bab ii kajian pustaka - sinta.unud.ac.id ii.pdf · dapat mencetak logam dengan titik lebur yang...

37
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Proses Pengecoran Logam Menurut jenis cetakan yang digunakan proses pengecoran dapat diklasifikan menjadi dua katagori : 1. Pengecoran dengan cetakan sekali pakai. 2. Pengecoran dengan cetakan permanen. Pada proses pengecoran dengan cetakan sekali pakai, untuk mengeluarkan produk corannya cetakan harus dihancurkan. Jadi selalu dibutuhkan cetakan yang baru untuk setiap pengecoran baru, sehingga laju proses pengecoran akan memakan waktu yang relatif lama. Tetapi untuk beberapa bentuk geometri benda cor tersebut, cetakan pasir dapat menghasilkan coran dengan laju 400 suku cadang perjam atau lebih. Pada proses cetakan permanen, cetakan biasanya di buat dari bahan logam, sehingga dapat digunakan berulang-ulang. Dengan demikian laju proses pengecoran lebih cepat dibanding dengan menggunakan cetakan sekali pakai, tetapi logam coran yang digunakan harus mempunyai titik lebur yang lebih rendah dari pada titik lebur logam cetakan. 2.1.1Pengecoran dengan cetakan sekali pakai Ada beberapa metode pengecoran dengan cetakan sekali pakai yaitu : Sand Casting (penuangan dengan cetakan pasir). Proses pembentukan benda kerja dengan metoda penuangan logam cair kedalam cetakan pasir (sand casting), secara sederhana cetakan pasir ini dapat

Upload: nguyenthuan

Post on 06-Feb-2018

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Proses Pengecoran Logam

Menurut jenis cetakan yang digunakan proses pengecoran dapat

diklasifikan menjadi dua katagori :

1. Pengecoran dengan cetakan sekali pakai.

2. Pengecoran dengan cetakan permanen.

Pada proses pengecoran dengan cetakan sekali pakai, untuk mengeluarkan produk

corannya cetakan harus dihancurkan. Jadi selalu dibutuhkan cetakan yang baru

untuk setiap pengecoran baru, sehingga laju proses pengecoran akan memakan

waktu yang relatif lama. Tetapi untuk beberapa bentuk geometri benda cor

tersebut, cetakan pasir dapat menghasilkan coran dengan laju 400 suku cadang

perjam atau lebih. Pada proses cetakan permanen, cetakan biasanya di buat dari

bahan logam, sehingga dapat digunakan berulang-ulang. Dengan demikian laju

proses pengecoran lebih cepat dibanding dengan menggunakan cetakan sekali

pakai, tetapi logam coran yang digunakan harus mempunyai titik lebur yang lebih

rendah dari pada titik lebur logam cetakan.

2.1.1Pengecoran dengan cetakan sekali pakai

Ada beberapa metode pengecoran dengan cetakan sekali pakai yaitu :

Sand Casting (penuangan dengan cetakan pasir).

Proses pembentukan benda kerja dengan metoda penuangan logam cair

kedalam cetakan pasir (sand casting), secara sederhana cetakan pasir ini dapat

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

diartikan sebagai rongga hasil pembentukan dengan cara mengikis berbagai

bentuk benda pada bongkahan dari pasir yang kemudian rongga tersebut diisi

dengan logam yang telah dicairkan melalui pemanasan (molten metals). Cetakan

pasir merupakan cetakan yang paling banyak digunakan, karena memiliki

keunggulan :

Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel

dan titanium;

Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil sampai dengan ukuran besar;

Jumlah produksi dari satu sampai jutaan.

Tahapan pengecoran logam dengan cetakan pasir ditunjukkan pada Gambar 2.1

sebagai berikut :

Pembuatan pola, sesuai dengan bentuk coran yang akan dibuat;

Persiapan pasir cetak;

Pembuatan cetakan;

Pembuatan inti (bila diperlukan);

Peleburan logam;

Penuangan logam cair kedalam cetakan;

Pendinginan dan pembekuan;

Pembongkaran cetakan pasir;

Pembersihan dan pemeriksaan hasil coran;

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

Gambar 2.1 Tahapan pengecoran logam dengan cetakan pasir

Sumber : Kalpakjian & Schmid, 2008

Gambar 2.2 Konstruksi cetakan pasir

Sumber : Kalpakjian & Schmid, 2008

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

Proses Pengecoran dengan Cetakan Khusus :

Proses pengecoran telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan khusus.

Perbedaan antara metode ini dengan metode cetakan pasir terdapat dalam

komposisi bahan cetakan, cara pembuatan cetakan, atau cara pembuatan pola.

Cetakan kulit (shell molding) ditunjukkan dalam gambar 2.3 Menggunakan pasir

dengan pengikat resin termoset

Gambar 2.3 Tahapan pembuatan cetakan kulit

Sumber : Kalpakjian & Schmid, 2008

Cara pembuatan :

(1) Pada logam dipanaskan dan diletakan diatas kotak yang telah berisi campuran

pasir dengan resin termoset;

(2) Kotak dibalik sehingga campuran pasir dan resin jatuh diatas pola yang masih

panas, membentuk lapisan campuran yang melapisi permukaan pola sehingga

membentuk kulit keras;

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

(3) Kotak dikembalikan ke posisi semula, sehingga kelebihan campuran pasir

kembali jatuh kedalam kotak;

(4) Kulit pasir dipanaskan dalam oven selama beberapa menit hingga seluruhnya

mengering;

(5) Cetakan kulit dilepaskan dari polanya;

(6) Dua belahan cetakan kulit dirakit, di support dengan pasir atau butiran logam

dalam sebuah rangka cetak, dan kemudian dilakukan penuangan. Coran yang telah

selesai dengan saluran turun dilepaskan dari cetakan.

Keuntungan dari cetakan kulit :

Permukaan rongga cetak lebih halus dibandingkan dengan cetakan pasir

basah;

Permukaan yang halus tersebut memudahkan logam cair selama

penuangan dan dihasilkan permukaan akhir yang lebih baik;

Dimensi lebih akurat;

Memilki kolapsibilitas yang sangat baik, sehingga dapat dihindarkan

terjadinya keretakan pada hasil coran.

Kelemahan :

Pola logam lebih mahal dibandingkan dengan pola yang digunakan pada

cetakan pasir basah;

Kurang cocok bila digunakan untuk jumlah produksi yang rendah (hanya

cocok untuk produksi massal).

Contoh penggunaan : roda gigi, value bodies, bushing, camshaft

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

Proses pengecoran polisteren

Nama lain dari proses ini adalah :

proses penghilangan busa (lost-foam process),

proses penghilangan pola (lost pattern process),

proses penguapan busa (evaporative foam process),

proses cetak penuh (full-mold process).

Pola cetakan termasuk sistem saluran masuk, riser dan inti (bila diperlukan) dibuat

dari bahan busa polisteren. Dalam hal ini cetakan tidak harus dapat dibuka dalam

kup dan drug, karena pola busa tersebut tidak perlu dikeluarkan dari rongga cetak.

Gambar 2.4 Tahapan pengecoran polisteren

Sumber : Kalpakjian & Schmid, 2008

Tahapan proses pengecoran polisteren adalah :

(1) Pola polisteren dilapisi dengan senyawa tahan api;

(2) Pola busa tersebut ditempatkan pada kotak cetakan, dan pasir dimasukkan

kedalam kotak cetakan dan dipadatkan kesekeliling pola;

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

(3) Logam cair dituangkan kedalam bagian pola yang berbentuk cawan tuang dan

saluran turun (sprue), segera setelah logam cair dimasukan kedalam cetakan, busa

polisteren menguap, sehingga rongga cetak dapat diisi.

Keuntungan proses ini :

Pola tidak perlu dilepaskan dari rongga cetak.

Tidak perlu dibuat kup dan drug, dan sistem saluran masuk serta riser

dapat dibuat menjadi satu dengan pola polisteren tersebut.

Kelemahannya :

Pola polisteren merupakan pola sekali pakai, sehingga dibutuhkan pola

baru setiap kali pengecoran.

Biaya pembuatan pola mahal.

Penggunaan :

Produksi massal untuk pembuatan mesin automobil (dalam proses ini

pembuatan dan pemasangan pola dilakukan dengan sistem produksi automatis).

Pengecoran presisi (investment casting) :

Pola cetakan pada proses pengecoran ini dibuat dari lilin yang dilapisi

denganbahan tahan api, setelah sebelumnya lilin tersebut mencair terlebih dahulu

dan dikeluarkan dari rongga cetakan. Pola lilin dibuat dengan cetakan induk

(master die), dengan cara menuang atau menginjeksikan lilin cair ke dalam

cetakan induk tersebut.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

Gambar 2.5 Tahapan proses pengecoran presisi

Sumber : Kalpakjian & Schmid, 2008

Tahapan pengecoran presisi :

(1) Pola lilin dibuat;

(2) Beberapa pola ditempelkan pada saluran turun (sprue) membentuk pohon bola

(3) Pohon pola dilapisi dengan lapisan tipis bahan tahan api;

(4) Seluruh cetakan terbentuk dengan menutup pola yang telah dilapisi tersebut

dengan bahan tahan api sehingga menjadi kaku;

(5) Cetakan dipegang dalam posisi terbalik, kemudian dipanaskan sehingga lilin

meleleh dan keluar dari dalam cetakan;

(6) Cetakan dipanaskan kembali dalam suhu tinggi, sehingga semua kotoran

terbuang dari cetakan dan semua logam cair dapat masuk kedalam bagian bagian

yang rumit disebut proses preheating;

(7) Setelah logam cair dituangkan dan membeku cetakan dipecahkan, dan coran

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

dilepaskan dari sprue-nya.

Keuntungan dari pengecoran presisi :

Dapat membuat coran dalam bentuk yang rumit;

Ketelitian dimensi sangat baik (toleransi ± 0.076mm);

Permukaan hasil coran sangat baik;

Lilin dapat didaur ulang;

Tidak diperlukan pemesinan lanjut;

Kelemahan :

Tahapan proses banyak sehingga biayanya mahal;

Terbatas untuk benda cor yang kecil;

Sulit bila diperlukan inti.

Contoh penggunaan : komponen mesin turbin, perhiasan, alat penguat gigi.

Cetakan presisi dapat digunakan untuk semua jenis logam, seperti : baja, baja

tahan karat, paduan dengan titik lebur tinggi.

Pengecoran dengan cetakan plaster dan keramik :

Pengecoran dengan cetakan plaster mirip dengan cetakan pasir, hanya

cetakannya dibuat dengan plaster (2CaSO4-H2O) sebagai pengganti pasir. Bahan

tambahan, seperti bubuk dan silika dicampur dengan plaster untuk :

mengatur kepadatan,

mengatur waktu pengeringan cetakan,

mengurangi terjadinya keretakan, dan

meningkatkan kekuatan.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

Untuk membuat cetakan, plaster dicampur dengan air dan dituangkan ke dalam

pola plastik atau logam dalam rangka cetak (flask) dan dibiarkan mengering

(catatan: pola kayu kurang sesuai untuk cetakan plaster).

Kelemahan :

Perawatan cetakan plaster sulit sehingga jarang digunakan untuk produksi

tinggi;

Kekuatan cetakan akan berkurang bila terlalu kering;

Bila cetakan tidak kering uap lembab akan merusak hasil coran;

Permeabilitas cetakan rendah, sehingga uap sulit keluar dari rongga cetak;

Tidak tahan temperatur tinggi.

Cara menanggulangi kelemahan :

Keluarkan udara sebelum diisi cairan;

Anginkan plaster agar dihasilkan plaster yang keras dan padat;

Gunakan cetakan dengan komposisi dan perawatan khusus yang dikenal

dengan proses Antioch.

Proses Antioch adalah proses yang menggunakan campuran 50% pasir dengan

plaster, memanaskan cetakan dalam autoclave (oven yang menggunakan uap air

superpanas dan bertekanan tinggi), dan kemudian dikeringkan. Dengan cara ini

akan dihasilkan permeabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan cetakan

plaster konvensional.

Keuntungan :

Permukaan akhir baik;

Dimensi akurat;

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

Mampu membuat bagian coran yang tipis.

Pengecoran dengan cetakan plaster digunakan untuk logam dengan titik lebur

rendah seperti : aluminium, magnesium, dan paduan tembaga.

Contoh Penggunaan :

cetakan logam untuk mencetak plastik, karet,

sudu-sudu pompa dan turbin, dan

produk coran lainnya yang memiliki geometri yang rumit.

Cetakan keramik

Mirip dengan cetakan plaster, bedanya cetakan keramik menggunakan

bahan keramik tahan api yang lebih tahan temperatur tinggi dibandingkan dengan

plaster. Jadi cetakan keramik dapat digunakan untuk mencetak baja, besi tuang,

dan paduan lainnya yang mempunyai titik lebur tinggi. Penggunaan sama dengan

cetakan plaster hanya titik lebur logam coran lebih tinggi.

Gambar 2.6 Proses pembuatan cetakan keramik

Sumber : Kalpakjian & Schmid, 2008

2.1.2 Proses pengecoran cetakan permanen

Pengecoran cetakan permanen menggunakan cetakan logam yang terdiri

dari dua bagian untuk memudahkan pembukaan dan penutupannya. Pada

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

umumnya cetakan ini dibuat dari bahan baja atau besi tuang. Logam yang biasa

dicor dengan cetakan ini antara lain aluminium, magnesium, paduan tembaga, dan

besi tuang.

Berbagai pengecoran cetakan permanen :

1. Pengecoran tuang (slush casting)

Digunakan untuk benda cor yang berlubang dengan cetakan logam tanpa

inti.

Tahapan pengecoran:

Logam cair dituangkan ke dalam cetakan dan dibiarkan sejenak sampai

terjadi pembekuan pada bagian yang bersentuhan dengan dinding cetakan;

Cetakan kemudian dibalik, sehingga bagian logam yang masih cair akan

tertuang keluar dari rongga cetakan;

Diperoleh benda cor yang berlubang, ketebalannya ditentukan oleh

lamanya waktu penahan sebelum cetakan dibalik.

Contoh penggunaan: patung, alas lampu, boneka, dan lain-lainnya.

Logam cor yang biasa dipakai : timah hitam, seng, dan timah putih.

2. Pengecoran bertekanan rendah (low pressure casting)

Pada pengecoran jenis ini cetakan diletakkan diatas ruang kedap udara

(airtight chamber), kemudian gas bertekanan rendah dialirkan ke dalam ruang

tersebut sehingga logam cair yang berada di dalam ladel tertekan ke atas melalui

saluran batu tahan api masuk ke dalam cetakan, seperti ditunjukkan dalam gambar

berikut

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

Gambar 2.7 Pengecoran dengan cetakan bertekanan rendah Sumber : Kalpakjian & Schmid, 2008

Keuntungan :

Hasil cetakan bersih bebas dari inklusi,

Kerusakan akibat porositas gas dan oksidasi dapat diperkecil,

Sifat mekaniknya meningkat.

3. Pengecoran cetakan permanen vakum (vacuum permanent mold casting)

Pengecoran cetakan permanen vakum merupakan bagian dari pengecoran

bertekanan rendah, bedanya disini cetakannya divakum, sehingga cairan logam

akan ditarik ke dalam rongga cetak karena adanya perbedaan tekanan.

Gambar 2.8 Proses pengecoran cetakan permanen vakum

Sumber : Kalpakjian & Schmid, 2008

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

Kelebihan proses ini dibandingkan pengecoran bertekanan rendah adalah :

- Kerusakan karena porositas udara dapat dikurangi;

- Kekuatan benda cor lebih baik.

4. Pengecoran cetak tekan (die casting)

Pengecoran cetak tekan termasuk proses pengecoran cetakan permanen

dengan cara menginjeksikan logam cair ke dalam rongga cetakan dengan tekanan

tinggi (7 sampai 350MPa). Tekanan tetap dipertahankan selama proses

pembekuan, setelah seluruh bagian coran membeku cetakan dibuka dan hasil

coran dikeluarkan dari dalam cetakan.

Terdapat dua jenis mesin cetak tekan :

- Mesin cetak tekan ruang panas (hot chamber), dan

- Mesin cetak tekan ruang dingin (cold chamber)

Proses pengecoran cetak tekan ruang panas :

Proses pengecoran cetak tekan ruang panas dilakukan dengan cara logam

dilebur di dalam kontainer yang menjadi satu dengan mesin cetaknya, seperti

ditunjukkan dalam berikut

Gambar 2.9 Proses pengecoran cetak tekan ruang panas Sumber : Kalpakjian & Schmid, 2008

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

Tahapan pengecoran:

(1) Cetakan ditutup dan pluger ditarik ke atas, logam cair masuk ke dalam ruang

(chamber);

(2) Plunger menekan logam cair dalam ruang sehingga mengalir masuk ke dalam

rongga cetak; tekanan dipertahankan selama proses pendinginan dan pembekuan;

(3) Plunger ditarik, cetakan dibuka, dan benda coran yang telah membeku ditekan

keluar dengan pin ejektor;

(4) Proses pengecoran selesai.

Proses pengecoran cetak tekan ruang dingin :

Proses pengecoran cetak tekan ruang dingin dilakukan dengan cara logam

dilebur di dalam kontainer yang terpisah dengan mesin cetaknya, seperti

ditunjukkan dalam gambar berikut

Gambar 2.10 Proses pengecoran cetak tekan ruang dingin Sumber : Kalpakjian & Schmid, 2008

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

Tahapan pengecoran :

(1) Cetakan ditutup dan ram ditarik, logam cair dituangkan ke dalam ruang

(chamber);

(2) Ram ditekan sehingga mendorong logam cair masuk ke dalam rongga cetak,

tekanan dipertahankan selama proses pendinginan dan pembekuan;

(3) Ram ditarik, cetakan dibuka, dan benda coran yang telah membeku ditekan

keluar dengan pin ejektor.

Keuntungan pengecoran cetak tekan :

1) Laju produksi tinggi;

2) Sangat ekonomis untuk produksi massal;

3) Dimensi benda cor akurat (toleransi ± 0,076 mm untuk benda cor yang kecil);

4) Permukaan benda cor halus;

5) Dapat mencetak bagian benda cor yang sangat tipis hingga 0,5 mm;

6) Pendinginan cepat dengan ukuran butir kristal yang sangat halus sehingga hasil

pengecoran memiliki kekuatan yang baik.

Kelemahan :

1) Geometri benda cor harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dikeluarkan

dari dalam cetakan;

2) Sering terjadi efek cil, terutama bila temperatur tuang logam cair terlalu rendah.

5. Pengecoran Sentrifugal

Pengecoran sentritugal dilakukan dengan menuangkan logam cair ke

dalam cetakan yang berputar. Akibat pengaruh gaya sentritugal logam cair akan

terdistribusi ke dinding rongga cetak dan kemudian membeku.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

Jenis–jenis pengecoran sentritugal :

1) Pengecoran sentritugal sejati;

2) Pengecoran semi sentritugal;

3) Pengecoran sentrifuge.

Pengecoran sentrifugal sejati :

Proses pengecoran sentrifugal sejati dilakukan dengan cara logam cair

dituangkan ke dalam cetakan yang berputar untuk menghasilkan benda cor bentuk

tabular, seperti pipa, tabung, bushing, cincin, dan lain-lainnya.

Gambar 2.11 Proses pengecoran sentrifugal sejati Sumber : Kalpakjian & Schmid, 2008

Proses pengecoran sentrifugal sejati seperti ditunjukkan pada Gambar 2.11 logam

cair dituangkan ke dalam cetakan horisontal yang sedang berputar melalui cawan

tuang (pouring basin) yang terletak pada salah satu ujung cetakan. Pada beberapa

mesin, cetakan baru diputar setelah logam cair dituangkan. Kecepatan putar yang

sangat tinggi menghasilkan gaya sentrifugal sehingga logam akan terbentuk sesuai

dengan bentuk dinding cetakan. Jadi, bentuk luar dari benda cor bisa bulat,

oktagonal, heksagonal, atau bentuk-bentuk yang lain, tetapi sebelah dalamnya

akan berbentuk bulatan, karena adanya gaya radial yang simetri.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

Pengecoran semi sentrifugal :

Pada metode ini, gaya sentrifugal digunakan untuk menghasilkan coran

yang pejal (bukan bentuk tabular). Cetakan dirancang dengan riser pada

pusatuntuk pengisian logam cair, seperti ditunjukkan dalam gambar berikut

Gambar 2.12 Proses pengecoran semi sentrifugal Sumber : Kalpakjian & Schmid, 2008

Densitas logam dalam akhir pengecoran lebih besar pada bagian luar

dibandingkan dengan bagian dalam coran yaitu bagian yang dekat dengan pusat

rotasi. Kondisi ini dimanfaatkan untuk membuat benda dengan lubang ditengah,

seperti roda, puli. Bagian tengah yang memiliki densitas rendah mudah dikerjakan

dengan pemesinan.

2.2 Proses Semi Solid Casting

Bahan baku yang diproses pada semi solid casting berada dalam keadaan

campuran fasa cair dan padat (semi solid atau semi liquid), dan metoda

pengerjaannya menggunakan metoda pengecoran atau pembentukan. Dengan cara

tersebut diharapkan proses semi solid casting dapat menggabungkan kelebihan-

kelebihan yang dimiliki oleh proses pengecoran dan pembentukan konvensional.

Kelebihan proses semi solid casting antara lain adalah dapat dicapai kompleksitas

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

bentuk produk dan kecepatan produksi yang relatif tinggi seperti halnya proses die

casting, cacat porositas dan segregasi makro yang relatif rendah sehingga

kekuatan dan keuletannya relatif tinggi. Kondisi semi solid bahan baku pada

proses semi solid casting diperoleh dengan cara memanaskannya di atas

temperatur solidus. Bahan baku yang digunakan untuk proses semi solid casting

adalah logam yang mempunyai struktur globular (nondendritik). Bahan baku yang

dipanaskan di atas temperatur solidus, terdiri atas fasa padat berbentuk globular

(spheroidal) dan fasa cair yang berada di antara fasa padat. Secara skematik

proses tersebut dapat dijelaskan pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.13 Diagram skematik proses semi solid casting

Sumber : Shigeharu Kamado,dkk. 2000

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

2.2.1 Perbandingan semi solid casting dengan pengecoran konvensional

Pada proses pembentukan konvensional, bahan baku yang diproses berada

dalam keadaan cair seluruhnya, sedangkan pada proses semi solid casting bahan

baku berada dalam keadaan semi solid. Kondisi semi solid bahan baku

menyebabkan kompleksitas bentuk produk yang dapat dibuat dan kecepatan

produksi pada proses semi solid casting lebih tinggi dibandingkan dengan

pembentukan konvensional. Gaya pembentukan proses semi solid casting juga

lebih rendah karena terdapat fasa cair pada bahan baku. Jika dibandingkan dengan

pengecoran konvensional, yang memproses bahan baku dalam keadaan cair

penuh, proses semi solid casting memiliki keunggulan. Pada proses semi solid

casting, bahan baku yang berada dalam kondisi semi solid menyebabkan

viskositasnya lebih tinggi dibandingkan dengan jika berada dalam keadaan cair

seluruhnya. Viskositas yang relatif tinggi menyebabkan aliran masuk logam semi

solid ke rongga cetakan menjadi bersifat laminar. Kondisi seperti itu dapat

mengurangi cacat porositas yang disebabkan oleh udara terjebak. Aliran yang

bersifat turbulen, seperti halnya yang timbul pada proses die casting, dapat

menyebabkan terbentuknya cacat porositas. Temperatur proses pada proses semi

solid casting lebih rendah dibandingkan dengan proses pengecoran konvensional,

sehingga komsumsi energi yang digunakan juga lebih rendah. Selain itu,

temperatur proses juga berkaitan dengan banyaknya gas hidrogen yang terlarut

pada bahan baku. Pada temperatur proses yang lebih rendah menyebabkan gas

hidrogen yang terlarut ke bahan baku menjadi lebih rendah sehingga dengan

proses semi solid casting cacat porositas yang disebabkan gas hidrogen dapat

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

dikurangi. Cacat porositas pada pengecoran konvensional dapat juga disebabkan

oleh pengerutan. Karena temperatur prosesnya lebih rendah, pengerutan pada

proses semi solid casting lebih kecil dibandingkan dengan pengecoran

konvensional sehingga cacat porositas yang disebabkan oleh pengerutan dapat

dikurangi. Selain itu juga dapat menghasilkan produk yang mendekati bentuk

akhir sehingga tahapan proses pemesinan relatif sedikit. Selain berpengaruh

terhadap kualitas produk, temperatur proses juga mempengaruhi umur cetakan.

Umur cetakan akan semakin tinggi dengan semakin rendahnya temperatur proses

(temperatur bahan baku), sehingga cetakan pada proses semi solid casting dapat

digunakan lebih lama dibandingkan dengan proses pengecoran konvensional.

Disamping kelebihan dibandingkan dengan proses pembentukan dan

pengecoran konvensional, proses semi solid casting memiliki beberapa

kekurangan. Kekurangan tersebut antara lain adalah perlunya proses khusus

untuk memperoleh bahan baku yang mempunyai struktur globular (non-

dendritik). Hal ini menyebabkan relatif tingginya harga bahan baku. Selain itu,

investasi peralatan atau mesin pada proses semi solid casting relatif tinggi. Hal ini

disebabkan oleh diperlukannya ketelitian dan otomasi di dalam pengontrolan

temperatur proses (daerah temperatur proses relatif sempit).

2.2.2 Penerapan semi solid casting

Salah satu contoh penerapan dari proses ini adalah untuk membuat

komponen otomotif seperti velg, master cylinder body, engine piston, disk brake

calipers, dan compresor housing. Sebagai contoh keunggulan proses semisolid ini

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

adalah pada pembuatan master cylinder body, dimana master cylinder body

merupakan komponen dari master cylinder brake. Bahan yang dipakai pada

awalnya adalah besi cor, agar lebih ringan maka material tersebut diganti dengan

paduan aluminium melalui proses permanent mold casting. Perkembangan

berikutnya, proses pembuatannya menggunakan proses semi solid casting.

Semakin banyak komponen kendaraan yang menggunakan paduan aluminium hal

ini akan mengakibatkan berat kendaraan menjadi lebih ringan sehingga konsumsi

bahan bakar semakin berkurang.

2.3 Sifat – Sifat Material

Secara garis besar material mempunyai sifat-sifat yang mencirikannya, pada

bidang teknik mesin umumnya sifat tersebut dibagi menjadi tiga sifat. Sifat –sifat

itu akan mendasari dalam pemilihan material, sifat tersebut adalah:

Sifat mekanik

Sifat fisik

Sifat teknologi

Dibawah ini akan dijelaskan secara terperinci tentang sifat-sifat material tersebut

1. Sifat Mekanik

Sifat mekanik material, merupakan salah satu faktor terpenting yang

mendasari pemilihan bahan dalam suatu perancangan. Sifat mekanik dapat

diartikan sebagai respon atau perilaku material terhadap pembebanan yang

diberikan, dapat berupa gaya, torsi atau gabungan keduanya. Dalam prakteknya

pembebanan pada material terbagi dua yaitu beban statik dan beban dinamik.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

Perbedaan antara keduanya hanya pada fungsi waktu dimana beban statik tidak

dipengaruhi oleh fungsi waktu sedangkan beban dinamik dipengaruhi oleh fungsi

waktu. Untuk mendapatkan sifat mekanik material, biasanya dilakukan pengujian

mekanik. Pengujian mekanik pada dasarnya bersifat merusak (destructive test),

dari pengujian tersebut akan dihasilkan kurva atau data yang mencirikan keadaan

dari material tersebut. Setiap material yang diuji dibuat dalam bentuk sampel kecil

atau spesimen. Spesimen pengujian dapat mewakili seluruh material apabila

berasal dari jenis, komposisi dan perlakuan yang sama. Pengujian yang tepat

hanya didapatkan pada material uji yang memenuhi aspek ketepatan pengukuran,

kemampuan mesin, kualitas atau jumlah cacat pada material dan ketelitian dalam

membuat spesimen.

Sifat mekanik tersebut meliputi antara lain: kekuatan tarik, ketangguhan,

kelenturan, keuletan, kekerasan, ketahanan aus, kekuatan impak, kekuatan mulur,

kekuatan leleh dan sebagainya.

Sifar-sifat mekanik material yang perlu diperhatikan:

Tegangan yaitu gaya diserap oleh material selama berdeformasi persatuan

luas.

Regangan yaitu besar deformasi persatuan luas.

Modulus elastisitas yang menunjukkan ukuran kekuatan material.

Kekuatan yaitu besarnya tegangan untuk mendeformasi material atau

kemampuan material untuk menahan deformasi.

Kekuatan luluh yaitu besarnya tegangan yang dibutuhkan untuk

mendeformasi plastis.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

Kekuatan tarik adalah kekuatan maksimum yang berdasarkan pada ukuran

mula.

Keuletan yaitu besar deformasi plastis sampai terjadi patah.

Ketangguhan yaitu besar energi yang diperlukan sampai terjadi

perpatahan.

Kekerasan yaitu kemampuan material menahan deformasi plastis local

akibat penetrasi pada permukaan.

2.3.1 Kekerasan

Kekerasan adalah ukuran ketahanan suatu material terhadap deformasi

plastis lokal. Nilai kekerasan tersebut dihitung hanya pada tempat dilakukannya

pengujian tersebut (lokal), sedangkan pada tempat lain bisa jadi kekerasan suatu

material berbeda dengan tempat yang lainnya. Tetapi nilai kekerasan suatu

material adalah homogen dan belum diperlakupanaskan secara teoritik akan sama

untuk tiap-tiap titik.

Metoda pengujian kekerasan

Pengujian kekerasan sering sekali dilakukan karena mengetahui kekerasan

suatu material maka (secara umum) juga dapat diketahui beberapa sifat mekanik

lainnya, seperti kekuatan. Pada pengujian kekerasan dengan metoda penekanan,

penekan kecil (identor) ditekankan pada permukaan bahan yang akan diuji dengan

penekanan tertentu. Kedalaman atau hasil penekanan merupakan fungsi dari nilai

kekerasan, makin lunak suatu bahan makin luas dan makin dalam akibat

penekanan tersebut, dan makin rendah nilai kekerasannya.

Percobaan kekerasan secara umum dapat dibedakan atas tiga tipe yaitu :

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

1. Kekerasan terhadap goresan atau “Scratch Hardness”

Percobaan ini adalah tipe pertama dikenal oleh para mineralogists dengan

tujuan untuk mengetahui ketahanan material terhadap goresan dari material

lainnya. Pengukuran hasil ini adalah sesuai dengan skala “Mohs”, yang

mempunyai skala dari; 1 sampai dengan 10. Untuk material lembut, skalanya

disebut “Talc” (Scratch hardness = 1), untuk tembaga anil (copperannealed)

mempunyai nilai 3, martensit struktur adalah 7 dari material sangat keras

seperti intan (diamond) mempunyai nilai 10.

2. Kekerasan dengan Indentasi atau “Identation Hardness”

Percobaan ini yang sampai sekarang paling banyak dipergunakan untuk

mengetahui karakteristik mekanik suatu material terutama kekerasannya.

3. Kekerasan dengan benam dinamika atau “Dynamik Hardness”

Percobaan ini biasanya dilakukan dengan menjatuhkan indentornya pada

material yang diuji dan hasil pengukuran dinyatakan sebagai energi impact.

Percobaan kekerasan Vicker, menggunakan indentor bentuk pyramid dengan

dasar bujur sangkar (a square - base diamond pyramid) dari bahan intan. Sudut

puncak pyramid adalah 136. Karena bentuk dari kekerasan ini sering disebut

“Diamond Pyramid Hardness Test”. Angka kekerasan pengujian Vickers adalah

besarnya beban (P) dibagi dengan luasan indentasi biasanya diukur dengan

mikroskop dengan mengukur diagonal-diagonalnya.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

Perhitungan kekerasan Vickers :

d = d1 – d2 …………………(2.1)

2

d = diagonal rata-rata (mm)

P = beban (kg)

O = sudut puncak = 136o

Gambar 2.14 Percobaan Kekerasan Vickers

Sumber : Engineering Materials Technology

HVN = 2.P.sin ( /2

d2

p

= 1.854 kg.mm2 …. (2.2)

d2

Gambar 2.15 Hasil indentasi uji Vickers

Sumber : Engineering Materials Technology

Pengujian kekerasan Vickers dapat digunakan untuk material yang sangat

lunak dengan VHN (Vickers Hardness Number) = 5 sampai material paling keras

dengan VHD = 1500 umumnya beban pengujian di pakai dari 1 sampai 120 kg

tergantung dan kekerasan materialnya.

2.3.2 Uji tarik

Uji tarik banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar

kekuatan suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan. Pada uji

tarik benda uji diberi beban gaya tarik sesumbu yang bertambah secara kontinu,

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan mengenai perpanjangan yang

dialami benda uji, seperti terlihat pada Gambar 2.16.

Gambar 2.16 Gambaran singkat uji tarik dan datanya

Sumber : Surdia T. 1994

Biasanya yang menjadi fokus perhatian adalah kemampuan maksimum bahan

tersebut dalam menahan beban. Kemampuan ini umumnya disebut "Ultimate

Tensile Strength" disingkat dengan UTS, dalam bahasa Indonesia disebut

tegangan tarik maksimum.

Hukum Hooke (Hooke's Law)

Hubungan antara gaya yang diberikan berbanding lurus dengan perubahan

panjang bahan tersebut dan ini terjadi pada tahap awal dari uji tarik untuk hamper

semua jenis logam. Hal ini disebut dengan daerah linier atau linear zone. Di

daerah ini, kurva pertambahan panjang vs beban mengikuti aturan Hooke sebagai

berikut yaitu, rasio tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah konstan. Stress

adalah beban dibagi luas penampang bahan dan strain adalah pertambahan

panjang dibagi panjang awal bahan.

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

Stress: ζ = F/A , …………………………………………………………….(2.3)

dimana F: gaya tarikan, A: luas penampang

Strain: ε = δL/L ………………………………………………………….…(2.4)

dimana δL: pertambahan panjang, L: panjang awal

Hubungan antara stress dan strain dirumuskan: E = ζ / ε …...……………..(2.5)

Untuk memudahkan pembahasan, Gambar 2.16 dimodifikasi sedikit dari

hubungan antara gaya tarikan dan pertambahan panjang menjadi hubungan antara

tegangan dan regangan (stress vs strain). Selanjutnya diperoleh Gambar.2.17,

yang merupakan kurva standar ketika melakukan eksperimen uji tarik. E adalah

gradien kurva dalam daerah linier, di mana perbandingan tegangan (ζ) dan

regangan (ε) selalu tetap. E diberi nama "Modulus Elastisitas" atau "Young

Modulus". Kurva yang menyatakan hubungan antara strain dan stress seperti ini

kerap disingkat kurva SS (SS curve).

Gambar 2.17 Kurva tegangan – regangan

Sumber : Surdia T. 1994

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

2.3.3. Detail profil uji tarik dan sifat mekanik logam

Untuk keperluan kebanyakan analisa teknik, data yang didapatkan dari uji

tarik dapat digeneralisasi seperti pada Gambar 2.18

Gambar 2.18 Profil data hasil uji tarik Sumber : Surdia T. 1994

Berikut ini akan dijelaskan sifat-sifat mekanik bahan dengan berpedoman pada

hasil uji tarik seperti pada Gambar 2.18 dengan asumsi bahwa uji tarik dilakukan

mulai dari titik O sampai D sesuai dengan arah panah dalam gambar.

Batas elastic ζE ( elastic limit)

Berdasarkan Gambar 2.18 dinyatakan dengan titik A. Bila sebuah bahan diberi

beban sampai pada titik A, kemudian bebannya dihilangkan, maka bahan tersebut

akan kembali ke kondisi semula (tepatnya hampir kembali ke kondisi semula)

yaitu regangan “nol” pada titik O (lihat inset dalam gambar 2.18). Tetapi bila

beban ditarik sampai melewati titik A, hukum Hooke tidak lagi berlaku dan

terdapat perubahan permanen dari bahan. Terdapat konvensi batas regangan

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

permamen (permanent strain) sehingga masih disebut perubahan elastis yaitu

kurang dari 0.03%, tetapi sebagian referensi menyebutkan 0.005% . Tidak ada

standarisasi yang universal mengenai nilai ini.

Batas proporsional ζp (proportional limit)

Titik sampai di mana penerapan hukum Hook masih bisa ditolerir. Tidak

ada standarisasi tentang nilai ini. Dalam praktek, biasanya batas proporsional

sama dengan batas elastis.

Deformasi plastis (plastic deformation)

Deformasi plastis yaitu perubahan bentuk yang tidak kembali ke keadaan

semula. Pada Gambar 2.18 yaitu bila bahan ditarik sampai melewati batas

proporsional dan mencapai daerah landing.

Tegangan luluh atas ζuy (upper yield stress):

Tegangan maksimum sebelum bahan memasuki fase daerah landing

peralihan deformasi elastis ke plastis.

Tegangan luluh bawah ζly (lower yield stress):

Tegangan rata-rata daerah landing sebelum benar-benar memasuki fase

deformasi plastis. Bila hanya disebutkan tegangan luluh (yield stress), maka yang

dimaksud adalah tegangan ini.

Regangan luluh εy (yield strain):

Regangan permanen saat bahan akan memasuki fase deformasi plastis.

Regangan elastis εe (elastic strain):

Regangan yang diakibatkan perubahan elastis bahan. Pada saat beban

dilepaskan regangan ini akan kembali ke posisi semula.

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

Regangan plastis εp (plastic strain):

Regangan yang diakibatkan perubahan plastis. Pada saat beban dilepaskan

regangan ini tetap tinggal sebagai perubahan permanen bahan.

Regangan total (total strain):

Merupakan gabungan regangan plastis dan regangan elastis, εT = εe+εp.

Perhatikan beban dengan arah OABE. Pada titik B, regangan yang ada adalah

regangan total. Ketika beban dilepaskan, posisi regangan ada pada titik E dan

besar regangan yang tinggal (OE) adalah regangan plastis.

Tegangan tarik maksimum TTM (UTS, ultimate tensile strength):

Pada Gambar.2.18 ditunjukkan dengan titik C (ζβ), merupakan besar

tegangan maksimum yang didapatkan dalam uji tarik.

Kekuatan patah (breaking strength):

Pada Gambar 2.18 ditunjukkan dengan titik D, merupakan besar tegangan

di mana bahan yang diuji putus atau patah.

2. Sifat Fisik

Sifat penting yang kedua dalam pemilihan material adalah sifat fisik. Sifat

fisik adalah kelakuan atau sifat-sifat material yang bukan disebabkan oleh

pembebanan seperti pengaruh pemanasan, pendinginan dan pengaruh arus listrik

yang lebih mengarah pada struktur material. Sifat fisik material antara lain :

temperatur cair, konduktivitas panas dan panas spesifik.

Struktur material sangat erat hubungannya dengan sifat mekanik. Sifat mekanik

dapat diatur dengan serangkaian proses perlakukan fisik. Dengan adanya

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

perlakuan fisik akan membawa penyempurnaan dan pengembangan material

bahkan penemuan material baru.

3. Sifat Teknologi

Selanjutnya sifat yang sangat berperan dalam pemilihan material adalah

sifat teknologi yaitu kemampuan material untuk dibentuk atau diproses. Produk

dengan kekuatan tinggi dapat dibuat dibuat dengan proses pembentukan, misalnya

dengan pengerolan atau penempaan. Produk dengan bentuk yang rumit dapat

dibuat dengan proses pengecoran. Sifat-sifat teknologi diantaranya sifat mampu

las, sifat mampu cor, sifat mampu mesin dan sifat mampu bentuk.

2.4 Paduan Aluminium

Berdasarkan metode peleburannya, paduan aluminium dikelompokkan

menjadi dua kelompok utama yaitu paduan tempa (wrought) dan paduan tuang

(casting). Jenis paduan aluminium saat ini sangat banyak dan tidak menutup

kemungkinan ditemukannya lagi jenis paduan aluminium baru, oleh karena itu

dibuatlah sistem penamaan sesuai dengan komposisi dan karakteristik paduan

aluminium tersebut untuk memudahkan pengklasifikasiannya. Salah satu

penamaan paduan aluminium adalah dengan standar AA, seperti pada Tabel 2.1.

Pada aluminium tempa, seri 1xxx digunakan untuk aluminium murni. Digit kedua

dari seri tersebut menunjukkan komposisi aluminium dengan limit pengotor

alamiahnya, sedangkan dua digit terakhir menunjukkan persentase minimum dari

aluminium tersebut. Digit pertama pada seri 2xxx sampai 7xxx menunjukkan

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

kelompok paduannya berdasarkan unsur yang memiliki persentase komposisi

terbesar dalam paduan.

Tabel 2.1 Pengkodean aluminium tempa

Sumber : Wahid Suherman, 1987

Digit kedua menunjukkan modifikasi dari unsur paduannya, jika digit kedua

bernilai 0 maka paduan tersebut murni terdiri dari aluminium dan unsur paduan.

Jika nilainya 1 – 9, maka paduan tersebut memiliki modifikasi dengan unsur

lainnya. Dua angka terakhir untuk seri 2xxx – 8xxx tidak memiliki arti khusus,

hanya untuk membedakan paduan aluminium tersebut dalam kelompoknya.

Paduan aluminium tuang penamaannya memakai sistem tiga digit diikuti dengan

satu bilangan desimal. Tabel 2.2 menunjukkan seri paduan aluminium tuang

berdasarkan unsur paduannya.

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

Tabel 2.2 Pengkodean aluminium tuang

No Seri Komposisi Paduan

1xx.x Aluminium murni

2xx.x Aluminium-tembaga

3xx.x Aluminium-silikon-magnesium

4xx.x Aluminium-silikon

5xx.x Aluminium-magnesium

6xx.x Tidak digunakan

7xx.x Aluminium-seng

8xx.x Aluminium-timah

9xx.x Belum digunakan

.Sumber : Wahid Suherman,1987

Dalam standar AA, angka pertama menunjukkan kelompok paduan, angka kedua

dan ketiga menunjukkan kemurnian minimum untuk aluminium tanpa paduan dan

sebagai nomor identifikasi untuk paduan tersebut, angka keempat menandakan

bentuk produk (.0 = spesifikasi coran, .1 = spesifikasi ingot, .2 = spesifikasi ingot

yang lebih spesifik)

Paduan Aluminium 5154

Kelebihan dari paduan aluminium AA5154 yaitu sangat liat, mampu

dibentuk dengan baik melalui ekstrusi dan tahan korosi. Selain itu, dapat pula

diperkuat dengan perlakuan panas. Paduan AA5154 banyak dipergunakan untuk

rangka-rangka konstruksi, permesinan, industri otomotif dan industri pesawat

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

terbang. Paduan dalam sistim ini mempunyai kekuatan yang baik tanpa

mengurangi hantaran listrik, maka digunakan sebagai bahan kabel rumah tangga.

Tabel 2.3 Komposisi kimia paduan aluminium 5154

Component Amount (wt.%)

Aluminium Balance

Magnesium 3.1-3.9

Silicon 0.2

Iron Max. 0.7

Copper 0.1

Zinc 0.2

Titanium 0.2

Manganese 0.1

Chromium 0.15-0.35

Others 0.05

Sumber : Wikipedia

Kadar magnesium 3,1 % sampai 3,9 % ditambahkan pada aluminium akan

meningkatkan kekuatan, selain itu penambahan unsur magnesium digunakan

untuk meningkatkan ketahanan korosi aluminium. Apabila dipadukan dengan

silikon maka daya tahannya akan meningkat, selain itu Mg juga akan

meningkatkan sifat mampu bentuk dan mampu mesin aluminium tanpa

menurunkan keuletannya.

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil

Diagaram fasa paduan Al-Mg ditunjukkan pada Gambar 2.19

Gambar 2.19 Diagram fase paduan Al-Mg

Sumber : Mohammad Mezbahul,dkk. 2014

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium; Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil