bab ii kajian pustaka a. landasan teori 1. pendidikan karakterrepository.ump.ac.id/2427/3/akrom fil...
TRANSCRIPT
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pendidikan Karakter
Menurut Kemendiknas (2011: 21) secara praktis pendidikan karakter
adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter pada warga sekolah
yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemakmuran, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan
Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun
kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Sementara pendidikan
karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter
bangsa pada diri siswa, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter
sebagai karakter dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara
yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif.
Menurut Wibowo (2012: 36) pendidikan karakter adalah pendidikan
yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur kepada
anak didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur itu, menerapkan dan
mempraktikkan dalam kehidupannya, entah dalam keluarga, sebagai
anggota masyarakat dan warga negara. Dengan demikian, pendidikan
karakter juga bisa dimaknai suatu perilaku warga sekolah yang dalam
menyelenggarakan pendidikan dilandasi dengan karakter.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Akrom Fil Khafid, FKIP UMP, 2016
9
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan suatu
sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi
komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa
(YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga
menjadi manusia insan kamil.
2. Sikap Bersahabat
a. Definisi Sikap Bersahabat
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 585&997)
bersahabat adalah berteman/berkawan yang menyenangkan dalam
pergaulan. Menurut Wibowo (2012: 102) menyatakan bahwa sikap
bersahabat adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
b. Indikator Sikap Bersahabat
Indikator keberhasilan sekolah dalam pendidikan karakter untuk
sikap bersahabat menurut Wibowo (2012: 102) antar lain:
a. Suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi antarwarga
sekolah.
b. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa santun.
c. Saling menghargai dan menjaga kehormatan.
d. Pergaulan dengan cinta kasih dan rela berkorban.
e. Tidak menjaga jarak atau tidak membeda-bedakan dalam
berkomunikasi.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Akrom Fil Khafid, FKIP UMP, 2016
10
3. Prestasi Belajar
a. Prestasi Belajar
Indikator dalam melihat keberhasilan siswa dalam proses belajar
mengajar di dalam kelas tentunya bisa diukur dari prestasi belajar
siswa. Prestasi belajar lebih menekankan pada aspek kognitif siswa
dalam mengikuti setiap materi pelajar yang diberikan.
Menurut Hamdani (2010: 138-139) prestasi belajar merupakan
tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak,
dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar
mengajar. Prestasi belajar sesuai sesuai dengan tingkat keberhasilan
sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam
bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi setelah mengalami proses
belajar mengajar. Menurut Arifin (2011:12) prestasi belajar pada
umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan. Prestasi belajar
sebagai indikator kualitas dan kuantitas yang telah dikuasi siswa.
Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Selain itu prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi siswa dalam
meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai
umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Menurut pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang yang
telah melaksanakan usaha-usaha belajar. Usaha-usaha tersebut berupa
suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademik di sekolah
Upaya Meningkatkan Sikap…, Akrom Fil Khafid, FKIP UMP, 2016
11
dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam nilai setelah
mengalami proses belajar mengajar.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Hamdani (2010: 139-145) faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian
yaitu:
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor
ini antara lain sebagai berikut:
a) Kecerdasan (Intelegensi)
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai
kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang
dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi
rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukan
kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.
Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-
kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang
lainnya sehingga anak pada usia tertentu sudah memiliki
tingkat kecerdasan lebih tinggi dibandingkan dengan kawan
sebayanya. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor intelegensi
merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan
belajar mengajar.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Akrom Fil Khafid, FKIP UMP, 2016
12
b) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis
Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat
berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.
c) Sikap
Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi
terhadap suatu hal, orang atau benda dengan suka, tidak suka,
atau acuh tak acuh. Sikap sesorang dapat dipengaruhi oleh
faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan. Dalam diri
siswa harus ada sikap yang positif (menerima) kepada sesama
siswa atau kepada gurunya. Sikap posistif ini akan
menggerakan untuk belajar. Siswa yang sikapnya negatif
(menolak) kepada sesama siswa atau gurunya tidak akan
mempunyai kemauan untuk belajar.
d) Minat
Minat menurut ahli psikologi adalah suatu
kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat
sesuatu secara terus menerus. Minat ini erat kaitannya dengan
perasaan senang. Minat itu terjadi karena perasaan senang pada
sesuatu. Minat memiliki pengaruh besar terhadap
pembelajaran. Jika menyukai sesuatu pelajaran, siswa akan
belajar dengan senang hati tanpa beban.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Akrom Fil Khafid, FKIP UMP, 2016
13
e) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki
sesorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan
datang. Setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi
untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan
kapasitas masing-masing. Bakat itu sendiri sangat
mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar pada bidang-
bidang studi tertentu.
f) Motivasi
Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong
sesorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat
menentukan baik tidaknyadalam mencapai tujuan sehingga
semakin besar kesuksesan belajarnya. Kuat lemahnya motivasi
belajar turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena
itu, motivasi belajar perlu diusahakan, terutama yang berasal
dari dalam diri dengan cara memikirkan masa depan yang
penuh tantangan dan harus dihadapai untuk mencapai cita-cita.
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting
karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong
keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai
motivasi dalam belajar adalah cara mengatur agar motivasi
dapat ditingaktkan. Demikain pula, dalam kegaitan belajar
Upaya Meningkatkan Sikap…, Akrom Fil Khafid, FKIP UMP, 2016
14
mengajar seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai
motivasi untuk belajar.
Faktor internal tersebut sangat berpengaruh pada prestasi
belajar yang akan peneliti lakukan. Peningkatan prestasi
belajar siswa tidak luput dari faktor kecerdasan siswa untuk
menyerap/menyesuaikan diri dengan keadaan yang
dihadapinya. Faktor jasmaniah tentu juga berpengaruh sebab
belajar dengan keadaan sakit/ kuarang fit tentunya anak tidak
akan optimal dalam belajar. Faktor minat juga dapat
meningkatakan prestasi belajar sebab apa yang dipelajari akan
mudah didapat apabila ada keinginan dalam belajar. Terakhir
motivasi, dimana siswa harus memotivasi diri agar prestasi
belajar meningkat. Jadi penggunaan model kooperatif tipe TAI
tidak akan berhasil tanpa faktor tersebut.
2) Faktor Eksternal
a) Keadaan keluarga
Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan
utama. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting
dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu
membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif karena
rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar
yang menambah motivasi untuk belajar.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Akrom Fil Khafid, FKIP UMP, 2016
15
b) Keadaan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama
yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar
siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat
mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini
meliputi cara penyajian pembelajaran, hubungan guru dengan
siswa, alat-alat pelajaran, dan kurikulum. Hubungan antara
guru dan siswa yang baik akan mempngaruhi hasil-hasil
belajarnya.
c) Lingkungan masyarakat
Lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses
pelaksanaan pendidikan. Lingkungan alam sekitar sangat
berpengaruh terhadap perkembangan pribadi. Lingkungan
membentuk kepribadian anak karena dalam pergaulan sehari-
hari, seorang anak selalu menyesuaikan dirinya dengan
kebiasaan-kebiasaan lingkungannya.
Jadi faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat
digolongkan menjadi dua bagian. Kedua faktor tersebut sudah
semestinya untuk diperhatikan, sebab salah satu faktor saja
yang tidak terpenuhi maka prestasi belajar akan terhambat.
Guru harus jeli dalam menyikapi hal tersebut agar nantinya
anak dapat belajar dengan baik.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Akrom Fil Khafid, FKIP UMP, 2016
16
4. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata
pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar. IPS dianggap perlu
diberikan kepada anak SD karena IPS merupakan ilmu yang
didalamnya mempelajari tentang cara untuk melakukan interaksi
sosial. Pengetahuan untuk berinteraksi perlu dibekalkan kepada
siswa agar nantinya bisa membaur di dalam masyarakat.
Menurut Sapriya (2011: 7) IPS merupakan salah satu mata
pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan sekolah dasar
dan menengah. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep,
dan generalisasi yang berkaitan dengan ilmu sosial dan
kewarganegaraan. Menurut Trianto (2011: 171) IPS merupakan
interaksi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi,
sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya yang
dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang
mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-
cabang ilmu sosial.
Sapriya, dkk (2007: 171) istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”
disingkat IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran
yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin
ilmu pengetahuan sosial, humaniora sains bahkan berbagai isu dan
masalah sosial kehidupan. Materi IPS di sekolah dasar tidak terlihat
Upaya Meningkatkan Sikap…, Akrom Fil Khafid, FKIP UMP, 2016
17
aspek disiplin ilmu karena yang lebih dipentingkan adalah dimensi
pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berfikir
siswa yang bersifat holistik.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS
merupakan kumpulan dari satu kesatuan ilmu-ilmu sosial yang
diolah berdasarkan prinsip pendidikan dengan tujuan memperbaiki,
mengembangkan dan memajukan hubungan-hubungan antar
manusia dalam bermasyarakat.
b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Adapun tujuan pembelajaran IPS menurut (Permendiknas No.
22 Tahun 2006: 18) Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,
rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan
keterampilan dalam kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial
dan kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat
lokal, nasional, dan global.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Akrom Fil Khafid, FKIP UMP, 2016
18
5. Materi Koperasi di SD
Materi yang digunakan oleh peneliti untuk penelitian yaitu
tercantum pada kurikulum KTSP mata pelajaran IPS SD Kelas IV
Semester II. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS kelas IV
semester II dapat di sajikan dalam tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Mengenal sumber daya
alam, kegiatan ekonomi
dan kemajuan teknologi di
lingkungan kabupaten/kota
dan provinsi.
2.2 Mengenal pentingnya koperasi
dalam meningkatkan kesejah-
teraan masyarakat.
Dari tabel 2.1 di atas, materi difokuskan pada Mengenal
Pentingnya Koperasi dalam meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat.
Pada materi ini diharapkan dapat meningkatkan sikap bersahabat karena
siswa dapat memahami lambang-lambang koperasi sehingga siswa
dapat mengambil makna positif yang terkandung pada lambang-
lambang tersebut. Selain itu siswa diharapkan dapat mengetahui
kegiatan-kegiatan dalam berkoperasi yang erat kaitannya dengan
kerjasama dengan orang lain, gotong royong, dan lain sebagainya
sehingga siswa dapat meningkatkan sikap bersahabat. Materi ini dalam
Tantya Hisnu (2008: 155-165), meliputi:
1) Pengertian koperasi dan makna simbol-simbol lambang koperasi.
2) Tujuan adanya koperasi serta manfaatnya bagi masyarakat.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Akrom Fil Khafid, FKIP UMP, 2016
19
3) Macam-macam koperasi berdasarkan jenis usaha dan macam-
macam koperasi berdasarkan anggota.
4) Pentingnya usaha bersama melalui koperasi yang di dalanya juga
membahas tentang koperasi sekolah.
6. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
a. Definisi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif menurut Rusman (2011: 202) adalah
bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri
dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang
bersifat heterogen. Jadi pembelajaran kooperatif merupakan
pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan
siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan
belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut.
Pembelajaran kooperatif menurut Slavin (2005: 4-8) merujuk
pada berbagai macam model pembelajaran dimana para siswa
bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari
berbagai tingkat prestasi, jenis kelamin, dan latar belakang etnik
yang berbeda untuk saling membantu satu sama lain dalam
mempelajari materi pelajaran. Dari definisi di atas pada dasarnya
pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap
atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara
sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang
Upaya Meningkatkan Sikap…, Akrom Fil Khafid, FKIP UMP, 2016
20
terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat
dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok tersebut.
b. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Menurut Rusman (2011: 211) langkah/sintaks model
pembelajaran kooperatif teridiri dari 6 (enam) fase yaitu:
Tabel 2.2 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 1
Menyampaikan Tujuan
dan Memotivasi Siswa
Guru menyampaikan tujuan pelajaran
yang akan dicapai pada kegiatan
pelajaran dan menekankan pentingnya
topik yang akan dipelajari dan
memotivasi siswa belajar.
Tahap 2
Menyajikan Informasi
Guru menyajikan informasi atau materi
kepada siswa dengan jalan demonstrasi
atau melalui bahan bacaan.
Tahap 3
Mengorganisasikan
Siswa ke dalam
Kelompok-kelompok
Belajar
Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana caranya membantu kelompok
belajar dan membimbing setiap
kelompok agar melakukan transisi secara
efektif dan efisisen.
Tahap 4
Membimbing Kelompok
Bekerja dan Belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas mereka.
Tahap 5
Memberikan
Penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompok.
Tahap 6
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok mempresentasikan
hasil kerjanya.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Akrom Fil Khafid, FKIP UMP, 2016
21
7. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted
Individualization)
Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Indiviualitation
(TAI) dikembangkan oleh Slavin (1986: 186). Tipe ini
mengombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan
pembelajaran individual. TAI dirancang untuk sebuah pembelajaran
kelompok dengan cara mengatur para siswa belajar dalam kelompok-
kelompok dan bertanggung jawab dalam pengaturan dan pengecekan
secara rutin. TAI juga melatih untuk bersosialisasi dengan baik, saling
membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk saling
berprestasi. Pembelajaran tipe TAI mengajak siswa untuk berkembang
pada individu atau kelompok pengajaran dalam kelompok kecil. Dalam
hal ini guru guru hanya memberi penjelasan secara singkat dari materi
selama guru memberikan pengajaran secara langsung.
Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran lebih banyak digunakan
untuk memcahkan masalah. Ciri khas pada tipe TAI adalah setiap siswa
secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan
oleh guru. Hasil belajar individual didiskusikan di kelompoknya
masing-masing dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua
anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban
sebagai tanggung jawab bersama.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Akrom Fil Khafid, FKIP UMP, 2016
22
Model kooperatif tipe TAI menurut Slavin (2005: 195-200)
memiliki 8 (delapan) komponen yaitu sebagai berikut:
a. Teams yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4-
5 orang siswa.
b. Placement test yaitu pemberian pre-test kepada siswa atau melihat
rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa
pada bidang tertentu.
c. Curiculum materials yaitu siswa bekerja secara individual tentang
materi kurikulum.
d. Team study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan
oleh guru dan kelompok pada siswa yang membutuhkan bantuan.
e. Team scored and teams recognition yaitu pemberian skor atau
penghargaan terhadap hasil kerja kelompok dalam menyelesaikan
tugas.
f. Teaching group yaitu pemberian materi secara singkat oleh guru
sebelum pemberian tugas.
g. Fact test yaitu pelaksanaan tes kecil berdasarkan fakta yang
diperoleh siswa.
h. Whole-class units yaitu pemberian materi guru diakhir waktu
pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Akrom Fil Khafid, FKIP UMP, 2016
23
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI menurut
Daryanto (2012: 247) sebagai berikut:
a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi
pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan guru.
b. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk
mendapatkan skor dasar atau skor awal.
c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari
4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat
kemampuan (tinggi, sedang, rendah) jika mungkin anggota
kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta
kesetaraan gender.
d. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan kedalam
kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok
saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.
e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,
mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi
pembelajaran yang telah dipelajari.
f. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan
perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar
ke skor kusi berikutnya (terkini).
g. Guru memberikan evaluasi kepada siswa secara individual.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Akrom Fil Khafid, FKIP UMP, 2016
24
8. Permainan Monopoli
Menurut Wicaksana (2011: 101) Permaianan monopoli merupakan
salah satu jenis metode permainan yang bertujuan agar anak didik dapat
bersikap kompetitif, kedisiplinan dalam proses bermain (karena
bermain secara bergilir sesuai urutan), kritis terhadap situasi. Permainan
ini, berlomba untuk mengumpulkan kekayaan melalui pelaksanan satu
sistem ekonomi permainan yang melibatkan pembelian, penyewaan dan
pertukaran tanah dengan menggunakan uang mainan. Permainan
mengambil giliran untuk melempar dadu, bergerak di sekeliling papan
permainan mengikut bilangan yang diperoleh dengan lempar dadu tadi.
Ternyata sekarang ini media permainan seperti monopoli sudah
banyak digunkan sebagai media pembelajaran di sekolah-sekolah.
namun tentu saja dengan berbagai modifikasi baik dari sistem
permainannya maupun dari bentuk media permainan yang digunakan.
Media permainan monopoli dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Selain dapat meningkatkan prestasi belajar siswa media monopolipun
memiliki kelebihan diantaranya:
a. Permainan ini memiliki banyak komponen seshingga dapat melatih
ketelitian dan kesabaran siswa untuk merapikan kembali setelah
menggunakan.
b. Perawatan dan pemeliharaan relatif mudah.
c. Dibuat dengan penuh warna sehingga tidak membosankan.
d. Permainan dapat merangsang rasa senang, dan rasa ingin tahu.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Akrom Fil Khafid, FKIP UMP, 2016
25
Permainan monopoli ini diharapkan dapat menumbuhkan sikap
bersahabat siswa karena di dalam permainan ini mengandung unsur
kerjasama, kekompakan tim dalam menyelesaikan soal-soal yang di
dapat. Selain itu siswa menjadi saling menghargai teman jika tim lain
memenangkan permainan.
9. Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dan Media
Monopoli pada Kompetensi Dasar Mengenal Pentingnya Koperasi
Bagi Kesejahteraan Masyarakat
Pada kegiatan ini memuat beberapa tahapan yang harus
dilakukan pada saat pembelajaran IPS Kompetensi “Dasar Mengenal
Pentingnya Koperasi Bagi Kesejahteraan Masyarakat”. Tahapan
tersebut diantaranya:
1) Siswa diberikan tugas untuk mempelajari materi yang telah
dipersiapkan guru secara individu. Pada tahap ini bertujuan
untuk memberikan gambaran mengenai materi yang akan
dipelajari sehingga siswa mempunyai pengetahuan tentang
materi tersebut tanpa bantuan orang lain.
2) Guru memberikan soal pre-test pada tiap-tiap siswa untuk
mendapatkan skor awal. Pada tahapan ini guru akan
mengetahui siswa mana saja yang dikategorikan siswa dengan
kemampuan yang tinggi, sedang, dan rendah agar guru dapat
menentukan kelompok.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Akrom Fil Khafid, FKIP UMP, 2016
26
3) Siswa dibuat beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 anak
dengan kemampuan yang berbeda-beda. Pada tahap ini
bertujuan unuk menumbuhkan sikap saling interaksi satu sama
lain sehingga terjalin sikap bersahabat antar siswa.
4) Hasil belajar didiskusikan dalam kelompok dengan memeriksa
jawaban satu-sama lain. Pada tahap ini siswa yang
berkemampuan rendah akan terbantu oleh siswa yang
berkemampuan tinggi sehingga siswa yang berkemampuan
rendah akan terabantu sedangkan yang berkemampuan tinggi
dapat melatih menyampaikan gagasannya ke teman lainnya
dalam kelompok.
5) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,
mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi. Pada
tahap ini guru memberikan rangkuman terhadap materi yang
dipelajari pada saat itu serta memberikan penegasan materi
agar siswa lebih paham.
6) Bermain monopoli secara beregu membahas materi yang telah
diajarkan sebelumnya. Pada tahap ini bertujuan untuk
mengingat kembali materi yang telah dipelajari dan juga
memotivasi siswa untuk semnagat belajar.
7) Guru memberikan penghargaan berdasarkan hasil belajar. Pada
tahap ini bertujuan untuk memberikan semangat pada siswa
Upaya Meningkatkan Sikap…, Akrom Fil Khafid, FKIP UMP, 2016
27
yang dapat memperoleh nilai yang lebih baik dari pada nilai
awal.
8) Memberikan soal evaluasi. Tujuannya agar mengetahui tingkat
pemahaman siswa pada materi yang telah dipelajari bersama.
B. Penelitian Yang Relevan
Berdasarkan penelitian Afriana Eka Vianata pada bulan Juli 2010,
Program Studi Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Purwokerto, dengan judul penelitian “Upaya Peningkatan
Keaktifan Siswa dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) Melalui Model Pembelajaran Tipe TAI (Team
Assisted Individualization) Kelas VIII SMP Muhammadiyah Banjarnegara”
menyimpulkan bahwa, dapat dilihat dari hasil penilaian individu siswa, dapat
dilihat dari niali evaluasi pada setiap akhir siklus. Dari hasil evaluasi siklus I
diperoleh rata-rata kelas 61,09. Dalam hal ini, rata-rata kelas belum tercapai
karena rata-rata kelas pada siklus I masih di bawah KKM yaitu 65.
Sedangkan untuk ketuntasan belajar siswa pada sisklus I sebanyak 59,37%
termasuk dalam kriteria baik.
Pada evaluasi siklus II diperoleh niali rata-rata kelas 76,40. Rata-rata
keals pada siklus II sudah mencapai batas KKM yang ditentukan oleh
sekolah. Hal ini menunjukan adanya peningkatan prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran. Sedangkan untuk ketuntasan belajar siswa pada siklus II
sebanyak 87,5% termasuk dalam kriteria yang sanngat baik.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Akrom Fil Khafid, FKIP UMP, 2016
28
Penelitian kedua yang dilakukan oleh Umtikah Nurul Hijriyah pada
tahun 2013 yang berjudul keaktifan Model Pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI) terhadap Hasil Belajar Kelas IV pada Materi
Globalisasi di SD Negeri 2 Tinggarjaya Banyumas, jenis penelitian
eksperimen. Hasil yang diperoleh dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada mata pelajaran
PKn Materi Globalisasi ternyata berpengaruh atau efektif terhadap hasil
belajar siswa dan ada perubahan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2
Tinggarjaya.
Berbeda dengan penelitian di atas, penelitian yang akan kami lakukan
adalah Penelitian Tindakan Kelas dalam Upaya Meningkatkan Sikap
Bersahabat dan Prestasi Belajar IPS kelas IV di SD Negeri 1 Karanggude
dengan Model Kooperatif tipe TAI dan Media Monopoli. Walaupun model
yang digunakan sama, tetapi ada perbedaan dengan penelitian yang akan kami
laksanakan. Perbedaanya diantaranya adalah variabel yang kami gunakan
adalah sikap bersahabat dan prestasi belajar, mata pelajaran IPS materi
koperasi, serta ada penambahan media monopoli.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Akrom Fil Khafid, FKIP UMP, 2016
29
C. Kerangka Berfikir
Dalam pembelajaran IPS perkembangan karakter siswa mempengaruhi
prestasi belajarnya. Hal ini dapat terlihat kurangnya sikap bersahabat siswa
dan juga karena pada materi IPS yang banyak serta menuntut siswa untuk
menghafal dan mencermati materi sehingga menjadi penghambat pemahaman
siswa dalam mendalami materi. Peningkatan sikap bersahabat sangatlah
dibutuhkan dalam proses pembelajaran dan diharapkan dengan adanya
peningkatkan karakter dapat meningkatkan pula prestasi belajar siswa.
Dalam pembelajaran, guru masih menggunakan model pembelajaran
yang konfensional dan tanpa menggunakan media. Model seperti ini banyak
sekali diterapkan dalam proses pembelajaran, dengan model ceramah seperti
ini siswa seringkali cenderung pasif, tidak berani menyampaikan pendapat,
sehingga interaksi antara siswa dan guru kurang masksimal, dengan adanya
hal seperti ini maka diperlukan adanya pemilihan model dan media
pembelajaran yang tepat sehingga akan terdapat interaksi antara guru dan
siswa.
Pembelajaran kooperatif tipe TAI memanfaatkan kecenderungan siswa
untuk berinteraksi dengan teman sejawat dan saling menguntungkan satu
sama lain, dampak dari model pembelajaran tipe ini sangat menguntungkan
untuk siswa yang pandai dan kurang pandai, karena dari situlah akan terjadi
diskusi antara siswa yang pandai dan yang kurang pandai, yang dapat
meningkatkan prestasi siswa.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Akrom Fil Khafid, FKIP UMP, 2016
30
Berikut ini merupakan gambar 2.1 kerangka berfikir mengenai keadaan
siswa dari sebelum pelaksanaan penelitian (input) sampai sesudah
pelaksanaan penelitian (output).
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka permasalahan di atas, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah dengan diterapkannnya model pembelajaran tipe TAI
dan media monopoli ini diharapkan dapat meningkatkan sikap bersahabat dan
prestasi belajar siswa pada kompetensi dasar mengenal pentingnya koperasi
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada kelas IV di SD Negeri 1
Karanggude.
Desain
Pembelajaran
Kondisi akhir
siswa
Kondisi awal
siswa
Tindakan kelas
TAI siklus 1,2 Output Input
Suasana belajar:
- Guru mengajar
konvensional
- Siswa kurang
bersahabat/komunikatif
- Prestasi belajar siswa
rendah
Pada materi:
Penggunaan model
TAI :
- Diskusi kelompok
- Bermain monopoli
Sikap:
- bersahabat/kom
unikatif
meningkat
- Prestasi belajar
meningkat
Upaya Meningkatkan Sikap…, Akrom Fil Khafid, FKIP UMP, 2016