bab ii karakteristik formasi dan reservoir
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
1/106
BAB II
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK FORMASI DAN RESERVOAR
2.1. Karakteristik Batuan Formasi
2.1.1. Compressie Stren!t"
Compressive strength adalah pencerminan kemampuan batuan untuk
menerima beban compressive(tekan) maksimum sebelum batuan tersebut pecah.
Pada umumnya laju pemboran berbanding terbalik dengan compressive strength
batuan yang dibor.
Setiap jenis batuan mempunyai sifat-sifat sendiri dalam menghadapi
adanya gaya, maka mekanisme pecahnya batuanpun berbeda-beda. Meskipun
demikian terdapat tiga gaya kemungkinan yang dapat terjadi sehingga batuan
berubah sifat karena dikenakan gaya, yaitu elastis, plastis dan pecah.
Compressive strength dapat diketahui dari hasil percobaan di laboratorium
dimana satu sampel yang diperoleh diberikan tekanan sedemikian rupa sehingga
sampel tersebut akan pecah. ari hasil percobaan tersebut kemudian direkam
dalam oscilloscope yang kemudian akan dicapai titik maksimal kemudian direkam
akan turun kembali. ari hasil tersebut nilai puncaknya itulah harga compressive
strength sampel. !esarnya compressive strength dinyatakan dalam psi(pound
s"uare inch#lbf-inc.$) yang merupakan besaran tekanan. alam operasi pemboran
compressive strength memberikan pengaruh negatif dimana dengan meningkatnya
compressive strength suatu batuan maka batuan tersebut akan menjadi lebih sulit
untuk dibor. %ompressive strength batuan sangat dipengaruhi oleh tekanan-
tekanan yang bekerja di dalam lubang bor, apabila tekanan hidrostatik kolom
lumpur naik maka akan menyebabkan naiknya compressive strength pula. &pabila
tekanan formasi suatu sumur lebih besar daripada tekanan kolom lumpur, maka
compressive strength batuannya akan kecil sehingga batuan akan lebih mudah
untuk dibor.
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
2/106
#am$ar 2.1.
%nsur Formasi &i $a'a" pa"at
(Car) #at)in* 1+,-
Pada gambar $.'. menggambarkan suatu elemen impermeabel dari formasi
yang secara langsung ditembus oleh mata bor. ika lubangnya penuh dengan
cairan, permukaan yang lebih tinggi dari elemen tersebut adalah yang dikenai
tekanan yang bergantung pada densitas lumpur dan kedalaman. ekanan ini
sebagai pencegah berpindahnya elemen tersebut secara berlebihan sebagaimana
kekuatan batuan bertambah oleh tekanan yang ada. *al ini akan mengakibatkan
batuan akan menjadi sulit untuk dibor karena compressive strength batuan
meningkat.
Selain berpengaruh terhadap besarnya tekanan hidrostatik yang diberikan
juga berpengaruh terhadap sifat elastis dari batuan tersebut, dimana semakin besar
tekanan yang diberikan maka batuan akan elastis dan menyebabkan batuan sulit
untuk dibor karena pecahan yang terjadi lebih susah untuk dibersihkan.
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
3/106
2.1.2. /ar&ness
Hardness adalah ketahanan mineral terhadap goresan.
+ekerasan(hardness) relatif dari suatu mineral tertentu dengan urutan mineral
yang dipakai sebagai standar kekerasan. Mineral yang mempunyai kekerasan yang
lebih kecil akan mempunyai bekas goresan pada tubuh tersebut. ntuk
menentukan ketahanan ini digunakan skala kekerasan Mohs yang memiliki '
pembagian skala, dimulai dari skala ' untuk mineral yang terlunak dan skala '
untuk mineral terkeras. !erikut ini urutan skala kekerasan Mohs (abel -)
Ta$e) II0I
Ska)a Mo"s
Skala
M/*S
0ama Mineral 1umus +imia
'
$
2
3
4
5
6
7
8
'
alk
9ypsum
%alsite
:luorite
&patite
/rthoklase
;uartaktor Kat: &an Stan&in!
(M. Cain* 1+at Fisik Air Formasi
1. Viskositas Air Formasi
Biskositas air formasi (E) akan naik terhadap turunnya temperatur dan
terhadap kenaikkan tekanan seperti terlihat pada (9ambar $.'6) yang merupakan
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
50/106
hubungan antara kekentalan air formasi terhadap tekanan dan temperatur.
+egunaan mengetahui perilaku kekentalan air formasi pada kondisi reservoir
terutama untuk mengontrol gerakan air formasi di dalam reservoir.
#am$ar 2.1
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
51/106
pengembangan air dengan turunnya tekanan dan penyusutan air dengan turunnya
suhu. (9ambar $.'7). menunjukkan hubungan faktor volume formasi air-formasi
dengan tekanan. :aktor volume formasi air-formasi bisa ditentukan dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut =
!EA (' K BEp)(' K BEt) JJJJJJJJJJJ.......JJJJJ.($-3)
dimana =
BEt A penurunan volume sebagai akibat penurunan suhu, faktor ini
ditentukan dengan menggunakan (9ambar $.'8).
BEp A penurunan volume selama penurunan tekanan, faktor ini ditentukandengan menggunakan (9ambar $.$).
#am$ar 2.1-.
Tipe Faktor Vo)ume Formasi Air Formasi Se$a!ai Fun!si Tekanan
(M. Cain* 1+
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
52/106
#am$ar 2.1+.
V'tSe$a!ai >un!si Su"u Reseroir
(M. Cain* 1+
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
53/106
mengimbangi pengembangan air formasi pada penurunan tekanan, sehingga faktor
volume formasi air-formasi terus meningkat dibaEah tekanan jenuh.
4. Kompresi$i)itas Air Formasi
+ompresibilitas air murni tergantung pada suhu, tekanan, dan kelarutan
gas dalam air. +ompresibilitas air murni tanpa adanya gas terlarut didalamnya
ditunjukkan pada (9ambar $.$').
+ompresibilitas air murni pada suhu konstan dinyatakan dalam
persamaan berikut
=.
C(p
'
.JJJJJJJ......JJJJJJJJJJJJJ($-
3')
dimana =
%Ep A kompressibilitas air murni, psi-'.
B A volume air murni, bbl
B A perubahan volume air murni, bbl
P A perubahan tekanan, psi.
Selain itu kompresibilitas air formasi dapat ditentukan dengan persamaan =
%EA %Ep(' K .77 1sE) JJJJJJ......JJJJJJJJJJ..($-3$)
dimana =
1sE A kelarutan gas dalam air formasi
%Ep A kompressibilitas air murni, psi-'
%E A kompressibilitas air formasi, psi-'
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
54/106
#am$ar 2.21.
Kompresi$i)itas Air Formasi Se$a!ai Fun!si Tekanan &an Temperatur
(Cra>t* B.C.* /a'kins M.F.* 1+5+
#am$ar 2.22.
Faktor Koreksi Ter"a&ap #as 3an! Ter)arut
(Cra>t* B.C.* /a'kins M.F.* 1+5+
5. Ke)arutan #as &a)am Air Formasi
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
55/106
+elarutan gas dalam air formasi akan lebih kecil bila dibandingkan dengan
kelarutan gas dalam minyak di reservoir pada tekanan dan temperatur yang sama.
Pada temperatur tetap, kelarutan gas dalam air formasi akan naik dengan naiknya
tekanan. Sedangkan pada tekanan tetap, kelarutan gas dalam air formasi mula-
mula menurun sampai harga minimum kemudian naik lagi terhadap naiknya suhu,
dan kelarutan gas dalam air formasi akan berkurang dengan bertambahnya kadar
garam (9ambar $.$2). engan demikian kelarutan gas dalam air formasi juga
dipengaruhi oleh kegaraman air formasi, maka harga kelarutan gas dalam air
formasi perlu dikoreksi, seperti yang ditunjukkan pada (9ambar $.$3).
#am$ar 2.2.
Ke)arutan #as &a)am Air Formasi Se$a!ai
Fun!si Temperatur &an Tekanan
(Cra>t* B.C.* /a'kins M.F.* 1+5+
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
56/106
#am$ar 2.24.
Koreksi ter"a&ap Ke!araman untuk Ke)arutan #as
&a)am Air Formasi
(Cra>t* B.C.* /a'kins M.F.* 1+5+
2.5. Kon&isi Reseroirekanan dan temperatur merupakan besaran-besaran yang sangat penting
dan berpengaruh terhadap keadaan reservoir, baik pada batuan maupun fluidanya
(air, minyak, dan gas). ekanan dan temperatur lapisan kulit bumi dipengaruhi
oleh adanya gradient kedalaman, letak dari lapisan, serta kandungan fluidanya.
2.5.1. Tekanan Reseroar
erajat tekanan yang terjadi di pori-pori batuan serta fluida yang
dikandung di dalamnya disebut tekanan formasi atau tekanan reservoar. engan
adanya tekanan formasi yang disebabkan oleh adanya gradien kedalaman tersebut,
maka akan menyebabkan terjadinya aliran fluida di dalam formasi ke dalam
lubang sumur yang mempunyai tekanan relatif lebih rendah.
ekanan reservoir dapat terjadi oleh salah satu atau ketiga sebab-sebab
berikut=
ekanan hidrostatik, yang disebabkan oleh fluida (terutama air) yang mengisi
pori-pori batuan diatasnya.
ekanan kapiler, yang disebabkan oleh adanya gaya yang dipengaruhi
tegangan permukaan antara fluida yang bersinggungan, besarnya volume dan
bentuk pori serta sifat kebasahan dari batuan reservoir.
ekanan overburden, yang disebabkan oleh berat batuan di atasnya serta
kandungan fluidanya.
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
57/106
1. Tekanan /i&rostatik
ekanan hidrostatik adalah tekanan yang disebabkan oleh berat kesatuan
dan tinggi vertikal kolom fluida. kuran dan bentuk kolom fluida ini tidak
berpengaruh pada besarnya tekanan ini. ekanan hidrostatik (Phy) sama dengan
jumlah dari densitas fluida rata-rata dan tinggi vertikalnya, maka=
P A . g . JJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJ....($-32)
imana=
P A tekanan
A densitas rata-rata
g A nilai gravitasi
A tinggi kolom
alam operasi pemboran dapat ditulis sebagai=
Phy (psi) A %.MD.JJJJJJJJJJJJJJJJJJ....($-33)
imana=
A tinggi vertikal kolom fluida dalam feet
MD A densitas fluida atau berat lumpur dalam lb#gal atau lb#ft2
% A konstanta A .4$ jika MD dalam lb#gal, dan
% A .584 jika MD dalam lb#ft2
alam sistem metric,
Phy A .82.MD.JJJJJJJJJJJJJJJJJJ..J($-34)
imana =
A tinggi kolom fluida dalam meter dan
MD A berat lumpur dalam kg#dm2
9radient tekanan hidrostatik dipengaruhi oleh padatan-padatan yang
terpisah (seperti garam) dan gas-gas dalam kolom fluida dan perbedaan gradient
temperature. engan kata lain, bertambahnya padatan-padatan yang terpisah
(seperti kadar garam yang tinggi) cenderung menambah gradient tekanan normal.
/leh karena itu banyaknya gas dalam sistem dan temperatur yang tinggi akan
mempengaruhi gradient tekanan hidrostatik normal.
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
58/106
Sebagai contoh gradient tekanan ,354 psi#ft (,'63 kg cm-$ m-')
diasumsikan sebagi salinitas air dari 7. ppm (part per million) 0a%l pada
temperatur 66:($4%).
mumnya gradient hidrostatik rata-rata yang dijumpai selama operasi
pemboran minyak dan gas ditunjukkan pada tabel -'6.
Pada umumnya gradient tekanan hidrostatik (psi#ft) dapat didefinisikan
sebagai=
P A .322 . S9JJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJ......($-35)
imana, S9 adalah spesific grafity dari kolom yang meEakili air.
Ta$e) II01ae
Mekanisme ini menunjukan relief struktur suatu formasi yang dapat
menghasilkan baik ae ter"a&ap permukaan tana" 3an!
men3e$a$kan oerpressure &an su$norma) pressure.
(A&ams* ;. Nea).* 1+-5
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
65/106
#am$ar 2.2+.
Tekanan Formasi Su$norma)
(@a)ter /. Fe)ter.* 1+
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
66/106
$. Fau)tin!
Patahan dapat menyebabkan redistrusi sedimen dan menempatkan . Kompresi Tektonik
+ompresi sedimen secara lateral dapat menghasilkan pengangkatan sedimen
atau rekahan#patahan untuk sedimen yang lebih kuat. !iasanya formasi
terkompaksi pada kedalaman tertentu dapat muncul pada level yang lebih
tinggi. ika tekanan mula-mula tetap terjaga maka pengangkatan formasi dapat
menyebabkan adanya over pressure.
!. Repressurin! From Deeper 6ee)s.
isebabkan oleh adanya migrasi fluida dari
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
67/106
menyebabkan terjadinya kick karena tidak ada lithologi yang
mengindikasikan. ekanan yang tinggi ini dapat terjadi pada batu pasir yang
dangkal jika dialiri gas dari formasi di baEahnya.
". #eneration o> /i&roar$ons
Shale yang terendapkan dengan sejumlah besar kandungan material organik
akan menghasilkan gas karena adanya proses kompaksi. +etika gas
terperangkap akan menyebabkan terjadinya overpressure. Produk organik juga
akan membentuk garam di dalam ruang pori, yang dapat menyebabkan
berkurangnya porositas dan membentuk suatu penyekat.
2.5.1.. 8erkiraan &an 8en&eteksian Tekanan Formasi A$norma)
Metode perkiraan dan pendeteksian tekanan formasi terbagi atas dua
bagian besar yaitu metode kEalitatif dan metode kEantitatif. Masing-masing
metode ini, penerapannya disesuaikan dengan data-data yang diperoleh saat itu.
&pakah sebelum operasi pemboran berlangsung atau ketika operasi pemboran
sedang berlangsung. adi, bisa saja kedua metode ini diterapkan secara berurutan
atau bersama-sama sejak survey geologi sampai operasi pemboran selesai.
.
A. Meto&e K'a)itati>
Metode kEalitatif merupakan metode pendeteksian tekanan formasi ketika
pemboran sedang berlangsung. Metode ini tidak memberikan informasi besarnya
tekanan abnormal pada suatu kedalaman.
Metode kEalitatif terbagi atas lima metode yaitu metode paleontologi,
korelasi sumur offset, &nomali temperatur, 1esistivity cutting dan cutting.
a. 8a)eonto)o!i
Metode pendeteksian tekanan formasi dengan menggunakan metode
paleontologi merupakan metode yang sangat jarang digunakan di lapangan dan
cukup sulit juga tidak valid.
Paleontologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari kehidupan
geologi masa silam melalui fosil. %ara pendeteksiannya yaitu dengan menganalisa
cutting yang naik ke permukaan. !ila dijumpai fosil dengan umur yang tua
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
68/106
terdapat dalam cutting yang berasal dari lapisan batuan yang berumur muda maka
diperkirakan pada lapisan tersebut terdapat tekanan yang tinggi.
$. Kore)asi Sumur O>>set
+orelasi sumur offset (sumur lama) telah digunakan secara luas. Sumur
offset adalah sumur yang telah diketahui kondisi tekanannya. +orelasi biasanya
didasarkan pada persamaan lithologi dengan menganggap tekanannya sama pada
suatu
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
69/106
9 A 9radient 9eothermal, :#' ft.
TT' A Subkrip untuk bagian dangkal.TT$ A Subkrip untuk bagian yang lebih dalam.
&. Resistiit3 Cuttin!
1esistivity lumpur dan cutting dikaitkan dengan konsep delta chloride
merupkan indikator untuk lapisan abnormal pressure. !ila bertemu dengan
porositas batuan yang tinggi pada Eaktu pemboran, batuan yang ditembus akan
membebaskan fluida formasinya ke aliran lumpur. *arus diperhitungkan
resistivity lumpur dan kandungan %l dari fluida pemboran, dengan menganggap
bahEa salinitas air formasi berbeda dengan salinitsas lumpur. Sebagai tambahan,
resistivity cutting akan berubah dengan bertambahnya porositas. 9ambar $.$7.
menunjukan plot delta chloride.
+esulitan utama dari konsep delta chloride adalah dalam mendeteksi
kandungan %l di
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
70/106
B. Meto&e K'antitati>
Metode kEantitatif yaitu metode pendeteksian tekanan formasi dimana
informasi besarnya tekanan pada suatu kedalaman dapat diketahui. Metode
kEantitatif ini terbagi lima metode yaitu= metode analisa seismic, analisa log,
overlay, densitas bulk dan drilling e"aution. Masing-masing metode saling
berkaitan dan digunakan sesuai dengan kondisi pemborannya..
a. Ana)isa Seismi
Metode analisa seismic adalah metode geofisik yang digunakan untuk
mendeteksi keberadaan dan puncak dari tekanan abnormal. Metode ini didasarkan
pada elemen-elemen analisa refleksi dari pennebaker, seperti yang ditunjukkan
oleh gambar $.2. Misalnya shot point / adalah permukaan tanah. +etika
peledakan pada SP, energi gelombang suara terjadi dalam bentuk tekanan
gelombang, energi seismic bergerak seimbang ke segala arah. Cnergi bergerak
vertikal mengenai garis 11 (subsurface) dan direfleksikan kembali ke SS sejauh
garis vertikal /P/. Cnergi tembakan juga menyebar sepanjang diagonal pada 11
pada subsurface (/ dan direfleksikan ke permukaan sepanjang garis D).
Daktu yang diperlukan untuk jalannya energi dicatat oleh geophone pada titik /
dan D, secara horisontal dipisahkan dengan titik U. kecepatan rata-rata B, dapat
dihitung dengan persamaan $-4'.
( $$$ # o0 tt1 = ...JJJJ......JJJJJ...JJJJJJJJJJ($-4')
+edalaman lapisan dapat ditentukan dari persamaan $-4$=
( )$#ot2= JJJJJJJ..JJJJJJJ.JJ...JJJJJJ($-
4$)
nterval kecepatan dari profil seismik berbanding terbalik dengan interval
perjalanan Eaktu (interval travel time). *arga-harganya dapat diplot vs kedalaman
untuk menentukan adanya tekanan abnormal. Suatu lingkungan yang normal yang
menunjukkan penurunan porositas merupakan terjadinya kompaksi. /leh karena
itu travel time juga turun. Qona tekanan abnormal mempunyai porositas yang
lebih besar daripada porositas normal untuk kedalaman tertentu. Sehingga travel
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
71/106
timenya akan mendadak naik. 9ambar $.2'. menunjukkan plot dari suatu seismik
dan sonic suatu sumur bertekanan abnormal.
#am$ar 2..
Konsep Dasar 8rinsip Re>)eksi.
(@a)ter /. Fe)ter.* 1+
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
72/106
$. Ana)isa 6o!
&nalisa log umumnya untuk menentukan tekanan pori-pori dalam sumur
offset dan pemboran sumur aktual. Perangkat MD (Measurement- Dhile-
rilling) merupakan pengangkat teknis analisa log dalam menentukan realtime
pemboran. eknik analisa menggunakan efek dari porositas abnormal pada suatu
batuan seperti conductivitas electric, sonic travel time dan densitas bulk. !aik
resistivity log maupun sonic log keduanya didasarkan pada suatu prinsip.
1esistivity log pada mulanya digunakan untuk mendeteksi tekanan. 1espon
lognya didasarkan pada resistivity elektrik dari total sample, termasuk matrik
batuan dan fluida yang mengisi porositas. 1espon tersebut dapat dilihat pada
9ambar $.2$.
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
73/106
#am$ar 2.2.
8)ot Resistiit3 S"a)e
(A&ams* ;. Nei).* 1+-59ambar $.2$. menggambarkan beberapa titik penting. ekanan formasi tinggi
pada mulanya berkembang dalam bagian shale, akhirnya tekanannya seimbang di
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
74/106
pa&a intera) $a'a" pa&a sumur in* $arier $era&a pa&a ke&a)aman
+.5 >t +.t.
(A&ams* ;. Nei)* 1+-5+enyataan di lapangan dapat dilihat pada 9ambar $.22., dimana bagian
shale yang impermeable kira-kira 8.4 ft, meskipun bagian ini tekanan
normalnya berkisar 8.4 ft ? 5.7 ft, dibuktikan dengan adanya kenaikan
resistivity pada trend normal, tapi sebaliknya pada kedalaman 8.7 ft sampai
'.8 ft berat lumpurnya bertambah dari 8. ppg ke '2,4 ppg. Plot dari titik
resistivity diperlihatkan di 9ambar $.23.
*ottman dan johnson telah mengembangkan suatu teknik yang didasarkan
dari hubungan empiris dimana perkiraan tekanan formasi dibuat dengan mencatat
perbandingan antara pengamatan dan resistivity batuan normal. %aranya
mengikuti step-step berikut=
#am$ar 2.4.
Resistiit3 &ari )o! !am$ar 2.. &ip)ot ter"a&ap ke&a)aman.
(A&ams* ;. Nei)* 1+-5
'. rend normal dibuat dari plot logaritma resistivity shale vs kedalaman.
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
75/106
$. Puncak interval tekanan ditentukan dengan mencatat kedalaman pada titik plot
yang menyimpang dari trend.
2. 9radient tekanan pada berbagai kedalaman ditentukan dengan cara=
a. Menentukan perbandingan ekstrapolasi resistivity shale normal dengan
resistivity shale hasil pengamatan.
b. ekanan formasi dicocokan dengan perbandingan perhitungan dari
9ambar $.24.
#am$ar 2.5.
Kore)asi empiris &ari !ra&ien tekanan >ormasi s per$an&in!an resistiit3
s"a)e norma) &en!an "asi) pen!amatan.
(A&ams* ;. Nei)* 1+-5
. Oer)a3
/verlay adalah chart yang terdiri dari serangkaian garis paralel yang
menggambarkan tekanan formasi dalam besaran berat lumpur. /verlay dapat
mempercepat evaluasi tekanan formasi secara langsung. Metode ini
dikembangkan oleh *ottman dan ohnson.
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
76/106
ntuk mengetahui tekanan pada suatu kedalaman, overlay digeser ke kiri
dan ke kanan sampai tekanan formasi normal berhimpit dengan trend normal.
ekanan formasi dibaca langsung pada kedalaman yang sedang diamati dari plot
resistivity pada garis paralel. *al ini dapat dilihat pada 9ambar $.25. 9ambar
$.26. adalah overlay resistivity yang merupakan chart yang digeser ke kiri dan ke
kanan di atas grafik plot resistivity dari suatu data lapangan (9ambar $.27.). &da
beberapa kelemahan dalam penggunaan overlay hanya dapat digeser ke kiri dan
ke kanan tetapi tidak dapat digeser ke kiri dan ke kanan tetapi tidak dapat ke arah
vertikal, overlay biasanya dibuat untuk suatu tipe kertas semilog dan tidak dapat
digunakan untuk tipe yang lain dan overlay tidak dapat menghitung perumahan
salinitas air formasi abnormal. ntuk menormalkan efek salintas tersebut
diperlukan cara yang berbeda.
#am$ar 2.,.
8)ot oer)a3 &ari suatu &ata )apan!an.
(A&ams* ;. Nei)* 1+-5
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
77/106
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
78/106
(A&ams* ;. Nei)* 1+-5
&. Densitas Bu)k
+etika pemboran mencapai daerah bertekanan normal, densitas bulk dari
batuan yang dibor bertambah kompaksinya atau pengecilan porositas. Seperti
pada porositas bertekanan tinggi yang dijumpai, assosiasi porositas yang tinggi
akan menyebabkan penyimpangan trend densitas bulknya. *al ini dapat dilihat
pada 9ambar $.28. Perubahan tekanan dari normal ke abnormal.
#am$ar 2.+.
8)ot &ensitas s"a)e seara umum.
(A&ams* ;. Nei)* 1+-5
erjadi pada kedalaman dimana perbedaan dari trend normal hasil
pengamatan. *asil dari suatu kasus lapangan dapat dilihat pada gambar $.3.
1esistivity di plot pada kedalaman '.6 ft dan '$.4 ft. ensitas log
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
79/106
mendeteksi di
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
80/106
digunakan adalah Ld-eIponent. asar dari persamaan ini adalah rumus !ingham
tentang proses pemboran. Persamannya sebagai berikut=
b
+d
"a
!
#
=
'$
5-JJJJJJJJJ..JJJ.......JJJJJJ($-
42)
imana=
1 A Gaju Penetrasi, ft#jam.
0 A +ecepatan Putar, rpm.
D A !erat bit, '. lb.
d! A iameter bit, nch.
! A CIponent !erat !it, dimensionless.
& A +onstanta rillability formasi, dimensionless.
ordan dan Shirley memodifikasi persaman !ingham menjadi=
d A log (1#50) # log ('$D#'5d!)JJJJ..JJJJJ........J.($-43)
dimana VdF mengantikan VbF pada persamaan !ingham. alam persaman 2-',
0eil &dams memasukkan konstanta berskala dan memberikan harga pada
konstanta drillability VaF Perubahan sifat-sifat formasi dalam fungsi drillability VdF,
divariasi dengan kedalaman dan strength batuan atau tipe batuan. Bariable-
variable pemboran dimanipulasi secara Ejar sehingga VdF lebih banyak
bvergantung pada diffentential pressure dari pada parameter-parameter operasi.
Pengaruh d-eIponent terhadap differential pressure dapat dilihat pada gambar
$.3'a.
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
81/106
#am$ar 2.41a.
8)ot &0e?ponent.
(A&ams* ;. Nei)* 1+-5
1hem dan Mc%lendon menyempurnakan persamaan tersebut dengan
melihat bahEa, kenaikan berat lumpur akan menutupi perbedaan tekanan formasi
normal dan aktual. Mereka mengajukan suatu perbandingan dalam persamaan $-
44. untuk menghitung pengaruh peningkatan berat lumpur sebagai berikut=
( )
( )actuallumpurberat
normalformasite'ananddc = J..JJJJJJJJJJJ...($-
44)
dimana=
dc A d-eIponent terkoreksi.
d A *arga mula-mula dari persamaan $-43.
ekanan formasi normal A ppg
!erat lumpur actual A ppg
#am$ar 2.41$.
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
82/106
8er$an&in!an p)ot ke&a)aman ersus d0e?ponent &an dc0e?ponent &ari suatu
ke&a)aman pa&a sumur 3an! sama.
(@a)ter /. Fe)ter.* 1+
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
83/106
#am$ar 2.42.
#ra&ient Temperatur Rata0ratauntuk Suatu 6apan!an
(Am3?*;.@.* Bass* MD.* 1+,
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
84/106
Pengukuran temperatur formasi dilakukan setelah Lcompletion dan
temperatur formasi ini dapat dianggap konstan selama kehidupan reservoir,
kecuali bila dilakukan proses stimulasi. Suatu contoh kurva temperatur versus
kedalaman dapat dilihat pada (9ambar $.3$).
2.,. ;enis07enis Reseroir
enis-jenis reservoir dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu=
berdasarkan perangkap reservoir, diagram fasa fluida dan mekanisme pendorong.
2.,.1. Ber&asarkan ;enis 8eran!kap Reseroir
enis reservoir berdasarkan perangkap reservoir dapat dibagi menjadi
tiga, yaitu perangkap struktur, perangkap stratigrafi, dan perangkap kombinasi
struktur dan stratigrafi.
1. 8eran!kap Struktur
Perangkap struktur merupakan perangkap yang paling orisinil dan
sampai deEasa ini merupakan perangkap yang paling penting. elas di sini
berbagai unsur perangkap yang membentuk lapisan penyekat dan lapisan reservoir
sehingga dapat menangkap minyak, disebabkan gejala tektonik atau struktur,
misalnya pelipatan dan pematahan. Sebetulnya kedua unsur ini merupakan unsur
utama dalam pembentukan perangkap.
Perangkap yang disebabkan perlipatan merupakan perangkap utama.
nsur yang mempengaruhi perangkap ini adalah lapisan penyekat dan penutup
yang berada di atasnya dan dibentuk sedemikian sehingga minyak tidak dapat lagi
ke mana-mana, seperti yang ditunjukkan pada (9ambar $.32.)
ntuk mengevaluasi suatu perangkap lipatan terutama mengenai ada
tidaknya tutupan (batas maksimal Eadah dapat diisi oleh fluida), jadi tidak
dipermasalahkan apakah lipatan itu ketat atau landai, yang penting adalah adanya
tutupan. Suatu lipatan sehingga tidak dapat disebut suatu perangkap. isamping
itu ada tidaknya tutupan tergantung pada faktor struktur dan posisinya ke dalam.
%ontohnya, pada permukaan didapatkan struktur tutupan tetapi makin ke dalam
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
85/106
makin menghilang. adi untuk mengevaluasi perangkap pelipatan selain dari
adanya tutupan juga harus dievaluasi apakah tutupan tersebut terdapat pada
lapisan reservoir.
#am$ar 2.4.
8rinsip 8en7e$akan Min3ak &a)am 8eran!kap Struktur
(Koesoema&inata* R.8* 1+-
Perangkap patahan sering juga terdapat dalam berbagai reservoir minyak
dan gas. 9ejala patahan (sesar) dapat bertindak sebagai unsur penyekat dalam
penyaluran minyak. Sering dipermasalahkan apakah patahan itu merupakan
penyekat atau penyalur. Smith ('855) mengemukakan bahEa persoalan patahan
sebagai penyekat sebetulnya tergantung dari tekanan kapiler. Secara teoritis,
memperlihatkan bahEa patahan dalam batuan yang basah air tergantung pada
tekanan kapiler dari medium dalam jalur patahan tersebut. !esar-kecilnya tekanan
yang disebabkan oleh pelampungan minyak atau kolom minyak terhadap besarnya
tekanan kapiler, menentukan sekali apakah patahan itu bertindak sebagai penyalur
atau penyekat. ika tekanan tersebut lebih besar daripada tekanan kapiler maka
minyak masih dapat tersalurkan melalui patahan, tetapi jika lebih kecil maka
patahan tersebut bertindak sebagai suatu penyekat. Patahan yang berdiri sendiri
tidaklah dapat membentuk suatu perangkap. &da beberapa unsur lain yang harus
dipenuhi untuk terjadinya suatu perangkap yang betul-betul hanya disebabkan
karena patahan, yaitu =
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
86/106
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
87/106
'. &danya perubahan sifat lithologi dengan beberapa sifat reservoir, ke satu atau
beberapa arah sehingga merupakan penghalang permeabilitas.
$. &danya lapisan penutup#penyekat yang menghimpit lapisan reservoir tersebut
ke arah atas atau ke pinggir.
2. +eadaan struktur lapisan reservoir yang sedemikian rupa sehingga dapat
menjebak minyak yang naik. +edudukan struktur ini sebetulnya melokalisasi
posisi tertinggi daripada daerah potensial rendah dalam lapisan reesrvoir yang
telah tertutup dari arah atas dan pinggir oleh beberapa unsur tersebut di atas.
+edudukan struktur ini dapat disebabkan oleh kedudukan pengendapan atau
juga karena kemiringan Eilayah.
Perubahan sifat litologi# sifat reservoir ke suatu arah daripada lapisan
reservoir dapat disebabkan =
'. Pembajian, dimana lapisan reservoir yang dihimpit di antara lapisan penyekat
menipis dan menghilang, dapat dilihat pada 9ambar $.34.
#am$ar 2.45.
8em$a7ian 6apisan Reseroir Se$a!ai
%nsur 8eran!kap Strati!ra>i.
(Koesoema&inata* R.8* 1+-$. Penyerpihan (shale-out), dimana ketebalan tetap, akan tetapi sifat litologi
berubah (9ambar $.35.).
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
88/106
#am$ar 2.4,.
8en3erpi"an 6apisan Reseroir (;ari07emari
Se$a!ai %nsur 8eran!kap Strati!ra>i.
(Koesoema&inata* R.8* 1+-
2. Persentuhan dengan bidang erosi.
Pada hakekatnya, perangkap stratigrafi didapatkan karena letak posisi
struktur tubuh batuan sedemikian sehingga batas lateral tubuh tersebut merupakan
penghalang permeabilitas ke arah atas atau ke pinggir. ika tubuh batuan reservoir
itu kecil dan sangat terbatas, maka posisi struktur tidak begitu penting, karena
seluruhnya atau sebagian besar dari tubuh tersebut merupakan perangkap. Posisi
struktur hanya menyesuaikan letak hidrokarbon ada bagian tubuh reservoir
(9ambar $.37.).
ika tubuh reservoir memanjang atau meluas, maka posisi struktur sangat
penting. Perangkap tidak akan terjadi jika tubuh reservoir berada dalam keadaan
horisontal. ika bagian tengah tubuh terlipat, maka perangkap yang terjadi adalah
perangkap struktur (antiklin). ntuk terjadinya perangkap stratigrafi, maka posisi
struktur lapisan reservoir harus sedemikian sehingga salah satu batas lateral tubuh
reservoir (yang dapat berupa unsur di atas tadi), merupakan penghalang
permeabilitas ke atas.
Gevorsen ('843), membagi perangkap stratigrafi sebagai berikut =
'. ubuh batuan reservoir terbatas (lensa) =
a. !atuan reservoir klastik detritus dan volkanik.
b. !atuan reservoir karbonat terumbu, bioherm2. Pembajian, perubahan fasies ataupun porositas dari lapisan reservoir ke suatu
arah regional ataupun lokal dari =
a. !atuan reservoir klastik detritus
b. !atuan reservoir karbonat.
. Perangkap ketidak-selarasan.
2.,.. 8eran!kap Kom$inasi
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
89/106
Perangkap reservoir kebanyakan merupakan kombinasi perangkap
struktur dan perangkap stratigrafi dimana setiap unsur struktur merupakan faktor
bersama dalam membatasi bergeraknya minyak dan gas. !eberapa kombinasi
antara unsur stratigrafi dan unsur struktur adalah sebagai berikut =
'. +ombinasi antara lipatan dengan pembajian
alam 9ambar $.38., dapat dilihat bahEa kombinasi lipatan dengan pembajian
dapat terjadi karena salah satu pihak, pasir menghilang dan di lain pihak hidung
antiklin menutup arah lainnya. Maka jelaslah hal ini sering terjadi pada
perangkap stratigrafi normal.
$. +ombinasi antara patahan dan pembajian
Pembajian yang berkombinasi dengan patahan jauh lebih biasa daripada
pembajian yang berdiri sendiri. +ombinasi ini dapat terjadi karena terdapat
suatu kemiringan Eilayah yang membatasi bergeraknya ke suatu arah dan
diarah lain ditahan oleh adanya suatu patahan dan pada arah lainnya lagi
ditahan oleh pembajian (9ambar $.36.).
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
90/106
#am$ar 2.4
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
91/106
Dimana &i Satu 8i"ak 6apisan Reseroir Mem$a7i.
(Koesoema&inata* R.8* 1+-
2.
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
92/106
Dia!ram Fasa &ari Min3ak Berat
(M. Cain* @i))iam * D.;r* 1+
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
93/106
iperkirakan 54H fluida tetap sebagai cairan pada kondisi separator.
/leh karenanya minyak disebut sebagai minyak ringan (high shrinkage crude oil).
adi minyak ini mengandung relatip sedikit molekul berat bila dibandingkan
dengan minyak berat.
&pabila diproduksikan maka minyak ringan ini biasanya menghasilkan
gas oil ratio permukaan sebesar kurang lebih 7 scf#stb dengan gravity sekitar
4o&P. %airan produksi biasanya berEarna gelap.
#am$ar 2.51.
Dia!ram Fasa &ari Min3ak Rin!an
(M. Cain* @i))iam * D.;r* 1+
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
94/106
maka cairan akan terbentuk di permukaan. %airan ini umumnya dikenal sebagai
Lkondensat atau gas yang dihasilkan disebut Lgas kondensat.
+ata basah menunjukkan bahEa gas mengandung molekul-molekul
hidrokarbon ringan yang pada kondisi permukaan membentuk fasa cair. Pada
kondisi seperator, gas biasanya mengandung lebih banyak hidrokarbon menengah.
+adang-kadang gas ini diproses untuk dipisahkan cairan butana dan propanannya.
9as basah dicirikan dengan gas oil ratio permukaan lebih dari ',
scf#stb. &sosiasi minyak tangki pengumpul biasanya adalah air sebagai gravity
lebih besar daripada 4 o&P.
#am$ar 2.52.Dia!ram Fasa &ari #as Basa"
(M. Cain* @i))iam * D.;r* 1+
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
95/106
+ata kering menunjukkan bahEa fluida tidak cukup mengandung
molekul hidrokarbon berat untuk membentuk cairan di permukaan. etapi
perbedaan antara gas kering dan gas basah tidak tetap, biasanya sistem yang gas
oil ratio-nya lebih dari ', scf # stb dipertimbangkan sebagai gas kering.
#am$ar 2.5.
Dia!ram Fasa &ari #as Kerin!
(M. Cain* @i))iam * D.;r* 1+
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
96/106
9as oil ratio produksi dari reservoir kondensat dapat mencapai sekitar 6,
scf # stb dengan gravity cairan sebesar 5 o&P. %airan produksi biasanya
berEarna cerah.
#am$ar 2.54.
Dia!ram Fasa &ari #as Kon&ensat
(M. Cain* @i))iam * D.;r* 1+
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
97/106
1eservoir jenis ini disebut depletion drive atau solution gas drive
disebabkan oleh karena energi pendesak minyaknya adalah terutama dari
perubahan fasa pada hidrokarbon-hidrokarbon ringannya yang semula merupakan
fasa cair menjadi gas. +emudian gas yang terbentuk ini ikut mendesak minyak ke
sumur produksinya pada saat penurunan tekanan reservoir karena produksi
tersebut.(9ambar $.44.).
#am$ar 2.55.
So)ution #as Drie Reseroir
(C)ark* Norman.;.* 1+,+
Setelah sumur selesai dibor menembus reservoir dan produksi minyak
dimulai, maka akan terjadi suatu penurunan tekanan di sekitar lubang bor.
Penurunan tekanan ini akan menyebabkan fluida mengalir dari reservoir menuju
lubang bor melalui pori-pori batuan. Penurunan tekanan disekitar sumur bor akan
menimbulkan terjadinya fasa gas. Pada saat aEal, karena saturasi gas tersebut
masih kecil (belum membentuk fasa yang kontinyu), maka gas tersebut
terperangkap pada ruang antar butiran reservoirnya, tetapi setelah tekanan
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
98/106
reservoir tersebut cukup kecil dan gas sudah terbentuk banyak atau dapat bergerak
maka gas tersebut turut serta terproduksi ke permukaan (9ambar $.45).
#am$ar 2.5,.
Karakteristik Tekanan* 8I* &an #OR pa&a
So)ution #as Drie Reseroir
(C)ark* Norman.;.* 1+,+
Pada aEal produksi, karena gas yang dibebaskan dari minyak masih
terperangkap pada sela-sela pori batuan, maka gas oil ratio produksi akan lebihkecil jika dibandingkan dengan gas oil ratio reservoir. 9as oil ratio produksi akan
bertambah besar bila gas pada saluran pori-pori tersebut mulai bisa mengalir, hal
ini terus-menerus berlangsung hingga tekanan reservoir menjadi rendah.
!ila tekanan telah cukup rendah maka gas oil ratio akan menjadi
berkurang sebab volume gas di dalam reservoir tinggal sedikit. alam hal ini gas
oil produksi dan gas oil ratio reservoir harganya hampir sama.
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
99/106
1ecovery yang mungkin diperoleh sekitar 4 - 2 H. engan demikian
untuk reservoir jenis ini pada tahap teknik produksi primernya akan meninggalkan
residual oil yang cukup besar. Produksi air hampir-hampir tidak ada karena
reservoirnya terisolir, sehingga meskipun terdapat connate Eater tetapi hampir-
hampir tidak dapat terproduksi.
2. #as Cap Drie Reseroir
alam beberapa tempat dimana terakumulasinya minyak bumi, kadang-
kadang pada kondisi reservoirnya komponen-komponen ringan dan menengah
dari minyak bumi tersebut membentuk suatu fasa gas. 9as bebas ini kemudian
melepaskan diri dari minyaknya dan menempati bagian atas dari reservoir itu
membentuk suatu tudung. *al ini bisa merupakan suatu energi pendesak untuk
mendorong minyak bumi dari reservoir ke lubang sumur dan mengangkatnya ke
permukaan. !ila reservoir ini dikelilingi suatu batuan yang merupakan perangkap,
maka energi ilmiah yang menggerakkan minyak ini berasal dari dua sumber, yaitu
ekspansi gas cap dan ekspansi gas yang terlarut lalu melepaskan diri.
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
100/106
#am$ar 2.5t* B.C an& /a'kins M.F* 1+
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
101/106
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
102/106
#am$ar 2.5+.
#rait3 Draina!e Drie Reseroir
(C)ark* Norman.;.* 1+,+
Pada aEal dari reservoir ini, gas oil ratio dari sumur-sumur yang terletak
pada struktur yang lebih tinggi akan cepat meningkat sehingga diperlukan suatu
program penutupan sumur-sumur tersebut. iharapkan dengan adanya program
ini perolehannya minyaknya dapat mencapai maksimum.
!esarnya gravity drainage dipengaruhi oleh gravity minyak,
permeabilitas
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
103/106
#am$ar 2.,.
Ke)akuan #rait3 Draina!e Reseroir
(Cra>t* B.C an& /a'kins M.F* 1+
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
104/106
#am$ar 2.,1.
@ater Drie Reseroir
(Cra>t* B.C an& /a'kins M.F* 1+
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
105/106
#am$ar 2.,2.
Karakteristik Tekanan* 8I* &an #OR 8a&a @ater Drie Reseroir
(C)ark* Norman.;.* 1+,+
5. Com$ination Drie Reseroir
Sebelumnya telah dijelaskan bahEa reservoir minyak dapat dibagi dalam
beberapa jenis sesuai dengan jenis energi pendorongnya. idak jarang dalam
keadaan sebenarnya energi-energi pendorong ini bekerja bersamaan dan simultan.
!ila demikian, maka energi pendorong yang bekerja pada reservoir itu merupakan
kombinasi beberapa energi pendorong, sehingga dikenal dengan nama
combination drive reservoir. +ombinasi yang umum dijumpai adalah antara gas
cap drive dengan Eater drive. Sehingga sifat-sifat reservoirnya jadi lebih
kompleks jika dibandingkan dengan energi pendorong tunggal (9ambar $.52.).
ntuk reservoir minyak jenis ini, maka gas yang terdapat pada gas cap
akan mendesak kedalam formasi minyak, demikian pula dengan air yang berada
pada bagian baEah dari reservoir tersebut. Pada saat produksi minyak tidak
sempat berubah fasa menjadi gas sebab tekanan reservoir masih cukup tinggi
karena dikontrol oleh tekanan gas dari atas dan air dari baEah. engan demikian
peristiEa depletion untuk reservoir jenis ini dikatakan tidak ada, sehingga minyak
yang masih tersisa di dalam reservoir semakin kecil karena recovery minyaknya
tinggi dan efesiensi produksinya lebih tinggi. (9ambar $.53.) merupakan salah
satu contoh kelakuan dari combination drive dengan Eater drive yang lemah dan
tidak ada tudung gas pada reservoirnya. 9as oil ratio yang konstan pada aEal
produksi dimungkinkan bahEa tekanan reservoir masih di atas tekanan jenuh. i
baEah tekanan jenuh, gas akan bebas sehingga gas oil ratio akan naik.
-
7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir
106/106
#am$ar 2.,.
Com$ination Drie Reseroir
(Cra>t* B.C an& /a'kins M.F* 1+t* B.C an& /a'kins M.F* 1+