bab ii kajian teoritis dan hipotesis 2.1 konsep umum...

21
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Konsep Umum Tentang Pembelajaran Pakem 2.1.1 Pengertian Pembelajaran Pakem PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat pembelajaran. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar.

Upload: phungdan

Post on 10-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

2.1 Konsep Umum Tentang Pembelajaran Pakem

2.1.1 Pengertian Pembelajaran Pakem

PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,

dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses

pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa

sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan

gagasan. Belajar merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam

membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima

ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga jika pembelajaran tidak

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka

pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat pembelajaran.

Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan

generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk

kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru

menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi

berbagai tingkat kemampuan siswa.

Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang

menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh

pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil

penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar.

Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses

pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus

dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab

pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajarran yang harus dicapai.

Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif,

maka pembelajaran tersebut tidak ubahnya seperti bermain biasa.

Bertitik tolak dari konsep di atas, beberapa definisi pembelajaran

yang pernah ditulis dalam beberapa sumber menyatakan sebagai berikut :

Rachmawati (2007:1) menyatakan PAKEM adalah sebuah model

pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan

yang beragam untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman

dengan penekanan belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan

berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan

supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan efektif.

Sudrajat (2009:1) menyatakan PAKEM adalah kegiatan

pembelajaran yang melibatkan siswa dalam berbagai aktivitas dalam

mengembangkan pemahaman belajar melalui kegiatan berbuat. Dari

kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa PAKEM merupakan

pembelajran yang menyenangkan, karena siswa lebih aktif dalam

pembelajran, sedangkan guru merupakan subjek yang membantu siswa

dalam belajar.

Menurut Sudjana (1989:30), pembelajaran aktif dapat diartikan

sebagai salah satu strategi belajar yang menuntut keaktifan siswa

seoptimal mungkin, sehingga mampu mengubah tingkah laku siswa lebih

efektif dan efisien.

Sejalan dengan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran PAKEM (aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan) adalah

suatu pembelajaran yanag menekankan keaktifan dan memberi

kesempatan berfikir siswa secara optimal, untuk mencapai suatu tujuan

pembelajaran dalam suasana yang tidak membosankan untuk mengikuti

proses pembelajaran. Secara garis besar, PAKEM dapat digambarkan

sebagai berikut:

1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan belajar

melalui berbuat.

2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan

semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber

belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan,

dan cocok bagi siswa.

3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan

belajar yang lebih menarik danmenyediakan “pojok baca”

4. Guru menerapkan cara belajar yang lebih kooperatif dan interaktif,

termasuk cara belajar kelompok.

5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam

pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya,

dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

PP No. 19 tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa

“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuia dengan bakat, minat dan

perkembangna fisik secara psikologis peserta didik.” Hal tersebut

merupakan dasar bahwa guru perlu menyelenggarakan pembelajaran

yang aktif, kreatif, efetif dan menyenangkan (PAKEM).

PAKEM merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa

melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan,

sikap dan pemahaman dengan mengutamakan belajar sambil bekerja,

guru menggunakan barbagai sumber belajar dan alat bantu termasuk

pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar agar pembelajaran lebih

menarik, menyenangkan dan efektif.

2.1.2 Model Pembelajaran Pakem

Pakem adalah singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan, merupakan sebuah model pembelajaran kontekstual

yang melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses

pembalajarannya adalah:

1. Proses Interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dangan guru, rekan

siswa, multimedia, referensi, lingkungan dsb)

2. Proses Komunikasi (siswa mengkomunikasikan pengalaman

belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita,

dialog, atau melalui simulasi role-play)

3. Prroses Refleksi (siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan

apa yang mereka telah pelajari dan apa yang mereka telah

lakukan)

4. Proses Eksplorasi (siswa mengalami langsung dengan melibatkan

semua indra mereka melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan

atau wawancara).

Sedangkan menurut Rachmawati (2007:1) adalah sebagai berikut:

a) Mengalami, peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental

maupun emosional.

b) Komunikasi, kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya

komunikasi antara guru dan peserta didik.

c) Interaksi, kegiatan pembelajarannya memungkinkan terjadinya

interaksi multi arah.

d) Refleksi, kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta

didik memikirkan kembali appa yang telah diilakukan.

2.1.3 Pengelolaan Kelas Pakem

Seting kelas yang konstruktif didasarkan pada nilai-nilai konstruktif

dalam proses belajar, termasuk kolaborasi, otonomi indvidu, refleksi,

relevansi pribadi, dan pluralisme. Seting kelas yang konstruktif akan

memberikan kesempatan aktif belajar. Mengacu pada pendekatan holistik

dalam pendidikan, seting kelas konstruktif merefleksikan asumsi bahwa

proses pengetahuan dan pemahaman akuisisi adalah benar-benar

melekat pada konteks sosial dan emosional saat belajar. Karakteristik

seting kelas konstruktif untuk belajar adalah terkondusikannya belajar

secara umum, instruksi,dan belajar bersama.

Penataan atau pengelolan kelas PAKEM perlu mempertimbangkan

enam elemen constructivist learning desing (CDL) yang dikemukakan oleh

Gagnon and Collay, yaitu situation, groupings, bridge, question, exhibit,

and reflections.

1. Situation, terkait dengan hal-hal berikut: apa tujuan episode

pembelajaran yang akan ingin dicapai, apa yang diharapkan

setelah siswa keluar ruangan kelas, bagaimana mengetahui

bahwa siswa telah mencapai tujuan, tugas apa yang diberikan

pada siswa untuk mencapai tujuan, bagaimana deskripsi tugas

tersebut (as a process of solving problem, answering, question,

creating metaphors, making decisions, drawing conclusion, or

setting goals).

2. Grouping, dapat dilakukan berdasarkan karakteristik siswa atau

didasarkan pada karateristik materi.

3. Bridge, terkait dengan: aktivitas apa yang akan dipilih untuk

menjembatani antara pengetahuan yang dimiliki siswa

sebelumnya dengan pengetahuan baru yang akan dibangun

siswa.

4. Question, pertanyaan apa yang dapat membangkitkan setiap

elemen desain (panduan pertanyaan apa yang dapat

mengintroduksi situas, menata pengelompokkan dan

membangun jembatan), pertanyaan klarifikasi apa yang

digunakan untuk mengetahui cara berfikir dan aktifitas belajar

siswa.

5. Exhibit, bagaimana siswa merekam dan memerankan hasil

kreasi mereka melalui demonstrasi cara berfikir mereka dalam

menyelesaikan dan atau memenuhi tugas.

6. Reflectiosn, bagaimana siswa melakukan refleksi dalam

menyelesaikan tugas mereka, apakah siswa ingat tentang

(feeling, images, and language of their thougt), apa, siapa,

proses, dan konsep yang akan dibawa siswa setelah keluar

kelas.

Menurut Milan Rianti (2007:1), pengelolaan kelas merupakan upaya

mendidik untuk menciptakan dan mengendalikan kondisi belajar serta

memulihkannya apabila terjadi gangguan dan atau penyimpangan

sehingga proses pembalajarn berlangsung secara optimal.

2.1.4 Menata Suasana Lingkungan Belajar

Dalam model PAKEM membutuhkan sistem pengelolaan dan

lingkungan belajar yang mendukung tercapainya PAKEM ini.

Menurut Sapriya (2003:28), dalam pakem ruangan kelas yang

menarik merupakan hal yang sangat disarankan. Oleh karena itu,

lingkungan belajar (kelas) agar menarik perlu dilakukan penataan

sebagaimana mestinya.

Untuk itu perlu memerhatikan penjelasan dari De Porter Bobbi,

Reader Mark, & Singer Sarah-Nourie (2001:14-15), yaitu memberikan

penjelasan dalam menata lingkungan belajar/kelas yang mendukung

kretivitas, mempunyai empat aspek, yaitu:

1. Suasana kelas yang mencakup bahasa yang dipilih guru, cara

menjalin rasa simpati. Dan suasana yang penuh kegembiraan

membawa kegembiraan pula dalam belajar.

2. Landasan adalah kerangka kerja yang berupa tujuan,

keyakinan, kesepakatan, kebujakan, prosedur, dan aturan

bersama yang memberi guru dan siswa sebuah pedoman untuk

bekerja dalam komunitas belajar.

3. Lingkungan adalah cara guru dalam menata ruang kelas seperti

pencahayaan, warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman,

music dan semua yang mendukung proses belajar.

4. Rancangan adalah penciptaan terarah unsur-unsur penting

yang bisa menumbuhkan minat siswa, mendalami makna, dan

memperbaiki proses tukar menukar informasi.

2.2 Peran Guru dalam Proses Pembelajaran Pakem

Peranan seorang guru agar pelaksanaan Pakem berjalan

sebagaimana diharapkan, Aswadi Bahar dalam bukunya “Panduan

Mengajar dan Dasar-Dasar Kependidikan” menyebutkan paling tidak ada

12 aspek dari sebuah pembelajaran kreatif, yang harus dipahami dan

dilakukan seorang guru yang baik dalam proses pembelajaran terhadap:

1. Memahami potensi siswa yang tersembunyi dan mendorongnya

untuk berkembang sesuai dengan kecendrungan bakat dan

minat mereka.

2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar

meningkatkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas

dan bantuan bila mereka membutuhkan.

3. Menghargai potensi siswa yang lemah/lamban dan

memperhatikan intuisme terhadap ide gagasan mereka.

4. Mendorong siswa untuk terus maju mencapai kesuksesan

dalam bidang yang dikehendaki.

5. Mengakui pekerjaan siswa dalam satu bidang untuk

memberikan semangat pada pekerjaan lain berikutnya.

6. Menggunakan kemampuan fantasi dalam proses pembelajaran

untuk membangun hubungan dengan realitas dengan

kehidupan nyata.

7. Memuji keindahan perbedaan potensi, karakter, bakat, dan

minat serta modalitas gaya belajar siswa.

8. Mendorong dan menghargai keterlibatan individu siswa secara

penuh dalam proyek-proyek pembelajaran mandiri.

9. Menyatakan kepada siswa bahwa guru-guru merupakan mitra

mereka dan peranannya sebagai motivator dan fasilitator bagi

siswa.

10. Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan bebas dari

tekanan dan intimadasi dalam usaha meyakinkan minat belajar

siswa.

11. Mendorong terjadinya proses-proses pembelajaran interaktif,

kolaboratif, dan discovery agar terbentuk budaya belajar yang

bermakna (meaningful learning) pada siswa.

12. Memberikan tes atau ujian yang bisa mendorong terjadinya

timbal balik dan semangat pada siswa untuk mempelajari materi

lebih dalam.

Pelaksanaan konsep pakem jika para guru dalam berinteraksi

dengan siswanya untuk memberikan motivasi dan memfasilitasi dengan

mendominasi, memberikan kesempatan untuk berpartisipasi aktif,

membantu dan mengarahkan siswanya untuk mengembangkan bakat dan

minat mereka melalui pembelajaran yang terencana. Perlu dicatat bahwa

tugas dan tanggung jawab utama guru dalam paradigma baru prndidikan

“bukan membuat siswa belajar” tetapi “mengajarkan cara bagaimana

mempelajari mata pelajaran”. Prinsip pembelajaran yang perlu dilakukan: “

jangan meminta siswa hanya untuk mendengrakan, karena mereka akan

lupa.Jangan membuat siswa memperhatikan saja, karena hanya bisa

mengingat. Tetapi yakinkan siswa untuk melakukannya, pasti mereka

akan mengerti.”

Sebagai seorang guru harus diperhatikan pula tenggang penilaian

hasil belajar. Dalam pelaksanaan konsep pakem, penilaian dimaksudkan

untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa, baik itu keberhasilan dalam

proses maupun keberhasilan dalam output (lulusan). Keberhasilan proses

dimaksudkan bahwa siswa berpartisipasi aktif, kreatif dan senang selama

mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan output

(lulusan) adalah siswa mampu menguasai sejumlah kompetensi dan

standar kompetensi dari setiap mata pelajaran yang ditetapkan dalam

kurikulum. Inilah yang disebut efektif dan menyenangkan. Jadi, penilaian

harus dilakukan dan diakui secara komulatif. Penilaian harus mencakup

paling sedikit tiga aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.Ini tentu

saja melibatkan professional judgment dengan memperhatikan sifat

objektivitas dan keadilan.Karena hal ini dapat digunakan untuk

menentukan keberhasilan pembelajaran model pakem.

2.3 Pengertian Motivasi

Dalam kamus ilmiah, Partanto dan Barry (1994:486) mengartikan

“motivasi” sebagai dorongan (sokongan moril); alasan ; tujuan

tindakan.Hal ini identik dengan motivator yang diartikan sebagai

pendorong ; penggerak ; pemberi semangat/sokongan moril ; penganjur ;

dan pemberi motivasi.

Selanjutnya, Slameto (dalam Azis 2003:170) merumuskan motivasi

sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, integritas,

serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang

rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep dan

sebagainya.

Menurut Uno (2012:5) banyak teori motivasi yang didasarkan dari

asas kebutuhan (need).Kebutuhan yang menyebabkan seseorang untuk

dapat memenuhinya. Motivasi adalah proses psikologis yang dapat

menjelaskan perilaku seseorang. Perilakunya hakikatnya merupakan

orientasi pada suatu tujuan. Dengan kata lain, perilaku seseorang

dirancang untuk mencapai tujuan.Untuk mencapai tujuan tersebut

diperlukan interaksi dari beberapa unsur.Dengan demikian, motivasi

merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukanseseuatu

untuk mencapai tujuan.Kekuatan-kekuatan ini pada dasarnya dirangsang

oleh adanya berbagai macam kebutuhan seperti (1) keinginan yang

hendak dipenuhinya, (2) tingkah laku, (3) tujuan, dan (4) umpan balik.

Proses interaksi ini disebut sebagai produk motivasi dasar (basic

motivation process).

2.4 Hubungan Motivasi Belajar dengan Penerapan pembelajaran

Pakem

Menurut Uno (2012:23) motivasi dan belajar merupakan dua hal

yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara

relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik

atau penguatan (reinforced practice).

Belajar merupakan kegiatan mempelajari atau menghafal fakta-

fakta, artinya seseorang yang telah belajar akan ditandai dengan

banyaknya fakta-fakta yang dapat dihafalkan. Di lain pihak, dapat

dikatakan bahwa belajar sama halnya dengan latihan, sehingga hasil

belajar akan tampak dalam keterampilan-keterampilan tertentu sebagai

hasil latihan. Dalam hal ini untuk memperoleh kemajuan seseorang harus

dilatih dalam berbagai aspek tingkah laku sehingga diperoleh suatupola

yang sistematis.

Mencermati definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

motivasi belajar merupakan dorongan atau sokongan moril oleh siswa

yang berkaitan dengan kegiatan belajar sehingga ia dapat belajar sesuai

dengan tuntutan serta arah dan tujuan yang diharapkan. Dalam hal ini

siswa diharapkan memiliki ketekunan dalam belajar sesuai dengan

kegiatan belajar yang efektif.

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat

dan keinginan dan dorongan kebutuhan belajar, harapan cita-cita.

Sedangkan faktor ekstrinsiknya adanya penghargaan, lingkungan

belajaryang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus di

ingat, kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu,

sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang

lebih giat dan semangat.

Menurut Uno (2012:23) hakikat motivasi belajar adalah dorongan

internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk

mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa

indikator atau unsur yang mendukung. Hal ini mempunyai peran besar

dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar

dapatdiklasifikasikan sebagai berikut:

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil,

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,

3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan,

4. Adanya penghargaan dalam belajar,

5. Adanya kegiatan yang menarik daam belajar,

6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga

memungkinkan seseorang dalam belajar dengan baik.

Tanpa adanya strategi dalam pembelajaran proses belajar

mengajar tidak akan dapat berjalan secara efektif dan efisien sehingga

sulit untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

Dalam melakukan sesuatu seseorang pasti mempunyai tujuan,

begitu juga dalam pendidikan, seorang guru mengajar menginginkan

materi pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai oleh siswa, begitu juga

siswa belajar meninginkan perubahan dalam dirinya serta meraih pestasi

yang bagus.

Namun untuk mencapai tujuan tersebut juga tidaklah mudah, jika

seorang guru tidak mampu mengenali dan memahami karakter masing-

masing siswa. Salah satu hal yang penting pula adalah memahami gaya

belajar siswa. Adanya tiga gaya belajar yang harus diketahui yakni visual,

auditorial, dan kinestik. Seperti yang diusulkan istilah-istilah ini, orang

visual belajar melalui apa yang mereka lihat, pelajar auditorial

melakukannya melalui apa yang mereka dengar dan kinestetik belajar

lewat gerak sentuhan. Walaupun orang telah cenderung pada salah satu

diantara ketiganya.

Oleh karena itu seorang guru yang baik adalah guru yang

memahami dan menghormati murid, menghormati bahan pelajaran yang

diberikannya, mengaktifkan murid dalam belajar, mempunyai tujuan

tertentu dengan tiap pelajaran yang diberikannya, dan yang tidak kalah

pentingnya adalah seorang guru harus mampu menyesuaikan strategi

mengajar sesuai dengan bahan pelajaran atau materi yang akan

disampaikan, karena tidak semua strategi dapat digunakan dalam tiap

materi pelajaran.

Dalam pembelajaran yang digunakan oleh guru, tidak hanya

sekedar berfungsi mengantarkan bahan atau materipelajaran kepada

anak didik, akan tetapi strategi mengajar dalam hal ini yaitu implementasi

strategi PAKEM ikut menentukan aktivitas anak didik dan mendorong

anak didik untuk belajar dengan aktif dan kreatif, baik memberi tanggapan

terhadap materi pelajaran yang dihadapi maupun dalam proses belajar

mengajar, selanjutnya dengan kata lain implementasi strategi .

PAKEM dalam pembelajaran secara tegas ikut menentukan

keberhasilan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran maka dari itu, dapat

dipastikan mutu pendidikan dan pengajaran akan bertambah baik pula,

dan hal lain akan menambah nilai belajar siswa, sehingga siswa dapat

meningkatkan prestasi belajarnya.

Akhirnya dalam uraian ini menegaskan bahwa setiap pengajaran

digunakan strategi yang tepat dan sesuai,maka strategi pengajaran

tersebut berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.

Sebaliknya apabila guru menggunakan strategi yang kurang tepat

dan kurang sesuai maka strategi tersebut akan berpengaruh negative

terhadap prestasi belajar siswa.

Penerapan PAKEM dalam contoh Kegiatan Belajar Mengajar

sesuai dengan kemampuan guru adalah sebagai berikut:

Kemampuan Guru Kegiatan Belajar Mengajar

Guru merancang dan mengelola

KBM yang mendorong siswa untuk

berperan aktif dalam pembelajaran.

Guru melaksanakan KBM dalam

kegiatan yang beragam, misalnya:

Percobaan

Diskusi kelompok

Memecahkan masalah

Mencari informasi

Menulis laporan

Berkunjung keluar kelas

Guru menggunakan alat bantu dan

sumber yang beragam.

Sesuai mata pelajaran, guru

menggunakan misalnya:

Alat yang tersedia atau yang

dibuat sendiri

Gambar

Studi kasus

Nara sumber

Lingkungan

Guru memberi kesempatan kepada

siswa untuk mengembangkan

keterampilan.

Siswa:

Melakukan percobaan,

pengamatan, atau wawancara

Mengumpulkan data/jawaban

dan mngolahnya sendiri

Menarik kesimpulan

Memecahkan masalah, mencari

rumus sendiri

Menulis laporan hasil karya lain

dengan kata-kata sendiri.

Guru memberi kesempatan kepada

siswa untuk mengungkapkan

gagasannya sendiri secara lisan

atau tulisan

Melalui:

Diskusi

Lebih banyak pertanyaan

terbuka

Hasil karya yang merupakan

anak sendiri

Guru menyesuaikan bahan dan

kegiatan belajar

dengankemampuan siswa

Siswa dikelompokkan sesuai

dengan kemampuan (untuk

kegiatan tertentu)

Bahan pelajaran disesuaikan

dengan kemampuan kelompok

tersebut

Siswa diberi tugas perbaikan

atau pengayaan

Guru mengaitkan KBM dengan

pengalaman siswa sehari-hari

Siswa menceritakan atau

memanfaatkan pengalamannya

sendiri

Siswa menerapkan hal-hal yang

dipelajari dalam kegiatan sehari-

hari

2.5 Kerangka Berfikir

Pakem dalam arti suatu model pembelajaran adalah pembelajaran

aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.Dalam kegiatan pembelajaran

dengan model pakem siswa dapat belajar dengan menyenangkan.

Menurut Rahmat (2011:184) model pembelajaran pakem terdapat

empat unsur didalamnya antara lain:

Aktif

Aktif dalam pembelajaran memungkinkan siswa berinteraksi secara

aktif dengan lingkungan, memanipulasi objek-objek yang ada

didalamnya serta mengamati pengaruh dari manipulasi yang sudah

dilakukan.

Kreatif artinya pembelajaran yang membangun kreativitas siswa

dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar, serta sesame

siswa lainnya terutama dalam menyelesaikan tugas-tugas

pembelajarannya.

Efektif

Maksudnya pembelajaran aktif kreatif dan menyenangkan dapat

meningkatkan efektifitas pembelajaran yang pada akhirnya dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Menyenangkan

Menyenangkan merupakan ciri keempat dari pakem dengan

maksud pembelajaran dirancang untukmenciptakan suasana yang

menyenangkan.

Menurut Agus Suprijono (2013:163) motivasi belajar adalah proses

yang memberikan semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya,

perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energy, terarah dan

bertahan lama.

Menurut Dimiyati dan Mudjono (2006:80) ada tiga komponen utama

dalam motivasi yaitu:

Kebutuhan

Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidak seimbangan

antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan.

Dorongan

Menurut Hull (dalam Dimiyati dan Mudjono 2006:82) dorongan atau

motivasi berkembang untuk memenuhi kebutuhan organisme,

Tujuan

Tujuan merupakan pemberi arah pada perilaku.

Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan kerangka berpikir

sebagai berikut:

2.6 Hipotesis

Berdasarkan permasalahan dan kajian teoritisnya, maka hipotesis

dalam penelitian ini berbunyi: pengaruh positif antara pembelajaran

pakem dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di

kelas VII pada pelajaran ekonomi SMP Negeri 1 Suwawa.

MOTIVASI

- Kebutuhan

- Dorongan

- Tujuan

Menurut Dimiyati dan

Mudjiono (2006:80)

- Aktif

- Kreatif

- Efektif

- Menyenangkan

Menurut Abdul Rahmat

(2011:184)

PAKEM