bab ii kajian pustaka -...

17
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA 2.1.1.1 Latar Belakang Pembelajaran IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetap juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari- hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar, dengan demikian siswa tidak hanya menghafal ilmu pengetahuan saja, namun siswa juga melihat, mengalami dan melakukan sesuatu. IPA didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan Standar Isi dalam Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2006 bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Selain IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Upload: donguyet

Post on 25-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8045/2/T1_262012618_BAB II.pdf · /baling-baling /pesawat kertas/parasut 8.4 Menjelaskan perubahan

7

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori2.1.1 Pembelajaran IPA2.1.1.1 Latar Belakang Pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahutentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulanpengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapjuga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadiwahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, sertaprospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsunguntuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitarsecara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapatmembantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentangalam sekitar, dengan demikian siswa tidak hanya menghafal ilmu pengetahuan saja,namun siswa juga melihat, mengalami dan melakukan sesuatu.

IPA didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secaraterbimbing. Hal ini sejalan dengan Standar Isi dalam Peraturan Pemerintah RI No. 22Tahun 2006 bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secarasistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupafakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. SelainIPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusiamelalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPAperlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Ditingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains,Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajaruntuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dankompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8045/2/T1_262012618_BAB II.pdf · /baling-baling /pesawat kertas/parasut 8.4 Menjelaskan perubahan

8

Dengan demikian, siswa tidak hanya menerima materi saja, namun diberikankesempatan untuk membuat rancangan IPA nya sendiri dan membuat rancangan itu kedalam sebuah bentuk karya, dalam hal ini siswa mengembangkan hasilnya.Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untukmenumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah sertamengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itupembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secaralangsung melalui penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses dan sikapilmiah.2.1.1.2 Tujuan Pembelajaran IPA

Mendasarkan pada latar belakang pembelajaran IPA, maka Mata Pelajaran IPAdi SD/MI diarahkan untuk bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagaiberikut:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan yang Maha Esaberdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yangbermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanyahubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, danmasyarakat.

4. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitarmemecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga,dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannyasebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai dasaruntuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.(Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi).

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8045/2/T1_262012618_BAB II.pdf · /baling-baling /pesawat kertas/parasut 8.4 Menjelaskan perubahan

9

Tujuan tersebut menuntut taraf berfikir untuk pengembangan sikap danketrampilan yang memadai dari siswa, oleh karena itu pengembangan pendekatanpembelajaran inkuiri sangat dibutuhkan.2.1.1.3 Ruang Lingkup

Pembelajaran IPA memiliki ruang lingkup bahan kajian yang luas, untuk ituperlu ada pembatasan ruang lingkup pembelajaran IPA khusus SD/MI yakni meliputiaspek-aspek berikut:1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan

interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas.3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bumi, panas, magnet, listrik, cahaya,

dan pesawat sederhana.4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda

langit lainnya.(Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi)

2.1.1.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi DasarPencapaian tujuan IPA yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP) tersebut harus dimiliki oleh kemampuan peserta didik yangberstandar nasional dinamakan dengan Standar Kompetensi (SK) dan dirinci ke dalamKompetensi Dasar (KD). Standar kompetensi (SK) merupakan ketentuan pokok untukdijabarkan lebih lanjut dalam serangkaian kemampuan untuk melaksanakan tugas ataupekerjaan secara efektif. Penjabaran lebih lanjut ke dalam kompetensi dasar.Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal yang diperlukan untuk melaksanakantugas atau pekerjaan dengan efektif

Kompetensi dasar ini merupakan standar minimum yang secara nasional harusdicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiapsatuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan pesertadidik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yangdifasilitasi oleh guru. Oleh karena itu, dalam pembelajaran di satuan pendidikan harusmengacu pada SK dan KD yang diterbitkan oleh BSNP.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8045/2/T1_262012618_BAB II.pdf · /baling-baling /pesawat kertas/parasut 8.4 Menjelaskan perubahan

10

Secara rinci SK dan KD untuk mata pelajaran IPA yang ditujukan bagi siswakelas IV SD disajikan melalui tabel 2.1 berikut ini. (Peraturan Pemerintah RI No. 22Tahun 2006 tentang Standar Isi)Tabel .1

SK dan KD mata pelajaran IPA Kelas 4 Semester 2

No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar1 8. Memahami berbagai

bentuk energi dan carapenggunaannya dalamkehidupan sehari-hari

8.1. Mendeskripsikan energi panas dan bunyiyang terdapat di lingkungan sekitar sertasifat-sifatnya

8.2 Menjelaskan berbagaienergi alternatif dan carapenggunaannya

8.3 Membuat suatu karya/model untukmenunjukkanperubahan energi gerakakibat pengaruh udara,misalnya roket dari kertas

/baling-baling /pesawatkertas/parasut

8.4 Menjelaskan perubahanenergi bunyi melaluipenggunaan alat musik

2.1.1.5 Hasil belajar1. Pengertian hasil belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pebelajar setelahmengalami aktivitas belajar (Anni, 2007: 5). Oleh karena itu pembelajar mempelajaripengetahuan tentang konsep. Maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupapenguasaan konsep.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8045/2/T1_262012618_BAB II.pdf · /baling-baling /pesawat kertas/parasut 8.4 Menjelaskan perubahan

11

Tujuan pembelajaran merupakan deskripsi tentang perubahan tingkah laku yangdiinginkan atau deskripsi produk yang menunjukkan bahwa belajar telah terjadi. (gerlach dan Ely, 1980 dalam Anni, 2007: 5 - 6).

Hasil belajar menurut Anni (2007: 4) merupakan perubahan perilaku yang diperolehpembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek–aspek perilakutergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 29) hasil belajar merupakan hal yang dapatdipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajarmerupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saatsebelum belajar. Menurut Hamalik, hasil belajar adalah bila seseorang telah belajarakan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahumenjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan lain sebagainya.

Berdasarkan teori di atas hasil belajar adalah suatu perubahan setelah. Mengalamiaktifitas yang dapat dilihat guru apakah siswa mengalami perkembangan mental antarasetelah belajar dan sebelum belajar sehingga akan terjadi perubahan tingkah lakudalam sifat dan kemampuanFaktor yg mempengaruhi hasil belajar IPA (Inquiri)

Pengukuran hasil belajar IPAKeberhasilan seseorang dapat diketahui melalui pengukuran. Secara sederhanamenurut Wardani NS (2010: 24) diartikan sebagai kegiatan atau upaya untukmemberikan angka-angka pada suatu peristiwa yang terjadi. Selanjutnya allen dan Yen(1979) menyatakan bahwa pengukuran adalah penetapan angka dengan cara yangsistematik untuk menyatakan keadaan individu. Jadi pengukuran itu adalah kekuatanuntuk memberikan angka pada suatu aspek dengan mengikuti cara –cara yang urut.Yang diantaranya bisa melalui tes , skala dan tes kinerja2.1.1.6 Pengukuran

Dalam pengukuran penellitian ini menggunakan penilaian proses, berupates dan bukan tes dengan tujuan untuk bisa melihat perkembangan siswa dalampelaksanaan pembelajaran. Tes tersebut dapat berupa tertulis dan juga perbuatan.Adapun penilaian juga dapat dilakukan berdasarkan indikator yang merupakan tujuanpembelajaran baik dari segi kognitif, afaktif maupun psikimotor.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8045/2/T1_262012618_BAB II.pdf · /baling-baling /pesawat kertas/parasut 8.4 Menjelaskan perubahan

12

2.1.1.7 Pendekatan Pembelajaran InkuiriPendekatan inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar

mengembangkan potensi intelektualnya dalam jalinan kegiatan yang disusunnya sendiriuntuk menemukan sesuatu. Siswa didorong untuk bertindak aktif mencari jawaban atasmasalah-masalah yang dihadapinya dan menarik kesimpulan sendiri melalui prosesberpikir ilmiah yang kritis, logis, dan sistematis. Siswa tidak lagi bersifat dan bersikappasif, menerima dan menghafal pelajaran yang diberikan oleh gurunya.

Siswa dibagi kedalam kelompok, setiap kelompok mengerjakan tugas yangsudah ditentukan guru. Menurut Piaget (Wafi, 2009) pendekatan inkuiri merupakan 12suatu pendekatan yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukaneksperimen sendiri secara luas agar dapat melihat apa yang terjadi, ingin melakukansesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, sertamenghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkanapa yang ditemukannya dengan yang ditentukan peserta didik. Menurut B. Joyce andM. Weil (1996) pendekatan inkuiri adalah sebuah pendekatan yang intinya melibatkansiswa kedalam masalah asli dan menghadapkan mereka dengan sebuah penyelidikan,membantu mereka mengidentifikasi konseptual atau pendekatan pemecahan masalahyang terdapat dalam penyelidikan, dan mengarahkan siswa mencari jalan keluar darimasalah tersebut.

Wina Sanjaya (2008) mengemukakan pendekatan inkuiri adalah rangkaiankegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitisuntuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yangdipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawabantara guru dan siswa. Menurut E. Mulyasa (dalam Siti 2009), Pendekatan inkuirimerupakan pendekatan penyelidikan yang melibatkan proses mental dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:1. Mengajukan pertanyaan-pertanyan dengan fenomena alam2. Merumuskan masalah yang ditemukan3. Merumuskan hipotesis

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8045/2/T1_262012618_BAB II.pdf · /baling-baling /pesawat kertas/parasut 8.4 Menjelaskan perubahan

13

4. Merancang dan melakukan eksperimen5. Mengumpulkan dan menganalisis data6. Menarik kesimpulan mengembangkan sikap ilmiah, yakni: objektif, jujur, hasrat ingintahu, terbuka, berkemauan dan tanggung jawab.

2.1.1.8 Macam-macam pendekatan inkuiriMenurut Nanang dan Cucu (2009), pendekatan inkuiri dibagi menjadi tiga jenisberdasarkan besarnya bimbingan yang diberikan guru kepada siswanya. Ketiga jenispendekatan itu adalah:1. Inkuiri terbimbing.

Pendekatan inkuiri terbimbing merupakan pendekatan dimana gurumembimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal danmengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukanpermasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan inkuiri terbimbing inidigunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri.Dengan pendekatan ini siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjukdari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Pada pendekatanini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baikmelalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikanmasalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri.2. Inkuiri bebas

Pada pendekatan ini, siswa diberi kebebasan untuk menentukan sendirimasalah yang akan dimiliki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri,merancang prosedur atau langkah-langkah yang akan diperlukan. Selama prosespembelajaran, guru hanya sedikit memberikan bimbingan. Salah satu keuntungan daripendekatan ini adalah adanya kemungkinan siswa dalam memecahkan masalah danmempunyai alternatif pemecahan masalah lebih dari satu, karena tergantungbagaimana cara mereka mengkonstruksikan jawabannya sendiri.3. Inkuiri bebas yang dimodifikasi

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8045/2/T1_262012618_BAB II.pdf · /baling-baling /pesawat kertas/parasut 8.4 Menjelaskan perubahan

14

Dalam pendekatan ini, guru membatasi bimbingan agar siswa berupaya terlebihdahulu secara mandiri, dengan harapan agar siswa menemukan sendiri jawaban.Namun, apabila siswa tidak dapat menyelesaikan masalahnya, maka bimbingan dapatdiberikan secara tidak langsung yaitu dengan cara memberikan contoh-contoh yangrelevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau melalui diskusi dengan siswa dalamkelompok lain.2.1.1.9 Langkah-langkah Pembelajaran Dengan Pendekatan Inkuiri

Menurut Wina Sanjaya (2008), secara umum proses pembelajaran denganmenggunakan pendekatan inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:1. Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklimpembelajaran yang responsif. Pada langkah ini mengondisikan agar siswa siapmelaksanakan proses pembelajaran. Langkah orientasi merupakan langkah penting,keberhasilan Pendekatan ini sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktifitasmenggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah.

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahap orientasi adalah:a. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh

siswa.b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk

mencapai tujuan.c. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar.2. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah yang membawa siswa pada suatupersoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalanyang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusanmasalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat.Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, olehkarena itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangatberharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8045/2/T1_262012618_BAB II.pdf · /baling-baling /pesawat kertas/parasut 8.4 Menjelaskan perubahan

15

3. Merumuskan HipotesisHipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji.

Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yangdapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis)pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapatmendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara.4. Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untukmenguji hipotesis yang diajukan. Dalam pendekatan inkuiri, mengumpulkan datamerupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.Proses pemgumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar,akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensiberpikirnya.5. Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuaidengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Mengujihipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya,kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapiharus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.6. Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yangdiperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yangakurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

Menurut Soewarso (2010), langkah-langkah yang digunakan dalampembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah sebagai berikut:1) Memperkenalkan masalah. Pada tahap ini, guru memberikan suatu masalah yang

akan diselesaikan.2) Mengumpulkan data. Pada tahap ini diharapkan semua siswa bertanya kepada

guru. Jika siswa mendapat kesulitan dalam mengajukan pertanyaan, maka guruharus membantunya dengan memberikan suatu pernyataan yang berhubungandengan tahap pertama.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8045/2/T1_262012618_BAB II.pdf · /baling-baling /pesawat kertas/parasut 8.4 Menjelaskan perubahan

16

3) Menganalisis data. Pada tahap ini siswa bekerja secara individu atau secarakelompok.

4) Membuat hipotesa5) Menguji hipotesa. Pada tahap ini siswa akan menguji kebenaran hipotesa.6) Membuat kesimpulan. Pada tahap ini, baik individu atau kelompok siswa membuat

kesimpulan. Setelah itu siswa melaporkan hasil diskusi.Menurut Bruce Joyce dan Marsha Weil (2008), ada lima tahap pelaksanaan

inkuiri yang berangkat dari fakta sampai terjadinya suatu teori. Lima tahapan tersebutadalah:1) Menghadapkan pada permasalahan. Pada tahap guru memberi permasalahan

dan menjelaskan prosedur pelaksanaan inkuiri pada siswa.2) Pengumpulan data dan verifikasi. Pada tahap siswa mengumpulkan data atau

informasi tentang peristiwa atau masalah yang telah mereka lihat atau alami,dengan mengajukan pertanyaan sedemikian rupa sehingga guru hanya menjawabya atau tidak.

3) Pengumpulan data eksperimentasi. Pada tahap ini siswa mengajukan faktor atauunsur baru kedalam permasalahan agar dapat melihat apakah peristiwa itu dapatterjadi secara berbeda.

4) Mengorganisir, formulasi dan penjelasan. Pada tahap ini guru meminta siswauntuk mengorganisir data dan menyusun suatu penjelasan. Artinya, data tersebuttelah diorganisir kemudian dideskripsikan sehingga menjadi suatu paparan hasiltemuannya.

5) Analisis proses inkuiri. Pada tahap ini siswa diminta untuk menganalisis prosesinkuiri.

Menurut Suchman (dalam Hamzah, 2008), ada lima langkah mengajar denganmenggunakan pendekatan inkuiri, antara lain:1) Tahap pertama adalah siswa dihadapkan pada suatu situasi yang membingungkan

(teka-teki).2) Tahap kedua pengumpulan data untuk verifikasi. Verifikasi merupakan proses

menggali informasi tentang peristiwa yang mereka alami. Pada tahap ini, siswamenanyakan serangkaian pertanyaan yang dapat dijawab oleh guru dengan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8045/2/T1_262012618_BAB II.pdf · /baling-baling /pesawat kertas/parasut 8.4 Menjelaskan perubahan

17

jawaban “Ya” atau “Tidak”, sementara melakukan percobaan sesuai denganpermasalahan yang dihadpi oleh mereka.akan tetapi guru hendaknya menjelaskanprosedur penelitian yang harus dilakukan oleh siswa.

3) Untuk mendasarkan permasalahan yang dihadapi oleh siswa berawl dari ide yangpaling sederhana.

Tahap ketiga adalah pengumpulan data untuk eksperimentasi. Eksperimen(percobaan) merupakan proses memperkenalkan kepada siswa suatu unsur baru padasuatu situasi tertentu untuk menunjukkan bahwa suatu peristiwa dapat terjadi secaraberbeda. Pada tahap ini, siswa menanyakan serangkaian pertanyan yang dapatdijawab oleh guru dengan jawaban “Ya” atau “Tidak”, sementara melakukan percobaansesuai dengan permasalahan yang dihadapkan pada mereka. Namun, perlu dicatatbahwa pada tahap pertama, guru hendaknya menjelaskan prosedur penelitian yangharus dilakukan oleh siwa. Untuk itu, disarankan agar mendasarkan permasalahanyang dihadapkan kepada siswa berawal dari ide yang paling sederhana.4) Tahap keempat, adalah tahap merumuskan penjelasan atau peristiwa yang telah

mereka alami. Pada tahap ini, disarankan agar beberapa siswa memberikanpenjelasan tentang apa yang dialami. Dengan demikian, akan diperolah beberapapenjelasan yang satu sama lain dapat saling mendukung sehingga menghasilkansuatu penjelasan yang lengkap.

5) Tahap kelima atau tahap terakhir adalah menganalisis proses penelitian yang telahmereka lakukan. Pada tahap ini, siswa diminta untuk menganalisis pola penelitianyang mereka lakukan. Tahap ini penting sekali dilakukan karena kita menginginkanagar siswa menyadari betul proses penelitian yang dilakukan secara sistematis danguru telah mengajarkan kepada mereka menggunakan cara- cara yang lebihefektif. Dari keempat pendapat tentang langkah-langkah pembelajaran inkuiritersebut intinya sama, mulai dari memperkenalkan masalah, mengumpulkan data,sampai dengan menarik suatu kesimpulan, sehingga dapat disimpulkan bahwalangkah-langkah pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:a. tahap orientasib. tahap verifikasic. tahap eksperimentasi.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8045/2/T1_262012618_BAB II.pdf · /baling-baling /pesawat kertas/parasut 8.4 Menjelaskan perubahan

18

d. tahap merumuskan peristiwa yang terjadie. tahap analisis proses penelitian, tahap ini siswa membuat kesimpulan dan

menemukan hasilDari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan inkuiri merupakan

sebuah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa yang mampumenciptakan siswa yang cerdas, terampil dan berpengetahuan luas serta dapat bekerjasesuai dengan prosedur sehingga dapat menemukan jawaban sendiri dari masalahyang dikaji. Pengetahuan dan ketrampilan siswa tidak diperoleh dari hasil mengingatfakta tetapi hasil menemukan sendiri dari fakta yang dihadapinya. Dengan pendekatanini siswa dilatih untuk selalu berpikir kritis karena membiasakan siswa memecahkanmasalah sendiri.

Pendekatan ini bertujuan untuk melatih kemampuan siswa dalam meneliti,menjelaskan fenomena dan memecahkan masalah secara ilmiah. Seperti langkah-langkah pembelajaran inkuiri yang dikemukan oleh para ahli diatas, mulai dari orientasi,kemudian siswa melakukan verifikasi dan ekperimentasi, siswa mengumpulkan datadari kegiatan eksperimentasi sampai dengan menyimpulkan, guru hanya bertindaksebagai fasilitator, nara sumber dan penyuluh kelompok. Tujuan utama pembelajaranini adalah untuk menolong siswa dalam mengembangkan disiplin intelektual dankemampuan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan, menyelesaikanmasalah dan menarik kesimpulan secara mandiri.

Pada prinsipnya, inkuiri adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa, makaperanan guru adalah sebagai pembimbing, stimulator dan fasilitator. Sedangkan siswadalam pembelajaran inkuiri adalah sebagai pengambil inisiatif dalam menentukansesuatu. Siswa aktif menggunakan cara mereka sendiri, dengan demikian diharapkanmereka mempunyai keberanian untuk mengajukan masalah, merespon masalah, danberpikir untuk menyelesaikan masalah atau menemukan jawabannya melaluipenyelidikan atau percobaan secara mandiri.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8045/2/T1_262012618_BAB II.pdf · /baling-baling /pesawat kertas/parasut 8.4 Menjelaskan perubahan

19

Tabel 2

Penerapan pendekatan inkuiri sesuai dengan standar proses dalam pembelajaran IPAadalah sebagai berikut.

NO TAHAPAN KEGIATAN1 Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dan menyampaikan

salam2. Guru Mengabsen siswa3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus

dicapai oleh siswa4. Guru menyampaikan rencana pertemuan hari ini5. Guru menanyakan masalah mengenai pengaruh

gerakan angin terhadap benda dan alat musiksiswa dan di kaitkanya dengan pelajaran yang akanberlangsung

2

IntiEksplorasi

1. Guru meyuruh siswa membentuk kelompok2. Siswa mengehadapkan masalalah yang harus

dihadapkan siswa pengaruh gerakana angintehadap alat musik

3. Siswa mengumpulkan mengenai gerakan anginpermasalahan sesuai dengan yang mereka alami

4. Siswa mengajukan sejumlah pertanyaan pengaruhgerakan angin terhadap gerak benda danpengaruhya terhdap alat musik sehingga gurumenjawab iya atau tidak

5. Siswa secara berkelompok menganalisamengenahi gerakan angin terhadap gerak bendadan pengaruhya terhadap alat musik

6. Siswa membuat hipotesa7. Siswa menguji hasil hipotesa

Elaborasi 1. Siswa membuat kesimpulan secara tertulis2. Kesimpulan diubah jadi lagu/pantun/puisi/ peta

konsep/drama/simulasi/deklamasi dll kesayangansiswa

Konvirmasi 1. Siswa mempersentasikan hasil lagu yg dibuat dandiberi pujian oleh guru

3 Penutup 1. Dengan bantuan Guru siswa mengadakan refleksitentang hikmah yang diperoleh dari belajar ....

2. Guru mengadakan evaluasi (pertemuan terakhir)3. Guru menyampaikan informasi pelajaran

selanjutnya

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8045/2/T1_262012618_BAB II.pdf · /baling-baling /pesawat kertas/parasut 8.4 Menjelaskan perubahan

20

2.2 Kajian Hasil-Hasil Penelitian Yang RelevanPenelitian yang dilakukan oleh Sullivan (2011) menemukan bahwa pendekatan

inkuiri yang dilakukannya secara kolaboratif dalam pembelajaran IPA tentangpemecahan masalah robotik telah mendorong perkembangan hasil siswa kelas 4. Ada4 aspek yang terbukti sangat penting dalam pendekatan inkuiri untuk mencapaipengembangan hasil siswa yaitu open ended, goal oriented task, teacher modelling dariteknik inkuiri, dan penggunaan media dan lingkungan yang dikemas dalam bentukpermainan. Penggunaan media dan lingkungan membuat siswa dapatmengembangkan pemahaman yang terintegrasi dengan temannya melalui media alat,komunikasi dan interaksi pengetahuan yang siswa miliki. Kelebihan dalam penelitian iniadalah ada hasil peneliti dalam mengembangkan materi pembelajaran yang digunakandalam penelitian dan penggunaan lokasi penelitian di luar kelas.

Penelitian yang dilakukan oleh Longo (2010) telah menemukan bahwametode inkuiri membantu siswa dalam meningkatkan hasilnya. Proses pengukurankemampuan siswa melalui tes telah membuat beban yang tidak mendorongberkembangnya hasil guru dan siswa selama pembelajaran. Dalam penelitian ini,metode inkuiri terbuti membantu siswa dalam menemukan pengetahuan sendiri, bukanhanya mengingat-ingat saja apa yang telah siswa terima dari guru.

Pembelajaran inkuiri yang dilakukan oleh Longo terbukti telah meningkatkanmotivasi, rasa ingin tahu dan ketertarikan siswa dengan tetap berpegang padakurikulum yang dituntut untuk dipenuhi. Kelebihan dari penelitian ini adalah hasilpeneliti dalam mengemas pembelajaran yang mendasarkan pada kurikulum untukmembuat siswa kreatif. Pengukuran kemampuan siswa dilakukan non tes yang jarangdilakukan oleh guru. Kelemahan dalam penelitian ini kurang menonjolkan aspek-aspekhasil yang dilakukan. Oleh karena itu, penelitian yang akan dilakukan menekankanpada aspek-aspek hasil siswa.

Adanya keberhasilan ditunjukkan oleh adanya kedinamisan diskusi kelompokartinya dalam diskusi kelompok, siswa saling memberikan pendapat, merespon, danbertanya. Ketika kelompok menemukan kesulitan, kelompok menanyakan kepada guru,sehingga jalannya diskusi lancar.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8045/2/T1_262012618_BAB II.pdf · /baling-baling /pesawat kertas/parasut 8.4 Menjelaskan perubahan

21

Hal ini ditunjang melalui kelancaran siswa dalam mendiskusikan jawaban daripertanyaan yang diberikan, adanya kemampuan siswa dalam menebak sebab akibatdari suatu peristiwa dari materi perjuangan, dan mengembangkan manfaat suatuperistiwa (dari perjuangan). Jadi penggunaan diskusi kelompok dapat meningkatkankemampuan siswa dalam membuat kategori menebak sebab akibat dari suatuperistiwa, meningkatkan kemampuan kerjasama, keaktifan dan meningkatkankemampuan guru dalam membangun hubungan dengan siswa.

Kelebihan dari penelitian tersebut terletak pada terfokusnya aspek hasil yangdiukur pada aktivitas diskusi kelompok yakni menggali pertukaran ide atau pengalamanyang dimiliki oleh peserta diskusi. Sedangkan kelemahan yang ada pada penelitiantersebut, penelitian tersebut merupakan penelitian diskriptif saja yang sekedarmenguraikan hasil penelitian secara kualitatif.

2.3 Kerangka BerpikirKebiasaan pembelajaran yang berlangsung di kelas, adalah pembelajaran yang

berpusat pada guru. Guru mendominasi seluruh waktu pembelajaran denganmenyampaikan materi IPA melalui ceramah. Kadang-kadang saja di tengah-tengahceramah, guru menyelipkan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab siswa.Tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan guru, adalah mengantuk,tidak segera dapat peduli dengan situasi yang ada baik yang diadakan oleh guru atausiswa yang lain, sehingga siswa cenderung untuk pasif saja. Kondisi ini jika siswa diberipertanyaan atau tes, hasilnya tidak dapat mengerjakan secara optimal, sehingga skoryang diperoleh rendah.

Perubahan paradigma pembelajaran menuntut siswa aktif, agar kompetensiyang diharapkan dalam kurikulum 2006 dapat tercapai. Suatu pembelajaran akanefektif bila siswa aktif berpartisipasi atau melibatkan diri secara langsung dalam prosespembelajaran. Siswa diharapkan dapat menemukan sendiri atau memahami sendirikonsep yang telah diajarkan yaitu dengan mengalami langsung. Pembelajaran denganpendekatan konvensional yang pada umumnya dilaksanakan oleh guru masih kurangmemperhatikan ketercapaian kompetensi siswa. Guru masih dominan sehinggamembuat siswa menjadi pasif.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8045/2/T1_262012618_BAB II.pdf · /baling-baling /pesawat kertas/parasut 8.4 Menjelaskan perubahan

22

Siswa tidak mengalami pengalaman belajar sendiri untuk mendapatkanpengalaman baru dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, akibatnya hasil belajarsiswa rendah. Untuk mengatasi paradigma di atas, guru mencoba menerapkan suatupendekatan pembelajaran inkuiri.

Pendekatan pembelajaran inkuiri adalah pendekatan pembelajaran yangberpusat pada siswa yang mampu menciptakan siswa yang cerdas, terampil danberpengetahuan luas serta dapat bekerja sesuai dengan prosedur sehingga dapatmenemukan jawaban sendiri dari masalah yang dikaji. Pengetahuan dan keterampilansiswa tidak diperoleh dari hasil mengingat fakta tetapi hasil menemukan sendiri darifakta yang dihadapinya. Dengan pendekatan ini siswa dilatih untuk selalu berpikir kritiskarena membiasakan siswa memecahkan masalah sendiri.

Pendekatan ini bertujuan untuk menghadapkan siswa untuk mengetahuipenyebab perubahan bunyi, menentukan alat dan bahan yang digunakan untukmembuata perubahan bunyi melalui benda . Hasil yang diharapkan adalah optimal.Oleh karena itu, untuk mengukurnya keberhasilan siswa dalam mencapai tujuanpembelajaran, maka pengukuran dilakukan dengan unjuk kerja dan tes formatif. Skorpencapaian pengukuran ini akan menunjukkan kenaikan skor yang signifikan. Denganditerapkannya pembelajaran yang menggunakan pendekatan inkuiri ini, suasana kelasyang tidak membosankan, siswa dapat aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaransehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

Melalui pembelajaran inquiri, siswa aktif mencari masalah tentang pengaruhgerakan angin dan pengaruh udara pada alat musik, mencatatnya, membuat danmenguji hipotesis, memperagakan, membuat kesimpulan, mengubah jadi puisi untuklebih mengingat materi yang telah dipelajari, sehingga pemahaman materi menjadilebih menarik, jelas dan tidak mudah terlupakan; dengan demikian daya serapmeningkat, saat diuji kompetensinya pasti lebih baik dibanding sebelumnya dan hasilbelajar siswa menjadi meningkat.

2.4 Hipotesis Tindakan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8045/2/T1_262012618_BAB II.pdf · /baling-baling /pesawat kertas/parasut 8.4 Menjelaskan perubahan

23

Berdasarkan kerangka berpikir yang diuraikan di atas, maka hipotesis tindakanyang diajukan dalam penelitian ini adalah Meningkatan hasil belajar IPA melaluipendekatan inkuiri siswa kelas 4 SD Negeri 2 Kaleng, Puring , Kebumen, Jawa TengahSemester 2 tahun Pelajaran 2012 / 2013

Pembelajaran inovatif dengan menggunakan pendekatan Inkuiri dapatmeningkatkan minat belajar siswa pada materi Pengaruh udara terhadap Gerak Bendadan pengaruh udara terhadap alat musik, Siswa kelas 4, SD Negeri 2 Kaleng,Kecamatan Puring, Kabupate Kebumen Semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.Sebaiknya pendekatan Inkuiri tidak tepat jika di gunakan dalam pembelajaran padasemua siswa akan tetapi hanya cocok jika di gunakan untuk pembelajaran pada siswayang mempunyai antusias tinggi dalam belajar sedang siswa yang lain di gunakanmodel pembelajaran yang sesuai.