam penelitian ini menggunakan data alamat siswa

    kelas VII SMP Negeri 8 Salatiga. Data tersebut lalu diolah menjadi angka

    dengan satuan jarak hektometer.

    c. Prestasi Belajar (Y)

    Prestasi Belajar dalam penelitian ini adalah suatu hasil yang diperoleh oleh

    siswa kelas VII SMP 8 Salatiga melalui proses belajar dalam bentuk nilai tes

    semester ganjil tahun ajaran 2011-2012.

    Skala pengukuran variabel dukungan akademik orang tua, jarak tempat

    tinggal dan prestasi belajar siswa menggunakan skala pengukuran interval.

    Menurut Erwan dan Dyah (2011:57) data interval adalah data yang mempunyai

    sifat-sifat skala ordinal dan sudah diketahui jaraknya (interval) antara satu skala

    dengan skala lainnya. Angka-angka dalam skala interval sudah mempunyai

    makna kuantitatif.

  • 31

    Prestasi yang didapatkan siswa tidak akan maksimal apabila hanya karena

    motivasi tunggal yakni motivasi intern, maka perlu adanya motivasi ekstern,

    paling utama adalah dari keluarga atau orang tua. Karena waktu belajar anak

    lebih banyak dilakukan di rumah daripada di sekolah. Orang tua merupakan

    pendidikan pertama dan utama bagi siswa. Maka orang tua harus memberikan

    dukungan akademik bagi siswa agar prestasi maksimal. Dukungan akademik

    orang tua tidak hanya dukungan secara materiil saja perlu adanya dukungan

    inmateriil, seperti perhatian, kasih sayang dll. Selain dukungan akadmik orang

    tua, jarak tempat tinggal juga mempengaruhi prestasi belajar karena siswa yang

    jarak rumahnya jauh akan mengalami kelelahan saat belajar sehingga motivasi

    dalam belajar berkurang dan akan mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah.

    Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan dalam model

    hipotetis sebagai berikut:

    Gambar 2.1. Model kerangka dasar penelitian pengaruh dukungan

    akademik orang tua dan jarak tempat tinggal terhadap prestasi belajar siswa

    pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8

    Keterangan:

    X1 : Variabel bebas (Dukungan Akademik Orang Tua)

    X2 : Varibel bebas (Jarak Tempat Tinggal)

    Y : Variabel terikat (Prestasi Belajar Siswa)

    : Pengaruh

    X1

    Y X2

  • 32

    2.9 Hipotesis Penelitian

    Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, dimana

    rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam kalimat pertanyaan (Sugiyono,

    2008: 96). Mengenai rumusan hipotesis tentang pengaruh dukungan akademik

    orang tua dan jarak tempat tinggal terhadap prestasi belajar siswa pada mata

    pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga, maka penulis merumuskan

    hipotesis sebagai berikut:

    Hipotesis kerja satu:

    Ada pengaruh yang signifikan antara variabel dukungan akademik orang tua

    terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kelas VII di SMP Negeri

    8 Salatiga.

    H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dukungan akademik orang tua terhadap

    prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8

    Salatiga.

    H1 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan akademik orang tua terhadap

    prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8

    Salatiga.

    Hipotesis statistik satu:

    H0 : β = 0

    H1 : β > 0

    Hipotesis kerja dua

    Ada pengaruh yang signifikan jarak tempat tinggal terhadap prestasi belajar

    siswa pada mata pelajaran IPS Kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga.

  • 33

    H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan jarak tempat tinggal terhadap prestasi

    belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8

    Salatiga.

    H1 : Ada pengaruh yang signifikan jarak tempat tinggal terhadap prestasi belajar

    siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga.

    Hipotesis statistik dua:

    H0 : β ≤ 0

    H1 : β > 0

    Hipotesis kerja tiga

    Secara bersama-sama ada pengaruh yang signifikan dukungan akademik

    orang tua dan jarak tempat tinggal terhadap prestasi belajar siswa pada mata

    pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga.

    H0 : Secara bersama-sama tidak ada pengaruh yang signifikan dukungan

    akademik orang tua dan jarak tempat tinggal terhadap tingkat prestasi

    belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga.

    H1 : Secara bersama-sama ada pengaruh yang signifikan dukungan akademik

    orang tua dan jarak tempat tinggal terhadap prestasi belajar siswa pada mata

    pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga.

    Hipotesis Statistik

    H0 : β1 = β2 = 0

    H1 : β1 ≠ β2 ≠ 0

  • 34

    2.10 Hasil Penilitian yang Relevan

    Penelitan yang relevan adalah penelitian untuk referensi bahwa hasil dari

    penelitian tersebut dapat diketahui hasilnya dan pengaruh positif yang signifikan

    dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Seperti halnya pada penelitian

    sebelumnya yang dilakuan Maria Ansila Rahmawati.

    Judul : Pengaruh Dukungan Akademik Dari Orang Tua, Guru Dan

    Teman Sebaya Terhadap Motivasi Siswa Bersekolah.

    Hasil penelitian : Menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifkan pada

    variabel dukungan akademik orang tua dan guru terhadap

    motivasi siswa bersekolah (Maria Ansila Rahmawati, 2009:127).

    Namun tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel

    dukungan dari teman sebaya.