bab ii kajian teori a. menulis 1. pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/bab ii_yuni...

56
BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian Menulis Menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena melibatkan unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa yang akan menjadi isi tulisan. Unsur-unsur tersebut akan menghasilkan tulisan yang runtut dan padu. Agar komunikasi lewat lambang tulis berjalan dengan lancar seperti yang diharapkan, penulis harus mampu menuangkan gagasannya ke dalam bahasa yang tepat, teratur dan lengkap. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010: 1497), pengertian menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Menulis berarti menuangkan ide si penulis ke dalam bentuk tulisan, sehingga maksud penulis dapat diketahui banyak orang melalui tulisan yang dituliskan. Kemampuan seseorang dalam menuangkan idenya ke dalam sebuah tulisan sangatlah berbeda, dipengaruhi oleh latar belakang penulis. Dengan demikian, mutu atau kualitas tulisan setiap penulis berbeda pula satu sama lain. Namun, satu hal yang penting bahwa terkait dengan aktivitas menulis, seorang penulis harus memperhatikan kemampuan dan kebutuhan pembacanya. Menulis didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Dengan demikian, dalam komuniksi tulis palimg tidak terdaapat empat unsur yang terlibat: 10 Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Upload: phamkien

Post on 07-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Menulis

1. Pengertian Menulis

Menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena melibatkan unsur

kebahasaan dan unsur di luar bahasa yang akan menjadi isi tulisan. Unsur-unsur

tersebut akan menghasilkan tulisan yang runtut dan padu. Agar komunikasi lewat

lambang tulis berjalan dengan lancar seperti yang diharapkan, penulis harus

mampu menuangkan gagasannya ke dalam bahasa yang tepat, teratur dan lengkap.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010: 1497), pengertian menulis

adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat)

dengan tulisan. Menulis berarti menuangkan ide si penulis ke dalam bentuk tulisan,

sehingga maksud penulis dapat diketahui banyak orang melalui tulisan yang

dituliskan. Kemampuan seseorang dalam menuangkan idenya ke dalam sebuah

tulisan sangatlah berbeda, dipengaruhi oleh latar belakang penulis. Dengan

demikian, mutu atau kualitas tulisan setiap penulis berbeda pula satu sama lain.

Namun, satu hal yang penting bahwa terkait dengan aktivitas menulis, seorang

penulis harus memperhatikan kemampuan dan kebutuhan pembacanya.

Menulis didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan

(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan

adalah isi atau muatan yang terkandung dalam tulisan. Tulisan merupakan sebuah

simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Dengan

demikian, dalam komuniksi tulis palimg tidak terdaapat empat unsur yang terlibat:

10

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

11

penulis sebagai penyampai pesaan (penulis), pesan atau isi tulissan, saluran atau

media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan ( Suparno dan Yunus,

2007: 1.3 ).

Tarigan (2008: 22) menyatakan bahwa menulis ialah menurunkan atau

melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang

dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-

lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik

tersebut. Pada hakikatnya penulis juga memiliki kekurangan karena ia tidak dapat

memperoleh masukan langsung dari pembaca dan terkadang tidak memperoleh

masukan sama sekali, Hermer (dalam Aziez, 2015: 174).

Johnson (dalam Sigit, 2013: 1-2) menyatakan bahwa “writing is having

ideas, organizing ideas, and communicating ideas” (menulis adalah menemukan

ide, mengorganisasi ide dan mengkomunikasikan ide). Menulis juga diartikan

sebagai sebuah kegiatan menemukan ide, mengorganisasikan juga

mengkomunikasikan ide tersebut sehingga dapat dinikmati oleh oraang lain.

Komunikasi ide itu tentu saja bukan secara lisan, tetapi dengan rangkaian kata-kata

sehingga membentuk sebuah tulisan (Sigit, 2013: 2).

Menulis dapat dianggap sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis

merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah

tulisan.Nurgiantoro (2001: 298) menyatakan bahwa dilihat dari segi kemampuan

berbahasa menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu aktivitas menghasilkan

bahasa. Sedangkan pengertian secara umum menulis adalah aktivitas

mengemukakan gagasan melalui media bahasa.

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

12

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan salah satu

keterampilan berbahasa yang digunakan untuk mengungkapkan pikiran atau

gagasan dan untuk menyampaikan pesan (komunikasi) melalui bahasa tulis sebagai

alat atau medianya, sehingga mudah untuk dipahami oleh pembaca. Kemampuan

menulis merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah

pengetahuan dan keterampilan. Dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat

unsur yang terlibat, yaitu: penulis, pesan atau isi tulisan, saluran atau media berupa

tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan.

2. Tujuan Menulis

Pada dasarnya tujuan menulis adalah sebagai alat komunikasi dalam bentuk

tulisan. Setiap jenis tulisan tentunya memiliki tujuan. Tujuan-tujuan tersebut

tentunya sangat beraneka ragam. Tarigan (2008: 24) menyatakan bahwa tujuan

menulis adalah respons atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperoleh

dari pembaca. Tarigan (2008: 24) membagi tujuan menulis dilihat dari penulisnya

yang belum berpengalaman sebagai berikut:

1) Memberitahukan atau mengajar (wacana informatif)

Seorang penulis dapat menyebarkan informasi melalui tulisannya seperti

wartawan di koran, tabloid, majalah atau media massa cetak yang lain. Tulisan

yang ada pada media cetak tersebut seringkali memuat informasi tentang

kejadian atau peristiwabaik itu fakta, data maupun peristiwa termasuk

pendapat dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar pembaca

memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal.

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

13

2) Meyakinkan atau mendesak(wacana persuasif)

Melalui tulisan seorang penulis dapat mempengaruhi keyakinan pembacanya

danmengharapkanpembaca dapat menentukan sikap, apakah menyetujui atau

mendukung yang dikemukakan. Penulis harus mampu membujuk dan

meyakinkan pembaca dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif. Oleh

karena itu, fungsi persuasi dari sebuah tulisan akan dapat menghasilkan

apabila penulis mampu menyajikan dengan gaya bahasa yang menarik, akrab,

bersahabat,dan mudah dicerna.

3) Menghibur atau menyenangkan(estetik)

Fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan monopoli media

massa, radio, televisi, namun media cetak dapat pula berperan dalam

menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan

“ringan” yang kaya dengan anekdot, cerita dan pengalaman lucu bisa pula

menjadi bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan ketegangan setelah

seharian sibuk beraktifitas.

4) Mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api

(wacana ekspresif)

Melalui membaca hasil tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan terus

bertambah, kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya akan menentukan

perilaku seseorang. Orang-orang yang berpendidikan misalnya, cenderung

lebih terbuka dan penuh toleransi, lebih menghargai pendapat orang lain, dan

tentu saja cenderung lebih rasional.

Hugo Hartig (dalam Tarigan 2008: 25-26), membagi tujuan menulis

menjadi tujuh bagian sebagai berikut:

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

14

a. Assigment Purpose (Tujuan Penugasan)

Yaitu menulis yang dilakukan untuk tujuan menyelesaikan tugas bukan atas

kemauan sendiri(misalnya paraa siswa yang diberi tugas merangkum buku

atau sekretaris yang ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat).

b. Altruistic Purpose (Tujuan Altruistik)

Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan. Penulis bertujuan

untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca,

ingin mendorong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan

penalarannya. Ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih

menyenangkan dengan karya seseorang.

c. Persuasive Purpose (Tujuan Persuasif)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan

yang diutarakan oleh seorang penulis.Dengan membaca tulisan tersebut

diharapkan pembaca dapat meyakini dan mempercayai kebenarannya

(misalnya menulis poster tentang bahaya narkoba).

d. Informational Purpose (Tujuan Informasional, Tujuan Penerangan)

Tujuan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada

para pembaca. Informasi yang dituliskan dapat memberikan

keterangan/penerangan yang jelas kepada pembaca sehingga pembaca

mendapatkan gambaran tentang informasi yang dimaksud.

e. Self-expressive Purpose (Tujuan Pernyataan Diri)

Tulisan yang bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan diri seorang

pengarang kepada pembaca sehingga pembaca dapat mengetahui identitas dan

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

15

latar belakang penulis.

f. Creative Purpose (Tujuan Kreatif)

Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri, tetapi “keinginan

kreatif’’ disini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan

keinginan mencapai norma artistik atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan

yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik dan nilai kesenian misalnya novel

dan cerpen.

g. Problem solving purpose (Tujuan Pemecahan Masalah)

Penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi dengan cara menjelaskan,

menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan

gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca

(misalnya adalah menulis skripsi, tesis, dan karya ilmiah).

Depdikbud (dalam Sukirno, 2013: 4-5) menyatakan bahwa tujuan kegiatan

menulis kreatif yaitu memberikan informasi kepada orang lain atau pembaca,

menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian,

melukiskan tindak tanduk manusia pada sebuah peristiwa yang menimbulkan daya

khayal atau imajinasi pembacanya, dan menarik suatu maknaa baru diluar apa yang

diungkapkan secara tersurat.Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tujuan

pembelajaran menulis kreatif adalah agar (1) siswa dapat berkomunikasi dengan

diri sendiri dan atau orang lain, (2) siswa dapat mendokumentasikan hal-hal

penting atau mengesankan yang diperoleh, (3) siswa dapat menyelesaikan masalah

yang dihadapi, dan (4) menyalurkan bakat minat melalui tulisan.

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis haruslah

mempunyai tujuan yang nyata. Dimana para penulis harus bisa meyakinkan,

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

16

memberitahukan, menghibur dan mengekspresikan emosi.

Semi (2007: 14-22) mengatakan bahwa setiap orang yang hendak menulis

tentu mempunyai niat atau maksud dalam hati atau pikiran apa yaang hendak

dicapainya dengan menulis itu. Niat atau maksud itulah yang dinamakan tujuan

menulis. Secara umum, tujuan orang menulis adalah sebagai berikut:

1. Untuk Menceritakan Sesuatu

Setiap orang memiliki pengalaman hidup, pemikiran, perasaan, imajinasi, dan

intuisi yang sebaiknya dikomunikasikan kepada orang lain dalam bentuk

tulisan dengan maksud agar pembaca ikut merasakan pengalaman atau

pengetahuan yang dialami penulis.

2. Untuk Memberikan Petunjuk atau Pengarahan

Dalam kehidupan sehari-hari , banyak dijumpai tulisan yang tujuannya

memberi petunjuk atau pengarahan tentang sesuatu, misalnya cara belajar yang

baik, petunjuk cara membuat kue, dan lain-lain.

3. Untuk Menjelaskan Sesuatu

Setiap orang dapat menulis tulisan yang tujuannya menjelaskan sesuatu kepada

pembaca sehingga pengetahuan pembaca menjadi bertambah, dan pemahaman

pembaca tentang topik yang disampaikan menjadi lebih baik.

4. Untuk Meyakinkan

Ada kalanya orang menulis untuk meyakinkan orang lain tentang pendapat

atau pandangannya mengenai sesuatu karena orang sering berbeda pendapat

tentang banyak hal. Suatu ketika, seseorang ingin mengajak orang lain untuk

percaya dengan pandangannya karena dia merasa apa yang dipikirkannya dan

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

17

dilakukannya merupakan sesuatu yang benar.

5. Untuk Merangkum

Tujuan menulis semacam ini, umumnya dijumpai pada kalangan murid

sekolah, baik yang berada di sekolah dasar, sekolah menengah, maupun para

mahasiswa yang berada di perguruan tinggi. Merangkum tidak hanya

dilakukan pada saat membaca, tetapi juga pada saat mendengarkan sesuatu

misalnya ceramah atau menulis pengalaman penting yang dialami pada hari

itu.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis memiliki tujuan

untuk mengekspresikan perasaan, memberi informasi, mempengaruhi pembaca,

memberikan hiburan, dan sebagainya. Menulis juga dapat memberi arahan,

menjelaskan sesuatu, menceritakan suaatu kejadian/ peristiwa, memberikan

informasi tentang sesuatu disuatu tempat pada suatu waktu, meringkas atau

membuat rangkuman.

3. Fungsi Menulis

D’Angelo (dalam Tarigan 2008: 22) menyatakan bahwa pada prinsipnya

fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung.

Menulis sangat penting bagi pendidikan karena para pelajar akan merasa mudah

dan nyaman dalam berpikir secara kritis. Juga dapat memudahkan kita merasakan

dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tangkap atau persepsi,

memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, menyusun urutan bagi pengalaman.

Tulisan membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita. Tidak jarang, kita

menemui apa yang sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang,

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

18

gagasan-gagasan, dan kejadian-kejadian yang hanya dalam proses menulis yang

aktual.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis sangat bermanfaat,

khususnya dalam dunia pendidikan. Menulis dapat menghasilkan ide-ide baru yang

kreatif, menulis dapat dijadikan sebagai alat evaluasi dan pemecahan masalah.

Dengan menulis, seseorang dapat menyerap dan memproses informasi lebih

banyak sehingga wawasan dan pengetahuannya akan bertambah. Selain itu

kegiatan menulis dapat menjadi pengalaman yang produktif dan berharga.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Menulis

Graves (dalam Suparno dan Yunus, 2007: 1.4) menyatakan bahwa

seseorang enggan menulis karena tidak tahu untuk apa dia menulis, merasa tidak

berbakat menulis, dan merasa tidak tahu bagaimana harus menulis. Ketidaksukaan

tak lepas dari pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakatnya, serta pengalaman

menulis atau mengarang di sekolah yang kurang memotivasi dan merangsang

minat. Sedangkan berdasarkan pengamatan di lapangan ada beberapa faktor yang

mempengaruhikemampuan menulis seseorang, diantaranya adalah (a) takut untuk

memulai, (b) tidak tahu kapan harus memulai, (c) pengorganisasian, dan (d)

bahasa. Faktor-faktoritulah yang dapat menyebabkan setiap orang memiliki

kemampuan menulis yang berbeda.

Menulis bukan pekerjaan yang sulit melainkan juga tidak mudah. Untuk

memulai menulis, setiap penulis tidak perlu menunggu menjadi seorang penulis

yang terampil. Frekuensi latihan menulis akan menjadikan seseorang terampil

dalam bidang tulis-menulis.Tidak ada waktu yang tidak tepat untuk memulai

menulis. Artinya, kapan pun, di mana pun, seseorang dapat melakukannya.

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

19

Ketakutan akan kegagalan bukanlah penyebab yang harus dipertahankan.

5. Syarat-syarat Menulis

Keterampilan dasar dalam menulis, diperlukan pemahaman tentang hakikat

kegiatan menulis yang harus dipunyai dan harus dilalui sebelum dan selama

menulis. Tulisan yang baik adalah tulisan yang berisi gagasan atau topik yang

mampu menambah pemahaman dan pengetahuan pembaca. Menurut Semi,

(2007:42), syarat untuk menghasilkan tulisan yang baik dalam menulis sebaiknya

menguasai tiga keterampilan dasar, yaitu:

1) Keterampilan Berbahasa

Menulis merupakan suatu kegiatan memindahkan bahasa lisan ke dalam

bentuk tulisan dengan menggunakan lambang-lambang grafem. Oleh sebab

itu, tidak mungkin orang akan lancar menulis apabila tidak memiliki

keterampilan berbahasa tulis. Keterampilan berbahasa tulis, pada dasarnya

sama dengan keterampilan dengan berbahasa lisan karena sama-sama

berbentuk pencurahan gagasan dengan menggunakan lambang bahasa.

Keterampilan menggunakan bahasa tulis yang dimaksud adalah pemakaian

semua unsur bahasa, yaitu: ejaan, kata, ungkapan, kalimat, dan pengembangan

paragraf. Semua unsur bahasa ini hendaknya digunakan dengan tepat dan

efektif, yang selalu disesuaikan dengan tujuan, isi dan latar belakang pembaca.

2) Keterampilan Penyajian

Keterampilan penyajian adalah keterampilan menyusun gagasan sehingga

kelihatan semuanya kompak dan rapi antara yang satu bagian dengan bagian

yang lain memperlihatkan kaitan atau hubungan yang harmonis. Pada

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

20

umumnya penyajian tulisan dapat dibagi dua, yaitu cara deduktif dan cara

induktif. Cara deduktif artinya penyajian yang dimulai dari penyampaian

gagasan pokok kemudian ulasan dan penjelasan. Sebaliknya, penyajian secara

induktif merupakan penyajian yang dimulai dari uraian atau penjelasan

kemudian disampaiakan dengan cara yang baik. Cara penyajian tulisan sangat

penting dikuasai. Setiap jenis tulisan harus disampaikan dengan cara yang

tepat menurut aturan yang berlaku umum.

3) Keterampilan Perwajahan

Keterampilan perwajahan adalah keterampilan menata bentuk fisik sebuah

tulisan sehingga sebuah tulisan tersebut elihatan rapih dan indah dipandang

mata. Dalam keterampilan perwajahan yang harus diketahui ialah, (1) penataan

tifografi, seperti pemakaian huruf yang ukurannya lebih besar, huruf miring,

kalimat yang digarisbawahi, dan menata tata muka kulit depan; (2) bagaimana

memilih format, ukuran, dan jenis kertas yang tepat. Kedua hal tersebut

sangatlah penting. Dalam menentukan bentuk fisik tulisan yang baik dapat

dilakukan dengan cara melihat atau berpedoman kepada karya tulis seseorang.

6. Tahapan-tahapan Menulis

Menulis adalah suatu proses kreatif yang dilakukan melalui tahapan yang

harus dikerjakan dengan mengerahkan keterampilan, seni, dan kiat sehingga

semuanya berjalan dengan efektif. Kegiatan menulis diibaratkan sebagai seorang

arsitektur yang akan membangun sebuah gedung.Sebuah sistem kerja yang kreatif

memerlukan langkah-langkah yang tersusun secara sistematis. Kegiatan menulis

juga memerlukan tahapan-tahapan tertentu di dalam prosesnya. Tahapan-tahapan

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

21

menulis menurut Semi (2007: 46) terbagi menjadi tiga, yaitu a) tahap pratulis, b)

tahap penulisan, dan c) tahap penyuntingan. Menurut Elina Syarif, Zulkarnaini, dan

Sumarno (2009: 11) tahap-tahap menulis terdiri dari enam langkah, yaitu: a) draf

kasar, b) berbagi, c) perbaikan, d) menyunting, e) penulisan kembali, f) evaluasi.

Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan mengenai tahap-tahap

dalam menulis yaitu:

1) Tahap Pratulis

Tahap pratulis merupakan tahap paling awal dalam kegiatan menulis. Tahap

ini terletak pada sebelum melakukan penulisan. Di dalam tahap pratulis

terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan oleh penulis. Mulai dari

menentukan topik yang akan ditulis. Penulis mempertimbangkan pemilihan

topik dari segi menarik atau tidaknya terhadap pembaca.

2) Tahap Pembuatan

Draf yang dimaksud adalah tulisan yang disusun secara kasar. Pada kegiatan

ini penulis lebih mengutamakan isi tulisan dari pada tata tulisnya sehingga

semua pikiran, gagasan, dan perasaan dapat dituangkan ke dalam tulisan.

3) Tahap Revisi

Merevisi berarti memperbaiki, dapat berupa menambah yang kurang atau

mengurangi yang lebih, menambah informasi yang mendukung, mempertajam

perumusan penulisan, mengubah urutan penulisan pokok-pokok pikiran,

menghilangkan informasi yang kurang relevan, dan lain sebagainya. penulis

berusaha untuk menyempurnakan draf yang telah selesai agar tulisan tetap

fokus pada tujuan.

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

22

4). Tahap Penyuntingan

Pada tahap penyuntingan penulis mengulang kembali kegiatan membaca draf.

Tulisan pada draf kasar masih memerlukan beberapa perubahan. Kegiatan

selama tahap penyuntingan adalah meneliti kembali kesalahan dan kelemahan

pada draf kasar dengan melihat kembali ketepatannya dengan gagasan utama,

tujuan penulisan, calon pembaca, dan kriteria penerbitan.

4) Tahap Publikasi

Tahap publikasi merupakan tahap paling akhir dalam proses menulis. Dalam

tahap ini yang dilakukan adalah mempublikasikan tulisannya melalui berbagai

kemungkinan misalnya mengirimkan kepada penerbit, redaksi majalah, dan

sebagainya. Dapat pula dengan berbagi tulisan dengan berbagai pembaca.

B. Teks Berita

1. Hakikat Teks Berita

Keberadaan berita menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia. Kebutuhan akan laporan terkini telah menjadi sesuatu yang

amat penting bagi masyarakat, bukan hanya masyarakat kalangan atas, tetapi juga

masyarakat kalangan menengah ke bawah. Dengan kemajuan teknologi

memudahkan masyarakat untuk mengakses berita seperti di televisi, radio, majalah,

koran, internet, dan lain-lain. Kemajuan dunia jurnalis juga menuntut kita untuk

terampil menulis berita dan memahami apa itu berita.

Berita merupakan salah satu bentuk dari tulisan. Sudarman (2008: 76)

mengemukakan bahwaberita adalah laporan tercepat tentang suatu peristiwa, fakta

atau hal baru, menarik dan perlu diketahui oleh masyarakat umum. Djuraid (2009:

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

23

11) menyatakan bahwa berita adalah laporan atau pemberitahuan mengenai

terjadinya sebuah peristiwa atau keadaan yang bersifat umum dan baru saja terjadi

yang disampaikan oleh wartawan dimedia massa. Menurut Kosasih dan Restuti

(2009: 89) berita adalah peristiwa yang mengandung hal yang menarik, luar biasa,

dan terkini (baru). Memang tidak semua peristiwa layak dan perlu diberitakan.

Akan tetapi, peristiwa yaang layak diberitakan itu adalah peristiwa yang penting

dan menarik.

Menulis berita merupakan hal yang sulit dilakukan bagi sebagian orang.

Dalam menulis berita seseorang harus mengerti apa yang disebut berita. Kriteria

atau nilai-nilai apa saja yang layak ditulis dalam berita juga harus diperhatikan

dalam penulisan berita. Selain itu, penulisan berita juga harus memperhatikan

unsur-unsur yang harus ada dalam berita serta teknik penulisan berita.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2012: 179) berita diartikan sebagai

laporan tercepat mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Peristiwa yang

melibatkan fakta dan data yang ada di alam semesta ini, yang terjadinya pun aktual

dalam arti “baru saja” atau hangat dibicarakan orang banyak. Rolnicki, dkk (2008:

2-3) menyebutkan bahwa berita dapat didefinisikan sebagai “hard news” atau “soft

news”. Hard news (berita hangat) punya arti penting bagi pembaca, pendengar, dan

pemirsa karena biasanya berisi berita yang “terkini” yang baru saja terjadi atau

akan terjadi. Soft news (berita ringan) biasanya kurang penting karena isinya

menghibur, walau kadang juga memberi informsi penting.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa berita adalah laporan

tercepat tentang suatu kejadian atau peristiwa berupa ide atau fakta terbaru yang

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

24

benar, menarik, penting bagi sebagian besar khalayak dan patut untuk

dipublikasikan melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media

internet.

2. Jenis-jenis Berita

Berdasarkan masalah yang dicakup berita dibagi menjadi beberapa jenis.

Masalah di sini biasanya merujuk kepada aspek kehidupan yang ada di tengah-

tengah masyarakat. Secara umum, terdapat empat aspek kehidupan manusia, yaitu:

aspek sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan. Tetapi, seiring dengan

perkembangan masyarakat, keempat aspek ini terasa tidak memadai lagi dan perlu

dipecah lagi menjadi berbagai aspek.Berdasarkan lingkup pemberitaan biasanya

berita dibagi menjadi empat bagian, yaitu lokal, regional, nasional, dan

internasional.

Sebuah berita disebut berlingkup lokal apabila peristiwa yang dilaporkannya

terjadi di sebuah kabupaten dan akibatnya hanya dirasakan di daerah itu, atau di

kabupaten lain dalam propinsi yang sama. Sebuah berita disebut berlingkup

nasional apabila pelaporan peristiwa yang terjadi di satu negara dapat dirasakan di

negara lain, sedangkan sebuah berita disebut berlingkup internasional jika

melibatkan banyak negara di dunia.

Djuraid (2009 :46-66) membagi berita menjadi berita politik, berita

ekonomi, berita kriminal, berita olahraga, berita seni, berita hiburan, dan keluarga,

berita pendidikan, serta berita pemerintahan. Pembagian jenis berita ini

memudahkan pembaca dalam mencari informasi yang dibutuhkan dalam surat

kabar. Pembaca yang ingin membaca berita politik misalnya, dapat langsung

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

25

membuka surat kabar atau majalah pada halaman berita politik. Pembaca tidak

perlu membuka satu per satu berita dari halaman awal sampai akhir untuk mencari

berita yang dibutuhkan.

Pembagian jenis berita yang bermacam–macam ini disebabkan oleh

segmentasi berita sesuai dengan perkembangan masyarakat. Seiring

perkembangannya, kini muncul banyak media dengan segmen baru seperti media

khusus anak, wanita, olahraga dan lain sebagainya. Beragamnya jenis berita pada

dasarnya mempunya tujuan yang sama yaitu memberikan informasi kepada

pembaca atau masyarakat.Namun demikian, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan

jenisnya berita terbagi menjadi berita politik, berita ekonomi, berita kriminal, berita

olahraga, berita seni, berita hiburan, berita keluarga, berita pendidikan, dan berita

pemerintahan.

3. Sifat Berita

Untuk melihat macam berita, ditentukan oleh materi, kejadian, sifat

peristiwa dan cara penulisannya.Peristiwa tentang kecelakaan kereta api yang

menewaskan puluhan orang tentu tidak mungkin hanya ditulis sepanjang dua

alinea. Begitu juga sebaliknya, sebuah peresmian kantor instansi oleh istri bupati

tidak perlu ditulis panjang sampai satu layar komputer.

Berdasarkan isi materinya (contens), secara umum sifat berita dapat

dibedakan menjadi tiga yaitu:

1) Berita Berat (hard news)

Yaitu berita yang bersifat “keras”, yang dapatmenimbulkan dampak psikologis

yang tidak mengenakkan bagi pembaca karena menguras emosi serta energi

yang tinggi pada pembaca.

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

26

2) Berita Sedang (middle range news)

Yaitu berita yang tidak keras dan juga tidak ringan. Berita sedang dapat

memberikan dampak psikologis yang tidak sama antara pembaca yang satu

dengan pembaca lainnya. Biasanya yang terkait dengan berita tersebut dapat

memberikan dampak psikologis yang lebih dalam dibandingkan dengan

pembaca yang tidak ada sangkut pautnya.

3) Berita Ringan (soft news)

Yaitu berita yang materi beritanya bernuansa ringan. Berita ringan bersifat

menghibur dan ada unsur humornya, Sudarman (2008; 88).

4. Nilai Berita

Sebelum menulis berita, yang penting untuk diketahui oleh penulis adalah

nila-nilai apa saja yang terdapat dalam sebuah berita. Ketika seorang penulis

menulis sebuah berita, maka penulis harus menyampaikan berita tersebut secara

cepat kepada pembacanya. Di sini nilai kedekatan wilayah menjadi sangat penting.

Bagaimanapun bila terjadi suatu peristiwa di suatu daerah kemudian ditulis oleh

penulis, maka masyarakat sekitar wilayah tempat peristiwa itu terjadi sangat

berkepentingan terhadap berita tersebut.

Nilai berita sangat penting untuk diketahui sebelum menulis karena akan

menjadi panduan bagi seorang wartawan untuk memutuskan suatu kejadian,

informasi, atau keadaan layak diberitakan atau tidak. Nilai berita tersebut adalah,

(1) aktual, (2) kedekatan, (3) penting, (4) luar biasa, (5) tokoh, (6) eksklusif, (7)

ketegangan, (8) konflik, (9) human interest, (10) seks, (11) progresif, (12) trend,

(13) humor ( Djuraid, 2009: 13-44).

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

27

Secara garis besar Septiawan (2005: 18-20) serta Rolnicki, dkk (2008: 8-14)

menyebutkan ada sepuluh elemen yang ada dalam berita yaitu (1) kesegeraan

(immediacy) atau ketepatan waktu (timeliness) adalah elemen paling essensial dari

kebanyakan berita, (2) kedekatan atau kemiripan bukan hanya berarti kedekatan

geografis tetapi juga kdekatan minat, dan terkadang disebut dampak (impact), (3)

konsekuensi berhubungan dengan daya tarik yang lebih luas dengan arti penting

dan dengan efek berita pada pembaca, (4) kemenonjolan (prominence) sebagai satu

unsur berita, mencakup orang, tempat, sesuatu dan situasi yang dikenal publik

karena kemakmurannya, posisi sosialnya, prestasinya atau publisitas sebelumnya

yang positiv atau negatif, (5) drama bisa menambah vitalitas dan warna berita

karena berisi misteri, ketegangan, komedi, kejadian aneh dan ganjil, (6)

keganjilaan atau keanehan hampir selalu membuat fakta menjadi menarik, (7)

konflik adaalah elemen berita yang paling sering muncul di media massa, (8) seks

sebagai bagian intregral dari kehidupan manusia, memiliki nilai berita dan seks

dapat diberitakan secara dewasa, informative dan nonsensasional, (9) emosi dan

naluri atau (insting) adalah berita yang paling banyak dibaca di media cetak, (10)

kemajuan (progress) berkaitan dengan perubahan signifikan untuk kemajuan

kebaikan umat manusia.

Pendapat yang hampir sama diungkapkan oleh Sumadiria (dalam Sudarman

2008:80-88). Ia menjabarkan 11 unsur-unsur berita sebagai nilai berita (news

value), yaitu:

1) Keluarbiasaan (unusualness)

Keluarbiasaan yang dimaksud misalnya fatsun: apabila seseorang digigit

anjing itu bukanlah berita, tetapi jika orang menggigit anjing barulah itu berita

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

28

luar biasa. Menurut Haris Sumadiria, nilai berita luar biasa itu paling tidak

dapat dilihat dari lima aspek: lokasi peristiwa, waktu peristiwa itu terjadi, dan

dampak yang ditimbulkan oleh peristiwa tersebut (baik dalam bentuk jiwa

maupun harta) serta menyangkut kemungkinan perubahan aktivitas

masyarakat;

2) Kebaruan (newsness)

Berita adalah sesuatu yang terbaru. Presiden yang baru dilantik, walikota yang

baru diangkat, artis yang baru melahirkan, pejabat yang baru masuk penjara,

semua itu merupakan berita;

3) Akibat (impact)

Berita adalah sesuatu yang memiliki akibat atau dampak. Suatu peristiwa atau

hal tidak jarang menimbulkan dampak, terutama dampak dalam kehidupan

masyarakat. Misalnya, kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang

berdampak pada kenaikan harga sembako, dll.

4) Aktual (actual)

Berita adalah apa yang terjadi hari ini. Semakin aktual berita itu semakin

tinggi pula nilai beritanya.

5) Kedekatan (proximity)

Adalah berkaitan dengan jauh dekatnya peristiwa itu dengan kehidupan

masyarakat atau khalayak. Secara umum kedekatan terbagi dua, yaitu

kedekatan geografis dan kedekatan psikologis. Semakin dekat berita itu

dengan khalayak, semakin menarik untuk dibaca.

6) Informasi (information)

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

29

Merupakan hal penting yang sering dibutuhkan oleh masyarakat. Informasi

merupakan segala sesuatu yang dapat menghilangkan ketidakpastian.

7) Konflik (conflict)

Berita adalah konflik (news is conflict) segala sesuatu yang mengandung

konflik merupakan sumber berita yang tidak pernah kering. Misalnya,

keberadaan PT Freeport akan menjadi berita yang menarik selagi masih

terdapat konflik dengan masyarakat Papua.

8) Orang penting (public figure)

Berita berkaitan dengan orang-orang penting, seperti: pejabat, artis, orang-

orang terkenal, selebriti. Misalnya Ratu Elizabeth melakukan kunjungan

kenegaraan, untuk menuliskan berita tersebut membutuhkan izin dari yang

bersangkutan.

9) Ketertarikan manusiawi (human interest)

Suatu peristiwa kadang dapat menimbulkan efek emosi yang berarti pada diri

khalayak. Berita yang demikian merupakan berita yang dapat memiliki nilai

human interest.

10) Kejutan (surprising)

Sesuatu yang mengejutkan merupakan suatu berita (news is surprising).

Kejutan biasanya datang tiba-tiba dan tak disangka. Misalnya keberhasilan

pelajar Indonesia menjadi juara umum dalam perlombaan Science Olympiade.

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

30

11) Seks(sex)

Dalam dunia jurnalistik, seks juga berarti berita (news is sex). Berita yang

berkaitan dengan seks misalnya perselingkuhan public figure, tindakan asusila,

pelecehan dan sebagainya.

Berbagai elemen berita tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan

menjadi mata masyarakat untuk dapat mengetahui apa yang sedang terjadi di

sekitarnya. Beberapa elemen yang mendasari nilai berita tersebut harus dipaparkan

dengan bahasa pelaporan berita dan penulisan yang tidak sama. Masing-masing

elemen memiliki tempat khusus yang dibahas secara khusus melalui batasan-

batasan yang mesti dipenuhi.

5. Konsep Berita

Ada 8 unsur penting yang dapat dijadikan konsep berita menurut Moot

(dalam Sudarman, 2008: 76) yaitu:

1) Berita sebagai laporan tercepat (nems as timely report)

Konsep dasar berita, menitikberatkan pada aspek kecepatan (timely). Sekarang

ini dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kecepatan menjadi

sesuatu yang sangat penting. Sesuatu yang tidak dapat ditulis dengan cepat,

dapat diakalinya dengan memberikan laporan yang lebih mendalam (in deept

report) sehingga lebih baru.

2) Berita sebagai rekaman (news as record)

Berita yang tercetak dalam media massa cetak, merupakaan rekaman sebgai

bahan dokumentsi. Sering kali di media massa mencatat hal-hal yang

bersejarah, berharga, dan bernilai tinggi bagi kemanusiaan serta kebudayaan.

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

31

3) Berita sebagai fakta objektif (news as objektive fact)

Disebut sebagai fakta objektif karena merupakan suatu fakta dan objektif.

Laporan berita harus mengungkapkapkan fakta apa adanya dan harus objektif

tidak berat sebelah. Media massa bersifat publik (umum), jadi harus memenuhi

ketentuan umum termasuk memenuhi standar kode etik jurnalistik didalamnya.

4) Berita sebagai interpretasi

Dalam suatu kehidupan yaang kompleks seperti menyangkut bidang politik,

ekonomi atau ilmu pengetahuan, suatu fakta perlu dijelaskan agar pembaca

mengerti. Pembaca perlu diberi penjelasan tentang latar belakang, sebab

akibat, situasi dan hubungannya dengan hal-hal lain, mengapa sesuatu itu

terjadi berdasarkan interpretasi atau pemahaman wartawan atau penulis.

5) Berita sebagai sensasi (news as sensation)

Di sini terdapat unsur subjektif, yaitu berita dapat mengejutkan (shock), dan

mnggetarkan atau mengharukan (thirills) bagi pembacanya. Terdapat

pemberitaan yang serius mengenai kejadian-kejadian tertentu, misalnya

tentang korupsi pejabat.

6) Berita sebagai minat insani (news as human interest)

Dalam hal ini, menariknya bukan karena pentingnya berita yang dilaporkan,

tetapi karenaa sifatnya yang menyentuh perasaan insani (manusia),

menimbulkan perasaan terharu prihatin, senang dan lain sebagainya.

7) Berita sebagai ramalan (news as prediction)

Di sini penulis berita cenderung untuk menaruh perhatian kepada masa depan

dari masa kini dn masa lalu, karena minaat pembca terutama terletak paadaa

masa depan. Pada umumnya, yang diharapkan dari berita selain erupakan

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

32

informasi mengenai kejadian terkini, juga ramalan yang masuk akal mengenai

masa depan.

8) Berita sebagai gambar (news as picture)

Selain berita disampaikan dalam bentuk kata-kata, berita juga dapat

disampaikan dalam bentuk gambar. Ilustrasi gambar dalam media massadapat

menghibur, biasanya lebih lugas, jujur dan apa adanya.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa delapan konsep utama

berita yang tersebut di atas harus dikuasai oleh seorang penulis dalam mencari,

menyusun, dan menyiarkan berita.

6. Teknik Penulisan Berita

Teknik menulis berita pada umumnya mengikuti bentuk piramida terbalik.

Bagian awal merupakan ruang penulis untuk ringkasan isi berita yang lazimnya

tidak lebih dari 35 kata. Pada bagian ringkasan pesannya mesti memiliki

kelengkapan informasi yang mencakup unsur-unsur pemberitaan 5 W + 1 H, yakni:

what (peristiwa apa yang diberitakan), who (siapa saja yang terlibat dengan

peristiwa), when (waktu peristiwanya, kapan saajaa terjadinya), where (tempat

peristiwa berlangsung, di mana saja kejadiannya), why (mengapa peristiwa itu

terjadi, faktor-faktor yang menyebabkan peristiwa terjadi), dan how (bagaimana

peristiwa terjadi). Setelah itu dilanjutkan dengan penjelasan berupa pengembangan

detil-detil, fakta-fakta dan hal-hal lain (Septiawan Santana K, 2005: 22-23).

Secara umumdalam menulis berita dapat menggunakan teknik deskripsi,

narasi, eksposisi, . Menurut Sudarman (2008: 91) bahwa teknik deskripsi yaitu

teknik penulisan berita dengan pola penuturan yang menggambarkan sesuatu yang

diberitakan. Narasi yaitu teknik penulisan berita dengan pola tutur berdasarkan

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

33

cerita dari orang lain. Eksposisi yaitu teknik penulisan berita yaang disertai dengan

kiasan-kiasan tertentu dari penulisannya.

Dijelaskan pula oleh Sudarman (2008: 92) bahwa unsur-unsur penulisan

dengan 5W+1H, yaitu:

1) What, berarti peristiwa apa yang terjadi dan dilaporkan kepada khalayak.

2) Who, berarti siapa yang menjadi pelaku dalam peristiwa itu. Siapa berarti

mengacu kepada seseorang (manusia) yang dijaadikan berita.

3) When, berarti kapan peristiwa itu terjadi. Ini berkitan dengan waktu peristiwa

terjadi.

4) Where, berarti di mana peristiwa itu terjadi. Ini berkaitan dengan tempat

kejadian peristiwa itu terjadi.

5) Why, berarti mengapa peristiwa itu terjadi. Ini berkaitan dengan alasan atau

mencari penyebabnya mengapa peristiwa itu terjadi.

6) How, berarti bagaimana jalannya peristiwa itu terjadi.

Banyaknya fakta yang harus ditulis dengan waktu yang terbatas

menyebabkan seorang jurnalis mencari cara yang paling mudah untuk menulis

berita. cara itu dinamakan pola piramida terbalik. Dengan pola ini, pesan berita

disusun secara deduktif, simpulan terlebih dahulu pada paragraf pertama, disusul

dengan penjelasan dan uraian yang lebih rinci pada paragraf berikutnya. Materi

disusun sesuai dengan urutan terpentingnnya. Informasi yang disajikan, semakin ke

bawah semakin kurang penting dan makin banyak detail. Jika digambarkan

penulisan berita dengan sistem piramida terbalik dapat disajikan dalam gambar 2.1

berikut ini.

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

34

Gambar 2.1Piramida Terbalik

Berdasarkan gambar di atas, menurut Sudarman (2008: 90) anatomi berita

terdiri atas, judul berita (head line), merupakan identitas berita, titi mangsa (date

line), berkaitan dengan kapan berita itu dibuat, pembuka berita (lead), yaitu

kalimat pembuka pada paragraf pertama yang memuat fakta atau informasi

terpenting dari keseluruhan berita yang kita sampaikan, perangkai (bridge), adalah

kata-kata penghubung antar teras berita dengan tubuh berita, tubuh (body), yaitu

kalimat-kalimat, paragraf-paragraf yang merupakan kelanjutan dari teras berita,

dan kaki berita (leg), yaitu bagian akhir dari penulisan berita.

Metode penulisan sebuah berita menurut Kosasih dan Restuti (2009: 9)

dengan menggunakan piramida terbalik digambarkan dalam gambar 2.2 berikut.

Judul Berita

Kaki

Tubuh

Perangkai

Teras

Titi Mangsa

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

35

Gambar 2.2 Piramida Terbalik

Dalam gambar tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa unsur adiksimba

diletakkan pada bagian awal yang biasa disebut lead atau kepala berita. Nilai yang

paling penting terletak pada lead. Dari segi kepentingan berita semakin ke bawah

semakin berkurang. Karena itu, jika seseorang tidak cukup waktu untuk membaca

keseluruhan berita, dengan hanya membaca lead, dia telah cukup mendapatkan

peristiwa penting.

C. Hakikat Pendekatan, Model, Metode, Teknik, dan Strategi Pembelajaran

1. Pendekatan

Pendekatan, metode, dan teknik memiliki kaitan yang erat dan saling

berkaitan. Ketiga istilah itu mempunyai hubungan berjenjang atau hierarkis, yang

satu lebih tinggi dari yang lainnya. Pendekatan berada pada tingkat yang tertinggi,

yang kemudian diturunkan atau dijabarkan dalam bentuk metode. Selanjutnya,

Kepala Berita ( Lead)

Badan Berita

Ekor Berita

Judul Berita

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

36

metode dituangkan atau diwujudkan dalam sebuah teknik. Teknik inilah yang

merupakan ujung tombak pengajaran karena berada pada tahap operasional atau

tahap pelaksanaan pengajaran, Iskandarwassid dan Sunendar (2015: 40).

Sanjaya (2014: 127) mengartikan pendekatan sebagai titik tolak atau sudut

pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada

pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.oleh

karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau

tergantung dari pendekatan tertentu. Pendekatan adalah proses, perbuatan, atau

cara mendekati (KBBI, 2012: 306).

Dapat dikatakan bahwa pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang

sesuatu, yang biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling

berkaitan. Untuk kepentingan analisis ilmu pengetahuan, banyak ahli yang

menggunakan ketiga istilah itu dalam istilah yang berbeda, sering dicampurdukkan

pengertian dan penggunaanya, tetapi tidak sedikit orang yang menyamakan

pengertian ketiga istilah itu.

2. Model Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan proses pembelajaran merupakanintegrasi dari

berbagai elemen pembelajaran yang meliputi pendidik, peserta didik, kurikulum,

dan metode pembelajaran. Proses pembelajaran di era modern ini bukan hanya

sekadar menyampaikan materi pembelajaran, melainkan sebagai proses mengatur

lingkungan supaya siswa belajar. Proses pembelajaran harus diarahkan agar peserta

didik mampu mengikuti setiap tantangan dan rintangan dalam kehidupan yang

cepat berubah.

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

37

Tuntutan perubahan paradigma pembelajaran dalam menghadapi tuntutan

dan kebutuhan zaman merupakan hal yang harus disikapi oleh para pendidik.

Perkembangan globalisasi tentunya juga akan menyebabkan perubahan atau

perkembangan kurikulum yang berlaku pada dunia pendidikan. Tuntutan dan

kebutuhan zaman menjadi hal yang mendasari pengembangan konsep kurikulum

pendidikan. Adapun konsep kurikulum pendidikan akan berdampak pada konsep

pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Agar kegiatan dalam proses

pembelajaran dapat terselenggara dengan efektif dan efisien maka para pendidik

harus mengetahui hakikat model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik

pembelajaran.

Model dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012: 923) diartikan

sebagaipola (contoh, acuan, ragam, dsb) dari sesuatu yang akan dibuat atau

dihasilkan. Hamdani (2011: 147) menyebutkan bahwa model adalah kerangka

konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan sebuah

kegiatan. Pendapat yang hampir sama juga disampaikan oleh Sagala (2010: 62)

istilah model dapat dipahami sebagai sebagai suatu kerangka konseptual yang

digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan.

Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka

mensiasati perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generatif.

Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik

(learning style) dan gaya mengajar guru (teaching style), yang keduanya disingkat

SOLAT (Style of Learning and Teaching) Hanafiah dan Suhana (2010 : 41).

Sedangkan menurut Joyce (dalam Ngalimun 2016: 7) model pembelajaran adalah

suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

38

merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk

menentukan perangkat-peraangkat pembe;ajaran termasuk di dalamnya buku-buku,

film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.

Fathurrohman (2015: 31) menyebutkan bahwa model pembelajaran dalam

perkembangannya berkembang menjadi banyak. Terdapat model pembelajaran

yang kurang baik dipakai dan diterapkan, namun ada model pembelajaran yang

baik untuk diterapkan. Ciri-ciri model pembelajaran yang baik adalah sebagai

berikut.

1. Adanya keterlibatan intelektual-emosional peserta didik melalui kegiatan

mengalami, menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap.

2. Adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif selama

pelaksanaan model pembelajaran.

3. Guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator, dan motivator

kegiatan belajar peserta didik.

4. Penggunaan berbagai metode, alat, dan media pembelajaran.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

adalah kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang

sistematik dalam mengorganisasikaan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk

mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman dalam

perencanaan pembelajaran bagi para pendidik dalam melaksanakan aktivitas

pembelajaran.

3. Metode Pembelajaran

Metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat

penting. Metode lebih bersifat prosedural dan sistemik karena tujuannya untuk

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

39

mempermudah pengerjaan suatu pekerjaan. Metode digunakan untuk

merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Metode pembelajaran yang

ditetapkan guru memungkinkan siswa banyak belajar proses, bukan hanyabelajar

produk.

Menurut Sanjaya (2014: 1470 metode adalah cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar

tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Dalam KBBI (2012: 910)

metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu

kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

Departemen Agama R.I (2002: 88) disebutkan bahwa metode adalah cara

yang digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa. Karena

penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif, metode pembelajaran dapat

diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru untuk mengadakan hubungan

dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan demikian metode

pembelajaran merupakan alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran yag

dirancang oleh guru harus diarahkan untuk mencapai sasaran tertentu dan lebih

banyak memungkinkan terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. Peranan

guru berubah, dari penyaji materi pembelajaran menjadi pemberi pengaruh dan

pemberi kemudahan untuk terjadinya proses belajar siswa.

4. Teknik Pembelajaran

Setiap pembelajaran mempunyai tujuan. Agar tujuan pembelajaran dapat

tercapai dengan baik maka pengajar harus mampu memilih teknik mengajar yang

akan digunakan, dengan demikian peserta didik dapat belajar secara efektif dan

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

40

efisien dalam mencapai tujuan yang diharapkan jika para pengajar mampu

memahami dan menentukan strategi pembelajaran dengan baik. Untuk menguasai

strategi itu, seorang pengajar harus menguasai teknik-teknuk penyajian mengajar.

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran ada beberapa kompetensi yang harus

dimiliki oleh seorang pengajar, di antaranya adalah pemahaman dan pengusaan

teknik penyajian mengajar. Teknik yang digunakan pengajar untuk menyampaikan

informasi tentu akan berbeda dengan teknik penyajian yang digunakan untuk

mengajarkan keterampilan dan sikap. Seorang pengajar harus mengetahui dan

memahami teknik-teknik penyajian dan sifat-sifat yang khas pada setiap teknik

penyajian agar mampu dan terampil menggunakannya sesuai dengan tujuan yang

hendak dicapai.

Teknik adalah cara sistematis mengerjakan sesuatu (KBBI, 2012:1422) Teknik

merupakan suatu kiat, siasat, atau penemuan yang digunakan untuk menyelesaikan

atau menyempurnakan suatu tujuan langsung. Teknik harus konsisten dengan

metode. Oleh karena itu, teknik harus selaras dan serasi dengan pendekatan

(Iskandarwassid dan Sunendar, 2015: 66). Teknik adalah cara yang dilakukan

seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode (Sanjaya, 2014: 126).

Bila pengajar mempunyai keterbatasaan pengetahuan dan penguasaan tentang

disiplin ilmu maupun tentang cara mengajar yang baik, tentu ia akan berkutat

dengan teknik yang sama, atau tidak berkembang, dan tanpa variasi. Dengan

demikian , pembelajaran akan terkesan monoton dan membosankan. Setiap teknik

memiliki kelebihan dan kekurangan. Pengajar perlu mengkaji teknik mengajar

yang sesuai dan memilih strategi-strategi yang memberikan peluang paling banyak

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

41

bagi peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam proses pencapaian tujuan

pembelajaran atau kompetensi tertentu.

5. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)

termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan

dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses

penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk

mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi

adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah

pembelajaran , pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya

diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012:1340) strategi adalah ilmu

dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan

kebijaksaanaan tertentu dalam perang dan damai. Yang dapat dianggaap berkaiatan

langsung dengan pengertian strategi dalam pengajaran bahasa ialah bahwa strategi

merupakan rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran

khusus.dalam konteks pengajaaran, Gagne (dalam Iskandarwassid dan Sunendar,

2015: 3) mengaartikaan strategi sebagai kemampuan internal seseorang untuk

berpikir, memecahkan maasalah, dan mengambil keputusan.

Dalam setiap pembelajaran peranan strategi lebih penting apabila guru

mengajar siswa yang berbeda dari segi kemampuan, pencapaian, kecenderungan,

serta minat. Ini karena guru harus memikirkan strategi pengajaran yang mampu

memenuhi keperluan seluruh peserta didik. Dengan kata lain, metode atau teknik

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

42

pengajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Strategi sering

dihubungkan dengan prestasi bahasa dan kecakapan dalam menggunakan bahasa.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapaat disimpulkan bahwa strategi

merupakan taktik atau pola yang dilakukan oleh seorang pengajar dalam proses

belajar bahasa, sehingga peserta didik dapat lebih leluasa dalam berpikir dan dapat

mengembangkan keamampuan kognitifnya secara lebih mendalam dengan

menggunakan bahasa yang baik dan benar.

D. Metode Pembelajaran

1. Metode PembelajaranInquiry

Inkuiri merupakan model pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-

dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini

siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memahami

konsep dan memecahkan masalah. Dengan demikian siswa akan memperoleh

sebuah pemahaman yang akan melekat dan menetap lama dipikirannya.

Inkuiriadalah metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk dapat

menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya

perubahan perilaku (Hanafiah dan Sujana, 2010:77). Oleh karena itu, proses

pembelajaran yang menggunakan metode Inkuiri menuntut keterlibatan secara

maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara

sistematis, kritis, dan logis terhadap sebuah fenomena sehingga dapat menemukan

apa yang diinginkan.

Gulo (dalam Trianto, 2014: 78) menyatakan strategi Inquiry berarti suatu

rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan

siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, anaalitis,

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

43

sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya

diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri yaitu (1) keterlibatan siswa

secara maksiumal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara

logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap

percaya diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses Inquiry.

Sanjaya (2014: 1960 menyebutkan bahwa Strategi Pembelajaran Inkuiri

(SPI)adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses

berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban

dari suatu masalah yang dipertanyakan.Proses berpikir itu sendiri biasanya

dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.Pengajaran berdasarkan

inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa di mana kelompok siswa

inquiryke dalam suatu isu atau mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan

melalui suatu prosedur yang digariskan secara jelas dan struktural kelompok

(Kourilsky, 1987: 68 dalam Hamalik, 2007: 220).

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode Inquiry adalah sebuah

metode yang melibatkan proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari

dan menemukan sendiri jawaban atas permasalahan yang dihadapi dengan

menggunakan berbagai sumber informasi sebagai pendukungnya. Siswa

memperoleh berbagai informasi dari berbagai sumber, menggunakan dan mengolah

informasi tersebut untuk dapat menemukan berbagi solusi permasalahan yang

dihadapi.

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

44

2. Ciri-ciri Metode Pembelajaran Inquiry

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran Inquiry

menurut Sanjaya (2014: 196-197) yaitu:

1) Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk

mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai

subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan

sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi

mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu

sendiri.

2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan

menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang ditanyakan, sehingga

diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan

demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai

sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.

Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses anya jawab antara

guru dan siswa. Oleh sebab itu, kemampuan guru dalam menggunakan tekhnik

bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri

3) Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan

kemampuan berfikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan

kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian,

dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai

materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi

yang dimilikinya. Manusia yang hanya mnguasai pelajaran belum tentu dapat

mengembangkan kemampuan berfikir secara optimal, namun sebaliknya siswa

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

45

akan dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya manakala ia bisa

menguasai materi pelajaran.

Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan

pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach). Melalui

pembelajaran inkuiri diharapkan siswa dapat mengembangkan disiplin intelektual

dan keterampilannya, berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaaan dan

mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu siswa, sebab strategi ini siswa

memegang peranan yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.

3. Langkah-langkah Metode PembelajaranInquiry

Secara umum Sanjaya (2014: 201-205) mengemukakan bahwa proses

pembelajaran dengan mengguanakan strategi pembelajaran inkuiri dapat mengikuti

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim

pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru mengondisikan agar

siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Berbeda dengan tahapan

preparation dalam strategi pembelajaran ekspositori (SPE) sebagai langkah

untuk mengkondisikan agar siswa tiap menerima pelajaran , pada langkah

orientasi dalam SPI , guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir

memecahkan masalah. Langkan orientasi merupakan langkah yang sangat

penting. Keberhasilan stratgi pembelajaran inkuiri sangat tergantung pada

kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam

memecahkan masalah; tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 37: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

46

pembelajaran akan berjalan dengan lancar. Beberapa hal yang dapat dilakukan

dalam tahapan orientasi ini adalah:

a) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai

oleh siswa.

b) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakuakn oleh siswa untuk

mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta

tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai

dengan merumuskan kesimpulan.

c) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam

rangka memberikan motivasi belajar siswa.

b. Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu

persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah

persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka teki itu.

Dikatakan teka teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan

masalah itu tentu ada jawabannya dan siswa didorong untuk mencari jawaban

yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi

inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh

pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental

melalui proses berpikir. Dengan demikian, teka teki yang menjadi masalah

dalam berinkuiri adalah teka teki yang mengandung konsep yang jelas yang

harus dicari dan ditemukan. Ini penting dalam pembelajaran inkuiri. Beberapa

halyang harus diperhatiakan dalam merumuskan masalah, diantaranya:

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 38: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

47

1) Masalah hendaknya dirumusakn sendiri oleh siswa. Siswa akan memiliki

motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan

masalah yang hendak dikaji. Dengan demikian, guru sebaiknya tidak

merumuskan sendiri masalah pembelajaran, guru hanya memberikan topik

yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana rumusan masalah yang sesuai

dengan topik yang telah ditentukan sebaiknya diserahkan kepada siswa.

2) Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka teki yang

jawabannya pasti. Artinya guru dapat mendorong agar siswa dapat

merumuskan masalah yang menurut guru jawaban sebenarnya sudah ada,

tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti.

3) Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui

terlebih dahulu oleh siswa. Artinya sebelum masalah itu dikaji lebih jauh

melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah

memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan

masalah. Jangan harapkan siswa dapat melakukan tahapan inkuiri

selanjutnya, manakalaia belum paham konsep-konsep yang terkandung

dalam rumusan masalah

c. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang

dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.

Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki

sejak individu itu lahir.

Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk

menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 39: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

48

individu dapat membuktikan tebakannya, maka ia akan sampai pada posisi yang

bisa mendorong untuk berpikir lebih lanjut. Oleh sebab itu, potensi untuk

mengembangkan kemampuan menebak pada setiap individu harus dibina.

Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan

kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan

mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat

merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan

kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.

Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus

memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan

itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat

berpengaruh oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman.

Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit

mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.

d. Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang

dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran

inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting

dalam pengembangan intelektal. Proses pengumpulan data bukan hanya

memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan

ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh sebab itu,

tugas dan peran gutu dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 40: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

49

pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang

dibutuhkan.

Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah manakala siswa tidak apresiatif

terhadap pokok permasalahan. Tidak apresiatif itu biasanya ditunjukkan oleh

gejala-gejala ketidakbergairahan dalam belajar. Manakala guru menemukan

gejala-gejala semacam ini, maka guru hendaknya secara terus menerus

memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar melalui penyuguhan berbagai

jenis pertanyaan secara merata kepada seluruh siswa sehingga meraka

terangsang untuk berpikir.

e. Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap

diterima sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan

pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari

tingkat keyakinan siswa atau jawaban yang diberikan. Disamping itu, menguji

hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berikir rasional. Artinya,

kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan

tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggung

jawabkan.

f. Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumukan kesimpulan

merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena

banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 41: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

50

tidak focus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk

mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada

siswa data mana yang relevan.

Menurut Hanafiah dan Sujana (2010: 78) langkah-langkah metode Inquiry

Learningdi antaranya:

a. Mengidentifikasi kebutuhan siswa

b. Seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari

c. Seleksi bagan materi yang akan dipelajari

d. Menentukan peran yang harus dilakukan masing-masing siswa

e. Melakukan penjajagan terhaadap kemampuan awal siswa terkait materi yang

akan diberikan

f. Mempersiapkan kelas

g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan penyelidikan

dan penganalisisan data yang ditemukan dalam rangka menemukan hal baru

dalam pembelajaran.

h. Melakukan tindakan penguatan.

Dari langkah-langkah metode Inquiry Learning tersebut dapat dijelaskan

secara lebih singkat bahwa langkah-langkah penerapan penerapan metode Inquiry

Learningadalah meliputi kegiatan proses identifikasi, proses seleksi, proses

persiapan, proses penyelidikan dan penemuan, proses analisis, dan proses

penguatan.

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 42: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

51

4. Langkah Pembelajaran Menulis Teks Beritadengan Metode Inquiry

Ada beberapa langkah yang harus dilalui oleh guru dalam kegiatan

pembelajaran menulis teks berita menggunakan metode Inquiry seperti yang

tertuang dalam tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1

Langkah Metode Inquiry dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Tahap Tingkah Laku Guru

Observasi untuk menemukan masalah

Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengamati kejadian-kejadian atau fenomena yang memungkinkan siswa menemukan masalah

Merumuskan masalah Guru membimbing siswa merumuskan masalah penelitian berdasarkan kejaadian dan fenomena yang disajikan

Mengajukan hipotesis Guru membimbing siswa untuk menyampaikan pendapat terhadap maasalah yang telah dirumuskan

Merencanakan pemecahan masalah (melalui eksperimen atau cara lain)

Guru membimbing siswa untuk merencanakan pemecahan masalah, membantu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan menyusun prosedur penulisan berita

Melaksanakan eksperimen (atau cara pemecahan masalah yang lain)

Selama siswa bekerja, guru membimbing dan memfasilitasi

Melakukan pengamatan dan pengumpulan data

Guru membantu siswa melakukan pengamatan tentang hal-hal yang penting dan membantu mengumpulkan dan mengorganisasi data agar apa yang dituliskan dapat sesuai dengan observasinya

Analisa data Guru membantu siswa menganalisis data supaya menemukan suatu konsep

Penarikan kesimpulan dan penemuan

Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan berdasarkan data dan menemukan sendiri tema yang akan ditulis berdasarkan hasil karangan sendiri

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 43: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

52

Kegiatan belajar mengajar pada penerapan metode Inquiry ini diawali

dengan menghadapkan siswa pada masalah yang merangsang. Hal tersebut dapat

dilakukan denganmenyajikan presentaasi verbal atau pengalaman nyata, atau dapat

dirancang sendiri oleh guru. Jika siswa menunjukkan reaksinya maka guru

berusaha menarik perhatian mereka terhadap hal-hal yang berbeda (sudut pandang,

cara penerimaan mereka). Jika siswa sudah menunjukkan perhatian dan minatnya

dengan cara yang dinyatakan oleh reaksi yang berbeda-beda, guru mengarahkan

untuk merumuskan dan menyusun masalah.

Reaksi yang muncul sangat tergantung pada bahan stimulasi yang

dipresentasikan oleh guru. Bahan tersebut sebagai pendahuluan dari bahan

pengajaran harus terkait dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa.

Selanjutnya siswa diarahkan pada usaha agar mereka mampu menganalisis,

mengorganisasikan kelompok mereka, bekerja, dan melaporkan hasil

penemuannya.

E. Metode Pembelajaran Problem Based Learning

1. Pengertian Metode PembelajaranProblem Based Learning

Problem Based Learning (PBL) sama dengan Pembelajaran Berbasis

Masalah. Kehidupan identik dengan berbagai masalah. Model pembelajaran ini

melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang

berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang

kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah

suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokrasi, suasana nyaman dan

menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal.

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 44: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

53

Pembelajaran berbasis masalahadalah pembelajaran yang menggunakan

masalah nyata (autentic) yang tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat terbuka

sebagai konteks bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilaan

menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membangun

pengetahuan baru. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta

didik pada raasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan,

sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan

masalah yang harus dipecahkan, Kemendikbud (dalam Sutama, 2016: 27).

Bern dan Ericson (dalam Komalasari, 2011: 59) menegaskan bahwa

pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan strategi

pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dengan

mmengintegrasikan berbagai konsep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu.

Strategi ini meliputi mengumpulkan dan menyatukan informasi, dan

mempresentasikan penemuan. Menurut Tan (dalam Rusman, 2014: 232)

pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai maacam

kecerdasan yaang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan

dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan

kompleksitas yang ada.

Harrison (2007: 1) menyatakan bahwa “Problem-Based Learning is a

curriculum development and instructional method that places the student is an

active role as a problem-solver confronted with ill-structured, real-lifeproblems”.

Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebuah pengembangan kurikulum dan

metode instruksional yang menempatkan siswa dalam peranannya yang aktif

sebagai pemecah masalah ketika dihadapkan dalam problem yang kurang

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 45: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

54

terstruktur dalam dunia nyata. Dengan demikian Pembelajaran Berbasis Masalah

dapat didefinisikan sebagai metode yang menempatkan siswa untuk berperan

sebagai pemecah masalah yang tidak terstruktur dalam dunia nyata sebagai

kegiatan belajar mereka.

Pengertian Problem Based Learning menurut Bound dan Felleti “Problem

based learning is an approach to structuring the curriculum which involves

confronting students with problems from practice which provide a stimulus for

learning” Bound dan Felleti (dalam Sigit, 2003: 15). Artinya bahwa metode

problem based learningmerupakan pendekatan di mana dalam proses pembelajaran

dengan berdasarkan kurikulumnya, siswa dihadapkan kepada permasalahan

sebagai langkah untuk memberikan rangsangan agar terjadi kegiatan belajar.

Sejalan dengan pendapat tersebut Hmelo Silver (2004: 235) mendefinisikan

Problem Based Learning as an instructional method in which students learn

through facilitated problem solving. Inti dari pengertian metode Problem Based

Learning adalah metode pembelajaran yang menuntut adanya kreativitas siswa

secara penuh dalam rangka menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi

siswa secara mandiri dengan cara mengkonstruksi pengetahuan dan pemahaman

yang dimiliki.

Selama proses pemecahan masalah, siswa mengkonstruksi pengetahuan dan

mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dan keterampilan untuk

belajar dengan arahan dari diri sendiripada saat mencari solusi permasalahan

tersebut. Dalam hal ini Hung menekankan proses pembelajaran yang melibatkan

peran aktif siswa dalam belajar setelah “kebutuhan” untuk menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi tersebut. Hal penting yang dapat diambil dari

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 46: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

55

pandangan terkait dengan Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu:(a) penyebutan

Pembelajaran Berbasis Masalahsebagai metode pembelajaran, (b) permasalahan

otentik dalam dunia nyata yang menjadi sarana untuk belajar, dan (c) peranan

siswa yang aktif sebagai pencari solusi permasalahan terebut.

Dari beberapa pendapat tentang metode Pembelajaran Berbasis Masalahdi

atas, dapat disimpulkan bahwa metode Pembelajaran Berbasis Masalahmerupakan

metode pembelajaran yang berorientasikan pada peran aktif siswa dengan cara

menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan dari Pembelajaran Berbasis

Masalah adalah siswa mampu menyelesaikan masalah yang ada secara aktif dan

kemudian menarik kesimpulan dengan menentukan sendiri langkah apa yang harus

dilakukan. Peran aktif siswa dalam metode Pembelajaran Berbasis Masalah

dilakukan secara menyeluruh dalam setiap sesi pembelajaran.

2. Ciri-ciri Metode Pembelajaran Problem Based Learning

Strategi belajar berbasis masalah merupakan strategi pembelajaran dengan

menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan

dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan.

Pembelajaran berbasis masalah meangoptimalkan tujuan, kebutuhan, motivasi yang

mengarahkan suatu proses belajar yang merancang berbagai macam kognisi

pemecahan masalah.

Savoi dan Hughes (dalam Wena, 2009: 94) menyatakan bahwa strategi

belajar berbasis masalah memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai

berikut:

1) Belajar dimulai dengan suatu permasalahan

2) Permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan dunia nyata siswa

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 47: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

56

3) Mengorganisasikan pembelajaran di seputar permasalahan, bukan di seputar

disiplin ilmu

4) Memberikan tanggungjawab yang besar dalam membentuk dan

menjalankansecara langsung proses belajar mereka sendiri

5) Menggunakan kelompok kecil

6) Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajarinya dalam

bentuk produk dan kinerja

Bound dan Felleti (1997: 16) menyatakan bahwa ”the basic principle

supporting the concept of problem based learning is learning initiated by a posed

problem, query, or puzzle that the learner want to solve”. Pernyataan tersebut

menggambarkan bahwa metode problem based learningmemiliki

karakteristikpokok adanya permasalahan yang mendasari proses pembelajaran.

Permasalahan tersebut tidak menjadi dasar dalam proses pembelajaran dengan

penerapan metode yang lainnya.

Pendapat lain dinyatakan oleh Walker dan Leary (dalam Sigit, 2013: 42)

bahwa Problem Based Learningdikarakteristikkan sebagai pendekatan dalam

pembelajaran di mana siswa diberikan lebih banyak kontrol terhadap pembelajaran.

Artinya dalam pembelajaran menggunakan Problem Based Learningsiswa lebih

banyak melakukan tindakan secara aktif dengan inisiatifnya untuk mencari

jawaban atas permasalahan yng dihadapinya. Siswa diminta bekerja sama dalam

kelompok dan yang lebih penting lagi diharuskan untuk mendapatkan pengalaman

baru dari langkah pemecahan masalah yang merepresentasikan dalam praktik

profesionalnya.

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 48: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

57

Rusman (2014: 232) menyatakan bahwa karakteristik pembelajaran berbasis

masalah adalah sebagai berikut:

1) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar;

2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata

yang tidak terstruktur;

3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda;

4) Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan

kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan

bidang baru dalam belajar;

5) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama;

6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi

sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam PBM;

7) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif;

8) Pengembangan keterampilan inkuiri dan pemecahan masalah sama pentingnya

dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah

permasalahan;

9) Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sistesis dan integrasi dari sebuah

proses belajar; dan

10) PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.

Berdasarkan pada berbagai pendapat mengenai karakteristik Pembelajaran

Berbasis Masalah tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakteristik Pembelajaran

Berbasis Masalah adalah: (1) permasalahan yang mendasari proses belajar siswa,

(2) proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, (3) proses pembelajaran yang

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 49: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

58

dikendalikan oleh siswa, dan (4) refleksi terhadap proses pembelajaran dan hasil

pembelajaran yang dilakukan sendiri oleh siswa.

Dalam implementasi pembelajaran menggunakan Problem Based Learning,

hal yang mendasar adalah bahwa siswa dihadapkan pada permasalahan-

permasalahan yang harus dapat diselesaikan secara kongkret agar mereka belajar

bagaimana cara menyelesaikan suatu permasalahan (problem solving). Oleh karena

itu, dalam Problem Based Learning seorang guru harus mampu memberikan

gambaran permasalahan yang harus diselesaikan siswa secara jelas agar apa yang

menjadi tujuan pembelajaran Problem Based Learning dapat tercapai secara

optimal.

3. Langkah –langkah MetodeProblem Based Learning

Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan pembelajaran yang memfokuskan

pada pemecahan masalah oleh siswa itu sendiri. Dengan demikian persyaratan awal

yang harus ada dalam Pembelajaran Berbasis Masalah adalah masalah itu sendiri.

Selanjutnya guru bisa memberikan berbagai macam perlakuan terhadap masalah

tersebut agar siswa bisa belajar dari masalah yang ada.

Langkah-langkah operasional dalam proses Pembelajaran berbasis Masalah

menurut Sutama (2016: 27-28) yaitu: (1) mengorientasikan peserta didik terhadap

masalah, (2) mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, (3) membimbing

observasi secara individual maupun kelompok, (4) mengembangkan dan

menyajikan hasil, (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Harrison (2007:4) menyatakan beberapa langkah dalam mengaplikasikan

PembelajaranBerbasis Masalah yaitu: (a) pemaparan ide (mempertimbangkan

permasalahan)(b)mengeksplorasi fakta (mendefinisikan masalah), (c) isu

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 50: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

59

pembelajaran (belajar tentang masalah),(d)merencanakan kegiatan (apa yang akan

dilakukan), dan (e) mengevaluasi produk (apakah masalahnya terpecahkan?).

Lima tahapan dasar dalam Pembelajaran Berbasis Masalah itu bisa dijelaskan

sebagai berikut:

a. Pemaparan Ide

Pemaparan ide adalah fase curah pendapat, pembuatan kelompok dan

pengumpulan seluruh ide terhadap permasalahan yang akan dicari solusinya.

Kegiatan curah pendapat ini akan membuat siswa memunculkan berbagai ide

yang akan menjadi bekal awal sebelum menulis.

b. Mengeksplorasi Fakta

Mengeksplorasi fakta adalah tahap identifikasiterhadap permasalahan

tersebut dan berusaha untuk mencari tahu tentang kompleksitas isu dan berbagai

hal yang berkaitan dengan permasalahan tersebut. Siswa mencoba menggali

pemahamannya terhadap permasalahan yang ada dengan bekal seperangkat

pengetahuan yang telah dimilikinya.

c. Isu Pembelajaran

Isu pembelajaran adalah tahapan yang ditandai dengan siswa mencari

jawaban dari permasalahan apa saja yang harus mereka ketahui. Proses

pencarian jawaban bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

Selain itu, dalam proses ini terdapat aktivitas penyaringan ide dan mencari fakta

atapun menyeleksi ide yang tidak relevan. Siswa pada tahapan ini mencoba

menemukan jawaban dari permasalahan yang ada dengan mengoptimalkan ide

yang ada dan menyaringnya sesuai kebutuhan dalam menyelesaikan

permasalahan.

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 51: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

60

d. Merencanakan Kegiatan

Merencanakan kegiatan adalah tahapan yang ditandai dengan siswa

berusaha mengembangkan rencana berdasarkan pada fakta, isu pembelajaran

dan kesimpulan. Perencanaan kegiatan dikembangkan oleh siswa dengan tujuan

agar mereka dapat menyelesaikan masalah dengan baik. Oleh karena itu, siswa

melakukan pengembangan terhadap rencana yang telah ada untuk

menyelesaikan permasalahan yang ada.

e. Mengevaluasi Produk dan Proses

Mengevaluasi produk dan proses adalah tahapan yang ditandai dengan

produk dan proses pembelajaran dievaluasi. Semua hasil produk yang

diciptakan oleh siswa dan proses pembelajaran dievaluasi untuk mendapatkan

kejelasan sampai di mana kemampuan siswa dalam pembelajaran yang telah

dilakukan.

4. Langkah Pembelajaran Menulis Teks Berita Menggunakan Metode

Problem Based Learning

Ibrahim dan Nur dan Ismail (dalam Rusman, 2014: 243) mengemukakan

bahwa langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah adalah seperti yang

terdapat pada tabel 2.2 berikut:

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 52: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

61

Tabel 2.2

Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Fase Indikator Tingkah Laku Guru

1 Orientasi siswa pada masalah

Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah

2 Mengorganisasi siswa untuk belajar siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

3 Mmembimbng pengalaman individual/kelompok

Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya

5 Menganalisis daan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan

Langkah-langkah tersebut harus dicermati agar tidak terjadi kegagalan.

Guru harus melakaukannya dengan teliti untuk mencermati setiap permasalahan

yang sedang dihadapi. Dalam proses pembelajaran menggunakan metode Poblem

Based Learningdibutuhkan acuan yang baik sehingga nantinya pembelajaran dapat

berlanagsung seperti yang diharapkan dan seperti yang sudaah direncanakan oleh

peneliti.

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 53: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

62

F. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian terkait dengan penggunaan metode Inquiry dan Problem

Based Learningsudah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian yang

dilakukan oleh Agus Eddy Hartawan dengan judul “Model Inkuiri Dalam

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Di SMA Negeri Sukasada”. Penelitian ini

membahas perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pada pembelajaran menulis teks

eksposisi menggunakan metode inkuiri.Jenis penelitian yang dilakukan oleh Agus

Eddy Hartawan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Tentu penelitian ini memiliki

rancangan yang berbeda dengan penelitian yang akan peneliti lakukan karena

peneliti melakukan penelitian eksperimen semu.

Penelitian terkait penerapan metode Problem Based Learningpernah

dilakukan oleh Wayan Somodana dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah ( Problem Based Learning) Dalam Pembelajaran Menulis Teks

Anekdot’. Penelitian tersebut merupakan penelitian yang menggunakan metode

deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menjabarkan tentang perencanaan, penerapan,

dan hambatan pembelajaran menulis teks anekdot. Penelitian ini berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti baik secara metode eksperimen maupun

obyek kemampuan menulis.

Adapun penelitian yang terkait dengan kemampuan menulis teks berita

pernah dilakukan oleh I wayan Endriyana dengan judul “Strategi Guru Dalam

Pembelajaran Menulis Berita Pada Ekstrakurikuler Jurnalistik Di SMA Negeri 1

Kintamani”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran menulis berita

yang dilakukan dengan pendekatan yang berpusat pada guru dengan strategi

ekspositorik dan dengan pendekatan yang berpusat pada siswa dengan strategi

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 54: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

63

heuristik berjalan dengan tiga tahapan secara baik. Perbedaan dengan penelitian

yang peneliti lakukan adalah metode yang dilakukan peneliti menggunakan metode

Inquiry dan metode Problem BasedLlearning.

Penelitian yang dilakukan oleh Sri Redjeki Mulianingsih (2013) “Efektivitas

Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita” (Studi Eksperimen

terhadap Pemahaman dan Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 1 Kembaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) metode inkuiri

efektif terhadap peningkatan pemahaman siswa tentang penulisan teks berita,

terbukti dari hasil uji-t diperoleh t hitung (4,848) lebih besar daripada t tabel

(1,670), maka Ho (1) ditolak dan Ha (1) diterima; (2) metode inkuiri efektif

terhadap peningkatan kemampuan menulis teks berita, terbukti dari hasil uji-t

diperoleh t hitung (2,510) lebih besar daripada t tabel (1,670), maka Ho (2) ditolak

dan Ha(2) diterima; dan (3) metode inkuiri efektif terhadap peningkatan

kemampuan menulis teks berita, terbukti diperoleh t hitung (2,331) lebih besar

daripada t tabel (1,760) maka Ho (3) ditolak dan Ha (3) diterima. Dengan

demikian, penggunaan metode inkuiri terbukti dapat meningkatkan hasil belajar

pemahaman dan kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Kembaran.

G. Kerangka Pikir

Kemampuan menulis teks berita merupakan salah satu keterampilan

berbahasa pada aspek menulis. Kempuan menulis teks berita melibatkan berbagai

aspek kemampuan dan pemahaman antara lain kemampuan mengembangkan ide

dan pemahaman terhadap kaidah penulisan yang benar.

Metode sebagai suatu keseluruhan perencanaan untuk mempresentasikan

pembelajaran secara sistematik harus didasarkan pada pendekatan yang dipilih.

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 55: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

64

Metode pembelajaran merupakan salah satu strategi yang dipilih oleh guru untuk

mengelola pembelajaran seperti yang diinginkan. Penerapan metode Inquirydan

Problem Based Learning dalam pembelajaran menulis teks berita dilakukan kepada

siswa MTs kelas VIII.

Penggunaan kedua metode tersebut pada pembelajaran kemampuan menulis

teks berita diawali dengan pretest pada kedua kelas eksperiment. Dilanjutkan

dengan proses pembelajaran dengan menggunakan kedua metode tersebut. Kedua

metode tersebut digunakan untukmengetahui manakah yang lebih efektif dari

kedua metode tersebut dalam pembelajaran kemampuan membaca pamahaman.

Alur berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan 2.3

berikut:

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir

Penerapan Metode Inkuiri dalam Menulis Teks Berita

Penerapan Metode PBL dalam Menulis Teks Berita

POSTEST Menulis Teks Berita POSTEST Menulis Teks Berita

PRETEST Kelompok Inkuiri PRETEST Kelompok PBL

HOMOGENITAS / NORMALITAS

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 56: BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/4804/3/BAB II_YUNI ERNAWATI...menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan

65

H. Hipotesis

1. Diduga terdapat pengaruh metode Inkuiry terhadap kemampuan menulis teks

berita pada siswa kelas VIII MTs Maarif NU I Purwokerto Barat.

2. Diduga terdapat pengaruh metode Problem Based Learning terhadap

kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas VIII MTs Maarif NU I

Purwokerto Barat.

3. Diduga metode Inquiry lebih efektif dibandingkan dengan metode

pembelajaran Problem Based Learningdalam pembelajaran kemampuan

menulis teks berita pada siswa kelas VIII MTs Maarif NU I Purwokerto Barat.

Perbedaan Pengaruh Penggunaan…, Yuni Ernawati, Program Pascasarjana UMP, 2017