bab ii landasan teorithesis.binus.ac.id/doc/bab2/2009-1-00007-ak bab 2.pdf · menurut hukum ekonomi...

22
6 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Teori Investasi Menurut Jones, C.P (2002) investasi adalah “an investment can be defined as the commitment of funds to one or more assets that will be held over some futures time period” (p.5). Jadi bisa diartikan bahwa tujuan yang paling mendasar dari investasi adalah suatu kekayaan harus menghasilkan nilai yang lebih saat dihitung pada akhir periode investasi. Ada beberapa jenis media yang dipakai dalam melakukan investasi, diantaranya: 1 Real Asset. Yaitu investasi yang ditempatkan pada sector-sektor yang bentuk fisik dari investasi kelihatan, seperti: tanah, bangunan dan berbagai jenis usaha yang nyata dari segi visual dan fisiknya. 2 Capital Market Financial Asset. Yaitu investasi pada sektor keuangan dan jasa permodalan, umumnya investasi ini ditempatkan pada sektor pasar modal dengan berbagai macam instrumennya seperti: saham, obligasi dan lain-lain. 3 Money Market Financial Asset. Investasi ini pada umumnya adalah investasi yang berkaitan langsung dengan nilai mata uang satu Negara ataupun perbandingan nilai tukar mata uang tersebut terhadap mata uang Negara lain. Adapun karakteristik dari investasi dalam mata uang menurut Dahlan Slamet, (2004) adalah: sifatnya jangka pendek, mudah diperjualbelikan, liquid, hutang dengan resiko yang rendah.

Upload: duongkien

Post on 16-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00007-AK Bab 2.pdf · menurut hukum ekonomi harga yang akan terbentuk menjadi lebih tinggi. ... Sistem penentuan nilai tukar

6

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Teori Investasi

Menurut Jones, C.P (2002) investasi adalah “an investment can be defined as the

commitment of funds to one or more assets that will be held over some futures time

period” (p.5). Jadi bisa diartikan bahwa tujuan yang paling mendasar dari investasi

adalah suatu kekayaan harus menghasilkan nilai yang lebih saat dihitung pada akhir

periode investasi.

Ada beberapa jenis media yang dipakai dalam melakukan investasi, diantaranya:

1 Real Asset. Yaitu investasi yang ditempatkan pada sector-sektor yang bentuk fisik

dari investasi kelihatan, seperti: tanah, bangunan dan berbagai jenis usaha yang nyata

dari segi visual dan fisiknya.

2 Capital Market Financial Asset. Yaitu investasi pada sektor keuangan dan jasa

permodalan, umumnya investasi ini ditempatkan pada sektor pasar modal dengan

berbagai macam instrumennya seperti: saham, obligasi dan lain-lain.

3 Money Market Financial Asset. Investasi ini pada umumnya adalah investasi yang

berkaitan langsung dengan nilai mata uang satu Negara ataupun perbandingan nilai

tukar mata uang tersebut terhadap mata uang Negara lain. Adapun karakteristik dari

investasi dalam mata uang menurut Dahlan Slamet, (2004) adalah: sifatnya jangka

pendek, mudah diperjualbelikan, liquid, hutang dengan resiko yang rendah.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00007-AK Bab 2.pdf · menurut hukum ekonomi harga yang akan terbentuk menjadi lebih tinggi. ... Sistem penentuan nilai tukar

7

II.2 Teori Inflasi dan Suku Bunga

1 Teori Inflasi

Menurut William A. McEachern yang di alih bahasa oleh Sigit Tanadaru SE

(2000), inflasi adalah “kenaikan terus-menerus dalam tingkat harga satu perekonomian

akibat adanya kenaikan permintaan agregat atau penurunan penawaran agregat” (h.123).

Jadi bisa dikatakan bahwa bila terjadi kenaikan harga pada bulan ini, namun bulan

berikutnya harga mengalami penurunan, itu tidak bisa dikatakan inflasi.

Inflasi karena kenaikan permintaan agregat sering disebut dengan Demand Pull

Inflation (inplasi karena ditarik permintaan). Dalam inflasi tersebut, kenaikan

permintaan agregat menarik tingkat harga menjadi lebih tinggi. Sebagai contoh inflasi

yang dialami Amerika Serikat pada sekitar tahun 1960 adalah karena demand pull

inflation, yaitu karena pada saat terjadi pertumbuhan belanja federal untuk perang

Vietnam dan perluasan program sosial yang menaikan permintaan agregat.

Inflasi juga dapat terjadi karena penurunan penawaran agregar, inflasi semacam ini

dinamakan Cost Pull Inflation. Bila terjadi kondisi penawaran yang menurun, maka

menurut hukum ekonomi harga yang akan terbentuk menjadi lebih tinggi. Sebagai

contoh: adanya kegagalan panen padi akan menyebabkan harga beras menjadi lebih

mahal.

Pengukuran tingkat inflasi biasanya diukur dengan indek harga konsumen

(consumer price index). CPI akan mengukur tingkat kenaikan harga barang-barang

konsumsi dibandingkan dengan tahun dasar perhitungan. Hasil akhir dari perhitungan

inflasi adalah sebuah angka yang menunjukan berapa besar persentase kenaikan harga

barang dibandingkan dengan tahun dasar perhitungan.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00007-AK Bab 2.pdf · menurut hukum ekonomi harga yang akan terbentuk menjadi lebih tinggi. ... Sistem penentuan nilai tukar

8

2 Teori Suku Bunga

Menurut William A. McEachern yang dialih bahasa oleh Sigit Tanadaru SE

(2000), tingkat suku bunga adalah “sejumlah uang yang dibayarkan oleh peminjam

kepada pemberi pinjaman atas balas jasa karena hilangnya kesempatan konsumsi saat

itu” (h.138). Tingkat bunga nominal dinyatakan dalam angka persentase pertahun,

artinya uang yang harus dibayarkan untuk nilai pinjaman yang diperoleh.

II.3 Sejarah Perkembangan Perdagangan Mata Uang

Pasar valuta asing (foreign exchange market) memungkinkan berbagai valuta

dipertukarkan demi mempermudah transaksi perdagangan dan keuangan internasional.

Dalam perkembanganya, perdagangan valuta asing (valas) telah mengalami beberapa

evolusi sesuai dengan perkembangan jaman.

Sistem penentuan nilai tukar telah berubah beberapa kali. Dari tahun 1876 hingga

1913, nilai tukar ditentukan oleh standar emas (gold standard). Tiap valuta dapat

dikonversikan ke dalam emas memakai suatu formula tertentu, sehingga nilai antara dua

valuta ditentukan oleh daya konversi relatif mereka terhadap per-ons emas. Tiap negara

menggunakan cadangan emas untuk mendukung valutanya.

Pada tahun 1914, Perang Dunia I dimulai dan standar emas untuk sementara tidak

dilakukan. Sejumlah negara kembali memakai standar emas pada tahun 1920. Namun

standar emas ditinggalkan menyusul kepanikan perbankan di AS dan Eropa tidak lama

setelah adanya great depression. Pada tahun 1930 sejumlah negara berupaya mematok

valuta mereka ke dolar atau pound, tetapi terjadi revisi beberapa kali. Sebagai akibat dari

Page 4: BAB II LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00007-AK Bab 2.pdf · menurut hukum ekonomi harga yang akan terbentuk menjadi lebih tinggi. ... Sistem penentuan nilai tukar

9

ketidakstabilan dalam pasar valas dan ketatnya pembatasan atas transaksi internasional

selama periode ini, mengakibatkan volume perdagangan internasional menurun.

Menurut Eun dan Resnick 2004 “the US dolar was the only currency that was fully

convertible to gold”(h.31). Hal ini bisa dilihat pada tahun 1944, kesepakatan antarnegara

yang dikenal dengan Bretoon Woods Agreement menghasilkan sistem nilai tukar. Dalam

sistem ini mata uang akan dipatok ke dalam dolar Amerika, sementara itu dolar Amerika

kembali akan dipatok ke emas menggunakan kurs yang dipatok sebesar $ 35/oz.

Gambar 2.1 Skema Nilai Tukar Menurut Bretton Woods System

Dalam sistem ini juga dijelaskan bahwa pemerintah berbagai negara akan melakukan

intervensi untuk mencegah nilai tukar bergerak lebih dari 1% ke atas atau ke bawah dari

level yang telah ditentukan sebelumnya.

Tahun 1971, dolar AS tampaknya mengalami overvalued yang disebabkan

permintaan luar negeri terhadap dolar AS lebih kecil dari penawaran dolar. Wakil dari

negara-negara penting bertemu untuk membahas bagaimana menangani dilema ini.

Konfrensi kemudian menghasilkan Smithsonian Agreement dan kemudian dolar AS akan

didevaluasi relatif terhadap valuta lain. Nilai dolar tidak hanya dirubah, tetapi juga nilai

tukar diperbolehkan berfluktuasi sampai dengan 2.25% turun atau naik. Ini merupakan

Page 5: BAB II LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00007-AK Bab 2.pdf · menurut hukum ekonomi harga yang akan terbentuk menjadi lebih tinggi. ... Sistem penentuan nilai tukar

10

langkah pertama dalam rangka membiarkan kekuatan pasar menentukan nilai yang tepat

bagi suatu valuta. Karena besarnya kekuatan pasar dalam menentukan nilai tukar,

akhirnya pada tahun 1973 nilai tukar mata uang dibiarkan bebas terbentuk sesuai

mekanisme harga yang terbentuk dari permintaan dan penawaran.

Setiap perdagangan valuta asing melibatkan pembelian satu mata uang dan

menjual mata uang lainya. Kedua mata uang ini disebut currencies fair. Mata uang yang

pertama disebut base currencies, sedangkan mata uang yang kedua disebut quote

currencies. Nilai tukar menjelaskan harga base currencies dibandingkan dengan quote

currencies. Dengan kata lain nilai tukar atau kurs mengukur nilai suatu valuta dari

perspektif valuta lain. Sejalan dengan berubahnya kondisi ekonomi, nilai tukar juga bisa

berubah secara substansial. Penurunan nilai valuta dinamakan dengan depresiasi

(depreciation), sedangkan peningkatan nilai valuta dinamakan apresiasi (appreciation).

II.4 Ekuilibrium Nilai Tukar

Menurut Jeff Madura (2003) “at any point in time, a currency should exhibit the

price at which the demand for that currency is equal to supply, and this represents the

equilibrium exchange rate” (h.108). Meskipun mudah untuk mengukur persentase

perubahan nilai tukar suatu valuta, yang paling sulit adalah menjelaskan mengapa nilai

tersebut bisa berubah, atau untuk meramalkan bagaimana nilai tersebut akan berubah di

masa depan. Menurut Jeff Madura (2003) ada dua hal yang menjadikan nilai tukar

ekuilibrium, yaitu:

1 Permintaan Terhadap Valuta.

Kurs valuta akan dibentuk oleh hukum ekonomi, dimana permintaan menjadi faktor

penting dalam penentuan pembentukan harga.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00007-AK Bab 2.pdf · menurut hukum ekonomi harga yang akan terbentuk menjadi lebih tinggi. ... Sistem penentuan nilai tukar

11

2 Penawaran Valuta

Hal lain yang membentuk kurs valuta adalah penawaran valuta itu sendiri, semakin

banyak penawaranya maka menurut hukum ekonomi harga yang akan terbentuk

semakin rendah, begitupun sebaliknya.

Setiap saat, nilai valuta akan mencerminkan harga yang mempertemukan jumlah

permintaan dengan jumlah penawaran inilah yang dinamakan dengan nilai tukar

ekuilibrium. Nilai ekuilibrium akan selalu mencari titik keseimbangan jika variabel-

variabel ekonomi dirubah. Tentu saja, kondisi yang terus berubah, membuat permintaan

dan penawaran juga berubah dan pada akhirnya akan menyebabkan nilai tukar mata

uang akan berubah pula.

II.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar

Nilai tukar ekuilibrium akan berubah sepanjang waktu seiring dengan perubahan

permintaan dan penawaran. Menurut Jeff Madura (2003), ada enam faktor yang

menyebabkan perubahan nilai tukar:

1 Laju Inflasi Relatif

Perubahan dalam laju inflasi dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan

international, karena mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta, dan kemudian

efeknya akan mempengaruhi nilai tukar. Sebagai contoh: inflasi di AS meningkat secara

signifikan, sementara di Jepang diasumsikan sama, (asumsikan bahwa perusahaan AS

dan Jepang menjual produk yang bisa saling mengantikan). Kenaikan inflasi di AS akan

mengakibatkan peningkatan permintaan AS terhadap yen, selain itu akan mengurangi

keinginan konsumen Jepang atas produk-produk AS. Efek berikutnya adalah permintaan

Page 7: BAB II LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00007-AK Bab 2.pdf · menurut hukum ekonomi harga yang akan terbentuk menjadi lebih tinggi. ... Sistem penentuan nilai tukar

12

USD menurun dan penawaran yen juga menurun. Jelas disini bisa dilihat bahwa inflasi

suatu negara dapat menjadikan mata uang negara tersebut mengalami depresiasi.

2 Suku Bunga Relatif

Perubahan dalam suku bunga relatif mempengaruhi investasi dalam sekuritas-

sekuritas asing, yang selanjutnya akan mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta

asing, dan nilai tukar. Asumsikan bahwa suku bunga AS meningkat, sedangkan suku

bunga di Jepang konstan. Hal yang mungkin akan terjadi adalah korporasi-korporasi

besar AS kemungkinan akan mengurangi perminttan mereka terhadap yen karena suku

bunga AS sekarang lebih menarik. Bahkan mungkin mereka akan menarik deposito di

Jepang dan memindahkan ke bank di AS. Begitupun kalau hal sebaliknya dilakukan.

Walaupun suku bunga yang relatif tinggi dapat menarik arus kas dari luar negeri, suku

bunga yang relatif tinggi di sisi lain mungkin mencerminkan ekspektasi tingginya

tingkat inflasi. Karena inflasi yang tinggi dapat menekan nilai tukar, hal ini dapat

membuat sejumlah investor luar negeri membatalkan investasi dalam bentuk sekuritas-

sekuritas yang didenominasi dalam valuta tersebut. Oleh karena itu kita perlu

memperhatikan suku bunga riil, yaitu suku bunga nominal yang telah disesuaikan

dengan inflasi.

Suku bunga riil = suku bunga nominal – laju inflasi

Artinya bahwa kebijakan penurunan tingkat suku bunga suatu negara dalam kondisi

normal (inflasi sama dengan konstan) akan mengakibatkan mata uang negara tersebut

mengalami depresiasi, dan sebaliknya.

Pergerakan suku bunga merupakan faktor yang dominan dalam gejolak nilai tukar

sepanjang periode. Perbedaan suku bunga antar negara memberikan insentif yang cukup

Page 8: BAB II LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00007-AK Bab 2.pdf · menurut hukum ekonomi harga yang akan terbentuk menjadi lebih tinggi. ... Sistem penentuan nilai tukar

13

kuat bagi pemodal untuk mengalirkan investasinya ke dalam sekuritas-sekuritas yang

mempunyai yield tinggi. Dalam sejumlah kasus, nilai tukar antara dua valuta dapat

dipengaruhi oleh perubahan suku bunga negara ketiga. Sebagai contoh suku bunga di

Kanada meningkat dan menjadi lebih menarik sejumlah investor Jepang daripada suku

bunga Amerika Serikat. Hal ini menyebabkan investor-investor Jepang mengurangi

permintaan mereka atas Dolar Amerika, kondisi seperti ini dapat menyebabkan

pelemahan atas nilai Dolar.

3 Tingkat Pendapatan Relatif

Jika pendapatan relatif suatu negara bertambah, maka secara otomatis konsumsi

negara tersebut akan meningkat, termasuk konsumsi barang luar negeri. Ini berarti jika

suatu negara mengalami peningkatan pendapatan maka nilai tukar mata uangnya

kemungkinan akan mengalami depresiasi, dan sebaliknya. Namun dalam kasus lain

peningkatan pendapatan relatif juga bisa menimbulkan laju inflasi yang cukup tinggi, hal

ini diakibatkan karena peningkatan konsumsi dan seperti yang telah dibahas sebelumnya

inflasi dapat menyebabkan depresiasi nilai tukar mata uang.

4 Kontrol Pemerintah

Faktor keempat yang dapat mempengaruhi nilai tukar adalah kontrol pemerintah.

Pemerintah negara-negara asing dapat mempengaruhi nilai tukar ekuilibrium dengan

berbagai cara, diantaranya: hambatan jual beli valuta asing, hambatan perdagangan,

intervensi dan pengubahan variabel-variabel ekonomi, seperti tingkat suku bunga dan

inflasi. Dalam hal ini pemerintah berkepentingan untuk menjaga nilai tukar, hal ini

dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan perekonomian negara tersebut.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00007-AK Bab 2.pdf · menurut hukum ekonomi harga yang akan terbentuk menjadi lebih tinggi. ... Sistem penentuan nilai tukar

14

5 Ekspektasi

Ekspektasi merupakan harapan yang muncul akibat reaksi cepat terhadap berita

yang mempunyai pengruh terhadap market, dalam tahap selanjutnya akan menjadi

motivasi seseorang dalam mengambil keputusan investasinya. Sebagai contoh

pertengahan Desember 2008, AS akan kembali memangkas suku bunga FED. Ini akan

memungkinkan sebagian investor akan menjual USD yang mereka miliki, dan dampak

dari itu semua adalah USD akan menglami depresiasi. Biasaya data-data (indicator)

ekonomi yang dikeluarkan pemerintah secara langsung maupun tidak langsung akan

mengubah ekspektasi setiap investor. Beberapa jenis indikator ekonomi yang biasanya

menimbulkan ekspektasi di market adalah: Gross National Product (GNP), Factory

Order, Durable Goods Orders, Consumer Spending Indicator dan lain-lain.

Spekulsi mengenai nilai tukar di masa yang akan datang umumnya didorong oleh

sinyal-sinyal perubahan suku bunga, dan faktor yang lain. Sebagai contoh: selama

periode akhir tahun 2007 sejumlah indikator-indikator ekonomi Amerika Serikat dalam

sektor tenaga kerja, perumahan dan konsumsi memburuk. Hal ini akan menyebabkan

ekspektasi pasar terhadap dolar melemah, dan dampak berikutnya para investor akan

mengalihkan investasi dolar mereka ke instrumen investasi yang lain seperti: komuditi,

emas, obligasi atau pasar modal. Efek domino berikutnya adalah akan mendorong

permintaan dolar menjadi berkurang. Jadi walaupun berita yang akan muncul belum

diketahui secara pasti, namun ekspektasi dari investor bisa bereaksi lebih cepat terhadap

market.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00007-AK Bab 2.pdf · menurut hukum ekonomi harga yang akan terbentuk menjadi lebih tinggi. ... Sistem penentuan nilai tukar

15

6 Interaksi Antar Faktor

Faktor-faktor yang berhubungan dengan perdagangan dan faktor-faktor keuangan

kadang-kadang saling berinteraksi. Sebagai contoh peningkatan GNP akan

memunculkan ekspektasi akan meningkatnya suku bunga. Jadi walaupun kenaikan

tingkat GNP bisa menaikan impor, secara tidak langsung juga akan menarik lebih

banyak modal masuk. Karenanya kenaikan tingkat GNP seringkali diharapkan akan

meningkatkan valuta lokal karena besarnya arus masuk modal mungkin dapat menutupi

keluarnya valuta karena impor. Gambar 2.2 memisahkan arus pembayaran antar

Negara kedalam pembayaran yang berhubungan dengan perdagangan dan pembayaran

yang arus modal.

Inflasi Relatif Permintaan AS Permintaan AS

Terhadap Produk Akan Valuta Asing

Level GNP Relatif

Luar Negeri

& & Restriksi Permintaan Perdanganan Luar Negeri Penawaran Pemerintah Akan Produk AS Valuta Asing Nilat Tukar Valuta Asing Dengan USD Suku Bunga Permintaan AS Permintaan AS Relatif Akan Sekuritas Akan Valuta Asing Luar Negeri & & Permintaan Luar Restriksi-Restriksi

Negeri Akan Penawaran

Arus Modal Sekuritas AS Valuta Asing Gambar 2.2 Iktisar Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar.

Nilai mata uang berubah dalam persentase yang berbeda terhadap masing-masing

valuta asing. Hal ini mungkin disebabkan adanya perbedaan seberapa besar hubungan

negara tersebut dalam bidang ekonomi dan perdagangan dengan negara yang lain.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00007-AK Bab 2.pdf · menurut hukum ekonomi harga yang akan terbentuk menjadi lebih tinggi. ... Sistem penentuan nilai tukar

16

Semakin besar hubungan ekonomi dan perdagangan antara kedua negara, maka akan

semakin besar pula pengaruh Interaksi Antarfaktor.

II.6 Peramalan Fundamental Nilai Tukar Mata Uang

Menurut Callum Henderson, (2002) analisis fundamental merupakan metode

dalam mengevaluasi asset dengan mencoba mengukur nilai intrinsik dengan

menganalisa data ekonomi, financial dan faktor kualitatif dan kuantitatif. Analisis

fundamental mencoba mempelajari semua hal yang dapat bereffek terhadap mata uang,

dan hasil akhir dari analisis ini adalah mengukur apakah nilai tukar mata uang tersebut

overprice atau underprice. Analisis fundamental biasanya dilakukan dengan melihat

bagaimana data ekonomi kedua Negara akan mempengaruhi nilai tukar mata uang

Negara tersebut, tetapi bisa juga dengan membandingkan mata uang Negara yang

dianalisis dengan Negara lain (crossrate) dengan tujuan melihat kecendrungan apakan

mata uang Negara tersebut sedang mengalami pengauantan atau sebaliknya.

Proyeksi nilai tukar bisa muncul semata-mata dari penilaian subjektif menyangkut

sejauh mana pergerakan umum dari variable-variabel ekonomi di suatu negara akan

mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang negara tersebut. Sebenarnya sangatlah

sulit untuk mengukur secara kuantitatif dampak dari data fundamental yang muncul

terhadap nilai tukar, namun hal itu bisa diukur secara kualitatif. Dari perspektif statistik,

proyeksi akan didasarkan pada dampak kuantitatif dari faktor-faktor yang dimaksud atas

nilai tukar.

Menurut Ivan Susanto (2007), ada beberapa faktor fundamental yang dapat

berpengaruh pada market mata uang (forex):

Page 12: BAB II LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00007-AK Bab 2.pdf · menurut hukum ekonomi harga yang akan terbentuk menjadi lebih tinggi. ... Sistem penentuan nilai tukar

17

1 Faktor Keuangan. Perubahan kebijakan keuangan suatu negara, nilai ekspor,

pendapatan, penganguran, dan lain-lain akan sangat berpengaruh terhadap nilai tukar

mata uang negara tersebut.

2 Tingkat Suku Bunga. Besar kecilnya tingkat suku bunga berpengaruh terhadap nilai

suku bunga kredit, ketertarikan investor dan akhirnya mempengaruhi nilai mata uang

negara tersebut.

3 Faktor Politik dan Sosial. Perubahan politik suatu negara, pergantian pemimpin,

kabinet, tingkat keamanan, dan lain-lain akan berpengaruh juga terhadap pergerakan

mata uang. Semakin stabil kondisi politik dan sosial negara tersebut, akan semakin

setabil pula nilai mata uang negara tersebut.

4 Kerusuhan atau Bencana. Faktor lain yang tidak bisa diprediksikan, namun

pengaruhnya akan cukup besar pada pergerakan nilai mata uang.

II.7 Hubungan Antara Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar

Perubahan dalam laju inflasi dan suku bunga dapat menimbulkan dampak yang

sangat signifikan atas pergerakan nilai tukar. Menurut Jeff Madura (2003) hubungan

antara inflasi, suku bunga dan nilai tukar dapat diukur menggunakan teori sebagai

berikut:

II.7.1 Purchasing Power Parity

Salah satu teori yang sangat populer dan kontroversial dalam keuangan

internasional adalah teori paritas daya beli (purchasing power parity). Teori ini berfokus

pada tingkat inflasi dan hubunganya dengan nilai tukar.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00007-AK Bab 2.pdf · menurut hukum ekonomi harga yang akan terbentuk menjadi lebih tinggi. ... Sistem penentuan nilai tukar

18

Bentuk absolut (absolute form), juga dinamakan hukum satu harga, yang

menyatakan bahwa harga dari produk-produk yang sama di dua negara yang berbeda

seharusnya sama jika diukur memakai valuta yang sama. Jika terdapat perbedaaan harga

setelah memakai valuta yang sama, akan terjadi perubahan permintaan sehingga harga

yang satu akan mendekati harga yang lain. Sebagai contoh, jika produk yang sama

diproduksi oleh Jepang dan AS, dan harga di Jepang lebih rendah jika diukur memakai

valuta yang sama, maka permintaan produk di Jepang akan meningkat dan di AS akan

menurun. Konskuensinya, harga aktual yang dikenakan di masing-masing negara bisa

berubah dan atau nilai tukar yang berubah. Kedua kekuatan tersebut akan mendorong

harga produk yang sama akan dinilai sama jika menggunakan valuta yang sama. Namun

dalam keyataanya, eksistensi biaya transportasi, tarif dan kuota mungkin mencegah

betuk absolut dari Purchasing Power Parity.

A Latar Belakang Pemikiran Teori Purchasing Power Parity

Jika dua negara menghasilkan produk yang saling mensubstitusi, permintaan atas

produk harus berubah jika laju inflasi berbeda. Sebagai contoh harga-harga di AS

meningkat 9 %, sementara di Jepang 5 %. Hal ini awalnya akan menyebabkan konsumen

AS meningkatkan impor dari Jepang dan konsumen Jepang menurunkan impor dari AS.

Kedua dampak ini akan mendorong nilai Yen untuk naik. Perpindahan konsumen dari

AS ke Jepang ini yang akan terus terjadi sampai nilai Yen mengalami apresiasi sampai

ke tingkat dimana:

1 Harga yang dibayarkan untuk produk-produk Jepang oleh konsumen AS tidak lebih

rendah daripada produk yang sama yang dibuat di AS.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00007-AK Bab 2.pdf · menurut hukum ekonomi harga yang akan terbentuk menjadi lebih tinggi. ... Sistem penentuan nilai tukar

19

2 Harga yang dibayarkan oleh konsumen Jepang untuk produk AS tidak lebih tinggi

daripada produk yang sama yang diproduksi di Jepang.

B Persamaan Purchasing Power Parity

Asumsikan bahwa indek harga domestik (h) dan indek-indek harga di sebuh negara

asing (f) sama. Sekarang anggaplah bahwa dengan berlalunya waktu, negara itu

mengalami laju inflasi sebesar Ih, sementara negara asing yang dimaksud mengalami

inflasi sebesar If. Karena inflasi, indek harga barang domestik (Ph) menjadi:

Ph(1 + Ih)

Indek harga di negara asing (Pf) juga akan berubah karena inflasi di negara tersebut:

Pf(1 + If)

Jika Ih > If dan nilai tukar antara valuta dari kedua negara tidak berubah, maka daya beli

anda atas barang-barang luar negeri lebih besar daripada daya beli anda atas barang-

barang domestik. Dalam hal ini, PPP tidak eksis. Jika Ih < If dan nilai tukar tidak

berubah, maka daya beli anda atas produk-produk domestik lebih besar daripada daya

beli anda atas produk-produk luar negeri. Dalam kasus ini PPP juga tidak eksis.

Teori PPP mengisyaratkan bahwa nilai tukar tidak akan tetap, tetapi akan

menyesuaikan diri untuk mempertahankan paritas daya beli. Jika inflasi terjadi dan nilai

tukar antara valuta lokal dengan valuta asing berubah, maka indek harga luar negara

dari perspektif konsumen domestik menjadi:

Pf (1 + If)(1 + ef)

Dimana ef mewakili persentase perubahan dalam nilai valuta asing yang bersangkutan.

Menurut teori paritas daya beli, persentase perubahan nilai valuta asing (ef) harus

berubah untuk mempertahankan paritas dalam indek harga yang baru dari kedua negara.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00007-AK Bab 2.pdf · menurut hukum ekonomi harga yang akan terbentuk menjadi lebih tinggi. ... Sistem penentuan nilai tukar

20

Dengan demikian, kita bisa memecahkan ef dalam kondisi PPP dengan cara sebagai

berikut:

Pf (1 + If)(1 + ef) = Ph (1 + Ih)

Kita keluarkan ef dari persamaan tersebut sehingga kita peroleh:

(1 + ef) = Ph (1 + Ih)

Pf (1 + If)

ef = Ph (1 + Ih) – 1

Pf (1 + If)

Karena Ph sama dengan Pf ( karena indek harga awalnya diasumsikan sama di kedua

negara), maka:

ef = (1 + Ih) – 1

(1 + If)

Formula ini mencerminkan hubungan antara laju inflasi relatif dengan nilai tukar

menurut teori Purchasing Power Parity. formula ini dapat disederhanakan lagi,

meskipun tidak secara akurat menjadi: ef = Ih - If

C Analisis Grafik dari Purchasing Power Parity

Dengan menggunakan teori Purchasing Power Parity kita dapat menilai dampak

potensial dari inflasi terhadap nilai tukar mata uang. Gambag 2.3 merupakan salah satu

bentuk grafis dari teori PPP. Titik-titik yang terdapat dalam gambar tersebut

menyiratkan bahwa, jika diketahui selisih inflasi antara negara asal dengan negara lain

(katakanlah X persen), maka nilai valuta asing yang dimaksud juga harus berubah X

persen. Garis diagonal yang menghubungkan semua titik ini dinamakan dengan garis

paritas daya beli (purchasing power parity). Titik A mewakili laju inflasi AS (sebagai

Page 16: BAB II LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00007-AK Bab 2.pdf · menurut hukum ekonomi harga yang akan terbentuk menjadi lebih tinggi. ... Sistem penentuan nilai tukar

21

negara asal) dan Inggris masing-masing 9% dan 5%, sehingga Ih-If = 4%. Ingat hal ini

akan menjadikan Pound Inggris mengalami apresiasi sebesar 4% seperti yang

diilustrasikan oleh titikA. Titik B mencerminkan laju inflasi AS dan Perancis,

diasumsikan masing-masing 1% dan 6% sehingga mendorong Franc Prancis mengalami

depresiasi sebesar 5%.

Gambar 2.3 Ilustrasi Paritas Daya Beli.

D Mengapa Purchasing Power Parity Tidak Terjadi

Ada dua alasan yang paling sering dikemukakan tentang mengapa teori purchasing

power parity tidak terjadi secara terus-menerus adalah karena adanya:

1 Faktor Lain yang Berpengaruh

Nilai tukar dipengaruhi oleh faktor-faktor lain selain selisih inflasi. Ingat bahwa

perbedaan tingkat suku bunga, tingkat pendapatan nasional, indikator-indikator

ekonomi dan kontrol pemerintah adalah penting. Sebagai ilustrasi, asumsikan

bahwa laju inflasi Jepang adalah 5% di atas laju inflasi Amerika Serikat. Dari

informasi ini, menurut PPP menyatakan bahwa Yen Jepang harus mengalami

depresiasi sebesar sekitar 5% terhadap Dolar AS. Tetapi jika pemerintah Jepang

menciptakan kendala-kendala perdagangan atas impor AS, konsumen dan

Page 17: BAB II LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00007-AK Bab 2.pdf · menurut hukum ekonomi harga yang akan terbentuk menjadi lebih tinggi. ... Sistem penentuan nilai tukar

22

perusahaan-perusahaan Jepang tidak bisa menyesuaikan pengeluaran mereka atas

reaksi dari selisih inflasi.

2 Tidak Ada Produk Substitusi

Ide dibelakang teori PPP adalah bahwa segera setelah harga-harga di sebuah

negara menjadi relatif lebih tinggi, negara lain akan mengurangi impor dari

negara tersebut dan beralih ke produk-produk domestik atau dari negara yang

lain lagi yang harganya tidak naik. Pengalihan permintaan barang ini akan juga

mempengaruhi nilai tukar. Namun bagaimana jika produk pengganti tidak

tersedia di pasar? Jika ini terjadi maka terpaksa konsumsi tidak akan dialihkan,

namun hal yang mungkin adalah dikurangi. Hal ini akan menyebabkan teori

purchasing power parity akan terjadi, namun mungkin keakuratanya tidak

mendekati.

E Keterbatasan Dalam Pengujian Purchasing Power Parity

Salah satu keterbatasan dalam pengujian teori paritas daya beli adalah bahwa hasil

pengujian akan bervariasi menurut periode dasar perhitungan yang digunakan.

Seharusnya periode dasar harus mencerminkan suatu posisi ekuilibrium, karena periode

berikutnya akan dievaluasi dalam perbandinganya dengan periode dasar. Sayangnya

sangatlah sulit untuk memilih suatu periode dasar.

II.7.2 International Fisher Effect

Selain teori Purchasing Power Parity, teori penting dalam keuangan internasional

adalah teori dampak fisher internasional (international fisher effect-IFE). Teori IFE

menggunakan suku bunga, bukan selisih laju inflasi, untuk menjelaskan mengapa nilai

Page 18: BAB II LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00007-AK Bab 2.pdf · menurut hukum ekonomi harga yang akan terbentuk menjadi lebih tinggi. ... Sistem penentuan nilai tukar

23

tukar berubah sepanjang waktu. Tetapi teori IFE berhubungan erat dengan teori PPP

karena suku bunga seringkali berkorelasi erat dengan tingakat laju inflasi. Menurut apa

yang dinamakan dengan dampak fisher (fisher effect), suku bunga bebas resiko nominal

mengandung tingkat pengembalian riil dan ekspektasi inflasi. Jika investor-investor dari

semua negara meminta tingkat pengembalian riil yang sama, perbedaan suku bunga

antara negara mungkin ditimbulkan oleh perbedaan dalam ekspektasi inflasi. Ingat

bahwa teori PPP menyiratkan bahwa pergerakan nilai tukar disebabkan oleh perbedaan

laju inflasi. Jika suku bunga riil sama di semua negara, maka setiap perbedaan dalam

suku bunga nominal ditimbulkan oleh perbedaan dalam ekspektasi inflasi. Teori IFE

menyatakan bahwa valuta-valuta asing yang memiliki suku bunga relatif akan

mengalami depresiasi karena suku bunga nominal yang tinggi mencerminkan ekspektasi

inflasi yang tinggi pula.

Asumsikan bahwa investor-investor di AS memperkirakan laju inflasi 6%

sepanjang satu tahun, dan meminta pengembalian riil 2% dalam jangka waktu yang

sama, maka suku bunga nominal dari sekuritas Treasury berjangka waktu satu tahun

haruslah 8%. Jika investor-investor di semua negara meminta tingkat pengembalian

yang sama untuk jangka waktu satu tahun, maka perbedaan dalam suku bunga nominal

antara dua negara manapun akan mencerminkan perbedaan ekspektasi inflasi di masing-

masing negara.

Sebagai contoh, asumsikan bahwa suku bunga nominal di AS adalah 8% dan di

Jepang 5%. Jika investor-investor di kedua Negara meminta tingkat pengembalian riil

2%, maka perbedaan ekspektasi inflasi adalah 3% di Jepang dan 5% di AS. Menurut

teori PPP Yen Jepang akan mengalami apresiasi sebesar 3 %. Jika nilai tukar berubah

sesuai dengan perkiraan, investor-investor Jepang yang ingin mengambil keuntungan

Page 19: BAB II LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00007-AK Bab 2.pdf · menurut hukum ekonomi harga yang akan terbentuk menjadi lebih tinggi. ... Sistem penentuan nilai tukar

24

atas tingginya suku bunga di AS akan menghaslilkan tingkat pengembalian yang sama

dengan di Jepang. Walaupun suku bunga di AS 3% lebih tinggi dibandingkan di Jepang,

investor Jepang harus membeli Yen di akhir periode investasi dengan harga 3% lebih

tinggi dibanding harga yang mereka peroleh saat menjual Yen sebelumnya.

A Persamaan International Fisher Effect

Hubung antara selisih suku bunga antara dua negara dengan ekspektasi perubahan

nilai tukar menurut teori IFE dapat diderivasikan sebagai berikut. Pertama,

pengembalian aktual bagi investor yang berinvestasi dalam sekuritas-sekuritas pasar

uang di negara mereka adalah adalah suku bunga yang ditawarkan oleh sekuritas-

sekuritas tersebut. Namun, pengembalian aktual bagi investor yang berinvestasi dalam

sekuritas pasar uang luar negeri tergantung tidak hanya pada suku bunga luar negeri (if),

tetapi juga pada persentasi perubahan nilai valuta asing yang mendenominasi sekuritas

tersebut (ef). Pormula penentuan pengembalian aktual atau apa yang dinamakan

pengembalian “efektif” (pasca penyesuaian) dari deposito (atau sekuritas pasar uang)

luar negeri adalah:

r = (1 + if) (1 + ef) – 1

Menurut IFE, pengembalian efektif dari investasi domestik secara rata-rata harus sama

dengan pengembalian efektif dari investasi luar negeri, yaitu:

r = ih

Dimana r adalah pengembalian efektif dari deposito luar negeri dan ih adalah suku

bunga deposito _omestic. Kita bisa menentukan berapa besar nilai valuta asing harus

berubah agar membuat investasi di kedua negara menghasilkan pengembalian yang

sama. Dengan mensubstitusikan r dengan ih, kita mendapatkan:

Page 20: BAB II LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00007-AK Bab 2.pdf · menurut hukum ekonomi harga yang akan terbentuk menjadi lebih tinggi. ... Sistem penentuan nilai tukar

25

r = ih

(1 + if) (1 + ef) – 1 = ih

Kita peroleh ef sebagai berikut:

(1 + if) (1 + ef) = (1 + ih)

(1 + ef) = (1 + ih)

(1 + if)

ef = (1 + ih) – 1

( 1 + if)

Seperti yang ditunjukan dalam formula ini, teori IFE menyatakan bahwa pada saat

ih > if, ef akan positif. Yaitu, valuta asing akan mengalami apresiasi pada saat suku

bunga luar negeri lebih rendah daripada suku bunga domestik. Persamaan ini dapat

disederhanakan menjadi: ef = ih – if

B Analisa Grafik dari International Fisher Effect

Gambar 2.4 memperlihatkan sekelompok titik yang mendukung argumen

dibelakang pemikiran teori IFE. Sebagai contoh, titik E mencerminkan sebuah situasi

suku bunga luar negeri melampaui suku bunga dalam negeri sebesar 3%. Tetapi, valuta

luar negeri telah mengalami depresiasi 3% untuk menutupi keunggulan suku bunga. Jadi

seorang investor yang memiliki deposito di luar negeri akan menghasilkan

pengembalian yang bisa diperoleh di dalam negeri. Titik F mewakili situasi di mana

suku bunga dalam negeri melebihi melebihi suku bunga luar negeri sebesar 2%. Jika

investor domestik membuka deposito di luar negeri, mereka menerima suku bunga yang

lebih rendah. Namun teori IFE menyatakan bahwa valuta asing yang dimaksud akan

mengalami apresiasi sebesar 2% untuk menutupi rendahnya suku bunga luar negeri.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00007-AK Bab 2.pdf · menurut hukum ekonomi harga yang akan terbentuk menjadi lebih tinggi. ... Sistem penentuan nilai tukar

26

Gambar 2.4 Ilustrasi Garis IFE

Titi F dalam gambar 2.4 dapat juga mengilustrasikan dari perspektif investor luar

negeri. Namun, teori IFE menyiratkan bahwa valuta luar negeri akan mengalami

apresiasi akan mengalami apresiasi 2%. Semua titik di sepanjang garis IFE dalam

gambar 2.4 mencerminkan penyesuaian nilai tukar yang terjadi untuk menutupi

perbedaan suku bunga. Ini berarti seorang investor pada akhir horizon investasi akan

menghasilkan pengembalian yang sama (setelah disesuaikan dengan fluktuasi nilai

tukar) antara berinvestasi di luar maupun di dalam negeri.

C Mengapa International Fisher Effect Tidak Muncul

Paritas daya beli tidak eksis selama periode-periode tertentu. Karena dampak fisher

internasional didasarkan pada paritas daya beli, IFE juga tidak akan terus-menerus eksis.

Karena mendapat faktor-faktor selain inflasi yang mempengaruhi nilai tukar, nilai tukar

tidak berubah sesuai dengan selisih inflasi.

II.8 Pengujian Statistik Purchasing Power Parity dan International Fisher Effect

Untuk membuktikan kebenaran teori PPP dan IFE maka teori tersebut harus diuji

kebenaranya secara statistik. Menurut J Supranto (2000), “apabila terdapat lebih dari dua

Page 22: BAB II LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00007-AK Bab 2.pdf · menurut hukum ekonomi harga yang akan terbentuk menjadi lebih tinggi. ... Sistem penentuan nilai tukar

27

variabel, maka hubungan linear dapat dinyatakan dalam persamaan regresi linear

berganda sebagai berikut: Y = bo + b1X1 + b2X2…..bkXk” (h.186).

Hubungan antara nilai tukar (variabel Y), selisih tingkat inflasi (X1) dan selisih

suku bunga (X2) dapat dinyatakan dalam persamaan:

Y = bo + b1X1 + b2X2

bo = Nilai Y, apabila X1 dan X2 = 0

b1 = Besarnya kenaikan atau penurunan Y dalam satuan tertentu, jika X1 naik atau turun

satu satuan, sedangkan X2 konstan.

B2 = Besarnya kenaikan atau penurunan Y dalam satuan tertentu, jika X2 naik atau

turun satu satuan, sedangkan X1 konstan.

Untuk mendapatkan nilai dari bo, b1 dan b2 penulis menggunakan Microsoft Excel

dengan pasilitas Data Anatyst.

Hubungan antara selisih inflasi, suku bunga dan nilai tukar dapat dihitung dengan

menggunakan Microsoft Excel dengan pasilitas data analyst. Menurut Mc Clave

Benson, (1996) kategori hubungan yang dinyatakan dalam R-square adalah:

0% - 20% : sangat rendah

21% - 40% : rendah

41% - 60% : sedang

61% - 80% : tinggi

81% - 100% : sangat tinggi