bab ii kajian teori a. 1. pengertian pola asuhrepository.ump.ac.id/4341/3/bab ii_amiroh...

21
BAB II KAJIAN TEORI A. Pola Asuh dan Kemandirian 1. Pola Asuh a. Pengertian Pola Asuh Maimunah Hasan (2010:21) Secara etimologi, pengasuhan berasal dari kata "asuh" yang artinya, pemimpin pengelola pembimbing. Sehingga pengasuh adalah orang yang melakukan tugas membimbing, memimpin atau mengelola. Pengasuhan yang dimaksud disini adalah pengasuhan anak. Mengasuh anak adalah mendidik dan memelihara anak, seperti mengurus makannya, minumnya, pakaiannya, dan keberhasilannya dalam periode yang pertama sampai dewasa. Dengan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa pengasuhan anak yang dimaksud adalah kepemimpinan dan bimbingan yang dilakukan terhadap anak yang berkaitan dengan kepentingan hidupnya. Dalam buku Maimunah Hasan (2011:21) Secara etimologi, pengasuhan berasal dari kata "asuh" yang artinya, pemimpin pengelola pembimbing. Sehingga pengasuh adalah orang yang melakukan tugas membimbing, memimpin atau mengelola. Pengasuhan yang dimaksud disini adalah pengasuhan anak. Mengasuh anak adalah mendidik dan memelihara anak, seperti mengurus makannya, minumnya, pakaiannya, dan keberhasilannya dalam periode yang pertama sampai dewasa. Dengan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa pengasuhan anak yang dimaksud adalah kepemimpinan dan bimbingan yang dilakukan terhadap anak yang berkaitan dengan kepentingan hidupnya. 7 Hubungan Pola Asuh…, Amiroh Cahyani, FKIP UMP, 2017

Upload: nguyennhan

Post on 12-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pola Asuh dan Kemandirian

1. Pola Asuh

a. Pengertian Pola Asuh

Maimunah Hasan (2010:21) Secara etimologi, pengasuhan

berasal dari kata "asuh" yang artinya, pemimpin pengelola pembimbing.

Sehingga pengasuh adalah orang yang melakukan tugas membimbing,

memimpin atau mengelola. Pengasuhan yang dimaksud disini adalah

pengasuhan anak. Mengasuh anak adalah mendidik dan memelihara

anak, seperti mengurus makannya, minumnya, pakaiannya, dan

keberhasilannya dalam periode yang pertama sampai dewasa. Dengan

pengertian tersebut dapat dipahami bahwa pengasuhan anak yang

dimaksud adalah kepemimpinan dan bimbingan yang dilakukan

terhadap anak yang berkaitan dengan kepentingan hidupnya.

Dalam buku Maimunah Hasan (2011:21) Secara etimologi,

pengasuhan berasal dari kata "asuh" yang artinya, pemimpin pengelola

pembimbing. Sehingga pengasuh adalah orang yang melakukan tugas

membimbing, memimpin atau mengelola. Pengasuhan yang dimaksud

disini adalah pengasuhan anak. Mengasuh anak adalah mendidik dan

memelihara anak, seperti mengurus makannya, minumnya, pakaiannya,

dan keberhasilannya dalam periode yang pertama sampai dewasa.

Dengan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa pengasuhan anak

yang dimaksud adalah kepemimpinan dan bimbingan yang dilakukan

terhadap anak yang berkaitan dengan kepentingan hidupnya.

7

Hubungan Pola Asuh…, Amiroh Cahyani, FKIP UMP, 2017

8

Diana E. Papalia,et.al (2008;459 dalam cooper, lindsay, Nye,

Greathouse, 1998) menyatakan bahwa orang tua dari anak yang

berprestasi menciptakan lingkungan untuk belajar. Mereka

menyediakan tempat untuk belajar dan untuk menyimpan buku serta

berbagai peralatan, mereka menentukan waktu makan, tidur dan

pekerjaan rumah mereka memonitor seberapa banyak acara televisi

yang ditonton anak mereka dan apa yang dilakukan anak mereka setelah

sekolah, dan mereka menunjukan ketertarikan kepada hidup anak

mereka dengan berbincang bincang tentang sekolah dan terlibat dalam

aktivitas sekolah. Ketika usia si anak semakin bertambah, tanggung

jawab memeriksa telah dilakukannya pekerjaan rumah beralih dari

orang tua kepada anak.

Dengan demikian pola asuh orang tua dapat disimpulkan sebagai

suatu cara orang tua dalam merawat, mendidik dan membina buah

hatinya agar berkembang sesuai dengan harapan orang tua.

b. Jenis-Jenis Pola Asuh

Menurut Baumrind dalam Agoes dariyo (2011: 206) ada empat

jenis pola asuh:

1) Pola Asuh Otoriter

Dalam pola asuh ini orang tua merupakan sentral artinya

segala ucapan, perkataan maupun kehendak orang tua dijadikan

patokan (aturan) yang harus ditaati oleh anak-anak. Supaya taat,

orang tua tak segan-segan menerapkan hukuman yang keras kepada

Hubungan Pola Asuh…, Amiroh Cahyani, FKIP UMP, 2017

9

anak. Orang tua beranggapan agar aturan itu stabil dan tak berubah,

maka seringkali orang tua tak menyukai tindakan anak yang

memprotes, mengkritik atau membantahnya. Kondisi tersebut

mempengaruhi perkembangan diri pada anak. Banyak anak yang

dididik dengan pola asuh otoriter ini, cenderung tumbuh berkembang

menjadi pribadi yang suka membantah, memberontak dan berani

melawan arus terhadap lingkungan sosial.

2) Pola Asuh permisif

Pola asuh permisif ini, orang tua justru merasa tidak peduli dan

cenderung memberi kesempatan serta kebebasan secara luas kepada

anak. Orang tua sermgkali menyetujui terhadap semua dengan

tuntunan dan kehendak anaknya. Semua kehidupan keluarga seolah-

olah ditentukan oleh kemauan dan keinginan anak. Jadi anak

merupakan sentral dan segala aturan dalam keluarga. Dengan

demikian orang tua tidak mempunyai kewibawaan.

3) Pola Asuh Demokratis

Pola asuh demokratis adalah gabungan aan pola asuh otoriter

dan pola asuh permisif dengan tujuan menyeimbangkan pemikiran,

sikap dan tindakan antara anak dan orang tua. Baik orang tua

maupun anak mempunyai Kesempatan untuk menyampaikan suatu

gagasan, ide, atau pendapat untuk mencapai suatu keputusan.

Dengan demikian orang tua dan anak dapat berdiskusi,

berkomunikasi atau berdebat secara kontruksif, logis, rasional demi

Hubungan Pola Asuh…, Amiroh Cahyani, FKIP UMP, 2017

10

mencapai kesepakatan bersama. Karena hubungan komunikasi antara

orang tua dengan anak dapat berjalan menyenangkan, maka terjadi

pengembangan kepribadian yang mantap pada diri anak. Anak makin

mandiri, matang, dan dapat menghargai diri sendiri dengan baik.

4) Pola Asuh Situasional

Tak tertutup kemungkinan bahwa individu yang menerima

pola asuh itu tak tahu apa nama jenis pola asuh yang digunakan,

sehingga secara tak beraturan menggunakan campuran ketiga pola

asuh diatas. Jadi dalam hal ini tak ada patokan atau parameter khusus

yang menjadi dasar bagi orang tua untuk dapat menggunakan pola

asuh permisir otoriter maupun demokratis. Hal ini disesuaikan

dengan kondisi dan situasi, tempat dan waktu bagi setiap keluarga

yang bersangkutan.

Gaya pengasuhan menurut Santrock (2008: 394;395) dalam

Baumrind membagi 3 jenis pengasuhan diantaranya yaitu:

1) Orang Tua Otoritarian

Mereka mencoba membuat anak menyesuaikan diri dengan

serangkaian standar perilaku dan menghukum mereka secara

membabi buta dan dengan keras atas pelanggaran yang

dilakukanya. Anak mereka menjadi lebih tidak puas, menarik diri,

dan tidak percaya kepada orang lain.

a) Orang Tua Permisif

Orang yang permisif menghargai expresi diri dan regulasi

diri. Mereka mungkin membuat beberapa permintaan dan

Hubungan Pola Asuh…, Amiroh Cahyani, FKIP UMP, 2017

11

mengizinkan anak untuk memonitori aktivitas mereka sendiri

sebanyak mungkin. Anak prasekolah mereka cenderung menjadi

tidak dewasa, sangat kurang kontrol diri dan kurang explorasi.

b) Orang Tua Autoritatif

Orang tua autoritatif menghargai individualitas anak tetapi

juga menekankan batasan sosial. Mereka memiliki keyakinan diri

akan kemampuan mereka membimbing anak-anak, tetapi mereka

juga menghormati independensi keputusan, ketertarikan,

pendapat, dan kepribadian anak. Mereka mencintai dan

menerima, tetapi juga menuntut perilaku yang baik, dan kokoh

dalam mempertahankan standar, dan memiliki keinginan untuk

menjatuhkan hukuman yang bijaksana dan terbatas ketika

memang hal tersebut dibutuhkan, dalam konteks hubungan yang

sangat hangat dan suportif.

Menurut Carol Cooper dkk (2009:288) membagi jenis pola

asuh menjadi 3 diantaranya yaitu:

(1). Over parenting, pada tipe pola asuh seperti ini.

Anda adalah pemegang kekuasaan yang menentukan aturan,

memberikan ganjaran berupa materi, serta hukuman langsung

seperti yang anda lakukan saat anak anda masih kecil. Hal ini

akan menyebabkan anak anda membangkang.

(2). Under parenting, tipe ini adalah jika anda terlalu

meloggarkan kendali anda. Membiarkan anak anda membuat

Hubungan Pola Asuh…, Amiroh Cahyani, FKIP UMP, 2017

12

terlalu banyak keputusan sendiri disaat ia masih memerlukan

bimbingan. Gaya asunan seperti ini dapat mengakibatkan

anak anda membuat keputusan-keputusan yang buruk dan

mengabaikan hak hak orang lain.

(3). Batacea parenting, tipe ini menginjak garis yang tepat

diantara keduanya, dengan pembuatan keputusan secara

bersama dan saling menghargai hak serta keinginan satu

sama lain. Gaya pengasuhan ini didasarkan pada sebuah

pemahaman bahwa anda memberi kepercayaan kepada anak

anda dan sebagai gantinya, ia bertanggung jawab atas

kepercayaannya tersebut.

c. Jenis-Jenis Indikator Pola Asuh

Berdasarkan jenis jenis pola asuh yang dipaparkan oleh beberapa

para ahli diatas, maka dapat dibuat indikator pola asuh sebagai berikut

1) Indikator pola asuh otoriter

a) Orang tua selalu memukul, mencubit anak, ketika anak

melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan keinginan orang

tua.

b) Orang tua tidak pernah memberi kesempatan pada anak untuk

memilih kegiatan atau memilih benda benda yang ia suka.

c) Orang tua selalu membentak anak ketika anak melakukan

kesalahan, tanpa memberikan alasanya.

Hubungan Pola Asuh…, Amiroh Cahyani, FKIP UMP, 2017

13

d) Ketika anak menangis, orang tua mencubit anak supaya diam

dari tangisan.

2) Indikator pola asuh permisif

a) Orang tua selalu membela anak ketika anak melakukan

kesalahan.

b) Orang tua membiarkan anak bermain seharian tanpa

menegurnya.

c) Orang tua selalu menuruti kemauan anak.

d) Orang tua tidak pernah menjelaskan pada anak tentang

perbuatan baik dan buruk.

3) Indikator pola asuh demokratis

a) Orang tua menjelaskan pada anak tentang perbuatan baik dan

perbuatan buruk, agar anak dapat menentukan perbuatan mana

saja yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan.

b) Orang tua memberikan penghargaan seperti: pujian, hadiah

ketika anak mencapai suatu prestasi.

c) Orang tua menerapkan aturan sesuai dengan kesepakatan

bersama anak. Jika anak bersalah maka berikan konsekuensi

hukuman yang sudah disepakati.

d) Orang tua selalu membimbing anak, pada saat anak belajar.

e) Orang tua terbuka untuk menerima protes dari anak, kemudian

orang tua memberi penjelasanya ketika anak selesai protes.

Hubungan Pola Asuh…, Amiroh Cahyani, FKIP UMP, 2017

14

d. Manfaat Pola Asuh

Memilih dan menerapkan pola pengasuhan (parenting style)

adalah penting dilakukan oleh orang tua untuk mengembangkan

kepribadian diri pada anak dalam keluarga. Agoes Dariyo (2011: 2014)

dalam Baumrind (dalam Papalia,at.at, 2004) menyatakan bahwa

pengasuhan yang efektif untuk pengembangan kepribadian diri ditandai

dengan komunikasi dua arah antara orang tua dengan anak. Oleh karena

itu pola asuh demokratis cenderung memberi pengasuhan yang lebih

baik untuk pengembangan kepribadian diri anak dibandingkan dengan

pola asuh permisif atau otoriter.

Menurut Moh. Shochib (2010: 21) tanggung jawab dan

kepercayaan orang tua yang dirasakan oleh anak akan menjadi dasar

peniruan dan identifikasi diri anak berperilaku, ini berarti orang tua

perlu mengenalkan dan memberikan pengertian nilai moral kepada anak

sebagai landasan dan arah berperilaku teratur berdasarkan tanggung

jawab dan konsisten diri.

(Diane E.Papalia,et al.2008:369) Dengan membuat aturan yang

jelas dan konsisten, mereka membuat anak-anak mengetahui apa yang

diharapkan dari mereka.

Pola asuh sangat menentukan pertumbuhan anak, baik

menyangkut potensi psikomotorik, sosial maupun efektif yang sesuai

dengan perkembangan anak.

Hubungan Pola Asuh…, Amiroh Cahyani, FKIP UMP, 2017

15

e. Faktor-faktor yang Mempengaruni Pola Asuh

Maimunah Hasan (2011: 21;22) Beberapa pola asuh dari orang

tua dan pendidik yang dapat mempengaruhi kreatifitas anak adalah

sebagai berikut:

1) Lingkungan fisik

2) Lingkungan sosial

3) Pendidikan external dan pendidikan internal

4) Dialog

5) Suasana psikologis

6) Sosial budaya

7) Perilaku orang tua

8) Kontrol

9) Menentukan nilai moral

Moh. sochib (2010:15) membagi menjadi 9 hal yang

mempengaruhi pola asuh orang tua dalam mendisiplinkan anak.

1) Lingkungan fisik

2) Lingkungan sosial internal dan eksternal

3) Pendidikan internal dan eksternal

4) Dialog dengan anak-anaknya

5) Suasana psikologis

6) Sosiobudaya

7) Perilaku yang ditampilkan pada saat terjadinya pertemuan dengan

anak-anak

Hubungan Pola Asuh…, Amiroh Cahyani, FKIP UMP, 2017

16

8) Control terhadap perilaku anak-anak

9) Menentukan nilai-nilai moral sebagai dasar berperiiaku dan yang

diupayakan kepada anak-anak

Maimunah Hasan (2010: 21;22) beberapa pola asuh dari orang tua

dan pendidik yang dapat mempengaruhi kreatifitas anak adalah sebagai

berikut:

1) Lingkungan fisik

2) Lingkungan sosial

3) Pendidikan external dan pendidikan internal

4) Dialog

5) Suasana psikologis

6) Sosial budaya

7) Fenlaku orang tua

8) Kontrol

9) Menentukan nilai moral

2. Kemandirian

a. Pengertian Kemandirian

Agoes Dariyo (2011:190 ) kemandirian ( autonomy) ialah suatu

sikap yang mandiri pada anak usia 1,5 - 3 tahun untuk melakukan suatu

kegiatan penjelajahan terhadap lingkungan luar. Anak yang mandiri

ditandai dengan perkembangan pribadi yang percaya diri, merasa,

bebas, aman, optimis bahwa apa yang dilakukan tidak memperoleh

hambatan, halangan atau rintangan dari linkungan luar.

Hubungan Pola Asuh…, Amiroh Cahyani, FKIP UMP, 2017

17

Kemandirian adalah sifat yang termasuk kebiasaan positif yang

merupakan salah satu komponen pembentukan keterampilan sosial

yaitu kemampuan dasar yang harus dimiliki anak agar mampu

menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Kemampuan untuk

mendidik dirinya sendiri dapat mendorong anak untuk mengerti tentang

siapa dirinya yang dapat meningkatkan kepercayaan dirinya dalam

berinteraksi sosial. Anita Rosalina dkk (2009: 50).

Diane E. Papah, et. Ai. (2008:37) dalam sigmund freud:

perkembangan psikososial freud (1953, 1964a,1064b) percaya bahwa

orang dilahirkan dengan dorongan biologis yang harus diarahkan

kembali agar dapat hidup dalam masyarakat. Ia berpendapat bahwa

karakter dibentuk pada masa kanak-kanak ketika anak-anak berhadapan

dengan konflik bawah sadar antara dorongan bawaan dan tuntutan

hidup berbudaya.

Berdasarkan paparan dari beberapa para ahli, maka dapat

disimpulakan bahwa kemandirian adalah kebiasaan positif yang

merupakan salah satu komponen pembentuk keterampilan sosial dan

kemampuan dasar yang harus dimiliki anak agar mampu menyesuaikan

diri dengan lingkungan sosialnya.

b. Jenis Jenis Indikator Kemandirian

H.E. Mulyasa (2012:217-227) ada beberapa jenis-jenis indikator

kemandirian yang terdapat di dalam penilaian pendidikan anak usia

dini, diantaranya sebagai berikut:

Hubungan Pola Asuh…, Amiroh Cahyani, FKIP UMP, 2017

18

1) Menyapa teman dan orang lain. (penilaian nomor 20)

2) Senang bermain bersama. (penilaian nomor 21)

3) Melaksanakan tugas kelompok. (penilaian nomor 22)

4) Mengemukakan pendapat secara sederhana. (penilaian nomor 25)

5) Membersihkan diri sendiri tanpa bantuan. (penilaian nomor 30)

Johni Dimyati (2016:29-43) ada beberapa jenis-jenis indikator

kemandrian yang terdapat di dalam matrik kompetensi dasar, hasil

belajar, dan pengembangan atau indikator untuk anak TK kelompok B

berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi tahun 2004, diantaranya

yaitu:

1) Anak dapat membersihkan diri sendiri tanpa bantuan, misal

menggosok gigi, mandi dan buang air. (matrik indikator nomor 30)

2) Anak mengajak teman untuk bermain atau belajar. (matrik indikator

nomor 29)

3) Anak dapat melaksanakan kegiatan sendiri sampai selesai.(matrik

indikator nomor 34)

4) Membersihkan peralatan makan setelah digunakan.(matrik indikator

nomor 35)

Anita Rosalina (2009:51) Adapun jenis jenis kemandirian yang

harus dimiliki seorang anak diantaranya yaitu:

1) Anak dapat mengerjakan pekerjaannya sendiri sampai selesai.

2) Anak anak membereskan mainan setelah selesai bermain.

Hubungan Pola Asuh…, Amiroh Cahyani, FKIP UMP, 2017

19

3) Anak melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan sehari-hari oleh

dirinya sendiri (gosok gigi, berpakaian, bersepatu, makan sendiri dan

lain sebagainya).

4) Anak dapat memulai sesuatu pembicaraan dengan orang lain.

5) Anak dapat menyatakan keinginannya.

6) Anak dapat menyatakan perasaannya.

7) Anak dapat memutuskan sendiri apa yang hendak dilakukan.

c. Tujuan Kemandirian

Tujuan kemandirian anak adalah untuk membantu anak

menyiapkan diri agar mampu berdiri sendiri. Kemandirian anak

dibentuk agar anak mampu, merawat dirinya sendiri, seperti mandi dan

berpakaian meskipun kadang masih perlu diingatkan untuk

menggunakan sabun, Carol Cooper (2009:169).

Anita Rosalina (2009:51) tujuan kemandirian yaitu agar anak

mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.

Agoes Dariyo (2011:206) kemandirian berkaitan dengan percaya

diri yang bertujuan agar dapat menghadapi penyesuaian diri dengan

lingkungan hidupnya.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Anak

Menurut Irahayanti 2014 dalam Basri (1995) factor-faktor yang

mempengaruhi kemandirian anak sebagai berikut:

1) Faktor internal

Faktor internal merupakan semua pengaruh yang bersumber

dari dalam diri anak itu sendiri, seperti keadaan keturunan dan

Hubungan Pola Asuh…, Amiroh Cahyani, FKIP UMP, 2017

20

konstitusi tubuhnya sejak lahir dengan segala perlengkapan yang

melekat padanya.

a) Faktor peran jenis kelamin

Secara fisik anak laki laki dan perempunan tampak jelas

perbedaan dalam perkembangan kemandiriannya. Dalam

perkembangan kemandirian anak laki-laki biasanya lebih aktif

dari pada anak perempuan.

b) Faktor kecerdasan intelegensi

Anak yang memiliki intelegensi yang tinggi akan lebih

cepat menangkap sesuatu yang membutuhkan kemampuan

berfikir. Sehingga, anak yang cerdas cenderung cepat dalam

membuat keputusan untuk bertindak, disamakan dengan

kemampuan menganalisis yang baik terhadap resiko resiko yang

akan dihadapi. intelegensi berhubungan dengan tingkat

kemandirian anak. Artinya semakin tinggi intelegensi seorang

anak maka semakin tinggi pula tingkat kemandiriannya.

c) faktor Perkembangan

Kemandirian akan banyak memberikan dampak positif bagi

perkembangan anak. Oleh sebab itu orang tua perlu

mengajarkan kemandirian sedini mungkin sesuai dengan

kemampuan anak.

Hubungan Pola Asuh…, Amiroh Cahyani, FKIP UMP, 2017

21

2) Faktor External

Faktor eksternal merupakan pengaruh yang berasal dan luar

anak. sering pula dinamakan faktor lingkungan. Lingkungan

kehidupan yang dihadapi anak sangat mempengaruhi perkembangan

kepribadianya, baik dan segi- segi positif maupun negatif. Biasanya

lingkungan keluarga, social, masyarakat itu juea memrpengaruhi

perkembangan kepribadian anak. Meskipun cenderung akan dampak

positif dalam hal kemandirian anak terutama dalam bidang nilai dan

kebiasaan dalam melaksanakan tugas- tugas kehidupan.

a) Faktor pola asuh

Guna dapat mandiri seseorang membutuhkan kesempatan

dukungan dan dorongan dari keluarga serta lingkungan

disekitarnya. Pada saat ini orang tua dan respon dari lingkungan

sangat diperlukan bagi anak untuk setiap penlaku yang telah

dilakukannya.

b) Faktor sosial budaya

Faktor sosial budaya merupakan salah satu faktor eksternal

yang mempengaruhi kemandirian anak.

Maimunah Hasan (2010:131-134) faktor yang

mempengaruhi perkembangan kemandinan anak diantaranya:

1) Faktor Bawaan

Faktor bawaan merupakan warisan dari sifat ibu atau bapak

atau pengaruh ketika anak berada dalam kandungan misalnya,

pengaruh gizi, penyakit, dan lain lain. Faktor bawaan dapat

Hubungan Pola Asuh…, Amiroh Cahyani, FKIP UMP, 2017

22

mempercepat, menghambat, melemahkan, pengaruh dari lingkungan.

Anak tidak dapat dibandingkan tanpa memperhitungkan faktor ini.

2) Faktor Lingkungan

Faktor dari luar diri anak, mempengaruhi proses

perkembangan anak. Faktor ini meliputi suasana dan cara pendidikan

lingkungan tertentu, lingkungan rumah atau keluarganya, serta

sarana prasarana yang tersedia (misalnya alat bermain atau lapangan

bermain). Faktor lingkungan dapat merangsang perkembangannya

fungsi tertentu dari anak serta dapat menghambat atau mengganggu

kelangsungan perkembangan anak. Pengaruh yang sangat besar dan

sangat menentukan dirinya nann sebagai orang dewasa adalah ketika

anak berusia dibawah 6 tahun, sehingga lingkungan keluarga sangat

diperhatikan.

3) Faktor Kepribadian Kuat

Hakekat mengasuh anak meliputi pemberian kasih sayang dan

rasa aman serta disiplin dan contoh yang baik. Oleh karena itu

diperlukan suasana kehidupan keluarga yang stabil dan bahagia.

Untuk membentuk anak yang mempunyai kepribadian yang kuat,

orang tua memperhatikan hal-hal berikut ini:

a) Sejak dalam Kandungan

Bila ibu stres, maka anak dalam kandungan juga dapat

terpengaruh. Oleh karena itu ibu perlu mempersiapkan diri

dengan baik agar anak dalam kandungan sehat fisik dan mental.

Hubungan Pola Asuh…, Amiroh Cahyani, FKIP UMP, 2017

23

Ibu perlu menjaga fikiran dan perasaan agar anaknya tidak rewel

dan mudah menyesuaikan diri.

b) Sejak Lahir sampai Usia 1,5 tahun

Anak dalam kandungan hidup serba teratur, hangat dan

penuh perlindungan. Setelah anak dilahirkan, ia sepenuhnya

bergantung pada orang lain terutama ibu atau pengasuhnya. Anak

perlu dibantu untuk mempertahankan hidupnya. Tahap ini untuk

mengembangkan rasa percaya pada lingkungannya. Bila rasa

percaya tidak didapat, maka akan timbul rasa tidak aman, rasa

ketakutan, serta rasa kecemasan. Bayi belum bisa bercakap-cakap

untuk menyampaikan keinginanya, ia baru bisa menangis dan

menarik perhatian orang. Tangisan menunjukan bahwa bayi

memerlukan bantuan, ibu harus belajar memahami tangisan bayi.

c) Usia 1,5 sampai 3 Tahun

Pada tahap nii, akan tertanam pada diri anak perasaan

otonomi diri, seperti makan sendiri, memakai baju sendiri, dan

lain lain. Hal ini menjadi dasar terbentuknya rasa yakin pada diri

dan harga diri dikemudian hari.

d) Usia 3- 6 tahun

Hal yang diperlukan pada anak usia im adalah melatih

kemampuan fisik, kemampuan berfikir, mendorong anak mau

bergaul, dan mengembangkan angan-angan.

Maimunah Hasan (2011:131-134) faktor yang

mempengaruhi perkembangan kemandinan anak diantaranya:

Hubungan Pola Asuh…, Amiroh Cahyani, FKIP UMP, 2017

24

1) Faktor Bawaan

Faktor bawaan merupakan warisan dari sifat ibu atau bapak

atau pengaruh ketika anak berada dalam kandungan misalnya,

pengaruh gizi, penyakit, dan lain lain. Faktor bawaan dapat

mempercepat, menghambat, melemahkan, pengaruh dari lingkungan.

Anak tidak dapat dibandingkan tanpa memperhitungkan faktor ini.

2) Faktor Lingkungan

Faktor dari luar diri anak, mempengaruhi proses

perkembangan anak. Faktor ini meliputi suasana dan cara pendidikan

lingkungan tertentu, lingkungan rumah atau keluarganya, serta

sarana prasarana yang tersedia (misalnya alat bermain atau lapangan

bermain). Faktor lingkungan dapat merangsang perkembangannya

fungsi tertentu dari anak serta dapat menghambat atau mengganggu

kelangsungan perkembangan anak. Pengaruh yang sangat besar dan

sangat menentukan dirinya nann sebagai orang dewasa adalah ketika

anak berusia dibawah 6 tahun, sehingga lingkungan keluarga sangat

diperhatikan.

3) Faktor Kepribadian Kuat

Hakekat mengasuh anak meliputi pemberian kasih sayang dan

rasa aman serta disiplin dan contoh yang baik. Oleh karena itu

diperlukan suasana kehidupan keluarga yang stabil dan bahagia.

Untuk membentuk anak yang mempunyai kepribadian yang kuat,

orang tua memperhatikan hal-hal berikut ini:

Hubungan Pola Asuh…, Amiroh Cahyani, FKIP UMP, 2017

25

a) Sejak dalam Kandungan

Bila ibu stres, maka anak dalam kandungan juga dapat

terpengaruh. Oleh karena itu ibu perlu mempersiapkan diri

dengan baik agar anak dalam kandungan sehat fisik dan mental.

Ibu perlu menjaga fikiran dan perasaan agar anaknya tidak rewel

dan mudah menyesuaikan diri.

b) Sejak Lahir sampai Usia 1,5 Tahun

Anak dalam kandungan hidup serba teratur, hangat dan

penuh perlindungan. Setelah anak dilahirkan, ia sepenuhnya

bergantung pada orang lain terutama ibu atau pengasuhnya. Anak

perlu dibantu untuk mempertahankan hidupnya. Tahap ini untuk

mengembangkan rasa percaya pada lingkungannya. Bila rasa

percaya tidak didapat, maka akan timbul rasa tidak aman, rasa

ketakutan, serta rasa kecemasan. Bayi belum bisa bercakap-cakap

untuk menyampaikan keinginanya, ia baru bisa menangis dan

menarik perhatian orang. Tangisan menunjukan bahwa bayi

memerlukan bantuan, ibu harus belajar memahami tangisan bayi.

c) Usia 1,5 sampai 3 Tahun

Pada tahap nii, akan tertanam pada diri anak perasaan

otonomi diri, seperti makan sendiri, memakai baju sendiri, dan

lain lain. Hal ini menjadi dasar terbentuknya rasa yakin pada diri

dan harga diri dikemudian hari.

Hubungan Pola Asuh…, Amiroh Cahyani, FKIP UMP, 2017

26

d) Usia 3 sampai 6 Tahun

Hal yang diperlukan pada anak usia im adalah melatih

kemampuan fisik, kemampuan berfikir, mendorong anak mau

bergaul, dan mengembangkan angan-angan.

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan teori diatas, maka dapat digambarkan suatu kerangka

konsep penelitian sebagai berikut:

Dalam kerangka tersebut dapat dijelaskan bahwa pengasuhan orang tua

yang menerapkan pola asuh yang baik maka akan menghasilkan anak yang

mandiri, kemudian pengasuhan yang menerapkan pola asuh buruk maka akan

menghasilkan anak yang yang tidak mandiri.

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir, dapat diajukan hipotesis penelitian

sebagai berikut. Terdapat hubungan yang positif antara pola asuh orang tua

dengan kemandirian anak di Desa Suro Kecamatan Kalibagor Kabupaten

Banyumas.

Penerapan Pola Asuh Yang

Baik

Pengasuhan

Tidak Mandiri Penerapan Pola

Asuh Yang

Buruk

Pengasuhan

Mandiri

Hubungan Pola Asuh…, Amiroh Cahyani, FKIP UMP, 2017

27

Tukiran Taniredja (2011:26) Hipotesis juga diartikan sebagai rumusan

jawaban sementara yang harus diuji dalam kegiatan penelitian. Hipotesis nol

(Ho) hipotesis yang menyatakan ketidak-adanya hubungan antara variabel.

Hipotesis kerja (Ha) atau (Hi) yakni hipotesis yang menyatakan adanya

hubungan anatara variabel. Hipotesis nol dan hipotesis kerja dalam penelitian

ini adalah:

HO = Tidak ada hubungan yang positif antara pola asuh orang tua

dengan kemandirian anak.

Ha atau Hi = Ada hubungan positif antara pola asuh orang tua dengan

kemandirian anak.

Hubungan Pola Asuh…, Amiroh Cahyani, FKIP UMP, 2017