bab ii landasan teori 2.1 hakekat sistem pengendalian...

22
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Sistem Pengendalian Intern 2.1.1 Hakekat Sistem Sistem merupakan sebuah kata yang telah dikenal sejak dulu. Istilah sistem banyak dipakai orang dalam menjelaskan atau menjabarkan sesuatu yang saling berkaitan, dimana sistem merupakan kumpulan dari unsur-unsur yang membentuknya. Secara tidak sadar, kita hidup dalam berbagai macam sistem, contohnya sistem tatasurya, sistem pernafasan, sistem pendidikan, sistem perkreditan, dan lain lain (dll). Melalui contoh-contoh tersebut, dapat dilihat bahwa kita tak dapat lepas dari sistem. Sistem yaitu sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dari definisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian sistem secara umum yaitu sebagai berikut: 1. Setiap sistem terdiri dari berbagai unsur. 2. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem yang bersangkutan. 3. Unsur-unsur didalam sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem. 4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.” 1 Sistem dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara mengaitkan dan mempersatukan unsur-unsur yang menyusunnya. Unsur dalam sistem 1 Tata Sutabri, 2004, Analisa Sistem Informasi, Penerbit ANDI, Yogyakarta, hal.9.

Upload: vuminh

Post on 26-Apr-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Sistem Pengendalian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/3/T1... · 8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 . Hakekat . Sistem Pengendalian Intern

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Hakekat Sistem Pengendalian Intern

2.1.1 Hakekat Sistem

Sistem merupakan sebuah kata yang telah dikenal sejak dulu. Istilah sistem

banyak dipakai orang dalam menjelaskan atau menjabarkan sesuatu yang saling

berkaitan, dimana sistem merupakan kumpulan dari unsur-unsur yang

membentuknya. Secara tidak sadar, kita hidup dalam berbagai macam sistem,

contohnya sistem tatasurya, sistem pernafasan, sistem pendidikan, sistem

perkreditan, dan lain lain (dll). Melalui contoh-contoh tersebut, dapat dilihat

bahwa kita tak dapat lepas dari sistem.

“Sistem yaitu sekelompok unsur yang erat hubungannya

satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

untuk mencapai tujuan tertentu. Dari definisi ini dapat

dirinci lebih lanjut pengertian sistem secara umum yaitu

sebagai berikut:

1. Setiap sistem terdiri dari berbagai unsur.

2. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari sistem yang bersangkutan.

3. Unsur-unsur didalam sistem tersebut bekerja sama

untuk mencapai tujuan sistem.

4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang

lebih besar.”1

Sistem dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara mengaitkan

dan mempersatukan unsur-unsur yang menyusunnya. Unsur dalam sistem

1 Tata Sutabri, 2004, Analisa Sistem Informasi, Penerbit ANDI, Yogyakarta, hal.9.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Sistem Pengendalian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/3/T1... · 8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 . Hakekat . Sistem Pengendalian Intern

9

biasanya juga dikenal sebagai subsistem. Sedangkan unsur yang tidak membantu

sistem dalam mencapai tujuan, bukan merupakan bagian dari sistem.

“Sebuah sistem, umumnya tersusun atas sejumlah sistem-

sistem yang lebih kecil. Sistem-sistem yang berada dalam

sebuah sistem itulah yang disebut subsistem.”2

Istilah lain dalam sistem selain subsistem adalah supersistem yang biasanya

dipakai untuk menyebutkan sistem yang lebih besar. Contohnya jika sebuah Desa

adalah sistem maka yang menjadi subsistem adalah Dusun yang ada di Desa

tersebut. Sedangkan Kecamatan adalah supersistem dari Desa.

“Berkaitan dengan sistem dan subsistem, istilah

supersistem kadang kala dijumpai. Jika suatu sistem

menjadi bagian dari sistem lain yang lebih besar, maka

sistem yang lebih besar tersebut dikenal dengan sebutan

supersistem”3

Banyak yang mengambarkan suatu sistem tanpa mengerti apa sistem itu

sebenarnya. Pada dasarnya, yang dapat disebut sebagai sistem adalah jika

mempunyai karakteristik yang melekat pada sistem tersebut. Apabila salah satu

dari karakter ini tidak ada maka tidak dapat disebut sebagai sistem. Karakteristik

sistem tersebut adalah:

“1. Komponen sistem (Componens)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling

berinteraksi, yang bekerja sama membentuk satu kesatuan.

2 Abdul Kadir, 2003, Pengenalan Sistem Informasi, Penerbit ANDI, Yogyakarta, hal.60.

3Abdul Kadir, Ibid, hal. 61.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Sistem Pengendalian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/3/T1... · 8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 . Hakekat . Sistem Pengendalian Intern

10

2. Batasan sistem (Boundary)

Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi

antara sistem dengan sistem lainnya atau sistem dengan

lingkungan luarnya.

3. Lingkungan luar sistem (Environtment)

Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau

batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem

tersebut disebut dengan lingkungan luar sistem.

4. Penghubungan sistem (Interface)

Sebagai media yang menghubungkan sistem dengan sub

sistem yang lain disebut dengan penghubung sitem atau

interface.

5. Masukan sistem (Input)

Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan

sisem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance

input) dan sinyal (sinyal input).

6. Keluaran sistem (Output)

Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi

keluaran yang beguna.

7. Pengolah sistem (Proses)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan

mengubah masukan menjadi keluaran.

8. Sasaran sistem (Objective)

Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan

bersifat deterministik.”4

Karakteristik-karakteristik diatas, digunakan sebagai acuhan dalam

menetapkan sebuah sistem. Setiap sistem yang memiliki karakteristik yang

berbeda-beda, maka sistem dapat diklasifikasikan atau dibedakan dari berbagai

sudut pandang bentuk dan kegunaannya. Berikut penjabaran dari klaisfikasi

sistem:

“1. Sistem abstrak dan sistem fisik

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau

ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem

tentang teologia, yaitu suatu sistem yang berupa pemikiran

tentang hubungan antara manusia dengan Tuhan;

4Abdul Kadir, Ibid, hal.12-13.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Sistem Pengendalian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/3/T1... · 8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 . Hakekat . Sistem Pengendalian Intern

11

sedangkan sistem fisik, seperti sistem computer, sistem

produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia,

dan lain sebagainya.

2. Sistem alamiah dan sistem buatan manusia

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses

alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya

sistemperputaran bumi, terjadinya siang malam,

pergantian musim.Sedangkan sistem buatan manusia

merupakan sistem yang melibatkan hubungan manusia

dengan mesin, yang disebut dengan human machine

system. Sistem informasi berbasis komputer merupakan

contohnya, karena menyangkut pengunaan komputer yang

berinteraksi dengan manusia.

3. Sistem deterministik dan sistem probabilistik

Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat

diprediksi disebut sistem deterministik. Sistem komputer

adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat

dipastikan berdasarkan program-program computer yang

dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik

adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat

dipredisi, karena mengandung unsure probabilitas.

4. Sistem terbuka dan sistem tertutup

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak brhubunga

dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini

bekerja secara otomatis tanpa campur tangan dari pihak

luar. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang

berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya

yang menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk

subsistem lainnya.”5

2.1.2 Pengendalian

Organisasi dalam menjalankan kegiatannya memerlukan fungsi kontrol atau

pengendalian sebagai salah satu upaya mengatur pelaksanaan kegiatan tersebut.

Pengendalian membantu organisasi dalam mencapai tujuan, karena dengan adanya

pengendalian akan mencegah timbulnya suatu masalah sebelum muncul atau

masalah yang kemungkinan dapat terjadi.

5Abdul Kadir, Ibid, hal.14-15.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Sistem Pengendalian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/3/T1... · 8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 . Hakekat . Sistem Pengendalian Intern

12

“Pengendalian (control) adalah mekanisme yang

diterapkan baik untuk melindungi perusahaan dari resiko

atau untuk meminimalkan dampak resiko tersebut pada

perusahaan jika resiko itu terjadi”6

Pengendalian dibedakan menjadi 3 (tiga) kategori berdasarkan maksutnya.

Kategori tersebut adalah:

“1.Pengendalian teknis (technical control) adalah

pegendalian yang menjadi satu didalam sistem dan dibuat

oleh para penyususn sistem selama siklus penyusunan

sistem.

2.Pengedalian formal mencakup penentuan cara

berperilaku, dokumentasi prosedur dan praktik yang

diharapkan dan pengawasan serta pencegahan perilaku

yang berbeda dari panduan yang berlaku.

3.Pengendalian informal mencakup program-program

pelatihan dan edukasi serta program pembanguna

manajemnen.”7

Pengendalian dapat dilaksanakan didalam organisasi maupun pengendalian

diluar organisasi. Pegendalian di dalam organisasi berarti mengendalikan

organisasi melalui aturan-aturan yang ada dalam organisasi melalui prosedur kerja

maupun melalui kepatuhan terhadap kebijakan manajerial, sedangkan

pengendalian diluar organisasi lebih menekankan untuk menjaga organisasi dari

serangan luar seperti ancaman dari organisasi lain serta keadaan ekonomi politik

yang tidak stabil.

6 Raymond McLeod, Jr. dan George P. Schell, 2007, Sistem Informasi Manajemen, Penerbit

Salemba Empat, Jakarta, hal. 279. 7 Raymond McLeod, Jr. dan George P. Schell, Ibid, hal. 280-284.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Sistem Pengendalian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/3/T1... · 8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 . Hakekat . Sistem Pengendalian Intern

13

2.1.3 Sistem pengendalian intern

Pengendalian didalam organisasi sering kali berkaitan dengan menghindari

adanya kecurangan dan penyimpangan yang terjadi ditubuh organisasi. Berkaitan

dalam hal keuangan, pengendalian keuangan didalam organisasi sering disebut

dengan pengendalian intern. Pengendalian intern digunakan untuk mencegah

terjadinya penyimpangan dan kecurangan dalam hal keuangan sebelum hal itu

dapat terjadi.

“Pengendalian internal adalah semua rencana

organisasional, metode dan pengukuran yang dipilih oleh

suatu kegiatan usaha untuk mengamankan harta

kekayaannya, mengecek keakratan dan keandalan data

akuntansi usaha tersebut, meningkatkan efisiensi

operasional, dan mendukung dipatuhinya kebijakan

manajerial yang telah diteapkan.”8

Pengendalian intern merupakan sebuah sistem yang ada dalam organisasi,

oleh karena itu sering disebut dengan sistem pengendalian intern. Sistem

pengendalian intern merupakan sistem yang mengatur pengontrolan dan

pengendalian intern yang digunakan dalam organisasi. Pengelolaan sistem

pengendalian yang baik dapat menjaga keamanan dan kekayaan organisasi.

Sistem pengendalian intern juga mengatur dalam pembagian antar fungsi dalam

organisasi sehingga dapat meminimalkan kecurangan yang terjadi. Sistem

pengendalian intern termasuk rencana organisasi yang dilakukan manajer untuk

mengecek keakuratan dan keandalan data akuntansi.

8 Anastasia, Diana dan Lilis, Setiawati, 2011, Sistem Informasi Akuntansi Perencanaan,

Proses dan Penerapan, Penerbit Andi, Yogyakarta hal 82.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Sistem Pengendalian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/3/T1... · 8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 . Hakekat . Sistem Pengendalian Intern

14

“Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi,

metoda dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk

menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan

keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.”9

Sebuah sistem pengendalian intern yang tidak memasukan unsur pengendalian

internal besar kemungkinannya sistem informasi tersebut tidak ada gunannya. Salah

satu tujuan sistem pengendalian internal adalah menghasilkan informasi keuangan

yang andal dan dapat dipercaya. Selain itu tujuan dari sistem pengendalian intern

yang adalah:

“1. Menjaga kekayaan organisasi,

2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,

3. Mendorong efisiensi,

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.”10

Tujuan diatas menggambarkan pentingnya sistem pengendalian internal bagi

organisasi. Pengendalian intern dalam sistem pengendalian internal dibagi menjadi 2

kategori pengendalian, yaitu pengendalian administratif dan pengendalian

akuntansi. Pengendalian administrasi menekankan pada dipatuhinya kebijakan

manajer melalui prosedur dalam proses pengambilan keputusan, sedangkan

pengendalian akuntansi lebih menekankan pada prosedur dalam proses pengelolaan

data akuntansi.

9 Mulyadi, Loc. Cit., hal. 163

10 Mulyadi, Loc.Cit., hal 12-14

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Sistem Pengendalian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/3/T1... · 8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 . Hakekat . Sistem Pengendalian Intern

15

“1. Pengendalian administratif

Meliputi struktur organisasi dan prosedur-prosedur dan

catatan-catatan yang berkaitan dengan prosses

pengambilan keputusan yang dengan pengesahan transaksi-

trasnsaksi oleh manajemen. Pengesahan tersebut

merupakan fungsi manajemen yang secara langsung dengan

tanggung jawab untuk mencapai tujuan perusahaan dan

merupakan titik awal untuk menyusun pengawasan

akuntansi atas transaksi-transaksi.

2. Pengendalian akuntansi

Meliputi struktur organisasi, prosedur-prosedur dan

catatan-catatan yang berkaitan dengan pengaman aktiva

dan dipercayainya catatan financial dan konsekuensinya.

organisasi, prosedur dan catatan-catatan itu disusun

untukmemberikan jaminan yang cukup dalam arti:

a. Transaksi-transaksi dilaksanakan dengan pengesahan

manajemen, secara umum maupun khusus

b. Transaksi-transaksi dicatat untuk:

- Memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang

sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umumatau

kriteria-kriteria lain yang perlu untuk laporan tersebut

- Menunjukan pertanggungjawaban atas aktiva (assets)

c. Akses aktiva (aset) hanya diperbolehkan bila sudah

sesuai dengan otorisasi yang diberikan manajemen.

d. tanggungjawab aktiva (menurut catatan) dibandingkan

dengan aktiva yang ada pada setiap waktu tertentu dan

pentingnya diambil tindakan yang diperlukan bila ada

perbedaan-perbedaan.”11

Sistem pengendalian intern yang baik harus memenuhi unsur-unsur yang

menyusunnya. Unsur-unsur yang ada dalam sistem pengendalian inten tersebut

adalah:

“1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab

fungsional secara tegas.

Struktur organisasi merupakan kerangka (framework)

pembagian tugas fungsional kepada unit-unit organisasi

yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan

pokok perusahaan. Pembagian tanggungjawab dalam

11

Sanyoto, Gondodiyoto, 2007, Audit Sistem Informasi + Pendekatan CobIT, Penerbit

Mitra Wacana Media, Jakarta, hal. 83

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Sistem Pengendalian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/3/T1... · 8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 . Hakekat . Sistem Pengendalian Intern

16

organisasi ini didasarkan pada prisip-prinsip berikut ini:

a. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan

penyimpanan dari fungsi akuntansi. Fungsi operasi adalah

fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu

kegiatan wewenang untuk melaksanakan suatu kegiata-

kegiatan pokok perusahaan.

b. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggungjawab penuh

untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang

memberikan perlindungan cukup terhadap kekayaan,

utang, pendapatan dan biaya.

Dalam organisasi, setiap transaksi hanya trjadi atas dasar

otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk

menyetujui terjadinya transasksi tersebut. Oleh karena itu,

dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur

pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya

setiap transaksi.

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan

fungsi setiap unit organisasi.

Pembagian tanggungjawab fungsional dan sistem

wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan

tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan

cara-cara untuk menjamin praktik sehat dalam

pelaksanaannya. Adapun cara-caranya adalah sebagai

berikut:

a. Pengunaan formulir bernomor urut tercetak yang

pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang

berwenang.

b. Pemeriksaan mendadak (surprised audit).

c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal

sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi,

tanpa campur tangan dari orang atau unit organisasi lain.

d. Perputaran jabatan (job rotation).

e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang

berhak.

f. Secara periodik dilakukan pencatatan fisik kekayaan

dengan catatannya.

g. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk

mengecek efektifitas unsur-unsur pengendalian intern yang

lain.

4. Karyawan yang sesuai dengan mutu dan

tanggungjawabnya.

Unsur ini merupakan unsur yang paling penting, karena

jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan

jujur, unsur pengendalian lain dapat dikurangi sampai

batas minimu, dan perusahaan tetap mampu menghasilkan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Sistem Pengendalian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/3/T1... · 8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 . Hakekat . Sistem Pengendalian Intern

17

pertanggungjawabkan keuangan yang dapat diandalkan.

Untuk mendapatkan karyawan tersebut maka ada caranya,

yaitu:

a. Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang

dituntut oleh pekerjaannya.

b. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi

karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan

perkembangan perkerjaannya.”12

Melalui pemenuhan unsur-unsur tersebut, maka sistem pengendalian intern

dapat menjadi baik. Oleh karena itu dalam pembuatan sistem pengendalian intern

harus mencakup keseluruhan unsur-unsur tersebut untuk mengendalikan kegiatan

operasional perusahaan.

Pandangan lain terdapat suatu model pengendalian yang disebut COSO (the

Committe of Sponsoring Organizations). COSO merupakan lembaga yang

menerbitkan laporan berjudul Internal Control-Integrated Freamework pada

tahun 1992. Kelembagaan COSO terdiri dari wakil dari berbagai organisasi

AICPA (American Institute of Certifiad Public Accountants), AAA (American

Accounting Association), the Institute of Internal Auditor, the Institute of

Manajemen Accountants, dan the Financial Executives Institute. Tujuan utama

dari COSO adalah:

“1. Menetapkan definisi pengendalian intern yang dapat

memenuhi kebutuhan bernagai pihak, dan

2. Menetapkan suatu standar yang dapat digunakan oleh

bisnis dan entitas lainnya sebagai acuhan dalam

menetapkan pengendalian intern mereka dan menentukan

bagaimana memperbaikinya.”13

12 Mulyadi, Op.Cit., hal 165-171. 13

Al-Haryono Yusuf, 2004, Auditing (Pengauditan) Buku 1, STIE YKPN, Yogyakarta, hal.

251.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Sistem Pengendalian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/3/T1... · 8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 . Hakekat . Sistem Pengendalian Intern

18

COSO lebih mengarah pada proses pengendalian yang dipengaruhi oleh

dewan direksi, manajemen, serta seluruh staff dan karyawan. Menurut COSO ada

lima komponen struktur pengendalian intern yang saling berkaitan yaitu:

“1. Lingkungan pengendalian

2. Perhitungan Resiko

3. Informasi dan komunikasi

4. Aktivitas pengendalian

5. Pemonitoran”14

Tabel 2.1 Komponen-Komponen Struktur Pengendalian Intern

Komponen Deskripsi yg berhubungan dg

pelaporan keuangan

Faktor-faktor kunci

Lingkungan

pengedalian

Menciptakan iklim/suasana bagi

organisasi, mempengaruhi

kesadaran akan pengendalian bagi orang-orang dalam organisasi,

merupakan fondasi bagi

komponen-komponen lainnya.

Faktor-faktor pengendalian

lingkungan:

- Integritas dan nilai-nilai etika - Komitmen akan kompetensi

- Dewan komisaris dan komite audit

- Falsafat manajemen dan gaya

operasinya

- Struktur organisasi

- Pendelegasian wewenang dan

tanggungjawab

- Kebijakan prakting tentang SDM

Perhitungan

resiko

Identitas perusahaan, analisis dan

pengelolaan resiko yang berkaitan

dengan penyusunan laporan

keuangan yang disajikan secara wajar sesui prinsip akuntansi

berlaku umum

Proses harus mempertimbangkan:

- Hubungan resiko dengan asersi-asersi

LK spesifik serta aktifitas pencatatan,

pengolahan, peringkasan dan pelaporan data keuangan yang

bersangkutan.

- Kejadian dan keadaan intern maupun

ekstern

- Pertimbangan khusus atas perubahan

keadaan

Serupa dengan penetapan auditor

tentang resiko bawaan.

Informasi dan

komunikasi

Sistem informasi meliputi sistem

akuntansi dan terdiri dari metode-

metode dan catatan-catatan yang

ditetapkan untuk mengidentifikasi,

mrngabungkan, menganalisis, mengelompokan, mencatat, dan

melaporkan transaksi-transaksi

perusahaan dan menetapkan

Fokus sistem akuntansi adalah pada

transaksi:

- Sistem akuntansi yang efektif harus

menangani transaksi dengan cara

sedemikian rupa, sehingga dapat mencegah salah saji dalam asersi

manajemen pada LK.

- Sistem harus menciptakan alur audit

14Al-Haryono Yusuf, Ibid, hal. 257.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Sistem Pengendalian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/3/T1... · 8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 . Hakekat . Sistem Pengendalian Intern

19

pertanggungjawaban atas aktiva dan kewajiban; kominikasi

meliputi pemberian pemberian

pengertian yang jelas mengenai

peran dan tanggungjawab individu

sehubungan dengan SPI atas

pelaporan keuangan

dan alur transaksi yang lengkap Mencakup pedoman tertulis kebijakan,

daftar kode rekening, dan

memorandum.

Aktivitas

pengendalian

Kebijakan dan prosedur yang

membantu meyakinkan bahwa

perintah manajer telah

dilaksanakan dan tindakan yang

diperlukan telah dilakukan untuk

mengelola resiko dalam rangka

mencapai tujuan perusahaan dan ditetapkan pada berbagai jenjang

organisasi dan fungsi.

Kategori:

- Pengendalian pengolahan informasi

- Pengendalian umum

- Pengendalian aplikasi

- Pengotorasian yang tepat

- Dokumen dan catatan

- Pengencekan independen - Pemisahan tugas

- Pengawasan fisik

- Review kinerja

Pemonitoran Proses yang dilakukan personil

yang tepat untuk menilai kualitas

kinerja SPI sepanjang waktu,

termasuk penilaian apakah rencana

telah dioperasikan sebagaimana

yang dikendaki dan apakah

modifikasi telah dilakukan untuk

perubahan kondidi yang terjadi.

Dapat dilakukan melalui:

- Aktivitas yang sedang berjalan

- Penilaian periodic

Input bias berasal dari:

- Sumber intern seperti manajemen dan

auditor intern.

- Sumber ekstern seperti pelangan,

pemasok, instansi pemerintah, auditor ekstern.

Sumber: Al-Haryono, Yusuf, 2004, Auditing (Pengauditan) Buku 1, STIE YKPN,

Yogyakarta, hal. 272-273.

2.2 Hakekat Yayasan

2.2.1 Organisasi Sektor Publik

Kehidupan berbangsa dan bernegara tidak lepas dengan adanya sektor

publik. Sektor publik yang ada bukan hanya pemerintahan saja, namun juga partai

politik, pendidikan, dll yang memberikan pelayanan kepada publik. Organisasi

sektor publik ini ada bukan semata-mata untuk mencari laba, namun untuk

meningkatkan kesejahteraan pemerintah.

“….organisasi sektor publik (OSP) adalah sebagai entitas

ekonomi yang menyediakan barang dan/atau meningkatkan

kesejahteraan masyaratkan dan bukan untuk mencari

keuntungan financial. OSP disebut entitas ekonomi karena

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Sistem Pengendalian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/3/T1... · 8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 . Hakekat . Sistem Pengendalian Intern

20

organisasi ini memiliki dan mengelola sumber daya

ekonomi yang tidak kecil serta melakukan transaksi-

transaksi ekonomi dan keuangan.”15

Perbedaan organisasi sektor publik dengan bukan organisasi sektor public

terletak pada ciri-cirinya organisasi sektor publik. Ciri-ciri organisasi sektor

publik, yaitu:

“1. Di jalankan tidak untuk mencari keuntungan financial,

melainkan untuk menncapai suatu misi atau tujuan tertentu

(driven by mission)

2. Di miliki secar kolektif oleh publik.

3. Kepemilikan atas sumber daya tidak digambarkan dalam

bentuk dapat diperjualbelikan.

4. Keputusan-keputusan yang terkait kebijakan maupun

operasi sering kali didasarkan pada konsensus.”16

Organisai sektor publik tidak menekankan pada keuntungan, karena

termasuk dalam organisasi nirlaba. Organisasi sektor publik dibedakan menjadi

beberapa jenis. Jenis-jenis organisasi sektor publik tersebut adalah:

“1. Institusi Pemerintah

Institusi pemerintah merupakan bagian organisasi sektor

publik yang berbentuk instansi pemerintah berikut:

a. Pemerintah Pusat, termasuk di dalamnya:

1) Kementrian seperti Departemen Dalam Negeri,

departemen Soaial, Departemen Keuangan, dan lain-lain.

2) Lembaga dan badan negara seperti KPU, KPK, dan

lain-lain.

b. Pemerintah daerah, termasuk didalamnya:

Satuan Kerja Perangkat daerah seperti Dinas pendidikan,

Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Dinas Pendapatan

15 Deddi Nordiawan dan Ayuningtyas Hertianti, 2010, Akuntansi Sektor Publik Edisi 2,

Penerbit Salemba Empat, Jakarta, hal. 4. 16Deddi Nordiawan dan Ayuningtyas Hertianti, Ibid. hal. 4

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Sistem Pengendalian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/3/T1... · 8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 . Hakekat . Sistem Pengendalian Intern

21

dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Kantor

Catatan Sipil, dan lain lain.

2. Organisasi Nirlaba Milik Pemerintah

Organisasi nirlaba milik pemerintah merupakan bagian

organisasi sektor publik yang bentuknya bukan instansi

pemerintah, tetapi dimiliki pemerintah. Contohnya:

a. Perguruan tinggi BHMN

b. Rumah sakit milik pemerintah, seperti RSCM, RS

daerah.

c. Yayasan-yayasan milik pemerintah

Pada perkembangannya, sebagian organisasi dalam

kelompok ini, dikategorikan dalam kelompok yang lebih

khusus, yaitu Badan Layana Umum (BLU) dan Badan

Layanan Umum Daerah (BLUD).

3. Organisasi Nirlaba Milik swasta

Organisais nirlaba milik swasta merupakan bagian

organisasi sektor publik yang dimiliki dan dikelola oleh

pihak swasta. Contohnya:

a. Yayasan, seperti Foundation, Dompet Dhuafa, dan lain-

lain.

b. Sekolah dan Universitas swasta.

c. Rumah sakut milik swasta.”17

Organisasi sektor publik juga memerlukan adanya sistem pengendalian

intern. Sistem pengendalian intern ini ditujukan untuk menghindari ternjadinya

penyimpangan dan kecurangan dalam tubuh organisasi sektor publik sebagai

tanggangjawab atas pengunaan dana yang berasal dari publik untuk

menyejahterakan publik.

2.2.2 Yayasan

Yayasan merupakan salah satu organisasi sektor publik. Pendirian yayasan

tidak diperuntunkan untuk mencari laba, namun untuk mencapai tujuan lain

dibidang kemasyarakatan.

17 Deddi Nordiawan dan Ayuningtyas Hertianti, Ibid. hal. 4-5.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Sistem Pengendalian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/3/T1... · 8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 . Hakekat . Sistem Pengendalian Intern

22

“Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan

yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan

tertentu di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan

yang tidak mempunyai anggota.”18

Yayasan yang merupakan bagian dari badan usaha memiliki pemahaman

berbeda dengan badan usaha lain. Badan usaha lain dapat berupa sebuah

perkumpulan yang artinya lebih luas. Perbedaannya dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 2.2 Perbedaan antara Perkumpulan dan Yayasan

Perkumpulan Yayasan

Bersifat dan bertujuan komersial Bersifat dan bertujuan sosial, keagamaan dan

kemanusiaan

Mementingkan keuntungan (profit oriented) Tidak semata-mata mengutamakan

keuntungan atau mengejar/mencari

keuntungan dan/atau penghasilan yang

sebesar-besarnya

Mempunyai anggota Tidak mempunyai anggota

Sumber: Indra, bastian, 2007, Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik, Penerbit

Erlangga, Jakarta, hal.2.

Yayasan sebagai badan hukum mampu dan berhak serta berwenang untuk

melakukan tindakan-tindakan perdata. Keberadaan badan hukum yayasan bersifat

permanen, yaitu hanya dapat dibubarkan melalui persetujuan para pendiri dan

anggotanya. Yayasan hanya dapat dibubarkan jika segala ketentuan dan

persyaratan dalam anggaran dasarnya telah terpenuhi.

Pada dasarnya yayasan mempunyai sifat dan karakter yang berbeda dengan

badan usaha lain, karena penekanan dalam pendirian yayasan berbeda dengan

pendirian badan usaha lain. Berikut sifat dan karakteistik dari yayasan:

18

Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia nomor 16 tahun 2001 tentang Yayasan,,

loc. cit. hal 1.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Sistem Pengendalian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/3/T1... · 8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 . Hakekat . Sistem Pengendalian Intern

23

“1. Tujuan

Menurut UU No.16 Tahun 2001, yayasan mempunyai

fungsi sebagai pranata hukum dalam rangka mencapai

tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan

kemanusiaan. UU tersebut menegaskan bahwa yayasan

adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksut dan

tujuan yang bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan,

yang didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal

yang ditentukan berdasarkan UU.

2. Visi

Visi merupakan pandangan kedepan dimana suaatu

organisasi akan diarahkan. Dengan mempunyai misi,

yayasan dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis,

antisipatif, inovatif, serta produktif.

3. Misi

Sebelum menentukan tujuannya, misi atau maksut yayasan

harus diterapkan terlebih dahulu.misi adalah suatu

pernyataan umum tetang maksut yayasan.misi suatu

yayasan adalah maksut khas (unik) dan mendasar yang

membedakan organisasi dari organisasi lainnya dan

mengidentifikasi ruang lingkup operasi.

4. Sumber pembiayaan dan kekayaan

Sumber pembiayaan yayasan berasal dari sajumlah

kekayaan yang dipisah dalam bentuk uang atau barang.

Selain itu, yayasan juga memperoleh sumbangan atau

bantuan yang tidak mengikat, seperti berupa:

a. Wakaf

b. Hibah

c. Hibah wasiat

d. Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan

anggaran dasar yayasan dan/atau peraturan perundangan

yang berlaku.

5. Pola Pertanggungjawaban

Dalam yayasan, Pengelola (Pengurus dan Pengawas)

bertanggung kepada Pembina yang di sampaikan dalam

RapatPembina yang diadakan setahun sekali.

6. Struktur organisasi yayasan

Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Pasal 1

Tentang Yayasan, sebagai hukum dasar positif, yayasan

diartikan sebagai badan hukum yang terdiri atas

kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk

mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan,

dan kemanusiaan. Yayasan dapat melakukan kegiatan

usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Sistem Pengendalian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/3/T1... · 8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 . Hakekat . Sistem Pengendalian Intern

24

tujuannya dengan cara mendirikan badan usaha dan/atau

ikut serta dalam suatu badan usaha.

Berbeda dengan badan usaha lain, struktur organisasi

dalam yayasan diatur dalam peraturan yang baku dalam

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Pasal 2 Tentang

Yayasan. Dalam Undang-Undang tersebut, Yayasan

terdiri dari organ yang terdiri atas Pembina, Pengurus,

dan Pengawas.

7. Karakteristik anggaran

Dilihat dari karakteristik anggaran, rencana anggaran

yayasan dipublikasikan kepada masyarakat secara

terbuka untuk dikritisi dan didiskusikan. Anggaran tidak

boleh menjadi rahasia internal yayasan yang

bersangkutan dan harus diinformasikan publik untuk

dikritik, didiskusikan, dan diberi masukan. Anggaran

yayasan merupakan instrumen akuntabilitasatas

pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-

program yang dibiayai dengan uang publik.

8. Sistem akuntansi

Pada sebuah yayasan, penekanan diberikan pada

penyedia biaya data yang disajiakn dalam bentuk laporan

keuangan yang mengunakan sistem akuntansi berbasis

akrual (accrual accounting) yaiu akuntansi pendapatan

dan biaya.”19

Yayasan perlu menyusun laporan keuangan, seperti halnya organisasi sektor

publik lainnya. Laporan keuangan disusun sebagai tanggungjawab atas pemakaian

dana dari masyarakat. Tujuan penyusunan laporan keuangan yayasan untuk

menyajikan informasi mengenai:

“1. Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, serta aktiva bersih

suatu yayasan;

2. Pengaruh transajsi, peristiwa, dan situasi lainnya yang

mengubah nilai serta sifat aktiva bersih;

3. Jenis dan jumlah arus masuk serta arus keluar sumber

daya selama satu periode dan hubungan diantara

keduannya;

4. Cara suatu yayasan mendapatkan dan membelanjakan

kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, serta

faktor lainnya yang berpengaruh terhadap likuiditasnya;

19 Indra Bastian, Op. Cit., hal. 2-6.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Sistem Pengendalian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/3/T1... · 8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 . Hakekat . Sistem Pengendalian Intern

25

5. Usaha jasa suatu yayasan.”20

Pengankuntasian untuk yayasan hampir sama dengan pengankuntansian unit

usaha lain. Namun ada beberapa perbedaan yang signifikan dalam beberapa

transaksi, yaitu:

“1. Akuntansi untuk sumbangan;

2. Kapitalisasi dan penyusutan aktiva;

3. Klasifikasi biaya fungsional.”21

2.3 Sistem Pengendalian Internal Pada Yayasan

Yayasan banyak berdiri diberbagai daerah. Baik yayasan sosial, pendidikan,

keagamaan, dll. Yayasan sebagai salah satu dari organisasi sektor publik harus

mempertanggungjawabkan dana yang telah digunakan yang berasal dari publik

untuk menjaga kepercayaan publik terhadap yayasan tersebut. Karakteristik yang

utama dalam yayasan adalah dananya yang berasal dari sumbangan.

“Karakteristik utama organisasi nonprofit seperti yayasan

berbeda dengan organisasi swasta (profit). Perbedaannya

terletak pada sumber daya awal yang dibutuhkan, yang

umumnya dari sumbangan”. 22

Kelancaran sumber daya yayasan dapat diperoleh dengan lancar jika

yayasan dapat menjaga kepercayaan publik. Kepercayaan ini dapat dinilai melalui

laporan keuangan yayasan. Dari laporan keuangan ini maka pemakai kepentingan

akan menilai:

20 Indra Bastian, Ibid, hal. 74. 21

Indra Bastian, Ibid, hal 78. 22 Indra Bastian, Ibid, hal. 73.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Sistem Pengendalian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/3/T1... · 8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 . Hakekat . Sistem Pengendalian Intern

26

“1. Jasa yayasan dan kemampuan yayasan untuk

memberikan jasa secara berkesinambungan.

2. Mekanisme pertanggungjawaban dan aspek kinerja

pengelola.”23

Yayasan harus mempunyasi sistem pengendalian internal yang baik untuk

menjaga kepercayaan publik. Sistem pengendalian internal ini dapat

meminimalkan resiko terhadap kecurangan keuangan dan administrasi. Adapun

tujuan dari pengendalian ini adalah sebagai berikut:

“1. Informasi keuangan harus dapat dipercaya

sehinggapengelola mendapatkan informasi yang akurat

untuk perencanaan program dan pengambilan keputusan

lainnya.

2. Aktiva dan catatan-catatan organisasi tidak dicuri,

disalah gunakan. Dirusak dengan sengaja.

3. Kebijakan-kebijakan yayaan diikuti.

4. Peraturan-peraturan pemerintah terpenuhi.”24

Tujuan diatas mengambarkan sistem pengendalian internal mempunyai

peran besar dalam menjaga kesehatan dari yayasan. Untuk itu sistem

pengendalian internal pada yayasan harus baik.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dalam penelitian ini mengacu pada penelitian

efektivitas pengendalian Internal pemberian kredit pada Koperasi Simpan Pinjam

Jaya Eka Sakti Salatiga (Muziarizqi, 2012). Jenis penelitian ini adalah deskriptif

studi kasus dengan prosedur pengumpulan data dengan wawancara dan observasi.

23

Bastian, Indra, Loc. Cit., hal 73. 24Indra Bastian, Ibid, hal 112.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Sistem Pengendalian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/3/T1... · 8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 . Hakekat . Sistem Pengendalian Intern

27

Dalam penelitian ini peneliti mencoba mengukur tingkat efektivitas pengendalian

internal pemberian kredit dengan mengunakan pendekatan yang merupakan 4

unsur sistem pengendalian internal dalam teori Mulyadi, yang hasilnya

menunjukan bahwa pemberian kredit agribisnis pada Koperasi Simpan Pinjam

Jaya Eka Sakti telah efektif, hal ini ditunjukan oleh tercapainya tujuan organisasi

atas pemberian kredit agribisnis.

Penelitian Kampo yaitu Analisis Sistem pengendalian Internal Yayasan

Pendidikan (studi pada Yayasan Paulus Makassar), menyebukan bahwa

lingkungan pengendalian yayasan telah baik dengan dukungan filosopi

manajemen yang didasarkan pada makna karya sebagai salah satu sarana

pewartaan iman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (73%)

elemen-elemen pengendalian internal sudah dimiliki oleh yayasan, meskipun

dalam pelaksanaannya masih harus disempurnakan. Hasil tersebut

mengindikasikan sistem pengendalian internal yayasan belum dapat menjamin

ketersediaan informasi keuangan yang akurat, andal, dan terutama dalam usaha

melindungi asset yayasan secara aman. Penelitian ini mengunakan data primer

dan data skunder serta pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, check

list dan manuskrip wawancara. Penganalisisan sistem pengendalian internal

mengunakan sistem pengendalian internal menurut COSO (Committee of

Sponsoring Organisations of the Treadway Commission) yang meliputi 5

komponen yaitu lingkungan pengendalian, aktivitas pengendalian, penilaian

resiko, informasi dan komunikasi serta mentoring. Penelitian ini menunjukan

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Sistem Pengendalian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/3/T1... · 8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 . Hakekat . Sistem Pengendalian Intern

28

bahwa pengendalian intern yayasan yang baik penting sebagai salah satu unsur

dari keberhasilan pencapaian tujuan yayasan.

Pengendalian intern yang menunjang keberhasilan yayasan yang merupakan

sebuah badan usaha, ditunjukan dengan adanya penelitian tentang pengaruh

efektivitas sistem pengendalian internal terhadap badan usaha selain yayasan yaitu

dalam penelitian Parno (2005) yang berjudul Pengaruh Efektivitas Sistem

Pengendalian Intern Terhadap Keberhasilan Usaha Koperasi Pegawai Republik

Indonesia (KPRI) di Kota Semarang. Hasil dari penelitian ini menjukan bahwa

keberhasilan usaha KPRI di Kota Semarang dipengaruhi oleh efektifitas sistem

pengendalian intern. Dalam penelitian ini mengunakan penelitian kuantitatif

dengan populasi berjumlah 63 KPRI dan sampel 16 KPRI. Teknik pengumpulan

data mengunakan angket, metode dokumentasi dan metode wawancara. Penelitian

ini mengunakan data gabungan antara time series dan cross section data. Adanya

penelitian ini, maka pelaksanaansistem pengendalian intern Yayasan Sosial

Kristen Salib Putih akan sangat penting demi tercapainya keberhasilan tujuan

yayasan.

2.5 Kerangka Berfikir Penelitian

Sebuah yayasan memerlukan sistem pengendalian intern untuk

mengamankan kekayaan dan kas yang ada. Pengendalian ini dapat dilihat dari

adaya 4 (empat) unsur sistem pengendalian internal yang ada dalam sistem

pengendalian intern. Keempat unsur tersebut adalah:

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Sistem Pengendalian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/3/T1... · 8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 . Hakekat . Sistem Pengendalian Intern

29

“1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab

fungsional secara tegas.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang

memberikan perlindungan cukup terhadap kekayaan,

utang, pendapatan dan biaya.

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan

fungsi setiap unit organisasi.

4. Karyawan yang sesuai dengan mutu dan

tanggungjawabnya.”25

Yayasan Sosial Kristen Salib Putih memerlukan sistem pengendalian yang

baik untuk mengamankan kekayaan dan kas yang ada. Untuk itu dalam penelitian

Sistem Pengendalian Intern pada Yayasan Sosial Kristen Salib Putih, penulis

membuat kerangka berfikir sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian

25 Mulyadi, Loc.Cit., hal. 164.

SISTEM PENGENDALIAN INTERN

Kerangka Konseptual Sistem Pengendalian Intern:

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan cukup

terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.

4. Karyawan yang sesuai dengan mutu dan tanggung jawabnya.

Identifikasi Sistem Pengendalian Intern YangBerlaku

Deskripsi Sistem Pengendalian Intern Di Yayasan Sosial Kristen Salib Putih

Deskripsi Pemaknaan Sistem Pengendalian Intern Di Yayasan Sosial Kristen Salib Putih