bab ii kajian teori -...
TRANSCRIPT
6
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Komunikasi
2.1.1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi dalam bahasa Ingris adalah communication, berasal dari kata
commonicatio atau dari kata comunis yang berarti “sama” atau “sama maknanya”
dengan kata lain komunikasi memberi pengertian bersama dengan maksud
mengubah pikiran, sikap, perilaku, penerima dan melakukan yang diinginkan oleh
komunikator. Menurut Roben komunikasi merupakan kegiatan perilaku atau
kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan. Tidak
jauh dari pengertian Roben, John R. Schemerhorn dalam bukunya berjudul
Managing Organizational Behavior menyatakan bahwa komunikasi dapat
diartikan sebagai proses antara pribadi dalam mengirim dan menerima simbol-
simbol yang berarti dalam kepentingan mereka. Menurut Edward Depari (Onong,
2000:62) komunikasi adalah proses penyampaian gagasan harapan dan pesan
melalui lambang tertentu, mengandung arti dilakukan oleh penyampai pesan
ditujukan kepada penerima pesan. Secara terminologis komunikasi berarti proses
penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Pengertian ini
jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang
menyatakan sesuatu kepada orang lain.
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi
manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik secara individu maupun
kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Hakikat komunikasi adalah proses
pernyataan antar manusia (Effendy, 2003 : 8). Komunikasi juga dapat diartikan
sebagai bentuk interaksi manusia yang saling berpengaruh mempengaruhi satu
sama lain, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi
menggunakan bahasa verbal, tetapi juga ekspresi muka, lukisan, seni, dan
teknologi (Cangara, 2002 : 20)
7
2.1.2. Proses Komunikasi
Proses komunikasi dapat ditinjau dari dua perspektif yaitu proses
komunikasi dalam perspektif psikologis dan proses komunikasi dalam perspektif
mekanistis.
1. Proses komunikasi dalam perspektif psikologis
Proses komunikasi perspektif ini terjadi pada diri komunikator dan
komunikan. Ketika seorang komunikator berminat akan menyampaikan
suatu pesan kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi suatu proses.
Pesan komunikasi terdiri dari dua aspek yakni isi pesan dan lambang. Isi
pesan umumnya adalah pikiran, sedangkan lambang adalah bahasa. Walter
Hagemann menyebut isi pesan itu “picture in our head”, sedangkan Walter
Hagemann menamakannya “das Bewustseininhalte”. Prosses “mengemas”
atau “membungkus” pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator
itu dalam bahasa komunikasi dinamakan encoding. Hasil encoding berupa
pesan itu yang kemudian ia transmisikan atau operkan atau kirimkan
kepada komunikan. Kemudian proses dalam diri komunikan disebut
decoding seolah-olah membuka kemasan atau bungkus pesan yang ia
terima dari komunikator tadi. Isi bungkusan tadi adalah pikiran
komunikator. Apabila komunikan mengerti isi pesan atau pikiran
komunikator, maka komunikasi terjadi. Sebaliknya bilamana komunikan
tidak mengerti, maka komunikasi pun tidak terjadi (Effendy, 2003 : 32).
2. Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis
Proses ini berlangsung ketika komunikator mengoperkan atau
“melemparkan” dengan bibir kalau lisan atau tangan jika pesan lukisannya
sampai ditangkap oleh komunikan. Penangkapan pesan dari komunikator
kepada komunikan itu dapat dilakukan dengan indera telinga atau mata,
atau indera-indera lainnya.
Proses komunikasi dalam perspektif ini kompleks atau rumit, sebab
bersifat situasional, bergantung pada situasi ketika komunikasi itu
berlangsung. Ada kalanya komunikannya seorang, maka komunikasi
dalam situasi ini dinamakan komunikasi interpersonal atau komunikasi
8
antar pribadi, kadangkadang komunikannya sekelompok orang:
komunikasi dalam situasi ini disebut komunikasi kelompok ; acapkalai
pula komunikannya tersebar dalam jumlahnya yang relatif amat banyak
sehingga untuk menjangkaunya diperlukan suatu media atau sarana, maka
komunikasi dalam situasi seperti ini dinamakan komunikasi massa
(Effendy, 2003 : 30).
2.1.3. Pola Komunikasi
Tubbs dan Moss mengatakan bahwa “pola komunikasi atau hubungan itu
dapat dicirikan oleh: komplementaris atau simetris. Dalam hubungan
komplementer satu bentuk perilaku dominan dari satu partisipan mendatangkan
perilaku tunduk dan lainnya. Dalam simetri, tingkatan sejauh mana orang
berinteraksi atas dasar kesamaan. Dominasi bertemu dengan dominasi atau
kepatuhan dengan kepatuhan” (Tubbs, Moss, 2001:26). Disini kita mulai melihat
bagaimana proses interaksi menciptakan struktur sistem. Bagaimana orang
merespon satu sama lain menetukan jenis hubungan yang mereka miliki.
Dari pengertian diatas maka suatu pola komunikasi adalah bentuk atau
pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan
penerimaan pesan yang dikaitkan dua komponen, yaitu gambaran atau rencana
yang meliputi langkah-langkah pada suatu aktifitas dengan komponen - komponen
yang merupakan bagian penting atas terjadinya hubungan komunikasi antar
manusia atau kelompok dan organisasi. Dalam hal lain Pola komunikasi
merupakan model dari proses komunikasi, sehingga dengan adanya berbagai
macam model komunikasi dan bagian dari proses komunikasi akan dapat
ditemukan pola yang cocok dan mudah digunakan dalam berkomunikasi.Pola
komunikasi identik dengan proses komunikasi, karena pola komunikasi
merupakan bagian dari proses komunikasi. Proses komunikasi merupakan
rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari
penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul pola, model, bentuk dan
juga bagian - bagian kecil yang berkaitan erat dengan proses komunikasi.
9
1. Pola Komunikasi Primer
Pola komunikasi primer merupakan suatu proses penyampaian
pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu
simbol (symbol) sebagai media atau saluran. Dalam pola ini terbagi
menjadi dua lambang yaitu lambang verbal dan lambang non-verbal.
Lambang verbal yaitu bahasa sebagai lambang verbal yaitu paling banyak
dan paling sering digunakan, karena bahasa mampu mengungkapkan
pikiran komunikator.Lambang nirverbal yaitu lambang yang digunakan
dalam berkomunikasi yang bukan bahasa, merupakan isyarat dengan
anggota tubuh antara lain mata, kepala, bibir, tangan dan Jari. Selain itu
gambar juga sebagai lambang komunikasi nonverbal, sehingga dengan
memadukan keduanya maka proses komunikasi dengan pola ini akan lebih
efektif.Pola komunikasi ini dinilai sebagai model klasik, karena model ini
merupakan model pemula yang dikembangkan oleh Aristoteles.
Aristoteles hidup pada saat retorika sangat berkembang sebagai bentuk
komunikasi di Yunani, terutama keterampilan orang membuat pidato
pembelaan di muka pengadilan dan tempat-tempat umum yang dihadiri
oleh rakyat menjadikan pesan atau pendapat yang dia lontarkan menjadi
dihargai orang banyak.Berdasarkan pengalaman itu Aristoteles
mengembangkan idenya untuk merumuskan suatu model komunikasi yang
didasarkan atas tiga unsur yaitu: komunikator, pesan, komunikan.
2. Pola Komunikasi Sekunder
Pola komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian
Pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat
atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang pada media
pertama. Komunikator menggunakan media kedua ini karena yang
menjadi sasaran komunikasi yang jauh tempatnya, atau banyak
jumlahnya.Dalam proses komunikasi secara sekunder ini semakin lama
akan semakin efektif dan efisien, karena didukung oleh teknologi
komunikasi yang semakin canggih.Pola komunikasi ini didasari atas
10
model sederhana yang dibuat Aristoteles, sehingga mempengaruhi Harold
D. Lasswell, seorang sarjana politik Amerika yang kemudian membuat
model komunikasi yang dikenal dengan formula Lasswell pada tahun 1984
3. Pola Komunikasi Linear
Linear di sini mengandung makna lurus yang berarti perjalanan
dari satu titik ke titik lain secara lurus, yang berarti penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Jadi dalam
proses komunikasi ini biasanya terjadi dalam komunikasi tatap muka (face
to face), tetapi juga adakalanya komunikasi bermedia. Dalam proses
komunikasi ini pesan yang disampaikan akan efektif apabila ada
perencanaan sebelum melaksanakan komunikasi.
4. Pola Komunikasi Sirkular
Sirkular secara harfiah berarti bulat, bundar atau keililing. Dalam
proses sirkular itu terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu terjadinya
arus dari komunikan ke komunikator, sebagai penentu utama keberhasilan
komunikasi. Dalam pola komunikasi yang seperti ini proses komunikasi
berjalan terus yaitu adaya umpan balik antara komunikator dan
komunikan.
2.1.4. Komunikasi Menurut Kelangsungannya
Berdasarakan kelangsungannya komunikasi dapat dibagi kedalam dua
jenis yaitu:
1. Komunikasi Langsung
Merupakan proses komunikasi yang dilakukan secara langsung tanpa
bantuan perantara orang ketiga ataupun media yang ada dan tidak dibatasi
oleh jarak.
2. Komunikasi Tidak Langsung
Merupakan proses komunikasi yang dilakukan dengan bantuan pihak
ketiga atau bantuan alat-alat atau media komunikasi.
11
2.2. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi antar pribadi sebenarnya merupakan suatu proses sosial
dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh DeVito dalam (Liliweri, 1991:13)
komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan
diterima oleh orang yang lain atau sekelompok orang dengan efek dan umpan
balik yang bersifat langsung. Orang memerlukan hubungan antar pribadi terutama
untuk dua hal yaitu perasaan (attachment) dan ketergantungan (dependency).
Perasaan mengacu pada hubungan yang bersifat emosional intensif, sementara
ketergantungan mengacu pada instrumen antar pribadi seperti mencari kedekatan,
membutuhkan bantuan, serta kebutuhan berteman dengan orang lain, yang juga
dibutuhkan untuk kepentingan mempertahankan hidup. Salah satu karakteristik
penting dari hubungan antar pribadi yaitu hubungan tersebut banyak yang tidak
diciptakan untuk diakhiri berdasarkan kemauan atau kesadaran kita. Bentuk utama
dari komunikasi antar pribadi adalah komunikasi tatap muka, dimana komunikasi
ini biasanya merupakan suatu rangkaian pertukaran pesan antara dua individu
dalam proses komunikasi, serta diantara individu tersebut berhasil menjalin suatu
kontak. Kontak itu berhasil karena antara individu yang melakukan komunikasi
tersebut saling mempertukarkan pesan secara bergantian dan berbalas-balasan.
Keberadaan interaksi antar individu inilah yang menunjukkan bahwa komunikasi
antar pribadi menghasilkan suatu umpan balik pada tingkat keterpengaruhan
tertentu. Aksi dan reaksi secara langsung terlihat karena jarak fisik partisipan yang
dekat sekali. Interaksi dalam komunikasi antar pribadi, dapat menghasilkan
berupa suatu perubahan pendapat, sikap, perilaku dan tindakan tertentu.
Cassagrande dalam (Liliweri, 1991:48) berpendapat seseorang melakukan
komunikasi dengan orang lain karena : 1) Setiap orang memerlukan orang lain
untuk saling mengisi kekurangan dan membagi kelebihan. 2) Setiap orang terlibat
dalam proses perubahan yang relatif cepat. 3) Interaksi hari ini merupakan
spectrum pengalaman masa lalu dan menjadikan orang mengatisipasi masa depan.
4) Hubungan yang diciptakan jika berhasil merupakan pengalaman yang baru.
12
2.3. Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi dengan diri sendiri
dengantujuan untuk berpikir, melakukan penalaran, menganalisis dan merenung
(Devito, 1997). Definisi lainnya diberikan oleh Rosmawaty (2010) yang
mendefinisikan komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi yang
berlangsung dalam diri seseorang dimana orang tersebut berperan sebagai
komunikator maupun sebagai komunikan. Dalam komunikasi intrapersonal,
seorang komunikator melakukan proses komunikasi dengan menggunakan seluruh
energi yang dimilikinya agar pesan yang akan disampaikan kepada komunikan.
Komunikasi intrapersonal terjadi dengan beberapa proses yaitu sensasi,
asosiasi, persepsi, memori, berpikir. Sensasi dapat diartikan sevagai proses
penyerapan informasi yang datang dari luar melalui panca indra. Asosiasi adalah
pengalaman dan kepribadian yang mempengaruhi proses sensasi. Persepsi adalah
proses terjadinya pemaknaan terhadap informasi yang masuk ke dalam kognisi
manusia dapat berupa pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan.proses terakhir pada komunikasi intrapersonal adalah berpikir, dimana
berpikir adalah akumulasi dari proses sensasi, asosiasi, persepsi dan memori yang
dikeluarkan untuk mengambil keputusan.
2.4. Semiotika
2.4.1. Pengertian Semiotika
Semiotika merupakan ilmu yang mempelajari tentang tanda (sign), fungsi
dan produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu
yang lain. Semiotika mengkaji tanda, penggunaan tanda dan segala sesuatu yang
berkaitan dengan tanda. Dengan kata lain, perangkat pengeritan semiotik (tanda,
pemaknaan, denotatum, dan interpretan) dapat diterapkan pada semua bidang
kehidupan asalkan ada prasyaratnya dipenuhi yaitu pemaknaan dan interpretasi
(Cristomy dan Untung Yumono, 2004:79). A. Teeuw (1982:42) mengatakan
bahwa semiotik sebagai model sastra yang mempertanggungjawabkan semua
13
faktor dan aspek hakiki untuk pemahaman gejala sastra sebagai alat komunikasi
yang khas dalam masyarakat manapun. Dalam memberikan definisi tentang
semiotik, Hartoko (1984:42) memberi batasan semiotik sebagai cara karya itu
ditafsisrkan oleh para pengamat dan masyarakat melalui tanda-tanda atau
lambang. Adapun Luxemburg (1984:48) menyatakan bahwa semiotik merupakan
ilmu yang secara sistematis mempelajari tanda dan lambang, sisten dan proses
pelambangan. Aart van Zoest (1996) mendefinisikan semiotik sebagai studi
tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya, yakni cara berfungsinya,
hubungan dengan tanda-tanda lain, pengirimannya, dan penerimaannya bagi yang
mempergunakannya.
2.4.2. Macam-macam Semiotika
Menurut Pateda (2001:29) terdapat sembilan kategori semiotikan antara
lain:
1. Semiotik analitik
Merupakan semiotik yang menganalisis sistem tanda. Semiotik analitik
menjadikan tanda sebagai objek dan menganalisanya sebagai ide, objek,
dan makna. Ide dapat dikatakan sebagai lambang, sedangkan makna
adalah beban yang terdapat dalam lambang yang mengacu pada objek
tersebut.
2. Semiotik deskriptif
Merupakan semiotik yang memperhatikan sistem tanda yang dapat kita
alami sekarang, meskipun terdapat lain yang sejak dahulu tetap disaksikan
sekarang.
3. Semiotik fauna
Merupakan semiotik yang khusus memperhatikan sistem tanda yang
dihasilkan oleh hewan. Hewan biasanya menghasilkan tanda untuk
berkomunikasi antar sesama dan juga dapat menghasilkan tanda yang
ditafsirkan oleh manusia.
4. Semiotik kultural
14
Merupakan semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang berlaku
dalam kebudayaan masyarakat tertentu, semiotik kultural juga dapat
digunakan untuk membedakan masyarakat kultural satu dengan lainnya.
5. Semiotik naratif
Merupakan semiotik yang mengkaji tanda dalam narasi yang berbentuk
mitos dan cerita lisan.
6. Semiotik natural
Merupakan semiotik khusus yang mengkaji sistem tanda yang dihasilkan
oleh alam.
7. Semiotik normatif
Merupakan semiotik yang mengkaji tentang sistem tanda dalam wujud
norma-norma misalnya rambu lalu lintas.
8. Semiotik sosial
Merupakan semiotik yang khusus menelaah system tanda yang dihasilkan
oleh manusia, berupa lambang, baik lambang yang berwujud kata maupun
lambang yang berwujud kata dalam satuan kalimat.
9. Semiotik sosial
Semiotik struktural yang mengkaji sistem tanda yang dimanifestasikan
melalui struktur bahasa.
2.4.3. Bahan Dasar Semiotika
Saussurian dan Peircian (Pradja, 2014) menyebutkan terdapat 5 bahan
dasar dalam semiotika yaitu tanda (sign), lambang, (symbol), ikon (icon), indeks
dan isyarat (signal). Adapun penjelasan dari berbagai komponen semiotika adalah
sebagai berikut.
1. Tanda (sign)
Tanda diartikan sebagai representasi dari gejala yang memiliki sejumlah
kriteria, seperti nama, peran, fungsi, tujuan, dan makna. Tanda dapat
mucul dalam bentuk struktur karya sastra, struktur real, bangunan, artefak,
nyanyian, mode pakaian, sejarah, dan sebagainya. Tanda merupakan
15
sesuatu yang menandai suatu hal atau keadaan untuk menerangkan atau
memberitahukan objek kepada subjek. Tanda-tanda dapat bersifat statis,
tidak berubah, tanpa kreatif apapun. Dengan kata lain tanda memiliki arti
yang statis, umum, lugas dan objektif (Puji Santosa, 1993:4).
2. Lambang (symbol)
Symbol atau lambang adalah sesuatu hal atau keadaan yang membimbing
pemahaman subjek kepada objek. Hubungan antara subjek dan objek
terselip adanya pengertian sertaan. Lambang selalu dikaitkan dengan
adanya tanda-tanda yang sudah diberi sifat-sifat kultural, situasional, dan
kondisional. Simbol atau lambang dapat dimaknai sebagai tanda yang
bermakna dinamis, khusus, subjektif, dan majas. Lambang merupakan
bagian dari tanda. Setiap lambang adalah tanda tapi tidak setiap tanda
adalah lambang (Pradja, 2014:41).
3. Ikon (icon)
Icon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat
kemiripan (menunjukkan suatu kemiripan) , ini yang kerapkali jelas dalam
tandatanda visual misalnya foto seseorang dapat dikatakan ikon; sebuah
peta adalah ikon; gambar yang ditempel di pintu kamar kecil pria dan
wanita adalah ikon. Pada dasarnya ikon merupakan suatu tanda yang bisa
menggambarkan ciri utama sesuatu meskipun sesuatu sesuatu yang lazim
disebut sebagai objek acuan tersebut tidak hadir. Ikon adalah suatu benda
fisik (dua atau tiga dimensi) yang menyerupai apa yang
dipresentasikannya
4. Indeks
Indeks dapat dimaknai dengan hubungan antara tanda dengan acuan yang
timbul karena adanya kedekatan eksistensi. Misalnya, sebuah tiang
petunjuk jalan merupakan indeks dari arah atau nama jalan. Sebuah
petunjuk angin merupakan indeks dari keberadaan angin atau indeks dari
arah tiupan angin.
5. Isyarat (signal).
16
Isyarat adalah suatu hal atau keadaan yang diberikan oleh subjek kepada
objek melalui bahasa non-verbal (bukan tulisan ataupun lisan). Umunya,
isyarat tampil dalam bentuk body language (bahasa tubuh), seperti gestur
(isyarat tangan) atau mimic (isyarat muka). Dalam keadaan ini, subjek
selalu berbuat sesuatu untuk memberitahukan kepada objek yang diberi
isyarat pada waktu itu juga.
2.5. Teori New Media
Terry Flew menjelaskan bahwa hal baru yang dibawa oleh media baru
adalah computing and information technology, communication networks,
digitaliesd media and information content, convergent atau yang sering disingkat
dengan 4C (Computing, Communication, Content, Convergent). New media selalu
melibatkan empat karakter yaitu: pertama, teknologi informasi yang terkomputasi.
Kedua, new media akan selalu berkaitan dengan jaringan komunikasi. Banyak
orang terangkai dengan new media. Bila dalam konsep awal jaringan komunikasi,
orang terangkai dalam garis imajiner dengan melibatkan pemuka pendapat dan
pemuka informasi, di dalam penggunaan new media, jaringan tersebut sudah
merangkaikan antar inidivu secara langsung. Ketiga, new media selalu memiliki
konten yang berupa informasi atau pesan yang bersifat digital. Digital artinya satu
pesan bisa muncul dan diakses dalam beragam media. Digital selalu
dioposisibinerkan dengan analog yang berarti satu pesan hanya bisa diakses dalam
satu media. Dengan sifatnya yang digital ini dengan sendirinya pesan akan
bersifat konvergen, sebagai karakter yang keempat, di mana satu jenis konten bisa
berasal dari banyak jenis pesan atau bila prosesnya dibalik, banyak konten yang
berasal dari satu pesan, bisa disebut dengan divergen.
2.5.1. Kelebihan dan Manfaat New Media
New media memiliki kecepatan untuk melakukan sebuah interaksi,
lebih efisien, dan lebih murah untuk mendapatkan informasi yang terbaru
(update). Kelemahan dari new media itu sendiri adalah pada ketersediaan
jaringan internet yang merupakan kebutuhan utama untuk menggunakan
new media atau media online. New media atau media online masuk ke
17
dalam kategori media masa karena merupakan sarana atau media yang
digunakan untuk menyampaikan pesan kepada orang banyak.
Sebagai media komunikasi, internet mempunyai peran penting
sebagai alat (channel) untuk menyampaikan pesan (message) dari
komunikator/penyalur pesan (source) kepada komunikan/penerima pesan
(receiver). Sifat dari internet sebagai media komunikasi adalah
transaksional, dalam artian terdapat interaksi antar individu dalam setiap
interaksi tersebut. Selain itu terdapat partisipasi antar individu dengan
mempertimbangkan untuk/rugi dalam setiap interaksi.
2.6. Media Sosial
2.6.1. Definisi Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para
penggunanya bisa dengan muda berpartisipasi, berbagi dan menciptakan
isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Menurut
Anthony (2012) media sosial adalah media untuk saling membagi ide,
bekerjasama dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berfikir,
berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan
pasangan dan membangun sebuah komunitas. Perkembangan media sosial
yang terjadi dengan pesat juga diakibatkan karena keinginan dari para
pengguna media sosial untuk mengaktualisasikan diri dan juga untuk
melakukan personal branding.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media
sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun
atas dasar ideologi dan teknologi dan yang memungkinkan penciptaan dan
pertukaran user-generated content.
2.6.2. Ciri-ciri dan Jenis-jenis Media Sosial
Media sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1) Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu penerima saja
namun bisa ke banyak penerima.
2) Pesan yang disampaikan bebas, tanpa melalui suatu gatekeeper.
18
3) Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat dibanding media
lainnya.
4) Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi.
Selain dari ciri-ciri media sosial, Kaplan dan Haenlin (2010)
menciptakan skema klasifikasi untuk berbagai jenis media sosial dalam
beberapa jenis yaitu :
1) Proyek Kolaborasi
Merupakan website yang mengizinkan setiap pengguna dapat
mengubah setiap konten yang ada dalam website tersebut. Contoh,
Wikipedia.
2) Blog dan microblog
Pengguna blog dan microblog bebas dalam mengekspresikan
sesuatu di dalam blog dan microblog seperti curhat dan
menyampaikan berbagai kritik. Contohnya Blogspot, Tumblr,
Wordpress.
3) Konten
Paras pengguna dari media konten ini dapat melakukan sharing
menurut konten baik video, buku gambar dan lainnya. Contohnya
Youtube dan Scribd.
4) Situs Jejaring Sosial
Merupakan aplikasi yang mengizinkan pengguna untuk dapat
terhubung dengan cara membuat informasi pribadi sehingga dapat
terhubung dengan orang lain. Contohnya, Facebook, Path, dan
Instagram.
5) Virtual Game World
Merupakan dunia virtual dimana setiap pengguna bisa muncul
dalam bentuk avatar yang diinginkan serta berinteraksi dengan
orang lain selayaknya didunia nyata. Contohnya Game Online.
6) Virtual Social World
19
Merupakan media sosial yang menciptakan avatar seperti halnya
virtual game akan tetapi pada virtual sosial world lebih bersifat
luas atau mengarah ke kehidupan sosial. Contohnya second life.
2.7. Lesbian
Lesbian atau lesbianisme berasal dari kata Lesbos yaitu pulau di tengah
Lautan Egeis yang pada zaman kuno dihuni oleh para perempuan. Konon siapa
saja yang lahir di pulau itu nama belakangnya akan diikuti kata Lesbia, namun
tidak semua orang yang memakai nama tersebut adalah lesbian. Mereka
meneruskan kebiasaan tersebut untuk menghormati leluhur sebelumnya dan agar
kebiasaan itu tidak hilang oleh waktu karena semakin zaman terus berkembang
orang-orang pun lebih mengenal istilah lesbian sebagai lesbian. Istilah “lesbian”
bermula dari kisah dewi dan penyair dari mitologi Yunani, Sappho. Kata “lesbian”
diambil dari kata Lesbos, tempat kelahiran penyair Sappho. Sappho adalah
penyair Yunani Kuno yang terlahir di kota Eressos di Pulau Lesbos. Di tanah
kelahirannya itulah kebudayaan terpusat selama abad ketujuh sebelum Masehi.
Dia digambarkan sebagai seorang perempuan berperawakan mungil, berkulit
gelap, dan berwajah buruk. Banyak puisi cinta Sappho yang ditujukan bagi
perempuan. Kata lesbian sendiri diambil dari nama pulau (Lesbos) kelahiran
penyair itu. Nama Sappho pun merupakan kata awal bagi jenis puisi yang jarang
ditemui, yakni ”sapphic”. Ia banyak menulis syair-syair cinta terhadap sesama
perempuan pada abad ketujuh sebelum Masehi. Kata-katanya yang penuh luapan
emosi dinyanyikan, dengan iringan kecapi (Carroll, 2010:340).
Perempuan mungkin menyadari identitas lesbian mereka melalui
hubungan dekat dengan perempuan lain, sedangkan pria mungkin menemukan
homoseksualitas mereka melalui kontak sosial/seksual kasual. Setelah orang-
orang mulai menerima identitas lesbian mereka sendiri, mereka biasanya
memasuki masa eksplorasi, mencoba untuk menentukan apa artinya baik secara
sosial maupun seksual. Akan tetapi, jika identitas lesbian mereka masih ditutupi,
hal itu bukan tanpa alasan. Manaf (2011) mengatakan bahwa ketertutupan lesbian
selama ini bukan tanpa alasan. Membuka jalan hidup sebagai lesbian yang
20
minoritas dan terpinggirkan memang dapat mengancam keamanan mereka sendiri.
Apalagi adanya fakta lesbian yang trauma akibat penolakan dari orangtua, teman
dekat, dan lingkungan kerja. Ditambah lagi pemberitaan tentang perlakuan
masyarakat yang homofobia terhadap lesbian, membuat teman-teman tidak
percaya diri menghadapi situasi tersebut dan berusaha menutupinya.
Indonesia pada dasarnya merupakan Negara yang cukup sensual. Pada
tahun 1962 di Indonesia, Anderson mendapati anak-anak lelaki berumur 9
tahun, berlari main bola dengan telanjang, dan tidak ada orang yang perduli
dan marah. Di Jawa banyak pemuda yang rebahan dipangkuan sahabatnya,
kaum bangsawan Aceh sering membelai laki-laki terpilih dari Nias (Seudati)
untuk dijadikan “kesenangan” di ranjang maupun disuruh menari dengan
pakaian wanita. Berbagai lirik yang dinyanyikan dalam tarian Seudati
mempunyai unsur homoseksual yang cukup kuat. Dalam masyarakat
Minangkabau ketika kehidupan sistem surau masih kuat, dikenal dengan induk
jawi dan anak jawi. Di beberapa Pondok Pesantren di Jawa terdapat ritus
inisiasi mairilan/amrot-amrotan (main perempuan-perempuan) pada kalangan
santriwati dikenal istilah Musahaqoh yang kurang lebuh nyaris sama.
Sedangkan di Bali terdapat hubungan antar lelaki ( menyilit ) maupun
antar wanita. Demikian juga hubungan antara Warok dan Gemblak di
Ponorogo. Kaum Bissu di Sulawesi Selatan, kaum Basir di Dayak Ngaju,
hingga kaum Bayasa di Tana Toraja, yang berdandan ala pakaian wanita (
Tadu Mburake ). Pernyataan bahwa percintaan sejenis bukan pengaruh dari
barat semakin menguat ketika mengamati berbagai fenomena kebudayaan
Nusantara di atas. Di Jawa Timur terkenal dengan sebuah kesenian bernama
ludruk, dimana seorang laki-laki yang berdandan selayaknya perempuan. Sifat
keperempuanan dari pemain ludruk ini tidak hanya ditampilkan dipanggung,
namun dikeseharian mereka di mana berpakaian selalu harum dan gemulai.
Peacock melaporkan bahwa keberadaan pemain ludruk ini telah ada pada masa
kerajaan Majapahit pada abad 13. Kebudayaan kuno Nusantara secara konsep
mempunyai keragaman hubungan homoseksual yang tidak menjadi denyut
problematis dalam kehidupan serta keseharian mereka. Kekayaan sensual serta
21
seksualitas yang dimiliki kebudayaan kita menunjukkan bahwa sejak jaman
dahulu masyarakat Indonesia telah menggunakan konsep hubungan seks yang
didasarkan tidak hanya pada jenis kelamin yang berbeda, namun juga gender
yang berbeda. Dan tentunya jenis kelamin yang sama dalam hubungan seks
bukan menjadi sebuah permasalahan yang menggelisahkan (Kristiyanti,
2014:98).
22
2.8. Penelitian Yang Relevan
Tabel 1 Penelitian Terdahulu
Judul
Penelitian
Kajian
Penelitian
Penulis Tujuan Metode
Komunikasi
Nonverbal Pada
Lesbian (Studi
Deskriptif Pada
Organisasi
Cangkang Queer
Medan
Komunikasi
nonverbal pada
lesbian dalam
komunitas
Cangkang
Queer medan
Nurhasanah
Harahap
(2005)
Mendeskripsikan
pola komunikasi
nonverbal pada
lesbian yang
tergabung dalam
komunitas
Cangkang Queer
Medan
Kualitatif
The interaction
of symbolic
Mind, Self,
Society Stidies
Examined
Interpersonal
Communications
Of Homosexual
in Bandung,
Interaksi
simbolik antar
homoseksual di
Bandung
Yulianti
(2014)
Identifikasi
interaksi antar
homoseksual di
Bandung
Kualitatif
Komunikasi
Interpersonal Kaum
Lesbian Di Kota
Pontianak
Kalimantan Barat
Bentuk
komunikasi
kaum lesbian
dengan
masyarakat
sekitar
Megawati
Tarigan
(2011)
Untuk mengetahui
komunikasi
interpersonal kaum
lesbian di kota
Pontianak,
Kalimantan Barat
dengan masyarakat
sekitar.
Kualitatif
Komunikasi
Mahasiswa
Lesbian di
Surabaya
Komunikasi
lesbian dengan
pasangannya
Ita Lutfiana
(2013)
Mendeskripsikan
komunikasi
interpersonal
lesbian dengan
pasangan.
Kualitatif
Pola Komunikasi
Interpersonal Kaum
Lesbian dalam
Mengungkap Diri
(Self Disclosure)
Pola
komunikasi
kaum lesbi
dalam
mengungkapkan
diri
Meili
Rohmatun
(2015)
Mengetahui pola
komunikasi
kaum lesbi
dalam
pengungkapan
diri
Kualitaitf
23
2.9. Kerangka Pikir
Gambar 1 Kerangka Pikir
Komunitas lesbi dalam penelitian dapat di definisikan sebagai
produsen simbol yang menciptakan simbol dalam melakukan komunikasi di
komunitas kaum lesbi. Dengan melakukan kajian semiotika, penelitian ini
diharapkan dapat mengkaji tentang makna yang digunakan kaum lesbi dalam
komunikasi.
Komunitas
Lesbi
Simbol Komunikasi
Makna Simbol
Kajian
Semiotilka
Kajian
Komunikasi