bab ii ketrampilan mengajar yang bervariasi dalam...

25
12 BAB II KETRAMPILAN MENGAJAR YANG BERVARIASI DALAM PEMBELAJARAN PAI A. Ketrampilan Mengajar yang Bervariasi Untuk dapat melaksanakan tehnik mengajar yang baik maka seorang guru harus memiliki ketrampilan-ketrampilan khusus dalam mengajarnya, salah satunya ketrampilan menggunakan variasi. Ketrampilan mengajar yang bervariasi dalam pembelajaran merupakan salah satu dari delapan ketrampilan dasar yang mutlak dimiliki oleh seorang guru. Ketrampilan-ketrampilan dasar yang lain yaitu ketrampilan memberi penguatan, ketrampilan bertanya, ketrampilan menjelaskan, ketrampilan membuka dan menutup pelajaran, ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, ketrampilan mengelola kelas, dan ketrampilan membimbing diskusi kelompok kecil. 1. Pengertian ketrampilan mengajar yang bervariasi Secara bahasa ketrampilan berasal dari kata trampil yang artinya cakap dalam menyelesaikan tugas: mampu dan cekatan. Kemudian mendapat imbuhan ke-an menjadi ketrampilan yang artinya kecakapan untuk menyelesaikan tugas. 1 Sedangkan menurut istilah, pengertian ketrampilan dapat didefinisikan sebagai berikut: a. Menurut Muhibbin syah, Ketrampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah, seperti menulis, mengetik, olah raga dan sebagainya. Meskipun sifatnya motorik, 1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1994), hlm.1043.

Upload: lekhue

Post on 03-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

12

BAB II

KETRAMPILAN MENGAJAR YANG BERVARIASI

DALAM PEMBELAJARAN PAI

A. Ketrampilan Mengajar yang Bervariasi

Untuk dapat melaksanakan tehnik mengajar yang baik maka seorang

guru harus memiliki ketrampilan-ketrampilan khusus dalam mengajarnya,

salah satunya ketrampilan menggunakan variasi.

Ketrampilan mengajar yang bervariasi dalam pembelajaran merupakan

salah satu dari delapan ketrampilan dasar yang mutlak dimiliki oleh seorang

guru. Ketrampilan-ketrampilan dasar yang lain yaitu ketrampilan memberi

penguatan, ketrampilan bertanya, ketrampilan menjelaskan, ketrampilan

membuka dan menutup pelajaran, ketrampilan mengajar kelompok kecil dan

perorangan, ketrampilan mengelola kelas, dan ketrampilan membimbing

diskusi kelompok kecil.

1. Pengertian ketrampilan mengajar yang bervariasi

Secara bahasa ketrampilan berasal dari kata trampil yang artinya

cakap dalam menyelesaikan tugas: mampu dan cekatan. Kemudian

mendapat imbuhan ke-an menjadi ketrampilan yang artinya kecakapan

untuk menyelesaikan tugas.1

Sedangkan menurut istilah, pengertian ketrampilan dapat

didefinisikan sebagai berikut:

a. Menurut Muhibbin syah, Ketrampilan adalah kegiatan yang

berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular)

yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah, seperti menulis,

mengetik, olah raga dan sebagainya. Meskipun sifatnya motorik,

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1994), hlm.1043.

13

namun ketrampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan

kesadaran yang tinggi.2

b. Menurut Reber, Ketrampilan merupakan kemampuan melakukan pola-

pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi sesuai dengan

keadaan untuk mencapai hasil tertentu.3

c. Menurut Oemar Hamalik, ketrampilan adalah kemampuan berbuat

sesuatu dengan baik. Berbuat dapat berarti secara jasmaniah (menulis,

berbicara dan sebagainya) dan dapat juga berarti rohaniah

(membedakan, menganalisis dan sebagainya).4

Dari definisi tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa

ketrampilan adalah kecakapan atau kemampuan seseorang dalam

melakukan sesuatu dengan baik dan tersusun rapi baik secara jasmaniah

maupun rohaniah dan semuanya itu memerlukan koordinasi gerak yang

teliti dan kesadaran yang tinggi sehingga tujuan yang diharapkan dapat

tercapai.

Adapun pengertian mengajar para ahli mendefinisikan sebagai

berikut:

- Menurut S. Nasution, mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi

atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya

dengan anak sehingga terjadi proses belajar.5

- Menurut Sardiman A.M. mengajar adalah usaha untuk menciptakan

kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan

untuk berlangsungnya proses belajar.6

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah

suatu kegiatan mengatur lingkungan dengan sebaik-baiknya untuk

menciptakan proses belajar.

2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2000), Cet. V, hlm. 119. 3 Ibid. 4 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 221 5 S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm. 4 6 Sardiman A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali, 1986),

hlm. 45.

14

Sedangkan pengertian variasi secara bahasa adalah selingan ;

tindakan atau hasil perubahan dari keadaan semula.7

Adapun pengertian variasi dapat didefinisikan sebagai berikut:

a. Menurut J.J. Hasibuan dan Moedjiono menggunakan variasi dapat

diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses mengajar yang

bertujuan mengatasi kebosanan pada siswa.8

b. Menurut Moh. Uzer Usman, variasi adalah suatu kegiatan guru dalam

konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk

mengatasi kebosanan murid sehingga dalam proses belajar mengajar

murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh

partisipasi.9

Pada dasarnya semua orang tidak menghendaki kebosanan, sesuatu

yang membosankan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Demikian

juga dalam proses pembelajaran, bila seorang guru dalam proses

pembelajaran hanya menggunakan satu metode dalam mengajarnya maka

akan menjadikan siswa bosan, perhatiannya berkurang, mengantuk

sehingga tujuan belajar siswa tidak tercapai.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

ketrampilan mengajar yang bervariasi adalah kemampuan seseorang dalam

melakukan pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi dalam

konteks proses interaksi belajar mengajar dengan tujuan mengatasi

kebosanan pada siswa sehingga dalam proses belajar mengajar, murid

senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan serta berperan secara

aktif dalam pembelajaran.

2. Tujuan Variasi Mengajar

Variasi guru dalam menyampaikan materi pelajaran sangat

berpengaruh terhadap murid karena dapat mengurangi kebosanan pada

7 Tim Penyusun Kamus Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa, op. cit., hlm.1117 8 J. J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,1991),

cet. V, hlm. 99. 9 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000),

cet. XI, hlm. 84.

15

siswa. Menurut Adi W. Gunawan, sering kali ada murid yang tidak tertarik

pelajaran karena merasa bosan dan mengantuk. Sebenarnya tidak ada

pelajaran yang membosankan yang benar adalah guru yang membosankan

karena tidak mengerti cara menyajikan materi dengan benar, baik,

menyenangkan dan menarik minat serta perhatian murid.10

Tujuan penggunaan variasi mengajar ditujukan kepada anak didik

dengan tujuan :

a. Meningkatkan dan memelihara perhatian anak didik terhadap relevansi proses belajar mengajar.

b. Memberi kesempatan berfungsinya motivasi dan rasa ingin tahu melalui eksplorasi dan penyelidikan terhadap situasi yang baru.

c. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah melalui penyajian gaya mengajar yang bersemangat dan antusias.

d. Memberi pilihan dan fasilitas dalam belajar individual. e. Mendorong anak didik untuk belajar dengan melibatkannya dalam

berbagai pengalaman yang menarik pada berbagai tingkat kognitif.11

Selain itu tujuan penggunaan variasi dalam konteks pembelajaran

adalah mengatasi kebosanan pada siswa sehingga dalam proses

pembelajarannya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan dan berperan

aktif.

Faktor kebosanan yang dialami siswa disebabkan oleh adanya

penyajian kegiatan yang begitu-begitu saja sehingga akan mengakibatkan

perhatian, motivasi dan minat siswa terhadap pelajaran, guru dan sekolah

menurun. Untuk itu diperlukan adanya keanekaragaman dalam penyajian

kegiatan mengajar.

3. Prinsip-prinsip variasi mengajar

Prinsip-prinsip yang perlu dipahami dalam variasi mengajar dalam

pembelajaran supaya dalam mengajarnya guru dapat trampil dan tidak

kaku atau kikuk yaitu :

10 Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy, Petunjuk Praktis untuk Menerapkan

Accelerated Learning, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), hlm. 154. 11 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2000), hlm. 125.

16

a. Perubahan yang digunakan harus bersifat efektif

b. Penggunaan tehnik variasi harus lancar dan tepat

c. Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan

direncanakan sebelumnya.

d. Penggunaan komponen-komponen variasi harus luwes dan spontan

berdasarkan umpan balik siswa. 12

Biasanya umpan balik ada 2 yaitu :

1) Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan

keterlibatan siswa

2) Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran13

Variasi hendaknya digunakan dengan maksud atau tujuan tertentu

misalnya, untuk menarik perhatian siswa yang kurang memperhatikan

pelajaran sehingga dengan variasi siswa akan tertarik dan terfokus

terhadap pelajaran. Selain itu guru yang melakukan perubahan variasi

harus lancar dan direncanakan sebelumnya dengan baik dan secara

eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran.

Perubahan variasi yang tidak lancar akan merusak perhatian siswa

dan mengganggu pelajaran dikarenakan penyampaian pelajaran yang kaku

dan tidak luwes dari guru. Untuk menghindari hal tersebut seorang guru

harus benar-benar trampil dalam menerapkan komponen-komponen

variasi supaya dalam penyampaian pelajaran oleh guru dapat berjalan

dengan baik.

Seorang guru dalam menyampaikan materi jangan hanya berbicara

di depan kelas dalam artian menyampaikan materi terus tanpa melihat

apakah murid yang mendengarkan paham atau tidak. Jika seorang guru

hanya melakukan hal tersebut maka semua orang dapat melakukannya.

12 J. J. Hasibuan dan Moedjiono, op. cit., hlm. 66. 13 Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., hlm 126.

17

Seorang guru benar-benar dituntut menyampaikan materi pelajaran

menjadi suatu bentuk presentasi yang menarik, menyenangkan, mudah

dipahami dan dapat diingat oleh murid.14

4. Komponen-komponen variasi mengajar

Komponen-komponen ketrampilan variasi mengajar dalam

pembelajaran meliputi variasi dalam gaya mengajar, variasi penggunaan

media dan bahan-bahan pengajaran dan variasi pola interaksi dan kegiatan

siswa.15

a. Variasi gaya mengajar

Variasi gaya mengajar meliputi komponen-komponen ;

1). Variasi suara (teacher voice)

Suara guru dapat bervariasi dalam : intonasi, nada, volume dan

kecepatan. Guru dapat mendramatisasi suatu peristiwa dengan

menunjukkan hal-hal yang dianggap penting, berbicara secara

pelan dengan seorang anak didik, atau berbicara secara tajam

dengan anak yang kurang perhatian. Selain hal tersebut seorang

pengajar harus mengucapkan kata-kata secara jelas. Hal ini sesuai

dengan hadist yang berbunyi:

, عن سفيان, حدثنا وكيع: قال, حدثنا عثمان وأبو بكر ابنا أىب شيبةكان كالم : عن عائشة قالت , عن عروة, عن أسامة عن الزهري

. رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم كالما فضال يفهمه كل من مسعه 16 )رواه أىب داود (

“Diceritakan oleh Usman dan Abu Bakar bin Abi Syaibah, berkata; Waki’ menceritakan kepada kita , dari Sofyan, dari Usamah dari Zuhri, dari ‘Urwah, dari ‘Aisyah berkata; bahwasanya perkataan rasulullah SAW adalah perkataan yang jelas yang memahamkan setiap orang yang mendengarkan”. (HR. Abu Daud)

14 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 155. 15 Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., hlm. 124. 16 Imam Hafidz Abu Daud Sulaiman bin As’ad As Sajastani, Sunan Abu Daud, Juz 3,

(Beirut: Dar al Kutub al-Ilmiyah, 1996), hlm 266

18

Dari hadits tersebut dapat diketahui bahwa suara guru dalam

mengajar harus jelas dan dapat didengar oleh semua siswa bila

tidak demikian ucapan pengajar tidak akan terdengar kemudian

timbullah kegaduhan karena murid saling menanyakan hal yang

diucapkan pengajar.

Seorang guru harus mengusahakan agar pendengar yang duduk di

paling belakang pun dapat mendengar dengan jelas apa yang ia

katakan.17

2). Penekanan (focusing)

Untuk memfokuskan perhatian anak didik dapat suatu aspek yang

penting, guru dapat menggunakan penekanan secara verbal,

misalnya : “perhatikan baik-baik!“, “ini adalah bagian yang sukar,

dengarkan baik-baik”. Penekanan seperti ini biasanya

dikombinasikan dengan gerakan anggota badan. Selain penekanan

verbal untuk dapat menarik perhatian siswa dapat juga dikerjakan

dengan isyarat atau dengan menggunakan model.18

3). Kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence)

Pada saat guru menerangkan sering diperlukan kegiatan berhenti

sejenak secara tiba-tiba. Kesenyapan seperti ini bertujuan

meminta perhatian siswa. Perubahan stimulus dari adanya suara

kepada keadaan yang tenang atau senyap, atau dari adanya

kesibukan atau kegiatan lalu dihentikan akan dapat menarik

perhatian siswa karena siswa ingin tahu apa yang terjadi.

4). Kontak Pandang (eye contact)

Pengajar hendaknya berbicara dengan selalu mengarahkan

pandangannya pada muridnya dan jangan menatap langit-langit

atau lantai. Pengajar perlu mengarahkan pandangannya pada

17 Ad. Rooijakkers, Mengajar dengan Sukses, Petunjuk Untuk Merencanakan dan

Menyampaikan Pengajaran, (Jakarta: Gramedia, 1993), cet. IX, hlm. 50. 18 J. J. Hasibuan dan Moedjiono, op. cit., hlm. 66.

19

seluruh murid dan bukan pada salah satu atau dua orang murid

saja.19

Hubungan antar pengajar dengan seluruh murid atau

pendengarnya melalui pandangan mata merupakan sarana yang

baik untuk menjaga agar tingkat perhatian murid tetap besar.

Murid yang terjangkau oleh pandangan pengajar akan

mendengarkan secara lebih baik daripada murid-murid yang tidak

terlihat oleh pengajar.

5). Gerakan badan dan mimik (gesturing)

Untuk dapat mengajar secara baik, pengajar harus dapat membuat

variasi secara tepat dalam gerak badan dan mimik wajahnya.

Variasi dalam mimik wajah, gerakan kepala atau badan

merupakan bagian yang penting dalam berkomunikasi. Variasi ini

tidak hanya menarik perhatian saja, tetapi menolong

menyampaikan arti pembicaraan. Ekspresi wajah misalnya

tersenyum, mengerutkan dahi, cemberut, menaikkan alis mata,

untuk menunjukkan kagum, tercengang atau heran.

Gerakan kepala misalnya mengangguk, menggeleng, mengangkat

kepala atau merendahkan kepala untuk menunjukkan setuju atau

sebaliknya. Selain itu jari dapat digunakan untuk menunjukkan

ukuran, jarak, arah untuk menarik perhatian siswa.20

Variasi dalam ekspresi wajah, gerakan kepala dan gerakan badan

adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi dengan

siswa agar perhatian siswa tetap fokus terhadap penjelasan dari

seorang guru.

6). Perubahan posisi (teacher movement)

Perubahan posisi guru di dalam kelas dapat digunakan untuk

mempertahankan perhatian siswa, perpindahan posisi dapat

dilakukan dari depan ke belakang, dari sisi kiri ke sisi kanan.

19 Ad. Rooijakkers, op. cit., hlm. 53. 20 Moh. Uzer Usman, op. cit., hlm. 86.

20

Selain itu dapat juga dilakukan dengan perubahan posisi dari

berdiri berubah menjadi duduk. Yang terpenting dalam perubahan

posisi seorang guru harus ada tujuannya yaitu menarik perhatian

siswa dan tidak sekedar mondar-mandir yang dapat mengganggu

siswa.

Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru

dalam perubahan posisi :

- Biasakan bergerak bebas, untuk menanamkan rasa dekat

dengan siswa sambil mengontrol tingkah laku siswa.

- Jangan membiasakan menerangkan sambil menulis

menghadap ke papan tulis.

- Jangan membiasakan menerangkan dengan arah pandang ke

langit-langit, ke lantai, atau ke luar. Tetapi mengarahkan

pandangan menjelajahi seluruh kelas.21

b. Variasi media dan bahan ajar

Media merupakan alat bantu dalam mengajar yang dapat

mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran dan

diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.

Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan

dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan peserta didik

sehingga dapat mendorong proses belajar pada dirinya. Penggunaan

media secara kreatif oleh pendidik akan memungkinkan peserta didik

untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performance mereka

sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Manfaat media pengajaran yaitu :

1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat

dipahami oleh siswa.

21 Ibid.

21

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak

bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.

4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar karena tidak

hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga ada aktivitas lain

seperti; mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-

lain.22

Pada dasarnya anak memiliki kemampuan indera yang berbeda

baik pendengaran, penglihatan bahkan kemampuan berbicara. Oleh

karena itu dengan variasi penggunaan media, kelemahan indera yang

dimiliki setiap anak didik dapat dikurangi.

Media dan bahan pengajaran bila ditinjau dari indera yang

digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yaitu; dapat

didengar, dilihat, dan diraba. Penggunaan alat indera yang multi

media dan relevan dengan tujuan pembelajaran dapat meningkatkan

hasil belajar siswa sehingga lebih bermakna dan tahan lama.

Adapun variasi penggunaan media dan bahan pengajaran adalah

sebagai berikut:

1. Variasi media dan bahan pengajaran yang dapat dilihat (visual

aids)

Media yang termasuk dalam jenis ini antara lain : grafis, bagan,

poster, gambar, film, buku, majalah, peta, buku dan lain-lain.

Penggunaan yang lebih luas dari alat-alat tersebut akan memiliki

keuntungan antara lain:

- Membantu secara konkrit konsep berfikir dan mengurangi respon yang kurang bermanfaat.

- Menarik perhatian anak didik pada tingkat tinggi, - Membuat hasil belajar lebih permanen. - Menyajikan pengalaman riil yang akan mendorong kegiatan

mandiri anak. - Mengembangkan cara berfikir, berkesinambungan seperti pada

halnya film.

22 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, Penggunaan dan Pembuatannya,

(Bandung: Sinar Baru, 1991), hlm. 2.

22

- Memberi pengalaman yang tidak mudah dicapai oleh media yang lain.

- Menambah frekuensi kerja lebih dalam dan belajar lebih bervariasi.23

2. Variasi media dan bahan pengajaran yang dapat didengar (auditif

aids)

Pada umumnya dalam interaksi edukatif di kelas, suara guru adalah

alat utama dalam komunikasi. Rekaman suara-suara radio, musik,

deklamasi, puisi, sosiodrama dan telepon dapat dipakai sebagai

penggunaan media dengar yang divariasikan dengan media

pandang dan media taktil.

3. Variasi media dan bahan yang dapat disentuh, diraba, dimanipulasi

(media taktil)

Penggunaan alat yang termasuk ke dalam jenis ini akan dapat

menarik siswa dan dapat melibatkan siswa membentuk dan

memperagakan kegiatannya. Yang termasuk ke dalam media ini

misalnya peragaan yang dilakukan oleh guru atau siswa, model,

patung, topeng, boneka dan lain-lain.

c. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.

Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar

memiliki rentangan yang bergerak dari dua kutub yaitu kegiatan yang

didominasi oleh guru dan kegiatan sendiri yang dilakukan anak tanpa

campur tangan guru. Hal ini tergantung pada ketrampilan guru dalam

mengelola kegiatan belajar mengajar. Penggunaan variasi pola

interaksi ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan serta

untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan murid dalam

mencapai keberhasilan.

Diantara kedua kutub itu banyak kemungkinan dapat terjadi.

Misalnya guru berbicara dengan sekelompok kecil anak didik melalui

pengajuan pertanyaan atau berbincang dengan anak didik secara

individual sehingga anak dapat saling tukar pendapat.

23 Moh. Uzer Usman, op. cit., hlm. 129.

23

Bila guru yang berbicara, dapat melalui beberapa kategori antara

lain: persetujuan, penghargaan atau peningkatan, menggunakan

pendapat anak didik, bertanya, ceramah, memberi petunjuk dan

mengkritik. Sedangkan anak didik dapat berbicara melalui pemberian

respon dan pengambilan prakarsa.

Bila dilihat dari sudut kegiatan anak didik, dapat berbentuk

mendengarkan ceramah guru, mengajukan pendapat pada diskusi

kelompok kecil, bekerja individual atau kelompok, membaca secara

keras atau perlahan, melihat film, bekerja atau belajar bebas, atau

dapat juga menciptakan kegiatan sendiri.

Sedangkan menurut E. Mulyasa, berpendapat bahwa variasi dalam

pola interaksi dapat dilakukan sebagai berikut:

- Variasi dalam pengelompokan peserta didik: klasikal, kelompok besar, kelompok kecil dan perorangan.

- Variasi tempat kegiatan pembelajaran: di kelas dan di luar kelas. - Variasi dalam pola pengaturan guru: seorang guru dan tim. - Variasi dalam pengaturan hubungan guru dengan peserta didik:

langsung (tatap muka) dan melalui media.24

Sedangkan variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan

sebagai berikut:

- Variasi dalam penggunaan metode pembelajaran, - Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar. - Variasi dalam pemberian contoh dan ilustrasi. - Variasi dalam interaksi dan kegiatan peserta didik.25

B. Pembelajaran PAI

1. Pengertian Pembelajaran PAI

Pembelajaran menurut D. Sudjana S adalah upaya yang sistematik

dan disengaja oleh pendidik untuk menciptakan kondisi-kondisi agar

peserta didik melakukan kegiatan belajar. Dalam kegiatan tersebut terjadi

interaksi edukatif antara dua pihak yaitu antara peserta didik yang

24 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan,(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 79. 25 Ibid., hlm. 80.

24

melakukan kegiatan belajar dengan pendidik yang melakukan kegiatan

membelajarkan.26

Menurut H. Muhaimin, pembelajaran adalah upaya untuk

membelajarkan peserta didik. Dalam definisi ini terkandung makna bahwa

dalam pembelajaran tersebut terdapat kegiatan memilih, menetapkan dan

mengembangkan metode atau strategi yang optimal untuk mencapai hasil

pembelajaran yang diinginkan.27

Dalam definisi tersebut terkandung makna bahwa peserta didik tidak

dilihat sebagai obyek yang pasif, tetapi lebih dilihat sebagai subyek yang

sedang belajar atau mengembangkan potensinya.

Dalam setiap proses pembelajaran, membelajarkan merupakan suatu

kegiatan yang memerlukan ketrampilan profesional yang harus dikerjakan

atau dimiliki oleh guru karena proses pembelajaran merupakan suatu

kegiatan yang disengaja diciptakan dengan tujuan untuk merubah sikap

dan perilaku anak serta meningkatkan pengetahuan dari tidak tahu menjadi

tahu.

Sedangkan pengertian Pendidikan agama Islam dapat didefinisikan

sebagai berikut:

- Menurut Frederick J. Mc Donald,

Education is a process of an activity which is directed at producing desirable change In the behavior of human being28 “Pendidikan adalah sebuah proses atau aktivitas yang dijelaskan pada usaha untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang diinginkan dalam tingkah laku manusia”

26 D. Sudjana S, Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, (Bandung: Falah

Production, 2001), hlm. 8. 27 Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, Pemberdayaan

Pengembangan Kurikulum Hingga Redefinisi Islamisasi Pengetahuan, (Bandung: Nuansa 2003), hlm. 82.

28 Frederick J. McDonald, Educational Psychology, (San Francisco : Wads Worth Publishing Company, 1959), hlm. 4

25

- Menurut Mahmud Yunus dan M. Qosim Bakar

التر بية هي كل الو سا ئل الىت يتخذ ها اإلنسان اال مناء خسم الطفل وعقله وتكوين خلقه وال تشمل إال العوامل املقصودة الىت ميكن

29ان بضع هلا تطاما

“Pendidikan adalah setiap sarana yang dipakai oleh guru untuk menumbuhkan fisik anak, akalnya dan membentuk akhlak serta berisi disiplin (peraturan) tertentu”.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah

sebagai suatu proses penyadaran diri untuk mengembangkan potensi-

potensi diri menuju suatu kepribadian yang utama yang tampak dalam

kebiasaan bertingkah laku, berfikir dan bersikap.

Sementara itu jika dihubungkan dengan agama Islam, banyak yang

mendefinisikan pendidikan agama Islam sebagai berikut:

- Dalam GBPP PAI dijelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah

usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami,

menghayati dan mengamalkan agama islam melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran dan / atau latihan dengan memperhatikan

tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan

antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan

nasional.30

- Menurut Abdurrahman an-Nahlawi, pendidikan Islam adalah

pengembangan pikiran manusia dan penataan tingkah laku serta

emosinya berdasarkan agama Islam, dengan maksud merealisasikan

tujuan Islam dalam kehidupan individu dan masyarakat.31

Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan agama Islam adalah pelajaran yang disampaikan atau segala

29 Mahmud Yunus dan M. Qosir Bakar, At-Tarbiyah wa at-Ta’lim, (Padang : t.p, 1975),

hlm. 8 30 Muhaimin, et. al., Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan

Agama Islam di Sekolah, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2001), hlm. 7. 31 Abdurrahman an-Nahlawi, “Ushulut Tarbiyatul Isamiyah wa Asalibuha”, terj. Herry

Noer Ali, Prinsip-Prinsip dan Metoda Pendidikan Islam, Dalam Keluarga, di Sekolah dan di Masyarakat, (Bandung : CV. Diponegoro, 1989), hlm. 49.

26

usaha pembinaan dan pengembangan kemampuan anak didik, baik

jasmani maupun rohani dengan memberikan materi ajaran agama Islam

agar kelak anak tersebut menjadi manusia yang bertindak, berfikir dan

bertanggungjawab sesuai dengan ajaran agama Islam.

Berdasarkan pengertian pembelajaran dan PAI tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran PAI adalah proses penyampaian materi

atau pengalaman nilai ajaran Islam sebagaimana tersusun secara sistematis

dalam ilmu-ilmu keislaman kepada peserta didik yang beragama Islam

agar kelak mereka menjadi manusia yang bertindak sesuai dengan ajaran

agama Islam.

2. Tujuan dan ruang lingkup PAI

a. Tujuan

Di dalam GBPP PAI dijelaskan bahwa tujuan pendidikan agama islam

adalah untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan

pengamalan peserta didik tentang agama islam, sehingga menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah serta berakhlak

mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.32

Tujuan pendidikan Islam menurut Abdurrahman an-Nahlawi yaitu

untuk mendidik warga negara mu’min dan masyarakat muslim agar

dapat merealisasikan ubudiyah kepada Allah dan menanamkan pada

anak untuk saling menolong, bahu-membahu atau mencintai sesama.33

Sedangkan tujuan pendidikan agama Islam menurut Chabib Thoha

yaitu, untuk mencapai hidup muslim, yakni menumbuhkan kesadaran

manusia sebagai makhluk Allah SWT, agar mereka tumbuh dan

berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia dan beribadah

kepadanya.34

32 Muhaimin, et.al., Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan

Agama Islam di Sekolah, op. cit. , hlm. 78. 33 Abdurrahman an-Nahlawi, op .cit., hlm.179. 34 Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),

hlm. 99.

27

Tujuan ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Adz-

Dzaariyaat ayat 56 :

)56: ات الذاري(وما خلقت الجن واالنس اال ليعبدون

Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahku “ 35

Oleh karena itu dengan pembelajaran PAI diharapkan siswa dapat

tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia,

beribadah dan takwa kepada Allah. Selain itu dengan pendidikan

agama islam diharapkan mampu menciptakan hubungan yang

harmonis antara sesama manusia baik yang seagama (sesama muslim)

ataupun yang tidak seagama, serta dalam berbangsa dan bernegara

sehingga dapat terwujud persatuan dan kesatuan.

b. Ruang lingkup

Dalam GBPP PAI dijelaskan bahwa ruang lingkup PAI meliputi

keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara :

1. Hubungan manusia dengan Allah SWT

2. Hubungan manusia dengan sesama manusia

3. Hubungan manusia dengan dirinya

4. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan36

Adapun ruang lingkup bahan pelajaran pendidikan agama islam

meliputi tujuh unsur pokok yaitu ; al-Qur’an dan hadist, keimanan,

syari’ah, ibadah, muamalah, akhlak dan tarikh.

Al-Qur’an merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti

merupakan sumber akidah, syari’ah, ibadah, muamalah dan akhlak

sehingga berada pada tiap unsur tersebut.37

35 Soenarjo, (eds.), Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT. Intermasa ,1985), hlm.

862. 36 Marasuddin Siregar “Pengelolaan Pengajaran : Suatu Dinamika Profesi Keguruan”,

dalam Chabib Thoha (eds.), PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 1998), hlm. 183.

37 Muhaimin, et. al., Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan pendidikan agama Islam di Sekolah, op. cit., hlm. 80.

28

Keimanan atau akidah merupakan akar atau pokok agama. Iman berarti

percaya. Pengajaran keimanan berarti belajar mengajar tentang

berbagai aspek kepercayaan. Ajaran pokok pengajaran keimanan

meliputi rukun iman yang enam, yaitu percaya pada Allah, rasul,

malaikat, kitab, hari akhir dan qodho’ qodar.

Syari’ah merupakan sistem norma atau aturan yang mengatur

hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia dan makhluk lain.

Dalam hubungannya dengan tuhan diatur dalam ibadah dan hubungan

dengan sesama manusia diatur dalam muamalah.

Ibadah merupakan bentuk pengabdian yang ditujukan kepada Allah

yang diawali dengan niat. Bentuk pengabdiannya seperti sholat, zakat,

puasa, bersedekah, membantu orang yang membutuhkan pertolongan

dan lain-lain. Sedangkan muamalah merupakan aspek yang mengatur

hubungan manusia dengan manusia, contohnya jual beli.

Sedangkan unsur pokok akhlak merupakan aspek hidup atau

kepribadian hidup manusia, dalam arti hubungan dengan Tuhan dan

manusia lain menjadi sikap hidup pribadi manusia. Akhlak merupakan

bentuk batin seseorang. Dan dilihat dari segi nilai bentuk batin ada

yang baik dan jahat ada yang terpuji dan tercela.38

Unsur yang lain yaitu tarikh (sejarah kebudayaan) islam. Tarikh

merupakan sejarah yang berhubungan dengan pertumbuhan dan

perkembangan umat Islam dari masa ke masa dalam usaha bersyari’ah

(beribadah dan muamalah) dan berakhlak serta dalam mengembangkan

sistem kehidupannya yang dilandasi oleh aqidah.

Pada tingkat sekolah dasar, pembelajaran PAI ditekankan pada unsur

pokok al-Qur’an, keimanan, ibadah dan akhlak. Sedangkan pada

tingkat pertama dan menengah, selain empat unsur di atas maka unsur

syari’ah dan tarikh dimasukkan pula.

38 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

1995), hlm. 68.

29

3. Tugas dan Peran Guru dalam Pembelajaran

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian

khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang

tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai

guru. Untuk itu guru diperlukan syarat khusus dan menguasai tentang

pendidikan dan pengajaran.

Guru merupakan kemampuan dalam keberhasilan belajar siswa, oleh

karena itu guru memiliki tugas dan peran yang penting dalam menentukan

kuantitas dan kualitas pembelajaran. Tugas dan peran guru yaitu sebagai

berikut :

1) Tugas Guru

Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di

luar dinas dalam bentuk pengabdian. Jika dikelompokkan ada tiga jenis

tugas guru, yakni tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan dan

tugas dalam bidang kemasyarakatan.

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih.

Mendidik berarti suatu usaha untuk mengantarkan anak didik ke arah

kedewasaan baik secara jasmani maupun rohani. Mendidik bukan

sekedar Transfer of knowledge tetapi juga transfer of value.39

Mengajar adalah mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sedangkan melatih berarti mengembangkan ketrampilan pada siswa.

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan juga menjadi tugas guru karena

guru terlibat dengan kehidupan di masyarakat dengan interaksi sosial.

Guru harus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak didik

sehingga anak mempunyai sifat kesetiakawanan sosial.40

Selain itu tugas guru adalah dapat menjadi orang tua kedua di sekolah.

Untuk itu pemahaman terhadap jiwa dan watak anak didik diperlukan

agar dapat dengan mudah memahaminya.

39 Sardiman A. M. op. cit., hlm. 53. 40 Moh. Uzer Usman, op. cit., hlm. 7.

30

Di bidang kemasyarakatan guru mempunyai tugas mendidik dan

mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara yang baik dan

bermoral Pancasila.

2) Peran guru dalam pembelajaran

Peran guru dalam pembelajaran meliputi banyak hal antara lain guru

sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan,

partisipan, perencana supervisor, motivator, konselor dan lain-lain.

Yang akan dikemukakan disini adalah peranan yang dianggap paling

dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut ;

a. Guru sebagai demonstrator

Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecture, atau pengajar,

guru senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan

diajarkannya dan mengembangkannya dengan ilmu yang

dimilikinya karena akan menentukan hasil belajar siswa.

Hal lain yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia juga harus

memperkaya dirinya dengan pengetahuan sebagai bekal

melaksanakan tugasnya.

Selain itu guru hendaknya mampu dan trampil dalam mengelola

kelasnya dan menyampaikan informasi kepada anak didik sehingga

anak didik tertarik dan merasa tidak bosan terhadap pelajaran yang

disampaikan sehingga anak termotivasi untuk belajar. Seorang guru

akan mampu melaksanakan pengajarannya dengan baik jika ia

menguasai dan menerapkan ketrampilan-ketrampilan mengajar

dalam pembelajarannya.

b. Guru sebagai pengelola kelas (learning Manager)

Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas

sebagai lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan.

Lingkungan yang baik adalah yang bersifat menantang dan

merangsang siswa untuk belajar, memberi rasa aman dan kepuasan

dalam mencapai tujuan.

31

Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan

menggunakan fasilitas kelas untuk berbagai kegiatan pembelajaran

agar hasilnya bagus. Sedangkan tujuan khususnya adalah

mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat

belajar, menyediakan kondisi yang memungkinkan siswa belajar

dan membantu siswa memperoleh hasil yang diharapkan.41

Sebagai manajer guru senantiasa bertanggungjawab memelihara

lingkungan belajarnya agar senantiasa menyenangkan untuk belajar

dan mengarahkan siswanya.

c. Guru sebagai mediator dan fasilitator

Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pemahaman dan

pengetahuan tentang media pembelajaran dan juga memiliki

ketrampilan memilih media, menggunakan media dan

mengusahakan dengan baik. Memilih media dan menggunakan

media harus sesuai dengan tujuan materi, metode dan kemampuan

guru dan siswa.

Selain itu, sebagai mediator guru dapat diartikan sebagai penengah

dalam proses belajar anak. Contoh, dalam diskusi. Dalam diskusi

guru dapat berperan sebagai penengah di antara peserta diskusi

tersebut.42

Sebagai fasilitator guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas

yang memungkinkan kemudahan belajar anak dan mampu

mengusahakan sumber belajar yang menunjang tujuan dan proses

pembelajaran sehingga akan tercapai tujuan belajar yang optimal.

d. Guru sebagai evaluator

Guru dituntut untuk menjadi evaluator yang baik dan jujur. Dengan

penilaian guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan,

penguasaan siswa terhadap pelajaran dan keefektifan metode

pembelajaran.

41 Ibid., hlm. 10. 42 Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., hlm. 47.

32

Dalam fungsinya sebagai evaluator, guru hendaknya terus-menerus

mengikuti hasil yang dicapai siswa. Informasi yang diperoleh

melalui evaluasi dapat dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan

meningkatkan proses pembelajaran.

4. Metode-Metode Pembelajaran PAI

Metode berasal dari bahasa yunani, ‘Metha’ dan ‘Hodos’. Metha

artinya melalui atau melewati, sedangkan Hodos berarti jalan atau cara.

Dari dua kata tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud metode

adalah jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.43

Menurut Tayar Yusuf, metode adalah cara atau jalan dalam

melaksanakan sesuatu meliputi segala kegiatan.44

Menurut Athiyah Al- Abrasyi, memberikan definisi metode sebagai

berikut:

الطريقة هي الوسيلة الىت نتبعها لتفهيم التالميذ اي درس من الدروس ىف اية 45مادة من املواد

“Metode merupakan jalan yang harus dilalui untuk menanamkan anak didik terhadap beberapa materi pelajaran dari guru terhadap materi pelajaran”

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode

merupakan jalan atau cara yang digunakan untuk mempermudah

penyampaian materi.

Salah satu tujuan dari penggunaan metode yang bervariasi adalah

untuk mengatasi kebosanan pada siswa. Sifat dari metode-metode

pembelajaran adalah fleksibel dan tidak ada satu metode yang baik yang

ada adalah metode yang tepat atau sesuai.

43 Zuhairini, et. Al., Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), hlm 18. 44 Tayar Yusuf. Ilmu Praktik Mendidik : Metodik Khusus Pengajaran Agama , (Bandung:

Al Ma’arif, 1986), hlm. 49. 45 M. Athiyah al-Abrashi, Ruhut Tarbiyah wat Ta’lim, (ttp : Darul Ihya al Kutub al

Arabiyah, 1990), hlm. 267.

33

Metode ada bermacam-macam dan masing-masing metode

mempunyai kelebihan dan kekurangan. Untuk itu dalam pembelajaran

sering kali digunakan beberapa metode sehingga memungkinkan

kelemahan dari metode dapat ditutupi dengan kelebihan metode yang lain.

Jenis metode yang banyak diterapkan dalam pembelajaran PAI

yaitu :

1. Metode ceramah

Metode ceramah ini berupa penuturan secara lisan dari guru

kepada murid untuk memberikan pengertian terhadap sesuatu masalah.

Dalam metode ini siswa duduk, melihat dan mendengarkan.46

Metode ceramah merupakan metode yang paling klasik dan

dominan dalam dunia pembelajaran. Kelemahan metode ini adalah

perhatian murid terpusat pada guru dan murid bersifat pasif karena

hanya mendengarkan saja.

Untuk mengatasi kekurangan tersebut hendaknya dikurangi atau

diatasi dengan metode-metode yang lain seperti metode diskusi, tanya

jawab dan lain-lain.

2. Metode diskusi

Diskusi adalah proses memeriksa dengan terperinci sesuatu

masalah dengan jalan bertukar pikiran, membandingkan, menilai

hubungan itu dan mengambil kesimpulannya.47 Dalam diskusi perlu

adanya saling menghargai pendapat yang berbeda.

Agar diskusi lebih hidup selain keikutsertaan dan keaktifan

peserta, hal lain yang harus diperhatikan adalah masalah yang dibahas

harus bersifat problematik dan merangsang berfikir untuk

memecahkannya. Selain itu perumusan tujuan diskusi harus jelas agar

diskusi tidak menyimpang dan pimpinan diskusi harus lincah dab

46 Zakiyah Daradjat, op. cit., hlm. 289. 47 Tayar Yusuf , op. cit., hlm. 58.

34

kreatif agar suasana diskusi sangat hidup dan peserta diskusi dapat

berperan aktif.

3. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah salah satu tehnik mengajar yang dapat

membantu kekurangan yang terdapat pada metode ceramah. Metode

tanya jawab adalah metode dengan menggunakan komunikasi dua

arah, guru bertanya dan murid menjawab atau sebaliknya.48

Metode ini bertujuan untuk memonitor penguasaan murid dan

merangsang berfikir anak. Selain itu metode ini lebih sesuai jika

dipakai untuk mengingat atau mengulang pelajaran dan

membangkitkan semangat belajar siswa.

4. Metode pemberian tugas (Resitasi)

Yaitu guru memberi tugas kepada murid dan murid

mengerjakannya kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan

kepada guru.49

Jika murid menemui kesulitan-kesulitan maka guru memberikan

penjelasan dan petunjuk sesudah murid mencoba dan berusaha lebih

dahulu.

Tujuan dari metode ini adalah membiasakan anak untuk giat

belajar sendiri dan selalu berusaha menambah ilmu pengetahuannya

dengan inisiatif sendiri dan kemauan masing-masing. Selain itu

manfaat dari metode resitasi adalah untuk mengisi waktu luang anak

agar tidak digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.

5. Metode kerja kelompok

Yaitu murid dibagi dalam kelompok dan masing-masing

kelompok itu bertugas menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas yang

ditetapkan oleh guru.50

Pengelompokan dapat dilakukan oleh anak didik sendiri dan juga

dapat dilakukan oleh guru. Untuk tiap kelompok dapat ditunjuk

48 Zakiyah Daradjat, op. cit., hlm. 307. 49 Ibid., hlm. 298. 50 Ibid., hlm. 305.

35

seorang diantara mereka sebagai koordinator bagi anggota-anggotanya,

namun tanggung jawab menyelesaikan tugas tersebut tetap dibebankan

kepada setiap anggota tanpa kecuali.

Salah satu manfaat dari metode kerja kelompok adalah

menghidupkan rasa persatuan, kekompakan sesama murid, dan juga

membina jiwa setia kawan dan terbina sifat kerjasama yang sangat

bermanfaat.

Sebagai tehnik dalam mengajar maka metode membutuhkan

keahlian / kecakapan pendidik dalam menyampaikan materi dengan

mudah. Metode mengajar harus menimbulkan kesenangan dan

kepuasan bagi anak didik. Karena dari sini indikator keberhasilan

tujuan pembelajaran telah tercapai secara efektif dan efisien.

C. Pentingnya Ketrampilan Mengajar yang Bervariasi dalam

Pembelajaran

Dalam setiap proses pembelajaran sangat membutuhkan adanya

ketrampilan profesional dari seorang guru karena seorang guru dituntut

untuk dapat menciptakan kondisi lingkungan belajar yang baik di dalam

kelas dengan maksud untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.

Pada dasarnya kondisi belajar yang menyenangkan akan menumbuhkan

kreatifitas siswa.

Salah satu kriteria profesional seorang guru yaitu guru harus mampu

memecahkan dan melaksanakan tehnik-tehnik mengajar yang baik.51 Bila

guru dalam penampilan mengajarnya tidak menarik maka kegagalan

pertama adalah tidak dapat menanamkan benih pengajarannya pada siswa.

Siswa enggan memperhatikan dan tidak dapat menerima pelajaran

sehingga bosan menghadapi pelajaran yang disampaikan.

Untuk dapat melaksanakan tehnik mengajar yang baik maka

seorang guru harus menguasai ketrampilan menggunakan variasi dalam

pembelajaran, baik variasi gaya mengajar, variasi media dan bahan ajar

51 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm. 38.

36

dan variasi pola interaksi dan kegiatan siswa untuk kepentingan siswanya

sehingga memungkinkan perkembangannya secara optimal sesuai dengan

tujuan pembelajaran dan siswa tidak akan cepat bosan.

Menurut E. Mulyasa, mengadakan variasi merupakan ketrampilan

yang penting dan harus dikuasai oleh guru dalam pembelajaran.

Ketrampilan menggunakan variasi bermanfaat untuk mengatasi kejenuhan

dan kebosanan pada siswa agar siswa selalu antusias, tekun dan penuh

partisipasi serta untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.52

Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan

oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulum. Akan tetapi sebagian besar

ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka.

Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar

yang efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelasnya

sehingga belajar siswa berada pada tingkat optimal.

Seorang guru harus mampu mengelola interaksi belajar mengajar, ia

harus mampu memahami hakikat belajar, faktor-faktor yang

mempengaruhi aktivitas belajar, bagaimana poses belajar berlangsung dan

ciri-ciri pemahaman, perasaan, minat nilai, dan ketrampilan. Dengan

demikian ia akan mampu menentukan gaya memimpin kelas yang akan

dipakai. Hal ini akan mempengaruhi corak interaksi guru dan siswa dalam

kegiatan proses belajar mengajar.

Pekerjaan mendidik atau mengajar adalah pekerjaan yang

membutuhkan kemampuan tertentu. Kemampuan ini dapat dilihat pada

kemampuannya di dalam melakukan perannya sebagai pendidik atau

pengajar, pembimbing dan sebagainya. Oleh karena itu pembelajaran yang

menarik dan baik sangat diharapkan guna mencapai tujuan pembelajaran

yang optimal. salah satu cara agar pembelajaran menarik adalah dengan

menggunakan variasi agar siswa tidak bosan dan siswa memperhatikan

apa yang disampaikan oleh guru sehingga mereka paham dan mengerti,

dengan demikian tujuan pendidikan dapat ditanamkan pada peserta didik.

52 E. Mulyasa, op. cit., hlm. 78