bab ii kajian teori 2.1 pengertian...
TRANSCRIPT
6
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian menulis
Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau
informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis biasa
dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil.
Namun dengan semakin berkembangnya teknologi seperti saat ini, menulis juga
bisa dilakukan dengan menggunakan komputer atau laptop.
Menulis merupakan salah satu keterampilan mengungkapkan pendapatnya
mengenai menulis yaitu: meletakkan simbol grafis,memahami hubungan antara
bunyi dan bentuk huruf, menyebutkan simbol huruf,mengenal suara huruf awal
dari nama benda-benda yang ada di sekitarnya yang mewakili bahasa yang
dimengerti orang lain ,Abdurrahman,(2009).
2.1.1Keterampilan Menulis nama sendiri bagi anak usia 5-6 Tahun
Menulis bagi anak usia dini usia 5-6 tahun diartikan sebagai suatu kegiatan
membuat pola atau menuliskan kata-kata, huruf-huruf atau pun simbol-simbol
pada suatu permukaan dengan memotong, mengukur atau menandai dengan pena.
Kegunaan menulis bagi para siswa adalah untuk menyalin, mencatat dan
mengerjakan sebagian tugas sekolah. Tanpa memiliki keterampilan untuk
menulis, siswa akan mengalami banyak kesulitan dalam melaksanakan tugas
tersebut. Oleh karena itu menulis harus diajarkan pada anak sejak usia PAUD dan
TK, karena akan mempersiapkan keterampilan untuk memasuki usia sekolah
dasar (SD) awal,Menurut Webster dalam Abdurrahman (2009; 49)
Perkembangan keterampilan menulis anak terdiri dari 5 (lima) tahapan,
yaitu: (1) Tahap mencoret: anak mulai belajar tentang bahasa tulisan dan
bagaiman mengajarkan tulisan ini; (2) Tahap pengulangan secara linier: anak
berfikir bahwa suatu kata merujuk pada sesuatu yang besar dan mempunyai tali
yang panjang; (3) Tahap menulis secara acak: anak sudah dapat mengubah tulisan
menjadi kata yang mengandung pesan; (4) Pada fase ini berbagai kata yang
7
mengandung akhiran yang sama mulai dihadirkan dengan kata dan tulisan; dan (5)
Tahap menulis kalimat pendek: kalimat yang ditulis anak berupa subjek dan
predikat, Jamaris ( dalam Abdurrahman (2012).
Ada 15 macam aktivitas yang dapat digunakan untuk membantu anak
berkesulitan belajar menulis permulaan atau menulis dengan tangan ini, yaitu:
a).Aktivitas Menggunakan Papan Tulis: dilakukan sebelum pelajaran menulis
yang sesungguhnya. Kegunaan aktivitas ini adalah untuk mematangkan motorik
kasar, motorik halus, dan koordinasi matatangan yang merupakan keterampilan
prasyarat dalam belajar menulis. b). Bahan-bahan lain untuk latihan Gerakan
Menulis: kertas yang ditempel pada papan atau dengan menggunakan bak pasir
sehingga anak dapat berlatih membuat angka, huruf, atau bentuk-bentuk geometri.
c). Posisi: sediakan kursi yang nyaman dan meja yang cukup berat agar tidak
mudah goyang. Kedua tangan anak diletakkan di atas meja tangan yang satu untuk
menulis dan tangan yang lain untuk memegang kertas bagian atas. d). Kertas:
posisi kertas untuk menulis cetak sejajar dengan posisi meja, untuk menulis
tulisan sambung 60 derajat ke kiri bagi anak yang menggunakan tangan kanan dan
sebaliknya bagi anak yang menggunakan tangan kiri atau kidal. Agar kertas tidak
bergerak, dapat direkat dengan selotip. e). Memegang pensil: ibu jari dan telunjuk
di atas pensil, sedangkan jari tengah berada di bawah pensil, dan pensil dipegang
agak sedikit di atas bagian yang diraut. f).Kertas Stensil dan Karbon: Letakkan
kertas polos di atas meja, letakkan karbon di atasnya, dan kemudian letakkan
kertas stensil bergambar di atas karbon tersebut, diklip dan selanjutnya anak
diminta untuk mengikuti gambar dengan pensil. g).Menjiplak: buat bentuk atau
tulisan dengan warna hitam tebal di atas kertas yang agak tebal, letakkan di
atasnya selembar kertas tipis dan meminta anak menjiplak bentuk atau tulisan
tersebut. h). Menggambar di Antara Dua Garis: anak diberikan selembar kertas
bergaris dan diminta membuat “jalan” yang mengikuti atau memotonggaris-garis
tersebut. Selanjutnya, anak diminta menulis berbagai angka dan huruf di antara
garis-garis secara tepat. i). Titik-titik: guru membuat dua jenis huruf, huruf yang
utuh dan huruf yang terbuat dari itik-titik. Selanjutnya, anak diminta
8
untukmenghubungkan titik-titik tersebut menjadi huruf yang utuh. j). Menjiplak
Yang Semakin Dikurangi: pada mulanya guru menulis huruf utuh dan anak
menjiplak huruf tersebut. Lama kelamaan guru yang menulis sebagian besar
hingga sebagian kecil huruf tersebut dan anak diminta untuk meneruskan
penulisan. k). Buku Bergaris Tiga: disebut juga buku tipis-tebal. Anak dapat
berlatih membuat dan meletakkan huruf-huruf secara benar. Garis dapat diberi
warna yang mencolok untuk meningkatkan perhatian anak. l). Kertas dengan
Garis Pembatas: kesulitan untuk berhenti menulis pada tempat yang telah
ditentukan dibantu dengan mnggunakan pembatas berupa karton yang diberi
“jendela” atau dibatasi dengan selotip.m). Memperhatikan Tingkat Kesulitan
Penulisan Huruf: diajarkan menulis dengan huruf-huruf yang lebih mudah,
meningkat ke lebih sulit, dan baru kemudian gabungan dari keduanya. n). Bantuan
Verbal: mengucapkan petunjuk seperti “naik”, “turun”,“belok”, “stop”.o). Kata
dan Kalimat: setelah anak mampu menulis huruf-huruf, latihan ditingkatkan
dengan menulis kata-kata dan selanjutnya kalimat. Penempatan huruf, ukuran, dan
kemiringan juga diperhatikan
Dari 15 macam aktivitas yang diungkapkan olehLerner (dalam
Abdurrahman 2012). Dapat disimpulkan bahwakegiatan yang digunakan untuk
membantu anakkesulitan belajar menulis permulaan atau menulis dengan tangan
ini tidakterlalu sulit dan sangat mudah untuk dilakukan. Kegiatan-kegiatan
tersebut tidak memerlukan biaya yang tinggi. Kegiatan tersebut juga berfungsi
untuk mematangkan keterampilan motorik halus dan koordinasi antara mata dan
tangan anak.
2.1.2 Tahapan keterampilan menulis Anak
Tahapan perkembangan menulis nama sendiri dapat berkembang secara
baik apabila kegiatan menulis nama sendiri dapat dilakukan oleh anak atas
keinginan sendiri. Cara yang dapat dilakukan oleh orang tua atau guru untuk
menumbuhkan keinginan menulis bagi anak dapat dilakukan dengan cara (1)
Jangan berusaha mengendalikan perasaan anak; (2) Mendengarkan anak ketika ia
berbicara; (3) Ajari anak untuk dapat menghargai pendapat orang lain; (4) Ajaklah
9
anak untuk terlibat dalam sebuah permainan yang imajinatif; (5) Berikan
dorongan terhadap apapun hasil dari bentuk tulisan anak; (6) Sediakanlah lebih
banyak kertas kosong bagi anak; (7) Sediakan lebih banyak peralatan untuk
menulis; (8) Meminta anak untuk menceritakan apa yang ia tulis; (9) Letakkan
tulisan awal anak pada tempat yang mudah ia lihat; dan (10) berikan mereka kaset
lagu serta bacakanlah cerita dan puisi, Abdurrahman (2005)
Permendikbud. No 137 Tahun 2014 tingkat pencapaian perkembangan
motorik halus usia 5-6 tahun sebagai berikut :
1) Tahapan Keaksaraan;
a). Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal.
b). Mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada di
sekitarnya.
c). Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal yang
sama.
d).Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf.
e).Membaca nama sendiri.
f).Menuliskan nama sendiri.
2.1.3 Karakteristik menulis anak usia 5-6 tahun
Menulis mempunyai 3 (tiga) hal,yaitu: menulis dengan tangan atau menulis
permulaan; mengeja; danmenulis ekspresif. Keterampilan menulis yang akan
dibahas secaramendalam dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis
permulaanatau menulis dengan tangan anak kesulitan belajar menulis nama
sendiri ,Abdurrahman (2012).
Keterampilan menulis permulaan atau menulis dengan tangan akan
diajarkan sejak awal masuk SD, karena keterampilan ini merupakan prasyarat bagi
upaya belajar berbagai mata pelajaran yang akan dipelajari mengungkapkan
beberapa faktor yang mempengaruhi keterampilan anak untuk menulis, yaitu:
motorik; perilaku; persepsi; memori; keterampilan melaksanakan sikap modalitas;
penggunaan tangan yang dominan dan keterampilan memahami instruksi, (Lerner
dalam Abdurrahman 2012). Sejalan dengan hal tersebut, Abdurahman
10
menyebutkan 2 (dua) hal penting yang harus diperhatikan sebelum anak diajarkan
menulis, yaitu: (1) Kematangan dan kesiapan fungsi motorik: apabila
keterampilan memegang benda di antara ibu jari dan jari-jari tangan lain sudah
meningkat, maka anak dapat diajarkan menulis huruf A-B-C; dan (2) Pemahaman
atau penguasaan anak terhadap konsep bahasa atau simbol-simbol: anak siap
dilatih untuk menulis apabila sudah bisa membedakan mana huruf B dan P
(Abdurrahman, 2012).
2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan Menulis
Kesulitan belajar menulis permulaan atau menulis dengan tangan sering
terkait dengan cara anak memegang pensil. Ada 4 (empat) cara anak memegang
pensil yang dapat dijadikan sebagai petunjuk bahwa anak berkesulitan belajar
menulis, yaitu: (1) Sudut pensil terlalu besar; (2) Sudut pensil terlalu kecil; (3)
Menggenggam pensil (seperti maumeninju) dan (4) Menyangkutkan pensil di
tangan atau menyeret (khas bagi anak kidal).Abdurrahman (2012)
Ada 2 (dua) pendapat tentang bentuk tulisan yang harusdipelajari terlebih
dahulu pada awal anak menulis. Pendapat pertama dikemukakan oleh
Abdurrahman (2012) bahwa anak perlu diajarkan menulis huruf cetak terlebih
dahulu pada awal belajar menulis. Hal tersebut disebabkan oleh: (1) Huruf cetak
bentuknya sederhana; (2) Buku-buku umumnya menggunakan huruf cetak; (3)
Tulisan lebih mudah dibaca; (4) Digunakan untuk kehidupan sehari-hari; dan (5)
Kata-kata yang ditulis lebih mudah dieja karena huruf-huruf tersebut berdiri
sendiri.Ada pendapat oleh ahli menyebutkan bahwa anak harus diajarkan menulis
dengan huruf sambung terlebih dahulu, karena 3 alasan sebagai berikut; (1)
Tulisan sambung memudahkan anak untuk mengenal katakata sebagai satu
kesatuan; (2) Tidak memungkinkan anak menulis terbalik-balik; dan (3) Menulis
dengan huruf sambung lebih cepat karena tidak ada gerakan pensil yang terhenti
untuk setiap hurufnya. Abdurrahman, (2012).
2.1.5 Pengembangan menulis Anak
Perkembangan menulis nama sendiri dapat berkembang secara baik
apabila kegiatan menulis nama sendiri dapat dilakukan dengan anak atas
keinginan dari diri sendiri. Cara yang dapat dilakukan oleh orang tua dan guru
11
untuk menumbuhkan keinginan menulis bagi anak dapat dilakukan dengan jalan:
(1) Jangan berusaha mengendalikan perasaan anak; (2) Mendengarkan anak ketika
ia berbicara; (3) Ajari anak untuk dapat menghargai pendapat orang lain; (4)
Ajaklah anak untuk terlibat dalam sebuah permainan yang imajinatif; (5) Berikan
dorongan terhadap apapun hasil dari bentuk tulisan anak; (6) Sediakanlah lebih
banyak kertas kosong bagi anak; (7) sediakan lebih banyak peralatan untuk
menulis; (8) Mintaklah anak untuk menceritakan apa yang ia tulis; (9) Letakkan
tulisan awal anak pada tempat yang mudah ia lihat; dan (10) berikan mereka kaset
lagu serta bacakanlah cerita dan puisi, Abdurrahman (2005).
2.2 Bermain Huruf
Bermain huruf merupakan salah satu komponen alat bantu didalam suatu
permainan dalam bermain kartu huruf yang di lakukan di kelas huruf yang di
gunakan harus lengkap yaitu huruf a sampai z , suatu permainanbermain huruf
harus ada guru pendamping agar di dalam kegiatan bermain huruf dapat
terlaksana dengan benar. Criticos,(1996).
Menurut Criticos,( 1996) dapat dikatakan bahwa proses media bermain
huruf, secara umum dapat dikatakan media bermain huruf mempunyai kegunaan,
antara lain ; 1) Memperjelas bermain huruf agar tidak verbalis. 2) Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dalam bermain huruf. 3) Menimbulkan gairah belajar
pada anak ,interaksi langsung antara anak-anak dengan guru. 4) Memungkinkan
anak belajar bermain hiruf sendiri sesuai dengan keterampilan dan bakat yang di
miliki olehnya. 5) Memberikan media bermain huruf yang sama pada anak, agar
anak dapat bermain huruf dengan efektif dan tidak meminjam media dari teman
yang lain. 6) Proses keterampilan menulis nama sendiri siswa melalui bermain
huruf di dalam kelas.
Jadi media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang
perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan bermain huruf untuk
mencapai tujuan meningkatkan keterampilan menulis nama sendiri.
12
2.2.1 Pengertian Bermain Huruf
Bermain huruf adalah kemampuan anak dalam mengetahui atau mengenal
dan memahami tanda-tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan huruf-huruf
abjad dalam melambangkan bunyi bahasa. Indikator yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari dua kemampuan, yang pertama anak dapat mengetahui
huruf abjad, hal ini dapat dilihat pada kemampuan anak menyebutkan simbol
huruf a-z dengan benar. Kedua, anak dapat memahami huruf, hal ini dapat dilihat
dari kemampuan anak saat memaknai huruf sehingga anak mampu menyebutkan
huruf depan dari sebuah kata dengan benar.
Bermain huruf merupakan salah satu permainan yang mempunyai peran
langsung terhadap perkembangan kognisi seorang anak. Menekankan permusatan
hubungan sosial sebagai hal penting yang mempengaruhi perkembangan kognitif
karena pertama-taman anak menemukan pengetahuan dalam dunia sosial, bermain
merupakan cara berfikir anak dan cara anak memecahkan masalah. Anak kecil
tidak mampu berfikir abstrak karena kemampuan kognitif mereka belum mampu
untuk berfikir seperti pemikiran orang dewasa, meaning(makna) dan objek
berbaur menjadi satu.Vygotsky (dalam mutiah .2013).
2.2.2 Manfaat Bermain Huruf
Manfat bermain huruf Menurut Vygotsky (dalam mutiah 2013). antara lain
:1) Selain permainan yang bersifat menyenangkan tetapi juga untuk belajar
keterampilan bahasa tertentu, misalnya menyimak dan menyebutkan huruf yang di
tulis. 2) Dapat membantu dan meningkatkan daya imajinasi anak melalui proses
belajar yang disesuikan dengan kebututuhan perkembangan anak. 3) Mambantu
guru menginterpreksikan dan mengembangkan kurikulum menjadi bentuk
pembelajaran yang menarik. 4) Dalam pembelajaran akan memberikan rasa yang
menyenangkan dalam proses belajar sehingga akan belajar seolah-olah proses
belajar anak dilakukan tanpa adanya keterpaksaan,tetapi justru belajar dengan rasa
keharmonisan. 5) Dengan bermain huruf anak dapat berkreasi agak santai. Sel-sel
otak anak dapt berkembang akhirnya anak dapat menyerap informasi dan
memperoleh kesan yang mendalam terhadap materi pembelajaran tersebut dan
dapat di simpan dalam ingatan jangka panjang.
13
Selain itu bermain huruf yang di bentuk kartu huruf dapat melibatkan
interaksi sosial dengan sedikit organisasi dengan temannya pada saat bermain
huruf. Menurut Parten (dalam Mutiah.2012).
2.3 Hasil Penelitian Yang Relevan
Hasil Penelitian Julihajani,2014 berjudul: keterampilan menulis anak usia
dini melaui bermain huruf kelompok B di Taman Kanak-kanak PGRI Kota Blora
menyimpulkan temuan: pertama, dalam meningkatkan keterampilan menulis
nama sendiri dengan bermain hurufanak di Taman Kanak-kanak kelompok B usia
5-6 tahun PRGI Kota Blora Tahun Ajaran 2014). Penelitian ini menggunakan
metode penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah anak kelompok B usia
5-6 tahun Taman Kanak-kanak PRGI Kota Blora2014, sebanyak 22 anak. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik observasi, data yang diperoleh dianalisis
menggunakan teknik persentase. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus
pada setiap siklusnya ada tiga kali pertemuan. Dari hasil penelitian pada siklus I
keterampilan menulis anak melalui bermain hurufdengan bantuan anak kelompok
B usia 5-6 tahun Taman Kanak-Kanak PRGI Kota Blora mencapai keberhasilan
46%. Pada siklus II keterampilan menulis anak melalui bermain huruf pada anak
kelompok B usia 5-6 tahun Taman Kanak-kanak PRGI Kota Blora mencapai 80%.
Data yang telah diperoleh menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar
karena anak terlibat aktif dalam kegiatan belajar. Berdasarkan data hasil observasi
dalam penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa
penerapan metode bermain huruf untuk meningkatkan keterampilan menulis
bagianak Taman Kanak-Kanak PRGI Kota Blora kelompok Busia 5-6 tahun
2014.
2.4 Kerangka Berfikir
Perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan memberikan
manfaat apabila guru dapat menyiapkan dan memilih sumber belajar yang sesuai
dengan karakteristik, minat dan tujuan pembelajaran anak yang hendak dicapai.
Dalam hal ini bermain huruf akan lebih menarik minat anak untuk meningkatkan
keterampilan menulis.
14
Pada kondisi awal, bermain huruf di laksanakan dalam kelas dan secara
klasikal hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan. Kemudian peneliti
melakukan tindakan bermain huruf di ruang terbuka dan pembelajaran dengan
kelompok. Pembelajaran ini dilakukan pada dua siklus dan hasilnya dapat
terlihat pada kondisi akhir yang menunjukkan peningkatan keterampilan siswa.
Berdasarkan bagan kerangka berpikir pada gambar 2.1. Peneliti berasumsi
melalui penerapan metode bermain huruf dapat meningkatkan keterampilan
menulis anak dalam.
Skema. 1. Kerangka Berpikir
Kondisi Awal
Keterampilan
menulisnama
sendiri anak ada
86% gagal. Kondisi sudah meningkat,
ada perbaikan tapi belum
maksimal.
Dilakukan perbaikan
dengan PTK
Pencapaian Siklus I
1. Siswa mulai aktif
2. Hasil belajar
meningkat namun
belum optimal
Siklus I
Pertemuan I
a) Mengenalkan
huruf dari a-z
secara berurutan,
b) Menyebutkan
huruf pada nama
masing-masing.
Pertemuan I
a) Menyusun nama
sendiri dan
menyebutkan
hurufnya.
b) Menulis nama
sendiri dengan
bantuan huruf.
Pertemuan III
a) Bermain kartu
huruf.
b) Menulis nama
sendiri.
Pertemuan IV
a) Bermain kartu
huruf.
b) Menulis nama
sendiri.
Siklus II
Pertemuan I
a) Mengenalkan huruf
dari a-z secara
berurutan,
b) Menuliskan nama
sendiri sekelasnya.
Pertemuan II
a) Menyusun nama
sendiri dan dan
menyebutkan
hurufnya.
b) Menuliskan nama
sendiri dengan
bantuan huruf.
Pertemuan III
a) Bermain kartu
huruf.
b) Menulis nama
sendiri.
Pertemuan IV
a) Bermain kartu
huruf.
b) Menulis nama
sendiri.
Pencapaian Siklus
II
1. Siswa sudah
aktif
2. Hasil belajar
menulis
nama sendiri anak
ada 86%. gagal
15
Pada gambar 2.1 dapat terlihat bagan kerangka berfikir yang
memperlihatkan tentang kondisi sebelum penelitian dilakukan, penelitian pada
siklus I, dan penelitian pada siklus II. Dimana tiap-tiap siklus sangat
berhubungan antara kondisi awal, siklus I dan siklus II.
Adapun yang menjadi kerangka penelitian dalam penelitian ini adalah
dimulai dengan penggambaran kondisi awal pada siswa dengan asumsi bahwa
keterampilan menulis pada anak masih lemah. Berdasarkan hasil observasi
yang menunjukan bahwa ketrampilan menulis anak yang rendah akan
dilakukan perbaikan dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
selama dua siklus pertemuan dengan masing-masing siklus terdapat dua kali
pertemuan. Setelah melaksanakan siklus I peneliti akan melakukan observasi
terhadap hasil PTK pada siklus I. Jika hasil observasi pada siklus I belum
maksimal atau belum mencapai standar ketuntasan belajar maka akan
dilkakukan tindakan kelas siklus II yang terdiri dari dua pertemuan.
Selanjutnya akan dilakukan observasi pada siklus II, jika hasil pembelajaran
telah mencapai standar ketuntasan makan penelitian berkahir pada siklus II.