bab ii kajian teori a. konsep sistem 1. pengertian...

25
BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistem Sistem merupakan satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem mempunyai tiga ciri, yaitu: Setiap sistem memiliki tujuan, Setiap sistem memiliki fungsi, Setiap sistem memiliki komponen. (Sanjaya, 2008: 31). Menurut Wiley dan Sons (2005:1-30), terdapat 2 kelompok pendekatan yang digunakan dalam mendefinisikan sistem, yaitu: (1) lebih menekankan pada prosedur yang digunakan dalam sistem dan mendefinisikan sistem sebagai jaringan prosedur, metode, dan cara kerja yang saling berinteraksi dan dilakukan untuk pencapaian suatu tujuan tertentu; (2) lebih menekankan pada elemen atau komponen penyusun sistem, mendefinisikan sebagai kumpulan elemen baik abstrak maupun fisik yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Arifin (1991:257) mengemukakan bahwa sistem bisa diartikan sebagai suatu perangkat atau mekanisme yang terdiri dari bagian-bagian di mana satu sama lain saling berhubungan dan saling memperkuat. Berdasarkan pengertian tersebut, maka sistem dapat diberikan suatu batasan pengertian yaitu sarana yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Apabila penggunaan istilah sistem ini dikaitkan dengan evaluasi pembelajaran maka istilah sistem diartikan sebagai sarana berupa perangkat organisasi, yang diciptakan untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran. 6

Upload: vudien

Post on 10-Jun-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistemeprints.ung.ac.id/5125/6/2012-1-86204-131408061-bab2-05092012123131.pdfintegral, yaitu sistem yang bersifat pelengkap, 2) Setiap

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep Sistem

1. Pengertian Sistem

Sistem merupakan satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling

berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem mempunyai tiga ciri, yaitu:

Setiap sistem memiliki tujuan, Setiap sistem memiliki fungsi, Setiap sistem

memiliki komponen. (Sanjaya, 2008: 31).

Menurut Wiley dan Sons (2005:1-30), terdapat 2 kelompok pendekatan

yang digunakan dalam mendefinisikan sistem, yaitu: (1) lebih menekankan pada

prosedur yang digunakan dalam sistem dan mendefinisikan sistem sebagai

jaringan prosedur, metode, dan cara kerja yang saling berinteraksi dan dilakukan

untuk pencapaian suatu tujuan tertentu; (2) lebih menekankan pada elemen atau

komponen penyusun sistem, mendefinisikan sebagai kumpulan elemen baik

abstrak maupun fisik yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.

Arifin (1991:257) mengemukakan bahwa sistem bisa diartikan sebagai

suatu perangkat atau mekanisme yang terdiri dari bagian-bagian di mana satu

sama lain saling berhubungan dan saling memperkuat. Berdasarkan pengertian

tersebut, maka sistem dapat diberikan suatu batasan pengertian yaitu sarana yang

diperlukan untuk mencapai tujuan.

Apabila penggunaan istilah sistem ini dikaitkan dengan evaluasi

pembelajaran maka istilah sistem diartikan sebagai sarana berupa perangkat

organisasi, yang diciptakan untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran.6

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistemeprints.ung.ac.id/5125/6/2012-1-86204-131408061-bab2-05092012123131.pdfintegral, yaitu sistem yang bersifat pelengkap, 2) Setiap

2

2. Komponen dalam sistem

Ada beberapa komponen dalam suatu sistem, yaitu: 1) Dilihat dari

fungsinya, ada sistem yang bersifat integral, yaitu sistem yang tidak dapat

dipisahkan dari keberadaan sistem itu sendiri. Dan sistem yang bersifat tidak

integral, yaitu sistem yang bersifat pelengkap, 2) Setiap komponen dalam suatu

sistem saling berhubungan atau saling berinteraksi, saling mempengaruhi dan

saling berkaitan, 3) Setiap komponen dalam sistem merupakan keseluruhan yang

bermakna, 4) Setiap komponen dalam sistem adalah bagian dari sistem yang lebih

besar. (Sanjaya, 2008: 43).

Menurut Sanjaya, (2008: 43) dalam pembelajaran komponen sistem terdiri

dari: a. Siswa

Proses pembelajaran pada hakekatnya diarahkan untuk membelajarkan

siswa agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga siswa harus

dijadikan sebagai pusat dari segala kegiatan.

b. Tujuan

Tujuan adalah komponen terpenting dalam pembelajaran setelah

komponen siswa sebagai subjek belajar. Dalam dunia pendidikan, persoalan

tujuan merupakan persoalan tentang visi dan misi lembaga pendidikan itu sendiri.

Tujuan yang lebih umum diturunkan kepada tujuan yang lebih spesifik. Tujuan

khusus yang direncanakan guru meliputi: 1) Pengetahuan, informasi, serta

2

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistemeprints.ung.ac.id/5125/6/2012-1-86204-131408061-bab2-05092012123131.pdfintegral, yaitu sistem yang bersifat pelengkap, 2) Setiap

pemahaman sebagai bidang kognitif, 2) Sikap dan apresiasi sebagai bidang

afektif, 3) Berbagai kemampuan sebagai bidang motorik.

c. Kondisi.

Kondisi adalah berbagai pengalaman belajar yang dirancang agar siswa

dapat mencapai tujuan khusus seperti yang telah dirumuskan. Pengalaman belajar

harus mendorong siswa supaya aktif baik secara fisik maupun nonfisik.

d. Sumber-sumber belajar

Sumber belajar berkaitan dengan segala sesuatu yang memungkinkan

siswa dapat memperoleh pengalaman belajar, yang meliputi lingkungan fisik dan

fersonal. Desainer harus mampu menentukan sumber belajar apa dan bagaimana

cara memanfaatkannya.

e. Hasil belajar

Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan

sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Tugas utama dalam hal ini adalah

merancang instrumen yang dapat mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa

mencapai tujuan pembelajaran.

Pendekatan sistem yang diterapkan dalam pembelajaran bukan saja sesuai

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga sesuai dengan

perkembangan dalam psikologi belajar sistematik, yang dilandasi dengan prinsip-

prinsip psikologi behavioristik dan humanistik. Aspek-aspek pendekatan sistem

pembelajaran, meliputi aspek filosofis dan aspek proses. Aspek filosofis ialah

3

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistemeprints.ung.ac.id/5125/6/2012-1-86204-131408061-bab2-05092012123131.pdfintegral, yaitu sistem yang bersifat pelengkap, 2) Setiap

4

pandangan hidup yang melandasi sikap si perancang, sistem yang terarah pada

kenyataan. Sedangkan aspek proses ialah suatu proses dan suatu perangkat alat

konseptual.

Ciri-ciri pendekatan sistem pembelajaran, memiliki dua ciri utama, yakni :

1) pendekatan sistem sebagai suatu pandangan tertentu mengenai proses

pembelajaran dimana berlangsung kegiatan belajar mengajar, terjadinya interaksi

antara siswa dan guru, dan memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar

secara efektif, 2) Penggunaan metodologi untuk merancang sistem pembelajaran

yang meliputi prosedur perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penilaian

keseluruhan proses pembelajaran yang tertuju pada konsep pencapaian tujuan

pembelajaran. Hamalik (2008: 8)

Pola pendekatan sistem pembelajaran, menurut Hamalik (2008: 9), melalui

langkah-langkah, yaitu; 1) Identifikasi kebutuhan pendidikan (merumuskan

masalah), 2) Analisis kebutuhan untuk mentransfomasikan menjadi tujuan

pembelajaran (analisis masalah), 3) merancang metode dan materi pembelajaran

(pengembangan suatu pemecahan), 4) Pelaksanaan pembelajaran (eksperimental),

dan 5) menilai dan merevisi.

B. Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kelas

1. Evaluasi Pembelajaran

4

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistemeprints.ung.ac.id/5125/6/2012-1-86204-131408061-bab2-05092012123131.pdfintegral, yaitu sistem yang bersifat pelengkap, 2) Setiap

1.1 Pengertian Evaluasi

Proses pendidikan dan pembelajaran sebagai usaha yang disengaja untuk

mengetahui penguasaan sistem terhadap tujuan-tujuan pembelajaran yang telah di

rencanakan, memerlukan suatu evaluasi .

Dalam evaluasi pembelajaran dibutuhkan bukti-bukti yang dikumpulkan

sebagai dasar penilaian. Bukti tersebut perlu di deskripsikan secara jelas sesuai

dengan tujuan pembelajaran yang ingin di capai

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:310), kata evaluasi

memiliki arti penilaian. Hamalik, (2008: 210) mendefinisikan evaluasi adalah

suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk

menilai (asses) keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem

pembelajaran. Harjanto, (2006: 277) mengartikan evaluasi adalah penilaian atau

penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik ke arah tujuan-

tujuan yang telah ditetapkan.

Selanjutnya Roestiyah N.K. dkk. (2003: 13), menyebutkan empat

pengertian evaluasi menurut deskripsinya, yaitu: 1) Evaluasi adalah proses

memahami atau memberi arti, mendapatkan dan mengkomunikasikan suatu

informasi bagi petunjuk pihak- pihak pengambilan keputusan, 2) Evaluasi ialah

kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya, yang

bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab-akibat dan hasil

belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar, 3)

5

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistemeprints.ung.ac.id/5125/6/2012-1-86204-131408061-bab2-05092012123131.pdfintegral, yaitu sistem yang bersifat pelengkap, 2) Setiap

6

Dalam rangka pengembangan sistem istruksional, evaluasi merupakan suatu

kegiatan untuk menilai seberapa jauh program telah berjalan seperti yang telah

direncanakan, 4) Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan tujuan pendidikan

dan proses dalam pengembangan ilmu telah berada dijalan yang diharapkan.

Dari beberapa batasan yang di kemukakan dapat ditarik makna evaluasi

sbb:

1. Merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dengan cermat;

2. kegiatan yang dimaksud merupakan bagian integral dari

pendidikan, sehingga arah dan tujuan Evaluasi harus sejalan dengan tujuan

pendidikan.

3. Evaluasi harus memiliki dan berdasarkan kriteria keberhasilan yaitu

keberhasilan dari : a) Belajar Murid, b) Mengajar Guru, c) Program

Pengajaran.

4. Evaluasi dilakukan sepanjang kegiatan program pendidikan dan pengajaran.

5 Evaluasi mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar siswa,

kemampuan mengajar guru serta menyempurnakan program pengajaran;

6. Evaluasi merupakan alat (the means) yang digunakan untuk menilai

perkembangan program yang telah berjalan semestinya.

1.2 Fungsi dan Tujuan Evaluasi Pembelajaran

6

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistemeprints.ung.ac.id/5125/6/2012-1-86204-131408061-bab2-05092012123131.pdfintegral, yaitu sistem yang bersifat pelengkap, 2) Setiap

Adapun dalam evaluasi ini, pada umumnya mengandung fungsi dan tujuan

sebagai berikut :

a.1. Pertama, untuk untuk menentukan angka kemajuan proses

pembelajaran. Angka-angka yang diperoleh dicantumkan sebagai laporan

kepada orang tua, untuk menaikkan kelas, dan penentuan kelulusan para

siswa.

a.2. Kedua, untuk menempatkan para siswa ke dalam situasi

belajar mengajar yang tepat dan serasi dengan tingkat kemampuan, minat,

dan berbagai karakteristik yang dimiliki oleh setiap siswa.

a.3. Ketiga, untuk mengenal latar belakang siswa (psikologis,

fisik, dan lingkungan), yang berguna baik dalam hubungan dengan fungsi

kedua maupun untuk menentukan sebab-sebab kesulitan belajar para siswa.

Informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk memberikan bimbingan

dan penyuluhan pendidikan guna mengatasi kesulitan-kesulitan yang

mereka hadapi.

a.4. Keempat, sebagai umpan balik bagi guru yang pada

gilirannya dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar

dan program remedial bagi para siswa (Hamalik, 2008: 212).

Fungsi pertama umumnya banyak mendapat perhatian dalam pelaksanaan

pengajaran sehari-hari. Padahal fungsi yang lain tidak kalah pentingnya bahkan

7

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistemeprints.ung.ac.id/5125/6/2012-1-86204-131408061-bab2-05092012123131.pdfintegral, yaitu sistem yang bersifat pelengkap, 2) Setiap

8

memegang peranan yang cukup menentukan terhadap keberhasilan pendidikan

para siswa dalam jangka waktu yang cukup lama.

Harjanto (2006:278), menguraikan beberapa fungsi dari evaluasi, yaitu: 1)

Untuk mengukur kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah melakukan

kegiatan belajar mengajar selama jangka waktu tertentu, 2) Untuk mengukur

sampai dimana keberhasilan sistem pengajaran yang digunakan, 3) Sebagai bahan

pertimbangan dalam rangka melakukan perbaikan proses belajar mengajar,

1.3 Prinsip Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi adalah suatu proses, yakni proses menentukan sampai berapa jauh

kemampuan yang dapat dicapai oleh siswa dalam proses belajar mengajar.

Kemampuan yang diharapkan tersebut sebelumnya sudah ditetapkan secara

operational. Selanjutnya juga ditetapkan patokan pengukuran hingga dapat

diperoleh penilaian (value judgement), Karena itu dalam evaluasi diperlukan

prinsip-prinsip sebagai petunjuk agar dalam pelaksanaan evaluasi dapat lebih

efektif. Wakhinuddin (2010. http://wakhinuddin.wordpress.com/) menyatakan

Prinsip-prinsip itu antara lain:

a. Kepastian dan kejelasan.

Dalam proses evaluasi maka kepastian dan kejelasan yang akan dievaluasi

menduduki urutan pertama. Evaluasi akan dapat dilaksanakan apabila tujuan

evaluasi tidak dirumuskan dulu secara jelas da¬lam. definisi yang operational.

8

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistemeprints.ung.ac.id/5125/6/2012-1-86204-131408061-bab2-05092012123131.pdfintegral, yaitu sistem yang bersifat pelengkap, 2) Setiap

Bila kita ingin mengevaaluasi kemajuan belajar siswa maka pertama-tama kita

identifikasi dan kita definisikan tujuan-tujuan instruksional pengajaran dan

barulah kita kembangkan alat evaluasinya. Dengan demikian efektifitas alat

evaluasi tergantung pada deskripsi yang jelas apa yang akan kita evaluasi. Pada

umumnya alat evaluasi dalam pendidikan terutama pengajaran berupa test. Test ini

mencerminkan karakteristik aspek yang akan diukur. Kalau kita akan

mengevaluasi tingkat intelegensi siswa, maka komponen-komponen intelegensi

itu harus dirumuskan dengan jelas dan kemampuan belajar yang dicapai

dirumuskan dengan tepat selanjutnya dikembangkan test sebagai alat evaluasi.

Dengan demikian keberhasilan evaluasi lebih banyak ditentukan kepada

kemampuan guru (evaluator) dalam merumuskan/mendefinisikan dengan jelas

aspek-aspek individual ke dalam proses pendidikan.

b. Evaluasi adalah alat, bukan tujuan.

Evaluator menyadari sepenuhnya bahwa tiap-tiap teknik evaluasi

digunakan sesuai dengan tujuan evaluasi. Hasil evaluasi yang diperoleh tanpa

tujuan tertentu akan membuang waktu dan uang. Maka dari itu yang perlu

dirumuskan lebih dahulu ialah tujuan evaluasi, baru dari tujuan ini dikembangkan

teknik yang akan digunakan dan selanjutnya disusun test sebagai alat evaluasi.

Jangan sampai terbalik, sebab tanpa diketahui tujuan evaluasi data-yang diperoleh

akan sia-sia. Atas dasar pengertian tersebut di atas maka kebijakan-kebijakan

9

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistemeprints.ung.ac.id/5125/6/2012-1-86204-131408061-bab2-05092012123131.pdfintegral, yaitu sistem yang bersifat pelengkap, 2) Setiap

10

pendidikan yang akan diambil dirumuskan dulu dengan jelas sebelumnya dipilih

prosedur evaluasi yang digunakan dengan demikian.

c. Teknik evaluasi

Teknik evaluasi yang dipilih sesuai dengan tujuan evaluasi. Hendaklah

diingat bahwa tidak ada teknik evaluasi yang cocok untuk semua keperluan dalam

pendidikanl Tiap-tiap tujuan (pendidikan) yang ingin dicapai dikembangkan

tekmk evaluasi tersendiri yang cocok dengan tujuan tersebut. Kecocokan antara

tujuan evaluasi dan teknik yang digunakan perlu dijadikan pertimbangan utama.

d. Komprehensif.

Evaluasi yang komprehensif memerlukan tehnik bervariasi. Tidak adalah

teknik evaluasi tunggal yang mampu mengukur tingkat kemampuan siswa dalam

belajar, meskipun hanya dalam satu pertemuan jam pelajaran. Sebab dalam

kenyataannya tiap-tiap teknik evaluasi mempunyai keterbatasan-keterbatasan

tersendiri.

e. Kesadaran adanya kesalahan pengukuran.

Evaluator harus menyadari keterbatasan dan kelemahan dalam teknik

evaluasi yang digunakan. Atas dasar kesadaran ini, maka dituntut untuk lebih hati-

hati dalam kebijakan-kebijakan yang diambil setelah melaksanakan evaluasi.

Evaluator menyadari bahwa dalam pengukuran yang dilaksanakan, hanya

mengukur sebaglan (sampel) saja dari suatu kompleksitas yang seharusnya diukur,

10

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistemeprints.ung.ac.id/5125/6/2012-1-86204-131408061-bab2-05092012123131.pdfintegral, yaitu sistem yang bersifat pelengkap, 2) Setiap

lagi pula pengukuran dilakukan hanya pada saat tertentu saja. Maka dapat terjadi

salah satu aspek yang sifatnya menonjol yang dimi liki siswa tidak termasuk

dalam sampel pe¬ngukuran. Inilah yang disebut sampling error dalam evaluasi.

Sumber kesalahan (error) yang lain terletak pada alat/instrument yang

diguriakan dalam proses evaluasi. Penyusunan alat evaluasi tidak mudah, lebih-

Iebih bila aspek yang diukur sifatnya komplek. Dalam skoring sebagai data

kuantitatif yang diharapkan dapat mencerminkan objektivitas, tidak luput dari

“error of measurement”. Test obyektif tidak luput dari guessing, main terka,

untung-untungan, sedangtest essai subyektivitas penilai masuk di dalamnya.

Karena itu dalam laporan hasil evaluasi, evaluator perlu melaporkan adanya

kesalahan pengukuran ini. Pengukuran dengan test, kesalahan pengukuran dapat

ditunjukkan dengan koefisien kesalahan pengukuran.

2. Pembelajaran Berbasis Kelas

2.1 Pengertian Pembelajaran

Proses belajar-mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara

keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses pendidikan

tidak akan terjadi bilamana proses belajar mengajar atau pembelajaran tidak ada.

Peristiwa belajar-mengajar banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep.

Oleh karena itu, perwujudan proses belajar-mengajar dapat terjadi dalam berbagai

model. Bruce Joyce dan Marshal Weil sebagaimana dikutip M. Uzer Usman

11

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistemeprints.ung.ac.id/5125/6/2012-1-86204-131408061-bab2-05092012123131.pdfintegral, yaitu sistem yang bersifat pelengkap, 2) Setiap

12

(2000:4) mengemukakan 22 model mengajar yang dikelompokkan ke dalam 4

hal, yaitu (1) proses informasi, (2) perkembangan pribadi, (3) interaksi sosial,

dan (4) modifikasi tingkah laku.

Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada

setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu

sepanjang hidupnya. Sedangkan proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan

yang di dalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks

interaktif, dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat

perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat pengetahuan,

pemahaman dan ketrampilan atau sikap.(Hamalik, 2001:48)

Sedangkan mengajar adalah merupakan suatu perbuatan yang memerlukan

tanggung jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa

sangat bergantung pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya.

Mengajar merupakan suatu perbuatan atau pekerjaan yang bersifat unik, dan

sederhana. Dikatakan unik karena hal itu berkenaan dengan manusia yang belajar,

yakni siswa, dan yang mengajar yakni guru, dan berkaitan erat

dengan manusia didalam masyarakat yang semuanya menunjukkan keunikan.

Dikatakan sederhana karena mengajar dilaksanakan dalam keadaan praktis dalam

kehidupan sehari-hari, mudah dihayati oleh siapa saja. Mengajar pada prinsipnya

membimbing siswa dalam kegiatan belajar-mengajar atau mengandung

pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasikan

12

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistemeprints.ung.ac.id/5125/6/2012-1-86204-131408061-bab2-05092012123131.pdfintegral, yaitu sistem yang bersifat pelengkap, 2) Setiap

lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang

menimbulkan proses belajar. (Hamalik, 2001:4) Dengan demikian, kegiatan

belajar-mengajar adalah dapat dikatakan sebagai “pembelajaran”.

Dalam pembelajaran akan terjadi hubungan interaksi antara guru dengan

siswa, oleh karenanya interaksi tersebut dapat berlangsung secara efektif dan

efesien apabila dilakukan dengan suatu strategi atau siasat. Strategi

pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru

dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien.

Hasil pembelajaran diperoleh melalui kegiatan evaluasi, pengukuran dan

penilaian pembelajaran. Secara umum evaluasi dapat diartikan sebagai proses

sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk

kerja, proses, orang dan yang lain-lain) berdasarkan kriteria tertentu melalui

penilaian.

Hasil Pembelajaran ialah proses pemerolehan maklumat dan

pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat serta pembentukan sikap dan

kepercayaan. Dalam konteks pendidikan, guru biasanya berusaha sedaya upaya

mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran untuk

mencapai suatu objektif yang ditentukan. Pembelajaran akan membawa kepada

perubahan pada seseorang.

13

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistemeprints.ung.ac.id/5125/6/2012-1-86204-131408061-bab2-05092012123131.pdfintegral, yaitu sistem yang bersifat pelengkap, 2) Setiap

14

Apabila dikaji pengertian evaluasi, pengukuran dan penilaian dikaitkan

dengan kegiatan belajar dan pembelajaran, maka kita akan memperoleh

pengertian yang tidak jauh berbeda dengan pengertian secara umum.

Pengertian evaluasi pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai

pembelajaran yang dilaksanakan melalui kegiatan penilaian dan pengukuran

pembelajaran. Kegiatan pengukuran dalam kegiatan pembelajaran adalah proses

membandingkan tingkat keberhasilan pembelajaran dengan ukuran keberhasilan

pembelajaran yang telah ditentukan secara kuantitatif. Sedangkan pengertian

penilaian pembelajaran adalah proses perbuatan keputusan nilai keberhasilan

pembelajaran secara kualitatif.(Madina, dkk, 2007, 98)

2.2 Penilaian Berbasis Kelas

Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang terkait dengan

pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta

didik yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Untuk itu, diperlukan data

sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan.

Keputusan tersebut berhubungan dengan sudah atau belum berhasilnya peserta

didik dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi penilaian kelas merupakan salah

satu pilar dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Mudjiono,

1999:144).

Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung dapat dijaring

dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan

14

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistemeprints.ung.ac.id/5125/6/2012-1-86204-131408061-bab2-05092012123131.pdfintegral, yaitu sistem yang bersifat pelengkap, 2) Setiap

kompetensi atau hasil belajar yang akan dinilai. Oleh sebab itu, penilaian kelas

lebih merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk

memberikan keputusan. (Nata, 2003: 35) dalam hal ini nilai terhadap hasil belajar

peserta didik berdasarkan tahapan belajarnya. Dari proses ini, diperoleh

potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum.

Manfaat penilaian kelas antara lain sebagai berikut:

a. Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui

kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.

b. Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar

yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan

remedial.

c. Untuk umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode,

pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.

d. Untuk masukan bagi guru guna merancang kegiatan belajar.

e. Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah

tentang efektivitas pendidikan.

f.Untuk memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan (Diknas Daerah)

dalam mempertimbagkan konsep penilaian kelas yang baik digunakan.

2.3 Karakteristik Penilaian Berbasis Kelas

15

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistemeprints.ung.ac.id/5125/6/2012-1-86204-131408061-bab2-05092012123131.pdfintegral, yaitu sistem yang bersifat pelengkap, 2) Setiap

16

Penilaian kelas terutama memusatkan perhatian pada siswa, yaitu

mengamati kegiatan dan kemajuan belajar serta membantu siswa untuk menguasai

substansi pelajaran. Partisipasi aktif dari siswa dalam penilaian sangat ditekankan.

Guru memiliki kewenangan penuh untuk merancang dan melaksanakan penilaian

karena menguasai secara substansial apa yang diajarkan dan memiliki

tanggungjawab terhadap keberhasilan pembelajaran.

Menurut Yasin (2009: 32), Penilaian berbasis kelas memiliki karakteristik

istimewa, yaitu :

a. Pusat belajar dan berakar dalam proses pembelajaran

Perhatian utama penilaian berbasis kelas tidak terletak pada perbaikan

mengajar melainkan pada perhatian pendidik dan peserta didik dalam perbaikan

hasil belajar. Adapun apabila guru melakukan perbaikan program pengajaran,

tujuannya tidak lain adalah dalam rangka memperbaiki hasil belajar peserta didik.

Penilaian berbasis kelas dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk membangun

pembelajaran yang lebih baik yang salah satunya dengan melakukan umpan balik

pada belajar peserta didik, agar lebih sistematik, fleksibel, dan efektif.

Penilaian berbasis kelas memberi suatu cara untuk melakukan penilaian

secara menyeluruh dan sistematik dalam proses pembelajaran di kelas. Dengan

demikian, penilaian berbasis kelas senantiasa berakar dalam proses pembelajaran.

Karena difokuskan pada belajar, maka penilaian berbasis kelas memerlukan

16

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistemeprints.ung.ac.id/5125/6/2012-1-86204-131408061-bab2-05092012123131.pdfintegral, yaitu sistem yang bersifat pelengkap, 2) Setiap

partisipasi aktif peserta didik. Dalam hal ini pendidik terus menerus memotivasi

peserta didik agar hasil belajar mereka meningkat.

b. Umpan balik

Penilaian berbasis kelas dapat juga diartikan sebagai suatu alur proses

umpan balik (feedback loop) di kelas. Pendidik maupun peserta didik dapat

dengan cepat dan mudah menggunakan penilaian berbasis kelas sebagai umpan

balik.

Penilaian berbasis kelas bukan hanya untuk memberi nilai atau skor

(grading) peserta didik, tetapi juga untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan

mutu belajar peserta didik.

Menurut Zainal Arifin (2009:246) Adapun kriterian penilaian berbasis

kelas yaitu:

a. Validitas

Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan

menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Dalam

menyusun soal sebagai alat penilaian perlu memperhatikan kompetensi yang

diukur, dan menggunakan bahasa yang tidak mengandung makna ganda.

Misal, dalam pelajaran bahasa Indonesia, guru ingin menilai kompetensi

berbicara. Bentuk penilaian valid jika menggunakan tes lisan. Jika

menggunakan tes tertulis penilaian tidak valid.

b. Reliabilitas

17

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistemeprints.ung.ac.id/5125/6/2012-1-86204-131408061-bab2-05092012123131.pdfintegral, yaitu sistem yang bersifat pelengkap, 2) Setiap

18

Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian.

Penilaian yang reliable (ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable

dan menjamin konsistensi. Misalnya guru menilai dengan proyek, penilaian

akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung sama bila proyek itu

dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama. Untuk menjamin penilaian

yang reliabel petunjuk pelaksanaan proyek dan penskorannya harus jelas.

c. Terfokus pada kompetensi

Dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang berbasis

kompetensi, penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi

(rangkaian kemampuan), bukan hanya pada penguasaan materi

(pengetahuan).

d. Keseluruhan/Komprehensif

Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan

alat untuk menilai beragam kompetensi peserta didik, sehingga tergambar

profil kompetensi peserta didik.

e. Objektivitas

Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian

harus adil, terencana, berkesinambungan, dan menerapkan kriteria yang jelas

dalam pemberian skor.

f.Mendidik

18

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistemeprints.ung.ac.id/5125/6/2012-1-86204-131408061-bab2-05092012123131.pdfintegral, yaitu sistem yang bersifat pelengkap, 2) Setiap

Penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi guru dan

meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik.

Menurut Standar Proses pada Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, tujuan

pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajara yang diharapkan dicapai

oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Ini berarti kemampuan yang

dirumuskan dalam tujuan pembelajaran mencakup kemampuan yang akan dicapai

siswa selama proses belajar dan hasil akhir belajar pada suatu KD.

Menurut Erman (2003:2) menyatakan bahwa evaluasi pembelajaran juga dapat

diartikan sebagai penentuan kesesuaian antara tampilan siswa dengan tujuan

pembelajaran. Dalam hal ini yang dievaluasi adalah karakteristik siswa dengan

menggunakan suatu tolak ukur tertentu. Karakteristik-karakteristik tersebut dalam

ruang lingkup kegiatan belajar-mengajar adalah tampilan siswa dalam bidang

kognitif (pengetahuan dan intelektual), afektif (sikap, minat, dan motivasi), dan

psikomotor (ketrampilan, gerak, dan tindakan).

Sistem evaluasi pembelajaran berbasis kelas menghimpun bahan-bahan

keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau

taraf kemajuan yang dialami oleh peserta didik, setelah mereka mengikuti proses

pembeljaran dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, tujuan umum dari

evaluasi dalam pendidikan adalah untuk memperoleh data pembuktian, yang akan

menjadi petunjuk sampai dimana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan

peserta didik dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler, setelah mereka

19

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistemeprints.ung.ac.id/5125/6/2012-1-86204-131408061-bab2-05092012123131.pdfintegral, yaitu sistem yang bersifat pelengkap, 2) Setiap

20

menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

dan Untuk mengetahui,mengukur dan menilai sampai dimana tingkat efektivitas

dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses

pembelajaran selama jangka waktu tertentu.

Berbagai macam teknik evaluasi pembelajaran Kelas dapat dilakukan

secara komplementer (saling melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai.

Teknik penilaian yang dimaksud antara lain melalui tes, observasi, penugasan,

inventori, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antarteman yang sesuai dengan

karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.

Pembelajaran adalah sebuah proses, yang terdiri dari Input, proses, dan

output, berdasarkan ketiga proses diats maka evaluasi juga harus dilakukan

terhadap ketiga proses tadi, yaitu evaluasi input, evaluasi proses dan evaluasi

keluaran/hasil.

C. Input Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kelas

Perhatian utama penilaian berbasis kelas tidak terletak pada perbaikan

mengajar melainkan pada perhatian pendidik dan peserta didik dalam perbaikan hasil

belajar. Adapun apabila guru melakukan perbaikan program pengajaran, tujuannya

tidak lain adalah dalam rangka memperbaiki hasil belajar peserta didik.

20

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistemeprints.ung.ac.id/5125/6/2012-1-86204-131408061-bab2-05092012123131.pdfintegral, yaitu sistem yang bersifat pelengkap, 2) Setiap

Penilaian berbasis kelas dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk

membangun pembelajaran yang lebih baik yang salah satunya dengan melakukan

umpan balik pada belajar peserta didik, agar lebih sistematik, fleksibel, dan efektif.

Penilaian berbasis kelas memberi suatu cara untuk melakukan penilaian secara

menyeluruh dan sistematik dalam proses pembelajaran di kelas. Dengan demikian,

penilaian berbasis kelas senantiasa berakar dalam proses pembelajaran. Karena

difokuskan pada belajar, maka penilaian berbasis kelas memerlukan partisipasi aktif

peserta didik. Dalam hal ini pendidik terus menerus memotivasi peserta didik agar

hasil belajar mereka meningkat.

Evaluasi input meliputi evaluasi pada para peserta didik, kesiapan

pengajaran, sarana dan prasarana pendukung pembelajaran, kesiapan materi, dan

strategi bagaiman menyampaikan materi tersebut, dan ditambah dengan dukungan

ruangan dimana pembelajaran tesebut berlangsung.

D. Proses Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kelas

Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-

langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui

sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik,

pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik.

Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti penilaian unjuk kerja

(performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian

21

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistemeprints.ung.ac.id/5125/6/2012-1-86204-131408061-bab2-05092012123131.pdfintegral, yaitu sistem yang bersifat pelengkap, 2) Setiap

22

proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta

didik (portfolio), dan penilaian diri. (Nata, 2003: 39)

Menurut Nata, (2003: 39-53) Berikut ini ada beberapa proses atau

teknik penilaian berbasis kelas, yaitu sebagai berikut:

1. Penilaian Unjuk Kerja

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan cara

mengamati kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dalam melakukan suatu

kegiatan. Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai kontek untuk

menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu dari peserta didik. Cara

penilaian ini dianggap lebih otentik dari pada tes tertulis, karena apa yang dinilai

lebih tertuju kepada kemampuan peserta didik yang sebenarnya.

2. Penilaian Sikap

Sikap berawal dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan

kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu. Sikap juga sebagai ekspresi

dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap itu dapat

dibentuk, jadi tingkah laku akan terjadi. Ada tiga komponen sikap yaitu afektif

(perasaan yang dimiliki oleh seseorang), kognitif (kepercayaan atau keyakinan

seseorang mengenai objek), dan konatif (kecenderungan untuk berperilaku atau

berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap).

3. Penilaian Tes Tertulis

22

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistemeprints.ung.ac.id/5125/6/2012-1-86204-131408061-bab2-05092012123131.pdfintegral, yaitu sistem yang bersifat pelengkap, 2) Setiap

Cara melakukan penilaian ini yaitu dengan tes tertulis. Tes Tertulis

merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik

dalam bentuk tulisan. Di dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu

merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain

seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.

4. Penilaian Diri

Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian, di mana subjek

yang ingin dinilai diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan,

status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata

pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan dalam berbagai aspek

penilaian, yang berkaitan dengan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor

5. Penilaian Produk

Penilaian produk yaitu penilaian baik terhadap proses pembuatan atau

kualitas suatu produk, penilaian produk tersebut dapat berupa penilaian

kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni.

6. PenilaianPortofolio

Penilaian portofolio merupakan satu metode penilaian berkesinambungan,

dengan mengumpulkan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan

seseorang. Seluruh hasil belajar peserta didik (hasil tes, hasil tugas perorangan,

hasil praktikum atau hasil pekerjaan rumah) dicatat dan diorganisir secara

sistematik.

23

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistemeprints.ung.ac.id/5125/6/2012-1-86204-131408061-bab2-05092012123131.pdfintegral, yaitu sistem yang bersifat pelengkap, 2) Setiap

24

Dari pendapat diatas dapat kita ketahui bahwa penilaian portofolio

merupakan penilaian yang berkelanjutan yang didasarkan kepada kumpulan

informasi yang menunjuk perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu

periode tertentu.

7. Penilaian Proyek

Penilaian proyek yaitu penilaian terhadap suatu tugas yang harus

diselesaikan dalam waktu tertentu, tugas tersebut berupa investigasi sejak dari

perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian

data.

Penilaian ini digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan

mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan

peserta didik pada matapelajaran tertentu secara jelas.

Evaluasi proses belajar mengajar menekankan pada evaluasi pengelolaan

pembelajaran yang dilaksanakan oleh pembelajaran meliputi strategi belajar

mengajar pengajaran, serta minat dan sikap dari siswa yang mengikuti pelajaran

tersebut.

D. Proses Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kelas

Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana

yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang

dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak

dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil yang

24

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistemeprints.ung.ac.id/5125/6/2012-1-86204-131408061-bab2-05092012123131.pdfintegral, yaitu sistem yang bersifat pelengkap, 2) Setiap

dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta didik tidak

merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan.

(Sudjana, 2006:32)

Evaluasi output pembelajaran atau evaluasi hasil belajar mengajar dapat di

lakukan dengan berbagai cara, antara lain menggunakan test atau ujian materi ajar

tersebut hasil dari ujian ini adalah merupakan output yang dapat dijadikan sebagai

acuan prestasi dari siswa tersebut. .

25