bab ii kajian pustaka dan penelitian yang relevan...

21
4 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Deskripsi Teori 1. Media a. Pengertian Pada umumnya media digunakan dalam pembelajaran sebagai perantara. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata ”medium” yang berarti perantara. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Media pembelajaran merupakan alat yang berfungsi sebagai perantara atau penyampai isi berupa informasi pengetahuan berupa visual dan verbal untuk keperluan pengajaran. b. Tujuan dan Landasan Penggunaan media Pembelajaran Ada tiga landasan pemikiran tentang penggunaan media pembelajaran. landasan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Landasan empirik ialah alasan mengapa media pembelajaran dipergunakan ditinjau dari kondisi pebelajar dan bagaimana proses belajar itu terjadi dan penggunaan media yang didasarkan pada karakteristik pelajar. 2) Landasan historis adalah alasan penggunaan media pembelajaran ditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam pembelajaran.

Upload: dangtuyen

Post on 07-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7479/2/T1_152009014_BAB II.pdfditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam

4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Deskripsi Teori

1. Media

a. Pengertian

Pada umumnya media digunakan dalam pembelajaran sebagai

perantara. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak

dari kata ”medium” yang berarti perantara. Gagne (1970) menyatakan

bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa

yang dapat merangsangnya untuk belajar. Media pembelajaran merupakan

alat yang berfungsi sebagai perantara atau penyampai isi berupa informasi

pengetahuan berupa visual dan verbal untuk keperluan pengajaran.

b. Tujuan dan Landasan Penggunaan media Pembelajaran

Ada tiga landasan pemikiran tentang penggunaan media pembelajaran.

landasan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Landasan empirik ialah alasan mengapa media pembelajaran

dipergunakan ditinjau dari kondisi pebelajar dan bagaimana proses

belajar itu terjadi dan penggunaan media yang didasarkan pada

karakteristik pelajar.

2) Landasan historis adalah alasan penggunaan media pembelajaran

ditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam

pembelajaran.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7479/2/T1_152009014_BAB II.pdfditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam

5

3) Landasan teknologis alasan penggunaan media yang didasarkan

pada kemudahan teknik.

Sedangkan tujuan penggunaan media pembelajaran adalah :

1) Agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat

berjalan dengan tepat dan berdaya guna.

2) Untuk mempermudah bagi guru dalam menyampaikan informasi

materi kepada anak didik.

3) Untuk mempermudah bagi anak didik dalam menyerap atau

menerima materi yang disampaikan oleh guru.

4) Untuk dapat mendorong keinginan anak didik unuk mengetahui

lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang

disampaikan oleh guru.

5) Untuk menghindari salah pengertian atau salah paham antara anak

didik yang satu dengan peseta didik yang lain terhadap materi yang

disampaikan oleh guru.

c. Manfaat media pembelajaran

Anonimos (2007 : tanpa halaman) dalam buku media audio-visual

manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Media pengajaran dapat menarik dan memperbesar perhatian anak

didik terhadap materi pengajaran yang disajikan.

2) Media pengajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman belajar

anak didik berdasarkan latar belakang sosial dan ekonomi.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7479/2/T1_152009014_BAB II.pdfditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam

6

3) Media pengajaran dapat membantu anak didik dalam memberikan

pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain.

4) Media pengajaran dapat membantu perkembangan pikiran anak

didik secara teratur tentang hal yang mereka alami dalam kegiatan

belajar mengajar mereka, misalnya menyaksikan pemutaran film

tentang suatu kejadian atau peristiwa. Rangkaian dan urutan

kejadian yang mereka saksikan dan pemutaran film tadi akan dapat

mereka pelajari secara teratur dan berkesinambungan.

5) Media pengajaran dapat menumbuhkan kemampuan anak didik

untuk berusaha mempelajari sendiri berdasarkan pengalaman dan

kenyataan.

6) Media pengajaran dapat mengurangi adanya verbalisme.

d. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal

Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen

Pendidikan Nasional (2008 : 8-9), banyak cara diungkapkan untuk

mengindentifikasi media serta mengklasifikasikan karakterisktik fisik,

sifat, kompleksitas, ataupun klasifikasi menurut kontrol pada pemakai.

Namun demikian, secara umum media bercirikan tiga unsur pokok, yaitu:

suara, visual, dan gerak. Menurut Rudy Brets dalam Direktorat Tenaga

Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan

Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (2008 : 8-9), ada

tujuh klasifikasi media yaitu:

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7479/2/T1_152009014_BAB II.pdfditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam

7

1) Media audio visual gerak, seperti: film suara, pita video, film televisi.

2) Media audio visual diam, seperti: film rangkai suara, dsb.

3) Audio semi gerak seperti: tulisan jauh bersuara.

4) Media visual bergerak, seperti: film bisu.

5) Media visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone, slide

bisu.

6) Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio.

7) Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.

Lalu (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2002 : 137), “Media

adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan

guna mencapai tujuan pengajaran”. Jadi dari uraian diatas media dapat

dikatakan sebagai perantara materi antara guru dan murid yang sangat

berpengaruh untuk menunjang dan menumbuhkan faktor internal siswa,

oleh karena itu perlu dipelajari apakah belajar itu, berikut akan dibahas

secara tuntas.

2. Belajar

a. Pengertian Belajar

Sedangkan (Hamzah, 2010 : 23), “Belajar adalah perubahan tingkah laku

secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik

atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. “Belajar

adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau

hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku

tersebut” Hintzman dalam Muhibbin Syah, 2009 : 63.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7479/2/T1_152009014_BAB II.pdfditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam

8

b. Jenis-jenis belajar

Oleh karena itu pembelajaran yang efektif akan diarahkan kepada

perubahan dari segala aspek negatif dari peserta didik. Ada beberapa macam

ragam belajar`menurut Muhibbin Syah, 2009 : 63, yaitu:

1) Ragam Abstrak

Ialah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak.

Bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah.

2) Ragam Keterampilan

Belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik, yakni

yang berhubungan dengan dengan urat saraf dan otot-otot. Bertujuan

untuk memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu.

3) Ragam Sosial

Ialah belajar dengan memahami masalah-masalah dan teknik-

teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Bertujuan untuk

menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah

sosial seperti masalah keluarga, persahabatan, masalah kelompok, dan

masalah lain yang bersifat kelompok.

4) Ragam Pemecahan Masalah

Ialah belajar yang pada dasarnya adalah belajar menggunakan

metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur,

dan teliti. Bertujuan untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan

kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7479/2/T1_152009014_BAB II.pdfditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam

9

5) Ragam Rasional

Ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berfikir secara

logis dan sistematis sesuai dengan akal sehat. Bertujuan untuk

memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan

konsep-konsep. Diharapkan siswa memiliki kemampuan rational

problem solving ”yaitu kemampuan memecahkan masalah dengan

menggunakan pertimbangan dan strategi akal sehat, logis, dan

sistematis”. Reber, 1988.

6) Ragam Kebiasaan

Ialah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan

kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Tujuan-nya ialah agar siswa

memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat

dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu

kontekstual.

7) Ragam Apresiasi

Ialah belajar mempertimbangkan arti penting atau nilai suatu

obyek. Tujuan-nya ialah agar siswa memperoleh dan mengembangkan

kecakapan ranah rasa affective skill, yang dalam hal ini kemampuan

menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya

apresiasi sastra, apresiasi musik, dan sebagainya.

8) Ragam Pengetahuan

Ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam

terhadap objek pengetahuan tertentu. Tujuan-nya ialah agar siswa

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7479/2/T1_152009014_BAB II.pdfditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam

10

memperoleh pemahaman terhadap pengetahuan yang biasanya lebih

rumit dan memerlukan kiat untuk mempelajarinya.

Menurut Gagne (Winkel, 2007), proses belajar, terutama belajar yang

terjadi di sekolah, itu melalui tahap-tahap atau fase-fase: motivasi,

konsentrasi, mengolah, menggali 1, menggali 2, prestasi, umpan balik. Jadi

jelas dikatakan bahwa motivasi adalah dasar dari pembelajaran apapun, tanpa

motivasi tidak ada prestasi dan sebagainya. Dan motivasi ini juga yang

dijelaskan sebagai faktor internal (dari dalam).

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Oleh karena itu dalam belajar tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhi

kelangsungan pembelajaran, menurut Muhibbin Syah, 2009 : 144 ada

beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu:

1) Faktor internal dari dalam siswa, yakni keadaan jasmani dan rohani

siswa.

2) Faktor eksternal dari luar siswa, yakni kondisi lingkukan siswa.

3) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang

meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan

kegiatan mempelajari materi-materi pembelajaran.

Semua hal tadi sangat perlu untuk diketahui sehingga pendidik dapat memilih

media belajar dengan tepat, tentunya tidak membuat siswa bosan, karena jika

siswa merasa jenuh dengan pembelajaran siswa akan cenderung kurang

termotivasi dengan pembelajaran yang disajikan, meskipun materi pembelajaran

mungkin menarik bagi guru dan siswa kebanyakan.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7479/2/T1_152009014_BAB II.pdfditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam

11

“Kejenuhan belajar ialah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar,

tetapi tidak mendatangkan hasil” Reber, 1988. Oleh karena itu dalam rentang

waktu tertentu semisal 3 pertemuan dengan membahas materi yang sama, tetapi

siswa merasa tidak mengalami peningkatan dalam hal apapun, siswa merasa

pembelajaran ini pernah dilakukan sebelumnya sehingga baginya tidak ada

sesuatu yang luar biasa, kelihatanya sama saja dari dulu. Oleh karena itu arah

pendidikan harus jelas supaya tujuan pendidikan juga terarah dengan kegiatan

pembelajaran yang dilakukan.

“Tujuan pengajaran adalah agar murid memperoleh pengetahuan yang dapat

mengembangkan kecerdasan” Redja Mudyahardjo, 2008 : 66). Teori ini akan

diperkuat dengan metode dari B.F. Skinner, intinya yaitu suatu metode belajar

yang menekankan kepada penguatan dan penguatan itu sendiri tidak lepas dari

perulangan. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan dengan bagan sebagai

berikut:

(Skinner dalam Nasution, 1982), menyatakan bahwa “Ia memberi stimulus

(S1) tertentu menuju ke arah bentuk kelakuan yang diharapkan (F1), maka respon

(R1) itu diperkuat sehingga terjadi ikatan yang kuat antara rangsangan dan respon,

kemudian (R1) yang hasilnya berupa jawaban 1 akan menjadi stimulus untuk (S2)

yang dapat menimbulkan (R2), begitu seterusnya sampai proses pembelajaran

Frame 1

Respon 1

Jawaban 1

Frame 2

Respon 2

Jawaban 2

Frame 3

Respon 3

Dst

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7479/2/T1_152009014_BAB II.pdfditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam

12

memperoleh hasil yang maksimal tentunya. Oleh karena itu belajar harus ada

unsur perulangan seperti yang telah dijelaskan oleh Skinner, gagasan ini sesuai

dengan kaidah-kaidah dari siklus PTK yang cenderung ada unsur perulangan.

Unsur perulangan dilakukan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Tidak hanya

unsur perulangan, tetapi unsur penguatan juga sangat penting untuk meningkatkan

level motivasi. (Gagne dalam Nasution, 1982) “Ada dua macam variabel yang

mempengaruhi hal belajar yakni variabel intern (di dalam pelajar), dan variabel

ekstern (di luar pelajar), tanpa variabel intern berupa (motivasi, pengetahuan)

variabel ekstern tak dapat bekerja demikian juga variabel intern tak dapat

berkembang tanpa stimulus dari luar”. Oleh karena stimulus yang digunakan

dalam hal ini adalah film.

Film yang merupakan sorotan utama dalam kajian ini maka diharapkan film

mampu memberi stimulus yang besar. Stimulus yang besar akan menyebabkan

timbulnya motivasi yang besar juga, hal ini sesuai yang diungkapkan oleh (Gagne

dalam Nasution, 1982), yang menyatakan bahwa “Mengajar berarti

mengendalikan kondisi-kondisi situasi belajar seperti menarik perhatian,

menyajikan stimulus yang serasi dan memberikan petunjuk atau penjelasan verbal

dan urutan tertentu”. Sedangkan menurut (Nasution, 2008 : 43) “Mengajar-belajar

adalah kegiatan guru dan murid untuk mencapai tujuan tertentu”. Jadi belajar itu

sendiri lebih diprioritaskan untuk siswanya.

d. Prinsip-prinsip belajar

Di dalam tugas penyelenggaraan belajar guru perlu memperhatikan beberapa

prinsip belajar menurut (Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2008 : 16), yaitu:

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7479/2/T1_152009014_BAB II.pdfditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam

13

1) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain.

Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif.

2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

3) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung

pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.

4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan

membuat proses belajar lebih berarti.

5) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung

jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

Jadi dari prinsip belajar yang dikemukakan selalu tidak dapat lepas dari

prestasi, bahkan dikatakan harus ada penguatan yang dilakukan dalam setiap

langkah pembelajaran supaya dapat menimbulkan prestasi dan motivasi

belajar siswa.

3. Sejarah

Dalam pokok bahasan sejarah ini akan dijabarkan beberapa pengertian

sejarah menurut para ahli yaitu: Pengertian sejarah menurut W.H. Walsh

(1992 : 45) “Sejarah itu menitik beratkan pada pencatatan yang berarti dan

penting saja bagi manusia”. Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan

pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting

sehingga merupakan cerita yang berarti. Sedangkan menurut Roeslan

Abdulgani (2002 : 30), “sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan

yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan

masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadian

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7479/2/T1_152009014_BAB II.pdfditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam

14

dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil

penelitiannya tersebut”, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman

bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan.

Ini diperjelas dengan pernyataan menurut Moh. Yamin (2003 : 22), yaitu

“sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan

beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan”.

Lalu menurut Ibnu Khaldun (1332-1406) Sejarah didefinisikan sebagai

catatan tentang masyarakat umum manusia atau peradaban manusia yang

terjadi pada sifat masyarakat itu. Dari beberapa uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari

segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam

kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah

merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting. Peristiwa sejarah

tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang masa. Peristiwa sejarah

hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang persis sama untuk kedua

kalinya. Peristiwa sejarah mempunyai arti dalam menentukan kehidupan

orang banyak. Tidak hanya itu (Widja, 1988 : 8) menyatakan, “Sejarah yaitu

suatu studi yang berusaha mendapatkan pengertian tentang segala sesuatu

yang telah dialami”.

Pengertian dan pemahaman belajar yang didapat dari dari keturunan

sebelumnya (pengalaman belajar) semacam ini sangat sulit untuk dirawat, oleh

karena itu media film diharapkan dapat menggali konsep utama dalam belajar

sejarah yaitu dengan meminimalkan kebingungan yang ada dengan jawaban

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7479/2/T1_152009014_BAB II.pdfditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam

15

yang didapat dari banyak pertanyaan. Oleh karena itu perlu dipahami dulu

pengertian sejarah. (Widja, 1988 : 7) “Kata history berasal dari kata „istoria‟

yang berarti belajar dengan bertanya-tanya, jadi belajar sejarah adalah belajar

dengan dasarnya yang paling penting adalah bertanya bukan bertindak, atau

berpikir.

4. Prestasi

a. Pengertian

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia

melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Di

dalam pembelajaran prestasi tentu sangat penting karena sangat

menentukan ketuntasan pembelajaran. Mempunyai arti kurang lebih

prestasi adalah standart test untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan

bagi seseorang didalam satu atau lebih dari garis-garis pekerjaan atau

belajar. Prestasi ialah hal sesuatu yang telah dicapai (Purwodarminto, 1979

: 251). Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.

Kemudian dalam bahasa Indonesia berubah menjadi hasil usaha (Arifin,

1991 : 2-3).

Zainal Arifin menyatakan bahwa “prestasi” adalah kemampuan,

keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal (Arifin,

1991 : 3). Kemampuan dan sikap juga berpengaruh kepada nilai, dan nilai

juga sangat berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Oleh karena itu

pembelajaran dengan menggunakan media film ini sangat diperlukan. Dari

beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7479/2/T1_152009014_BAB II.pdfditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam

16

adalah hasil yang diperoleh seseorang dari usaha yang telah dilakukannya

dengan segenap kemampuan, keterampilan dan sikap yang dimilikinya.

b. Jenis-jenis Prestasi Belajar

Jenis-jenis prestasi secara garis besar dibagi menjadi 3 ranah yaitu ranah

kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan

dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu:

1) Pengetahuan, yang merupakan tipe hasil belajar yang paling rendah.

Yang termasuk dalam aspek pengetahuan adalah pengetahuan faktual

dan pengetahuan hafalan seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal

dalam UU, nama-nama tokoh, nama-nama kota dan sebagainya.

2) Pemahaman, yang merupakan hasil belajar yang lebih tinggi dari

pengetahuan. Bentuk pemahaman misalnya menjelaskan sesuatu yang

dibaca atau didengar dengan bahasa atau susunan kalmat sendiri.

Pemahaman dibagi menjadi 3 kategori.

3) Tingkat terendah adalah pemahaman terjemah, mulai dari terjemah

dalam arti yang sebenarnya misalnya dari bahasa Inggris ke bahasa

Indonesia, mengartikan Bhineka Tunggal Ika, atau mengartikan merah

putih.

4) Tingkat kedua adalah pemahaman tafsiran yaitu menghubungkan

bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya atau

menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian. Contoh

pemahaman tafsiran yaitu menghubungkan pengetahuan dengan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7479/2/T1_152009014_BAB II.pdfditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam

17

konjugasi kata kerja, subjek, possessive pronoun sehingga tahu

menyusun kalimat yang benar dalam bahasa Inggris.

5) Tingkat ketiga adalah pemahaman ekstrapolasi yaitu membuat

perkiraan atau ramalan dari acuan yang ada.

6) Aplikasi, yaitu kemampuan untuk menggunakan apa yang telah

dipelajari dalam situasi konkrit yang baru. Ini mencakup penggunaan

peraturan, metode, konsep-konsep, hukum dan teori.

7) Analisis, yaitu kemampuan untuk menguraikan suatu materi atau

bahan ke dalam bagian-bagiannya sehingga strukturnya dapat

dipahami. Ini mencakup identifikasi bagian, analisis hubungan antar

bagian dan pengenalan prinsip-prinsip organisasi yang digunakan.

8) Sintesis, yaitu kemampuan untuk menggabungkan bagian-bagian

untuk membentuk keseluruhan yang baru. Bagian-bagian tersebut

dihubungkan satu sama lain sehingga diperoleh pola atau struktur yang

baru.

9) Evaluasi, yaitu pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang

mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan,

metode, materi dan lain-lainnya. Dalam evaluasi diperlukan suatu

kriteria tertentu untuk mempermudah mengetahui tingkat kemampuan

evaluasi seseorang.

Sedangkan ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe

belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7479/2/T1_152009014_BAB II.pdfditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam

18

perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, kebiasaan belajar dan hubungan

sosial. Dalam ranah afektif terdapat lima kategori hasil belajar yaitu :

1) Receiving atau attending, yaitu semacam kepekaan dalam

menerima rangsangan dari luar yang datang kepada siswa dalam

bentuk masalah situasi, gejala dan lain-lainnya.

2) Responding atau jawaban, yaitu reaksi yang diberikan oleh

seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini

mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab

stimulus dari luar.

3) Valuing atau penilaian, yaitu kemampuan untuk dapat memberikan

penilaian, atau pertimbangan dan pentingnya keterikatan pada

suatu objek atau kejadian tertentu dengan reaksi seperti menerima,

menolak atau acuh tak acuh.

4) Pengorganisasian, yaitu pengembangan dari nilai kepada suatu

sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan dengan

nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang dimilikinya. Yang

termasuk dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi

sistem nilai dan lain-lainnya.

5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai yaitu keterpaduan semua

sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi

pola kepribadian dan tingkah lakunya.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7479/2/T1_152009014_BAB II.pdfditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam

19

Ranah psikomotorik tampak dalam bentuk skill (ketrampilan) dan

kemampuan bertindak individu. Ranah psikomotorik terbagi menjadi

lima kategori yaitu :

1) Peniruan, yang terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan dan

mulai memberi respon serupa dengan yang diamati. Pada

umumnya peniruan terjadi dalam bentuk global dan tidak

sempurna.

2) Manipulasi, yang menekankan pada perkembangan kemampuan

mengikuti pengarahan, penampilan gerakan-gerakan pilihan dan

menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini

tidak sekedar meniru tingkah laku tetapi menampilkan sesuatu

menurut petunjuk-petunjuk.

3) Ketetapan, yang memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian

yang lebih tinggi dalam penampilan. Respon-respon telah

terkoreksi dan kesalahan-kesalahan telah dibatasi sampai pada

tingkat minimum.

4) Artikulasi, yang menekankan pada koordinasi suatu rangkaian

gerakan dengan urutan yang tepat dan adanya konsistensi internal

antar gerakan-gerakan yang berbeda.

5) Pengalaman, dimana tingkah laku yang ditampilkan paling sedikit

mengeluarkan energi fisik dan psikis. Selain itu gerakannya juga

dilakukan secara rutin.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7479/2/T1_152009014_BAB II.pdfditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam

20

5. Film

Film adalah media Audio Visual Aids (AVA). Menurut (Syaiful Bahri

Djamarah dan Aswan Zain, 2002 : 141), “Media Audio Visual (AVA) adalah

media yang mempunyai unsur suara dan gambar. (Djamarah dan Aswan Zain,

2002 : 141) menyatakan bahwa media AVA masih terbagi ke dalam 2 bagian

yaitu:

a. Audio Visual Diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar

diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, cetak

suara.

b. Audio Visual Gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara

dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video-cassette.

Maka dalam pembelajaran sangat perlu untuk menggunakan media. Proses

belajar mengajar menurut (Sadiman, 2008 : 11-12) “Pada hakikatnya adalah

proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui

saluran / media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran / media

dan penerima pesan adalah komponen proses komunikasi. Pesan yang di

komunikasikan adalah isi ajaran atau didikan yang ada dalam kurikulum. Sumber

pesan bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan prosedur media.

Yang menjadi Saluran adalah media pendidikan dan penerima pesan adalah siswa

atau juga guru”.

Oleh karena itu film atau gambar hidup adalah kombinasi antara gerakan,

kata-kata, musik, dan warna, (Oemar, 1986 : 102). Maka dapatlah dikatakan

media seperti ini mampu mengikat perhatian para siswa dengan mudahnya serta

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7479/2/T1_152009014_BAB II.pdfditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam

21

dapat menanggulangi masalah abstraksi, kontekstualitas, keterhubungan tersebut.

Beberapa petunjuk lagi dalam memanfaatkan media pembelajaran menurut

(Iskandar Agung, 2010 : 63), yaitu:

1) Mengkaji bentuk-bentuk media pembelajaran.

2) Mengkaji segenap hal terkait dengan penggunaan media pembelajaran.

3) Merancang dan membahas penggunaan media pembelajaran.

4) Mencari Bantuan ahli.

5) Menyusun rencana kerja.

Dalam pembelajaran seorang guru pun harus mampu memanfaatkan media

belajar ataupun alat bantu lainya (Iskandar Agung, 2010 : 74). Dengan bantuan

media film diharapkan mampu menutupi model pembelajaran yang tidak variatif.

B. Penelitian Yang Relevan

1. Khafiq Andri Prasetyo dalam penelitian yang berjudul “Media Permainan

Edukatif dengan Menggunakan Macromedia Flash 8.0 pada Mata

Pelajaran Matematika untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas

V SD Negeri Dadapayam 02 Suruh”. Kesimpulan dari penelitian ini

adalah suatu media berupa gambar yang digunakan untuk mengerjakan

hasil pengkuadratan suatu bilangan. Hal ini membuat siswa kelas V di SD

Suruh senang dan termotivasi dalam pembelajaran matematika. Saran dari

penulis mengenai media pembelajaran permainan edukatif Macromedia

Flash 8.0 pada materi lain perlu dipertimbangkan.

2. Erna Puji Rahayu dalam penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan

Motivasi dan Hasil Belajar Siswa SDN 1 Ngaringan Semester II Tahun

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7479/2/T1_152009014_BAB II.pdfditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam

22

Pelajaran 2010 / 2011”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan

belajar kelompok sebagai medianya berhubung rendahnya motivasi itu

yang dapat dilihat dari nilai yang banyak di bawah KKM.

3. Christina Tuti Indrarini dalam penelitian yang berjudul “Minat Siswa

Terhadap Mapel Sejarah di SMU Negeri 3 Salatiga dan Faktor yang

Melatarbelakanginya Pada Tahun Pelajaran 2002 / 2003. Kesimpulan dari

penelitian ini adalah pencarian faktor yang diprioritaskan untuk

mengungkap minat siswa terhadap pelajaran sejarah.

C. Kerangka Berpikir

Dengan memperhatikan tuntutan standar kompetensi lulusan yang diharapkan,

maka dapat dikatakan bahwa secara umum siswa diharapkan mampu untuk

menyelesaikan masalah dalam pemahaman belajar dengan menggunakan pola

pikir yang dilatih selama belajar. Maka perlu diperhatikan kembali proses

pembelajaran yang diawali dengan memberikan suatu deskripsi berupa film

merupakan suatu tantangan bagi siswa, oleh sebab materi yang dipelajari juga

padat, maka pemahaman materi yang tuntas dapat dicapai dan diukur dengan

prestasi yang yang menggunakan ukuran berupa nilai, dan prestasi itu sendiri akan

tercapai jika ada respon dari siswa atas stimulus yang telah diberikan guru yaitu

film. Lalu dari respon yang telah muncul, akan dikuatkan dengan stimulus lain

yaitu film pada siklus I, lalu pada siklus ke II akan lebih dikuatkan lagi sehingga

hasil belajar dapat meningkat karena respon yang semakin tinggi, dan respon yang

semakin tinggi akan membuat proses kognitif seseorang juga naik.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7479/2/T1_152009014_BAB II.pdfditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam

23

Itu artinya kekayaan pengetahuan siswa juga bertambah, secara otomatis nilai

juga akan meningkat, karena nilai yang baik didapat dari tes dan untuk

menghadapi tes dibutuhkan pengetahuan yang luas. Atas dasar pembahasan itulah

maka perumusan kerangka berpikir yang diangkat dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Hasil Belajar

Rendah

Prasiklus

Belum

Menggunakan

Film dan

Masih

Konvensional

Siklus I

Pembelajaran

Dengan 5

buah Film

Hasil Belajar

Mencapai

Rata-Rata

Kelas

Tindakan

Peningkatan

Prestasi

Belajar

Siklus II

Pembelajaran

dengan

Menggunakan

9 buah Film

Kondisi

Setelah

Dilaksanakan

Siklus I

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7479/2/T1_152009014_BAB II.pdfditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam

24

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat

dirumuskan hipotesis tindakan, jadi penelitian dengan media film ini dapat

meningkatkan prestasi belajar Siswa kelas 10 SMA Harapan Bangsa pada mata

pelajaran Sejarah.