bab ii landasan teori 2.1. konsep dasar motivasi belajar...

33
Muhammad Hanif Luqman, 2012 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Siswa Jurusan Teknik Gambar Bangunan di SMKN 2 Garut Dalam Mengikuti Pembelajaran Di Dalam Kelas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar Siswa 2.1.1. Pengertian motivasi belajar Menurut pendapat A.M. Sardiman (2004:75), motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan dari subjek belajar itu dapat dicapai. Dikatakan keseluruhan karena pada umumnya ada beberapa motif yang sama-sama menggerakan siswa untuk belajar. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Perananya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Persoalan motivasi ini, dapat juga dikatakan dengan persoalan minat. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang memilih ciri- ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingan sendiri. Hal ini menunjukan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang. Menurut A.M Sadiman (2004:76) minat timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan melainkan akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan, pada waktu belajar. Oleh karena

Upload: nguyenanh

Post on 16-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

Muhammad Hanif Luqman, 2012

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Siswa Jurusan Teknik Gambar Bangunan

di SMKN 2 Garut Dalam Mengikuti Pembelajaran Di Dalam Kelas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar Siswa

2.1.1. Pengertian motivasi belajar

Menurut pendapat A.M. Sardiman (2004:75),

motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam

diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan

dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar,

sehingga tujuan dari subjek belajar itu dapat dicapai. Dikatakan keseluruhan

karena pada umumnya ada beberapa motif yang sama-sama menggerakan

siswa untuk belajar. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat

non-intelektual. Perananya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,

merasa senang dan semangat untuk belajar.

Persoalan motivasi ini, dapat juga dikatakan dengan persoalan minat.

Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang memilih ciri-

ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan

atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang

sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu

mempunyai hubungan dengan kepentingan sendiri. Hal ini menunjukan bahwa

minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang. Menurut A.M

Sadiman (2004:76) “minat timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan melainkan

akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan, pada waktu belajar”. Oleh karena

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

9

itu yang penting bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu

butuh dan ingin terus belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar

siswa adalah suatu upaya atau dorongan yang mendorong siswa mengarah pada

perubahan tingkah laku terutama dalam proses belajar mengajar.

2.1.2. Hubungan Motivasi dengan Belajar

Pengertian motivasi menurut Mc. Donald, yang dikutip oleh A.M

Sadirman (2004:73) bahwa “motivasi adalah perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya “feling” dan di dahului oleh

tanggapan terhadap adanya tujuan.”

Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga

elemen penting yaitu :

1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri

setiap individu manusi. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa

perubahan energi di dalam sistem yang ada pada organisme manusia,

karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi muncul

dari dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik

manusia.

2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/feling, efeksi seseorang. Dalam

hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, efeksi dan

emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

3. Motivasi akan dirangsang karena ada tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini

sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi

memang muncul dari dalam diri seseorang, tetapi kemunculannya karena

terangsang/terdorong oleh unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan

akan menyangkut dengan kebutuhan.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

10

Sedangkan devinisi belajar menurut Cronbach yang dikutip oleh A.M.

Sardiman (2004:20) “belajar adalah perubahan tingkah laku individu sebagai hasil

dari pengalaman individu itu sendiri.”

Pada dasarnya belajar merupakan kebutuhan dasi setiap individu. Dengan

belajar maka seseorang dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dan

mendapatkan hal-hal baru yang sebelumnya belum diketahui.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi

dalam belajar akan mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Karena setiap

individu butuh akan belajar, dengan adanya motivasi sebagai pendorong, seorang

individu akan mampu mendapatkan apa yang menjadi kebutuhanya. Belajar tanpa

dorongan yang kuat pada diri individu tidak akan menghasilkan sesuatu yang

diharapkan.

2.1.3. Fungsi Motivasi

Dari pendapat yang dikemukakan oleh A.M Sadiman (2004:85), bahwa

motivasi sangat berguna bagi perbuatan manusia karena:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak di capai.

Dengan demikian motivasi dapat menentukan arah dan kegiatan yang

harus dikerjakan sesai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai tujuan.

Pendapat lain dikemukakan pula oleh Purwanto (2002 : 70) bahwa

motivasi sebagai suatu dorongan memiliki fungsi:

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

11

1. Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif untuk berfungsi

sebagai penggerak atau sebagai motor penggerak melepaskan energi.

2. Menentukan arah perbuatan yaitu petunjuk suatu tujuan yang hendak

dicapai

3. Menyelesaikan perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang akan dikerjakan ynag serasi guna mencapai tujuan dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan

tersebut.

Disamping itu ada fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai

pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam

belajar akan menunjukan hasil yang baik, dengan kata lain bahwa dengan adanya

usaha yang tekun terutama disadari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar

itu akan melahirhan prestasi yang baik.

2.1.4. Macam-macam Motivasi

Menurut A.M.Sardiman (2004:86) Jenis-jenis motivasi ini dapat di lihat

dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian motivasi atau motif-motif yang

aktif itu sangat bervariasi.

1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.

a. Motif-motif bawaan

Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak

lahir, jadi motif ini ada tanpa dipelajari. Sebagai conto misalnya:

dorongan untuk makan, dorongan untuk bekerja, dorongan seksual.

Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-motif yang

diisyaratkan secara biologis.

b. Motif-motif yang dipelajari

Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh:

dorongan untuk belajar suatu cabang imu pengetahuan, dorongan

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

12

untuk mengajar sesuatu didalam masyarakat. Motif-motif ini

seringkali di sebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara sosial.

2. Jenis motivasi menurut pembagi dari Woodworth dan marquis

a. Motif atau kebutuhan organisasi

Motifasi atau kebutuhan organisasi meliputi: kebutuhan untuk minum,

makan, bernapas, seksual.

b. Motif-motif darurat

Yang termasuk dalam jenis motif ini antara lain: dorongan untuk

menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusah.

Jelasnya motif ini timbul karena dorongan dari luar.

c. Motif-motif objektif

Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi,

melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. Motif ini muncul karena

dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif.

3. Motivasi jasmani dan rohani

Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua

jenisyakni motivasi jasmani dan motivasi rohan. yang termasuk motivasi

jasmani seperti misalnya: refleks, instink otomatis, nafsu. Sedangkan yang

termasuk motivasi rohani, yaitu kemauan.

4. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik

a. Motivasi intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang

menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

13

karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk

melakukan sesuatu. Sebagai contohseseorang yang senang membaca,

tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya.

b. Motivasi ekstrinsik

Motif ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena

adanya rangsangan dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar,

karena tahu besok pagi ada ulangan.

2.2. Tinjauan Mengenai Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

2.2.1. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut pendapat Purwanto (2002:102) Motivasi belajar siswa dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari diri siswa (faktor internal)

maupun dari luar siswa (faktor eksternal). Faktor internal diantaranya adalah

minat, bakat, kebiasaan belajar dan orientasi diri. Sedangkan faktor eksternal

diantaranya adalah faktor metode pembelajaran dan lingkungan baik berasal dari

lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Selain faktor lingkungan

keluarga dan sekolah faktor eksternal melingkupi sarana dan prasarana yang

mendukung kegiatan belajar mengajar.

Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan proses belajar dan mengajar

adalah dengan meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mengikuti kegiatan

belajar mengajar.

Dalam pendapat lain menurut Slameto (1997 :71), faktor lain yang dapat

mempengaruhi belajar yakni:

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

14

1. Faktor-faktor intern

a. Faktor jasmaniah

1) Faktor kesehatan

2) Faktor cacat tubuh

b. Faktor fsikologis

1) Intelegensi

2) Minat dan motivasi

3) Perhatian dan bakat

4) Kematangan dan kesiapan

c. Faktor kelelahan

1) Kelelahan jasmani

2) Kelelahan rohani

2. Faktor ekstern

a. Faktor keluarga

1) Cara orang tua mendidik

2) Relasi antara anggota keluarga

3) Suasana rumah

4) Keadaan gedung dan metode belajar

b. Faktor sekolah

1) Metode mengajar dan kurikulum

2) Relasi guru dan siswa

3) Disiplin sekolah

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

15

4) Alat pengajaran dan waktu sekolah

5) Keadaan gedung dan metode belajar

6) Standar pelajaran di atas ukuran dan tugas rumah

c. Faktor masyarakat

1) Kegiatan siswa dalam masyarakat

2) Mass media dan teman bergaul

3) Bentuk kehidupan masyarakat

Adanya berbagai faktor yang mempengaruhi belajar siswa di atas, penulis

dapat memahami bahwa adanya faktor tersebut dapat memberikan suatu kejelasan

tentang proses belajar yang dipahami oleh siswa. Dengan demikian seorang guru

harus benar-benar memahami dan memperhatikan adanya faktor tersebut pada

siswa, sehingga didalam memberikan dan melaksanakan proses belajar mengajar

harus memperhatikan faktor tersebut, baik dari psikologis dan lingkungan dengan

kata lain faktor intern dan ekstren.

Terkait dengan hal yang tersebut di atas, maka Dimyanti dan Mudjiono

(1999:100) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

belajar antara lain:

1. Cita-cita / aspirasi siswa

2. Kemampuan siswa

3. Kondisi siswa dan lingkungan

4. Unsur-unsur dinamis dalam belajar

5. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

16

Adapun penjelasan faktor tersebut adalah:

1. Cita-cita / aspirasi

Cita-cita merupakan satu kata tertanam dalam jiwa seorang individu. Cita-

cita merupakan angan-angan yang ada di imajinasi seorang individu,

dimana cita-cita tersebut dapat dicapai akan memberikan suatu

kemungkinan tersendiri pada individu tersebut. Adanya cita-cita juga

diiringi oleh perkembangan dan pertumbuhan keperibadian individu yang

akan menimbulkan motivasi yang besar untuk meraih cita-cita atau

kegiatan yang diinginkan.

2. Kemampuan siswa

Kemampuan dan kecakapan setiap individu akan memperkuat adanya

motivasi. kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan membaca,

memahami sehingga dorongan yang ada pada diri individu akan makin

tinggi.

3. Kondisi siswa dan lingkungan

Kondisis siwa adalah kondisi rohani dan jasmani. Apabila kondisi stabil

dan sehat maka motivasi siswa akan bertambah dan prestasinya akan

meningkat. Begitu juga dengan kondisi lingkungan siswa (keluarga dan

masyarakat) mendukung, maka motivasi pasti ada dan tidak akan

menghilang.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

17

4. Unsur dinamis dan pengajaran

Dinamis artinya seorang individu dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungan sekitar, tempat dimana seorang individu akan memperoleh

pengalaman.

5. Upaya guru dalam pengajaran siswa

Guru adalah seorang sosok yang dikagumi dan insan yangt mempunyai

peranan penting dalam dunia pendidikan. Seorang guru dituntut untuk

profesional dan memiliki keterampilan.

Pendapat lain dikemukakan oleh Anshory (2011) mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:

1. Kematangan

2. Usaha yang bertujuan

3. Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi

4. Partisipasi

5. Penghargaan dan hukuman

Berikut ini uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

belajar:

1. Kematangan

Dalam pemberian motivasi, faktor kematangan fisik, sosial dan psikis

haruslah diperhatikan, karena hal itu dapat mempengaruhi motivasi.

Seandainya dalam pemberian motivasi itu tidak memperhatikan

kematangn, maka akan mengakibatkan frustasi dan mengakibatkan hasil

belajar tidak optimal.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

18

2. Usaha yang bertujuan

Setiap usaha yang dilakukan mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, akan semakin kuat dorongan

untuk belajar.

3. Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi

Dengan mengetahui hasil belajar, siswa terdorong untuk lebih giat belajar.

Apabila hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa akan berusaha untuk

mempertahankan atau meningkat intensitas belajarnya untuk mendapatkan

prestasi yang lebih baik di kemudian hari. Prestasi yang rendah

menjadikan siswa giat belajar guna memperbaikinya.

4. Partisipasi

Dalam kegiatan mengajar perluh diberikan kesempatan pada siswa untuk

berpartisipasi dalam seluruh kegiatan belajar. Dengan demikian kebutuhan

siswa akan kasih sayang dan kebersamaan dapat diketahui, karena siswa

merasa dibutuhkan dalam kegiatan belajar itu.

5. Penghargaan dengan hukuman

Pemberian penghargaan itu dapat membangkitkan siswa untuk

mempelajari atau mengerjakan sesuatu. Tujuan pemberian penghargaan

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

19

berperan untuk membuat pendahuluan saja. Pengharagaan adalah alat,

bukan tujuan. Hendaknya diperhatikan agar penghargaan ini menjadi

tujuan. Tujuan pemberian penghargaan dalam belajar adalah bahwa setelah

seseorang menerima pengharagaan karena telah melakukan kegiatan

belajar yang baik, ia akan melanjutkan kegiatan belajarnya sendiri di luar

kelas. Sedangkan hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi

kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

Dalam suatu kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan tidak terlepas adanya

fungsi dan kegunaan. Motivasi dalam belajar yang merupakan suatu dorongan

memiliki fungsi, menurut pendapat A.M. Sardiman (2004 : 83) fungsi dari

motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong usaha dan pencapaian

prestasi”. Jelaslah bahwa fungsi motivasi itu memberikan suatu nilai atau itensitas

tersendiri dari seorang siswa dalam meningkatkan motivasi belajar dan prestasi

belajarnya.

2.2.2. Cara-Cara Menimbulkan Motivasi Ekstrinsik

Menurut Prayitno (1989:17), ada beberapa cara yang sering digunakan

guru untuk untuk merangsang minat siswa yang merupakan dorongan ekstrinsik,

diantaranya adalah:

a. Memberikan penghargaan dan celaan.

b. Mengadakan persaingan atau kompetisi.

c. Memberikan hadiah dan hukuman.

d. Pemberitahuan tentang kemajuan belajar yang telah dicapai siswa.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

20

Pendapat lain dikemukakan oleh Uzer Usman (1995:29), bahwa terdapat

beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi

intrinsik, yaitu:

a. Kompetisi (persaingan): Guru berusaha menciptakan persaingan

diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha

memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya dan

mengatasi prestasi orang lain.

b. Pace making (membuat tujuan sementara atau dekat): Pada awal

kegiatan belajar-mengajar guru , hendaknya terlebih dahulu

menyampaikan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus yang akan

dicapainya sehingga dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai

tujuan pembelajaran khusus tersebut.

c. Tujuan yang jelas: Motif mendorong individu untuk mencapai tujuan.

Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu yang

bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam melakukan suatu

perbuatan.

d. Kesempurnaan untuk sukses: Kesuksesan dapat menimbulkan rasa

puas, kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan

kegagalan akan membawa efek yang sebaliknya. Dengan demikian,

guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk

maraih sukses dengan usaha sendiri, tentu saja dengan bimbingan guru.

e. Minat yang besar: Motif akan timbul jika individu memiliki minat

yang besar.

f. Mengadakan penilaian atau tes: Pada umumnya semua siswa mau

belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti

dalam kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada

ulangan. Akan tetapi, bila mengatakan bahwa lusa akan diadakan

ulangan lisan, barulah siswa giat belajar dengan menghafal agar ia

mendapat nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai itu merupakan

motivasi yang kuat bagi siswa.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

21

2.3. Teori Belajar

2.3.1. Pengertian Teori Belajar

Terdapat beberapa teori belajar seperti yang dikutip oleh Suryaman (2011),

adalah sebagai berikut,

1. Teori Behaviorisme

Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku

individu. Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah,

dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak

mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu

belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa

sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Teori kaum behavoris lebih

dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil

belajar. Belajar artinya perbahan perilaku organise sebagai pengaruh lingkungan.

Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional

atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya

dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan.

Dalam arti teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia.

Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap

lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka.

Dari hal ini, timbulah konsep ”manusia mesin” (Homo Mechanicus). Ciri dari

teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis,

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

22

menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon,

menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil

belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh

adalah munculnya perilaku yang diinginkan.

Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis artinya bahwa tingkah

laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau

reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar

terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya.

Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa

merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkahl laku adalah hasil belajar.

2. Teori Humanistik

Pengertian humanistik yang beragam membuat batasan-batasan

aplikasinya dalam dunia pendidikan mengundang berbagai macam arti pula.

Sehingga perlu adanya satu pengertian yang disepakati mengenai kata humanistik

dala pendidikan. Krischenbaum menyatakan bahwa sekolah, kelas, atau guru

dapat dikatakan bersifat humanistik dalam beberapa kriteria. Hal ini menunjukkan

bahwa ada beberapa tipe pendekatan humanistik dalam pendidikan. Ide mengenai

pendekatan-pendekatan ini terangkum dalam psikologi humanistik.

Menurut Abraham, yang terpenting dalam melihat manusia adalah potensi

yang dimilikinya. Humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian

manusia daripada berfokus pada “ketidaknormalan” atau “sakit” seperti yang

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

23

dilihat oleh teori psikoanalisa Freud. Pendekatan ini melihat kejadian setelah

“sakit” tersebut sembuh, yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk

melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini yang disebut

sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanistik biasanya

memfokuskan penganjarannya pada pembangunan kemampuan positif ini.

Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi

positif yang terdapat dalam domain afektif, misalnya ketrampilan membangun dan

menjaga relasi yang hangat dengan orang lain, bagaimana mengajarkan

kepercayaan, penerimaan, keasadaran, memahami perasaan orang lain, kejujuran

interpersonal, dan pengetahuan interpersonal lainnya. Intinya adalah

meningkatkan kualitas ketrampilan interpersonal dalam kehidupan sehari-hari.

Selain menitik beratkan pada hubungan interpersonal, para pendidikan

yang beraliran humanistik juga mencoba untuk membuat pembelajaran yang

membantu anak didik untuk meningkatkan kemampuan dalam membuat,

berimajinasi, mempunyai pengalaman, berintuisi, merasakan, dan berfantasi.

Pendidik humanistik mencoba untuk melihat dalam spektrum yang luas mengenai

perilaku manusia.

Melihat hal-hal yang diusahakankan oleh para pendidik humanistik,

tampak bahwa pendekatan ini mengedepankan pentingnya emosi dalam dunia

pendidikan. Freudian melihat emosi sebagai hal yang mengganggu perkembangan,

sementara humanistik melihat keuntungan pendidikan emosi. Jadi bisa dikatakan

bahwa emosi adalah karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

24

pendidik beraliran humanistik. Karena berpikir dan merasakan saling beriringan,

mengabaikan pendidikan emosi sama dengan mengabaikansalah satu potensi

terbesar manusia. Kita dapat belajar menggunakan emosi kita dan mendapat

keuntungan dari pendekatan humanistik ini sama seperti yang kita dapatkan dari

pendidikan yang menitikberatkan kognisi.

2.3.2. Tokoh-Tokoh Teori Belajar

1. Teori Behaviorisme

Beberapa tokoh besar dalam aliran behaviorisme antara lain adalah :

a. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)

Ivan Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia. Ia

mengemukakan bahwa dengan menerapkan strategi ternyata individu dapat

dikendalikan melalui cara stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk

mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak

menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.

Pavlov mengadakan percobaan laboratories terhadap anjing. Dalam

percobaan ini anjing di beri stimulus bersarat sehingga terjadi reaksi bersarat pada

anjing. Contoh situasi percobaan tersebut pada manusia adalah bunyi bel di kelas

untuk penanda waktu tanpa disadari menyebabkan proses penandaan sesuatu

terhadap bunyi-bunyian yang berbeda dari pedagang makan, bel masuk, dan antri

di bank. Dari contoh tersebut diterapkan strategi Pavlo ternyata individu dapat

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

25

dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat

untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan. Sementara individu

tidak sadar dikendalikan oleh stimulus dari luar. Belajar menurut teori ini adalah

suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang

menimbulkan reaksi.Yang terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah

adanya latihan dan pengulangan. Kelemahan teori ini adalah belajar hanyalah

terjadi secara otomatis keaktifan dan penentuan pribadi dihiraukan.

b. Thorndike (1874-1949)

Menurut Thorndike belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-

asosiasi antara peristiwa yang disebut stimulus dan respon. Thorndike

menggambarkan proses belajar sebagai proses pemecahan masalah. Dalam

penyelidikannya tentang proses belajar, pelajar harus diberi persoalan, dalam hal

ini Thorndike melakukan eksperimen dengan sebuah puzzlebox. Eksperimen yang

dilakukan adalah dengan kucing yang dimasukkan pada sangkar tertutup yang

apabila pintunya dapat dibuka secara otomatis bila knop di dalam sangkar

disentuh. Percobaan tersebut menghasilkan teori Trial dan Error. Ciri-ciri belajar

dengan Trial dan Error Yaitu : adanya aktivitas, ada berbagai respon terhadap

berbagai situasi, ada eliminasai terhadap berbagai respon yang salah, ada

kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan.

Atas dasar percobaan di atas, Thorndike menemukan hukum-hukum

belajar :

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

26

1) Hukum kesiapan (Law of Readiness)

Jika suatu organisme didukung oleh kesiapan yang kuat untuk

memperoleh stimulus maka pelaksanaan tingkah laku akan

menimbulkan kepuasan individu sehingga asosaiasi cenderung

diperkuat.

2) Hukum latihan

Hukum latihan akan menyebabkan makin kuat atau makin lemah

hubungan S-R. Semakin sering suatu tingkah laku dilatih atau

digunakan maka asosiasi tersebut semakin kuat. Hukum ini sebenarnya

tercermin dalam perkataan repetioest mater studiorum atau practice

makes perfect.

3) Hukum akibat ( Efek )

Hubungan stimulus dan respon cenderung diperkuat bila akibat

menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya tidak

memuaskan. Rumusan tingkat hukum akibat adalah, bahwa suatu

tindakan yang disertai hasil menyenangkan cenderung untuk

dipertahankan dan pada waktu lain akan diulangi. Jadi hokum akibat

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

27

menunjukkan bagaimana pengaruh hasil suatu tindakan bagi perbuatan

serupa.

c. Skinner (1904-1990)

Skinner menganggap reward dan reinforcement merupakan faktor penting

dalam belajar. Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal,

mengontrol tingkah laku. Pada teori ini guru memberi penghargaan hadiah atau

nilai tinggi sehingga anak akan lebih rajin. Teori ini juga disebut dengan operant

conditioning. Operant conditioning adalah suatu proses penguatan perilaku

operant yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat diulang kembali atau

menghilang sesuai keinginan.

Operant conditing menjamin respon terhadap stimuli. Bila tidak

menunjukkan stimuli maka guru tidak dapat membimbing siswa untuk

mengarahkan tingkah lakunya. Guru memiliki peran dalam mengontrol dan

mengarahkan siswa dalam proses belajar sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.

Prinsip belajar Skinners adalah :

1. Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa jika salah dibetulkan

jika benar diberi penguat.

a) Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. Materi

pelajaran digunakan sebagai sistem modul.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

28

b) Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri, tidak

digunakan hukuman. Untuk itu lingkungan perlu diubah untuk

menghindari hukuman.

c) Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah dan sebaiknya

hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variable ratio reinforcer.

d) dalam pembelajaran digunakan shapping

2. Teori Humanistik

a. Arthur Combs (1912-1999)

Bersama dengan Donald Snygg (1904-1967) mereka mencurahkan banyak

perhatian pada dunia pendidikan. Meaning (makna atau arti) adalah konsep dasar

yang sering digunakan. Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru

tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan

kehidupan mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh

tetapi karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan

penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain

hanyalah dari ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak

akan memberikan kepuasan baginya.

Untuk itu guru harus memahami perilaku siswa dengan mencoba

memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah

perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang

ada. Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain. Combs berpendapat

bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

29

belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya.

Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang penting

ialah bagaimana membawa si siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari

materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya.

Combs memberikan lukisan persepsi diri dan dunia seseorang seperti dua

lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu. Lingkaran kecil (1)

adalah gambaran dari persepsi diri dan lingkungan besar (2) adalah persepsi dunia.

Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri makin berkurang

pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit

hubungan dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.

b. Abraham Maslow (1950s)

Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk

memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang

mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau

berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang

sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki

dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya

semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat

itu juga ia dapat menerima diri sendiri(self).

Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik.

Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

30

sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah

teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan). Menurut Maslow, manusia

termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-

kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah

(bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun

hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:

a) Kebutuhan fisiologis / dasar

b) Kebutuhan akan rasa aman dan tentram

c) Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi

d) Kebutuhan untuk dihargai

e) Kebutuhan untuk aktualisasi diri

c. Carl Rogers (1902-1987)

Carl Ransom Rogers dilahirkan di Oak Park, Illinois, pada tahun 1902 dan

wafat di LaJolla, California, pada tahun 1987. Semasa mudanya, Rogers tidak

memiliki banyak teman sehingga ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk

membaca. Dia membaca buku apa saja yang ditemuinya termasuk kamus dan

ensiklopedi, meskipun ia sebenarnya sangat menyukai buku-buku petualangan. Ia

pernah belajar di bidang agrikultural dan sejarah di University of Wisconsin. Pada

tahun 1928 ia memperoleh gelar Master di bidang psikologi dari Columbia

University dan kemudian memperoleh gelar Ph.D di dibidang psikologi klinis

pada tahun 1931.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

31

Pada tahun 1931, Rogers bekerja di Child Study Department of the Society

for the prevention of Cruelty to Children (bagian studi tentang anak pada

perhimpunan pencegahan kekerasan tehadap anak) di Rochester, NY. Pada masa-

masa berikutnya ia sibuk membantu anak-anak bermasalah/nakal dengan

menggunakan metode-metode psikologi. Pada tahun 1939, ia menerbitkan satu

tulisan berjudul “The Clinical Treatment of the Problem Child”, yang

membuatnya mendapatkan tawaran sebagai profesor pada fakultas psikologi di

Ohio State University. Dan pada tahun 1942, Rogers menjabat sebagai ketua dari

American Psychological Society.

Carl Rogers adalah seorang psikolog humanistik yang menekankan

perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka (antara klien dan terapist)

dalam membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Rogers

menyakini bahwa klien sebenarnya memiliki jawaban atas permasalahan yang

dihadapinya dan tugas terapist hanya membimbing klien menemukan jawaban

yang benar. Menurut Rogers, teknik-teknik assessment dan pendapat para terapist

bukanlah hal yang penting dalam melakukan treatment kepada klien.

Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya

guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:

a) Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar.

Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

32

b) Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya.

Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan

ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa

c) Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan

dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.

d) Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar

tentang proses.

menurutnya sejumlah prinsip-prinsip dasar humanistik yang penting

diantaranya ialah :

a) Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.

b) Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid

mempunyai relevansi dengan maksud-maksud sendiri.

c) Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai

dirinya sendiri diangap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.

d) Tugas-tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan

dan diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin

kecil.

e) Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat

diperoleh dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses

belajar.

f) Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

33

g) Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan

ikut bertanggungjawab terhadap proses belajar itu.

h) Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik

perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil

yang mendalam dan lestari.

i) Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih

mudah dicapai terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan

mengritik dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara

kedua yang penting.

j) Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini

adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus

menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri

mengenai proses perubahan itu.

2.3.3. Aplikasi Teori Belajar

Perkembangan teori belajar cukup pesat. Berikut ini adalah teori belajar

dan aplikasinya dalam kegiatan pembelajaran.

1. Teori Behaviorisme

Belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi

antara stimulus dan respon. Perubahan perilaku dapat berujud sesuatu yang

konkret atau yang non konkret, berlangsung secara mekanik memerlukan

penguatan. Aplikasi teori belajar behaviorisme dalam pembelajaran, tergantung

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

34

dari beberapa hal seperti tujuan pembelajaran, sifat meteri pelajaran, karakteristik

siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.

Aplikasi teori belajar behaviorisme menurut tokoh-tokoh antara lain :

a. Aplikasi Teori Pavlov

Contohnya yaitu pada awal tatap muka antara guru dan murid dalam

kegiatan belajar mengajar, seorang guru menunjukkan sikap yang ramah dan

memberi pujian terhadap murid-muridnya, sehingga para murid merasa terkesan

dengan sikap yang ditunjukkan gurunya.

b. Aplikasi Teori Thorndike

a) Sebelum guru dalam kelas mulai mengajar, maka anak-anak disiapkan

mentalnya terlebih dahulu. Misalnya anak disuruh duduk yang rapi,

tenang dan sebagainya.

b) Guru mengadakan ulangan yang teratur, bahkan dengan ulangan yang

ketat atau sistem drill.

c) Guru memberikan bimbingan, pemberian hadiah, pujian, bahkan bila

perlu hukuman sehingga memberikan motivasi proses belajar mengajar.

c. Aplikasi Teori Skinner

Guru mengembalikan dan mendiskusikan pekerjaan siswa yang telah

diperiksa dan dinilai sesegera mungkin.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

35

2. Aplikasi Teori Humanistik

Belajar adalah menekankan pentingnya isi dari proses belajar bersifat

eklektik, tujuannya adalah memanusiakan manusia atau mencapai aktualisasi diri.

Aplikasi teori humanistik dalam pembelajaran guru lebih mengarahkan siswa

untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan

keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar. Hal ini dapat diterapkan

melalui kegiatan diskusi, membahas materi secara berkelompok sehingga siswa

dapat mengemukakan pendapatny masing-masing di depan kelas. Guru memberi

kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila kurang mengerti terhadap materi

yang diajarkan.Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk

diterpkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan

kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial.

Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah,

berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap

atas kemauan sendiri.

Guru yang baik menurut teori ini adalah : Guru yang memiliki rasa humor,

adil, menarik, lebih demokratis, mampu berhubungan dengan siswa dengan

mudah dan wajar.Ruang kelads lebih terbuka dan mampu menyesuaikan pada

perubahan. Sedangkan guru yang tidak efektif adalah guru yang memiliki rasa

humor yang rendah ,mudah menjadi tidak sabar ,suka melukai perasaan siswa

dengan komentsr ysng menyakitkan,bertindak agak otoriter, dan kurang peka

terhadap perubahan yang ada.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

36

3. Perbandingan Teori Behaviorisme dengan Teori Humanisme

Beberapa perbandingan antara teori behaviorisme dengan teori humanistik yaitu :

a. Teori behaviorisme

Teori : proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi

antara stimulis dan respon.

Tujuan : adanya perubahan tingkah laku pada peserta didik.

Metode : dibagi dalam bagian-bagian kecil sampai kompleks. Pengulangan

dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi

kebiasaan.berorientasi pada hasil yang dicapai, tidak menggunakan

hukuman.

Kekurangan :

sentral,bersikap otoriter,komunikadi satu arah.

Guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari siswa.

Pasif, perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengarihi oleh penguatan

yang diberikan oleh guru,mendengarkan dan menghafal.

Penerapan : pada mata pelajaran yang membutuhkan praktek dan

pembicaraan yang mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas,

kelenturan, refleks, daya tahan, dan sebagainya. Misal dalam percakapan

bahasa asing, mengetik, menari, olagraga,dll.

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

37

Guru : guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat

yang diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui

simulasi

Murid :melakukan sendiri apa yang menjadi instruksi dan melakukannya

berulang-ulang sampai hasilnya baik.

Evaluasi :didasarkan pada perilaku yang dicapai sebagai hasil dari latihan

yang dilakukan.

b. Teori humanistik

Teori : belajar untuk memenusiakan manusia.

Tujuan : menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang

mewarnai metode-metode yang diterapkan.

Metode : mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar

yang bersifat jelas ,jujur , dan positif.

Kekurangan : terlalu memberi kebebasan pada siswa.

Penerapan : materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan.

Guru : memberi motivasi,kesadaran mengenai makna belajar dalam

kehidupan siswa.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

38

Siswa : pelaku utama (student center) yang memaknai poses pengalaman

belajar sendiri

Evaluasi : diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa.

2.3.4. Manfaat Teori Belajar

Teori belajar humanisme dan behaviorisme memiliki ciri khas masing-

masing. Teori belajar humanisme berusaha memahami perilaku belajar dari sudut

pandang perilakunya bukan sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para

pendidik adalah mambantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu

masing- masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia

yang unik & membantu dalam mewujudkan potensi- potensi yang ada pada diri

mereka.Sedangkan teori belajar behavioristik merupakan proses perubahan

tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus dengan respons yang

menyebabkan siswa mempunyai pengalaman baru. Aplikasinya dalam

pembelajaran adalah bahwa guru memiliki kemampuan dalam mengelola

hubungan stimulus respons dalam situasi pembelajaran sehingga hasil belajar

siswa dapat optimal.

Menurut Suryaman (2011), manfaat dari beberapa teori belajar adalah :

1. Membantu guru untuk memahami bagaimana siswa belajar,

2. Membimbing guru untuk merancang dan merencanakan proses

pembelajaran,

3. Memandu guru untuk mengelola kelas,

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

39

4. Membantu guru untuk mengevaluasi proses, perilaku guru sendiri serta

hasil belajar siswa yang telah dicapai,

5. Membantu proses belajar lebih efektif, efisien dan produktif,

6. Membantu guru dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada

siswa sehingga dapat mencapai hasil prestasi yang maksimal.

2.4. Hasil Penelitian Yang Relevan

Berikut ini merupakan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan

penelitian skripsi ini untuk mendapatkan gambaran awal dan mengetahui

bagaimana variabel yang diungkapkan.

Tabel 2.1 Hasil Penelitian yang Relevan

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Meisari Dwi

Arsiati (2005)

Faktor-faktor

Yang

Mempengaruhi

Motivasi Belajar

Pada Siswa Yang

Bermasalah Di

MAN 1 Malang

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

Motivasi belajar

Siswa

Faktor eksternal

menjadi faktor

utama dalam

mempengaruhi

motivasi siswa

yang bermasalah

di MAN 1

Malang

2 Nur Huda

(2007)

Survei Faktor-

faktor Yang

mempengaruhi

Motivasi Belajar

Siswa Kelas XI

Dalam Mengikuti

Pelajaran Di

SMA

Muhamadiyah 1

Semarang Tahun

Pelajaran

2006/2007

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

Motivasi belajar

Siswa

Pengaruh Faktor

ekstrinsik dan

intrinsik sangat

baik terhadap

motivasi belajar

siswa kelas XI

dalam mengikuti

pelajaran di SMA

Muhamadiyah 1

Semarang tahun

pelajaran

2006/2007

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0700430_chapter2(1).pdf · motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong

40

2.5. Anggapan Dasar

Untuk mendapatkan pegangan yang bisa digunakan sebagai titik tolak

pemikiran dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporannya, maka perlu

dibuat suatu anggapan dasar atau asumsi.

Anggapan dasar yang menjadi landasan dalam penelitian ini adalah:

Terdapat Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi siswa dalam

mengikuti pembelajaran di dalam kelas.

2.6. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian dibuat dengan maksud agar penelitian yang

dilakukan menjadi lebih terarah dan fokus dalam menjawab pertanyaan ini. Yang

menjadi pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran dari setiap faktor-faktor yang mempengaruhi

motivasi siswa jurusan teknik gambar bangunan di SMKN 2 Garut

dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas?

2. Faktor apa yang lebih dominan mempengaruhi motivasi siswa jurusan

teknik gambar bangunan di SMKN 2 Garut dalam mengikuti

pembelajaran di dalam kelas?