bab ii landasan pustaka - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/bab...

27
9 BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kebangkrutan. Kebangkrutan merupakan suatu kondisi kesulitan keuangan yang sangat parah sehingga perusahaan tidak mampu untuk menjalankan operasi perusahaan dengan baik. Kesulitan keuangan/likuiditas yang dialami perusahaan mungkin sebagai awal dari suatu kebangkrutan. Kesulitan keuangan ini dapat dilihat dari kondisi perusahaan yang tidak dapat memenuhi jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut tidak dapat memenuhi kewajibannya. Dari sejumlah penelitian yang telah dilakukan sehubungan dengan prediksi kebangkrutan, dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama adalah model prediksi kebangkrutan menggunakan tehnik statistik: analisis regresi, analisis korelasi, analisis diskriminan, model regresi logit, model probit. Kelompok kedua adalah tehnik kemampuan komputer, seperti: decision trees, trait recognition, artificial neural networks (ANN), support vector machines (SVM), dan lain-lain. (Dita Wisnu Safitri. 2012)

Upload: dinhdien

Post on 20-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

9

BAB II

LANDASAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kebangkrutan.

Kebangkrutan merupakan suatu kondisi kesulitan keuangan yang

sangat parah sehingga perusahaan tidak mampu untuk menjalankan operasi

perusahaan dengan baik. Kesulitan keuangan/likuiditas yang dialami

perusahaan mungkin sebagai awal dari suatu kebangkrutan. Kesulitan

keuangan ini dapat dilihat dari kondisi perusahaan yang tidak dapat memenuhi

jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa

perusahaan tersebut tidak dapat memenuhi kewajibannya. Dari sejumlah

penelitian yang telah dilakukan sehubungan dengan prediksi kebangkrutan,

dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama adalah model

prediksi kebangkrutan menggunakan tehnik statistik: analisis regresi, analisis

korelasi, analisis diskriminan, model regresi logit, model probit. Kelompok

kedua adalah tehnik kemampuan komputer, seperti: decision trees, trait

recognition, artificial neural networks (ANN), support vector machines

(SVM), dan lain-lain. (Dita Wisnu Safitri. 2012)

Page 2: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

10

2.1.1. Macam-macam model prediksi kebangkrutan

a. Altman’s Model.

Altman Z-score (bankruptcy model) dipergunakan sebagai alat

kontrol terukur terhadap status keuangan suatu perusahaan yang

sedang mengalami kesulitan keuangan (financial distress). Dengan

kata lain, Altman Z-score dipergunakan sebagai alat untuk

memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan.Altman Z-score

dinyatakan dalam bentuk persamaan linear yang terdiri dari 4

hingga 5 koefisien “T” yang mewakili rasio-rasio keuangan

tertentu, yakni:

Z = 6,56T1 + 3,26T2 + 6,72 T3 + 1,05 T4

Di mana:

T1 = Working Capital to Total aset

T2 = Retained earning to Total aset

T3 = EBIT to Total Liabilities

T4 = Book Value of Equity to Book Value of Liabilities

Dengan zona diskriminan sebagai berikut:

Bila Z > 2.60 = zona “aman”

Bila 1.1 < Z < 2.60 = zona “abu-abu”

Bila Z < 1.1 = zona “distress”

Page 3: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

11

b. Springate’s Model.

Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun di

Amerika Serikat. Springate (1978) mengunakan step-wise multiple

discriminate analysis untuk memilih 4 rasio terbaik dari 19 rasio

keuangan yang paling sering digunakan. 4 rasio ini merupakan

rasio terbaik yang akan membedakan antara perusahaan gagal dan

tidak gagal. Bentuk model Springate sebagai berikut:

Z = 1.03A + 3.07B + 0.66C + 0.4D.

Z < 0.862; perusahaan diklasifikasikan “gagal”

Dimana

A = Working Capital/Total Asset.

B = Net Profit before Interest and Taxes/Total Assets

C = Net Profit before Taxes/Current Liabilities

D = Sales/Total Assets

c. Zmijewski.

Metode Zmijewski melakukan studi atau riset, dengan

menggunakan probit analisis yang diterapkan pada 40 perusahaan

yang telah bangkrut dan 800 perusahaan yang masih sehat. Kriteria

penelitian yaitu, semakin besar nilai X maka semakin besar

kemungkinan perusahaan tersebut menjadi bangkrut, lain halnya

jika bernilai negatif maka perusahaan tersebut tidak berpotensi

Page 4: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

12

untuk bangkrut. Rasio keuangan yang dianalisis menurut

Zmijewski, adalah :

Keterangan:

X=(Return On Asset) = ( EAT / Total Assets ) x 100%

X1=(Debt Ratio) = ( Total Debt/Total Asset ) x 100%

X2 (Current Ratio) = ( Current Asset/Current Liabilities ) x 100%.

Jika dalam perhitungannya, skor yang dihasilkan melebihi dari

angka 0, maka perusahaan tersebutdiprediksi akan mengalami

kebangkrutan, sebaliknya jika skor yang dihasil kurang dari 0

makaperusahaan tersebut tidak akan mengalami kebangkrutan.

2.2. Financial Distress

Financial distress atau sering disebut dengan kesulitan keuangan,

terjadi sebelum suatu perusahaan benar-benar mengalami kebangkrutan.

Menurut Ramadhani dan Lukviarman (2009)mengartikan bahwa kesulitan

keuangan (financial distress) merupakan tahapan awal sebelum terjadinya

kebangkrutan atau likuiditas dikarenakan penurunan kondisi keuangan.

Platt (2002) mendefinisikan financial distress merupakan tahap

penurunan kondisi keuanganyang terjadi sebelum mengalami kebangkrutan

ataupun likuidisi. Berdasarkan Whitaker (1999) mengilustrasikan bahwa

kondisi financial distress sebagai suatu kondisi dari perusahaan yang mengalami

Page 5: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

13

laba bersih (net profit) negative selama beberapa tahun tersebut secara berturut-

turut. Kondisi financial distress tergambar dari ketidak mampuan perusahaan

atau tidak tersediannya suatu dana untuk membayar kewajiban yang telah jatuh

tempo.

Menurut Fachrudin (2008) ada beberapa definisi kesulitan keuangan

menurut tipenya, antara lain sebagai berikut:

1. Ekonomic failure

Ekonomik failure atau kegagalan ekonomi adalah keadaan dimana

pendapatan perusahaan tidak cukup untuk menutupi total biaya, termasuk

cost of capital.Bisnis ini masih dapat melanjutkan operasinnya sepanjang

kreditur bersedia menerima tingkat pengembalian (rate of return) yang

dibawah pasar.

2. Business failure.

Kegagalan bisnis mendefinisikan sebagai bisnis yang menghentikan

operasi dengan alasan mengalami keruguan.

3. Technical insolvency.

Adapun sebuah perusahaan bisa dikatakan dalam kondisi technical

insolvency apabila suatu perusahaan tidak memenuhi kewajiban lancarnya

ketika jatuh tempo. Ketidakmampuan membayar hutang secara teknis

menunjukan bahwa perusahaan sedang mengalami kekurangan likuiditas

yang bersifat sementara, dimana jika diberikan beberapa waktu, maka

Page 6: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

14

kemungkinan perusahaan bisa membayar hutang dan bunganya tersebut. Di

sisi lain, apabila technical insolvency merupakan gejala awal kegagalan

ekonomi, ini mungkin mejadi sebuah tanda perhengtian pertama menuju

bankruptvy.

4. Insolvensi in bankruptcy.

Insolvensi in bankruptcy bisa terjadi di suatu perusahaan apabila nilai

buku hutang perusahaan tersebut melebihi nilai pasar asset saat ini. Kondisi

tersebut bisa dianggap lebih serius jika dibandingkan dengan technical

insolvency, karena pada umumnya hal tersebut merupakan tanda kegagalan

ekonomi, bahkan mengarah pada likuidari bisnis. Perusahaan yang sedang

mengalami keadaan seperti ini tidak perlu terlibat dalam tuntutan

kebangkrutan secara hukum.

5. Legal Banckruptcy.

Perusahaan dapat dikatakan mengalami kebangkrutan secara hukum

apabila perusahaan tersebut mengajukan tuntutan secara resmi sesuai

dengan undang-undang yang berlaku

Kondisi financial distress perusahaan didefinisikan sebagai kondisi di

mana hasil operasi perusahaan tidak cukup untuk memenuhi kewajiban

perusahaan (Insolvency). Insolvency dapat dibedakan dalam 2 kategori, (Emery,

Finnery, Stowe, (2004)

Page 7: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

15

1. Technical Insolvency.

Bersifat sementara dan munculnya karena perusahaan kekurangan kas

untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek.

2. Bankruptcy Insolvency.

Bersifat lebih serius dan munculnya ketika total nilai hutang melebihi

nilai total aset perusahaan atau nilai ekuitas perusahaan negatif. Banyak

faktor yang dapat menyebabkan perusahaan menghadapi financial distress

yaitu antara lain kenaikan biaya operasi, ekspansi berlebihan, ketinggalan

teknologi, kondisi persaingan, kondisi ekonomi, kelemahan manajemen

perusahaan dan penurunan aktifitas perdagangan industri (Wruck, 1990

dalam Whitaker, 1999).

Dalam kondisi ekonomi yang tidak buruk, kebanyakan perusahaan yang

mengalami financial distress adalah akibat dari kelemahan manajemen

(Whitaker, 1999). Menurut Martin (1995) kebangkrutan didefinisikan ke dalam

beberapa pengertian, yaitu:

1. Economic distress.

Berarti perusahaan kehilangan uang atau pendapatan sehingga tidak

mampu menutup biaya sendiri karena tingkat laba yang lebih kecil dari biaya

modal atau nilai sekarang dan arus kas perusahaan lebih kecil dari

kewajiban.Kegagalan terjadi bila arus kas perusahaan sebenarnya jauh di

bawah arus kas yang diharapkan atau tingkat pendapatan atas biaya historis

Page 8: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

16

dan investasinya lebih kecil daripada biaya modal perusahaan yang

dikeluarkan untuk sebuah investasi.

2. Financial distress.

Berarti kesulitan dana untuk menutup kewajiban perusahaan atau

kesulitan likuiditas yang diawali dengan kesulitan ringan sampai pada

kesulitan yang lebih serius, yaitu jika hutang lebih besar dibandingkan

dengan aset. Definisi financial distress yang lebih pasti sulit dirumuskan

tetapi terjadi dari kesulitan ringan sampai berat.

Indikator yang menunjukkan apakah suatu perusahaan mengalami

financial distress antara lain ditandai dengan adanya pemberhentian tenaga kerja

atau hilangnya pembayaran dividen, serta arus kas yang lebih kecil daripada

hutang jangka panjang (Whitaker, 1999), atau jika selama 2 tahun mengalami

laba bersih operasi negatif dan selama lebih dari 1 tahun tidak melakukan

pembayaran dividen, sedangkan Wahyujati (2000) mendefinisikan financial

distress jika perusahaan mengalami net income negatif selama 3 tahun.

Menurut Damodaran (1997), faktor penyebab financial distress dari dalam

perusahaan lebih bersifat mikro. Adapun faktor-faktor dari dalam perusahaan

tersebut adalah :

1. Kesulitan arus kas.

Terjadi ketika penerimaan pendapatan perusahaan dari hasil kegiatan

operasi tidak cukup untuk menutupi beban-beban usaha yang timbul atas

aktivitas operasi perusahaan.Selain itu kesulitan arus kas juga bisa

Page 9: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

17

disebabkan adanya kesalahan manajemen ketika mengelola aliran kas

perusahaan dalam melakukan pembayaran aktivitas perusahaan dimana dapat

memperburuk kondisi keuangan perusahaan.

2. Besarnya jumlah hutang.

Kebijakan pengambilan hutang perusahaan untuk menutupi biaya yang

timbul akibat operasi perusahaan akan menimbulkan kewajiban bagi

perusahaan untuk mengembalikan hutang di masa mendatang. Ketika tagihan

jatuh tempo, sedangkan perusahaan tidak mempunyai cukup dana untuk

melunasi tagihan-tagihan tersebut,maka kemungkinan yang dilakukan

kreditur adalah melakukan penyitaan hartaperusahaan untuk menutupi

kekurangan pembayaran tagihan tersebut.

3. Kerugian dalam kegiatan operasional perusahaan selama beberapa tahun.

Dalam hal ini merupakan kerugian operasional perusahaan yang dapat

menimbulkan arus kas negatif dalam perusahaan.Hal ini dapat terjadi karena

beban operasional lebih besar dari pendapatan yang diterima perusahaan.

Meskipun suatu perusahaan dapat mengatasi tiga masalah di atas, belum

tentu perusahaan tersebut dapat terhindar dari financial distress, itu karena masih

terdapat faktor eksternal perusahaan yang dapat menyebabkan financial distress.

Menurut Damodaran (1997) faktor eksternal perusahaan lebih bersifat

makro, dimana cakupannya lebih luas.Faktor eksternal dapat berupa kebijakan

pemerintah yang dapat menambah beban usaha yang ditanggung perusahaan,

misalnya tarif pajak yang meningkat dapat menambah beban perusahaan.Selain

Page 10: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

18

itu masih ada kebijakan suku bunga pinjaman yang meningkat, dimana bisa

menyebabkan peningkatan beban bunga yang ditanggung perusahaan.

Financial distress dapat diketahui melalui analisis laporan keuangan

perusahaan dari tahun-tahun sebelumnya.Analisis laporan keuangan merupakan

alat informasi untuk membantu para manajemen dalam mengambil keputusan.

(Fadrih 1999)

Menurut (Munawir, 2004: 64) analisislaporan keuangan

dapatdilakukan dengan analisis rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan

perhitungan dan perbandingan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah

yang lain, dengan menggunakan analisis ini dapat menjelaskan

atau memberi gambaran mengenai baik buruknya kondisi atau

posisikeuangan suatu perusahaan. Rasio keuangan juga merupakan salah satu

bentuk informasi akuntansi yang penting dalam proses penilaian kinerja

perusahaan dan dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan.

Sehingga dengan analisis rasio maka perusahaan akan termotivasi untuk

mengadakan koreksi terhadap keadaan yang sedang terjadi kondisi ekonomi

perusahaan yang bersangkutan serta memperbaiki kelemahan-kelemahan yang

ada dalam perusahaan agar masalah yang timbul dalam perusahaan tidak menjadi

lebih parah lagi dan menimbulkan kebangkrutan.Perusahaan dapat dikatakan

mengalami kebangkrutan secara hukum apabila perusahaan tersebut mengajukan

tuntutan secara resmi sesuai dengan undang-undang yang berlaku (Brigham dan

Gapenski, 1997).

Page 11: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

19

2.3. Pengertian Bank

Undang-undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang

“Perbankan” ( Ade Arthesa dan Edia Handiman, 2006:6) menyebutkan bank

adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat biasa.

Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas bahwa bank

merupakan perusahaan yang bergerak dlam bidang keuangan, artinya aktivitas

perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.Kasmir, (2008)

2.4. Laporan Keuangan Bank

Dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan standar

akuntansi keuangan, laporan keuangan merupakan bagian dari propses pelaporan

keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan

laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam

berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana),

catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral

dari laporan keuangan. (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007).

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007) dalam PSAK No.31

tentang Akuntansi Perbankan, laporan keuangan bank terdiri dari:

a. Neraca

Page 12: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

20

Bank menyajikan asset dan kewajiban dalam neraca berdasarkan

karakteristiknya dan disusun berdasarkan urutan likuiditasnya.

b. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi bank menyajikan secara terperinci unsur pendapatan dan

beban, serta membedakan aantara unsur-unsur pendapatandan beban yang

bersal dari kegiatan operasional dan non operasional.

c. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan

diklasifikasikan menurut menurut aktivitas operasi, investasi daan

pendanaan.

d. Laporan Perubahan Ekuitas.

Laporan perubahan ekuitas menyajikan peningkatan dan penurunan asset

bersih atau kekayaan bank selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip

pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan

keuangan.

e. Catatan Atas Laporan Keuangan.

Catatan atas laporan keuangan membantu menjelaskan perhitungan item

tertentu dalam laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih

komperhensif dari kondisi keuangan perusahaan.

2.5. Manfaat Laporan Keuangan

Sesuai dengan Statement of Financial Accounting Concepts No. 1 tentang

Tujuan dari pelaporan keuangan untuk menyediakan informasi yang bermanfaat

Page 13: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

21

kepada investor, kreditor dan pemakai lainnya, baik yang sekarang dan potensial

pada pembuatan keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis secara

rasional. Tujuan kedua pelaporan keuangan untuk menyediakan informasi untuk

membantu investor, kreditor, dan pemakai lainnya baik yang sekarang maupun

yang potensial dalam menilai jumlah, waktu dan ketidakpastian dari prospective

penerimaan kas dari deviden atau bunga. (Scott, 2000).

2.6. Penggunaan Laporan Keuangan dan Kebutuhan Informasi

Laporan keuangan beserta pengungkapannya dibuat perusahaan dengan

tujuan memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan –

keputusan investasi dan pendanaan, seperti yang dinyatakan dalam SFAC No. 1.

Yulia Purwanti (2005) bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi :

1. untuk keputusan investasi dan kredit.

2. mengenai jumlah dan timing arus kas.

3. mengenai aktiva dan kewajiban.

4. mengenai kinerja perusahaan.

5. mengenai sumber dan penggunaan kas.

6. penjelas dan interpretif.

7. untuk menilai stewardship.

Ketujuh tujuan ini terangkum dengan disajikannya laporan laba rugi,

neraca, laporan arus kas dan pengungkapan laporan keuangan.

Page 14: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

22

Menurut PSAK No. 1 Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum

adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus

kas, perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna

laporan dalam rangka membuat keputusan – keputusan ekonomi serta

menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan

sumber – sumber daya yang dipercayakan kepada mereka dalam rangka

mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi

mengenai perusahaan yang meliput:

1. aktiva,

2. kewajiban,

3. ekuitasi.

4. pendapatan, beban termasuk keuntungan dan kerugian.

5. arus kas.

Menurut (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007:2-3) pengguna laporan

keuangan meliputi:

a. Investor, membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah

harus membeli, menanam, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham

juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai

kemampuan perusahaan membayar deviden.

b. Karyawan, menggunakan laporan keuangan untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja, dan

kesempatan kerja.

Page 15: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

23

c. Pemberi pinjaman, menggunakan informasi keuangan untuk memutuskan

apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

d. Pemasok dan kreditur usaha lainnya, mereka tertarik dengan informasi yang

memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang

akan dibayar pada saat jatuh tempo.

e. Pelanggan, berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup

perusahaan, terutama kalau mereka terikat dengan perjanjian jangka panjang

dengan, atau bergantung pada perusahaan.

f. Pemerintah, membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan,

menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik

pendapatan nasional dan statistik lainnya.

g. Masyarakat, laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan

menyediakan informasi kecenderungan (tren) dan perkembangan terakhir

kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

2.7. Rasio Keuangan Bank

Menurut Muljono (1999) rasio keuangan bank terdiri dari:

a. Rasio likuiditas bank.

Rasio likuiditas bank digunakan untuk mengetahui kemampuan bank

memenuhi kewajiban yang akan jatuh tempo.

b. Rasio rentabilitas bank .

Page 16: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

24

Rasio rentabilitas bank untuk mengetahui kemampuan bank di dalam

menghasilkan laba dari operasi usaha.

c. Rasio risiko usaha bank

Rasio risiko usaha bank digunakan untuk mengukur besarnya risiko-risiko

dalam menjalankan usahanya.

d. Rasio permodalan .

Analisa rasio permodalan sering disebut sebagai analisa solvabilitas atau

capital adequancy analysis. Analisa rasio ini untuk mengetahui apakah

permodalan bank yang ada telah mencukupi untuk mendukung kegiatan

bank yang akan dilakukan secara efisien dan mapu untuk menyerap

kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan.

e. Rasio efisiensi usaha

Rasio efisiensi usaha digunakan untuk mengukur performance manajemen

suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor-faktor produksinya

dengan tepat guna dan berhasil guna serta tingkat efisiensi manajemen bank.

2.8. Faktor Faktor Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tentang Sistem

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, penilaian tingkat kesehatan bank

mencakup penilaian terhadap factor faktor sebagai berikut:

a. Capital

Page 17: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

25

Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penilaian terhadap

komponen-komponen sebagai berikut: kecukupan, komposisi, dan

proyeksi (trend ke depan) permodalan serta kemampuan permodalan

Bank dalam mengcover aset bermasalah; kemampuan Bank memelihara

kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan, rencana

permodalan Bank untuk mendukung pertumbuhan usaha, akses kepada

sumber permodalan, dan kinerja keuangan pemegang saham untuk

meningkatkan permodalan Bank

b. Asset Quality

Penilaian terhadap faktor kualitas aset meliputi penilaian terhadap

komponen-komponen sebagai berikut: kualitas aktiva produktif,

konsentrasi eksposur risiko kredit, perkembangan aktiva produktif

bermasalah, dan kecukupan penyisihan penghapusan aktiva produktif

(PPAP), kecukupan kebijakan dan prosedur, sistem kaji ulang (review)

internal, sistem dokumentasi, dan kinerja penanganan aktiva produktif

bermasalah.

c. Management.

Penilaian terhadap faktor manajemen meliputi penilaian terhadap

komponen-komponen sebagai berikut: kualitas manajemen umum dan

penerapan manajemen risiko; kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang

berlaku dan komitmen kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya.

Page 18: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

26

d. Earning .

Penilaian terhadap faktor rentabilitas meliputi penilaian terhadap

komponen-komponen sebagai berikut: pencapaian return on assets

(ROA), return on equity (ROE), net interest margin (NIM), dan tingkat

efisiensi Bank; perkembangan laba operasional, diversifikasi pendapatan,

penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya, dan

prospek laba operasional.

e. Liquidity.

Penilaian terhadap faktor likuiditas meliputi penilaian terhadap

komponen komponen sebagai berikut: rasio aktiva/pasiva likuid, potensi

maturity mismatch, kondisi Loan to Deposit Ratio (LDR), proyeksi cash

flow, dan konsentrasi pendanaan; kecukupan kebijakan dan pengelolaan

likuiditas (assets and liabilities management / ALMA), akses kepada

sumber pendanaan, dan stabilitas pendanaan.

f. Sensitivity to Market Risk.

Penilaian terhadap faktor sensitivitas terhadap risiko pasar meliputi

penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: kemampuan

modal Bank dalam mengcover potensi kerugian sebagai akibat fluktuasi

(adverse movement) suku bunga dan nilai tukar; kecukupan penerapan

manajemen risiko pasar.

Page 19: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

27

2.9. Penelitian Terdahulu

TABEL 2.9

DAFTAR PENELITIAN EMPIRIS TERDAHULU TAHUN 2010-2016

NO TAHUN NAMA JUDUL KETERANGAN

1 2012 Iskandar Putong:

Engelwati Gani

Analisis Kesulitan KeuanganPerusahaan Perbankan DanLembaga Pembiayaan

Model analisis diskriminan yangmenggunakan Altman Z-scoreyang memeriksa laporankeuangan perusahaan selama 3tahun menunjukkan bahwaperusahaan yang telah go publicmemiliki kinerja keuangan yangbaik. Dua dari empat perusahaanyang diteliti, pada kenyataannya,diperkirakan secara teoretisbangkrut karena perusahaantersebut sedang mengalamikesulitankeuangan.

2 2012 Mokhamad IqbalDwi Nugroho

Analisis Prediksi FinancialDistress DenganMenggunakan Model AltmanZ-ScoreModifikasi 1995(Studi KasusPada Perusahaan ManufakturYang Go Public di IndonesiaTahun 2008 sampai denganTahun 2010)

Penelitian ini meneliti tentangprediksi financial distress yangmenggunakan model Altman Z-Score 1995 dengan cut off teoridari Brigham dan Houston,sekaligus meneliti tentangpengaruh variable rasio NetWorking Capital to TotalAssets(X1), Retained Earning to TotalAssets (X2), Earning BeforeInterest and Taxto Total Assets(X3), dan Book Value of Equity toTotal Liability (X4)terhadapprediksi financialdistress untuk perusahaanperusahaan yang mengalamidistressmaupun prediksifinancial distress untukperusahaan perusahaan yang

Page 20: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

28

mengalaminon distress. AnalisisZ-Score sendiri merupakansebuah alat prediksikebangkrutanyang dibuat olehDr. Edward I. Altman pada tahun1968. Metode inimenggunakanrasio-rasio tertentudalam rangka memprediksiresiko kebangkrutansebuahperusahaan. Metode inijuga telah mengalami modifikasipada tahun 1995,denganmengubah beberapavariable dalam formula Z-Scorenya.

Menurut perhitungan prediksiyang sudah dilakukan, bahwaterdapat 10 perusahaanmengalami distress dan 78perusahaan mengalami nondistress. Dari hasil pengolahanmenggunakan SPSS,menghasilkan persamaan Z = -0,175 + 0,059 X + 0,846 X2 +3,777 X3 + 0,069 X4. Lalu, nilaitingkat kebenaran klasifikasiuntuk perusahaan distresssebesar 73,3% dan nilai tingkatkesalahan klasifikasinya sebesar26,7%. Sedangkan nilai tingkatkebenaran klasifikasi untukperusahaan non distress sebesar86,2% dan nilai tingkatkesalahan klasifikasinya sebesar13,8%. Dalam penelitian iniVariabel rasio Net WorkingCapital to Total Assets (X1),RetainedEarning to Total Assets(X2), Earning Before Interest andTax to Total Assets (X3),danBook Value of Equity to Total

Page 21: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

29

Liability (X4) berpengaruh positifterhadapfinancial distress.

3 2013 Lailatul Fitrikah Analisis Penggunaan MetodeZ-Score Altman UntukMemprediksi PotensiKebangkrutan PerusahaanPerbankan Go PublicDiBursa Efek Indonesia Periode2009-2011

Metode penelitian yangdigunakan dalam penelitianadalah metode enelitian kualitatifdengan pendekatan deskriptif.Obyek penelitian ini adalah 15perusahaan perbankan yang telahmenerbitkan laporan keuanganselama 3 tahun terakhir. Datayang diambil adalah datasekunder yang berupa laporankeuangan perusahaan. Padapenelitian ini metodepengumpulan data adalah dengandokumentasi dan studi pustaka.

Hasil penelitian menunjukkanbahwa keseluruhan perusahaanperbankan yang menjadi objekpenelitian berada dalam kategoriperusahaan tidak sehat ataudiprediksi akan mengalamikebangkrutan (nilai Z-score dibawah 1,81 dan bahkan negatif),yaitu Bank Agroniaga Tbk, BankCentral Asia Tbk, Bank NegaraIndonesia (Persero) Tbk, BankRakyat Indonesia (Persero) Tbk,Bank Tabungan PensiunanNasional Tbk, Bank BukopinTbk, Bank Bumi Arta Tbk, BankCIMB Niaga Tbk, BankDanamon Indonesia Tbk, BankICB Bumiputera Tbk, BankInternasional Indonesia Tbk,Bank Mayapada InternasionalTbk, Bank NusantaraParahyangan Tbk, Bank OCBCNISP Tbk, dan Bank PanIndonesia Tbk. Namun sampai

Page 22: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

30

saat ini bank-bank tersebut masihberoperasi karena bank-banktersebut masih mempunyai nilaiCAR yang tinggi, yaitu rata-ratamencapai 16%. Sesuai arahkebijakan Bank Indonesia, bankyang memiliki nilai CAR diatas8% bank tersebut masih bisaberoperasi.

4 2013 Risco Ch.S.

Ondang

AnalisisFinancial DistressDengan MenggunakanMetode Altman Z-ScoreUntukMemprediksiKebangkrutanPada Perusahaan (Studi PadaPerusahaan TelekomunikasiYang Terdaftar Di BursaEfek Indonesia Periode 2008-2012)

Model yang digunakandalampenelitian ini adalahmetode Altman ZScore dapatmenunjukkan kondisi dari suatuperusahaan apakah perusahaantersebut berada dalam kondisikesulitan keuangan atau tidakdandapat juga digunakan sebagaiperingatan awal agar perusahaandapat terhindar darikebangkrutan.

Hasil penelitian menunjukkanbahwa ada keempat perusahaanyang mengalami masalahlikuiditas masuk ke dalamkondisi keusulitan keuangan dandapat mengarah padakebangkrutan usaha yaitu padaperusahaan XL padatahun 2008dan 2009, kemudian padaperusahaan Indosat pada tahun2009 sampai tahun 2011selanjutnya pada perusahaanBTEL pada tahun 2009 sampaitahun 2012 dan yang terakhirpada perusahaan Smartfren padatahun 2008 sampai 2012.Keempat perusahaan inimengalami nilaiworkingcapitalto total asset yang rata-rata negatif selama kurun limatahun. kemudian untuk

Page 23: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

31

perusahaan BTEL dan Smartfrenditambah dengan rata-rata nilairetained earning to total assetserta nilai EBIT to totalassetperusahaan yangnegatif.

5 2013 Leony

Diosesantry Sirait

Analisis Rasio Z-ScoreAltman Untuk MemprediksiKondisiFinancial Distress PadaPerusahaan Manufaktur YangTerdaftar Di Bursa EfekIndonesia

Penelitian ini bertujuan untukmengetahui prediksikebangkrutan perusahaan denganmenggunakan rasio keuanganmodel Altman pada perusahaanmanufaktur yang terdaftar diBursa Efek Indonesia.

Hasil Penelitian menunjukkanbahwa rasio keuangan modelAltman dan ukuran perusahaandapat memprediksi kebangkrutanpada perusahaan manufakturyang terdaftar di Bursa EfekIndonesia. Nilai Adjusted Rsquare adalah 0,658 atau sebesar65,8%, mengindikasikan bahwavariable variabel dalampenelitian ini dapat menjelaskankebangkrutan. Sedangkansisanya sebesar 34,2% dijelaskanoleh faktor lain yang tidakdimasukkan dalam model regresi.

6 2015 Suharto AnalisisPrediksiFinancialDistressDan Kebangkrutan PadaPerusahaan- PerusahaanYang ListingDalam DaftarEfek Syariah Dengan ModelZ-Score

Model yang digunakan dalampenelitian yaitu rasio-rasioAltman Z-Score sebagai alatuntuk melihat Seberapa besarpotensi kebangkrutan perusahaanyang meliputi Working Capital toTotal Assets Ratio, RetainedEarning to TotalAssets Ratio,Earning Before Interest and Taxto Total Assets Ratio,Book Valueof Equity to Book Value of TotalLiabilities, Sales to TotalAssetsRatio.

Page 24: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

32

Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa selama periodepengamatan terdapat beberapaperusahaan yang berada padakondisi bangkrut. Pada tahun2011 sebanyak 11 perusahaanatau 17,7% berada pada kondisibangkrut, 16 atau 25,8% dalamkondisi grey area dan 35 atau56,5% perusahaan dalamkategori sehat. Tahun 2012terdapat 16 atau 56,8%perusahaan dalam kondisibangkrut, 17 atau 27,4% dalamkondisi grey area, dan 29 atau46,8% perusahaan dalam kondisisehat. Sedangkan tahun 2013terdapat 18 atau 29,0%perusahaan dalam keadaanbangkrut, 15 atau 24,2%perusahaan dalam kondisi greyarea, dan 29 atau 46,8%perusahaan dalam kondisi sehat.

7 2015 Anesia Anggun

Kinanti

AnalisisFinancial DistressDengan Menggunakan ModelAltman Z-Score PadaPerusahaan Manufaktur YangTerdaftar Di Bei

Permasalahan dalam penelitianini adalah Apakah perusahaanmanufaktur yang terdaftar BEIperiode 2011 sampai dengan2013 berpotensi mengalamikebangkrutan berdasarkanpenerapan Altman Zscore.

Kesimpulan hasil penelitian iniadalah selama periodepengamatan menunjukkan bahwadata penelitian sebanyak limaperusahaan tekstil dan garmen gopublic beberapa diantaranyamengalami kesulitan keuangan.Tahun 2011, 40% perusahaanmengalami prediksikebangkrutan dibawah 1,81, dan

Page 25: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

33

60% berada pada sehat. Tahun2012, terdapat perusahaan yangmengalami penurunan kondisikeuangan dengan adanya 20%berada pada keadaan sehat yangmenurun dari tahun sebelumnya,40% pada keadaangrey areayang pada tahun sebelumnyatidak ada, dan 40% pada keadaanbangkrut. Tahun 2013, terdapatperusahaan yang mengalamiperbaikan kondisi keuangan danada pula yang semakin menurunyaitu 60%pada keadaan bangkrutdan 40% berada pada keadaansehat.

8 2016 IchaCahyaningtyas,

UntungSriwidodo,

Setyaningsih Sri

Utami

AnalisisFinancial DistressMenggunakan Model AltmanZ-Score Pada PerusahaanAsuransi Yang Listing DiBursa Efek Indonesia Tahun2011 -2014

This study aims to determine thefinancial condition of insuranecompanies listed on theIndonesia Exchange from 2011-2014. By sing the Altman ZScoreto see how much financialdistress on the insurancecompanies, amounting to 9companie.

The results showed a total of 9insurance companies that wentpublic there are still some whoare greeting bankrupt condition.In 2011, as many as 22,2% ofcompanies declared bankrupt,77,9% gray area, and 0%declared healthy. In 2012, asmany as 55,6% of companies isdeclared bankrupt, 44,4% grayarea, and 0% declared healthy.In 2013, as many as 44,4% ofcompanies is declared bankrupt,55,6% gray area, and 0%declared healthy. In 2014, asmany as 55,6% of companies was

Page 26: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

34

declared bankrupt, 44,4% grayarea, and 0% declared healthy.

9 2017 Katarina IntanAfni Patunrui ,

Sri Yati

Analisis Penilaian FinancialDistress MenggunakanModel Altman (Z-Score) Pada PerusahaanFarmasi Yang Terdaftar diBursa Efek IndonesiaPeriode 2013-2015

Penelitian ini bertujuan untukmengetahui penilaian financialdistress terhadap perusahaanfarmasi yang terdaftar di BursaEfek Indonesia denganmenggunakan model Altman ZScore.

Hasilnya menunjukkan bahwamodel Altman Z-Score dapatdiimplementasikan dalammendeteksi kemungkinanfinancial distress padaperusahaan farmasi. Satu darisepuluh perusahaan memilikinilai terendah dari Z Score danmengalami tekanan keuangan.Selama dua tahun, perusahaanberada dalam zona tertekannamun di tahun ketiga,perusahaan tersebut berhasilmeningkatkan nilai perusahaandan masuk dalam zona abu-abu.Perusahaan ini harus terusberusaha dalam rangkamenstabilkan pemanfaatan asetdan keuangan perusahaan untukmendapatkan keuntunganmaksimal, dan sampaidinyatakan sebagai perusahaanyang sehat.

10 2017 Desi Mila Sari Prediksi PotensiFinancialDistressAnalisisModelAltman Z-Score(StudiPada Bank MuamalatIndonesia Periode 2012-2015)

Jenis penelitian ini adalahpenelitian kuantitatif diskriptif.Obyek penelitian ini adalah BankMuamalat Indonesia. Denganmenggunakan sampel laporankeuangan periode 2012-2015pada Bank Muamalat Indonesia.Metode analisis data

Page 27: BAB II LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1861/2/BAB II.pdf · Springate’s Model. Model ini mengikuti prosedur model Altman yang dibangun

35

menggunakan metodediskriminan Altman Z-score.

Hasil perhitungan Z-Score untukmemprediksi kebangkrutan padaBMI atas laporan keuanganselama 4 tahun dari tahun 2012 –2015 semuanya menghasilkannilai Z-Score yang lebih kecildari 1,81 sehingga dapatdikatakan akan mengalamikemungkinan kebangkrutan.