bab ii kajian teori a. deskripsi teori 1. sistem …eprints.uny.ac.id/26977/2/bab ii.pdf · 13 1,56...

51
7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) a. Pengertian Sistem Informasi Menurut Kadir (2003:54) sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan, dan pengertian informasi menurut Aji Supriyanto (2005 : 243) adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih bermakna bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan baik saat ini maupun di masa mendatang. Menurut Bodnar dan Hopwood (dalam Kadir, 2003) sistem informasi adalah kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna. Sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a) Transaction Processing System (TPS) atau Sistem Pemrosesan Transaksi berfungsi untuk memproses transaksi bisnis seperti pembayaran, pemesanan, dll. b) Sistem Informasi Manajemen (SIM) berfungsi untuk menampilkan informasi untuk kepentingan manajer. c) Decission Support System (DSS) atau Sistem Pendukung Keputusan berfungsi untuk membantu pengambilan keputusan. d) Executive Information System (EIS) atau Sistem Informasi Eksekutif berfungsi untuk kebutuhan eksekutif yaitu merencanakan bisnis.

Upload: phamxuyen

Post on 07-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

a. Pengertian Sistem Informasi

Menurut Kadir (2003:54) sistem adalah sekumpulan elemen yang saling

terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan, dan

pengertian informasi menurut Aji Supriyanto (2005 : 243) adalah data yang telah

diolah menjadi bentuk yang lebih bermakna bagi penerimanya dan bermanfaat

dalam pengambilan keputusan baik saat ini maupun di masa mendatang. Menurut

Bodnar dan Hopwood (dalam Kadir, 2003) sistem informasi adalah kumpulan

perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan

data ke dalam bentuk informasi yang berguna. Sistem informasi dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

a) Transaction Processing System (TPS) atau Sistem Pemrosesan Transaksi

berfungsi untuk memproses transaksi bisnis seperti pembayaran, pemesanan,

dll.

b) Sistem Informasi Manajemen (SIM) berfungsi untuk menampilkan informasi

untuk kepentingan manajer.

c) Decission Support System (DSS) atau Sistem Pendukung Keputusan berfungsi

untuk membantu pengambilan keputusan.

d) Executive Information System (EIS) atau Sistem Informasi Eksekutif

berfungsi untuk kebutuhan eksekutif yaitu merencanakan bisnis.

8

e) Expert System (ES) atau Sistem Pakar berfungsi untuk merepresentasika

pemikiran para pakar/ahli dalam suatu sistem informasi yang berguna untuk

mengambil suatu keputusan.

f) Communication and Collaboration System atau Sistem Komunikasi dan

Kolaborasi berfungsi untuk meningkatkan komunikasi dan kolaborasi pihak-

pihak dalam suatu organisasi.

g) Office Automation (OA) atau Sistem Otomatisasi Kantor berfungsi untuk

mendukung aktivitas kantor sehari-hari.

Untuk dapat membangun suatu sistem informasi diperlukan komponen-

komponen yang dapat menyusunnya. Komponen-komponen tersebut menurut

Tata Sutabri (2012 : 39-40) adalah sebagai berikut :

1) Blok masukan

Merupakan data dan juga termasuk metode serta media untuk menangkap

data yang dimasukkan.

2) Blok model

Terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematika yang akan

mengolah dan memanipulasi data yang sudah ada untuk kemudian dapat

dikeluarkan menjadi output yang diinginkan.

3) Blok keluaran

Merupakan bagian paling penting dari suatu informasi karena merupakan

produk atau hasil atau keluaran dari proses manipulasi data-data yang

terkumpul. Dengan keluaran ini pengguna dapat memperoleh informasi

9

sesuai yang diinginkan untuk kemudian dipergunakan untuk membuat suatu

keputusan.

4) Blok teknologi

Teknologi terdiri dari 3 bagian utama yaitu teknisi (brainware), perangkat

lunak (software), dan perangkat keras (hardware). Teknologi inilah yang

akan menerima input, melakukan pengolahan data, menjalankan model, dan

mengeluarkan output. Sistem secara keseluruhan dikendalikan oleh teknologi.

5) Blok basis data

Basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan. Pada blok ini

data yang jumlahnya cukup banyak dikelola dengan baik.

6) Blok kendali

Untuk dapat menghasilkan suatu sistem informasi yang berkualitas, maka

diperlukan blok kendali untuk mencegah hal-hal yang akan merusak sistem,

menjaga sistem agar tetap aman, dan selalu memastikan sistem berjalan

dengan baik.

b. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Sistem Pendukung Keputusan atau decision support systems (DSS)

merupakan sistem informasi berbasis komputer (termasuk dalam sistem berbasis

pengetahuan / manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung

keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan.

Menurut Turban (dalam Atmajaya, 2011) sistem pendukung keputusan

menggabungkan kemampuan komputer dalam pelayanan interaktif dengan

pengolahan atau pemanipulasi data yang memanfaatkan model atau aturan

10

penyelesaian yang tidak terstruktur. Alter (dalam Kadir, 2003) juga mengatakan

bahwa sistem pendukung keputusan adalah sistem informasi interaktif yang

menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data yang digunakan

untuk membantu pengambilan keputusan. Dari pengertian-pengertian tersebut,

dapat disimpulkan bahwa sistem pendukung keputusan adalah sistem berbasis

komputer yang berperan dalam memberikan informasi yang interaktif dalam

membantu pengambilan keputusan.

Proses pengambilan keputusan menurut Herbert A. Simon (dalam

Manurung, 2002:24) terdiri dari 3 fase proses yaitu :

a) Intelligence

Intelelligence yaitu fase penelusuran informasi untuk keadaan-keadaan yang

memungkinkan dalam rangka mendukung pengambilan keputusan.

b) Design

Design merupakan fase pencarian, pengembangan, serta analisis

kemungkinan suatu tindakan. Fase ini terdiri atas dua langkah yaitu:

(1) Identifikasi Masalah.

Dalam mengidentifikasi masalah, dilakukan pencarian perbedaan antara

keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang ingin dicapai.

(2) Formulasi Masalah.

Masalah dipertajam dengan menentukan batasan-batasan permasalahan

dan merinci masalah pokok ke dalam sub-sub masalah.

c) Choice

Kegiatan memilih tindakan atau alternatif tertentu dari berbagai macam

kemungkinan yang dapat ditempuh.

11

c. Multi Criteria Decision Making (MCDM)

Multi criteria decision making (MCDM) adalah suatu pengambilan

keputusan dengan beberapa kriteria untuk menentukan alternatif terbaik. Ada

beberapa metode yang dapat digunakan dalam menyelesaikan permasalahan

MCDM, antara lain :

(1) Simple Additive Weighting Method (SAW)

(2) Weighted Product (WP)

(3) Axiomatic Design

(4) ELECTRE

(5) Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)

(6) Analytic Hierachy Process (AHP)

Dalam kajian teori ini tidak dijelaskan satu per satu metode tersebut. Pada

pembahasan selanjutnya hanya akan menguraikan lebih lengkap tentang metode

yang digunakan yaitu AHP dan metode SAW.

2. Analytical Hierarchy Process (AHP)

a. Definisi Analytical Hierarchy Process (AHP)

Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah suatu teori pengambilan

keputusan multikriteria dengan beberapa faktor yang dikelola dalam struktur

hierarki (Saaty, 1990). Hierarki dalam AHP dimaksudkan pada urutan secara

menurun tingkatan level mulai dari tujuan suatu kriteria yang bersangkutan,

subkriteria, dan alternatif-alternatif pada urutan level-level selanjutnya.

12

Melalui metode AHP masalah-masalah kompleks yang akan dicari

penyelesaiannya diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu berupa kriteria tujuan

dan alternatif. Kemudian dilakukan penilaian terhadap pasangan dari kriteria-

kriteria tersebut untuk kemudian diambil keputusan.

b. Kelebihan metode AHP

AHP memiliki kelebihan (Saaty, 2012) sebagai berikut :

1) Unity

AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu

model yang fleksibel dan mudah dipahami.

2) Complexity

AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem

dan integrasi secara deduktif.

3) Interdependence

AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan

tidak memerlukan hubungan linier.

4) Hierarchy Structuring

Elemen-elemen dikelompokkan ke sistem level mulai dari atas sampai ke

level terendah.

5) Measurement

AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk memperoleh

prioritas.

13

6) Consistency

AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam keputusan untuk

menentukan prioritas.

7) Synthesis

AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa diinginkannya

masing-masing alternatif.

8) Tradeoffs

AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga

orang mampu memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan mereka.

9) Judgement and Consensus

AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil

penilaian yang berbeda.

10) Process Repetition

AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan

mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses

pengulangan.

c. Proses AHP

1) Mendefinisikan masalah dan menentukan jenis solusi yang dicari.

2) Menyusun hirarki yang diawali dengan tujuan utama, dilanjutkan dengan

kriteria-kriteria dan alternatif yang akan dirangking.

3) Menentukan prioritas elemen.

Prioritas elemen ditentukan dengan langkah berikut :

14

a) Menyusun matriks perbandingan berpasangan (pairwase comparison)

yaitu matriks yang menggambarkan pengaruh elemen yang satu terhadap

yang lain. Matriks perbandingan berpasangan dituliskan dalam matriks K

sebagai berikut

[

]

b) Matriks perbandingan berpasangan diisi dengan angka. Untuk membuat

nilai perbandingan, dibutuhkan skala (berupa angka) untuk

mengindikasikan seberapa penting/dominan suatu elemen dibanding

dengan elemen yang lain dengan kriteria yang dimaksud. Skala

perbandingan dalam angka yang diungkapkan oleh Saaty dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1. Skala Perbandingan Nilai Berpasangan

Intensitas

Kepentingan Keterangan

1 Kedua elemen sama-sama berkontribusi untuk

tujuan.

3 Penilaian elemen yang satu sedikit lebih penting

dibanding elemen lainnya.

5 Penilaian elemen yang satu sangat kuat/sangat

penting dibanding elemen lainnya.

7 Penilaian elemen yang satu jelas lebih

penting/dominan dibanding elemen lainnya.

9 Penilaian elemen yang satu mutlak lebih penting

dibanding elemen lainnya.

2, 4, 6, 8 Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi diantara

dua pilihan.

Kebalikan

Jika aktivitas i mendapatkan suatu angka

dibandingkan aktivitas j, maka j mempunyai nilai

kebalikannya bila dibandingkan dengan aktivitas i.

Sumber : Saaty (1990, p. 15)

15

4) Sintesis.

Perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan

prioritas dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks.

b) Membagi setiap nilai pada kolom dengan jumlah total kolom yang

bersesuaian untuk memperoleh normalisasi matriks.

c) Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membagi jumlah elemen

pada setiap baris untuk mendapatkan prioritas (bobot) yang diharapkan.

5) Mengukur konsistensi.

Setelah proses sintesis, langkah selanjutnya adalah mengukur

konsistensi dengan tahapan sebagai berikut :

a) Mengalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif

elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen

kedua, dan seterusnya.

b) Menjumlahkan nilai-nilai setiap baris.

c) Hasil dari penjumlahan setiap baris dibagi dengan elemen prioritas relatif

yang bersangkutan.

d) Menjumlahkan hasil bagi tersebut dengan banyaknya elemen yang ada.

Hasilnya disebut λ maks.

6) Menghitung Consistency Index (CI)

Consistency Index (CI) dapat dihitung dengan menggunakan rumus

berikut (Sanada, Wahyudin, Sutarno, 2013 : 3)

16

dengan

7) Menghitung Consistency Ratio (CR).

Rasio konsistensi dapat dihitung dengan membagi CI dengan IR

(Sanada, Wahyudin, Sutarno, 2013 : 3) seperti dituliskan dalam rumus berikut

dengan . Nilai ketidakkonsistenan dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai Index Random

Ukuran

Matriks Nilai IR

1,2 0,00

3 0,58

4 0,90

5 1,12

6 1,24

7 1,32

8 1,41

9 1,45

10 1,49

11 1,51

12 1,48

13 1,56

14 1,57

15 1,59

8) Memeriksa konsistensi hirarki

Jika CR>0,1 maka penilaian comparative judgement harus diperbaiki.

Namun jika CR≤0,1 maka hasil perhitungan dinyatakan benar.

17

3. Simple Additive Weighting Method (SAW)

Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating

kinerja pada setiap alternatif pada semua kriteria seperti yang diungkapkan oleh

Kusumadewi (dalam Usito, 2013). Dalam metode SAW terdapat 2 jenis kriteria yaitu

benefit (keuntungan) dan cost (biaya). Benefit adalah kriteria yang memberikan

keuntungan bagi pengguna (pengambil keputusan), sedangkan cost adalah kriteria

yang akan menimbulkan biaya bagi para pengambil keputusan.

Langkah-langkah metode SAW adalah sebagai berikut :

a. Menentukan alternatif yaitu

b. Menentukan kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan

keputusan yaitu

c. Memberikan nilai semua alternatif terhadap masing-masing kriteria.

d. Menentukan bobot untuk setiap kriteria.

e. Membuat matriks keputusan X. Matriks dibentuk berdasarkan nilai alternatif

terhadap masing-masing kriteria , dimana i=1,2,3,4,...m dan

j=1,2,3,4,...n

[

]

f. Melakukan normalisasi matriks X dengan rumus sebagai berikut

{

18

Matriks hasil normalisasi adalah matriks R seperti berikut.

[

]

g. Nilai akhir diperoleh dari penjumlahan dan perkalian elemen baris matriks

ternormalisasi (R) dengan bobot (W)

Hasil perhitungan yang terbesar mempunyai makna bahwa alternatif

merupakan alternatif terbaik.

4. Metodologi Pengembangan Sistem

Suatu informasi dipastikan sudah ada sebelumnya, baik yang merupakan

sistem informasi konvensional atau sistem informasi modern. Dalam

mengembangkan suatu sistem informasi tentu diperlukan cara atau metodologi

yang tepat. Ada beberapa metodologi yang sudah ada untuk mengembangkan

sistem informasi, namun metode yang paling sering digunakan adalah metode

siklus hidup atau system development life cycle (SDLC). SDLC dapat

dilaksanakan dengan cara pendekatan air terjun (waterfall). Tahap-tahap

pengembangan sistem dengan metode waterfall menurut Pressman (dalam Aan

Yulianto, 2014) adalah sebagai berikut :

a) Analysis

Menganalisis sistem yang telah ada agar dapat disusun sistem baru yang

lebih baik. Analisis terstruktur biasanya akan menggunakan alat (tool) untuk

19

merancang sistem baru. Tool yang digunakan untuk merancang sistem secara

logis dapat digambarkan dengan Data Flow Diagram (DFD). Untuk merancang

sistem secara fisik dapat menggunakan bagan alir sistem (system flow) atau bagan

alir dokumen. DFD dan system flow akan dijelaskan lebih lengkap sebagai

berikut:

(1) Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) menurut Tata Sutabri (2012:117) adalah suatu

jaringan yang menggambarkan suatu sistem komputerisasi, manual, atau

gabungan dari keduanya, yang digambarkan dalam bentuk kumpulan komponen

sistem yang saling berhubungan sesuai aturan mainnya.

DFD akan menggambarkan suatu sistem dari level yang paling tinggi dan

diuraikan sampai ke level yang paling rendah. Tahapan DFD (Tata Sutabri,

2012:120) adalah sebagai berikut :

(a) Diagram Konteks

Diagram pada tahap ini digunakan untuk menggambarkan sistem secara

umum.

(b) Diagram Nol

Diagram nol dibuat untuk menggambarkan tahapan proses yang telah

diuraikan dalam diagram konteks dengan lebih terperinci.

(c) Diagram Detail

Pada diagram detail tahapan proses digambarkan lebih detail dibandingkan

dengan diagram nol.

20

Simbol-simbol yang digunakan dalam Data Flow Diagram (DFD) dapat

dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Simbol-Simbol DFD

Simbol Nama Simbol Keterangan

External Entity

Simbol untuk

menggambarkan sumber

atau tujuan data.

Proses

Simbol untuk

menggambarkan poses

pengolahan atau

transformasi data.

Data Flow

Simbol untuk

menggambarkan aliran

data.

Data Store

Simbol untuk

menggambarkan tempat

penyimpanan data.

(2) System Flow

System Flow menjelaskan urutan prosedur yang akan diterapkan dalam

sistem meliputi media input, output, dan jenis media penyimpanan dalam proses

pengolahan data. Tujuannya adalah agar tahap-tahap penyelesaian dapat

digambarkan dengan sederhana, jelas dan rapi. System flow biasanya

menggunakan simbo-simbol tertentu, namun tidak menutup kemungkinan bagi

pemrogram untuk membuat simbol sendiri jika simbol yang telah tersedia dirasa

kurang, namun harus dilengkapi dengan kamus simbol untuk menjelaskan arti dari

masing-masing simbol.

21

Simbol-simbol dalam system flow antara lain terdiri dari simbol input dan

output, proses, dan simbol penghubung.

Tabel 4. Simbol Input dan Output System Flow

Simbol Input dan Output

Input-Output Simbol yang menandaka

proses input dan output

Document

Simbol yang menyatakan

input dan output berupa

dokumen dalam bentuk

cetak/kertas

Disk and On-line

Storage

Simbol untuk

menyatakan input berasal

dari disk atau output di

simpan ke disk

Tabel 5. Simbol Proses System Flow

Simbol Proses

Process

Simbol yang

menunjukkan proses

yang dilakukan komputer

Decision

Simbol untuk kondisi

yang akan menghasilkan

beberapa kemungkinan

jawaban / aksi

Predefined

Process

Simbol untuk

mempersiapkan

penyimpanan yang akan

digunakan sebagai

tempat pengolahan

didalam storage

Terminal

Simbol untuk permulaan

atau akhir darti suatu

program

Manual Input

Simbol untuk pemasukan

data secara manual on-

line keyboard

22

Tabel 6. Simbol Penghubung System Flow

Simbol Penghubung

Arus / Flow Penghubung antar proses

Connector

Simbol keluar / masuk

prosedur atau proses

dalam lembar / halaman

yang sama

Off-line Connector

Simbol keluar / masuk

prosedur atau proses

dalam lembar / halaman

yang lain

b) Design

Tahap kedua setelah analysis adalah design. Tahap design memberikan

gambaran dan rancang bangun yang jelas dari kebutuhan-kebutuhan yang telah

dianalisis sebelumnya.

c) Code

Code adalah tahap implementasi desain sistem yang telah dirancang ke

dalam bahasa pemrograman.

d) Test

Test merupakan tahap pengujian terhadap program yang telah dibuat.

Pengujian dilakukan agar fungsi-fungsi bebas dari error, selain itu juga digunakan

untuk mengetahui apakah hasil dari pengujian telah menunjukkan kesesuaian

terhadap kebutuhan yang telah dianalisis sebelumnya. Salah satu jenis pengujian

yang dilakukan kepada pengguna adalah pengujian betha. Pengertian pengujian

betha dan aspek yang akan diujikan kepada pengguna akan dijelaskan lebih rinci

sebagai berikut :

23

(1) Pengujian Betha

Pengujian ini dilakukan pada pengguna untuk mengetahui seberapa jauh

sistem dapat beroperasi. Pengujian ini akan bersifat objektif karena yang menilai

adalah pengguna langsung.

Sesuai namanya, Betha merupakan alphabet kedua dalam bahasa Yunani.

Pengujian Betha adalah pengujian yang dilakukan sesudah pengujian Alpha

(pengujian internal, biasanya diujikan pada pembuat sistem dan pihak yang

terlibat). Sistem dengan versi Betha umumnya sudah mempunyai fitur yang

lengkap sama seperti versi penuh yang akan dilucurkan. Perbedannya hanya

terletak pada bug (kesalahan) yang nantinya tidak lagi ditemukan di versi penuh

yang akan diluncurkan.

(2) Kualitas Perangkat Lunak

Dalam melakukan pengujian harus ditentukan dahulu aspek-aspek apa saja

yang akan diujikan. Aspek-aspek ini mengacu pada standar kualitas perangkat

lunak. Berbagai macam model kualitas perangkat lunak telah diungkapkan oleh

beberapa pakar. Masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan. Dalam

penelitian ini, digunakan model ISO sebagai model karakteristik kualitas

perangkat lunak. Dipilih model ISO karena model ini merupakan model standar

internasional. Model ini menentukan 6 karakteristik yaitu functionality, reliability,

usability, efficiency, maintainability, dan portabilitas. Berikut adalah penjelasan

dari karakteristik tersebut menururt K. Khosravi, and Y.G. Guéhéneuc dalam

(Parwita, 2012 : 92-93) :

24

(a) Functionality yaitu kemampuan produk perangkat lunak untuk menyediakan

fungsi yang memenuhi dan sesuai dengan yang dibutuhkan ketika perangkat

lunak digunakan dalam kondisi tertentu.

(b) Reliability yaitu kemampuan produk perangkat lunak untuk mempertahankan

tingkat kinerja tertentu ketika digunakan dalam suatu kondisi. Reliability atau

keandalan dapat juga diartikan sejauh mana produk beroperasi tanpa

kegagalan dalam kondisi tertentu selama periode waktu tertentu.

(c) Usability yaitu kemampuan produk perangkat lunak dapat digunakan. Mulai

dari usaha yang diperlukan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan

input, dan mengartikan output.

(d) Efficiency yaitu sejauh mana produk perangkat lunak secara efektif

menggunakan (atau meminimalkan konsumsi atas) sumber dayanya. Sumber

daya yang dimaksud dapat mencakup semua jenis sumber daya seperti

komputer, mesin, fasilitas, dan personil. Efisiensi berkaitan dengan apakah

model dapat memenuhi tujuannya tanpa pemborosan sumber daya.

(e) Maintainability yaitu kemampuan produk perangkat lunak untuk dapat

dimodifikasi.

(f) Portabilitas yaitu kemampuan produk perangkat lunak untuk dapat

dipindahkan dari suatu lingkungan ke lingkungan yang lain.

5. PHP

a. Pengertian PHP

PHP atau (PHP Hypertext Prepocessor) merupakan bahasa pemrograman

yang dapat disisipkan ke dalam HTML (yang merupakan bahasa untuk membuat

25

suatu halaman web), oleh karenanya PHP banyak digunakan untuk memogram

situs web yang dinamis.

b. Keunggulan PHP

Salah satu alasan digunakannya bahasa pemrograman PHP adalah karena

bahasa pemrograman ini mempunyai banyak kelebihan, diantaranya :

1) PHP bersifat free atau gratis.

2) PHP memiliki tingkat akses yang lebih cepat.

3) PHP memiliki tingkat lifecycle (siklus hidup) yang cepat sehingga selalu

mengikuti perkembangan teknologi internet.

4) Memiliki tingkat keamanan yang tinggi.

5) Mampu berjalan di beberapa server yang ada, misalnya Apache, Microsoft

IIS, PWS, AOLserver, phttpd, fhttpd, dan Xitami.

6) Mampu berjalan di Linux sebagai platform sistem operasi utama bagi PHP,

namun juga dapat berjalan di FreeBSD, Unix, Solaris, Windows sistem

operasi yang paling banyak digunakan, dan lain sebagainya.

7) Mendukung akses ke beberapa database yang sudah ada, baik yang gratis

maupun berbayar antara lain MySQL, PosgreSQL, mSQL, Informix, dan

MicrosoftSQL server.

c. Struktur dan Penulisan program PHP

Ada beberapa cara dalam menuliskan bahasa pemrograman PHP yaitu :

1) Kode bahasa PHP yang penulisannya menyatu dengan tag-tag HTML

dalam satu file.

Kode PHP diletakkan antara tanda <? atau <?php dan diakhiri dengan

tanda ?> yang menjadi identitas bahasa pemrograman PHP.

26

Contoh penulisan :

<html>

<body>

<?

echo”Mencoba Bahasa Pemrograman PHP”;

?>

</body>

</html>

2) Penulisan kode PHP dalam sebuah file yang dituliskan dalam bentuk

perintah-perintah PHP keseluruhan. Yaitu semua tag HTML maupun kode

PHP dituliskan dalam bentuk kode-kode PHP, yaitu diawal dengan tanda

<? Dan diakhiri dengan ?> secara keseluruhan.

Contoh penulisan :

<?

echo” <html>

<body>

Mencoba Bahasa Pemrograman PHP

</body>

</html>;

?>

3) Model javascript

Pada model javascript, penulisan bahasa PHP diawali dengan tag <script

language=”php”> dan diakhiri dengan </script>

4) Model ASP (Active Server Page)

Pada model ASP, penulisan bahasa PHP diawali dengan tag <% dan

diakhiri dengan %>

Yang perlu diperhatikan saat menulis bahasa PHP selain tag seperti di

atas adalah bahwa setiap satu statement atau perintah diakhiri dengan titik-

koma (;). PHP juga bersifat case sensitive untuk nama identifier yang dibuat

27

oleh user (berupa variabel, konstanta, dll), namun tidak case sensitive untuk

identifier bawaan dari PHP.

6. Basis Data

a. Pengertian Basis Data

Menurut Aji Supriyanto (2005 : 190) basis data adalah kumpulan data-data

yang membentuk suatu berkas yang saling berhubungan dengan aturan tertentu

untuk membentuk data baru atau informasi.

Data-data yang saling berkaitan satu sama lain disimpan dalam suatu tempat

yang kemudian diolah sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan suatu

informasi yang bermanfaat untuk pengguna. Data-data tersebut direpresentasikan

dalam bentuk file-file, dimana file tersebut berisikan record-record yaitu rekaman

yang menggambarkan suatu individu tertentu. Sedangkan field merupakan suatu

atribut dari record yang sejenis yang menunjukkan suatu item dari data. Misal

field nama berisikan nama-nama pegawai. Penjelasan mengenai file, record, dan

field dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan Komponen dalam Database

28

Untuk mendukung proses pembentukan database diperlukan komponen-

komponen (Budi Sutedjo Dharma Oetomo, S. Kom., MM, 2002: 116) yaitu

diagram konteks, DFD, kamus data, flowchart, ERD, dan normalisasi. Ada

beberapa komponen yang lain, namun dalam tulisan ini hanya akan disampaikan

beberapa yang memang harus dikaji lebih dalam.

b. Database Management System (DBMS)

Untuk mengelola basis data diperlukan suatu perangkat lunak yang disebut

dengan DBMS. Database Management System (DBMS) atau Sistem Manajemen

Basis Data adalah suatu sistem atau perangkat lunak yang dirancang untuk

mengelola suatu basis data (membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses

basis data) dengan cara yang praktis dan efisien.

Dengan adanya DBMS suatu basis data dapat dikelola dengan baik dan

diproses dengan baik dalam sistem sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Dalam Database Management System (DBMS) terdapat beberapa model

basis data yang digunakan untuk menggambarkan data dan hubungan antar data

yang ada dalam basis data tersebut, antara lain :

1) Model Basis Data Hierarkis

2) Model Basis Data Network

3) Model Basis Data Relasional

4) Model Basis Data Objek

Model basis data tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-

masing. Model hierarkis, network, dan relasional adlah model data yang berbasis

29

rekaman. Model yang paling banyak digunakan saat ini adalah model basis data

relasional.

c. Model Basis Data Relasional

Aji Supriyanto (2005 : 202) menyebutkan bahwa basis data relasional

memiliki dua buah teknik, yaitu :

a) Teknik normalisasi

Normalisasi adalah proses pengelompokkan data elemen menjadi suatu

tabel yang menunjukkan entitas dan relasinya. Proses normaliasi tentu diawali

dengan data yang yang tidak normal yaitu kumpulan data yang akan direkam dan

tidak ada keharusan mengikuti suatu format. Data tidak normal bisa saja tidak

lengkap dan bisa terjadi duplikasi. Aturan-aturan dalam bentuk normalisasi adalah

sebagai berikut :

1) Bentuk normal pertama (1NF)

Bentuk normal pertama terbentuk jika semua atribut tidak dapat lagi menjadi

atribut-atribut yang lebih kecil.

2) Bentuk normal kedua (2NF)

Bentuk normal kedua adalah bentuk normal pertama dimana semua atribut

bukan kuncinya hanya bergantung pada kunci primer.

3) Bentuk normal ketiga (3NF)

Bentuk normal ketiga adalah bentuk normal kedua dimana semua atribut

bukan kuncinya tidak memiliki ketergantungan transitif (nilai data bergantung

pada suatu atribut yang juga bergantung pada atribut yang lain) terhadap

kunci primer.

30

b) Teknik entity relationship diagram (ERD)

ERD merupakan notasi grafis yang digunakan untuk menjelaskan suatu

struktur data dan hubungan antar data.

d. ERD

ERD merupakan singkatan dari Entity Relationship Diagram digunakan

untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data. (Aji Supriyanto, 2005 :

207).

Menurut ERD menggunakan beberapa notasi dasar atau simbol untuk

menggambarkan struktur dan hubungan antar data yaitu :

a) Entity (entitas)

Merupakan notasi untuk mewakili suatu objek dengan karakteristik yang

sama yang dilengkapi oleh atribut. Pada umumnya objek dapat berupa benda,

pekerjaan, tempat, dan orang.

b) Relasi

merupakan notasi untuk menghubungkan beberapa entitas berdasarkan

dengan kenyataan yang ada.

c) Atribut

Yaitu notasi yang menjelaskan karakteristik dari suatu entitas dan juga

relasinya.

d) Garis Penghubung

Untuk merangkaikan keterkaitan antar entitas, relasi, dan atribut diperlukan

notasi garis penghubung. Notasi yang digunakan dalam pembuatan ERD

dapat dilihat pada Gambar 2.

31

= Entitas

= Relasi

= Attribut

= Garis penghubung

Gambar 2. Simbol-Simbol ERD

e. MySQL

Structure Query Language (SQL) adalah bahasa yang digunakan untuk

mengakses basis data/database. Salah satu jenis database sever yang telah banyak

dikenal dan digunakan adalah MySQL. My Structure Query Language (MySQL)

berfungsi untuk mengolah database menggunakan bahasa Query standar yang

dimiliki SQL (Structure Query Language).

. Beberapa kelebihan mySQL dibanding dengan software DBMS yang lain

adalah MySQL bersifat open source dan dapat digunakan di berbagai macam

platform (windows, linux, dll), bahasa pemrograman PHP sangat mendukung

database MySQL. Beberapa contoh script PHP untuk MySQL yaitu :

mysql_connect() = Untuk membuka koneksi ke server database MySQL

mysql_create_db() = Untuk membuat database

mysql_close() = Untuk memutuskan koneksi ke server database MySQL

32

7. Objek Wisata Kabupaten Kulon Progo

Gambar 3. Peta Wisata Kabupaten Kulon Progo

Kulon Progo adalah salah satu kabupaten di wilayah Daerah Istimewa

Yogyakarta yang terletak di wilayah sebelah barat. Seperti namanya, Kulon Progo

merupakan bahasa Jawa, dimana “kulon” berarti barat dan “progo” merupakan

nama sungai, maka Kulon Progo bermakna di sebelah barat Sungai Progo. Potensi

wisata Kabupaten Kulon Progo sangat bervariasi antara lain :

a) Wisata alam

Kabupaten Kulon Progo mempunyai pesona alam yang sungguh indah

sehingga sangat sayang untuk dilewatkan. Wisata alam yang terdapat di

Kulon Progo antara lain :

33

1) Pantai Glagah

Lokasi Pantai Glagah berada di Kecamatan Temon, Kulon Progo kira-kira

10 Km dari kota Wates dan kurang lebih 2 km dari jalan raya Jogja – Jakarta.

Pantai Glagah merupakan pantai indah dengan hamparan pasir hitam yang

luas sekaligus berlaguna. Di pantai ini terdapat kawasan gumuk pasir dengan

rumput grinting dan laguna Glagah yang sangat luas terhampar untuk

aktivitas perahu wisata, olah raga kano, kayak, berenang atau memancing.

Gambar 4. Pantai Glagah

2) Pantai Congot

Lokasi Pantai Congot berada di di Desa Jangkaran, Temon, Kulon Progo

di sebelah barat Pantai Glagah atau 15 Km dari Wates.

Sama seperti Pantai Glagah, Pantai Congot juga membentang luas dengan

pasir hitam yang berasal dari gunung api. Pasir hitam terbawa sampai di laut

oleh Sungai Progo di bagian timur (dekat Pantai Trisik) dan Sungai

Bogowonto.

34

Gambar 5. Pantai Congot

3) Pantai Trisik

Pantai Trisik merupakan pantai yang landai berupa hamparan pasir hitam

yang halus.

Pantai Trisik terletak di arah tenggara Kulon Progo tepatnya di Banaran,

Galur (kira-kira 20 Km dari Wates dan 30 km dari Jogja).

Tidak jauh dari Pantai Trisik terdapat Muara Sungai Progo yang terletak

di sebelah timur kawasan Pantai Trisik. Kawasan muara ini sering menjadi

tempat untuk pengamatan burung dan lokasi penangkaran habitat penyu yang

dikelola swadaya oleh masyarakat.

Gambar 6. Pengunjung Sedang Melakukan Pengamatan Burung di Pantai

Trisik

35

4) Waduk Sermo

Waduk Sermo satu-satunya waduk di DIY. Luasnya kurang-lebih 157 ha.

Waduk Sermo terletak di Hargowilis, Kokap (5 km dari Wates, 36 Km dari

Jogja) berlatar belakang hutan dan Pegunungan Menoreh.

Gambar 7. Waduk Sermo

5) Puncak Suroloyo

Suroloyo terletak di puncak tertinggi Pegunungan Menoreh di 1017 Mdpl

di dengan pemandangan indah di perbatasan Jogjakarta dan Jawa Tengah.

Berjarak kira-kira 50 Km dari Jogja, tepatnya di Dusun Keceme, Desa

Gerbosari, Kec. Samigaluh.

Dari sini para pengunjung dapat menikmati Candi Borobudur, Gn.

Merapi, Gn. Merbabu, Gn. Sindoro, Gn. Sumbing di sisi utara dan Kota

Jogjakarta serta Samudera Hindia di sisi selatan.

36

Gambar 8. Pemandangan di Puncak Suroloyo

6) Goa Kiskendo

Goa Kiskendo merupakan salah satu obyek wisata kawasan karst yang

terletak di dusun Sokamoyo, desa Jatimulyo, Kec. Girimulyo di Pegunungan

Menoreh. Terletak 38 Km dari Jogja dan 21 KM dari Wates.

Goa Kiskendo adalah goa alami di Perbukitan Menoreh Panjang

keseluruhan goa ini belum diketahui secara pasti tetapi kurang lebih 600

meter dari mulut goa dapat ditelusuri dengan aman. Sebagai goa aktif masih

terjadi proses pembentukan stalagtit dan stalagmit di goa Kiskendo.

Gambar 9. Goa Kiskendo

b) Desa wisata

Desa wisata yang terdapat di Kabupaten Kulon Progo antara lain sebagai

berikut :

37

1) Desa wisata Nglinggo

Desa Wisata Nglinggo adalah sebuah dusun di Desa Pagerharjo,

Kecamatan Samigaluh di Pegunungan Menoreh. Dusun ini mempunyai daya

tarik alam pegunungan, wisata trekking, air terjun, nuansa pedesaan,

perkebunan teh dan kopi.

Gambar 10. Perkebunan Teh di Desa Wisata Nglinggo

2) Desa wisata Kalibiru

Kalibiru adalah desa wisata yang digagas oleh masyarakat setempat yang

terletak di Hargowilis, Kokap pada ketinggian 450 Mdpl di Perbukitan

Menoreh Kulonprogo Yogyakarta, (40 Km dari Jogjakarta atau 7 Km di dari

Kota Wates) dengan daya tarik wisata Outbound Training, Wisata Pedesaan,

Wisata Budaya, Wisata Pendidikan, Wisata Keluarga, Wisata Trekking, dan

Wisata Terapi Alam. Kalibiru adalah hutan kemasyarakatan.

38

Gambar 11. Outbound di Desa Wisata Kalibiru

3) Desa wisata Sermo

Desa wisata Sermo terletak di di Hargowilis, Kokap, Kulon Progo. Daya

tarik utama Desa Wisata Sermo adalah Waduk Sermo, satu-satunya waduk

dan terbesar di Yogyakarta. Wisatawan dapat melakukan banyak kegiatan

wisata seperti berkeliling waduk dengan perahu, bersepeda di pedesaan,

memancing, berkemah, tracking atau kegiatan outbond di sekitar Waduk

Sermo, termasuk belanja produk lokal: ikan krispi, gula merah dan gula

kristal.

Gambar 12. Wisatawan Sedang Berkeliling Waduk Sermo dengan Perahu

39

4) Desa wisata Sidorejo

Desa wisata Sidorejo terletak di kecamatan Lendah kabupaten Kulon

Progo. Salah satu objek wisata yang menarik dari desa ini adalah Bendung

Sapon yang merupakan sumber irigasi bagi daerah sekitarnya yang meliputi

tiga kecamatan yaitu Panjatan, Galur, dan Temon.

Gambar 13. Bendung Sapon di Desa Wisata Sidorejo

5) Desa wisata Jatimulyo

Para pengunjung Desa Wisata Jatimulyo, kecamatan Girimulyo, Kulon

Progo adalah yang berminat menjelajah Goa Kiskendo atau Semitro lebih

dalam lagi. Desa Wisata Jatimulyo menyediakan paket wisata susur gua yang

dirancang untuk pengunjung yang suka melakukan petualangan alam dengan

ketrampilan khusus seperti para caver atau pegiat pencinta alam.

Gambar 14. Wisatawan Sedang Menjelajah Goa Kiskendo

40

c) Wisata kuliner

1) Gula semut

Daerah Kokap di Kabupaten Kulon Progo, merupakan salah satu

penghasil produksi gula kelapa dalam bentuk gula cetak. Salah satu

pengembangan dari produk gula kelapa di wilayah Kulon Progo adalah Gula

Semut/gula kristal. Hasil olahan gula jawa ini menjadi butiran-butiran kristal

seperti gula pasir sehingga mudah disimpan, hemat tempat dan lebih awet.

Dengan menambahkan beberapa herbal/empon-empon, akan didapat

berbagai rasa tambahan seperti rasa jahe, temulawak, kencur, dan lain-

lainnya, sehingga sangat baik digunakan sebagai minuman kesehatan.

Gambar 15. Proses Pembuatan Gula Semut

2) Geblek

Geblek merupakan makanan tradisional khas kulonprogo yang terbuat

dari sari ketela. Dusun tegalsari merupakan salah satu penghasil geblek

terbaik di kulon progo. Geblek tegalsari diproduksi oleh beberapa warga

tegalsari yang sudah bertahun tahun memproduksi geblek. Geblek dipasarkan

dalam bentuk mentah dan matang.

41

Gambar 16. Geblek dan Tempe Benguk

Makanan ini nikmat disantap dikala hangat, apalagi dimakan bersama

dengan tempe benguk bacem atau tempe benguk besengek.

3) Jenang madu sirat

Jenang Madu Sirat ini hanya dapat kita temukan di daerah Kulon Progo,

khususnya di daerah Gadingan, kota Wates. Makanan ini dibuat dari tepung

ketan, gula jawa, santan dan parutan kelapa muda. dengan citarasa manis dan

gurih yang khas, makanan ini tahan disimpan cukup lama.

Gambar 17. Jenang Madu Sirat

42

d) Wisata religi

1) Sendangsono

Sendangsono adalah obyek wisata yang terbuka untuk umum, namun

secara khusus menjadi tempat ziarah pemeluk Katholik untuk penghormatan

kepada Ibu Maria. Sendangsono terletak di Desa Banjaroyo, Kecamatan

Kalibawang, Kabupaten Kulon ProgoTempat peziarahan Sendangsono

dibangun dengan arsitektur khas dengan bangunan-bangunan artistik serta

penataan lingkungan yang asri, sejuk dan indah.

Gambar 18. Sendangsono

2) Makam Nyi Ageng Serang

Nyi Ageng Serang adalah pahlawan nasional perempuan, penasehat

spiritual Pangeran Diponegoro selama melawan Belanda dalam Perang Jawa

(1825 - 1830) yang diberi gelar Pahlawan Nasional. Makam Nyi Ageng

Serang terletak di atas bukit di Dusun Beku, Desa Banjarharjo, Kecamatan

Kalibawang, Kulon Progo, ± 6 km dari jalan Dekso-Muntilan. Jarak dari

Yogyakarta ± 32 km, dari kota Wates ± 30 km.

43

Gambar 19. Makam Nyi Ageng Serang

Biasanya peziarah datang untuk mencari berkah (ngalap berkah),

mendoakan mereka yang sudah meninggal dengan kepercayaan mistik

masyarakat. Biasanya ramai pada malam Selasa dan Jum’at Kliwon.

3) Makam Girigondo

Makam Girigondo adalah makam kerabat Paku Alam. Terletak di atas

Perbukitan Menoreh di Desa Kaligintung, Temon yang berjarak sekitar 10 km

dari kota Wates. Di Girigondo dimakamkan KGPAA Paku Alam V, VI,VII,

VIII beserta keluarganya.

Gambar 20. Pintu Masuk Makam Girigondo

44

e) Wisata pendidikan

1) Wild Rescue Center (WRC)

Wild Rescue Center (WRC) adalah program untuk konservasi satwa liar,

pendidikan pengembangan pengetahuan konservasi dan kampanye konservasi

satwa liar Indonesia. WRC terletak di Paingan, Sendangsari, Pengasih seluas

14 hektar. Program utama WRC adalah merehabilitasi dan merawat satwa liar

khususnya orangutan.

Gambar 21. Perawatan Orangutan di WRC

2) Dolan Deso Boro

Dolan Deso Boro terletak di area pedesaan yang nyaman di desa Banjarasri

(Boro) Kalibawang, Kulonprogo. Dolan Deso Boro merupakan tempat wisata

pemdidikan dan minat khusus dengan misi pelestarian lingkungan.

Gambar 22. Dolan Deso Boro

45

f) Wisata minat khusus

1) Arung jeram / rafting Progo

Sungai Progo sebelah atas bagi penggemar olahraga minat khusus

terutama rafting dan kayaking merupakan spot yg potensial dan menantang

untuk dicoba. Banyaknya jeram dengan berbagai variasi tingkat kesulitan

menjadikan Sungai progo atas sebagai spot yg wajib diarungi oleh penghoby.

dengan panjang pengarungan sekitar 12 km dapat ditempuh kurang lebih 2,5

jam perjalanan. Indahnya pemandangan di kiri dan kanan sungai serta ada air

terjun yang masih alami menjadikan pengarungan lebih berkesan.

Gambar 23. Rafting Progo

2) Towielfiet

Towielfiet dalah wisata desa menggunakan sepeda lama berkeliling desa

sambil mengenal kearifan lokal dan kehidupan sehari-hari di pedesaan.

Keunikan dari Towilfiets adalah para wisatawan diajak berkeliling desa

menggunakan sepeda. sepanjang perjalanan, oleh Host Towilfiets, wisatawan

dikenalkan dengan berbagai macam kegiatan sehari-hari warga masyarakat,

seperti mananam padi, menuai padi, dan lain-lain. Wisata desa ini sangat

46

diminati oleh wisatawan baik manca negara maupun lokal. Alamat kantor

penyedia wisata Towielfiet berada di Bantar, Banguncipto, Sentolo,

Kulonprogo.

Gambar 24. Towielfiet

3) Sport fishing

Salah satu tempat Sport Fishing yang sangat menantang adalah di Pantai

Glagah. Spot tersebut berada di pemecah ombak/Break Water, yang berada di

ujung Barat dan ujung Timur muara sungai Serang. Pada pagi sampai sore

hari, banyak sekali angler/pemancing yang menjajal spot tersebut dengan

berbagai model umpan.

Gambar 25. Sport Fishing di Pantai Glagah

47

g) Wisata adat dan tradisi

1) Labuhan Pura Pakualaman

Upacara ini dilaksanakan bertepatan dengan 10 Muharram atau 10 Sura

menurut penanggalan Jawa. Upacara labuhan yang akan melabuhkan tiga

gunungan dimulai dengan upacara kecil di Pesanggrahan Puro Pakualaman di

Desa Glagah, Temon, Kulon Progo (arah menuju Pantai Glagah dari jalan

raya Wates – Purworejo). Setelah acara doa, gunungan dibawa berarak-arak

menuju Pantai Glagah yang berjarak sekitar 2 km dari pesanggrahan Puro

Pakualaman. Nilai utama dari upacara adat Labuhan Pura Pakualaman ini

adalah harapan agar masyarakat selalu menjaga tradisi budaya dan selalu

bersyukur kepada Sang Maha Pencipta atas segala pemberian-Nya.

Gambar 26. Upacara Adat Labuhan Pura Pakualaman

2) Rebo Pungkasan Kembul Dhahar Sewu Dulur

Tradisi ini merupakan tradisi turun-temurun yang dilaksanakan di

Bendung Kayangan di Dusun Turus, Desa Pendoworejo, Girimulyo, Kulon

Progo untuk mengenang jasa Mbah Bei Kayangan yang merupakan seorang

abdi dalem yang berinisiatif membuat Bendungan Kayangan yang sampai

48

sekarang dirasakan manfaatnya bagi penduduk sekitar. Upacara ini

dilaksanakan setiap Rabu akhir (pungkasan) di Bulan Sapar.

Gambar 27. Upacara Adat Rebo Pungkasan Kembul Dhahar Sewu Dhuwur

3) Saparan Jayakusuma

Saparan Jaya Kusuma diadakan setiap Kamis Wage atau Senin Wage di

Bulan Sapar. Pada tahun 2014 yang lalu upacara adat ini dilaksanakan di

Dusun Sengir, Desa Kalirejo, Kokap, Kulon Progo. Pukul 10.00 - selesai.

Gambar 28. Upacara Adat Saparan Jayakusuma

4) Ruwatan 1 Suro Gunung Lanang

Ruwatan 1 Suro Gunung Lanang atau ruwatan sukerto Gunung Lanang

adalah upacara untuk memperingati malam satu suro atau 1 Muharram tahun

49

Hijriah. Para "sukerto" atau peserta sebelumnya dimandikan dengan dari

"padasan"/tempat air seperti Kendi besar dengan menggunakan busana

khusus. tujuan dari ruwatan ini adalah permohonan doa kepada Tuhan YME

agar mereka tidak mendapatkan halangan/aral dalam perjalanan hidupnya,

serta diberikan kemudahan dalam rejeki. Kemudian semua sesaji dan

ubarampe labuhan sukerto ini kemudian dilarung ke tengah laut dengan

menggunakan perahu nelayan.

Gambar 29. Upacara Adat Ruwatan 1 Suro Gunung Lanang

5) Jamasan Pusaka 1 Suro Suroloyo

Upacara jamasan pusaka diadakan di Suroloyo, Dusun Keceme, Desa

Gerbosari, Kecamatan Samigaluh setiap tanggal 1 Suro tahun baru jawa.

Pusaka yang dijamasi adalah Tombak Kyai Manggala Murti dan Songsong

Kyai Manggolo Dewo. Pusaka ini merupakan pemberian dari Kraton

Kasultanan Yogyakarta.

50

Gambar 30. Upacara Adat Jamasan Pusaka 1 Suro Suroloyo

6) Gumbregi

Upacara adat Gumbregi adalah upacara adat tradisi yang dilaksanakan

masyarakat setiap Jumat Kliwon pada bulan Jawa Sura oleh masyarakat

Dusun Karanggede, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten

Kulon Progo.

Gambar 31. Upacara Adat Gumbregi

7) Sermo Hamengku Gati

Sermo Hamengku Gati ini merupakan kegiatan rutin setiap 2 tahun sekali

tiap bulan syawal, pertama kali dilaksanakan tahun 2010, kemudian 2012 &

2014. Sermo Hamengku Gati dilaksanakan di lapangan Nggudang, Sermo

Tengah, Hargowilis, Kokap, Kulon Progo di tepi barat Waduk Sermo. Selain

51

kegiatan upacara adat juga dilaksanakan parade seni budaya dari beberapa group

kesenian setempat.

Gambar 32. Upacara Adat Sermo Hamengku Gati

8) Saparan Kalibuka

Kalibuka adalah sebuah pedusunan di Desa Kalireja, Kecamatan Kokap,

Kabupaten Kulon Progo. Terdapat dua pedukuhan yaitu Kalibuka I dan Kalibuka

II. Upacara Adat Saparan Kalibuka dilaksanakan di kedua pedukuhan ini.

Upacara Adat Saparan Kalibuka diselenggarakan pada Selasa Kliwon atau

Jumat Kliwon pada bulan Sapar. Upacara ini biasanya diadakan bersamaan

dengan tradisi bersih desa atau merti dusun yang diawali dengan membersihkan

tempat upacara dan jalan menuju ke Sebatur. Biasanya rumpun bambu / pring

gedhe dibersihkan dan pagar bambu diganti dengan yang baru. Pada malam

harinya diadakan tahlilan dan tirakatan di Sebatur.

Gambar 33. Upacara Adat Saparan Kalibuka

52

h) Wisata kerajinan

1) Batik

Desa Gulurejo dan Ngentakrejo, Lendah merupakan sentra kerajinan

Kabupaten Kulon Progo. Terdapat belasan hingga 20-an perajin batik di

wilayah tersebut. Batik yang diproduksi pun beraneka ragam, mulai dari

motif batik klasik hingga geblek renteng yang menjadi ciri khas Kulonprogo.

Harga yang dibanderol pun memiliki kisaran bervariasi mulai dari puluhan

ribu hingga jutaan rupiah.

Gambar 34. Batik Geblek Renteng Khas Kulon Progo

2) Serat alam

Desa Salamrejo merupakan sentra kerajinan serat alam. letak desa

ini tepatnya berada di jalan Wates Km 17, Kecamatan Sentolo, Kabupaten

Kulon Progo. Daerah ini terletak 9 km di sebelah timur Kota Wates dan 17

km di sebelah barat Kota Yogyakarta. Salamrejo dikenal sebagai kawasan

setra kerajinan agel karena menganyam agel menjadi keterampilan penduduk.

53

Gambar 35. Kerajinan Dari Eceng Gondok sebagai Salah Satu Serat Alam

Kulon Progo

3) Tenun ATBM

Kerajinan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) adalah hasil tenun

tradisional yang berkualitas menggunakan bahan baku katun yang ditenun

secara tradisional dengan menggunakan alat tenun bukan mesin. Sentra

kerajinan tenun ATBM terletak di Dusun Boro, Desa Banjarasri, Kec.

Kalibawang dan Dusun Janti Kidul XII, Jatisarono, Nanggulan, Kabupaten

Kulon Progo.

Gambar 36. Tenun Tradisional dengan ATBM

54

Dengan berbagai macam objek wisata yang tersedia, keputusan destinasi

wisata yang akan diambil oleh wisatawan tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Medlik, 1980 dan Jackson, 1989 (dalam Utama, 2011 : 4-5) telah mengidentifikasi

faktor-faktor penarik yang menyebabkan wisatawan memilih tujuan wisata

tertentu yaitu iklim destinasi, promosi pariwisata, iklan, pemasaran, kejadian

khusus, potongan harga, mengunjungi teman, mengunjungi kerabat, daya tarik

wisata, budaya, lingkungan alamiah dan buatan. Ada empat aspek yang harus

diperhatikan dalam penawaran pariwisata (Rai Utama, 2011 : 4-5), yaitu :

1) Aspek daya tarik destinasi.

Setiap destinasi wisata pasti mempunyai daya tarik tersendiri baik daya tarik

alam, budaya, maupun masyarakatnya.

2) Aspek transportasi (aksesibilitas).

Transportasi sangat penting terkait akses bagi wisatawan domestik dan

mancanegara agar dengan mudah dapat mencapai tujuan ke tempat wisata

baik secara internasional maupun akses terhadap tempat-tempat wisata pada

sebuah destinasi.

3) Aspek fasilitas utama dan pendukung.

Fasilitas sangat perlu diperhatikan agar wisatawan dapat dengan nyaman

menikmati dan tinggal lebih lama di destinasi wisata yang telah dipilih.

4) Aspek kelembagaan.

Aspek kelembagaan tersebut dapat berupa dukungan lembaga keamanan,

lembaga pariwisata sebagai pengelola destinasi, dan lembaga pendukung

lainnya yang dapat menciptakan kenyamanan wisatawan.

55

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian yang telah diakukan

sebelumnya yang mempunyai relevansi dengan objek penelitian dalam karya tulis

ini. Penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

1. “Sistem Pendukung Keputusan Bidang Keahlian Menggunakan Metode

Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus : Prodi PTI FT UNY).” Oleh

Ahmat Anton Wahyu A. W. Tahun 2014. Penelitian tersebut menghasilkan

sebuah aplikasi sistem pendukung keputusan untuk memilih bidang keahlian

sesuai dengan kemampuan dan minat sehingga pilihan tidak lagi bersifat

subjektif. Aplikasi tersebut telah diuji dan memenuhi kelayakan pada aspek

functionality, reliability, efficiency, usability.

2. “Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Destinasi Wisata DKI

Jakarta Menggunakan Metode AHP Berbasis Web.” Oleh Budi Setiawan

Santoso, dkk. Tahun 2014. Penelitian ini menghasilkan sebuah aplikasi yang

membantu wisatawan memperoleh destinasi wisata sesuai yang diinginkan

berdasarkan jenis kategori yang diinginkan. Kategori tersebut diperoleh

berdasarkan pemilihan prioritas jarak atau harga dari lokasi awal yang

dimasukkan.

3. “Personalized Tourist Recomended Systems Based on Analytic Hierarchy

Process (AHP).” Oleh Cut Fiarni, dkk. Tahun 2013. Aplikasi yang dihasilkan

dari penelitian ini dapat memberikan rekomendasi objek wisata sesuai dengan

input penilaian terhadap prefensi faktor keamanan, kenyamanan, dan

ketersediaan kendaraan umum yang telah ditentukan sebelumnya oleh user,

56

serta disusun sesuai dengan budget yang dimiliki wisatawan. Peneliti

menyarankan agar memperluas objek penelitian seperti menambah fitur

pemilihan hotel dan lain sebagainya.

4. “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Paket Wisata dan Reservasi Travel

dengan Metode AHP dan TOPSIS Berbasis Web.” Oleh I Nyoman Giri

Sasmita Atmajaya. 2011. Penelitian ini telah berhasil mengimplementasikan

metode pada aplikasi yang dibuat dan dapat menganalisa kriteria dan

alternatif yang dibandingkan, kemudian memberikan urutan prioritas paket

wisata.

5. “Sistem Keputusan Pemilihan Mahasiswa Berprestasi di Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta dengan Metode

AHP dan TOPSIS.” Oleh Aan Yulianto. Tahun 2014. Pada penelitian ini

metode AHP berhasil digunakan untuk proses pembobotan kriteria sesuai

dengan permintaan (input) dan metode TOPSIS dapat digunakan untuk

pengolahan data mahasiswa sehingga diperoleh solusi pemenang mahasiswa

berprestasi.

6. “Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Prioritas Pelanggan Dealer Suzuki

Soekarno-Hatta Malang Menggunakan Metode AHP dan SAW.” Oleh Silvi

Agustina, Aditya Rachmadi, S.ST,. M.TI. dan Satrio Agung Wicaksono,

S.Kom., M.Kom. Penelitian tersebut mampu menghasilkan perankingan

pelanggan dan lokasi promosi dengan menggabungkan dua metode yaitu

AHP sebagai metode pembobotan dan SAW sebagai metode perankingan.

57

C. Kerangka Pikir

Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten di wilayah DIY dengan

jumlah wisatawan paling rendah. Diperlukan berbagai usaha untuk meningkatkan

kunjungan wisatawan di Kabupaten Kulon Progo, salah satu cara yang paling

efektif adalah dengan melakukan promosi.

Suatu sistem sangat diperlukan sebagai media promosi untuk memberikan

informasi yang lengkap tentang objek wisata Kabupaten Kulon Progo, sehingga

calon wisatawan mengetahui profil lengkap objek wisata, mulai tertarik, dan

kemudian mengunjungi objek wisata tersebut. Sistem tersebut adalah sistem

informasi, yaitu sistem yang menggabungkan perangkat keras dan perangkat

lunak komputer untuk dapat mengolah data menjadi sebuah sistem informasi agar

dapat diakses secara cepat tanpa terbatas tempat dan waktu.

Untuk itu dibuatlah sistem pendukung keputusan dengan metode AHP

untuk pemilihan objek wisata Kabupaten Kulon Progo yang diharapkan dapat

membantu wisatawan dalam memilih destinasi wisata terbaik menurut nilai

prioritas terhadap aspek yang bersangkutan, serta diharapkan dapat membantu

pemerintah dalam mengetahui aspek-aspek yang paling banyak dipertimbangkan

wisatawan yang akan berkunjung ke Kabupaten Kulon Progo, sehingga dapat

memberikan pertimbangan dalam pembangunan pariwisata. Dengan adanya

pembenahan dan pembangunan objek wisata, diharapkan dapat memberikan

kenyamanan kepada wisatawan sehingga tingkat kunjungan wisatawan ke

Kabupaten Kulon Progo meningkat, dan terjadi pemerataan pariwisata di Daerah

Istimewa Yogyakarta.