bab ii landasan pemikiran teoretis ii.1. tinjauan …thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2009-2-00536-ak bab...
TRANSCRIPT
20
BAB II
LANDASAN PEMIKIRAN TEORETIS
II.1. Tinjauan Pustaka
II.1.1 Pengertian Akuntansi dan Laporan Keuangan
Akuntansi memegang peranan penting dalam system ekonomi, karena akuntansi
meneyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh berbagai individu untuk
membuat penilaian dan pengambilan keputusan. Informasi yang dibutuhkan harus sesuai
dengan kebutuhan para pemakai informasi tersebut.
Mengacu pada pendapat Hongren, Horrison, Robinson dalam bukunya
“Accounting” dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan suatu system yanbg
menyediakan dam memproses informasi kuantitatif dari aktivitas bisnis kedalam
laporan-laporan, yang diharapkan dapat berguna bagi pengembil keputusan ekonomi.
Laporan yang disajikan oleh akuntasi disebut laporan keuangan.
Laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan kepada semua pihak yang
berkepentingan dengan eksistensi perusahaan, pada dasarnya merupakan hasil akhir dari
proses akuntansi yaitu pelaporan dari sekian banyak transaksi dan peristiwa yang terjadi
dalam perusahaan selama suatu periode tertentu. Transaksi-transaksi dan peristiwa yang
bersifat financial tersebut dicatat, diklasifikasikan, dan diikhtisarkan dengan cara yan
gtepat kedalam laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut digunakan untuk
mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan tersebut.
21
Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan mendefinisikan
laporan keuangan tersebut sebagai berikut :
“ Laporan keuangan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti
laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan
dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industry dan
geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”
Mengacu pada pendapat Munawir, laporan keuangan merupakan hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Kieso dalam bukunya yang berjudul “Intermediate Accounting” Laporan
keuangan adalah :
A.“ The principle means through which financial information is
communicated to those outside and enterprise. These statement provide the
firm’s history quantified in money terms.”
B. “Financial statement are products of a financial reporting process
governed by accounting rules and standards, managerial incentives and
enforcement and monitoring mechanism.
22
Berdasarkan Pengertian laporan keuangan diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa laporan keuangan terdiri dari lima komponen utama antara lain adalah neraca,
laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan yang merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang menyediakan banyak
informasi penting mengenai operasi perusahaan dimana laporan keuangan tersebut
disusun dan disajikan berdasarkan standar dan peraturan akuntansi yang berlaku.
II.1.2. Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan disajikan untuk memberikan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan.
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau
pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntasi Indonesia dalam pemnyajian laporan
keuangan adalah :
“ Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi
tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat
bagi sebagian besar kalangan pengguna, dalam rangka membuat keputusan-
keputusan ekonomi serta menjalankan pertanggung jawaban (stewardship)
manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka.”
Mengacu pada pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan
bertujuaan memberikan informasi yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
23
pengambilan keputusan ekonomi, dimana lima komponen utama laporan keuangan yang
terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan
catatan atas laporan keuangan masing-masing menyediakan informasi tersendiri. Neraca
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan meliputu aktiva, kewajiban,
atau hutang dan ekuitas perusahaan. Informasi yang berguna untuk mengevaluasi kinerja
perusahaan dimasa lalu untuk menentukan aktivitas investasi serta mengukur kesuksesan
kegiatan operasi perusahaan yang terdapat dalam laporan laba-rugi dan laporan kas.
Laporan perubahan ekuitas berisikan informasi mengenai perubahan posisi keuangan
perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih selama
periode tertentu. Sedangkan informasi tambahan atau penjelasan rincian jumlah yang
tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas,
disajikan dalam catatan atas laporan keuangan yang disebut notes to financial statement.
II.1.3. Bentuk Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
A. Neraca
Neraca disusun berdasarkan pada tingkaty likuiditas dimana komponen-
komponen neraca meliputi active (assets), kewajiban atau hutang (liabilities),
dan ekuitas (equities).
24
Neraca minimal mencakup pos-pos berikut :
1. Aktiva berwujud
2. Aktiva tidak berwujud
3. Aktiva keuangan
4. Investasi yang diperlukan
6. Piutang usaha dan piutang lainnya
7. Kas dan setara kas
8. Hutang usaha dan hutang lainnya
9. Kewajiban yang diestimasi
10. Kewajiban berbunga jangka panjang
11. Hak minoritas
12. Modal saham dan pos ekuitas lainnya
Pos-pos neraca diatas disesuaikan dengan bidang yang dijalankan oleh
perusahaan, lebih lanjut untuk menghindari kesalahan pengelompokan pos-pos
dalam neraca dapat dilihat dalam penjelasan sebagai berikut :
A. Aktiva
25
Aktiva merupakan sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan
sebagai akibat dari transaksi atau peristiwa masa lalu yang dapat
mendatangkan manfaat ekonomi dimasa mendatang.
Aktiva dapat digolongkan atas :
1. Aktiva lancar (Current Assets)
Adalah aktiva yang dijadikan uang tunaidalam siklus
operasionaldengan jangka waktu relative singkat, pada umumnya
kurang dari satu tahun, misalnya kas (cash), piutang lancer
(Account Receivable), Surat-surat berharga (Marketable
Securities), Persediaan barang (inventory).
Menurut Standar Akuntansi Keuangan, suatu aktiva
diklasifikasikan sebagai aktiva lancer, jika aktiva tersebut :
a. Diperkirakan akan direalisasikan atau dimiliki untuk dijual
atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal
perusahaan, atau dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk
tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasi dalam
jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca, atau
b. Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
2. Aktiva tidak lancar ( Non current Asset )
26
Aktiva tidak lancer menurut Standar Akuntansi Keuangan adalah
aktiva yang tidak termasuk dalam kategori yang
diklasifikasikandalam aktiva lancer.
Aktiva tidak lancar meliputi investasi jangka panjang, aktiva tetap
, seperti bangunan,m mesin, peralatan, dan lainnya. Aktiva tidak
berwujud dan aktiva tetap lainnya seperti pajak penghasilan yang
ditangguhkan.
Aktiva tetap merupakan aktiva berwujud yang diperoleh
perusahaan yang dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan
normal operasi perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih
dari satu tahun yang digunakan dalam operasi perusahaan.
B. Pasiva
Pasiva menggambarkan sumber dana untuk pembiayaan perusahaan.
Pada sisi pasiva terbagi atas dua bagian yaitu :
1. Kewajiban (Liabilities)
Kewajiban adalah hutang perusahaan masa kini yang timbul
sebagai akibat dari transaksi atau peristiwa masa lalu dimana
penyelesaiaannya diharapkan mengakibatkan arus kas keluar dari
sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi ke
entitas lain.
Kewajiban dapat digolongkan menjadi :
27
a. Kewajiban jangka pendek (Current Liabilities)
Menurut Standar Akuntansi Keuangan, suatu kewajiban
diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek, jika:
a. “Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu
siklus operasi perusahaan.” Atau
b. Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari
tanggal neraca.”
Dapat dikatakan kewajiban jangka pendek apabila dibayar
dalam kegiatan operasi, jangka waktunya dalam dua belas
bulan, dan adanya keberadaan modal kerja.
b. Kewajiban Jangka panjang ( Long Term Liabilities)
Menurut Standar Akuntansi Keuangan:
“Semua kewajiban lainnya diklasifikasikan sebagai kewajiban
jangka panjang.”
Kewajiban jangka panjang merupakan suatu kewajiban yang
timbul akibat adanya peristiwa atau transaksi masa lalu yang
digharapkan akan diselesaikan atau dibayar dalam jangka
waktu lebih dari dua belas bulan.
2. Ekuitas ( Equity )
28
Merupakan sejumlah uang yang ditanamkan dalam sebuah
perusahaan untuk menjalankan kegiatan usahanya. Dalam
perseroan Terbatas, pemilik modal disebut pemegang saham
karena modal berwujud saham.
Selain itu juga terdapat laba rugi yang diperoleh perusahaan atau
penjualan saham dan laba yang ditahan yang digunakan untuk
investasi kembali di dalam menjalankan kegiatan perusahaan
(retained earning).
A. Laporan Laba Rugi
Adalah ikhtisar dari penghasilan dan beban suatu perusahaan dalam periode
tertentu, misalnya sebulan atau setahun.
Mengacu pada pendapat Munawir laporan laba rugi adalah suatu laporan yang
sistematis tentang penghasilan biaya, rugi laba yang diperoleh suatu perusahaan
selama periode tertentu.
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi menurut Standar Akuntansi
Keuangan adalah :
1. Pendapatan
2. Laba atau rugi perusahaan
3. Beban pinjaman
29
4. Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlakukan
menggunakan metode ekuitas.
5. Beban pajak
6. Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan
7. Pos luar biasa
8. Hak minoritas
9. Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan
Dalam literature akuntasi laporan laba rugi diturunkan dari istilah income
statement, profit and loss statement, operating statement, dan earnis statement.
Bentuk dari laporan laba rugi yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:
a. Laporan laba rugi bentuk langsung ( Single Step Income Statement )
Dalam laporan laba rugi bentuk langsung, hanya ada dua pengelompokan
yaitu pendapatan dan beban.
b. Laporan laba rugi bertahap ( Multiple Step Income Statement )
Dalam laporan ini memisahkan transaksi operasi dan non operasi, serta
menandingkan biaya dan beban dengan pendapatan yang berhubungan.
Elemen laporan laba rugi ditentukan oleh Standar Akuntansi Keuangan
paragraph 70 dibagi menjadi :
30
1. Penghasilan (Income), adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanaman modal.
Berdasarkan pengertian diatas, penghasilan meliputi :
a. Pendapatan ( Revenue ), yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas
perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda
seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga royalty dan sewa.
b. Keuntungan (gains), yaitu pos lainnya yang memenuhi definisi
penghasilan dan mungkin timbul atau tidak timbul dalam pelaksanaan
aktivitas perusahaan yang biasa.
2. Beban (Expenses), adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurang nya aktiva
atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang
tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Definisi modal
mencakup :
a. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang
biasa, yang biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva
seperti kas (dan setara kas), persediaan, dan aktiva tetap.
31
b. Kerugian (losses), yaitu pos lainnya yang memenuhi definisi beban,
dan mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dalam pelaksanaan
aktivitas perusahaan biasa.
B. Laporan Perubahan Modal (Statement of Owner’s or Stockholder’s Equity)
Adalah ikhtisar perubahan modal pemilik suatu perusahaan yang telah terjadi
dalam suatu periode tertentu, misalnya sebulan atau setahun.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, perusahaan harus menyajikan laporan
perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan yang
menunjukkan :
1. Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan,
2. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta
jumlahnya yang berdasarkan PSAK diakui secara langsung dalam ekuitas
3. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan
perbaikkanterhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK
terkait
4. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik
5. Saldo akumulasi laba rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya
6. Rekonsiliasi antara nilai tercatat masing-masing jenis modal agio saham, dan
cadangan pada awal dan akhir peride yang menunjukkan secara terpisah
setiap perubahan.
32
C. Laporan Arus Kas ( Cash Flow Statement )
Adalah suatu ikhtisar penerimaan dan pengeluaran kas dari sebuah kesatuab
usaha untuk suatu periode tertentu seperti sebulan atau setahun.
Mengacu pada pendapat Munawir dalam buku analisis laporan keuangan adalah :
“ Laporan Perubahan kas atau cash flow statement adalah laporan
sumber dan penggunaankas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama
satu periode dan memberikan alas an mengenai perubahan kas tersebut dengan
menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannya.”
Dalam laporan arus kas terdapat tiga kegiatan :
1. Aktivitas operasi, adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan
dan aktivitas lain selain aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
2. Aktivitas investasi, adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang
serta aktivitas lain yang tidak termasuk setara kas.
3. Aktivitas pendanaan, adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi modal dan pinjaman usaha.
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk menghitung dan menyajikan
laporan arus kas berdasarkan jumlah arus kas dari aktivitas operasi yaitu metode
langsung dan tidak langsung.
D. Catatan atas laporan keuangan ( Notes to Financial Statement)
33
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos
dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan
informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas
laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia harus mengungkapkan:
1. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang
penting.
2. Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan dineraca,
laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.
3. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi tidak
diperlukan dalam rangka penyjian secara wajar.
Catatan ata slaporan keuangan merupakan penjelasan naratif atau rincian jumlah
yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, lapran arus kas, dan laporan
perubahan modal, serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan
komitmen.
II.1.4. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
a.Sifat Laporan keuangan
Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat oleh perusahaan untuk memberikan
gambaran atau laporan kemajuan secara periodic yang dilakukan oleh pihak manajemn
yang bersangkutan.
34
Laporan keuangan bersifat historis dan menyeluruh. Sebagai suatu progress
report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasi dari kombinasi :
1. Fakta-fakta yang telah tercatat
2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan didalam akuntansi
3. Pendapat pribadi
b.Keterbatasan Laporan Keuangan
Mengacu pada pendapat Munawir, dari sifat laporan keuangan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan mempunyai beberapa keterbatasan :
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodic pada dasarnya merupakan interim
report ( laporan ynag dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan
bukan merupakan laporan yang final. Karena itu semua jumlah-jumlah atau hal-
hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukkan nilai likuidasi
atau realisasi dimana dalam interim report terdapat atau terkandung pendapat-
pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan atau manajemen yang
bersangkutan.
2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat
pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan styandar nilai
yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. Laporan keuangan dibuat berdasarkan
konsep going concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan terus
sehingga aktiva tetap dinilai berdasarkan nilai-nilai historis atau harga
perolehannya dan pengurangannya dilakukan terhadap aktiva tetap tersebut
35
sebesar akumulasi depresiasinya. Karena itu angka yang tercantum dalam
laporan keuangan hanya merupakan nilai buku (Book Value) yang belum tentu
sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinnya.
3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau
nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli uang
tersebut semakin menurun. Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,
sehingga kenaikan volume penjualan yang
4. dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit
yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual
barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingakat harga-harga. Jadi
suatu analisa dengan memperbandingkan data beberapa tahun tanpa membuat
penyesuaian terhadap perubahan tingkat harga akan diperoleh kesimpulan yang
keliru.
5. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai factor yang dapat
mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan, karena factor-faktor
tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang, misalnya reputasi dan
prestasi perusahaan.
II.2. Analisis Laporan Keuangan
II.2.1. Definisi Analisis Laporan Keuangan
Mengacu pada pendapat Munawir, analisis laporan keuangan merupakan suatu
metode untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan
36
laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut, laporan keuangan
dilakukan dengan menggunakan alat atau teknik analisis laporan keuangan terhadap pos-
pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi.
II.2.2. Sifat-sifat Analisis Laporan Keuangan
1. Fokus laporan adalah laporan laba rugi, neraca, arus kas yang merupakan
akumulasi transkasi dari kejadian historis, dan penyebab terjadinya dalam suatu
perusahaan
2. Prediksi, analisis harus mengkaji implikasi kejadian yang sudah berlalu
terhadap dampak dan proses perkembangan keuangan perusahaan di masa yang
akan datang.
3. Dasar analisis adalah laporan keuangan yang memiliki sifat dan prinsip
tersendiri sehingga hasil analisis sangat tergantung pada kualitas laporan ini.
II.2.3. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Tujuan analisis laporan keuangan diimaksudkan untuk menambah informasi
yang ada dalam suatu laporan keuangan dan menilai posisi keuangan dan potensi serta
kemajuan perusahaan yang diarahkan pada pengevaluasian.
Secara lengkap kegunaan laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada yang
terdapat dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
37
3. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata dari suatu
laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya
dengan laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan
keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar
perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model
dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti prediksi peningkatan (prediksi).
6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.
II.2.4. Metode dan Teknik Analisis Laporan keuangan
Metode dan teknik analisis laporan keuangan digunakan untuk menetukan dan
mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan sehingga dapat diketahui
perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut.
Dimana tujuan dari setiap metode dan teknik analisis adalah untuk
menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti.
Ada dua metode laporan keuangan yang digunakan :
1. Analisis Horozontal
Analisis ini dengan mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk
beberapa periode atau beberapa saat sehingga akan diketahui perkembangannya.
Metode ini juga disebut metode analisis dinamis.
38
2. Analisis Vertikal
Analisis laporan keuangan yang hanya meliputi satu periode dengan
memperbandingkan antara pos-pos dalam laporan keuangan. Metode ini disebut
juga metode analisis statis.
Adapun teknik yang digunakan dalam menganalisis laporan keuangan adalah
analisis rasio yang menggambarkan hubungan antara suatu jumlah tertentu
dengan jumlah yang lain dan dapat memberikan gambaran baik atau buruknya
posisi keuangan suatu perusahaan.
II.3. Analisis Rasio Keuangan
Mengacu pada pendapat Munawir, rasio merupakan suatu hubungan antara suatu
jumlah tertentu dengan jumlah lain, dengan menggunakan alat analisi berupa rasio ini
akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisis tentang baik
atau buruknya keadaaan keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio
tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.
Analisis rasio keuangan melibatkan dua data yakni data dari neraca dan data dari
laporan laba rugi dan dengan rasio ini dpat diketahui tingkat likuiditas, tingkat
solvabilitas, tingkat aktivitas, dan tingkat profitabilitas, serta tingkat pertumbuhan dan
juga penilaian perusahaan. Melalui analisis yang dilakukan maka akan diperoleh
gambaran mengenai kinerja perusahaan yang akan memberikan penilaian terhadap
perusahaan dan juga dalam pengambilan keputusan serta mempertahankan perusahaan.
a. Rasio Likuiditas
39
Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
membayar semua kewajiban financial jangka pendek pada saat jatuh tempo
dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Beberapa rasio untuk menilai
likuiditas jangka pendek, adalah :
1. Rasio Lancar = Aktiva Lancar/Hutang Lancar
Rasio ini menunjukkan sejauh mana kemampuan aktiva lancar untuk
memenuhi kewajiban lancar perusahaan dan menunjukkan tingkat keamanan
(Margin of Safety) kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan
untuk membayar hutang-hutangnya, dimana semakin besar nilai rasio lancar
maka semakin baik. Ini berarti tingkat likuiditas perusahaan semakin tinggi.
2. Rasio Cepat = Aktiva lancar-Persediaan-Uang muka / Hutang Lancar
Rasio cepat atau Quick ratio adalah rasio keuangan yang menunjukkan
tingkat aktiva lancar yang paling likuid. Makin kecil nilai Quick Ratio maka
akan semakin baik.
3. Rasio Kas = Kas + Surat Berharga / Hutang Lancar
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang
jangka pendek dengan aktiva lancar yang likuid.
b. Rasio Aktivitas
Rasio ini menggambarkan tingkat pendayagunaan asset yang dimiliki perusahaan
untuk menjalankan penjualan. Rasio ini terdiri dari :
40
1. Perputaran Piutang = Penjualan / Rata-rata Piutang
Rasio ini menunjukkanseberapa cepat kemampuan perusahaan dalam
menagih piutang atau kecepatan perputran piutangnya. Semakin tinggi nilai
perputaran rasio, maka perusahaan akan semakin baik, karena semakin sering
piutang diubah menjadi kas.
Setelah diketahui tingkat perputaran piutang, maka dapat diketahui hari rata-
rata perputaran piutang yang menjelaskan semakin singkat hari rata-rata
perputaran piutang, maka semakin efektif jumlah piutang yang diberikan.
Periode rata-rata pengumpulan piutang = 360 / Perputaran Piutang
2. Perputaran modal Kerja = Penjualan / Aktiva Lancar- Kewajiban Lancar
Rasio ini menunjukkan modal kerja perusahaan, jika modal kerja yang
dimiliki perusahaan besar, maka semakin besar kemampuan jangka pendek
perusahaan yang berarti modal kerja yang dapat digunakan dalam aktivitas
perusahaan semakin besar.
3. Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan / Rata-rata Aktiva Tetap
Perputaran aktiva tetap (Fixed TurnOver) adalah rasio yang digunakan untuk
melihat tingkat efesiensi penggunaan aktiva tetap dalam penjualan.
Rasio ini menunjukkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan berputar selama
satu tahun.
4. Perputaran Total aktiva = Penjualan / Total aktiva
41
Rasio ini menunjukkan lamanya perputaran total aktiva didalam perusahaan
selama satu tahun.
5. Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan / Persediaan
Rasio ini menunjukkan berapa kali dalam setahun besarnya persediaan yang
diubah menjadi kas, semakin tinggi nilai persediaan, maka semakin sering
persediaan diubah menjadi kas.
c. Rasio Solvabilitas
Rasio yang dimaksud adalah untuk mrngukur seberapa jauh aktivitas perusahaan
di biayai dengan hutang. Beberapa rasio yang dapat digunakan adalah :
1. Rasio Hutang = Total Hutang / Total aktiva
Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar assets yang dibiayai oleh
hutang atau kreditur dan membantu dalam menentukan seberapa baik
perlindungan kreditur jika perusahaan dalam keadaan tidak mampu
memenuhi kewajibannya.
2. Rasio Hutang terhadap Modal Sendiri = Total hutang / Modal Sendiri
Rasio ini dapat menentukan seberapa baik kreditur terlindungi jika
perusahaan mengalami kesulitan membayar hutangnya.
d. Rasio Profitabilitas
Rasio ini bertujuan untuk menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan
dan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan perusahaan.
42
Rasio-rasio yang digunakan adalah :
1. Margin Laba Bersih = LabaBersih – Pajak / Penjualan
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba
bersih dari penjualan yang dilakukannya.
2. Margin Laba Kotor = Laba Kotor / Penjualan
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
kotor dari penjualan yang dilakukan.
3. Tingkat Pengembalian Investasi = Laba Setelah Pajak / Total Assets
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan atau efektivitas dari keseluruhan
operasi perusahaan dalam memperoleh keuntungan dengan menggunakan
investasi atau aktiva yang ditanamkan oleh perushaan.
4. Rasio Operasi = Harga Pokok Penjualan + Biaya Operasi / Penjualan
Rasio ini mengukur biaya operasi yang telah dilakukan perusahaan dari
penjualan yang dilakukan.
II.4. Analisis Kebangkrutan
Multiple Discriminant Analysis adalah salah satu studi tentang prediksi
kebangkrutan suatu perusahaan, salah satu nya yang dilakukan oleh Altman yaitu
analisis Z-Score. Z-Score adalah skor yang ditentukan dari hitungan standar kali nisbah-
nisbah keuangan yang akan menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan
43
perusahaan. Formula Z-Score untuk memprediksi kebangkrutan dari Altman merupakan
sebuah multivariate formula yang digunakan untuk mengukur kesehatan finansial dari
sebuah perusahaan.
Altman menemukan lima jenis rasio keuangan yang dapat dikombinasikan untuk
melihat perbedaan antara perusahaan yang bangkrut dan yang tidak bangkrut. Z-Score
Altman ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Z-Score = 0,012X1 + 0,014X2 + 0,033X3 + 0,006X4 + 0,999X5
Keterangan:
X1 = Modal kerja terhadap total harta (working capital to total assets).
X2 = Laba yang ditahan terhadap total harta (retained earnings to total assets).
X3 = Pendapatan sebelum pajak dan bunga terhadap total harta (earnings
before interest and taxes to total assets).
X4 = Nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku dari hutang (market value equity
to book value of total debt).
X5 = Penjualan terhadap total harta (sales to total assets).
Persentase rasio ke 1 sampai dengan ke 4 dihitung dengan persentase penuh, sedang
untuk rasio ke 5 dihitung dengan persentase normal. Kriteria yang digunakan untuk
memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan model ini adalah:
44
Dalam model tersebut perusahaan yang mempunyai skor Z > 2,99 diklasifikasikan
sebagai perusahaan sehat, sedangkan perusahaan yang mempunyai skor Z < 1,81
diklasifikasikan sebagai perusahaan potensial bangkrut. Selanjutnya skor antara 1,81
sampai 2,99 diklasifikasikan sebagaiperusahaan pada grey area atau daerah kelabu.
Karena banyak perusahaan yang tidak go-public sehingga tidak mempunyai nilai
pasar, maka Altman mengembangkan model alternative dengan menggantikan variabel
X4 yang semula merupakan perbandingan nilai pasar modal sendiri dengan nilai buku
total hutang, menjadi perbandingan nilai saham biasa dan preferen dengan nilai buku
total hutang. Model Altmanhasil revisi tahun 1983 inilah yang akan digunakan dalam
penelitian ini. Persamaan hasil revisi tersebut adalah:
Z-Score = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,420X4 + 0,998X5
Keterangan:
X1 = Modal kerja terhadap total harta (working capital to total assets).
X2 = Laba yang ditahan terhadap total harta (retained earnings to total assets).
X3 = Pendapatan sebelum pajak dan bunga terhadap total harta (earnings
before interest and taxes to total assets).
X4 = Nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku dari hutang (market value equity
to book value of total debt).
X5 = Penjualan terhadap total harta (sales to total assets).
45
Dalam model tersebut perusahaan yang mempunyai skor Z > 2,90 diklasifikasikan
sebagai perusahaan sehat, sedangkan perusahaan yang mempunyai skor Z < 1,20
diklasifikasikan sebagai perusahaan potensial bangkrut. Selanjutnya skor antara 1,20
sampai 2,90 diklasifikasikan sebagai perusahaan pada grey area atau daerah kelabu.