bab ii landasan teori 2.1 kajian teori 2.1.1 hakikat ilmu … · 2016. 8. 9. · bab ii . landasan...

24
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam dan segala sesuatu yang ada di alam. IPA merupakan pengetahuan yang ilmiah, yaitu pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Marjono dalam Usman (2006). Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunkan prosedur dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah, Usman (2006). Pendidikan IPA adalah lebih dari sekedar kumpulan yang dinamakan fakta. IPA merupakan kumpulan pengetahuan dan juga proses. Pembelajaran IPA di sekolah di harapkan memberi berbagai pengalaman pada anak yang mengijinkan mereka melakukan berbagai penelusuran ilmiah yang relevan. Secara sistematis, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA dapat dimasukkan dalam klasifikasi ilmu pendidikan karena dimensi pendidikan IPA sangat luas dan sekurang-kurangnya meliputi unsur-unsur (nilai-nilai) sosial budaya, etika, moral dan agama. Oleh sebab itu, belajar IPA bukan hanya sekedar

Upload: others

Post on 25-Feb-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu … · 2016. 8. 9. · BAB II . LANDASAN TEORI . 2. 1. Kajian Teori . 2. 1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Hakikat

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari

tentang fenomena alam dan segala sesuatu yang ada di alam. IPA merupakan

pengetahuan yang ilmiah, yaitu pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah. Hal ini

sebagaimana yang dikemukakan oleh Marjono dalam Usman (2006). Sains atau

IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan

yang tepat pada sasaran, serta menggunkan prosedur dan dijelaskan dengan

penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Proses pembelajaran IPA

menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan

kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah, Usman

(2006). Pendidikan IPA adalah lebih dari sekedar kumpulan yang dinamakan

fakta. IPA merupakan kumpulan pengetahuan dan juga proses. Pembelajaran IPA

di sekolah di harapkan memberi berbagai pengalaman pada anak yang

mengijinkan mereka melakukan berbagai penelusuran ilmiah yang relevan.

Secara sistematis, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara

mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan

IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri

sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam

menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA dapat

dimasukkan dalam klasifikasi ilmu pendidikan karena dimensi pendidikan IPA

sangat luas dan sekurang-kurangnya meliputi unsur-unsur (nilai-nilai) sosial

budaya, etika, moral dan agama. Oleh sebab itu, belajar IPA bukan hanya sekedar

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu … · 2016. 8. 9. · BAB II . LANDASAN TEORI . 2. 1. Kajian Teori . 2. 1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Hakikat

9

memahami konsep ilmiah dan aplikasi dalam masyarakat, melainkan juga untuk

mengembangkan berbagai nilai yang terkandung dalam dimensi Pendidikan IPA.

2.1.2 Pembelajaran IPA di SD

Menurut Syaiful Sagala (2010), pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar, merupakan penentu utama

keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah.

Mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar

dilakukan oleh peserta didik atau murid. Hendro Darmodjo dan Jenny R. E.

Kaligis dalam Susanto (1993) menyatakan bahwa mengajar dan belajar

merupakan suatu proses yang tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran.

Pembelajaran akan berhasil apabila terjadi proses mengajar dan proses belajar

yang harmoni. Proses belajar mengajar tidak dapat berlangsung hanya dalam satu

arah, melainkan dari berbagai arah (multiarah) sehingga memungkinkan siswa

untuk belajar dari berbagai sumber belajar yang ada.

Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam

masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting. Struktur kognitif anak

tidak dapat dibandingkan dengan struktur kognitif ilmuwan. Anak perlu dilatih

dan diberi kesempatan untuk mendapatkan keterampilan-keterampilan dan dapat

berpikir serta bertindak secara ilmiah. Adapun IPA untuk anak Sekolah Dasar

Usman dalam Samatowa (2006) mendefinisikan sebagai berikut mengamati apa

yang terjadi, mencoba apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk

meramalkan apa yang akan terjadi, menguji bahwa ramalan-ramalan itu benar.

Pembelajaran IPA harus melibatkan keaktifan anak secara penuh (active learning)

dengan cara guru dapat merealisasikan pembelajaran yang mampu member

kesempatan pada anak didik untuk melakukan keterampilan proses meliputi:

mencari, menemukan, menyimpulkan, mengkomunikasikan sendiri berbagai

pengetahuan, nilai-nilai, dan pengalaman yang dibutuhkan. Menurut De Vito, et al

dalam Samatowa (2006), pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA

dengan kehidupan sehari-hari siswa. Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan

pertanyaan, membangkitkan ide-ide siswa, membangun rasa ingin tahu tentang

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu … · 2016. 8. 9. · BAB II . LANDASAN TEORI . 2. 1. Kajian Teori . 2. 1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Hakikat

10

segala sesuatu yang ada di lingkungannya, membangun keterampilan (skill) yang

diperlukan, dan menimbulkan kesadaran siswa bahwa belajar IPA menjadi sangat

diperlukan untuk dipelajari.

Menurut Hendro Darmojo dan Jenny R. E. Kaligis dalam Susanto (1993),

pembelajaran IPA didasarkan pada hakikat IPA sendiri yaitu dari segi proses,

produk, dan pengembangan sikap. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar sebisa

mungkin didasarkan pada pendekatan empirik dengan asumsi bahwa alam raya ini

dapat dipelajari, dipahami, dan dijelaskan yang tidak semata-mata bergantung

pada metode kausalitas tetapi melalui proses tertentu, misalnya observasi,

eksperimen, dan analisis rasional. Dalam hal ini juga digunakan sikap tertentu,

misalnya berusaha berlaku seobjektif mungkin dan jujur dalam mengumpulkan

dan mengevaluasi data. Proses dan sikap ilmiah ini akan melahirkan penemuan-

penemuan baru yang menjadi produk IPA. Jadi dalam pembelajaran IPA siswa

tidak hanya diberi pengetahuan saja atau berbagai fakta yang dihafal, tetapi siswa

dituntut untuk aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari gejala-gejala alam.

Menurut Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP, 2006), tujuan

pembelajaran IPA di sekolah dasar adalah:

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2) Mengemangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingintahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan

masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga,

dan melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu … · 2016. 8. 9. · BAB II . LANDASAN TEORI . 2. 1. Kajian Teori . 2. 1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Hakikat

11

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

Dengan demikian pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dapat melatih dan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan-

keterampilan proses dan dapat melatih siswa untuk dapat berpikir serta bertindak

secara rasional dan kritis terhadap persoalan yang bersifat ilmiah yang ada di

lingkungannya. Keterampilan-keterampilan yang diberikan kepada siswa sebisa

mungkin disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia dan karakteristik siswa

Sekolah Dasar, sehingga siswa dapat menerapkannya dalam kehidupannya sehari-

hari.

Pendekatan-pendekatan dalam belajar IPA itu selain dalam penggunaannya

memanfaatkan lingkungan sekitar tetapi juga melatih kertrampilan berpikir kritis

siswa melalui serangkaian fenomena yang terjadi di alam, sehingga mereka akan

menemukan sendiri (inquiry) jawaban dari setiap fenomena yang terjadi. Selain

pendekatan yang digunakan terdapat juga aspek penting yang harus diperhatikan

guru dalam memberdayakan anak melalui pembelajaran IPA Samatowa, (2010)

adalah:

1) Pentingnya memahami bahwa pada saat memulai pembelajaran, anak telah

memiliki konsepsi, pengetahuan yang relevan dengan apa yang mereka

pelajari.

2) Aktivitas anak melalui berbagai kegiatan nyata dengan alam menjadi hal

utama dalam pembelajaran IPA.

3) Dalam setiap pembelajaran IPA kegiatan bertanyalah yang menjadi bagian

penting, bahkan menjadi bagian yang paling utama dalam pembelajaran.

4) Dalam pembelajaran IPA memberikan kesempatan kepada anak untuk

mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menjelaskan suatu masalah.

Aspek-aspek tersebut harus diperhatikan untuk memungkinkan terjadinya

kegiatan pembelajaran yang bersikap aktif untuk membangun pengetahuan siswa.

Aktifitas dan kegiatan membangun pengetahuan itu dapat terjadi dengan sikap

keingintahuan siswa yang akan disalurkan melalui pertanyaan yang akan diajukan.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu … · 2016. 8. 9. · BAB II . LANDASAN TEORI . 2. 1. Kajian Teori . 2. 1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Hakikat

12

Dalam belajar IPA di sekolah hendaknya kepada siswa ditanamkan tentang

pentingnya memahami 4 hal mendasar dalam belajar IPA (Sutarno, 2009) yaitu :

1) Pengetahuan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan mendasar

siswa (personal needs) yang meliputi pemenuhan akan kebutuhan makanan

(karbohidrat, protein, lemak).

2) Pengetahuan yang berhubungan denga ilmu-ilmu dasar yang harus mereka

kuasai (academic preparation)

3) Pengetahuan untuk persiapan karier (career awarness) berupa pengetahuan

yang berguna bagi mereka kelak setelah mereka menyelesaikan studinya.

4) Kepekaan terhadap kehidupan sosial dari lingkunagn mereka berada (societal

issue).

Jadi pada hakikatnya belajar IPA sangat bermanfaat dan sangat kompleks,

tidak hanya belajar pengetahuan saja tetapi juga belajar tentang pengetahuan

untuk mempersiapkan karir hidupnya serta bagaimana mereka peka dan peduli

terhadap lingkungan alam tempat mereka memenuhi kebutuhan mereka serta peka

terhadap lingkungan sosial masyarakat. Ilmu pengetahuan alam (IPA)

berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA

tidak hanya belajar tentang konsep, fakta tetapi juga penemuan yang berhubungan

dengan alam tempat manusia hidup dan memperoleh kehidupan dan manusia

bertugas untuk melestarikannya.

2.2 Sikap

2.2.1 Pengertian Sikap

Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana

individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu

dalam kehidupan. Sependapat dengan Soetarno (1994) bahwa sikap adalah

pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap

obyek tertentu. Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada sikap

tanpa obyek. Sikap diarahkan kepada benda-benda, orang, peristiwa, pandangan,

lembaga, norma dan lain-lain. Lebih lanjut La Pierre dalam Azwar (2000)

mengatakan bahwa sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu … · 2016. 8. 9. · BAB II . LANDASAN TEORI . 2. 1. Kajian Teori . 2. 1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Hakikat

13

dirinya sendiri, orang lain, obyek atau isue. Contoh sikap peserta didik terhadap

objek misalnya sikap terhadap sekolah atau terhadap mata pelajaran. Sikap peserta

didik terhadap mata pelajaran harus lebih positif setelah peserta didik mengikuti

pembelajaran dibanding sebelum mengikuti pembelajaran. Perubahan ini

merupakan salah satu indikator keberhasilan pendidik dalam melaksanakan proses

pembelajaran. Untuk itu pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk

pengalaman belajar peserta didik yang membuat sikap peserta didik terhadap mata

pelajaran menjadi lebih positif.

Dari semua pengertian yang diungkapan di atas dapat diambil sebuah

pengertian tentang sikap, yaitu sikap adalah penilaian seseorang terhadap suatu

obyek, situasi, konsep, orang lain maupun dirinya sendiri akibat hasil dari proses

belajar maupun pengalaman di lapangan yang menyatakan rasa suka (respon

positif) dan rasa tidak suka (respon negatif). Sikap merupakan salah satu tipe

karakteristik afektif yang sangat menentukan keberhasilan seseorang dalam proses

pembelajaran.

2.2.2 Sikap Belajar

Sikap belajar merupakan kecenderungan perilaku ketika peserta didik

mempelajari hal-hal yang bersifat akademik. Djaali (2008) sikap belajar adalah

kecenderungan perilaku seseorang tatkala mempelajari hal-hal yang bersifat

akademik. Sikap tersebut bisa berupa perasaan senang atau tidak senang, perasaan

suka atau tidak suka terhadap guru, tujuan, materi dan tugas-tugas serta lainnya.

Dalam proses pembelajaran sikap belajar mengandung beberapa komponen,

Azwar (1998) menyebutkan ada tiga komponen dalam sikap belajar, yaitu sebagai

berikut:

1) Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh

individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang

dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini)

terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial.

2) Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek

emosional.Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu … · 2016. 8. 9. · BAB II . LANDASAN TEORI . 2. 1. Kajian Teori . 2. 1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Hakikat

14

sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap

pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang

komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang

terhadap sesuatu.

3) Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu

sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau

kecenderungan untuk bertindak / bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara

tertentu. Dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis untuk

mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk

tendensi perilaku

Tiga komponen sikap tersebut saling berinteraksi secara selaras dan

konsisten dalam mempolakan arah sikap yang yang seragam. Apabila ketiga

komponen tersebut ada yang tidak selaras atau tidak konsisten satu sama lain,

maka akan menyaebabkan timbulnya mekanisme perubahan sikap sampai

konsistensi dapat tercapai kembali sehingga sikap yang semula negative dapat

berubah menjadi positif.

Jadi dapat disimpilkan bahwa sikap belajar adalah penerimaan, tanggapan,

dan penilaian seseorang terhadap suatu objek, situasi, konsep, orang lain maupun

dirinya sendiri akibat dari proses belajar maupun pengalaman di lapangan yang

menyebabkan perasaan senang atau tidak senang.

Dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar terdapat sikap ilmiah yang

haruslah dikembangkan. Menurut sulistyorini (2006), ada sembilan aspek yang

dikembangkan dari sikap ilmiah dalam pembelajaran IPA yaitu; (1) Sikap ingin

tahu; (2) Ingn mendapat sesuatu yang baru; (3) Sikap kerja sama; (4) Tidak putus

asa; (5) Tidak berprasangka; (6) Mawas diri; (7) Bertanggung jawab; (8) Berpikir

bebas; dan (9) Kedisiplinan diri.

Sikap ilmiah tersebut dapat dikembangkan melalui proses kegiatan

pembelajaran IPA seperti diskusi, percobaan, simulasi dan kegiatan praktik di

lapangan.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu … · 2016. 8. 9. · BAB II . LANDASAN TEORI . 2. 1. Kajian Teori . 2. 1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Hakikat

15

2.3 Model Konvensional/Ceramah

2.3.1 Pengertian Model Konvensional/Ceramah

Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran tradisional

atau disebut juga dengan metode ceramah (Djamarah: 1996). Ceramah sebagai

model pembelajaran merupakan cara yang digunakan dalam mengembangkan

proses pembelajaran melalui cara penuturan (lecturer). Model ini bagus jika

penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan media, serta

memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya (Moedjiono: 1992). Hal

ini yang perlu diperhaatikan dalam proses ceramah adalah isi ceramah mudah

diterima dan dipahami serta mampu menstimulasi pendengaran (murid) untuk

mengikuti dan melakukan sesuatu yang terdapat dalam isi ceramah.

Metode ceramah merupkan metode yang sampai saat ini sering digunakan

oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa

pertimbangan tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik dari guru ataupun siswa.

Guru biasanya belum merasa puas jika dalam proses pengelolaan pembelajaran

tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar jika

guru yang memberi materi pelajaran melalui ceramah sehingga timbul persepsi

jika ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar, sedangkan jika tidak ada

guru yang berceramah berarti tidak ada belajar. Metode ceramah merupakan cara

yang digunakan untuk mengimplementasi strategi pembelajaran ekspositori.

2.3.2 Langkah-Langkah penggunaan Model Konvensional/Ceramah

Ada tiga lengkah pokok yang harus diperhatikan dalam menggunakan

metode ceramah, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan kesimpulan.

1) Tahap Persiapan

Menurut Supriadie (2012), hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam

menyiapkan ceramah adalah sebagai berikut:

a. Analisis sasaran (audience), baik dari sisi jumlah, usia, maupun

kemampuan awal yang dimilikinya;

b. Analisis sifat materi yang sesui dan cukup hanya dengan dituturkan atau

diinformasikan;

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu … · 2016. 8. 9. · BAB II . LANDASAN TEORI . 2. 1. Kajian Teori . 2. 1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Hakikat

16

c. Menyusun durasi waktu yang akan digunakan untuk ceramah secara

efektif dan efisien serta memperkirakan variasi yang dapat dikembangkan;

d. Memilih dan menetapkan jenis media yang akan digunakan;

e. Menyiapkan sejumlah pertanyaan sebagai bentuk kontrol dan upaya

memperoleh umpan balik;

f. Memberikan contoh dan analogi yang sesuai dengan pengalaman yang

pernah diperoleh;

g. Menyiapkan ikhtisar yang sekiranya akan membantu kelancaran ceramah.

2) Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini da tiga langkah yang harus diakuka, yaitu:

a. Langkah pembukaan

Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang

menentukan keberhasilan pelaksanaan ceramah.

b. Langkah Penyajian

Langkah penyajian adalah tahap menyampaikan meteri pembelajaran

dengan cara bertutur. Agar ceramah berkualitas sebagi metode

pembelajaran, guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada

materi pembelajaran yang sedang disampaikan.

3) Kesimpulan

Ceramah harus ditutup dengan ringkasan pokok-pokok materi agar materi

pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai siswa tidak menguap kembali.

Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang memungkinkan siswa tetap mengingat

materi pembelajaran. Perlu diperhatikan bahwa ceramah akan berhasil dengan

baik jika didukung oleh metode-metode lainnya, misalnya tanya jawab, tugas,

latihan, dan lain-lain.

2.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Metode Cermah

Menurut Supriadie ada beberapan kelebihan sebagai alasan mengapa

ceramah sering digunakan (Majid, 2013).

1) Ceramah merupakan metode yangn ‘murah’ dan ‘mudah’ untuk dilakukan.

Dikatakan murah karena proses ceramah tidak memerlukan peralatan-

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu … · 2016. 8. 9. · BAB II . LANDASAN TEORI . 2. 1. Kajian Teori . 2. 1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Hakikat

17

peralatan lengkap, berbeda dengan metode lain, seperti demonstrasi atau

peragaan. Dikatakan mudah karena ceramah hanya mengandalkan suara

guru sehingga tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.

2) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi

pelajaran yang cukup banyak dapat diringkas atau dijelaskan pokop-

pokoknya oleh guru dalam waktu singkat.

3) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan.

Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi mana yang perlu

ditekankan sesuai dengan kebututuhan dan tujuan yang ingin dicapai.

4) Melalui ceramah guru dapat mengontrol keadaan kelas karena sepenuhnya

kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.

5) Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih

sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam atau

tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit asalkan siswa dapat

menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, ceramah sudah dapat

dilakukan.

Disamping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa

kelemahan, di antaranya:

1) Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas

pada apa yang dikuasai guru.

2) Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan

terjadinya verbalisme.

3) Ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan jika guru

kurang memiliki kemampuan bertutur kata yang baik.

4) Melalui ceramah sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah

mengerti apa yang dijelaskan guru. Walaupun siswa diberi kesempatan

bertanya, kemudian tidak ada seorang pun yang bertanya, hal ini tidak

menjamin siswa seluruhnya sudah paham.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu … · 2016. 8. 9. · BAB II . LANDASAN TEORI . 2. 1. Kajian Teori . 2. 1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Hakikat

18

2.4 Model Pembelajaran Kooperatif

2.4.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Cooperative Learning adalah bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham

kontruktivis dan merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai

anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda (Isjoni, 2010).

Sedangkan menurut Johnson dan Johnson (1998) pembelajaran kooperatif berarti

working together to accomplish shared goals, (bekerja sama untuk mencapai

tujuan bersama). Dalam suasana kooperatif, setiap anggota sama-sama berusaha

mencapai hasil yang nantinya bisa dirasakan oleh semua anggota kelompok.

Dalam konteks pengajaran, pembelajaran kooperatif sering kali didefinisikan

sebagai pembentukan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari siswa-siswa

yang dituntut untuk bekerja sama dan saling meningkatkan pembelajarannya dan

pembelajaran siswa-siswa lain.

Pembelajaran kooperatif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan

penghargaan, kooperatif. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran yang

dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama, dan siswa harus

mengkoordinasikan usaha untuk menyelesaikan tugasnya. Penerapan

pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung satu sama lain.

Siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan

berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan

menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.

Model pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri tertentu. Menurut

Ibrahim (2006) kegiatan belajar mengajar yang menggunakan pembelajaran

kooperatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar.

2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi, sedang,

rendah (heterogen)

3) Apabila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,

dan jenis kelamin yang berbeda.

4) Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu … · 2016. 8. 9. · BAB II . LANDASAN TEORI . 2. 1. Kajian Teori . 2. 1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Hakikat

19

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk

berinteraksi secara aktif dan positif didalam kelompok-kelompok kecil dengan

sistem pendidikan gotong royong yang memiliki tingkat kecerdasan yang

berbeda-beda.

2.4.2 Model Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)

Pembelajaran IPA dengan menggunakan metode Group Investigation

merupakan salah satu inovasi pembelajaran yang inovatif. Metode pembelajaran

yang dikembangkan oleh Sharan dalam Huda (1976) ini lebih menekankan pada

pilihan dan kontrol siswa daripada menerapkan tehnik-tehnik pengajaran di ruang

kelas. Selain itu juga memadukan prinsip belajar demokratis dimana siswa terlibat

secara aktif dalam kegiatan pembelajaran baik dari tahap awal sampai akhir

pembelajaran termasuk di dalamnya siswa mempunyai kebebasan untuk memilih

matei yang akan dipelajari sesui dengan topik yang sedang dibahas. Menurut

Suprijono (2011) mengemukakan bahwa dalam penggunaan metode GI maka

setiap kelompok akan bekerja untuk melakukan investigasi sesuai dengan masalah

yang mereka pilih.

Sesuai dengan pengertian-pengertian tersebut maka dapat diketahui maka

pembelajaran dengan metode Group Investigation adalah pembelajaran yang

melibatkan aktivitas siswa dan tentu akan membangkitkan semangat serta

motivasi siswa untuk belajar. Di antara model-model belajar yang tercipta, group

investigaton merupakan salah satu metode pembelajaran yang bersifat demokrasi

karena siswa menjadi aktif belajar dan melatih kemandirian siswa dalam belajar.

2.4.3 Langkah-Langkah Model GI

Dalam pembelajaran model GI ada beberapa langkah, menurut Robert E.

Slavin (2010) mengemukakan enam langkah pembelajaran menggunakan Model

Group Investigation yaitu:

1) Tahap Pengelompokkan (Grouping)/ Pemilihan topik

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu … · 2016. 8. 9. · BAB II . LANDASAN TEORI . 2. 1. Kajian Teori . 2. 1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Hakikat

20

Yaitu tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi serta membentuk

kelompok investigasi, dengan anggota tiap kelompok 4 sampai 5 orang. Pada

tahap ini:

a. Siswa mengamati sumber, memilih topik, dan menentukan kategori-kategori

topik permasalahan

b. Siswa bergabung pada kelompok-kelompok belajar berdasarkan topik yang

mereka pilih atau menarik untuk diselidiki

c. Guru membatasi jumlah anggota masing-masing kelompok antara 4 sampai

5 orang berdasarkan keterampilan dan keheterogenan.

2) Tahap Perencanaan kooperatif (Planning)

Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas, dan tujuan

khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap

pertama. Pada tahap ini siswa bersama-sama merencanakan tentang:

a. Apa yang mereka pelajari?

b. Bagaimana mereka belajar?

c. Siapa dan melakukan apa?

d. Untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut?

3) Tahap Penyelidikan (Investigation)/ Implementasi

Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap

kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan

keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis

sumber belajar yang berbeda baik di dalam atau di luar sekolah. Guru secara

ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan bila

diperlukan. Pada tahap ini, siswa melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat simpulan

terkait dengan permasalahan-permasalahan yang diselidiki

b. Masing-masing anggota kelompok memberikan masukan pada setiap

kegiatan kelompok

c. Siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mempersatukan ide

dan pendapat.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu … · 2016. 8. 9. · BAB II . LANDASAN TEORI . 2. 1. Kajian Teori . 2. 1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Hakikat

21

4) Tahap Pengorganisasian (Organizing)/ Analisis dan sintesis

Siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperoleh pada tahap

ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan

dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh

kelas. Pada tahap ini kegiatan siswa sebagai berikut:

a. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam proyeknya

masing-masing

b. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mempresentasikannya

c. Wakil dari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi kelas

dalam presentasi investigasi

5) Tahap Presentasi hasil final (Presenting)

Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara

yang menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan siswa yang lain saling

terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas

pada topik itu. Presentasi dikoordinasi oleh guru. Kegiatan pembelajaran di

kelas pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a. Penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk

penyajian

b. Kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai pendengar

c. Pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan pertanyaan atau

tanggapan terhadap topik yang disajikan.

6) Tahap Evaluasi (Evaluating)

Dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dari topikyang

sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja

kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa

penilaian individual atau kelompok. Pada tahap ini, kegiatan guru atau siswa

dalam pembelajaran sebagai berikut:

a. Siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan yang

telah mereka lakukan, dan tentang pengalaman-pengalaman efektifnya

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu … · 2016. 8. 9. · BAB II . LANDASAN TEORI . 2. 1. Kajian Teori . 2. 1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Hakikat

22

b. Guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran yang

telah dilaksanakan

c. Penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman siswa.

Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode GI terdapat

dampak instruksional dan dampak pengiringnya sebagaimana dikemukakan oleh

Joyce, Weil, dan Calhoun (2011) yaitu Dampak instruksional:

1) Proses dan pengelolaan kelompok efektif

2) Pandangan konstruktifis tentang pengetahuan

3) Disiplin dalam penelitian kolaboratif

Adapun dampak pengiringnya adalah sebagai berikut:

1) Kemandirian sebagai pembelajar

2) Penghargaan pada martabat orang lain

3) Penelitian sosial sebagai pandangan hidup

4) Kehangatan dan interpretasi interpersonal

Dampak instruksional dan dampak pengiring tersebut merupakan manfaat

dari metode Group Investigation, disamping merupakan penelitian akademik yang

mandiri bagi siswa, metode ini juga memadukan interaksi sosial dalam proses

pembelajarannya sehingga timbul hubungan yang positif antar siswa, selain itu

juga meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap teman-teman yang berbeda

dengan dirinya, baik itu ras, etnik, maupun dari sisi akademis. Selain itu juga

meningkatkan rasa kepedulian dan ketergantungan yang positif antar sesama.

Selain manfaat yang diperoleh dari pembelajaran metode Group

Investigation, terdapat juga kelemahan dari metode Group investigation

sebagaimana pendapat dari Huda (2011) yaitu setiap kelompok ditugaskan untuk

mempelajari atau mengerjakan bagian materi yang berbeda antara kelompok yang

satu dengan kelompok yang lain, dan karena hal tersebut maka seringkali siswa

hanya fokus pada materi yang menjadi tanggung jawabnya, sementara bagian

materi kelompok lain tidak dihiraukan. Berdasarkan pendapat Huda tersebut,

maka dapat setiap kelompok hanya mendalami bagian materi yang menjadi

tugasnya saja sementara materi yang menjadi bagian kelompok lain kurang

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu … · 2016. 8. 9. · BAB II . LANDASAN TEORI . 2. 1. Kajian Teori . 2. 1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Hakikat

23

mereka pahami betul, mereka dapat memahami materi lain setelah mereka

mendapatkan penjelasan dari kelompok lainnya.

2.4.4 Penerapan Model GI dalam Pembelajaran

Berdasarkan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses

untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa rencana pelaksanaan

pembelajaran terbagi dalam tiga kegiatan, yaitu: kegiatan pendahuluan, kegiatan

inti dan kegiatan penutup.

1) Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran kooperatif tipe GI

a. Guru menumbuhkan motivasi dalam menyebutkan manfaat dan akibat dari

apa yang siswa pelajari;

b. Melakukan apersepsi dari pembelajaran sebelumnya;

c. Menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti pembelajaran kooperatif tipe GI yang terdiri dari eksplorasi,

elaborasi dan konfirmasi.

a) Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, yaitu:

1. Guru memberi pengalaman umum dengan mengintegrasikan suatu

materi pelajaran dengan pengalaman dan aktifitas sehari-hari siswa.

2. Guru menanamkan konsep dasar dari suatu materi agar rasa ingin tahu

siswa lebih tinggi.

3. Guru meminta siswa untuk mendefinisikan bayangan dari tubuh pada

saat bercermin.

4. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menguarakan

pendapatnya dalam pembelajaran dengan mengamati

demonstrasi/melakukan percobaan sederhana.

b) Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, yaitu:

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu … · 2016. 8. 9. · BAB II . LANDASAN TEORI . 2. 1. Kajian Teori . 2. 1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Hakikat

24

1. Siswa diminta untuk membentuk kelompok, kelompok dibentuk

berdasarkan materi yang dipilih oleh siswa.

2. Satu kelompok terdiri dari 4-5 orang anggota. Setiap kelompok

menunjuk satu orang untuk menjadi ketua kelompok.

3. Siswa bekerja didalam kelompok masing-masing untuk menyelesaikan

masalah dalam materi yang dipilih sebelumnya.

4. Guru memfasilitasi anak untuk membuat laporan hasil diskusi

kelompok.

5. Guru memfasilitasi anak untuk mendemonstrasikan dan

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.

6. Kelompok yang bukan penyaji terlibat secara aktif sebagai pendengar.

Pendengar mengevaluasi, mengklasifikasi dan mengajukan

pertanyaan/tanggapan terhadap topik yang disajikan.

c) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, yaitu:

1. Guru memberi penguatan dari hasil diskusi mengenai sifat cahaya dan

pemanfaatannya.

2. Siswa dan guru melakukan tanya jawab seputar hasil diskusi.

3. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi.

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup dalam pembelajaran GI yaitu:

a. Guru mengulang kembali materi yang sudah di pelajari agar pemahaman

siswa lebih tinggi.

b. Guru memberikan refleksi, mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan

sehari-hari. Memberikan pesan sesuai dengan pembelajaran.

c. Salam penutup.

2.5 Hasil Belajar

2.5.1 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik

yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu … · 2016. 8. 9. · BAB II . LANDASAN TEORI . 2. 1. Kajian Teori . 2. 1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Hakikat

25

kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas

dipertegas lagi oleh Nawawi dalam K. Brahim (2007) yang menyatakan bahwa

hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa di sekolah yang

dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi

pelajaran tertentu.

Berkenaan dengan paparan hasil belajar diatas menurut Bloom (1998), hasil

belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikootorik. Domain kognitif

adalah knowladge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman,

menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis

(menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,

merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain

afektif adalah receiving (sikap menerima),responding (memberikan respons),

valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi).

Domain psikomotor meliiputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikologi

juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan

intelektual. Sementara, menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi kecakapan,

informasi, pengertian, dan sikap.

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa hasil belajar adalah pola-

pola perbuatan atau kemampuan siswa (kognitif, afektif dan psikomotor) yang

dimiliki setelah menerima pengalaman belajar. Untuk memperoleh hasil belajar

siswa, maka dilaksanakan evaluasi atau penilaian untuk mengukur sejauh mana

siswa memahami atau menguasai materi sedangkan untuk melaksanakan evaluasi

atau penilaian tidak hanya menilai konsep atau materi tetapi bakat yang dimiliki

pun dan keterampilan motorik harus dinilai.

Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi

antara berbagai faktor yang mempengaruhi. Menurut Slameto (2010), faktor-

faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua yaitu faktor

intern dan faktor ekstern, secara terperinci uraian mengenai faktor intern dan

faktor ekstern sebagai berikut:

A. Faktor intern

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu … · 2016. 8. 9. · BAB II . LANDASAN TEORI . 2. 1. Kajian Teori . 2. 1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Hakikat

26

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta

didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini

meliputi: 1) Faktor jasmani, dalam faktor jasmani meliputi; (a) faktor

kesehatan; (b) cacat tubuh. 2) Faktor psikologis, dalam faktor ini meliputi; (a)

integensi; (b) perhatian; (c) minat; (d) bakat; (e) motif; (f) kematanagn; (g)

kesiapan. 3) Faktor kelelahan.

B. Faktor eksternal

Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil

belajar. Dalam faktor eksternal meliputi: 1) Faktor keluarga, faktor dari

keluarga ini berupa; (a) cara orang tua mendidik; (b) relasi antar anggota

keluarga; (c) suasana rumah; (d) keadaan ekonomi keluarga; (e) pengertian

orang tua; (f) latar belakang kebudayaan. 2) Faktor sekolah, faktor yang

mempengaruhi belajar ini mencakup; (a) metode mengajar; (b) kurikulum; (c)

relasi guru dengan siswa; (d) relasi siswa dengan siswa; (e) disiplin sekolah;

(f) metode belajar. 3) Faktor masyarakat, dalam faktor ini meliputi; (a)

kegiatan siswa dalam masyarakat; (b) media masa; (c) teman bergaul; (d)

bentuk kehidupan masyarakat.

Dari pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor

yaitu dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (intern) dan faktor

dari luar diri siswa yaitu faktor ekstern. Dengan demikian hasil belajar adalah

sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau pikiran yang

mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan

kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak

pada diri individu penggunaan penilaian terhadap sikap.

2.5.2 Evaluasi Mata Pelajaran IPA

Evaluasi bermaksud untuk mendapatkan informasi sejauh mana kegiatan

pembelajaran IPA pada materi sifat-sifat cahaya dan pemanfaatannya memberikan

pengetahuan kepada peserta didik. Pada saat melaksanakan evaluasi hasil belajar

IPA, seorang guru IPA di SD harus terlebih dahulu mengulang kembali materi

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu … · 2016. 8. 9. · BAB II . LANDASAN TEORI . 2. 1. Kajian Teori . 2. 1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Hakikat

27

yang telah dipelajari secara rinci dan tepat terhadap tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya (tercantum dalam indikator maupun tujuan pembelajaran), artinya

seorang guru IPA harus secara tepat menentukan kemampuan apa (sesuai dengan

klasifikasi bloom) yang diharapkan dalam tujuan yang telah ditentukan.

Ketepatan penentuan kemampuan yang diharapkan ini akan berpengaruh terhadap

instrument yang dibuat untuk mengukur hasil belajar siswa kita.

Bentuk evaluasi yang digunakan adalah Evaluasi formatif. Evaluasi formatif

merupakan tes yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok

bahasan/topik, dan di maksudkan untuk mengetahui sejauh manakah proses

pembelajaran telah berjalan sebagaimna yang direncanakan. Eavaluasi ini

benbentuk tes tertulis, dengan instrument pilihan ganda. Dengan demikian maka

evaluasi formatif merupakan suatu jenis evaluasi yang disajikan di tengah

program pengajaran yang mempunyai fungsi untuk memantau (memonitor),

dimana untuk dapat mengetahui kemauan belajar siswa dalam kesehariannya pada

proses kegiatan belajar mengajar demi memberikan suatu umpan balik, baik

kepada siswa maupun seorang guru.

2.6 Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian tentang model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation yang diterapkan dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa,

diantaranya:

Penelitian yang dilakukan oleh Yoyyan Alfiyatu Zuhriyah tahun 2010.

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Model Belajar Kooperatif Tipe Group

Investigation Terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran

Periferal Kelas X TKJ di SMK N 6 Malang. Penelitian ini menngunakan metode

eksperimen semu dengan menggunakan Pretest dan post test Control Design.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes

dan observasi. Metode tes digunakan untuk mengukur kognitif siswa dan tes

observasi digunakan untuk mengukur psikomotor siswa selama proses

pembelajaran berlangsung di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Metode tes dan

psikomotor digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yang dilihat dari

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu … · 2016. 8. 9. · BAB II . LANDASAN TEORI . 2. 1. Kajian Teori . 2. 1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Hakikat

28

pretest dan post test. Dari analisis data diperoleh hasi penelitian sebagai berikut:

1) tidak ada perbedaan kemampuan awal siswa kelas eksperimen maupun kelas

kontrol sebelum diberi perlakuan. 2) ada perbedaan hasil belajar secara signifikan

antara kelas eksperimen dan kontrol setelah diberi perlakuan untuk kelas

eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation

dan kelas kontrol menggunakan metode konvensional (metode ceramah terbuka)

sehingga diperoleh (2,089) (1,658) 3) minat belajar kelas kontrol

tidak ada hubungan dengan hasil belajar dan minat belajar kelas eksperimen ada

hubungan positif dan signifikan dengan hasil belajar.

Shinta Yan Putri Kirana dengan judul “Pengaruh Cooperative Learning

Dengan Model Group Investigation Terhadap Sikap dan Hasil Belajar Siswa XII

IPS SMA Negeri 1 Krembung. Tahun Pelajaran 2010/2011”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan sikap belajar dan hasil belajar

siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif model group investigation

dengan siswa yang diajar menggunakan metode konvensional. Penelitian ini

merupakan penelitian quasy eksperimen. Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah siswa XII IPS SMA Negeri 1 Krembung tahun ajaran

2010/2011. Sedangkan sampel yang digunakan adalah siswa kelas XII IPS 1

sebagai kelas eksperimen dan XII IPS 3 sebagai kelas kontrol. Analisis hasil

penelitian yang dipakai adalah uji beda rata-rata (Uji-T). Hasil penelitian ini yang

pertama menunjukkan tidak ada perbedaan secara signifikan sikap belajar antara

kelas yang diajar dengan pembelajaran kooperatif model group investigation

dengan siswa yang diajar dengan menggunakan metode konvensional. Kemudian

yang kedua menunjukkan ada perbedaan secara signifikan hasil belajar antara

kelas yang diajar dengan pembelajaran kooperatif model group investigation

dengan siswa yang diajar menggunakan metode konvensional.

Dari dua penelitian yang relevan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) tidak dapat

meningkatkan sikap belajar tetapi dapat meningkatkan hasil belajar.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu … · 2016. 8. 9. · BAB II . LANDASAN TEORI . 2. 1. Kajian Teori . 2. 1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Hakikat

29

2.7 Kerangka Berpikir

Di dalam pembelajaran di sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran

IPA, banyak siswa yang motivasinya rendah dalam pembelajarannya. Hal tersebut

akibat dari pembelajaran yang bersifat konvensional. Rendahnya motivasi siswa

dapat dilihat dari bebagai hal, diantarnya banyak siswa yang tidur saat pelajaran,

banyak siswa yang tidak mengerjakan PR, siswa merasa kesal jika mendapat tugas

dari guru dan pada mata pelajaran IPA siswa banyak yang dibawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM).

Model yang akan diteliti pengaruhnya terhadap hasil belajar IPA adalah

model pembelajaran kooperatif tipe Group Inventigation (GI). Sebagai

pembanding dari model GI tersebut adalah model pembelajaran

ceramah/konvensional. Selama ini guru dalam mengajarkan materi cenderung

menggunakan model pembelajaran ceramah. Dimana pelaksanaannya adalah guru

sebagai pusatnya informasi dan mengajar secara klasikal didalam kelas. Dalam

pembelajaran IPA siswa hanya mengikuti aturan dan arahan dari guru tanpa siswa

bisa mengkonstruksi sendiri pengetahuannya. Siswa kurang dirangsang berpikir

untuk memecahkan masalah sehingga siswa hanya bersikap pasif. Semua anak

dianggap memiliki kemampuan yang sama, sehingga anak tidak bisa

menunjukkan bakat dan keahliannya secara maksimal. Dalam pembelajaran IPA

jika siswa hanya pasif, maka mengakibatkan siswa mudah bosan dan jenuh.

Akibatnya adalah berpengaruh pada hasil belajar IPA yang rendah.

Upaya peningkatan hasil belajar IPA bisa dilakukan dengan menerapkan

model pembelajaran inovatif yaitu model pembelajaran GI. Pembelajaran GI

adalah suatu model pembelajaran yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas

siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat

mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam

menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi

sehingga guru bertugas sebagai fasilitator dan siswa yang bekerja secara aktif.

Tujuan model GI adalah untuk bekerja sama memecahkan suatu masalah didalam

kelompok. Landasan filosofi GI adalah konstruktivisme, Piaget mengemukakan

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu … · 2016. 8. 9. · BAB II . LANDASAN TEORI . 2. 1. Kajian Teori . 2. 1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Hakikat

30

filosofi belajar penggunaan kelompok-kelompok belajar dengan kemampuan

anggota-anggota yang beragam sehingga akan terjadi perubahan konseptual.

Berdasarkan landasan tersebut, pembelajaran IPA yang dilaksanakan akan

berpusat pada siswa (student centered). Dengan hal ini, siswa benar-benar akan

membangun pengetahuannya sendiri, sehingga hasil belajar IPA yang dihasilkan

juga baik.

Bertolak dari pemikiran di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan

menciptakan suasana pembelajaran berpusat pada siswa, menyenangkan dan

menarik minat siswa akan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Dengan demikian, penerapan model pembelajaran GI memberikan pengaruh yang

positif dan signifikan terhadap hasil belajar IPA.

Untuk memperjelas kerangka pemikiran ini, maka dapat digambarkan

kerangka pemikiran pada gambar 2.1 sebagai berikut:

kerangka pemikiran pada gambar 2.1 sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Hasil belajar Baik

- Siswa aktif

- Pembelajaran

menyenangkan

- Guru sebagai fasilitator

Kelas Eksperimen

Pembelajaran Model GI

Hasil belajar rendah

- Siswa Pasif

- Pembelajaran membosankan

- Guru peran utama dalam kelas

Kelas Kontrol

Pembelajar

Ceramah/Konvensional

Pembelajaran IPA

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu … · 2016. 8. 9. · BAB II . LANDASAN TEORI . 2. 1. Kajian Teori . 2. 1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Hakikat

31

2.8 Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis nol.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas maka hipotesis penelitian

untuk hasil belajar yaitu:

1. Ho menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan antara penerapan model

pembelajaran group investigation (GI) dengan model pembelajaran

ceramah/konvensional terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SD N

Cermo 2 dan SD N Trosobo 1 Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali semester

2 tahun pelajaran 2013/2014

2. Ha menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara penerapan model

pembelajaran group investigation (GI) dengan model pembelajaran

ceramah/konvensional terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SD N

Cermo 2 dan SD N Trosobo 1 Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali semester

II tahun pelajaran 2013/2014.

Sedangakan hipotesis penelitian untuk sikap belajar yaitu sebagai berikut:

1. Ho menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan antara penerapan model

pembelajaran group investigation (GI) dengan model pembelajaran

ceramah/konvensional terhadap sikap belajar IPA pada siswa kelas 5 SD N

Cermo 2 dan SD N Trosobo 1 Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali semester

2 tahun pelajaran 2013/2014

2. Ha menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara penerapan model

pembelajaran group investigation (GI) dengan model pembelajaran

ceramah/konvensional terhadap sikap belajar IPA pada siswa kelas 5 SD N

Cermo 2 dan SD N Trosobo 1 Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali semester

II tahun pelajaran 2013/2014.

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas maka dapat diketahui

hasilnya, apabila signifikansinya > 0,05 maka menunjukkan bahwa Ho diterima

dan Ha ditolak. Tetapi apabila signifikansinya < 0,05 maka menunjukkan Ho

ditolak dan Ha diterima.