bab ii kajian pustaka, kerangka pemikiran dan...

29
19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini penulis memaparkan dua penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti tentang pemberian kredit oleh PNPM Mandiri Perdesaan. Nurhayati (2011) dalam tesisnya yang berjudul “Analisis Perbedaan Pendapatan Usaha Mikro Sebelum dan Sesudah Menerima Bantuan Kredit PNPM Mandiri Perdesaan” memaparkan bagaimana pendapatan para pengusaha mikro pada saat sebelum dan setelah menerima maanfaat kredit dari PNPM. Penelitian ini menggunakan metode analisis Uji-t berpasangan. Dari hasil uji tersebut didapat kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat pendapatan pelaku usaha mikro warung kelontong penerima bantuan kredit sebelum dan sesudah mendapat bantuan kredit. Artiningtyas (2012) dalam tesisnya yang berjudul “Analisis Tingkat Keberhasilan Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Berdasarkan Tingkat Konsumsi Masyarakat” mengidentifikasi masalah ekonomi yang dialami oleh rumah tangga miskin dan efektifitas alokasi dana bergulir serta dampak kegiatan simpan pinjam bergulir PNPM terhadap tujuan pengentasan kemiskinan yang diukur dari pengeluaran rumah tangga penerima manfaat. Penelitian ini menggunakan Uji t sebagai alat analisis. Hasil yang didapat dalam penelitiannya yaitu terdapat peningkatan jumlah angka pengeluaran (konsumsi)rumah tangga penerima manfaat juga terdapat penurunan angka kemiskinan. Wulandari (2011) dalam skripsinya dengan judul “Pengaruh Pemberian Kredit PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri Dan Pelatihan Terhadap Peningkatan Usaha Pedagang Kecil” menganalisis kegiatan pemberian kredit oleh PNPM dalam rangka memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat dalam mengelola pinjaman juga menganalisis kegiatan pelatihan bagi para pengusaha mikro dalam rangka peningkatan pengetahuan dan keterampilan. Regresi linear berganda digunakan sebagai alat analisis. Hasil yang didapat dalam

Upload: others

Post on 06-Nov-2019

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini penulis memaparkan dua penelitian terdahulu yang

relevan dengan permasalahan yang akan diteliti tentang pemberian kredit oleh

PNPM Mandiri Perdesaan.

Nurhayati (2011) dalam tesisnya yang berjudul “Analisis Perbedaan

Pendapatan Usaha Mikro Sebelum dan Sesudah Menerima Bantuan Kredit PNPM

Mandiri Perdesaan” memaparkan bagaimana pendapatan para pengusaha mikro

pada saat sebelum dan setelah menerima maanfaat kredit dari PNPM. Penelitian

ini menggunakan metode analisis Uji-t berpasangan. Dari hasil uji tersebut

didapat kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat

pendapatan pelaku usaha mikro warung kelontong penerima bantuan kredit

sebelum dan sesudah mendapat bantuan kredit.

Artiningtyas (2012) dalam tesisnya yang berjudul “Analisis Tingkat

Keberhasilan Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Berdasarkan Tingkat

Konsumsi Masyarakat” mengidentifikasi masalah ekonomi yang dialami oleh

rumah tangga miskin dan efektifitas alokasi dana bergulir serta dampak kegiatan

simpan pinjam bergulir PNPM terhadap tujuan pengentasan kemiskinan yang

diukur dari pengeluaran rumah tangga penerima manfaat. Penelitian ini

menggunakan Uji t sebagai alat analisis. Hasil yang didapat dalam penelitiannya

yaitu terdapat peningkatan jumlah angka pengeluaran (konsumsi)rumah tangga

penerima manfaat juga terdapat penurunan angka kemiskinan.

Wulandari (2011) dalam skripsinya dengan judul “Pengaruh Pemberian

Kredit PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri Dan

Pelatihan Terhadap Peningkatan Usaha Pedagang Kecil” menganalisis kegiatan

pemberian kredit oleh PNPM dalam rangka memperbaiki kondisi ekonomi

masyarakat dalam mengelola pinjaman juga menganalisis kegiatan pelatihan bagi

para pengusaha mikro dalam rangka peningkatan pengetahuan dan keterampilan.

Regresi linear berganda digunakan sebagai alat analisis. Hasil yang didapat dalam

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

20

penelitian ini yatiu pemberian kredit PNPM Mandiri dan pelatihan berpengaruh

positif terhadap peningkatan usaha pedagang kecil, serta pelatihann memberikan

dampak dan manfaat positif bagi para pengusaha mikro.

Kurniawanto (2014) dalam skripsinya “Pengaruh Pinjaman Modal

Kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) Program PNPM Mandiri

Perdesaan Serta Sikap Wirausaha Terhadap Perkembangan Usaha Dan

Peningkatan Pendapatan Masyarakat Kec. Ambal Kabupaten Kebumen”

memaparkan mengenai pengaruh pinjaman modal SPP program PNPM Mandiri

Perdesaan terhadap perkembangan usaha masyarakat, pengaruh sikap wirausaha

terhadap perkembangan usaha masyarakat, pengaruh pinjaman modal SPP

terhadap peningkatan pendapatan masyarakat, pengaruh sikap wirausaha terhadap

peningkatan pendapatan masyarakat, pengaruh perkembangan usaha terhadap

peningkatan pendapatan masyarakat Kec. Ambal. Penelitian ini dianalisis dengan

menggunakan metode path analysis.

Hasil penelitian Kurniawanto (2014) menunjukkan bahwa: tidak terdapat

pengaruh positif dan signifikan pinjaman modal SPP Program PNPM Mandiri

Perdesaan terhadap perkembangan usaha masyarakat, terdapat pengaruh positif

dan signifikan sikap wirausaha terhadap perkembangan usaha masyarakat, tidak

terdapat pengaruh positif dan signifikan pinjaman modal SPP terhadap

peningkatan pendapatan masyarakat, terdapat pengaruh positif dan signifikan

sikap wirausaha terhadap peningkatan pendapatan masyarakat, terdapat pengaruh

positif dan signifikan perkembangan usaha terhadap peningkatan pendapatan

masyarakat Kec. Ambal.

2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Kredit Mikro

2.2.1.1 Pengertian Kredit Mikro

Pengertian dari kredit mikro sangat terkait dengan pengertian usaha mikro.

Secara universal pengertian kredit mikro adalah definisi yang dicetuskan dalam

pertemuan The World Summit in Microcredit di Washington pada tanggal 2-4

Februari 1997 yaitu program atau kegiatan memberikan pinjaman yang jumlahnya

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

21

kecil kepada masyarakat golongan kelas menengah ke bawah untuk kegiatan

usaha meningkatkan pendapatan, pemberian pinjaman untuk mengurus dirinya

sendiri dan keluarganya. Sedangkan menurut Grameen Bank (2003)

mendefinisikan kredit mikro sebagai pengembangan pinjaman dalam jumlah kecil

kepada pengusaha yang terlalu rendah kualifikasinya untuk dapat mengakses pada

pinjaman dari bank tradisional.

Calmeadow (1999) mengartikan kredit mikro sebagai arisan pinjaman

modal untuk mendukung pengusaha kecil dalam beraktivitas, umumnya dengan

alternatif jaminan kolateral dan sistem monitoring pengembalian.Pinjaman

diberikan utnuk melayani modal kerja sehari-hari, sebagai modal awal untuk

memulai usaha, atau sebagai modal investasi untuk membeli asset tidak bergerak.

Kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu kredit kepada

debitur usaha mikro, kecil dan menengah yang memenuhi definisi dan kriteria

usaha mikro, kecil dan menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM. Berdasarkan Undang-Undang tersebut,

UMKM adalah usaha produktif yang memenuhi kriteria usaha dengan batasan

tertentu kekyaan bersih dan hasil penjualan tahunan.

2.2.1.2 Jenis dan Penggolongan Kredit

Menurut Kasmir (2008), jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi

diantaranya:

1) Dilihat dari segi kegunaan a) Kredit investasi Kredit yang digunakan untuk

keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk

keperluan rehabilitasi b) Kredit modal kerja Digunakan untuk keperluan

meningkatkan produksi dalam operasionalnya, misal untuk membeli bahan

baku atau membayar gaji pegawai

2) Dilihat dari segi tujuan kredit a) Kredit produktif Kredit yang digunakan untuk

meningkatkan usaha produksi atau insvestasi untuk menghasilkan barang atau

jasa b) Kredit konsumtif Kredit yang digunakan untuk konsumsi secara

pribadi misalnya kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi dan kredit

konsumtif laainya c) Kredit perdagangan Kredit yang digunakan untuk

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

22

perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayaranya

diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

3) Dilihat dari segi jangka waktu a) Kredit jangka pendek Kredit yang memiliki

jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya

digunakan untuk keperluan modal kerja b) Kredit jangka menengah Kredit

yang memiliki jangka waktu antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, biasanya

digunakan untuk investasi c) Kredit jangka panjang Kredit yang masa

pengembalianya paling panjang yaitu diatas 3 tahun atau 5 tahun

2.2.2 Modal

2.2.2.1 Pengertian Modal

Santoso (2001) mengatakan bahwa modal adalah jumlah total uang yang

dikeluarkan pengusaha untuk mendirikan suatu usaha dan mengoperasikan usaha.

Martono dan Harjito (2010) mengatakan bahwa modal merupakan dana yang

dipergunakan untuk membiayai pendirian usaha dan kegiatan operasi perusahan

sehari-hari. Sehingga definisi modal dalam penelitian ini adalah sejumlah dana

yang digunakan oleh pedagang kaki lima untuk membiayai proses pendirian usaha

dan pembiayaan kegiatan operasional sehari-hari.

Menurut Riyanto (2001) modal usaha didefinisikan sebagai ikhtisar neraca

suatu perusahaan yang menggunakan selain modal kongkrit (sebelah debit) dan

modal abstrak (sebelah kredit) juga menunjukan bentuk modal aktif (sebelah

debit) dan modal pasif (sebelah kredit). Suatu neraca perusahaan kalau dilihat dari

sebelah debit menunjukkan modal menurut asalnya. Modal menurut bentuknya

disebut modal aktif dan yang menunjukkan asalnya disebut modal pasif.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa modal usaha

adalah sejumlah nilai pokok dari seluruh modal yang digunakan dalam proses

produksi yang terdiri dari modal tetap dan modal lancar. Modal tetap yaitu nilai

jual dari seluruh peralatan dan nilai tempat usaha. Modal lancar yaitu nilai dari

seluruh bahan baku maupun bahan pembantu yang digunakan dalam proses

produksi(uang kas, piutang dan persediaan barang).

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

23

2.2.2.2 Jenis-Jenis Modal Usaha

1) Modal Investasi

Modal investasi digunakan untuk jangka panjang dan digunakan berulang-

ulang.Biasanya umurnya lebih dari satu tahun.Penggunaan utama modal investasi

jangka panjang adalah untuk membeli aktiva tetap seperti tanah, bangunan atau

gedung, mesin-mesin, peralatan, kendaraan serta inventaris lainnya.Modal

investasi merupakan bagian terbesar dalam komponen pembiayaan suatu usaha

dan biasanya dikeluarkan pada awal perusahaan didirikan.Modal investasi

biasanya diperoleh dari modal pinjaman jangka panjang.

2) Modal Kerja

Modal kerja digunakan untuk jangka pendek dan beberapa kali pakai

dalam satu proses produksi. Jangka waktu modal kerja biasanya tidak lebih dari

satu tahun.Setelah modal investasi terpenuhi selanjutnya adalah pemenuhan

kebutuhan modal kerja.Modal kerja digunakan untuk membiayai operasional

perusahaan pada saat perusahaan sedang beroperasi. Modal kerja digunakan untuk

keperluan membeli bahan baku, membayar gaji karyawan dan biaya pemeliharaan

serta biaya lain-lainnya (Kasmir: 2011).

2.2.2.3 Sumber-sumber Modal

1) Modal Sendiri

Modal sendiri adalah modal yang dimiliki sendiri oleh seorang

pengusaha.Keuntungan menggunakan modal sendiri tidak ada kewajiban untuk

mengembalikan modal yang telah digunakan.Kerugian menggunakan modal

sendiri adalah jumlahnya terbatas dan relatif sulit untuk memperolehnya.

2) Modal Asing (Pinjaman)

Modal asing atau modal pinjaman adalah modal yang diperoleh dari pihak

luar dalam usaha dagang dan biasanya diperoleh dari pinjaman. Penggunaan

modal pinjaman untuk membiayai suatu usaha akan menimbulkan beban biaya

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

24

bunga, biaya dminstrasi yang besarnya relatif. Penggunaan modal pinjaman

mewajibkan pengembalian pinjaman setelah jangka waktu tertentu.

Keuntungan modal pinjaman adalah jumlahnya yang tidak terbatas artinya

tersedia dalam jumlah banyak.Di samping itu dengan menggunakan modal

pinjaman biasanya timbul motivasi dari pihak manjemen untuk mengerjakan

usaha dengan sungguhsungguh.Sumber dana dari modal asing dapat diperoleh

dari: (a) Pinjaman dari perbankan baik dari perbankan swasta, pemerintah maupun

asing, (b) Pinjaman dari lembaga keuangan seperti pegadaian, modal ventura,

asuransi, leasing, dana pensiun, koperasi atau lembaga pembiayaan lainnya, (c)

Pinjaman dari perusahaan nonkeuangan. (Kasmir: 2011)

2.2.3 Perkembangan Usaha

Perkembangan usaha merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan

omset penjualan. Semakin maju sebuah bisnis, yang ditandai dengan omset naik

maka kebutuhan akan modal semakin meningkat pula (Chandra: 2000). Dengan

pemberian bantuan modal, diharapkan usaha para pengusaha kecil dapat

berkembang, sehingga pendapatan yang diperolehnya meningkat. Dengan

demikian dapat membantu perekonomian keluarga dan kebutuhan sehari-hari pun

akan terpenuhi.

Hughes dan Kapoor (2003), mengemukakan pengembangan usaha ialah

suatu kegiatan usaha individu yg terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual

barang jasa guna mendapatkan keuntungan. Pengembangan Usaha adalah suatu

lembaga yg menghasilkan barang dan jasa yg dibutuhkan masyarakat.apabila

kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnispun akan meningkat pula

perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba

(Brown dan Petrello: 1976).

Sejalan dengan pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa indikator

perkembangan industri skala kecil (SK) yang umum digunakan dalam literatur

adalah pertumbuhan nilai atau volume output (produktivitas), peningkatan

kontribusi output terhadap PDB dan pertumbuhan tenaga kerja. Perkembangan

usaha yang akan ditinjau dari pendapatan rata-rata yang diterima pengusaha. Jadi

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

25

indikator perkembangan usaha dapat dilihat dari jumlah pendapatannya, yaitu

ditandai dengan meningkatnya omset penjualan.Meningkatnya penjualan dapat

berasal dari bertambahnya barang dagangan, bertambahnya jumlah

pembeli.Dengan meningkatnya barang dagangan perlu modal yang tidak

sedikit.Apabila tidak memiliki modal maka memerlukan bantuan modal.Dengan

demikian dapat memperoleh pendapatan yang lebih tinggi.

2.2.4 Pendapatan

2.2.4.1 Pengertian Pendapatan

Menurut Damayanti (2011) pendapatan adalah penerimaan seseorang

dalam bentuk uang tunai atau bukan tunai yang diperoleh ketika terjadi transaksi

antara pedagang dan pembeli dalam suatu kesepakatan bersama.Pendapatan

adalah jumlah penghasilan yang diterima para anggota masyarakat untuk jangka

waktu tertentu sebagai balas jasa atas faktor-faktor produksi yang mereka

sumbangkan dalam turut serta membentuk produk nasional. Pendapatan akan

diperoleh jika seorang melakukan usaha atau kegiatan (Soediyono: 1992).

Sedangkan menurut Suyuthi (1989) pendapatan diartikan sebagai keseluruhan

penghasilan atau penerimaan yang diperoleh para pemilik faktor produksi dalam

suatu masyarakat selama kurun waktu tertentu.Dari barbagai pengertian

pendapatan di atas dapat dikatakan bahwa pendapatan adalah penghasilan yang

diterima oleh seseorang dari usaha atau kegiatan yang dilakukan dalam jangka

waktu tertentu yang dapat berupa barang atau jasa.

2.2.5 PNPM Mandiri Perdesaan

2.2.5.1 Pengertian PNPM Mandiri Perdesaan

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor.10 Tahun 2010 tentang Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan, menetapkan 3 (tiga) kelompok program

penanggulangan kemiskinan sebagai instrument percepatan penanggulangan

kemiskinan nasional. Kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis

pemberdayaan masyarakat/ Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

(PNPM Mandiri) terdiri dari 12 program penanggulangan kemiskinan dengan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

26

menerapkan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang dikelola oleh berbagai

kementerian/lembaga.

PNPM Mandiri terdiri dari 12 (duabelas) program penanggulangan

kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat sebagaimana Tabel dibawah ini :

Tabel 2.1

Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan

Masyarakat/PNPM Mandiri dan Penerima Manfaatnya

No Program Sasaran

1 PNPM Mandiri Perdesaan Kelompok Masyarakat Perdesaan

2 PNPM Mandiri Perkotaan Kelompok Masyarakat Perkotaan

3

PNPM Daerah Tertinggal dan

Khusus(Berakhir Tahun 2012)

Kelompok Masyarakat Pedalaman,

Tertinggal dan Khusus (Bencana,

Konflik dll)

4

Rural Infrastructur Support(RIS

PNPM) Kelompok Masyarakat Perdesaan

5

PNPM Pembangunan Infrastruktur

Ekonomi Wilayah (PISEW) Kelompok Masyarakat Perdesaan

6

PNPM Peningkatan Usaha

Agrobisnis Pertanian (PUAP)

Kelompok Masyarakat Pertanian

Perdesaan

7

PNPM Kelautan dan Perikanan

(KP)

Kelompok Masyarakat Pesisir dan

Pelaut

8 PNPM Pariwisata

Kelompok Masyarakat Perdesaan

Potensial

9 PNPM Generasi Kelompok Masyarakat Perdesaan

10

PNPM Green Kecamatan

Development Program (G-KDP) Kelompok Masyarakat Perdesaan

11

PNPM Neigbourhood

Development (ND) Kelompok Masyarakat Perkotaan

12

PNPM Perumahan dan

Permukiman Masyarakat Perdesaan da Perkotaan

Sumber: PNPM

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang telah

diluncurkan Presiden RI pada tanggal 30 April 2007 di Kota Palu Sulawesi

Tengah merupakanrepresestasi dari kelompok program penanggulangan

kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat adalah program nasional dalam

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

27

wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program

penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri

dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan system serta mekanisme

dan prosedur program, penyediaan pendampingan, dan pendanaan stimulanuntuk

mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan

kemiskinan yang berkelanjutan.

PNPM Mandiri Pedesaan merupakan salah satu mekanisme program

pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri dalam upaya

mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di

wilayah perdesaan.PNPM Mandiri Pedesaan juga merupakan kelanjutan Program

Pengembangan Kecamatan (PPK), yang selama ini dinilai telah berhasil untuk

mengentaskan kemiskinan.

Pendekatan pemberdayaan masyarakat dimaksudkan untuk memperbaiki

stabilitas sosial, membuka lapangan kerja, memperbaikitata pemerintahan daerah

dan mencip menciptakan aset untuk kelompok miskin. Program-program

penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja yang berbasis

pemberdayaan masyarakat dicirikan dengan: a) menggunakan pendekatan

partisipasi masyarakat; b) melakukan penguatan kapasitas kelembagaan

masyarakat; dan c) kegiatan program dilaksanakan secara swakelola oleh

masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/meningkatkan

kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, dalam

memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup,

kemandirian dan kesejahteraannya.Pemberdayaan masyarakat memerlukan

keterlibatan yang lebih besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai

pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil

yang dicapai.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

28

2.2.5.2 Tujuan PNPM Mandiri

Menurut PNPM, tujuan umum PNPM Mandiri adalah meningkatnya

kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. Adapun

yang menjadi tujuan khususnya adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya partisipasi dan kesempatan kerja masyarakat miskin,

kelompok perempuan, komunitas adat terpencil dan kelompok masyarakat

lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan

keputusan dan pengelolaan pembangunan.

2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar,

representative, dan akuntabel.

3. Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan program dan

penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin (pro-poor).

4. Meningkatkan sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi,

perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi

masyarakat dan kelompok peduli lainnya untuk mengefektifkan upaya-

upaya penanggulangan kemiskinan.

5. Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian masyarakat serta kapasitas

pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat dalam menanggulangi

penanggulangan kemiskinan di wilayahnya.

6. Meningkatnya modal social masyarakat yang berkembang sesuai dengan

potensi social dan budaya serta untuk melestarikan kearifan local.

7. Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi

dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat.

Menurut PNPM, pendekatan atau upaya-upaya rasional dalam mencapai

tujuan program dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan program

adalah pembangunan yang berbasis masyarakat dengan:

- Menggunakan kecamatan sebagai lokus program untuk

mengharmonisasikan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian

program.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

29

- Memposisikan masyarakat sebagai penentu/pengambil kebijakan dan

pelaku utama pembangunan pada tingkat lokal.

- Mengutamakan nilai-nilai universal dan budaya lokal dalam proses

pembangunan partisipatif.

- Menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan

karakteristik sosial, budaya dan geografis.

- Melalui proses pemberdayaan yang terdiri atas pembelajaran,

kemandirian, dan keberlanjutan.

2.2.5.3 Komponen Program PNPM Mandiri

Menurut PNPM, rangkaian proses pemberdayaan masyarakat dilakukan

melalui komponen program sebagai berikut:

a) Pengembangan Masyarakat

Komponen pengembangan masyarakat mencakup serangkaian kegiatan untuk

membangun kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat yang terdiri dari

pemetaan potensi, masalah dan kebutuhan masyarakat, perencanaan partisipatif,

pengorganisasian, pemanfaatan sumberdaya, pemantauan, dan pemeliharaan hasil-

hasil yang telah dicapai. Untuk mendukung rangkaian kegiatan tersebut,

disediakan dana pendukung kegiatan pembelajaran masyarakat, pengembangan

relawan, dan operasional pendampingan masyarakat; dan fasilitator,

pengembangan kapasitas, mediasi dan advokasi. Peran fasilitator terutama pada

saat awal pemberdayaan, sedangkan relawan masyarakat adalah yang utama

sebagai motor penggerak masyarakat di wilayahnya.

b) Bantuan Langsung Masyarakat

Komponen Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) adalah dana stimulan

keswadayaan yang diberikan kepada kelompok masyarakat untuk membiayai

sebagian kegiatan yang direncanakan oleh masyarakat dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan, terutama masyarakat miskin.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

30

c) Peningkatan Kapasitas Pemerintahan dan Pelaku Lokal

Komponen peningkatan kapasitas pemerintahan dan pelaku lokal adalah

serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan pelaku

lokal/kelompok peduli lainnya agar mampu menciptakan kondisi yang kondusif

dan sinergi yang positif bagi masyarakat terutama kelompok miskin dalam

menyelenggarakan hidupnya secara layak. Kegiatan terkait dalam komponen ini

antara lain seminar, pelatihan, lokakarya, kunjungan lapangan yang dilakukan

secara selektif, dan sebagainya.

d) Bantuan Pengelolaan dan Pengembangan Program

Komponen bantuan pengelolaan dan pengembangan program meliputi kegiatan-

kegiatan untuk mendukung pemerintah dan berbagai kelompok peduli lainnya

dalam pengelolaan kegiatan seperti penyediaan konsultan manajemen,

pengendalian mutu, evaluasi, dan pengembangan program

2.2.5.4 Ruang Lingkup Kegiatan PNPM Mandiri

Menurut PNPM, ruang lingkup kegiatan PNPM-Mandiri pada dasarnya

terbuka bagi semua kegiatan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan

disepakati masyarakat meliputi:

1. Penyediaan dan perbaikan prasarana/sarana lingkungan permukiman,

sosial, dan ekonomi secara padat karya;

2. Penyediaan sumber daya keuangan melalui dana bergulir dan kredit mikro

untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin. Perhatian

yang lebih besar perlu diberikan bagi kaum perempuan dalam

memanfaatkan dana bergulir ini;

3. Kegiatan terkait peningkatan kualitas sumberdaya manusia, terutama yang

bertujuan mempercepat pencapaian target MDGs;

4. Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintahan lokal melalui

penyadaran kritis, pelatihan ketrampilan usaha, manajemen organisasi dan

keuangan, serta penerapan tata kepemerintahan yang baik.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

31

2.2.5.5 Struktur Kelembagaan PNPM Mandiri

Kelembagaan PNPM Mandiri pada hakekatnya bertujuan untuk penguatan

terhadap hak kepemilikan dan memberi kesempatan yang sama bagi semua

individu untuk mengerjakan aktivitas, khususnya dalam meningkatkan kapasitas

dan berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi produktif. (AD/ART PNPM: 2013)

Gambar 2.1

Struktur Kelembagaan PNPM Mandiri

Sumber: AD/ART PNPM

2.2.5.6 Simpan Pinjam Perempuan (SPP)

Perguliran Simpan Pinjam Perempuan (SPP) merupakan proses dan tata

cara perputaran dana modal usaha yang berasal dari pengembalian pokok

pinjaman ditambah pengembalian jasa pinjaman dan kegiatan ekonomi produktif

yang dilaksanakan oleh kelompok sehingga dana tersebut dapat berputar dan

bergulir.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

32

Tujuan Peguliran Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yaitu diantaranya

untuk menyediakan dana yang dapat dipinjam secara bergantian oleh kelompok

yang membutuhkan pinjaman sehingga dapat membantu menyediakan modal

usaha bagi anggota kelompok. Selain itu SPP dapat menjamin pelestarian dan

pengembangan dana yang digunakan untuk usaha ekonomi sehingga menjadi dana

abadi dan mudah dijangkau oleh kelompok yang mempunyai usaha ekonomi

produktif.

Terdapat beberapa aturan Peguliran Simpan Pinjam Perempuan (SPP),

diataranya dana perguliran SPP tidak diperkenankan untuk pembiayaan kegiatan

sarana prasarana. Pengelolaan dana bergulir harus tetap menggunakan

kelembagaan yang ada di PNPM-MD seperti UPK, kelompok peminjam,

diusulkan oleh desa, tim verifikasi. Tidak diperkenankan pengajuan secara

individu. Semua pinjaman harus dikembalikan dengan disertai jasa pinjaman

sebesar 1,5% tetap perbulan atau 18% pertahun ke UPK. Jangka waktu

pengembalian SPP maksimal 12 bulan dengan pengembalian pinjaman perbulan.

Penyaluran pencairan dana SPP wajib di dampingi UPK dan langsung diterima

pada peminjam melalui kelompok pengusul.

Penggunaan jasa pinjaman adalah untuk Pembiayaan operasional UPK,

Pemupukan Modal, Pengembangan kelembagaan UPK dan kelompok, Dana sosial

untuk RTM h) Kelompok dengan jasa pinjaman 1,5% perbulan yang angsuranya

lancar dan tepat waktu selama 1 tahun akan mendapatkan IPTW (Insentif

Pengembalian Tepat Waktu) sebesar 10% dari jumlah jasa pinjaman secara

keseluruhan.

Alur pengajuan perguliran Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM

Mandiri perdesaan yaitu sebagai berikut:

a) Pengurus kelompok membuat proposal dengan kelengkapan seperti (1)

Surat pengantar dari kepala desa, (2) Profil kelompok harus diisi, (3)

Daftar anggota kelompok baik yang mengajukan pinjaman ataupun tidak,

(4) Fotocopy KTP calon peminjam harus dilegalisir oleh kepala desa, (5)

Surat pernyataan kesanggupan pengembalian pinjaman, (6) Surat

perjanjian tanggung renteng, (7) Daftar pengajuan pinjaman

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

33

b) Proposal diserahkan ke UPK apabila sudah lengkap

c) Verifikasi administrasi dan verifikasi lapangan dilakukan oleh Tim

Verifikasi

Proses verifikasi calon peminjam dilakukan oleh Tim Verifikasi langsung

ke lapangan menemui calon peminjam. Verifikasi dilakukan antara 3

hingga 7 hari setelah proposal masuk ke UPK

d) Pembahasan hasil verifikasi oleh UPK dan Tim verifikasi Dari data hasil

verifikasi harus dikonfirmasi kepada pengurus kelompok. Penentuan besar

pinjaman berdasarkan hasil verifikasi, rekomendasi dari pengurus

kelompok dan juga catatan di UPK.

e) Proses pencairan yaitu pinjaman diberikan langsung ke pemanfaat diketahui

oleh pengurus kelompok dan ketua TPK desa yang bersangkutan (atau

yang mewakili) pencairan dilakukan satu sampai dengan dua minggu

setelah proses verifikasi selesai.

2.2.6 Kesejahteraan

2.2.6.1 Pengertian Kesejahteraan

Kesejahteraan menurut UU, kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan

penghidupan sosial materiil maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan,

kesusilaan dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga

Negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah,

rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat

dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan

Pancasila (Undang-Undang Nomor 6 tahun 1974 Pasal 2 ayat 1).Sehingga dapat

dikatakan bahwa kesejahteraan adalah salah satu aspek yang cukup penting untuk

menjaga dan membina terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi, dimana kondisi

tersebut juga diperlukan untuk meminimalkan terjadinya kecemburuan sosial

dalam masyarakat.Maka setiap individu membutuhkan kondisi yang sejahtera,

baik sejahtera dalam hal materil dan dalam hal non materil sehingga dapat

terciptanya suasana yang harmonis dalam bermasyarakat.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

34

Biro Pusat Statistik Indonesia menerangkan bahwa guna melihat tingkat

kesejahteraan rumah tangga suatu wilayah ada beberapa indikator yang dapat

dijadikan ukuruan, antara lain adalah tingkat pendapatan keluarga, komposisi

pengeluaran rumah tangga dengan membandingkan pengeluaran untuk pangan

dengan non-pangan, tingkat pendidikan keluarga, tingkat kesehatan keluarga,

kondisi perumahan serta fasilitas yang dimiliki dalam rumah tangga.

Kesejahteraan dapat diukur dari beberapa aspek kehidupan, yatiu dengan

melihat kualitas hidup dari segi materi, seperti kualitas rumah, bahan pangan dan

sebagianya, dengan melihat kualitas hidup dari segi fisik, seperti kesehatan tubuh,

lingkungan alam, dan sebagainya, dengan melihat kualitas hidup dari segi mental,

seperti fasilitas pendidikan, lingkungan budaya, dan sebagainya, dengan melihat

kualitas hidup dari segi spiritual, seperti moral, etika, keserasian penyesuaian, dan

sebagainya.

Dalam memahami realitas tingkat kesejahteraan, pada dasarnya terdapat

beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan tingkat kesejahteraan

antara lain social ekonomi rumah tangga atau masyarakat, struktur kegiatan

ekonomi sektoral yang menjadi dasar kegiatan produksi rumah tangga atau

masyarakat,potensi regional (sumberdaya alam, lingkungan dan insfrastruktur)

yang mempengaruhi perkembangan struktur kegiatan produksi, kondisi

kelembagaan yang membentuk jaringan kerja produksi dan pemasaran pada skala

lokal, regional dan global.

Todaro (2000) secara lebih spesifik bahwa fungsi kesejahteraan W

(welfare) dengan persamaan sebagai berikut:W = W (Y, I, P). Dimana Y adalah

pendapatan perkapital, I adalah ketimpangan dan P adalah kemiskinan

absolut.Ketiga variabel ini mempunyai signifikan yang berbeda, dan harus

dipertimbangkan secara menyeluruh untuk menilai kesejahteraan negara

berkembang.Berkaitan dengan fungsi persamaan kesejahteraan diatas,

diasumsikan bahwa kesejahteraan sosial berhubungan positif dengan pendapatan

perkapita, namun berhubungan negatif dengan kemiskinan.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

35

2.2.6.2 Kriteria Masyarakat Sejahtera

Menurut BPS (2011) indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat

kesejahteraan ada delapan, yaitu pendapatan, konsumsi atau pengeluaran keluarga,

keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga,

kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, kemudahan memasukkan anak

kejenjang pendidikan, dan kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi.

Indikator pendapatan digolongkan menjadi 3 item yaitu: a. Tinggi (> Rp.

10.000.000), b. Sedang (Rp. 5.000.000), c. Rendah (< Rp. 5.000.000). Pada

indikator pengeluaran digolongkan menjadi 3 item yaitu: a. Tinggi (> Rp.

5.000.000), b. Sedang (Rp. 1.000.000 – Rp. 5.000.000), c. Rendah (< Rp.

1.000.000).

Indikator fasilitas tempat tinggal yang dinilai terdiri dari 12 item, yaitu

pekarangan, alat elektronik, pendingin, penerangan, kendaraan yang dimiliki,

bahan bakar untuk memasak, sumber air bersih, fasilitas air minum, cara

memperoleh air minum, sumber air minum, fasilitas MCK, dan jarak MCK dari

rumah. Indikator kesehatan anggota keluarga digolongkan menjadi 3 item yaitu: a.

Bagus (< 25% sering sakit), b. Cukup (25% - 50% sering sakit), c. Kurang (> 50%

sering sakit). Sedangkan Indikator kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan

terdiri dari 5 item yaitu jarak rumah sakit terdekat, jarak toko obat, penanganan

obat-obatan, harga obat-obatan, dan alat kontrasepsi. Pada Indikator kemudahan

memasukkan anak ke jenjang pendidikan terdiri dari 3 item yaitu biaya sekolah,

jarak ke sekolah, dan proses penerimaan. Kemudahan mendapatkan transportasi

didasarkan atas indicator yang terdiri dari 3 item, yaitu ongkos kendaraan, fasilitas

kendaraan, dan status kepemilikan kendaraan.

2.2.7 Kemiskinan

2.2.7.1 Pengertian Kemiskinan

Pengertian kemiskinan dewasa ini telah mengalami perluasan, seiring

dengan semakin kompleksnya faktor penyebab, indikator maupun permasalahan

lain yang melingkupinya. Kemiskinan tidak hanya dipandang dari dimensi

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

36

ekonomi saja, melainkan semakin meluas hingga ke dimensi sosial, kesehatan,

pendidikan dan bahkan politik.

Adapun Murbyarto (1998) memberikan definisi kemiskinan adalah suatu

situasi serba kekurangan dari penduduk yang terwujud dalam bentuk rendahnya

pendapatan dan disebabkan oleh rendahnya ketrampilan, produktivitas,

pendapatan, lemahnya nilai tukar produksi dan terbatasnya kesempatan berperan

serta dalam pembangunan. Rendahnya pendapatan penduduk miskin

menyebabkan rendahnya produktivitas dan meningkatkan beban ketergantungan

bagi masyarakat.

Berbagai konsep yang lebih modern dengan komparasi dari berbagai

negara mencoba menerjemahkan konsep kemiskinan dengan pendekatan yang

lebih komprehensif. Banyak negara menerjemahkan kemiskinan hanya dari sisi

pendapatan, konsumsi atau akses terhadap layanan (Haug, 2007).

Menurut BPS (2011), terdapat 14 kriteria yang dipergunakan untuk

menentukan keluarga/ rumah tangga dikategorikan miskin, yaitu:

1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.

2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/ bambu/ kayu murahan.

3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu / rumbia/ kayu berkualitas rendah/

tembok tanpa diplester.

4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/ bersama-sama dengan rumah

tangga lain.

5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.

6. Sumber air minum berasal dari sumur/ mata air tidak terlindung/ sungai/air

hujan.

7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/ arang/ minyak

tanah.

8. Hanya mengkonsumsi daging/ susu/ ayam satu kali dalam seminggu.

9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.

10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali dalam sehari.

11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/ poliklinik.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

37

12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah : petani dengan luas

lahan 500 m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan

atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp. 600.000,- per

bulan.

13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga : tidak sekolah/ tidak tamat SD/

hanya SD.

14. Tidak memiliki tabungan / barang yang mudah dijual dengan minimal Rp.

500.000,- seperti sepeda motor kredit / non kredit, emas, ternak, kapal

motor, atau barang modal lainnya.

Sesuai kriteria diatas jika terdapat 9 variabel terpenuhi maka suatu rumah

tangga dikategorikan sebagai rumah tangga miskin.

(https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1219 pada tanggal 12

November 2016, pukul 13:28 WIB)

Atas dasar uraian tersebut diatas, secara keseluruhan dapat dikatakan

bahwa kemiskinan adalah masalah kerentanan, hal demikian dikarenakan

kemiskinan memiliki tingkatan dimana suatu sistem mudah terpengaruh terhadap

atau tidak mampu menghadapi maupun efek buruk dari perubahan termasuk

variabilitas (pendapatan rumah tangga, jejaring sosial, akses informasi,

globalisasi, kondisi lingkungan, ataupun perubahan iklim). Kemiskinan

merupakan masalah tertutupnya akses ke berbagai peluang sumberdaya produktif,

termasuk modal, sumberdaya alam bahkan kesempatan kerja. Kemiskinan adalah

masalah ketidakpercayaan, perasaan impotensi emosional dan sosial dalam

menghadapi kekuasaan dalam hal-hal yang menyangkut pembuatan keputusan

yang berhubungan dengan dirinya. Kemiskinan berarti rendahnya ketahanan fisik

dan intelektual karena keterbatasan kandungan konsumsi fisik dan non fisik.

Kemiskinan berarti adanya sebuah sistem nilai kemiskinan yang diwariskan dari

satu generasi (kemiskinan kultural).

Kemiskinan pada hakekatnya merupakan persoalan klasik yang telah ada

sejak umat manusia ada dimuka bumi ini.Sampai saat ini belum juga ditemukan

suatu rumusan maupun resep (formula) penanganan kemiskinan yang dianggap

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

38

paling jitu, dan tidak ada konsep tunggal tentang kemiskinan.Strategi

penanggulangan kemiskinan masih harus terus menerus selalu dikembangkan.

Bila dipetakan, literatur mengenai kebijakan sosial dan pekerjaan sosial menurut

Suharto (2006), menunjukkan terdapat dua pradigma seperti tabel berikut:

Tabel 2.2

Paradigma Edi Suharto

PRADIGMA Neo-Liberal Demokrasi-Sosial

Landasan Teoritis Individual Struktural

Konsep dan indicator

kemiskinan

Kemiskinan Absolut Kemiskinan Relatif

Penyebab Kemiskinan Kelemahan dan pilihan

pilihan individu;

lemahnya pengaturan

pendapatan; lemahnya

kepribadiaan (malas,

pasrah, bodoh).

Ketimpangan struktur

ekonomi dan politik;

ketidak adilan sosial

Strategi

penanggulangan

kemiskinan

→ Penyaluran

pendapatan terhadap

orang miskin secara

selektif.

→ Memberi pelatihan

keterampilan

pengelolaan keuangan

melalui inisiatif

masyarakat dan LSM.

→ Penyaluran

pendapatan secara

universal

→ Perubahan

fundamental dalam

pola-pola

pendistribusian

pendapatan melalui

Negara dan kebijakan

social.

Sumber: Edi (2009)

Dari beberapa pendapat para ahli yang dijelaskan diatas, maka dapat

ditarik sebuah pemahaman yakni persoalan dan masalah kemiskinan

sesungguhnya selalu adanya keterkaitan dengan kerentanan dan juga

ketidakberdayaan. Dan berbicara mengenai kerentanan yang ada pada orang

miskin, biasanya disebabkan karena orang miskin dihadapkan dengan kondisi

yang lemah, tidak mempunyai daya kemampuan yang cukup dibanyak bidang dan

berbagai bidang, dan kemudian secara ekonomi dibarengi oleh kemiskinan pada

tingkat pendidikan, sedikit ilmu/pengetahuan/wawasan, tidak memiliki

keberdayaan, dan serta tidak memiliki kekuasaan. Lemahnya sistem pertahanan

ekonomi yang kemudian telah mempengaruhi atas ketahanan pada banyak bidang.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

39

Dengan demikian apabila mendapatkan masalah ekonomi, telah pasti akan

mengalami kesulitan. Kemudian berbicara tentang ketidak berdayaan, yakni orang

yang miskin tidak mempunyai daya atau kemampuan yang cukup.Dan kemudian

adapun ketidakberdayaan secara ekonomi, pendidikan, politik, sosial hingga

maupun kekuasaan adalah kondisi yang kompleks yang selalu dialami oleh orang

miskin.

Dibawah ini adalah gambar lingkaran kemiskinan yang akan menjelaskan

tentang bagaimana budaya dari kemiskinan yang diteruskan dari satu generasi ke

generasi berikutnya yakni sebagai berikut :

Gambar 2.2

Lingkaran Kemiskinan

Sumber :Edi (2006)

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

40

Seperti jelas pada gambar seperti diatas bahwa terjadinya lingkaran

kemiskinan diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya.Berbeda-beda tokoh

menjelaskan bahwa hal itu dapat terjadi karena terdapat adanya budaya

kemiskinan menyatakan individu yang dibesarkan dalam budaya kemiskinan

mempunyai keyakinan yang sangat kuat bahwa segala sesuatu telah ditakdirkan

(fatalisme).

Kemiskinan yang timbul ditengah-tengah masyarakat adalah hasil dari

proses turun-temurun atau kemiskinan yang telah diwariskan dari beberapa

generasi ke generasi sehingga, budaya kemiskinan terbentuk dan telah melekat

dalam suatu kelompok masyarakat tertentu. Dan yang paling penting tidak melihat

budaya itu sendiri suatu sebab atau sebagai suatu akibat, melainkan bagaimana

cara merubah budaya yang ada melalui program-program atau kebijakan-

kebijakan untuk menanggulangi kemiskinan.

2.2.7.2 Penyebab Masalah Kemiskinan

Menurut Departemen Sosial RI, kemiskinan adalah suatu kondisi sosial

ekonomi warga masyarakat yang tidak mempunyai kemampuan dalam memenuhi

kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan. Sedangkan faktor-faktor

penyebab terjadinya kemiskinan dapat dikategorikan dalam dua hal berikut ini:

Faktor-faktor internal (dari dalam diri individu atau keluarga fakir miskin)

yang menyebabkan terjadinya kemiskinan antara lain berupa kekurangmampuan

dalam hal fisik (misalnya cacat, kurang gizi, dan sakit-sakitan), intelektual

(misalnya kurangnya pengetahuan, kebodohan, dan kekurangtahuan informasi),

mental emosional (misalnya malas, mudah menyerah, putus asa, dan tempera

mental), spiritual (misalnya tidak jujur, penipu, serakah, dan tidak disiplin), sosial

psikologis (misalnya kurang motivasi, kurang percaya diri, depresi/stres, kurang

relasi, dan kurang mampu mencari dukungan), keterampilan (misalnya tidak

mempunyai keahlian yang sesuai dengan permintaaan lapangan kerja), asset

(misalnya tidak memiliki stok kekayaan dalam bentuk tanah, rumah, tabungan,

kendaraan, dan modal kerja)

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

41

Faktor-faktor eksternal (berada di luar diri individu atau keluarga) yang

menyebabkan terjadinya kemiskinan, antara lain terbatasnya pelayanan sosial

dasar, tidak dilindunginya hak atas kepemilikan tanah, terbatasnya lapangan

pekerjaan formal dan kurang terlindunginya usaha usaha sektor informal, belum

terciptanya sistem ekonomi kerakyatan dengan prioritas sektor riil masyarakat

banyak, sistem mobilisasi dan pendayagunaan dana sosial masyarakat yang belum

optimal (seperti zakat), budaya yang kurang mendukung kemajuan dan

kesejahteraan, kondisi geografis yang sulit, tandus, terpencil, atau daerah bencana,

pembangunan yang lebih berorientasi fisip material, pembangunan ekonomi antar

daerah yang belum merata, kebijakan publik yang belum berpihak kepada

penduduk miskin

Faktor internal dan eksternal tersebut mengakibatkan kondisi fakir miskin

tidak mampu dalam hal memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari, seperti tidak

mampu memenuhi kebutuhan sandang, papan, pangan, air bersih, kesehatan dasar,

dan pendidikan dasar, menampilkan peranan sosial, seperti tidak mampu

melaksanakan tanggung jawab seperti pencari nafkah, sebagai orang tua dan

sebagai warga masyarakat dalam suatu lingkungan komunitas, mengatasi

masalah-masalah sosial psikologi, seperti konflik kepribadian, stress, kurang

percaya diri, masalah keluarga, dan keterasingan dari lingkungan,

mengembangkan potensi diri dan lingkungan, seperti keterampilan wirausaha,

keberanian memulai bisnis, membangun jaringan, dan akses informasi,

mengembangkan faktor produksi sendiri, seperti kepemilikan tanah yang terbatas,

tidak ada sarana prasarana produksi, dan keterampilan.

2.2.8Community Development

Secara etimologi, Pengembangan Masyarakat atau community

development terdiri dari dua konsep, yaitu “pengembangan” dan

“masyarakat”.Pengembangan atau pembangunan memiliki makna usaha bersama

dan terencana untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia.Bidang-bidang

pembangunan biasanya meliputi beberapa sektor, yaitu ekonomi, pendidikan,

kesehatan dan sosial-budaya.Sedangkan secara terminologi, istilah pengembangan

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

42

masyarakat dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai usaha bersama yang

dilakukan oleh penduduk atau masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.

Pengembangan masyarakat juga dapat diartikan sebagai sebuah proses penyadaran

dan penggalian potensi lokal masyarakat dengan tujuan untuk memecahkan

permasalahan mereka sehari-hari.

Cook (1994), konsep community development tetap memiliki karateristik

utama, yakni fokus hanya kepada komunitas saja, kesadaran membuat dorongan

perubahan struktural, bukan melawannya, menggunakan pekerja professional,

diawali oleh grup/ kelompok, agen, atau institusi luar untuk unit komunitas,

menekankan partisipasi public, partisipasi dengan maksud untuk menolong diri

sendiri, menumbuhkan ketergantungan untuk demokrasi partisipatif sebagai

modal untuk pembuatan keputusan komunitas, menggunakan pendekatan holistik.

Warren (1978), pengembangan masyarakat adalah proses membantu

masyarakat menganalisa masalah mereka, untuk melaksanakan sebagai ukuran

besar otonomi yang mungkin dan layak, dan untuk mempromosikan identifikasi

yang lebih besar dari warga negara individu dan individu organisasi dengan

masyarakat secara keseluruhan. Sehingga dapat dikatakan bahwa, konsep

Pengembangan Masyarakat (Community Development) lebih ditekankan pada

upaya pemenuhan kebutuhan oleh masyarakat sendiri (community-base service)

dengan ide utama keberlanjutan dalam penyelenggaraan kebutuhan hidup manusia

karena dikembangkannya keswadayaan (self-reliance) masyarakat.

Tujuan utama dari Community Development, seperti yang dikemukakan

Hadi (2001), yaitu diantaranya mengangkat masyarakat yang miskin dengan

memperbaiki kondisi sosial ekonomi mereka, merealisasi keadilan distributive,

meningkatkan partisipasi masyarakat secara nyata, untuk mengembangkan

kemampuan dari suatu masyarakat. Dapat dikatakan tujuan akhir CD adalah

perwujudan kemampuan dan integrasi masyarakat untuk dapat membangun

dirinya sendiri.Sedangkan tujuan antara yaitu membangkitkan partisipasi penuh

warga masyarakat.Dengan bertumpu pada inisiatif dan partisipasi penuh warga

masyarakat, maka penerapan CD lebih ditekankan kepada upaya untuk

mengembangkan kapasitas warga masyarakat (client-centered) daripada

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

43

pemecahan masalah (problem-centered).Bagi para perancang program

pengembangan masyarakat, locality development berarti program pendidikan bagi

masyarakat untuk mampu mengaktualisasikan dirinya sendiri dalam program-

program pembangunan.

Kegiatan pengembangan masyarakat pada dasarnya melibatkan banyak

pihak. Secara garisbesar, pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan

masyarakat adalah:

1) Pemerintah.

Pemerintah merupakan pihak yang paling bertanggung jawab dalam upaya

mensejahterakan masyarakatnya.Oleh karena itu, pemerintah memiliki porsi

yang paling besar dalam pengembangan masyarakat.Secara tidak langsung

pemerintah telah melakukan kegiatan pengembangan masyarakat melalui

penyelenggaraan program-program pembangunan pada berbagai bidang

kehidupan.

2) Organisasi

Organisasi yang terlibat dalam pengembangan masyarakat adalah organisasi

yang turut menyelenggarakan pengembangan masyarakat atau menjadi

pelaksana pengembangan masyarakat. Organisasi ini dapat pula yang

menyediakan dana untuk kegiatan pengembangan masyarakat. Sebagian

besar organisasi pada umumnya bersentuhan langsung dengan masyarakat

dalam menyelenggarakan pengembangan masyarakat, terlebih lagi setelah

pemerintah memberikan porsi yang lebih besar kepada Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) untuk turut melaksanakan kegiaatn pengembangan

masyarakat.

3) Masyarakat.

Dalam pendekatan pengembangan masyarakat, keberadaan masyarakat

sebagai sasaran yang meliliki kedudukan sangat strategis. Masyarakat tidak

lagi dipandang sebagai obyek kegiatan yang hanya akan menerima hasil

kegiatan pengembangan masyarakat, melainkan sebagai pihak yang harus

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

44

turut menentukan dalam kegiatan tersebut. Terlebih lagi dengan adanya

paradigma yang baru, yaitu people-centered development. Masyarakat

bersama-sama dengan pelaksana perubahan menentukan segala sesuatu yang

berhubungan dengan kegiatan pengembangan masyarakat

4) Pelaksana/Agen Perubahan.

Agen perubahan pada umumnya memiliki kesadaran yang cukup tinggi dan

kepedulian yang sangat besar terhadap pengembangan masyarakat.Istilah

pelaksana/agen perubahan lebih sering digantikan dengan community

organizer atau community devolepment worker.

2.3 Kerangka Pemikiran

Permasalahan utama dalam meningkatkan kesejahteraan di Indonesia saat

ini yaitu terkait dengan adanya fakta bahwa pertumbuhan ekonomi tidak tersebar

secara merata di seluruh wilayah Indonesia.Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan merupakan salah satu program yang

dibuat oleh pemerintah guna mempercepat penanggulangan kemiskinan secara

terpadu dan berkelanjutan.

Tujuan umum PNPM Mandiri adalah meningkatkan kapasitas

kelembagaan masyarakat, dan pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat (pro-poor), meningkatkan sinergi dan kemandirian masyarakat,

meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi dan

komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat, meningkatnya kesejahteraan dan

kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. Sedangka tujuan utama dari

Community Development, seperti yang dikemukakan Hadi (2001), yaitu

diantaranya mengangkat masyarakat yang miskin dengan memperbaiki kondisi

sosial ekonomi mereka, merealisasi keadilan distributive, meningkatkan

partisipasi masyarakat secara nyata, untuk mengembangkan kemampuan dari

suatu masyarakat

Dari beberapa uraian diatas kita dapat melihat beberapa kesamaan tujuan

antara PNPM Mandiri dan Community Development, keduanya sama-sama

memiliki tujuan yang pro-poor dengan cara memberdayakan masyarakat agar

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

45

mampu berdaya, dan bersinergi dengan memperbaiki kondisi sosial ekonomi dan

menumbuhkan pastisipasi masyarakat secara nyata dan seadil-adilnya demi

mewujudkan keadilan social ekonomi masyarakat. Bantuan PNPM Mandiri

Perdesaan yang telah dilaksanakan, yang tentunya hasil dari kegiatan dari

program tersebut digunakan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, khususnya

untuk membantu meningkatkan pendapatan masyarakat.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 menjelaskan

Pemberdayaan Masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam

pembangunan masyarakat sebagai upaya mewujudkan kemampuan dan

kemandirian kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Upaya

mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat desa dan kelurahan,

meliputi aspek ekonomi, sosial budaya, politik dan lingkungan hidup melalui

penguatan pemerintahan desa dan kelurahan, lembaga kemasyarakatan dan upaya

penguatan kapasitas masyarakat.Sehingga dapat diasumsikan bahwa cikal bakal

lahirnya PNPM Mandiri Perdesaan merupakan hasil dari rumusan pemberdayaan

masyarakat (Community Development).

Dalam meningkatkan pendapatan masyarakat, PNPM Mandiri Perdesaan

memberikan bantuan modal kepada kelompok perempuan untuk menciptakan dan

mengembangkan usaha, sehingga lewat usaha tersebut dapat meningkatkan taraf

hidup mereka sehari-hari.Bantuan modal dari PNPM Mandiri Perdesaan dianggap

sebagai salah satu pemecahan untuk mengatasi kemiskinan.Keberhasilan bantuan

modal yang diberikan dapat ditinjau dari segi perkembangan usaha dan perbedaan

pendapatan rata-rata per bulan yang diperoleh sebelum dan sesudah mendapatkan

bantuan, tabungan yang dimiliki, tingkat konsumsi, pendidikan kesehatan dan

kondisi rumah.

PNPM mengadopsi sistem perbankan seperti Grameen Bank yang secara

khusus memprioritaskan pemberdayaan masyarakat terutama kaum perempuan

dan keluarga melalui akses modal untuk meningkatkan usaha.Selain berfokus

pada kegiatan mikro, PNPM juga tetap berfokus pada pembangunan fisik dan juga

pendidikan.

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

46

PNPM memprioritaskan pemberdayaan perempuan dan keluarga, baik

dalam penyaluran kredit maupun pelatihan dan pemberdayaan.Beberapa menjadi

dasar dari hal tersebut, misalnya selama ini mereka tidak memiliki akses untuk

mendapat modal usaha. Modal yang diberikan kepada mereka diharapkan dapat

digunakan untuk mengembankan usaha rumah tangga sehingga perekonomian

mereka akan membaik. Sehingga, apabila program-program dari PNPM berhasil

dilaksanakan, maka Community Development dapat dikatakan berhasil.Hal

tersebut dapat terlihat pada beberapa indikator baik itu pendapatan, konsumsi,

tabungan, pendidikan, kesehatan, dan kondisi rumah.

Gambar 2.3

Kerangka Pemikiran

Sumber: Penulis

Pertumbuhan ekonomi

tidak merata

PNPM

Mandiri

Tujuan PNPM

(Pro Poor)

Tujuan Community

Development

Masyarakat

sesejahtera

Pemerintah

Kemiskinan

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/121120/2015/121120150012_2_4798.pdf · diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat

47

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teori, hasil penelitian yang relevan dan kerangka

berpikir di atas, dapat ditarik hipotesis penelitian yang berupa jawaban sementara

dari masalah penelitian yang telah dirumuskan yaitu sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan kesejahteraan ekonomi pada Masyarakat PNPM dan

Non PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Sukasari

2. Terdapat perbedaan kesejahteraan sosial pada Masyarakat PNPM dan Non

PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Sukasari

3. Terdapat perbedaan kesejahteraan ekonomi masyarakat di Kecamatan

Sukasari sebelum dan setelah menerima manfaat kredit PNPM Mandiri

Perdesaan

4. Terdapat perbedaan kesejahteraan sosial masyarakat di Kecamatan

Sukasari sebelum dan setelah menerima manfaat kredit PNPM Mandiri

Perdesaan