bab ii landasan teori 2.1 laporan keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/bab ii.pdf ·...

38
11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Prasetya (2004:1), laporan keuangan adalah pertanggungjawaban dari suatu institusi untuk setiap program yang telah yang dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Sementara itu, Menurut Mardiasmo (2004:159), akuntansi dan laporan keuangan adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, pengkomunikasian, informasi yang bermanfaat untuk menilai kinerja organisasi. Sawir (2001:2), berpendapat bahwa laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Dimana laporan keuangan merupakan informasi historis. Laporan keuangan tersebut memberi gambaran tentang keadaan atau posisi keuangan dimasa lampau, sekarang maupun dimasa yang akan datang. Sedangkan, Menurut Munawir (2002:56), laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil operasi yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Dari pengertian laporan keuangan yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah suatu pertanggunjawaban yang memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan organisasi dan juga merupakan alat sarana yang memberikan informasi yang berkaitan dengan keadaan

Upload: lamnhu

Post on 16-Jun-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Laporan Keuangan

2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Prasetya (2004:1), laporan keuangan adalah

pertanggungjawaban dari suatu institusi untuk setiap program yang telah

yang dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Sementara itu, Menurut

Mardiasmo (2004:159), akuntansi dan laporan keuangan adalah suatu

proses pengumpulan, pengolahan, pengkomunikasian, informasi yang

bermanfaat untuk menilai kinerja organisasi.

Sawir (2001:2), berpendapat bahwa laporan keuangan adalah hasil

akhir dari proses akuntansi. Dimana laporan keuangan merupakan

informasi historis. Laporan keuangan tersebut memberi gambaran tentang

keadaan atau posisi keuangan dimasa lampau, sekarang maupun dimasa

yang akan datang. Sedangkan, Menurut Munawir (2002:56), laporan

keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh

informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil operasi yang

telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.

Dari pengertian laporan keuangan yang dikemukakan diatas, dapat

disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah suatu pertanggunjawaban

yang memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan

keuangan untuk menilai kinerja keuangan organisasi dan juga merupakan

alat sarana yang memberikan informasi yang berkaitan dengan keadaan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

12

keuangan dan hasil yang diperoleh suatu perusahaan pada suatu periode

tertentu.

Laporan keuangan merupakan suatu daftar financial suatu entitas

ekonomi yang disusun secara sistematis oleh akuntan psada akhir periode,

atau catatan yang memberikan informaasi keuangan suatu perusahaan yang

telah menjalankan perusahaan selama satu periode (biasanya satu

tahun).Laporan keuangan mempunyai beberapa kegunaan, yaitu:

1) Sebagai pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan,

2) Alat komunikasi antara aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap perusahaan, seperti para kreditur/calon

kreditur, investor/calon investor, bankers, pemerintah dan lain-lain.

3) Sebagai alat perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan

yang efektif bagi manajemen, misalnya:

a. Untuk mengukur tingkat biaya dari kegiatan perusahan

b. Untuk mengukur efisiensi proses produksi dan tingkat

keuntungan yang dicapai

c. Untuk menentukan perlu tindaknya kebijakan atau prosedur baru

untuk mencapai hasil yang lebih baik

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

13

2.1.2 Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan memiliki kelemahan– kelemahan sebagai berikut :

1. Laporan keuangan bersifat umum dan dimaksudkan untuk memenuhi

kebutuhan pihak tertentu. Masing–masing pengguna memiliki

kepentingan yang berbeda. Karena itu, informasi yang disajikan harus

dapat digunakan semua pihak.

2. Keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang

telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai

laporan mengenai kondisi segalah waktu. Transaksi yang telah brlalu

sangat mudah ditelusuri bukti– buktinya sehingga mempermudah dalam

penyusunan laporan keuangan.

3. Laporan keuangan hanya menyajikan informasi yang sifatnya

kuantitatif (angka – angka) sehingga dalam pengambilan keputusan

perlu mencermati aspek lain, seperti situasi ekonomi, budaya

masyarakat, kondisi daerah, dan lain–lain. Hal ini sesuai dengan asumsi

dasar yakni keterukuran dalam satuan uang (monetary meansurement)

artinya laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap

kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang , hal ini

diperlukan agar memungkinkan dilkukannya analisis dan pengukuran

dalam akuntansi.

4. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari taksiran dan

berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang

menggunakan harga taksiran atau harga yang wajar dan berbagai

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

14

pertimbangan lain, sehingga memungkinkan laporan keuangan yang

disajikan tidak menunjukan suatu keadaan yang sebenarnya.

5. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang bersifat material.

Walauapun idealnya memuat segala informasi, laporan keuangan hanya

diharuskan memuat informasi yang hanya memenuhi kriteria

materialitas. Informasi dipandang material apabilah kelalaian untuk

mencantumkam atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut

dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas

dasar laporan keuangan.

6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu

peristiwa daripada bentuk formal, informasi dimaksudkan untuk

menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya

disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan

disajlikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan

hanya aspek formalitasnya. Hal ini menunjukan akuntansi lebih

mengedapankan segi penguasaan suatu aset daripada segi hukum yang

melekat didalamnya.

7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah – istilah teknis

dan pemakai laporan keuangan diasumsikan mengetahui bahasa teknis

akuntansi dan sifat dari informasi yang dihasilkan. Berangkat dari

persoalan karakteristik laporan keuangan yang dapat dipahami, bahwa

informasi disajikan dalam laporan keuangan yang dapat dipahami oleh

pengguna dan dinyatakan dalam bentuk istilah yang disesuaikan dengan

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

15

batas pemahaman para pengguna. Untuk itu para, pengguna

diasumsihkan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan

lingkungan operasioanal entitas pelaporan, serta adanya kemampuan

pengguna untuk mempelajari informasi yang di maksud. Stakeholders

memiliki kemampuan yang berbeda–beda sehingga memungkinkan

tidak semua pengguna laporan keuangan memahami bahasa atau istilah

yang dipakai dalam pelaporan keuangan tersebut.

8. Informasi yang bersifat kualitaatif dan fakta yang tidak dapat

dikuantitatifkan atau diabaikan. Laporan keuangan disajikan hanya

berdasarkan pada kejadian yang dapat diukur dengan ukuran moneter

sehingga laporan keuangan yang disajikan tidak memungkinkan untuk

memuat transaksi yang bersifat kualitatif, sehingga apabilah pengguna

dalam memprediksi bisa saja salah atau bisa dalam interprestasinya.

Dan hal ini memungkinkan interprestasi pengguna yang satu dengan

yang lainnya akan berbeda.

2.1.3 Peranan Laporan Keuangan

Dalam Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintah, menyatakan bahwa setiap entitas pelaporan

mempunyai kewaajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang dilakukan

serta hasil yang dicapai dalam pelaksanan kegiatan serta hasil yang dicapai

dalam pelaksaan kegitan secara sistemastis dan terstruktur pada suatu

periode pelaporan untuk berkepentingan:

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

16

1. Akuntabilitas

Mempertanggungjawaban pengelolahan sumber daya serta

pelaksanan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik

2. Manajemen

Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan

kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga

memudahkan fungsi perencanaan, pelaporan dan pengendalian atas

seluruh aset, kewajiban atas ekuitas dana pemerintah untuk

kepentingan masyarakat.

3. Transparansi

Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur

kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat

memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas

pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber dan

dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-

undangan.

4. Keseimbangan antar generasi

Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan

penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai

seluruh pengeluaran yang dialokasikan tersebut.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

17

2.1.4 Tujuan Laporan Keuangan

Menteri keuangan menetapkan Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintah (PSAP) Berbasis Akrual No. 13 Tahun 2006 Tentang

Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah melalui

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia menyatakan bahwa

tujuan laporan keuangan BLUD merupakan laporan yang terstruktur

mengenai posisi keungan dan transaksi-transaksi yang dilakukan BLUD.

Tujuan umum laporan keuangan BULD adalah menyajikan informasi

mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus

kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas BLUD yang bermanfaat para

pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi

sumber daya. Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan BLUD adalah

untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan

dan untuk menunjukan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya

yang dipercayakan kepadanya, dengan:

1) Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi,

kewajiban, dan ekuitas BLUD

2) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya

ekonomi, kewajiban, dan ekuitas BLUD

3) Menyadiakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan

sumber daya ekonomi

4) Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap

anggarannya

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

18

5) Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelapoaran mendanai

aktivitasnya dan membenuhi kebutuhan kasnya.

6) Menyedikan informasi mengenai potensi BLUD untuk membiayai

penyelenggaran kegiatan BLUD, dan

7) Menyediakan informasi yang berguna untk mengevaluasi kemampuan

dan kemandirian BLUD dalam mendanai aktivitasnya.

2.1.5 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang

membuat informasi dalam laporan keuangan yang berguna bagi pemakai.

Menurut standar akuntansi keuangan ada empat karakteristik kualitatif

yang dikutip oleh Mahmudi (2016), yaitu:

1. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan

keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh

pemakainya. Pemakain diansumsikan memiliki pengetahuan yang

memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnin, akuntansi serta

kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketentuan yang wajar

2. Relevan

Untuk memperoleh manfaat yang baik, informasi harus relevan

untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan

keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi dengan membantu mereka

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

19

mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan

dengan menegaskan atau mengoreksi, hasil evaluasi dimasa lalu.

3. Keandalaan

Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian

yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan

pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur dari yang

seharusnya disajikan. Agar dapat diandalkan, informasi haruslah

menggambarkan atau menyajikan dengan jujur transaksi serta

peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau secara wajar dapat

diharapkan untuk disajikan.

4. Dapat dibandingkan

Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan

perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan

(trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat

memperbandingkan posisi keuamgan, kinerja serta perubahan posisi

keuangan secara relatif.

2.1.6 Manfaat Laporan Keuangan

Jika laporan keuangan dipublikasikan, dieksplorasi dan ditelaah

secara kritis, maka pembaca laporan keuangan akan dapat menangkap

berbagai informasi penting didalamnya. Secara spesifik, manfaat

penyajian laporan keuangan adalah :

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

20

1. Memberikan informasi keuangan untuk menetukan dan memprediksi

kondisi kesehatan keuangan terkait likuiditas dan solvabilitasnya.

2. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi

kondisi ekonomi suatu entitas dan perubahan – perubahan yang telah

dan akan terjadi.

3. Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja,

kesesuainnya, dan ketentuan lain yang diisyaratkan.

4. Memberikan informasi untuk perencanaan dan pengangguran.

5. Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan

organisasi :

Untuk menentukan biaya progam , fungsi dan aktivitas sehingga

memudahkan analisis dan melakukan perbandingan dengan kriteria

yang telah ditetapkan, membandingkan dengan kinerja periode –

periode sebelumnya, dan dengan kinerja unit pemerintah lain.

Untuk mengevaluasi tingkat ekonomi, efisiensi dan efektivitas

operasi, progam, aktifitas dan fungsi tertentu.

Untuk mengevaluasi hasil ( outcome ) suatu progam, aktivitas, dan

fungsi serta efektivitas terhadap pencapaian tujuan dan target.

Untuk mengevaluasi tingkat pemerataan dan keadilan.

2.1.7 Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Laporan Keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban Badan

Layanan Umum Dearah disusun mengacu kepada PSAP N0. 13 Tahun

2006 Tentang Penyajian Laporan Keuangan BLUD antara lain:

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

21

1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Laporan Realisasi Anggaran BLUD menyajikan informasi

realisasi pendapatan-LRA, belanja, surplus/defisit-LRA, pembiayaan,

dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran yang masing-masing

diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) BLUD paling kurang

mencakup pos-pos sebagai berikut:

a. Pendapatan-LRA

b. Belanja

c. Surplus/defisit-LRA

d. Penerimaan pembiayaan

e. Pengeluaran penbiayaan

f. Pembiayaan neto,dan

g. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA)

2) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)

Laporan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan

atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan

dengan tahun sebelumnya. Laporan Saldo Anggaran Lebih BLUD

Menyajikan secara komperatif dengan periode sebelumnya mencakup

pos-pos berikut:

a. Saldo Anggaran Lebih Awal

b. Penggunaan Saldo Anggaran Lebih

c. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

22

d. Koreksi Kesalahan Pembukuan tahun sebelumnya, dan

e. Saldo Anggaran Lebih Akhir

3) Neraca (N)

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan

mengenai aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu. Neraca

BLUD menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya

pos-pos berikut:

a. Kas dan setara kas

b. Investasi jangka pendek

c. Piutang dari kegiatan BLUD

d. Persediaan

e. Investasi jangka panjang

f. Aset tetap

g. Aset lainnya

h. Kewajiban jangka pendek

i. Kewajiban jangka panjang, dan

j. Ekuitas

4) Laporan Operasional (LO)

Laporan Operasional (LO) menyajikan ikhtisar sumber daya

ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola

oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaran

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

23

pemerintah dalam satu periode peloporan. Struktur Laporan

Operasional BLUD mencakup pos-pos Sebagai berikut:

a. Pendapatan-LO

b. Beban

c. Surplus/Defisit dari kegiatan operasional

d. Kegiatan nomoperasional

e. Surplus/Defisit sebelum pos luar biasa

f. Pos Luar Biasa,dan

g. Surplus/Defisit-LO

5) Laporan Arus Kas (LAK)

Laporan arus kas pada BLUD menyajikan informasi mengenai

sumber, penggunaan, perubahan kas, dan setara kas selama satu

periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal

pelaopran pada BLUD. Arus masuk dan arus keuar kas

diklasifikasikan berdasarkan:

a. Aktivitas Operasional

Arus masuk kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari:

1. Pendapatan dari alokasi APBN/APBD

2. Pendapatan layanan yang bersumber dari masyarakat

3. Pendapatan layanan yang bersumber dari entitas

akuntansi/entitas pelaporan

4. Pendapata hasil kerja sama

5. Pendapatan yang berasal dari hibah dalam bentuk kas, dan

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

24

Arus kas keluar untuk aktivitas operasional terutama digunakan

untuk:

1. Pembayaran Pegawai

2. Pembayaran Barang

3. Pembayaran Bunga, dan

4. Pembayaran lain-lain/kejadian luar biasa

b. Aktivitas Investasi

Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan

pengeluaran kas yang ditujukan untuk perolehan dan pelepasan aset

tetap serta investasi lainnya, tidak termasuk investasi jangka

pendek dan setara kas. Arus kas dari aktivitas investasi

mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto daam rangka

perolehan dan pelepasan sumber daya ekonomi yang bertujuan

untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan BLUD kepada

masyarakat dimasa yang akan datang.

c. Aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan

pengeluaran kas yang berhubungan dengan pemberian pinjaman

jangka panjang dan/atau pelunasan utang jangka panjang yang

mengakibatkan perubahan dalam jumlah atau komposisi pinjaman

jangka panjang. Arus kas dari aktivitas pendanaan mencerminkan

penerimaan dan pengeluaran kas yang berhubungah dengan

perolehan atau pemberian pinjaman jangka panjang.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

25

d. Aktivitas Transitoris

Aktivitas Transitoris adalah aktivitas penenrimaan dan

pengeluaran kaas yang tidak termasuk dalam aktivitas operasi,

investasi, dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas transitoris

mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto yang tidak

mempengaruhi pendapatan, beban, dan pendanaan pemerintah.

6) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan

atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan

tahun sebelumnya. Laporan Perubahan Ekuitas pada BLUD

menyajikan pos-pos senbagai berikut:

a. Ekuitas Awal

b. Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan

c. koreksi-koreksi yang langsung menambah/atau mengurangi

ekuitas, yang antara lain berasal dari dari dampak kumulatif

yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan

koreksi kesalahan mendasar, misalanya:

1. Koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi

pada peroiode-periode sebelumnya

2. Perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap

d. Ekuitas Akhir

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

26

7) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) Merupakan bentuk dari

pengungkapan oleh pemerintah daerah. Analisis mendalam terhadap

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah sangat membutuhkan

informasi dalam Catatan atas Laporan Keuangan, sebab jika

informasi dalam laporan tersebut diabaikan bisa berakibat analisis

yang dilakukan salah sehingga keputusan yang diambl juga salah.

2.2 Kinerja Keuangan

2.2.1 Pengertian Kinerja Keuangan

Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya

memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi

kepentimgan pada anggota. Keberhasilan dalam mencapai tujuan

perusahaan merupakan prestasi manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja

suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan

keputusan baik pihak internal maupun eksternal.

Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi

keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis

keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan

keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam

periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan

secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan.

Menurut Rudianto (2013:189) adalah hasil atau prestasi yang telah

dicapai oleh manajemen perusahaan perusahaaann dalam menjalankan

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

27

fungsinya mengelola aset perusahaan secara efektif selama periode

tertentu.

Menurut Irham Fahmi (2012:2) kinerja keuangan adalah suatu

analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana perusahaan telah

melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan

secara baik dan benar seperi daam membuat suatu laporan keuangan

yang telah memenuhi standar atau ketentuan dalam SAK (Standar

Akuntansi Keuangan).

Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja

keuangan adalah hasil atau prestasi suatu perusahaan yang dicapai dalam

suatu periode atau beberapa periode tertentu dalam pengelolaan

keuangan perusahaan, dengan prestasi perusahaan tersebut dapat

menggambarkan kinerja perusahaan.

2.2.2 Penilaian Kinerja Keuangan

Penilai kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat

dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya

terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan oleh perusahaan.Manfaat penilaian kinerja persahaan adalah

sebagi berikut:

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

28

1. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam

suatu periode tertentu yang menycerminkan tingkat keberhasilan

pelaksanaan kegiatannya.

2. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan yang

akan datang

3. Memberikan petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan

organisasi pada umumnya dan devisi atau bagian organisasi pada

khususnya.

4. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat

meningkatkan efisiensi dan produktivuitas perusahaaan.

Tujuan penilaian kinerja perusahaann menurut Munawir (2010:31)

adalah sebagai berikut

1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan

untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera

dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya

pada saat ditagih.

2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaanya

tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun

janga panjang.

3. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu

menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama

periode tertentu.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

29

4. Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan

perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur

dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar

beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali

pokok hutangnya tepat pada waktunya setra kemampuan membayar

deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami

hambatan atau krisis keuangan.

2.2.3 Analisis Kinerja Keuangan

Analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata yaitu analisis dan

laporan keuangan. Analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu

unit menjadi berbagai unit terkecil. Laporan keuangan adalah neraca,

laporan laba/rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas).

Menurut Apsari (1987:87), analisis kinerja keuangan adalah suatu

metode atau teknik analisis yang menggambarkan suatu hubungan atau

perkembangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah tertentu dengan

jumlah yang lain dari suatu pos atau bebarapa pos dalam laporan

keuangan, sehingga memberikan gambaran kepada penganalisis tentang

baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan apabila angka rasio

tersebut dibandingkan dengan angka pembanding yang digunakan sebagai

standar.

Analisis kinerja dapat digunakan untuk membimbing investor dan

kreditur untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian

perusahaan dan prospek dimasa datang. Salah satu cara pemrosesan dan

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

30

penginterprestasian informasi akuntansi yang dinyatakan dalam artian

relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka

yang satu dengan angka yang lain dari suatu laopran keuangan. Analisis

kinerja keuangan (financial)merupakan alat analisis keuangan perusahaan

untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data

keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan

laba/rugi, laporan arus kas). kinerja menggambarkan suatu hubungan atau

pertimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah dengan

jumlah yang lain.

Menurut Alwi (1991:95), analisis rasio merupakan bentuk atau cara

umum yang digunakan dalam analisis keuangan (financial) atau dengan

kata lain alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukut kekuatan atau

kelemahan yang dihadapi perusahaan dibidang keuangan. Analisis kinerja

keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai

dasar penilaianya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu,

analisis kinerja keuangan dimaksudkan untuk menilai resiko dan peluang

dimasa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos

lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan

dapat memberikan kesimpulan yang berarti dealam penentuan tingkat

kesehatan keuangan suatu perusahaan.

Analisis kinerja sebagai alat analisis keuangan memang sudah banyak

diterapkan secara luas pada lembaga perusahaan komersial yang

berorientasi profit. Namun untuk lembaga publik, analisis rasio merupakan

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

31

hal yang relatif masih baru terutama pada pemerintah daerah karena belum

banyak dilakukan dan masih sangat terbatas. Hal ini disebabkan karena:

1. Penyajian laporan keuangan pada lembaga pemerintahan daerah masih

sangat terbatas sifat dan cakupannya, serta berbeda dengan penyajian

laporan keuangan yang dilakukan oleh perusahan yang bersifat

komersial.

2. Penyususnan APBD masih dilakukan dengan pertimbangan antara

besaran masing-masing komponen baik pendapatan maupun

pengeluaran yang dihitung dengan menaikan sejumlah presentase

tertentu dengan menggunakan asumsi inflasi yang terjadi. Karena

APBD disusun dengan pendekatan incremental maka sering dalam

penyusunan APBD mengabaikan rasio keuangan dalam APBD tersebut.

3. Penilaian keberhasilan APBD lebih ditekankan pada pencapaian target

sehingga penilaian bertanggungjawaban keuangan daerah kurang

memperhatikan perubahan yang terjadi pada struktur atau komposisi

APBD.

Menurut Kepmenkes RI,No 1164/Menkes/SK/X/2007, tentang

Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis Dan Anggaran (RBA) Rumah

Sakit Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) menjelaskan bahwa ada

beberapa analisis kinerja keuangan untuk mengukur kemampuan kinerja

keuangan Rumah Sakit, antara lain sebagai berikut:

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

32

1. Imbalan Investasi (Return On Invesment)

Imbalan Investasi (Return On Invesment) untuk mengukur

kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan

keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam

perusahaan. Rumus untuk menghitung Imbalan Investasi (ROI) adalah:

ROI=EBIT+Penyusutan x 100%

Capital Employed

Definisi:

EBIT adalah kenaikan atau penurunan aktiva bersih sebelum

bunga dan pajak dkurangi laba dari hasil penjualan, aktiva

tetap, aktiva lain-lain, aktiva non produktif

Penyusutan adalah Depresiasi dan Amortisasi

Capital Employed posisi akhir tahun buku. Total aktiva

dikurangi aktiva tetap dalam pelaksanaannya.

Daftar Skor penilaian ROI:

ROI % BOBOT

18 <ROI 3,0

15 <ROI< = 18 2,7

13 <ROI < = 15 2,4

12 <ROI< = 13 2,1

10,5 <ROI< = 12 1,8

9 <ROI < = 10,5 1,5

7 <ROI< = 9 1,2

5 <ROI< = 7 1,0

3 <ROI< = 5 0,8

1 <ROI < = 3 0,6

0 <ROI< = 1 0,4

ROI< 0 0,2

Sumber: Kepmenkes RI No.1164/MENKES/SK/X/2007

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

33

2. Rasio Kas /Cash Ratio

Rasio Kas /Cash Ratiobertujuan untuk mengukur kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera

dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangan pada saat ditagih. Rumus untuk menghitung Rasio Kas/Cash

Ratioadalah:

Cash Ratio = Kas + Bank + Surat Berharga Jangka Pendek x 100%

Current Liabilities

Definisi:

Kas, Bank, Surat Berharga Jangka Pendek adalah posisi masing-

masing akhir tahun buku

Current Liabilities adalah posisi total kewajiban lancer pada

akhir tahun buku

Daftar Skor penilaian Cash Ratio:

CASH RATIO = X (%) BOBOT

X > = 35 3,0

25 < = X < = 35 2,4

15 < = X< = 25 1,8

10 < = X < = 15 1,2

5 < = X < = 10 0,6

0 < = X < = 5 0,0

Sumber: Kepmenkes RI No.1164/MENKES/SK/X/2007

3. Rasio Lancar/Current Ratio

Rasio Lancar/ Current Ratio bertujuan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam melunasi kewjiban jangka pendeknya

dimana dapat diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah kas

perusahaan dapat menjamin hutang lancarnya. Semakin tinggi rasio ini

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

34

semakin terjamin hutang-hutang persusahaan keepada kreditor. Rumus

untuk menghitung Rasio Lancar/Current Ratio adalah:

Current Ratio= Current Asset x 100%

Current Liabilities

Definisi:

Current Asset adalah posisi total aktiva lancar pada akhir tahun

buku

Current Liabilities adalah posisi total kewajiban lancar pada

akhir tahun buku.

Daftar Skor penilaian Current Ratio:

CURRENT RATIO = X (%) BOBOT

125 < = x 3,0

110 < = x < 125 2,4

100 < = x < 110 1,8

95 < = x < 100 1,2

90 < = x < 95 0,6

X < 90 0,0

Sumber: Kepmenkes RI No.1164/MENKES/SK/X/2007

4. Collection Period (CP)

Collection Period (CP) digunakan untuk mengukur berapa lama

penagihan piutang selama satu tahun periode atau berapa kali dana

yang ditanam dalam piutang iniberputar dalam satu periode. Rumus

untuk menghitung Collection Period adalah:

Collecttion Period (CP) = Total Piutang Usaha x 360 Hari

Total Pendapatan Usaha

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

35

Definisi:

Total Puitang Usaha adalah posisi piutang usaha setelah

dikurangi cadangan pengisihan piutang pada akhir tahun buku

Total Pendapatan Usaha adalah jumlah Pendapatan Usaha

selama tahun buku

Daftar Skor penilaian Collection Period (CP):

CP = x (Hari) Perbaikan = x (Hari) BOBOT

X< = 60 X> = 35 3,00

60 < x < = 90 30 < x < = 35 2,70

90 < x < = 120 25 < x < = 35 2,40

120 < x < =150 20 < x < = 30 2,10

150 < x < =180 15 < x < = 25 1,80

180 < x < = 210 10 < x < = 15 1,44

210 < x < = 240 6 < x < = 10 1,08

240 < x < = 270 3 < x < = 6 0,72

270 < x < = 300 1 < x < = 3 0,36

300 < x 0 < x < = 1 0,00

Sumber: Kepmenkes RI No.1164/MENKES/SK/X/2007

5. Perputaran Persediaan (PP)

Perputaran Persediaan (PP) digunakan untuk mengukur berapa

kali dana yang ditanam dalam persediaan ini dalam suatu periode

tertentu, atau likuiditas dari persediaan. Semakin tinggi rasio

perputarannya semakin efisien perusahaan tersebut dalam

mengendalikan persediaannya.

Perputaran Persediaan (PP) =Total Persediaan x 360 Hari

Total Pendapatan Usaha

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

36

Definisi:

Total persediaan adalah seluruh persediaan yang digunakan

untuk proses produksi pada akhir tahun buku yang terdiri dari

persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi, dan

persediaan barang jadi ditambah peralatan dan suku cadang

Total Pendapatan Usaha adalah Total Pendapatan Usaha dalam

tahun buku yang bersangkutan.

Daftar Skor penilaian Perputaran Persediaan (PP):

PP = X (Hari) Perbaikan = x ( Hari) BOBOT

X < = 60 35 < x 2,0

60 < x < = 90 30 < x < = 35 1,8

90 < x < = 120 25 < x < = 30 1,6

120 < x < = 150 20 < x < = 25 1,4

150< x < = 180 15 < x < = 20 1,2

180< x < = 210 10 < x < = 15 0,96

210< x < = 240 6 < x < = 10 0,72

240 < x < = 270 3 < x < = 6 0,48

270 < x < = 300 1 < x < = 3 0,24

300 < x < = 0 < x < = 1 0,0

Sumber: Kepmenkes RI No.1164/MENKES/SK/X/2007

6. Perputaran Total Asset/Total Asset Turn Over (TATO)

Perputaran Total Asset/Total Asset Turn Over (TATO) adalah

untuk mengukur perputaran dari semua aset yang dimiliki perusahaan.

Rumus untuk menghitung Perputaran Total Asset/Total Asset Turn

Over (TATO) adalah:

TATO = Total Pendapatan x 100%

Capital Employed

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

37

Definisi:

Total Pendapatan adalah total pendapatan usaha dan non usaha

tidak termasuk pendapatan hasil penjualan aktiva tetap

Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku total

aktiva dikurangi aktiva tetap dalam pelaksanaan.

Daftar Skor Penilaian Perputaran Total Asset:

TATO = x (%) Perbaikan = x BOBOT

120 < x 20 < x 2,0

105 < x = 120 15 < x < = 20 1,8

90 < x = 105 10 < x < = 15 1,6

75 < x = 90 5 < x < = 10 1,4

60 <x =75 0 < x < = 5 1,2

40< x = 60 < x < = 0 1,0

20< x < =40 < x < = 0 0,8

X < = 20 < x < = 0 0,6

Sumber: Kepmenkes RI No.1164/MENKES/SK/X/2007

7. Rasio Total Modal Sendiri terhadap Total Asset (TMS terhadap

TA)

Rasio Modal Sendiri terhadap total Asset adalah rasio yang

menunjukan pentingnya sumber modal pinjaman dan tingkat

keamanan yang dimiliki oleh kreditor. Semakin tinggi rasio ini

berartisemakin keciljumlah modal pinjaman yang digunakan untuk

membiayai aktiva perusahaan. Rumus untuk menghitung Rasio Modal

Sendiri terhadap Total Asset (TMS terhadap TA) adalah:

TMS Terhadap TA = Total Modal Sendiri x 100%

Total Asset

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

38

Definisi:

Total Modal Sendiri adalah seluruh komponen Modal Sendiri

pada akhir tahun buku diluar dana-dana yang belum ditetapkan

statusnya

Total Asset adalah Total Asset dikurangi dengan dana-dana

yang belum ditetapkan statusnya pada posisi akhir tahun buku

yang bersangkutan.

Daftar Skor penilaian Ratio Modal Sendiri terhadap Total Asset:

TMS terhadap TA (%) = X BOBOT

X < 0 0,0

0 < = x < 10 1,6

10< = x < 20 2,4

20 < = x < 30 2,9

30 < = x < 40 4,0

40 < = x < 50 3,6

50 < = x < 60 3,4

60 < = x < 70 3,2

70 < = x < 80 3,0

80 < = x < 90 2,8

90 < = x < 100 2,7

Sumber: Kepmenkes RI No.1164/MENKES/SK/X/2007

2.3 Konsep Rumah Sakit

2.3.1 Konsep BLUD

Sebagaimana dimaklumi salah satu agenda reformasi di bidang

keuangan negara adalah dari penganggaran tradisional menjadi

penganggaran berbasis kinerja. Dengan berbasis kinerja ini, arah

penggunaan dana pemerintah tidak lagi berorientasi pada input tetapi

pada output.Pendekatan penganggaran berbasis kinerja sangat

diperlukan bagi satuan kerja pemerintah daerah yang memberikan

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

39

pelayanan kepada publik dengan cara mewiraswastakan pemerintah

yang telah diatur dalam UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara.

Selanjutnya dengan pasal 68 dan pasal 69, UU No.1/2004 tentang

Perbendaharaan Negara, instasi pemerintah yang tugas pokok dan

fungsinya memberi pelayanan kepada masyarakat dapat menerapkan

pola pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan

produktivitas, efisiensi dan efektivitas. Sebagai tindak lanjut atas

peraturan di atas, Menteri Dalam Negeri telah mengeluarkan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah yang menjadi

dasar dalam penerapan pengelolaan keuangan bagi Badan Layanan

Umum Daerah (BLUD).Bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit

Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah

Daerah yang ingin menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan – Badan

Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) harus memenuhi persyaratan

subtantif, teknis dan administratif.

Persyaratan substantif: SKPD yang menyelenggarakan layanan

umum berupa:

1. Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum untuk meningkatkan

kualitas dan kuantitas pelayanan masyarakat.

2. Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan

perekonomian masyarakat atau layanan umum; dan/atau

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

40

3. Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi

dan/atau pelayanan kepada masyarakat

Persyaratan teknis: SKPD yang menyelenggarakan Layanan

Umum Berupa:

1. Kinerja pelayanan di bidang tugas dan fungsinya layak dikelola dan

ditingkatkan pencapaiannya melalui BLUD atas rekomendasi

Sekretaris Daerah untuk SKPD atau kepala SKPD untuk Unit Kerja;

2. Kinerja keuangan SKPD atau Unit Kerja yang sehat.

Persyaratan administratif apabila SKPD atau Unit Kerja membuat

dan menyampaikan dokumen yang meliputi:

1. Surat pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja

pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi masyarakat;

2. Pola tata kelola;

3. Rencana strategis bisnis;

4. Standar pelayanan minimal;

5. Laporan keuangan pokok atau prognosa/proyeksi laporan keuangan;

dan

6. Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara

independen.

Pengertian BLUD dan PPK-BLUDatau Badan Layanan Umum

Daerah (BLUD) adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja

pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah

yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

41

penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari

keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip

efisiensi dan produktivitas. Pola Pengelolaan Keuangan BLUD, (PPK-

BLUD) adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas

berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat

untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka

memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa,

sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada

umumnya.

Manfaat Menjadi PPK-BLUD atau Satuan Kerja Perangkat Daerah

yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berpotensi

untuk mendapatkan imbalan secara signifikan terkait dengan pelayanan

yang diberikan, maupun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD).Satuan kerja yang memperoleh pendapatan dari layanan kepada

publik secara signifikan dapat diberikan keleluasaan dalam mengelola

sumber daya untuk meningkatkan pelayanan yang diberikan. Hal ini

merupakan upaya peng-agenan aktivitas yang tidak harus dilakukan oleh

lembaga birokrasi murni, tetapi oleh instansi pemerintah daerah yang

dikelola “secara bisnis”, sehingga pemberian layanan kepada masyarakat

menjadi lebih efisien dan efektif yaitu dengan menerapkan Pola

Pengelolaan Keuangan BLUD.Satuan Kerja Perangkat Daerah yang

menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD mempunyai manfaat

sebagai berikut:

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

42

1. Dapat dilakukan peningkatan pelayanan instasi pemerintah daerah

kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum

dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

2. Instasi pemerintah daerah dapat memperoleh fleksibilitas dalam

pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas

dengan menerapkan praktek bisnis yang sehat.

3. Dapat dilakukan pengamanan atas aset Negara yang dikelola oleh

instansi terkait.

2.3.2 Rumah Sakit sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

Dalam UU No.44 tahun 2009 tentang rumah sakit , menyatakan

bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan rawat inap, rawat jalan , dan rawat darurat. Pelayanan

kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif,

preventif dan rehabilitatif.

Rumah sakit diselenggarakan berdasarkan pancasila dan didasarkan

kepada nilai kemanusian, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan,

persamaan hak dan anti diskriminasi, pemeratan, perlindungan dan

keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial. Pengaturan

penyelenggaraan rumah sakit bertujuan:

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

43

1. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan.

2. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat ,

lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia dirumah sakit.

3. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah

sakit.

4. Memberikan kepastian hukum kepada pasien , masyarakat , sumber

daya manusia rumah sakit dan rumah sakit.

Dalam Peraturan Pemerintah No.71 tahun 2010 tentang standar

Akuntansi Pemerintah menyatakan bahwa Badan Layanan Umum (BLU)

menyelenggarakan pelayanan umum, memungut dan menerima serta

membelanjakan dana masyarakat yang diterima berkaitan dengan

pelayanan yang diberikan tetapi tidak berbentuk badan hukum sebagimana

kekayaan negara yang dipisahkan. Yang termasuk dalam BLU antara lain

rumah sakit, Universitas Negeri dan Otoritas. Laporan Keuangan Badan

Layanan Umum ( BLU ) digabungkan pada kementrian negara/lembaga

teknis pemerintah pusat/daerah yang secara organisatioris membawahinya.

Dalam UU No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyatakan

bahwa pemerintah dan pemerintah daerah bertanggungjawab untuk

menyediakan rumah sakit berdasarkan kebutuhan masyarakat. Rumah

Sakit yang didirikan oleh pemerintah dan pemerintah daerah harus

berbentuk Unit Pelaksana teknis dari instansi yang bertugas dibidang

kesehatan, instansi tertentu atau badan Teknis Daerah dengan pengelolaan

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

44

Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Daerah sesuai dengan

ketentuan perundang – undangan.

Dilingkungan pemerintah daerah di indonesia terdapat banyak satuan

kegiatan yang berpotensi untuk dikelola secara lebih efisien dan efektif

melalui pola BLUD. Beberapa BLUD seperti Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) ini mendapatkan imbalan dari masyarakat dalam proporsi yang

signifikan terkait dengan pelayanan yang diberikan. Sebagian yang lain

bergantung pada dana APBD. Satuan kerja yang memperoleh pendapatan

dari layanannya dalam porsi signifikan , dapat diberikan keleluasaan dalam

mengelola sumber daya untuk meningkatkan pelayanan yang diberikan.

Dalam mendukung hal tersebut, pemerintah mengeluarkan

Peraturan Pemerintah No.23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

BLUD dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.61 tahun 2007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Daerah ( BLUD )

yaituPengadaan barang dan/atau jasa pada BLUD RSUD dilaksanakan

berdasarkan ketentuan yang berlaku bagi pengadaan barang dan/atau jasa

pemerintah(Pasal 99 Permendagri 61/2007). Apabila terdapat alasan

efektifitas dan/atau efisiensi, BLUD dengan status penuh dapat diberikan

fleksibilitas berupa pembebasan sebagian atau seluruhnnya dari ketentuan

yang berlaku umum. Fleksibilitas diberikan terhadap pengadaan barang

dan/atau jasa yang sumber dananya berasal dari : jasa layanan, hibah tidak

terikat, hasil kerjasama dengan pihak lain, lain-lain pendapatan BLUD

yang sah.

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

45

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1.

Penelitian terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian

Teknik

Analisis

Hasil Penelitian

1 Yohanes Philips

Camillo Inacio

Lema

(2013)

Analisis Kinerja

Keuangan RSUD

Atambua Tahun

Anggaran 2009-

2011

Deskriptif

Kualitatif

Berdasarkan Perhitungan

analisis kinerja keuangan

RSUD Atambua jumlah kas

sangat kecil.

2

Juvencius

R.D.N. Wangge

(2016)

Analisis

Perbandingan

Kinerja Keuangan

RSUD

dr.Tc.Hillers

Kabupaten Sikka

Sebelum Menjadi

BLUD 2011 –

2012 dan Sesudah

Menjadi

BLUD2013 – 2014

Deskriptif

Kualitatif

Berdasarkan perhitungan

analisis kinerja keuangan

RSUD.dr.Tc.Hillers sebelum

menjadi BLUD yaitu tahun

2011 – 2012 dikatakan sangat

sehatdan sesudah menjadi

BLUD yaitu tahun 2013 - 2014

dikatakan sangat sehat karena

mencapai target 80%.

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

46

3 Victoria I. Ina

Tuto Paylodo

(2006)

Analisis Kinerja

Keuangan RSUD

Prof. Dr. Wz.

Johannes Kupang

Deskriptif

Kualitatif

Kondisi Keuangan RSUD

Prof. Dr. Wz. Johannes

Kupang selama tahun 2004

dan tahun 2005 tidak baik.

4 Sugiono Budi

Wahono (2017)

Analisis kinerja

keuangan BLUD

RSUD Dr.Saiful

Anwar Malang

Analisis

deskriptif

Hasil kinerja keuangan

BLUD RSUD Dr. Saiful

Anwar Malang Pada tahun

terahkir kurang efisien jika

dilihat dari rasio aktivitas dan

rasio profabilitas yang

menunjukan angka yang

sangat kecil dibandingkan

tahun 2015 dan lebih-lebih

dibandingkan dengan tahun

2014

5 Ambo

(2016)

Analisis kinerja

pengelolaan

keuangan BLUD

RSUD Kabupaten

Nunukan

Analisis

Deskriptif

Kinerja dalam prespektif

keuangan pada RSUD

Kabupaten Nunukan belum

berjalan dengan optimal

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

47

2.5 Kerangka Pemikiran

Sebelum menganalisis suatu laporan keuangan dan kinerja keuangan

suatu perusahaan atau entitas, terlebih dahulu kita perlu memahami tahap –

tahap yang ditempuh dalam proses analisa. Setiap perusahaan atau entitas

seperti RSUD S.K.Lerik harus senantiasa memperhatikan kepentingan

laporan keuangan karena laporan keuangan merupakan alat atau sarana

terkait dengan kondisi keuangan dan hasil – hasil yang telah dicapai. Salah

satu alat ukur untuk menilai kondisi ini keuangan RSUD S.K.Lerik adalah

kinerja keuangan. Ada beberapa rasio yang dipakai dalam analisis kinerja

keuangan yaitu Imbalan Investasi/Return On Invesment (ROI),Rasio

Kas/Cash Ratio, Rasio Lancar/Current Ratio, Collection Period (CP),

Perputaran Persediaan (PP), Perputaran Total Asset/Total Asset Turn Over

(TATO), dan Rasio Total Modal Sendiri terhadap Total Asset. Adapun

skema kerangka pemikiran sebagai berikut :

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 ...repository.unwira.ac.id/5655/3/BAB II.pdf · berbagai pertimbangan. Dalam penyajian laporan keuangan terkadang ... dapat mempengaruhi

48

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Rumah Sakit Umum Daerah

SK.Lerik Kota Kupang

Laporan Keuangan Rumah

Sakit Umum

Analisa Rasio Keuangan

1. Imbalan Investasi/Return On Invesment (ROI)

2. Rasio Kas/Cash Ratio

3. Rasio Lancar/Current Ratio

4. Collection Period (CP)

5. Perputaran Persediaan (PP)

6. Perputaran Total Asset/Total Asset Turn Over (TATO)

7. Rasio Total Modal Sendiri terhadap Total Asset

Neraca Rumah Sakit

SK.Lerik Tahun Anggaran

2015-2017

Kinerja Keuangan

Rumah Sakit

LRA Rumah Sakit

SK.Lerik Tahun Anggaran

2015 - 2017