bab ii kajian teori a. deskripsi teori 1. sistem …eprints.uny.ac.id/26977/2/bab ii.pdf · 13 1,56...
TRANSCRIPT
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
a. Pengertian Sistem Informasi
Menurut Kadir (2003:54) sistem adalah sekumpulan elemen yang saling
terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan, dan
pengertian informasi menurut Aji Supriyanto (2005 : 243) adalah data yang telah
diolah menjadi bentuk yang lebih bermakna bagi penerimanya dan bermanfaat
dalam pengambilan keputusan baik saat ini maupun di masa mendatang. Menurut
Bodnar dan Hopwood (dalam Kadir, 2003) sistem informasi adalah kumpulan
perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan
data ke dalam bentuk informasi yang berguna. Sistem informasi dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Transaction Processing System (TPS) atau Sistem Pemrosesan Transaksi
berfungsi untuk memproses transaksi bisnis seperti pembayaran, pemesanan,
dll.
b) Sistem Informasi Manajemen (SIM) berfungsi untuk menampilkan informasi
untuk kepentingan manajer.
c) Decission Support System (DSS) atau Sistem Pendukung Keputusan berfungsi
untuk membantu pengambilan keputusan.
d) Executive Information System (EIS) atau Sistem Informasi Eksekutif
berfungsi untuk kebutuhan eksekutif yaitu merencanakan bisnis.
8
e) Expert System (ES) atau Sistem Pakar berfungsi untuk merepresentasika
pemikiran para pakar/ahli dalam suatu sistem informasi yang berguna untuk
mengambil suatu keputusan.
f) Communication and Collaboration System atau Sistem Komunikasi dan
Kolaborasi berfungsi untuk meningkatkan komunikasi dan kolaborasi pihak-
pihak dalam suatu organisasi.
g) Office Automation (OA) atau Sistem Otomatisasi Kantor berfungsi untuk
mendukung aktivitas kantor sehari-hari.
Untuk dapat membangun suatu sistem informasi diperlukan komponen-
komponen yang dapat menyusunnya. Komponen-komponen tersebut menurut
Tata Sutabri (2012 : 39-40) adalah sebagai berikut :
1) Blok masukan
Merupakan data dan juga termasuk metode serta media untuk menangkap
data yang dimasukkan.
2) Blok model
Terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematika yang akan
mengolah dan memanipulasi data yang sudah ada untuk kemudian dapat
dikeluarkan menjadi output yang diinginkan.
3) Blok keluaran
Merupakan bagian paling penting dari suatu informasi karena merupakan
produk atau hasil atau keluaran dari proses manipulasi data-data yang
terkumpul. Dengan keluaran ini pengguna dapat memperoleh informasi
9
sesuai yang diinginkan untuk kemudian dipergunakan untuk membuat suatu
keputusan.
4) Blok teknologi
Teknologi terdiri dari 3 bagian utama yaitu teknisi (brainware), perangkat
lunak (software), dan perangkat keras (hardware). Teknologi inilah yang
akan menerima input, melakukan pengolahan data, menjalankan model, dan
mengeluarkan output. Sistem secara keseluruhan dikendalikan oleh teknologi.
5) Blok basis data
Basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan. Pada blok ini
data yang jumlahnya cukup banyak dikelola dengan baik.
6) Blok kendali
Untuk dapat menghasilkan suatu sistem informasi yang berkualitas, maka
diperlukan blok kendali untuk mencegah hal-hal yang akan merusak sistem,
menjaga sistem agar tetap aman, dan selalu memastikan sistem berjalan
dengan baik.
b. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Sistem Pendukung Keputusan atau decision support systems (DSS)
merupakan sistem informasi berbasis komputer (termasuk dalam sistem berbasis
pengetahuan / manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung
keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Menurut Turban (dalam Atmajaya, 2011) sistem pendukung keputusan
menggabungkan kemampuan komputer dalam pelayanan interaktif dengan
pengolahan atau pemanipulasi data yang memanfaatkan model atau aturan
10
penyelesaian yang tidak terstruktur. Alter (dalam Kadir, 2003) juga mengatakan
bahwa sistem pendukung keputusan adalah sistem informasi interaktif yang
menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data yang digunakan
untuk membantu pengambilan keputusan. Dari pengertian-pengertian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa sistem pendukung keputusan adalah sistem berbasis
komputer yang berperan dalam memberikan informasi yang interaktif dalam
membantu pengambilan keputusan.
Proses pengambilan keputusan menurut Herbert A. Simon (dalam
Manurung, 2002:24) terdiri dari 3 fase proses yaitu :
a) Intelligence
Intelelligence yaitu fase penelusuran informasi untuk keadaan-keadaan yang
memungkinkan dalam rangka mendukung pengambilan keputusan.
b) Design
Design merupakan fase pencarian, pengembangan, serta analisis
kemungkinan suatu tindakan. Fase ini terdiri atas dua langkah yaitu:
(1) Identifikasi Masalah.
Dalam mengidentifikasi masalah, dilakukan pencarian perbedaan antara
keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang ingin dicapai.
(2) Formulasi Masalah.
Masalah dipertajam dengan menentukan batasan-batasan permasalahan
dan merinci masalah pokok ke dalam sub-sub masalah.
c) Choice
Kegiatan memilih tindakan atau alternatif tertentu dari berbagai macam
kemungkinan yang dapat ditempuh.
11
c. Multi Criteria Decision Making (MCDM)
Multi criteria decision making (MCDM) adalah suatu pengambilan
keputusan dengan beberapa kriteria untuk menentukan alternatif terbaik. Ada
beberapa metode yang dapat digunakan dalam menyelesaikan permasalahan
MCDM, antara lain :
(1) Simple Additive Weighting Method (SAW)
(2) Weighted Product (WP)
(3) Axiomatic Design
(4) ELECTRE
(5) Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)
(6) Analytic Hierachy Process (AHP)
Dalam kajian teori ini tidak dijelaskan satu per satu metode tersebut. Pada
pembahasan selanjutnya hanya akan menguraikan lebih lengkap tentang metode
yang digunakan yaitu AHP dan metode SAW.
2. Analytical Hierarchy Process (AHP)
a. Definisi Analytical Hierarchy Process (AHP)
Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah suatu teori pengambilan
keputusan multikriteria dengan beberapa faktor yang dikelola dalam struktur
hierarki (Saaty, 1990). Hierarki dalam AHP dimaksudkan pada urutan secara
menurun tingkatan level mulai dari tujuan suatu kriteria yang bersangkutan,
subkriteria, dan alternatif-alternatif pada urutan level-level selanjutnya.
12
Melalui metode AHP masalah-masalah kompleks yang akan dicari
penyelesaiannya diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu berupa kriteria tujuan
dan alternatif. Kemudian dilakukan penilaian terhadap pasangan dari kriteria-
kriteria tersebut untuk kemudian diambil keputusan.
b. Kelebihan metode AHP
AHP memiliki kelebihan (Saaty, 2012) sebagai berikut :
1) Unity
AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu
model yang fleksibel dan mudah dipahami.
2) Complexity
AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem
dan integrasi secara deduktif.
3) Interdependence
AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan
tidak memerlukan hubungan linier.
4) Hierarchy Structuring
Elemen-elemen dikelompokkan ke sistem level mulai dari atas sampai ke
level terendah.
5) Measurement
AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk memperoleh
prioritas.
13
6) Consistency
AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam keputusan untuk
menentukan prioritas.
7) Synthesis
AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa diinginkannya
masing-masing alternatif.
8) Tradeoffs
AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga
orang mampu memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan mereka.
9) Judgement and Consensus
AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil
penilaian yang berbeda.
10) Process Repetition
AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan
mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses
pengulangan.
c. Proses AHP
1) Mendefinisikan masalah dan menentukan jenis solusi yang dicari.
2) Menyusun hirarki yang diawali dengan tujuan utama, dilanjutkan dengan
kriteria-kriteria dan alternatif yang akan dirangking.
3) Menentukan prioritas elemen.
Prioritas elemen ditentukan dengan langkah berikut :
14
a) Menyusun matriks perbandingan berpasangan (pairwase comparison)
yaitu matriks yang menggambarkan pengaruh elemen yang satu terhadap
yang lain. Matriks perbandingan berpasangan dituliskan dalam matriks K
sebagai berikut
[
]
b) Matriks perbandingan berpasangan diisi dengan angka. Untuk membuat
nilai perbandingan, dibutuhkan skala (berupa angka) untuk
mengindikasikan seberapa penting/dominan suatu elemen dibanding
dengan elemen yang lain dengan kriteria yang dimaksud. Skala
perbandingan dalam angka yang diungkapkan oleh Saaty dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Skala Perbandingan Nilai Berpasangan
Intensitas
Kepentingan Keterangan
1 Kedua elemen sama-sama berkontribusi untuk
tujuan.
3 Penilaian elemen yang satu sedikit lebih penting
dibanding elemen lainnya.
5 Penilaian elemen yang satu sangat kuat/sangat
penting dibanding elemen lainnya.
7 Penilaian elemen yang satu jelas lebih
penting/dominan dibanding elemen lainnya.
9 Penilaian elemen yang satu mutlak lebih penting
dibanding elemen lainnya.
2, 4, 6, 8 Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi diantara
dua pilihan.
Kebalikan
Jika aktivitas i mendapatkan suatu angka
dibandingkan aktivitas j, maka j mempunyai nilai
kebalikannya bila dibandingkan dengan aktivitas i.
Sumber : Saaty (1990, p. 15)
15
4) Sintesis.
Perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan
prioritas dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks.
b) Membagi setiap nilai pada kolom dengan jumlah total kolom yang
bersesuaian untuk memperoleh normalisasi matriks.
c) Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membagi jumlah elemen
pada setiap baris untuk mendapatkan prioritas (bobot) yang diharapkan.
5) Mengukur konsistensi.
Setelah proses sintesis, langkah selanjutnya adalah mengukur
konsistensi dengan tahapan sebagai berikut :
a) Mengalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif
elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen
kedua, dan seterusnya.
b) Menjumlahkan nilai-nilai setiap baris.
c) Hasil dari penjumlahan setiap baris dibagi dengan elemen prioritas relatif
yang bersangkutan.
d) Menjumlahkan hasil bagi tersebut dengan banyaknya elemen yang ada.
Hasilnya disebut λ maks.
6) Menghitung Consistency Index (CI)
Consistency Index (CI) dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut (Sanada, Wahyudin, Sutarno, 2013 : 3)
16
dengan
7) Menghitung Consistency Ratio (CR).
Rasio konsistensi dapat dihitung dengan membagi CI dengan IR
(Sanada, Wahyudin, Sutarno, 2013 : 3) seperti dituliskan dalam rumus berikut
dengan . Nilai ketidakkonsistenan dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Nilai Index Random
Ukuran
Matriks Nilai IR
1,2 0,00
3 0,58
4 0,90
5 1,12
6 1,24
7 1,32
8 1,41
9 1,45
10 1,49
11 1,51
12 1,48
13 1,56
14 1,57
15 1,59
8) Memeriksa konsistensi hirarki
Jika CR>0,1 maka penilaian comparative judgement harus diperbaiki.
Namun jika CR≤0,1 maka hasil perhitungan dinyatakan benar.
17
3. Simple Additive Weighting Method (SAW)
Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating
kinerja pada setiap alternatif pada semua kriteria seperti yang diungkapkan oleh
Kusumadewi (dalam Usito, 2013). Dalam metode SAW terdapat 2 jenis kriteria yaitu
benefit (keuntungan) dan cost (biaya). Benefit adalah kriteria yang memberikan
keuntungan bagi pengguna (pengambil keputusan), sedangkan cost adalah kriteria
yang akan menimbulkan biaya bagi para pengambil keputusan.
Langkah-langkah metode SAW adalah sebagai berikut :
a. Menentukan alternatif yaitu
b. Menentukan kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan
keputusan yaitu
c. Memberikan nilai semua alternatif terhadap masing-masing kriteria.
d. Menentukan bobot untuk setiap kriteria.
e. Membuat matriks keputusan X. Matriks dibentuk berdasarkan nilai alternatif
terhadap masing-masing kriteria , dimana i=1,2,3,4,...m dan
j=1,2,3,4,...n
[
]
f. Melakukan normalisasi matriks X dengan rumus sebagai berikut
{
18
Matriks hasil normalisasi adalah matriks R seperti berikut.
[
]
g. Nilai akhir diperoleh dari penjumlahan dan perkalian elemen baris matriks
ternormalisasi (R) dengan bobot (W)
∑
Hasil perhitungan yang terbesar mempunyai makna bahwa alternatif
merupakan alternatif terbaik.
4. Metodologi Pengembangan Sistem
Suatu informasi dipastikan sudah ada sebelumnya, baik yang merupakan
sistem informasi konvensional atau sistem informasi modern. Dalam
mengembangkan suatu sistem informasi tentu diperlukan cara atau metodologi
yang tepat. Ada beberapa metodologi yang sudah ada untuk mengembangkan
sistem informasi, namun metode yang paling sering digunakan adalah metode
siklus hidup atau system development life cycle (SDLC). SDLC dapat
dilaksanakan dengan cara pendekatan air terjun (waterfall). Tahap-tahap
pengembangan sistem dengan metode waterfall menurut Pressman (dalam Aan
Yulianto, 2014) adalah sebagai berikut :
a) Analysis
Menganalisis sistem yang telah ada agar dapat disusun sistem baru yang
lebih baik. Analisis terstruktur biasanya akan menggunakan alat (tool) untuk
19
merancang sistem baru. Tool yang digunakan untuk merancang sistem secara
logis dapat digambarkan dengan Data Flow Diagram (DFD). Untuk merancang
sistem secara fisik dapat menggunakan bagan alir sistem (system flow) atau bagan
alir dokumen. DFD dan system flow akan dijelaskan lebih lengkap sebagai
berikut:
(1) Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) menurut Tata Sutabri (2012:117) adalah suatu
jaringan yang menggambarkan suatu sistem komputerisasi, manual, atau
gabungan dari keduanya, yang digambarkan dalam bentuk kumpulan komponen
sistem yang saling berhubungan sesuai aturan mainnya.
DFD akan menggambarkan suatu sistem dari level yang paling tinggi dan
diuraikan sampai ke level yang paling rendah. Tahapan DFD (Tata Sutabri,
2012:120) adalah sebagai berikut :
(a) Diagram Konteks
Diagram pada tahap ini digunakan untuk menggambarkan sistem secara
umum.
(b) Diagram Nol
Diagram nol dibuat untuk menggambarkan tahapan proses yang telah
diuraikan dalam diagram konteks dengan lebih terperinci.
(c) Diagram Detail
Pada diagram detail tahapan proses digambarkan lebih detail dibandingkan
dengan diagram nol.
20
Simbol-simbol yang digunakan dalam Data Flow Diagram (DFD) dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Simbol-Simbol DFD
Simbol Nama Simbol Keterangan
External Entity
Simbol untuk
menggambarkan sumber
atau tujuan data.
Proses
Simbol untuk
menggambarkan poses
pengolahan atau
transformasi data.
Data Flow
Simbol untuk
menggambarkan aliran
data.
Data Store
Simbol untuk
menggambarkan tempat
penyimpanan data.
(2) System Flow
System Flow menjelaskan urutan prosedur yang akan diterapkan dalam
sistem meliputi media input, output, dan jenis media penyimpanan dalam proses
pengolahan data. Tujuannya adalah agar tahap-tahap penyelesaian dapat
digambarkan dengan sederhana, jelas dan rapi. System flow biasanya
menggunakan simbo-simbol tertentu, namun tidak menutup kemungkinan bagi
pemrogram untuk membuat simbol sendiri jika simbol yang telah tersedia dirasa
kurang, namun harus dilengkapi dengan kamus simbol untuk menjelaskan arti dari
masing-masing simbol.
21
Simbol-simbol dalam system flow antara lain terdiri dari simbol input dan
output, proses, dan simbol penghubung.
Tabel 4. Simbol Input dan Output System Flow
Simbol Input dan Output
Input-Output Simbol yang menandaka
proses input dan output
Document
Simbol yang menyatakan
input dan output berupa
dokumen dalam bentuk
cetak/kertas
Disk and On-line
Storage
Simbol untuk
menyatakan input berasal
dari disk atau output di
simpan ke disk
Tabel 5. Simbol Proses System Flow
Simbol Proses
Process
Simbol yang
menunjukkan proses
yang dilakukan komputer
Decision
Simbol untuk kondisi
yang akan menghasilkan
beberapa kemungkinan
jawaban / aksi
Predefined
Process
Simbol untuk
mempersiapkan
penyimpanan yang akan
digunakan sebagai
tempat pengolahan
didalam storage
Terminal
Simbol untuk permulaan
atau akhir darti suatu
program
Manual Input
Simbol untuk pemasukan
data secara manual on-
line keyboard
22
Tabel 6. Simbol Penghubung System Flow
Simbol Penghubung
Arus / Flow Penghubung antar proses
Connector
Simbol keluar / masuk
prosedur atau proses
dalam lembar / halaman
yang sama
Off-line Connector
Simbol keluar / masuk
prosedur atau proses
dalam lembar / halaman
yang lain
b) Design
Tahap kedua setelah analysis adalah design. Tahap design memberikan
gambaran dan rancang bangun yang jelas dari kebutuhan-kebutuhan yang telah
dianalisis sebelumnya.
c) Code
Code adalah tahap implementasi desain sistem yang telah dirancang ke
dalam bahasa pemrograman.
d) Test
Test merupakan tahap pengujian terhadap program yang telah dibuat.
Pengujian dilakukan agar fungsi-fungsi bebas dari error, selain itu juga digunakan
untuk mengetahui apakah hasil dari pengujian telah menunjukkan kesesuaian
terhadap kebutuhan yang telah dianalisis sebelumnya. Salah satu jenis pengujian
yang dilakukan kepada pengguna adalah pengujian betha. Pengertian pengujian
betha dan aspek yang akan diujikan kepada pengguna akan dijelaskan lebih rinci
sebagai berikut :
23
(1) Pengujian Betha
Pengujian ini dilakukan pada pengguna untuk mengetahui seberapa jauh
sistem dapat beroperasi. Pengujian ini akan bersifat objektif karena yang menilai
adalah pengguna langsung.
Sesuai namanya, Betha merupakan alphabet kedua dalam bahasa Yunani.
Pengujian Betha adalah pengujian yang dilakukan sesudah pengujian Alpha
(pengujian internal, biasanya diujikan pada pembuat sistem dan pihak yang
terlibat). Sistem dengan versi Betha umumnya sudah mempunyai fitur yang
lengkap sama seperti versi penuh yang akan dilucurkan. Perbedannya hanya
terletak pada bug (kesalahan) yang nantinya tidak lagi ditemukan di versi penuh
yang akan diluncurkan.
(2) Kualitas Perangkat Lunak
Dalam melakukan pengujian harus ditentukan dahulu aspek-aspek apa saja
yang akan diujikan. Aspek-aspek ini mengacu pada standar kualitas perangkat
lunak. Berbagai macam model kualitas perangkat lunak telah diungkapkan oleh
beberapa pakar. Masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan. Dalam
penelitian ini, digunakan model ISO sebagai model karakteristik kualitas
perangkat lunak. Dipilih model ISO karena model ini merupakan model standar
internasional. Model ini menentukan 6 karakteristik yaitu functionality, reliability,
usability, efficiency, maintainability, dan portabilitas. Berikut adalah penjelasan
dari karakteristik tersebut menururt K. Khosravi, and Y.G. Guéhéneuc dalam
(Parwita, 2012 : 92-93) :
24
(a) Functionality yaitu kemampuan produk perangkat lunak untuk menyediakan
fungsi yang memenuhi dan sesuai dengan yang dibutuhkan ketika perangkat
lunak digunakan dalam kondisi tertentu.
(b) Reliability yaitu kemampuan produk perangkat lunak untuk mempertahankan
tingkat kinerja tertentu ketika digunakan dalam suatu kondisi. Reliability atau
keandalan dapat juga diartikan sejauh mana produk beroperasi tanpa
kegagalan dalam kondisi tertentu selama periode waktu tertentu.
(c) Usability yaitu kemampuan produk perangkat lunak dapat digunakan. Mulai
dari usaha yang diperlukan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan
input, dan mengartikan output.
(d) Efficiency yaitu sejauh mana produk perangkat lunak secara efektif
menggunakan (atau meminimalkan konsumsi atas) sumber dayanya. Sumber
daya yang dimaksud dapat mencakup semua jenis sumber daya seperti
komputer, mesin, fasilitas, dan personil. Efisiensi berkaitan dengan apakah
model dapat memenuhi tujuannya tanpa pemborosan sumber daya.
(e) Maintainability yaitu kemampuan produk perangkat lunak untuk dapat
dimodifikasi.
(f) Portabilitas yaitu kemampuan produk perangkat lunak untuk dapat
dipindahkan dari suatu lingkungan ke lingkungan yang lain.
5. PHP
a. Pengertian PHP
PHP atau (PHP Hypertext Prepocessor) merupakan bahasa pemrograman
yang dapat disisipkan ke dalam HTML (yang merupakan bahasa untuk membuat
25
suatu halaman web), oleh karenanya PHP banyak digunakan untuk memogram
situs web yang dinamis.
b. Keunggulan PHP
Salah satu alasan digunakannya bahasa pemrograman PHP adalah karena
bahasa pemrograman ini mempunyai banyak kelebihan, diantaranya :
1) PHP bersifat free atau gratis.
2) PHP memiliki tingkat akses yang lebih cepat.
3) PHP memiliki tingkat lifecycle (siklus hidup) yang cepat sehingga selalu
mengikuti perkembangan teknologi internet.
4) Memiliki tingkat keamanan yang tinggi.
5) Mampu berjalan di beberapa server yang ada, misalnya Apache, Microsoft
IIS, PWS, AOLserver, phttpd, fhttpd, dan Xitami.
6) Mampu berjalan di Linux sebagai platform sistem operasi utama bagi PHP,
namun juga dapat berjalan di FreeBSD, Unix, Solaris, Windows sistem
operasi yang paling banyak digunakan, dan lain sebagainya.
7) Mendukung akses ke beberapa database yang sudah ada, baik yang gratis
maupun berbayar antara lain MySQL, PosgreSQL, mSQL, Informix, dan
MicrosoftSQL server.
c. Struktur dan Penulisan program PHP
Ada beberapa cara dalam menuliskan bahasa pemrograman PHP yaitu :
1) Kode bahasa PHP yang penulisannya menyatu dengan tag-tag HTML
dalam satu file.
Kode PHP diletakkan antara tanda <? atau <?php dan diakhiri dengan
tanda ?> yang menjadi identitas bahasa pemrograman PHP.
26
Contoh penulisan :
<html>
<body>
<?
echo”Mencoba Bahasa Pemrograman PHP”;
?>
</body>
</html>
2) Penulisan kode PHP dalam sebuah file yang dituliskan dalam bentuk
perintah-perintah PHP keseluruhan. Yaitu semua tag HTML maupun kode
PHP dituliskan dalam bentuk kode-kode PHP, yaitu diawal dengan tanda
<? Dan diakhiri dengan ?> secara keseluruhan.
Contoh penulisan :
<?
echo” <html>
<body>
Mencoba Bahasa Pemrograman PHP
</body>
</html>;
?>
3) Model javascript
Pada model javascript, penulisan bahasa PHP diawali dengan tag <script
language=”php”> dan diakhiri dengan </script>
4) Model ASP (Active Server Page)
Pada model ASP, penulisan bahasa PHP diawali dengan tag <% dan
diakhiri dengan %>
Yang perlu diperhatikan saat menulis bahasa PHP selain tag seperti di
atas adalah bahwa setiap satu statement atau perintah diakhiri dengan titik-
koma (;). PHP juga bersifat case sensitive untuk nama identifier yang dibuat
27
oleh user (berupa variabel, konstanta, dll), namun tidak case sensitive untuk
identifier bawaan dari PHP.
6. Basis Data
a. Pengertian Basis Data
Menurut Aji Supriyanto (2005 : 190) basis data adalah kumpulan data-data
yang membentuk suatu berkas yang saling berhubungan dengan aturan tertentu
untuk membentuk data baru atau informasi.
Data-data yang saling berkaitan satu sama lain disimpan dalam suatu tempat
yang kemudian diolah sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan suatu
informasi yang bermanfaat untuk pengguna. Data-data tersebut direpresentasikan
dalam bentuk file-file, dimana file tersebut berisikan record-record yaitu rekaman
yang menggambarkan suatu individu tertentu. Sedangkan field merupakan suatu
atribut dari record yang sejenis yang menunjukkan suatu item dari data. Misal
field nama berisikan nama-nama pegawai. Penjelasan mengenai file, record, dan
field dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Hubungan Komponen dalam Database
28
Untuk mendukung proses pembentukan database diperlukan komponen-
komponen (Budi Sutedjo Dharma Oetomo, S. Kom., MM, 2002: 116) yaitu
diagram konteks, DFD, kamus data, flowchart, ERD, dan normalisasi. Ada
beberapa komponen yang lain, namun dalam tulisan ini hanya akan disampaikan
beberapa yang memang harus dikaji lebih dalam.
b. Database Management System (DBMS)
Untuk mengelola basis data diperlukan suatu perangkat lunak yang disebut
dengan DBMS. Database Management System (DBMS) atau Sistem Manajemen
Basis Data adalah suatu sistem atau perangkat lunak yang dirancang untuk
mengelola suatu basis data (membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses
basis data) dengan cara yang praktis dan efisien.
Dengan adanya DBMS suatu basis data dapat dikelola dengan baik dan
diproses dengan baik dalam sistem sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Dalam Database Management System (DBMS) terdapat beberapa model
basis data yang digunakan untuk menggambarkan data dan hubungan antar data
yang ada dalam basis data tersebut, antara lain :
1) Model Basis Data Hierarkis
2) Model Basis Data Network
3) Model Basis Data Relasional
4) Model Basis Data Objek
Model basis data tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Model hierarkis, network, dan relasional adlah model data yang berbasis
29
rekaman. Model yang paling banyak digunakan saat ini adalah model basis data
relasional.
c. Model Basis Data Relasional
Aji Supriyanto (2005 : 202) menyebutkan bahwa basis data relasional
memiliki dua buah teknik, yaitu :
a) Teknik normalisasi
Normalisasi adalah proses pengelompokkan data elemen menjadi suatu
tabel yang menunjukkan entitas dan relasinya. Proses normaliasi tentu diawali
dengan data yang yang tidak normal yaitu kumpulan data yang akan direkam dan
tidak ada keharusan mengikuti suatu format. Data tidak normal bisa saja tidak
lengkap dan bisa terjadi duplikasi. Aturan-aturan dalam bentuk normalisasi adalah
sebagai berikut :
1) Bentuk normal pertama (1NF)
Bentuk normal pertama terbentuk jika semua atribut tidak dapat lagi menjadi
atribut-atribut yang lebih kecil.
2) Bentuk normal kedua (2NF)
Bentuk normal kedua adalah bentuk normal pertama dimana semua atribut
bukan kuncinya hanya bergantung pada kunci primer.
3) Bentuk normal ketiga (3NF)
Bentuk normal ketiga adalah bentuk normal kedua dimana semua atribut
bukan kuncinya tidak memiliki ketergantungan transitif (nilai data bergantung
pada suatu atribut yang juga bergantung pada atribut yang lain) terhadap
kunci primer.
30
b) Teknik entity relationship diagram (ERD)
ERD merupakan notasi grafis yang digunakan untuk menjelaskan suatu
struktur data dan hubungan antar data.
d. ERD
ERD merupakan singkatan dari Entity Relationship Diagram digunakan
untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data. (Aji Supriyanto, 2005 :
207).
Menurut ERD menggunakan beberapa notasi dasar atau simbol untuk
menggambarkan struktur dan hubungan antar data yaitu :
a) Entity (entitas)
Merupakan notasi untuk mewakili suatu objek dengan karakteristik yang
sama yang dilengkapi oleh atribut. Pada umumnya objek dapat berupa benda,
pekerjaan, tempat, dan orang.
b) Relasi
merupakan notasi untuk menghubungkan beberapa entitas berdasarkan
dengan kenyataan yang ada.
c) Atribut
Yaitu notasi yang menjelaskan karakteristik dari suatu entitas dan juga
relasinya.
d) Garis Penghubung
Untuk merangkaikan keterkaitan antar entitas, relasi, dan atribut diperlukan
notasi garis penghubung. Notasi yang digunakan dalam pembuatan ERD
dapat dilihat pada Gambar 2.
31
= Entitas
= Relasi
= Attribut
= Garis penghubung
Gambar 2. Simbol-Simbol ERD
e. MySQL
Structure Query Language (SQL) adalah bahasa yang digunakan untuk
mengakses basis data/database. Salah satu jenis database sever yang telah banyak
dikenal dan digunakan adalah MySQL. My Structure Query Language (MySQL)
berfungsi untuk mengolah database menggunakan bahasa Query standar yang
dimiliki SQL (Structure Query Language).
. Beberapa kelebihan mySQL dibanding dengan software DBMS yang lain
adalah MySQL bersifat open source dan dapat digunakan di berbagai macam
platform (windows, linux, dll), bahasa pemrograman PHP sangat mendukung
database MySQL. Beberapa contoh script PHP untuk MySQL yaitu :
mysql_connect() = Untuk membuka koneksi ke server database MySQL
mysql_create_db() = Untuk membuat database
mysql_close() = Untuk memutuskan koneksi ke server database MySQL
32
7. Objek Wisata Kabupaten Kulon Progo
Gambar 3. Peta Wisata Kabupaten Kulon Progo
Kulon Progo adalah salah satu kabupaten di wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta yang terletak di wilayah sebelah barat. Seperti namanya, Kulon Progo
merupakan bahasa Jawa, dimana “kulon” berarti barat dan “progo” merupakan
nama sungai, maka Kulon Progo bermakna di sebelah barat Sungai Progo. Potensi
wisata Kabupaten Kulon Progo sangat bervariasi antara lain :
a) Wisata alam
Kabupaten Kulon Progo mempunyai pesona alam yang sungguh indah
sehingga sangat sayang untuk dilewatkan. Wisata alam yang terdapat di
Kulon Progo antara lain :
33
1) Pantai Glagah
Lokasi Pantai Glagah berada di Kecamatan Temon, Kulon Progo kira-kira
10 Km dari kota Wates dan kurang lebih 2 km dari jalan raya Jogja – Jakarta.
Pantai Glagah merupakan pantai indah dengan hamparan pasir hitam yang
luas sekaligus berlaguna. Di pantai ini terdapat kawasan gumuk pasir dengan
rumput grinting dan laguna Glagah yang sangat luas terhampar untuk
aktivitas perahu wisata, olah raga kano, kayak, berenang atau memancing.
Gambar 4. Pantai Glagah
2) Pantai Congot
Lokasi Pantai Congot berada di di Desa Jangkaran, Temon, Kulon Progo
di sebelah barat Pantai Glagah atau 15 Km dari Wates.
Sama seperti Pantai Glagah, Pantai Congot juga membentang luas dengan
pasir hitam yang berasal dari gunung api. Pasir hitam terbawa sampai di laut
oleh Sungai Progo di bagian timur (dekat Pantai Trisik) dan Sungai
Bogowonto.
34
Gambar 5. Pantai Congot
3) Pantai Trisik
Pantai Trisik merupakan pantai yang landai berupa hamparan pasir hitam
yang halus.
Pantai Trisik terletak di arah tenggara Kulon Progo tepatnya di Banaran,
Galur (kira-kira 20 Km dari Wates dan 30 km dari Jogja).
Tidak jauh dari Pantai Trisik terdapat Muara Sungai Progo yang terletak
di sebelah timur kawasan Pantai Trisik. Kawasan muara ini sering menjadi
tempat untuk pengamatan burung dan lokasi penangkaran habitat penyu yang
dikelola swadaya oleh masyarakat.
Gambar 6. Pengunjung Sedang Melakukan Pengamatan Burung di Pantai
Trisik
35
4) Waduk Sermo
Waduk Sermo satu-satunya waduk di DIY. Luasnya kurang-lebih 157 ha.
Waduk Sermo terletak di Hargowilis, Kokap (5 km dari Wates, 36 Km dari
Jogja) berlatar belakang hutan dan Pegunungan Menoreh.
Gambar 7. Waduk Sermo
5) Puncak Suroloyo
Suroloyo terletak di puncak tertinggi Pegunungan Menoreh di 1017 Mdpl
di dengan pemandangan indah di perbatasan Jogjakarta dan Jawa Tengah.
Berjarak kira-kira 50 Km dari Jogja, tepatnya di Dusun Keceme, Desa
Gerbosari, Kec. Samigaluh.
Dari sini para pengunjung dapat menikmati Candi Borobudur, Gn.
Merapi, Gn. Merbabu, Gn. Sindoro, Gn. Sumbing di sisi utara dan Kota
Jogjakarta serta Samudera Hindia di sisi selatan.
36
Gambar 8. Pemandangan di Puncak Suroloyo
6) Goa Kiskendo
Goa Kiskendo merupakan salah satu obyek wisata kawasan karst yang
terletak di dusun Sokamoyo, desa Jatimulyo, Kec. Girimulyo di Pegunungan
Menoreh. Terletak 38 Km dari Jogja dan 21 KM dari Wates.
Goa Kiskendo adalah goa alami di Perbukitan Menoreh Panjang
keseluruhan goa ini belum diketahui secara pasti tetapi kurang lebih 600
meter dari mulut goa dapat ditelusuri dengan aman. Sebagai goa aktif masih
terjadi proses pembentukan stalagtit dan stalagmit di goa Kiskendo.
Gambar 9. Goa Kiskendo
b) Desa wisata
Desa wisata yang terdapat di Kabupaten Kulon Progo antara lain sebagai
berikut :
37
1) Desa wisata Nglinggo
Desa Wisata Nglinggo adalah sebuah dusun di Desa Pagerharjo,
Kecamatan Samigaluh di Pegunungan Menoreh. Dusun ini mempunyai daya
tarik alam pegunungan, wisata trekking, air terjun, nuansa pedesaan,
perkebunan teh dan kopi.
Gambar 10. Perkebunan Teh di Desa Wisata Nglinggo
2) Desa wisata Kalibiru
Kalibiru adalah desa wisata yang digagas oleh masyarakat setempat yang
terletak di Hargowilis, Kokap pada ketinggian 450 Mdpl di Perbukitan
Menoreh Kulonprogo Yogyakarta, (40 Km dari Jogjakarta atau 7 Km di dari
Kota Wates) dengan daya tarik wisata Outbound Training, Wisata Pedesaan,
Wisata Budaya, Wisata Pendidikan, Wisata Keluarga, Wisata Trekking, dan
Wisata Terapi Alam. Kalibiru adalah hutan kemasyarakatan.
38
Gambar 11. Outbound di Desa Wisata Kalibiru
3) Desa wisata Sermo
Desa wisata Sermo terletak di di Hargowilis, Kokap, Kulon Progo. Daya
tarik utama Desa Wisata Sermo adalah Waduk Sermo, satu-satunya waduk
dan terbesar di Yogyakarta. Wisatawan dapat melakukan banyak kegiatan
wisata seperti berkeliling waduk dengan perahu, bersepeda di pedesaan,
memancing, berkemah, tracking atau kegiatan outbond di sekitar Waduk
Sermo, termasuk belanja produk lokal: ikan krispi, gula merah dan gula
kristal.
Gambar 12. Wisatawan Sedang Berkeliling Waduk Sermo dengan Perahu
39
4) Desa wisata Sidorejo
Desa wisata Sidorejo terletak di kecamatan Lendah kabupaten Kulon
Progo. Salah satu objek wisata yang menarik dari desa ini adalah Bendung
Sapon yang merupakan sumber irigasi bagi daerah sekitarnya yang meliputi
tiga kecamatan yaitu Panjatan, Galur, dan Temon.
Gambar 13. Bendung Sapon di Desa Wisata Sidorejo
5) Desa wisata Jatimulyo
Para pengunjung Desa Wisata Jatimulyo, kecamatan Girimulyo, Kulon
Progo adalah yang berminat menjelajah Goa Kiskendo atau Semitro lebih
dalam lagi. Desa Wisata Jatimulyo menyediakan paket wisata susur gua yang
dirancang untuk pengunjung yang suka melakukan petualangan alam dengan
ketrampilan khusus seperti para caver atau pegiat pencinta alam.
Gambar 14. Wisatawan Sedang Menjelajah Goa Kiskendo
40
c) Wisata kuliner
1) Gula semut
Daerah Kokap di Kabupaten Kulon Progo, merupakan salah satu
penghasil produksi gula kelapa dalam bentuk gula cetak. Salah satu
pengembangan dari produk gula kelapa di wilayah Kulon Progo adalah Gula
Semut/gula kristal. Hasil olahan gula jawa ini menjadi butiran-butiran kristal
seperti gula pasir sehingga mudah disimpan, hemat tempat dan lebih awet.
Dengan menambahkan beberapa herbal/empon-empon, akan didapat
berbagai rasa tambahan seperti rasa jahe, temulawak, kencur, dan lain-
lainnya, sehingga sangat baik digunakan sebagai minuman kesehatan.
Gambar 15. Proses Pembuatan Gula Semut
2) Geblek
Geblek merupakan makanan tradisional khas kulonprogo yang terbuat
dari sari ketela. Dusun tegalsari merupakan salah satu penghasil geblek
terbaik di kulon progo. Geblek tegalsari diproduksi oleh beberapa warga
tegalsari yang sudah bertahun tahun memproduksi geblek. Geblek dipasarkan
dalam bentuk mentah dan matang.
41
Gambar 16. Geblek dan Tempe Benguk
Makanan ini nikmat disantap dikala hangat, apalagi dimakan bersama
dengan tempe benguk bacem atau tempe benguk besengek.
3) Jenang madu sirat
Jenang Madu Sirat ini hanya dapat kita temukan di daerah Kulon Progo,
khususnya di daerah Gadingan, kota Wates. Makanan ini dibuat dari tepung
ketan, gula jawa, santan dan parutan kelapa muda. dengan citarasa manis dan
gurih yang khas, makanan ini tahan disimpan cukup lama.
Gambar 17. Jenang Madu Sirat
42
d) Wisata religi
1) Sendangsono
Sendangsono adalah obyek wisata yang terbuka untuk umum, namun
secara khusus menjadi tempat ziarah pemeluk Katholik untuk penghormatan
kepada Ibu Maria. Sendangsono terletak di Desa Banjaroyo, Kecamatan
Kalibawang, Kabupaten Kulon ProgoTempat peziarahan Sendangsono
dibangun dengan arsitektur khas dengan bangunan-bangunan artistik serta
penataan lingkungan yang asri, sejuk dan indah.
Gambar 18. Sendangsono
2) Makam Nyi Ageng Serang
Nyi Ageng Serang adalah pahlawan nasional perempuan, penasehat
spiritual Pangeran Diponegoro selama melawan Belanda dalam Perang Jawa
(1825 - 1830) yang diberi gelar Pahlawan Nasional. Makam Nyi Ageng
Serang terletak di atas bukit di Dusun Beku, Desa Banjarharjo, Kecamatan
Kalibawang, Kulon Progo, ± 6 km dari jalan Dekso-Muntilan. Jarak dari
Yogyakarta ± 32 km, dari kota Wates ± 30 km.
43
Gambar 19. Makam Nyi Ageng Serang
Biasanya peziarah datang untuk mencari berkah (ngalap berkah),
mendoakan mereka yang sudah meninggal dengan kepercayaan mistik
masyarakat. Biasanya ramai pada malam Selasa dan Jum’at Kliwon.
3) Makam Girigondo
Makam Girigondo adalah makam kerabat Paku Alam. Terletak di atas
Perbukitan Menoreh di Desa Kaligintung, Temon yang berjarak sekitar 10 km
dari kota Wates. Di Girigondo dimakamkan KGPAA Paku Alam V, VI,VII,
VIII beserta keluarganya.
Gambar 20. Pintu Masuk Makam Girigondo
44
e) Wisata pendidikan
1) Wild Rescue Center (WRC)
Wild Rescue Center (WRC) adalah program untuk konservasi satwa liar,
pendidikan pengembangan pengetahuan konservasi dan kampanye konservasi
satwa liar Indonesia. WRC terletak di Paingan, Sendangsari, Pengasih seluas
14 hektar. Program utama WRC adalah merehabilitasi dan merawat satwa liar
khususnya orangutan.
Gambar 21. Perawatan Orangutan di WRC
2) Dolan Deso Boro
Dolan Deso Boro terletak di area pedesaan yang nyaman di desa Banjarasri
(Boro) Kalibawang, Kulonprogo. Dolan Deso Boro merupakan tempat wisata
pemdidikan dan minat khusus dengan misi pelestarian lingkungan.
Gambar 22. Dolan Deso Boro
45
f) Wisata minat khusus
1) Arung jeram / rafting Progo
Sungai Progo sebelah atas bagi penggemar olahraga minat khusus
terutama rafting dan kayaking merupakan spot yg potensial dan menantang
untuk dicoba. Banyaknya jeram dengan berbagai variasi tingkat kesulitan
menjadikan Sungai progo atas sebagai spot yg wajib diarungi oleh penghoby.
dengan panjang pengarungan sekitar 12 km dapat ditempuh kurang lebih 2,5
jam perjalanan. Indahnya pemandangan di kiri dan kanan sungai serta ada air
terjun yang masih alami menjadikan pengarungan lebih berkesan.
Gambar 23. Rafting Progo
2) Towielfiet
Towielfiet dalah wisata desa menggunakan sepeda lama berkeliling desa
sambil mengenal kearifan lokal dan kehidupan sehari-hari di pedesaan.
Keunikan dari Towilfiets adalah para wisatawan diajak berkeliling desa
menggunakan sepeda. sepanjang perjalanan, oleh Host Towilfiets, wisatawan
dikenalkan dengan berbagai macam kegiatan sehari-hari warga masyarakat,
seperti mananam padi, menuai padi, dan lain-lain. Wisata desa ini sangat
46
diminati oleh wisatawan baik manca negara maupun lokal. Alamat kantor
penyedia wisata Towielfiet berada di Bantar, Banguncipto, Sentolo,
Kulonprogo.
Gambar 24. Towielfiet
3) Sport fishing
Salah satu tempat Sport Fishing yang sangat menantang adalah di Pantai
Glagah. Spot tersebut berada di pemecah ombak/Break Water, yang berada di
ujung Barat dan ujung Timur muara sungai Serang. Pada pagi sampai sore
hari, banyak sekali angler/pemancing yang menjajal spot tersebut dengan
berbagai model umpan.
Gambar 25. Sport Fishing di Pantai Glagah
47
g) Wisata adat dan tradisi
1) Labuhan Pura Pakualaman
Upacara ini dilaksanakan bertepatan dengan 10 Muharram atau 10 Sura
menurut penanggalan Jawa. Upacara labuhan yang akan melabuhkan tiga
gunungan dimulai dengan upacara kecil di Pesanggrahan Puro Pakualaman di
Desa Glagah, Temon, Kulon Progo (arah menuju Pantai Glagah dari jalan
raya Wates – Purworejo). Setelah acara doa, gunungan dibawa berarak-arak
menuju Pantai Glagah yang berjarak sekitar 2 km dari pesanggrahan Puro
Pakualaman. Nilai utama dari upacara adat Labuhan Pura Pakualaman ini
adalah harapan agar masyarakat selalu menjaga tradisi budaya dan selalu
bersyukur kepada Sang Maha Pencipta atas segala pemberian-Nya.
Gambar 26. Upacara Adat Labuhan Pura Pakualaman
2) Rebo Pungkasan Kembul Dhahar Sewu Dulur
Tradisi ini merupakan tradisi turun-temurun yang dilaksanakan di
Bendung Kayangan di Dusun Turus, Desa Pendoworejo, Girimulyo, Kulon
Progo untuk mengenang jasa Mbah Bei Kayangan yang merupakan seorang
abdi dalem yang berinisiatif membuat Bendungan Kayangan yang sampai
48
sekarang dirasakan manfaatnya bagi penduduk sekitar. Upacara ini
dilaksanakan setiap Rabu akhir (pungkasan) di Bulan Sapar.
Gambar 27. Upacara Adat Rebo Pungkasan Kembul Dhahar Sewu Dhuwur
3) Saparan Jayakusuma
Saparan Jaya Kusuma diadakan setiap Kamis Wage atau Senin Wage di
Bulan Sapar. Pada tahun 2014 yang lalu upacara adat ini dilaksanakan di
Dusun Sengir, Desa Kalirejo, Kokap, Kulon Progo. Pukul 10.00 - selesai.
Gambar 28. Upacara Adat Saparan Jayakusuma
4) Ruwatan 1 Suro Gunung Lanang
Ruwatan 1 Suro Gunung Lanang atau ruwatan sukerto Gunung Lanang
adalah upacara untuk memperingati malam satu suro atau 1 Muharram tahun
49
Hijriah. Para "sukerto" atau peserta sebelumnya dimandikan dengan dari
"padasan"/tempat air seperti Kendi besar dengan menggunakan busana
khusus. tujuan dari ruwatan ini adalah permohonan doa kepada Tuhan YME
agar mereka tidak mendapatkan halangan/aral dalam perjalanan hidupnya,
serta diberikan kemudahan dalam rejeki. Kemudian semua sesaji dan
ubarampe labuhan sukerto ini kemudian dilarung ke tengah laut dengan
menggunakan perahu nelayan.
Gambar 29. Upacara Adat Ruwatan 1 Suro Gunung Lanang
5) Jamasan Pusaka 1 Suro Suroloyo
Upacara jamasan pusaka diadakan di Suroloyo, Dusun Keceme, Desa
Gerbosari, Kecamatan Samigaluh setiap tanggal 1 Suro tahun baru jawa.
Pusaka yang dijamasi adalah Tombak Kyai Manggala Murti dan Songsong
Kyai Manggolo Dewo. Pusaka ini merupakan pemberian dari Kraton
Kasultanan Yogyakarta.
50
Gambar 30. Upacara Adat Jamasan Pusaka 1 Suro Suroloyo
6) Gumbregi
Upacara adat Gumbregi adalah upacara adat tradisi yang dilaksanakan
masyarakat setiap Jumat Kliwon pada bulan Jawa Sura oleh masyarakat
Dusun Karanggede, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten
Kulon Progo.
Gambar 31. Upacara Adat Gumbregi
7) Sermo Hamengku Gati
Sermo Hamengku Gati ini merupakan kegiatan rutin setiap 2 tahun sekali
tiap bulan syawal, pertama kali dilaksanakan tahun 2010, kemudian 2012 &
2014. Sermo Hamengku Gati dilaksanakan di lapangan Nggudang, Sermo
Tengah, Hargowilis, Kokap, Kulon Progo di tepi barat Waduk Sermo. Selain
51
kegiatan upacara adat juga dilaksanakan parade seni budaya dari beberapa group
kesenian setempat.
Gambar 32. Upacara Adat Sermo Hamengku Gati
8) Saparan Kalibuka
Kalibuka adalah sebuah pedusunan di Desa Kalireja, Kecamatan Kokap,
Kabupaten Kulon Progo. Terdapat dua pedukuhan yaitu Kalibuka I dan Kalibuka
II. Upacara Adat Saparan Kalibuka dilaksanakan di kedua pedukuhan ini.
Upacara Adat Saparan Kalibuka diselenggarakan pada Selasa Kliwon atau
Jumat Kliwon pada bulan Sapar. Upacara ini biasanya diadakan bersamaan
dengan tradisi bersih desa atau merti dusun yang diawali dengan membersihkan
tempat upacara dan jalan menuju ke Sebatur. Biasanya rumpun bambu / pring
gedhe dibersihkan dan pagar bambu diganti dengan yang baru. Pada malam
harinya diadakan tahlilan dan tirakatan di Sebatur.
Gambar 33. Upacara Adat Saparan Kalibuka
52
h) Wisata kerajinan
1) Batik
Desa Gulurejo dan Ngentakrejo, Lendah merupakan sentra kerajinan
Kabupaten Kulon Progo. Terdapat belasan hingga 20-an perajin batik di
wilayah tersebut. Batik yang diproduksi pun beraneka ragam, mulai dari
motif batik klasik hingga geblek renteng yang menjadi ciri khas Kulonprogo.
Harga yang dibanderol pun memiliki kisaran bervariasi mulai dari puluhan
ribu hingga jutaan rupiah.
Gambar 34. Batik Geblek Renteng Khas Kulon Progo
2) Serat alam
Desa Salamrejo merupakan sentra kerajinan serat alam. letak desa
ini tepatnya berada di jalan Wates Km 17, Kecamatan Sentolo, Kabupaten
Kulon Progo. Daerah ini terletak 9 km di sebelah timur Kota Wates dan 17
km di sebelah barat Kota Yogyakarta. Salamrejo dikenal sebagai kawasan
setra kerajinan agel karena menganyam agel menjadi keterampilan penduduk.
53
Gambar 35. Kerajinan Dari Eceng Gondok sebagai Salah Satu Serat Alam
Kulon Progo
3) Tenun ATBM
Kerajinan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) adalah hasil tenun
tradisional yang berkualitas menggunakan bahan baku katun yang ditenun
secara tradisional dengan menggunakan alat tenun bukan mesin. Sentra
kerajinan tenun ATBM terletak di Dusun Boro, Desa Banjarasri, Kec.
Kalibawang dan Dusun Janti Kidul XII, Jatisarono, Nanggulan, Kabupaten
Kulon Progo.
Gambar 36. Tenun Tradisional dengan ATBM
54
Dengan berbagai macam objek wisata yang tersedia, keputusan destinasi
wisata yang akan diambil oleh wisatawan tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Medlik, 1980 dan Jackson, 1989 (dalam Utama, 2011 : 4-5) telah mengidentifikasi
faktor-faktor penarik yang menyebabkan wisatawan memilih tujuan wisata
tertentu yaitu iklim destinasi, promosi pariwisata, iklan, pemasaran, kejadian
khusus, potongan harga, mengunjungi teman, mengunjungi kerabat, daya tarik
wisata, budaya, lingkungan alamiah dan buatan. Ada empat aspek yang harus
diperhatikan dalam penawaran pariwisata (Rai Utama, 2011 : 4-5), yaitu :
1) Aspek daya tarik destinasi.
Setiap destinasi wisata pasti mempunyai daya tarik tersendiri baik daya tarik
alam, budaya, maupun masyarakatnya.
2) Aspek transportasi (aksesibilitas).
Transportasi sangat penting terkait akses bagi wisatawan domestik dan
mancanegara agar dengan mudah dapat mencapai tujuan ke tempat wisata
baik secara internasional maupun akses terhadap tempat-tempat wisata pada
sebuah destinasi.
3) Aspek fasilitas utama dan pendukung.
Fasilitas sangat perlu diperhatikan agar wisatawan dapat dengan nyaman
menikmati dan tinggal lebih lama di destinasi wisata yang telah dipilih.
4) Aspek kelembagaan.
Aspek kelembagaan tersebut dapat berupa dukungan lembaga keamanan,
lembaga pariwisata sebagai pengelola destinasi, dan lembaga pendukung
lainnya yang dapat menciptakan kenyamanan wisatawan.
55
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian yang telah diakukan
sebelumnya yang mempunyai relevansi dengan objek penelitian dalam karya tulis
ini. Penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
1. “Sistem Pendukung Keputusan Bidang Keahlian Menggunakan Metode
Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus : Prodi PTI FT UNY).” Oleh
Ahmat Anton Wahyu A. W. Tahun 2014. Penelitian tersebut menghasilkan
sebuah aplikasi sistem pendukung keputusan untuk memilih bidang keahlian
sesuai dengan kemampuan dan minat sehingga pilihan tidak lagi bersifat
subjektif. Aplikasi tersebut telah diuji dan memenuhi kelayakan pada aspek
functionality, reliability, efficiency, usability.
2. “Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Destinasi Wisata DKI
Jakarta Menggunakan Metode AHP Berbasis Web.” Oleh Budi Setiawan
Santoso, dkk. Tahun 2014. Penelitian ini menghasilkan sebuah aplikasi yang
membantu wisatawan memperoleh destinasi wisata sesuai yang diinginkan
berdasarkan jenis kategori yang diinginkan. Kategori tersebut diperoleh
berdasarkan pemilihan prioritas jarak atau harga dari lokasi awal yang
dimasukkan.
3. “Personalized Tourist Recomended Systems Based on Analytic Hierarchy
Process (AHP).” Oleh Cut Fiarni, dkk. Tahun 2013. Aplikasi yang dihasilkan
dari penelitian ini dapat memberikan rekomendasi objek wisata sesuai dengan
input penilaian terhadap prefensi faktor keamanan, kenyamanan, dan
ketersediaan kendaraan umum yang telah ditentukan sebelumnya oleh user,
56
serta disusun sesuai dengan budget yang dimiliki wisatawan. Peneliti
menyarankan agar memperluas objek penelitian seperti menambah fitur
pemilihan hotel dan lain sebagainya.
4. “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Paket Wisata dan Reservasi Travel
dengan Metode AHP dan TOPSIS Berbasis Web.” Oleh I Nyoman Giri
Sasmita Atmajaya. 2011. Penelitian ini telah berhasil mengimplementasikan
metode pada aplikasi yang dibuat dan dapat menganalisa kriteria dan
alternatif yang dibandingkan, kemudian memberikan urutan prioritas paket
wisata.
5. “Sistem Keputusan Pemilihan Mahasiswa Berprestasi di Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta dengan Metode
AHP dan TOPSIS.” Oleh Aan Yulianto. Tahun 2014. Pada penelitian ini
metode AHP berhasil digunakan untuk proses pembobotan kriteria sesuai
dengan permintaan (input) dan metode TOPSIS dapat digunakan untuk
pengolahan data mahasiswa sehingga diperoleh solusi pemenang mahasiswa
berprestasi.
6. “Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Prioritas Pelanggan Dealer Suzuki
Soekarno-Hatta Malang Menggunakan Metode AHP dan SAW.” Oleh Silvi
Agustina, Aditya Rachmadi, S.ST,. M.TI. dan Satrio Agung Wicaksono,
S.Kom., M.Kom. Penelitian tersebut mampu menghasilkan perankingan
pelanggan dan lokasi promosi dengan menggabungkan dua metode yaitu
AHP sebagai metode pembobotan dan SAW sebagai metode perankingan.
57
C. Kerangka Pikir
Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten di wilayah DIY dengan
jumlah wisatawan paling rendah. Diperlukan berbagai usaha untuk meningkatkan
kunjungan wisatawan di Kabupaten Kulon Progo, salah satu cara yang paling
efektif adalah dengan melakukan promosi.
Suatu sistem sangat diperlukan sebagai media promosi untuk memberikan
informasi yang lengkap tentang objek wisata Kabupaten Kulon Progo, sehingga
calon wisatawan mengetahui profil lengkap objek wisata, mulai tertarik, dan
kemudian mengunjungi objek wisata tersebut. Sistem tersebut adalah sistem
informasi, yaitu sistem yang menggabungkan perangkat keras dan perangkat
lunak komputer untuk dapat mengolah data menjadi sebuah sistem informasi agar
dapat diakses secara cepat tanpa terbatas tempat dan waktu.
Untuk itu dibuatlah sistem pendukung keputusan dengan metode AHP
untuk pemilihan objek wisata Kabupaten Kulon Progo yang diharapkan dapat
membantu wisatawan dalam memilih destinasi wisata terbaik menurut nilai
prioritas terhadap aspek yang bersangkutan, serta diharapkan dapat membantu
pemerintah dalam mengetahui aspek-aspek yang paling banyak dipertimbangkan
wisatawan yang akan berkunjung ke Kabupaten Kulon Progo, sehingga dapat
memberikan pertimbangan dalam pembangunan pariwisata. Dengan adanya
pembenahan dan pembangunan objek wisata, diharapkan dapat memberikan
kenyamanan kepada wisatawan sehingga tingkat kunjungan wisatawan ke
Kabupaten Kulon Progo meningkat, dan terjadi pemerataan pariwisata di Daerah
Istimewa Yogyakarta.