bab ii kajian pustaka - unjrepository.unj.ac.id/12585/3/bab ii.pdf · jadi, kajian wacana adalah...

78
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembahasan aspek tata bahasa dalam dimensi kebahasaan tidak dapat dipisahkan dari pembahasan tentang hakikat tata bahasa dalam dimensi kebahasaan, model tata Bahasa Indonesia, dan komponen tata bahasa dalam dimensi kebahasaan. A. Aspek Tata Bahasa dalam Dimensi Kebahasaan 1. Deskripsi Konseptual Tata Bahasa atau Gramatika Dasar penggunaan bahasa adalah mengungkapkan (encodes) pesan, tanda bahasa yang membawa pesan, realitas yang diacu oleh pesan, dan penerima pesan (decoder) (Freeman & Kinneavy, 1973; Lubis, 2015) Berikut adalah gambaran empat komponen dalam segitiga penggunaan bahasa. Gambar 2.1 The Communication Triangle Tanda bahasa (signal) merupakan cerminan atau acuan dari bahasa. Karakteristik tanda bahasa dikenal dengan syntatics bahasa atau disebut jugadengan tata bahasa. Dalam hal ini tata bahasa tidak hanya berkenaan dengan penempatan kata-kata dalam penggunaan bahasa tetapi juga memperhatikan makna yang dibentuk yang mengacu kepada realitas di luar decoder encoder Reality Signal

Upload: others

Post on 16-Jul-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pembahasan aspek tata bahasa dalam dimensi kebahasaan tidak dapat

dipisahkan dari pembahasan tentang hakikat tata bahasa dalam dimensi

kebahasaan, model tata Bahasa Indonesia, dan komponen tata bahasa dalam

dimensi kebahasaan.

A. Aspek Tata Bahasa dalam Dimensi Kebahasaan

1. Deskripsi Konseptual Tata Bahasa atau Gramatika

Dasar penggunaan bahasa adalah mengungkapkan (encodes) pesan,

tanda bahasa yang membawa pesan, realitas yang diacu oleh pesan, dan

penerima pesan (decoder) (Freeman & Kinneavy, 1973; Lubis, 2015) Berikut

adalah gambaran empat komponen dalam segitiga penggunaan bahasa.

Gambar 2.1 The Communication Triangle

Tanda bahasa (signal) merupakan cerminan atau acuan dari bahasa.

Karakteristik tanda bahasa dikenal dengan syntatics bahasa atau disebut

jugadengan tata bahasa. Dalam hal ini tata bahasa tidak hanya berkenaan

dengan penempatan kata-kata dalam penggunaan bahasa tetapi juga

memperhatikan makna yang dibentuk yang mengacu kepada realitas di luar

decoder encoder

Reality

Signal

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

bahasa. Kajian tentang tanda bahasa sebagai pembawa makna dalam pikiran

yang mengacu kepada realitas disebut semantik bahasa.

Akhirnya, pemaknaan tanda bahasa digunakan oleh pembicara

(encoder) dalam situasi tuturan yang nyata.Kajian tentang penggunaan

pemaknaan tanda bahasa dalam situasi tuturan yang nyata oleh pembicara dan

pendengar disebut pragmatik. Secara bersamaan, sintaksis dan semantik

sebagai konstituen bahasa berupa satuan bunyi, satuan bentuk kata, aturan

kalimat, penanda referensial, dan berbagai satuan bahasa lain, berpotensi

digunakan ke dalam situasi berbahasa, berbicara dan menulis, untuk melayani

berbagai tujuan berbahasa. Kajian tentang berbagai unsur yang berpotensi itu

disebut linguistik.

Linguistik sangat berbeda dengan bahasa yang ditempatkan ke dalam

penggunaan yang sebenarnya di dalam wacana yang nyata. Akhirnya,

pemaknaan atau interpretasi terhadap tanda bahasa dapat digunakan oleh

pembicara maupun pendengar dalam situasi ujaran atau wacana yang nyata.

Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari

linguistik.Wacana merupakan teks. Alhasil, sintaksis dan semantik

melampaui batas kajian wacana.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

Gambar 2.2 The study of language (Kinneavy, 1980: 25)

Dimensi tata bahasa yang dikemukakan Murcia-Freeman adalah tata bahasa

bukan semata sekumpulan bentuk tetapi merupakan keterlibatan tiga dimensi

yang diacu oleh linguistik, yaitu (morfo) sintaksis, semantik, dan pragmatik

(Gao et al., 2000) Bahwa, struktur tata bahasa tidak hanya memiliki bentuk

morfosintaksis, tetapi bentuk itu juga digunakan untuk mengungkapkan

makna (semantik) di dalam konteks yang sesuai (pragmatik). Keterlibatan

dimensi-dimensi tata bahasa itu digambarkan sebagai dimensi bentuk, makna,

dan dimensi penggunaan. Dimensi bentuk adalah bagaimana bentuk

bahasanya (ketepatan/accuracy). Dimensi makna adalah apa maknanya

(kebermaknaan/meaningfulness) Dimensi penggunaan adalah

kapan/mengapa digunakan (Kesesuaian/appropriateness).

Brown (2001) menjelaskan hubungan tata bahasa/grammar dengan

teori skemata. Ketika seseorang membaca sebuah teks, pembaca membawa

semua komponen dan pengetahuan yang ada dalam diri pembaca, informasi,

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

pengetahuan, emosi, pengalaman, budaya, yang merupakan skemata yang ada

dalam benak pembaca. Artinya, seluruh kelompok konsep telah siap dan

disimpan di dalam ingatan (H. D. Brown, 2007).

Kategori skemata berupa konten (content schemata) dan formal (formal

schemata). Skemata konten yaitu apa yang diketahui tentang manusia, dunia,

budaya; artinya mencakup semua pengetahuan. Konten skemata diwakili oleh

kata-kata. Skemata ini bisa berupa pengetahuan kebahasaan atau pengetahuan

sekilas tentang materi bacaan (Wijayanti, 2018).

Skemata formal mencakup/terdiri dari pengetahuan kita tentang

struktur wacana (discourse structure). Skemata formal berupa pengetahuan

tentang kaidah dan bahasa. Ini menyimpulkan bahwa skemata yang dimiliki

manusia berupa aturan-aturan tentang kaidah bahasa. Jadi, kata-kata yang

menyertai ungkapan bahasa manusia berisi kaidah-kaidah yang membawa

kepada pemahaman atas bahasa.

Dalam rangka mengungkapkan atau memahami bahasa, orang akan

membentuk sistem yang menghubungkan bahasa yang didengarnya dengan

maknanya. Secara tradisional itu disebut sebagai gramatika bahasa (Clark &

Clark, 1979; Purbani, 2005). Kesepakatan ini dipahami sebagai aturan yang

memberi gambaran preskriptif tentang apa yang dianggap sebagai "tata

bahasa atau kaidah yang benar". Pemahaman inilah yang menuntun

seseorang dalam menemukan kalimat-kalimat yang dianggap benar.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

Gambaran kesepakatan di atas menunjukkan bahwa tata bahasa adalah

gambaran dan kognisi manusia. Struktur kognitif adalah serangkaian sifat-

sifat yang diorganisasikan dan digunakan oleh individu untuk

mengidentifikasi dan mendeskripsikan suatu obyek atau peristiwa tertentu

(Shofiah, 2018). Hal itu sejalan dengan pandangan kaum filsafat dan linguis

tentang kajian bahasa itu sendiri "with study of language, its structure and

function". Mereka berpendapat bahwa di dalam bahasa ada struktur; dan

struktur menjadi gambaran atau hukum tentang bagaimana orang berpikir.

Atau, dapat dikatakan bahwa bahasa adalah alat berpikir.Hal tersebut

dapat dibuktikan ketika seseorang mengungkapkan dan memahami bahasa.

Bahasa, yang didalamnya berupa struktur dan fungsi, adalah alat berpikir

yang digunakan untuk dapat mengungkapkan dan memahami kalimat.

Artinya, tata bahasa menuntun seseorang memproduk bahasanya sebagai

kondensasi hasil berpikirnya. Kaidah gramatikal atau tata bahasa merupakan

inti kesimpulan bagaimana orang berpikir yaitu bagaimana perilaku manusia

dalam berbahasa, dalam mengungkapkan (berbicara).

Pemikiran tersebut sejalan dengan pendapat Chomsky tentang LAD

(Language Acquisation Device) bahwa ada seperangkat kaidah dalam pikiran

manusia yang mengendalikan orang berbahasa atau memahami bahasa.

Kaidah-kaidah yang telah tersedia itu memberikan kemungkinan kepada

bahasawan untuk membentuk kata. Jadi, kaidah bahasa atau tata bahasa

adalah fakta psikologis, ada pada setiap benak manusia dan ada penguasaan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

atas kaidah itu, untuk digunakan secara fungsional (Parera, 1997; Alfianika,

2018). Itulah pentingnya tata bahasa. Tata bahasa mendasari semua tingkah

laku manusia. Karena tata bahasa adalah struktur bahasa (.... structure is

grammar of language), maka proses tata bahasa merupakan prosedur untuk

orang dalam mengungkapkan dan memahami bahasa.

Dalam kajian linguistik tata bahasa ditempatkan dalam sistem

bahasa.Sistem internal bahasa tersusun menurut suatu pola (sistematis), dan

bukan merupakan sebuah sistem tunggal karena terdiri dari subsistem atau

sistem bawahan. Jenjang subsistem ini dalam linguistik dikenal dengan nama

tataran linguistik atau tataran bahasa (HP, 2012a). Jika secara hierarki

diurutkan dari tataran terendah sampai tataran tertinggi, linguistik dibagi

dalam tataran fonologi, tataran morfologi, dan tataran sintaksis. Tataran

fonologi terdiri dari subsistem fon dan fonem, tataran morfologi terdiri dari

subsistem morfem dan kata, dan tataran sintaksis terdiri dari subsistem kata,

frasa, klausa, kalimat dan wacana. Gabungan tataran morfologi dan tataran

sintaksis disebut dengan tataran tata bahasa atau tataran gramatika. Hierarki

tata bahasa dapat dijelaskan melalui bagan berikut.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

Wacana

Kalimat

Klausa

Frasa

Kata

Morfem

Fonem

Fon

Fon

Gambar 2.3 Hierarki Linguistik

Dalam kajian tata bahasa satuan-satuan dalam subsistem bahasa

menjadi bagian dari satuan yang Iebih besar di atasnya. Pike dalam

Grammatical Analysis menjelaskan hieraki tata bahasa. Dalam hierarki tata

bahasa atau gramatika, morpheme adalah satuan terkecil dan merupakan

bagian dari satuan word. Selanjutnya akan membentuk satuan phrase, clause,

sentence, pharagraph, monolog, exchange, or conversation (Pike, 1982;

Wisnu Widiatmoko, 2013). Jadi menurut Pike, tataran tata bahasa/gramatika

sebagai subsistem bahasa secara hieraki hanya terdiri dari subsistem kata,

frase, klausa, kalimat, dan wacana.

Untuk merumuskan konsep tata bahasa harus diperhitungkan dan

ditempatkan secara tepat baik dalam struktur bahasa maupun dalam

Sintaksis

Morfologi

Fonologi

Tata Bahasa/

Gramatika

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

penggunaan komunikasi. Tataran bahasa meliputi tataran fonologi,

morfologi, sintaksis, dan semantik (Lestari, 2015). Seperti yang dikemukakan

Murcia dan Freeman, rumusan tata bahasa dalam bahasa yang digunakan

mencakup tiga tataran yaitu tataran morfologi (subsentential), tataran

sintaksis (sentential), dan tataran wacana (suprasentential).(Gao et al., 2000)

Subsentential adalah bagaimana sebuah kata dibentuk dan difungsikan dalam

kalimat.Sentential adalah bagaimana kedudukan kata-kata dalam kalimat, dan

pola-pola penggunaannya dalam bentuk kalimat. Suprasentential adalah

bagaimana menampilkan bentuk kata dalam sebuah wacana yang sesuai.

Selanjutnya juga dijelaskan bahwa terminologi subsentential memilik

tiga kriteria, yaitu: semantik, struktural, fungsional. Tataran ini menempatkan

kajian tentang jenis kata, yaitu: Nomina, Verba, Ajektiva, Adverbia (sebagai

kelas kata terbuka atau kata struktur); dan kata kerja bantu, preposisi,

pronomina, konjungsi, partikel (sebagai kelas kata terbuka/kata tugas).

Terminologi sentensial meliputi: (1) bentuk kalimat, (2) macam kalimat, dan

(3) tema-rema. Bentuk kalimat meliputi kalimat sederhana, kalimat tunggal,

kalimat tidak sederhana. Macam kalimat berdasarkan tanggapannya, yaitu:

deklaratif, introgatif, dan imperatif. Kajian tema-rema berkenaan dengan

fungsi Subjek-Predikat dalam kalimat. Dan, terminologi suprasentensial,

meliputi kohesi, register, genre, given/new.Jadi, tata bahasa merupakan

keterlibatan tiga dimensi yang diacu oleh linguistik yaitu (morfo) sintaksis,

semantik, dan pragmatik yang mewakili dimensi bentuk, makna, dan dimensi

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

penggunaan.Bentuk morfosintaksis digunakan untuk mengungkapkan makna

(semantik) di dalam konteks yang sesuai (pragmatik).

Namun, dalam dimensi kebahasaan, yang mewakili dimensi bentuk

dalam dimensi tata bahasa, tidak hanya diwakili oleh (morfo) sintaksis.

Dimensi tata bahasa/grammar juga mencakup fonologi. Hartman & Stork

(Hartman & Stork, 1972; Lubis, 2015) menjelaskan bahwa:

"A linguistic unit abstracted from a continuum of speech or text e.g.

phone or phoneme as the smallest unit sound or morph or morpheme

as the smallest unit of grammar”(Lubis, 2015)

Dengan demikian dimensi bentuk dalam tata bahasa berkenaan dengan

bentuk bahasa meliputi wujud bunyi, kata dan kalimat untuk mendukung

ketepatan (accuracy). Dimensi makna berkenaan dengan makna bentuk kata

dan kalimatnya untuk mendukung kebermaknaan bahasa (meaningfulness).

Dimensi penggunaan berkenaan dengan kesesuaian penggunaan bentuk

bahasanya dalam mencapai tujuan berkomunikasi (appropriateness).

Keterlibatan wujud bunyi dalam konsep tata bahasa juga dikemukakan

oleh Clark and Clark. Konsep tata bahasa yang sekarang bergerak ke arah

pemahaman bahwa tata bahasa adalah sistem yang menghubungkan antara

bunyi dan makna: “.....system that relates sounds to meaning.”(Clark &

Clark, 1979; Wisnu Widiatmoko, 2013).

Selain itu Chomsky menegaskan bahwa dalam ‘grammatical rules’ ada

aturan tata bahasa untuk menangani tiga aspek utama dari bahasa yaitu:

fonologi, sintaksis, dan semantik. Aturan yang terdapat dalam fonologi adalah

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

the sounds and their structure; aturan yang terdapat dalam sintaksis adalah

the way words combine to form sentences, dan aturan dalam semantik adalah

the meaning of words and sentences.

Selain itu ditegaskan pula bahwa aturan tata bahasa dalam konteks

komunikasi juga berkenaan dengan fungsi bagaimana aturan bahasa itu

ditempatkan. Jadi, berbicara mengenai tata bahasa didalamnya berhubungan

antara konsep struktur, fungsi dan proses.

“Structure: the grammar of the language; Function: a description of

how sentences communicative what they are meant to communicate;

Process: a description of the mental tools, materials, and procedures

peopleuse in producing or comprehending them”.(Clark & Clark,

1979)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsep tata bahasa atau

gramatika ditempatkan dalam struktur bahasa dan penggunaan komunikasi.

Berdasarkan aturan tata bahasa (gramamtical rules) maka aturan fonologi

bersama aturan sintaksis dan aturan semantik merupakan bagian dari aspek

tata bahasa/gramatika. Ketiganya digunakan dalam komunikasi untuk

mendukung accuracy, meaningfulness, dan appropriatness.

Selain itu juga disimpulkan bahwa tata bahasa sebagai struktur yang

terdapat dalam bahasa manusia, dan membentuk skemata berupa kaidah dan

bahasa, digunakan untuk menuntun seseorang dalam menemukan bahasa

yang dapat dipahami.Struktur dalam bahasa yang terdiri dari seperangkat

kaidah itu membentuk sistem secara hierakial dari satuan terkecil hingga

satuan terbesar. Struktur adalah tata bahasa. Satuan-satuan bahasa dalam tata

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

bahasa itu ditempatkan dalam struktur bahasa, dalam tataran fonologi, tataran

morfologi (subsentesial), tataran sintaksis (sentensial), tataranwacana

(suprasentensial), serta digunakan dalam komunikasi.

Dalam dimensi kebahasaan, cakupan analisis aspek kebahasaan

meliputi dimensi bentuk (tata bahasa dalam semua tataran), makna

(semantik), dan dimensi penggunaan dalam konteks yang sesuai (pragmatik).

Jadi, cakupan komponen tata bahasa berkenaan dengan wujud bunyi bahasa,

jenis kata, kata dalam kalimat, bentuk kalimat, macam kalimat, tema-rema,

bentuk kata dalam wacana yang sesuai, kohesi, pragmatik.

2. Model Tata Bahasa Indonesia

Menurut Yus Rusyana dan Samsuri, model tata Bahasa Indonesia

terbagi atas model tata bahasa tradisional, struktural, transformasional, dan

model tata bahasa fungsional. Hubungannya dengan kepentingan tujuan

pengajaran Bahasa Indonesia juga dikenal model tata bahasa pendidikan atau

tata bahasa pedagogis. Berikut akan dideskripsikan model tata bahasa yang

termasuk dalam scientific or linguistics grammar juga model tata bahasa

pedagogical grammar.

2.1. Linguistik Tradisional dan Model Tata Bahasa Tradisional

Tata bahasa tradisional "berkiblat" kepada tata bahasa Yunani dan Latin

dan menggunakan pandangan logika sebagai landasan logika. Keberatan atas

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

teori tradisional ialah (1) struktur bahasa tidak semua sama, itu sebabnya

tidak semua teori tata bahasa Yunani dan latin dapat diterapkan begitu saja

pada bahasa yang lain, (2) teori tradisional banyak didasarkan kepada logika;

pada pemikiran filsafat (Rusyana & Samsuri, 1983; Km Ayu Sartika Dewi,

Wyn Rasna, & Nym Seloka Sudiara Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, 2014)

Analisis Tradisional dapat dirangkum sebagai berikut.

a. Menafsirkan kalimat berdasarkan arti dan tujuan komunikatif si

pembicara; lazim disebut dengan pendekatan notional grammar atau

notional analysis. Kalimat dibagi menjadi kalimat pernyataan,

pertanyaan, perintah, dan kalimat seru.

b. Pembagian jenis kata didasarkan pada makna dan sedikit pada fungsi

c. Pemerian fungsi sintaksis dalam kalimat dibahasakan dengan istilah

subyek, predikat, obyek, kata, frase, klausa, kalimat, transitif dan

intransitif, dan sebagainya.

d. Bersifat preskriptif (Alwasilah, 1993)

e. Model tata bahasa tradisional diterapkan di dalam bahasaIndonesia

misalnya Tata Bahasa Indonesia oleh Sutan TakdirAlisyahbana (1981),

Jalan Bahasa Indonesia oleh St. Muh. Zain(1954), Tata Bahasa

Indonesia oleh Tardjan Hadidjaja (1963) (Pateda, 2009).

Tata Bahasa Indonesia ditinjau dari segi tata bahasa tradisional

meliputi ilmu tata bentuk kata (morfologi) dan ilmu tata kalimat (sintaksis).

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

Dalam kajian morfologi dibicarakan morfem serta bagaimana morfem itu

dibentuk menjadi kata. Kajian kata dalam bidang morfologi membicarakan

kata dasar, kata bersusun, kata ulang, dan kata majemuk (Rusyana & Samsuri,

1983; Km Ayu Sartika Dewi et al., 2014). Dalam kajian sintaksis dibicarakan

hubungan kata, frasa, klausa, sehingga membentuk suatu kalimat. Kalimat

didefinisikan sebagai satuan kumpulan kata terkecil yang mengandung

pikiran yang Iengkap (Rusyana & Samsuri, 1983; Km Ayu Sartika Dewi et

al., 2014). Pembagian kalimat Bahasa Indonesia menurut tata bahasa

tradisional adalah (a) kalimat tunggal dan kalimat majemuk, (b) kalimat

majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat, (c) kalimat majemuk

rapatan, (d) kalimat berpredikat verba dan predikat tanverba, (e) kalimat

berdasarkan isi: berita, tanya, perintah, seru, (f) kalimat berdasarkan relasi

klausa.

Berikut adalah cakupan analisis aspek kebahasaan berdasarkan tata

bahasa tradisional.

Tabel 2.1 Tata Bahasa Tradisional

No Morfologi Sintaksis

1 Morfem Hubungan kata dalam kalimat

2 Kata dasar Frasa

3 Kata bersusun Klausa

4 Kata ulang Kalimat tungggal-kalimat majemuk

5 Kalimat majemuk Kalimat majemuk bertingkat dan kalimat

majemuk setara

6 Jenis kata Kalimat majemuk rapatan

7 Kalimat berpredikat verba-predikat

tanverba

8 Kalimat berdasarkan isi: pernyataan,

pertanyaan, perintah, seru

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

9 Kalimat berdasarkan relasi klausa

Tabel tersebut memperlihatkan bahwa dalam struktur tata bahasa

tradisional tidak mencakup struktur fonologi, tetapi hanya meliputi struktur

morfologi dan struktur sintaksis.

2.2. Linguistik Struktural dan Model Tata Bahasa Struktural

Tokoh linguistik, Bloomfield, berpandangan bahasa mempunyai

struktur. Dalam bahasa terdapat unsur-unsur fonem, morfem, kata, frase,

klausa, kalimat, dan wacana. Oleh karena itu model tata bahasa sebaiknya

dianalisis dan dibangun berdasarkan strukturnya. Struktur bahasa dapat

dianalisis berdasarkan segmen-segmennya dan distribusinya (Pateda, 2009).

Menurut aliran struktural, tata bahasa dapat dibagi menjadi dua bagian,

ialah morfologi, yang membicarakan seluk beluk struktur kata, dan sintaksis

yang membicarakan seluk beluk struktur frasa dan kalimat (Rusyana &

Samsuri, 1983; Km Ayu Sartika Dewi et al., 2014).

Analisis Struktural dapat dirangkum sebagai berikut (Alwasilah, 1993;

Wiratno & Santosa, 2014)

a. Tata bahasa diartikan sebagai perangkat bentuk formal, tidak

nosional, yaitu berdasarkan bukti-bukti sintaksis morfologis yang

jelas teramati

b. Dalam analisis sintaksis diperhatikan bentuk kata, kata fungsi,

intonasi

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

c. Analisis bergerak dari bentuk menuju makna, dari fonem menuju

kalimat

d. Jenis kata dibagi atas fungsi dan leksis

e. Memberi perhatian pada ragam bahasa (language variety)

f. Menganalisis kalimat dengan metode unsur bawahan langsung

g. Bahasa dianggap sebagai proses stimulus

Dalam perkembangannya aliran struktural terpecah ke dalam

beberapa pandangan. Salah satu pandangan yang paling penting adalah aliran

tagmemik yang dipelopori K.L. Pike (Alwasilah, 1993; Wiratno & Santosa,

2014) Model tata bahasa struktural diterapkan di dalam Bahasa Indonesia

misalnya Kaidah Bahasa Indonesia karangan Slametmuljana (1961) yang

didasarkan pada pandangan tagmemik.

Tata Bahasa Indonesia menurut aliran struktural dibagi menjadi dua

bagian ialah morfologi dan sintaksis. Morfologi membicarakan seluk beluk

struktur kata, dan sintaksis membicarakan seluk-beluk struktur frasa dan

kalimat. Topik penggolongan kata dianggap penting karena berhubungan

dengan kajian morfologi dan sintaksis. Penggolongan kata ditentukan secara

gramatis berdasarkan sifat atau perilaku dalam frasa dan kalimat. Kata yang

mempunyai sifat dan perilaku sama membentuk satu golongan kata, yaitu (a)

kata nominal yang dibedakan atas kata benda, kata ganti, dan kata bilangan,

(b) kata adjektival yang dibedakan atas kata sifat dan kata kerja, (c) kata

partikel yang dibedakan menjadi kata penjelas/atributif, kata keterangan, kata

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

penanda/direktif, kata perangkai, kata tanya, kata seru. Morfologi dalam

kajian struktural yang membicarakan seluk beluk struktur kata Bahasa

Indonesia membedakan bentuk kata atas (a) kata asal, (b) kata kompleks, (c)

kata imbuhan, (d) kata ulang, dan (e) kata majemuk.

Menurut Ramlan, sintaksis dalam kajian struktural membicarakan dua

bagian besar yaitu frasa dan kalimat (Alwasilah, 1993; Wiratno & Santosa,

2014). Pembicaraan mengenai frase dikatakan bahwa struktur frase Bahasa

Indonesia memiliki konstruksi endosentrik dan eksosentrik. Pembicaraan

kalimat dalam kajian struktural dibedakan atas macam kalimat, struktur

kalimat dan arti gramatikal kalimat. Macam kalimat Bahasa Indonesia

dibedakan atas kalimat tanya, perintah, permintaan, ajakan, dan kalimat

berita. Struktur kalimat dibedakan atas struktur kalimat tunggal dan struktur

kalimat majemuk yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk

bertingkat. Arti struktural kalimat berdasarkan hubungan S dan P dalam

kalimat tunggal, dan berdasarkan pertemuan klausa dalam kalimat majemuk.

Berbeda dengan Ramlan, Gorys Keraf membagi garis besar tata bahasa

struktural terdiri atas (a) fonologi, (b) penetapan jenis kata, (c) pembentukan

kata, (d) pembentukan frasa, dan (e) pembentukan kalimat. Dan sebagai dasar

analisis sintaksis adalah wacana. Jadi struktur bahasa indonesia ditemukan

pada semua tingkat analisis (fonologi, morfologi, dan sintaksis). Hasil

analisis fonologi akan memberi landasan ucapan baku Bahasa Indonesia, dan

hasil pemahaman fonologi akan memantapkan penerimaan ejaan Bahasa

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

Indonesia (Alwasilah, 1993; Suherman, 2012). Hasil analisis morfologi

menetapkan jenis kata, pembentukan kata. Hasil analisis sintaksis

menetapkan pembentukan frasa dan penyusunan kalimat berdasarkan dimensi

horisontal, yaitu dengan analisis unsur bawahan Iangsung, dan analisis

dimensi vertikal yaitu berdasarkan fungsi kalimat, frasa, dan jenis kata.

Berikut adalah cakupan analisis aspek kebahasaan berdasarkan tata

bahasa struktural.

Tabel 2.2 Tata Bahasa Struktural

No Fonologi Morfologi Sintaksis

1 Pelafalan

baku

Fungsi kata Frasa

2 Ejaan Leksis Klausa

3 Intonasi Penggolongan kata:

nominal,

adjektival, partikel

Macam kalimat: tanya,

perintah, permintaan,

ajakan, berita

4 Bentuk kata:kata asal, kata

kompleks, kata imbuhan, kata

Wang, kata majemuk

Struktur kalimat: tunggal,

majemuk setara, majemuk

bertingkat

5 Fungsi kalimat

6 Wacana

Tabel tersebut memperlihatkan bahwa komponen fonologi merupakan

bagian dari aspek tata bahasa. Jadi, dalam tata bahasa struktural aspek

kebahasaan meliputi komponen fonologi, morfologi, dan sintaksis.

2.3. Linguistik Transformasional dan Model Tata Bahasa Transfomasional

Pandangan struktural yang dikoreksi disebut dengan pandangan

transformasional dan tata bahasanya disebut tata bahasa transformasional

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

atau tata bahasa generatif transformasional (transformational generative

grammar). Aliran ini dipelopori oleh Noam Chomsky yang memuat

pandangannya dalam Syntactic Structure yang ditulisnya pada 1957.

Menurut Chomsky setiap tata bahasa harus memenuhi syarat (1)

diterima oleh pemakai bahasa, dan (2) tata bahasa harus terbentuk

sedemikian rupa sehingga satuan atau istilah yang dipakai bersifat

urutan.Buku Tata Kalimat Bahasa Indonesia yang ditulis oleh Samsuri

(1985) adalah contoh penerapan pandangan transformasional di dalam

penulisan tata Bahasa Indonesia (Pateda, 2009).

Analisis transformasi menegaskan adanya aturan gramatika tertentu

yang menyeluruh dan bisa menghasilkan kalimat-kalimat gramatik yang

dapat dirangkum sebagai berikut (Alwasilah, 1993; Wiratno & Santosa,

2014)

(a) Membedakan kalimat dasar (sederhana , aktif, pernyataan) dengan

kalimat transformasi (majemuk, pasif, pernyataan),

(b) Menegaskan bahwa setiap orang sudah dianugrahi kemampuan

berbahasa (innate ability),

(c) Struktur dalam (deep structure) adalah struktur dasar yang ada dalam

pikiran si pembicara/penanggap dan dengan competencenya mereka

menstransformasikan struktur dasar ke dalam struktur luar (surface

structure) dalam bentuk ujaran dan tulisan yang merupakan performansi

berbahasanya,

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

(d) Menyatakan pentingnya melibatkan makna dalam analisis gramatika

bahasa.

Tata bahasa generatif transformasional standar memberlakukan

gramatika terdiri dan tiga komponen; (1) komponen sintaksis, (2) komponen

semantis, (3) komponen fonologis.Jadi tidak hanya memberi struktur kalimat

tetapi juga memberikan penjelasan mekanisme terbentuknya kalimat sebagai

struktur lahir dari suatu struktur batin. Jika gramatika struktural tidak dapat

menjelaskan kalimat-kalimat yang ambigu, gramatika generatif

transformasional dapat. Berkat pendayagunaan unsur struktur batin, dan

kaidah pembentukan kalimat, gramatika generatif transformasional dapat

menjelaskan masalah keambiguan kalimat.

Penyusunan tata Bahasa Indonesia berdasarkan teori transformasi

berdasarkan anggapan bahwa bahasa merupakan kumpulan kalimat yang

terdiri dari deretan bunyi yang mempunyaiarti. Menurut Silitonga, bentuk

tata bahasa transformasi terdiri dari tiga komponen yaitu sintaksis, semantik,

dan fonologi (Rusyana & Samsuri, 1983; Lestari, 2015). Sintaksis

mempunyai dua subkomponen yaitu dasar (terdiri dari kaidah kategori dan

Ieksikon) dan transformasi (terdiri dari kaidah struktur dalam dan kaidah

struktur luar). Komponen semantik dalam tata bahasa transformasi

memberikan interpretasi semantik pada deretan unsur yang dihasilkan oleh

subkomponen dasar, yaitu menentukan penafsiran arti dan deretan morfem

yang terdapat dalam suatu kalimat. Dan, komponen fonologi memberikan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

interpretasi fonologi pada deretan unsur yang dihasilkan oleh kaidah

transformasi. Dengan menggunakan kaidah fonologi deretan unsur tadi dapat

diucapkan; dan penggambaran bunyi tersebut dilakukan dengan

menggunakan ciri-ciri pembeda (distinctive feature).

Berikut adalah cakupan analisis aspek kebahasaan berdasarkan tata

bahasa transformasional.

Tabel 2.3 Tata Bahasa Transformasional

No Fonologi Sintaksis Semantik

intrepretasi

fonologi

(distinctive

feature)

Kaidah,kategori,Ieksikon,

Transformasi

Penafsiran arti deretan

unsur pada komponen

dasar

Kalimat dasar: sederhana,

aktif, pernyataan

Makna

morfem

deretan

Kalimat,transformasi:

majemuk, pasif, pernyataan

Tabel di atas memperlihatkan bahwa komponen morfologi tidak

menjadi komponen tersendiri tetapi merupakan bagian dari komponen

semantik yang melibatkan unsur morfem dan komponen dasar dari satuan

makna bahasa. Jadi aspek kebahasaan dalam tata bahasa transformasional

meliputi fonologi, sintaksis, dan semantik.

2.4.Linguistik Fungsional dan Model Tata Bahasa Fungsional

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

Pandangan Chomsky dikoreksi oleh Simon C. Dick (1978) yang

mengembangkan tata bahasa fungsional (Functional Grammar). Tata bahasa

ini didasarkan pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Tata bahasa ini

menganggap sintaksis sebagai sistem yang didasarkan pada semantik.

Ciri utama tata bahasa fungsional adalah memberi peran penting pada

tataran semantik, sintaksis, dan pragmatik (Pateda, 2009).

a. Fungsi semantik seperti pelaku, sasaran, penerima, pemeroleh,

menyatakan peran yang menyandang sebuah fungsi

b. Fungsi sintaksis yaitu subyek dan predikat

c. Fungsi pragmatis seperti tema, topik, dan fokus yang menandai

munculnya sebuah unsur bahasa

Menurut Halliday fungsional dalam sintaksis dimaksudkan untuk

menjelaskan bagaimana bahasa dipergunakan (Castro & Halliday, 1995;

Vinyals et al., 2015). Apa yang disebut makna dalam bahasa merupakan

komponen fungsi. Setiap unsur dalam bahasa dijelaskan dalam rangka

fungsinya dalam seluruh sistem bahasa. Jadi, satuan-satuan bahasa seperti

klausa, frase dan sebagainya, dianggap oleh Halliday dikenal dengan istilah

Tata Bahasa Fungsi Sistemik. Model ini Iebih menitikberatkan persoalan pada

tataran klausa dengan menghubungkan pada konsep bahasa sebagai semiotika

sosial.

Halliday juga menjelaskan klausa merupakan sebuah konstruk yang

mengandung tiga ragam makna (metafungsi); idesional/eksperensial,

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

interpersonal, dan tekstual. Ketiganya hadir dalam klausa dan dengan ketiga

makna inilah klausa dianalisis.

Berikut adalah cakupan analisis aspek kebahasaan berdasarkan tata

bahasa fungsional.

Tabel 2.4 Tata Bahasa Fungsional

Sintaksis Semantik Pragmatik

Klausa: Subjek-

Predikat

Fungsi Semantik:

Pelaku, sasaran,

penerima, pemeroleh

Fungsi Pragmatis: tema,

topik, fokus.

Metafungsi klausa:

desional/eksperensial,

interpersonal, tekstual.

Tabel di atas memperlihatkan komponen fonologi tidak termasuk

dalam aspek kebahasaan, tetapi menambahkan komponen pragmatik sebagai

salah satu aspek kebahasaan. Jadi aspek kebahasaan dalam tata bahasa

fungsional meliputi komponen sintaksis, semantik, dan pragmatik.

3. Model Tata Bahasa Pendidikan

a. Linguistik Terapan

Dilihat dari segi pembidangannya, linguistik dapat dibagi atas (1)

linguistik umum, (2) linguistik terapan, (3) linguistik teoretis, dan (4)

linguistik historis. Dilihat dari segi penerapannya dikenal istilah "applied

linguistics" atau linguistik terapan. Jadi linguistik terapan merupakan salah

satu subdisiplin linguistik.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

Menurut Spolsky (1978:1-2), ruang lingkup linguistik terapan sangat

luas dengan bidang garapan, antara lain penerjemahan, leksikogarfi,

penerjemahan, dan pengajaran bahasa. Kaplan dan Grabe merinci ruang

lingkup garapan linguistik terapan adalah (1) pengajaran bahasa, (2)

perencanaan dan kebijakan/politik bahasa, (3) penelitian komunkasi-ujaran,

(4) bahasa-bahasa bidang tertentu, (5) terapi ujaran, (6) leksikrografi dan

perkamusan, (7) penerjemahan, (8) bahasa profesi, dan (9) bahasa profesi

(Kaplan & Grabe, 1991; Steinthal & Steinthal, 2015)

b. Tata Bahasa Pendidikan

Pada perkembangannya kemudian garapan linguistik terapan lebih

banyak diarahkan pada pengajaran bahasa; seperti dikemukakan oleh Walls

(dalam Els dkk., 1977:25) "applied linguistics refers to the use by language

teachers of the findings of the linguist'. Bahkan Spolsky (1978) lebih setuju

dengan istilah educational linguistic dibandingkan menggunakan istilah

applied linguistics (Pateda, 2009).

Sebagai studi linguistik maka objek educational linguistic adalah

bahasa. Namun sasarannya bukanlah bahasa itu sendiri, melainkan bahasa

kaitannya dengan kebutuhan praktis.Penggunaan bahasa untuk tujuan

pengajaran bahasa atau tujuan pedagogis adalah bentuk dari linguistik

pendidikan yang merupakan salah satu objek dari linguistik terapan.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

Dalam pembicaraan penggunaan bahasa untuk tujuan pengajaran

terlebih dahulu dibedakan adanya pengertian "tata bahasa ilmiah atau

linguistk" (scientific or linguistic grammar) dan "tata bahasa pedagogis"

(pedagogical grammar). Tata bahasa ilmiah sebagai hasil penyelidikan

struktur bahasa secara deskriptif oleh linguis. Seperti yang dijelaskan oleh

Denham dan Lobeck (Denham & Lobeck, 2013) yang menjelaskan bahwa “

Descriptive grammar set of grammatical rules based on what we say, not on

we should say according to some language authority.” Namun dalam

memahaminya membutuhkan penjelasan secara ilmiah atau secara liguistik.

We’ve seen that grammar involves the complex interplay of prescriptive

grammar and descriptive grammar and that there is some overlap

between the two. In the end, however, we all acquire a complex

grammatical system, regardless of how and where we are raised. This

suggest that we all tackle language acquisition with the same basic

cognitive hardwriting to accomplish the task.(Denham & Lobeck,

2013).

Jadi tata bahasa linguistik bersifat ilmiah. Berbeda dengan tata bahasa

yang dipakai untuk mengajaran bahasa. Tata bahasa pedagogis, atau tata

bahasa pendidikan, ditulis berdasarkan prinsip-prinsip pedagogis

(Darjowidjojo, 1985; Natsir, 2017)

Di lain pihak, dikatakan bahwa sumber yang paling kuat dan tepat untuk

menentukan pengajaran bahasa adalah linguistik. Selanjutnya, bahwa kriteria

linguistik yang akan dipakai adalah linguistik sebagai ilmu murni,

sosiolinguistik, dan psikolinguistik. Juga dijelaskan bahwa sumbangan

linguistik dalam pengajaran bahasa hanya memberikan sumbangan tidak

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

langsung berupa bahan ajar. Jadi, linguistik hadir dalam bentuk aplikasi dari

linguistik yang telah dideskripsikan oleh para linguis (Parera, 1997; Hasanah,

2011).

Tata bahasa tidak harus dilihat sebagai hal dalam dirinya sendiri.

Artinya tata bahasa tidak harus dilihat sebagai berdiri sendiri dalam

menetapkan aturan dan definisi. Dalam konteks pengajaran bahasa bahkan

tata bahasa adalah sebagai ‘kekuatan ekspresi’ dalam bergenre. Untuk itu guru

dan pelajar dapat menggunakan tata bahasa secara sistematis

menggambarkan dan menjelaskan bagaimana tata bahasa digunakan untuk

tujuan tertentu. Juga menjelaskan bagaimana tata bahasa yang relevan dapat

diajarkan dalam konteks fitur generik dan bagaimana tata bahasa untuk

diagnosa menilai tulisan pelajar dan bagaimana penempatan masalah tata

bahasa memungkinkan pelajar untuk meningkatkan kemampuan menulis

mereka (Knapp & Watkins, 2005).

Tomlinson berpendapat bahwa tata bahasa untuk tujuan pedagogis

menggunakan bahan yang disusun khusus untuk tujuan pengajaran yang

disesuaikan dengan tingkat pemerolehan berbahasa siswa. Misalnya, bentuk

latihan dalam pengajaran tata bahasa mengajarkan siswa menggunakan

bentuk bahasa, yaitu bagaimana bentuk bahasa didekontektualkan dalam

konteks kalimat dan wacana (Tomlinson, 2007). Dalam pandangan Knapp

dan Watkins mengajarkan tata bahasa dalam praktek pedagogik dianggap

sebagai reduksionis karena apa yang dianggap penting dan dijadikan panduan

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

oleh guru dalam menguraikan unsur-unsur tata bahasa yang terintegrasi yang

diperlukan untuk belajar mengajar bergenre dan tata bahasa (Knapp &

Watkins, 2005).

Jadi, format tata bahasa untuk mengajarkan bahasa harus diubah dulu

dan disesuaikan untuk maksud pengajaran di sekolah. Sebagai contoh tata

bahasa transformasi-generatif (TG), yang mempunyai banyak kaidah untuk

menghasilkan kalimat, tidak cocok dipakai mengajar bahasa. Menurut

Murcia-Freeman tata bahasa pendidikan yang diperuntukkan bagi guru

bersifat eklektik; tidak sama dengan tata bahasa linguistik yang memerikan

internal bahasa. Dalam dimensi penggunaan analisis didasarkan pada analisis

wacana dan kontekstual serta tata bahasa fungsional (systemic functional

grammar)(Gao et al., 2000)

Landasan linguistik yang dianggap cocok untuk mengembangkan tata

bahasa pendidikan adalah linguistik tradisional, linguistik struktural, dan

linguistik transformasional (Nurhadi, 1995; Sumarwati, 2017) Jadi, tingkat

analisis yang dikembangkan dalam tata bahasa pendidikan meliputi kaidah-

kaidah dalam komponen fonologi, komponen morfologi, komponen sintaksis,

dan komponen wacana, yaitu meliputi (1) tata bunyi, (2) tata kata, (3) tata

kalimat, (4) tata makna, (5) kosakata, (6) ortografi (Nurhadi, 1995;

Sumarwati, 2017).

Beberapa pemerian tentang kajian linguistik dalam berbagai

pendekatan kajian di atas menuntun model tata bahasa yang akan dijadikan

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

pedoman. Model tata bahasa tersebut memberikan pemahaman kepada kita

bahwa wujud tata bahasa dalam Iingkup dimensi kebahasaan tergantung

pendekatannya. Model tata Bahasa Indonesia disusun menurut suatu

kerangka acuan berupa pedoman tata bahasa indonesia yang ditulis oleh tata

bahasawan Indonesia untuk mengungkapkan ciri dan kaidah bahasa indonesia

(Rusyana & Samsuri, 1983; Sumarwati, 2017) Sehingga, dari dimensi

kebahasaan, cakupan tata bahasa meliputi fonologi, morfologi, sintaksis,

semantik, dan wacana; serta pragmatik dari dimensi penggunaannya.

Deskripsi tata bahasa dalam linguistik Indonesia merupakan model tata

bahasa yang termasuk dalam scientific or linguistics grammar juga model tata

bahasa pedagogical grammar. Model tata bahasa indonesia disusun

berdasarkan kerangka tata bahasa tradisional, struktural, transformasional,

fungsional, yang termasuk dalam linguistics grammar. Sementara model tata

bahasa pedagogical grammar untuk pengajaran Bahasa Indonesia merupakan

sumbangan dari model tata bahasa indonesia yang secara eklektik

diaplikasikan dalam bahan ajar bahasa indonesia. Jadi, tata bahasa yang

bersifat eklektik dihubungkan dari tata bahasa indonesia berdasarkan model

tata bahasa indonesia sebagai pedoman perumusan tata bahasa indonesia

dengan tata bahasa yang ditulis berdasarkan prinsip pedagogis.

Selain itu, mempelajari tata bahasa harus dipahami sebagai keterlibatan

tiga dimensi yaitu form, meaning, dan use. Belajar tata bahasa juga dapat

dipahami sebagai membentuk skema formal kesadaran bertata bahasa di

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

dalam kebutuhan berkomunikasi dengan bahasa. Jadi memahami tata bahasa

adalah sampai terjadi internalisasi.

Tata bahasa yang dipelajari akan dilihat sosoknya pada buku teks

bahasa indonesia SMP. Sosok tata bahasa diihat semua cakupan aspeknya

yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, wacana. Keseluruhan aspek

tata bahasa tersebut juga dilihat dalam penempatannya ke dalam kompetensi

komunikatif dan dilihat bagaimana membelajarkan tata bahasa seperti yang

ditampilkan sajiannya di dalam buku teks Bahasa Indonesia SMP.

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

Tata Bahasa

Transformas

ional

Tata Bahasa

Tradisional

Tata Bahasa

Fungsional

Tata Bahasa

Struktural

Sintaksis

MorfemKata dasar, Kata bersusun, Kata

Ulang, Kalimat majemuk,Jenis kata

Hubungan kata dalam kalimat, Frasa, Klaua,

Kalimat tungggal-kalimat majemuk, Kalimat

majemuk bertingkat dan kalimat majemuk

setara, Kalimat majemuk rapatan, Kalimat

berpredikat verba — predikat tanverba, Kalimat

berdasarkan isi: pernyataan, pertanyaan,

perintah, seru, Kalimat berdasarkan relasi

klausa

Fonologi

Morfologi

Fungsi kata, Leksis, Penggolongan kata:

nominal, adjektival, partikel, Bentuk kata:

kata asal, kata, kompleks, kata imbuhan,

kata ulang, kata majemuk

Sintaksis

Pelafalan baku, Ejaan, Intonasi

Morfologi

Frasa, Klausa, Macam kalimat: tanya,

perintah, permintaan, ajakan, berita, Struktur kalimat: tunggal, majemuk setara,

majemuk bertingkat, Fungsi kalimat,

Wacana.

Fonologi

Sintaksis

Semantik

Intrepretasifonologi (distinctive feature)

Kaidah, kategori, Ieksikon, transformasi,

Kalimat dasar: sederhana, aktif, pernyataan, Kalimat transformasi:

majemuk, pasif, pertanyaan

Penafsiran arti deretan unsur pada

komponen dasar

Sintaksis

Semantik

Pragmatik

Klausa: Subjek- Fungsi

semantik: pelaku, sasaran, penerima,

pemeroleh

Fungsi pragmatis: tema, topik, fokus,

Metafungsi,klausa: idesiona/eksperensial,

Interpersonal, tekstual

Gambar 2.4 Model Tata Bahasa Indonesia

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks
Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

Spolsky

Educational linguistics adalah applied linguistics. Objek

educational linguistics adalah bahasa yang sasarannya

adalah penggunaan bahasa untuk tujuan pengajaran

bahasa atau tujuan pedagogis

Knapp dan Watkins

Tata bahasa dalam praktek pedagogik dianggap sebagai reduksionis karena dianggap

penting dan dijadikan panduan oleh guru dalam menguraikan unsur-unsur tata bahasa yang terintegrasi yang diperlukan

untuk belajar mengajar bergenre dan tata bahasa.

Tomlinson

Tata bahasa untuk pedagogis

menggunakan bahan yang

disusun khusus untuk tujuan

pengajaran yang disesuaikan

dengan tingkat pemerolehan

berbahasa siswa. Bentuk latihan

didekontektualkan dalam

konteks kalimat dan wacana

Soenjono Dardjowiwidjojo

Scientific or linguistic grammar vs pedagogical grammar

Tata bahasa ilmiah sebagai hasil penyelidikan struktur

bahasa secara deskriptif oleh linguis

Murcia-Freeman

Tata bahasa pendidikan yang diperuntukkan bagi guru bersifat eklektik; tidak sama dengan tata

bahasa linguistik yang memerikan internal bahasa.

Analisis didasarkan pada analisis wacana dan kontekstual

serta tata bahasa fungsional (systemic functional grammar)

Nurhadi

Landasan linguistik yang dianggap cocok untuk mengem-bangkan tata bahasa pendidikan

adalah linguistik tradisional, linguistik struktural, dan linguistik transformasional.Tingkat analisis

meliputi komponen fonologi, morfologi, sintaksis, dan wacana

Tata bahasa Pendidikan adalah tata bahasa untuk tujuan

pengajaran atau tujuan pedagogis. Pemerian bahasa bersifat eklektik berlandaskan linguistik tradisional,

linguistik struktural, dan linguistik transformasional serta didasarkan pada analisis wacana dan kontekstual serta

tata bahasa fungsional (systemic functional grammar)

Gambar 2.5 Konsep Tata Bahasa Pendidikan

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

4. Komponen Tata Bahasa dalam Dimensi Kebahasaan

Berkaitan dengan model yang dijelaskan di atas, berikut dikaji aspek

tata bahasa dalam dimensi kebahasaan. Beberapa pemerian tentang

pengertian tata bahasa dan tentang berbagai pendekatan kajian linguistik

menuntun model tata bahasa yang akan dijadikan pedoman. Dari berbagai

model tata bahasa yang telah dikembangkan telah disintesiskan bahwa

cakupan dimensi kebahasaan meliputi fonologi, morfologi, sintaksis,

semantik, dan wacana; serta pragmatik dari dimensi penggunaannya.

Sementara, dalam sudut pandang linguistik, tata bahasa tidak hanya

dipandang sebagai aturan atau kaidah bahasa yang dipelajari, tetapi juga

sebagai aturan yang menuntun orang memproduksi dan memahami kalimat

yang dihasilkan. Dengan demikian Denham dan Lobeck (Denham & Lobeck,

2013) memandang pokok bahasan tata bahasa yang dibutuhkan seseorang

meliputi wilayah inti kajian linguitik, yaitu phonetics, .

The grammar of language can be divided into components. Each

component interacts with the others, but each can also be studied on

its own.

1. Phonetics: The inventory of sounds in a language

2. Phonology: Rules of how sounds are combined in a language

3. Morphology: Rules of word formation in a language

4. Syntax: Rules of sentence formation in language

5. Semantics: Rules that govern how meaning is expressed by

words and sentence in a language

4.1. Fonologi

Fonologi didefinisikan sebagai cabang linguistik yang

mengidentifikasikan satuan-satuan dasar bahasa sebagai bunyi (Verhaar,

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

2010) Menurut hierakhi satuan bunyi yang menjadi objek studinya fonologi

dibedakan menjadi fonetik dan fonemik. Fonetik meneliti bunyi bahasa

menurut cara pelafalannya dan ciri-ciri akustiknya (Verhaar, 2010)

Sedangkan fonemik mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi

bunyi tersebut sebagai pembeda makna (Chaer, 2003).

Sebagai ilmu yang mempelajari wujud bunyi bahasa fonologi

berkenaan dengan relasi yang terbentuk antara bunyi bahasa dengan syllables,

stress groups, pause groups, dan rhetorical periods yang membentuk

phonologicalhierarchy (Pike, 1982; Sartini, 2012).

Analisis fonetik berkenaan dengan bunyi-bunyi yang dihasilkan alat

ucap seperti vokal dan konsonan (Verhaar, 2010) Bunyi dalam bahasa

indonesia juga mengenal dengan diftong dan gugus konsonan.Masih dalam

analisis fonetik juga dibahas pokok tentang silabel.Ciri suprasegmental dalam

bahasa indonesia berwujud tekanan, panjang bunyi, dan nada. Ciri

suprasegmental juga berhubungan dengan ritme yang dalam kalimat disebut

dengan intonasi. Jika ritme berhubungan dengan pola pemberian aksen pada

kata, intonasi terdapat pada kalimat (Alwi, 1998; Wiratno & Santosa, 2014)

Amran Halim membagi intonasi dalam tuturan berbentuk kalimat ke dalam

intonasi kalimat deklaratif, interogatif, dan kalimat imperatif, serta intonasi

dalam hubungan topik-komen (Halim, 1981; Budiawan & Rukayati, 2018).

Sementara analisis fonemik berkenaan dengan fonem dan grafem,

fonem, dan suprasegmental. Dalam transkripsi fonemik bunyi-bunyi

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

dilambangkan sesuai dengan satuan-satuan fonemisnya. Berdasarkan

pelambangan bunyi fonemik disusun transkripsi secara ortografik.

Pelambangan ortografis tersebut dituliskan sesuai dengan konvensi grafis

yang disepakati. Dalam Bahasa Indonesia, kesepakatan itu sesuai dengan

sistem dan aturan ejaan yang berlaku dan disusun dalam Pedoman Ejaan

Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD).

Dengan demikian dapat disimpulkan komponen fonologi meliputi

kajian bunyi ujaran, yaitu bagaimana bunyi dihasilkan/diproduksi (kajian

fonetik), dan bagaimana bunyi dilambangkan. Dengan pelambangan dapat

dibedakan makna dalam wujud lafal dan dan wujud grafem(kajian fonemik).

Jadi, komponen fonetik berkenaan dengan bunyi-bunyi segmental (vokal,

konsonan, diftong, kluster), suprasegmental, dan silabel. Sementara, kajian

fonemik meliputi pelafalan baku dan grafem (ortografis/ejaan).

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

Gambar 2.6 Pengertian Fonologi

Verhaar

Cabang linguistik yang

mengidentifikasikan satuan-

satuan dasar bahasa

sebagai bunyi.

Analisis fonetik berkenaan

dengan bunyi-bunyi yang

dihasilkan alat ucap seperti

vokal dan konsonan.

Kenneth L dan Pike and

Evelyn G Pike

fonologi berkenaan dengan relasi yang terbentuk antara

bunyi bahasa dengan syllables, stress groups,

pause groups, dan rhetorical periods yang

membentuk phonological hierarchy

Amran Halim

Intonasi dalam tuturan

berbentuk kalimat ke dalam

intonasi kalimat deklaratif,

interogatif, dan kalimat

imperatif, serta intonasi

dalam hubungan topik-

komen.

Abdul Chaer

Fonemik mempelajari bunyi

bahasa dengan

memperhatikan fungsi bunyi

tersebut sebagai pembeda

makna.

Komponen fonologi meliputi kajian bunyi ujaran, yaitu bagaimana bunyi dihasilkan/diproduksi dan bagaimana

bunyi dilambangkan. Komponen fonetik berkenaan dengan bunyi-

bunyi segmental (vokal, konsonan, diftong, kluster), suprasegmental, dan

silabel. Kajian fonemik meliputi pelafalan baku dan grafem

(ortografis/ejaan).

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

4.2. Morfologi

Morfologi adalah ‘the study of form’ yang secara harfiah berarti ilmu

mengenai bentuk. Morfologi adalah cabang ilmu linguistik yang

mengidentifikasikan satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan

gramatikal.Dalam hierarkhi gramatikal kajian morfologi meliputi morfem

dan kata.(Verhaar, 2010) Secara linguistik, morfologi berarti ilmu mengenai

bentuk-bentuk dan pembentukan kata (Chaer, 2008).

‘morphology is the grammar of words and word form. The following

are some of the entries that deal with aspects of morphology:

morpheme, root and stem, affix, grammar units, word classes, noun,

pronoun, adjective, deteminer, verb, preposition, conjunction, adverb,

interjection’(Stern, 2001).

Berkenaan dengan konsep perubahan yang dihasilkan dalam

pembentukan kata, morfologi membicarakan atau mempelajari seluk beluk

bentuk kata, pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan

dan arti kata. Jadi, morfologi adalah kajian linguistik yang mempelajari seluk

beluk bentuk kata serta fungsi fungsi gramatik maupun semantikhasil

perubahan bentuk kata itu (Ramlan, 1983).

Dalam Bahasa Indonesia pembentukan kata dilakukan melalui

berbagai proses morfologis, yaitu: devirasi zero, afiksasi, reduplikasi,

abrevasi (pemendekatan), komposisi (perpaduan) (Kridalaksana, 2010).

Peristiwa morfologis itu tidak hanya berkenaan dengan membentuk kata,

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

tetapi juga membentuk makna gramatikal tertentu dan membentuk kelas kata

sesuai makna gramatikalnya.

Sementara konsep kelas kata yang dalam peristilahan bahasa Inggris

disebut juga part of speech yaitu terdiri atas jenis verba, ajektiva, nomina,

pronomina, numeralia, adverbia, interogativa, demonstrativa, artikula,

preposisi, konjungsi, kategori fatis, dan interjeksi (Kridalaksana, 2005).

Dengan demikian komponen morfologi berkenaan dengan

pembentukan kata baik yang berhubungan dengan berbagai proses

morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi, abreviasi/penyingkatan)

maupun dengan kelas kata baik sebagai bentuk kata dasar maupun sebagai

hasil perubahan akibat proses morfologis.

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

4.3.Sintaksis

Sintaksis menyangkut struktur gramatikal yang berurusan dengan tata

bahasa di antara kata-kata, di dalam tuturan, artinya membahas hubungan

gramatikal antarkata di dalam kalimat (Kridalaksana, 2005). Struktur

Verhaar

Morfologi adalah cabang

ilmu linguistik yang

mengidentifikasikan satuan-

satuan dasar bahasa

sebagai satuan

gramatikal.Dalam hierarkhi

gramatikal kajian morfologi

meliputi morfem dan kata.

Abdul Chaer

morfologi berarti ilmu

mengenai bentuk-bentuk

dan pembentukan kata

Ramlan

morfologi mempelajari seluk

beluk bentuk kata, fungsi

perubahan-

perubahanfungsi gramatik

dan semantik bentuk kata

Komponen morfologi

berkenaan dengan

pembentukan kata baik

yang berhubungan dengan

berbagai proses morfologis

(afiksasi, reduplikasi,

komposisi,

abreviasi/penyingkatan)mau

pun dengan kelas kata.

Gambar 2.7 Pengertian Morfologi

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

gramatikal menempatkan kategori sintaksis tertentu seperti nomina, verba,

ajektiva ke dalam fungsi sintaksis tertentu sesuai peran sintaksisnya.

Dalam hierarkhi gramatikal kajian sintaksis meliputi kata, frasa,

klausa, dan kalimat.Dalam prakteknya sintaksis membatasi kajiannya sampai

dengan kalimat, maksudnya menganggap atau memperlakukan kalimat

sebagai satuan terbesar (HP, 2012a) Kata, frasa, klausa, dan kalimat disebut

sebagai bentuk dalam satuan sintaksis.

Berdasarkan satuan-satuan sintaksis yang terdapat dalam kalimat,

konstituen dasar kalimat adalah satuan klausa. Dari pengertian ini kita dapat

menyusun kalimat menggunakan satuan-satuan sintaksis yang ditempatkan

dalam struktur sintaksis menjadi berbagai jenis kalimat. Pembagian jenis

kalimat didasarkan pada jenis klausa dan jumlah klausa yang ada di dalam

kalimat. Berdasarkan jumlah klausanya (tunggal-majemuk), jenis klausa

(verbal-nonverbal), pembentukan kalimat dan kalimat inti (aktif-pasif) (HP,

2012b) Berdasarkan pengklasifikasian itu dalam Bahasa Indonesia jenis

kalimat dibagi atas kalimat dasar, kalimat aktif-pasif, kalimat tunggal-

majemuk, kalimat langsung-taklangsung, kalimat transitif-intransitif,

kalimat verba-nonverba, kalimat mayor-kalimat minor. (Alwi, 1998).

Struktur gramatikal kalimat dalam struktur sintaksis juga dibangun

oleh alat sintaksis antara lain adalah intonasi. Intonasi kalimat dan ritme

merupakan ciri suprasegmental pada untaian tuturan.Jika ritme berhubungan

dengan pola pemberian aksen pada kata, intonasi terdapat pada kalimat

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

(Alwi, 1998) Amran Halim membagi intonasi dalam tuturan berbentuk

kalimat ke dalam intonasi kalimat deklaratif, interogatif, dan kalimat

imperatif, serta intonasi dalam hubungan topik-komen (Halim, 1981)

Dalam penggunaan kalimat tidak hanya ditunjukkan kemampuan

menyusun kalimat berdasarkan struktur sintaksisnya, tetapi juga berkenaan

dengan pilihan kata yang digunakan dan ortografi cara menuliskannya.

Masalah dalam kesalahan berbahasa dalam menyusun kalimat dapat

berbentuk kesalahan kalimat akibat kesalahan (a) ketaksaan pikiran, (b)

diksi, dan akibat kesalahan (3) ejaan (Sugono, 2009) Kesalahan kalimat ini

dikenal dengan ketidakefektivan kalimat. Jadi kalimat yang efektif adalah

penyusunan kalimat yang memperhatikan kesatuan hubungan Subyek dan

Predikatnya, keparalelan logika kalimatnya, menghindari redudansi, juga

yang memperhatikan ketepatan pilihan kata dan ketepatan ejaannya.

Dengan demikian komponen sintaksis meliputi bagian-bagian satuan

kalimat (kata, frasa, klausa, kalimat), fungsi kalimat/tema-rema, serta intonasi

kalimat. Sementara satuan kalimat meliputi bentuk kalimat dan macam/jenis

kalimat. Kalimat efektif berkenaan dengan penyusunan kalimat yang

menyalahi aturan struktur sintaksisnya.

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

Gambar 2.8 Pengertian Sintaksis

Ramlan

Sintaksis menyangkut

struktur gramatikal yang

berurusan dengan tata

bahasa di antara kata-kata,

di dalam tuturan, artinya

membahas hubungan

gramatikal antar kata di

dalam kalimat

Amran Halim

Intonasi dalam tuturan

berbentuk kalimat ke dalam

intonasi kalimat deklaratif,

interogatif, dan kalimat

imperatif, serta intonasi

dalam hubungan topik-

komen.

Alwi Hasan

Struktur gramatikal kalimat

dalam sintaksis dibangun oleh

intonasi. Intonasi kalimat dan

ritme merupakan ciri

suprasegmental pada untaian

tuturan. Jika ritmeberhubungan

dengan pola pemberian aksen

pada kata, intonasi terdapat

pada kalimat.

komponen sintaksis meliputi

bagian-bagian satuan kalimat

(kata, frasa, klausa, kalimat),

fungsi kalimat/tema-rema, serta

intonasi kalimat. Sementara

satuan kalimat meliputi bentuk

kalimat danmacam/jenis kalimat.

Kalimat efektif berkenaan dengan

penyusunan kalimat yang

tidakmenyalahi aturan struktur

sintaksisnya, selain kesalahan

dalam penerapan diksi dan ejaan.

Achmad HP

Kajian sintaksis meliputi

kata, frasa, klausa, dan

kalimat.Sintaksis membatasi

kajiannya sampai dengan

kalimat yang diperlakukan

sebagai sebagai satuan

terbesar.

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

4.4.Semantik

Semantik adalah studi dalam linguistik yang mempelajari makna atau

arti dalam bahasa atau dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau

arti.Selanjutnya, kata semantik disepakati sebagai istilah yang digunakan

untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda

linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Semantik dengan obyeknya yakni

makna, berada di semua tataran, yaitu di dalam tataran fonologi,morfologi,

dan tataran sintaksis (Chaer, 2010).

Menurut aliran Tagmemik (Pike &Pike, 1977; Norsimah Mat Awal &

Nur Liyana Zulkffle, 2012) hierarkhi makna adalah sebagai berikut

(Soepamo, 2002).

Tabel 2.5 Aliran Tagmemik tentang Hirarki Makna

Jenjang Gramatik Jenjang Makna

Morfem Bungkus leksem

Kata dan frasa Istilah

Klausa dan kalimat Proposisi

Pragraf dan monolog Pengembangan tema

Dialog dan percakapan Interaksi social

Jika semantik dilihat dari sistematika bahasa, semantik hanya terdapat

pada taraf gramatika. Pada tataran fonologi tidak memiliki semantik, tetapi

tiap fonem berfungsi membedakan makna. Pada tataran morfologi dan

sintaksis ada semantiknya yaitu semantik gramatikal. Dalam morfologi

memiliki semantik morfologis dan dalam sintaksis memiliki semantik

Page 43: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

sintaksis (Pateda, 2010). Jadi, semantik selain berkenaan dengan makna kata

juga kesesuaian semantik dengan sintaksis.

Hubungannya dengan makna kata, aspek semantik dalam arti sempit

(Tarigan, 2009) berhubungan dengan berbagai jenis makna, hubungan makna,

serta perubahan makna. Jenis makna meliputi makna leksikal-gramatikal,

makna denotasi-konotasi, makna konseptual, makna asosiasi, makna

referensial, juga makna ungkapan dan peribahasa. Hubungan makna

berkenaan dengan makna sinonimi, antonimi, hiponimi,homonimi, polisemi,

dan makna ambigu. Perubahan makna berkenaan dengan perluasan makna

dan melemahkan/penyempitan makna (Pateda, 2010)

Berbagai penggunaan berbagai jenis dan hubungan makna serta

fungsinya dalam berbahasa berkenaan dengan strategi untuk memperluas

kosakata. Pemilihan kata yang tepat sesuai fungsi, makna, dan ketepatan

penggunaan disebut sebagai diksi. Dengan demikian komponen semantik

kata meliputi jenis makna, hubungan makna, perubahan makna, dan secara

umum juga tentang diksi untuk memperkaya kosakata.

Page 44: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

Gambar 2.9 Pengertian Semantik

4.5.Wacana

Tarigan menjelaskan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang paling

lengkap, lebih tinggi dari klausa dan kalimat, memiliki kohesi dan koherensi

yang baik, mempunyai awal dan akhir yang jelas, berkesinambungan, dan

dapat disampaikan secara lisan atau tertulis. Jadi, suatu kalimat atau

Komponen semantik kata meliputi jenis makna,

hubungan makna, perubahan makna, dan

secara umum juga tentang diksi untuk memperkaya

kosakata.

Henry Guntur Tarigan

Hubungannya dengan

makna kata, aspek semantik

dalam arti sempit

berhubungan dengan

berbagai jenis makna,

hubungan makna, serta

perubahan makna.

Abdul Chaer

Semantik adalah studi dalam

linguistik yang mempelajari

makna atau mempelajari

hubungan antara tanda-tanda

linguistik dengan hal-hal yang

ditandainya. Semantik

dengan obyeknya yakni

makna, berada di seluruh

atau di semua tataran.

Mansoer Pateda

Jenis makna meliputi makna leksikal-gramatikal, makna denotasi-konotasi, makna konseptual, makna asosiasi,

makna referensial, juga makna ungkapan dan peribahasa. Hubungan

makna berkenaan dengan makna sinonimi, antonimi, hiponimi,homonimi,

polisemi, dan makna ambigu. Perubahan makna berkenaan dengan

perluasan makna dan melemahkan/penyempitan makna

Page 45: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

rangkaian kalimat, misalnya, dapat disebut sebagai wacana atau bukan

wacana tergantung pada keutuhan unsur-unsur makna dan konteks yang

melingkupinya (HP, 2012a). Dikatakan lengkap karena di dalamnya terdapat

konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh

pembaca (wacana tulis) atau oleh pendengar (wacana lisan). Dan dikatakan

satuan ‘tertinggi dan terbesar’ karena terbentuk dari kalimat-kalimat yang

selain memenuhi syarat gramatikal juga memenuhi syarat kewacanaan/syarat

keserasian hubungan antar unsur, baik hubungan bentuk (kohesi) maupun

hubungan makna (koherensi).

Untuk menciptakan wacana yang memiliki kesatuan yang utuh harus

ada relasi yang erat. Menurut Halliday (1976) relasi pembentuk wacana

tersebut merupakan penanda dari tesktur.Tekstur (texture) adalah sesuatu

yang menunjukkan kepada sesuatu yang menjadi pengikat antara kalimat-

kalimat sehingga menjadi sebuah wacana atau teks.Tekstur itu ditandai oleh

relasi, yang erat (cohesive) atau terpadu. Relasi dalam wacana dapatdibentuk

dengan (a) referensi, (b) substitusi, (c) elips, (d) konjungsi, dan (e) Ieksikal.

Sementara itu, analisis wacana selain membicarakan bentuk dan makna

hubungan antar kalimat harus juga membicarakan latar belakang sebuah

tuturan (teks), sebagai kesatuan bahasa yang Iengkap, digunakan. Teun A Van

Dijk dalam bukunya Text dan Context menjelaskan "this term (text) will here

be used to denote the abstract theoretical construct underlaying what is

usually called discourse.” (Lubis, 2015) Artinya kajian wacana atau

Page 46: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

discourse berhubungan dengan teks dan konteks. Konteks sangat diperlukan

dalam analisis wacana untuk menentukan makna suatu ujaran.Bila konteks

berubah maka berubah pula makna sebuah ujaran.Beberapa analisis wacana

yang sangat memperhitungkan konteks adalah praanggapan (presupposition)

dan inferensi (implikatur).Menurut Gillian Brown, setiap pendekatan analisis

dalam linguistik yang meliputi pertimbangan konteks termasuk bidang

pragmatik. Pragmatik mengkaji wacana yang disertai dengan latar belakang

tutur (teks)(G. Brown & Yule, 1996) Pragmatik merupakan prinsip-prinsip

penggunaan bahasa. Termasuk dalam kajian pragmatik adalah tindak ujar

yang berkenaan dengan prinsip konversasi, juga kajian tentang kesantunan

(Tarigan, 2008).

Gillian Brown dan George Yule dalam bukunya Discourse Analysis

mengatakan bahwa "The analysis of discourse is the analysis of language in

use". Menurut pandangan ini analisis wacana bertolak dari segi fungsi bahasa;

Artinya analisis wacana mengkaji untuk apa bahasa itu digunakan. Jadi

analisis wacana melibatkan fungsi bahasa, yaitu fungsi bahasa untuk

mengungkapkan (fungsi transaksional) dan fungsi bahasa yang terlibat dalam

pengungkapan hubungan-hubungan sosial dan sikap-sikap pribadi (fungsi

interaksional) (Tarigan, 2008). Berdasarkan tanggapan mitra tutur wacana

transaksional bercirikan pemenuhan atau pemenuhan seperti wacana surat

dan pengumuman. Sementara wacana interaksional berciri tanggapan timbal

balik seperti dalam jual beli. Dan, berdasarkan pemaparannya secara umum

Page 47: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

wacana diklasifiikasi atas berbagai bentuk komposisi antara lain seperti

naratif, ekspositoris, deskriptif, dan wacana prosedural(Kushartanti, Yuwono,

& Multamia, 2005). Dengan demikian komponen wacana meliputi

kohesi/koherensi, bentuk/ragam wacana, dan pragmatik berbahasa.

Hamid Hasan Lubis

"this term (text) will here be used to

denote the abstract theoretical

construct underlaying what is

usually called discourse."

Brown &Yule

setiap pendekatan analisis dalam linguistik yang meliputi pertimbangan konteks termasuk bidang pragmatik. Pragmatik mengkaji wacana yang

disertai dengan latar belakang tutur (teks).analisis wacanamelibatkan fungsi

bahasa, yaitu fungsi bahasa untuk mengungkapkan (fungsi transaksional') dan fungsi bahasa yang terlibat dalam pengungkapan hubungan-hubungan sosial dan sikap-sikap pribadi (fungsi

interaksional)

H.G Tarigan

wacana adalah satuan bahasa

yang paling lengkap, lebih tinggi

dari klausa dan kalimat, memiliki

kohesi dan koherensi yang baik

atau memiliki keutuhan unsur-

unsur makna dan dilingkupi

konteks

Halliday

Relasi pembentuk wacana adalah

penanda dari tesktur (texture)yang

ditandai oleh relasiyang erat (cohesive)

atau terpadu dan dibentuk dengan (a)

referensi, (b) substitusi, (c) elips, (d)

konjungsi, dan (e) Ieksikal. analisis

wacana yang sangat memperhitungkan

konteks adalah praanggapan

(presupposition) dan inferensi

(implikatur)

H.G. Tarigan

Pragmatik merupakan prinsip-prinsip penggunaan bahasa.

Termasuk dalam kajian pragmatik adalah tindak ujar yang berkenaan

dengan prinsip konversasi, juga

kajian tentang kesantunan

komponen wacana meliputi kohesi/koherensi, bentuk/

ragam wacana, dan pragmatik berbahasa

Page 48: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

Gambar 2.10 Pengertian Wacana

Berdasarkan berbagai konsep tata bahasa yang menjadi model tata

bahasa dari beberapa pandangan linguistik yang menjadi pedoman bagi

penulisan tata Bahasa Indonesia, aspek tata bahasa dalam dimensi kebahasaan

berikut dijadikan dasar untuk menganalisis buku teks. Berbagai teori

linguistik yang mendasari semuanya memandang tata bahasa sebagai unsur ,

yaitu (a) aspek kebahasaan dalam komponen fonologi meliputi kajian fonem

segmental dan suprasegmental, bunyi ujaran dalam wujud lafal dan ejaan,

silabel, dan intonasi, (b) komponen morfologi meliputi pembentukan kata dan

kelas kata, (c) komponen sintaksis 'meliputi bagian-bagian kalimat/bentuk

kalimat, macam/jenis kalimat, fungsi kalimat/tema-rema, intonasi kalimat,

serta kalimat efektif (d) komponen semantik tidak hanya meliputi jenis dan

hubungan makna kata serta perubahan makna, juga termasuk diksi

hubungannya dengan kekayaan kosakata (e) komponen wacana meliputi

syarat kewacanaan/syarat keserasian hubungan antar unsur, baik hubungan

bentuk (kohesi) maupun hubungan makna (koherensi) yang dibentuk dengan

referensi, substitusi, elips, konjungsi, pengembangan paragraf, jenis wacana

untuk mengembangkan berbagai komposisi termasuk bentuk surat dan

pengumuman, serta pragmatik wacana. Kerangka teori tata bahasa sebagai

aturan sistem bahasa dijadikan kerangka meneliti aspek tata bahasa dalam

buku teks Bahasa Indonesia SMP.

Page 49: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

Jadi, aspek tata Bahasa untuk pengajaran Bahasa Indonesia

merupakan dimensi kebahasaan yang dirumuskan berdasarkan model tata

bahasa Indonesia dan secara eklektik dimanfaatkan sebagai tata bahasa untuk

pengajaran atau tata Bahasa pendidikan. Aspek tata bahasa dalam dimensi

kebahasaan tersebut meliputi komponen fonologi, morfologi, subsentesial,

sintaksis (sentensial), semantik, dan wacana (suprasentensial).

B. Penempatan Tata Bahasa dalam Pengembangan Kompetensi

Komunikatif

Di dalam memperoleh keterampilan berbahasa, seseorang secara

alamiah akan menunjukkan kemampuan berbahasa yang dimilikinya yaitu

menunjukkan pengetahuannya tentang bahasa itu dan kemampuannya

menampilkan performansi berbahasanya dalam penggunaan nyata berbahasa

dengan menggunakan bahasa itu. Atau dengan kata lain seseorang itu telah

menunjukkan kompetensi komunikatifnya dalam berbahasa.

Canale dan Swain's menjelaskan bahwa kompetensi komunikatif adalah

interaksi antara kompetensi gramatikal/tata bahasa (pengetahuan tentang

aturan tata bahasa), dan kompetensi sosiolinguistik (pengetahuan tentang

aturan penggunaan bahasa). Hal ini memisahkan communicative competence

dengan communicative performace yang mengacu pada penggunaan bahasa

yang sebenarnya dalam situasi komunikasi yang nyata.Artinya, yang

Page 50: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

dimaksud pengetahuan termasuk di dalamnya kompetensi

sosiolinguistik(Kushartanti et al., 2005).

Lebih lanjut juga dijelaskan bahwa kompetensi komunikatif (model

pengetahuan) terdiri dari pengetahuan tentang tata bahasa, kosakata,

morfologi, sintaksis, semantik, dan fonologi (kompetensi gramatikal);

pengetahuan tentang aturan sosiokultural penggunaan bahasa dan aturan

wacana (pengetahuan sosiolinguistik); pengetahuan tentang bagaimana

mengatasi masalah yang terjadi saat berkomunikasi (kompetensi strategi).

Namun, kompetensi komunikatif tidak hanya mengacu pada baik

pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan bahasanya saat

berinteraksi dalam komunikasi yang sebenarnya.Dalam kompetensi

ditambahkan kategori baru yaitu wacana yang didefinisikan sebagai

kemampuan memproduksi ‘teks’ yang menggunakan kohesi dalam bentuk

dan keterpaduan dalam arti. Dalam model Canale dan Swain digambarkan

bagaimana pengetahuan tentang tata bahasa ditempatkan dalam kompetensi

komunikatif.

Communicative competence Actual

communication

Knowledge and skill Instances of

language use Gram

matica

l

compe

tence

Sociolinguist

ic

competence

Strategic

competenc

e

Discourse

competence

Gambar 2.11 Model Canale dan Swain

Page 51: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

Seperti yang juga dijelaskan oleh Murcia-Freeman, organisasi

kompetensi adalah tata bahasa dan wacana.Sebagai salah satu dari tiga

dimensi yang dimiliki bahasa, tata bahasa memberi kita bentuk atau struktur

bahasa. Sementara dimensi lain adalah semantik, yang memberi makna pada

struktur bahasa, dan pragmatik. Jadi, dalam mengembangkan kompetensi

komunikatif termasuk di dalamnya menempatkan tata bahasa.

Murcia dan Freeman menegaskan bahwa kita memahami tata bahasa

adalah dengan memandang grammar sebagai tujuan berkomunikasi. Hal

tersebut relevan dengan pernyataan bahwa tata bahasa bukan hanya

sekumpulan bentuk tetapi lebih kepada keterlibatan tiga dimensi yang dirujuk

oleh ahli linguistik, yaitu (morpho) syntax,semantics, dan pragmatics. Dalam

strukturnya tata bahasa tidak hanya memiliki a morphosyntactic form, tetapi

juga untuk mengekspresikan makna (semantics) di dalam penggunaan

konteks yang sesuai(pragmatics). (Gao et al., 2000)

Page 52: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

Oleh sebab itu di dalam mempelajari tata bahasa harus dipahami

sebagai keterlibatan tiga dimensi form, meaning, dan use. Dengan demikian,

tata bahasa dipelajari dengan menempatkan pada kompetensi berkenaan

dengan kemampuan memahami bentuk bahasa/unsur bahasa, maknanya, dan

kemampuan menggunakannya.

Dalam belajar tata bahasa dikatakan mencapai kemampuan memahami

makna dan penggunaannya, apabila penguasaan tata bahasa mengarah kepada

internalisasi. Sehingga menjadi dasar untuk memediasi penggunaan bahasa

untuk komunikasi.

Hal ini sejalan dengan pendapat Bachman (1990), bahkan Model

kompetensi komunikatif Bachman membagi dengan jelas apa yang

merupakan `pengetahuan' dan `keterampilan'.

MEANING

What does it mean?

(Meaningfulness)

USE

When/Why

is it used?

(Appropriateness)

FORM

How is it formed?

(Accuracy)

Gambar 2.12 The Three Dimension

Page 53: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

“...tiga komponen dalam kemampuan komunikatif bahasa adalah

kemampuan bahasa (pengetahuan), kompetensi strategi (komponen

kompetensi bahasa kontekstual yang diimplementasikan dalam

penggunaan komunikasi bahasa yang komunikatif), dan mekanisme

psikologika (bahasa sebagai fenomena fisik ) (Gao et al., 2000).

Gambar 2.13 Component of Communicative Language Ability In

Language Use (Bachman, 1990: 85)

Model kemampuan komunikasi bahasa tersebut kemudian

dikembangkan untuk menjelaskan konsep kompetensi komponen bahasa.

Knowledge Structures

(Knowledge of the word) Language Competence

(Knowledge of language)

Strategic

competence

Psychophysiological

mechanisms

Context of

Situation

Page 54: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

Gambar 2.14 Figure A3.4 Component of Language Competence

(Bachman, 1990: 87)

Cabang kiri pohon menyangkut aspek formal penggunaan bahasa yang

terdiri dari kompetensi gramatikal dan kompetensi tekstual.Sementara cabang

kanan pohon menyangkut kompetensi pragmatis yang didefinisikan sebagai

penerimaan ujaran penggunaan bahasa dalam konteks tertentu.

Model kompetensi komunikatif yang disarankan Celce-Murcia,

Dornyey, and Thurrel's menggambarkan kompetensi wacana tetap secara

terpisah. Sementara kompetensi aksional yang muncul sebagai pengetahuan

yang diperlukan untuk memahami `maksud komunikasi', dipisahkan dari

kompetensi sosiolinguistik. Kemampuan gramatikal dalam hal ini adalah

yang dimaksud dalam kompetensi linguistik karena mencakup leksis dan

Page 55: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

fonologi serta sintaksis dan morfologi. (Nurhadi, 1995) Dan, kompetensi

strategis sebagai satu set keterampilan untuk mengatasi masalah komunikasi

atau kekurangan dalam kompetensi lain. (Nurhadi, 1995)

Gambar 2.15 The Celce-muria et.al.Model of Communicative

Competence

Ketiga model kompetensi komunikatif di atas menetapkan kedudukan

kompetensi gramatikal/tata bahasa sebagai bagian dari kompetensi

komunikatif. Hal tersebut menjelaskan bahwa kompetensi gramatikal

menempati posisi penting sebagai komponen utama dari kompetensi

komunikatif.(H. D. Brown, 2007)

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang mengarah pada

keterampilan komunikasi, pengembangan kemampuan berbahasa Indonesia

Discourse

Competenc

e

Sosio-

Cultural

competenc

Linguistic

competen

ce

Actional

competen

ce

Strategic

competenc

e

Page 56: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

diarahkan pada kompetensi komunikatif. Itu artinya komponen kompetensi

gramatikal menjadi komponen utama. Dan, jika pengajaran Bahasa Indonesia

ditujukan untuk tujuan komunikasi berarti arah pengembangannya adalah

keterampilan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang baik dan

benar. Berbahasa dengan baik dan benar berarti mempertimbangkan

penggunaan aspek tata bahasa yang dibutuhkan saat berinteraksi dalam

komunikasi berbahasa yang sebenarnya.

Brown menggambarkan cakupan dan urutan dalam pengajaran bahasa

yang ditujukan untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi. Dalam

diagram ini tergambar bagaimana aspek tata bahasa menjadi komponen

penting dalam mengembangkan keterampilan berbahasa (H. D. Brown,

2007).

Scop and Sequence

TOPICS GRAMMAR

COMMUNICATION SKILL

Listening and

Speaking

Reading and

Writing

Meeting

people

Subject

pronouns

Greeting and

introducing people

Reading

abreviation

Gambar 2.16 Cakupan dan Urutan dalam Pengajaran Bahasa menurut

Brown

Murcia (1991) menjelaskan bahwa tata bahasa merupakan variable

yang penting.Ada enam (6) variabel untuk menentukan peran tata bahasa

Page 57: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

dalam pengajaran bahasa, yaitu age, proficiency level, educational

background, languge skills, style/register, needs and goal (H. D. Brown,

2007). "Variable umur memperhitungkan pembelajar dan pengajaran yang

sesuai keterampilan berbahasa yang dibutuhkan pembelajar.Variabel

kefasihan berbahasa diperhatikan selama tidak menjadi fokus utama yang

dikerjakan di kelas.Variabel latar pendidikan mempertimbangkan tata bahasa

dalam mengoreksi kesalahan berbahasa siswa yang berpendidikan tinggi

untuk memperbaiki keterampilan berbahasa yang sudah dimiliki. Variabel

keterampilanberbahasa menentukan bahwa keterampilan menulis menuntut

kesempurnaan bentuk gramatikal dibandingkan keterampilan lain. Variabel

ragam/register menentukan bahwa konteks berbahasa formal biasanya

membutuhkan akurasi gramatikal yang lebih besar.

Dapat disimpulkan bahwa penempatan tata bahasa dalam kompetensi

komunikatif adalah penting, tetapi harus bersama-sama dengan kompetensi

yang berhubungan dengan aturan sosiokultural dan aturan wacananya,

dengan kompetensi memproduksi teks yang memperhitungkan keterpaduan

arti, dan kompetensi mengatasi masalah komunikasi yang mungkin terjadi.

Penempatan tata bahasa sebagai komponen utama akan membantu

membangun dan mengembangkan keterampilan berkomunikasi

(communicative skill) siswa. Faktor ini harus menjadi pertimbangan guru

ketika mengajar Bahasa Indonesia di kelas. Sesuai dengan saran Murcia

Page 58: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

bahwa guru harus menekankan apakah mengajar grammaring sebagai

keterampilan atau mengajar grammar sebagai pengetahuan (Gao et al., 2000)

Tentu sebagai jawabannya, sebagai komponen utama dalam kompetensi

komunikatif, guru harus mengajar aspek tata bahasa sebagai bagian dari

keterampilan berbahasa. Jadi, dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas

guru harus membantu siswa agar dapat menggunakan aspek tata bahasa

dengan tepat, bermakna, dan sesuai dengan konteks berbahasa yang

dibutuhkan dalam berkomunikasi yang sesungguhnya. Artinya, guru harus

menekankan tata bahasa tidak diajarkan sebagai ilmunya (berkenaan dengan

mempelajari unsur-unsur dan sistem bahasanya), tetapi belajar tata bahasa

sebagai keterampilan berkomunikasi.

Mengembangkan keterampilan berkomunikasi dengan tata bahasa

sebagai komponen utama dapat diajarkan guru menggunakan sarana buku

teks pelajaran Bahasa Indonesia. Di dalam buku teks pelajaran,

pengembangan materi tata bahasa dilakukan dengan mempertimbangkan

dimensi form, meaning dan use serta menempatkannya sebagai kompetensi

gramatikal, kompetensi sosiolinguistik, kompetensi wacana, dan kompetensi

strategis.

Jadi, yang dimaksud penempatan tata bahasa adalah menempatkan tata

bahasa dalam keterampilan komunikasi. Sementara, keterampilan

berkomunikasi /berbahasa atau kompetensi komunikatif adalah seperangkat

kemampuan berupa kompetensi gramatikal, sosiolinguistik, wacana, dan

Page 59: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

kompetensi strategis. Jadi, tata bahasa sebagai kompetensi komunikatif

merupakan dimensi ‘pengetahuan’ dan ‘keterampilan’.

Page 60: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

Gambar 2.17 Kompetensi Komunikatif

Canele dan Swain’s Kompetensi komunikatif adalah

interaksi antara kompetensi

graatikal atau tata bahasa, dan kompetensi sosiolinguistik yang

memisahkan comunicative

competence dengan comunicative performance yang mengacu pada

penggunaan bahasa dalam situasi komunikatif yang nyata

Bachman Tiga komponen dalam

komunikatif bahasa adalah kemampuan bahasa

(penegetahuan, kompetensi strategi (komponen kompetensi

bahasa kontekstual yang diimplementasikan dalam

penggunaan komunikasi bahasa yang komunikatif), dan mekanisme psikologika

(fenomena fisik)

Murcia-Freeman Tata bahasa adalah

memandang grammar sebagai tujuan berkomunikasi karena

tata bahasa lebih kepada keterlibatan 3 dimensi yang

dirujuk oleh ahli linguistik, yaitu (morpho) syntax, semantic,

dan pragmatic.

Nurhadi Kemampuan gramatikal dalam hal ini adalah yang dimaksud dalam kompetensi linguistik karena mencakup leksis dan foonologi serta sintaksis dan

morfologi.

Celce-Murcia, Dornyey, and Thurrel’s

Model kompetesnsi komunikatif yang menggambarkan

kompetensi wacana secara terppisah.

Murcia Ada enam variabel untuk

menentukan peran tata bahasa dalam pengajaran tata bahasa,

yaitu age, proficiency level, educational background,

language skills, style/register, needs and goal: variabel umur memperhitungkan pembelajar dan pengajaran yang sesuai

keterampilan berbahasa yang dibutuhkan pembelajar.

Penempatan tata bahasa adalah menempatkan tata bahasa dalam

keterampilan komunikasi/berbahasa atau kompetensi komunikatif, adalah sepereangkat kemamppuan berupa

kompetensi gramatikal, sosiolinguistik, wacana, dan kompetensi strategis.

Page 61: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

C. Penyajian Aspek Tata Bahasa dalam Buku teks Bahasa Indonesia

Pembahasan tentang penyajian aspek tata bahasa mencakup bahan

ajar tata bahasa dalam pembelajaran dan aspek tata bahasa dalam buku teks.

Penyajian aspek tata bahasa dalam buku teks Bahasa Indonesia mencakup (a)

pengintegrasian dalam keterampilan berbahasa, (b) dalam urutan secara

deduktif atau induktif, (c) dalam materi latihan, (d) dalam bentuk penilaian.

1. Bahan Ajar Tata Bahasa dalam Pembelajaran Bahasa

Pengajaran di kelas membutuhkan perencanaan berbagai perangkat

yang dibutuhkan untuk terlaksananya sebuah proses belajar mengajar, seperti:

silabus, bahan ajar, media, dan perangkat evaluasi. Sebagai salah satu

perangkat yang memiliki kedudukan yang penting, bahan ajar harus

direncanakan, dipilih, disusun, dan dikembangkan dengan cermat, memenuhi

prinsip dan syarat pengembangan bahan ajar. Nunan (1988) mengingatkan

bahwa materi harus (a) secara tegas terkait dengan kurikulum yang sedang

dilayani, (b) otentik dalam hal teks dan tugas, (c) merangsang interaksi, (d)

memungkinkan peserta didik untuk fokus pada aspek formal bahasa, (e)

mendorong peserta didik untuk mengembangkan keterampilan belajar dan

keterampilan dalam belajar, dan (f) mendorong peserta didik untuk

menerapkan keterampilan mereka berkembang dengan kata di luar kelas

(Tomlinson, 2007).

Demikian juga jika kita mempertimbangkan bahan ajar tata bahasa

dalam pengajaran bahasa yang bertujuan mengambangkan keterampilan

Page 62: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

berbahasa. Bell dan Gower (1988) mensyaratkan bahanajar harus memenuhi

prinsip.

“(a) flexibility (b) from text to language, (c) engaging content, (d)

natural language, (e) analytic approach, (1) emphasison review, (g)

personalized practice, (h) integrated skills, (i) balance of approaches,

(j) learner development, (k ) professional respect”.(Tomlinson, 2007)

Menurut Tomlinson, bahan ajar adalah semua yang digunakan untuk

memfasilitasi siswa belajar bahasa. Berbagai bentuk bahan ajar dalam

pengajaran bahasa di kelas dapat diwujudkan.Bahan-bahan bisa berupa

linguistik/tata bahasa, tayangan/visual, simakan/auditori, atau kinestetik.

Bahan ajar bisa juga berbentuk pelajaran, pengalaman, penyelidikan, yang

dapat memberi informasibahasanya, memberikan pengalaman berbahasa

dalam penggunaanya, dapat menstimulasi penggunaan bahasa, atau dapat

membantu siswa menemukan bahasanya sendiri (Tomlinson, 2007).

Dengan demikian bahan ajar tata bahasa yang dipertimbangkan dan

akan dikembangkan untuk memfasilitasi siswa belajar keterampilan

berbahasa harus menyertakan tes dan tugas yang otentik, merangsang

interaksi dan mendorong siswa menerapkan keterampilan mereka

berkembang dengan kata di luar kelas berdasarkan pengetahuan aturan bahasa

yang dimilikinya.

Page 63: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

Di atas semua itu, pengembangan bahan ajar tata bahasa harus tetap

berlandaskan pada bahasa adalah sebuah sistem. Bahan ajar tata bahasa

berarti harus mempertimbangkan dan mencakup kaidah-kaidah bahasa, yaitu:

fonologi, morfologi, sintaksis, semantik (Nurhadi, 1995). Bahan ajar tata

bahasa harus berisi deskripsi-deskripsi yang harus dikuasai siswa berkenaan

dengan kemampuan berbahasanya.Jadi, bukan berisi aturan-aturan tata

bahasa.Rumusan tata bahasa dalam bahasa yang kembangkan dalam bahan

ajar mencakup 3 tataran yaitu tataran morfologi (subsentesial), tataran

sintaksis (sentential), dan tataran wacana (suprasentential)(Gao et al., 2000).

Menurut Widdowson bahan ajar tata bahasa hendaknya ditujukan

memahamkan siswa atas fungsinya, bukan terpaku pada kaidah-kaidahnya.

"Learners need to realize the functions of the device (i.e. grammar) as

away of mediating between words and contexts, as a powerful resource

for the purposeful achievement of meaning. A communicative approach,

properly conceived, does not involve the rejection of grammar. On the

contrary, it involves a recognition of its central mediating role ini the

use and learning of language"(Widdowson, 1990).

Bahan ajar tata bahasa yang dipertimbangkan untuk dikembangkan

dalam pembelajaran keterampilan berbahasa dapat meyakinkan siswa

perlunyafungsi perangkat berupa tata bahasa yang menjadi mediasi antara

kata-kata dan konteks sebagai sumber daya yang kuat untuk mencapai tujuan

bahasa yang bermakna.Jadi, pendekatan komunikatif yang dipahami dengan

Page 64: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

baik, seharusnya tidak menolak tata bahasa.Sebaliknya, melibatkan

pengakuan peran sentral mediasi atau bahan ajar tata bahasadalam

penggunaan dan pembelajaran bahasa.

Menjadi keberatan berbagai kalangan bahkan juga oleh guru tentang isi

pengajaran tata bahasa, seperti: bagaimana mengajarkannya, kapan mulai

mengajarkan. Mereka menganggap pengajaran tata bahasa secara formal

tidak diperlukan, apalagi di tingkat dasar. Namun sebagian kalangan percaya

bahwa pengajaran tata bahasa merupakan komponen kunci dalampengajaran

bahasa.Untuk itu perlu diperjelas lagi tentang konsep tata bahasa (grammar)

dan tata bahasa yang digunakan (usage)(Tompkins, 2009).

Tata bahasa dideskripsikan sebagai sintaksis atau struktur bahasa atau

berkaidah, temasuk di dalamnya mengenai bentuk kata dan susunan

kalimat.Sebaliknya, usage adalah penggunaan bentuk kata yang tepat dalam

frase atau kalimat yang sesuai. Untuk itu kompenen yang harus

dipertimbangkan dalam penyajian aspek tata bahasa adalah (1) parts of

speech, (2) parts of sentences, (3) types of sentences , (4) capitalization and

punctuation, dan (5) usage parts of speech.

Part of speech.Kata terdiri atas kelas nomina, pronominal, ganti,

ajektiva, verba, adverbial, preposisi, konjungsi, dan interjeksi.Siswa belajar

mengenali kelas kata dan memahami aturan penggunaannya dalam tiap

kalimat.

Page 65: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

Parts of sentences. Kalimat sederhana terbagi atas subjek dan predikat.

Fungsi Subjek diisi oleh kata atau frasa nomina atau pronominal.Sementara,

predikat adalah kata atau frasa verba.Siswa belajar menemukan subjek dan

predikat melalui kesesuaian verba dengan subjeknya, untuk menentukan

bagian dari kalimatnya.

Types of sentences.Kalimat diklasifikasikan berdasarkan struktur dan

tujuannya. Berdasarkan strukturnya kalimat dibagi atas kalimat tunggal,

majemuk, kompleks, tergantung jumlah klausanya. Berdasarkan tujuannya

dapat membuat kalimat berita, kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat seru.

Siswa belajar mengenali struktur dan tujuan sebuah kalimat.

Capitalization and punctuation.Penggunaan kapital dan tanda baca

untuk menandai struktur kalimat. Awal kata dan kata-kata penting dalam

kalimat diberi kapita, dan beberapa tanda baca menunjukkan struktur dalam

kalimat sedangkan tanda baca Iainnya menandai akhir kalimat. Siswa belajar

menggunakan huruf kapital dan tanda baca untuk menunjukkan struktur

kalimat yang ditulisnya.

Usage. Bahasa yang standar digunakan oleh orang-orang terpelajar

dalam berbicara dan menulis. Namun,banyak orang berbicara dengan

menggunakan dialek nonstandar. Siswa ke sekolah berbicara dalam bahasa

yang digunakannya di rumah, dan menggunakan bahasa nonstandard melalui

kegiatan membaca dan menulis. Ada dua pendekatan dalam mengajar bahasa

(Gao et al., 2000).

Page 66: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

(1) Mengkomunikasikan bahasa yang dipelajari dengan Iangsung

berkomunikasi dengan bahasa tersebut

(2) Belajar berkomunikasi dengan mempelajari kosakata dan kaidah--

kaidah bahasanya

2. Aspek Tata Bahasa dalam Buku teks Bahasa Indonesia

Bahan ajar merupakan komponen kunci dalam kebanyakan program

bahasa. Apakah guru menggunakan buku teks, bahan institusional umumnya

berfungsi sebagai dasar menerima input bahasa bagi banyak peserta didik dan

bagi praktek bahasa yang terjadi di dalam kelas (Richards, 2001). Bentuk

yang paling jelas dan paling umum dari dukungan bahan untuk pengajaran

bahasa datang dari buku teks.(H. D. Brown, 2007).

Buku teks atau buku pelajaran Bahasa Indonesia mememiliki berbagai

fungsi, antara lain (a) menyediakan suatu sumber yang teratur dan rapi, (b)

menyajikan aneka metode dan sarana pengajaran, (c) menyajikan fiksasi awal

bagi tugas dan pelatihan , (4) menyajikan sumber bahan evaluasi dan remedial

(Tarigan & Tarigan, 2009). Jika dari fungsinya, buku –buku teks Bahasa

Indonesia, sesuai mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mengemban amanat

kurikulum yang berlaku, berisi submata pelajaran kebahasaan, kesusastraan,

dan keterampilan. Secara implisit amanat kurikulum mengisyaratkan mata

pelajaran kebahasaan berisi materi yang berkenaan dengan hasil pemerian

Page 67: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

linguistik, yaitu tentang kaidah dan sistem Bahasa Indonesiayang selanjutnya

akan diajarkan dan digunakan sesuai bentuk dan maknanya.

Para penulis bahan pengajaran dan pembelajaran tata bahasa memiliki

sejumlah pertimbangan. Dalam mengembangkan bahan ajar tata bahasa

mereka juga memperhitungkan (a) usia dan tingkat peserta didik yang akan

menggunakan bahan tata bahasa, (b) sejauh mana metodologi yang digunakan

dapat memenuhi harapan baik siswa maupun guru, (c) sejauh mana setiap

konteks dan co-teks yang digunakan untuk menyajikan daerah tata bahasa

akan menarik bagi siswa (Tomlinson, 2007).

a. Materi Tata Bahasa sebagai Bahan Ajar

Bagaimana mengajarkan tata bahasa?Mengajarkan tata bahasa tidak

hanya dalam bentuk pembelajaran di kelas (H. D. Brown, 2007). Sebuah buku

tata bahasa bisa berfungsi sebagai buku referensi dan memberikan contoh

serta latihan untuk mengembangkan pengetahuan tata bahasa (Richards,

2001). Pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana mengajarkan tata bahasa

juga muncul bila tata bahasa disajikan dalam pengembangan bahan ajar

modul atau buku teks.

a) disajikan secara induktif atau deduktif?

b) menggunakan istilah-istilah atau penjelasan tata bahasanya?

c) tata bahasa dijelaskan tersendiri secara terpisah atau tergabung; dan

bagaimana hubungan tata bahasa dengan wacana?

Page 68: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

Yang juga harus dipahami oleh guru adalah ada tantangan dalam

mengajar tata bahasa, yaitu (1) adanya kata yang frekuensi bentuk dan

pembentukannya rendah; (2) atau bentuk bahasa yang memiliki banyak

fungsi penggunaan.Untuk itu guru harus mengembangkan pemahaman atas

fakta-fakta yang relevan tentang bentuk, makna, dan penggunaan struktur

morfologi dan sintaksisnya(Gao et al., 2000).

Untuk itu Murcia dan Freeman menyarankan bahwa dalam

merencanakan pengajaran tata bahasa, juga dalam silabus, harus

memperhitungkan (1) sekuensial struktur, (2) mengenalkan berbagai aspek

dalam tata bahasa (3) gradasi tingkat kesulitan tata bahasa (4) mengajarkan

tentang bahasa bukan bahasanya.

Kemudian bagaimana mempertimbangkan semua ketentuan yang sudah

di sebutkan di atas untuk membuat urutan dalan buku teks atau dalam

kurikulum? Sangat jelas bahwa pengajaran datang dari materi yang ada dalam

buku teks. Jadi bagaimana pengajaran tata bahasa disajikan dalam buku teks

akan menentukan pengajaran tata bahasa di kelas.

Selanjutnya, Brown memberikan cara menilai buku teks. Berdasarkan

kriteria yang dirumuskan dapat diketahui syarat yang harus dipenuhi untuk

menyajikan materi tata bahasa dalam buku teks

(1) Pendekatan yang digunakan untuk menyajikan materi, apakah terintegrasi

dengan empat keteranpilan berbahasa? Apakah ada setara untuk

Page 69: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

mengembangkan keterampilan? Apakah buku teks menekan keterampilan

seperti yang dikehendaki oleh kurikulum?

(2) Kualitas materi latihan

(3) Berurut (bagaimana diurutkan dalam buku) (H. D. Brown, 2007)

Mengenai urutan penyajian tata bahasa dalam buku teks dan kurikulum,

Brown memberi saran (H. D. Brown, 2007)

(1) Kategori tata bahasa menjadi salah satu pertimbangan

(2) Kurikulum biasanya mencerminkan urutan logika dari tata bahasa dasar

(3) Sepanjang bahasa dipelajari dalam konteks kurikulum komunikatif.

Misalnya contoh dalam mengajarkan kata. Brown menyarankan

bagaimana tata bahasa disajikan: (1) mengajarkan.kosakata, (2)

menggunakan kosakata dalam konteks, (3) menggunakan kamus

bilingual,strategi mengajar makna kata, dan (5) menerapkan strategi

impromptu.

b. Materi Tata Bahasa dalam Bentuk Latihan

Pengajaran tata bahasa dapat dilakukan melalui penanaman kebiasaan

dalam menerapkan aturan-aturan bahasa. Proses pembelajaran tersebut dalam

rangka pemerolehan bahasa. Maka, bentuk latihan yang bermakna harus

meliputi tiga dimensi, yaitu: bentuk, makna, dan penggunaan

(1) menggunakan berbagai teknik mengajar yang sesuai seperti teknik

repetisi

Page 70: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

(2) penggunaan bentuk yang bemakna.

(3) untuk latihan dalam dimensi penggunaan ada latihan memilih bentuk

yang sesuai dengan konteksnya.

Syarat yang harus dipenuhi untuk membuat latihan tata bahasa dalam

buku teks adalah tercukupi latihan berbahasa nyata.Selain itu dapat

dipertimbangkan bentuk latihan seperti latihanmenyelesaikan atau

meneruskan, menkonversi, transformasi (Widdowson, 1990). Latihan

menyelesaikan harus dalam kerangka sintaktik yang sudah diberikan. Bentuk-

bentuk tugas latihan seperti berikut akan menjadi indikator terpenuhinya

latihan/tugas tata bahasa yang harus disajikan dalam buku teks.

Sebagai contoh jenis latihan tata bahasa dalam keterampilan komposisi

dan menulis dapat dipilih bentuk latihan-latihan: (a) melengkapi, (b)

membalik susunan (inversi), (c) mengubah bentuk (transformasi), (d)

melengkapi paragraf (kaitannya dengan wacana), (e) latihan melengkapi

paragraf (kaitannya dengan wacana). Jadi bentuk latihan/tugas tata bahasa

adalah kegiatan melengkapi tataran sintaksis dan melengkapi tataran wacana.

Apa pun pendekatan yang dipilih oleh guru tetap yang paling penting

adalah penguasaan guru itu sendiri atas aturan bahasa atau tata bahasa. Makin

dikuasainya tata bahasa oleh guru makin besar kemungkinannya untuk dapat

memberi pemahaman kepada siswa bagaimana bahasa itu dibentuk untuk

digunakan.Hal itu dianggap penting karena dalam mengajar tata bahasa guru

Page 71: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

mengajarkan aturan-aturan kaidah dan latihan-latihan yang sesuai secara

implisit (Widdowson, 1990).

Sementara itu Brown juga menyarankan teknik penyajian mengajar tata

bahasa yang tersaji dalam buku teks.

(a) teknik terbimbing (content explanation, drill,identification)

(b) Taxonomi pertanyaan dengan kategori/jenis pertanyaan dan contoh kata

tanyanya (diadaptasi dari Kinsela 1991 dan Bloom 1956), seperti:

knowledge, comprehension, application, inference,analysis, synthesis,

evaluation question(Widdowson, 1990).

Teknik yang sesuai untuk mengajar tata bahasa grammar seperti yang

disarankan oleh Doughty&Williams (1998).

(a) dipadukan dalam konteks komunikasi yang bermakna

(b) mendukung tujuan komunikasi

(c) mendukung kelancaran berkomunikasi

(d) tidak membebani siswa dengan aturan-aturan linguistik

(e) secara jelas memotivasi keterampilan berbahasaselain itu teknik dalam

menjajikan tata bahasa dapatdigunakan kartu, objek, peta dan gambar.

Dengan demikian pembelajaran tata bahasa berkenaan dengan cakupan

dan penyajian materi tata bahasa di dalam silabus dan buku teks.Cakupan tata

bahasa meliputi kaidah-kaidah dalam tataran morfologi (subsentetial), tataran

sintaksis (sentential), dan tataran wacana (suprasentential).Sementara

penyajian tata bahasa dalam pembelajaran keterampilan berbahasa secara

Page 72: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

deduktif atau deduktif, menggunakan istilahdan penjelasan tata bahasa,

dijelaskan terpisah atau tergabung dalam konteks wacana, terintegrasi atau

tidak dengan keterampilan berbahasa, atau seperti apa materi tata bahasa

diurutkan.

c. Materi Tata Bahasa dalam Bentuk Penilaian

Bagaimana menilai kesalahan tata bahasa.Apakah guru mengoreksi

kesalahan tata bahasa? Itulah pertanyaan yang diajukan berkenaan dengan

aspek penilaian pada pengajaran yang ada materi aspek tata bahasanya.

Contoh berikut memberi gambaran menilai kesalahan tata bahasa dalam

menulis. Prinsip yang harus dipegang dalam menilai tulisan danmenjadi

panduan untuk menganalisis tulisan (first darft) adalah sebagai berikut.

(a) melihat kesalahan gramatikal dan kesalahan paragraf,

(b) mengefektifkan kalimat

(c) menanyakan kesesuaian pilihan kata dalam ungkapan kalimat atau

paragraf yang sesuai topiknya.

Dan kategori penilaian untuk menulis (diadaptasi dari J.D.Brown 1991)

meliputi: isi, organisasi, wacana, sintaksis, kosakata, dan mekanik

tulisan/karangan; di dalamnya termasuk penggunaan pungtuasi dan grafologi.

Kategori ini akan digunakan dalam menyusun komposisi pembobotan dalam

menilai tata bahasa dalam tulisan/karangan.

Page 73: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

Termasuk yang dipertimbangkan dalam buku teks sebagai alat interaksi

belajar mengajar bahasa di kelas adalah bentuk tata bahasa yang dipilih dan

disajikan: memilih teknik repetisi, melengkapi, membalik susunan,

mengubah bentuk, melengkapi paragraf, serta menggunakan bentuk yang

bermakna, atau memilih bentuk yang sesuai konteks. Sementara bentuk

penilaiannya yang yang menjadi bagian pengembangan materi dalam

pembelajaran tata bahasa adalah menilai kesalahan gramatikal dan kesalahan

paragraf dalam menulis, seperti menilai keefektifan kalimat, kesesuaian

pilihan kata, atau kesesuaian pengembangan ide dalam paragraf.

Dan, strategi pembelajaran tata bahasa dalam hal pendekatan, metode,

dan teknik pembelajaran tata bahasa di dalam buku teks adalah bagaimana

teknik pembelajaran tata bahasa yang digunakan (usage), seperti teknik

terbimbing, menggunakan taxonomi pertanyaan, dipadukan dalam konteks

komunikasi yang bermakna, mendukung tujuan komunikasi, mendukung

kelancaran komunikasi, tidak disertai aturan linguistik, memotivasi,

keterampilan berbahasa, atau menggunakan kartu, objek, peta,dan gambar.

Jadi pemilihan bahan ajar untuk pengajaran tata bahasa dalam buku teks

bahasa harus memperhitungkan: usia siswa, metodologi pengajarannya,

konteks dan koteks yang menggambarkan tempat tata bahasa digunakan, tata

bahasa yang natural dalam wacana lisan dan tulis, penggunaan tata bahasa

yang menunjukkan penggunaannya yang realistis, memberikan pengalaman

berbahasa dalam penggunaanya, dapat menstimulasi penggunaan bahasa,

Page 74: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

atau dapat membantu siswa menemukan bahasanya sendiri, mencakup

kaidah-kaidah bahasa tataran morfologi (subsentetial), tataran sintaksis

(sentential), dan fataran wacana (suprasentential) yang berisi deskripsi-

deskripsi yang harus dikuasai siswa berkenaan dengan kemampuan

berbahasanya (bukan berisi aturan-aturan tata bahasa), serta memfasilitasi

siswa belajar keterampilan berbahasa dengan latihan dan tes yang otentik,

merangsang interaksi dan mendorong siswa menerapkan keterampilan

mereka berkembang dengan kata di luar kelas.

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa penyajian

aspek tata bahasa dalam buku teks Bahasa Indonesia SMP berkenaan dengan

terintegrasinya ke dalam keterampilan berbahasa, urutan penyajian secara

deduktif atau induktif, disajikan dalam materi latihan tata bahasa, dan

disajikan dalam materi penilaian tata bahasa.

D. Hasil Penelitian Relevan

Penelitian terhadap buku teks bahasa di sekolah telah banyak

dilakukan.Namun, telaah isi buku teks terhadap aspek kebahasaannya belum

dilakukan. Namun beberapa penelitia ini dapat dijadikan wawasan dalam

mengkaji buku teks, aspek tata bahasa, atau penelitian analisis isi. Penelitian

berikut berbeda dengan penelitian ini balk dari sudut pandang teori yang

digunakan, maupun metodologi yang diharapkan, yaitu analisis isi, dan

menggu akan latar penelitian pada buku teks bahasa Indonesia SMP yang

digunakan pada semester yang sedang berjalan.

Page 75: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

1. Penelitian yang dilakukan Syafrizal berjudul Implementasi Prinsip-

prinsip Pembelajaran Bahasa Asing dalam Buku teks Bahasa Inggris

Sekolah Dasar. Penelitian yang dilakukan tahun 2012 merupakan

disertasi di Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta. Analisis

dalam penelitian ini menggunakan teori prinsip-prinsip pemelajaran

bahasa Inggris, dikaitkan dengan teori buku teks dan teori pemerolehan

dan pemelajaran. Metode penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu

kualitatif dengan teknik analisis isi.Hasil analisis menunjukkan bahwa

tidak semua buku teks memilikiimplementasi prinsip-prinsip

pembelajaran bahasa asing yang dianggap sangat penting.

2. Penelitian yang dilakukan Nurhadi berjudul Tata Bahasa Pedagogis

Bahasa Indonesia dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Penelitian yang

dilakukan tahun 2000 merupakan disertasi di Program Pascasarjana

Universitas Negeri Malang.Analisis dalam penelitian ini menggunakan

teori linguistik deskriptif dan linguistik terapan sebagai landasan

linguistik, landasan psikolinguistik, dan landasan soisolinguistik

dikaitkan dengan teori belajar bahasa kedua.Metode penelitian ini

bersifat pengembangan, yaitu model penelitian pengembangan

(Research and development).Namun, juga menggunakan jenis penelitian

dokumenter berbasis analisis wacana terhadap buku teks Bahasa

Indonesia SMP, juga terhadap silabus dan materi pelajaran Bahasa

Indonesia SMP.Hasil analisis menunjukkan bahwa profil dan ruang

Page 76: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

lingkup tata bahasa pedagogis terlihat dalam pengembangan materi,

pelaksanaan pembelajaran di kelas, dan pengembangan tes Bahasa

Indonesia.

3. Penelitian yang dilakukan Nurhayati berjudul Pengembangan Silabus

Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama di

Palembang. Penelitian yang dilakukan tahun 2009 merupakan disertasi

di program pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.Analisis dalam

penelitian ini menggunakan teori silabus dan konsep-konsep bahasa yang

mendasari pengembangan silabus, yaitu bahasa sebagai pembentuk

makna dan memiliki struktur linguistik yang dapat menghasilkan

berbagai bentuk wacana atau tipe-tipe teks yang tergantung kepada

pemilihan bentuk-bentuk linguistik. Metode penelitian ini adalah jenis

penelitian pengembangan mencakup studi dokumen terhadap silabus

Bahasa Indonesia, dan analisis isi pada data evaluasi dan proses

pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas. Hasil analisis menunjukkan

bahwa silabus yang dihasilkan, selain memenuhi dimensi isi silabus, juga

memenuhi dimensi keterampilan berbahasa dan pengetahuan bahasa

(struktur linguistik).

4. Penelitian yang dilakukan Nur Fatimah berjudul Komponen wacana

Dalam Cerita Anak Berbahasa Inggris. Penelitian mandiri swadana yang

dilaksanakan pada tahun 2009. Analisis dalam penelitian ini

menggunakan mikro dan struktural makro analisis wacana. Cerita-cerita

Page 77: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks

yang diteliti menampilkan alat-alat kohesi yakni semua aspek yang

termasuk dalam aspek gramatikal yang diteliti dengan analisis wacana.

Aspek-aspek tersebut meliputi referensi, substitusi, elipsis dan

konjungsi. Hasil analisis menunjukkan bahwa aspek kebahasaan agar

siswa belajar aspek kohesi dan gramatikal wacana, untuk memahami

koherensi yang ada di teks.

5. Penelitian yang dilakukan Mochamad Arifin Alatas berjudul Penalaran

dalam Paragraf Teks Tanggapan Kritis Siswa Kelas IX SMP Negeri 3

Malang. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2017 merupakan tesis di

Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Jenis penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif. Penelitian ini

termasuk content analysis. Intrumen penelitian meliputi intrumen

pengambilan data, instrumen kodifiaksi data, dan instrumen analisis data.

Data penelitian ini berupa unsur pembangun penalaran, bentuk-bentuk

penalaran, dan pola-pola penalaran. Adapun data tersebut terdiri atas

kalimat, alinea, dan wacana yang mengandung unsur-unsur pembangun,

bentuk, dan pola penalaran. Triangulasi yang dilakukan penelitian ini

adalah triangulasi guru Bahasa Indonesia dan ahli bahasa serta

pembelajaran Bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini adalah membangun

pengetahuan menalar teks tanggapan kritis siswa.

Page 78: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UNJrepository.unj.ac.id/12585/3/BAB II.pdf · Jadi, kajian wacana adalah kajian tentang penggunaan yang situasional dari linguistik.Wacana merupakan teks