bab ii kajian teori dan hipotesis 2.1 hakikat kinerja guru...

30
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil atau ketingkatan keberhasilan seorang secara keseluruhan selama priode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kreteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah dipakai bersama. Performance diterjemehkan menjadi kinerja, juga berarti prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau pencapain kerja atau hasil kerja/ untuk kerja/ penampilan kerja. Berkaitan dengan kinerja, Sondang P. Siagian (2002: 40) mengemukakan bahwa kinerja seseorang dan produktivitas kerjanya ditentukan oleh tiga factor utama berikut: (1) Motivasinya Yang dimaksud dengan motivasi ialah daya dorong yang dimiliki, baik secara intrinsik maupun ekstrinsik, yang membuatnya mau dan rela untuk bekerja sekuat tenaga dengan mengarahkan segala kemampuannya yang ada demi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan berbagai sasarannya. Keberhasilan organisasional tersebut memungkinkan yang bersangkutan untuk mencapai tujuan pribadinya berupa harapan, keinginan, cita-cita dan berbagai jenis kebutuhannya. 9

Upload: vuongdan

Post on 12-May-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

9

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Hakikat Kinerja Guru

2.1.1 Pengertian Kinerja

Kinerja adalah hasil atau ketingkatan keberhasilan seorang secara keseluruhan

selama priode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai

kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kreteria yang telah

ditentukan terlebih dahulu dan telah dipakai bersama. Performance diterjemehkan

menjadi kinerja, juga berarti prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau pencapain

kerja atau hasil kerja/ untuk kerja/ penampilan kerja.

Berkaitan dengan kinerja, Sondang P. Siagian (2002: 40) mengemukakan

bahwa kinerja seseorang dan produktivitas kerjanya ditentukan oleh tiga factor utama

berikut:

(1) Motivasinya

Yang dimaksud dengan motivasi ialah daya dorong yang dimiliki, baik secara

intrinsik maupun ekstrinsik, yang membuatnya mau dan rela untuk bekerja sekuat

tenaga dengan mengarahkan segala kemampuannya yang ada demi keberhasilan

organisasi dalam mencapai tujuan dan berbagai sasarannya. Keberhasilan

organisasional tersebut memungkinkan yang bersangkutan untuk mencapai tujuan

pribadinya berupa harapan, keinginan, cita-cita dan berbagai jenis kebutuhannya.

9

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

10

(2) Kemampuannya

Ada kemampuan yang bersifat fisik dan ini lebih diperlukan oleh karyawan

yang dalam pelaksanaan tugasnya lebih banyak menggunakan otot. Di lain pihak, ada

kemampuan yang bersifat mental intelektual, yang lebih banyak dituntut oleh

penyelesaian tugas pekerjaan dengan menggunakan otak. Sudah barang tentu mereka

yang lebih banyak menggunakan otot, tetap harus menggunakan otak, dan sebaliknya,

mereka yang lebih banyak menggunakan otak, tetap dituntut memiliki kemampuan

fisik.

(3) Ketepatan Penugasan

Dalam dunia manajemen ada ungkapan yang mengatakan bahwa yang tidak

mengenali secara tepat pengetahuan, keterampilan, kemajuan, bakat dan minat para

bawahannya. Memang telah terbukti bahwa dengan penempatan yang tidak tepat,

kinerja seseorang tidak sesuai dengan harapan manajemen dan tuntutan organisasi,

dengan demikian, mereka menampilkan produktivitas kerja yang rendah.

Demikian pula Dimyanti dan Mudjiono (2000; 42) mengartikan kinerja

sebagai tenaga yang menggerakan aktifitas seseorang. Sedangkan Gray (dalam

Winardi, 2002:1) bepandangan bahwa kinerja merupakan hasil sejumlah proses, yang

bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya

sikap antusiasme dan parsistens, dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.

Menurut Fillmore (dalam Mangkunegara, 2001:93) memandang bahwa

kinerja adalah suatu kondisi yang menggerakan manusia kearah satu tujuan tertentu.

Sedangkan proyek pengembangan institusi pendidikan merumuskan bahwa kinerja

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

11

adalah “kemampuan untuk berbuat sesuatu”. Feldman (dalam Rahim 2005: 9)

mengemukakan bahwa kinerja merupakan kombinasi atau panduan antara motivasi

yang ada pada diri seseorang dan kemampuannya melakukan pekerjaan.

Sementara itu terkait dengan lingkungan kerja, Ernest (dalam Mangkunegara,

2001:94) mengartikan kinerja sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan,

mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan degan lingkungan kerja.

Berdasarkan pengertian ini maka kinerja dapat diartikan sebagai dorongan untuk

bekerja dengan baik sebagai wujud dedikasi dan keinginan untuk mengabdi sesuai

dengan amanah profesi.

Terkait dengan pengertian kinerja guru, Burhanudin (2007:1) mengemukakan

bahwa kinerja guru adalah gambaran kualitas kerja yang dimiliki guru dan

termanifestasi melalui penguasaan dan aplikasi atas kompetensi guru. Pandangan ini

menunjukan bahwa kinerja pada dasarnya merupakan gambaran dari penguasaan dan

aplikasi terhadap kompetensi guru dalam mengaktualisasikan tugas dan perannya

sebagai guru.

Pendapat lain dikemukakan oleh Cambel (dalam Burhanudin,2007:2) yang

mengemukakan bahwa kinerja guru merupakan suatu konstruk multidimensional

yang mencakup banyak factor yang mempengaruhinya. Factor-faktor kinerja yang

mempengaruhi kinerja guru adalah:

1. Factor personal/individu, meliputi: pengetahuan, keterampilan, (skil),

kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh setiap

individu;

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

12

2. Factor kepemimpinan, meliputi: kualitas dalam memberikan dorongan, semangat,

arahan dan dukungan yang memberikan manajer dan Team Leader ;

3. Factor tim, meliputi: kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan

dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesame anggota tim, kekompakkan dan

keeratan anggota tim;

4. Factor system, meliputi: system kerja, fasilitas kerja, atau infrastruktur yang

diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan kultur kinerja dalam organisasi;

5. Factor kontekstual (situasional), meliputi: tekanan dan perubahan lingkungan

eksternal dan internal;

Supertini (2001) mengemukakan apabila para guru mempunyai kinerja yang

tinggi, mereka akan terdorong dan berusaha untuk meningkatkan kemampuannya

dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum yang berlaku di

sekolah sehingga diperoleh hasil kerja yang maksimal.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka pengertian kinerja guru adalah

suatu perubahan energy pada diri seseorang dan kesediaan untuk melaksanakan upaya

tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan keorganisasian, yang di tandai dengan

munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru

a. Kinerja Guru Dalam Mendesain Program Pengajaran

Menurut Syarifudin Nurdin (2008 ; 83) Salah satu dari tahapan mengajar yang

harus dilalui oleh guru adalah menyusun perencanaan pengajaran atau dengan kata

lain disebut juga dengan mendesain program pengajaran dalam implementasi

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

13

kurikulum atau pelaksanaan pengajaran, dan menilai hasil belajar siswa merupakan

rangkaian kegiatan yang saling berurutan dan tak terpisahkan satu sama lainnya,

kurikulum, perencanaan kegiatan, evaluasi pengajaran, kegiatan pengajaran.

Kurikulum, Perencanaan pengajaran.

Proses belajar mengajar merupakan interaksi edukatif yang dilakukan oleh guru

dan siswa di dalam situasi. Mengajar atau lebih spesifik lagi melaksanakan proses

belajar mengajar bukanlah suatu pekerjaan yang mudah dan dapat terjadi begitu saja

tanpa direncanakan sebelumnya, akan tetapi mengajar itu merupakan suatu kegiatan

yang semestinya direncanakan dan didesain sedemikian rupa mengikuti langkah-

langkah dan prosedur tertentu. Sehingga dengan demikian pelaksanaannya dapat

mencapai hasil yang diharapkan.

Pada prinsipnya terdapat beberapa karakteristik yang perlu dimiliki oleh

seorang guru, yaitu : a) harus bersedia membuat rencana, b) Mengorganisasikan

sesuatu dengan baik, c) Bersemangat, d) Mau terlibat secara langsung, e) Periang.

Dengan memiliki karakteristik ini guru harus dapat mengenal, menguasai

cara, menghayati dan melaksanakan tugasnya serta mengetahui batas-batas

kemampuan sendiri, siap dan mampu menemukan sumber yang dapat membantu

mengatasi keterbatasannya.

b. Kinerja Guru Dalam Melaksanakan Proses Belajar Mengajar

Menurut Syarifudin Nurdin, (2008: 91) terdapat sejumlah kinerja

(performance) guru/staf mengajar dalam melaksanakan proses belajar mengajar,

diantaranya : Model Rob Norris, model Oregon dan model Stanford.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

14

Berikut ini dikemukakan secara singkat diskripsi model-model tersebut :

1. Model Rob Norris

Pada model ini ada beberapa komponen kemampuan mengajar yang perlu

dimiliki oleh seorang staf pengajar / guru yakni : a) kualitas-kualitas personal dan

professional, b) persiapan mengajar, c) perumusan tujuan pembelajaran, d)

Penampilan guru dalam mengajar dikelas, e) penampilan siswa dalam belajar, f)

Evaluasi.

2. Model Oregon

Menurut model ini kemampuan mengajar dikelompokkan menjadi lima bagian,

a) perencanaan dan persiapan mengajar, b) kemampuan guru dalam mengajar dan

kemampuan siswa dalam belajar, c) kemampuan mengumpulkan dan menggunakan

informasi hasil belajar, d) kemampuan hubungan interpersonal yang meliputi

hubungan dengan siswa, supervisor dan guru sejawat, e) kemampuan hubungan

dengan tanggung jawab profesional

3. Model Stanford

Model ini membagi kemampuan mengajar dalam lima komponen, tiga dari lima

komponen tersebut dapat diobservasi dikelas, meliputi komponen tujuan, komponen

guru mengajar dan komponen evaluasi.

Mengingat dalam pembahasan tulisan ini dalam Supartini (2001) terfokus pada

pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas, maka pembahasan diarahkan pada

aspek-aspek yang termasuk pada kompetensi professional yang akan ditampilkan oleh

pengajar dalam proses belajar mengajar, antara lain :

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

15

1. Menggunakan metode pembelajaran

Secara umum, pemilikan suatu metode mengajar dipengaruhi oleh tujuan

instruksional. Hal ini dapat mencakup : a) penerimaan pegetahuan yang berupa fakta,

konsep prinsip, b) aplikasi pengetahuan atau penerimaan keterampilan, c) tujuan yang

bersifat efektif atau motifasional yaitu berhubungan dengan pengembangan atau

perubahan sikap dan perasaan.

Dalam menggunakan metode mengajar disamping dilator belakangi oleh

beberapa factor tersebut, dipersyaratkan pula kepada dalam hal ini guru, mengetahui

dan menguasai metode yang akan disampaikan.

2. Menggunakan alat pelajaran

Alat pengajaran adalah segala alat yang dapat menunjang keefektifan dan

efisiensi pengajaran. Alat pengajaran sering puladiartikan oleh sebagian orang dengan

istilah sarana belajar atau sarana pengajaran. Alat pengajaran ini dapat mempengaruhi

tingkah laku siswa sebab alat pengajaran tersebut termasuk bagian dari sumber

pengajaran. Alat pengajaran secara umum misalnya papan tulis, papan flannel, papan

magnetik dan akasis.

3. Menggunakan media pembelajaran

Fungsi media dalam proses belajar mengajar tidak hanya sebagai alat yang

digunakan oleh guru, tetapi juga mampu mengkomunikasikan pesan kepada peserta

didik. Pada dasarnya fungsi media adalah menumbuhkan motivasi peserta didik,

dapat mengingat pelajaran dengan mudah, peserta didik menjadi aktif dalam

merespon, member umpan balik dengan cepat, menolong peserta didik untuk

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

16

melaksanakan kegiatan praktik dengan cepat. Intinya adalah bahwa penggunaan

media itu merupakan cara untuk memotifasi dan berkomunikasi dengan peserta didik

agar lebih efektif.

Penggunaan media hendaknya didasarkan pada prinsip-prinsip pemilihan

media, antara lain : 1) tujuan penelitian, 2) karakteristik media pengajaran, 3)

alternative pemilihan. Factor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media

pengajaran antara lain : a) objektifitas, b) program pengajaran, e) Sasaran program, d)

situasi dan kondisi, e) kualitas tehnik, f) keefektifan dan efisiensi penggunaan.

4. Bahan pembelajaran

Konten atau materi pelajaran merupakan komponen kurikulum yang amat

penting. Konten menyangkut jawaban atas pertanyaan, “apa yang akan diajarkan ?” .

secara umum konten kurikulum merupakan tiga komponen utama, yaitu ilmu

pengetahuan, keterampilan dan sikap (nilai-nilai). Boleh dikatakan semua mata

pelajaran mengandung unsur kognitif, afektif dan psikomotorik atau keterampilan.

5. Mendorong dan mengoptimalkan siswa dalam proses pembelajaran

Siswa belajar melalui interaksi dengan lingkungannya, lingkungan orang-

orang, alat-alat, ide-ide. Tugas utama guru adalah menciptakan lingkungan tersebut

untuk mendorong siswa melakukan interaksi yang produktif dan member pengalaman

belajar yang dibutuhkan.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

17

6. Melaksanakan penilaian hasil belajar (pencapaian siswa) dalam proses belajar

mengajar

Penilaian atau evaluasi berarti suatu tindakan untuk menentukan nilai sesuatu.

Bila penilaian ini digunakan dalam kegiatan interaksional, maka penilaian iu berarti

suatu tindakan untuk menentukan segala sesuatu dalam kegiatan instruksional selama

proses belajar mengajar berlangsung. Yang mengambil tindakan/keputusan dalam hal

ini adalah “pengajaran” untuk mendapatkan balikan atas usaha yang dilakukannya.

Beberapa aktivitas yang perlu dilakukan oleh pengajar dalam menilai

pencapaian siswa selama proses belajar mengajar berlangsung adalah :

1. Penilaian pada permulaan proses belajar mengajar, dimaksudkan agar guru

mampu mengetahui kesiapan terhadap bahan pelajaran yang akan diajarkan,

hasilnya akan dipakai untuk memantapkan strategi mengajar

2. Penilaian pada proses belajar mengajar, dimaksudkan untuk mendapatkan umpan

balik terhadap tujuan yang hendak dicapai.

3. Penilaian pada akhir proses belajar mengajar, dimaksudkan untuk mengetahui

capaian siswa terhadap tujuan yang telah ditetapkan.

Dengan demikian jelaslah bahwa penilaian yang dilakukan melalui tahap

permulaan proses belajar mengajar, tahap pelaksanaan dan tahap akhir proses belajar

mengajar.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

18

Berdasarkan uraian di atas, untuk mendukung kinerja guru, maka harus

diperhatikan hal-hal berikut ini :

1. Professional guru dan kematangan dalam melaksanakan tugas guru, misalnya :

Guru memahami keadaan peserta didik secara perorangan dan memelihara

suasana belajar yang baik.

2. Keberadaan peserta didik (rasa aman dalam belajar, kesiapan belajar, bebas dari

rasa cemas).

2.2 Karakteristik Guru Yang Memiliki Kinerja Tinggi

Hamalik (2005:45) mengemukakan bahwa jabatan guru adalah suatu jabatan

profesi. Guru dalam tulisan ini adalah guru yang melakukan fungsinya di sekolah.

Dalam pengertian tersebut, telah terkandung suatu konsep bahwa guru profesional

yang bekerja melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah harus memiliki kompetensi-

kompetensi yang dituntut agar guru mampu melaksanakan tugasnya dengan sebaik-

baiknya. Tanpa mengabaikan kemungkinan adanya perbedaan lingkungan social

cultural dari setiap intusisi sekolah sebagai indicator, maka guru yang dinilai

kompeten secara profesional, apabila:

1. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya.

2. Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranannya secara berhasil.

3. Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan instruksional sekolah.

4. Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses mengajar dan

belajar dalam kelas.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

19

Hamalik (2005:45) mengemukakan bahwa karakteristik guru yang memiliki

kinerja tinggi antara lain:

2.2.1 Memiliki Tanggung Jawab Terhadap Profesi

Hamalik (2005: 45-48) mengemukakan, Setiap guru profesional harus mampu

melaksanakan tanggung jawab dalam bidang pendidikan, tetapi di pihak lain dia juga

mengemban sejumlah tanggung jawab dalam bidang pendidikan. Guru selaku

pendidik bertanggung jawab mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada

generasi muda sehingga terjadi proses konservasi nilai, bahkan melalui proses

pendidikan diusahakan terciptanya nilai-nilai baru. Dalam konteks ini pendidik

berfungsi menciptakan, memodifikasi, dan mengkonstruksikan nilai-nilai baru.

Guru akan mampu melaksanakan tanggung jawabnya apabila dia memiliki

kompetensi yang diperlukan untuk itu, setiap tanggung jawab memerlukan sejumlah

kompetensi. Setiap kompetensi dapat dijabarkan menjadi sejumlah kompetensi yang

lebih kecil dan lebih khusus.

a. Tanggung jawab moral

Setiap guru profesional berkewajiban menghayati dan mengamalkan Pancasila

dan bertanggung jawab mewariskan moral Pancasila itu serta nilai-nilai Undang-

Undang Dasar 1945 kepada generasi muda. Tanggung jawab ini, merupakan

tanggung jawab moral bagi guru di Indonesia. Dalam hubungan ini, setiap guru harus

memiliki kompetensi dalam bentuk kemampuan menghayati dan mengamalkan

Pancasila.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

20

b. Tanggung jawab dalam Bidang Pendidikan di Sekolah

Guru bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pendidikan di sekolah dalam

arti memberikan bimbingan dan pengajaran kepada para siswa. Tanggung jawab ini

direalisasikan dalam bentuk melaksanakan pembinaan kurikulum, menuntun pada

siswa belajar, membina pribadi, watak, dan jasmaniah siswa, menganalisis kesulitan

belajar, serta menilai kemajuan belajar para siswa.

c. Tanggung jawab guru dalam Bidang Kemasyarakatan

Guru profesional tidak dapat melepaskan dirinya dari bidang kehidupan

kemasyarakatan. Di satu pihak guru adalah warga masyarakatnya dan di lain pihak

guru bertanggung jawab turut serta memajukan kehidupan masyarakat. Guru turut

bertanggung jawab memajukan kesatuan dan persatuan bangsa, mengsukseskan

pembangunan nasional serta menyukseskan pembangunan daerah khususnya yang

dimulai dari daerah di mana dia tinggal.

d. Tanggung jawab dalam Bidang Keilmuan

Guru selaku ilmuan bertanggung jawab turut memajukan ilmu, terutama ilmu

yang telah menjadi spesialisasinya. Tanggung jawab ini dilaksanakan dalam bentuk

mengadakan penelitian dan pengembangan.

Demikian analisis tersebut kiranya kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap

guru profesional sesungguhnya sangat luas jika ditinjau dalam hubungan dengan

tanggung jawab profesionalnya. Kompetensi yang sangat luas itu akan lebih

diperjelas kembali dalam pembahasan berikutnya dalam konteks fungsi dan peranan

guru profesional.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

21

2.2.2 Fungsi dan Peranan Guru Yang Tinggi Dalam Menjalankan Aktivitas

Profesi

Sebagaimana telah di kemukakan bahwa profesional guru mengandung

pengertian yang meliputi unsure-unsur kepribadian, keilmuan, dan keterampilan.

Dengan demikian dapat diartikan, bahwa kinerja guru yang tinggi tentu saja akan

meliputi ketiga unsure tersebut walaupun tekanan yang lebih besar terletak pada unsu

keterampilan sesuai dengan peran yang dikerjakannya.

Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa eksistensi kinerja yang terdapat pada

diri guru dicirikan oleh berbagai aspek diatas. Berbagai cirri diatas perlu dimiliki oleh

guru sebagai manifestasi dari kinerja yang tinggi dalam menjalankan aktivitas

profesinya.

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Keberadaan kinerja dalam diri seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Supartini (2001) mengemukakan berberapa faktor yang dapat menimbulkan kinerja

guru, baik bersifat motivator maupun faktor lainnya yang berada di lingkungan kerja

guru sekolah yaitu berupa : a) dorongan untuk bekerja, b) tanggung jawab terhadap

tugas, c) minat terhadap tugas, d) penghargaan atas tugas.

2.3.1 Dorongan Untuk Bekerja

Seorang termasuk guru akan melaksanakan suatu pekerjaan tertentu,

dimaksudkan sebagai upaya untuk merealisasikan keinginan-keinginan yang ada pada

dirinya. Keinginan-keinginan yang dimaksudkan berkaitan dengan jenis-jenis

kebutuhan yang ada. Maslow (dalam Supartini 2001) mengelompokkan jenis-jenis

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

22

kebutuhan dalam suatu hierarki, yaitu kebutuhan psikologis, kebutuhan keamanan,

kebutuhan cinta kasih, dan kebutuhan akualitasi diri.

Demikian halnya dengan kinerja guru di sekolah, ia akan dipengaruhi oleh

keinginan-keinginan yang ada padanya. Apabila ia mempunyai keinginan yang kuat

sesuai perannya, ia akan berusaha melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan

upaya pengembangan pedidikan di sekolah secara optimal sesuai dengan

keinginannya.

2.3.2 Tanggung Jawab Terhadap Tugas

Sebagai konsekuensi atas jabatan yang diemban guru, maka seorang guru

akan mempunyai sejumlah tugas yang harus dilakukan sesuai jabatannya. Beban

tugas ini berkaitan dengan kuantitas dan kualitas tugas yang diberikan guru. Dengan

demikian, berat ringannya beban tugas yang ada pada guru akan mempengaruhi

usaha-usahanya dalam bekerja sesuai kemampuannya.

Kinerja guru dalam aplikasi pendidikan di sekolah akan ditentukan oleh besar

kecilnya tanggung jawab yang ada pada diri guru dalam melaksanakan tugas. Dengan

tanggung jawab ini, para guru akan memiliki kebebasan untuk memutuskan sendiri

apa yang dihadapinya dan bagaimana menyelesaikannya sendiri tugas-tugas yang

diberikan kepadanya. Pemberian tanggung jawab secara individual kepada guru

memungkinkan member kesempatan kepada guru untuk mengomptimalkan segenap

potensi yang dimilikinya dalam bekerja. Pada akhirnya, ia akan mencapai kesuksesan

dalam merealisir keinginan-keinginan yang didambakan.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

23

2.3.3 Minat Terhadap Tugas

Guru melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepada dirinya dapat

dikatakan sebagai realisasi dari kegiatan-kegiatan yang didambakan. Pelaksanaan

suatu tugas dapat berjalan dengan lancer dan mencapai sasarannya, antara lain

diwarnai oleh ada tidaknya minat guru terhadap suatu tugas yang akan mempengaruhi

kadar atau mutu kinerja gutu dalam aplikasi pendidikan di sekolah. Nawawi (dalam

Supartini, 2001:3) mengatakan bahwa minat dan kemampuan terhadap sesuatu

pekerjaan berpengaruh pula terhadap moral kerja.

Minat (interest) adalah dorongan untuk memilih suatu objek atau tidak

memilih objek lain yang sejenis. Objek minat dapat berupa benda, kegiatan, jabatan

atau pekerjaan, orang, dan lain-lain. Sedangkan minat diekspresikan dengan perasaan

suka atau tidak suka terhadap objek. Dalam hubungannya dengan minat guru

terhadap tugas di sekolah berarti di dalam diri guru terdapat perasaan untuk

melaksanakan kegiatan pendidikan di sekolah secara maksimal. Hal ini disebabkan

karena pengaruh dari dalam diri atau luar diri guru.

2.3.4 Penghargaan Atas Tugas

Penghargaan atas suatu jabatan atau keberhasilan yang dicapai guru dalam

bekerja merupakan salah satu motivator yang mendorongnya bekerja lebih baik.

Penghargaan, penghormatan, pengakuan, serta perlakuan terhadap karyawan pendidik

sebagai subyek atau manusia yang memiliki kehendak, pikiran, perasaan dan lain-lain

sangat besar pengaruhnya terhadap moral kerja mereka.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

24

Adanya penghargaan terhadap tugas dapat menyebabkan munculnya rasa

cinta dan bangga terhadap tugas-tugas yang diberikan. Rasa cinta dan bangga yang

dimilikinya memungkinkan yang bersangkutan dapat melaksanakan tugasnya dengan

penuh kesungguhan dan tanggung jawab. Hal ini disebabkan karena adanya

penghargaan ini dapat memberi kepuasan kepadanya sehinga menyebabkan mereka

bekerja lebih giat lagi.

Sehubungan dengan beberapa tugas guru yang berkaitan dengan

perkembangan kurikulum di sekolah, apabila guru menghargai terhadap tugas-tugas

tersebut maka guru yang bersangkutan dalam bekerjanya akan diawasi oleh rasa cinta

dan bangga sehingga memungkinkan mereka dapat mengoptimalkan pola kerjanya.

Rasa cinta dan bangga ini tidak harus ditampakan lewat kata-kata, tetapi yang lebih

penting adalah realisasinya di dalam tindakan. Ia akan selalu memperhatikan tugas-

tugas yang diberikan meskipun ringan dalam pelaksanaannya, tidak merasa rendah

diri bila berada di luar lingkungan kerja, menjaga harkat dan martabat jabatan guru,

dan berusaha meningkatkan citra guru pada dunia luar melalui pengabdian kepada

masyarakat.

2.4 Upaya yg dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru tersertifikasi

Risa Maulana (2013: 34) Guru yang mampu meningkatkan kinerjanya adalah

guru-guru yang memiliki komitmen tinggi untuk selalu mengembangkan potensi

peserta didiknya sehingga mampu menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan

Yang Maha Esa, bertakwa, berahlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, cakap, dan

mandiri, serta mampu menjadi warga Negara yang bertanggung jawab dan

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

25

demokratis, Sementara itu, beberapa kemudahan yang dapat diberikan pemerintah

sebagai upaya pengembangan akademik dan kompotensi, antara lain berupa

pemberian biaya bantuan pendidikan dan beasiswa bagi guru dalam jabatan untuk

meningkatkan kemampuan akademik dan kompotensinya.

Risa Maulana (2013: 59) Beberapa upaya pendahuluan untuk meningkatkan

kemampuan mengajar guru yaitu sebagai berikut:

a. Paham tentang wawasan atau landasan dunia pendidikan termaksut mengenai

teori belajar

b. Paham terhadap peserta didik

c. Bisa mengembangkan kurikulum atau silabus

d. Mampu merancang pola pengajaran yang baik dan tepat

e. Menerapkan pola pengajaran yang mendidik dan dua arah (terjadi dialog timbale

balik antara peserta didik dan tenaga pengajar)

f. Mahir mengunakan beberapa teknologi dalam proses pengajaran

g. Bias mengevaluasi hasil belajar para peserta didik dengan baik

h. Memiliki kemampuan personal untuk membantu peserta didik menonjolkan

kemampuanya.

Sebagai tenaga pendidik, memahami peserta didik adalah kecakapan atau

kompotensi yang jelas-jelas harus dimiliki. Dengan memahami peserta didik secara

baik hal tersebut akan membantu dalam keberhasilan sebuah proses belajar mengajar.

Yang perluh diketahui adalah proses belajar mengajar akan berhasil jika

mementingkan hal-hal dari pihak peserta didik, seperti situasi peserta didik, kondisi,

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

26

serta yang terpenting adalah karakteristik dari peserta didik. Suatu proses belajar

mengajar tidak akan berhasil jika semua permulaanya berdasarkan kepentingan anda

selaku tenaga pendidik.

2.5 Hakikat Penilaian Kinerja

2.5.1 Pengertian Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja menurut Siegel dan Marcon (dalam Mulyadi 2001:415)

adalah penentuan secara periodic efektifitas operasional suatu organisasi, bagian

organisasi, dan pegawainya berdasarkan sasaran dan criteria yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Hansen dan Mowen (1995) membedakan pengukuran kinerja secara

tradisional dan konteporer. Pengukuran kinerja tradisional dengan membandingkan

kinerja yang actual sesuai dengan karakteristik pertanggungjawabannya. Sedangkan

pengukuran kinerja konteporer menggunakan aktifitas sebagai pondasinya. Ukuran

kinerja dirancang untuk menilai seberapa baik aktifitas dilakukan dan dapat

mengidentifikasi apakah telah dilakukan perbaikan yang berkesinambungan.

Menurut Robert Bacal (Jaedun2009) penilaian atau evaluasi kinerja adalah

merupakan bagian dari manajemen kinerja (performance management) itu sendiri.

Mengimplikasi pendapat Robert Bacal (Akhmad Sudrajad, 2008a), manajemen

kinerja guru merupakan sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan

dilakukan dalam kemitraan antara seorang guru dengan penyelia, pengawas, atau

penilainya. Proses ini meliputi kegiatan membangun kesepakatan serta pemahaman

mengenai tuntutan yang ada, baik terkait dengan tanggung jawab terhadap

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

27

keberhasilan siswa, keberhasilan sekolah, maupun guru sendiri. Untuk menilai kinerja

guru diperlukan standar atau tolok ukur. Dalam praktik keseharian standar untuk

penilaian kinerja guru yang baik dapat diupayakan kesepakatan dari pihak yang akan

menilai (kepala sekolah) dan guru yang akan dinilai. Namun demikian, dalam konteks

kinerja guru profesional, maka tolok ukurnya harus berlandaskan pada standar yang

ada. Di India, ADEPTS (Advancement of Educational Performance through

TeacherSupport) ialah sebuah program peningkatan kinerja guru, yang didukung

UNICEF, telah menggunakan aspek performansi guru di kelas sebagai salah satu

standar utama guru berkinerja baik (Shukla Subir, 2008).

2.5.2 Tujuan Pengukuran Kinerja

Tujuan pokok pengukuran kinerja adalah untuk memotivasi pegawai dalam

mencapai tujuan organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah

ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.

Penilaian kinerja dilakukan pula untuk menekan perilaku yang tidak semestinya

(disfuctional behavior) dan untuk mendorong penilaian yang semestinya diinginkan

melalui umpan balik hasil kerja pada waktunya serta imbalan baik yang bersifat

intristik maupun ekstristik (Mulyadi 2001:416)

2.5.3 Manfaat Pengukuran Kinerja

Manfaat pengukuran kinerja adalah sebagai berikut (Mulyadi, 2001:416)

a. Mengelolah operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian

personel secara maksimum.

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

28

b. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penghargaan personel

seperti : promosi, transfer, dan pemberhentian

c. Mengidentifikasi kebutuhan penilaian dan pengembangan personel dan untuk

menyediakan criteria seleksi evaluasi program pelatihan personel.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 18 Tahun

2007 menyatakan bahwa sertifiksi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melaui uji

kompetensi dan uji kinerja. Kompetensi tersebut dilakukan dalam bentuk penilaian

terhadap kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru. Adapun aspek

yang dinilai dalam kinerja guru tersertifikasi adalah sebagai berikut:

1. Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku. Misalnya mulai

dan mengakhiri kegiatan pembelajaran sesuai dengan jadwal

2. Penampilan

Penampilan adalah berupa sikan dan perilaku positif yang dimiliki sesorang

dalam kegiatan sehari-hari serta memiliki penampilan yang simpatik dan wajar.

3. Kreativitas

Kreativitas adalah berupa sikap yang kreatif dan progresif yang dimiliki

seseorang sehingga mampu menghasilkan inovasi yang berguna bagi profesi dan

masyarakat luas.

4. Kesantunan Perilaku

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

29

Kesantunan perilaku adalah berupa sikan santun terhadap orang lain yang dimiliki

seseorang, misalnya dalam kehidupan sehari-hari berperilaku sopan terhadap

teman sejawat.

5. Kemampuan Kerjasama

Kemampuan bekerjasama adalah berupa kemampuan seseorang dalam

bekerjasama dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas.

6. Kemampuan berkomunikasi

Kemampuan berkomunikasi adalah dapat menyampaikan ide-idenya dengan

bahasa yang baik dan dapat dipahami oleh sasaran, misalnya dalam keseharian

dapat berkomunikasi secara baik dengan sejawat.

7. Keteladanan

Keteladanan adalah menjadi contoh atau rujukan dalam sikap dan perilaku bagi

orang lain, misalnya menjadi teladan bagi sejawat dan peserta didik dalam tutur

kata, berpakaian, dan lain-lain.

8. Komitmen

Komitmen adalah kesepakatan dalam melaksanakan tugas, misalnya seseorang

yang memiliki etos kerjat tinggi dan menaati kaidah-kaidah dalam tugas.

9. Semangat

Semangat adalah berupa etos kerja dalam melaksanakan tugas, bersemangat

melaksanakan dan menaati ketentuan yang berlaku.

10. Tanggungjawab

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

30

Tanggungjawab adalah sanggup menyelesaikan tugas sesuai dengan ketentuan,

misalnya melaksanakan pembelajaran dengan baik dan sesuai jadwal.

2.6 Sertifikasi Guru

Sertifikasi guru merupakan sala satu terobosan dunia pendidikan dalam

meningkatkan kualitas guru, sehingga kedepan semua guru memiliki sertifikat

sebagai lisensi atau ijin mengajar. Dengan demikian upaya profesionalisme guru akan

segera menjadi kenyataan, sehingga tidak setiap orang dapat menjadi guru, dan tidak

pula banyak orang yang menjadikan pekerjaan ini sebagai batu loncatan seperti yang

terjadi belakangan ini. Dikemukakan oleh Mulyasa (2011:1).

Sertifikasi guru sangat penting sekali yaitu untuk pemberdayaan guru menuju

guru yang professional. Pemberdayaan guru dimaksudkan untuk mengangkat harkat

dan martabat guru dalam kesejahteraannya, hak-haknya, dan memiliki posisi yang

seimbang dengan profesi lain yang lebih mapan kehidupannya. Sertifikasi guru

sebagai proses pemberdayaan, diharapkan adanya perbaikan tata kehidupan yang

lebih adil, demokratis, serta tegaknya kebenaran dan keadilan dikalangan guru dan

tenaga kependidikan.

Dalam undang-undang republic Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang guru

dan dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat

pendidik untuk guru dan dosen. Sendangkan sertifikat pendidik adalah bukti formal

sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.

Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

31

pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk

melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu.

Wibowo (2004) dalam bukunya Mulyasa, mengungkapkan bahwa sertifikasi

bertujuan untuk hal-hal sebagai berikut:

1. Melindungi profesi pendidikan dan tenaga kependidikan.

2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompoten, sehingga

merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan.

3. Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan dengan

menyidiakan rambu-rambu dan instrumen untuk melakukan seleksi terhadap

pelamar yang kompoten.

4. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan.

5. Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan tenaga

kependidikan.

2.6.1 Bentuk dan Syarat Guru tersertifikasi

Risa Maulana (2013:37-40) mengemukakan Ketika mengikuti program

sertifikasi, semua peserta, baik itu calon guru, maupun guru dalam jabatan akan

berhadapan dengan uji sertifikasi. Uji sertifikasi merupakan sebentuk tes yang

diujikan guna mengetahui sejauh mana kesiapan calon peserta untuk menjadi seorang

tenaga profesional. Tentunya, kesiapan kesiapan disini harus dibuktikan dengan

pemenuhan persyaratan yang sudah ditetapkan, yang meliputi penilaian kinerja guru

dan uji kompetensi. Untuk mengetahui kesiapan tersebut, maka dilakukan uji

sertifikasi yang berbentuk ujian tes dan ujian non tes.

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

32

Ujian tes dilakukan dengan mengujikan beberapa materi yang mencangkup

kompetensi pedagogic dan kompetensi profesional. Ujian tes dilakukan dengan

menyodorkan beberapa pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda kepada semua

peserta. Sendangkan ujian nontes dilakukan dengan menilai kinerja guru, terutama

yang berkaitan dengan aktivitas belajar mengajar. Beberapa hal yang disoroti dalam

ujian nontes, diantaranya meliputi penilaian terhadap kinerja dalam melaksanakan

proses belajar di kelas dan penilaian terhadap komponen-komponen yang biasa

disiapkan guru sebelum mengajar.

Jika guru yang bersangkutan tersebut berhasil lulus dalam serangkaian ujian

tadi, maka guru yang bersangkutan berhak untuk mendapatkan apa yang disebut

setifikat pendidik atau setifikat profesi lengkap dengan segala hak dan kewajiban

yang melekat didalamnya. Lantas, bagaimana wujud sertifikat yang sah? Sertifikat

guru dinyatakan sah jika didalanya terdapat nomor registrasi unik yang menjadi

identitas pemegang setifikat. Nomor identitas ini akan berbeda antara guru dengan

keahlian A dengan guru yang memiliki keahlian B. sertifikat profesi adalah sertifikat

yang dikeluakan Depdiknas. Lalu, bagaimana dengan peserta yang tdk lulus dalam uji

sertifikasi? Guru-guru yang dinyatakan tidak lulus dalam uji sertifikasi diwajibkan

untuk mengikuti pembinaan guru dan berhak melakukan uji sertifikasi ulang pada

periode selanjutnya.

Berdasarkan penjelasan diatas, ada beberapa alur proses sertifikasi secara

lengkap sebagai berikut:

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

33

a. Guru yang sudah memenuhi persyaratan akademik minimal S1/D4 dinyatakan

sebagai peserta sertifikasi.

b. Para peserta sertifikasi kemudian melakukan beberapa tahapan uji sertifikasi,

yang meliputi tes tulis dan tes nontulis yang meliputi penilaian (self appraisal)

dan (peer appraisal) serta penilaian kinerja guru.

c. Peserta yang dinyatakan lulus dalam uji sertifikasi berhak memperoleh sertifikat

pendidik atau sertifikat profesi. Sendangkan yang tidak lulus berhak mengikuti

pembinaan guru.

2.6.2 Beban guru tersertifikasi

a. Pengertian Gaji Guru

Menurut UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 1, gaji adalah hak yang diterima oleh

guru atau dosen atas pekerjaannya dari penyelenggara pendidikan atau satuan

pendidikan dalam bentuk finansial secara berkala sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Ini berarti bahwa seorang guru (dalam hal ini guru PNS) akan diberi gaji

berupa uang yang dibayarkan secara berkala. Berkala yang dimaksud di sini adalah

setiap bulan. Besarnya gaji yang diterima tersebut sesuai pangkat atau golongan dan

masa kerja. “Gaji dalam Kamus Kepegawaian adalah imbalan yang diterima oleh

seorang pegawai sebagai balas jasa dari pemerintah karena pegawai tersebut talah

memberikan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk mencapai tujuan”. Di dalam

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2011 tentang Perubahan

Kedua Belas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

34

Pegawai Negeri Sipil, pada Bab II pasal 4 dinyatakan bahwa PNS (termasuk guru

PNS) diberi gaji pokok berdasarkan golongan dan ruang yang ditetapkan untuk

pangkat tersebut. Sedangkan pada pasal 5 dikatakan pula bahwa seorang yang

diangkat menjadi calon Pegawai Negeri Sipil diberi gaji pokok 80% dari gaji pokok

seperti yang dinyatakan pada pasal 4. Jadi gaji merupakan hak bagi pegawai setelah

pegawai melaksanakan kewajibannya. Gaji guru merupakan imbalan yang diterima

oleh seorang guru sebagai balas jasa dari pemerintah karena guru telah memberikan

waktu, tenaga, dan pikirannya untuk mencapai tujuan yang diterima.

b. Kriteria Gaji Guru

Rekomendasi UNESCO/ ILO pasal 114-124 mensyaratkan kriteria gaji guru

sebagai berikut:

1. Harus sebanding dengan gaji profesi lainnya yang relatif sama.

2. Sesuai penghargaan sosial masyarakat dan pemerintah terhadap guru.

3. Kompetitif positif dengan profesi yang memiliki syarat yang sama.

4. Cukup untuk hidup layak dan meneruskan pendidikan dan apresiasi budaya serta

pola hidup sesuai dengan jabatan.

5. Cermin penghargaan masyarakat terhadap pendidikan.

6. Cukup menarik untuk menunjang sumber daya manusia yang baik.

(Muhammad Surya, 2004: 12) Menurut UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 15

menyebutkan bahwa a) penghasilan ke dalam kebutuhan hidup minimum

sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat 1 Huruf a) meliputi gaji pokok, tunjangan

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

35

yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan

fungsional, tunjangan khusus, dan tambahan terkait dengan tugasnya sebagi guru

yang dengan prinsip penghargaan atau dasar prestasi. b) Guru yang diangkat oleh

satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintahan daerah

diberi gaji sesuai dengan peraturan perundang-undangan. c) Guru yang diangkat oleh

satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat diberi gaji berdasarkan

perjanjian kerja atas kesepakatan kerja bersama. Di Indonesia di samping pemberian

gaji yang sama untuk pangkat yang sama, juga memperhatikan sifat pekerjaan dan

tanggung jawab yang dipikul. Selain itu memperhatikan pencapaian prestasi kerja

dari pegawai yang bersangkutan. Jadi untuk pegawai yang mampu menunjukkan

prestasi kerja yang tinggi akan mendapatkan gaji yang lebih baik.

c. Kesenjangan Guru

Masih adanya sikap yang kurang tanggap pihak-pihak terkait terhadap nasib

guru tentu akan mempengaruhi motivasi dan kualitas guru. Hal tersebut ditambah lagi

dengan adanya kesenjangan guru. Ada beberapa kesenjangan yang dirasakan sebagai

diskriminatif oleh para guru seperti yang dinyatakan oleh Surya antara lain:

1. Kesenjangan guru menurut jenjang pendidikan, misalnya antara guru SD denagn

guru SLTP dan Sekolah Menengah.

2. Kesenjangan antara guru pegawai negeri yang digaji oleh negara dengan guru

swasta yang digaji oleh pihak swasta. Kesenjangan tidak terjadi dalam masalah

jumlah, akan tetapi dalam perlakuan.

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

36

3. Kesenjangan antara guru pegawai negeri tetap dengan guru tidak tetap atau

honorer yang tidak seimbang dengan tuntutan kerja.

4. Kesenjangan antara guru yang bertugas di kota-kota dengan guru-guru yang

berada di pedesaan atau pada daerah terpencil terutama dalam hal pendapatan,

kesempatan melanjutkan pendidikan, kesempatan mengikuti pengembangan.

5. Kesenjangan guru karena beban tugas, yaitu ada guru yang beban tugasnya

banyak (misalnya di sekolah yang kekurangan guru), tetapi imbalannya sama saja

atau lebih sedikit (Surya: 2002: 333-334).

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaji Guru

Dari studi di berbagai negara khususnya di negara berkembang (Ferell, 1993)

dalam bukunya Muhamad Surya, pada umumnya gaji guru ditentukan oleh faktor-

faktor:

1. Ekonomi yang mencangkup tingkat produktivitas nasional dan perubahan taraf

kebutuhan hidup.

2. Kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah

3. Kriteria individual yang mencakup tanggung jawab, pengalaman dan kinerja.

4. Skala gaji yang dikembangkan sebagai satu fungsi dari aspek-aspek tersebut di

atas.

(Surya: 2004, 12-13) Menurut paparan teori di atas dapat disimpulkan bahwa

gaji merupakan imbalan yang diterima oleh seorang guru sebagai balas jasa dari

pemerintah karena guru telah memberikan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

37

mencapai tujuan yang diterima, yang berupa gaji pokok, tunjangan yang melekat pada

gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan

khusus, dan tambahan terkait dengan tugasnya sebagi guru yang dengan prinsip

penghargaan atau dasar prestasi.

2.7 Kajian Yang Relevan

Kajian yang relevan dengan penelitian ini adalah :

1. Indarty Gobel, 2011. Judul “Kinerja Guru Dan Hubungan Dengan Motivasi

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi”. Penelitian ini

menggunakan Metode Kuantitatif, dengan menggunakan teknik analisis regresis

sederhana dan korelasi. Hal ini dibuktikan dengan Uji regresi sebesar 0,55 dan

keefisien korelasi sebesar 0,82 dengan determinasi 67,52% jadi dapat dikatakan

bahwa motivasi belajar siswa berhubungan dengan kinerja guru sebesar 67,42%

sedangkan sisanya 32,76% dihubungkan oleh variabel lain yang tidak didesain

dalam penelitian ini.

2. Mahmud Rivai, 2013. “Hubungan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru”

Yang menjadi Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah guru-guru di SMK

Negeri I Kota Gorontalo yaitu berjumlah 30 orang guru. Hasil penelitian

menunjukan bahwa variabel motivasi kerja memiliki nilai rata-rata 50.7 di

kategorikan tinggi, dalam pengujian Chi-kuadrat berasumsi bahwa jika X2

hitung ≤

X2

tabel, artinya data berdistribusi normal. Dan hasil kinerja guru memiliki nilai

rata-rata 61.7 di kategorikan sangat tinggi, dalam pengujian Chi-kuadrat

berasumsi bahwa jika X2

hitung ≤ X2

tabel, artinya data berdistribusi normal. Hasil

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Kinerja Guru ...eprints.ung.ac.id/6505/6/2013-2-87203-911409005-bab2-09012014060733.pdf · 2.1.2 Macam-macam Kinerja Guru a. Kinerja

38

Penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara variabel motivasi kerja

dengan kinerja guru di SMK Negeri I Kota Gorontalo, yang ditunjukan oleh

persamaan linier Y =52,64+0,18X. Hal itu berarti bahwa setiap kenaikan satu skor

motivasi kerja (X) dapat menyebabkan kenaikan skor kinerja guru (Y) sebesar

0,18 pada konstanta 52,64. Hal ini menunjukan, apabila terjadi perubahan pada

indikator motivasi kerja, maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata indikator

kinerja guru.

Dengan Kesimpulan terdapat hubungan kinerja guru dengan motivasi belajar

siswa dan Hubungan Motivasi dengan Kinerja Guru dari penelitian terdahulu maka

peneliti melakukan penelitian tentang Kinerja Guru Tersertifikasi Di SMA Negeri 2

Gorontalo untuk meninjau bagaimana kinerja guru dan upaya menigkatkan kinerja

guru di SMA Negeri 2 Gorontalo.