bab ii kajian pustaka a. penelitian pengembanganeprints.umm.ac.id/38925/3/bab ii.pdfyang berbentuk...

12
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembangan Penelitian pengembangan yakni cara yang berurutan untuk mengembangkan sebuah produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada sebelumnya agar dapat digunakan dalam pembelajaran lebih maksimal (Poerwanti dkk, 2017: 3). Menurut Sugiyono (2015: 407) penelitian pengembangan yakni langkah- langkah penelitian yang dimanfaatkan dalam membuat produk yang dikembangkan dan untuk menilai uji pemakaian produk. Haryati (2012: 14) mengungkapkan penelitian pengambangan adalah penelitian dan pengembangan yang menghasilkan produk yang langsung bisa digunakan antara lain seperti buku, modul, dan alat yang membantu pembelajaran. Pendapat diatas mengenai penelitian pengembangan bisa menyimpulkan bahwa penelitian pengembangan adalah salah satu penelitian yang membuat rancangan atau ide yang inovatif untuk dapat digunakan secara langsung dalam bentuk produk yang baru atau memodifikasi produk yang sudah ada. Penelitian pengembangan yang dilaksanakan peneliti yakni pengembangan bahan ajar buku pendamping tematik. B. Bahan Ajar 1. Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar yakni sekumpulan kompetensi dan materi yang dibuat dengan runtut dan jelas baik berupa tulisan maupun tidak, sehingga mengasilkan suasana yang dapat membuat peserta didik nyaman mengikuti pelajaran di kelas(Prastowo,

Upload: trinhdang

Post on 13-Jul-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembanganeprints.umm.ac.id/38925/3/BAB II.pdfyang berbentuk buku sehingga dapat dipakai guru untuk mengajarkan materi pembelajaran yang terdapat

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Pengembangan

Penelitian pengembangan yakni cara yang berurutan untuk mengembangkan

sebuah produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada sebelumnya

agar dapat digunakan dalam pembelajaran lebih maksimal (Poerwanti dkk, 2017:

3). Menurut Sugiyono (2015: 407) penelitian pengembangan yakni langkah-

langkah penelitian yang dimanfaatkan dalam membuat produk yang

dikembangkan dan untuk menilai uji pemakaian produk. Haryati (2012: 14)

mengungkapkan penelitian pengambangan adalah penelitian dan pengembangan

yang menghasilkan produk yang langsung bisa digunakan antara lain seperti buku,

modul, dan alat yang membantu pembelajaran.

Pendapat diatas mengenai penelitian pengembangan bisa menyimpulkan

bahwa penelitian pengembangan adalah salah satu penelitian yang membuat

rancangan atau ide yang inovatif untuk dapat digunakan secara langsung dalam

bentuk produk yang baru atau memodifikasi produk yang sudah ada. Penelitian

pengembangan yang dilaksanakan peneliti yakni pengembangan bahan ajar buku

pendamping tematik.

B. Bahan Ajar

1. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar yakni sekumpulan kompetensi dan materi yang dibuat dengan

runtut dan jelas baik berupa tulisan maupun tidak, sehingga mengasilkan suasana

yang dapat membuat peserta didik nyaman mengikuti pelajaran di kelas(Prastowo,

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembanganeprints.umm.ac.id/38925/3/BAB II.pdfyang berbentuk buku sehingga dapat dipakai guru untuk mengajarkan materi pembelajaran yang terdapat

14

2015: 138). Nurjaya (2012: 104) bahan ajar yaitu media yang memberikan

pengalaman kepada peserta didik untuk memperoleh ilmu saat belajar yang

berhubungan dengan mengembangkan ide, memecahkan masalah, memperoleh

keterampilan, membina dan mengembangkan sikap mental apresiatif dan kreatif.

Sedangkan, menurut Pratiwi (2014: 6) bahan ajar yakni sekumpulan materi-materi

pembelajaran yang dimanfaatkan untuk mengurangi beban guru saat melakukan

kegiatan belajar di kelas.

Berdasakan beberapa di atas dapat disimpulkan bahan ajar yaikni materi

pelajaran yang didesain sedemikian rupa yang dapat digunakan guru untuk

menyampaikan pembelajaran di dalam proses pembelajaran. Bahan ajar berupa

kumpulan materi pelajaran dalam wujud informasi maupun teks yang dibuat

secara runtut dan jelas yang dilengkapi dengan tujuan untuk meringankan tugas

guru saat memberikan pemahaman dalam pembelajaran. Contohnya buku

pelajaran, modul, handout, LKS, model atau maket, bahan ajar audio, bahan ajar

interaktif dan sebagainya.

2. Prinsip Penyusunan Bahan Ajar

Proses perancangan bahan ajar ini juga perlu disesuaikan dengan prinsip-

prinsip penyusunan bahan ajar, agar pengembangannya disesuaikan dengan

kebutuhan. Menurut Sutrisno (2014: 19) prinsip penyusunan bahan ajar meliputi

sebagai berikut: (a) prinsip relevansi adalah keterkaitan, bahan ajar yang disusun

dan dikembangkan haruslah relevan atau ada berhubungan dengan pencapaian

kopetensi dasar (b) prinsip konsistensi adalah keajegan, prinsip ini berhubungan

dengan kesesuaian jumlah kompetensi yang perlu dicapai peserta didik dengan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembanganeprints.umm.ac.id/38925/3/BAB II.pdfyang berbentuk buku sehingga dapat dipakai guru untuk mengajarkan materi pembelajaran yang terdapat

15

materi dalam bahan ajar, sehingga tidak lebih dan tidak mengurangi kompetensi

dasar tersebut (c) prinsip kecukupan adalah isi materi dalam bahan ajar tersebut

menyesuaikan dengan ruang lingkup KD yang dicapai, sehingg cukup untuk

peserta didik saat penjabaran materi.

Selanjutnya, dalam buku Panduan Pengembangan Bahan Ajar (Depdiknas,

2008: 10-11) prinsip penyusunan bahan ajar terdiri dari empat yaitu (a)

penyusunan bahan ajar perlu membelajarkan konsep kepada peserta didik mulai

dari pemahaman yang gampang menuju pemahaman yang sulit dan dari konsep

yang kongkrit kepada konsep yang abstrak (b) penulisan bahan ajar perlu adanya

pengulangan yang akan memperkuat pemahaman peserta didik dalam bentuk

kesimpulan atau yang lebih bervariasi, sehingga siswa tidak mudah bosan (c)

terdapat umpan balik yang positif dengan menyampaikan pemahaman yang kuat

pada peserta didik melalui kata-kata motivasi atau yang lainnya (d) penyusunan

tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan kompetensi yang perlu dikuasai

siswa di kelas, sehingga materi dalam bahan ajar tidak melebar terlalu jauh atau

fokus.

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai prinsip penyusunan bahan ajar,

peneliti menyimpukan bahwa saat merancang bahan ajar yang terfokus yaitu

menyesuaikan dengan kurikulum yang berlaku, KD, Indikator serta kebutuhan

sekolah, sehingga bahan ajar bisa dimanfaatkan dengan lebih baik. Bahan ajar

yang dibuat juga harus menarik sehingga dalam penggunaannya membuat

pembelajaran yang dirasakan siswa lebih cepat terserap dan materi pelajaran

tersampaikan dengan optimal.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembanganeprints.umm.ac.id/38925/3/BAB II.pdfyang berbentuk buku sehingga dapat dipakai guru untuk mengajarkan materi pembelajaran yang terdapat

16

C. Buku Pendamping

Buku pendamping yaitu bagian dari bahan ajar yang dimanfaatkan sebagai

tambahan atau melengkapi buku yang telah ada. Buku tersebut dalam wujud cetak

sebagai digunakan untuk membantu menyampaian informasi saat KBM. Oleh

karena itu buku pendamping yaitu buku yang memiliki fungsi untukmelengkapi

informasi dan memberikan informasi berupa materi saat KBM (Rahmawati,

2017).

Buku pendamping adalah sebuah karya tulis yang dibuat oleh seseorang

yang berbentuk buku sehingga dapat dipakai guru untuk mengajarkan materi

pembelajaran yang terdapat didalamnya, sedangkan kegunaannya untuk siswa

adalah sebagai bantuan dalam belajar melalui materi yang terdapat didalamnya

dan soal-soal untuk mengukur emampuan siswa dalam memahami materi dalam

buku pendamping. (Kurbaita dkk, 2013)

Berdasarkan pengertian diatas bahwa buku pendamping ini digunakan

sebagai sarana pendamping dalam pembelajaran pada beberapa materi atau

cakupan yang dianggap masih kurang dari sumber belajar yang utama.

Penggunaan buku pendamping ini merupakan fasilitas yang sangat diperlukan

oleh siswa maupun pendidik, karena sumber belajar tidak dapat hanya dari satu

sumber untuk menghasilkan pengetahuan yang lebih luas.

D. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik yaitu model pembelajaran yang terintegrasi, sehingga

sistem pembelajaran di kelas dirancang agar siswa dapat termotivasi untuk

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembanganeprints.umm.ac.id/38925/3/BAB II.pdfyang berbentuk buku sehingga dapat dipakai guru untuk mengajarkan materi pembelajaran yang terdapat

17

mencari serta menemukan konsep keilmuan secara utuh, berarti, dan autentik

(Prastowo, 2014: 45). Pembelajaran tematik ini juga dianggap sebagai alternatif

dari model pembelajaran yang mampu menunjang proses humanisasi

(memanusiakan manusia) dalam proses pendidikan di sekolah, maksudnya ialah

siswa dianggap sebagai manusia yang berperan aktif dalam proses pemecahan

masalah dan menemukan konsep-konsep keilmuan (Rusman, 2010: 250). Majid

(2014: 80) menjelaskan terkait pembelajaran tematik yaitu permbelajaran yang

saling berkaitan dengan memakai tema yang digunakan menghubungkan beberapa

mata pelajaran, agar bisa memberikan pengalaman yang berarti kepada peserta

didik.

Pembelajaran tematik yang menggunakanmodel pembelajaran ini

mempunyai arti, antara lain: (a) pembelajaran tematik ini berfokus untuk

melibatkan peserta didik lebih aktif saat belajar di kelas, sehingga peserta didik

mendapatkan pemahaman langsung dan terbiasa mempelajarai sendiri berbagai

ilmu pengetahuan dengan pantauan guru. (b) pembelajaran tematik lebih

menitikberatkan pada pengimplementasian cara belajar dengan

melakukan(Learning by doing), sehingga pendidik mengolah atau merancang cara

belajar yang akan mempengaruhi kemanfaatan belajar dari peserta didik untuk

pembelajaran yang lebih efektif (Trianto, 2011: 156).

Inti dari pemaparan di atas, pembelajaran tematik yaitu model pembelajaran

yang menerapkan tema dengan menghubungkan banyak mata pelajaran yang

dihubungkan dengan pengalaman hidup sehari-hari, sehingga pembelajaran

tematik mampu memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembanganeprints.umm.ac.id/38925/3/BAB II.pdfyang berbentuk buku sehingga dapat dipakai guru untuk mengajarkan materi pembelajaran yang terdapat

18

pengalaman yang berarti maksudnya peserta didik dapat memahami konsep-

konsep keilmuan yang dipelajari dan mengkaitkannya dengan pengalaman hidup

sehari-hari.

2. Prinsip Pembelajaran Tematik

Menurut Mamat dalam prastowo (2014: 60-61) terdapat sembilan prinsip

pembelajaran tematik, sebagai berikut: (a) pembelajaran bersifat kontekstual yaitu

pembelajaran dikemas agar siswa mencari dan memecahkan masalah yang

kongkrit yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga peserta didik

belajar dengan sungguh-sungguh (b) memiliki tema untuk mengaitan banyak

mapel sebagai pusat acuan alur pembelajaran (c) memakai prinsip belajar dengan

permainan sehingga menyenangkan (joyful learning) (d) pembelajaran

memberikan pengalaman yang bermakna (e) menanamkan konsep yang jelas dari

beberapa mata pelajaran yang diintegrasikan (f) pemisahan terhadap mata

pelajaran yang dianggap sulit untuk dilakukan (g) pembelajaran dapat

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan karaktersitik peserta

didik (h) pembelajaran fleksibel dan (i) menggunakan metode pembelajaran yang

inovatif.

Selain itu Trianto (2011: 154-156) mengklasifikasikan terkait prinsip

pembelajaran tematik, yaitu: (a) menganalisis tema saat pembelajaran tematik

yaitu dimaksudkan agar tema yang dirancang tidak tumpang tindih dan memiliki

keterkaitan antar mata pelajaran (b) prinsip mengelola pembelajaran ini

dimaksudkan agar guru mampu memposisikan diri menjadi fasilitator serta

mediator dalam proses pembelajaran, sehingga guru tidak terlihat lebih dominan

di dalam kelas (c) prinsip evaluasi yaitu guru memberikan kesempatan peserta

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembanganeprints.umm.ac.id/38925/3/BAB II.pdfyang berbentuk buku sehingga dapat dipakai guru untuk mengajarkan materi pembelajaran yang terdapat

19

didik untuk mengevaluasi diri dan pendidik mengajak peseta didik untuk

melakukan evaluasi perolehan pembelajaran yang telah dicapai (d) prinsip reaksi

yaitu guru harus mampu bereaksi terhadap aksi peserta didik, sehingga

mengarahkan peserta didik pada aspek yang lebih luas khususnya dalam cara

berfikir.

Simpulkan dari pendapat di atas yaitu prinsip pembelajaran tematik ini

terdapat prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan, sehingga penyusunan bahan

ajarnya pun tidak sembarangan. Agar capaian yang mengarah pada siswa dapat

terpenuhi dengan sangat baik.

3. Tujuan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik tidak terlepas dari tujuan yang perlu dikuasai. Tujuan

pembelajaran tematik menurut S. B Mamat (dalam Sulastri, 2017: 14) yaitu: 1)

tematik mengwajibkan perubahan pandangan belajar yang dipusatkan pada

pendidik, 2) pendekatan pembelajaran menyesuaikan dengan berkembangnya

zaman dan cenderung anak usia dini, yang mereka masih belajar mengerti sesuatu

yang abstrak secara menyeluruh (holistic) dan sederhana, 3) pembelajaran tematik

membenarkan adanya perspektf dan kajian interdisipliner dalam menerima suatu

tema tertentu, 4) pembelajaran tematik mengajak siswa memahami wacana actual

dan kontekstual, dan 5) pembelajaran tematik menggunakan cara belajar yang

lebih inovatif.

Berdasarkan penjabaran mengenai tujuan pembelajaran tematik maka

tujuan pembelajaran tematik ini merupakan suatu kompeonen yang perlu peneliti

jadikan pedoman saat merancang bahan ajar tematik. Bahan ajar tematik akan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembanganeprints.umm.ac.id/38925/3/BAB II.pdfyang berbentuk buku sehingga dapat dipakai guru untuk mengajarkan materi pembelajaran yang terdapat

20

semakin baik jika memperhatikan unsur tujuan pembelajaran tematik yang akan

dicapai.

4. Keunggulan dan Keterbatasan Pembelajaran Tematik

Terdapat enam keunggulan pembelajaran tematik dibandingkan sebagai

berikut (Prastowo, 2014: 69): (1) kegiatan belajar relevan sesuai level

perkembangan dan kebutuhan peserta didik SD (2) kegiatan belajar tematik sesuai

dengan minat dan kebutuhan siswa (3) proses KBM akan lebih berarti dan

berkesaan bagi siswa, sehingga hasil belajar tidak manipulatif (4) meningkatkan

mengembangkan keterampilan berfikir siswa (5) mengolah kegiatan belajar sesuai

dengan masalah dalam kehidupan yang kongkrit (6) mengembangkan bakat sosial

seperti: kerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggapan terhadap gagasan orang

lain.

Sedangkan dalam bukunya Prastowo (2014; 71) untuk keterbatasan

pembelajaran tematik meliputi aspek aspek guru, siswa, sarana dan sumber

pembelajaran, kurikulum, penilaian, dan suasana pembelajaran, sebagai berikut:

(1) keterbatasan pada aspek guru yaitu untuk pembelajaran tematik guru harus

mampu berpengetahuan luas, mempunyai kreativitas, keterampilan cara belajar

yang andal, percaya diri yang tinggi, dan berani menggemaskan dan

mengembangkan materi, (2) keterbatasan pada aspek siswa yaitu pembelajaran

tematik yang menuntut belajar siswa yang relatif dan kreatif, (3) pembelajaran

tematik memerlukan buku bacaan yang banyak, sehingga jika semua itu tak

terpenuhi maka akan terhambat. (4) keterbatasan pada aspek kurikulum yang

berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman siswa, guru perlu dikasih

wewenang saat mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembanganeprints.umm.ac.id/38925/3/BAB II.pdfyang berbentuk buku sehingga dapat dipakai guru untuk mengajarkan materi pembelajaran yang terdapat

21

pembelajaran siswa. (5) Membatasi penilaian sehingga penetapan hasil belajar

peserta didik dari macam-macam bidang kajian terkait ditematikkan (6) yang

terakhir yaitu aspek suasana belajar dikelas.

E. Pendekatan Cooperative Learning

Pembelajaran koopeatif atau Cooperative Learning yaitu cara-cara belajar

saat pembelajaran yang didasarkan konsep konstruktivisme. Pembelajaran

koopeatif yakni bagian dari strategi belajar dengan berkelompok yang terdiri dari

siswa yang memiliki kemampuan berbeda. Penyelesaian tugas kelompok, peserta

didik memerlukan kerjasama, dengan bantu-membantu untuk mencerna materi

pelajaran. Apabila ada siswa dalam kelompok belum mampu menguasai

pelajaran, maka pembelajaran belum selesai (Isjoni, 2011:14).

Slavin (2005: 10) mengkelompokkan tiga konsep yang dijadikan ciri khas

pembelajaran kooperatif, sebagai berikut: (1) penghargaan kelompok. Peserta

didik akan saling belajar untuk menumbuhkan hubungan antar personal, saling

mendukung dan peduli (2) bertanggungjawab. Peserta didik akan saling

bertanggungjawab satu sama lain dengan tugas dan kelompoknya, sehingga semua

anggota akn berusaha untuk bekerjasama untuk menjadi yang terbaik (3)

kesempatan yang sama, sistem penilaian pembelajaran ini menggunakan nilai

perkembangan prestasi sehingga mereka akan berusaha bersama kelompok untuk

memperoleh nilai yang baik. Dalam pendekataan Coopertaive learning ini

terdapat beberapa metode pembelajaran yang meliputi 1) Student Team

Achievment Division (STAD) 2) Team Games Turnament (TGT) 3) Jigsaw 4)

Coopertaive Integrated Reading adn Composition (CIRC) 5) Team Accerelerated

Instruction (TAI).

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembanganeprints.umm.ac.id/38925/3/BAB II.pdfyang berbentuk buku sehingga dapat dipakai guru untuk mengajarkan materi pembelajaran yang terdapat

22

Berdasarkan penjelasan pendekatan Cooperative Learning tersebut maka

bisa menyimpulkan bahwa dalam penggunaan bahan ajar dengan pendekatan

Cooperative Learning ini memiliki nilai-nilai positif seprti bertanggung jawab,

bekerjasama, komunikasi yang aktif, belajar mengevaluasi, dan gotong royong.

Nilai-nilai inilah yang harus dicapai siswa sehingga peserta didik jadi insan yang

berkarakter dan berbudi pekerti luhur melalui sumber belajar yang memadai.

F. Kajian Relevan

Berdasarkan dari hasil pengamatan yaitu dengan studi literasi yang

dilakukan peneliti saat mencari penelitian terdahulu yang berhubungan dengan

pengembangan bahan ajar buku pendamping tematik, beberapa penelitian

terdahulu yang berhubungan penelitian di atas antara lain:

Pertama, penelitian Skripsi yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar

Buku Pendamping Pada Pembelajaran Tematik Berbasis Pendidikan Karakter

Siswa Kelas 4 Sd yang ditulis oleh Isna Rahmawati pada tahun 2017 . Tahapan

pengembangan bahan ajar buku pendamping tematik berbasis pendidikan karakter

ini memakai step model pengembangan milik Borg and Gall dan dipraktekkan di

kelas IV mendapatkan hasil sebesar 90,9% dengan kriteria baik pada SD

Muhammadiyah 08 DAU Malang. Perbedaan dengan yang dilakukan oleh peneliti

sekarang dengan peneliti terdahulu adalah buku pendamping yang dibuat oleh

peneliti sekarang menggunakan pendekatan kooperatif dan menggunakan model

penelitian Pengembangan ADDIE (Analysis-Desain-Develop-Implement-

Evaluate). Persamaan dengan peneliti yaitu bahan ajar yang dipakai yaitu sama-

sama menggunakan bahan ajar buku pendamping untuk dikembangkan menjadi

produk.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembanganeprints.umm.ac.id/38925/3/BAB II.pdfyang berbentuk buku sehingga dapat dipakai guru untuk mengajarkan materi pembelajaran yang terdapat

23

Kedua, penelitian Skripsi yang berjudul Pengembangan Buku Ajar

Pendamping Pada Tema 5 Kelas 4 Sekolah Dasar yang ditulis oleh Nindi Rizki

Tantya Anggraeni pada tahun 2017 . Prosedur pengembangan bahan ajar buku

pendamping ini memakai model pengembangan R & D dari teori Borg and Gall

yang dimodifikasi jadi 7 step penelitian dan dipraktekkan di kelas IV yang

mendapatkan hasil sebesar 98,62% di SDN Purwantoro 4 Malang. Perbedaan

dengan peneliti adalah buku pendamping yang dibuat oleh peneliti menggunakan

pendekatan kooperatif sedangkan dahulu hanya berupa buku pendamping murni,

peneliti sekarang juga menggunakan model penelitian pengembangan ADDIE

(Analysis-Desain-Develop-Implement-Evaluate) yang berbeda dengan peneliti

terdahulu. Persamaan dengan peneliti yaitu bahan ajar yang digunakan yaitu

memakai bahan ajar buku pendamping untuk dikembangkan menjadi produk.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembanganeprints.umm.ac.id/38925/3/BAB II.pdfyang berbentuk buku sehingga dapat dipakai guru untuk mengajarkan materi pembelajaran yang terdapat

24

G. Kerangka Pikir

Pembelajaran di SD

Kondisi Ideal :

Tersedianya bahan ajar

buku pendamping tematik

dengan pendekatan kooperatif

untuk pembelajaran sebagai

referensi buku ajar untuk

pembelajaran tematik di

sekolah tersebut sehingga

dapat meningkatkan kualitas

pendidikan.

Kondisi di lapangan :

Pembelajaran tematik di MI

Hidayatul Mubtadiin hanya

menggunakan buku siswa,

buku guru, dan buku lks untuk

pembelajaran, sedangkan buku

materi hanya sebagai pegangan

guru untuk menyampaikan

pembelajaran, sehingga

ketesedian bahan ajar dirasa

kurang mencukupi

Analisis Kebutuhan :

Peneliti melakukan obserasi dan wawancara kepada guru kelas IV di MI

Hidayatul Mubtadiin mengenai bahan ajar yang digunakan untuk

mengajarkan pembelajaran tematik di sekolah tersebut.

Solusi :

Perlu pengembangan bahan ajar tematik untuk mendukung pembelajaran

tematik sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Model pengembangan :

ADDIE (Analyze-Design-Development-Implementation-Evaluation)

Produk:

Produk berupa bahan ajar buku pendamping tematik tema 7 subtema 2

hebatnya cita-citakuBerbasisCooperative Learning untuk kelas IV

Sekolah Dasar