bab ii karakteristik formasi dan reservoir

Upload: hartanto

Post on 23-Feb-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    1/106

    BAB II

    IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK FORMASI DAN RESERVOAR

    2.1. Karakteristik Batuan Formasi

    2.1.1. Compressie Stren!t"

    Compressive strength adalah pencerminan kemampuan batuan untuk

    menerima beban compressive(tekan) maksimum sebelum batuan tersebut pecah.

    Pada umumnya laju pemboran berbanding terbalik dengan compressive strength

    batuan yang dibor.

    Setiap jenis batuan mempunyai sifat-sifat sendiri dalam menghadapi

    adanya gaya, maka mekanisme pecahnya batuanpun berbeda-beda. Meskipun

    demikian terdapat tiga gaya kemungkinan yang dapat terjadi sehingga batuan

    berubah sifat karena dikenakan gaya, yaitu elastis, plastis dan pecah.

    Compressive strength dapat diketahui dari hasil percobaan di laboratorium

    dimana satu sampel yang diperoleh diberikan tekanan sedemikian rupa sehingga

    sampel tersebut akan pecah. ari hasil percobaan tersebut kemudian direkam

    dalam oscilloscope yang kemudian akan dicapai titik maksimal kemudian direkam

    akan turun kembali. ari hasil tersebut nilai puncaknya itulah harga compressive

    strength sampel. !esarnya compressive strength dinyatakan dalam psi(pound

    s"uare inch#lbf-inc.$) yang merupakan besaran tekanan. alam operasi pemboran

    compressive strength memberikan pengaruh negatif dimana dengan meningkatnya

    compressive strength suatu batuan maka batuan tersebut akan menjadi lebih sulit

    untuk dibor. %ompressive strength batuan sangat dipengaruhi oleh tekanan-

    tekanan yang bekerja di dalam lubang bor, apabila tekanan hidrostatik kolom

    lumpur naik maka akan menyebabkan naiknya compressive strength pula. &pabila

    tekanan formasi suatu sumur lebih besar daripada tekanan kolom lumpur, maka

    compressive strength batuannya akan kecil sehingga batuan akan lebih mudah

    untuk dibor.

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    2/106

    #am$ar 2.1.

    %nsur Formasi &i $a'a" pa"at

    (Car) #at)in* 1+,-

    Pada gambar $.'. menggambarkan suatu elemen impermeabel dari formasi

    yang secara langsung ditembus oleh mata bor. ika lubangnya penuh dengan

    cairan, permukaan yang lebih tinggi dari elemen tersebut adalah yang dikenai

    tekanan yang bergantung pada densitas lumpur dan kedalaman. ekanan ini

    sebagai pencegah berpindahnya elemen tersebut secara berlebihan sebagaimana

    kekuatan batuan bertambah oleh tekanan yang ada. *al ini akan mengakibatkan

    batuan akan menjadi sulit untuk dibor karena compressive strength batuan

    meningkat.

    Selain berpengaruh terhadap besarnya tekanan hidrostatik yang diberikan

    juga berpengaruh terhadap sifat elastis dari batuan tersebut, dimana semakin besar

    tekanan yang diberikan maka batuan akan elastis dan menyebabkan batuan sulit

    untuk dibor karena pecahan yang terjadi lebih susah untuk dibersihkan.

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    3/106

    2.1.2. /ar&ness

    Hardness adalah ketahanan mineral terhadap goresan.

    +ekerasan(hardness) relatif dari suatu mineral tertentu dengan urutan mineral

    yang dipakai sebagai standar kekerasan. Mineral yang mempunyai kekerasan yang

    lebih kecil akan mempunyai bekas goresan pada tubuh tersebut. ntuk

    menentukan ketahanan ini digunakan skala kekerasan Mohs yang memiliki '

    pembagian skala, dimulai dari skala ' untuk mineral yang terlunak dan skala '

    untuk mineral terkeras. !erikut ini urutan skala kekerasan Mohs (abel -)

    Ta$e) II0I

    Ska)a Mo"s

    Skala

    M/*S

    0ama Mineral 1umus +imia

    '

    $

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    '

    alk

    9ypsum

    %alsite

    :luorite

    &patite

    /rthoklase

    ;uartaktor Kat: &an Stan&in!

    (M. Cain* 1+at Fisik Air Formasi

    1. Viskositas Air Formasi

    Biskositas air formasi (E) akan naik terhadap turunnya temperatur dan

    terhadap kenaikkan tekanan seperti terlihat pada (9ambar $.'6) yang merupakan

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    50/106

    hubungan antara kekentalan air formasi terhadap tekanan dan temperatur.

    +egunaan mengetahui perilaku kekentalan air formasi pada kondisi reservoir

    terutama untuk mengontrol gerakan air formasi di dalam reservoir.

    #am$ar 2.1

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    51/106

    pengembangan air dengan turunnya tekanan dan penyusutan air dengan turunnya

    suhu. (9ambar $.'7). menunjukkan hubungan faktor volume formasi air-formasi

    dengan tekanan. :aktor volume formasi air-formasi bisa ditentukan dengan

    menggunakan persamaan sebagai berikut =

    !EA (' K BEp)(' K BEt) JJJJJJJJJJJ.......JJJJJ.($-3)

    dimana =

    BEt A penurunan volume sebagai akibat penurunan suhu, faktor ini

    ditentukan dengan menggunakan (9ambar $.'8).

    BEp A penurunan volume selama penurunan tekanan, faktor ini ditentukandengan menggunakan (9ambar $.$).

    #am$ar 2.1-.

    Tipe Faktor Vo)ume Formasi Air Formasi Se$a!ai Fun!si Tekanan

    (M. Cain* 1+

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    52/106

    #am$ar 2.1+.

    V'tSe$a!ai >un!si Su"u Reseroir

    (M. Cain* 1+

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    53/106

    mengimbangi pengembangan air formasi pada penurunan tekanan, sehingga faktor

    volume formasi air-formasi terus meningkat dibaEah tekanan jenuh.

    4. Kompresi$i)itas Air Formasi

    +ompresibilitas air murni tergantung pada suhu, tekanan, dan kelarutan

    gas dalam air. +ompresibilitas air murni tanpa adanya gas terlarut didalamnya

    ditunjukkan pada (9ambar $.$').

    +ompresibilitas air murni pada suhu konstan dinyatakan dalam

    persamaan berikut

    =.

    C(p

    '

    .JJJJJJJ......JJJJJJJJJJJJJ($-

    3')

    dimana =

    %Ep A kompressibilitas air murni, psi-'.

    B A volume air murni, bbl

    B A perubahan volume air murni, bbl

    P A perubahan tekanan, psi.

    Selain itu kompresibilitas air formasi dapat ditentukan dengan persamaan =

    %EA %Ep(' K .77 1sE) JJJJJJ......JJJJJJJJJJ..($-3$)

    dimana =

    1sE A kelarutan gas dalam air formasi

    %Ep A kompressibilitas air murni, psi-'

    %E A kompressibilitas air formasi, psi-'

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    54/106

    #am$ar 2.21.

    Kompresi$i)itas Air Formasi Se$a!ai Fun!si Tekanan &an Temperatur

    (Cra>t* B.C.* /a'kins M.F.* 1+5+

    #am$ar 2.22.

    Faktor Koreksi Ter"a&ap #as 3an! Ter)arut

    (Cra>t* B.C.* /a'kins M.F.* 1+5+

    5. Ke)arutan #as &a)am Air Formasi

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    55/106

    +elarutan gas dalam air formasi akan lebih kecil bila dibandingkan dengan

    kelarutan gas dalam minyak di reservoir pada tekanan dan temperatur yang sama.

    Pada temperatur tetap, kelarutan gas dalam air formasi akan naik dengan naiknya

    tekanan. Sedangkan pada tekanan tetap, kelarutan gas dalam air formasi mula-

    mula menurun sampai harga minimum kemudian naik lagi terhadap naiknya suhu,

    dan kelarutan gas dalam air formasi akan berkurang dengan bertambahnya kadar

    garam (9ambar $.$2). engan demikian kelarutan gas dalam air formasi juga

    dipengaruhi oleh kegaraman air formasi, maka harga kelarutan gas dalam air

    formasi perlu dikoreksi, seperti yang ditunjukkan pada (9ambar $.$3).

    #am$ar 2.2.

    Ke)arutan #as &a)am Air Formasi Se$a!ai

    Fun!si Temperatur &an Tekanan

    (Cra>t* B.C.* /a'kins M.F.* 1+5+

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    56/106

    #am$ar 2.24.

    Koreksi ter"a&ap Ke!araman untuk Ke)arutan #as

    &a)am Air Formasi

    (Cra>t* B.C.* /a'kins M.F.* 1+5+

    2.5. Kon&isi Reseroirekanan dan temperatur merupakan besaran-besaran yang sangat penting

    dan berpengaruh terhadap keadaan reservoir, baik pada batuan maupun fluidanya

    (air, minyak, dan gas). ekanan dan temperatur lapisan kulit bumi dipengaruhi

    oleh adanya gradient kedalaman, letak dari lapisan, serta kandungan fluidanya.

    2.5.1. Tekanan Reseroar

    erajat tekanan yang terjadi di pori-pori batuan serta fluida yang

    dikandung di dalamnya disebut tekanan formasi atau tekanan reservoar. engan

    adanya tekanan formasi yang disebabkan oleh adanya gradien kedalaman tersebut,

    maka akan menyebabkan terjadinya aliran fluida di dalam formasi ke dalam

    lubang sumur yang mempunyai tekanan relatif lebih rendah.

    ekanan reservoir dapat terjadi oleh salah satu atau ketiga sebab-sebab

    berikut=

    ekanan hidrostatik, yang disebabkan oleh fluida (terutama air) yang mengisi

    pori-pori batuan diatasnya.

    ekanan kapiler, yang disebabkan oleh adanya gaya yang dipengaruhi

    tegangan permukaan antara fluida yang bersinggungan, besarnya volume dan

    bentuk pori serta sifat kebasahan dari batuan reservoir.

    ekanan overburden, yang disebabkan oleh berat batuan di atasnya serta

    kandungan fluidanya.

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    57/106

    1. Tekanan /i&rostatik

    ekanan hidrostatik adalah tekanan yang disebabkan oleh berat kesatuan

    dan tinggi vertikal kolom fluida. kuran dan bentuk kolom fluida ini tidak

    berpengaruh pada besarnya tekanan ini. ekanan hidrostatik (Phy) sama dengan

    jumlah dari densitas fluida rata-rata dan tinggi vertikalnya, maka=

    P A . g . JJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJ....($-32)

    imana=

    P A tekanan

    A densitas rata-rata

    g A nilai gravitasi

    A tinggi kolom

    alam operasi pemboran dapat ditulis sebagai=

    Phy (psi) A %.MD.JJJJJJJJJJJJJJJJJJ....($-33)

    imana=

    A tinggi vertikal kolom fluida dalam feet

    MD A densitas fluida atau berat lumpur dalam lb#gal atau lb#ft2

    % A konstanta A .4$ jika MD dalam lb#gal, dan

    % A .584 jika MD dalam lb#ft2

    alam sistem metric,

    Phy A .82.MD.JJJJJJJJJJJJJJJJJJ..J($-34)

    imana =

    A tinggi kolom fluida dalam meter dan

    MD A berat lumpur dalam kg#dm2

    9radient tekanan hidrostatik dipengaruhi oleh padatan-padatan yang

    terpisah (seperti garam) dan gas-gas dalam kolom fluida dan perbedaan gradient

    temperature. engan kata lain, bertambahnya padatan-padatan yang terpisah

    (seperti kadar garam yang tinggi) cenderung menambah gradient tekanan normal.

    /leh karena itu banyaknya gas dalam sistem dan temperatur yang tinggi akan

    mempengaruhi gradient tekanan hidrostatik normal.

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    58/106

    Sebagai contoh gradient tekanan ,354 psi#ft (,'63 kg cm-$ m-')

    diasumsikan sebagi salinitas air dari 7. ppm (part per million) 0a%l pada

    temperatur 66:($4%).

    mumnya gradient hidrostatik rata-rata yang dijumpai selama operasi

    pemboran minyak dan gas ditunjukkan pada tabel -'6.

    Pada umumnya gradient tekanan hidrostatik (psi#ft) dapat didefinisikan

    sebagai=

    P A .322 . S9JJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJ......($-35)

    imana, S9 adalah spesific grafity dari kolom yang meEakili air.

    Ta$e) II01ae

    Mekanisme ini menunjukan relief struktur suatu formasi yang dapat

    menghasilkan baik ae ter"a&ap permukaan tana" 3an!

    men3e$a$kan oerpressure &an su$norma) pressure.

    (A&ams* ;. Nea).* 1+-5

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    65/106

    #am$ar 2.2+.

    Tekanan Formasi Su$norma)

    (@a)ter /. Fe)ter.* 1+

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    66/106

    $. Fau)tin!

    Patahan dapat menyebabkan redistrusi sedimen dan menempatkan . Kompresi Tektonik

    +ompresi sedimen secara lateral dapat menghasilkan pengangkatan sedimen

    atau rekahan#patahan untuk sedimen yang lebih kuat. !iasanya formasi

    terkompaksi pada kedalaman tertentu dapat muncul pada level yang lebih

    tinggi. ika tekanan mula-mula tetap terjaga maka pengangkatan formasi dapat

    menyebabkan adanya over pressure.

    !. Repressurin! From Deeper 6ee)s.

    isebabkan oleh adanya migrasi fluida dari

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    67/106

    menyebabkan terjadinya kick karena tidak ada lithologi yang

    mengindikasikan. ekanan yang tinggi ini dapat terjadi pada batu pasir yang

    dangkal jika dialiri gas dari formasi di baEahnya.

    ". #eneration o> /i&roar$ons

    Shale yang terendapkan dengan sejumlah besar kandungan material organik

    akan menghasilkan gas karena adanya proses kompaksi. +etika gas

    terperangkap akan menyebabkan terjadinya overpressure. Produk organik juga

    akan membentuk garam di dalam ruang pori, yang dapat menyebabkan

    berkurangnya porositas dan membentuk suatu penyekat.

    2.5.1.. 8erkiraan &an 8en&eteksian Tekanan Formasi A$norma)

    Metode perkiraan dan pendeteksian tekanan formasi terbagi atas dua

    bagian besar yaitu metode kEalitatif dan metode kEantitatif. Masing-masing

    metode ini, penerapannya disesuaikan dengan data-data yang diperoleh saat itu.

    &pakah sebelum operasi pemboran berlangsung atau ketika operasi pemboran

    sedang berlangsung. adi, bisa saja kedua metode ini diterapkan secara berurutan

    atau bersama-sama sejak survey geologi sampai operasi pemboran selesai.

    .

    A. Meto&e K'a)itati>

    Metode kEalitatif merupakan metode pendeteksian tekanan formasi ketika

    pemboran sedang berlangsung. Metode ini tidak memberikan informasi besarnya

    tekanan abnormal pada suatu kedalaman.

    Metode kEalitatif terbagi atas lima metode yaitu metode paleontologi,

    korelasi sumur offset, &nomali temperatur, 1esistivity cutting dan cutting.

    a. 8a)eonto)o!i

    Metode pendeteksian tekanan formasi dengan menggunakan metode

    paleontologi merupakan metode yang sangat jarang digunakan di lapangan dan

    cukup sulit juga tidak valid.

    Paleontologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari kehidupan

    geologi masa silam melalui fosil. %ara pendeteksiannya yaitu dengan menganalisa

    cutting yang naik ke permukaan. !ila dijumpai fosil dengan umur yang tua

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    68/106

    terdapat dalam cutting yang berasal dari lapisan batuan yang berumur muda maka

    diperkirakan pada lapisan tersebut terdapat tekanan yang tinggi.

    $. Kore)asi Sumur O>>set

    +orelasi sumur offset (sumur lama) telah digunakan secara luas. Sumur

    offset adalah sumur yang telah diketahui kondisi tekanannya. +orelasi biasanya

    didasarkan pada persamaan lithologi dengan menganggap tekanannya sama pada

    suatu

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    69/106

    9 A 9radient 9eothermal, :#' ft.

    TT' A Subkrip untuk bagian dangkal.TT$ A Subkrip untuk bagian yang lebih dalam.

    &. Resistiit3 Cuttin!

    1esistivity lumpur dan cutting dikaitkan dengan konsep delta chloride

    merupkan indikator untuk lapisan abnormal pressure. !ila bertemu dengan

    porositas batuan yang tinggi pada Eaktu pemboran, batuan yang ditembus akan

    membebaskan fluida formasinya ke aliran lumpur. *arus diperhitungkan

    resistivity lumpur dan kandungan %l dari fluida pemboran, dengan menganggap

    bahEa salinitas air formasi berbeda dengan salinitsas lumpur. Sebagai tambahan,

    resistivity cutting akan berubah dengan bertambahnya porositas. 9ambar $.$7.

    menunjukan plot delta chloride.

    +esulitan utama dari konsep delta chloride adalah dalam mendeteksi

    kandungan %l di

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    70/106

    B. Meto&e K'antitati>

    Metode kEantitatif yaitu metode pendeteksian tekanan formasi dimana

    informasi besarnya tekanan pada suatu kedalaman dapat diketahui. Metode

    kEantitatif ini terbagi lima metode yaitu= metode analisa seismic, analisa log,

    overlay, densitas bulk dan drilling e"aution. Masing-masing metode saling

    berkaitan dan digunakan sesuai dengan kondisi pemborannya..

    a. Ana)isa Seismi

    Metode analisa seismic adalah metode geofisik yang digunakan untuk

    mendeteksi keberadaan dan puncak dari tekanan abnormal. Metode ini didasarkan

    pada elemen-elemen analisa refleksi dari pennebaker, seperti yang ditunjukkan

    oleh gambar $.2. Misalnya shot point / adalah permukaan tanah. +etika

    peledakan pada SP, energi gelombang suara terjadi dalam bentuk tekanan

    gelombang, energi seismic bergerak seimbang ke segala arah. Cnergi bergerak

    vertikal mengenai garis 11 (subsurface) dan direfleksikan kembali ke SS sejauh

    garis vertikal /P/. Cnergi tembakan juga menyebar sepanjang diagonal pada 11

    pada subsurface (/ dan direfleksikan ke permukaan sepanjang garis D).

    Daktu yang diperlukan untuk jalannya energi dicatat oleh geophone pada titik /

    dan D, secara horisontal dipisahkan dengan titik U. kecepatan rata-rata B, dapat

    dihitung dengan persamaan $-4'.

    ( $$$ # o0 tt1 = ...JJJJ......JJJJJ...JJJJJJJJJJ($-4')

    +edalaman lapisan dapat ditentukan dari persamaan $-4$=

    ( )$#ot2= JJJJJJJ..JJJJJJJ.JJ...JJJJJJ($-

    4$)

    nterval kecepatan dari profil seismik berbanding terbalik dengan interval

    perjalanan Eaktu (interval travel time). *arga-harganya dapat diplot vs kedalaman

    untuk menentukan adanya tekanan abnormal. Suatu lingkungan yang normal yang

    menunjukkan penurunan porositas merupakan terjadinya kompaksi. /leh karena

    itu travel time juga turun. Qona tekanan abnormal mempunyai porositas yang

    lebih besar daripada porositas normal untuk kedalaman tertentu. Sehingga travel

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    71/106

    timenya akan mendadak naik. 9ambar $.2'. menunjukkan plot dari suatu seismik

    dan sonic suatu sumur bertekanan abnormal.

    #am$ar 2..

    Konsep Dasar 8rinsip Re>)eksi.

    (@a)ter /. Fe)ter.* 1+

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    72/106

    $. Ana)isa 6o!

    &nalisa log umumnya untuk menentukan tekanan pori-pori dalam sumur

    offset dan pemboran sumur aktual. Perangkat MD (Measurement- Dhile-

    rilling) merupakan pengangkat teknis analisa log dalam menentukan realtime

    pemboran. eknik analisa menggunakan efek dari porositas abnormal pada suatu

    batuan seperti conductivitas electric, sonic travel time dan densitas bulk. !aik

    resistivity log maupun sonic log keduanya didasarkan pada suatu prinsip.

    1esistivity log pada mulanya digunakan untuk mendeteksi tekanan. 1espon

    lognya didasarkan pada resistivity elektrik dari total sample, termasuk matrik

    batuan dan fluida yang mengisi porositas. 1espon tersebut dapat dilihat pada

    9ambar $.2$.

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    73/106

    #am$ar 2.2.

    8)ot Resistiit3 S"a)e

    (A&ams* ;. Nei).* 1+-59ambar $.2$. menggambarkan beberapa titik penting. ekanan formasi tinggi

    pada mulanya berkembang dalam bagian shale, akhirnya tekanannya seimbang di

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    74/106

    pa&a intera) $a'a" pa&a sumur in* $arier $era&a pa&a ke&a)aman

    +.5 >t +.t.

    (A&ams* ;. Nei)* 1+-5+enyataan di lapangan dapat dilihat pada 9ambar $.22., dimana bagian

    shale yang impermeable kira-kira 8.4 ft, meskipun bagian ini tekanan

    normalnya berkisar 8.4 ft ? 5.7 ft, dibuktikan dengan adanya kenaikan

    resistivity pada trend normal, tapi sebaliknya pada kedalaman 8.7 ft sampai

    '.8 ft berat lumpurnya bertambah dari 8. ppg ke '2,4 ppg. Plot dari titik

    resistivity diperlihatkan di 9ambar $.23.

    *ottman dan johnson telah mengembangkan suatu teknik yang didasarkan

    dari hubungan empiris dimana perkiraan tekanan formasi dibuat dengan mencatat

    perbandingan antara pengamatan dan resistivity batuan normal. %aranya

    mengikuti step-step berikut=

    #am$ar 2.4.

    Resistiit3 &ari )o! !am$ar 2.. &ip)ot ter"a&ap ke&a)aman.

    (A&ams* ;. Nei)* 1+-5

    '. rend normal dibuat dari plot logaritma resistivity shale vs kedalaman.

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    75/106

    $. Puncak interval tekanan ditentukan dengan mencatat kedalaman pada titik plot

    yang menyimpang dari trend.

    2. 9radient tekanan pada berbagai kedalaman ditentukan dengan cara=

    a. Menentukan perbandingan ekstrapolasi resistivity shale normal dengan

    resistivity shale hasil pengamatan.

    b. ekanan formasi dicocokan dengan perbandingan perhitungan dari

    9ambar $.24.

    #am$ar 2.5.

    Kore)asi empiris &ari !ra&ien tekanan >ormasi s per$an&in!an resistiit3

    s"a)e norma) &en!an "asi) pen!amatan.

    (A&ams* ;. Nei)* 1+-5

    . Oer)a3

    /verlay adalah chart yang terdiri dari serangkaian garis paralel yang

    menggambarkan tekanan formasi dalam besaran berat lumpur. /verlay dapat

    mempercepat evaluasi tekanan formasi secara langsung. Metode ini

    dikembangkan oleh *ottman dan ohnson.

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    76/106

    ntuk mengetahui tekanan pada suatu kedalaman, overlay digeser ke kiri

    dan ke kanan sampai tekanan formasi normal berhimpit dengan trend normal.

    ekanan formasi dibaca langsung pada kedalaman yang sedang diamati dari plot

    resistivity pada garis paralel. *al ini dapat dilihat pada 9ambar $.25. 9ambar

    $.26. adalah overlay resistivity yang merupakan chart yang digeser ke kiri dan ke

    kanan di atas grafik plot resistivity dari suatu data lapangan (9ambar $.27.). &da

    beberapa kelemahan dalam penggunaan overlay hanya dapat digeser ke kiri dan

    ke kanan tetapi tidak dapat digeser ke kiri dan ke kanan tetapi tidak dapat ke arah

    vertikal, overlay biasanya dibuat untuk suatu tipe kertas semilog dan tidak dapat

    digunakan untuk tipe yang lain dan overlay tidak dapat menghitung perumahan

    salinitas air formasi abnormal. ntuk menormalkan efek salintas tersebut

    diperlukan cara yang berbeda.

    #am$ar 2.,.

    8)ot oer)a3 &ari suatu &ata )apan!an.

    (A&ams* ;. Nei)* 1+-5

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    77/106

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    78/106

    (A&ams* ;. Nei)* 1+-5

    &. Densitas Bu)k

    +etika pemboran mencapai daerah bertekanan normal, densitas bulk dari

    batuan yang dibor bertambah kompaksinya atau pengecilan porositas. Seperti

    pada porositas bertekanan tinggi yang dijumpai, assosiasi porositas yang tinggi

    akan menyebabkan penyimpangan trend densitas bulknya. *al ini dapat dilihat

    pada 9ambar $.28. Perubahan tekanan dari normal ke abnormal.

    #am$ar 2.+.

    8)ot &ensitas s"a)e seara umum.

    (A&ams* ;. Nei)* 1+-5

    erjadi pada kedalaman dimana perbedaan dari trend normal hasil

    pengamatan. *asil dari suatu kasus lapangan dapat dilihat pada gambar $.3.

    1esistivity di plot pada kedalaman '.6 ft dan '$.4 ft. ensitas log

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    79/106

    mendeteksi di

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    80/106

    digunakan adalah Ld-eIponent. asar dari persamaan ini adalah rumus !ingham

    tentang proses pemboran. Persamannya sebagai berikut=

    b

    +d

    "a

    !

    #

    =

    '$

    5-JJJJJJJJJ..JJJ.......JJJJJJ($-

    42)

    imana=

    1 A Gaju Penetrasi, ft#jam.

    0 A +ecepatan Putar, rpm.

    D A !erat bit, '. lb.

    d! A iameter bit, nch.

    ! A CIponent !erat !it, dimensionless.

    & A +onstanta rillability formasi, dimensionless.

    ordan dan Shirley memodifikasi persaman !ingham menjadi=

    d A log (1#50) # log ('$D#'5d!)JJJJ..JJJJJ........J.($-43)

    dimana VdF mengantikan VbF pada persamaan !ingham. alam persaman 2-',

    0eil &dams memasukkan konstanta berskala dan memberikan harga pada

    konstanta drillability VaF Perubahan sifat-sifat formasi dalam fungsi drillability VdF,

    divariasi dengan kedalaman dan strength batuan atau tipe batuan. Bariable-

    variable pemboran dimanipulasi secara Ejar sehingga VdF lebih banyak

    bvergantung pada diffentential pressure dari pada parameter-parameter operasi.

    Pengaruh d-eIponent terhadap differential pressure dapat dilihat pada gambar

    $.3'a.

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    81/106

    #am$ar 2.41a.

    8)ot &0e?ponent.

    (A&ams* ;. Nei)* 1+-5

    1hem dan Mc%lendon menyempurnakan persamaan tersebut dengan

    melihat bahEa, kenaikan berat lumpur akan menutupi perbedaan tekanan formasi

    normal dan aktual. Mereka mengajukan suatu perbandingan dalam persamaan $-

    44. untuk menghitung pengaruh peningkatan berat lumpur sebagai berikut=

    ( )

    ( )actuallumpurberat

    normalformasite'ananddc = J..JJJJJJJJJJJ...($-

    44)

    dimana=

    dc A d-eIponent terkoreksi.

    d A *arga mula-mula dari persamaan $-43.

    ekanan formasi normal A ppg

    !erat lumpur actual A ppg

    #am$ar 2.41$.

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    82/106

    8er$an&in!an p)ot ke&a)aman ersus d0e?ponent &an dc0e?ponent &ari suatu

    ke&a)aman pa&a sumur 3an! sama.

    (@a)ter /. Fe)ter.* 1+

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    83/106

    #am$ar 2.42.

    #ra&ient Temperatur Rata0ratauntuk Suatu 6apan!an

    (Am3?*;.@.* Bass* MD.* 1+,

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    84/106

    Pengukuran temperatur formasi dilakukan setelah Lcompletion dan

    temperatur formasi ini dapat dianggap konstan selama kehidupan reservoir,

    kecuali bila dilakukan proses stimulasi. Suatu contoh kurva temperatur versus

    kedalaman dapat dilihat pada (9ambar $.3$).

    2.,. ;enis07enis Reseroir

    enis-jenis reservoir dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu=

    berdasarkan perangkap reservoir, diagram fasa fluida dan mekanisme pendorong.

    2.,.1. Ber&asarkan ;enis 8eran!kap Reseroir

    enis reservoir berdasarkan perangkap reservoir dapat dibagi menjadi

    tiga, yaitu perangkap struktur, perangkap stratigrafi, dan perangkap kombinasi

    struktur dan stratigrafi.

    1. 8eran!kap Struktur

    Perangkap struktur merupakan perangkap yang paling orisinil dan

    sampai deEasa ini merupakan perangkap yang paling penting. elas di sini

    berbagai unsur perangkap yang membentuk lapisan penyekat dan lapisan reservoir

    sehingga dapat menangkap minyak, disebabkan gejala tektonik atau struktur,

    misalnya pelipatan dan pematahan. Sebetulnya kedua unsur ini merupakan unsur

    utama dalam pembentukan perangkap.

    Perangkap yang disebabkan perlipatan merupakan perangkap utama.

    nsur yang mempengaruhi perangkap ini adalah lapisan penyekat dan penutup

    yang berada di atasnya dan dibentuk sedemikian sehingga minyak tidak dapat lagi

    ke mana-mana, seperti yang ditunjukkan pada (9ambar $.32.)

    ntuk mengevaluasi suatu perangkap lipatan terutama mengenai ada

    tidaknya tutupan (batas maksimal Eadah dapat diisi oleh fluida), jadi tidak

    dipermasalahkan apakah lipatan itu ketat atau landai, yang penting adalah adanya

    tutupan. Suatu lipatan sehingga tidak dapat disebut suatu perangkap. isamping

    itu ada tidaknya tutupan tergantung pada faktor struktur dan posisinya ke dalam.

    %ontohnya, pada permukaan didapatkan struktur tutupan tetapi makin ke dalam

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    85/106

    makin menghilang. adi untuk mengevaluasi perangkap pelipatan selain dari

    adanya tutupan juga harus dievaluasi apakah tutupan tersebut terdapat pada

    lapisan reservoir.

    #am$ar 2.4.

    8rinsip 8en7e$akan Min3ak &a)am 8eran!kap Struktur

    (Koesoema&inata* R.8* 1+-

    Perangkap patahan sering juga terdapat dalam berbagai reservoir minyak

    dan gas. 9ejala patahan (sesar) dapat bertindak sebagai unsur penyekat dalam

    penyaluran minyak. Sering dipermasalahkan apakah patahan itu merupakan

    penyekat atau penyalur. Smith ('855) mengemukakan bahEa persoalan patahan

    sebagai penyekat sebetulnya tergantung dari tekanan kapiler. Secara teoritis,

    memperlihatkan bahEa patahan dalam batuan yang basah air tergantung pada

    tekanan kapiler dari medium dalam jalur patahan tersebut. !esar-kecilnya tekanan

    yang disebabkan oleh pelampungan minyak atau kolom minyak terhadap besarnya

    tekanan kapiler, menentukan sekali apakah patahan itu bertindak sebagai penyalur

    atau penyekat. ika tekanan tersebut lebih besar daripada tekanan kapiler maka

    minyak masih dapat tersalurkan melalui patahan, tetapi jika lebih kecil maka

    patahan tersebut bertindak sebagai suatu penyekat. Patahan yang berdiri sendiri

    tidaklah dapat membentuk suatu perangkap. &da beberapa unsur lain yang harus

    dipenuhi untuk terjadinya suatu perangkap yang betul-betul hanya disebabkan

    karena patahan, yaitu =

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    86/106

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    87/106

    '. &danya perubahan sifat lithologi dengan beberapa sifat reservoir, ke satu atau

    beberapa arah sehingga merupakan penghalang permeabilitas.

    $. &danya lapisan penutup#penyekat yang menghimpit lapisan reservoir tersebut

    ke arah atas atau ke pinggir.

    2. +eadaan struktur lapisan reservoir yang sedemikian rupa sehingga dapat

    menjebak minyak yang naik. +edudukan struktur ini sebetulnya melokalisasi

    posisi tertinggi daripada daerah potensial rendah dalam lapisan reesrvoir yang

    telah tertutup dari arah atas dan pinggir oleh beberapa unsur tersebut di atas.

    +edudukan struktur ini dapat disebabkan oleh kedudukan pengendapan atau

    juga karena kemiringan Eilayah.

    Perubahan sifat litologi# sifat reservoir ke suatu arah daripada lapisan

    reservoir dapat disebabkan =

    '. Pembajian, dimana lapisan reservoir yang dihimpit di antara lapisan penyekat

    menipis dan menghilang, dapat dilihat pada 9ambar $.34.

    #am$ar 2.45.

    8em$a7ian 6apisan Reseroir Se$a!ai

    %nsur 8eran!kap Strati!ra>i.

    (Koesoema&inata* R.8* 1+-$. Penyerpihan (shale-out), dimana ketebalan tetap, akan tetapi sifat litologi

    berubah (9ambar $.35.).

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    88/106

    #am$ar 2.4,.

    8en3erpi"an 6apisan Reseroir (;ari07emari

    Se$a!ai %nsur 8eran!kap Strati!ra>i.

    (Koesoema&inata* R.8* 1+-

    2. Persentuhan dengan bidang erosi.

    Pada hakekatnya, perangkap stratigrafi didapatkan karena letak posisi

    struktur tubuh batuan sedemikian sehingga batas lateral tubuh tersebut merupakan

    penghalang permeabilitas ke arah atas atau ke pinggir. ika tubuh batuan reservoir

    itu kecil dan sangat terbatas, maka posisi struktur tidak begitu penting, karena

    seluruhnya atau sebagian besar dari tubuh tersebut merupakan perangkap. Posisi

    struktur hanya menyesuaikan letak hidrokarbon ada bagian tubuh reservoir

    (9ambar $.37.).

    ika tubuh reservoir memanjang atau meluas, maka posisi struktur sangat

    penting. Perangkap tidak akan terjadi jika tubuh reservoir berada dalam keadaan

    horisontal. ika bagian tengah tubuh terlipat, maka perangkap yang terjadi adalah

    perangkap struktur (antiklin). ntuk terjadinya perangkap stratigrafi, maka posisi

    struktur lapisan reservoir harus sedemikian sehingga salah satu batas lateral tubuh

    reservoir (yang dapat berupa unsur di atas tadi), merupakan penghalang

    permeabilitas ke atas.

    Gevorsen ('843), membagi perangkap stratigrafi sebagai berikut =

    '. ubuh batuan reservoir terbatas (lensa) =

    a. !atuan reservoir klastik detritus dan volkanik.

    b. !atuan reservoir karbonat terumbu, bioherm2. Pembajian, perubahan fasies ataupun porositas dari lapisan reservoir ke suatu

    arah regional ataupun lokal dari =

    a. !atuan reservoir klastik detritus

    b. !atuan reservoir karbonat.

    . Perangkap ketidak-selarasan.

    2.,.. 8eran!kap Kom$inasi

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    89/106

    Perangkap reservoir kebanyakan merupakan kombinasi perangkap

    struktur dan perangkap stratigrafi dimana setiap unsur struktur merupakan faktor

    bersama dalam membatasi bergeraknya minyak dan gas. !eberapa kombinasi

    antara unsur stratigrafi dan unsur struktur adalah sebagai berikut =

    '. +ombinasi antara lipatan dengan pembajian

    alam 9ambar $.38., dapat dilihat bahEa kombinasi lipatan dengan pembajian

    dapat terjadi karena salah satu pihak, pasir menghilang dan di lain pihak hidung

    antiklin menutup arah lainnya. Maka jelaslah hal ini sering terjadi pada

    perangkap stratigrafi normal.

    $. +ombinasi antara patahan dan pembajian

    Pembajian yang berkombinasi dengan patahan jauh lebih biasa daripada

    pembajian yang berdiri sendiri. +ombinasi ini dapat terjadi karena terdapat

    suatu kemiringan Eilayah yang membatasi bergeraknya ke suatu arah dan

    diarah lain ditahan oleh adanya suatu patahan dan pada arah lainnya lagi

    ditahan oleh pembajian (9ambar $.36.).

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    90/106

    #am$ar 2.4

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    91/106

    Dimana &i Satu 8i"ak 6apisan Reseroir Mem$a7i.

    (Koesoema&inata* R.8* 1+-

    2.

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    92/106

    Dia!ram Fasa &ari Min3ak Berat

    (M. Cain* @i))iam * D.;r* 1+

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    93/106

    iperkirakan 54H fluida tetap sebagai cairan pada kondisi separator.

    /leh karenanya minyak disebut sebagai minyak ringan (high shrinkage crude oil).

    adi minyak ini mengandung relatip sedikit molekul berat bila dibandingkan

    dengan minyak berat.

    &pabila diproduksikan maka minyak ringan ini biasanya menghasilkan

    gas oil ratio permukaan sebesar kurang lebih 7 scf#stb dengan gravity sekitar

    4o&P. %airan produksi biasanya berEarna gelap.

    #am$ar 2.51.

    Dia!ram Fasa &ari Min3ak Rin!an

    (M. Cain* @i))iam * D.;r* 1+

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    94/106

    maka cairan akan terbentuk di permukaan. %airan ini umumnya dikenal sebagai

    Lkondensat atau gas yang dihasilkan disebut Lgas kondensat.

    +ata basah menunjukkan bahEa gas mengandung molekul-molekul

    hidrokarbon ringan yang pada kondisi permukaan membentuk fasa cair. Pada

    kondisi seperator, gas biasanya mengandung lebih banyak hidrokarbon menengah.

    +adang-kadang gas ini diproses untuk dipisahkan cairan butana dan propanannya.

    9as basah dicirikan dengan gas oil ratio permukaan lebih dari ',

    scf#stb. &sosiasi minyak tangki pengumpul biasanya adalah air sebagai gravity

    lebih besar daripada 4 o&P.

    #am$ar 2.52.Dia!ram Fasa &ari #as Basa"

    (M. Cain* @i))iam * D.;r* 1+

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    95/106

    +ata kering menunjukkan bahEa fluida tidak cukup mengandung

    molekul hidrokarbon berat untuk membentuk cairan di permukaan. etapi

    perbedaan antara gas kering dan gas basah tidak tetap, biasanya sistem yang gas

    oil ratio-nya lebih dari ', scf # stb dipertimbangkan sebagai gas kering.

    #am$ar 2.5.

    Dia!ram Fasa &ari #as Kerin!

    (M. Cain* @i))iam * D.;r* 1+

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    96/106

    9as oil ratio produksi dari reservoir kondensat dapat mencapai sekitar 6,

    scf # stb dengan gravity cairan sebesar 5 o&P. %airan produksi biasanya

    berEarna cerah.

    #am$ar 2.54.

    Dia!ram Fasa &ari #as Kon&ensat

    (M. Cain* @i))iam * D.;r* 1+

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    97/106

    1eservoir jenis ini disebut depletion drive atau solution gas drive

    disebabkan oleh karena energi pendesak minyaknya adalah terutama dari

    perubahan fasa pada hidrokarbon-hidrokarbon ringannya yang semula merupakan

    fasa cair menjadi gas. +emudian gas yang terbentuk ini ikut mendesak minyak ke

    sumur produksinya pada saat penurunan tekanan reservoir karena produksi

    tersebut.(9ambar $.44.).

    #am$ar 2.55.

    So)ution #as Drie Reseroir

    (C)ark* Norman.;.* 1+,+

    Setelah sumur selesai dibor menembus reservoir dan produksi minyak

    dimulai, maka akan terjadi suatu penurunan tekanan di sekitar lubang bor.

    Penurunan tekanan ini akan menyebabkan fluida mengalir dari reservoir menuju

    lubang bor melalui pori-pori batuan. Penurunan tekanan disekitar sumur bor akan

    menimbulkan terjadinya fasa gas. Pada saat aEal, karena saturasi gas tersebut

    masih kecil (belum membentuk fasa yang kontinyu), maka gas tersebut

    terperangkap pada ruang antar butiran reservoirnya, tetapi setelah tekanan

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    98/106

    reservoir tersebut cukup kecil dan gas sudah terbentuk banyak atau dapat bergerak

    maka gas tersebut turut serta terproduksi ke permukaan (9ambar $.45).

    #am$ar 2.5,.

    Karakteristik Tekanan* 8I* &an #OR pa&a

    So)ution #as Drie Reseroir

    (C)ark* Norman.;.* 1+,+

    Pada aEal produksi, karena gas yang dibebaskan dari minyak masih

    terperangkap pada sela-sela pori batuan, maka gas oil ratio produksi akan lebihkecil jika dibandingkan dengan gas oil ratio reservoir. 9as oil ratio produksi akan

    bertambah besar bila gas pada saluran pori-pori tersebut mulai bisa mengalir, hal

    ini terus-menerus berlangsung hingga tekanan reservoir menjadi rendah.

    !ila tekanan telah cukup rendah maka gas oil ratio akan menjadi

    berkurang sebab volume gas di dalam reservoir tinggal sedikit. alam hal ini gas

    oil produksi dan gas oil ratio reservoir harganya hampir sama.

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    99/106

    1ecovery yang mungkin diperoleh sekitar 4 - 2 H. engan demikian

    untuk reservoir jenis ini pada tahap teknik produksi primernya akan meninggalkan

    residual oil yang cukup besar. Produksi air hampir-hampir tidak ada karena

    reservoirnya terisolir, sehingga meskipun terdapat connate Eater tetapi hampir-

    hampir tidak dapat terproduksi.

    2. #as Cap Drie Reseroir

    alam beberapa tempat dimana terakumulasinya minyak bumi, kadang-

    kadang pada kondisi reservoirnya komponen-komponen ringan dan menengah

    dari minyak bumi tersebut membentuk suatu fasa gas. 9as bebas ini kemudian

    melepaskan diri dari minyaknya dan menempati bagian atas dari reservoir itu

    membentuk suatu tudung. *al ini bisa merupakan suatu energi pendesak untuk

    mendorong minyak bumi dari reservoir ke lubang sumur dan mengangkatnya ke

    permukaan. !ila reservoir ini dikelilingi suatu batuan yang merupakan perangkap,

    maka energi ilmiah yang menggerakkan minyak ini berasal dari dua sumber, yaitu

    ekspansi gas cap dan ekspansi gas yang terlarut lalu melepaskan diri.

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    100/106

    #am$ar 2.5t* B.C an& /a'kins M.F* 1+

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    101/106

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    102/106

    #am$ar 2.5+.

    #rait3 Draina!e Drie Reseroir

    (C)ark* Norman.;.* 1+,+

    Pada aEal dari reservoir ini, gas oil ratio dari sumur-sumur yang terletak

    pada struktur yang lebih tinggi akan cepat meningkat sehingga diperlukan suatu

    program penutupan sumur-sumur tersebut. iharapkan dengan adanya program

    ini perolehannya minyaknya dapat mencapai maksimum.

    !esarnya gravity drainage dipengaruhi oleh gravity minyak,

    permeabilitas

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    103/106

    #am$ar 2.,.

    Ke)akuan #rait3 Draina!e Reseroir

    (Cra>t* B.C an& /a'kins M.F* 1+

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    104/106

    #am$ar 2.,1.

    @ater Drie Reseroir

    (Cra>t* B.C an& /a'kins M.F* 1+

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    105/106

    #am$ar 2.,2.

    Karakteristik Tekanan* 8I* &an #OR 8a&a @ater Drie Reseroir

    (C)ark* Norman.;.* 1+,+

    5. Com$ination Drie Reseroir

    Sebelumnya telah dijelaskan bahEa reservoir minyak dapat dibagi dalam

    beberapa jenis sesuai dengan jenis energi pendorongnya. idak jarang dalam

    keadaan sebenarnya energi-energi pendorong ini bekerja bersamaan dan simultan.

    !ila demikian, maka energi pendorong yang bekerja pada reservoir itu merupakan

    kombinasi beberapa energi pendorong, sehingga dikenal dengan nama

    combination drive reservoir. +ombinasi yang umum dijumpai adalah antara gas

    cap drive dengan Eater drive. Sehingga sifat-sifat reservoirnya jadi lebih

    kompleks jika dibandingkan dengan energi pendorong tunggal (9ambar $.52.).

    ntuk reservoir minyak jenis ini, maka gas yang terdapat pada gas cap

    akan mendesak kedalam formasi minyak, demikian pula dengan air yang berada

    pada bagian baEah dari reservoir tersebut. Pada saat produksi minyak tidak

    sempat berubah fasa menjadi gas sebab tekanan reservoir masih cukup tinggi

    karena dikontrol oleh tekanan gas dari atas dan air dari baEah. engan demikian

    peristiEa depletion untuk reservoir jenis ini dikatakan tidak ada, sehingga minyak

    yang masih tersisa di dalam reservoir semakin kecil karena recovery minyaknya

    tinggi dan efesiensi produksinya lebih tinggi. (9ambar $.53.) merupakan salah

    satu contoh kelakuan dari combination drive dengan Eater drive yang lemah dan

    tidak ada tudung gas pada reservoirnya. 9as oil ratio yang konstan pada aEal

    produksi dimungkinkan bahEa tekanan reservoir masih di atas tekanan jenuh. i

    baEah tekanan jenuh, gas akan bebas sehingga gas oil ratio akan naik.

  • 7/24/2019 BAB II Karakteristik Formasi Dan Reservoir

    106/106

    #am$ar 2.,.

    Com$ination Drie Reseroir

    (Cra>t* B.C an& /a'kins M.F* 1+t* B.C an& /a'kins M.F* 1+