bab ii kajian pustaka dan hipotesis penelitian … ii.pdf · untuk kepentingan umum dan ... bahkan...

19

Click here to load reader

Upload: haque

Post on 06-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · untuk kepentingan umum dan ... bahkan biasanya para pekerja tersebut bekerja untuk dirinya sendiri dan ... dekat dengan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Sektor Informal

Hart Keith (1971) pertama kali melontarkan istilah sektor informal dengan

menggambarkan sektor informal sebagai bagian angkatan kerja kota yang berada diluar pasar

tenaga kerja yang terorganisasi. Masyarakat pendatang tanpa latar belakang pendidikan yang

memadai tidak akan dapat masuk ke sektor formal dalam hal ini mereka akan mencari alternatif

lain untuk tetap bertahan hidup di perkotaan. Sektor informal menjadi pilihan masyarakat yang

tidak memiliki pendidikan yang memadai. Aktifitas aktifitas informal tersebut merupakan cara

melakukan sesuatu yang ditandai dengan mudah untuk dimasuki bersandar pada sumber daya

lokal, usaha milik sendiri, operasinya dalam skala kecil, padat karya dan teknologi bersifat

adaptif, keterampilan dapat diperoleh diluar sektor formal dan tidak terkena secara langsung oleh

regulasi dan pasarnya bersifat kompetitif. Menurut Hart Keith (1971) ada dua macam sektor

sektor informal dilihat dari kesempatan memperoleh penghasilan yaitu :

1. Sah terdiri dari

a. Kegiatan kegiatan primer dan sekunder yakni pertanian, perkebunan yang berorientasi

pasar, kontraktor bangunan dan lain lain.

b. Usaha tersier dengan modal yang relatif besar yaitu perumahan, transportasi, usaha usaha

untuk kepentingan umum dan lain lain.

c. Distribusi kecil kecilan yaitu pedagang kaki lima, pedagang pasar, pedagang kelontong,

pedagang asongan dan lain lain.

d. Transaksi pribadi yaitu pinjam meminjam dan pengemis

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · untuk kepentingan umum dan ... bahkan biasanya para pekerja tersebut bekerja untuk dirinya sendiri dan ... dekat dengan

e. Jasa yang lain antara lain pengamen, penyemir sepatu, tukang cukur, pembuang sampah

dan lain lain.

2. Tidak sah, terdiri dari :

a. Jasa : kegiatan dan perdagangan gelap pada umumnya yaitu penadah barang barang curian,

lintah darat, perdagangan gelap dan penyelundupan.

b. Transaksi : pencurian kecil (pencopet), perampokan, pemalsuan uang dan perjudian.

Landasan teori mengenai sektor informal banyak dikemukakan oleh para ahli. Menurut

Sihite Romany dalam Handayani (2000) sektor informal dicirikan oleh pola kegiatan yang tidak

teratur, tidak tersentuh oleh aturan aturan pemerintah, modal dan omset kecil dalam hitungan

harian, tempat tidak tetap dan terikat dengan usaha usaha lain, tidak membutuhkan keahlian dan

keterampilan khusus, sedangkan umumnya memakai tenaga yang jumlahnya sedikit atau dari

dalam keluarga dan tempat tinggal cukup tinggi. Sektor informal merupakan katup pengaman

bagi perkembangan ketenagakerjaan di Indonesia. Hal ini dikarenakan kemampuan sektor

informal menyerap tenaga kerja cukup banyak untuk bekerja di sektor informal tidak

memerlukan persyaratan yang sulit. Kegiatan ekonomi sektor informal sebagai penyambung

rangkaian kegiatan ekonomi yang belum atau tidak dapat dicapai di sektor formal misalnya

pedagang pengecer yang menyalurkan barang barang produksi sektor formal (Handayani, 2000)

Menurut Sumaryani (2005) sektor formal dan sektor informal dapat dibedakan dari ciri

pekerjaan yang dilakukan beserta pola pengerahan tenaga kerja yang bisa juga didasarkan atas

beberapa ciri ciri yakni unit produksi yang melakukan pekerjaan tersebut serta hubungan kerja

eksternalnnya. Sektor formal adalah sektor yang dimana pekerjaan didasarkan atas kontrak yang

jelas dan pengupahan diberikan secara tetap atau permanen. Sektor informal adalah sektor

dimana seorang pekerja tidak didasarkan atas suatu kontrak atau tidak terikat pada kontrak

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · untuk kepentingan umum dan ... bahkan biasanya para pekerja tersebut bekerja untuk dirinya sendiri dan ... dekat dengan

bahkan biasanya para pekerja tersebut bekerja untuk dirinya sendiri dan penghasilannya tidak

tetap dan tidak permanen terus menerus. Sektor formal sangat susah untuk dimasuki karena

memiliki beberapa persyaratan dan harus lulus kualifikasi, berbeda dengan sektor informal.

Sektor informal dikatakan gampang untuk dimasuki itu karena persyaratan tidaklah ketat. Sektor

formal dapat dikategorikan tenaga kerjanya terampil dan terdidik sedangkan pada sektor

informal tenaga kerja yang dimiliki tidak terampil dan tidak berpendidikan. Menurut laporan

International Labour Organization (ILO) (1993) ada beberapa ciri pokok dari sektor Informal

antara lain :

a. Kegatan usahanya tidak terorganisir secara baik karena timbulnya unit usaha yang tidak

mempergunakan fasilitas atau kelembagaan yang tersedia di sektor formal.

b. Pola kegiatan usahanya tidak teratur baik dalam lokasinya maupun jam kerjanya

c. Umumnya kebijakan pemerintah untuk membantu golongan ekonomi lemah tidak

menjangkau sampai sektor ini

d. Unit usahanya mudah keluar masuk dari suatu sub sektor ke sektor yang lain

e. Teknologi yang dipergunakan masih sangat minim

f. Modal dan perputaran usahanya masih relatif kecil sehingga skala operasinya juga relatif

kecil

g. Umumnya unit usahanya termasuk golongan one-man-enter prises dan kalau tenaga

kerjanya biasanya berasal dari keluarga

h. Sumber dana modal usaha pada umumnya berasal dari uang sendiri atau tabungan bahkan

dari meminjam

i. Hasil produksinya biasanya dikonsumsi oleh golongan masyarakat berpenghasilan

menengah

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · untuk kepentingan umum dan ... bahkan biasanya para pekerja tersebut bekerja untuk dirinya sendiri dan ... dekat dengan

Badan Pusat Statistika (2008) mengkategorikan pekerjaan yang tergolong ke dalam sektor

formal adalah penduduk yang bekerja dengan status berusaha dengan bantuan karyawan atau

memiliki karyawan dengan kontrak yang sah, dan buruh. Fakta yang ada di lapangan bahwa

sektor informal adalah sektor yang memiliki kemampuan dalam penyerapan tenaga kerja yang

tinggi bahkan hampir tidak memiliki titik jenuh. Sektor ini berperan cukup besar dalam

menyangga sektor formal. Studi yang menunjukan bahwa 75 persen pekerja sektor formal di

Jakarta bergantung pada keberadaan sektor informal baik untuk konsumsi sehari hari maupun

pemukiman (pembantu rumah tangga) menurut Soepotra Y.Bintang (2009). Sektor Informal

ditandai dengan karakteristik khas seperti aneka bidang kegiatan produksi barang dan jasa

berskala kecil sebagian besar unit unit produksinya dimiliki secara perorangan atau keluarga,

banyak menggunakan tenaga kerja (padat karya) dan teknologi yang dilibatkan terhitung

sederhana.

Umumnya mereka tidak banyak memiliki pendidikan formal, tidak memiliki

keterampilan khusus dan sangat kekurangan modal. Produktivitas dan pendapatan mereka

cenderung lebih rendah dari tenaga kerja di sektor formal (Todaro, 1995). Menurut Manning dan

Effendi (1985) yang mengemukakan istilah sektor informal sebagai suatu manifestasi dari situasi

pertumbuhan kesempatan kerja di Negara Berkembang yang bertujuan untuk mencari

kesempatan kerja dan pendapatan untuk memperoleh keuntungan. Sektor informal biasanya

digunakan untuk menyatakan sejumlah kegiatan ekonomi yang berskala kecil. Sektor Informal

berskala kecil karena pada umumnya mereka berasal dari kalangan miskin, berpendidikan

rendah, berketrampilan rendah dan kebanyakan dilakukan oleh para pendatang. Usaha usaha

pada sektor informal dapat digambarkan bahwa dalam sektor ini berupaya menciptakan

kesempatan kerja dan memperoleh pendapatan.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · untuk kepentingan umum dan ... bahkan biasanya para pekerja tersebut bekerja untuk dirinya sendiri dan ... dekat dengan

Ciri ciri sektor informal menurut Safaria (2003) adalah jumlah barang sedikit dengan

mutu rendah, modal sangat terbatas, teknik operasinya masih tradisional, kesempatan kerja yang

elastis dan terdapat banyak tenaga kerja yang tidak diberi upah. Menurut Wirosardjono dalam

Budi (2006) yang mengartikan sektor informal sebagai sektor kegiatan ekonomi kecil kecilan

yang mempunyai ciri sebagai berikut :

1.Pola kegiatan tidak teratur baik dalam arti waktu, permodalan, maupun penerimannya

2. Tidak tersentuh oleh ketentuan atau peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah

3. Modal, peralatan dan perlengkapan maupun omset- omsetnya biasanya kecil dan atas dasar

hitungan harian

4. Umumnya tidak mempunyai tempat usaha yang permanen

5. Tidak mempunyai keterikatan dengan usaha lain yang besar

6. Umumnya dilakukan oleh dan melayani golongan masyarakat yang berpendapatan rendah

7. Tidak membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus sehingga dapat menyerap bermacam

macam tingkat tenaga kerja

8. Tidak mengenal sistem perbankan

9. Umumnya setiap satuan usaha memperkerjakan tenaga kerja yang sedikit dan berasal dari

lingkungan keluarga, kenalan atau dari daerah yang sama.

2.1.2 Pengertian Pedagang dan Usaha Ritel

Pedagang yaitu orang yang melakukan kegiatan berdagang atau menjual barang

dagangannya (baik barang buatannya sendiri maupun barang yang sudah jadi) sebagai mata

pencaharian sehari hari dan penjual umumnya langsung kepada konsumen akhir (Ealyanti,

2010). Pedagang di sektor informal adalah pedagang yang memiliki sifat kerja yang fleksibel,

waktu kerjanya tidak terstrukur serta modal yang digunakan relatif kecil. Rata rata pedagang

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · untuk kepentingan umum dan ... bahkan biasanya para pekerja tersebut bekerja untuk dirinya sendiri dan ... dekat dengan

informal adalah pedagang pengecer yang termasuk pedagang kecil pada sektor informal contoh

dari pedagang ini yaitu pedagang yang memilih berjualan di pinggiran jalan dan pedagang

pedagang yang menempati kios kios sederhana. Usaha dagang atau ritel adalah semua kegiatan

yang terlibat dalam penjualan atau pembelian barang kepada konsumen untuk kepentingan

konsumsi ataupun rumah tangga. Usaha eceran atau ritel tidak harus selalu memiliki toko. Usaha

ritel yang berfokus pada penjualan barang sehari hari terbagi dua yaitu usaha ritel tradisional dan

usaha ritel modern. Usaha ritel tradisional memiliki ciri ciri yaitu sederhana, tempatnya tidak

terlalu luas, barang yang dijual tidak terlalu banyak jenisnya, sistem pengelolaan masih

sederhana, tidak menawarkan kenyamanan berbelanja dan masih ada proses tawar menawar

dengan pedagang serta produk yang dijual tidak di pajang secara terbuka sehingga pelanggan

tidak mengetahui apakah usaha ritel tersebut memiliki barang yang dicari atau tidak.

Usaha ritel modern adalah sebaliknya menawarkan tempat yang luas, barang yang dijual

banyak jenisnya, sistem manajemen terkelola dengan baik, menawarkan kenyamanan berbelanja,

harga jual sudah tetap sehingga tidak ada proses tawar menawar dan adanya sistem swalayan

atau pelayanan mandiri, serta pemajangan produk pada rak terbuka sehingga pelanggan bisa

melihat, memilih bahkan mencoba produk terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli.

Faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha ritel (Guswai, 2009) antara lain :

a. Lokasi Usaha

Faktor Utama yang diperhatikan dalam usaha ini adalah lokasi.

b. Terlihat (visible)

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · untuk kepentingan umum dan ... bahkan biasanya para pekerja tersebut bekerja untuk dirinya sendiri dan ... dekat dengan

Lokasi usaha ritel yang baik harus terlihat oleh banyak orang yang selalu lalu lalang di

lokasi tersebut.

c. Lalu lintas yang padat (heavy traffic)

Semakin banyak lokasi usaha ritel dilalui orang maka semakin banyak orang yang tahu

mengenai usaha ritel tersebut.

d. Arah pulang ke rumah (direction to home)

Pada umumnya pelanggan berbelanja di suatu toko ritel pada saat pulang ke rumah dan

sangat jarang orang berbelanja pada saat akan berangkat bekerja.

e. Fasilitas umum (public facilities)

Lokasi usaha ritel yang baik adalah dekat dengan fasilitas umum seperti terminal umum,

pasar maupun tempat pariwisata.

f. Biaya akuisisi (acquisition cost)

Biaya ini merupakan hal yang harus dipertimbangkan karena apakah pelaku usaha ini

akan menyewa suatu lokasi maupun akan membeli lahan serta harus melihat dari sisi

keuangan.

g. Akses (acces)

Akses merupakan jalan masuk dan keluar menuju lokasi. Akses yang baik haruslah

memudahkan calon pembeli untuk sampai ke usaha ritel tersebut.

Usaha ritel dapat diklasifikasikan berdasarkan skala usahanya yaitu :

1) Ritel besar (modern)

Perdagangan ritel berskala besar menyediakan satu jenis barang maupun berbagai jenis

barang kepada pelanggannya dalam satu toko. Ritel berskala besar ini menyediakan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · untuk kepentingan umum dan ... bahkan biasanya para pekerja tersebut bekerja untuk dirinya sendiri dan ... dekat dengan

kenyamanan bagi pelanggan baik dari segi interior dan eksteriornya serta keramahan dari

toko tersebut.

2) Ritel kecil (tradisional)

Ragam produk yang ditawarkan biasanya tidak sebanding dengan ritel besar. Misalnya

untuk produk pakaian, jenis pakaian yang ditawarkan tidak terlalu banyak. Usaha ritel kecil

atau tradisional dibagi menjadi dua yaitu :

a. Usaha ritel berpangkal (menetap)

Usaha ritel ini memiliki lokasi tetap seperti warung atau kios. Lokasi kios ini

biasanya memiliki luas yang tidak terlalu besar.

b. Usaha ritel tidak berpangkal atau berpindah pindah

Usaha ini tidak memiliki suatu lokasi yang khusus dalam melakukan kegiatan

usahanya. Jenis usaha ini menggunakan alat dalam kegiatan usahanya, seperti roda

dorong atau alat pikul.

2.1.3 Definisi Pariwisata

Menurut arti katanya pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua kata

yaitu Pari dan Wisata. Kata Pari berarti penuh, seluruh atau semua dan kata wisata berarti

perjalanan. Menurut Wahab (1992) pariwisata mengandung tiga unsur yaitu manusia (sebagai

pelaku), tempat (unsur yang tercakup oleh kegiatan itu sendiri) dan waktu (unsur tempo yang

dihabiskan di suatu tempat atau tujuan). Menurut Prof. Salah Wahab dalam Yoeti (2008)

pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan

secara bergantian diantara orang orang dalam suatu negara itu sendiri atau di luar negeri yang

dapat meliputi kepuasan beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya. Pariwisata

dapat di definisikan sebagai suatu industri yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · untuk kepentingan umum dan ... bahkan biasanya para pekerja tersebut bekerja untuk dirinya sendiri dan ... dekat dengan

dengan cepat dan dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan di dalam hal

memberikan efek pada sektor industri lainnya salah satunya dalam hal penerimaan Negara.

Pariwisata adalah suatu jasa dan pelayanan (Spillane, 1994). Berdasarkan Undang

Undang Nomor 9 tahun 1990 usaha pariwisata dibagi dalam tiga kelompok utama yaitu usaha

jasa pariwisata, pengusahaan obyek dan daya tarik wisata dan usaha sarana pariwisata. Usaha

adalah suatu kegiatan yang dapat menghasilkan barang maupun jasa dalam satu lokasi atau

tempat tertentu serta memiliki izin tersendiri dan yang bertanggung jawab dalam usaha tersebut.

Pariwisata adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan mengadakan jasa pariwisata,

menyediakan, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang berhubungan dengan industri

pariwisata. Menurut Undang Undang RI Nomor 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan usaha

pariwisata digolongkan dalam 3 yaitu:

1. Usaha Jasa Pariwisata, usaha ini ada karena berbagai macam keperluan dan kebutuhan bagi

wisatawan yang akan mendorong tumbuhnya berbagai jenis usaha jasa pariwisata yang akan

menyediakan keperluan bagi wisatawan dan bertujuan membantu perjalanan calon

wisatawan. Contohnya yaitu jasa biro perjalanan, jasa agen perjalanan wisata, usaha jasa

pramuwisata, usaha jasa konvensi perjalanan insentif dan pameran, jasa konsultasi pariwisata

dan jasa informasi pariwisata.

2. Pengusahaan Obyek dan Daya tarik wisata yaitu:

Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam merupakan usaha pemanfaatan sumberdaya

alam dan tata lingkungan yang telah ditetapkan sebagai obyek dan daya tarik wisata untuk

dijadikan sasaran wisata.

3. Usaha Sarana Pariwisata yaitu:

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · untuk kepentingan umum dan ... bahkan biasanya para pekerja tersebut bekerja untuk dirinya sendiri dan ... dekat dengan

Usaha Sarana Pariwisata ini biasanya yang umum ada yaitu adanya penyediaan akomodasi,

penyediaan makanan dan minuman, penyediaan sarana wisata tirta dan penyediaan kawasan

pariwisata.

Jasa pariwisata merupakan sarana pendukung pengembangan pariwisata di suatu daerah.

Tingginya jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke suatu obyek wisata dapat memberikan

efek positif pada sektor sektor informal yang ada di obyek wisata tersebut. Semakin tinggi

tingkat pelayanan dan kepuasan yang diberikan kepada wisatawan yang berkunjung maka akan

menimbulkan dampak yang baik juga terhadap suatu obyek pariwisata sehingga dapat menarik

para wisatawan untuk berkunjung kembali ke tempat tersebut. Menurut Pendit (1990)

menyatakan bahwa pariwisata mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi karena dapat

menyediakan lapangan kerja, menstimulasi berbagai sektor produksi, serta memberikan

kontribusi secara langsung bagi kemajuan dalam usaha usaha pembuatan dan perbaikan

pelabuhan, jalan raya, pengangkutan serta mendorong pelaksanaan program kebersihan dan

kesehatan proyek sarana budaya, pelestarian lingkungan hidup dan sebagainya yang dapat

memberikan keuntungan dan kesenangan baik kepada masyarakat setempat maupun wisatawan

dari luar.

Industri pariwisata telah membuktikan dirinya sebagai sebuah alternatif kegiatan ekonomi

yang dapat diandalkan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Industri pariwisata dituntut untuk berkembang ke arah yang maju dan menghasilkan produk yang

dapat diunggulkan (Marpaung, 2004). Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang

timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah, tuan rumah serta masyarakat dalam proses

menarik dan melayani wisatawan wisatawan serta para pengunjung lainnya (Pendit, 2003).

Produk industri pariwisata adalah semua bentuk pelayanan yang dinikmati wisatawan semenjak

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · untuk kepentingan umum dan ... bahkan biasanya para pekerja tersebut bekerja untuk dirinya sendiri dan ... dekat dengan

wisatawan tersebut meninggalkan tempat tinggalnya dan selama berada di daerah tujuan wisata

yang dikunjungi hingga wisatawan tersebut kembali pulang ke asalnya semula (Yoeti, 2002).

Obyek wisata di suatu wilayah merupakan suatu kondisi yang menguntungkan. Obyek wisata

tersebut dapat dimanfaatkan sebagai suatu wadah pembukaan lapangan pekerjaan dan usaha.

Peluang bekerja dan berusaha yang muncul dengan adanya pengembangan obyek yang ada di

daerah tersebut selain itu dapat memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat sekitar

melalui usaha atau penyerapan tenaga kerja yang biasanya bersifat informal.

2.1.4 Teori Pendapatan

Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield (2011) yang menyatakan bahwa pendapatan

adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas norma entitas selama

suatu periode dan arus masuk tersebut akan mengakibatkan kenaikan ekuitas tetapi tidak berasal

dari kontribusi penanaman modal. Pendapatan memiliki banyak nama seperti sales, fees, interest,

devidends and royalties. Pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi 2 yaitu pendapatan

permanen (permanent income) dan pendapatan sementara (transitory income). Pendapatan

permanen yaitu pendapatan yang selalu dan pasti diterima pada setiap periode tertentu dan dapat

diperkirakan sebelumnya, misalnya pendapatan dari gajih dan upah. Pendapatan sementara yakni

pendapatan yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya (Guritno Mangkoesoebroto, 1998).

Pendapatan menunjukkan seluruh uang yang diterima seseorang dalam jangka waktu

tertentu dalam suatu kegiatan ekonomi. Pendapatan adalah segala bentuk balas karya yang

diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi.

Pendapatan adalah uang yang diberikan kepada subyek ekonomi berdasarkan prestasi prestasi

yang diserahkan yaitu berupa pendapatan dari profesi yang dilakukan sendiri atau usaha

perorangan dan pendapatan dari kekayaan (Mulyanto, 1982). Menurut Sukirno (2001)

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · untuk kepentingan umum dan ... bahkan biasanya para pekerja tersebut bekerja untuk dirinya sendiri dan ... dekat dengan

pendapatan pada dasarnya merupakan pendapatan yang diterima semua rumah tangga dalam

perekonomian (atau yang diterima satu keluarga) dari penggunaan faktor faktor produksi yang

dimilikinya. Masing - masing faktor produksi tersebut yakni tanah dan harta tetap akan

memperoleh balas jasa dalam bentuk sewa tanah, tenaga kerja akan memperoleh balas jasa

berupa gaji dan upah, modal akan memperoleh balas jasa dalam bentuk bunga modal, serta

keahlian keusahawan akan memperoleh balas jasa dalam bentuk keuntungan laba (Sukirno,

2001).

Pemanfaatan tenaga kerja pendapatan yang berasal dari balas jasa berupa upah atau gaji

disebut dengan pendapatan tenaga kerja atau labor income dan pendapatan yang berasal dari

balas jasa selain tenaga kerja disebut dengan pendapatan bukan tenaga kerja atau non labor

income. Pendapatan transfer atau transfer income yaitu pendapatan yang bukan berasal dari balas

jasa atas pemanfaatan faktor produksi dan tidak bersifat mengikat. Pendapatan transfer atau

transfer income dapat berasal dari pemberian perorangan atau institusi misalnya dari pemerintah.

Menurut Nanga (2005) membedakan pendapatan antara pendapatan tenaga kerja (labor income)

dan pendapatan bukan tenaga kerja (non labor income) tidaklah selalu mudah dilakukan ini

disebabkan karena nilai output tertentu umumnya terjadi atas kerjasama dengan faktor lain.

Menghitung besar kecilnya pendapatan digunakan 3 pendekatan antara lain :

1. Pendekatan Produksi (Production Approach)

Pendekatan ini untuk mengetahui besar kecilnya pendapatan yang dilakukan dengan

menghitung nilai produksi barang dan jasa yang dapat dihasilkan dalam periode tertentu.

2. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · untuk kepentingan umum dan ... bahkan biasanya para pekerja tersebut bekerja untuk dirinya sendiri dan ... dekat dengan

Pendekatan ini untuk mengetahui besar kecilnya pendapatan yang dilakukan dengan

menghitung nilai keseluruhan balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor produksi

dalam satu periode tertentu.

3. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)

Pendekatan ini untuk menghitung besar kecilnya pendapatan dilakukan dengan

menghitung pengeluaran konsumsi masyarakat.

Menurut Simanjutak (1998) ada enam faktor yang mempengaruhi pendapatan

seseorang, antara lain :

1. Pengalaman Kerja

Pengalaman Kerja seseorang sangat mendukung keterampilan dan kecepatan dalam

menyelesaikan pekerjaannya sehingga tingkat kesalahan akan semakin berkurang.

Semakin lama pengalaman kerja atau semakin banyak pengalaman kerja yang dimiliki

oleh seseorang maka semakin terampil dan semakin cepat dalam menyelesaikan tugas

yang menjadi tanggung jawabnya.

2. Jam Kerja

Semakin banyak jam kerja seseorang yang dicurahkan maka jumlah barang yang

dihasilkan semakin banyak sehingga cenderung semakin besar pendapat seseorang yang

diterima.

3. Produktivitas Kerja

Semakin cepat seseorang menyelesaikan tugasnya maka semakin sedikit waktu yang

diperlukan untuk bekerja. Semakin sedikit waktu yang diperlukan oleh seseorang untuk

menyelesaikan tugasnya berarti orang tersebut dapat mengambil pekerjaan lain atau dapat

meneyelesaikan tugasnya yang lain.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · untuk kepentingan umum dan ... bahkan biasanya para pekerja tersebut bekerja untuk dirinya sendiri dan ... dekat dengan

4. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga yang tinggi pada suatu rumah tangga tanpa dibarengi

dengan peningkatan dari segi ekonomi akan mengharuskan anggota keluarga selain

kepala keluarga untuk mencari nafkah dan tidak terkecuali wanita.

5. Modal Industri

Modal Industri merupakan salah satu faktor juga yang mempengaruhi pendapatan

pekerja. Modal industri yang lebih besar cenderung menggunakan modal yang lebih besar

juga. Modal industri akan berpengaruh pada usaha usaha ekonomi produktif yang

dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rumah tangga. Modal perusahaan

yang semakin besar maka semakin banyak pekerjaan yang dapat dilakukan yang pada

akhirnya berpengaruh pada pendapatan yang diterima.

6. Kualitas dan Kemampuan Pekerja

Kualitas dan kemampuan pekerja dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, latihan dan

kemampuan fisik. Pendidikan memberikan pengetahuan bukan saja yang langsung

dengan pelaksanaan tugas tetapi juga landasan untuk mengembangkan diri serta

kemampuan memanfaatkan semua sarana yang ada untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

Pendidikan yang semakin tinggi maka semakin tinggi pula produktivitas kerja dan akan

mempengaruhi tingkat pendapatan yang diterima.

2.1.5 Definisi Biaya dan Klasifikasi Biaya

Menurut Cecily dan Michael (2011) mengatakan biaya (cost) merupakan pengukuran

moneter dari sumber daya yang dibelanjakan untuk mendapatkan sebuah tujuan seperti membuat

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · untuk kepentingan umum dan ... bahkan biasanya para pekerja tersebut bekerja untuk dirinya sendiri dan ... dekat dengan

barang atau mengantarkan jasa. Menurut Mburu (2002) biaya transaksi dapat diartikan sebagai:

1) biaya pencarian informasi: 2) biaya negosiasi dan keputusan atau mengeksekusi kontrak: 3)

biaya pengawasan, pemaksaan dan pemenuhan. Biaya merupakan dasar dalam adanya penentuan

harga karena suatu tingkat harga yang tidak dapat menutupi biaya akan menimbulkan suatu

kerugian dalam usaha dagang. Sebaliknya apabila suatu tingkat harga melebihi biaya yang

dikeluarkan akan menghasilkan keuntungan pada usaha dagang tersebut. Biaya ada ada dua yaitu

biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel adalah biaya yang berubah ubah atau tidak konstan

yang disebabkan karena adanya perubahan jumlah hasil dalam penjualan. Biaya tetap adalah

biaya yang tidak berubah atau konstan yang dikeluarkan oleh pedagang tanpa adanya pengaruh

naik turunnya volume penjualan. Biaya total adalah jumlah dari biaya tetap dan biaya variabel

(Swastha dan Sukojo,1997).

Menurut Bickenbach,et.al. (1999) ada dua kondisi penting dalam transaksi yang

menyebabkan kontrak berisiko yakni kurangnya atau keterbatasan informasi dan spesifitas aset.

Keterbatasan informasi adalah suatu kondisi informasi yang tidak simetris (asymmetry

information) salah satu pelaku yang melakukan kontrak mempunyai pengetahuan yang lebih

banyak ketimbang pelaku yang lain. Faktor ketidakpastian perilaku oportunitis dan rasionalitas

terbatas termasuk didalamnya menurut Wiliamson (1975) dalam Yustika (2013) sehingga jika

kondisi ini diminimalkan maka besar kemungkinan biaya transaksi akan menurun dan tercapai

efisiensi ekonomi. Menurut Petrovic dan Krstic (2011) tingginya tingkat biaya transaksi tidak

hanya dibuktikan dengan fungsi pasar yang tidak sempurna tetapi akibat tidak adanya lembaga.

Biaya transaksi sangat penting bagi suatu lembaga. Semakin tinggi biaya transaksi dapat

diartikan bahwa permintaan yang lebih besar terhadap lembaga yang lebih efisien dalam sebuah

perekonomian dan masyarakat. Sebuah lembaga bisa dikatakan efisien yang maksimal ketika

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · untuk kepentingan umum dan ... bahkan biasanya para pekerja tersebut bekerja untuk dirinya sendiri dan ... dekat dengan

biaya transaksi sama dengan nol. Menurut Carter (2009) biaya variabel didefinisikan sebagai

biaya yang totalnya meningkat secara proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan

menurun secara proporsional terhadap penurunan dalam aktifitas.

2.1.6 Pengaruh Pariwisata Terhadap Pendapatan Sektor Informal

Pariwisata memiliki peran yang penting dalam konteks pembangunan berkelanjutan

karena pariwisata menawarkan potensi kepada sektor lain untuk memanfaatkan sumber daya di

daerah tersebut agar mampu memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi masyarakat

sekitar (Eagles, 2002). Menurut laporan WTO (2002) dalam ESCAP (2003) hal lain yang

dipandang bahwa pariwisata relevan terhadap perekonomian masyarakat sekitarnya, karena :

1. Produk pariwisata dikonsumsi di destinasi wisata sehingga akan meningkatkan peluang

masyarakat untuk menjual barang dan jasa lainnya

2. Pembatasan akses sektor yang bersifat tradisional terhadap pasar internasional tidak

berlaku dalam transaksi pariwisata

3. Sumber daya alam dan budaya adalah potensi pariwisata dan merupakan asset yang

dimiliki oleh masyarakat

4. Pariwisata merupakan sektor ekonomi yang padat karya

5. Pariwisata memberikan peluang bagi masyarakat untuk berpartisipasi karena adanya

kaitan yang luas dengan sektor sektor lainnya

Perkembangan pariwisata menyebabkan kesejahteraan masyarakat secara tidak

langsung meningkat melalui kinerja perekonomian dan perubahan struktur ekonomi yang

dihasilkan oleh perkembangan pariwisata. Melalui kinerja perekonomian dan perubahan struktur

ekonomi pengaruh perkembangan pariwisata terhadap kesejahteraan masyarakat semakin

meningkat secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Spillane (1989) dan AVE (2006)

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · untuk kepentingan umum dan ... bahkan biasanya para pekerja tersebut bekerja untuk dirinya sendiri dan ... dekat dengan

yang mengatakan bahwa pariwisata di samping memberikan dampak langsung juga memberikan

dampak tidak langsung dan dampak ikutan (induced effect) terhadap perekonomian.

2.1.7 Efisiensi

Efisiensi merupakan hasil perbandingan antara output fisik dan input fisik. Semakin

tinggi rasio output terhadap input maka semakin tinggi tingkat efisiensi yang dicapai. Efisiensi

yang dijelaskan oleh Marhasan (2005) sebagai pencapaian output maksimum dari penggunaan

sumber daya tertentu. Output yang dihasilkan lebih besar dari sumber daya yang digunakan maka

semakin tinggi pula tingkat efisiensi yang dicapai. Konsep efisiensi semakin diperjelas oleh

Roger Lee Rey Miller dan Roger E Meiners (2000) yang membagi efisiensi menjadi dua jenis

yaitu:

1. Efisiensi Teknis

Efisiensi Teknis atau technical efisiensi mengharuskan adanya proses produksi yang

dapat memanfaatkan input yang lebih sedikit demi menghasilkan output dalam jumlah

yang sama.

2. Efisiensi Ekonomis

Konsep yang digunakan dalam efisiensi ekonomi adalah meminimalkan biaya yang

artinya suatu proses produksi akan efisien serta ekonomis pada suatu tingkatan output

apabila tidak ada proses lain yang dapat dihasilkan output serupa dengan biaya yang lebih

murah.

Efisiensi merupakan rasio antara output, input dan perbandingan antara masukan dan

keluaran. Secara sederhana menurut Nopirin (1997) efisiensi dapat berarti tidak adanya

pemborosan. Penggunaan daya produksi dikatakan belum efisien apabila sumber daya tersebut

masih mungkin digunakan untuk memperbaiki setidak tidaknya keadaan kegiatan yang satu

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · untuk kepentingan umum dan ... bahkan biasanya para pekerja tersebut bekerja untuk dirinya sendiri dan ... dekat dengan

tanpa menyebabkan kegiatan yang lain menjadi lebih buruk. Sumber daya dikatakan efisien

penggunaannya jika sumber daya tersebut tidak mungkin lagi digunakan untuk memperbaiki

keadaan kegiatan yang satu tanpa menyebabkan kegiatan yang lain menjadi lebih buruk (Lipsey,

1992). Menurut Mubyarto (1986) efisiensi adalah suatu keadaan di mana sumber daya telah

dimanfaatkan secara optimal. Untuk memperoleh sejumlah produk diperlukan bantuan atau

kerjasama antara beberapa faktor produksi. Menurut Mardiasmo (2009) pengertian efisiensi

berhubungan erat dengan konsep produktifitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan

menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost

of output). Indikator efisiensi menggambarkan hubungan antara masukan sumber daya oleh suatu

unit organisasi (misalnya: upah, biaya administratif) dan keluaran yang dihasilkan. Indikator

tersebut memberikan informasi konversi masukan menjadi keluaran (misalnya : efisiensi dari

proses internal). Mengalokasikan sumber daya dalam proses produksi harus dilakukan secara

efektif dan efesien. Hal ini bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba di waktu tertentu.

Efektif terjadi ketika suatu kegiatan produksi mampu mengalokasikan sumber daya yang

dimiliki sebaik-baiknya dan dikatakan efisien apabila pemanfaatan sumber daya tersebut mampu

menghasilkan keluaran atau output yang melebihi masukan atau input (Soekartawi, 2003).

Menurut Soedarsono (1983), efisiensi menggambarkan besarnya biaya atau pengorbanan yang

harus dibayar atau ditanggung untuk menghasilkan produksi. Menurut Thandelilin (2010),

menyatakan bahwa efisiensi merupakan kondisi dimana asset - aset yang ada teralokasikan

secara optimal, penggunaan biaya produksi paling murah dan perusahaan mendapatkan

keuntungan yang tinggi dengan menyesuaikan harga di pasar. Proses penyesuaian harga tidak

harus berjalan dengan sempurna, tetapi yang dipentingkan adalah harga yang terbentuk tidak

merugikan perusahaan. Efisiensi diartikan sebagai upaya penggunaan masukan yang sekecil

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · untuk kepentingan umum dan ... bahkan biasanya para pekerja tersebut bekerja untuk dirinya sendiri dan ... dekat dengan

kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar besarnya. Banyaknya ongkos yang

digunakan untuk menambah penggunaan input sama dengan tambahan output yang diterima.

Keuntungan maksimal terjadi saat nilai produk marginal sama dengan harga dari masing masing

faktor produksi yang digunakan dalam usaha (Mubyarto, 1995).

2.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan sementara yang kebenarannya masih harus dilakukan

pengujian. Hipotesis disini untuk memberikan suatu arah bagi analisis penelitian (Marzuki,

2005). Berdasarkan dari uraian pokok permasalahan dan landasan teori maka dapat dapat

dirumuskan hipotesis dari penelitian ini antara lain :

1. Pedagang baju Bali menetap memiliki tingkat pendapatan yang tinggi dibandingkan

pedagang semi menetap.

2. Pedagang baju Bali menetap memiliki tingkat efisiensi yang tinggi dibandingkan pedagang

semi menetap.