bab ii kajian teori 1.1 1.1 ii.pdfkajian teori 1.1 perilaku 1.1.1 pengertian perilaku perilaku...

19
10 BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Perilaku 1.1.1 Pengertian Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan : berpikir, berpendapat, bersikap) maupun aktif (melakukan tindakan). Sesuai dengan batasan ini, perilaku kesehatan dapat dirumuskan sebagai bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan. Perilaku aktif dapat dilihat, sedangkan perilaku pasif tidak tampak, seperti pengetahuan, persepsi, atau motivasi. Beberapa ahli membedakan bentuk-bentuk perilaku ke dalam tiga domain yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan atau sering kita dengar dengan istilah knowledge, attitude, practice. (Sarwono,2004) 1.1.1.1.1 Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan merupakan ”hasil tahu” dari manusia dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan adalah kesan di

Upload: others

Post on 22-Jan-2021

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 1.1 1.1 II.pdfKAJIAN TEORI 1.1 Perilaku 1.1.1 Pengertian Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan

10

BAB II

KAJIAN TEORI

1.1 Perilaku

1.1.1 Pengertian Perilaku

Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman

serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk

pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan

respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun

dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan : berpikir,

berpendapat, bersikap) maupun aktif (melakukan tindakan). Sesuai dengan

batasan ini, perilaku kesehatan dapat dirumuskan sebagai bentuk pengalaman

dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut

pengetahuan dan sikap tentang kesehatan. Perilaku aktif dapat dilihat, sedangkan

perilaku pasif tidak tampak, seperti pengetahuan, persepsi, atau motivasi.

Beberapa ahli membedakan bentuk-bentuk perilaku ke dalam tiga domain yaitu

pengetahuan, sikap, dan tindakan atau sering kita dengar dengan istilah

knowledge, attitude, practice. (Sarwono,2004)

1.1.1.1.1 Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan merupakan ”hasil tahu” dari manusia dan ini terjadi setelah

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan adalah kesan di

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 1.1 1.1 II.pdfKAJIAN TEORI 1.1 Perilaku 1.1.1 Pengertian Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan

11

dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indera, yang berbeda

sekali dengan kepercayaan (believes), takhyul (superstition) dan penerangan-

penerangan yang keliru. Manusia sebenamya diciptakan oleh Tuhan

Yang Maha Esa sebagai makhluk yang sadar, kesadaran manusia dapat

disimpulkan dan kemampuannya untuk berfikir, berkehendak dan merasa.

(Soekanto, S : 2002) Pengetahuan terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang

memungkinkan seseorang dapat memahami sesuatu gejala dan memecahkan

masalah yang dihadapinya. Pengetahuan juga dapat diperoleh dari pengalaman

orang lain yang disampaikan kepadanya, dari buku, teman, orang tua, guru,

radio, televisi, poster, majalah dan surat kabar.

Pengetahuan yang ada pada diri manusia bertujuan untuk dapat menjawab

masalah kehidupan yang dihadapinya sehari-hari dan digunakan untuk

menawarkan berbagai kemudahan bagi manusia. Dalam hal ini pengetahuan

dapat diibaratkan sebagai suatu alat yang dipakai manusia dalam menyelesaikan

persoalan yang dihadapi. (Notoatmodjo, 2003) Menurut Notoatmodjo (2003) ,

pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami {Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu

kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 1.1 1.1 II.pdfKAJIAN TEORI 1.1 Perilaku 1.1.1 Pengertian Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan

12

terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya.

Aplikasi dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus,

metode prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.

4. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata keria, dapat

menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan satu sama lain.

5. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada misalnya dapat

menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan

suatu teori.

6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek. Penilaian-penilaian

berdasarkan suatu cerita yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-

kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003)

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 1.1 1.1 II.pdfKAJIAN TEORI 1.1 Perilaku 1.1.1 Pengertian Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan

13

1.2 Perilaku Merokok

1.2.1 Pengertian Perilaku Merokok

Perilaku merokok adalah perilaku yang merugikan bukan hanya pada diri si

perokok sendiri namun juga merugikan orang lain yang ada di sekitarnya.

Perilaku merokok menunjukkan adanya keberagaman inter-intra individu (Vinck,

1993; Smet, 1994; Gilbert, 1996; Loeksono dan Wismanto, 1999, dalam

Wismanto 2007).

Menurut Smet (dalam Wismanto, 2007) perilaku merokok adalah perilaku

yang kompleks, yang diawali dan berlanjut yang disebabkan oleh beberapa

variabel yang berbeda. Awal perilaku merokok pada umumnya diawali pada saat

usia yang masih muda dan disebabkan adanya model yang ada di lingkungannya,

atau karena adanya tekanan sosial misalnya dinyatakan bukan sebagai teman atau

anggota kelompok jika tidak merokok; atau dicap sebagai “banci”/tidak jantan

jika tidak merokok. Vinck (dalam Wismanto, 2007) ketagihan terhadap rokok

pada umumnya disebabkan oleh interpretasi terhadap efek yang segera dirasakan

ketika individu merokok.

Perry dkk. (dalam Wismanto 2007) yang menyatakan bahwa perilaku

merokok dimulai pada usia remaja, dan percobaan merokok terebut berkembang

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 1.1 1.1 II.pdfKAJIAN TEORI 1.1 Perilaku 1.1.1 Pengertian Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan

14

menjadi pengguna secara tetap dalam kurun waktu beberapa tahun kemudian.

Meskipun pada awalnya remaja yang mencoba merokok kurang dapat menikmati

rokok pertamanya karena membuat si perokok merasa pahit di mulut, mual dan

pusing, namun karena dorongan sosial (dorongan teman-teman), perilaku

tersebut menjadi menetap. Perasaan mual dan pusing disebabkan karena tubuh

memerlukan penyesuaian terhadap zat-zat yang terkandung di dalam rokok yang

tidak dapat diterima oleh tubuh, namun lama kelamaan menjadi terbiasa dan

teradaptasi setelah mengalami beberapa kali percobaan merokok. Unsur-unsur

yang terdapat di dalam rokok seperti nikotin dan karbon monoksida dapat

membuat orang menjadi ketagihan dan ingin merokok lebih banyak lagi. Perilaku

merokok pada usia dewasa diyakini merupakan perilaku yang didasari efeknya,

namun tetap dilakukan oleh karena dirasakan kebutuhannya akan asupan nikotin

dari rokok dengan berbagai alasan.

Seseorang merokok karena faktor psikologis antara lain karena merasa

kesepian, tidak ada orang yang diajak berbicara, karena putus cinta atau masalah

lain, maupun karena hanya ingin mencoba semata iseng. Seseorang merokok

karena faktor biologis misalnya karena kedinginan, meskipun hal ini kecil

persentasenya.

Ditambahkan lagi oleh Mu’tadin (2002), bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku merokok pada remaja diantaranya:

a) Pengaruh Orang Tua

Orang tua sangat berpengaruh sekali dalam pembinaan perilaku anak

anaknya. Remaja akan mudah terpengaruh untuk berperilaku merokok jika

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 1.1 1.1 II.pdfKAJIAN TEORI 1.1 Perilaku 1.1.1 Pengertian Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan

15

melihat orang tua mereka merokok. Remaja yang berasal dari keluarga yang

kurang bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya

juga dapat memicu remaja untuk berperilaku merokok, dibanding anak-anak

muda yang berasal dari keluarga yang bahagia.

b) Pengaruh Teman

Semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan

teman-temannya adalah perokok dengan alasan agar remaja tersebut dapat

diterima dilingkungannya dan tidak dikatakan banci oleh sebagian anak muda

lainnya.

c) Faktor Kepribadian

Perilaku merokok pada remaja berkaitan dengan adanya krisis

aspekpsikososial yang dialami pada masa perkembangannya, yaitu masa ketika

mereka sedang mencari jati dirinya.

d) Pengaruh Iklan

Remaja akan mudah terpengaruh untuk berperilaku merokok jika melihat

iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa

perokok adalah lambang kejantanan atau glamour.

Ditambahkan lagi oleh Nainggolan (2001) bahwa papan-papan iklan serta

rayuan suara nikmatnya rokok melalui siaran radio atau televisi, sangat

membujuk seseorang untuk merokok.

Berbagai pandangan masyarakat mengenai perilaku merokok, diantaranya:

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 1.1 1.1 II.pdfKAJIAN TEORI 1.1 Perilaku 1.1.1 Pengertian Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan

16

1. Aspek Positif Rokok

Menurut Mu’tadin (2002), aspek positif dari perilaku merokok terutama

berkaitan dengan masalah relaksasi, yakin diri, serta membuat fikiran terasa

lebih cemerlang dan kenikmatan. Rokok dapat menenangkan pikiran, rokok

dapat menghadirkan teman, rokok dapat menjadi persahabatan, rokok dapat

mengendurkan otot-otot yang tegang, serta dapat menghadirkan kepuasan.

2. Aspek Negatif Rokok

Asap rokok mengandung 4000 zat, termasuk arsenik, aseton,

butan,karbonmonoksida, dan sianida yang dapat menyebabkan berbagai macam

penyakit diantaranya paru-paru, kanker dan lain sebagainya. Banyak alasan

pemicu remaja merokok, ada yang karena merasa gagah, ada juga yang karena

merasa bebas, dan semata-mata karena ingin saja.

Menurut Wetherall (2001) ada beberapa alasan seseorang melakukan

perilaku merokok diantaranya (a) Kebutuhan, (b) Keisengan, dan (c) stres. Dari

beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku merokok antara lain: (a) faktor orang tua, (b) pengaruh

teman, (c) faktor kepribadian, dan (d) pengharuh iklan. Faktor-faktor tersebut

sangat berpengaruh terhadap perilaku remaja yang sedang mencari jati dirinya,

atau bagi remaja yang berasal dari keluarga yang kurang mendapat perhatian dari

orang tua mereka. Seorang perokok akan merasakan efek kecanduan nikotin

yang terkandung di dalam rokok tersebut, dimana rokok dapat memuaskan hasrat

si perokok. Efek yang terkandung dalam rokok tersebut itulah yang akan

merasakan tidak nyaman tanpa adanya rokok. Kebiasaan merokok di kalangan

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 1.1 1.1 II.pdfKAJIAN TEORI 1.1 Perilaku 1.1.1 Pengertian Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan

17

remaja dipicu oleh iklan-iklan yang menarik, glamour dari berbagai media

massa.

1.2.3 Perubahan Perilaku

Secara umum menurut Kurt Lewin(dalam Komasari & Helmi, 2000),

bahwa perilaku manusia adalah suatu keadaan yang seimbang antara kekuatan-

kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan-kekuatan penahan (restrining

forces). Perilaku ini dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara

kedua kekuatan tersebut didalam diri seseorang .

Sehingga ada 3 kemungkinan terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang

itu, yakni

a) Kekuatan-kekuatan pendorong meningkat. Hal ini terjadi karena adanya

stimulus-stimulus yang mendorong untuk terjadinya perubahan-perubahan

perilaku. Stimulus ini berupa informasi-informasi sehubungan dengan

perilaku yang bersangkutan.

b) Kekuatan-kekuatan penahan menurun. Hal ini akan terjadi karena adanya

stimulus-stimulus yang memperlemah kekuatan penahan tersebut.

c) Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun. Dengan

keadaan semacam ini jelas juga akan terjadi perubahan perilaku.

1.2.4 Tipe Perokok

Menurut Tomkins (dalam Wismanto, 2007) ada 4 tipe perilaku merokok

berdasarkan Management of affect theory, keempat tipe tersebut adalah:

a. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan adiktif

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 1.1 1.1 II.pdfKAJIAN TEORI 1.1 Perilaku 1.1.1 Pengertian Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan

18

Dengan merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. Green

(dalam Wismanto, 2007) menambahkan ada 3 sub tipe ini:

1) Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau

meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah

minum kopi atau makan.

2) Stimulation to pick them up, perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya

untuk menyenangkan pikiran.

3) Pleasure of handling the cigarette, kenikmatan yang diperoleh dengan

memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan

menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau sedangkan untuk

menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja. Atau perokok

lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan jari-jarinya

lama sebelum perokok menyalakan dengan api.

b. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif.

Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif,

misalnya bila perokok marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai

penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi,

sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.

c. Perilaku merokok adiktif.

Perokok yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan

setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 1.1 1.1 II.pdfKAJIAN TEORI 1.1 Perilaku 1.1.1 Pengertian Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan

19

2.2.5 Aspek-aspek Perilaku Merokok

Setiap individu dapat menggambarkan setiap perilaku menurut tiga dimensi

berikut (Twiford & Soekaji dalam Wismanto, 2007):

a. Frekuensi

Sering tidaknya perilaku muncul mungkin cara yang paling sederhana

untuk mencatat perilaku hanya dengan menghitung jumlah munculnya perilaku

tersebut. Frekuensi sangatlah bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana perilaku

merokok seseorang muncul atau tidak. Dari frekuensi dapat diketahui perilaku

merokok seseorang yang sebenarnya sehingga pengumpulan data frekuensi

menjadi salah satu ukuran yang paling banyak digunakan untuk mengetahui

perilaku merokok seseorang.

b. Lamanya berlangsung

Waktu yang diperlukan seseorang untuk melakukan setiap tindakan

(seseorang menghisap rokok lama atu tidak). Jika suatu perilaku mempunyai

permulaan dan akhir tertentu, tetapi dalam jangka waktu yang berbeda untuk

masing-masing peristiwa, maka pengukuran lamanya berlangsung lebih

bermanfaat lagi. Aspek lamanya berlangsung ini sangatlah berpengaruh bagi

perilaku merokok seseorang, apakah seseorang dalam menghisap rokoknya lama

atau tidak.

c. Perilaku

Banyaknya daya yang dikeluarkan oleh perilaku tersebut. Aspek ini

digunakan untuk mengukur seberapa dalam dan seberapa banyak seseorang

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 1.1 1.1 II.pdfKAJIAN TEORI 1.1 Perilaku 1.1.1 Pengertian Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan

20

menghisap rokok. Dimensi perilaku mungkin merupakan cara yang paling

sebjektif dalam mengukur perilaku merokok seseorang.

Aspek-aspek perilaku merokok menurut Aritonang (dalam Sulistyo, 2009)

yaitu:

a. Fungsi merokok dalam kehidupan sehari-hari

Fungsi merokok ditunjukkan dengan perasaan yang dialami si perokok,

seperti perasaan yang positif maupun perasaan negatif.

b. Perilaku merokok

Smet (1994) mengklasifikasi perokok berdasarkan banyaknya rokok yang

dihisap yaitu:

1) Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari.

2) Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari.

3) Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari

c. Tempat merokok

Tipe perokok berdasarkan tempatnya yaitu:

1) Merokok di tempat-tempat umum/ruang publik

a) Kelompok homogeny (sama-sama perokok), secara bergerombol

mereka menikmati kebiasaannya. Umumnya mereka masih

menghargai orang lain, karena itu mereka menempatkan diri di

smoking area.

b) Kelompok yang heterogen (merokok di tengah orang-orang lain yang

tidak merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit dan lain-lain).

2) Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 1.1 1.1 II.pdfKAJIAN TEORI 1.1 Perilaku 1.1.1 Pengertian Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan

21

a) Kantor atau di kamar tidur pribadi. Perokok memilih tempat-tempat

seperti ini yang sebagai tempat merokok digolongkan kepada

individu yang kurang menjaga kebersihan diri, penuh rasa gelisah

yang mencekam.

b) Toilet. Perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang

suka berfantasi.

b. Waktu merokok

Perilaku merokok dipengaruhi oleh keadaan yang dialaminya pada saat itu,

misalnya ketika sedang berkumpul dengan teman, cuaca yang dingin, setelah

dimarahi orang tua dan lain-lain.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa aspek frekuensi, aspek

lamanya berlangsung dan aspek perilaku dapat digunakan dalam menyatakan

aspek-aspek perilaku merokok pada mahasiswi.

1.3 Komunikasi visual

1.3.1 Pengertian Komunikasi Visual

Menurut Kusrianto (dalam Smith et al. (ed), 2005) komunikasi visual

adalah komunikasi yang menggunakan bahasa visual, di mana bahasa visual

merupakan kekuatan paling utama yang dapat dilihat dan dapat digunakan untuk

menyampaikan suatu pesan yang memiliki arti, makna dan maksud tertentu.

Dapat dikatakan juga sebagai muatan nilai melalui penggunaan bahasa rupa

(visual language) yang disampaikan melalui media berupa desain dengan tujuan

menginformasikan, mempengaruhi hingga merubah perilaku target audience

sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Bahasa rupa yang dipakai berbentuk

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 1.1 1.1 II.pdfKAJIAN TEORI 1.1 Perilaku 1.1.1 Pengertian Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan

22

grafis, tanda, simbol, ilustrasi gambar/foto, tipografi/huruf dan sebagainya yang

disusun berdasarkan khaidah bahasa visual yang khas.

Dalam label visual sendiri terdapat beberapa kajian yang dikembangkan

yaitu :

a. Visual Intelligence/ Cogition/ Perception

b. Visual Literation

c. Graphic Design/ Aesthetics

d. Visualization/ Creativity

e. Visual Culture/ Visual Rhetoric/ Visual Semiotics

f. Professional Performance : Photography/ Film/ Video/ Internet/ Mass

Media/Advertising/PR. (Smith et al. (ed), 2005)

Label visual peringatan bahaya rokok merupakan merupakan pesan yang

ditujukan kepada masyarakat dan atau konsumen rokok untuk menunjukan resiko

yang dapat dialami akibat mengkonsumsi rokok. Berkaitan mengenai

penyampaian pesan melalui media visual maka peneliti menggunakan kajian

Visual Rhetoric dari Sonja K. Foss (Smith et al. (ed), 2005).

Visual Rethoric adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan studi

imajiner visual dalam disiplin retorika. Sederhananya dalam Visual Rethoric

adalah menggunakan objek visual untuk berkomunikasi, baik objek dalam bentuk

dua dimensi atau tiga dimensi. Namun Menurut Sonja, tidak semua objek visual

sebagai sebuah Visual Rethoric. Ada beberapa syarat yang sebelum sebuah objek

visual dapat dikatakan sebagai Visual Rethoric, yaitu :

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 1.1 1.1 II.pdfKAJIAN TEORI 1.1 Perilaku 1.1.1 Pengertian Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan

23

a. Symbolic Action, yaitu sebuah objek visual dipahami sebagai sebuah tanda

sebagai alat komunikasi.

b. Human Intervention, artinya objek visual dibuat oleh seseorang.

c. Presence of an audience, yaitu adanya audien, meskipun yang menjadi

audien adalah si pembuat objek visual itu sendiri.

1.3.2 Iklan

1.3.2.1 Pengertian Iklan

Menurut Liliweri (2011), iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi

yang bertujuan untuk mempersuasi para pendengar, pemirsa dan pembaca agar

mereka memutuskan untuk melakukan tindakan tertentu. Iklan ditujukan untuk

mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen, perasaan, pengetahuan, makna

kepercayan, sikap, dan citra yang berkaitan dengan produk dan merek.

Advertising atau periklanan adalah semua bentuk penyajian non personal,

promosi, dan ide tentang barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor. Pihak

pemberi dana tersebut berharap untuk menginformasikan atau membujuk para

anggota dari khalayak tertentu. Iklan merupakan suatu bentuk komunikasi secara

massa (nonpersonal) yang membutuhkan biaya dan didanai oleh pihak pembuat

iklan yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring seseorang untuk

mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan.

1.3.2.2 Fungsi Iklan

Iklan sebagai tehnik penyampaian pesan dalam bidang bisnis yang sifatnya

non personal secara teoritik melaksanakan fungsi-fungsi seperti yang dimuat di

media massa lainnya (Liliweri, 2011).

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 1.1 1.1 II.pdfKAJIAN TEORI 1.1 Perilaku 1.1.1 Pengertian Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan

24

a) Fungsi Pemasaran adalah fungsi untuk memenuhi permintaan para pemakai

ataupun pembeli terhadap barang-barang ataupun jasa serta gagasan yang

diperlukannya.

b) Fungsi Komunikasi adalah semua bentuk iklan memang

mengkomunikasikan melalui media berbagai pesan dari komunikator kepada

komunikan yang terdiri atas sekelompok orang yang menjadi khalayaknya.

Sebagai fungsi komunikasi, iklan berisi cerita mengenai suatu produk

sehingga harus memenuhi syarat-syarat pemberitaan.

c) Fungsi Pendidikan adalah semua bentuk iklan memang mengkomunikasikan

melalui media berbagai pesan dari komunikator kepada komunikan yang

terdiri atas sekelompok orang yang menjadi khalayaknya. Sebagai fungsi

komunikasi, iklan berisi cerita mengenai suatu produk sehingga harus

memenuhi syarat-syarat pemberitaan.

d) Fungsi Ekonomi, Iklan mengakibatkan orang semakin tahu tentang produk-

produk tertentu, bentuk pelayanan jasa, maupun kebutuhan serta memperluas

ide-ide yang mendatangkan keuntungan finansial.

e) Fungsi Sosial, Iklan juga mempunyai fungsi sosial membantu menggerakkan

suatu perubahan standar hidup yang ditentukan oleh kebutuhan manusia di

seluruh dunia. Misalnya melalui iklan dapat digerakkan bantuan keuangan,

bahan-bahan makanan. Melalui publikasi iklan mampu menggugah

pandangan orang tentang suatu peristiwa, kemudian meningkatkan sikap,

afeksi yang positif dan diikuti tindakan pelaksanaan nyata atau tindakan

sosial.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI 1.1 1.1 II.pdfKAJIAN TEORI 1.1 Perilaku 1.1.1 Pengertian Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan

25

1.4 Temuan Penelitian yang Relevan

Penelitian Zulkarnaen (2015) ) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh komunikasi visual resiko merokok terhadap sikap pelajar SMK Negeri

2 Yogyakarta Jurusan Teknis Mesin. Penelitian ini termasuk penelitian

kuantitatif, dengan metode survey. Teknik pengambilan sampel dengan cara

sensus, menggunakan keseluruhan populasi. Analisis data dalam penelitian ini

menggunakan metode analisis Regresi linear. Kemudian data diolah dengan

menggunakan perangkat lunak SPSS.20 untuk sistem operasi komputer

Windows. Hasil dari penelitian ini menunjukan, terdapat pengaruh yang

signifikan Komunikasi Visual Resiko Merokok terhadap Sikap Pelajar SMK

Negeri 2 Yogyakarta. Jurusan Teknik Mesin. Berdasarkan Uji Koefisian

Determinasi diketahui bahwa Komunikasi Visual Rsiko Merokok memiliki

pengaruh sebesar 33,2% pada sikap Pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta Jurusan

Teknik Mesin. Dari tiga aspek sikap yang diteliti, pada aspek Kognitif dapat

disimpulkan bahwa pada umumnya pelajar memahami segala resiko akibat

merokok. Pada aspek Afektif dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pelajar

acuh tak acuh dan sebagian lain memiliki perasaan takut,tidak suka dan tidak

nyaman terhadap peringatan rokok. Pada Aspek Konatif dapat disimpulkan

bahwa pelajar rentan terpengaruh untuk mencoba rokok dan atau merokok

kembali.

Penelitian Permatasari (2015) bertujuan untuk mengetahui persepsi

mahasiswa perokok mengenai gambar bahaya merokok pada kemasan rokok.

Subyek penelitian adalah mahasiswa perokok prodi PGSD FKIP Universitas

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI 1.1 1.1 II.pdfKAJIAN TEORI 1.1 Perilaku 1.1.1 Pengertian Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan

26

Muhammadiyah Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi

mahasiswa perokok prodi PGSD FKIP Universita Muhammadiyah Surakarta

mengenai gambar bahaya merokok pada kemasan rokok tergolong kebijakan

pemerintah yang cukup baik, namun dengan adanya gambar bahaya merokok

pada kemasan rokok tersebut tidak dapat mengurangi perilaku merokok bahkan

berhenti merokok bagi mahasiswa prodi PGSD FKIP Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Mahasiswa prodi PGSD memiliki cara-cara tersendiri

untuk menghindari sikap jijik dan takut terhadap gambar tersebut. Mahasiswa

prodi PGSD tidak menghiraukan adanya gambar bahaya merokok yang tertera

pada kemasan rokok meskipun sudah dicantumkan gambar bahaya merokok

yang menyeramkan bahkan mahasiswa prodi PGSD sendiri juga telah

mengetahui bahaya-bahaya yang timbul akibat merokok serta Mahasiswa prodi

PGSD juga sudah sedikit merasakan akibat yang ditimbulkan dari rokok bagi

kesehatannya masing-masing. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

peraturan pemerintah mengenai aturan pencantuman gambar bahaya merokok

pada kemasan rokok tersebut merupakan usaha yang bagus namun masih kurang

efektif untuk membuat para mahasiswa perokok prodi PGSD dapat mengurangi

perilaku merokok bahkan berhenti merokok.

Penelitian Kurniadi (2014) bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan

antara sikap terhadap label gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan

rokok dengan intensi berhenti merokok. Dugaan awal yang diajukan dalam

penelitian ini adalah ada hubungan antara sikap terhadap label visual peringatan

bahaya merokok pada kemasan rokok dengan intensi berhenti merokok. Semakin

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI 1.1 1.1 II.pdfKAJIAN TEORI 1.1 Perilaku 1.1.1 Pengertian Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan

27

positif sikap terhadap label visual peringatan bahaya merokok pada kemasan

rokok maka akan semakin tinggi intensi berhenti merokok, sebaliknya semakin

negatif sikap terhadap label visual bahaya merokok pada kemasan rokok maka

semakin rendah intensitas berhenti merokoknya. Subjek dalam penelitian ini

adalah laki-laki perokok yang berusia berkisar antara 17 sampai dengan 60 tahun.

Adapun skala yang digunakan adalah skala intensi berhenti merokok dan skala

sikap terhadap label visual peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok yang

dibuat sendiri oleh peneliti, untuk skala intensi berhenti merokok mengacu pada

teori Ajzen (1988) dan untuk skala sikap mengacu pada teori skema triadik,

Azwar (1995). Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini

menggunakan fasilitas program SPSS versi 11,0 untuk menguji apakah terdapat

hubungan antara sikap terhadap label peringatan bahaya merokok pada kemasan

rokok dengan intensi berhenti merokok. Korelasi product moment dari Pearson

menunjukan korelasi sebesar r = 0,757 dengan p < 0,01 yang artinya ada

hubungan positif antara sikap terhadap label visual peringatan bahaya merokok

pada kemasan rokok dengan intensi berhenti merokok.

Persamaan dan perbedaan hasil penelitian sebelumnya dengan penelitian

yang peneliti lakukan adalah :

a. Persamaan

Persamaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang peneliti

lakukan adalah mengangkat tema yang sama tentang pengaruh

pencantuman gambar peringatan pada bungkus rokok.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI 1.1 1.1 II.pdfKAJIAN TEORI 1.1 Perilaku 1.1.1 Pengertian Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan

28

b. Perbedaan

Perbedaan antara penilitian sebelumnya dengan penelitian yang peneliti

lakukan terletak pada subjek penelitian, objek penelitian, jumlah objek

yang diteliti.

1.5 Hipotesis

H1: Terdapat pengaruh komunikasi visual resiko merokok pada bungkus rokok

terhadap perilaku merokok mahasiswa angkatan 2013 dan 2014 Program

Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

H0: Tidak terdapat pengaruh komunikasi visual resiko merokok pada bungkus

rokok terhadap perilaku merokok mahasiswa angkatan 2013 dan 2014

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga.