bab ii landasan teori 2.1 pel lantai - sista.polindra.ac.id
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pel Lantai - sista.polindra.ac.id](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012418/6172d37a0d3c45617b29ce25/html5/thumbnails/1.jpg)
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pel Lantai
Pel lantai (lihat gambar 2.1) merupakan alat rumah tangga yang digunakan
untuk membersihkan lantai. Pel lantai diklasifikasikan dalam dua divisi utama
baik sebagai pel basah atau kering. Pel basah biasanya digunakan untuk
membersihkan lantai dapur dan kamar mandi. Mereka biasanya memiliki kepala
spons atau kain yang dapat dimasukkan ke dalam air dengan deterjen atau
pembersih lain dan dibilas ketika pembersihan selesai. Kepala kain pel basah
dapat dengan mudah dibersihkan sendiri, dan hal ini harus dilakukan secara
teratur untuk membuat mereka efisien dalam membersihkan debu dan kotoran
lainnya yang terdapat pada lantai.
Gambar 2.1 Pel Lantai
Pada pel kering disebut juga pel debu dan ditandai dengan kepala, besar
datar yang bisa ditepis dengan mudah di atas permukaan lantai. Senar yang
membentuk kepala mengambil debu, serat, dan rambut sebagai pel meluncur di
lantai. Sebuah putar pada titik di mana kepala pel bergabung pegangan
memungkinkan pel yang akan didorong di bawah tempat tidur dan di tempat lain
dengan akses terbatas. Sebuah pel kering dapat terguncang di luar ruangan untuk
menghilangkan debu, tetapi, jika debu menyumbat pel, harus direndam dalam air
sabun semalam.
![Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pel Lantai - sista.polindra.ac.id](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012418/6172d37a0d3c45617b29ce25/html5/thumbnails/2.jpg)
5
Jenis kain yang sering digunakan pada pel lantai yaitu :
Cotton
Bahan katun combed dibuat dari murni 100% dari serat kapas alami.
Bahan combed memiliki tekstur yang halus, adem dan mudah menyerap
keringat, sehingga sangat nyaman dan cocok dipakai di negara kita yang
beriklim tropis. Kain Combed memiliki serat benang yang lebih halus dan
rata sehingga penampilannya tampak lebih rapi. Ada beberapa jenis kain
combed yang ada di pasaran berdasarkan jenis benang yang digunakan
serta ukuran gramnya (gr/m2). Ada 3 varian combed yakni combed 20s,
24s, 30s. yang membedakan adalah ketebalannya. Kain 20s yang paling
tebal, 30s yang paling tipis. Kain Combed 20s merupakan kain yang
paling banyak digunakan dan menjadi bahan utama kaos distro karena
selain nyaman ketika digunakan, harganya juga terjangkau.
Lap Kanebo
Lap kanebo terbuat dari bahan PVA, secara fungsi dan kegunaan untuk
mengelap atau untuk membersihkan. Tetapi lap kanebo hanya bisa
digunakan ketika kondisi lap kanebo lembab atau sedikit basah karena jika
lap kanebo dalam kondisi kering akan keras seperti kerupuk. Polivinil
asetat PVA adalah suatu polimer karet sintetis.
2.2 Perancangan Alat
2.2.1 Tahapan Dalam Perancangan
Dalam perancangan alat floor mop semi automatic tidak mungkin
mengingat semua pokok-pokok bahan dan material secara keseluruhan. ada
beberapa tahapan dalam perancangan yaitu;
1. A. Tugas desain yang bagaimanakah harus dipenuhi ?
B. Faktor- faktor utama apa yang sangat menentukan untuk kontruksi ?
C. Bahan- bahan jumlah produk, cara produksi, bahan setengah jadi
manakah yang patut dipertimbangkan ?
2. Menentukan ukuran- ukuran utama dengan perhitungan kasar.
3. Menentukan alternatif- alternatif dengan gambar tangan.
![Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pel Lantai - sista.polindra.ac.id](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012418/6172d37a0d3c45617b29ce25/html5/thumbnails/3.jpg)
6
4. Pemilihan bahan material yang mudah didapat dipasaran seperti besi siku
lubang, blower keong, motor listrik diperioritaskan pemakaian dan
keutamaan.
5. Bagaimana memproduksi konstruksi dan cara pembuatan elemen- elemen
tergantung dari jumlah produk yang di hasilkan.
6. Mengganti desain secara teliti setelah menyelesaikan desain berkala,
konstruksi di uji berdasarkan pokok- pokok utama yang menentukan
dengan cara yang teliti.
7. Merencanakan sebuah elemen dan kerja bengkel (workshop blue print).
8. Pokok- pokok utama yang harus diperhatikan dalam meniliti gambar kerja
adalah sebagai berikut;
a. Ukuran : apakah elemen tersebut lengkap dan jelas ukurannya dan
apakah ukuran- ukuran tersebut termasuk bagian terpotong dalam proses
pembuatan ?
b. Toleransi dan simbol pengerjaan.
c. Nama bahan dan jumlah produk.
d. Apakah desain itu mengikuti standar norma yang berlaku ?
9. Gambar Desain 3D Floor Mop Semi Automatic dapat dilihat pada gambar
2.2, setelah semua ukuran- ukuran dilengkapi, baru dibuat gambar lengkap
dengan daftar komponen.
Gambar 2.2 Desain 3D Floor Mop Semi Automatic
![Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pel Lantai - sista.polindra.ac.id](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012418/6172d37a0d3c45617b29ce25/html5/thumbnails/4.jpg)
7
.2.3 Bagian –bagian Mesin
Rancangan mesin floor mop semi automatic adalah rancangan bagian
utama mesin, rancangan dan bentuk dimensi yang ditetapkan berdasarkan
beberapa pertimbangan diantaranya kemudahan dalam pengoprasian dan bahan
teknik yang tersedia.
Bagian utama mesin adalah bagian yang sangat mendukung fungsi mesin,
hal ini dapat dirinci sebagai berikut;
1. Pel Lantai Manual
Pel lantai manual (lihat gambar 2.3) digunakan untuk membersihkan lantai
yang kotor dan juga sebagai alat utama dalam pembuatan alat ini. Scotch
Brite merilis sebuah lap basah baru yang terbuat dari selulosa alami dan
diperkuat dengan poliester bersih internal. Selulosa tidak meninggalkan serat
seperti kain pel dan menyerap 7 kali berat kering. Debu (kering) atau basah
pel terdiri dari tiga bagian dasar yang sama: kepala pel termasuk bingkai,
lampiran mekanik (menghubungkan kepala dan pegangan) yang mungkin
sudah ditetapkan atau mungkin putar, dan pegangan. Kepala pel debu
biasanya terbuat dari benang yang terdiri dari serat alami atau sintetis seperti
katun atau nilon. Benang ini melekat pada substrat carrier, yang hampir kaku
dan memegang bentuk permukaan mengepel. Substrat pembawa kain, vinil,
atau plastik. Kepala untuk pel basah yang baik terbuat dari benang longgar
tenunan atau spons. Seperti pel kering, benang untuk kain pel basah dapat
dibuat dari bahan alami atau sintetis. Pel spons biasanya memiliki kepala
persegi panjang terbuat dari bahan alam seperti selulosa atau seperti sintetis
sebagai busa poliuretan.
Gambar 2.3 Pel Lantai Manual
![Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pel Lantai - sista.polindra.ac.id](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012418/6172d37a0d3c45617b29ce25/html5/thumbnails/5.jpg)
8
Desain baru untuk pel didorong oleh perubahan teknologi, permintaan
konsumen untuk produk dengan fungsi-fungsi khusus, atau sumber daya
internal dalam perusahaan manufaktur. Bentuk dasar dari pel sangat cocok
untuk kegunaan mereka, tetapi mereka tidak harus menjadi tidak menarik
untuk melakukan fungsi mereka. Beberapa pembuat pel fokus pada skema
warna dan tren fashion lainnya dalam merancang produk baru. Baru jenis
serat dan ringan komponen perbaikan teknis yang dibangun ke dalam desain
pel baru.
2. Blower Keong
Blower adalah mesin atau alat yang digunakan untuk menaikkan atau
memperbesar tekanan udara atau gas yang akan dialirkan dalam suatu
ruangan tertentu juga sebagai penghisapan atau pemvakuman udara atau gas
tertentu. Bila untuk keperluan khusus, blower kadang – kadang diberi nama
lain misalnya untuk keperluan gas dari dalam oven kokas disebut dengan
nama exhouter. Di industri-industri kimia alat ini biasanya digunakan untuk
mensirkulasikan gas-gas tertentu didalam tahap proses-proses secara kimiawi
dikenal dengan nama booster atau circulator. Contoh blower keong dapat
dilihat pada gambar 2.4.
Gambar 2.4 Blower Keong
Blower pada dasarnya terdiri dari satu impeller atau lebih yang dilengkapi
dengan sudu-sudu yang dipasang pada poros yang berputar yang diselubungi
oleh sebuah rumah ( casing ). Udara memasuki ruang casing secara horizontal
akibat perputaran poros maka ruang pipa masuk menjadi vakum lalu udara
dihembuskan keluar. Blower keong digunakan sebagai pengering lantai
![Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pel Lantai - sista.polindra.ac.id](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012418/6172d37a0d3c45617b29ce25/html5/thumbnails/6.jpg)
9
supaya lantai lebih cepat kering. Spesifikasi blower : Cycles : 50/60 Hz,
Ampere : 2.0a, dan Rpm : 3000/3600, Daya : 220v – 230v, Power : 150w,
Ukuran : 2 Inch, Berat : 3kg
3. Motor Listrik AC
Motor Listrik AC (lihat gambar 2.5) adalah sebuah motor listrik yang
digerakkan oleh arus bolak balik (AC). umumnya, motor AC terdiri dari dua
komponen utama yaitu stator dan rotor. seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya pada motor DC, stator adalah bagian yang diam dan letaknya
berada di luar. stator mempunyai coil yang di aliri oleh arus listrik bolak balik
dan nantinya akan menghasilkan medan magnet yang berputar. bagian yang
kedua yaitu rotor. rotor adalah bagian yang berputar dan letaknya berada di
dalam (di sebelah dalam stator). rotor bisa bergerak karena adanya torsi yang
bekerja pada poros dimana torsi tersebut dihasilkan oleh medan magnet yang
berputar.
Gambar 2.5 Motor Listrik AC
Motor Listrik AC digunakan untuk penggerak pel lantai supaya pel lantai
dapat berputar agar proses pengepelan lebih ringan. Spesifikasi motor :
Frekuensi 50Hz, Ampere 1.55a, Daya 220v, Power 125w, Putaran
1500rpm, Berat 3kg.
4. Besi Siku Lubang
Sesuai dengan namanya, besi ini mempunyai lubang di setiap sisinya.
Fungsi dari lubang tersebut untuk pemasangan baut. Bentuk besi ini
seperti huruf L. Biasanya besi jenis ini sering anda temui sebagai bahan
pembuatan rak. Bahan Dasar Besi Siku ini dibuat menggunakan bahan
![Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pel Lantai - sista.polindra.ac.id](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012418/6172d37a0d3c45617b29ce25/html5/thumbnails/7.jpg)
10
dasar billet dan skrap, yaitu baja jenis batangan yang dihasilkan
pengecoran biji besi atau pig iron. Skrap adalah besi bekas yang kemudian
dipanaskan dengan suhu tertentu sehingga tercipta besi baru. Contoh besi
siku lubang dapat dilihat pada gambar 2.6.
Gambar 2.6 Besi Siku Lubang
Besi siku lubang digunakan sebagai kerangka dalam pembuatan alat pel
semi automatic ini : 36mm x 36mm dengan ketebalan 1mm
5. Plat Aluminium
Plat aluminium (lihat gambar 2.7) adalah lembaran plat atau pelat logam
yang ringan dan kuat. Plat aluminium memiliki sifat anti karat, tidak
mudah terbakar dan tahan terhadap segala jenis cuaca. Plat jenis ini sendiri
mudah dibentuk, sehingg banyak digunakan dalam bidang industri.
Gambar 2.7 Plat Aluminium
Plat aluminium digunakan untuk menutupi body pada kerangka alat pel
semi automatic :panjang 5m lebar 90cm dengan ketebalan 0.2mm
![Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pel Lantai - sista.polindra.ac.id](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012418/6172d37a0d3c45617b29ce25/html5/thumbnails/8.jpg)
11
6. Pipa Besi
Pipa besi (lihat gambar 2.8) adalah materi bangunan yang terbuat dari
logam campuran (besi dan karbon) dan sudah dipakai secara luas di
industri konstruksi maupun pada aplikasi industri manufaktur. Di sistem
pemipaan, pipa baja dapat digunakan untuk penyaluran cairan dan gas
untuk gedung-gedung komersial dan perumahan, seperti yang umumnya
dipakai untuk suplai air rumah tangga. Material ini juga berfungsi sebagai
komponen struktur untuk penyangga.
Gambar 2.8 Pipa Besi
Pipa besi digunakan sebagai tuas pegangan pada alat pel lantai semi
automatic : 1.5inch
7. Roda Kecil
Roda kecil (lihat gambar 2.9) digunakan sebagai penggerak pada alat pel
lantai semi automatic.
Gambar 2.9 Roda Kecil
![Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pel Lantai - sista.polindra.ac.id](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012418/6172d37a0d3c45617b29ce25/html5/thumbnails/9.jpg)
12
2.4 Statika
Statika (lihat gambar 2.10) adalah ilmu yang mempelajari tentang statika dari
suatu beban terhadap gaya-gaya dan juga beban yang mungkin ada pada bahan
tersebut. Dalam ilmu statika keberadaan gaya-gaya yang mempengaruhi sistem
menjadi obyek tinjauan utama. Sedangkan dalam perhitungan kekuatan rangka,
gaya-gaya yang diperhitungkan adalah gaya luar dan gaya dalam.
Gambar 2.10 Sketsa Prinsip Statika Kesetimbangan (38)
2.4.1 Gaya Luar
Gaya luar adalah gaya yang diakibatkan oleh beban yang berasal dari luar
sistem yang pada umumnya menciptakan kestabilan kontruksi. Gaya luar dapat
berupa gaya vertikal, horizontal, dan momen puntir. Pada persamaan statis
tententu untuk menghitung besarnya gaya yang bekerja harus memenuhi syarat
dari kesetimbangan :
∑ Fx = 0
∑ Fy = 0
∑ M = 0
2.4.2 Gaya Dalam
Gaya dalam dapat di bedakan menjadi :
1. Gaya normal (normal force) adalah gaya yang bekerja sejajar sumbu
batang.
2. Gaya lintang/geser (shearing force) adalah gaya yang bekerja tegak lurus
sumbu batang.
3. Momen lentur (bending moment).
Persamaan kesetimbangannya adalah :
∑ F = 0 atau ∑ Fx = 0
∑ Fy = 0 (tidak ada gaya resultan yang bekerja pada suatu benda)
∑ M = 0 atau ∑ Mx = 0
![Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pel Lantai - sista.polindra.ac.id](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012418/6172d37a0d3c45617b29ce25/html5/thumbnails/10.jpg)
13
∑ My = 0 (tidak ada resultan momen yang bekerja pada suatu benda)
4. Rekasi.
Reaksi adalah gaya lawan yang timbul akibat adanya beban. Reaksi sendiri
terdiri atas : contoh gambar sketsa gaya dalam dapat dilihat pada gambar 2.11.
a. Momen.
Momen (M) = F x s
Dimana :
M = Momen (N.mm)
F = Gaya (N)
S = Jarak (mm)
Gambar 2.11 Sketsa Gaya Dalam (38)
2.4.3 Jenis – Jenis Pembebanan
Salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya defleksi pada batang
adalah jenis beban yang diberikan kepadanya. Adapun jenis pembebanan :
1. Beban Terpusat
Titik kerja pada batang dianggap berupa titik karena luas kontaknya kecil.
Contoh pembebanan terpusat dapat dilihat pada gambar 2.12.
Gambar 2.12 Pembebanan Terpusat (38)
![Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pel Lantai - sista.polindra.ac.id](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012418/6172d37a0d3c45617b29ce25/html5/thumbnails/11.jpg)
14
2. Beban Terbagi Merata
Disebut beban terbagi merata (lihat gambar 2.13) karena merata sepanjang
batang dinyatakan dalam qm (kg/m atau KN/m). Q=Ton/m
Gambar 2.13 Pembebanan Terbagi Merata (38)
3. Beban Bervariasi Uniform
Disebut beban bervariasi uniform ( lihat gambar 2.14) karena beban
sepanjang batang besarnya tidak merata.
Gambar 2.14 Pembebanan Bervariasi Uniform (38)
2.4.4 Tumpuan
Tumpuan ialah tempat perletakan kontruksi atau dukungan bagi kontruksi
dalam meneruskan gaya-gaya yang bekerja. Dalam ilmu analisa struktur dikenal 3
jenis tumpuan, yaitu tumpuan sendi, tumpuan rol, dan tumpuan jepit.
1. Tumpuan engsel
Tumpuan engsel (lihat gambar 2.15) merupakan tumpuan yang dapat
menahan gaya horizontal maupun gaya vertikal yang bekerja padanya.
Tumpuan yang berpasak mampu melawan gaya yang bekerja dalam setiap
arah dari bidang. Jadi pada umum nya reaksi pada suatu tumpuan seperti ini
mempunyai dua komponen yang satu dalam arah horizontal dan lainnya
dalam arah vertikal. Tidak seperti pada perbandingan tumpuan rol atau
penghubung, maka perbandingan antara komponen-komponen reaksi pada
![Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pel Lantai - sista.polindra.ac.id](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012418/6172d37a0d3c45617b29ce25/html5/thumbnails/12.jpg)
15
tumpuan yang terpasak tidaklah tetap. Untuk menentukan kedua kompenen
ini, dua buah komponen statika harus digunakan.
Gambar 2.15 Sketsa Tumpuan Engsel (38)
2. Tumpuan Rol
Tumpuan rol (lihat gambar 2.16) merupakan tumpuan yang hanya dapat
menerima gaya reaksi vertikal. Alat ini mampu melawan gaya-gaya dalam
suatu garis aksi yang spesifik. Penghubung yang terlihat pada gambar
dibawah ini dapat melawan gaya hanya arah AB rol. Pada gambar dibawah ini
hanya dapat melawan beban vertikal. Sedang rol-rol hanya dapat melawan
suatu tegak lurus pada bidang cp.
Gambar 2.16 Sketsa Tumpuan Rol (38)
3. Tumpuan Jepit
Tumpuan jepit (lihat gambar 2.17) merupakan tumpuan yang dapat
menerima gaya reaksi vertikal, reaksi horizontal dan momen akibat jepitan
dua penampang. Tumpuan jepit ini dapat melawan gaya dalam setiap arah dan
juga mampu melawan suatu kopel atau momen. Secara fisik, tumpuan ini
diperoleh dengan membangun sebuah balok ke dalam suatu dinding batu bata.
![Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pel Lantai - sista.polindra.ac.id](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012418/6172d37a0d3c45617b29ce25/html5/thumbnails/13.jpg)
16
Mengecornya ke dalam beton atau mengelas ke dalam bangunan utama. Suatu
komponen gaya dan sebuah momen.
Gambar 2.17 Sketsa Tumpuan Jepit (38)
2.4.5 Diagram Gaya Geser (Shear Force Diagram)
Gaya geser adalah susunan gaya yang tegal lurus dengan sumbu batang.
Gambar 2.18 Shear Force Diagram (SFD)
Pada Gambar 2.18 menunjukkan bahwa nilai gaya geser akan positif
apabila perputaran gaya yang bekerja searah dengan jarum jam. Sebaliknya,
apabila berputaran yang bekerja berlawanan dengan jarum jam, maka diberi tanda
negatif.
![Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pel Lantai - sista.polindra.ac.id](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012418/6172d37a0d3c45617b29ce25/html5/thumbnails/14.jpg)
17
2.4.6 Momen (Bending Momen Diagram)
Momen adalah hasil kali dari gaya dengan jarak (jarak garis lurus terhadap
garis kerjanya). Dalam gambar dibawah ini berarti bahwa titik C terjadi momen
sebesar :
𝑀𝐶 = 𝑅𝐴.𝐿1
Gambar 2.19 Bending Momen Diagram (BMD)
Bidang momen diagram (lihat gambar 2.19) di beri tanda positif jika
bagian bawah atau bagian dalam yang mengalami tarikan. Sebaliknya, apabila
yang mengalami tarikan pada bagian atas atau luar bidang momen, maka diberi
negatif. Perlu diketahui bahwa momen berputar ke arah kanan belum tentu positif
dan momen yang berputar ke kiri belum tentu negatif, oleh karena itu perjanjian
tanda perlu diperhatikan dengan teliti.
Faktor Keamanan/ Safety Factor (sf) berdasarkan tegangan luluh adalah :
• sf = 1,25 – 1,5 : kondisi terkontrol dan tegangan yang bekerja dapat ditentukan
dengan pasti.
• sf = 1,5 – 2,0 : bahan yang sudah diketahui, kondisi lingkungan beban dan
tegangan yang tetap dan dapat ditentukan dengan mudah.
• sf = 2,0 – 2,5 : bahan yang beroperasi secara rata-rata dengan batasan beban
yang diketahui.
• sf = 2,5 – 3,0 : bahan yang diketahui tanpa mengalami tes. Pada kondisi beban
dan tegangan rata-rata.
• sf = 3,0 – 4,5 : bahan yang sudah diketahui. Kondisi beban, tegangan dan
lingkungan yang tidak pasti.
![Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pel Lantai - sista.polindra.ac.id](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012418/6172d37a0d3c45617b29ce25/html5/thumbnails/15.jpg)
18
• Beban berulang : Nomor 1 s/d 5
• Beban kejut : Nomor 3 – 5
• Bahan Getas : Nomor 2 – 5 dikalikan dengan 2
Faktor Keamanan/ Safety Factor berdasarkan jenis beban adalah :
• Beban Statis : 1,25 – 2
• Beban Dinamis : 2 – 3
• Beban Kejut : 3 – 5