makalah faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap

28
FAKTOR-FAKTOR PERSINAL dan SITUASIONAL YANG MEMPENGARUHI PERILAKU DISUSUN OLEH: Agung Putra Jepri 1301110608 Jonathan R.M.D 1301114088 Mustiar Hasri Crisjuliana Silaban 1301110881 Isabela Estina W.L 1301110348 Reni Agustina 1301113991 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik DOSEN PEMBIMBI TUGAS KELOMPOK

Upload: lingga-universitas-riau

Post on 05-Dec-2014

1.706 views

Category:

Education


8 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap

FAKTOR-FAKTOR PERSINAL dan SITUASIONAL

YANG MEMPENGARUHI PERILAKU

DISUSUN OLEH:

Agung Putra

Jepri 1301110608

Jonathan R.M.D 1301114088

Mustiar Hasri

Crisjuliana Silaban 1301110881

Isabela Estina W.L 1301110348

Reni Agustina 1301113991

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Riau

2013/2014

KATA PENGANTAR

DOSEN PEMBIM

BING

TUGAS KELOMP

OK 1

Page 2: Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta

hidayahnya kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal. Berkat rahmat dan hidayah-

Nya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah Psikologi Komunikasi ini yang

insyaallah tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak akan tuntas tanpa bimbingan

serta bantuan dari beberapa pihak. Oleh karna itu, dalam kesempatan ini penulis ucapkan

trimakasih sebesar-besarnya, khususnya kepada:

1. Ibu Nurjanah, M.Si, sebagai dosen pembimbing dari mata kuliah Psikologi

Komunikasi

2. Teman kelompok 1 selaku penulis dan pembuat makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak

kekurangan. Akhirnya, kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat penulis

butuhkan untuk dijadikan pedoman dalam penulisan yang lebih baik lagi. Semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Penulis,

i

Page 3: Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………….. i

DAFTAR ISI ………………………………………………………….. ii

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ………………………………………………… 1

1.2. Rumusan Masalah …………………………………………….. 1

1.3. Tujuan pembelajaran ………………………………………….. 1

II PEMBAHASAN

2.1. Faktor Personal ……………………………………………….. 2

2.1.1. Faktor Biologis ………………………………………. 2

2.1.2. Faktor Sosiopsikologis ………………………………. 3

2.2. Faktor Situasional ……………………………………………. 9

2.3. Contoh Faktor-faktor Personal dan Situasional ……………… 13

III PENUTUP

Kesimpulan …………………………………………………………… 15

Daftar Pustaka

ii

Page 4: Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap

I. PENDAHULUAN

I.1.LATAR BELAKANG

Komunikasi adalah suatu proses. Komunikasi merupakan suatu proses

pembentukan, penyampaian dan pengolahan pesan yang terjadi dalam diri

seseorang dan/atau diantara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu. Oleh

karenanya proses yang terjadi selalu melibatkan manusia serta interaksi.

Karena komunikasi juga selalu melibatkan dua orang, pengirim dan penerima.

Ketika komunikasi dipandang secara sosial, komunikasi akan selalu

melibatkan dua orang yang berinteraksi dengan berbagai niat, motivasi, dan

kemampuan

Mempelajari komunikasi adalah sosiologi, filsafat, dan psikologi.

Sosiologi mempelajari interaksi sosial. Interaksi social harus didahului dengan

kontak dan komunikasi. Oleh karena itu setiap buku komunikasi harus

menyinggung komunikasi. Dalam dunia modern teknologi komunikasi telah

berkembang begitu rupa sehinggga tidak ada satu masyarakat modern yang

mampu bertahan tanpa komunikasi.

Psikologi menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam

komunikasi pada diri komunikan, psikologi memberikan karakteristik manusia

komunikan serta faktor-faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi

perilaku komunikasinya.Didalam pembahasan ini kita akan mengetahui

apasaja factor yang mempengaruhi prilaku seseorang dan bagaimana factor itu

bekerja.

I.2.RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari pembahasan kelompok kami adalah:

1. Apa saja factor personal yang mempengaruhi perilaku manusia?

2. Apa saja factor situasional yang mempengaruhi perilaku manusia?

3. Apa saja contoh dari kedua factor tersebut?

I.3.TUJUAN PEMBELAJARAN

Adapun tujuan pembelajaran dari makalah ini adalah untuk mengetahui

factor-faktor personal dan situasional yang memepengaruhi perilaku

seseorang, dan untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah

Psikologi Komunikasi.

1

Page 5: Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap

II. PEMBAHASAN

II.1. Faktor Personal

Ada seorang psikolog bernama McDougall, yang menekankan faktor

personallah yang menentukan perilaku manusia. Seperti dalam penjelasannya,

kenapa manusia berperang? Karena ia memiliki insting berkelahi. Mengapa orang

berkelompok dan membentuk organisasi? Karena ia memiliki insting

berkelompok.

Namun, popularnya Behaviorisme yang berasal dari seorang sosiolog,

Edward Ross, memporakporandakan dalil-dalil McDougall. Orang melihat faktor

situasilah yang penting. Anda boleh jadi orang yang sangat terbuka dan berterus

terang terhadap istri Anda, tetapi berjiwa tertutup ketika Anda menjadi manajer

kantor. Di kantor Anda keras, kepala batu, dan galak; di rumah, Anda tunduk

kepada istri Anda seperti kerbau dicucuk hidungnya. Ternyata, situas dan

lingkunganlah yang menentukan perilaku Anda.

Manakah di antara pendapat itu yang benar? Seperti juga konsepsi tentang

manusia, yang benar tampaknya interaksi pada keduanya. Jadi, secara garis besar

ada dua faktor: faktor biologis dan faktor sosiopsikologis.

II.1.1. Faktor-faktor Biologis

Manusia adalah makhluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan yang

lain. Warisan biologis manusia menentukan perilakunya, diawali dari seluruh

DNA yang menympan memori warisan biologis yang diterima kedua

orangtuanya. Begitu besar pengaruh wari biologis sampai muncul aliran baru yang

bernama aliran sosiobiologi. hal ini bisa terlihat dari kenyataan struktur genetis

mempengaruhi kecerdasan, sensasi, dan emosi. Sistem saraf mengatur pekerjaan

otak sedangkan sistem hormon dapat mempengaruhI mekanisme biologis dan

psikologis.

Pentingnya memperhatikan pengaruh faktor biologis terhadap perilaku

manusia terdapat dalam dua hal ini:

Pertama, telah diakui secara meluas adanya perilaku tertentu yang

merupakan bawaan manusia, dan bukan pengaruh lingkungan atau situasi.

2

Page 6: Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap

Dahulu orang menyebutnya "instink", sekarang Desiderato, Howieson, dan

Jackson (1976:34) menamainya species-characteristic behavior.

Bercumbu, memberi makan, merawat anak, dan perilaku agresif adalah

contoh-contohnya.

Kedua, diakui pula adanya faktor faktor biologis yang mendorong perilaku

manusia, yang lazim disebut sebagai motif biologis. Yang paling penting

dari motif-motif biologis antara lain, ialah kebutuhan akan makanan

minuman, dan istirahat (disebut "visceral motives") , kebutuhan seksual,

dan kebutuhan memelihara kelsngsungan hidup dengan menghindari sakit

dan bahaya.

Ada beberapa peneliti yang menunjukkan pengaruh motif biologis

terhadap perilaky manusia. Tahun 1950 Keys dan rekan-rekannya menyelidiki

pengaruh rasa lapar. Selama 6 bulan, 32 subjek bersedia menjalani eksperimen

setengah lapar. Selama eksperimen terjadi perubahan kepribadian yang dramatis.

Mereka menjsdi mudah tersinggung, sukar bergaul, dan tidak bisa konsentrasi.

Pada akhir minggu ke 25, makanan mendominasi pikiran, percakapan, dan mimpi.

Laki-laki lebih senang menempelkan gambar coklat daripada gambar wanita

cantik.

Kekurangan tidur juga telah dibuktikan meningkatkan sifat mudah

tersinggung dan mengganggu cara berfikir sera menurunkan kemampuan

melakukan tugas yang kompleks atau memecahkan persoalan. Kebutuhan akan

rasa aman, menghindari rasa sakit, dapat menghambat kebutuhan kebutuhan yang

lain. Akhirnya kebutuhan seksual bukan saja pada saat tertentu menyita perhatian

manusia tetapi mempengaruhi faet-faset kehidupannya. Kebutuhan seksual

mewarnai sains, teknologi, seni: memperteguh kemesraan dan memelihara

lembaga perkawinan;memperkuat atau melemahkan konsep diri (Colemant, 1976:

97-101).

Walau demikian, manusia bukan sekedar makhluk biologis. Kalau sekedar

makkluk biologis, ia tidak berbeda dengan binatang yang lain.

II.1.2. Faktor-faktor Sosiopsikologis

Page 7: Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap

Karena manusia makhluk sosial, dari proses sosial ia memperoleh

beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilakunya. Kita dapat

mengklasifikasinya ke dalam tiga komponen yaitu komponen afektif, komponen

kognitif, dan komponen konatif. Komponen yang pertama, merupakan aspek

emosional dari faktor sosiopsikologis, didahulukan karena erat kaitannya dengan

pembicaraan sebelumnya. Komponen kognitif adalah aspek intelektual, yang

berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Komponen konatif adalah aspek

volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak. Kita

mulai dengan komponen afektif yang terdiri dari motif sosiogenis, sikap dan

emosi.

1. Motif Sosiogenis

Motif sosiogenis, sering juga disebut motif sekunder sebagai lawan

motif primer (motif biologis), sebenarnya bukan motif “anak bawang”.

Peranannya dalam membentuk perilaku sosial bahkan sangat menentukan.

Berikut ini berbagai klasifikasi motif sosiogenis, yaitu :

W.I. Thomas dan Florian Znaniecki :

1. Keinginan memperoleh pengalaman baru

2. Keinginan untuk mendapatkan respons

3. Keinginan akan pengakuan

4. Keinginan akan rasa aman

David McClelland :

1. Kebutuhan berprestasi (need for achievement),

2. Kebutuhan akan kasih sayang (need for affiliation),

3. Kebutuhan berkuasa (need for power).

Abraham Maslow :

1. Kebutuhan akan rasa aman (safety needs),

2. Kebutuhan akan keterikatan dan cinta (belongingness and love needs),

3. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs),

3

Page 8: Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap

4. Kebutuhan untuk pemenuhan diri (self-actualization).

Melvin H.Marx :

1. Kebutuhan organismis :

- Motif ingin tahu (curiosity),

- Motif kompetensi (competence),

- Motif prestasi (achievement).

2. Motif-motif sosial :

- Motif kasih sayang (affiliation),

- Motif kekuasaan (power),

- Motif kebebasan (independence).

Secara singkat, motif-motif sosiogenis di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Motif ingin tahu: mengerti, menata, dan menduga (predictibility).

Setiap orang berusaha untuk memahami dan memperoleh arti dari

dunianya. Kita memerlukan kerangka rujukan untuk mengevaluasi situasi

baru dan mengarahkan tindakan yang sesuai.

2. Motif kompetensi.

Setiap orang ingin membuktikan bahwa ia mampu mengatasi

persoalan kehidupan apapun. Perasaan mampu sangat bergantung pada

perkembangan intelektual, sosial dan emosional. Motif kompetensi erat

hubungannya dengan kebutuhan akan rasa aman. Bila orang sudah

memenuhi kebutuhan biologinya, dan yakin bahwa masa depannya

gemilang, ia dianggap sudah memenuhi kebutuhannya akan kemampuan

diri (kompetensi).

3. Motif cinta.

4

Page 9: Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap

Sanggup mencintai dan dicintai adalah hal esensial bagi

pertumbuhan kepribadian. Orang ingin diterima di dalam kelompoknya

sebagai anggora sukarela dan bukan sukar rela. Kehangatan persahabatan,

ketulusan kasih sayang, penerimaan orang lain yang hangat sangat

dibutuhkan manusia. Berbagai penelitian membuktikan bahwa kebutuhan

akan kasih sayang yang tidak terpenuhi akan menimbulkan perilaku

manusia yang kurang baik, orang akan menjadi agresif, kesepian, frustasi,

bunuh diri.

4. Motif harga diri dan kebutuhan untuk mencari identitas.

Erat kaitannya dengan kebutuhan untuk memperlihatkan

kemampuan dan memperoleh kasih sayang, ialah kebutuhan untuk

menunjukkan eksistensi di dunia. Kita ingin kehadiran kita bukan saja

dianggap bilangan, tetapi juga diperhitungkan. Karena itu, bersamaan

dengan kebutuhan akan harga diri, orang mencari identitas dirinya.

Hilangnya identitas diri akan menimbulkan perilaku yang patologis

(penyakit): impulsif, gelisah, mudah terpengaruh, dan sebagainya.

5. Kebutuhan akan nilai, kedambaan dan makna kehidupan.

Dalam menghadapi gejolak kehidupan, manusia membutuhkan

nilai-nilai untuk menuntunnya dalam mengambil keputusan atau

memberikan makna pada kehidupannya. Termasuk ke dalam motif ini

ialah motif-motif keagamaan. Bila manusia kehilangan nilai, tidak tahu

apa tujuan hidup sebenarnya, ia tidak memiliki kepastian untuk bertindak.

Dengan demikian, ia akan lekas putus asa dan kehilangan pegangan.

6. Kebutuhan akan pemenuhan diri.

Kita bukan saja ingin mempertahankan kehidupan, kita juga ingin

meningkatkan kualitas kehidupan kita, ingin memenuhi potensi-potensi

kita. Kebutuhan akan pemenuhan diri dilakukan melalui berbagai bentuk :

5

Page 10: Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap

a. Mengembangkan dan menggunakan potensi-potensi kita dengan cara

yang kreatif konstruktif, misalnya dengan seni, musik, sains, atau hal-

hal yang mendorong ungkapan diri yang kreatif

b. Memperkaya kualitas kehidupan dengan memperluas rentangan dan

kualitas pengalaman serta pemuasan, misalnya dengan jalan

darmawisata

c. Membentuk hubungan yang hangat dan berarti dengan orang-orang

lain di sekitar kita

d. Berusaha “memanusia”, menjadi personal yang kita dambakan

(Rakhmat, 2005:39).

2. Sikap

Sikap adalah konsep yang paling penting dalam psikologi sosial dan

yang paling banyak didefinisikan. Ada yang menganggap sikap hanyalah

sejenis motif sosiogenis yang diperoleh malalui proses belajar. Ada pula yang

melihat sikap sebagai kesiapan saraf (neural settings) sebelum memberikan

respons (Rakhmat, 2005:39). Dari berbagai definisi, kita dapat menyimpulkan

beberapa hal, yaitu :

1. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa

dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku,

tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara

tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang,

tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok. Jadi, pada kenyataannya tidak

ada istilah sikap yang berdiri sendiri.

2. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekedar

rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau

kontra terhadap sesuatu. Menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan

diinginkan, mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus

dihindari.

6

Page 11: Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap

3. Sikap relatif lebih menetap. Berbagai studi menunjukkan bahwa sikap

politik kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami

perubahan.

4. Sikap mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai

menyenangkan atau tidak menyenangkan, sehingga Bem memberikan

definisi sederhana “Attitudes are likes and dislikes.” (Rakhmat, 2005:40).

5. Sikap timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir tetapi merupakan

hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah.

3. Emosi

Emosi menunjukkan kegoncangan organisme yang disertai oleh gejala

gejala kesadaran, perilaku, dan proses fisiologis. Misalnya, bila orang yang

kita cintai mencemooh kita, kita akan bereaksi secara emosional, kemudian

jantung akan berdetak cepat dan napas terengah-engah, kemudian kita akan

balas mencemooh atau bahkan memukulnya. Emosi tidak selalu jelek. Emosi

merupakan bumbu dalam kehidupan; tanpa emosi hidup manusia kering dan

gersang.

Ada 4 (empat) fungsi emosi, sebagai berikut:

1. Emosi adalah pembangkit energy/energizer

Tanpa emosi kita tidak sadar atau mati. Hidup berarti merasakan,

mengalami, bereaksi, dan bertindak. Emosi membangkitkan dan

memobilisasi energi kita; misalnya marah menggerakkan kita untuk

menyerang, takut menggerakkan kita untuk lari, cinta menggerakkan kita

untuk berdekatan dan bermesraan, dan sebagainya.

2. Emosi adalah pembawa informasi/massage

Bagaimana keadaan diri kita dapat kita ketahui dari emosi kita. Jika

kita marah, kita mengetahui bahwa kita diserang oleh orang

lain; sedih berarti kita kehilangan sesuatu atau seseorang, jika

kitabahagia berarti kita memperoleh sesuatu yang kita senangi, dan

sebagainya.

3. Emosi bukan saja pembawa informasi dalam komunikasi intrapersonal,

akan tetapi juga pembawa pesan dalam komunikasi interpersonal.

7

Page 12: Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap

Dalam retorika diketahui bahwa pembicara yang menyertakan seluruh

emosinya dalam pidato dipandang lebih hidup dan menarik, dan dinamis

serta lebih meyakinkan. Pembicara yang menyampaikan materi pidatonya

dengan luapan penuh emosi dan diperkuat dengan komunikasi nonverbal

lebih menarik untuk diperhatikan oleh khalayak daripada pembicara yang

statis dan ‘datar-datar” saja.

4. Emosi merupakan sumber informasi mengenai keberhasilan kita.

Jika mendambakan kesehatan, maka kita mengetahuinya ketika kita

merasa sehat wal afiat. Jika kita menginginkan keindahan, maka kita

memperolehnya ketika kita merasakan kenikmatan estetika dan merasakan

adanya ”rasa halus” dalam jiwa dan hati kita.

Dari sisi lamanya, ada emosi yang berlangsung singkat da nada juga

yang berlangsung lama. Mood adalah emosi yang menetap selama berjam-jam

atau beberapa hari. Mood mempengaruhi persepsi atau penafsiran kita pada

stimuli yang merangsang alat indera kita. Bila mood atau suasana emosial ini

menjadi kronis dan menjadi bagian dari struktur kepribadian orang, kita

menyebutnya temperamen, misalnya pemarah, penyedih dan ceria.

II.2. Faktor Situasional

Edward G. Sampson merangkum aspek-aspek objektif dari lingkungan

mengenai faktor situasional sebagai berikut:

a. Faktor Ekologis

Kaum determinasi lingkungan sering menyatakan bahwa keadaan alam

mempengaruhi gaya hidup dan perilaku. Banyak orang menghubungkan

kemalasan bangsa Indonesia pada mata pencarian bertani dan matahari yang

selalu bersinar setiap hari. Sebagai pandangan mereka telah diuji dalam

berbagai penelitian, seperti efek temperatur pada tindakan kekerasan, perilaku

interpersonal, dan suasana emosional. Yang belum diteliti, Antara lain

8

Page 13: Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap

pengatuuh temperatur ruang pada efektivitas komunikasi. Factor ekologis

dipengaruhi pula oleh faktor geografis dan fator iklim serta meteorologis.

b. Faktor desain dan arsitektural

Dewasa ini telah tumbuh perhatian dikalangan para arsitek pada

pengaruh lingkungan yang dibuat manusia terhadap perilaku penghuninya.

Satu rancangan arsitektur dapat mempengaruhi pola komunikasi diantara

orang-orang yang hidup dalam naungan arsitektural tertentu. Osmond (1957)

dan Sommer (1969) membedakan Antara desain bangunan yang mendorong

orang untuk berinteraksi (aociopetal) dan rancangan bangunan yang

menyebabkan orang menghindari interaksi (sociofugal). Pengaturan ruang

juga telah terbukti mempengaruhi pola-pola perilaku yang terjadi ditempat itu.

c. Faktor Temporal

Telah banyak diteliti pengaruh waktu terhadap bioritma manusia.

Misalnya, dari tengah malam sampai pukul 4 fungsi tubuh manusia berada

pada tahap yang paling rendah, tetapi pendengaran sangat tajam; pada pukul

10, bila Anda orang introvert, konsentrasi dan daya ingat anda mencapai

puncaknya; dan pukul 3 sore orang-orang ekstrover mencapai puncak dalam

kemampuan analisis dan kreativitas (Panati, 1981: 128). Tanpa mengetahui

bioritma sekalipun banyak kegiatan kita diatur berdasarkan waktu, makanan,

pergi kesekolah, bekerja, beristirahat, berlibur, beribadat, dan sebagainya.

Suatu pesan komunikasi yang disampaikan pada pagi hari akan memeberikan

makna yang lain bila disampaikan pada tengah malam. Jadi, yang

mempengaruhi manusia bukan saja dimana mereka berada tetapi juga

bilamana mereka berada.

d. Suasana Perilaku (Bahavior Setting)

Selama bertahun-tahun, Roger Barker dan rekan-rekanya meneliti efek

lingkungan terhadap individu. Lingkungan dibaginya kedalam beberapa

satuan yang terpisah, yang disebut suasana perilaku. Pesta, raung kelas, took,

rumah ibadat, pemandian, bioskop, adalah contoh-contoh suasana perilaku.

Pada setiap suasana terdapat pola-pola hubungan yang mengatur perilaku

9

Page 14: Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap

orang-orang yang didalamnya. Dimasjid orang tidak akan berteriak keras,

seperti dalam pesta orang tidak akan melakukan upacara ibadat. Dalam suatu

kampanye dilapangan terbuka, komunikator akan menyusun dan

menyampaikan pesan dengan cara yang berbeda daripada ketika ia berbicara

dihadapan kelompok kecil diruang rapat partai.

e. Teknologi

Pengaruh teknologi terhadap perilaku manusia sudah sering

dibicarakan orang. Revolusi teknologi sering disusul dengan revolusi dalam

perilaku sosial. Alfin Tofler menuliskan tiga gelombang peradaban manusia

yang terjadi sebagai akibat perubahan teknologi. Lingkungan teknologis

(technosphere) yang meliputi system energi, system produksi, dan system

distribusi, membentuk serangkaian perilaku sosial yang sesuai dengannya

(sociosphere). Bersama dengan itu tumbuh pola-pola penybaran informasi

(infosphere) yang mempengaruhi suasana kejiwaan (psychosphere) setiap

anggota masyarakat. Dalam ilmu komunikasi, Marshall McLuhan (1964)

menunjukan bahwa nentuk teknologi komunikasi lebih penting daripada isi

media komunikasi. Missalnya, kelahiran mesin cetak mengubah masyarakat

tribal menjadi masyarakat yang berpikir logis dan individualis; sedangkan

kelahiran televisi membawa manusia kembali pada kehidupan noe-tribal.

f. Factor-faktor sosial

System peranan yang ditetapkan dalam suatu masyarakat, struktur

kelompok dan organisasi, karakteristik populasi, adalah factor-faktor sosial

yang menata perilaku manusis. Dalam organisasi, hubungan Antara anggota

dengan ketua diatur oleh system peranan dan norma-norma kelompok. Besar-

kecilnya organisasi akan mempengaruhi jaringan komunikasi dan sistem

pengambilan keputusan. Karakteristik populasi seperti usia, kecerdasan,

karakteristik biologis, mempengaruhi pola-pola perilaku anggota-anggota

populasi itu. Kelompok orang tua melahirkan pola perilaku yang pasti berbeda

dengan kelompok anak-anak muda. Dari segi komunikasi, teori penyebaran

inovasi (Rogers & Shoemaker, 1971) dan teori keritik (Habermas, 1979)

10

Page 15: Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap

memperlihatkan bagaimana system komunikasi sangat dipengaruhi oleh

struktur sosial.

g. Lingkungan psikososial

Persepsi kita tentang sejauh mana lingkungan memuaskan atau

mengecewakan kita, akan mempengaruhi perilaku kita dalam lingkungan itu.

Lingkungan dalam persepsi kita lazim disebut sebagai iklim (climate). Dalam

organisasi, iklim psikososial menunjukan persepsi orang tentang kebebasan

individual, keketatan pengawasan, kemungkinan kemajuan, dan tingkat

keakraban. Pola-pola kebudayaan yang dominan atau ethos, ideology dan nilai

dalam persepsi anggota masyarakat, mempengaruhi seluruh perilaku sosial.

Ruth Benedict (1970), misalnya, membedakan Antara masyarakat yang

mempunyai synergy tinggi dengan masyarakat yang ber-synergy rendah. Pada

masyarakat pertama, orang belajar sejak kecil bahwa ganjaran yang

diterimanya terpaut erat dengan ganjaran yang diterimanya terpaut erat dengan

ganjaran kolektif. Cita-cita perorangan dicapai melalui usaha bersama. Pada

masyarakat seperti ini orang cenderung untuk mempengaruhi kepentingan

dirinya, bersifat kompromitif. Perilaku sosial yang sebaliknya terjadi pada

masyarakat yang ber-sybergy rendah. Margareth Mead (1928), walaupun

belakangan dikeritik orang, mewakili aliran deteminisme budaya, yang

menunjukan bagaimana nilai-nilai yang diresap anak pada waktu kecil

mempengaruhi perilakunya dikemudian hari.

h. Stimuli yang Mendorong dan Memperteguh Perilaku

Berdasarkan penelitian psikologi sosial, seperti Fredericsen Price, dan

Bouffard (1972), meneliti kendala situasi yang mempengaruhi kelayakan

melakukan perilaku tertentu. Ada situasi yang memberikan rentangan

kelayakan perilaku (behavioral appopriatenes), seperti situasi ditaman, dan

situasi yang banyak memberikan kendala ada perilaku, seperti tempat

beribadat. Situasi yang permisif memungkinkan orang untuk melakukan

banyak hal tanpa harus merasa malu. Sebaliknya, situasi restriktif

menghambat orang untuk berperilaku sekehendak hatinya.

11

Page 16: Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap

Factor-faktor situasional yang diuraikan diatas tidaklah mengesampingkan

faktor-faktor personal yang disebutkan sebelumnya. Kita mengakui besarnya

pengaruh situasi dalam menentukan perilaku manusia. Tetapi manusia

memberikan reaksi yang berbeda-beda terhadap situasi yang dihadapinya, sesuai

dengan karakteristik personal yang dimiliknya. Perilaku manusia memang

merupakan hasil interaksi yang menarik Antara keunikan individual dengan

keumuman situasional

1.2. Contoh Faktor-faktor Personal dan Situasional

1. Faktor Personal

Faktor personal adalah faktor dasar yang terdapat didalam diri setiap

individu. Seperti misalnya, seseorang individu akan selalu berinteraksi

dengan orang lain. Karna manusia adalah makhluk sosial. Jadi manusia

tidak akan bisa hidup tanpa berinteraksi dengan orang lain disekitarnnya.

Adapun secara garis besar. Factor personal dibagi atas faktor biologis dan

sosiopsikologis.

a. Factor Biologis

Adapun contoh dari factor biologis adalah manusia memerlukan

makanan untuk ia bertahan hidup. Seperti misalnya pada saat

seseorang yang kelaparan dan tidak mempunyai uang dia akan nekat

melakukan apa saja agar bisa mendapatkan sesuap nasi, walawpun

yang ia lakukan itu menentang hokum. Salah satu perilaku tertentu

yang merupakan bawaan manusia yaitu menyatakan cinta. Seseorang

yang merasakan jatuh cinta, mereka akan berperilaku diluar

kebiasaanya.

b. Factor sosiopsikologis

Didalam fsktor sosiopsikologis kita mengklasifikasikan tiga komponen

yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatis.

Contoh dari komponen kognitif ketika seseorang mengetahui sesuatu

12

Page 17: Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap

yang baru, misalnya ketika orang desa dikenalkan tentang internet.

Dari cara memperkenalkan internet itu akan mengubah mereka dari

yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. Komponen afektif, seperti

misalnya dari contoh diatas pada komponen kognitif mereka menjadi

tahu apa itu internet, nah pada komponen iniakan terjadi perubahan

sikap diantara pengguna internet itu, seperti misalnya mereka akan

memakai internet karena menurut mereka dapat membaca berita lebih

cepat dibandingkan dengan Koran. Dan konponen konatif berkaitan

dengan tindakan kita seperti contoh internet tadi, internet akan

mempengaruhi tindakan penggunanya seperti malas untuk mencari

suatu jawaban. Dengan menggunakan google maka semua tugas akan

selesai.

2. Faktor Situasional

Cantoh dari factor ini seperti ketika seseorang berada pada geodrafis yang

berbeda. Seperti misalnya, pada saat ketika seseorang berada di kutub

utara dengan di gurun sahara. Mereka akan menyesuaikan pakaian yang

sesuai dengan keadaanya. Tidak mungkin seseorang mengenakan pakaian

tipis di kutub utara. Dan tidak mungkin juga seseorang mengenakan jaket

tebal di gurun sahara. Jadi, keadaan geografis dan temperature akan

mempengaruhi factor situasional seseorang.

13

Page 18: Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap

III. PENUTUP

III.1. KESIMPULAN

1. Dalam setiap tindakan atau interaksi sosial dalam masyarakat yang

dilakukan seorang individu pasti memiliki faktor tertentu.

2. Ada dua perspektif faktor personal yang mempengaruhi perilaku manusia,

yakni:

Faktor biologis

Faktor biologis yang dimaksud adalah faktor DNA yang merupakan

struktur dalam tubuh manusia yang menyimpan memori warisan

biologis dari orang tua. Struktur ini dapat mempengaruhi kecerdasan,

sensasi, emosi dan juga mempengaruhi mekanisme biologis. Selain itu

terdapat pula perilaku tertentu yang merupakan bawaan manusia bukan

dibentuk dari situasi atau lingkungan. Misalnya memberi makan dan

merawat anak. Ada pula motif biologis yang merupakan faktor

biologis yang mendorong perilaku manusia. Contoh dari motif ini

adalah kebutuhan akan makanan dan minuman serta istirahat.

Faktor sosiopsikologis

manusia merupakan makhluk sosial sehingga dalam proses kehidupannya

dalam sebuah lingkungan ia memperoleh karakteristik yang

14

Page 19: Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap

mempengaruhi hidupnya. Kita dapat mengklasifikasikannya dalam tiga

komponen, komponen afektif , komponen kognitif dan komponen konatif.

3. Selain faktor personal, faktor situasional tidak kalah mempengaruhi

perilaku manusia. Hal ini berasal dari asumsi bahwa respons otak

dipengaruhi suasana yang melingkupi organisme (Packard, 1978:45).

Faktor situasional yang dimaksud dapat berupa faktor ekologis, temporal,

rancangan dan arsitektual, suasana, lingkungan dan lainnya. Faktor

situasional memberikan pengaruh besar terhadap perilaku, namun setiap

individu memberikan reaksi berbeda sesuai karakter personal masing-

masing.

DAFTAR PUSTAKA

Rahmat Jalaludin, 2008. Psikologi Komunikasi. PT REMAJA

ROSDAKARYA. Bandung

15