bab ii kajian teoretis dan kerangka berpikirrepository.ump.ac.id/6931/3/sunaryati bab ii.pdf · 2....

20
11 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teoretis 1. Pembelajaran Tematik Pengajaran atau pembelajaran adalah cara (perbuatan dsb) mengajar atau mengajarkan (Poerwadarminta, 2002: 22). Kartalinata, S & Permana, J., 1997; Raka Joni, 1983; Hasibuan & Mudjiono, 1995 dalam Suharjo (2006: 85) menyatakan bahwa pembelajaran dapat diartikan dari beberapa sudut pandang, seperti berikut: a. Pembelajaran diartikan sebagai kegiatan menyampaikan pesan berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari guru kepada siswa. b. Pembelajaran dipandang sebagai suatu proses penggunaan seperangkat keterampilan (teaching as a skill) secara terpadu. c. Pembelajaran dipandang sebagai suatu seni, mengutamakan penampilan (kinerja) guru secara unik yang berasal dari sifat-sifat khas, dan perasaan serta naluri guru. d. Pembelajaran dipandang sebagai penciptaan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Kamus Bahasa Indonesia mendefinisikan belajar adalah berusaha mengetahui sesuatu; berusaha memperoleh ilmu pngetahuan (kepandaian, keterampilan). Contoh: belajar menulis. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bagi siswa merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks untuk memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap. Pembelajaran bagi guru merupakan cara atau perbuatan mengajar atau mengajarkan berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari guru kepada siswa. Model Jaringan Laba-laba..., Sunaryati, Pascasarjana UMP 2013

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.ump.ac.id/6931/3/SUNARYATI BAB II.pdf · 2. Hakikat Pembelajaran Hakikat pembelajaran menurut Adi Waluyo (2000: 4) adalah sebagai

11

BAB II

KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teoretis

1. Pembelajaran Tematik

Pengajaran atau pembelajaran adalah cara (perbuatan dsb) mengajar atau

mengajarkan (Poerwadarminta, 2002: 22). Kartalinata, S & Permana, J., 1997;

Raka Joni, 1983; Hasibuan & Mudjiono, 1995 dalam Suharjo (2006: 85)

menyatakan bahwa pembelajaran dapat diartikan dari beberapa sudut pandang,

seperti berikut:

a. Pembelajaran diartikan sebagai kegiatan menyampaikan pesan berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari guru kepada siswa.

b. Pembelajaran dipandang sebagai suatu proses penggunaan seperangkat keterampilan (teaching as a skill) secara terpadu.

c. Pembelajaran dipandang sebagai suatu seni, mengutamakan penampilan (kinerja) guru secara unik yang berasal dari sifat-sifat khas, dan perasaan serta naluri guru.

d. Pembelajaran dipandang sebagai penciptaan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.

Kamus Bahasa Indonesia mendefinisikan belajar adalah berusaha

mengetahui sesuatu; berusaha memperoleh ilmu pngetahuan (kepandaian,

keterampilan). Contoh: belajar menulis.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran bagi siswa merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks

untuk memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap. Pembelajaran bagi guru

merupakan cara atau perbuatan mengajar atau mengajarkan berupa pengetahuan,

keterampilan, dan sikap dari guru kepada siswa.

Model Jaringan Laba-laba..., Sunaryati, Pascasarjana UMP 2013

Page 2: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.ump.ac.id/6931/3/SUNARYATI BAB II.pdf · 2. Hakikat Pembelajaran Hakikat pembelajaran menurut Adi Waluyo (2000: 4) adalah sebagai

12

2. Hakikat Pembelajaran

Hakikat pembelajaran menurut Adi Waluyo (2000: 4) adalah sebagai

berikut:

a. Peristiwa pembelajaran, terjadi apabila subyek didik secara aktif berinteraksi dengan lingkungan yang diatur oleh pendidik.

b. Proses pembelajaran yang efektif memerlukan strategi dan media pembelajaran yang tepat.

c. Program pembelajaran dirancang dan dilaksanakan sebagai suatu sistem. d. Proses dan produk belajar perlu memperoleh perhatian seimbang di dalam

pelaksanaan kegiatan pembelajaran. e. Materi pengajaran dan sistem penyampaiannya selalu berkembang.

Pada hakekatnya pembelajaran merupakan proses penciptaan stimulasi

kepada kelompok siswa, baik secara individu atau kelompok sehingga terjadi

proses belajar dalam diri siswa (Suharjo, 2006: 86). Pembelajaran tidak hanya

sekedar menyampaikan pesan dan materi pembelajaran kepada siswa, akan tetapi

merupakan kreatifitas professional yang menuntut guru untuk dapat menggunakan

keterampilan dasar mengajar secara terpadu, serta menciptakan sistem lingkungan

yang memungkinkan siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Guru perlu

menentukan strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang menarik

dan tepat sehingga dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

3. Karakteristik Pembelajaran

Karakteristik pembelajaran menurut Adi Waluyo (2000: 5) adalah seperti

berikut:

a. merupakan suatu proses interaksi peserta dan pendidik, b. perubahan perilaku karena pengalaman, c. melalui proses berpikir, d. mempunyai tujuan, dan e. direncanakan dengan sengaja.

Model Jaringan Laba-laba..., Sunaryati, Pascasarjana UMP 2013

Page 3: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.ump.ac.id/6931/3/SUNARYATI BAB II.pdf · 2. Hakikat Pembelajaran Hakikat pembelajaran menurut Adi Waluyo (2000: 4) adalah sebagai

13

Menurut (Suharjo, 2006: 74) menyatakan bahwa karakteristik

pembelajaran dilandasi oleh prinsip-prinsip:

a. berpusat pada siswa, b. mengembangkan kreatif pada siswa, c. menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang , d. mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai, e. menyediakan pengalaman belajar yang beragam, dan f. belajar melalui berbuat.

Pelaksanaan prinsip-prinsip tersebut diwujudkan dengan menerapkan

berbagai strategi dan metode pembelajaran yang efektif, kontekstual, dan

bermakna. Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan dan meningkatkan

kompetensi, kreativitas, kemandirian, kerjasama, solidaritas, kepemimpinan,

empati, toleransi, dan kecakapan hidup siswa.

4. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran Bahasa Indonesia pada dasarnya kegiatan belajar dan

mengajar Bahasa Indonesia. Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar

komunikasi (Depdikbud, 1995: 34). Goodman menyatakan bahwa mengajar

bahasa pada hakikatnya adalah menciptakan kondisi yang kondusif yang

memungkinkan terjadinya proses belajar bahasa di kalangan siswa (Imam

Syafi’ie, 1995: 10).

Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis. Hal ini relevan

dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bahwa kompetensi bahasa siswa

diarahkan ke dalam empat sub aspek, yaitu membaca, berbicara, menyimak, dan

mendengarkan.

Model Jaringan Laba-laba..., Sunaryati, Pascasarjana UMP 2013

Page 4: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.ump.ac.id/6931/3/SUNARYATI BAB II.pdf · 2. Hakikat Pembelajaran Hakikat pembelajaran menurut Adi Waluyo (2000: 4) adalah sebagai

14

Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar berdasarkan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan adalah terjadinya proses atau kegiatan yang memiliki

tujuan untuk menciptakan siswa mampu berkomunikasi secara jelas dan santun,

menunjukkan kegemaran membaca dan menulis, dan menunjukkan keterampilan

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (Mulyasa, 2006: 92-93).

Depdikbud (1995) menyatakan bahwa terdapat sepuluh pendekatan yang

dapat dipergunakan guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar,

diantaranya pendekatan komunikatif dan pendekatan tematik. Pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar (UU RI No. 20 tahun 2003: 6).

5. Hakikat PembelajaranTematik

Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang

melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang

bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari

aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar.

Pembelajaran tematik diajarkan pada siswa sekolah dasar kelas rendah, yaitu kelas

I s.d III. Hal ini dikarenakan pada umumnya siswa kelas rendah masih melihat

segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistic), perkembangan fisiknya tidak bisa

dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional. Strategi

pembelajaran tematik lebih mengutamakan pengalaman belajar siswa, yakni

melalui belajar yang menyenangkan tanpa tekanan dan ketakutan, tetapi tetap

bermakna bagi siswa. Dalam menanamkan konsep atau pengetahuan dan

keterampilan, siswa tidak harus diberi latihan hafalan yang berulang-ulang (drill),

Model Jaringan Laba-laba..., Sunaryati, Pascasarjana UMP 2013

Page 5: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.ump.ac.id/6931/3/SUNARYATI BAB II.pdf · 2. Hakikat Pembelajaran Hakikat pembelajaran menurut Adi Waluyo (2000: 4) adalah sebagai

15

tetapi mereka belajar melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya

dengan konsep lain yang sudah dipahami.

Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang

berdasarkan tema-tema tertentu yang dapat mencakup berbagai mata pelajaran.

Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu jenis

model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa

pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada siswa

(Depniknas, 2006: 5) Keterikatan beberapa mata pelajaran dengan tema dalam

pembelajaran tematik sangat mempengaruhi sikap belajar siswa. Hal-hal yang

bermanfaat dalam pembelajaran tematik, antara lain:

a. Siswa mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu

b. Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan menggunakan berbagai kompetensi

mata pelajaran dalam tema yang sama.

c. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.

d. Kompetensi berbahasa bisa dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata

pelajaran lain dan pengalaman pribadi anak.

e. Siswa lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan

dalam konteks tema yang jelas.

f. Siswa akan lebih bergairah belajar karena mereka berkomunikasi dalam situasi

yang nyata, misalnya bertanya, bercerita, menulis deskripsi, menulis surat, dan

sebagainya untuk mengembangkan keterampilan berbahasa sekaligus untuk

mempelajari mata pelajaran lain.

Model Jaringan Laba-laba..., Sunaryati, Pascasarjana UMP 2013

Page 6: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.ump.ac.id/6931/3/SUNARYATI BAB II.pdf · 2. Hakikat Pembelajaran Hakikat pembelajaran menurut Adi Waluyo (2000: 4) adalah sebagai

16

g. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara

terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 kali

pertemuan. Waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial,

pemantapan, atau pengayaan.

Dalam pembelajaran tematik, perpindahan atau pergantian dari mata

pelajaran yang satu ke mata pelajaran yang lain diusahakan tidak kentara. Kepada

siswa tidak perlu diberitahukan pelajaran apa yang sedang dipelajari pada saat itu.

Namun bagi guru tidaklah demikian. Pada saat guru melaksanakan pembelajaran

tematik dengan fokus mata pelajaran tertentu, guru harus sadar tentang kekhasan

mata pelajaran tersebut. Setiap mata pelajaran pada hakekatnya mempunyai

karakteristik sendiri – sendiri. Oleh sebab itu mengajarkan mata pelajaran yang

satu tentunya berbeda dengan mata pelajaran yang lain. Demikian juga dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia, arah dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

adalah untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, yaitu: mendengarkan,

berbicara, membaca, dan menulis. Namun dalam hal ini penulis membatasi pada

satu keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menulis (Trianto, 2010 : 47 –

48).

Belajar berbahasa pada hakekatnya adalah belajar berkomunikasi, oleh

karena itu pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia baik secara

lisan maupun tertulis (Depdikbud, 1998: 49). Kita kenal istilah tema atau sub tema

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Tema hanyalah sebagai wahana, pengikat,

Model Jaringan Laba-laba..., Sunaryati, Pascasarjana UMP 2013

Page 7: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.ump.ac.id/6931/3/SUNARYATI BAB II.pdf · 2. Hakikat Pembelajaran Hakikat pembelajaran menurut Adi Waluyo (2000: 4) adalah sebagai

17

atau pembatas materi yang berfungsi sebagai pintu masuk atau penuntun menuju

ke materi.

Tema adalah suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan

pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik (Keraf Gorys, 1993:

108). Berdasarkan pengertian tema tersebut jelaslah bahwa sebuah tema atau

subtema adalah sebagai penunjuk jalan bagi guru untuk mencapai tujuan

pembelajaran dan pengikat materi antar mata pelajaran.

6. Model Jaring Laba – Laba (Web)

Model jaring laba-laba (Web) menurut Trianto (2010) pada hakekatnya

adalah jaringan tema. Jaringan tema disebut juga pemetaan tema yaitu merupakan

bagian integral dari model pembelajaran terpadu yang banyak digunakan selama

ini. Guru memetakan tema jauh sebelum pembelajaran tematik dirancang. Model

pembelajaran terpadu itu sendiri menjadi model pembelajaran yang dipilih oleh

berbagai kalangan. Dalam pembelajaran terpadu, eksplorasi topik atau tema

menjadi alat pemacu utama bagi pelaksanaannya. Dengan demikian pemilihan

topik/tema serta menghubungkan antara satu tema dengan tema lainnya menjadi

persoalan penting yang harus dikuasai oleh pendidik maupun peserta didik.

Sebenarnya pembuatan jaringan tema merupakan implementasi dari

penerapan pembelajaran terpadu model jaring laba-laba (Web). Pembelajaran

model jaring laba-laba (Web) adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan

tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema

tertentu. Tema dapat ditetapkan dengan negosiasi antara guru dan siswa, guru dan

guru. Setelah tema disepakati dikembangkan menjadi sub-sub temanya dengan

Model Jaringan Laba-laba..., Sunaryati, Pascasarjana UMP 2013

Page 8: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.ump.ac.id/6931/3/SUNARYATI BAB II.pdf · 2. Hakikat Pembelajaran Hakikat pembelajaran menurut Adi Waluyo (2000: 4) adalah sebagai

18

memperhatikan kaitannya dengan bidang studi. Pengembangan tema menjadi sub-

sub tema serta membuat pola keterkaitannya inilah yang kemudian membentuk

jaringan tema dan jika jaringan tersebut ditarik garis lurus maka terbentuklah

gambar menyerupai jaring laba-laba.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jaringan tema adalah pola

hubungan antara tema tertentu dengan sub-sub pokok bahasan yang diambil dari

berbagai bidang studi terkait. Dengan terbentuknya jaringan tema diharapkan

peserta didik memahami satu tema tertentu dengan melakukan pendekatan

interdisiplin berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Model pembelajaran merupakan konsepsi untuk mengajar suatu materi

dalam mencapai tujuan tetentu. Dalam model pembelajaran mencakup strategi,

pendekatan, metode maupun teknik. Contoh model pembelajaran, seperti: model

pembelajaran kooperatif, model pembelajaran berbasis masalah, atau model

pembelajaran langsung. Model mempunyai 4 ciri khusus, yaitu: rasional teoritik

yang logis, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tingkah laku belajar mengajar

yang diperlukan untuk berhasilnya pelaksanaan model, dan lingkungan belajar

yang mendukung. Ketika guru sedang menerapkan model pembelajaran,

seringkali siswa menggunakan berbagai macam keterampilan, prosedur

pemecahan masalah, dan berpikir kritis. (Suminarsih, 2007).

Ruseffendy (1980) dalam (Suminarsih, 2007) memberikan klarifikasi

tentang strategi, pendekatan, metode dan teknik, sebagai berikut:

a. Strategi mengajar adalah seperangkat kebijakan yang dipilih, yang telah dikaitkan dengan faktor yang menentukan warna atau strategi tersebut, yaitu: 1) Pemilihan materi pelajaran (guru atau murid). 2) Penyaji materi pelajaran (perorangan, kelompok, atau belajar mandiri).

Model Jaringan Laba-laba..., Sunaryati, Pascasarjana UMP 2013

Page 9: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.ump.ac.id/6931/3/SUNARYATI BAB II.pdf · 2. Hakikat Pembelajaran Hakikat pembelajaran menurut Adi Waluyo (2000: 4) adalah sebagai

19

3) Cara materi pelajaran disajikan (induktif atau deduktif, analisis atau sintesis,formal atau non formal).

4) Sasaran penerima materi pelajaran (perorangan, kelompok, heterogen atau homogeny).

b. Pendekatan adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi pelajaran tersebut disajikan. Misalnya memahami suatu prinsip dengan pendekatan induktif atau deduktif, atau mempelajari operasi perkalian dengan pendekatan kartesius, demikian juga bagaimana siswa memperoleh, mengorganisasi, dan mengkomunikasikan hasil belajarnya lewat pendekatan keterampilan proses.

c. Metode mengajar adalah cara mengajar secara umum yang dapat diterapkan pada semua pelajaran, misalnya mengajar dengan ceramah, ekspositori, tanya jawab, penemuan terbimbing,dan sebagainya.

d. Teknik mengajar adalah penerapan secara khusus suatu metode pembelajaran yang telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan media pembelajaran, serta kesiapan siswa.

Trianto (2011) dalam bukunya menyebutkan bahwa pembelajaran

terpadu model jaring laba-laba (Webbed) adalah pembelajaran terpadu yang

menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai

dengan menentukan tema tertentu. Tema bisa ditetapkan dengan negosiasi antara

guru dan siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema

tersebut disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan

kaitannya dengan mata pelajaran-mata pelajaran yang lain.. Dari sub-sub tema ini

dikembangkan langkah-langkah dan aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa.

Model jaring laba-laba (Web) memiliki beberapa kelebihan bagi guru

maupun siswa. Kelebihan dari model jaring laba-laba meliputi: (1) penyeleksian

tema sesuai dengan minat akan dapat memotivasi anak untuk belajar, (2) lebih

mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman, (3) memudahkan

perencanaan, (4) pendekatan tematik dapat memotivasi siswa, dan (5)

memberikan kemudahan bagi anak didik dalam melihat kegiatan-kegiatan dan ide-

ide berbeda yang terkait.

Model Jaringan Laba-laba..., Sunaryati, Pascasarjana UMP 2013

Page 10: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.ump.ac.id/6931/3/SUNARYATI BAB II.pdf · 2. Hakikat Pembelajaran Hakikat pembelajaran menurut Adi Waluyo (2000: 4) adalah sebagai

20

Keuntungan pembelajaran tematik bagi guru antara lain: a. Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran. Materi pelajaran tidak

dibatasi oleh jam pelajaran, melainkan dapat dilanjutkan sepanjang hari, mencakup berbagai mata pelajaran.

b. Hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis dan alami.

c. Dapat ditunjukkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kontinu, tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran, atau bahkan empat dinding kelas. Guru dapat membantu siswa memperluas kesempatan belajar ke berbagai aspek kehidupan.

d. Guru bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topik dari berbagai sudut pandang.

e. Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada kompetisi bisa dikurangi dan diganti dengan kerja sama dan kolaborasi.

Keuntungan pembelajaran tematik bagi siswa antara lain: a. Dapat lebih memfokuskan diri pada proses belajar, daripada hasil belajar. b. Menghilangkan batas semu antarbagian kurikulum dan menyediakan

pendekatan proses belajar yang integratif. c. Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa yang dikaitkan dengan

minat, kebutuhan, dan kecerdasan sehingga siswa merasa didorong untuk membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada keberhasilan belajar.

d. Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di luar kelas. e. Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide, sehingga

meningkatkan apresiasi dan pemahaman. (Trianto, 2011 : 160-161)

7. Keterampilan Menulis

Keterampilan menulis termasuk keterampilan berbahasa produktif yaitu

keterampilan mencipta dan menyajikan bahasa. Keterampilan produktif terdiri

dari keterampilan berbicara dan keterampilan menulis (Alwasilah Chaedar, 2011).

Pada makalah yang ditulis oleh Mujianto Paulus (2005) pada sub bab

tertulis judul Menulis, Membelajarkan Apa? Mujianto menyebutkan bahwa di

dalam kegiatan menulis bukan panjang tulisan yang diharapkan melainkan

kejelasan isi tulisan, efisiensi pemakaian kata dan pemilihan kata. Seseorang

semakin sering membaca akan semakin mudah dan lancar menulis bahkan

Model Jaringan Laba-laba..., Sunaryati, Pascasarjana UMP 2013

Page 11: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.ump.ac.id/6931/3/SUNARYATI BAB II.pdf · 2. Hakikat Pembelajaran Hakikat pembelajaran menurut Adi Waluyo (2000: 4) adalah sebagai

21

semakin baik mutu tulisannya. Bagaimanakah guru dapat meningkatkan

pengalaman siswa untuk membaca teks sampai berkali-kali jika guru hanya

memberi perintah kepada siswa untuk membaca berkali-kali? Kegiatan menulis

dapat dipadukan dengan kegiatan membaca. Beberapa contoh keterpaduan

misalnya, melanjutkan isi teks yang belum selesai, merangkai sejumlah kalimat

yang belum tertata secara urut dan runtut sehingga menjadi sebuah paragraf yang

padu.

Menulis adalah kegiatan sekaligus keterampilan yang terintegrasi,

bahkan menulis selalu ada dalam setiap pembelajaran, sama halnya dengan

membaca. Seseorang yang memiliki kemampuan menulis tidak harus menjadi

penulis, tetapi karena kita wajib terampil dalam berkomunikasi dengan bahasa

lisan dan tulisan.

Banyak orang salah mengira, bahwa menulis itu bagi penulis saja. Jika

seseorang tidak dapat menulis dengan baik, maka orang tersebut mungkin belum

dididik dengan benar, karena ciri khas individu terdidik adalah memiliki

kemampuan berkomunikasi dan berekspresi melalui media, salah satunya adalah

media tulisan. Sejarawan mengatakan bahwa peradaban manusia ditemukan ketika

ditemukan tulisan.

Orang yang pandai membaca belum tentu dapat menulis dengan baik,

begitu juga dengan keterampilan berbahasa yang lain. Hal ini terjadi karena

kemampuan menulis memnbentuk skema pemahaman struktur tulisan sehingga

kita mampu menelusuri teks bacaan dengan baik (Zainurrahman, 2011)

Model Jaringan Laba-laba..., Sunaryati, Pascasarjana UMP 2013

Page 12: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.ump.ac.id/6931/3/SUNARYATI BAB II.pdf · 2. Hakikat Pembelajaran Hakikat pembelajaran menurut Adi Waluyo (2000: 4) adalah sebagai

22

Arti kedua adalah bahwa sesungguhnya sebuah tulisan itu dinilai oleh

pembaca, bukan hanya sekedar dibaca. Banyak orang sering menulis tanpa

memperhatikan dan mempertimbangkan bagaimana tanggapan pembaca. Salah

satu Standar Kompetensi pembelajaran menulis adalah mampu mengekspresikan

berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam berbagai ragam tulisan.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam

kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat

penting dalam kehidupan masyarakat. Keterampilan menulis itu sangat penting

karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh

peserta didik.

Kemampuan menulis yang dimiliki peserta didik sangat bermanfaat

dalam mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan dan pendapat, pemikiran,

dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat mengembangkan daya pikir dan

kreativitas peserta didik dalam menulis. Kegiatan menulis sebagai suatu

keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak

langsung. Keterampilan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan,

pengetahuan, ilmu, dan pengalaman sebagai suatu keterampilan yang produktif.

Menulis tidak bisa terlepas dari keterampilan produktif lainnya, seperti aspek

berbicara maupun keterampilan reseptif yaitu aspek membaca dan menyimak serta

pemahaman kosa kata, diksi, keefektifan kalimat, penggunaan ejaan dan tanda

baca.

Keterampilan menulis berkaitan erat dengan keterpelajaran seseorang.

Oleh karena itu, mereka dituntut untuk terampil menulis. Keterampilan menulis

Model Jaringan Laba-laba..., Sunaryati, Pascasarjana UMP 2013

Page 13: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.ump.ac.id/6931/3/SUNARYATI BAB II.pdf · 2. Hakikat Pembelajaran Hakikat pembelajaran menurut Adi Waluyo (2000: 4) adalah sebagai

23

tidak diperoleh secara serta merta. Seseorang yang ingin terampil menulis

haruslah berusaha dan berlatih secara terus-menerus. Karena hakikat keterampilan

menulis adalah (a) merupakan pemindahan pikiran dan perasaan ke dalam bentuk

lambang bahasa (b) kemampuan menggunakan tata bahasa secara tertulis untuk

mengungkapkan gagasan atau pesan (c) mencakup berbagai kemampuan:

menguasai gagasan yang dikemukakan, menggunakan unsur-unsur bahasa,

menggunakan gaya, dan menggunakan ejaan dan tanda baca. Juga diungkapkan

bahwa pembelajaran keterampilan menulis memerlukan usaha sadar dalam

menuliskan kalimat, mempertimbangkan cara mengomunikasikan, dan mengatur

(Byrne, 1988 dalam Diknas, 2005). Menulis juga meletakkan simbol grafis yang

mewakili bahasa yang dapat dimengerti orang lain (Lado, 1964 dalam Diknas,

2005).

Pernyataan-pernyataan di atas menandai bahwa keterampilan menulis

merupakan salah satu keterampilan yang perlu pendampingan dan keseriusan

penanganannya agar mereka benar-benar mampu berkomunikasi secara tertulis

dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Namun suatu

kenyataan, bahwa pembelajaran menulis pada peserta didik khususnya SD yang

dilaksanakan selama ini kurang produktif. Guru pada umumnya menerangkan

serta membelajarkan materi yang tertera pada kompetansi dasar dalam kurikulum

terutama yang terkait dengan Standar Kelulusan dalam ujian nasional. Sementara

pelatihan menulis yang sebenarnya jarang dibahas atau disampaikan, terutama

dalam penerapan tata bahasa seperti penggunaan tanda baca dalam menulis, ejaan

Model Jaringan Laba-laba..., Sunaryati, Pascasarjana UMP 2013

Page 14: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.ump.ac.id/6931/3/SUNARYATI BAB II.pdf · 2. Hakikat Pembelajaran Hakikat pembelajaran menurut Adi Waluyo (2000: 4) adalah sebagai

24

yang sesuai kaidah atau aturan, memadukan kalimat, menyatukan paragraf yang

baik kurang mendapat perhatian.

Keberhasilan pembelajaran bergantung pada faktor-faktor pendukung

yang efisien. Beberapa faktor mengajar yang perlu diperhatikan supaya

pembelajaran berlangsung baik adalah kesempatan untuk belajar, pengetahuan

awal peserta didik, refleksi, motivasi, dan suasana yang mendukung. Oleh karena

itu, dalam pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia,

diharapkan dapat tercipta situasi belajar mengajar yang memungkinkan peserta

didik melakukan aktivitas secara optimal untuk mencapai tujuan utamanya dalam

keterampilan menulis.

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung atau tanpa tatap muka dengan orang lain.

Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan

menulis, seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa,

dan kosa kata sehingga informasi yang disampaikan berterima oleh orang lain.

Keterampilan menulis tidak akan dimiliki seseorang secara otomatis, melainkan

harus melalui latihan dan praktik secara terus-menerus. Dengan menulis secara

terus-menerus dan latihan yang sungguh-sungguh, keterampilan tersebut dapat

dimiliki oleh siapa saja. Keterampilan itu juga bukanlah suatu keterampilan yang

sederhana, melainkan menuntut sejumlah kemampuan. Betapapun sederhananya

tulisan yang dibuat, penulis tetap dituntut memenuhi persyaratan seperti yang

dituntut apabila menulis tulisan yang rumit.

Model Jaringan Laba-laba..., Sunaryati, Pascasarjana UMP 2013

Page 15: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.ump.ac.id/6931/3/SUNARYATI BAB II.pdf · 2. Hakikat Pembelajaran Hakikat pembelajaran menurut Adi Waluyo (2000: 4) adalah sebagai

25

Berdasarkan pengamatan peneliti selama ini alokasi waktu pembelajaran

menulis dengan mencermati aturan ketatabahasaan di sekolah-sekolah relatif

sedikit. Kenyataan yang ada bahwa keterampilan menulis peserta didik masih

sangat memprihatinkan. Tulisan/karangan mereka banyak yang kurang sesuai

dengan aturan penulisan, baik dari segi ekspresi maupun bahasa: ejaan, tata tulis,

tata kalimat. Hal ini berdampak pada keterampilan menulis mereka belum

maksimal sehingga setelah para peserta didik menamatkan jenjang sekolah,

dikhawatirkan belum mampu menggunakan keterampilan berbahasa secara baik

dan benar.

8. Menulis Deskripsi

Tulisan deskriptif adalah tulisan yang bersifat menyebutkan karakteristik-

karakteristik suatu obyek secara keseluruhan, jelas, dan sistematis. Tompkins

dalam Zainurrahman (2011: 45) menyebutkan bahwa tulisan deskriptif adalah

tulisan yang seolah-olah melukiskan sebuah gambar dengan menggunakan kata-

kata. Tulisan deskriptif digunakan oleh penulis untuk menggambarkan sebuah

kadaan atau situasi, karakter obyek secara komprehensif, dengan mengandalkan

kosakata.

Menggambarkan adalah kata kunci dari pengertian tulisan deskriptif, dan

dengan dasar itulah dapat dipahami bahwa fungsi social tulisan deskripsi adalah

memberikan gambaran kepada pembaca. Penulis berusaha semaksimal mungkin

agar pembaca seolah-olah dapat melihat, mengalami, merasakan apa yang sedang

dideskripsikan.

Model Jaringan Laba-laba..., Sunaryati, Pascasarjana UMP 2013

Page 16: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.ump.ac.id/6931/3/SUNARYATI BAB II.pdf · 2. Hakikat Pembelajaran Hakikat pembelajaran menurut Adi Waluyo (2000: 4) adalah sebagai

26

Kosakata deskripsi adalah kata-kata yang dapat digunakan oleh penulis

untuk mendeskripsikan obyek. Penulis juga perlu menggunakan sensory detail

dalam menggambarkan obyek. Sensory detail adalah detil-detil obyek yang dapat

diindrai oleh penulis. Misalnya seorang siswa ingin menggambarkan sebuah

jeruk. Kosakata deskripsinya secara sensori detail dapat dibagi lima, misalnya

bentuknya bundar seperti bola, warnanya kuning kemerahan, (diindrai dengan

mata, yaitu melihat bentuk dan warnanya), aromanya segar seperti sitrus (diindrai

dengan hidung, yaitu mencium aroma), rasanya manis seperti jus (diindrai dengan

lidah, yaitu mengecap rasa), kulitnya halus (diindrai dengan tangan meraba).

Detail-detail seperti itu memberikan gambaran kepada pembaca untuk

membayangkan jeruk tersebut. Saya pikir menulis deskripsi bagi siswa sekolah

dasar akan menjadi sangat sulit jika tidak didukung oleh kemampuan penguasaan

kosakata. Jadi dapat disimpulkan bahwa mendiskripsikan sebuah obyek bagi

penulis harus kaya kosakata dan mampu menerjemahkan apa yang bisa diindrai

dari obyek dalam kata-kata.

Menulis deskripsi membutuhkan banyak informasi yang relevan dengan

topik yang akan dibahas atau ditulis. Informasi awal sebelum memulai menulis

sangat membantu penulis menghasilkan tulisan-tulisan yang diinginkan. Kesulitan

bagi seorang penulis adalah memulai menulis. Menentukan kata pertama bukanlah

hal yang mudah bagi calon penulis terlebih siswa kelas awal sekolah dasar. Kita

persiapkan benda sebagai fokus penggambaran dan pembahasan. Guru mengawali

dengan mendefinisikan obyek yang dibahas selanjutnya ke gambaran khusus

seperti bentuk, warna, jenis, manfaat, cara membuat, dan sebagainya

Model Jaringan Laba-laba..., Sunaryati, Pascasarjana UMP 2013

Page 17: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.ump.ac.id/6931/3/SUNARYATI BAB II.pdf · 2. Hakikat Pembelajaran Hakikat pembelajaran menurut Adi Waluyo (2000: 4) adalah sebagai

27

B. Kerangka Berpikir

1. Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa

kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian yang bersifat menetap dalam tingkah

laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Pembelajaran adalah proses interaksi antar anak dengan anak, anak

dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran

bermakna jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa

aman, bersifat individual dan kontekstual, anak mengalami langsung yang

dipelajarinya.

Tujuan dari pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah

untuk meningkatkan keterampilan aspek berbahasa (mendengarkan atau

menyimak, membaca, menulis, dan berbicara) siswanya serta keterampilan

komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi.

Penciptaan pembelajaran bahasa Indonesia yang menyenangkan di

Sekolah Dasar bisa dijadikan sebagai langkah awal siswa untuk mampu

menguasai keterampilan berbahasa dan keterampilan berkomunikasi. Banyak

pendekatan dan strategi yang dapat dilakukan untuk menciptakan pembelajaran

bahasa Indonesia yang menyenangkan bagi siswa.

Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya

adalah kompetensi guru, motivasi belajar siswa, pemilihan pendekatan, strategi,

dan metode pembelajaran yang tepat. Sarana dan prasarana juga menjadi salah

satu penentu keberhasilan pembelajaran. Selama ini belum ada metode

Model Jaringan Laba-laba..., Sunaryati, Pascasarjana UMP 2013

Page 18: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.ump.ac.id/6931/3/SUNARYATI BAB II.pdf · 2. Hakikat Pembelajaran Hakikat pembelajaran menurut Adi Waluyo (2000: 4) adalah sebagai

28

pembelajaran tertentu yang terbaik, semua metode baik sepanjang guru pandai

memilih dan penerapannya tepat sesuai dengan materi yang diajarkan, tujuan

pembelajaran akan tercapai.

Belajar bahasa pada hakekatnya adalah belajar berkomunikasi, oleh

karena itu pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

penguasaan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia

baik secara lisan maupun tertulis. Istilah tema atau subtema dalam pembelajaran

bahasa Indonesia sudah kita kenal sejak jaman dulu. Tema dijadikan penunjuk

jalan bagi guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Bahasa dalam pengertian sehari-hari adalah bahasa lisan sedangkan

bahasa tulis merupakan pencerminan kembali dari bahasa lisan itu. Kita ketahui

empat aspek keterampilan berbahasa yang hendak kita capai dalam pembelajaran

bahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Isi dan bahan

pengajaran Bahasa Indonesia sesuai indikator pencapaian adalah mencakup tiga

komponen yaitu kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan. Bahan pengajaran

kebahasaan mencakup: lafal, ejaan dan tanda baca, kosakata, struktur, paragraf,

dan wacana. Bahan pengajaran pemahaman mencakup : mendengarkan dan

menyimak. Bahan pengajaran penggunaan meliputi : menulis dan berbicara.

Guru kelas awal sekolah dasar, khususnya yang peneliti amati telah

memadukan empat aspek keterampilan berbahasa. Diharapkan dalam

pembelajaran menulis berbahasa Indonesia semua komponen kebahasaan,

pemahaman, dan penggunaan terpadu atau terintegrasi sehingga keterampilan

menulis bagi siswa tercapai sesuai harapan atau target.

Model Jaringan Laba-laba..., Sunaryati, Pascasarjana UMP 2013

Page 19: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.ump.ac.id/6931/3/SUNARYATI BAB II.pdf · 2. Hakikat Pembelajaran Hakikat pembelajaran menurut Adi Waluyo (2000: 4) adalah sebagai

29

Munculnya kendala dan keluhan para guru bahwa mereka merasa

kesulitan dalam mengimplementasikan dan mengintegrasikan tiga komponen

kebahasaan ke dalam empat aspek keterampilan berbahasa. Masalah yng harus

segera diselesaikan adalah terbatasnya buku panduan bagi guru yang mestinya

bisa menjadi pedoman mengajar dan kesulitan para siswa untuk menyampaikan

pesan kepada pihak lain atau menerima pesan dari pihak lain baik secara lisan

maupun tulisan.

2. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema

untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan

pengalaman bermakna bagi siswa. Siswa mudah memusatkan perhatian pada

suatu tema tertentu dan pemahaman terhadap materi lebih mendalam dan

berkesan. Implikasi bagi guru, pembelajaran tematik dapat menghemat waktu

karena mata pelajaran yang disajikan dapat dipersiapkan sekaligus.

Pembelajaran tematik secara resmi untuk dijadikan model pembelajaran

di kelas awal yaitu kelas I dan II adalah pada saat diberlakukannya kurikulum

2004, kemudian ketika diberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

diamanatkan bahwa kelas I, II, dan III atau kelas awal pembelajarannya

menggunakan pendekatan tematik.

Pembelajaran tematik yang dilakukan guru kelas III SDN 1 Padamara

adalah keterpaduan empat keterampilan berbahasa dan lebih dikhususkan lagi

pada keterampilan menulis, yaitu mendeskripsikan benda. Guru membuat jaring

laba-laba untuk membawa pikiran anak menemukan kosa kata yang selanjutnya

Model Jaringan Laba-laba..., Sunaryati, Pascasarjana UMP 2013

Page 20: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.ump.ac.id/6931/3/SUNARYATI BAB II.pdf · 2. Hakikat Pembelajaran Hakikat pembelajaran menurut Adi Waluyo (2000: 4) adalah sebagai

30

dirangkai menjadi suatu kalimat. Guru memberikan pengalaman langsung,

berpusat pada siswa, dan menerapkan prinsip belajar sambil bermain yang

menyenangkan. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai variasi

metode, seperti: tanya jawab, diskusi, latihan, demontrasi, dan yang lainnya.

Model Jaringan Laba-laba..., Sunaryati, Pascasarjana UMP 2013