bab ii kajian teoritik a. deskripsi konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/3675/3/bab ii.pdf · 2004)...
TRANSCRIPT
-
7
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Konseptual
1) Kemampuan Berpikir Analogi
Menurut Mundiri (2010) penyimpulan analogi bertolak dari satu
peristiwa ke peristiwa lain yang sejenis. Apa yang ada pada fenomena
pertama, disimpulkan terdapat pula pada fenomena peristiwa yang lain
karena keduanya mempunyai persamaan prinsipal. Menurut Genter,
Holyoak, & Kokinov (English, 2004) secara umum analogi adalah
kemampuan untuk memberikan alasan dengan pola yang rasional.
Analogi adalah berbicara tentang suatu hal yang berlainan, dan dua
hal yang berlainan itu diperbandingkan. Selanjutnya dalam
membandingkan kedua hal tersebut hanya diperhatikan persamaannya saja
tanpa memperhatikan perbedaan (Soekadijo, 1985). Menurut Daine
(English, 2004) mengatakan bahwa dengan analogi suatu permasalahan
akan lebih mudah dikenali, dianalisis hubungannya dengan permasalahan
lain, dan permasalahan yang kompleks dapat disederhanakan.
Secara umum Mundiri (2010) mengatakan bahwa terdapat dua macam
analogi, yaitu:
a. Analogi Deklaratif
Analogi deklaratif adalah analogi yang digunakan untuk
menjelaskan sesuatu yang belum diketahui atau masih samar, dengan
menggunakan hal yang sudah dikenal.
Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Bangkit Dwi Nugroho, FKIP, UMP, 2017
-
8
Contoh: Ilmu pengetahuan itu dibangun oleh fakta-fakta sebagai
mana rumah itu dibangun oleh batu-batu. Tetapi tidak
semua kumpulan pengetahuan itu ilmu, sebagaimana tidak
semua tumpukan batu-batu adalah rumah.
Dalam hal ini seseorang akan menjelaskan struktur ilmu yang masih
asing bagi pendengar dengan struktur rumah yang sudah begitu
dikenal.
b. Analogi Induktif
Analogi induktif adalah analogi yang disusun berdasarkan
persamaan prinsip dari dua hal yang berbeda, selanjutnya ditarik
kesimpulan apa yang terdapat pada hal pertama terdapat pula pada hal
yang ke dua.
Contoh:
Gambar 2.1
Contoh soal berpikir analogi matematis
Dalam hal ini seseorang akan menjelaskan bahwa bangun limas
segitiga adalah bangun ruang yang dibentuk dari segitiga.
Holyoak (English, 2004) berpendapat bahwa inti dari
penggunaan analogi dalam pembelajaran untuk memecahkan masalah
adalah siswa menerapkan pengetahuan yang sudah diketahui untuk
Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Bangkit Dwi Nugroho, FKIP, UMP, 2017
-
9
memecahkan masalah yang baru. Berkaitan dengan pendapat tersebut,
Novick (English, 2004) mengatakan bahwa penggunaan analogi
dalam memecahkan masalah matematika melibatkan masalah sumber
dan masalah target. Dalam hal ini masalah sumber digunakan untuk
memecahkan masalah target. Hal ini dapat terjadi apabila siswa dalam
memecahkan masalah target memperhatikan masalah sumber dan
menerapkan struktur masalah sumber pada masalah target tersebut.
English (2004) menyebutkan bahwa masalah sumber dan
masalah target mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Ciri-ciri masalah sumber:
a. Diberikan sebelum masalah target
b. Berupa masalah mudah dan sedang
c. Dapat membantu menyelesaikan masalah target atau sebagai
pengetahuan awal dalam masalah target.
Ciri-ciri masalah target:
a. Berupa masalah sumber yang dimodifikasi atau diperluas.
b. Struktur masalah target berhubungan dengan masalah sumber.
c. Berupa masalah yang komplek.
Dalam menyelesaikan masalah sumber, siswa akan
menggunakan strategi yang sudah diketahui, konsep-konsep yang
dimilikinya, sedangkan dalam menyelesaikan masalah target siswa
akan menjadikan masalah sumber sebagai pengetahuan awal untuk
menyelesaikan masalah target.
Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Bangkit Dwi Nugroho, FKIP, UMP, 2017
-
10
Novick (English, 2004) mengatakan bahwa seseorang dikatakan
melakukan penalaran analogi dalam memecahkan masalah, jika:
a. Siswa dapat mengidentifikasi apakah ada hubungan antara
masalah yang dihadapi (masalah target) dengan pengetahuan
yang telah dimilikinya (masalah sumber)
b. Siswa dapat mengidentifikasi suatu struktur masalah sumber
yang sesuai dengan masalah target.
c. Siswa dapat mengetahui bagaimana cara menggunakan masalah
sumber dalam memecahkan masalah target.
Gambar 2.2
Reasoning by Analogy in Problem Solving Tasks
Stanberg (English, 2004)
Known
Problem
Known
Relational
Structure
Unknown
Solution
Procedure
Known
Solution
Procedure
Unknown
Relational
Structure
New
Problem Potential Mapping
Target Source
Mapping
Mapping
(with possible adaptation)
Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Bangkit Dwi Nugroho, FKIP, UMP, 2017
-
11
Proses berpikir analogi adalah cara berpikir siswa dalam
menyelesaikan masalah target dengan menggunakan masalah sumber.
Starberg (English, 2004) menyatakan bahwa komponen dari proses
berpikir analogi meliputi empat hal, yaitu:
a. Encoding (Pengkodean)
Mengidentifikasi soal sebelah kiri (masalah sumber) dan soal
yang di sebelah kanan (masalah target) dengan mencari ciri-ciri
atau struktur soalnya.
b. Inferring (Penyimpulan)
Mencari hubungan yang sama antara soal kiri (masalah sumber)
dengan soal kanan (masalah target) atau dikatakan mencari
hubungan rendah. Dalam tahap ini dengan melihat struktur soal
antara masalah sumber dan masalah target seseorang mulai
mencari keserupaan antara kedua masalah tersebut.
c. Mapping (Pemetaan)
Mencari hubungan yang sama antara soal kiri (massalah
sumber) dengan soal kanan (masalah target) atau membangun
kesimpulan dari kesamaan hubungan antara soal kiri dengan
soal kanan. Mengidentifikasi hubungan yang lebih tinggi.
Dalam tahap ini seseorang membangun keserupaan atau
hubungan yang ada dari kedua masalah dan melakukan
penyelesaian pada masalah target dengan menggunakan
keserupaan itu.
Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Bangkit Dwi Nugroho, FKIP, UMP, 2017
-
12
d. Applying (Penerapan)
Melakukan pemilihan jawaban yang cocok. Hal ini dilakukan
untuk memberikan konsep yang cocok (membangun
keseimbangan) antara soal kiri (masalah sumber) dengan soal
kanan (masalah target).
Dalam penelitiian ini indikator yang digunakan untuk mengukur
kemampuan berpikir analogi matematis siswa mengacu kepada
pendapat Stanberg yang meliputi Encoding, Inferring, Mapping, dan
Applying adalah sebagai berikut:
a. Encoding (Pengkodean)
Mengidentifikasi soal sebelah kiri (masalah sumber) dan soal
yang di sebelah kanan (masalah target) dengan mencari ciri-ciri
atau struktur soalnya.
b. Inferring (Penyimpulan)
Mencari hubungan yang sama antara soal kiri (masalah sumber)
dengan soal kanan (masalah target) atau dikatakan mencari
hubungan rendah.
c. Mapping (Pemetaan)
Mencari hubungan yang sama antara soal kiri (massalah
sumber) dengan soal kanan (masalah target) atau membangun
kesimpulan dari kesamaan hubungan antara soal kiri dengan
soal kanan. Mengidentifikasi hubungan yang lebih tinggi.
Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Bangkit Dwi Nugroho, FKIP, UMP, 2017
-
13
d. Applying (Penerapan)
Melakukan pemilihan jawaban yang cocok. Hal ini dilakukan
untuk memberikan konsep yang cocok (membangun
keseimbangan) antara soal kiri (masalah sumber) dengan soal
kanan (masalah target).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berpikir analogi matematis adalah cara berpikir siswa
dalam menyelesaikan masalah matematis dengan mencari keserupaan
dari dua hal dan menarik kesimpulan atas keserupaan itu untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan.
2) Intelligence Quotient (IQ)
Menurut Anastasi & Susana Urbina (2007) IQ adalah cerminan dari
prestasi pendidikan sebelumnya dan prediksi kinerja pendidikan
selanjutnya. Tes-tes intelegensi umum yang dirancang untuk digunakan
anak-anak usia sekolah atau orang dewasa biasanya mengukur
kemampuan kemampuan verbal, tes ini juga mencakup kemampuan untuk
simbol numerik dan simbol-simbol abstrak lainnya. Intelligence yang
dalam bahasa Indonesia kita sebut intelegensi semula diartikan
penggunaan kekuatan intelektual secara nyata, akan tetapi kemudian
diartikan sebagai suatu kekuatan lain Spearman & Wyn Jones (Azwar,
1996).
Alfred Binet dan Theodore Simon (Azwar, 1996) mengatakan
bahwa intelegensi terdiri dari 3 komponen, yaitu a) kemampuan untuk
Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Bangkit Dwi Nugroho, FKIP, UMP, 2017
-
14
mengarahkan fikiran atau mengarahkan tindakah, b) kemampuan untuk
mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut teah dilaksanakan, c)
kemampuan diri sendiri atau melakukan autocriticism. Sedangkan
menurut H.H. Goddard (Azwar, 1996) mendefinisikan bahwa intelegensi
adalah tingkan kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang langsung dihadapi dan untuk mengantisipasi
masalah-masalah yang akan datang. Edward Lee Thorndike (Azwar, 1996)
mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan dalam memberikan
respon yang baik dari pandangan kebenaran atau fakta.
Edward Lee Thorndike (Azwar, 1996) mengatakan bahwa secara
umum terdapat beberapa pandangan mengenai faktor-faktor dasar dalam
konsepsi awam maupun konsepsi ahli tentang intelegensi.
Tabel 2.1
Perbedaan Konsepsi Awam dan Konsepsi Ahli Mengenai
Intelegensi
Awam Ahli
Kemampuan Praktis untuk
Pemecahan Masalah
Nalar yang baik
Melihat hubungan
diantara berbagai hal
Melihat aspek
permasalahan secara
menyeluruh
Fikiran tebuka
Kemampuan Memecahkan
Masalah
Mampu menunjukkan
pengetahuan mengenai
masalah yang dihadapi
Mengambil keputusan
tepat
Menyelesaikan masalah
secara optimal
Menunjukkan fikiran
jernih
Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Bangkit Dwi Nugroho, FKIP, UMP, 2017
-
15
Kemampuan Verbal
Berbicara dengan
artikulasi yang baik dan
fasih
Berbicara lancar
Punya pengetahuan di
bidang tertentu
Kompetensi Sosial
Menerima orang lain
seperti adanya
Mengakui kesalahan
Tertarik pada masalah
sosial
Tepat waktu bila
berjanji
Intelegensi verbal
Kosakata baik
Membaca dengan penuh
pemahaman
Ingin tahu secara
intelektual
Menunjukkan
keingintahuan
Intelegensi Praktis
Tahu situasi
Tahu cara mencapai
tujuan
Sadar tehadap dunia
sekeliling
Menunjukkan minat
terhadap dunia luar
Secara singkat, IQ adalah ukuran kemampuan intelektual, analisis,
logika, dan rasio seseorang. Dengan demikian hal ini berkaitan dengan
kemampuan berbicara, kesadaran akan ruang, kesadaran akan sesuatu
yang tampak, dan penguasaan matematika. IQ mengukur kecepatan
seseorang untuk mempelajari hal-hal baru, melakukan pemusatan
perhatian dalam aneka tugas dan latihan, menyimpan dan mengingat
kembali informasi objektif, terlibat dalam proses berpikir, bekerja dengan
angka, berpikir abstrak dan analitis, serta memecahkan masalah dengan
menerapkan pengetahuan yang telah ada sebelumnya. (Stein & Howard E.
Book, 2000).
Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Bangkit Dwi Nugroho, FKIP, UMP, 2017
-
16
B. Penelitian Relevan
Peneliti Kariadinata (2012) melakukan penelitian yang berjudul
Menumbuhkan Daya Nalar (Power Of Reason) Siswa Melalui Pembelajaran
Analogi Matematika menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran analogi
matematika dalam rangka menumbuhkan daya nalar siswa memerlukan
kesiapan baik dari guru maupun siswa. Bagi guru sebelumnya perlu
mengetahui tingkat kemampuan pemahaman siswa, karna tanpa pemahaman
konsep yang baik siswa akan kesulitan menyelesaikan soal analogi
matematika. Penelitian yang dilakukan oleh Ningrum R.K. & Rosyidi A.H.
(2012) yang berjudul Profil Penalaran Permasalahan Analogi Siswa Sekolah
Menengah Pertama Ditinjau dari Perbedaan Gender menunjukkan bahwa
secara umum profil penalaran analogi siswa sekolah menengah pertama
berjenis kelamin laki-laki lebih sedikit dalam melakukan kesalahan dan subjek
perempuan lebih unggul dalam tahap evaluating jiga dibandingkan dengan
subjek laki-laki.
Persamaan penelitian diatas adalah sama-sama menelit kemampuan
berpikir analogi siswa, perbedaannya adalah penelitian ini ditinjau dari
Intelligence Quotient (IQ). Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti
mengangkat judul Deskripsi Kemampuan Berpikir Analogi Matematis Siswa
SMP N 8 Purwokerto ditinjau dari Intelligence Quotient (IQ).
Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Bangkit Dwi Nugroho, FKIP, UMP, 2017
-
17
C. Kerangka Pikir
Kemampuan berpikir analogi matematis adalah cara berpikir siswa dalam
menyelesaikan masalah matematis dengan mencari keserupaan dari dua hal
(masalah sumber dan masalah target) kemudian menarik kesimpulan atas
keserupaan itu. indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan
berpikir analogi matematis siswa mengacu kepada pendapat Stanberg yang
meliputi Encoding, Inferring, Mapping, dan Applying adalah sebagai berikut:
a. Encoding (Pengkodean)
Mengidentifikasi soal sebelah kiri (masalah sumber) dan soal yang di
sebelah kanan (masalah target) dengan mencari ciri-ciri atau struktur
soalnya.
b. Inferring (Penyimpulan)
Mencari hubungan yang sama antara soal kiri (masalah sumber) dengan
soal kanan (masalah target) atau dikatakan mencari hubungan rendah.
c. Mapping (Pemetaan)
Mencari hubungan yang sama antara soal kiri (masalah sumber) dengan
soal kanan (masalah target) atau membangun kesimpulan dari kesamaan
hubungan antara soal kiri dengan soal kanan. Mengidentifikasi hubungan
yang lebih tinggi.
d. Applying (Penerapan)
Melakukan pemilihan jawaban yang cocok. Hal ini dilakukan untuk
memberikan konsep yang cocok (membangun keseimbangan) antara soal
kiri (masalah sumber) dengan soal kanan (masalah target).
Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Bangkit Dwi Nugroho, FKIP, UMP, 2017
-
18
IQ adalah ukuran kemampuan intelektual, analisis, logika, dan rasio
seseorang. Dengan demikian hal ini berkaitan dengan kemampuan berbicara,
kesadaran akan ruang, kesadaran akan sesuatu yang tampak, dan penguasaan
matematika. IQ mengukur kecepatan seseorang untuk mempelajari hal-hal
baru, melakukan pemusatan perhatian dalam aneka tugas dan latihan,
menyimpan dan mengingat kembali informasi objektif, terlibat dalam proses
berpikir, bekerja dengan angka, berpikir abstrak dan analitis, serta
memecahkan masalah dengan menerapkan pengetahuan yang telah ada
sebelumnya.
Tabel 2.2
Keterkaitan antara Komponen Intelligence Quotient (IQ) dengan
Komponen Berpikir Analogi Matematis
Komponen Intelligence
Quotient (IQ)
Keterkaitannya dengan Berpikir
Analogi Matematis
Kecepatan Seseorang
menemukan hal baru
Dalam berpikir analogi seseorang
mencari keserupaan konsep antara
masalah sumber dengan masalah target
sehingga memudahkan dalam
penyelesaiannya (lebih cepat).
Pemusatan perhatian
dalam tugas dan latihan.
Dalam setiap indikator berpikir analogi
matematis menuntut siswa untuk
melakukan pemusatan perhatian pada
soal sumber untuk mencari kesesuaian
yang akan digunakan untuk
menyelesaikan masalah target.
Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Bangkit Dwi Nugroho, FKIP, UMP, 2017
-
19
Menyimpan dan
mengingat kembali
informasi objektif
Dalam penyelesaian masalah target
siswa dituntut untuk mencari
kesesuaian dari masalah sumber yang
sudah diketahui sebelumnya, dari situ
siswa mengingat kembali apa yang
sudah iya dapatkan sebelumnya dalam
penyelesaian.
Terlibat dalam proses
berpikir
Untuk melalui semaua indikator dalam
berpikir analogi matematis siswa
terlibat secara langsung dalam proses
berpikir untuk menyelesaikan masalah
target.
Bekerja dengan angka Dalam berpikir analogi matematis
siswa terlibat langsung dengan angka.
Berpikir abstrak dan
analitis
Dalam mencari keserupaan yang ada
antara masalah sumber dan masalah
target menuntut siswa untuk lebih
berpikir abstrak dan analitis.
Memecahkan masalah
dengan menerapkan
pengetahuan yang ada
sebelumnya
Ciri dari masalah sumber yang
digunakan untuk menyelesaikan
masalah target adalah sudah diketahui
dengan jelas penyelesaiannya,
sehingga dari pengetahuan yang sudah
ada siswa dituntut untuk
menyelesaikan masalah target yang
masih samar (belum jelas) cara
penyelesaiannya.
Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Bangkit Dwi Nugroho, FKIP, UMP, 2017
-
20
Dari tabel diatas dapat diindikasikan bahwa tingkat Intelligence Quotient
(IQ) akan mempengaruhi cara berpikir analogi matematis siswa di SMP N 8
Purwokerto.
Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Bangkit Dwi Nugroho, FKIP, UMP, 2017