bab ii kajian pustaka · sedangkan menurut wahyu (2012), hasil belajar adalah usaha ......
TRANSCRIPT
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran.
Menurut Slameto (2010), Hasil belajar adalah proses perubahan tingkah
laku seseorang dalam bertindak atau beraktifitas menuju pembenaran, dari
belum mampu ke arah mampu. Winkel (2004), juga mengemukaan bahwa
hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh
seseorang. Sedangkan menurut Wahyu (2012), hasil belajar adalah usaha
maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha
belajar.
Menurut Arifin dalam Jarwati (2011), hasil belajar merupakan
indikator dari perubahan yang terjadi pada individu setelah mengalami
proses belajar mengajar, dimana untuk mengungkapkannya menggunakan
suatu alat penilaian yang disusun oleh guru, seperti tes evaluasi. Tu’u
(2004), juga menyatakan hasil belajar adalah hasil yang dicapai murid
dalam bidang studi tertentu dengan menggunakan tes sebagai alat
keberhasilan seorang murid.
Menurut Rusman (2012), hasil belajar adalah sejumlah pengalaman
yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Hasil belajar juga dapat diartikan hasil belajar telihat dari
terjadinya perubahan dari presepsi dan prilaku, termasuk juga perbaikan
prilaku (Hamalik, 2002 dalam Rusman, 2012). Hasil belajar menurut
Susanto (2013), perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik
yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Sudjana (2009), juga mendefinisikan hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2009) juga menyatakan hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar,
dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar,
dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak
proses belajar.
6
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan suatu penilaian akhir dari proses kegiatan siswa yang
dicapai dalam belajar yang diukur dengan suatu alat evaluasi yaitu dengan
tes.
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Munnandi dalam Slameto (2010), faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor
intern dan faktor ekstern. Faktor Intern adalah faktor - faktor yang ada di
dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor ini meliputi: a) Faktor
jasmani (kesehatan dan cacat tubuh), kondisi umum jasmani dan tonus
(tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan
sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa
dalam mengikuti pelajaran. Dan banyak lagi aspek-aspek fisiologi yang
dapat berpengaruh dalam belajar, misalnya; pusing, sakit, lelah,dsb; b)
Faktor psikologis (minat, bakat, dan motif pribadi), faktor rohaniah siswa
yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut:
kecerdasan/inteligensi adalah kemampuan belajar disertai kecakapan
untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya; bakat adalah
kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan
pembawaan; minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki
seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang;
motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut
merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan
belajar. (2) Faktor Ekstern, faktor ekstern adalah faktor-faktor yang ada di
luar individu yang sedang belajar. Faktor ini meliputi: a) Faktor keluarga
(keadaan ekonomi orang tua, keharmonisan keluarga, dan latar belakang
budaya). b) Faktor sosial (metode mengajar, kurikulum, alat belajar, dan
relasi antara siswa dengan siswa). c). Faktor masyarakat (kegiatan siswa
dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kegiatan
masyarakat). Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan
tidak memberikan paksaan kepada individu.
Winkel (2004) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar tentunya beraneka ragam, tetapi secara garis besar ada dua
faktor, yaitu: “Faktor-faktor pada pihak siswa (faktor internal) dan faktor-
faktor di luar siswa (faktor eksternal)”. Faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar
7
diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan
sebagainya.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibagi menjadi dua yaitu faktor
internal (berasal dari setiap individu) meliputi kecerdasan/intelegensi,
bakat, minat, motivasi dan faktor eksternal (berasal dari lingkungan
sekitar) meliputi keadaan keluarga keadaan sekolah, lingkuangan
masyarakat.
c. Ranah Hasil Belajar
Ranah hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah. Menurut Bloom
dalam Sudjana (2008) hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah yaitu: 1)
Ranah Kognitif, yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, contohnya pengetahuan
hafalan atau untuk diingat seperti rumus, definisi, istilah, pasal dalam
undang - undang, istilah tersebut memang perlu dihafal dan diingat agar
dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemahaman konsep
lainnya; Pemahaman, contohnya menjelaskan dengan susunan kalimat,
memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau mengungkapkan
petunjuk penerapan pada kasus lain; Aplikasi, yakni penerapan
didasarkan atas realita yang ada di masyarakat ataurealita yang ada
dalam teks bacaan; Analisis, yaitu usaha memilah suatu integritas menjadi
unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau
susunannya; Sintesis, yakni kemampuan menemukan hubungan yang
unik, kemampuan menyusun rencana atau langkah-langkah operasi dari
suatu tugas atau problem yang ditengahkan, kemampuan
mengabstraksikan sejumlah besar gejala, data, dan hasil observasi
menjadi terarah; Evaluasi, yaitu pemberian keputusan tentang nilai
sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja,
pemecahan masalah, metode, materil, dll.; 2) Ranah Afektif, yaitu
berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan,
jawaban atau reaksi, penelitian, organisasi, dan internalisasi; 3) Ranah
Psikomotorik, yaitu berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan
kemampuan bertindak, terdapat enam aspek ranah psikomotorik, yakni
gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan
gerakan ekspresif dan interpretatif.
8
Bloom dalam Dimyati dan Mudjiono (2009), juga menyebutkan
enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut: 1) pengetahuan,
mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan
tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta,
peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode; 2) pemahaman,
mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang
dipelajari; 3) penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode
dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya,
menggunakan prinsip; 4) analisis, mencakup kemampuan merinci suatu
kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat
dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian
yang telah kecil; 5) sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu
pola baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu program; 6) evaluasi,
mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal
berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil
ulangan.
Sejalan dengan Bloom dalam Suprijono (2009), hasil belajar
mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain
kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension
(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application
(menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis
(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan
evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima),
responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization
(organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor juga
mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial dan
intelektual.
2. Keterlibatan Orang Tua
a. Pengertian Keterlibatan Orang Tua
Keterlibatan orang tua ini merupakan hal yang sangat penting
untuk mendukung belajar anak, baik formal maupun di kursus belajar
(Henderson dalam Wahyu, 2012 ). Keterlibatan orang tua diartikan sebagai
partisipasi orang tua terhadap pendidikan dan pengalaman anaknya
(Hawes dan Jesney dalam Padevick 2006). Sejalan dengan Wiyanti (2009),
yang menyatakan bahwa keterlibatan orang tua adalah tingkat baik
buruknya partisipasi orang tua atau berperannya orang tua dalam proses
pembelajaran anak didik.
9
Wong dalam Lestari (2012) menyatakan bahwa ketelibatan orang
tua adalah suatu derajat yang ditunjukan orang tua dalam hal ketertarikan,
berpengetahuan dan kesediaan untuk berperan aktif dalam aktivitas anak-
anak sehari-hari. Keterlibatan orang tua juga dapat diartikan sebagai
presepsi orang tua terhadap keterlibatannya dalam pengasuhan anak
dalam bentuk partisipasi aktif ketika bermain dan mengisi waktu luang
maupun kontribusi substantif (William & Kelly, 2005 dalam Lestari 2012).
Wahyu (2012) menyatakan banyak sekali variasi bentuk
keterlibatan orang tua dan tingkatan dari keterlibatan tersebut, baik di
dalam maupun di luar sekolah. Semuanya mencakup segala kegiatan yang
dapat didukung dan didorong oleh sekolah dan yang memberi kewenangan
bagi para orang tua dalam hal pembelajaran dan perkembangan anak-
anak.
Menurut Morisson (2012), keterlibatan orang tua merupakan suatu
proses dimana orang tua menggunakan segala kemampuan mereka guna
keuntungan mereka sendiri, anak-anaknya, dan program yang dijalankan
anak itu sendiri. Orang tua, anak, dan program sekolah semuanya
merupakan bagian dari suatu proses. Adanya keterlibatan orang tua dalam
belajar akan semakin tinggi pula minat belajar anak yang berdampak baik
pula dengan hasil belajar. Tingkat minat keterlibatan orang tua dalam
belajar yang semakin tinggi mempunyai arti bahwa para guru mendapatkan
kesempatan membangkitkan kebersamaan dengan orang tua dalam
membantu perkembangan pendidikan anak. Anak akan senang bila orang
tuanya memperhatikan tentang pendidikannya. Anak juga akan semakin
giat dalam belajarnya. Semakin besar keterlibatan orang tua terhadap
perkembangan dalam pendidikannya, semakin besar pula kesempatan anak
menjadi teladan di dalam prestasinya.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
keterlibatan orang tua merupakan partisipasi dari orang tua terhadap
pendidikan belajar anak baik disekolah maupun ditempat lain yang dapat
mendukung kemajuan anak.
b. Keterlibatan Orang Tua dalam Belajar Anak
Menurut Grolnick dan Slowiaczek dalam Lestari (2012)
menggambarkan keterlibatan orang tua dalam tiga dimensi, yakni 1)
keterlibatan disekolah, orang tua berpartisipasi pada aktivitas sekolah.
Terdapat beberapa cara-cara orang tua dapat terlibat disekolah,
memperhatikan dan mengikuti perkembangan belajar anak dan
10
berpartisipasi dalam kegiatan sekolah; 2) keterlibatan dirumah seperti
orang tua melibatkan diri pada belajar anak, dalam hal ini sebagai orang tua
yang peduli dengan kemajuan anaknya ikut serta dalam proses belajar
dengan cara menemani atau mendampingi kegiatan belajar di rumah,
sehingga dapat mengetahui apakah anaknya belajar dengan sebaik-
baiknya; bersedia menjadi pendengar aktif anak disaat anak mengalami
kesuliatan dalam belajar, sehingga dapat membantu usaha anak dalam
mengatasi kesulitannya dalam belajar; mengatur waktu belajar anak di
rumah, sehingga orang tua dapat mengetahui apakah anaknya
menggunakan waktu dengan teratur dan sebaik-baiknya; memberikan
hadiah pada saat nilainya bagus; 3) Keterlibatan dalam kehidupan anak,
seperti memberikan dorongan belajar dan memberikan nasehat;
menyediakan sarana belajar yang nyaman, sarana belajar yang dibutuhkan
oleh anak.
Sedangkan menurut Padevick (2006) orang tua memiliki
keterlibatan yang sangat strategi dalam belajar anaknya. 1) peran dalam
meningkatkan nilai-nilai positif pada diri anak untuk belajar; 2) peran dalam
mengembangkan sikap dan kebiasaan yang terarah untuk belajar; 3) peran
dalam membantu anak belajar melihat kepada diri mereka sendiri; 4) peran
dalam memberikan teladan yang baik dan menonjolkan tingkah laku positif;
5) peran dalam mengurangi rasa ketakutan dan perilaku negatif anak.
Menurut Schunk dalam Titis (2010) menyatakan keterlibatan orang
tua pada belajar anak, diantaranya yaitu 1) menumbuhkan minat belajar
anak misalnya: memberikan perintah, menyediakan buku, perlengkapan
belajar, mendampingi belajar; 2) membantu anak dengan
mengikutsertakan anak kedalam kursus belajar; 3) peduli dengan tugas
anak, ujian, dan kegiatan anak. 4) berpartisipasi pada aktifitas sekolah.
Penelitian ini mengacu pada teori Grolnick dan Slowiaczek dalam
Lestari (2012) menggambarkan keterlibatan orang tua dalam tiga dimensi,
yakni keterlibatan disekolah, keterlibatan dirumah, Keterlibatan dalam
kehidupan anak.
2. Minat Belajar
a. Pengertian Minat Belajar
Minat belajar dapat diartikan sebagai kecenderungan untuk
mempelajari sesuatu dengan perasaan senang (Slameto, 2008). Salah satu
rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa
ada yang menyuruh adalah pengertian minat belajar (Djamarah dan Bahari,
11
2002). Menurut Surtinah (2004) minat belajar adalah suatu rasa lebih suka
dan rasa ketertarikan yang menimbulkan keinginan untuk berhubungan
lebih aktif yang ditandai adanya hubungan perasaan senang tanpa ada
paksaan Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi dalam kelasnya akan
menimbulkan keinginan untuk berhubungan lebih aktif dengan proses
belajar di kelas seperti sering bertanya pada guru, rajin mengerjakan
pekerjaan rumah, mencari referensi materi pelajaran sekolah dengan rasa
senang, ikhlas dalam menjalankan kegiatan tanpa ada ada pemaksaan dari
dalam dan dari luar individu.
Sejalan dengan Martini (2002) minat belajar siswa merupakan rasa
suka dan ketertarikan pada aktifitas belajar antara lain membaca, menulis,
serta tugas praktek, tanpa ada yang menyuruh. Siswa yang memiliki minat
belajar yang tinggi akan memperhatikan partisipasinya pada suatu aktifitas
yang diaminati khusus di kelas. Menurut W. S. Winkel (2004), minat belajar
diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa
tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang
mempelajari materi itu.
Baharudin dan Wahyuni (2007) mengemukakan, minat belajar
belajar berarti kecenderungan dan gairah yang tinggi atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu. Minat sama halnya dengan kecerdasan dan
motivasi karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Rasa lebih
suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh adalah pengertian minat belajar menurut Slameto dalam Syaiful
Bahri Djamarah (2011).
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa minat
belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam individu untuk merasa
sesuatu keinginan atau kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan
yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan
tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.
b. Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Sinem (2010) ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat
belajar yaitu motivasi, bahan pelajaran dan sikap guru, pengalaman,
keluarga, cita-cita. Sedangkan menurut Hidayati (2004) faktor-faktor yang
mempengaruhi minat belajar siswa, secara garis besar dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: (1) Faktor Intern faktor yang bersumber
dari siswa itu sendiri faktor ini meliputi: a) Kondisi fisik/jasmani siswa saat
mengikuti pelajaran; b) Pengalaman belajar Matematika di jenjang
12
pendidikan sebelumnya; c) Tidak mempunyai tujuan yang jelas,; d)
Bermanfaat atau tidaknya sesuatu yang dipelajari bagi individu; e)
Kesehatan yang sering mengganggu; f) Adanya masalah atau kesukaran
kejiwaan. (2) Faktor Ekstern meliputi : a) Metode dan gaya mengajar guru
Matematika; b) Tersedianya fasilitas dan alat penunjang pelajaran
Matematika; c) Situasi dan kondisi lingkungan; d) Faktor yang bersumber
dari lingkungan sekolah; e) Cara menyampaikan pelajaran. Dalam proses
belajar-mengajar penyampaian pelajaran oleh guru sangat menentukan
minat belajar siswa. Apabila guru menguasai materi tetapi ia kurang pandai
dalam menerapkan metode belajar yang tepat akan mempengarhi minat
belajar siswa; f) Adanya konflik pribadi antara guru dengan siswa; g)
Suasana lingkungan sekolah. (3) Faktor yang bersumber dari lingkungan
keluarga dan masyarakat adalah masalah broken home, masalah yang
terjadi dari pihak orang dan lingkungan keluarga akan mempengaruhi
minat belajar siswa. Perhatian utama siswa dicurahkan kepada kegiatan-
kegiatan di luar sekolah. Pada saat ini di luar sekolah banyak sekali hal-hal
yang dapat menarik minat siswa yang dapat mengurangi minat siswa
terhadap belajar seperti kegiatan olah raga dan bekerja.
Menurut Slameto (2010) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi minat belajar siswa yaitu: 1) faktor intern: faktor
jasmaniah, seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh; faktor sikologi,
seperti intelegensi, perhatian, bakat, kematangan, kesiapan. 2) faktor
ekstern: faktor keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antar
angota keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan;
faktor sekolah seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, standar penilaian diatas ukuran, keadaan gedung, metode
mengajar dan tugas rumah.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa minat
belajar siswa dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu keadaan fisik
dari siswa itu sendiri, lingkungan sekitar dan keadaan keluarga atau orang
tua yang mendukung atau tidaknya dalam menumbuhkan minat siswa.
c. Aspek-Aspek Minat Belajar
Winkel dalam Hasty (2010) mengemukakan bahwa minat belajar
pada diri seseorang terdiri dari empat aspek, yaitu: 1) perasaan senang
berawal dari adanya perasaan senang terhadap suatu obyek menyebabkan
seseorang ingin mengetahui selalu berhubungan dengan obyek tersebut.
13
Perasaan senang dapat menimbulkan minat dan berlanjut pada adanya
suatu keinginan untuk memiliki serta mempertahankannya; 2) Perhatian
siswa merupakan pusat tenaga psikis yang ditunjukan pada suatu obyek,
adanya perhatian terhadap suatu obyek karena seseorang memperlukan
dan merasakan pula adanya manfaat dari obyek tersebut; 3) Kesadaran
dalam belajar juga merupakan salah satu aspek penting dalam membangun
minat belajar anak. Timbulnya minat belajar pada diri seseorang dapat
diawali dari adanya kesadaran bahwa suatu obyek itu ada manfaat bagi
dirinya. Kesadaran itu mutlak harus ada dan dengan kesadaran itu pula
seseorang akan mengenal bahwa obyek tersebut ada daya tariknya; 4)
Kemauan untuk belajar yang ada pada diri seseorang menimbulkan
dorongan kehendak untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu. Dorongan kehendak dikendalikan oleh akal yang menimbulkan
keinginan, perhatian dan pemusatan pikiran yang tertuju pada obyek
sehingga dapat membangkitkan minat belajar.
Menurut Hurlock (2014) ada beberapa aspek yang mempengaruhi
minat belajar seseorang yaitu: 1) Aspek kognitif, berdasarkan atas
pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah
dan masyarakat serta dari berbagai jenis media massa. 2) Aspek afektif,
konsep yang membangun aspek kognitif, minat belajar dinyatakan dalam
sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari
pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan
teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat belajar
tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai
bentuk media massa terhadap kegiatan itu. 3) Aspek psikomotor, berjalan
dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat, namun
kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan
meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.
Menurut Safran dalam Endang (2010), aspek-aspek minat yang
perlu diperhatikan dalam belajar adalah: 1) minat anak yang diekspresikan
(Expressed Interest), seseorang dapat mengungkapkan minat atau
pilihannya dengan kata-kata tertentu seperti siswa merasa tertarik
terhadap guru dan mata pelajaran, kemauan siswa dalam belajar untuk
mencapai cita-cita. 2) minat anak yang dimanifestasikan atau diwujudkan
(Manivest Interest), seseorang dapat mengungkapkan minat bukan kata-
kata melainkan dengan tindakan atau perubahan nyata yaitu ikut serta
berperan aktif dalam suatu kegiatan seperti perhatian siswa mengikuti
pelajaranan dengan konsentrasi, kemauan siswa untuk belajar dirumah,
14
serta ketertarikan siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
guru. 3) minat belajar yang di inventarisasikan (Inventoried Interest),
seseorang menilai minatnya agar dapat diukur dengan menjawab sejumlah
pertanyaan tertentu dalam kelompok aktivitas tertentu. Seperti kemauan
siswa dalam belajar mandiri serta sikap bertanggung jawab dalam belajar.
Aspek - aspek minat belajar dalam penelitian ini mengacu pada
teori Winkel (2004) mengemukakan bahwa minat belajar pada diri
seseorang terdiri dari empat aspek, yaitu perasaan senang, perhatian siswa,
kesadaran dalam belajar, dan kemauan untuk belajar. Indikator minat
belajar meliputi 1) perasaan senang: pendapat siswa tentang matematika,
perasaan siswa saat mengikuti pelajaran matematika dikelas maupun
belajar matematika secara kelompok, 2) perhatian siswa: perhatian dan
konsentrasi siswa saat mengikuti pelajaran matematika, konsentrasi siswa
saat belajar matematika dirumah, 3) kesadaran dalam belajar: kesadaran
siswa tentang belajar matematika, kesadaran siswa untuk mengerjakan
tugas dan kesadaran untuk mengisi waktu luang, dan 4) kemauan untuk
belajar: kemauan siswa untuk mengikuti pelajaran matematika dan
kemauan untuk mengerjakan soal matematika.
B. Penelitian yang Relevan
Menurut Titis (2012) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh
Keterlibatan Orang Tua Dengan Hasil Belajar Anak Usia Sekolah Di SDIT
Permata Hati, Banjarnegara”. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui
pengaruh keterlibatan orang tua dengan hasil belajar anak usia sekolah kelas 3
dan kelas 4 di SDIT Permata Hati yang menyatakan ada pengaruh positif
antara keterlibatan orang tua dengan hasil belajar Anak Usia Sekolah Di SDIT
Permata Hati, Banjarnegara dengan P Value = 0,00. Terlibat atau tidaknya
orang tua dalam proses belajar anak akan mempengaruhi tinggi atau
rendahnya hasil belajar anak.
Penelitian yang dilakukan Wahyu (2012), Penelitian yang berjudul
“Pengaruh Keterlibatan Orang Tua dan Kecerdasan Emosi Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas V-VI SD Gedawang 02 Kabupaten Semarang. Tujuan
penelitian untuk mengetahui pengaruh keterlibatan orangtua dan kecerdasan
emosi terhadap prestasi belajar pada siswa SD. Hasil penelitian ini bahwa
pengaruh keterlibatan orang tua dan kecerdasan emosi mempunyai tidak ada
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas V-VI SD gedawang
02 Kabupaten Semarang dengan studi (F = 13,346, p > 0,05). Sebesar 27%
15
variasi hasil studi dapat dijelaskan oleh kedua variabel tersebut (R
square=0,27).
Menurut penelitian lainya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Mayis
(2005), dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Perhatian Orang Tua dan
Minat Belajar dengan Hasil Belajar Matematika Siswa SMA PGRI 2 Kajen
Pekalongan”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perhatian
orang tua dan minat belajar dengan hasil belajar matematika siswa program
IPA kelas II. Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh perhatian orang tua,
dan minat belajar mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan dengan
hasil belajar matematika siswa pilihan program IPA kelas II SMA PGRI 2 Kajen
Kabupaten Pekalongan. Dengan koefisien determinannya ( R2 ) = 0,381
Perhatian orang tua berada pada kategori sedang dengan prosentase 78,9 %,
minat belajar pada kategori tinggi dengan prosentase 92,1 %, dan hasil belajar
siswa berada pada kategori sedang dengan prosentase 63,1 %. Adapun
sumbangan efektif yang diberikan secara keseluruhan, oleh variabel bebas
terhadap variabel terikat sebesar 102,6%.
Penelitian yang dilakukan oleh Hasty (2010) yang berjudul “Hubungan
Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa kelas VIII SMP Kristen
2 EBEN HAEZER Salatiga”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan minat belajar terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas
VIII SMP Kristen 2 EBEN HAEZER Salatiga. Hasil penelitian ini adalah tidak ada
hubungan positif yang signifikan antara minat belajar terhadap hasil belajar
matematika dengan koefisien korelasi rxy = 0,124 dengan p = 0,167 (p > 0,05).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penelitian ini
yang berjudul “Pengaruh Keterlibatan Orang tua dan Minat Belajar Terhadap
Hasil Belajar Matematika”. Dalam penelitian ini ingin mengetahui apakah
faktor keterlibatan orang tua disekolah, dirumah, dalam kehidupan pribadi
anak dan minat belajar matematika siswa dirumah dan disekolah yang
mempengaruhi hasil belajar kelas VIII SMP NEGERI 2 Kedungjati.
C. Kerangka Berfikir
Keberhasilan siswa dalam belajar ditandai oleh hasil belajar yang
dicapai, tidak hanya dipengaruhi oleh proses pendidikan yang dilakukan oleh
pihak sekolah, faktor lain pendukung yang sangat penting adalah keterlibatan
orang tua dan anak yang baik karena orang tua dapat memberi dorongan
kepada anak untuk belajar. Kesibukan orang tua bekerja salah satu faktor
yang membuat terlibatnya orang tua kepada anak tidak ada. Orang tua
terkadang mempercayakan pendidikan anak pada guru seutuhnya, padahal itu
16
kurang tepat karena guru yang terutama bagi siswa adalah orang tua.
keterlibatan orang tua sebagai pendidik dapat meliputi memberi anak
dorongan pentingnya belajar matematika, penyediaan fasilitas belajar
matematika, bimbingan serta dorongan untuk menggiatkan belajar
matematika, dll. Mempelajari matematika harus banyak berlatih
menyelesaikan soal-soal matematika. Hal itu dapat dilakukan di rumah karena
di sekolah waktunya terbatas. Di rumah guru yang terutama bagi siswa adalah
orang tua, jadi keterlibatan antara orang tua dan anak sangat penting untuk
memberi dorongan anak belajar matematika. Keterlibatan orang tua dan anak
yang baik misalnya ketika anak mengalami kesulitan belajar matematika, anak
dapat bertanya kepada orang tua. Jika orang tua tidak dapat membantu dalam
belajar matematika maka orang tua dapat mencarikan guru les private
matematika bagi anak serta memberikan anak dukungan untuk belajar
matematika kepada anak. Orang tua juga perlu meningkatkan minat anak
untuk belajar matematika kepada anak karena banyak anak menganggap
bahwa matematika itu sulit. Tetapi faktor internal yang terdapat dalam diri
sendiri, kemungkinan besar juga salah satu yang menjadi faktor penyebab
rendahnnya hasil belajar matematika siswa, salah satunya minat belajar siswa
dalam belajar matematika dan mengikuti pembelajaran matematika.
Berdasarkan uraian tersebut, maka diduga terdapat pengaruh
keterlibatan orang tua dan minat belajar yang tepat dan sesuai dapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
Berdasarkan pemikiran diatas, maka dapat di gambarkan sebagai
berikut:
Gambar 1. Kerangka berpikir
Keterangan :
X1 : Keterlibatan orang tua
X2 : Minat Belajar
Y : Hasil Belajar Matematika
X1
Keterlibatan Orang
Tua Y
Hasil Belajar Matematika
X2
Minat Belajar
17
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh keterlibatan orang tua terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kedungjati Kabupaten Grobogan.
2. Terdapat pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas VIII SMP Negeri 2 Kedungjati Kabupaten Grobogan.
3. Terdapat pengaruh keterlibatan orang tua dan minat belajar terhadap hasil
belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kedungjati Kabupaten
Grobogan.