bab ii kajian pustaka dan perumusan hipotesis 2.1 …eprints.umm.ac.id/46374/3/bab ii.pdf · 2.1...

15
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Jao (2011) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh Good Coorporate Governance, ukuran perusahaan dan leverage terhadap manajemen laba. Teknik analisis menggunakan regresi linear berganda. Hasil menunjukan Good Coorporate Governance dengan proksi kepemilikan institusional, kepemilikan manjerial dan komite auditberpengaruh negatif terhadap manajemen laba, Ukuran perusahaan mempunyai hubungannegatif terhadap manajemen laba, sedangkan laverage tidak mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba. Mangkusuryo (2017) melakukan penelitan yang berjudul Analisis Pengaruh Good Corporate Governance dengan proksi kepemilikan manajerial, komisaris independen dan komite audit terhadap Manajemen Laba. Teknik analisis regresi linear berganda dengan hasil pengujian yang menunjukkan bahwa Good Coorporate Governance (kepemilikaan manajerial) tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, (komisaris independen) tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, (komite audit) tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Ningsaptiti(2010) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Ukuran PerusahaanDan Mekanisme Good Corporate Governancedengan

Upload: others

Post on 02-Nov-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46374/3/BAB II.pdf · 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Jao (2011) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Jao (2011) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh Good Coorporate

Governance, ukuran perusahaan dan leverage terhadap manajemen laba. Teknik

analisis menggunakan regresi linear berganda. Hasil menunjukan Good

Coorporate Governance dengan proksi kepemilikan institusional, kepemilikan

manjerial dan komite auditberpengaruh negatif terhadap manajemen laba,

Ukuran perusahaan mempunyai hubungannegatif terhadap manajemen laba,

sedangkan laverage tidak mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba.

Mangkusuryo (2017) melakukan penelitan yang berjudul Analisis Pengaruh

Good Corporate Governance dengan proksi kepemilikan manajerial, komisaris

independen dan komite audit terhadap Manajemen Laba. Teknik analisis regresi

linear berganda dengan hasil pengujian yang menunjukkan bahwa Good

Coorporate Governance (kepemilikaan manajerial) tidak berpengaruh terhadap

manajemen laba, (komisaris independen) tidak berpengaruh terhadap manajemen

laba, (komite audit) tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, dan ukuran

perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Ningsaptiti(2010) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh

Ukuran PerusahaanDan Mekanisme Good Corporate Governancedengan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46374/3/BAB II.pdf · 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Jao (2011) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh

9

proksikepemilikan manajerial, komisaris independen dan komite audit Terhadap

Manajemen Laba. Teknik analisis menggunakan analisis regresi linier berganda.

Hasil menunjukaan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba,

dan kepemilikan manajerial, komisaris independen dan komite audittidak

berpengaruh terhadap manajemen laba.

Suryani (2010) melakukan penelitian mengenai pengaruh ukuran perusahaan

dan mekanisme good coorporate governance dengan proksi kepemilikan

manajerial, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, komisaris

independen dan komite audit. Hasil penelitian ini menunjukan ukuran dewan

komisaris, komite independen dan komite audit tidak berpengaruh terhadap

manajemen laba. Sedangkan ukuran perusahaan kepemilikan institusional dan

kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

Handayani (2010) menguji pengaruh mekanisme good coorporate

governance dengan proksi kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen,

komite audit dan komisaris independen serta faktor lain yang meliputi

independensi auditor, kualitas audit, ukuran perusahaan, leverage dan

profitabilitas terhadap manajemen laba. Hasil yang diperoleh adalah bahwa

keseluruhan variabel mekanisme good corporate governance yang digunakan

tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, sedangkan variabel ukuran

perusahaan juga tidak berpengartuh terhadap manajemen laba. Sedangkan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46374/3/BAB II.pdf · 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Jao (2011) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh

10

variabel lainnya (leverage, kualitas audit dan profitabilitas) berpengaruh terhadap

manajemen laba.

Anggana (2013) menguji pengaruhgood corporate governance dengan

proksi kepemilikan manajerial dan proporsi dewan komisaris terhadap

manajemen laba. Hasil penelitian menunjukan bahwa kepemilikan manajerial

berpengaruh berpengaruh negatifterhadap manajemen laba, sedangkan proporsi

dewan komisaris berpengaruh positif terhadap manajemen laba.

Berdasarkan hasil dari tinjauan penelitian terdahulu di atas, dapat

disimpulkan bahwa beberapa penelitian yang telah dilakukan memperoleh hasil

penelitian yang beragam.Dari penelitian yang dilakukan Jao (2011) good

corporate governancedengan proksi kepemilikan institusional, kepemilikan

manajerial dan komite auditserta ukuran perusahaan berpengaruh negatif

terhadap manajemen laba. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh

Mangkusuryo (2017) menyatakan bahwa good corporate governance dengan

proksi kepemilikan manajerial, komisaris independen dan komite audit

menyatakan bahwa good corporate governance (kepemilikan manajerial,

komisaris independen, komite audit) tidak berpengaruh terhadap manajemen laba

dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Pada

penelitian Ningsaptiti (2010) menyatakan bahwa good corporate

governancedengan proksi kepemilikan manajerial, komisaris independen dan

komite audittidak berpengaruh terhadap manajemen laba, dan ukuran perusahaan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46374/3/BAB II.pdf · 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Jao (2011) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh

11

berpengaruh terhadap manajemen laba. Penelitian yang dilakukan Suryani (2010)

menyatakan bahwa good corporate governance dengan proksi kepemilikan

manajerial, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, komisaris

independen dan komite audit mendapatkan hasil yaitu dewan komisaris, komite

independen dan komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba, sedangkan

kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba. Pada penelitian Handayani (2010)

menyatakan bahwa good corporate governance dengan proksi kepemilikan

institusional, kepemilikan manajemen dan komite audit mendapatkan hasil yaitu

kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen,komite audit dan ukuran

perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Penelitian yang

dilakukan Anggana (2013) menyatakan bahwa good corporate governance

dengan proksi kepemilikan manajerial dan proporsi dewan komisaris

mendapatkan hasil yaitu kepemilikan manajerial berpengaruh negatifterhadap

manajemen laba, sedangkan proporsi dewan komisaris berpengaruh

positifterhadap manajemen laba.

2.2 Tinjauan Pustaka

a. Teory Agency

Teory agency menjelaskan tentang hubungan antara manajemen

(agent) dan pemegang saham (principal). Menurut Meckling (1976)

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46374/3/BAB II.pdf · 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Jao (2011) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh

12

pemegang sahammerupakan pihak yang memberikan perintah kepada

manajemenuntuk bertindak atas nama pemegang saham, sedangkan

manajemen bertindak sebagai kepentingan pemegang saham yaitu untuk

bertanggung jawab memaksimalkan kekayaan pemegang saham.

Menurut Meckling (1976) teory agency menggunakan tiga asumsi

sifat manusia, yaitu : (1) Manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri,

(2) Manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa

mendatang, (3) Manusia selalu menghindari resiko.

b. Manajemen Laba

Menurut Mangkusuryo (2017) manajemen laba didefinisikan sebagai

upaya manajer perusahaan untuk memengaruhi informasi dalam laporan

keuangan dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang ingin

mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan.

Manajemen laba terjadi ketika para manajer menggunakan keputusan

tertentu dalam laporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah

laporan keuangan sehingga menyesatkan stakeholder yang ingin

mengetahui kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan.

(Kusumawardhani, 2012).

Belkaoui (2011) melihat manajemen laba sebagai suatu intervensi yang

disengaja pada proses pelaporan eksternal dengan maksud untuk

mendapatkan beberapa keuntungan pribadi. Hal ini diasumsikan dapat

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46374/3/BAB II.pdf · 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Jao (2011) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh

13

dilakukan melalui pemilihan metode akuntansi dalam GAAP. Menurut

Scott (2003), ada beberapa hal yang memotivasi manajer untuk melakukan

manajemen laba antara lain : (1) bonus schame atau skema bonus, (2) debt

covenant atau perjanjian utang, (3) political motivation atau motivasi

politik, (4) taxation motivation atau motivasi perpajakan, (5)pergantian

CEO dan (6) initial public offering atau penawaran umum.

Menurut Wahyono (2012) Pola Manajemen Laba yaitu :

- Taking a Bath

Pola ini terjadi saat pergantian CEO baru dengan melaporkan

kerugian dengan jumlah yang besar. Tindakan ini diharapkan dapat

meningkatkan laba dimasa mendatang.

- Income Minimization

Cara ini dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat

profitabilitas yang tinggi, sehingga jika laba pada periode mendatang

diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan mengambil laba pada

periode sebelumnya.

- Income Maximization

Cara ini dilakukan pada saat laba suatu perusahaan sedang

menurun. Tindakan ini bertujuan untuk melaporkan net income yang

tinggi untuk bonus yang lebih besar. Jika perusahaan melakukan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46374/3/BAB II.pdf · 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Jao (2011) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh

14

pelanggaran perjanjian hutang, pola ini dapat dilakukan oleh

perusahaan.

- Income Smoothing

Cara ini dilakukan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan,

sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena

pada umumnya para investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.

Faktor yang mempengaruhi manajemen laba :

1. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh pihak

manajemen perusahaan (Anggraeni, 2013).

2. Komisaris Independen

Komisaris Independen adalah komisaris yang tidak berasal dari

pihak terafiliasi (KNKG, 2001).

3. Komite Audit

Komite Audit bertanggung jawab untuk mengawasi laporan

keuangan dan mengamati sistem pengendalian internal (KNKG, 2006).

4. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat

diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara,

antara lain: total aktiva, nilai pasar saham, jumlah karyawan (Launa,

2014).

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46374/3/BAB II.pdf · 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Jao (2011) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh

15

c. Kepemilikan Manajerial

Menurut Anggraeni (2013) Kepemilikan manajerial adalah

kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan. Kepemilikan saham

manajerial dapat mensejajarkan antara kepentingan pemegang saham

dengan manajer, karena manajer ikut merasakan langsung manfaat dari

keputusan yang di ambil dan manajer yang menanggung resiko apabila ada

kerugian yang timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan

yang salah.

d. Komisaris Independen

Komisaris independen menurut Komite Nasional Kebijakan

Governance (2001) adalah komisaris yang tidak berasal dari pihak

terafiliasi. Terafiliasi adalah pihak yang mempunyai hubungan bisnis dan

kekeluargaan dengan pemegang saham, anggota direksi dan dewan

komisaris lain serta perusahaan itu sendiri.

e. Komite Audit

Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (2006) komite audit

merupakan salah satu komite penunjang dewan komisaris. Komite audit

bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan dan mengamati

sistem pengendalian internal, yang dapat mengurangi sifat oportunistik

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46374/3/BAB II.pdf · 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Jao (2011) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh

16

manajemen untuk melakukan manajemen laba dengan cara mengawasi

laporan keuangan dan mengawasi audit eksternal.

f. Ukuran Perusahaan

Menurut Nurcahya (2014) ukuran perusahaan adalah rata–rata total

penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun.

Dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap,

maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya jika

penjualan lebih kecil daripada biaya variabel dan biaya tetap maka

perusahaan akan menderita kerugian.

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan

besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva,

nilai pasar saham, jumlah karyawan, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran

perusahaan hanya terbagi dalam tiga kategori, yaitu perusahaan besar

(large firm), perusahaan menengah (medium size), dan perusahaan kecil

(small firm) (Launa, 2014).

Berdasarkan uraian tentang ukuran perusahaan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa ukuran perusahaan merupakan suatu indikator yang

dapat menunjukkan suatu kondisi atau karakteristik suatu organisasi atau

perusahaan dimana terdapat beberapa parameter yang dapat digunakan

untuk menentukan ukuran (besar/kecilnya) suatu perusahaan, seperti

banyaknya jumlah karyawan yang digunakan dalam perusahaan untuk

melakukan aktivitas operasional perusahaan, jumlah aktiva yang dimiliki

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46374/3/BAB II.pdf · 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Jao (2011) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh

17

perusahaan, total penjualan yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu

periode, serta jumlah saham yang beredar (Launa, 2014).

Perusahaan yang berukuran besar mempunyai berbagai kelebihan

dibanding perusahaan berukuran kecil. Kelebihan yang pertama adalah

ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan

memperoleh dana dari pasar modal. Kedua, ukuran perusahaan menentukan

kekuatan tawar-menawar (Bargaining Power) dalam kontrak keuangan.

Dan ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya

dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih

banyak laba (Jao, 2011).

2.3 Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Manajemen Laba

Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh pihak

manajemen perusahaan. Kepemilikan saham manajerial dapat

mensejajarkan antara kepentingan pemegang saham dengan manajer,

karena manajer ikut merasakan langsung manfaat dari keputusan yang di

ambil dan manajer yang menanggung resiko apabila ada kerugian yang

timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah

(Anggraeni, 2013).

Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba

disebabkan karena seorang manajer ikut menentukan pengambilan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46374/3/BAB II.pdf · 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Jao (2011) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh

18

keputusan terhadap metode yang diterapkan pada perusahaan yang

dikelola. Secara umum dapat dikatakan bahwa presentase kepemilikan

saham oleh pihak manajer cenderung mempengaruhi praktek manajemen

laba.

Didukung oleh penelitiaan terdahulu Jao (2011) dan Anggraeni

(2013) yang menyatakan bahwa kepemilikan saham yang besar dari pihak

manajemen memiki insentif untuk memonitor. Secara teori ketika

kepemilikan manajemen tinggi, maka insentif terhadap kemungkinan

terjadinya perilaku manajer tidak akan termotivasi untuk memanipulasi

informasi sehingga kualitas informasi akuntansi dapat meningkat.

Berdasarkan uraian diatas,berarti semakin tinggi kepemilikan

manajerial maka pengawasan terhadap manajemen semakin tinggi, dengan

harapan laba atau kinerja perusahaan semakin meningkat, maka

manajemen laba akan menurun.

Maka diduga semakin besar kepemikan manajerial maka perilaku

manajer untuk melakukan manajemen laba akan semakin menurun.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1 : Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen

laba.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46374/3/BAB II.pdf · 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Jao (2011) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh

19

2. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Manajemen Laba

Komisaris independen menurut Komite Nasional Kebijakan

Governance(2001) adalah komisaris yang tidak berasal dari pihak

terafiliasi. Terafiliasi adalah pihak yang mempunyai hubungan bisnis dan

kekeluargaan dengan pemegang saham, anggota direksi dan dewan

komisaris lain serta perusahaan itu sendiri.

Pengaruh komisaris independen terhadap manajemen laba adalah

komisaris independen dapat memantau manajer dalam rangka

menselaraskan perbedaan kepentingan antara manajer dengan pemilik.

Semakin besar proporsi komisaris independen, maka aktifitas manajemen

laba dapat dikurangi.

Didukung dengan penelitian Ujiyantho (2007) dan Anggana (2013)

menyatakan bahwa komisaris independen dapat bertindak sebagai

penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal

dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada

manajemen.

Berdasarkan uraian diatas, diduga semakin besar komisaris

independen, maka perilaku manajemen untuk melakukan tindakan

manajemen laba akan semakin menurun. Hipotesis dalam penelitian ini

adalah :

H2 : komisaris independen berpengaruh negatifterhadap manajemen laba.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46374/3/BAB II.pdf · 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Jao (2011) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh

20

3. Pengaruh Komite Audit terhadap Manajemen Laba

Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (2006) komite

audit merupakan salah satu komite penunjang dewan komisaris. Untuk

memperkuat fungsi pengawasan maka dibentuk komite audit yang

beranggotakan wakil dewan komisaris, khususnya komisaris independen.

Komite audit bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan dan

mengamati sistem pengendalian internal dapat mengurangi sifat

oportunistik manajemen yang melakukan manajemen laba dengan cara

mengawasi laporan keuangan dan mengawasi audit eksternal.

Pada prinsipnya tugas komite audit adalah memberikan

rekomendasi kepada dewan komisaris untuk kondisi pelaksanaan

peraturan undang-undang kegiatan perusahaan dan menelaah laporan

keuangan perusahaan. Semakin besar peran komite audit maka

diharapkan mampu meningkatkan laba perusahaan melalui pengawasan

dalam proses laporan keuangan.

Didukung dengan penelitian yang dilakukan Ujiyantho (2007)

danAnggana (2013) semakin besar komposisi komite audit maka

pemeriksaan ketaatan terhadap peraturan internal perusahaan dan laporan

keuangan auditan akan lebih maksimal sehingga kemungkinanpraktik

manajemen laba dapat dihindari.

Berdasarkan uraian diatas, diduga semakin besar jumlah anggota

komite audit, maka tindakan manajer untuk melakukan tindakan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46374/3/BAB II.pdf · 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Jao (2011) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh

21

manajemen laba akan semakin menurun. Hipotesis dalam penelitian ini

adalah :

H3 : Komite audit berpengaruh negatifterhadap manajemen laba.

4. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba

Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukan besar

kecilnya perusahaan. Menurut Launa (2014) dapat diukur dengan

berbagai cara, antara lain : total aset, nilai pasar dan penjualan

perusahaan.

Ukuran peruahaan merupakan hal yang krusial bagi manajer

maupun para calon investor, karena semakin besar perusahaan maka

mereka akan lebih berhati-hati dalam menyajikan laporan keuangan nya,

sebab perusahaan besar cenderung lebih dilirik oleh para calon investor.

Oleh karena itu perusahaan lebih sedikit melakukan manajemen laba agar

lebih transparan. Sebaliknya bagi perusahaan kecil mereka lebih sering

melakukan praktik manajemen laba agar menujukan kinerja yang

memuaskan.

Didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Asih (2014) yang

menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap

manajemen laba.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46374/3/BAB II.pdf · 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Jao (2011) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh

22

Berdasarkan uraian diatas maka diduga semakin besar ukuran

perushaan maka akan semakin kecil kemungkinan untuk melakukan

praktik manajemen laba. Hipoteis dalam penelitian ini adalah :

H4 : ukuran perusahaan berpengaruh negative terhadap manajemen laba.

Berdasarkan hipotesis diatas maka model penelitian ditunjukan

dalam gambar 1.

H1

H2

H3

H4

Komisaris Independen (X2)

Kepemilikan Manajerial

(X1)

Manajemen Laba

(Y)

Komite Audit (X3)

Ukuran Perusahaan (X4)