bab ii kajian pustaka a. landasan teori 1. pendidikan karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/meila...

33
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakter a. Pengertian Pendidikan Karakter Karakter merupakan suatu cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Salahudin dan Irwanto (2013: 42) pengertian secara khusus, karakter adalah nilai- nilai yang khas-baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpatri dalam diri dan terwujud dalam perilaku. Pusat Bahasa Depdiknas (Suyadi, 2013: 4) menjelaskan bahwa dalam bahasa Indonesia “karakter” diartikan sebagai tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Arti karakter secara kebahasaan yang lain adalah huruf, angka, ruang, atau symbol khusus yang dapat dimunculkan pada layar dengan papan ketik. Artinya, bahwa orang yang berkarakter adalah orang yang berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, atau berwatak tertentu, dan watak tersebut yang membedakan dirinya dengan orang lain. 8 Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Upload: doantu

Post on 16-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

8

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pendidikan Karakter

a. Pengertian Pendidikan Karakter

Karakter merupakan suatu cara berpikir dan berperilaku yang

khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup

keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Salahudin dan

Irwanto (2013: 42) pengertian secara khusus, karakter adalah nilai-

nilai yang khas-baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata

berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang

terpatri dalam diri dan terwujud dalam perilaku. Pusat Bahasa

Depdiknas (Suyadi, 2013: 4) menjelaskan bahwa dalam bahasa

Indonesia “karakter” diartikan sebagai tabiat, sifat-sifat kejiwaan,

akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang

lain. Arti karakter secara kebahasaan yang lain adalah huruf, angka,

ruang, atau symbol khusus yang dapat dimunculkan pada layar dengan

papan ketik. Artinya, bahwa orang yang berkarakter adalah orang

yang berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, atau berwatak

tertentu, dan watak tersebut yang membedakan dirinya dengan orang

lain.

8

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

9

9

Menurut American Heritage Dictionary of the English

Language (Salahudin dan Irwanto, 2013: 42), character is defined as

the “combination of qualities or features that distinguishes one

person, group, or things from another”. “Karakter sebagai gabungan

antara kualitas dan ciri-ciri yang membedakan seseorang, kelompok

atau sesuatu dengan yang lain.”

Pengertian karakter menurut Daryanto dan Darmiatun (2013:

64) adalah perilaku yang bersifat individual, keadaan moral seseorang,

setelah melewati tahap anak-anak, seseorang memiliki karakter, cara

yang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

perilaku yang ada di sekitar dirinya. Maknanya dari pengertian

pendidikan karakter yaitu merupakan berbagai usaha yang dilakukan

oleh para personil sekolah, bahkan yang dilakukan bersama-sama

dengan orang tua dan anggota masyarakat, untuk membantu anak-

anak dan remaja agar menjadi atau memiliki sifat peduli, berpendirian,

dan bertanggung jawab.

Menurut Ratna Megawangi (Kesuma dan Triatna, 2012: 5)

mengungkapkan bahwa “pendidikan karakter merupakan suatu usaha

untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan

bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada

lingkungannya”. Fakry Gaffar (Kesuma dan Triatna, 2012:5)

menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah sebuah proses

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

10

10

transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam

kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku

kehidupan orang itu.

Departemen Pendidikan Amerika Serikat dalam brosur

Pendidikan Karakter (Samani dan Hariyanto, 2012: 44) menyatakan

bahwa pendidikan karakter adalah suatu proses pembelajaran yang

memberdayakan siswa dan orang dewasa di dalam komunitas sekolah

untuk memahami, peduli tentang, dan berbuat berlandaskan nilai-nilai

etik seperti respek, keadilan, kebajikan warga (civic virtue) dan

kewarganegaraan (citizenship), dan bertanggung jawab terhadap diri

sendiri maupun kepada orang lain. Mendukung pendapat tersebut,

Lickona (Samani dan Hariyanto, 2012: 44) bahwa pendidikan karakter

adalah upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu seseorang

memahami, peduli dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis.

Secara sederhana, Lickona mendefinisikan pendidikan karakter

sebagai upaya yang dirancang secara sengaja untuk memperbaiki

karakter pada siswa.

Dari beberapa pernyataan menurut para ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah suatu usaha

menanamkan nilai moral pada setiap individu yang bertujuan untuk

menciptakan manusia yang berkarakter serta memiliki sifat yang

bertanggung jawab, peduli terhadap lingkungan, berpendirian dan

berbuat sesuai dengan landasan nilai-nilai etik.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

11

11

b. Fungsi Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter berfungsi untuk mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak kehidupan suatu bangsa. Ahmad

Fikri (Salahudin dan Irwanto, 2013: 104) menjelaskan bahwa, fungsi

pendidikan karakter, adalah :

1) Sebagai pengembangan: pengembangan potensi dasar peserta didik

agar berhati, berpikiran dan berperilaku baik;

2) Perbaikan: memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang

multikultural untuk menjadi bangsa yang bermartabat;

3) Penyaring: untuk menyaring budaya yang negatif dan menyerap

budaya yang sesuai dengan nilai budaya dan karakter bangsa untuk

meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan

dunia.

Sejalan dengan pendapat tersebut, fungsi pendidikan karakter

menurut Kementerian Pendidikan Nasional, adalah :

1) Pengembangan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik dan

berperilaku baik.

2) Perbaikan perilaku yang kurang baik dan penguatan perilaku yang

sudah baik.

3) Penyaring budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur

pancasila.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

12

12

c. Tujuan Pendidikan Karakter

Adanya pendidikan karakter dalam suatu bangsa memiliki

tujuan agar suatu bangsa tersebut nantinya dapat berkembang sesuai

dengan yang diharapkan. Menurut M. Qultubh (Salahudin dan

Irwanto, 2013:109) tujuan pendidikan karakter adalah :

1) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta

didik sebagai generasi penerus bangsa.

2) Mengembangkan kemampuan pesera didik menjadi manusia yang

mandiri, kreatif dan berwawasan kebangsaan.

3) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai

lingkungan belajar yang aman, jujur, penih kreatifitas dan

persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh

kekuatan.

Selain itu, Kesuma dan Triatna (2012: 9) mengungkapkan

bahwa tujuan pendidikan karakter dalam setting sekolah memiliki

tujuan sebagai berikut :

1) Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang

dianggap penting dan perlu sehingga menjadi

kepribadian/kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana

nilai-nilai yang dikembangkan.

2) Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan

nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

13

13

3) Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan

masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan

karakter secara bersama.

d. Macam-macam pendidikan karakter di Sekolah Dasar

Pada jenjang sekolah dasar, pendidikan karakter merupakan hal

yang sangat penting yang harus diberikan kepada siswa. Menurut

Suyadi (2013: 8) terdapat 18 nilai karakter yang perlu diterapkan pada

siswa sekolah dasar, yaitu Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja

keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa ingin tahu, Semangat

kebangsaan dan Nasionalisme, Cinta tanah air, Menghargai prestasi,

Komunikatif, Cinta damai, Gemar membaca, Peduli lingkungan,

Peduli sosial, dan Tanggung jawab. Adapun salah satu karakter yang

menjadi variable utama peneliti dalam penelitian ini adalah karakter

Rasa ingin tahu.

2. Karakter Rasa Ingin Tahu

a. Pengertian Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu merupakan suatu sikap yang menunjukkan

ketertarikan dan rasa penasaran terhadap suatu hal. Menurut Daryanto

Darmiatun (2013: 138) rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang

selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari

sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar. Sedangkan menurut

Suyadi (2013: 9) Rasa ingin tahu, yakni cara berpikir, sikap dan

perilaku yang mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

14

14

segala hal yang dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih

mendalam.

Dari pernyataan menurut beberapa ahli di atas, dapat

disimpulkan bahwa rasa ingin tahu adalah suatu rasa yang ada dalam

diri seorang individu yang mendorong individu tersebut untuk terus

menggali suatu informasi yang ingin ia ketahui sampai mendapatkan

jawaban yang diinginkan dan yang sebelumnya belum paham menjadi

dapat dipahami.

b. Indikator Rasa Ingin Tahu

Adanya indikator rasa ingin tahu bertujuan untuk mengetahui

berhasil tidaknya peneliti dalam melakukan suatu penelitian tentang

rasa ingin tahu. Daryanto dan Darmiatun (2013: 147) menjelaskan

bahwa indikator keberhasilan rasa ingin tahu terdiri dari indikator

kelas 1 – 3 dan kelas 4 – 6, penjelasan indikator rasa ingin tahu untuk

kelas 5 adalah sebagai berikut :

1) Bertanya atau membaca sumber di luar buku teks tentang materi

yang terkait dengan pelajaran.

2) Membaca atau mendiskusikan gejala alam yang baru terjadi

3) Bertanya tentang beberapa peristiwa alam, sosial, budaya, ekonomi

politik, teknologi yang baru didengar.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

15

15

Menurut Daryanto dan Darmiatun (2013: 138) indikator rasa

ingin tahu dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Indikator Sekolah

a) Menyediakan media komunikasi atau informasi (media cetak

atau media elektronik) untuk berekspresi bagi warga sekolah.

b) Memfasilitasi warga sekolah untuk bereksplorasi dalam

pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.

2) Indikator Kelas

a) Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu

b) Eksplorasi lingkungan secara terprogram

c) Tersedia media komunikasi atau informasi (media cetak atau

media elektronik).

Berdasarkan indikator-indikator Rasa ingin tahu di atas, diambil

beberapa indikator yang akan digunakan sebagai acuan dalam

penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Adapun indikator yang akan

digunakan, yaitu :

a. Bertanya atau membaca sumber di luar buku teks tentang materi

yang terkait dengan pelajaran.

b. Membaca atau mendiskusikan gejala alam yang baru terjadi

c. Bertanya tentang beberapa peristiwa alam, sosial, budaya, ekonomi

politik, teknologi yang baru didengar.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

16

16

3. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi

Prestasi merupakan suatu hasil yang dicapai oleh siswa dalam

hal belajar. Menurut Arifin (2013: 12) kata “prestasi” berasal dari

bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia

menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Kata prestasi banyak

digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam

kesenian, olah raga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran.

Hamdani (2011: 138) mengungkapkan bahwa prestasi belajar

adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor

kognitif, afektif dan psikomotorik setelah mengikuti proses

pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrument tes atau

instrument yang relevan. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah suatu hasil penilaian

usaha belajar yang dilakukan oleh siswa yang meliputi faktor kognitif,

afektif dan psikomotor.

b. Pengertian Belajar

Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan

yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini

diperkuat dengan pendapat salah satu ahli, yaitu R. Gagne, menurut R.

Gagne (Ahmad Susanto, 2014: 1) belajar dapat didefinisikan sebagai

suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunnya sebagai

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

17

17

akibat pengalaman. Adapun menurut Aunurrahman (2011: 36) Belajar

merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungan

dalam hal ini dapat berupa manusia atau objek-objek lain yang

memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau

pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu

yang pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya akan tetapi

menimbulkan perhatian kembali bagi individu tersebut sehingga

memungkinkan terjadinya interaksi.

Selain itu, Slameto (2010: 2) Belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan

pernyataan dari para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang dengan sengaja

dalam keadaan sadar sebagai interaksi dirinya dengan lingkungan

yang ditandai dengan perubahan tingkah laku berdasarkan

pengalaman yang dialaminya sendiri.

c. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan suatu tingkat pencapaian siswa

dalam hal belajar secara kognitif. Menurut Arifin (2013: 12) Prestasi

Belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perennial dalam

sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya

manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

18

18

masing-masing. Menurut Hamdani (2011: 138) Prestasi belajar adalah

hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan

perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam

belajar. Selain itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 895)

menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan

atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran,

lazimnya ditunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan pendapat para ahli tentang prestasi belajar di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil dan

pencapaian yang diperoleh oleh siswa sebagai dampak dari

penguasaan pengetahuan dan keterampilan pada mata pelajaran yang

ditunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru.

Menurut Ahmadi dan Supriyono (2013: 138) Prestasi belajar

yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor

yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun

dari luar diri (faktor eksternal) individu.

Hal-hal yang tergolong dalam faktor internal adalah :

1) Faktor Jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun

yang diperoleh. Beberapa hal yang termasuk faktor ini misalnya

penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh, terdiri dari :

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

19

19

a) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial dan faktor

kecakapan.

b) Faktor non-intelektif.

3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Hal-hal yang tergolong dalam faktor eksternal, ialah :

1) Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan kelompok.

2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,

dan kesenian.

3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan

iklim.

4. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

a. Pengertian Matematika

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan

pada semua jenjang pendidikan di Indonesia, mulai dari tingkat

sekolah dasar sampai jenjang perguruan tinggi. Menurut Depdiknas

(Ahmad Susanto, 2014: 184) kata matematika berasal dari bahasa

Latin, manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang

dipelajari,” sedang dalam bahasa Belanda, matematika disebut

wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan

penalaran.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

20

20

Suwaningsih dan Tiurlina (2006: 3) menyebutkan bahwa

matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya,

kemudian pengalaman diproses di dalam dunia rasio, diolah secara

analisis dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga

terbentuk konsep-konsep matematika. Agar konsep-konsep

matematika mudah dipahami oleh orang lain maka dimanipulasi

menggunakan bahasa matematika atau notasi matematika secara

universal. Konsep matematika didapat karena proses berpikir, karena

itu, logika adalah dasar terbentuknya matematika. Lerner

(Abdurrahman 2009: 252) mengemukakan bahwa matematika di

samping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal

yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan

mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas.

Dari beberapa pernyataan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan sebagai bahasa

simbolis dan bahasa universal yang diperoleh melalui pemikiran

(penalaran) dan kemudian diproses secara rasio sehingga terbentuk

suatu konsep matematika.

b. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar

mengajar yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penalaran

siswa terhadap pelajaran matematika. Menurut Ahmad Susanto (2014:

185) Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

21

21

dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar

dilakukan oleh peserta didik. Sedangkan menurut Santrock (2010:

266) pembelajaran dapat didefinisikan sebagai pengaruh yang relatif

permanen atas perilaku, pengetahuan dan keterampilan berpikir yang

diperoleh melalui pengalaman.

Selain itu, Corey (Ahmad Susanto, 2014: 186) menjelaskan

bahwa pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan

seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta

dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau

menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. Pembelajaran dalam

pandangan Corey sebagai upaya menciptakan kondisi dan lingkungan

belajar yang kondusif sehingga memungkinkan siswa berubah tingkah

lakunya.

Menurut Ahmad Susanto (2014: 186) “pembelajaran

matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh

guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat

meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan

kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya

meningkatkan penguasa yang baik terhadap materi matematika.

Dari pertanyaan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan oleh

guru dan siswa dengan mengelola kondisi lingkungan agar

memungkinkan terjadinya suatu respon terhadap pembelajaran dan

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

22

22

bertujuan untuk meningkatkan kreativitas berpikir siswa untuk dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami ilmu matematika.

c. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (SD)

Secara umum, tujuan pembelajaran matematika di Sekolah

Dasar adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan ilmu

matematika. Menurut PERMENDIKNAS No. 22 (2006: 148),

pembelajaran matematika di Sekolah Dasar memiliki tujuan sebagai

berikut :

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep, dan menghasilkan konsep atau algoritma.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika.

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

4) Mengomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

5) Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam

kehidupan sehari-hari

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

23

23

5. Materi Pembelajaran Matematika

Materi pelajaran matematika yang akan digunakan oleh peneliti

pada penelitian ini, yaitu tentang Mengalikan dan membagi berbagai

bentuk pecahan. Adapun Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar yang

digunakan, yaitu ditunjukkan oleh tabel 2.1 di bawah ini :

Tabel 2.1 S.K dan K.D Materi Pecahan

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

5. Menggunakan pecahan dalam

pemecahan masalah

5.3 Mengalikan dan membagi

berbagai bentuk pecahan

Penjelasan mengenai S.K dan K.D di atas tentang materi yang akan

diberikan, yaitu :

a. Pecahan

Pecahan merupakan suatu bilangan yang memiliki pembilang

dan juga penyebut. Menurut Heruman (2007: 43) pecahan dapat

diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Dalam ilustrasi

gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan, yang

biasanya ditandai dengan arsiran. Bagian inilah yang dinamakan

pembilang. Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap

sebagai satuan, dan dinamakan penyebut.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

24

24

Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Badan

Penelitian dan Pengembangan (Heruman, 2007: 43) menyatakan

bahwa pecahan merupakan salah satu topik yang sulit untuk diajarkan.

kesulitan itu terlihat dari kurang bermaknanya kegiatan pembelajaran

yang dilakukan guru, dan sulitnya pengadaan media pembelajaran.

Adapun materi pecahan yang dipelajari di kelas V SD menurut

Sumanto Y.D (2008: 103) adalah sebagai berikut :

A. Mengubah pecahan ke bentuk pecahan lain :

1. Persentase

a. Menentukan persentase dari banyak benda atau kuantitas

Misal dari 50 buah mangga terdapat 4 buah di antaranya

busuk. Dari keterangan di atas persentase buah mangga

yang busuk sebagai berikut :

Jadi, dapat dikatakan bahwa 8% dari buah mangga itu

sudah busuk.

b. Menentukan banyak (kuantitas) jika persentase dan

banyak benda keseluruhan diketahui

Misal : Harga sepatu yang tertera pada label Rp

50.000,00. Apabila besar diskon 20%, kita dapat

menentukan nilai diskon (potongan harga) dalam rupiah.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

25

25

Diskon = 20% x 50.000 =

=

Jadi, diskon 20% itu senilai dengan Rp 10.000

2. Mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta

sebaliknya

a. Mengubah pecahan ke bentuk persen dan sebaliknya

b. Mengubah desimal ke persen dan sebaliknya

Contoh :

c. Mengubah pecahan biasa ke desimal dan sebaliknya

Contoh :

B. Membandingkan Pecahan

berada di sebelah kiri

, berarti

atau

Jadi,

dapat ditulis ke dalam bentuk lain, yaitu :

atau

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

26

26

C. Menjumlah dan Mengurang Pecahan

1. Menjumlah Pecahan

a. Menjumlahkan pecahan yang penyebutnya berbeda

Contoh :

b. Menjumlahkan Pecahan Desimal

0,25 + 0,42 = 0,67

c. Menjumlahkan berbagai bentuk pecahan

2. Mengurang Pecahan

a. Mengurang pecahan yang penyebutnya berbeda

Contoh :

-

-

-

KPK dari 3 dan 5

b. Mengurang pecahan desimal dengan pecahan desimal

1,75 – 0,23 = 1,52

c. Mengurang berbagai bentuk pecahan

diubah penyebutnya yaitu KPK dari 2 dan 10

d. Pengerjaan Hitung Campuran berbagai Bentuk Pecahan

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

27

27

D. Mengali dan Membagi Pecahan

1. Mengalikan Pecahan

a. Mengalikan Pecahan Biasa

Contoh :

b. Perkalian Pecahan Desimal

Contoh :

c. Perkalian berbagai Bentuk Pecahan

Contoh :

2. Membagi Pecahan

a. Membagi Pecahan Biasa

Contoh :

Membagi suatu bilangan pecahan sama dengan

mengalikan dengan kebalikan pembagi.

b. Pembagian Pecahan Desimal

Contoh :

diubah ke bentuk pecahan biasa

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

28

28

c. Pembagian berbagai Bentuk Pecahan

Contoh :

E. Perbandingan dan Skala

1. Perbandingan

Contoh : Dalam kotak terdapat 45 kelereng, yaitu : 20

kelereng merah, 15 kelereng biru, dan 10 kelereng hijau.

a. Perbandingan banyak kelereng merah dengan banyak

kelereng biru adalah 20 : 15 = 4 : 3

b. Perbandingan banyak kelereng merah dengan banyak

kelereng hijau adalah 20 : 10 = 2 : 1

c. Perbandingan banyak kelereng biru dengan banyak

seluruh kelereng adalah 15 : 45 = 1 : 3

Perbandingan dapat dinyatakan sebagai bentuk pecahan

dan sebaliknya. Perbandingan pada umumnya dituliskan

dalam bentuk paling sederhana. Perbandingan 4 : 3 dibaca

empat berbanding tiga.

2. Skala

Skala dapat dijumpai pada peta atau denah. Salah satu cara

menentukan skala, yaitu dengan menyederhanakan pecahan.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

29

29

Contoh : Kota A dan kota B berjarak 50 km, sedangkan

jarak pada peta 20 cm. Skala peta dapat ditentukan sebagai

berikut :

Jadi, skala peta 1 : 250.000, artinya setiap 1 cm pada peta

mewakili 250.000 cm = 2,5 km pada jarak sebenarnya.

6. Strategi Pembelajaran Aktif Learning Tournament

a. Pengertian Strategi Belajar Aktif

Strategi belajar aktif merupakan salah satu cara yang digunakan

guru untuk membuat siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar

dengan membuat pembelajaran yang berpusat pada siswa. Menurut

Hamdani (2011: 48) Strategi pembelajaran aktif merupakan pola

umum mewujudkan proses pembelajaran yang diyakini efektivitasnya

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Mel. Silberman (2006: 23) memodifikasi dan memperluas

pernyataan Confisius apa yang disebut belajar aktif, yaitu :

“Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya dengar dan

lihat, saya sedikit ingat. Yang saya dengar, lihat dan

pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai

pahami. Dari yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya

mendapatkan pengetahuan dan keterampilan. Yang saya ajarkan

kepada orang lain, saya kuasai.”

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

30

30

Ujian Sukanda (2011: 48) menjelaskan bahwa strategi active

learning adalah cara pandang yang menganggap belajar sebagai

kegiatan membangun makna atau pengertian terhadap pengalaman dan

informasi yang dilakukan oleh siswa, bukan oleh guru, serta

menganggap mengajar sebagai kegiatan menciptakan suasana yang

mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab belajar siswa sehingga

berkeinginan terus untuk belajar selama hidupnya, dan tidak

bergantung kepada guru atau orang lain apabila mereka mempelajari

hal-hal yang baru. Berdasarkan pengertian tentang strategi belajar

aktif menurut beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa strategi

belajar aktif merupakan suatu cara mengajar dengan melibatkan siswa

secara aktif dalam kegiatan belajar melalui diskusi ataupun tanya

jawab sehingga siswa dapat memiliki tanggung jawab terhadap apa

yang mereka pelajari serta membuat siswa terus berkeinginan untuk

belajar dan memahami materi yang dijelaskan oleh guru secara

maksimal untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah

disusun.

b. Strategi Learning Tournament

Strategi learning tournament merupakan salah satu strategi

pembelajaran aktif yang akan membuat proses pembelajaran berpusat

pada siswa. Menurut Mel. Silberman (2006: 171) strategi learning

tournament merupakan versi sederhana dari “Turnamen permainan

tim” yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan rekan-rekannya.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

31

31

Teknik ini menggabungkan kelompok belajar dan kompetisi tim, dan

bisa digunakan untuk meningkatkan pembelajaran beragam fakta,

konsep dan keterampilan.

Langkah-langkah strategi learning tournament menurut Mel.

Silberman (2006:171) adalah :

a. Guru membagi siswa menjadi sejumlah kelompok beranggotakan 2

hingga 8 siswa. Pastikan bahwa setiap kelompok memiliki jumlah

yang sama. (jika ini tidak bisa dilakukan, guru harus merata-ratakan

skor dari tiap tim).

b. Berikan materi kepada setiap kelompok untuk dipelajari bersama

anggota kelompok.

c. Buatlah beberapa pertanyaan yang menguji pemahaman dan atau

pengingatan akan materi pelajaran. Gunakan format yang

memudahkan penilaian sendiri, misalnya pilihan ganda, mengisi

titik-titik, benar/salah, atau definisi istilah.

d. Berikan sebagaian pertanyaan kepada siswa. Sebutlah ini sebagai

“ronde satu” dari turnamen belajar. Tiap siswa harus menjawab

pertanyaan secara perseorangan.

e. Setelah pertanyaan diajukan, sediakan jawaban dan perintahkan

siswa untuk menghitung jumlah pertanyaan yang mereka jawab

benar. Selanjutnya perintahkan siswa untuk menyatukan skor

mereka dengan tiap anggota kelompok mereka untuk mendapat skor

kelompok. Umumkan skor dari tiap kelompok.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

32

32

f. Perintahkan mereka untuk belajar lagi untuk ronde kedua dalam

turnamen. Kemudian ajukan pertanyaan tes lagi sebagai bagian dari

“ronde kedua”. Perintahkan kelompok untuk sekali lagi

menggabungkan skor mereka dan menambahkannya ke skor mereka

di ronde pertama.

g. Guru bisa membuat ronde sebanyak yang guru mau, namun pastikan

untuk memberi kesempatan kelompok untuk menjalani sesi belajar

antar masing-masing ronde. Lama waktu dalam turnamen belajar

juga bisa bervariasi. Bisa singkat selama dua puluh menit atau

bahkan beberapa jam).

h. Untuk variasi dalam turnamen belajar, guru dapat memberikan

penalti kepada siswa yang memberi jawaban salah dengan memberi

siswa skor minus 2 atau minus 3. Jika siswa tidak yakin dengan

jawabannya, lembar jawaban kosong maka bisa dianggap nol (0).

7. Implementasi Pembelajaran Mengalikan dan Membagi Berbagai

Bentuk Pecahan Dengan Menggunakan Strategi Learning

Tournament

Pada pelaksanaan penelitian ini, peneliti akan mengambil

pembelajaran dengan materi mengalikan dan membagi berbagai bentuk

pecahan yang akan dilaksanakan dengan menggunakan strategi learning

tournament. Gambaran langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan dengan menggunakan strategi learning tournament pada

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

33

33

materi mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan, yaitu sebagai

berikut :

a. Pada awal pembelajaran, guru menjelaskan terlebih dahulu kepada

siswa mengenai materi mengalikan dan membagi berbagai bentuk

pecahan, yaitu tentang menentukan hasil perkalian berbagai bentuk

pecahan dan menentukan hasil pembagian berbagai bentuk pecahan

agar siswa dapat memiliki gambaran terhadap materi tersebut.

b. Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok, atau guru dapat

membagi secara langsung siswa menjadi sejumlah kelompok yang

beranggotakan 2 hingga 8 siswa. Setiap kelompok diusahakan untuk

memiliki jumlah anggota yang sama agar lebih mudah dalam

penghitungan skor.

c. Guru memberikan materi kepada masing-masing kelompok untuk

dipelajari bersama anggota kelompok masing-masing. Contohnya,

guru memberikan materi berupa lembar kerja kelompok (LKK)

berupa rangkuman materi yang akan dipelajari pada kegiatan

pembelajaran yang disertai dengan latihan soal sebagai bahan latihan

siswa dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan materi.

d. Pada saat anak berdiskusi tentang materi yang telah diberikan pada

masing-masing kelompok, guru mengawasi dan membuat beberapa

pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang sedang siswa

diskusikan untuk diberikan pada siswa saat pelaksanaan

pertandingan akademis nantinya.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

34

34

Contoh soal, yaitu :

Tentukan hasil perkalian dari pecahan di bawah ini :

Guru memberikan ketentuan bahwa siswa harus menjawab

pertanyaan secara perseorangan dengan cara yang runtut.

e. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat kepada

siswa, kegiatan ini disebut perlombaan sesi ronde 1, kemudian siswa

mengangkat tangannya apabila mereka bisa menjawab pertanyaan

tersebut, siswa yang paling cepat mengangkat tangan akan

mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari guru.

Pada sesi ini, guru dapat memberikan penalti kepada siswa apabila

jawaban mereka salah, siswa akan diberikan skor minus 2 atau minus

3. Sedangkan apabila siswa tidak yakin bisa menjawab dan lembar

jawab kosong maka skor yang didapat nol (0).

f. Setelah pertanyaan yang guru buat telah diajukan pada perlombaan

akademis, guru menyediakan kunci jawaban untuk dicocokan

dengan jawaban siswa. Guru meminta siswa untuk menghitung

jumlah pertanyaan yang dijawab dengan benar, kemudian siswa

diminta untuk menyatukan skor mereka menjadi skor tim. Pada saat

mencocokan jawaban siswa dengan kunci jawaban pada guru, guru

menjelaskan materi dilengkapi dengan media kertas lipat untuk

lebih memudahkan siswa dalam memahami materi yang guru

jelaskan.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

35

35

g. Setelah pertandingan akademis pada ronde pertama selesai. Guru

dapat membuat ronde-ronde pertandingan akademis berikutnya

dengan peraturan yang sama dan pertanyaan yang diberikan

merupakan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang telah

dipelajari oleh siswa. Pada setiap jeda ronde, guru kembali

memberikan waktu kepada siswa untuk belajar dan berdiskusi

dengan anggota kelompoknya. Untuk ronde kedua dan seterusnya,

siswa tetap menjawab pertanyaan secara perseorangan dan kemudian

skor yang mereka dapat dihitung dan digabungkan dengan skor

teman satu anggota kelompok untuk mendapat skor tim.

h. Setelah pelaksanaan pertandingan akademik dilakukan, guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-

hal yang belum mereka pahami. Kemudian apabila masih tersedia

waktu, guru menjelaskan kembali bagian yang belum dimengerti

oleh siswa.

i. Pada akhir pembelajaran guru memberikan reward kepada kelompok

yang mendapatkan skor teerbanyak pada sesi pertandingan akademik

yang telah dilaksanakan.

Dari penjelasan langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan menggunakan strategi learning tournament di atas, proses

pembelajaran yang dilaksanakan akan berpusat pada siswa, karena guru

dalam hal ini hanya bertindak sebagai fasilitator yang bertugas untuk

membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

36

36

Guru hanya akan memberikan sedikit penjelasan tentang materi

mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan, kemudian membagi

materi kepada siswa dan meminta siswa untuk berdiskusi dengan anggota

kelompok masing-masing untuk membahas materi yang guru berikan.

Strategi learning tournament akan membuat siswa aktif selama

kegiatan pembelajaran berlangung. Siswa akan berusaha lebih baik dalam

belajar karena pada kegiatan pembelajaran akan ada sesi pertandingan

akademis yang akan membuat siswa memperoleh skor apabila mereka

dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Berdasarkan penjelasan

tersebut, maka penggunaan strategi learning tournament dalam kegiatan

pembelajaran di kelas akan dapat meningkatkan sikap rasa ingin tahu dan

prestasi belajar siswa terhadap materi mengalikan dan membagi berbagai

bentuk pecahan.

8. Hasil Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian tentang efektifitasi strategi learning

tournament telah dilakukan diantaranya penelitian oleh Yulian Dini

(2013: 4) tentang Penerapan Strategi Belajar Aktif Tipe Learning

Tournament Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 15

Padang. Penelitian ini menyatakan bahwa strategi learning tournament

berpengaruh terhadap meningkatnya hasil nilai belajar matematika siswa

dengan hasil ketuntasan belajar pada kelas yang menerapkan strategi

learning tournament lebih tinggi yaitu dengan rata-rata nilai 74,66,

sedangkan pada kelas yang tidak menerapkan strategi learning

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

37

37

tournament memiliki rata-rata nilai yang lebih rendah yaitu 67,52.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian ekspreimental yang

dilakukan di SMPN 15 Padang dengan hasil bahwa penerapan strategi

learning tournament efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Penelitian lain oleh Wardhani Eva Yuli (2015: 7) tentang

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Learning Tournament Untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Kelarutan dan

Hasil Kali Kelarutan di Kelas XI MAN 1 Pekanbaru juga menunjukkan

hasil bahwa strategi learning tournament berpengaruh terhadap

meningkatnya prestasi belajar siswa dengan koefesien pengaruh sebesar

6,77%. Pada kedua penelitian di atas memiliki kesamaan atau sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sendiri, yaitu penelitian ini

bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan

menggunakan strategi learning tournament yang diterapkan pada proses

pembelajaran.

Dari hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa strategi

Learning Tournament efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Penelitian di atas juga relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti karena menerapkan strategi learning tournament, namun

penelitian di atas menggunakan pendekatan eksperimental dan penelitian

ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

38

38

9. Kerangka Pikir

Pada penelitian ini, kondisi awal yang peneliti temukan

berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa menunjukkan

bahwa masih rendahnya sikap rasa ingin tahu siswa terhadap mata

pelajaran matematika materi mengalikan dan membagi berbagai bentuk

pecahan sehingga berdampak pada rendahnya prestasi belajar matematika

siswa. Kurangnya sikap rasa ingin tahu siswa ditunjukkan melalui sikap

siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada saat proses

pembelajaran berlangsung beberapa siswa terlihat kurang bersungguh-

sungguh dalam mengikuti kegiatan belajar, selain itu saat kegiatan

diskusi kelompok hanya terlihat beberapa siswa yang serius dalam

menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru, sementara siswa lain lebih

memilih bermain dan tidak memperhatikan.

Kurangnya rasa ingin tahu siswa terhadap pembelajaran

matematika tersebut berdampak pada rendahnya prestasi belajar

matematika siswa. Hal ini dibuktikan dengan sebagian besar siswa yang

memperoleh hasil nilai ulangan harian matematika materi mengalikan

dan membagi berbagai bentuk pecahan yang masih dibawah kriteria

ketuntasan minimal (KKM).

Untuk meningkatkan sikap rasa ingin tahu dan prestasi belajar

siswa terhadap pelajaran matematika materi mengalikan dan membagi

berbagai bentuk pecahan, peneliti melakukan tindakan dua kali pada

siklus I dan siklus 2 yang diawali dengan perencanaan, tindakan,

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

39

39

observasi dan refleksi dengan menerapkan strategi learning tournament

dalam proses belajar mengajar.

Pembelajaran learning tournament merupakan salah satu tipe dari

strategi pembelajaran aktif yang berpusat kepada siswa, dengan teknik

yang ada dalam strategi learning tournament dapat memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan

pemahaman siswa terhadap materi melalui kompetisi akademik yang

dilakukan. Penerapan strategi learning tournament pada proses

pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan sikap rasa ingin tahu dan

prestasi belajar siswa terhadap pembelajaran matematika materi

mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan.

Kerangka berpikir pada penelitian ini dapat dilihat melalui gambar

2.1 di bawah ini :

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir

Kondisi Awal Pembelajaran belum

menerapakan strategi

learning tournament

Sikap rasa ingin

tahu dan prestasi

belajar siswa

rendah

Diharapkan melalui

strategi learning

tournament dapat

meningkatkan sikap rasa

ingin tahu dan prestasi

belajar siswa

Menggunakan

strategi learning

tournament

Siklus I

Siklus II

Kondisi akhir

Sikap rasa ingin tahu dan

prestasi belajar siswa

meningkat

Refleksi

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakterrepository.ump.ac.id/1349/3/MEILA NOVITA SARI BAB II.pdfyang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan

40

40

10. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas dapat

dirumuskan hipotesis tindakan yaitu pembelajaran menggunakan strategi

learning tournament dapat meningkatkan sikap rasa ingin tahu dan

prestasi belajar siswa pada materi mengalikan dan membagi berbagai

bentuk pecahan di kelas V SD Negeri Gununggiana.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Meila Novita Sari, FKIP UMP, 2016