bab ii kajian pustaka a. landasan teori 1. prestasi...

21
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Menurut Arifin (2009: 12) prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat potensial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Menurut Arifin (2009: 12) prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain: 1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik. 2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tau, termasuk kebutuhan siswa didik dalam suatu program pendidikan. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. 5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dengan penjelasan tersebut di atas, bahwa mengetahui dan memahami prestasi peserta didik, baik secara perseorangan maupun secara kelompok sangat penting, sebab fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang 6

Upload: vudieu

Post on 06-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajardigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-dewiretnon-300-2-babii.pdf · digunakan untuk mengadakan penilaian ... kecakapan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, dalam bahasa Indonesia

menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Menurut Arifin (2009: 12) prestasi belajar

merupakan suatu masalah yang bersifat potensial dalam sejarah kehidupan manusia,

karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut

bidang dan kemampuan masing-masing.

Menurut Arifin (2009: 12) prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara

lain:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah

dikuasai peserta didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tau, termasuk kebutuhan siswa

didik dalam suatu program pendidikan.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik.

Dengan penjelasan tersebut di atas, bahwa mengetahui dan memahami prestasi

peserta didik, baik secara perseorangan maupun secara kelompok sangat penting,

sebab fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang 6

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajardigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-dewiretnon-300-2-babii.pdf · digunakan untuk mengadakan penilaian ... kecakapan

studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan. Prestasi

belajar juga bermanfaat sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran.

Menurut Cronbach dalam Arifin (2009: 13) kegunaan prestasi belajar banyak

ragamnya, bergantung menurut ahli dan pendapatnya masing-masing. Namun antara

lain sebagai: umpan balik bagi guru dalam mengajar, untuk keperluan diagnostik,

untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan, untuk keperluan seleksi, untuk keperluan

penempatan atau penjurusan, untuk menentukan isi kurikulum, dan untuk menentukan

kebijakan sekolah.

Menurut Winkel (1996: 482) prestasi belajar yang diberikan oleh siswa

berdasarkan kemampuan internal yang diperolehnya sesuai dengan tujuan

instruksional menampakan hasil belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

prestasi adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran. Prestasi

belajar dapat dilihat secara nyata berupa skor atau nilai setelah mengerjakan suatu tes.

Tes yang digunakan untuk menentukan prestasi belajar merupakan suatu alat untuk

mengukur aspek-aspek tertentu dari siswa misalnya pengetahuan, pemahaman atau

aplikasi suatu konsep.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Ahmadi dan Supriyono (1991: 130-131) faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor dari dalam diri (faktor internal) maupun

dari luar diri (faktor eksternal) individu, yaitu:

1) Yang tergolong faktor internal adalah:

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajardigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-dewiretnon-300-2-babii.pdf · digunakan untuk mengadakan penilaian ... kecakapan

a) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh.

Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan

sebagainya.

b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yaitu

terdiri atas:

i. Faktor intelektif yang meliputi:

- Faktor potensial yaitu kecerdasan dari bakat.

- Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

ii. Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,

kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

2) Yang tergolong faktor eksternal, ialah:

a) Faktor sosial yang terdiri atas:

i. Lingkungan keluarga

ii. Lingkungan sekolah

iii. Lingkungan masyarakat

iv. Lingkungan kelompok

b) Faktor kebudayaan seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.

c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung atau tidak langsung

dalam mencapai prestasi belajar.

c. Cara Menentukan Prestasi Belajar

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajardigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-dewiretnon-300-2-babii.pdf · digunakan untuk mengadakan penilaian ... kecakapan

Cara yang paling sesuai untuk melihat perkembangan siswa atau prestasi

belajar siswa dalam proses belajar mengajar yakni dengan mengadakan evaluasi.

Seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2001: 28) dalam bukunya bahwa evaluasi

pada dasarnya adalah proses nilai sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Dalam proses

tersebut tercakup usaha mencari dan mengumpulkan data/informasi.

Lingkup evaluasi program pendidikan mulai dari tahap perencanaan,

pelaksanaan, pembinaan dan pengembangan program. Dari uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa pengukuran adalah suatu proses penentuan kecakapan, penentuan

penguasaan seseorang dengan membandingkan dengan norma-norma tertentu sehingga

muatan belajar dapat diketahui.

Teknik evaluasi dilakukan untuk mengetahui prestasi hasil belajar siswa, yang

berupa teknik tes. Arikunto (2006: 145) menjelaskan dalam bukunya “Dasar-Dasar

Evaluasi Pendidikan” bahwa tes itu mengukur apa yang harus dan dapat diajarkan

pada suatu tingkat tertentu atau bahwa tes itu menyimpan suatu standar prestasi

dimana siswa harus dan dapat mencapai suatu tingkat tertentu.

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau

mengukur keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Tes pada umumnya

digunakan untuk mengadakan penilaian terhadap intelegensi, kemampuan dan

kecakapan siswa di sekolah.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajardigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-dewiretnon-300-2-babii.pdf · digunakan untuk mengadakan penilaian ... kecakapan

Menurut Karli (2004: ) pembelajaran kooperatif adalah suatu model

pembelajaran yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau

membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok,

yang terdiri atas dua orang atau lebih untuk memecahkan masalah. Keberhasilan kerja

sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Dalam

pendekatan ini, siswa merupakan bagian dari suatu sistem kerjasama dalam mencapai

hasil yang optimal dalam belajar.

Slavin (2009: 5) menyebutkan pembelajaran kooperatif merupakan model

pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, di mana pada saat itu guru mendorong

para siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti

diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya. Dalam melakukan proses belajar-mengajar

guru tidak lagi mendominasi seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut

untuk berbagi informasi dengan siswa yang lain saling belajar mengajar sesama

mereka.

Pembelajaran kooperatif ini juga memandang bahwa keberhasilan dalam

pembelajaran bukan hanya diperoleh dari guru, melainkan bisa juga dari pihak lain

yang terlibat dalam pembelajaran tersebut, yaitu teman sebaya. Keberhasilan dalam

pembelajaran kooperatif bukan hanya ditentukan oleh kemampuan individu secara

utuh, melainkan perolehan itu akan lebih baik apabila dilakukan bersama-sama dalam

kelompok kecil yang terstruktur dengan baik. Menurut Isjoni (2009: 75) tujuan penting

dari pembelajaran kooperatif ialah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan

kerja sama dan kolaborasi.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajardigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-dewiretnon-300-2-babii.pdf · digunakan untuk mengadakan penilaian ... kecakapan

Menurut Karli (2004: 49) perencanaan dan pelaksanaan model pembelajaran

kooperatif didasari oleh pemikiran filosofis Getting Better Together, yang berarti

untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik dalam belajar hendaknya dilakukan secara

bersama-sama. Untuk menciptakan kebersamaan dalam belajar, guru harus merancang

program pembelajaran dengan mempertimbangkan aspek kebersamaan siswa,

sehingga mampu mengkondisikan kegiatan belajar siswa dalam interaksi yang aktif

dalam suasana kebersamaan bukan saja di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas.

b. Karakteristik Pendekatan Belajar Kooperatif

Menurut Karli (2004: 49) karakteristik pendekatan belajar kooperatif, antara

lain:

1) Individual Accountability atau tanggung jawab individu yaitu : bahwa setiap

individu di dalam kelompok mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi kelompok secara tuntas, sehingga keberhasilan

kelompok sangat ditentukan oleh tanggung jawab setiap anggota.

2) Social Skills, meliputi seluruh hidup sosial, kepekaan sosial dan mendidik siswa

untuk menumbuhkan pengekangan diri dan pengarahan diri demi kepentingan

kelompok. Keterampilan ini mengajarkan siswa untuk belajar memberi dan

menerima, mengambil dan menerima tanggung jawab, sikap saling menolong,

menghormati hak orang lain dan membentuk kesadaran sosial.

3) Positive Interdependence yaitu sifat yang menunjukkan saling ketergantungan

satu terhadap yang lain di dalam kelompok secara positif. Keberhasilan kelompok

sangat ditentukan oleh peran serta setiap anggota kelompok, karena setiap anggota

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajardigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-dewiretnon-300-2-babii.pdf · digunakan untuk mengadakan penilaian ... kecakapan

kelompok dianggap memiliki konstribusi. Jadi siswa berkolaborasi bukan

berkompetisi.

4) Group Processing, proses perolehan jawaban permasalahan dikerjakan oleh

kelompok secara bersama-sama.

c. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif

Menurut Rusman (2010: 211) terdapat enam fase atau langkah dalam

pembelajaran kooperatif seperti yang digambarkan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Fase atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif

Fase Ke- Indikator Kegiatan Guru

1 Menyampaikan

tujuan serta

memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai

pada pembelajaran tersebut dan

memotivasi siswa belajar

2 Menyajikan

Informasi

Guru menyajikan kepada siswa baik

dengan peragaan (demonstrasi) atau

teks

3 Mengorganisasikan

siswa ke dalam

kelompok-

kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana caranya membentuk

kelompok belajar dan membantu

setiap kelompok melakukan

perubahan yang efisien

4 Membantu kerja

kelompok dalam

belajar

Guru membimbing kelompok-

kelompok belajar pasa saat mereka

mengerjakan tugas

5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar

tentang materi yang telah dipelajari

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajardigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-dewiretnon-300-2-babii.pdf · digunakan untuk mengadakan penilaian ... kecakapan

atau masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya

6 Memberikan

penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk

menghargai upaya atau hasil belajar

individu maupun kelompok

d. Manfaat Pembelajaran Kooperatif

Manfaat pembelajaran kooperatif menurut Karli (2004: 51) dalam proses

belajar-mengajar antara lain adalah sebagai berikut :

1) Dapat melibatkan siswa secara aktif dalam mengembangkan pengetahuan, sikap

dan keterampilan dalam suasana belajar-mengajar yang bersifat terbuka dan

demokratis.

2) Dapat mengembangkan aktualisasi berbagai potensi diri yang telah dimiliki oleh

siswa.

3) Dapat mengembangkan dan melatih berbagai sikap, nilai dan keterampilan-

keterampilan sosial untuk diterapkan dalam kehidupan di masyarakat.

4) Siswa tidak hanya sebagai obyek belajar melainkan juga sebagai subyek belajar

karena siswa dapat menjadi tutor sebaya bagi siswa lainnya.

5) Siswa dilatih untuk bekerjasama, karena bukan materi saja yang dipelajari tetapi

juga tuntutan untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal bagi

kesuksesan kelompoknya.

6) Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar memperoleh dan memahami

pengetahuan yang dibutuhkan secara langsung, sehingga apa yang dipelajari lebih

bermakna bagi dirinya.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajardigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-dewiretnon-300-2-babii.pdf · digunakan untuk mengadakan penilaian ... kecakapan

Dalam pembelajaran kooperatif dikenal ada 4 tipe, yaitu: tipe STAD (Student

Teams Achievement Division), tipe Jigsaw, Investigasi kelompok dan tipe Struktural.

Guru dapat memilih tipe model pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan tujuan

yang hendak dicapai.

Pada penelitian tindakan kelas ini penulis menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan salah satu

metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang

paling baik dan mudah diterapkan. Selain itu di kelas V SD Negeri 4 Banteran

kecamatan Sumbang belum pernah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD

pada pelajaran IPA khususnya materi pesawat sederhana. Sehingga peneliti memilih

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan harapan dapat mengaktifkan dan

meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division)

a. Pengertian Kooperatif Tipe STAD

Menurut Slavin (2009: 143) pembelajaran kooperatif tipe STAD (Pembagian

Pencapaian Tim Siswa) adalah pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dengan

menggunakan kelompok kecil yang anggotanya heterogen dan menggunakan lembar

kegiatan atau perangkat pembelajaran untuk menuntaskan materi pembelajaran,

kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pembelajaran

melalui tutorial, kuis satu sama lain dan atau melakukan diskusi.

b. Komponen Kooperatif Tipe STAD

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajardigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-dewiretnon-300-2-babii.pdf · digunakan untuk mengadakan penilaian ... kecakapan

Menurut Slavin (2009: 143-146) STAD merupakan salah satu metode

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. STAD terdiri atas lima komponen

utama yaitu : presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim

1) Presentasi Kelas

Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi

didalam kelas. Presentasi tersebut harus benar-benar berfokus pada unit STAD.

Dengan cara ini, siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi

perhatian penuh selama presentasi kelas, sehingga akan membantu mereka

mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.

2) Tim

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari

kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama

dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar dan

untuk mempersiapkan anggotanya agar dapat mengerjakan kuis dengan baik.

Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD. Pada setiap poinnya,

yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk

membantu tiap anggotanya.Tim ini memberikan dukungan kelompok bagi kinerja

akademik penting dalam pembelajaran.

3) Kuis

Kuis diberikan setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru

memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, siswa akan

mengerjakan kuis individual. Mereka tidak diperbolehkan untuk saling membantu

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajardigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-dewiretnon-300-2-babii.pdf · digunakan untuk mengadakan penilaian ... kecakapan

dalam mengerjakan kuis, sehingga setiap siswa bertanggung jawab secara

individual untuk memahami materinya.

4) Skor Kemajuan Individual

Gagasan dibalik skor individual adalah untuk memberikan kepada setiap

siswa tentang tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih

giat dan memberikan kinerja yang lebih baik dari pada sebelumnya.

Tiap siswa diberikan skor awal, yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa

tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama. Selanjutnya siswa harus

mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis

mereka dibandingkan dengan skor awal mereka.

5) Rekognisi Tim

Menghitung skor kemajuan individual dan skor tim juga memberikan

sertifikat atau bentuk penghargaan tim lainnya. Tim akan mendapatkan

penghargaan apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu.

Setelah melakukan tiap kuis, maka skor kemajuan dan individual harus

dihitung, serta memberikan sertifikat atau bentuk penghargaan kepada tim yang

dengan skor tertinggi. Hal tersebut akan meningkatkan keaktifan dan motivasi

mereka untuk melakukan yang terbaik dalam mengumpulkan poin. Skor kemajuan

dikumpulkan oleh siswa untuk tim mereka berdasarkan tingkat dimana skor kuis

mereka (presentase yang benar) melebihi skor awal. Menurut Slavin (2009: 159)

menghitung Skor Individual dan Tim adalah sebagai berikut:

a) Skor Kuis

Tabel 2.2 Skor Kemajuan individu

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajardigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-dewiretnon-300-2-babii.pdf · digunakan untuk mengadakan penilaian ... kecakapan

Skor Tes/Kuis Poin

Kemajuan

- Lebih dari 10 poin di bawah skor awal

- 10 poin hingga 1 poin di bawah skor awal

- Sama dengan skor awal sampai 10 poin di

atasnya

- Lebih dari 10 poin di atas skor awal

- Skor sempurna (tidak berdasar skor awal)

5

10

20

30

30

b) Skor Tim

Skor dihitung berdasarkan rata-rata skor kemajuan yang disumbangkan

anggota kelompok. Berdasarkan rata-rata skor tim, terdapat tiga tingkatan

penghargaan yang diberikan untuk penghargaan tim atau kelompok.

Tabel 2.3 Penghargaan Kelompok

Nilai rata-rata kelompok Penghargaan

5 – 14

15 – 24

25 – 30

Baik

Sangat baik

Super

c. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Kooperatif tipe STAD ini berbeda dengan kerja kelompok yang dilakukan

asal-asalan. Lie (2008: 31) mengatakan tidak semua kerja kelompok bisa dianggap

kooperatif learning. Menurut Lie (2008: 32-35) dalam pembelajaran kooperatif ada

unsur-unsur yang penting yang harus ada diantaranya :

1) Saling Ketergantungan Positif

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajardigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-dewiretnon-300-2-babii.pdf · digunakan untuk mengadakan penilaian ... kecakapan

Artinya keberhasilan suatu kelompok tergantung pada usaha setiap anggotanya.

Contoh dalam penerbitan suatu majalah, ada redaksi, reporter, editing, ada distribusi,

semua bekerja pada bagiannya, bertanggung jawab pula pada bagiannya masing-

masing. Bekerja semaksimal mungkin untuk menghasilkan majalah yang bagus yang

sampai pembacanya. Demikian dalam kooperatif tipe STAD ini, satu kelompok

merupakan satu tim, yang bekerja demi tercapainya satu tujuan yang sama.

Penilaian dalam kooperatif learning ini dengan cara unik. Ada nilai pribadi dan

ada nilai kelompok. Nilai kelompok dibentuk dari sumbangan setiap anggota, untuk

menjaga keadilan, setiap anggota menyumbangkan point tertingginya.

Dengan demikian masing-masing individu mempunyai kesempatan untuk

memberikan sumbangan kepada kelompoknya. Siswa yang kurang mampu tidak perlu

minder karena dirinya juga mempunyai peran dikelompoknya, bahkan semakin

terpacu karena merasa dibutuhkan punya peran yang sama dalam tim itu. Bagi siswa

yang lebih pandai juga bisa belajar untuk menghargai kerja teman, tidak merasa

superior dan ternyata dia juga butuh dengan teman lain. Dengan demikian

mengajarkan falsafah hidup bahwa kita adalah makhluk sosial, tak dapat hidup sendiri

sekuat apapun diri kita.

2) Tanggung Jawab Perseorangan

Unsur ini meupakan akibat langsung dari unsur yang pertama, masing-masing

anggota punya tanggung jawab sendiri-sendiri. Bila ternyata ada anggota kelompok

yang tidak melaksanakan tugasnya akan diketahui dengan jelas, dan rekan yang

lainnya tentu akan menuntut untuk melaksaakan tugas agar tujuan tim tercapai.

3) Tatap Muka

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajardigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-dewiretnon-300-2-babii.pdf · digunakan untuk mengadakan penilaian ... kecakapan

Setiap kelompok diberi kesempatan untuk bertatap muka, berdiskusi. Kegiatan

interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang

menguntungkan bagi kelompoknya. Hasil pemikiran beberapa orang tentunya lebih

kaya dari hanya seorang saja, disamping lebih efisien dari sisi waktu dan biaya. Inti

dari sinergi ini menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan mengisi

kekurangan masing-masing. Setiap anggota kelompok mempunyai latar belakang

pengalaman, keluarga, sosial, ekonomi yang berbeda. Perbedaan ini akan menjadi

modal utama dalam memperkaya antar kelompok.

4) Komunikasi Antar Anggota

Komunikasi menjadi kunci keberhailan suatu kerja. Dalam Kooperatif tipe

STAD ini masing-masing anggota berlatih diri untuk bisa berbicara, mengemukakan

ide-idenya bahkan juga untuk mau mendengarkan secara aktif temannya yang sedang

berpendapat. Bagaimana cara menyanggah pendapat dengan halus, menghargai

pendapat orang lain, bekomunikasi dengan efektif adalah ketrampilan hidup yang

sangat penting yang harus dimiliki oleh siswa didik kita. Dan untuk melatih hal

tersebut di atas butuh proses yang panjang. Seorang guru bisa sekreatif mungkin untuk

membuat dalam tim itu menjadi dinamis dan siswa didik mendapat pengalaman

belajar, perkembangan mental dan emosi dengan model pembelajaran seperti ini.

5) Evaluasi Proses Kelompok

Evaluasi perlu diadakan untuk melihat kerja yang sudah ada dan merancang

kerja kedepan agar lebih baik. Pengajar perlu mengevaluasi proses kerja kelompok dan

hasil kerja sama mereka. Agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

d. Langkah-langkah STAD dalam pembelajaran IPA

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajardigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-dewiretnon-300-2-babii.pdf · digunakan untuk mengadakan penilaian ... kecakapan

1) Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen

(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku)

2) Guru menyajikan materi pelajaran IPA (pesawat sederhana)

3) Guru memberikan tugas dengan LKS kepada setiap kelompok untuk dikerjakan

oleh anggota kelompok masing-masing, anggota yang satu menjelaskan kepada

anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

4) Guru memberi kuis atau pertanyaan kepada seluruh siswa dan pada saat

menjawab kuis tidak boleh saling membantu.

5) Guru membahas kuis yang telah diberikan kepada siswa.

6) Guru menyimpulkan pelajaran yang telah diajarkan.

7) Guru memberikan penghargaan untuk siswa atau kelompok yang terbaik.

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran STAD

1) Kelebihan

a) Seluruh siswa menjadi lebih siap didalam mengikuti pelajaran

b) Melatih kerjasama yang baik antara siswa yang satu dengan yang lain

c) Mengembangkan dan menggunakan keterampilan berfikir kritis didalam

kerjasama kelompok

2) Kekurangan

a) Sebagian siswa mengalami kesulitan karena belum terbiasa dengan

pembelajaran seperti ini.

b) Membedakan siswa

4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Sekolah Dasar

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajardigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-dewiretnon-300-2-babii.pdf · digunakan untuk mengadakan penilaian ... kecakapan

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau biasa juga disebut sains (science; dalam

bahasa inggris) secara garis besar dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yang objek

telaahnya adalah alam dengan segala isinya, termasuk bumi, tumbuhan, hewan, manusia

dan lain sebagainya.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang di kemukakan oleh

pusat kurikulum Balitbang Depdiknas, mengatakan bahwa pembelajaran IPA, sangat

berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga

pembelajaran IPA bukan hanya sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan.

Tujuan pendidikan sains di Sekolah Dasar hendaknya lebih menekankan kepada

pemilikan kecakapan proses atau kecakapan generik dibandingkan dengan penguasaan

konsep, karena kecakapan generik merupakan prasyarat yang harus dimiliki siswa, agar

siswa dapat mempelajari bidang studi lainnya sesuai dengan motivasinya. Kecakapan

generik yang dimiliki siswa SD akan berfungsi menjadi alat bagi mereka untuk menggali

konsep-konsep keilmuan yang dimotivasinya, pada jenjang pendidikan berikutnya.

Menurut Hurriiyati (2010) adapun kecakapan proses yang harus dimiliki siswa

adalah:

1) Kecakapan observasi

2) Kecakapan klasifikasi

3) Kecakapan Pengukuran

4) Kecakapan memprediksi

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajardigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-dewiretnon-300-2-babii.pdf · digunakan untuk mengadakan penilaian ... kecakapan

5) Kecakapan inferensi (pengambilan kesimpulan)

6) Kecakapan membuat hipotesa

7) Kecakapan komunikasi

Selain penguasaan konsep dan kecakapan proses yang merupakan keterampilan

ilmiah, siswa juga seharusnya memperoleh nilai religius, karena pada dasarnya IPA

adalah ilmu yang mempelajari ciptaan Allah SWT. Rasa keingintahuan untuk mengamati

fenomena alam, nilai kejujuran harus melekat pada diri seorang saintis kecil.

Model pembelajaran IPA dipilih sesuai degan sifat IPA sebagai pengetahuan

deklaratif maupun pengetahuan prosedural. Komponen-komponen pembentuk model

pembelajaran dirumuskan sesuai dengan sifat model pembelajaran yang disusun dan

terutama ditentukan oleh tujuan yang ingin dicapai melalui pembelajaran tersebut.

b. Materi Pokok Pesawat Sederhana

Materi tentang pesawat sederhana dengan standar kompetensi memahami

hubungan antara gaya, gerak dan energi serta fungsinya dan kompetensi dasar

menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih

cepat. Indikator pada siklus I pertemuan 1 yaitu menjelaskan pengertian pesawat

sederhana dan menguraikan jenis-jenis pesawat sederhana dan indikator pada siklus I

pertemuan 2 yaitu menggolongkan berbagai jenis pesawat sederhana misalnya alat-alat

rumah tangga. Indikator pada siklus II pertemuan 1 yaitu mengidentifikasi kegiatan yang

menggunakan pesawat sederhana dan indikator pada siklus II pertemuan 2 yaitu

menjelaskan manfaat pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajardigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-dewiretnon-300-2-babii.pdf · digunakan untuk mengadakan penilaian ... kecakapan

Pesawat adalah semua jenis alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan

manusia. Kesederhanaan dalam menggunakannya menyebabkan pesawat tersebut dikenal

dengan pesawat sederhana. Pesawat sederhana adalah segala jenis perangkat yang hanya

membutuhkan satu gaya untuk bekerja.

Menurut Sulistyanto (2008: 109) pesawat ada yang rumit dan ada yang sederhana,

pesawat rumit tersusun atas pesawat-pesawat sederhana. Pada prinsipnya, pesawat

sederhana terbagi menjadi empat jenis yaitu sebagai berikut :

1) Pengungkit atau Tuas

Tuas lebih dikenal dengan nama pengungkit. Pada umumnya tuas atau

pengungkit menggunakan batang besi atau kayu untuk mengungkit suatu benda.

Berdasarkan posisi atau kedudukan beban, titik tumpu, dan kuasa tuas

digolongkan menjadi 3, yaitu :

a) Tuas golongan pertama

Gambar 2.1 tuas (Sumber: Buku IPA Kelas V BSE, 2008)

Kedudukkan titik tumpu terletak diantara beban dan kuasa

Contohnya : gunting, linggis, jungkat-jungkit, alat pencabut kuku, dan

sebagainya.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajardigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-dewiretnon-300-2-babii.pdf · digunakan untuk mengadakan penilaian ... kecakapan

b) Tuas golongan kedua

Kedudukkan beban diantara titik tumpu dan kuasa

Contohnya : gerobak beroda satu, alat pemotong kertas, alat pemecah kemiri,

pembuka tutup botol dan lain-lain.

c) Tuas golongan ketiga

Kedudukkan kuasa diantara titik tumpu dan beban

Contohnya : sekop untuk memindahkan pasir

2) Bidang Miring

Bidang miring adalah permukaan rata yang menghubungkan dua tempat yang

berbeda ketinggiannya. Dapat ditemukan pada perkakas, contohnya: kampak, pisau,

pahat, obeng, sekop dan lain-lain.

Gambar 2.2 bidang miring(Sumber: Buku IPA Kelas V BSE, 2008)

3) Katrol

Katrol adalah roda yang berputar pada porosnya. Katrol digolongkan menjadi

tiga, yaitu:

a) Katrol tetap

Katrol tetap merupakan katrol yang posisinya tidak berpindah pada saat digunakan.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajardigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-dewiretnon-300-2-babii.pdf · digunakan untuk mengadakan penilaian ... kecakapan

Gambar 2.3 katrol tetap (Sumber: Buku IPA Kelas V BSE, 2008)

Contohnya: katrol yang digunakan pada tiang bendera dan sumur timba

b) Katrol bebas

Katrol bebas kedudukkan atau posisi berubah dan tidak dipasang pada tempat

tertentu.

Contohnya: katrol pada alat-alat pengangkat peti kemas di pelabuhan.

c) Katrol majemuk

Katrol majemuk merupakan perpaduan dari katrol tetap dan katrol bebas.

4) Roda Berporos

Roda berporos merupakan roda yang dihubungkan dengan sebuah poros yang

dapat berputar bersama-sama.

Contohnya: setir mobil, setir kapal, roda sepeda, roda sepeda motor, dan sebagainya.

A. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Arizal Peristiwantoro pada tahun

2008 yang berjudul: Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Menggunakan

Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di SD N 2 Nogoraji. Teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitiannya adalah menggunakan lembar tes dan lembar observasi

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajardigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-dewiretnon-300-2-babii.pdf · digunakan untuk mengadakan penilaian ... kecakapan

guru dan siswa. Hasil yang diperoleh dalam penelitian penerapan model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD pada mata pelajaran IPS ternyata berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa. Terlihat dari prestasi belajar siswa yang meningkat yaitu pada siklus I

ketuntasan belajar siswa 71,71% sedangkan pada siklus II ketuntasan belajarnya menjadi

81,81%. Sehingga dapat diketahui bahwa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe

STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

B. Kerangka Berfikir

Pembelajaran kooperatif tipe STAD memanfaatkan kecenderungan siswa untuk

berinteraksi dengan yang lain dan saling memunculkan ide atau strategi-strategi pemecahan

masalah yang efektif. Pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki dampak yang sangat

positif terhadap siswa yang prestasi belajarnya rendah. Karena siswa yang prestasinya rendah

dapat meningkatkan prestasi belajarnya di dalam pembelajaran.

Melihat komponen dan kelebihan yang dimiliki oleh model pembelajaran kooperatif

tipe STAD dalam penerapannya di kelas diharapkan dapat meningkatkan meningkatkan

prestasi belajar IPA siswa khususnya pada pokok bahasan pesawat sederhana.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan hal tersebut yang sudah dijelaskan maka hipotesis dalam penelitian

tindakan kelas ini yaitu dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok

bahasan pesawat sederhana maka prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Banteran

kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011dapat meningkat.