bab ii kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (apd) pada...

21
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Pekerja Survey di Ketinggian 1. Pengertian Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Menurut Kaplan dan Shadock (2005), kepatuhan (compliance) adalah derajat dimana seseorang mengikuti anjuran peraturan yang ada. Menurut Tondok (2013) kepatuhan adalah sikap mau mentaati dan mengikuti suatu spesifikasi, standar atau aturan yang telah diatur dengan jelas yang diterbitkan oleh organisasi yang berwenang. Menurut Neufelt (dalam Kusumadewi, 2012) kepatuhan adalah kemauan mematuhi sesuatu dengan takluk atau tunduk. Prijodarminto (2003) mengemukakan bahwa kepatuhan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku uang menunjukkan nilai ketaatan-ketaatan, kepatuhan kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Tarwaka, (2008) menyatakan bahwa alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuh dari kemungkinan adanya paparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Menurut (Buntarto, 2015) alat pelindung diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri maupun orang lain disekitarnya. Menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA) alat pelindung diri adalah sebagian alat yang

Upload: dangthu

Post on 30-Jun-2019

264 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4590/3/BAB II.pdf · pendidikan pekerja dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja dapat

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Pekerja

Survey di Ketinggian

1. Pengertian Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Menurut Kaplan dan Shadock (2005), kepatuhan (compliance) adalah

derajat dimana seseorang mengikuti anjuran peraturan yang ada. Menurut Tondok

(2013) kepatuhan adalah sikap mau mentaati dan mengikuti suatu spesifikasi,

standar atau aturan yang telah diatur dengan jelas yang diterbitkan oleh organisasi

yang berwenang. Menurut Neufelt (dalam Kusumadewi, 2012) kepatuhan adalah

kemauan mematuhi sesuatu dengan takluk atau tunduk. Prijodarminto (2003)

mengemukakan bahwa kepatuhan adalah suatu kondisi yang tercipta dan

terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku uang menunjukkan nilai

ketaatan-ketaatan, kepatuhan kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.

Tarwaka, (2008) menyatakan bahwa alat pelindung diri (APD) adalah

seperangkat alat keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi

seluruh atau sebagian tubuh dari kemungkinan adanya paparan potensi bahaya

lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Menurut

(Buntarto, 2015) alat pelindung diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib

digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan

pekerja itu sendiri maupun orang lain disekitarnya. Menurut Occupational Safety

and Health Administration (OSHA) alat pelindung diri adalah sebagian alat yang

Page 2: BAB II Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4590/3/BAB II.pdf · pendidikan pekerja dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja dapat

13

digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan

oleh adanya kontak dengan bahaya (hazard) ditempat kerja, baik yang bersifat

kimia biologis, radiasi, fisik, eletrik, mekanik dan lainnya. Berdasarkan beberapa

definisi di atas dapat disimpulkan bahwa alat pelindung diri (APD) adalah alat

yang digunakan untuk melindungi pekerja dari bahaya selama bekerja. Absari,

(2006) mengemukakan bahwa penggunaan alat pelindung diri (APD) yang baik

dapat memberikan perlindungan bagi pekerja dari keparahan dampak kecelakaan

kerja dan dapat mendukung kinerja pekerja, sehingga diharapkan akan terjadi

peningkatan produktivitas pekerja maupun perusahaan.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepatuhan

penggunaan alat pelindung diri (APD) adalah derajat seseorang mau mengikuti

aturan yang telah diatur oleh organisasi dalam menggunakan seperangkat alat

keselamatan untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuh dari bahaya

kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

2. Aspek-Aspek Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Menurut Blass (1999) terdapat 3 dimensi dalam kepatuhan yaitu:

a. Mempercayai (belief)

kepercayaan terhadap tujuan dari kaidah-kaidah bersangkutan, terlepas dari

perasaan atau nilainya terhadap kelompok atau pemegang kekuasaan ataupun

pengawasnya.

b. Menerima (accept)

menerima norma atau nilai-nilai. Seseorang dikatakan patuh apabila yang

bersangkutan menerima baik kehadiran norma-norma ataupun nilai-nilai dari

Page 3: BAB II Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4590/3/BAB II.pdf · pendidikan pekerja dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja dapat

14

suatu peraturan tertulis maupun tidak tertulis. Dalam kaitannya dalam

penggunaan alat pelindung diri apabila pekerja menerima perintah dari

atasan untuk menggunakan alat pelindung diri adalah untuk menjaga

keselamatan setiap pekerja.

c. Melakukan (act)

Bentuk dari tingkah laku atau tindakan dari kepatuhan. Melakukan (act)

berhubungan dengan penerapan norma-norma atau nilai-nilai itu dalam

kehidupan. Seseorang dikatakan patuh apabila norma-norma atau nilai-nilai

dari suatu peraturan diwujudkan dalam perbuatan. Ketika pekerja mau

menggunakan alat pelindung diri, hal tersebut mengindikasikan bahwa

kepatuhan untuk menjaga keselamatan telah muncul pada sikap pekerja.

Menurut Prijodarminto (1994) kepatuhan memiliki 3 aspek yaitu:

a. Sikap mental (mental attitude)

Seseorang yang memiliki sikap yang taat dalam mematuhi peraturan di

tempat kerja mereka akan tertib terhadap peraturan-peraturan yang ada.

Pekerja juga mampu mengendalikan pikiran bahwa harus bersikap sesuai

dengan peraturan yang ada.

b. Pemahaman yang baik melalui sistem aturan, perilaku, norma, kriteria dan

standar yang sedemikian rupa. Pemahaman yang baik terhadap peraturan

perusahaan menimbulkan pengertian yang mendalam terhadap peraturan

tersebut serta timbulnya kesadaran dalam mematuhi dan melaksanakan

aturan yang ada

Page 4: BAB II Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4590/3/BAB II.pdf · pendidikan pekerja dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja dapat

15

c. Sikap kelakuan

Seseorang benar-benar menaati segala aturan yang ada dengan sungguh-

sungguh, pekerja tidak melanggar peraturan yang ada karena pekerja punya

kesungguhan dalam mematuhi segala peraturan yang berlaku.

Jadi dapat disimpulkan bahwa menurut Blass kepatuhan mempunyai

aspek mempercayai, menerima dan melakukan. Prijodarminto mendiskripsikan

bahwa kepatuhan terdiri dari aspek sikap mental, pemahaman dan sikap kelakuan.

Dari aspek-aspek kepatuhan penggunaan pelindung diri diatas, peneliti akan

menggunakan aspek-aspek kepatuhan Blass yaitu : mempercayai (belief),

menerima (accept) dan melakukan (act)

3. Jenis-jenis Alat Pelindung diri

Alat pelindung diri yang digunakan pekerja sesuai dengan bagian tubuh

yang dilindungi antara lain (Tarwaka, 2008) :

a. Alat pelindung kepala

Digunakan untuk melindungi kepala terbentur benda tajam atau keras, bahaya

tertimpa benda keras atau tajam, percikan bahan kimia korosif dan panas sinar

matahari.

b. Alat pelindung mata

Alat pelindung ini digunakan untuk melindungi mata dari percikan bahan

kimia korosif, debu dan partikel-partikel kecil yang melayang diudara.

c. Alat pelindung tangan

Alat yang digunakan untuk melindungi tangan dari benda tajam atau goresan,

benda panas atau kontak dengan arus listrik.

Page 5: BAB II Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4590/3/BAB II.pdf · pendidikan pekerja dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja dapat

16

d. Alat pelindung kaki

Alat yang digunakan untuk melindungi bagian kaki dari percikan api, benda

tajam, benda keras, larutan kimia dan benda panas

e. Sabuk pengaman keselamatan

Digunakan untuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh dari ketinggian

seperti saat memanjat pada konstruksi bangunan.

Menurut Buntarto (2015) alat pelindung diri dibagi menjadi 7 (tujuh)

macam, yaitu:

a. Apron

Apron dibuat dari karet atau plastik atau kain sebagai suatu pembatas

dibagian depan pekerja. Menutupi bagian tubuh pekerja dari dada hingga

lutut, tebuat dari kain drill, mika sheet, kulit atau plastik tebal.

b. Kap (Penutup Rambut)

Dipakai untuk menutup rambut dan kepala, tujuan utamanya untuk

melindungi rambut dan kepala dari bahaya.

c. Pelindung mata

Pelindung mata digunakan apabila ada kemungkinan masuknya serat serat

kain ke dalam mata.

d. Sarung tangan

Sarung tangan dipakai untuk melindungi tangan pekerja agar aman dalam

melakukan pekerjaannya.

Page 6: BAB II Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4590/3/BAB II.pdf · pendidikan pekerja dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja dapat

17

e. Masker

Masker digunakan untuk melindungi pernafasan pekerja agar terhindar dari

masuknya debu dari proses pemintalan kapas, serat-serat kain ke dalam

saluran pernafasan.

f. Sumbat telinga (Ear Plug)

Digunakan untuk mengurangi intensitas suara atau kebisingan yang masuk ke

dalam telinga yang diakibatkan oleh suara mesin produksi.

g. Alas kaki

Alas kaki atau sepatu dipakai untuk melindungi kaki dari benturan oleh benda

tajam atau dari cairan yang jatuh atau menetes ke kaki. Sepatu boots dari

karet atau kulit lebih melindungi, tetapi harus selalu bersih dan bebas dari

kontaminasi cairan yang berbahaya.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa menurut

Tarwaka (2008) alat pelindung diri terdiri dari alat pelindung kepala, alat

pelindung mata, alat pelindung tangan, alat pelindung kaki dan sabuk pengaman

keselamatan. Sedangkan menurut Buntarto (2015) alat pelindung diri terdiri dari:

apron, kap, pelindung mata, masker, sarung tangan, sumbat telinga dan alas kaki.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Penggunaan Alat

Pelindung Diri

Menurut Cooper (2009) terdapat 3 faktor yang mempengaruhi kepatuhan

seseorang dalam menggunakan alat pelindung diri yaitu:

a. Faktor Predisposisi

Faktor Predisposisi meliputi beberapa faktor, antara lain:

Page 7: BAB II Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4590/3/BAB II.pdf · pendidikan pekerja dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja dapat

18

1) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek yang dimilikinya. Pada waktu penginderaan

sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap proyek. Berdasarkan

penelitian Darmayanti, dkk (2015) terdapat hubungan positif antara

pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD pada petani yang

menggunakan pestisida.

2) Sikap

Sikap dapat dinilai dari segi baik dan buruk maupun positif dan negatif.

Sikap merupakan suatu perasaan yang konstan dan ditujukan kepada

suatu objek, baik orang, tindakan, atau gagasan (Lawrence Green,

1980).

3) Pendidikan

Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang diperoleh

dibangku sekolah. Menurut Notoatmojo (1981), pendidikan adalah

setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan

kepada anak didik yang menuju kedewasaan. Pendidikan seseorang

menentukan luasnya pengetahuan seseorang dimana orang yang

berpendidikan rendah sangat sulit menerima sesuatu yang baru. Hal ini

secara tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku pekerja. Program

pendidikan pekerja dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja

dapat memberikan landasan yang mendasar sehingga memerlukan

Page 8: BAB II Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4590/3/BAB II.pdf · pendidikan pekerja dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja dapat

19

partisipasi secara efektif dalam menemukan sendiri pemecahan masalah

di tempat kerja. Pendidikan yang dimaksud dalam hal ini adalah

pendidikan formal yang diperoleh di bangku sekolah.

4) Masa Kerja

Seorang individu akan melakukan suatu tindakan berdasarkan

pengalamannya. Petugas kesehatan yang berpengalaman akan

melakukan tindakan sesuai kebiasaan yang telah diterapkan setiap

harinya berdasarkan dari pengalaman yang didapat selama bekerja.

5) Persepsi

Persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu

proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat

indera.

6) Motivasi

Motivasi adalah sebuah rangsangan atau dorongan yang dimiliki oleh

seseorang atau sekelompok masyarakat yang ingin bekerjasama secara

maksimal dalam melakukan sesuatu yang sudah direncanakan untuk

mencapai tujuan yang ditetapkan.Dalam lingkup keselamatan kerja,

motivasi pekerja menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

kepatuhan pekerja dalam menggunakan alat pelindung diri. Sedangkan

suatu kondisi yang berpengaruh untuk membangkitkan, mengarahkan,

dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja

adalah motivasi kerja (Mangkunegara, 2011). Dalam lingkup

keselamatan kerja, motivasi pekerja menjadi salah satu faktor yang

Page 9: BAB II Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4590/3/BAB II.pdf · pendidikan pekerja dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja dapat

20

mempengaruhi kepatuhan pekerja dalam menggunakan alat pelindung

diri. Penelitian Brito 2015 menunjukkan bahwa pekerja yang memiliki

motivasi kerja yang baik sebagian besar (57,99%) memiliki perilaku

yang baik dalam menggunakan alat pelindung diri (APD).

b. Faktor Pemungkin (Enabling Factors)

Faktor pemungkin adalah keahlian dan sumber daya yang diperlukan

untuk melakukan perilaku kesehatan. Sumber daya yang dimaksud mencakup

fasilitaspelayanan kesehatan, tenaga atau sumber daya yang serupa. Faktor

pemungkin juga menyinggung aksesbilitas dari berbagai macam sumber daya

tersebut. Biaya, jarak, transportasi yang tersedia dan sebagainya, dalam hal ini

juga merupakan faktor pemungkin.

1) Ketersediaan Fasilitas

Ketersediaan sumber daya kesehatan, yang terwujud dalam lingkungan fisik,

tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana. Untuk mewujudkan sikap

menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung, atau suatu

kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas faktor ini terwujud

dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana

yang merupakan sumber daya untuk menunjang perilaku.

2) Sarana Kerja

Pekerjaan seseorang dalam menjalankan tugasnya tingkat kualitas hasilnya

sangat ditentukan oleh sarana dan prasarana, yang disertai pedoman akan

banyak berpengaruh terhadap produktifitas kerja dan kualitas kerja yang baik.

c. Faktor Penguat (Reinforcing Factors)

Page 10: BAB II Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4590/3/BAB II.pdf · pendidikan pekerja dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja dapat

21

Faktor penguat merupakan faktor yang menentukan apakah tindakan

kesehatan didukung atau tidak. Dalam program pendidikan kesehatan kerja,

penguat dapat diberikan oleh rekan kerja, atasan, kepala unit dan keluarga. Positif

atau negatif penguatan bergantung pada sikap dan perilaku orang yang

bersangkutan. Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku dari orang lain, seperti

orang tua, petugas kesehatan, teman dan tetangga (Lawrence Green, 1980).

Pengawasan adalah kegiatan manajer yang mengusahakan agar pekerjaan

terlaksana sesuai rencana yang ditetapkan dan hasil yang dikehendaki. Agar

pengawasan berhasil maka manajer harus melakukan kegiatan pemeriksaan,

pengecekan, pengcocokan, inspeksi, pengendalian dan berbagai tindakan yang

sejenis (Sarwoto, 1991). Perilaku pekerja terhadap penggunaan APD sangat

dipengaruhi oleh perilaku dari manajemen. Pengawas harus menjadi contoh yang

pertama dalam menggunakan APD. Harus ada program pelatihan dan pendidikan

ke pekerja dalam hal menggunakan dan merawat APD dengan benar (Wentz,

1998).

Candra dan Ruhyandi (2008) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kepatuhan penggunaan alat pelindung diri antara lain:

a. Faktor internal

1) Pengetahuan

Pengetahuan tentang APD yang kurang pada pekerja sehingga menyebabkan

ketidakpatuhan dalam penggunaan APD disebabkan karena banyak pekerja

yang tidak mengikuti ataupun menyimak penyuluhan-penyuluhan yang

diberikan oleh petugas P2K3 yang ada diperusahaan

Page 11: BAB II Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4590/3/BAB II.pdf · pendidikan pekerja dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja dapat

22

2) Sikap

Sikap sesorang akan timbul karena dipengaruhi oleh bantuan fisik dan

bantuan mental. Bantuan mental seperti perintah harus berangsur-angsur

dikurangi dan ditukar dengan pengarahan berarti atau dukungan. Sedangkan

bantuan fisik harus diberikan terus menerus. Pekerja yang bekerja di daerah

high riskmemerlukan APD untuk mengurangi terpaparnya suatu penyakit

atau mencegah kecelakaan kerja yang mungkin terjadi, hal ini diperlukan

karena merupakan suatu kebutuhan. Demikian juga lingkungan kerja juga

harus sesuai dengan batas kemampuan mental dan fisik pekerja.

b. Faktor Eksternal

1) Penyuluhan

Penyuluhan tentang APD merupakan salah satu faktor yang mendorong

terbentuknya perilaku dan faktor penguat (reinforcing), oleh karena itu

penyuluhan APD sangat penting peranannya untuk meningkatkan

penggunaan APD saat bekerja. Media yang dilakukan untuk penyuluhan

dapat berupa leaflet, poster atau bisa dilakukan pelatihan khusus untuk

pekerja di bagian produksi yang memang sangat membutuhkan

pengetahuan tersebut.

2) Pengawasan

Pengawsan bertujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh secara

berdaya guna (efektif), sesuai dengan rencana yang telah ditentukan

sebelumnya. Begitu pula yang diharapkan dalam kepatuhan penggunaan

Page 12: BAB II Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4590/3/BAB II.pdf · pendidikan pekerja dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja dapat

23

APD, walaupun pengawasan telah dilakukan namun tidak menggunakan

pengaruh yang signifikan terhadap perilaku pekerja.

3) Kelengkapan APD

Pada dasarnya perusahaan telah menyediakan APD untuk pekerja namun

APD yang disediakan tiak dipergunakan secara maksimal.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kepatuhan

penggunaan APD menurut Cooper (2003) dipengaruhi oleh faktor predisposisi

yang meliputi pengetahuan, sikap, persepsi dan motivasi kerja, faktor penguat

yang meliputi pengawasan pekerja dan faktor pemungkin yang meliputi

ketersediaan fasilitas dan sarana kerja sedangkan menurut Candra dan Ruhyandi

(2008) kepatuhan penggunaan APD dipengaruhi oleh faktor internal yang terdiri

atas pengetahuan dan sikap, dan faktor eksternal yang terdiri atas penyuluhan,

pengawasan dan kelengkapan APD.

Adapun faktor yang dipilih dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang

dikemukakan Cooper yaitu faktor predisposisi yang salah satunya adalah motivasi

kerja, sehingga peneliti menggunakan motivasi kerja sebagai variable bebas,

ketika seseorang mendapatkan achievment dari perusahaan maka motivasinya

untuk meningkatkan kinerjanya akan meningkat, dalam lingkup kerja hal ini

disebut motivasi kerja. Berkaitan dengan pekerjaan motivasi kerja mempengaruhi

kepatuhan pekerja dalam menggunakan APD. Hal ini berdasarkan dari hasil

penelitian Brito (2015), diketahui bahwa pekerja yang memiliki motivasi kerja

yang baik sebagian besar (57,99%) memiliki perilaku yang baik dalam

menggunakan alat pelindung diri (APD). Penelitian lain dari Sukardjo (2012)

Page 13: BAB II Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4590/3/BAB II.pdf · pendidikan pekerja dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja dapat

24

dalam Sumarna (2013), menunjukkan bahwa tingkat motivasi pekerja dalam

menggunakan APD berhubungan signifikan dengan perilaku penggunaan APD.

Pekerja yang memiliki motivasi kerja yang tinggi maka memiliki perilaku yang

baik dalam menggunakan alat pelindung diri (APD) saat melakukan pekerjaan.

B. Motivasi Kerja

1. Pengertian Motivasi Kerja

Umar (2003) mengemukakan motivasi kerja adalah dorongan dan

keinginan yang ada di dalam diri manusia untuk melaksanakan tugas-tugas

pekerjaannya dengan baik. Herzberg (dalam Robbins, 1996) mendefinisikan

motivasi kerja sebagai sikap seseorang terhadap pekerjaannya agar memunculkan

rasa puas pada kinerjanya. Menurut Anoraga (2001), motivasi kerja adalah

kemauan kerja karyawan yang timbulnya karena adanya dorongan dari dalam

pribadi karyawan yang bersangkutan sebagai hasil integrasi dari kebutuhan

pribadi, lingkungan fisik, pengaruh lingkungan sosial di mana kekuatannya

tergantung pada proses pengintegrasian tersebut. Hasibuan (2010)

mengemukakan bahwa motivasi kerja adalah suatu modal dalam menggerakkan

dan mengarahkan karyawan atau pekerja agar dapat melaksanakan tugasnya

masing-masing dalam mencapai sasaran dengan penuh kesadaran, kegairahan dan

bertanggung jawab. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja

adalah dorongan dan sikap seseorang untuk melaksanakan tugasnya dengan baik

agar tujuannya tercapai yang merupakan hasil integrasi dari kebutuhan pribadi,

Page 14: BAB II Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4590/3/BAB II.pdf · pendidikan pekerja dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja dapat

25

lingkungan fisik, pengaruh lingkungan sosial di mana kekuatannya tergantung

pada proses pengintegrasian tersebut.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa menurut Umar

(2003) motivasi kerja adalah dorongan dan keinginan untuk melakukan tugasnya

dengan baik, sedangkan Herzberg (dalam Robins, 1996) motivasi kerja adalah

sikap sesorang terhadap pekerjaannya agar mucul rasa puas. Anoraga (2001)

mengemukakan motivasi kerja adalah kemauan kerja yang timbul dari integrasi

dari beberapa faktor yang mempengaruhi. Motivasi kerja dalam penelitian ini

adalah dorongan dan sikap seseorang dalam bekerja agar dapat dapat melakukan

tugas dengan baik yang timbul dari integrasi beberapa faktor yang

mempengaruhi.

2. Aspek-Aspek Motivasi Kerja

Anoraga (2009) menjelaskan apsek-aspek motivasi kerja terdiri dari :

a. Adanya kedisiplinan dari karyawan.

Sikap, tingkah laku atau perbuatan pada karyawan untuk melakukan aktivitas-

aktivitas kerja yang sesuai dengan pola-pola tertentu, keputusan-keputusan,

peraturan-peraturan dan norma-norma yang telah ditetapkan dan disetujui

bersama baik secara tertulis maupun lisan antara karyawan dengan

perusahaan, serta sanggup menerima sanksi bila melanggar peraturan, tugas

dan wewenang yang diberikan.

b. Imajinasi yang tinggi dan daya kombinasi

Page 15: BAB II Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4590/3/BAB II.pdf · pendidikan pekerja dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja dapat

26

Membuat hasil kerja dari kombinasi ide-ide atau gambaran. Disusun secara

lebih teliti, atau inisiatif sendiri, bukan ditiru dan bersifat konstruktif sehingga

membentuk suatu hasil atau produk yang mendukung kualitas kerja yang

lebih baik

c. Kepercayaan diri

Perasaan yakin yang dimiliki karyawan terhadap kemampuan dirinya,

memiliki kemandirian dapat berpikir secara positif dalam menghadapi

kenyataan yangterjadi serta bertanggung jawab atas keputusan yang diambil

sehingga dapat menyelesaikan masalahnya dengan tenang.

d. Daya tahan terhadap tekanan

Reaksi karyawan terhadap pengalaman emosional yang tidak menyenangkan

yang dirasakan sebagai ancaman atau sebab adanya ketidak seimbangan

antara tuntutan dan kemauan yang dimiliki, dan tekanan tersebut diselesaikan

dengan cara tersendiri yang khas bagi masing-masing individu.

e. Tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan

Suatu kesadaran pada individu untuk melakukan kewajiban atau pekerjaan,

diiringi rasa keberanian menerima segala resiko, inisiatif yang besar dalam

menghadapi kesulitan terhadap pekerjaan dan dorongan yang besar untuk

berbuat dan menyesuaikan apa yang harus dan patut diselesaikan.

Page 16: BAB II Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4590/3/BAB II.pdf · pendidikan pekerja dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja dapat

27

Menurut Greenberg dan Baron (2003) aspek-aspek dalam motivasi kerja

yaitu:

a. Arousal yaitu aspek yang berkaitan dengan dorongan, energi yang mendasari

perilaku bekerja. Ketertarikan untuk memenuhi dorongan ini membawa

pekerja terikat dalam suatu perilaku untuk memenuhi dorongan tersebut.

b. Direct behavior yaitu aspek yang berkaitan dengan pilihan cara yang akan

ditempuh sebagai jalan untuk mencapai tujuan yang ingin diraih. Aspek ini

ditunjukkan dengan perilaku secara langsung maupun tidak langsung

mengarah pada tujuan yang ingin diraih.

c. Maintaining behavior yaitu seberapa lama individu mampu mempertahankan

perilakunya dalam bekerja sehingga tujuannya dapat tercapai. Ketika pekerja

mudah menyerah dan tidak konsisten dalam berusaha maka tujuannya akan

sulit dicapai.

Berdasarkan aspek-aspek motivasi kerja yang telah dikemukakan di atas,

maka peneliti akan menggunakan aspek-aspek dari Anoraga (2009) yaitu adanya

kedisiplinan dari karyawan, Imajinasi yang tinggi dan daya kombinasi,

kepercayaan diri, daya tahan terhadap tekanan, tanggung jawab dalam

melaksanakan pekerjaan dengan alasan bahwa teori-teori tersebut dirasa cukup

mengungkap dan menggali fungsi motivasi kerja pada pekerja survey di

ketinggian (Djamarah, 2002). Peneliti menggunakan aspek-aspek motivasi kerja

dari Anoraga (2009) sebagai alat ukur penelitian.

Page 17: BAB II Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4590/3/BAB II.pdf · pendidikan pekerja dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja dapat

28

C. Hubungan Antara Motivasi Kerja dengan Kepatuhan Penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja Survey di Ketinggian.

Geller (2001) dalam teori The Safety Triad mengungkapkan motivasi

sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi budaya keselamatan. Menurut

Schein dalam Leka dan Houdmont (2010), perilaku patuh adalah contoh dari

artefak yang merupakan lapisan terluar suatu budaya. Interaksi antar komponen

pada teori safety triad menjelaskan bahwa motivasi dalam komponen person

akan mempengaruhi kepatuhan pada komponen behavior. Menurut Bisen dan

Priya (2010) motivasi adalah faktor yang menyebabkan individu melakukan

tindakan dalam hidupnya untuk mencapai suatu tujuan, termasuk mematuhi

penggunaan APD dalam bekerja. Menurut Kaplan dan Shadock (2005),

kepatuhan (compliance) adalah derajat dimana seseorang mengikuti anjuran

peraturan yang ada. Tarwaka, (2008) menyatakan bahwa alat pelindung diri

(APD) adalah seperangkat alat keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk

melindungi seluruh atau sebagian tubuh dari kemungkinan adanya paparan

potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Dalam lingkup dunia kerja, hal-hal yang mendorong seseorang untuk mencapai

tujuan tertentu didasari motivasi kerja. Herzberg (dalam Robbins, 1996)

mendefinisikan motivasi kerja sebagai sikap seseorang terhadap pekerjaannya

agar memunculkan rasa puas pada kinerjanya. Motivasi kerja adalah sikap dan

dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk melaksanakan tugasnya dengan

baik agar tujuannya tercapai.

Page 18: BAB II Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4590/3/BAB II.pdf · pendidikan pekerja dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja dapat

29

Menurut Anoraga (2009) aspek dalam motivasi kerja terdiri dari lima

aspek yaitu adanya kedisiplinan dari karyawan, imajinasi yang tinggi dan daya

kombinasi, kepercayaan diri, daya tahan terhadap tekanan, dan tanggung jawab

dalam melakukan pekerjaan. Aspek kedisiplinan dari karyawan yaitu sikap,

tingkah laku atau perbuatan pada karyawan untuk melakukan aktivitas-aktivitas

kerja yang sesuai dengan pola-pola tertentu, keputusan-keputusan, peraturan-

peraturan dan norma-norma yang telah ditetapkan dan disetujui bersama baik

secara tertulis maupun lisan antara karyawan dengan perusahaan, serta sanggup

menerima sanksi bila melanggar peraturan, tugas dan wewenang yang diberikan

Menurut Notoatmodjo (dalam Dyah, 2014) kebijakan suatu perusahaan dapat

mendorong atau memperkuat terjadinya suatu sikap atau perilaku. Geller (2001)

menyatakan bahwa salah satu faktor dalam komponen environment yang

mempengaruhi perilaku kepatuhan penggunaan APD pada safety triad.

Karyawan yang memiliki kedisiplinan yang tinggi akan berusaha mengikuti dan

mematuhi peraturan yang berlaku di perusahaan, sedangkan karyawan yang

memiliki kedisiplinan yang rendah akan melakukan pengabaian terhadap

peraturan-peraturan yang berlaku. Penelitian Dyah dan Denny (2014)

menjelaskan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kedisiplinan dengan

perilaku patuh karyawan, semakin tegas kebijakan yang dibuat perusahaan

semakin disiplin pekerja mematuhi peraturan penggunaan alat pelindung diri,

begitu juga sebaliknya apabila kedisiplinan dalam mengikuti peraturan rendah,

maka kepatuhan dalam penggunaan APD juga rendah.

Page 19: BAB II Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4590/3/BAB II.pdf · pendidikan pekerja dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja dapat

30

Imajinasi yang tinggi dan daya kombinasi yaitu membuat hasil kerja dari

kombinasi ide-ide atau gambaran. Disusun secara lebih teliti, atau inisiatif sendiri,

bukan ditiru dan bersifat konstruktif sehingga membentuk suatu hasil atau produk

yang mendukung kualitas kerja yang lebih baik. Pekerja yang memiliki imajinasi

dan kreatifitas yang tinggi biasanya memiliki prduktivitas yang lebih tinggi dari

pada pekerja yang memilki kreatifitas yang rendah. Untuk mendukung tingkat

produktivitas yang tinggi perlu didukung dengan sarana dan prasarana yang

memadai. Salah satu sarana dan prasarana yang diperlukan adalah alat-alat

penunjang keselamatan kerja. Menurut Trefifinger dalam (Munandar, 2004)

pribadi kreatif biasanya lebih terorganisir dalam tindakan. Rencana inofatif serta

produk orisinal mereka telah dipikirkan dengan matang terlebih dahulu, dengan

mempertimbangkan masalah yang akan timbul dari implikasinya. Sedangkan

karyawan yang memiliki kreatifitas yang rendah biasanya memiliki selera humor

yang rendah, kurang dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan

kurang memiliki kemampuan untuk bermain dengan ide, konsep atau

kemungkinan yang dikhayalkan. Untuk mendapatkan kualitas kerja yang baik

diperlukan adanya kedisplinan dari karyawan untuk mengikuti aturan-aturan yang

berlaku diperusahaan.

Kepercayaan diri yaitu perasaan yakin yang dimiliki karyawan terhadap

kemampuan dirinya, memiliki kemandirian dapat berpikir secara positif dalam

menghadapi kenyataan yang terjadi serta bertanggung jawab atas keputusan yang

diambil sehingga dapat menyelesaikan masalahnya dengan tenang. Setiap

individu memiliki keyakinan yang berbeda-beda sesuai dengan tugas-tugas yang

Page 20: BAB II Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4590/3/BAB II.pdf · pendidikan pekerja dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja dapat

31

bermacam-macam. Karyawan yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi

ketika dihadapkan pada tugas pekerjaan tertentu memiliki keyakinan mampu

mencapai sebuah tujuan dan mengatasi suatu hambatan, keyakinan tersebut dapat

mendorong seseorang untuk tekun dan gigih dalam menyelesaikan tugas

pekerjaannya, sedangkan karyawan yang memilki kepercayaan diri yang rendah

akan muncul perasaan pesimis untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya (Baron

& Byrne dalam Sari, 2015). Karyawan yang memiliki kepercayaan diri yang

tinggi dapat berpikir positif dan memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaannya,

salah satunya adalah memahami aspek keselamatan bekerja dengan menggunakan

APD, karyawan akan memahami keselamatan dirinya maupun teman kerjanya.

Daya tahan terhadap tekanan yaitu reaksi karyawan terhadap pengalaman

emosional yang tidak menyenangkan yang dirasakan sebagai ancaman atau sebab

adanya ketidak seimbangan antara tuntutan dan kemauan yang dimiliki, dan

tekanan tersebut diselesaikan dengan cara tersendiri yang khas bagi masing-

masing individu. Karyawan yang tidak mampu menghadapi tekanan akan

menunjukkan perilaku counterproductive (Yuwono, 2005). Sedangkan karyawan

yang memiliki daya tahan yang tinggi akan memberikan ide-ide bagi organisasi

dan mematuhi peraturan perusahaan.

Tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan yaitu suatu kesadaran

pada individu untuk melakukan kewajiban atau pekerjaan, diiringi rasa

keberanian menerima segala resiko, inisiatif yang besar dalam menghadapi

kesulitan terhadap pekerjaan dan dorongan yang besar untuk berbuat dan

menyesuaikan apa yang harus dan patut diselesaikan. Karyawan yang memiliki

Page 21: BAB II Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4590/3/BAB II.pdf · pendidikan pekerja dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja dapat

32

tanggung jawab yang tinggi akan berusaha menghadapi hambatan, kesulitan, dan

berusaha maksimal agar mampu bertahan lebih lama dan mampu mencapai tujuan

kinerja yang ditetapkan, hal tersebut mendorong pekerja mencurahkan semua

perhatian pada pekerjaanya, sedangkan karyawan yang memiliki tanggung jawab

yang rendah akan mudah menyerah dalam menghadapi hambatan dan kesulitan

(dalam Rahmi, 2011).

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek

motivasi kerja yaitu: adanya kedisiplinan dari karyawan, imajinasi yang tinggi

dan daya kombinasi, kepercayaan diri, daya tahan terhadap tekanan, dan

tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan mempengaruhi aspek-aspek

kepatuhan penggunaan APD. Hal ini sejalan dengan penelitian Puspaningrum

(2016) bahwa motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang memepengaruhi

kepatuhan penggunaan APD.

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara motivasi

kerja dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD) pada pekerja

survey di ketinggian. Semakin tinggi motivasi kerja pekerja maka semakin tinggi

pula kepatuhan seseorang dalam menggunakan alat pelindung diri (APD). Begitu

juga sebaliknya semakin rendah motivasi kerja maka kepatuhan pekerja dalam

menggunakan alat pelindung diri (APD) juga rendah.