bab ii kajian teori...pengawasan pembelajaran diarahkan untuk mempertahankan dan meningkatkan proses...

23
9 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Supervisi Akademik Supervisi akademik merupakan bagian dari supervisi pendidikan yaitu merupakan segala upaya yang dilakukan secara berkesinambungan untuk membantu guru dan kepala sekolah untuk mengembangkan kemampuan serta kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Seperti apa yang disebutkan Mustofa (2013:27) Supervisi pendidikan adalah: Segala bantuan dari supervisor dan atau semua pemimpin kepala sekolah untuk memperbaiki manajemen pengelolaan sekolah dan meningkatkan kinerja staf/guru dalam menjalankan tugas,fungsi, dan kewajibannya sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai secara optimal”. Sedangkan menurut Pidarta (2009:2) menyebutkan Supervisi pendidikan adalah “kegiatan membina para pendidik dalam mengembangkan proses pembelajaran termasuk segala unsur penunjangnya”. Fathurrohman (2011:18) menyebutkan bahwa supervisi adalah ”usaha yang sistematis dan terus menerus dalam rangka memberikan dorongan dan pengarahan bagi perkembangan profesional guru”. Supervisi akademik merupakan salah satu ruang lingkup dari supervisi di bidang pendidikan selain supervisi manajerial. Dalam PPTK, PSDM dan PMP (2011:19) disebutkan pula bahwa Supervisi akademik adalah

Upload: others

Post on 06-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 9

    BAB II KAJIAN TEORI

    2.1 Supervisi Akademik

    Supervisi akademik merupakan bagian dari

    supervisi pendidikan yaitu merupakan segala upaya

    yang dilakukan secara berkesinambungan untuk

    membantu guru dan kepala sekolah untuk

    mengembangkan kemampuan serta kinerja guru dalam

    mengelola pembelajaran.

    Seperti apa yang disebutkan Mustofa (2013:27)

    Supervisi pendidikan adalah:

    “Segala bantuan dari supervisor dan atau semua pemimpin kepala sekolah untuk memperbaiki

    manajemen pengelolaan sekolah dan meningkatkan

    kinerja staf/guru dalam menjalankan tugas,fungsi, dan

    kewajibannya sehingga tujuan pendidikan dapat

    dicapai secara optimal”.

    Sedangkan menurut Pidarta (2009:2) menyebutkan

    Supervisi pendidikan adalah “kegiatan membina para

    pendidik dalam mengembangkan proses pembelajaran

    termasuk segala unsur penunjangnya”.

    Fathurrohman (2011:18) menyebutkan bahwa

    supervisi adalah ”usaha yang sistematis dan terus

    menerus dalam rangka memberikan dorongan dan

    pengarahan bagi perkembangan profesional guru”.

    Supervisi akademik merupakan salah satu ruang

    lingkup dari supervisi di bidang pendidikan selain

    supervisi manajerial. Dalam PPTK, PSDM dan PMP

    (2011:19) disebutkan pula bahwa Supervisi akademik

    adalah

  • 10

    “fungsi kepengawasan yang berkenaan dengan aspek pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan,

    penilaian, dan pelatihan profesional guru”. Aspek-

    aspek yang dimaksud tersebut adalah mencakup

    tugas pokok guru dalam proses pembelajaran diantaranya meliputi: (1)merencanakan pembelajar an, (2) melaksanakan pembelajaran, (3) menilai

    hasil pembelajaran, (4) membimbing dan melatih

    peserta didik, (5) melaksanakan tugas tambahan

    yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok

    sesuai dengan beban kerja guru.

    Kepengawasan akademik dapat dilaksanakan

    melalui kegiatan tatap muka atau non tatap muka.

    Menurut Prasojo (2011:84) supervisi akademik yaitu

    “serangkaian kegiatan membantu guru dalam

    mengembangkan kemampuan dalam mengelola proses

    pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.”

    Selain pengertian tentang supervisi akademik

    diatas disini juga penulis cantumkan pengertian

    tentang supervisi pengajaran menurut Bafadal

    (Fathurrochman, 2011:30) Supervisi pengajaran adalah

    “serangkaian kegiatan membantu guru untuk

    mengembangkan kemampuannya mengelola proses

    belajar mengajar demi pencapaian tujuan pengajaran.”

    Menurut Purwanto (2012:89)

    Supervisi pengajaran adalah kegiatan-kegiatan

    kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki

    kondisi-kondisi baik personel maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar mengajar

    yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan. Nakpodia, dalam jurnalnya The Dependent outcome of

    teacher performance in secondary schools in Delta State

    (2011) menyebutkan,

    Supervision of instruction therefore directed

    towards maintaining and improving the teaching-learning process of the school.It is highly

    instructionally related, and the instructional

    supervisor's role is that of supporting,assisting

  • 11

    and sharing rather than directing.Instructional supervision is a service activity that exists to help

    teachers do their job better.

    Pengawasan pembelajaran diarahkan untuk

    mempertahankan dan meningkatkan proses belajar

    mengajar dari sekolah. Dalam hal ini pembelajaran

    yang saling terkait, dan peran pengawas pengajaran

    adalah mendukung, membantu dan berbagi melalui

    pengawasan langsung. Pengawasan adalah kegiatan

    pelayanan yang ada untuk membantu guru melakukan

    pekerjaan mereka agar lebih baik.

    Dari beberapa pengertian tentang supervisi

    akademik maupun supervisi pengajaran dapat

    disebutkan bahwa pada dasarnya supervisi akademik

    ataupun supervisi pengajaran pada hakekatnya adalah

    suatu tindakan yang berupaya untuk membantu guru

    dalam mengembangkan kemampuan atau potensinya

    dalam mengelola proses pembelajaran dalam kelas

    sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

    Supervisi akademik yang dilakukan kepala

    sekolah maupun pengawas akan mengena pada

    sasarannya jika dilaksanakan sesuai prosedur, artinya

    ada perencanaan, pelaksanaannya dengan menimbang

    kaidah-kaidah yang ada, dievaluasi, dan yang tidak

    kalah pentingnya adalah adanya tindak lanjut dari

    hasil supervisi tersebut. Tanpa adanya tindak lanjut

    maka kegiatan supervisi yang sudah dilaksanakan

    menjadi sia-sia, karena tujuan utama diadakan

    supervisi tidak akan tercapai dan terwujud.

    2.2 Supervisi Kunjungan Kelas

  • 12

    Kunjungan kelas merupakan salah satu teknik

    supervisi akademik. Teknik supervisi merupakan cara-

    cara yang ditempuh oleh supervisor dalam hal ini

    kepala sekolah atau pengawas sekolah untuk mencapai

    tujuan tertentu yang berorientasi pada peningkatan

    mutu pendidikan dan masalah-masalah akademik

    dengan sasaran para guru di sekolah. Kunjungan kelas

    adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah

    atau pengawas sekolah dengan mengamati proses

    pembelajaran di kelas sehingga memperoleh data yang

    diperlukan masih dalam rangka pembinaan guru.

    Seperti yang diutarakan oleh Jon Saphier and Pia

    Durkin dalam jurnal berjudul Principal’s Classroom

    Visitation and Inspection and Teachers Job

    Performance in Akwa Ibon State Nigeria (2013)

    “Classroom visits: Supervision of common Planning Time (CPT) and partnershipwith instrucsional

    coaches. We’ll roll out a hypothetical school visit

    of a hour to the hours. Schedulee about every six

    weeks, in which the superintendent and principal

    Superintendent and principal work side by side by side co observing classes and attending school

    based meeting, especially CPT meetings coaches

    metings, and feedback session to teachers.”

    Kunjungan kelas menjadi hal yang penting

    dimana sekolah merencanakan satu jam guna

    merancang jadwal paling tidak untuk setiap enam

    minggu, dimana pengawas dan kepala sekolah bekerja

    berdampingan untuk mengamati kelas dan menghadiri

    pertemuan berbasis sekolah, terutama pertemuan yang

    didalamnya merencanakan kegiatan, pertemuan guru

    inti, dan sesi umpan balik kepada guru.

    Dengan supervisi kunjungan kelas kepala

    sekolah maupun pengawas sekolah dapat mengukur

  • 13

    seberapa tingkat kompetensi pedagogik yang dimiliki

    oleh seorang guru. Karena hanya dengan teknik

    kunjungan kelas kita dapat memperoleh data tentang

    kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di

    kelas, diantaranya penguasaan materi, ketrampilan

    menggunakan alat peraga dan media pembelajaran,

    kemampuan memilih metode pembelajaran serta

    ketrampilan dalam memilih alat evaluasi yang tepat.

    2.2.1 Teknik Supervisi Kunjungan Kelas

    Supervisi kunjungan kelas bertujuan untuk

    mendapatkan data yang lengkap tentang guru yang

    disupervisi dalam hal pengelolaan pembelajaran dan

    selanjutnya adalah untuk menolong guru dalam

    mengatasi masalah dalam kelas.

    Menurut Brotosejati (2012:6) “kunjungan kelas

    dilakukan dengan berbagai tiga cara, yaitu dengan: (1)

    pemberitahuan terlebih dahulu, (2) tanpa pemberitahu

    terlebih dahulu, (3) atas permintaan atau undangan

    guru yang bersangkutan”.

    Agar tujuan kunjungan kelas dapat tercapai

    maka supervisor hendaknya mempersiapkan instrumen

    atau catatan-catatan serta alat yang diperlukan untuk

    memperoleh data atau informasi yang dikehendaki.

    1.Kunjungan Kelas tanpa Pemberitahuan terlebih

    dahulu

    Yang dimaksud teknik ini adalah supervisor tiba-

    tiba datang ke dalam kelas tempat guru mengajar

    tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu,cara ini

    memiliki sisi positf dan negatif. Sisi positifnya,

    supervisor dapat mengetahui kondisi sesungguhnya

  • 14

    kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran,

    sehingga dapat menentukan bantuan apa yang

    diperlukan oleh guru tersebut. Supervisor dapat

    melihat suasana pembelajaran yang sebenarnya tanpa

    ada rekayasa. Kunjungan kelas tanpa pemberitahuan

    dapat sebagai shock terapi agar guru dapat

    membiasakan untuk mempersiapkan diri sebelum

    mengajar. Adapun sisi negatifnya antara lain guru akan

    menjadi gugup karena tiba-tiba didatangi supervisor,

    bahkan pada umumnya guru merasa terbebani dalam

    melaksanakan pembelajaran.

    2.Kunjungan kelas dengan Pemberitahuan Terlebih

    Dahulu

    Sebelum pelaksanaan kunjungan kelas,

    supervisor memberitahukan jadwal kunjungan kepada

    guru, sehingga para guru tahu kapan akan dikunjungi.

    Kelebihan dari cara ini diantaranya supervisi dapat

    terlaksana dengan efektif dan efisien. Kekurangan dari

    cara ini adalah guru dapat memanipulasi kondisi

    proses belajar mengajar, maksudnya proses belajar

    mengajar berlangsung tidak seperti kondisi seperti hari

    –hari biasanya, karena guru mengetahui kalau akan

    ada supervisi.

    3.Kunjungan Kelas atas Permintaan Guru

    Cara ini sangat ideal, karena supervisor datang

    atas undangan guru. Dalam hal ini guru menyadari

    kekurangannya dan berupaya untuk meningkatkan

    kemampuannya dengan mendapatkan bantuan dari

    supervisor. Supervisi ini akan berjalan dalam suasana

    kooperatif antara guru dan supervisor, tanpa ada rasa

    takut dan canggung dari pihak guru. Kunjungan kelas

  • 15

    atas undangan guru sangat jarang terjadi, hal ini

    dikarenakan belum umum di kalangan guru untuk

    mengundang supervisor ke kelas.

    Kunjungan kelas merupakan cara yang tepat

    untuk mendapatkan informasi yang tepat tentang

    proses belajar mengajar secara langsung, baik

    menyangkut kelebihan, kekurangan, dan kelemahan-

    nya. Melalui kunjungan kelas supervisor dapat

    mengamati secara langsung kegiatan guru dalam

    mengelola proses pembelajaran, dimana didalamnya

    mencakup cara mengajar, penggunaan metode,

    penggunaan alat peraga dan media pembelajaran,

    penguasaan materi dan semua unsur pendukungnya.

    Teknik supervisi kujungan kelas sudah diakui

    sebagai salah satu teknik yang tepat dan akurat untuk

    mendapatkan data serta informasi tentang proses

    pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru,namun

    demikian yang terjadi di lapangan teknik ini masih

    menjadi momok bagi sebagian besar guru. Guru akan

    merasa risih, grogi, dan bahkan minder ketika

    ditunggui oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah

    pada saat proses pembelajaran berlangsung.

    Supervisor hendaknya mampu merubah cara

    pandang guru tentang supervisi, oleh karena itu

    supervisor harus memiliki atau menemukan cara yang

    lebih tepat dalam melaksanakan supervisi kunjungan

    kelas, sehingga kehadiran supervisor di kelas menjadi

    sesuatu yang dinantikan oleh guru, dengan kata lain

    kunjungan kelas oleh supervisor bukan menjadi hal

    yang menakutkan dan dihindari oleh guru.

  • 16

    2.2.2 Tahap-tahap Kunjungan Kelas Proses supervisi kunjungan kelas terdiri dari

    empat tahap, tahapan tersebut menurut Prasojo

    (2011:103) meliputi tahap persiapan, pengamatan,

    akhir kunjungan(refleksi dan tindak lanjut).

    2.2.2.1Tahap Persiapan

    Dalam tahap persiapan ini supervisor memper-

    siapkan berbagai hal yang akan dibutuhkan pada

    waktu pelaksanaan kunjungan kelas atau saat

    pengamatan.Persiapan ini mencakup antara lain, (1)

    menentukan waktu atau jadwal kunjungan, (2) me-

    nentukan sasaran dalam hal ini guru yang akan

    dikunjungi, (3) menyusun instrumen pengamatan, dan

    atau data pendukung. Dalam tahapan ini perlu adanya

    kesepakatan dan kesamaan persepsi antara supervisor

    dan guru yang akan disupervisi tentang tujuan dari

    kunjungan kelas dan segala sesuatu yang akan

    dibutuhkan dalam supervisi, termasuk memberi

    tahukan indikator-indikator yang menjadi obyek

    penilaian.

    2.2.2.2 Tahap Pengamatan

    Dalam tahapan ini setelah guru dan supervisor

    memasuki kelas dan masing masing menempatkan diri,

    maka guru menginformasikan kepada siswa tujuan dan

    maksud kedatangan atau keberadaan supervisor di

    dalam kelas,sehingga aktivitas siswa dalam mengikuti

    pembelajaran diharapkan tidak terganggu.

    Pada tahap pengamatan, supervisor mengamati

    jalannya proses belajar mengajar yang sedang

    berlangsung. Selama proses mengamati ini supervisor

    menggunakan instrumen yang diperlukan atau

  • 17

    mencatat semua yang dilakukan guru selama

    pembelajaran berlangsung menggunakan lembar

    pengamatan. Supervisor juga diperbolehkan meng-

    gunakan multi media untuk merekam kegiatan selama

    proses pembelajaran berlangsung. Diharapkan dengan

    penggunaan instrumen dan catatan pengamatan serta

    bantuan media yang lain supervisor dapat memperoleh

    data selengkap mungkin dari obyek yang sedang

    diamatai.

    2.2.2.3 Tahap Akhir Kunjungan (refleksi dan tindak

    lanjut)

    Dalam akhir kunjungan, supervisor bersama

    guru mengadakan kesepakatan untuk membicarakan

    hasil pengamatan proses pembelajaran yang baru

    berlangsung. Supervisor dan guru bersama-sama

    mengamati rekaman proses pembelajaran baik

    berdasarkan catatan pengamatan, foto, maupun

    rekaman adegan, dan bersama-sama mencatat

    kekurangannya dan kelebihan guru selama proses

    pembelajaran.

    Selain itu dalam tahapan ini supervisor dan guru

    menentukan tindak lanjut dari hasil supervisi

    kunjungan kelas, sesuai temuan selama pengamatan

    dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Sebelum

    menentukan tindak lanjut dalam tahapan ini dapat

    dilakukan kegiatan antara lain, (1) Supervisor mem-

    beri motivasi serta penguatan kepada guru, dengan

    harapan guru tidak merasa trauma terhadap kegiatan

    supervisi, (2) Supervisor menunjukkan hasil supervisi

    dan memberi kesempatan kepada guru untuk memberi

    tanggapan dan menginterpretasikan, selanjutnya guru

  • 18

    dan supervisor mendiskusikan. Pada tahap akhir,

    supervisor bersama-sama guru membuat simpulan

    atas hasil dari pengamatan pelaksanaan KBM

    yang baru dilaksanakan.

    Supervisi kunjungan kelas yang akan

    dilaksanakan dalam penelitian ini berbeda dengan

    kunjungan kelas yang biasa dilaksanakan oleh kepala

    sekolah, perbedaan ini terletak pada kegiatan akhir

    kunjungan. Dimana pada tahap akhir kunjungan guru

    bersama supervisor mengamati rekaman pelaksanaan

    pembelajaran yang dilaksanakan guru, kemudian guru

    mengevaluasi sendiri apa yang dilaksanakan

    menggunakan instrumen yang ada. Hasil evaluasi diri

    guru dicocokkan dengan hasil pengamatan supervisor,

    jika terdapat kesamaan persepsi maka langkah

    selanjutnya adalah menentukan tindak lanjut

    berdasarka kekurangan yang dilakukan guru dalam

    pengelolaan pembelajaran.

    2.2.3 Kriteria Kunjungan Kelas Menurut Sudiyono (2011:103) kunjungan kelas

    yang baik memiliki enam kriteria, yaitu : (1)Memiliki tujuan tertentu, (2) mengungkapkan

    aspek-aspek yang dapat memperbaiki kemampuan

    guru, (3) Menggunakan instrumen observasi untuk mendapatkan data yang obyektif, (4) Terjadi

    interaksi antara pembina dan yang dibina, (5)

    Pelaksanaan kunjungan kelas tidak mengganggu

    proses pembelajaran, (6) Pelaksanaannya diikuti

    dengan program tindak lanjut.

    (1) Memiliki tujuan tertentu, Maksudnya setiap kegiatan kunjungan kelas

    harus memiliki tujuan yang jelas sehingga dalam

  • 19

    kunjungan tersebut supervisor benar-benar fokus pada

    tujuan.

    (2) Mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memper-

    baiki kemampuan guru.

    Seperti apa yang diuraikan dibagian terdahulu

    bahwa supervisi akademik bertujuan untuk membantu

    guru dalam mengembangkan potensinya, kunjungan

    kelas merupakan salah satu teknik supervisi untuk

    memberi bantuan kepada guru untuk meningkatkan

    kemampuannya dalam mengelola kelas, sehingga

    dalam hal ini supervisi kunjungan kelas harus

    mampu mengungkap segala sesuatu untuk

    peningkatan kemampuan guru.

    (3) Menggunakan instrumen observasi untuk men-

    dapatkan data yang obyektif. Supervisor senantiasa

    menggunakan instrumen supervisi pada setiap

    kegiatan supervisi kunjungan kelas. Instrumen yang

    digunakan mengacu pada tujuan yang akan dicapai

    dari kunjungan tersebut.

    (4) Terjadi interaksi antara pembina dengan yang dibina

    Dengan adanya interaksi antara supervisor dan

    guru menumbuhkan sikap saling pengertian, artinya

    supervisi kunjungan kelas harus terlaksana dalam

    suasana saling keterbukaan antara pihak yang

    disupervisi dalam hal ini guru dan pihak supervisor

    sehingga tidak menimbulkan rasa takut dan tertekan

    dari pihak yang disupervisi yaitu guru.

    (5) Pelaksanaan kunjungan kelas tidak mengganggu

    proses pembelajaran. Diharapkan pelaksanaan

    supervisi kunjungan kelas bersifat alami, maksudnya

  • 20

    kegiatan tersebut tidak mengganggu serta tidak

    mempengaruhi aktivitas guru dalam mengajar dan

    kegiatan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajar-

    an.

    (6) Pelaksanaan kunjungan kelas diikuti dengan

    program tindak lanjut. Artinya kegiatan supervisi

    kunjungan kelas tidak akan berarti jika tidak

    ditindaklanjuti dengan tindakan riil. Wujud dari tindak

    lanjut tersebut mengacu pada temuan yang berupa

    kekurangan-kekurangan guru selama melaksanakan

    proses kegiatan pembelajaran, tindak lanjut ini harus

    merupakan upaya ke arah perbaikan kemampuan atau

    kompetensi guru.

    Selain memiliki kriteria, menurut Pidarta

    (2009:101-103) kunjungan kelas juga memiliki ciri

    sebagai berikut :

    (1)Menentukan waktu kunjungan kelas, (2) Bersifat

    individual, (3) Tidak ada pertemuan awal, (4) Waktu

    supervisi singkat ,(5) Dapat mengobservasi lebih dari

    satu kelas, (6) Dapat meng-intervensi guru dan siswa dalam kelas, (7) Yang disupervisi adalah kasus-

    kasus, (8) Boleh tidak mengadakan pertemuan

    balikan, (9) Ada tindak lanjut. Berdasarkan uraian di atas, supervisi kunjungan kelas

    bukan sekedar berkunjung untuk melihat sepintas,

    namun harus ada tujuan atau fokus permasalahan

    yang akan dibuktikan.

    Melihat begitu banyak manfaat yang dapat

    diperoleh dari supervisi kunjungan kelas untuk

    peningkatan kompetensi guru dalam pengelolaan

    pembelajaran, maka sudah saatnya supervisor dalam

    hal ini kepala sekolah maupun pengawas sekolah

    untuk lebih meningkatkan frekuensi dan mengefektif -

  • 21

    kan supervisi kunjungan kelas, karena dengan langkah

    langkah tersebut menjadi salah satu alternatif dalam

    upaya meningkatkan kualitas layanan pembelajaran.

    2.3 Kinerja Guru 2.3.1 Kinerja Istilah kinerja berasal dari kata job performance

    atau actual performance, yang berarti prestasi kerja

    atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh

    seseorang. Kata kinerja merupakan terjemahan dari

    bahasa Inggris, work performance atau job

    performance. Dalam bahasa Indonesia kinerja disebut

    juga prestasi kerja, sehingga kinerja atau prestasi kerja

    dapat diartikan sebagai ungkapan pengakuan

    kemampuan seseorang yang didasari oleh

    pengetahuan, sikap, ketrampilan, dan motivasi untuk

    menghasilkan sesuatu.

    Pengertian kinerja menurut Mangkunegara

    (2004:67) “kinerja adalah hasil kerja secara kualitas

    dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai

    dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

    tanggungjawab yang diberikan kepadanya.”

    Kinerja seseorang dipengaruhi oleh banyak

    faktor, baik itu faktor internal maupun eksternal,

    menurut Davis (Mustafa 2013:155) menyebutkan

    bahwa faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian

    kinerja adalah faktor kemampuan (abality) dan faktor

    motivasi (motivation). Hal tersebut diperkuat oleh

    pendapat Keith Davis (Mangkunegara, 2004:67), yang

    merumuskan bahwa :

    *Human performance = Ability + Motivation

  • 22

    *Motivation = Attitude + Situation

    *Ability = Knowledge + Skill

    Seorang pegawai harus siap secara mental

    maupun fisik untuk memahami tujuan bekerja dan

    target kerja yang akan dicapai, serta mampu

    memanfaatkan, dan menciptakan situasi kerja.

    Kenyataan di lapangan atau di lingkungan kerja

    kita, banyak orang yang memiliki kemampuan kerja

    namun kurang atau bahkan tidak memiliki motivasi

    untuk melakukan sesuatu maka tidak akan

    menghasilkan kinerja, demikian pula sebaliknya

    banyak orang yang memiliki motivasi namun tidak

    memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan

    maka juga tidak akan menghasilkan kinerja. Oleh

    sebab itu seorang pekerja untuk dapat mencapai

    kinerja maksimal jika ia memiliki motivasi diri untuk

    berprestasi tinggi, aktif dan kreatif, dan keinginan

    untuk maju serta berfikiran luas. Penempatan atau

    pemberian posisi pegawai yang sesuai dengan minat

    dan keahliannya akan sangat membantu pencapaian

    kinerja yang maksimal.

    Melihat betapa pentingnya peran kinerja untuk

    kemajuan sebuah institusi, maka peneliti selaku

    pengawas sekolah mempunyai tanggungjawab untuk

    mengupayakan peningkatan kinerja guru – gurunya

    dalam pengelolaan pembelajaran. Salah satu upaya

    tersebut dengan cara mengefektifkan supervisi

    kunjungan kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah

    dan pengawas sekolah di pangkalannya masing-

    masing.

  • 23

    Pengukuran tingkat kinerja guru dalam

    pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan

    instrumen pengamatan pelaksanaan pembelajaran

    yang sudah dibakukan oleh pemerintah, baik mengenai

    indikator-indikatornya maupun skornya, sehingga hasil

    dari pengamatan tersebut dapat menggambarkan

    kinerja guru yang disupervisi/diamati.

    2.3.2 Guru Guru memiliki banyak arti dan sebutan, ada yang

    menyebutkan guru adalah pengajar atau pendidik dan

    di kalangan pesantren guru sama dengan ustadz.

    Dalam ajaran Jawa istilah Guru adalah digugu lan

    ditiru, maksudnya Guru adalah sosok dimana setiap

    ucapannya dipercaya dan dicontoh dari setiap tindakan

    dan perilakunya.

    Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003

    tentang Sisdiknas pasal 1 mengenai ketentuan Umum

    butir 6 Pendidik adalah tenaga kependidikan yang

    berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong

    belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan

    sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta

    berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

    Sedangkan dalam pasal 39 ayat 2 menyebutkan bahwa

    Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas

    merencanakan dan melaksanakan proses pembelajar-

    an, menilai hasil pembelajaran, melakukan pem-

    bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian

    dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi

    pendidik pada perguruan tinggi. Pada pasal 2

    menyebutkan Guru sebagai tenaga profesional yang

  • 24

    mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat

    dilakukan oleh seseorang yang memiliki kualifikasi

    akademik, kompetensi, dan sertifikasi pendidik sesuai

    dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang

    pendidikan tertentu.

    Dari uraian serta pengertian tentang guru di atas

    dapat digeneralisasikan bahwa guru adalah pendidik

    profesional dimana tugas utamanya adalah mengajar,

    mendidik, membimbing, melatih, mengarahkan,

    menilai, serta mengevaluasi. Guru dalam profesinya

    adalah seorang yang memiliki kemampuan untuk

    merancang program pembelajaran, mengelola kelas

    dalam hal ini proses pembelajaran, mengevaluasi hasil

    belajar, serta melakukan tindak lanjut dari hasil belajar

    siswa, sehingga tujuan dari proses pembelajaran dapat

    tercapai dan tujuan akhir proses pendidikan yaitu

    mendewasakan peserta didik juga tercapai.

    2.3.3 Kinerja Guru

    Saat ini dalam dunia pendidikan kinerja guru

    menjadi perhatian, karena guru merupakan salah satu

    faktor penentu dalam meningkatkan prestasi belajar

    siswa dan berperan dalam peningkatan kualitas

    pendidikan.

    Dari beberapa pengertian tentang kinerja dan

    pengertian tentang guru yang sudah disebutkan di

    bagian sebelumnya maka dapat dinyatakan bahwa

    kinerja guru adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh

    seorang guru di sekolah atau lembaga pendidikan

    sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya serta

    tanggungjawabnya berdasarkan atas kecakapan,

  • 25

    pengalaman dan motivasi diri, diukur berdasar standar

    yang sudah ditentukan.

    2.3.3.1 Penilaian Kinerja Guru

    Saat ini dalam dunia pendidikan kinerja guru

    menjadi perhatian, karena guru merupakan salah satu

    faktor penentu dalam meningkatkan prestasi belajar

    siswa dan berperan dalam peningkatan kualitas

    pendidikan. Dengan terbitnya Permen PAN & RB nomor

    16 tahun 2009 maka kinerja guru menjadi tuntutan.

    Untuk mengetahui sejauh mana kinerja seorang

    guru maka perlu adanya standar baku tentang kriteria

    dan standar kinerja. Salah satu cara untuk mengetahui

    kinerja guru adalah dengan melakukan penilaian

    kinerja guru. Penilaian kinerja merupakan cara

    pengukuran dan penentuan kontribusi seorang pegawai

    dalam penyelesaian tugas-tugas yang menjadi

    tanggungjawabnya. Dalam konteks guru, penilaian

    kinerja ini mengukur hasil unjuk kerja yang telah

    dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugas serta

    tanggungjawabnya sebagai pengajar sekaligus pendidik.

    Penilaian kinerja menurut Mustofa (2013:157)

    adalah “Usaha mengidentifikasi, mengukur (menilai),

    dan mengelola pekerjaan yang dilaksanakan oleh

    pekerja di lingkungan organisasi atau perusahaan”.

    Penilaian kinerja terhadap guru bertujuan untuk

    membantu guru dalam mengenal tugasnya dengan

    lebih baik sehingga guru akan menjalankan proses

    belajar mengajar dengan efektif untuk kemajuan

    peserta didiknya. Menurut Permenneg PAN & RB no.16

    tahun 2009 disebutkan bahwa penilaian kinerja guru

  • 26

    merupakan “penilaian tiap butir kegiatan tugas utama

    guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan

    jabatan.” Penilaian Kinerja Guru menjamin bahwa guru

    melaksanakan pekerjaannya secara profesional.

    Penilaian Kinerja Guru menjamin bahwa layanan

    pendidikan yang diberikan guru adalah berkualitas.

    Penilaian kinerja guru selain memiliki tujuan

    juga memiliki manfaat, diantaranya adalah merupa-

    kan bahan evaluasi diri bagi guru untuk me-

    ngembangkan potensi dan karirnya, sebagai acuan bagi

    sekolah untuk merencanakan Pengembangan

    Keprofesian Berkelanjutan Guru, dan merupakan dasar

    untuk memberikan nilai prestasi kerja guru dalam

    rangka pengembangan karir guru sesuai Permenneg

    PAN & RB No.16/2009.

    Dalam penelitian ini penilaian kinerja yang akan

    dilakukan adalah fokus pada kinerja guru dalam

    pengelolaan pembelajaran di dalam kelas, sehingga

    teknik yang dianggap tepat adalah dengan

    menggunakan supervisi kunjungan kelas. Disini jelas

    bahwa penilaian kinerja dalam penelitian ini berbeda

    dengan penilaian kinerja guru yang dilaksanakan

    setiap akhir semester genap dimana didalamnya

    mencakup empat belas kompetensi.

    2.3.3.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi Kinerja

    Dalam sebuah organisasi atau institusi setiap

    individu atau karyawannya memiliki karakter yang

    berbeda-beda, demikian pula dalam suatu sekolah

    dimana didalamnya terdapat banyak guru dengan

    berbagai karakter dan kemampuan yang beragam hal

    tersebut akan mempengaruhi kinerja masing-masing

  • 27

    guru di sekolah tersebut. Kinerja guru akan sangat

    mempengaruhi keberhasilan sekolah dalam mencapai

    tujuan. Kinerja seseorang dipengaruhi oleh beberapa

    faktor.

    Menurut Malthis dan Jackson,2006 (Mustofa

    2013:159) ada tiga faktor yang mempengaruhi kinerja

    karyawan, yaitu “kemampuan, usaha yang dicurahkan,

    dan dukungan organisasi atau institusi.”

    Faktor kemampuan berhubungan dengan bakat

    dan minat yang dimiliki oleh karyawan atau guru,

    sedangkan faktor usaha yang dilakukan oleh seseorang

    /guru dipengaruhi oleh sumber daya yang dimiliki serta

    motivasi diri, adapun dukungan organisasi dapat

    berupa pelatihan, ketersediaan fasilitas, pemberian

    reward bagi karyawan atau guru yang memiliki kinerja

    baik.

    Dari uraian di atas dapat dikelompokkan bahwa

    faktor yang mempenngaruhi kinerja seseorang berasal

    dari dalam diri individu itu sendiri, seperti bakat,

    kemampuan, Motivasi, dan pendidikan. Adapun faktor

    dari luar diantaranya iklim kerja, kesejahteraan, dan

    sistem penghargaan yang ada di organisasi atau

    sekolah tersebut.

    Kinerja seseorang akan meningkat jika ketiga

    komponen (kemampuan, motivasi, dan dukungan)

    tersebut ada pada dirinya, sebaliknya jika salah satu

    komponen tersebut tidak ada maka sangat mungkin

    kinerja seseorang akan berkurang.

    2.4 Penelitian Relevan

  • 28

    Sebelum penulis melakukan penelitian ini sudah

    ada beberapa penelitian yang sejenis dan atau relevan

    dengan penelitian yang akan penulis lakukan,

    diantaranya:

    Penelitian Edi Wahyudi (2007) tentang supervisi

    Akademik kunjungan kelas di SMA Negeri se Kota

    Magelang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

    efektifitas supervisi akademik kunjungan kelas,

    pengaruhnya terhadap kinerja guru dan prestasi siswa

    di SMA Negeri se Kota Magelang. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa kegiatan supervisi kunjungan

    kelas di SMA Negeri se Kota Magelang berpengaruh

    terhadap kinerja dan kompetensi guru, Kinerja dan

    kompetensi guru akan berpengaruh terhadap

    prestasi siswa.

    Penelitian lain adalah penelitian yang dilakukan

    oleh Tri widodo (2014) tentang Supervisi Kunjungan

    Kelas dalam Meningkatkan Kinerja Guru IPA SMP

    Negeri 1 Bandungan, penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui pengaruh supervisi kunjungan kelas

    terhadap peningkatan kinerja guru IPA, hasil penelitian

    menunjukkan bahwa supervisi kunjungan kelas

    berpengaruh positif dalam meningkatkan kinerja guru

    IPA SMP Negeri 1 Bandungan dalam perencanaan

    pembelajaran dan dalam pelaksanaan pembelajaran,

    hal itu terlihat dalam proses pembelajaran, guru mau

    menggunakan alat peraga, media pembelajaran, dan

    metode yang bervariasi.

    Yuli Indrawati dalam penelitiannya tentang

    pengaruh supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja

    Guru terhadap Kinerja Guru TK/RA di UPT Dinpendik

  • 29

    Kecamatan Bandungan, Kab. Semarang. Tujuan

    penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana pengaruh

    supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru TK/RA,

    ternyata hasil yang diperoleh berdasarkan hasil analisis

    uji hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh

    positif dan signifikan antara supervisi kepala

    sekolahdan motivasi kerja terhadap kinerja guru TK/RA

    di Kecamatan Bandungan

    Dua dari tiga penelitian di atas menunjukkan

    bahwa kegiatan supervisi kunjungan kelas yang

    dilaksanakan kepala sekolah memiliki dampak positif

    terhadap peningkatan kinerja guru. Dalam penelitian

    Edi Wahyudi, hasil supervisi kunjungan kelas di-

    manfaatkan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap

    kinerja dan kompetensi guru dalam pem- belajaran,

    sedangkan Tri Widodo dalam simpulannya

    menyatakan bahwa supervisi kunjungan kelas

    berdampak positif dalam peningkatan kinerja guru IPA

    baik secara administratif maupun pengelolaan

    pembelajaran dalam kelas.

    Terlepas dari penelitian-penelitian terdahulu,

    cara yang akan dilakukan oleh peneliti dalam supervisi

    kunjungan kelas dalam penelitian ini berbeda dengan

    supervisi yang sering dilakukan, perbedaan tersebut

    terdapat pada tahap akhir kunjungan, yaitu adanya

    evaluasi diri dari pihak guru yang disupervisi, sehingga

    dapat dikatakan bahwa supervisi kunjungan kelas yang

    akan dilakukan adalah berbasis evaluasi diri guru.

    2.5 Kerangka Pikir Penelitian

  • 30

    Peneliti melakukan supervisi kunjungan kelas

    pada guru – guru di SD Negeri 2 Kalimanggis. Supervisi

    kunjungan kelas dilaksanakan di SD Negeri 2

    Kalimanggis karena berdasarkan data hasil penilaian

    kinerja guru dan hasil supervisi sebelumnya

    menunjukkan hasil dalam kriteria cukup, sehingga

    perlu adanya supervisi kunjungan kelas yang

    terprogram.

    Supervisi kunjungan kelas yang akan

    dilaksanakan dengan cara pemberitahuan terlebih

    dahulu kepada guru yang akan disupervisi. Dalam

    pelaksanaan pengamatan supervisor menggunakan

    instrumen lembar pengamatan dan merekam kegiatan

    pembelajaran, pada tahap akhir kunjungan guru

    bersama supervisor mengamati rekaman kegiatan

    pembelajaran dan menentukan tindak lanjut. Selain

    kegiatan pembelajaran dalam supervisi ini juga menilai

    rencana pembelajaran yang dibuat guru. Setelah

    pelaksanaan supervisi diharapkan para guru dapat

    meningkat kinerjanya dalam pengelolaan KBM.

    Peningkatan kinerja guru dalam pengelolaan

    pembelajaran dapat dilihat dari penguasaan materi,

    penggunaan metode yang bervariasi, penggunaan alat

    peraga dan penggunaan media lainnya dan

    implikasinya berdampak pada peningkatan prestasi

    siswa-siswa di SD Negeri 2 Kalimanggis.

    Dari uraian di atas, model konseptual hubungan

    antar variabel penelitian dapat digambarkan dalam

    bentuk skema sebagai berikut:

  • 31

    Gambar 1. Skema kerangka fikir Penelitian

    2.6 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori seperti diuraikan di

    atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai

    berikut:

    “Penerapan supervisi kunjungan kelas diduga dapat

    meningkatkan kinerja guru SD Negeri 2 Kalimanggis

    dalam pengelolaan pembelajaran”.

    Supervisi

    Kunjungan

    Kelas

    *Perencanaan

    pembelajaran. *Pelaksanaan

    Pembelajaran. *Koreksi, moti-

    vasi, penguatan

    dari supervisor

    Kinerja Guru mening- kat