bab ii kajian teoritis metode active debate, hasil …repository.uinbanten.ac.id/2527/4/bab...

24
10 BAB II KAJIAN TEORITIS METODE ACTIVE DEBATE, HASIL BELAJAR SISWA, MATA PELAJARAN FIQIH, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teori 1. Metode Active Debate a. Pengertian Metode Active Debate Metode mengajar adalah cara-cara yang digunakan untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan, dalam kegiatan mengajar makin tepat metode yang digunakan maka makin efektif dan efisien kegiatan pembelajaran yang mengantarkan keberhasilan belajar siswa dan keberhasilan mengajar yang dilakukan oleh guru. karenanya guru harus dapat memilih dengan tepat metode apa yang hendak dicapai, situasi dan kondisi seta tingkat perkembangan siswa. Menurut pendapat Nana Sudjana dalam buku Eneng Muslihah mengatakan, metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. 1 berbeda lagi dengan pendapat 1 Eneng Muslihah, Metode dan Strategi Pembelajaran, (Ciputat: HAJA Mandiri, 2014), 2.

Upload: others

Post on 15-Mar-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORITIS METODE ACTIVE DEBATE, HASIL …repository.uinbanten.ac.id/2527/4/BAB II.pdf · 2018. 10. 22. · 12 Dengan membuat aturan-aturan dalam mekanisme prosedur penerapan

10

BAB II

KAJIAN TEORITIS METODE ACTIVE DEBATE, HASIL

BELAJAR SISWA, MATA PELAJARAN FIQIH, KERANGKA

BERFIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Teori

1. Metode Active Debate

a. Pengertian Metode Active Debate

Metode mengajar adalah cara-cara yang digunakan

untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk

mencapai tujuan, dalam kegiatan mengajar makin tepat

metode yang digunakan maka makin efektif dan efisien

kegiatan pembelajaran yang mengantarkan keberhasilan

belajar siswa dan keberhasilan mengajar yang dilakukan

oleh guru. karenanya guru harus dapat memilih dengan tepat

metode apa yang hendak dicapai, situasi dan kondisi seta

tingkat perkembangan siswa.

Menurut pendapat Nana Sudjana dalam buku Eneng

Muslihah mengatakan, metode mengajar adalah cara

yang dipergunakan guru dalam mengadakan

hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya

pengajaran. 1 berbeda lagi dengan pendapat

1 Eneng Muslihah, Metode dan Strategi Pembelajaran, (Ciputat:

HAJA Mandiri, 2014), 2.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORITIS METODE ACTIVE DEBATE, HASIL …repository.uinbanten.ac.id/2527/4/BAB II.pdf · 2018. 10. 22. · 12 Dengan membuat aturan-aturan dalam mekanisme prosedur penerapan

11

Darwiansyah, mengatakan metode adalah cara-cara

yang digunakan untuk menyampaikan bahan

pelajaran untuk mencapai tujuan pengajaran. Adapun

kedudukan metode sebagai dalam mengajar: sebagai

alat motivasi ekstrinsi, sebagai strategi pembelajara

dan sebagai alat untuk mencapai tujuan. 2 Demikian

halnya dengan pendapat Wina Sanjaya bahwa

metode adalah cara yang digunakan untuk

mengimplentasikan rencana yang sudah disiapkan

dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah

ditentukan tercapai secara optimal. 3

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara

atau teknik yang digunakan untuk menyampaikan materi

pelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai secara optimal.

Metode digunakan dapat membuat pembelajaran berjalan

dengan semenarik mungkin sehingga siswa dalam menerima

pelajaran tidak akan jenuh.

Menurut Alamsyah Said dan Andi Budimanjaya, Debate (debat) adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memusatkan masalah dan perbedaan. Secara formal, debat banyak dilakukan dalam institusi legislative seperti parlemen, terutama di negara-negara yang menggunakan system oposisi. Dalam hal ini, debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasil dari debat dihasilkan melalui

voting atau keputusan juri. 4

2 Darwiasyah, Strategi Belajar Mengajar , (Jakarta : Diadit Media,

2009), 133-136. 3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, (Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2006), 7. 4 Alamsyah Said dan Andi Budimanjaya, 95 Strategi Mengajar

Multiple Intelligences Mengajar Sesuai Kerja Otak dan gaya Belajar Siswa,

(Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), 59.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORITIS METODE ACTIVE DEBATE, HASIL …repository.uinbanten.ac.id/2527/4/BAB II.pdf · 2018. 10. 22. · 12 Dengan membuat aturan-aturan dalam mekanisme prosedur penerapan

12

Dengan membuat aturan-aturan dalam mekanisme

prosedur penerapan strategi, debat dapat diterapkan pada

jenjang SMP/MTs dan SMA/MA. Penilaian debat

didasarkan secara kelompok sehingga basis penilaian guru

dalam menilai aktivitas ini didasarkan pada penilaian

kelompok, sesuai dnegan kriteria-kriteria penilaian debat.

Debat ideal diterapkan pada level tinggi, seperti SMP/MTs

dan SMA/MA.

Menurut Eneng Muslihah, bahwa debat dapat menjadi

metode yang tepat untuk mendorong pemikiran dan

perenungan, dalam membela pendapat keyakinannya

sendiri dan menghargai pendapat orang yang

berbeda.5 Demikian halnya dengan pendapat

Muhammad Faturrohman, metode Active Debate

diharapkan dapat menumbuhkan sikap apresiasi

(menghargai) pendapat orang lain yang berbeda.

Metode Active Debate dapat mengaktifkan seluruh

kelas karena siswa dibagi ke dalam dua kelompok

pro dan kontra, dan setiap anggota kelompok

diminta untuk menyiapkan alasan dalam membela

dan mempertahankan pendapat kelompok.6

Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa

metode Active Debate adalah suatu teknik atau cara yang

digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dengan

menekankan pada keaktifan siswa dalam proses

5 Eneng Muslihah, Metode dan Strategi Pembelajaran, 194.

6 Muhammad Fathurrohman, Model-Model Pembelajaran Inovatif

Alternatif Desain Pembelajaran yang Menyenangkan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2016), 199.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORITIS METODE ACTIVE DEBATE, HASIL …repository.uinbanten.ac.id/2527/4/BAB II.pdf · 2018. 10. 22. · 12 Dengan membuat aturan-aturan dalam mekanisme prosedur penerapan

13

pembelajaran dan berani untuk berkomunikasi secara baik,

karena siswa dalam hal ini saling mengungkapkan

argumentasi untuk menetapkan baik tidaknya suatu usul

tertentu yang didukung oleh beberapa pihak yang disebut

pro (pendukung) dan ditolak/disangkal oleh pihak kontra

(penyangkal).

b. Langkah-Langkah Metode Active Debate

1) Kembangkan sebuah pernyataan yang controversial atau

isu-isu actual yang berkaitan dengan pembelajaran

(contohnya: bolehkah melakukan tindakan terorisme

atas nama agama? Atau apakah poligami diperbolehkan

dalam pernikahan Islam?) 7

2) Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu

pro yang lainnya kontra.

3) Kelompok yang terpilih masing-masing menentukan

siapa juri bicara (ketua kelompok).

4) Guru membuat aturan berupa: bahwa selain juru bicara

(ketua kempompok) siapa saja anggota kelompok dapat

memberikan argumentasinya.

5) Guru menentukan alokasi waktu debat yang disesuaikan

dengan kebutuhan.

6) Guru menyiapkan setingan kelas tempat debat

kompetitif dilaksanakan. 8

7) Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk

membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua

kelompok di atas.

7 Eneng Muslihah, Metode dan Strategi Pembelajaran, 195.

8 Alamsyah Said dan Andi Budimanjaya, 95 Strategi Mengajar

Multiple Intelligences Mengajar Sesuai Kerja Otak dan gaya Belajar Siswa,

61.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORITIS METODE ACTIVE DEBATE, HASIL …repository.uinbanten.ac.id/2527/4/BAB II.pdf · 2018. 10. 22. · 12 Dengan membuat aturan-aturan dalam mekanisme prosedur penerapan

14

8) Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah

satu anggota dari kelompok pro untuk berbicara dan

kemudian ditanggapi atau dibalas oleh ketua kelompok

kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa

bisa mengemukakan pendapatnya.

9) Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru

menulis inti atau ide-ide dari setiap pembicara dipapan

tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru

terpenuhi.

10) Guru menambahkan konsep atau ide yang belum

terungkap.

11) Dari data-data dipapan tersebut, guru mengajak siswa

membuat kesimpulan atau rangkuman yang mengacu

pada topik yang ingin dicapai.

12) Akhiri debat jika merasa cukup (sesuaikan dengan

alokasi waktu). 9

c. Variasi Metode Active Debate

Menurut Mel Silberman variasi metode active

debate adalah sebagai berikut :

1) Tambahkan satu atau lebih kursi kosong di barisan juru

bicara. Biarkan peserta menmpati kursi kosong tersebut

saat mereka ingin bergabung dalam debat.

2) Mulailah aktivitas dengan segera menggunakan

argument pembuka debat. Lanjutkan dengan debat

konensional, tetapi gantilah para pedebat sesering

mungkin.

3) Buatlah dua kelompok pro dan kontra. Mintalah

kelompok pro mendebat kelompok kontra. 10

9 Eneng Muslihah, Metode dan Strategi Pembelajaran, 195.

10 Mel Silberman, 101 Cara Pelatihan dan Pembekajaran Aktif,

(Jakarta: PT Indeks, 2010), 137.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORITIS METODE ACTIVE DEBATE, HASIL …repository.uinbanten.ac.id/2527/4/BAB II.pdf · 2018. 10. 22. · 12 Dengan membuat aturan-aturan dalam mekanisme prosedur penerapan

15

d. Kelebihan dan Kelemahan Metode Active Debate

Bila penulis teliti penggunaan teknik penyajian

Active Debate memang memiliki kelebihan-kelebihan yang

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Memacu siswa aktif dalam pembelajaran.

2) Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi

secara baik.

3) Melatih siswa untuk mengungkapkan pendapat disertai

alasannya.

4) Mengajarkan siswa cara menghargai pendapat orang

lain.

5) Suasana kelas menjadi bergairah, di mana para siswa

mencurahkan perhatian dan pemikiran mereka terhadap

masalah yang sedang dibicarakan.

6) Hasil diskusi dapat dipahami oleh para siswa karena

mereka secara aktif mengikuti perdebatan yang

berlangsung dalam diskusi.

7) Tidak membutuhkan banyak media. 11

Tetapi dalam pelaksanaan metode Active Debate ini

penulis juga menemukan sedikit hambatan yang mana bila

dapat diatasi, guru akan mampu menggunakan metode ini

dengan baik. Kelemahan metode Active Debate diantaranya

adalah:

1) Tidak bisa digunakan untuk semua mata pelajaran.

2) Membutuhkan waktu yang cukup lama karena siswa

harus memahami materi terlebih dahulu sebelum

melakukan debat.

11

Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum

2013, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 26.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORITIS METODE ACTIVE DEBATE, HASIL …repository.uinbanten.ac.id/2527/4/BAB II.pdf · 2018. 10. 22. · 12 Dengan membuat aturan-aturan dalam mekanisme prosedur penerapan

16

3) Saling adu argument yang tak kunjung selesai bila guru

tidak menengahi.

4) Siswa yang pandai berargumen akan selalu aktif tapi

yang kurang pandai berargumen hanya diam dan pasif. 12

2. Hasil Belajar Siswa

a. Pengertian Belajar

Istilah belajar berasal dari Bahasa Inggris, yaitu

learning. Belajar sering diberi Batasan yang berbeda-beda

tergantung sudut pandangnya. Hilgard (1984:4) mengatakan

bahwa: “Learning is the process by which an activity

originates or is changed through responding to a situation,

provide the changes can not be attributed to growth or the

temporary siate or the organism as in fatique or under

drugs”. Artinya, belajar merupakan suatu proses perubahan

kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan, perubahan tersebut

tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh

perubahan atau keadaan, sementara seseorang seperti

kelelahan atau di bawah pengarus obat-obatan.

12

Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Ragam Pengembangan Model

Pembelajaran, (Kata Pena, 2015), 64.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORITIS METODE ACTIVE DEBATE, HASIL …repository.uinbanten.ac.id/2527/4/BAB II.pdf · 2018. 10. 22. · 12 Dengan membuat aturan-aturan dalam mekanisme prosedur penerapan

17

Belajar pada dasarnya adalah proses perubahan

tingkah laku berikut adanya pengalaman. Pembentukan

tingkah laku ini meliputi perubahan keterampilan, kebiasan,

sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi. Oleh sebab

itu, belajar adalah proses aktif, yaitu proses mereaksi

terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. 13

Menurut Skiner dalam buku Hasan Basri

mengatakan, belajar adalah perilaku responsive yang

kuat terhadap informasi baru sepanjang kehidupan

manusia. Dalam belajar terdapat hal-hal berikut:

1) Kesempatan terjadinya peristiwa yang

menimbulkan respon belajar,

2) Respon pembelajaran,

3) Konsekuensi yang bersifat menguatkan respon

tersebut. 14

Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Klein (1996: 2), … learning can be defined

as an experiential process resulting in a relatively

permanent change in behavior that cannot be

explained by temporary states, maturation, or innate

response tendencies. Dari kutipan tersebut, dapat

13

Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi,

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), 14. 14

Hasan Basri, Paradigma Baru Sistem Pembelajaran, (Bandung:

CV Pustaka Setia, 2015), 13.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORITIS METODE ACTIVE DEBATE, HASIL …repository.uinbanten.ac.id/2527/4/BAB II.pdf · 2018. 10. 22. · 12 Dengan membuat aturan-aturan dalam mekanisme prosedur penerapan

18

dikatakan bahwa … belajar dapat didefinisikan

sebagai hasil proses eksperimental dalam perubahan

tingkah laku yang relatif permanen yang tidak dapat

diucapkan dengan pernyataan sesaat. Winkel (2007:

59) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas

mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi

aktivitas dengan lingkungan, yang menghasilkan

sejumlah perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan dan sikap-sikap. Belajar

boleh dikatakan juga sebagai suatu interaksi antara

diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin

berwujud pribadi, fakta, konsep, ataupun teori.

Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan

suatu proses pembentukan pengetahuan, yang mana siswa

aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep,

dan memeberi makna tentang hal-hal yang sedang

dipelajari.

b. Konsep Dasar Belajar

Belajar merupakan istilah kunci yang paling vital

dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar

sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Arti pentingnya

belajar ada dua yaitu sebagai berikut :

1) Arti penting belajar bagi perkembangan manusia.

Perubahan dan kemampuan untuk berubah

merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam

Page 10: BAB II KAJIAN TEORITIS METODE ACTIVE DEBATE, HASIL …repository.uinbanten.ac.id/2527/4/BAB II.pdf · 2018. 10. 22. · 12 Dengan membuat aturan-aturan dalam mekanisme prosedur penerapan

19

belajar, karena dengan belajarlah manusia dapat

berkembang lebih jauh dari pada makhluk-makhluk

lainnya.

2) Arti penting belajar bagi kehidupan manusia.

Belajar dengan sungguh-sungguh maka akan

mendapatkan hasil, baik ilmu pengetahuan maupun Ilmu

Pengetahuan Tekhnologi (IPTEK). Belajar berfungsi

sebagai alat bagi manusia untuk mempertahankan

kehidupan bangsa-bangsa di tengah persaingan yang

ketat di antara negara-negara yang lebih maju karena

belajar. Dengan ilmu dan tekhnologi hasil belajar

kelompok manusia atau bangsa-bangsa yang tertindas

itu juga dapat digunakan untuk membangun benteng

pertahanan.

3) Memori dan pengetahuan.

Pada umumnya hubungan antara belajar, memori

dan pengetahuan sangat berhubungan yakni memori

merupakan fungsi mental yang menangkap informasi

dari rangsangan (stimulus) tersebut dan storage system

Page 11: BAB II KAJIAN TEORITIS METODE ACTIVE DEBATE, HASIL …repository.uinbanten.ac.id/2527/4/BAB II.pdf · 2018. 10. 22. · 12 Dengan membuat aturan-aturan dalam mekanisme prosedur penerapan

20

yakni sistem penyimpanan informasi dan pengetahuan

yang terdapat di dalam otak manusia. 15

Dengan demikian dari uraian di atas dapat penulis

simpulkan bahwa, belajar merupakan suatu proses usaha

yang dilakukan individu secara sadar untuk memperoleh

perubahan tingkah laku tertentu, baik yang dapat diamati

secara langsung maupun yang tidak dapat diamati secara

langsung sebagai pengalaman (latihan) dalam interaksinya

dengan lingkungan.

c. Pengertian Hasil Belajar

Berdasarkan uraian pembahasan definisi belajar

maka, definisi hasil belajar dikutip oleh Supiyanto

dalam buku Muhammad Thobroni menyatakan, hasil

belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai

pengertian-pengertian, sikap-sikap dan

keterampilan.16

Pada umumnya, hasil belajar dapat dikelompokkan

menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotor, dan

afektif. Secara eksplisit ketiga ranah ini tidak dapat

dipisahkan satu sama lain. Setiap mata pelajaran selalu

mengandung ketiga ranah tersebut, namun penekanannya

15

Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT Raja

GrafindoPersada 2005), 59-72. 16

Muhammad Thobroni, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : AR-

Ruzz media, 2013), 22.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORITIS METODE ACTIVE DEBATE, HASIL …repository.uinbanten.ac.id/2527/4/BAB II.pdf · 2018. 10. 22. · 12 Dengan membuat aturan-aturan dalam mekanisme prosedur penerapan

21

selalu berbeda. Mata pelajaran praktik lebih menekankan

pada ranah psikomotor, sedangkan mata pelajaran

pemahaman konsep lebih menekankan pada ranah

kognitif.17

Dikutip oleh Eneng Muslihah, bahwa hasil belajar

menurut S. Nasution adalah suatu perubahan yang

terjadi pada individu yang belajar, bukan saja

perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga

pengetahuan untuk membentuk kecakapan,

kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaan, dan

penghargaan dalam diri individu yang belajar.18

Sedangkan, dalam buku Nana Sudjana, “Penilaian

Hasil Belajar Mengajar” menyatakan hasil belajar

ialah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

siswa baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif

dan psikomotirik sebagai hasil dari kegiatan belajar.

Dipertegas oleh Karnawi dalam K. Ibrahim

(2007:39) bahwa hasil belajar ialah tingkat

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi

pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor

yang diperoleh melalui hasil tes mengenai sejumlah

materi tertentu. 19

Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan

bahwa, Hasil belajara siswa adalah suatu perubahan yang

terjadi pada diri siswa yang menyangkut aspek kognitif,

afektif dan psikomoterik sebagai hasil dari kegiatan belajar.

17

Elis Ratnawulan dan Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran,

(Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), 57. 18

Eneng Muslihah, Metode dan Strategi Pembelajaran, 70-71. 19

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, ( Bandung: PT

ReRosdakarya, 1999), 3.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORITIS METODE ACTIVE DEBATE, HASIL …repository.uinbanten.ac.id/2527/4/BAB II.pdf · 2018. 10. 22. · 12 Dengan membuat aturan-aturan dalam mekanisme prosedur penerapan

22

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

siswa, hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua

faktor utama yakni dari dalam diri siswa itu sendiri atau

faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa

teruatama kemampuan yang dimilikinya. Faktor

kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil

belajar siswa. Di samping faktor kemampuan yang dimiliki

siswa juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar siswa,

minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketkunan,

sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Faktor tersebut

banyak menarik perhatian siswa, seberapa jauh konstribusi

semangat yang diberikan oleh faktor tersebut terhadap hasil

belajar siswa. 20

Sesungguhnya, hasil yang dapat diraih masih juga

bergantung dari lingkungan. Artinya ada faktor-faktor yang

berada diluar dalam dirinya yang dapat mentukan atau

mempengruhi hasil belajar yang dicapai. Salah lingkungan

yang dominan yang mempengaruhi hasil belajar siswa ialah

20

Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, ( Bandung : CV

Pustaka Setia, 2005), 104.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORITIS METODE ACTIVE DEBATE, HASIL …repository.uinbanten.ac.id/2527/4/BAB II.pdf · 2018. 10. 22. · 12 Dengan membuat aturan-aturan dalam mekanisme prosedur penerapan

23

kualitas pengajaran, yang dimaksud dengan kualitas

pengajaran ialah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya

proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.

hasil belajar pada hakikatnya tersirat daldalam tujuan

pengajaran, oleh sebab itu hasil belajar siswa di sekolah

yang mempengaruhi oleh siswa dan kualitas siswa.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa

faktor yakni: bakat siswa, waktu yang disedikan untuk

belajar, waktu yang diperlukan siswa untuk belajar, kualtias

pengajaran dan kemampuam individu. Maka berdasarkan

faktor-faktor di atas kemampuan siswa dan kualitas

pengajaran mempunyai hubungan berbanding lurus dengan

hasil belajar siswa. Artinya semakin tinggi kemampuan

siswa maka akan tinggi juga hasil belajar. 21

e. Tipe-Tipe Hasil Belajar

Tipe-tipe hasil belajar mengacu pada pendapat

Benyamin Bloom mengenai tujuan belajar meliputi:

kognitif, afektif dan psikomotorik .

21

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar,

(Bandung : PT Sinar Baru, 2009), 39-41.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORITIS METODE ACTIVE DEBATE, HASIL …repository.uinbanten.ac.id/2527/4/BAB II.pdf · 2018. 10. 22. · 12 Dengan membuat aturan-aturan dalam mekanisme prosedur penerapan

24

1) Tipe Hasil Belajar Kognitif

(a) Hasil belajar pengetahuan akan terlihat dari

kemampuan: mengenai tentang hal-hal khusus,

peristilahan, fakta-fakta khusus, prinsipi-prinsip dan

kaidah-kaidah.

(b) Hasil belajar pemahaman akan terlihat dari

kemampuan: menterjemahkan, menafisrkan,

menentukan, memperkirakan dan mengartikan.

(c) Hasil belajar penerapan akan terlihat dari

kemampuan: mampu memcehakan masalah,

membuat bagan, menggunakan istilah atau konsep-

konsep.

(d) Hasil belajar sintesis akan terlihat pada diri siswa

berupa kemampuan-kemampuan: menghasilkan,

menyusun kembali dan merumuskan masalah.

2) Tipe Hasil Belajar Afektif

(a) Hasil belajar penerimaan akan terlihat dari sikap dan

perilaku: mampu menunjukkan, mengakui,

mendengarkan dengan sungguh-sungguh.

(b) Hasil belajar dalam bentuk partisipasi akan terlihat

dalam sikap dan perilkau: mematuhi dan ikut serta

aktif.

(c) Hasil belajar penilaian atau penentuan sikap akan

terlihat dari sikap: mampu menerima suatu nilai,

menyukai, menyepakati, menghargai, bersikap

positif dan mengakui.

(d) Hasil belajar mengorganisasikan akan terlihat dalam

bnetuk: sistem nilai, menangkap relasi anatar nilai,

bertanggung jawab dan menyatukan nilai.

(e) Hasil belajar menentukan pola hidup akan terlihat

dalam bentuk sikap dan perilkau: mampu

menunjukkan, mempertimbangkan dan melibatkan

diri.

3) Tipe Hasil Belajar Psikomotorik

(a) Hasil belajar persepsi akan terlihat dari perbuatan:

mampu menafsirkan rangsangan, peka terhadap

rangsangan, mendiskriminasikan.

(b) Hasil belajar kesiapan akan terlihat dalam bentuk

perbuatan: mampu berkonsentrasi, menyiapkan diri

(fisik dan mental).

Page 16: BAB II KAJIAN TEORITIS METODE ACTIVE DEBATE, HASIL …repository.uinbanten.ac.id/2527/4/BAB II.pdf · 2018. 10. 22. · 12 Dengan membuat aturan-aturan dalam mekanisme prosedur penerapan

25

(c) Hasil gerakan terbimbing akan terlihat dari

kemampuan: mampu meniru contoh.

(d) Hasil belajar gerakan terbiasa akan terlihat dari

penguasan: mampu berketeampilan dan berpegang

pada pola.

(e) Hasil belajar gerakan konsep akan terlihat dari

kemampuan siswa yang meliputi: berketrampilan

secara lancar, luwes supel, gesit dan lincah.

(f) Hasil belajar penyesuaian pola gerakan akan terlihat

dalam bentuk perbuatan: mampu menyesuaikan diri

dan bervariasi.

(g) Hasil belajar kreatifitas akan terlihat dari aktivitas-

aktivitas: mampu menciptakan yang baru dan

berinisiatif. 22

3. Mata Pelajaran Fiqih

a. Pengertian Mata Pelajaran Fiqih

Mata pelajaran Fiqih dimaksudkan sebagai

bagian dari Pendidikan Agama Islam (PAI) yang

diarahkan untuk menyiapkan siswa untuk mengenal,

memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum

Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan

hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman,

pembinaan, dan keteladanan.

22

Eneng Muslihah, Metode Dan Strategi Pembelajaran, 71-73.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORITIS METODE ACTIVE DEBATE, HASIL …repository.uinbanten.ac.id/2527/4/BAB II.pdf · 2018. 10. 22. · 12 Dengan membuat aturan-aturan dalam mekanisme prosedur penerapan

26

b. Tujuan dan Fungsi

Pembelajaran Fiqih pada Madrasah Aliyah

bertujuan agar siswa dapat:

1) Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum

Islam secara terperinci dan menyeluruh baik

berupa dalil naqli dan aqli sebagai pedomana

hisup secara pribadi dan sosial.

2) Melakukan dan mengamalkan ketentuan hukum

Islam dengan benar, disiplin dan tanggungjawab

yang tinggi dalam kehidupan pribadi dan sosial.

Adapun fungsi mata pelejaran Fiqih pada

Madrasah Aliyah adalah untuk:

1) Penanamaan nilai-nilai dan kesadaran beribadah

siswa kepada Allah Swt. sebagai jalan mendapat

kebahagian hidup di dunia dan akhirat.

2) Penanaman kebiasaan melaksanakan hokum Islam

dikalangan siswa dengan ikhlas dan perilaku yang

sesuai dengan peraturan yang berlaku di madrasah

dan masyarakat.

3) Pembentukan kedisiplinan dan rasa

tanggungjawab sosial di madrasah dan

masyarakat.

4) Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada

Allah Swt. serta akhlak mulia siswa seoptimal

mungkin yang telah ditanamkan lebih dahulu pada

lingkungan keluarga.

5) Pembangunan mental siswa terhadap lingkungan

fisik dan sosial melalui Fikih Islam.

6) Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-

kelemahan siswa dalam keyakinan dan

pelaksanaan ibadah dalam kehidupan.

7) Pembekalan bagi siswa untuk mendalami Fiqih

Islam pada jenjang Pendidikan yang lebih tinggi.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORITIS METODE ACTIVE DEBATE, HASIL …repository.uinbanten.ac.id/2527/4/BAB II.pdf · 2018. 10. 22. · 12 Dengan membuat aturan-aturan dalam mekanisme prosedur penerapan

27

c. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Fiqih

1) Memiliki pemahaman dan penghayatan yang lebih

mendalam terhadap ajaran Islam tentang bersuci

(taharah), Ibadah dan mu’amalah serta mampu

mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

2) Memiliki pemahaman dan penghayatan yang lebih

mendalam terhadap ajaran Islam tentang sumber-

sumber islam, pengembangan hokum Islam, dasar-

dasar dan kaidah hukum Islam serta mampu

mempedominya dalam kehidupan sehari-hari.

d. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih

Ruang lingkup mata pelajaran Fiqih pada

Madrasah Aliyah terfokus pada:

1) Fiqih Ibadah

Norma-norma ajaran agama Allah yang

mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya

(vertical). Fiqh ibadah dibagi menjadi dua, yaitu

ibadah mahzhah. Ibadah mahzha adalah ajaran

agama yang mengatur perbuatan-perbuatan

manusia yang murni mencerminkan hubungan

manusia itu dengan Allah. Sedangkan, ibadah

ghairu mahzhah adalah ajaran agama yang

mengatur perbuatan antara manusia itu sendiri.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORITIS METODE ACTIVE DEBATE, HASIL …repository.uinbanten.ac.id/2527/4/BAB II.pdf · 2018. 10. 22. · 12 Dengan membuat aturan-aturan dalam mekanisme prosedur penerapan

28

2) Fiqih Mu’amalah

Norma-norma ajaran agama Allah yang

mengatur hubungan manusia dengan sesama dan

lingkungannya (horixontal).

3) Fiqih Munakahat

Pengetahuan tentang norma-norma ajaran

Islam yang mengurai tentang pernikahan sejak

dari norma tentangmelihat calon suami / istri

(nazhar), tata cara melamar (khitbah), mas kawin

(mahar/shadaq), akad nikah, wali, saksi,

pencatatan nikah, perceraian (talak), iddah, hak

nfkah bagi istri, hak mengassuh anak (hdanah),

hak dab kewajiban suami istri dan hal-hal lain

yang berhubungan dengan suami istri.

4) Fiqih Jinayah

Pengetahuan tentang norma-norma ajaran

Islam yang mengatur mengenai tindak pidana

yang dilakukan seseorang terhadap orang atau

lembaga lain, sperti melukai orang lain, menghina,

Page 20: BAB II KAJIAN TEORITIS METODE ACTIVE DEBATE, HASIL …repository.uinbanten.ac.id/2527/4/BAB II.pdf · 2018. 10. 22. · 12 Dengan membuat aturan-aturan dalam mekanisme prosedur penerapan

29

atau memfitnah, mencuri, meminum-minuman

keras, dan membunuh.

5) Fiqih Siyasah

Pengetahuan yang membicarakan norma-norma

ajaran Islam yang berkaitan dengan pemerintahan,

misalnya tata cara pemilihan presiden dan wakil

presiden, pemilihan anggota legislatif, pembuatan

undang-undang yang mengatur kepentingan

rakyat, dan lain-lain. 23

4. Hubungan antara Metode Pembelajaran Active Debate

Terhadap Hasil Belajar Siswa

Maka berdasarkan uraian pembahasan diatas maka

hubungan antara metode Active Debate terhadap hasil belajar

siswa yaitu sangat berhubungan, karena metode pembelajaran

yang menekankan pada keaktifan siswa dalam mengungkapkan

pendapat serta menghargai pendapat orang yang berbeda,

karena siswa dalam hal ini saling mengungkapkan argumentasi

untuk mencapai tujuan pembelajaern yang optimal, sedangkan

23

Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Bahan Ajar dalam Pendidikan Agama Islam,

(Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), 52-54.

Page 21: BAB II KAJIAN TEORITIS METODE ACTIVE DEBATE, HASIL …repository.uinbanten.ac.id/2527/4/BAB II.pdf · 2018. 10. 22. · 12 Dengan membuat aturan-aturan dalam mekanisme prosedur penerapan

30

hasil belajar siswa ialah kemampuan yang diperoleh siswa

setelah melalui pembelajaran, dalam artian kemampuan yang

mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.

B. Kerangka Berfikir

Metode pembelajaran merupakan salah satu yang penting

dalam sebuah proses pembelajaran. Peranan metode dalam proses

pembelajaran dapat ditempatkan sebagai cara untuk memperoleh

hasil belajar siswa yang baik dan mengalami peningkatan yang

signifikan. Dalam hal ini, metode pembelajaran digunakan guru

sebagai variasi penjelasan verbal mengenai materi pengajaran.

Melalui penggunaan metode pembelajaran, diharapkan siswa dapat

terbantu dalam menangkap materi pelajaran dengan lebih mudah

dan cepat. Pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran harus

disesuaikan dengan isi pembelajaran dan kompetensi yang ingin

dicapai.

Suatu harapan bagi guru yang melaksanakan tugasnya

sebagai pengajar yaitu hasil belajar siswa mengalami peningkatan

yang cukup signifikan dan siswa mengalami ketuntasan belajar

yaitu harapan yang sangat besar. Sehingga guru dituntut untuk

Page 22: BAB II KAJIAN TEORITIS METODE ACTIVE DEBATE, HASIL …repository.uinbanten.ac.id/2527/4/BAB II.pdf · 2018. 10. 22. · 12 Dengan membuat aturan-aturan dalam mekanisme prosedur penerapan

31

mampu memilih metode pembelajaran yang mampu membuat siswa

aktif dan tertarik agar dalam pembelajaran siswa mampu

menangkap secara cermat dan tepat. Siswa dapat menemukan dan

berfikir sendiri sehingga mereka dapat menemukan makna dari

hasil belajaranya karena dengan makna tersebut mereka memiliki

alasan untuk belajar. Melalui metode pembelajaran yang digunakan

yaitu metode pemebelajaran active debate, penulis membimbing

siswa untuk mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran Fiqih. Metode pembelajaran active debate adalah

suatu teknik atau cara yang digunakan untuk menyampaikan materi

pelajaran dengan menekankan pada keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran dan berani untuk berkomunikasi secara baik, karena

siswa dalam hal ini saling mengungkapkan argumentasi untuk

menetapkan baik tidaknya suatu usul tertentu yang didukung oleh

beberapa pihak yang disebut pro (pendukung) dan ditolak/disangkal

oleh pihak kontra (penyangkal).

Maka dari pernyataan tersebut, penulis akan menggunakan

metode pembelajaran yaitu metode active debate terhadap hasil

belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih di Kelas XI MAN 1 Serang.

Page 23: BAB II KAJIAN TEORITIS METODE ACTIVE DEBATE, HASIL …repository.uinbanten.ac.id/2527/4/BAB II.pdf · 2018. 10. 22. · 12 Dengan membuat aturan-aturan dalam mekanisme prosedur penerapan

32

Bagan Kerangka Berfikir Penelitian

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan analisis secara mendalam dan komperhensif

untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah selanjutnya yang

perlu dilaksanakan dalam proses penelitian ini adalah merumuskan

hipotesis.

a. Terdapat perubahan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Fiqih di kelas XI MAN 1 Serang.

Metode Active Debate

(Variabel X)

1. Keaktifan

2. Komunikasif

3. Kesiapan

Hasil Belajar Siswa

(Variabel Y)

1. Kognitif

2. Afektif

3. Psikomotorik

Page 24: BAB II KAJIAN TEORITIS METODE ACTIVE DEBATE, HASIL …repository.uinbanten.ac.id/2527/4/BAB II.pdf · 2018. 10. 22. · 12 Dengan membuat aturan-aturan dalam mekanisme prosedur penerapan

33

b. Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan metode active

debate terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih

kelas XI MAN 1 Serang.