bab ii kajian teori -...

14
8 BAB II KAJIAN TEORI Sikap konsumen terhadap merek dapat timbul setelah mengenal merek. Upaya produsen untuk mengenalkan merek kepada konsumen dapat dilakukan melalui iklan. Sebuah iklan dianggap efektif setidaknya harus memenuhi unsur kreatifitas dan daya tarik dari iklan tersebut. Iklan itu sendiri sesungguhnya merupakan salah satu bentuk komunikasi massa. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dikemukakan kajian teoritis mengenai komunikasi massa, periklanan, kreativitas iklan, daya tarik iklan, efektivitas iklan, sikap terhadap merek serta pengaruh kreativitas iklan dan daya tarik iklan terhadap efektivitas iklan yang mempengaruhi sikap terhadap merek. 1.1. Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah suatu proses melalui mana komunikator- komunikator menggunakan media untuk menyebarluskan pesan-pesan secara luas dan terus-menerus menciptakan makna-makna serta diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan beragam dengan melalui berbagai macam cara (McQuail, 1987). Definisi lainnya menyebutkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen (Mulyana, 2001). Terdapat sejumlah ciri yang membedakan komunikasi massa dengan bentuk komunikasi lainnya. Menurut McQuail (1987) bahwa ciri-ciri utama dari

Upload: lyngoc

Post on 05-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2334/3/T1_362007008_BAB II… · perlu dikemukakan kajian teoritis mengenai komunikasi massa, periklanan,

8

BAB II

KAJIAN TEORI

Sikap konsumen terhadap merek dapat timbul setelah mengenal merek.

Upaya produsen untuk mengenalkan merek kepada konsumen dapat dilakukan

melalui iklan. Sebuah iklan dianggap efektif setidaknya harus memenuhi unsur

kreatifitas dan daya tarik dari iklan tersebut. Iklan itu sendiri sesungguhnya

merupakan salah satu bentuk komunikasi massa. Berdasarkan hal tersebut maka

perlu dikemukakan kajian teoritis mengenai komunikasi massa, periklanan,

kreativitas iklan, daya tarik iklan, efektivitas iklan, sikap terhadap merek serta

pengaruh kreativitas iklan dan daya tarik iklan terhadap efektivitas iklan yang

mempengaruhi sikap terhadap merek.

1.1. Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah suatu proses melalui mana komunikator-

komunikator menggunakan media untuk menyebarluskan pesan-pesan secara

luas dan terus-menerus menciptakan makna-makna serta diharapkan dapat

mempengaruhi khalayak yang besar dan beragam dengan melalui berbagai

macam cara (McQuail, 1987). Definisi lainnya menyebutkan bahwa komunikasi

massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat

kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga

atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang

yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen (Mulyana, 2001).

Terdapat sejumlah ciri yang membedakan komunikasi massa dengan

bentuk komunikasi lainnya. Menurut McQuail (1987) bahwa ciri-ciri utama dari

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2334/3/T1_362007008_BAB II… · perlu dikemukakan kajian teoritis mengenai komunikasi massa, periklanan,

9

komunikasi massa adalah: sumber komunikasi massa bukanlah satu orang,

melainkan suatu organisasi formal dan “sang pengirim”-nya seringkali

merupakan komunikator profesional. Pesannya tidak unik dan beraneka ragam,

serta dapat diperkirakan. Disamping itu, pesan tersebut seringkali “diproses”,

distandarisasi dan selalu diperbanyak. Pesan itu juga merupakan suatu produk

dan komoditi yang mempunyai nilai tukar, secara acuan simbolik yang

mengandung nilai “kegunaan”. Hubungan antara pengirim dan penerima bersifat

satu arah dan jarang sekali bersifat interaktif. Hubungan tersebut juga bersifat

impersonal, bahkan mungkin sekali seringkali bersifat non moral dan kalkulatif,

dalam pengertian bahwa sang pengirim biasanya tidak bertanggung jawab atas

konsekuensi yang terjadi pada para individu dan pesan yang dijualbelikan dengan

uang atau ditukar dengan perhatian tertentu.

1.2. Periklanan

Periklanan merupakan salah satu dari empat alat utama yang digunakan

oleh perusahaan untuk mengarahkan komunikasi yang meyakinkan kepada

sasaran pembeli dan publik. Periklanan menurut Kotler (2005) didefinisikan

sebagai segala bentuk penyajian non-personal dan promosi ide, barang, atau jasa

oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Pendapat lain

menyebutkan bahwa periklanan adalah komunikasi non-individu dengan

sejumlah biaya dengan berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga

non-laba, serta individu-individu (Swastha dan Irawan, 1990). Periklanan dapat

dipandang sebagai kegiatan penawaran kepada suatu kelompok masyarakat baik

secara lisan ataupun dengan penglihatan (berupa berita), tentang suatu produk,

jasa, atau ide.

Untuk membuat periklanan yang dapat menggugah keinginan yang besar

maka manajer pemasaran harus memulai dengan mengidentifikasikan pasar

sasaran dan motif pembelian. Kotler (2005) mengemukakan adanya lima

keputusan utama dalam membuat program periklanan, yang disebutnya dengan

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2334/3/T1_362007008_BAB II… · perlu dikemukakan kajian teoritis mengenai komunikasi massa, periklanan,

10

lima M, yaitu : (1) Mission (misi): apakah tujuan periklanan, (2) Money (uang):

barapa banyak yang dapat dibelanjakan, (3) Message (pesan): pesan apa yang

harus disampaikan, (4) Media (media): media apa yang akan digunakan, (5)

Measurement (pengukuran): bagaimana mengevaluasi hasilnya.

Iklan yang digunakan untuk mempromosikan barang atau jasa kepada

konsumen ditujukan agar konsumen melakukan suatu tindakan yang diinginkan

oleh pemasang iklan. Menurut Kotler (2005) upaya periklanan mempunyai

beberapa tujuan antara lain: menginformasikan adanya merk produk di pasaran,

membujuk konsumen untuk membeli produk, dan mengingatkan konsumen

terhadap produk. Bagi konsumen periklanan mempunyai manfaat antara lain: (1)

Memperluas alternatif, artinya dengan iklan konsumen dapat mengetahui adanya

berbagai produk yang pada gilirannya akan menimbulkan pilihan, (2) Membantu

produsen menumbuhkan kepercayaan kepada konsumen. Iklan yang tampil

secara mantap dihadapan masyarakat dengan ukuran besar dan logo yang

menarik akan menimbulkan kepercayaan yang tinggi bahwa perusahaan tersebut

bonafide dan produknya bermutu, (3) Membuat orang kenal, ingat dan percaya

pada produk yang ditawarkan, (4) Memuaskan keinginan konsumen dalam

pembelian produk.

1.3. Kreativitas Iklan

Kreativitas sering dijelaskan sebagai sebuah istilah suatu “pemikiran

kreatif”, “kemampuan”, “pemecahan masalah”, “imaginasi”, atau “inovasi”.

(Sternberg and Davidson, 1995). Dibutuhkan banyak sekali aspek “sesuatu yang

baru” atau “originalitas”. Sebagai contoh kreativitas adalah kemampuan untuk

menghasilkan sesuatu “hal yang baru” dan tidak terduga (Sternberg and Lubart,

1999). Originalitas memang dibutuhkan didalam suatu konsep kreativitas namun

hal itu belum cukup sebab dibutuhkan juga suatu “nilai” dimana hal tersebut

harus “tepat (bermanfaat, dapat diterapkan dalam suatu keadaan yang sulit)”

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2334/3/T1_362007008_BAB II… · perlu dikemukakan kajian teoritis mengenai komunikasi massa, periklanan,

11

(Sternberg and Lubart, 1999). Selain itu kombinasi dari “hal yang baru” dan

“tepat” atau “bermanfaat” akan lebih baik lagi apabila dapat dikombinasikan

dengan penerimaan yang luas dimasyarakat (Gruber and Wallace, 1999).

Kreatifitas iklan adalah how to say-nya sebuah pesan periklanan atau cara

yang dilakukan untuk mengkomunikasikan pesan iklan (what to say) kepada

audiens. Prinsip pertama kreatifitas dalam sebuah iklan adalah bahwa kreatifitas

tidak menciptakan sesuatu dari yang tidak ada. Kreatifitas membuka, memilih,

kemudian mengatur kembali, menggabungkan, menghasilkan fakta, keahlian dan

ide yang sudah ada sebelumnya. Dalam arti lain bahwa kreatifitas adalah

penggabungan ide-ide yang telah ada untuk menciptakan sesuatu yang baru

(Roman, Maas & Nisenholtz, 2005).

Menciptakan iklan yang kreatif tidaklah mudah, karena karya iklan

merupakan hasil kolaborasi antara penulis naskah dengan pengarah seni atau

antara agen dan klien (Roman, Maas & Nisenholtz, 2005). Oleh karena itu pada

tahap brainstorming (pencarian ide yang bebas) dalam sebuah kelompok semua

ide ditampung untuk kemudian dinilai ulang. Biasanya saat brainstorming tim

kreatif menggunakan strategi tertentu dalam eksekusi kreatif. Strategi tersebut

dengan cara melantur, lanturan disengaja untuk tujuan tertentu dengan tetap

menjaga relevansinya, maksudnya adalah melantur sejauh-jauhnya namun

merelevansikan sedekat-dekatnya (Hakim, 2005).

Kreativitas iklan telah menjadi perhatian beberapa peneliti. Iklan yang

kreatif akan menarik perhatian orang yang melihatnya. Iklan yang kreatif adalah

iklan yang dianggap original atau asli tidak meniru orang lain, iklan yang

mencengangkan, tidak terduga, tidak disangka-sangka, penuh arti dan

mempengaruhi emosi. Iklan yang kreatif membuat audience memperhatikan

iklan tersebut hingga detail dan rinci (Handoko, 2006). Selain itu iklan yang

kreatif harus unik, smart dan mengundang rasa ingin tahu. Iklan unik yang

berarti tidak biasa, berbeda, atau lain dari pada yang lain. Sedangkan iklan smart

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2334/3/T1_362007008_BAB II… · perlu dikemukakan kajian teoritis mengenai komunikasi massa, periklanan,

12

untuk istilah iklan yang mencengangkan, tidak terduga, tidak disangka sangka,

penuh arti dan bisa mempengaruhi emosi (Riyanto, 2008).

Berdasarkan uraian di atas maka kreativitas iklan dapat didefinisikan

sebagai iklan yang dianggap orisinil, smart, unik serta mengundang rasa ingin

tahu khalayak sasarannya.

1.4. Daya Tarik Iklan

Daya tarik iklan atau power of impression dari suatu iklan adalah seberapa

besar iklan mampu memukau atau menarik perhatian pemirsanya (Indriarto,

2006). Untuk menarik pemirsanya, iklan dapat menggunakan endorser seperti

selebritis, atlet terkenal dan tokoh. Iklan dapat juga menggunakan humor untuk

menarik pemirsanya, bahkan tema-tema erotis/seksual sering digunakan.

Menurut Shimp (2000) daya tarik yang sering digunakan dalam iklan

diantaranya adalah:

a. Daya tarik peran pendukung (endorser) dalam iklan

Banyak iklan mendapat dukungan (endorsement) eksplisit dari berbagai tokoh

popular. Selain dukungan dari para selebriti, produk-produk juga menerima

dukungan eksplisit dari kaum nonselebriti. Menurut urutan tingkat

kepentingannya, pertimbangan pertama adalah kredibilitas endorser,

kecocokan endorser dengan khalayak, kecocokan endorser dengan merek,

daya tarik endorser, dan setelah itu pertimbangan lainnya.

b. Daya tarik humor dalam periklanan

Pemakaian humor sangat efektif untuk membuat orang-orang memperhatikan

iklan dan menciptakan kesadaran merek. Bila dilakukan dengan benar dan

pada keadaan yang tepat, humor dapat merupakan teknik periklanan yang

sangat efektif.

c. Daya tarik rasa takut

Pemakaian rasa takut diharapkan akan sangat efektif sebagai cara untuk

meningkatkan motivasi. Para pengiklan mencoba memotivasi para pelanggan

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2334/3/T1_362007008_BAB II… · perlu dikemukakan kajian teoritis mengenai komunikasi massa, periklanan,

13

untuk mengolah informasi dan melakukan tindakan dengan menggunakan

daya tarik rasa takut yang menyebutkan konsekuensi negatif jika tidak

menggunakan produk yang diiklankan, atau konsekuensi negatif dari perilaku

yang tidak baik. Logika yang mendasari penggunaan daya tarik rasa takut

adalah untuk melibatkan khalayak dengan pesan sehingga mendorong

diterimanya argumen-argumen pesan.

d. Rasa bersalah sebagai pemikat

Seperti rasa takut, rasa bersalah juga menjadi pemikat bagi emosi negatif.

Daya tarik terhadap rasa bersalah itu kuat karena secara emosional rasa

bersalah memotivasi orang dewasa untuk melakukan tindakan bertanggung

jawab yang menyebabkan penurunan dalam tingkat rasa bersalah. Para

pengiklan dan komunikator pemasaran lainnya menyajikan rasa bersalah dan

mencoba untuk membujuk para calon pelanggan dengan menegaskan atau

menyimpulkan bahwa rasa bersalah dapat dihapus dengan menggunakan

produk yang dipromosikannya.

e. Pemakaian unsur seksual di dalam periklanan

Iklan yang berisi daya tarik seksual akan efektif bila hal ini relevan dengan

pesan penjualan dalam iklan. Tetapi, bila digunakan dengan benar, dapat

menimbulkan perhatian, meningkatkan ingatan dan menciptakan asosiasi yang

menyenangkan dengan produk yang diiklankan.

f. Daya tarik musik iklan

Musik telah menjadi komponen penting dunia periklanan hampir sejak suara

direkam pertama kali. Jingle, musik latar, nada-nada popular, dan aransemen

klasik digunakan untuk menarik perhatian, menyalurkan pesan-pesan

penjualan, menentukan tekanan emosional untuk iklan, dan mempengaruhi

suasana hati para pendengar.

Berdasarkan uraian di atas maka daya tarik iklan dapat didefinisikan

sebagai seberapa besar iklan mampu memukau atau menarik perhatian

pemirsanya melalui penggunaan endorser serta musik pendukung iklan tersebut.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2334/3/T1_362007008_BAB II… · perlu dikemukakan kajian teoritis mengenai komunikasi massa, periklanan,

14

1.5. Efektivitas Iklan

Iklan adalah segala bentuk presentasi non pribadi dan promosi gagasan,

barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. Pengiklan tidak hanya

mencakup perusahaan bisnis, tetapi juga museum, organisasi amal, dan lembaga

pemerintah yang mengarahkan pesannya kepada masyarakat sasaran (Kotler,

2005). Sedangkan menurut Kasali (1992) iklan adalah pesan yang menawarkan

suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media namun

demikian untuk membedakannya dengan pengumuman biasa, iklan lebih

diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli. Iklan dapat juga meliputi

setiap bentuk yang dibayar dari presentasi non-personal dan promosi dari

gagasan, barang-barang, atau jasa-jasa oleh suatu sponsor yang diketahui

(Rewoldt et al., 2005).

Mendefinisikan periklanan yang efektif akan terasa mudah apabila kita

menggunakan suatu pandangan yaitu sebuah iklan disebut efektif apabila iklan

tersebut dapat mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pengiklan.

Perspektif ini mendefinisikan efektivitas iklan dari sisi hasil apa saja yang telah

dicapai. (Shimp, 2000). Meskipun definisi tentang periklanan yang efektif dapat

dipergunakan untuk segala kegunaan (multi purpose definition) dianggap tidak

terlalu praktis karena tidak memberikan definisi yang tunggal, namun definisi

tersebut bisa dianggap cukup baik karena dapat mencakup berbagai karakteristik

umum. Sebuah iklan yang baik atau efektif adalah sebuah iklan yang diciptakan

untuk pelanggan yang spesifik, dan iklan yang memikirkan dan memahami

kebutuhan pelanggan, selain itu iklan yang efektif adalah iklan yang dapat

mengkomunikasikan keuntungan yang spesifik, dan menekankan pada tindakan

spesifik yang harus diambil oleh konsumen. Iklan yang baik (atau efektif)

memahami bahwa orang–orang tidak membeli produk tapi mereka membeli

keuntungan dari produk tersebut dan lebih dari itu iklan yang efektif adalah iklan

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2334/3/T1_362007008_BAB II… · perlu dikemukakan kajian teoritis mengenai komunikasi massa, periklanan,

15

yang mendapat perhatian dan diingat, serta membuat orang-orang bertindak

untuk melakukan pembelian (Schultz dan Tannenbaum dalam Shimp, 2000).

Efektivitas iklan dapat diukur dengan menggunakan Direct Rating Model

yang terdiri dari lima aspek seperti dijelaskan di bawah ini (Durianto dkk., 2003):

a. Perhatian

Perhatian didefinisikan sebagai alokasi kapasitas pemrosesan untuk stimulus

yang baru masuk. Faktor-faktor yang menentukan perhatian yang dapat

dikelompokkan dalam dua kategori utama, yaitu determinan (penentu)

pribadi dan determinan stimulus.

b. Pemahaman

Pemahaman berkaitan dengan penafsiran suatu stimulus. Makna suatu

stimulus bergantung pada bagaimana suatu stimulus dikategorikan dan

diuraikan dengan pengetahuan yang sudah ada.

c. Respon kognitif

Sifat respon kognitif menentukan penerimaan atas suatu klaim. Hal yang

sangat penting adalah respon yang disebut argumen pendukung dan kontra

argumen. Argumen pendukung adalah pikiran penyokong klaim. Kontra

argumen adalah pikiran yang menentang klaim dalam pesan.

d. Respon afektif

Respon afektif menggambarkan perasaan dan emosi yang dihasilkan sebuah

stimulus. Respon afektif memiliki peran yang penting selama tahap

penerimaan dalam proses informasi.

e. Sikap terhadap iklan

Kemampuan iklan untuk menciptakan sikap yang mendukung terhadap suatu

produk sering bergantung pada sikap konsumen terhadap iklan itu. Iklan

yang disukai atau dievaluasi secara menguntungkan dapat menghasilkan

sikap yang lebih positif terhadap suatu produk.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2334/3/T1_362007008_BAB II… · perlu dikemukakan kajian teoritis mengenai komunikasi massa, periklanan,

16

Berdasarkan uraian di atas maka efektivitas iklan dapat didefinisikan

sebagai iklan yang mampu menarik perhatian, memberikan pemahaman,

menciptakan respon kognitif dan afektif serta sikap yang positif dari khalayak

sasaran terhadap iklan tersebut.

1.6. Sikap terhadap Merek

Sikap terhadap merek menurut Assael (2001) adalah kecenderungan yang

dipelajari oleh konsumen untuk mengevaluasi merek dengan cara mendukung

(positif) atau tidak mendukung (negatif) secara konsisten. Evaluasi konsumen

terhadap merek tertentu ini di mulai dari sangat jelek sampai sangat bagus. Sikap

terhadap merek didasarkan pada skema tentang merek tersebut yang telah

tertanam dibenak konsumen. seperti telah disebutkan diatas bahwa komponen

sikap ada 3 yaitu: kognitif, afektif dan konatif maka ketiga komponen sikap ini

juga terdapat dalam sikap konsumen terhadap produk, yaitu Assael (2001):

a. Brand believe adalah komponen kognitif (pemikiran).

b. Brand evaluation adalah komponen afektif yang mewakili semua evaluasi

terhadap merek oleh konsumen.

c. Intention to buy adalah komponen konatif (tindakan) dan pada umumnya

komponen ini dengan melihat ”maksud untuk membeli” dari seorang

konsumen adalah penting dalam mengembangkan strategi pemasaran.

Menurut Percy dan Rositter (1992) ada empat karakteristik penting dalam

memahami sikap terhadap merek yaitu

a. Sikap terhadap merek tergantung pada motivasi relevan dari konsumen yang

berarti jika motivasi konsumen berubah seiring dengan evaluasi merek maka

sikap konsumen terhadap merek akan mengalami perubahan.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2334/3/T1_362007008_BAB II… · perlu dikemukakan kajian teoritis mengenai komunikasi massa, periklanan,

17

b. Sikap terhadap merek terdiri dari komponen kognitif/ keyakinan (believe)

dan komponen afektif (feeling) yang akan memberi konsumen dalam

menentukan sikapnya terhadap merek.

c. Komponen kognitif pada akirnya akan memberi serangkaian keyakinan

manfaat (benefit believe) yang membentuk sikap konsumen terhadap merek.

d. Sikap terhadap merek adalah konsep relatif dimana setiap konsumen pasti

mempunyai motivasi yang berbeda dalam sikapnya akan merek produk.

Berdasarkan uraian di atas maka sikap terhadap merek dapat didefinisikan

sebagai kecenderungan yang dipelajari oleh konsumen untuk mengevaluasi

merek mencakup kepercayaan terhadap merek, evaluasi terhadap merek serta

maksud untuk membeli.

1.7. Pengaruh Kreativitas Iklan dan Daya Tarik Iklan Terhadap Efektivitas

Iklan yang Mempengaruhi Sikap Terhadap Merek

1.7.1. Pengaruh Kreativitas Iklan terhadap Efektivitas Iklan

Iklan yang kreatif adalah iklan yang bisa membedakan dirinya dari

iklan-iklan massa yang sedang-sedang saja; iklan yang tidak biasa dan

berbeda. Iklan yang sama dengan sebagian besar iklan lainnya tidak akan

mampu menerobos kerumunan iklan kompetitif dan tidak akan dapat menarik

perhatian konsumen (Handoko, 2006).

Untuk membuat iklan yang kreatif dan menarik dibutuhkan para

pekerja yang profesional yang memiliki kreatifitas dalam memproses iklan,

mulai dari perencanaan pesan, perencanaan media hingga bagaimana

menyampaikan (expose) pesannya. Pada agen pembuat iklan (perusahaan

periklanan) terdapat bagian khusus yang merancang kreatifitas, mereka ini

adalah yang disebut copywritter, scripwritter atau screenwritter dan pengarah

seni yang disebut art director atau visualizer.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2334/3/T1_362007008_BAB II… · perlu dikemukakan kajian teoritis mengenai komunikasi massa, periklanan,

18

Kreatifitas iklan dapat dikatakan merupakan komponen yang sangat

penting dari iklan (Riyanto, 2008). Iklan yang kreatif akan menjadikan iklan

tersebut efektif karena dengan tampilan yang kreatif maka pesan iklan akan

dapat mempengaruhi audien.

Penelitian sebelumnya yang meneliti tentang pengaruh kreativitas

iklan terhadap efektivitas iklan telah dilakukan. Handoko (2006) dalam

penelitiannya menyimpulkan bahwa kreativitas iklan berpengaruh positif

terhadap efektivitas iklan sepeda motor Honda di televisi. Hal tersebut dapat

disebabkan karena iklan Honda mudah dipahami dan dicerna maksudnya oleh

penonton yang sedang melihat iklan tersebut, sehingga membuat iklan

tersebut menjadi efektif.

1.7.2. Pengaruh Daya Tarik Iklan terhadap Efektivitas Iklan

Pada dasarnya konsumen pasti ingin membeli produk yang berkualitas.

Akan tetapi jika kualitas antara beberapa produk sangat seimbang, mungkin

akhirnya iklan suatu produklah yang dijadikan dasar oleh seorang konsumen

untuk membeli produk yang diminati (Situmorang, 2008). Maka dalam hal ini,

daya tarik iklanlah yang akan mempengaruhi persepsi konsumen sehingga

iklan tersebut dapat efektif. Nurrohman (2009) menjelaskan bahwa efektivitas

iklan dipengaruhi oleh daya tarik iklan tersebut. Hal ini berarti dengan

menariknya sebuah iklan maka masyarakat akan semakin tertarik untuk

melihat dan memperhatikan iklan sehingga iklan tersebut dapat efektif.

Penelitian sebelumnya yang meneliti tentang pengaruh daya tarik iklan

terhadap efektivitas iklan telah dilakukan. Arfianto (2010) dalam

penelitiannya menyimpulkan bahwa daya tarik iklan berpengaruh positif

terhadap efektivitas iklan produk sepeda motor Honda di televisi. Hal ini

disebabkan karena daya tarik iklan seperti penggunaan endorser yang cocok

dan menarik akan membuat khalayak ingin mengikuti trend seperti yang

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2334/3/T1_362007008_BAB II… · perlu dikemukakan kajian teoritis mengenai komunikasi massa, periklanan,

19

dipakai oleh endorser tersebut, sehingga mendorong pemirsa untuk melakukan

pembelian produk. Hal ini dapat menjelaskan bahwa iklan yang ditampilkan

efektif.

1.7.3. Pengaruh Efektivitas Iklan terhadap Sikap terhadap Merek

Sebuah Iklan yang efektif harus meningkatkan brand awareness dan

mengaitkan bagian-bagian dalam iklan dengan merek yang sedang diiklankan

(Till dan Baack, 2005). Saat sebuah iklan tidak memfasilitasi reaksi iklan

dengan merek maka iklan tersebut hanya merupakan hiburan bagi orang yang

menyaksikannya. Iklan tersebut dirasa efektif apabila iklan tersebut berhasil

menarik perhatian pemirsa atau pembacanya kepada merek (Backer, Honea

dan Russell 2004).

Percy dan Rositter (1992) menjelaskan efektivitas iklan dengan brand

awareness (pengetahuan akan merek) dan brand attitude (sikap terhadap

merek). Sikap terhadap merek ini berkaitan dengan ekspektasi dan nilai merek

(brand value). Sebuah pendapat menunjukkan bahwa saat pemirsa atau

pembaca bereaksi positif terhadap iklan, maka mereka juga akan bereaksi

positif terhadap merek (Backer, Honea dan Russell, 2004).

Penelitian sebelumnya yang meneliti tentang pengaruh efektivitas

iklan terhadap sikap terhadap merek telah dilakukan. Handoko (2006) dalam

penelitiannya menyimpulkan bahwa semakin tinggi efektifitas iklan maka

akan semakin positif sikap terhadap merek yang diiklankan. Dengan

menghasilkan iklan sepeda motor Honda yang efektif maka akan membuat

sikap konsumen terhadap merek yang diiklankan menjadi lebih positif. Hal

tersebut ditandai dengan iklan sepeda motor Honda yang menjadi lebih

diingat, disukai dan dipilih dibandingkan merek-merek pesaing.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2334/3/T1_362007008_BAB II… · perlu dikemukakan kajian teoritis mengenai komunikasi massa, periklanan,

20

1.8. Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian serta pengembangn hipotesis di atas, maka dapat dibuat

kerangka pikir penelitian sebagai berikut:

Gambar 2.1.

Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan Gambar 2.1. di atas dapat dijelaskan sebagai berikut. Efektivitas

iklan dapat dipengaruhi oleh faktor kreativitas iklan dan daya tarik iklan.

Semakin tinggi kreativitas iklan dan daya tarik iklan maka semakin efektif

iklan tersebut. Hal ini didukung dengan temuan sebelumnya oleh Handoko

Kreativitas Iklan:

Keorisinilan Smart Keunikan Rasa ingin tahu

Daya Tarik Iklan:

Kredibilitas endorser Kecocokan endorser

dengan khalayak Kecocokan endorser

dengan merek Daya tarik endorser Daya tarik musik

iklan

Efektivitas Iklan:

Perhatian Pemahaman Respon kognitif Respon afektif Sikap terhadap iklan

Sikap terhadap merek:

Brand believe Brand evaluation Intention to buy

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2334/3/T1_362007008_BAB II… · perlu dikemukakan kajian teoritis mengenai komunikasi massa, periklanan,

21

(2006) dan Arfianto (2010). Efektivitas iklan itu sendiri selanjutnya dapat

mempengaruhi sikap terhadap merek suatu produk. Hal ini didukung dengan

temuan Handoko (2006).

Dari penjelasan di atas maka dapat dikemukakan hipotesis penelitian

sebagai berikut :

H1: diduga terdapat pengaruh kreativitas iklan terhadap efektivitas iklan

Indosat Mentari

H2: diduga terdapat pengaruh daya tarik iklan terhadap efektivitas iklan

Indosat Mentari

H3: diduga terdapat pengaruh efektivitas iklan terhadap sikap terhadap merek

Indosat Mentari