bab ii kajian pustaka a. landasan teori 1....
TRANSCRIPT
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Partisipasi
a. Pengertian partisipasi
Menurut Ali (2001: 91) menyatakan bahwa partisipasi adalah
pengamatan yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau
melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti. Cara ini biasanya
banyak digunakan terutama dalam penelitian psikologi, sosiologi,
maupun antropoloigi, namun demikian dalam lapangan
pendidikanpun banyak pula digunakan teknik ini: seperti
mengadakan pengamatan terhadap mekanisme proses hubungan
manusiawi (human relation) antar guru-kepala sekolah, dilakukan
dengan cara ikut ambil bagian sebagai guru, dan mengamati setiap
gejala yang menjadi objek penelitian.
Menurut John F. Echols dalam Suryosubroto (2009: 293)
partisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu “partisipation” yang
berarti pengambilan bagian atau pengikut sertaan.
Pengertian partisipasi menurut Moelyarto Tjokrowinito
dalam Suryosubroto (2009: 293) mendefisikan sebagai berikut:
Partisipasi adalah penyertaan mental dan emosi seseorang di dalam
situasi kelompok yang mendorong mereka untuk mengembangkan
11
12
daya pikir dan perasaan mereka bagi tercapainya tujuan-tujuan,
bersama bertanggung jawab terhadap tujuan tersebut.
Menurut Keith Davis dalam Suryosubroto (2009: 294)
partisipasi didefinisikan sebagai berikut: participation is defined as a
mental and emotional involed at a person in a group situation which
encourager then contribut to group goal and share responsibility in
them (1985: 184). Partisipasi dimaksudkan sebagai keterlibatan
mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut
bertanggung jawab di dalamnya.
Pendapat lain tentang partisipasi dikemukakan oleh The
Liang Gie dalam Suryosubroto (2009: 294), yaitu:
1) Satu aktifitas untuk membangkitkan perasaan diikut sertakan
dalam organisasi,
2) Ikut sertanya bawaan dalam kegiatan organisasi.
Adapun konsep partisipasi menurut Ensiklopedi pendidikan
dalam Suryosubroto adalah sebagai berikut: “sebenarnya partisipasi
adalah suatu gejala demokratis orang diikut sertakan dalam
perencanaan serta pelaksanaan dan juga ikut memiliki tanggung
jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya.
Partisipasi itu lebih baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang
mental sarta penentuan kebijaksanaan. (Poerbawakatja RS, 1982:
251).
13
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi
serta fisik anggota dalam memberikan inisiatif terhadap kegiatan-
kegiatan yang dilancarkan oleh organisasi serta mendukung
pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya
(Suryosubroto, 2009: 294).
Dari beberapa pengertian partisipasi diatas dapat disimpulkan
bahwa partisipasi adalah suatu tingkat atau peran anggota melibatkan
diri dalam kegiatan dan menyambung tenaga dan pikirannya dalam
pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar dan bertanggung
jawab atas keterlibatannya.
Menurut Suryosubroto (2009: 294) berdasarkan pengertian
tersebut di atas dapat diketahui bahwa dalam partisipasi terdapat
unsur-unsur sebagai berikut:
1) Keterlibatan anggota dalam segala kegiatan yang dilaksanakan
oleh organisasi
2) Kemampuan anggota untuk berinisiatif dan berkreasi dalam
kegiatan-kegiatan yang dilancarkan oleh organisasi
Adapaun sifat dari partisipasi tersebut adalah:
1) Adanya kesadaran dari para anggota kelompok
2) Tidak adanya unsur paksaan
3) Anggota merasa ikut memiliki
4) Persyaratan meningkatkan partisipasi adalah melalui penanaman
14
kesadaran, yaitu:
5) Adanya rasa senasib sepenanggungan, ketergantungan, dan
keterkaitan
6) Keterlibatan anggota dengan tujuan yang jelas agar
meningkatkan ketetapan hati, kemauan keras, dan sikap tahan uji
7) Kemampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan
8) Adanya prakarsa.
b. Manfaat partisipasi
Adapun manfaat prinsipil partisipasi menurut Keith Davis
dalam Suryosubroto (2009: 296) adalah sebagai berikut:
1) Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar.
2) Dapat digunakan kemampuan berpikir kreatif dari para
anggotanya.
3) Dapat mengendalikan nilai-nilai martabat manusia, mativasi
serta membangun kepentingan bersama.
4) Lebih mendorong orang untuk bertanggung jawab.
5) Lebih memungkinkan untuk mengikuti perubahan-parubahan.
Senada dengan pendapat di atas Burt, K. Sachlan and Roger
dalam Suryosubroto (2009: 296) memberikan pendapatnya bahwa
manfaat dari partisipasi, yaitu:
1) Lebih banyak komunikasi dua arah
2) Lebih banyak bawahan mempengaruhi keputusan
3) Manager dan partisipan kurang bersikap agresif
15
4) Potensi untuk memberikan sumbangan yang berarti dan positif,
diakui dalam derajat lebih tinggi
Dari pendapat tersebut di atas tentang manfaat partisipasi
dapatlah peneliti simpulkan bahwa dengan adanya partisipasi akan
memberikan manfaat yang penting bagi keberhasilan, yaitu:
1) Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar
karena banyaknya sumbangan pikiran
2) Pengembangan potensi diri dari kreatifitas
3) Adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah terhadap
perintah yang diberikan dan adanya perasaan diperlukan
4) Melatih untuk bertanggung jawab dan mendorong untuk
membangun kepentingan bersama
Dengan demikian jelas bahwa faktor partisipasi dalam
kehidupan kerja organisasi kerja seperti di sekolah adalah penting
karena berpengaruh positif bagi kepemimpinan guru dan kepala
sekolah serta peningkatan program pendidikan.
c. Tingkatan partisipasi
Menurut Pariata Westra (Suryosubroto, 2009: 297) tingkatan
partisipasi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1) Tingkatan pengertian timbal balik
Artinya mengarahkan anggota agar mengerti akan fungsinya
masing-masing dan sikap yang seharusnya satu sama lain.
2) Tingkatan pemberian nasihat
16
Artinya individu-individu disini saling membantu untuk
pembuatan keputusan terhadap persoalan-persoalan yang sedang
dihadapi sehingga saling tukar-menukar ide-ide mereka satu
persatu.
3) Tingkatan kewenangan
Artinya menempatkan posisi anggotanya pada keadaan mereka,
sehingga dapat mengambil keputusan pada persoalan yang
mereka hadapi.
Pendapat lain dikemukakan oleh Jumrowi yang dikutip oleh
Subandiyah bahwa dilihat dari segi tindakannya partisipasi
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1) Partisipasi dalam proses perencanaan dan kaitannya dalam
program lain.
2) Partisipasi dalam proses pengembalian keputusan.
3) Partisipasi dalam pelaksanaan.
Lebih jauh seperti yang dikutip oleh Wuradji dalam
Suryosubroto (2009: 298) mengemukakan bahwa partisipasi dibagi
menjadi dua tingkatan, yaitu:
1) Partisipasi secara penuh dan
2) Partisipasi sebagian
Partisipasi secara penuh hanya mungkin terjadi apabila
terdapat iklim yang memungkinkan ke arah itu, walaupun dari pihak
pengikut telah ada kesadaran untuk mengembangkan pikiran maupun
17
fisiknya, namun tidak mungkin hal tersebut terwujud, tanpa
tersedianya peluang untuk itu.
Dengan menyimak beberapa pandapat di atas maka dapat
disimpulkan bahwa mengukur partisipasi siswa dapat dilihat dari
keterlibatannya dalam organisasi mereka menjadi anggotanya.
d. Hal-hal yang mempengaruhi tumbuhnya partisipasi
Banyak faktor yang mempengarihi tumbuhnya partisipasi
anggota suatu kelompok atau organisasi dikemukakan oleh Noeng
Moehajir, bahwa tumbuhnya partisipasi dapat dilihat dari derajat
partisipasinya antara lain:
1) Partisipasi tanpa mengenal objek partisipasi yang berpartisipasi
karena diperintahkan untuk ikut.
2) Berpartisipasi karena yang bersangkutan telah mengenal ide
baru tersebut, ada daya tarik dari objek dan ada minat dari
subjek.
3) Berpartisipasi karena yang bersangkutan telah meyakini bahwa
ide tersebut memang baik.
4) Berpartisipasi karena yang bersangkutan telah melihat lebih
detail tentang alternatif tentang pelaksanaan dan penerapan ide
tersebut.
5) Berpartisipasi karena yang bersangkutan langsung
memanfaatkan ide dan usaha pembangunan tersebut untuk
dirinya, keluarga, dan masyarakat.
18
Dari pendapat tersebut di atas, maka disimpulkan bahwa
partisipasi dalam suatu organisasi dipengaruhi oleh:
1) Adanya daya tarik dari objek yang bersangkutan
2) Karena diperintah untuk berpartisipasi
3) Adanya manfaat bagi dirinya
Menurut Sudjana dalam (Tukiran, 2010: 57) aspek-aspek
partisipasi yang perlu diamati dalam membuat pedoman observasi
aktifitas siswa yaitu:
a. Memberikan pendapat untuk pemecahan masalah
b. Memberi tanggapan terhadap pendapat orang lain
c. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
d. Memotivasi dalam mengerjakan tugas
e. Toleransi dan mau menerima pendapat orang lain
f. Mempunyai tanggung jawab sebagai anggota kelompok
2. Prestasi belajar
a. Pengertian belajar
Menurut Slameto (2010: 2) belajar ialah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri sebagai interaksi dalam lingkungannya.
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu
proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil
19
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Perubahan-perubahan itu akan nyata dalam seluruh aspek
tingkah laku.
Dalam Slameto (2010: 27) prisip belajar yaitu prinsip belajar
yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda,
dan oleh setiap siswa secara individual. Contoh prinsip-prinsip
belajar:
1) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
a) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi
aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk
mencapai tujuan.
b) Belajar harus menimbulkan motivasi yang kuat pada setiap
siswa untuk mencapai tujuan.
c) Belajar perlu lingkungan yang menantang anak dapat
mengembangkan kemampuannya dan belajar dengan
efektif.
d) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
2) Sesuai hakikat belajar
a) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap
menurut perkembangannya
b) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi.
20
c) Belajar adalah proses kontinyuitas hubungan antara
pengertian yang satu dengan yang lainnya, Sehingga
mendapatkan pengertian yang diharapkan.
3) Sesuai bahan yang harus dipelajari
a) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki
struktur, penyajian yang sederhana sehingga siswa mudah
menangkap pengertiannya.
b) Belajar harus mengembangkan kemampuan tertentu sesuai
dengan tujuan yang harus dicapainya.
4) Syarat keberhasilan belajar
a) Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa
dapat belajar dengan tenang.
b) Dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian dan keterampilan itu mendalam bagi siswa.
Aunurrahman (2010: 38) Di dalam pengertian yang umum
dan sederhana, belajar sering kali diartikan sebagi aktifitas untuk
memperoleh pengetahuan. Belajar adalah proses orang memperoleh
berbagai kecekapan, ketrampilan, dan sikap. Kemampuan orang
untuk belajar menjadi ciri penting yang membedakan jenis-jenis
mahluk hidup yang lain Gredlen.
Belajar menurut Dimyati (2006: 7) adalah tindakan dan
perilaku siswa yang kompleks sebagai tindakan, maka belajar
dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau
21
tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa
memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan
yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda,
hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau bahan-bahan yang
dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang suatu hal tersebut
tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar.
b. Pengertian prestasi belajar
Menurut Hamdani (2011: 137) prestasi adalah hasil dari
suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara
individual maupun secara kelompok. Prestasi tidak akan pernah
dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan.
Prestasi belajar menurut kamus besar bahasa Indonesia
(2007: 910), Prestasi belajar berasal dari kata “prestasi” dan
“belajar” merupakan hasil yang telah dicapai (dilakukan,
dikerjakan).
Menuruf Arifin (2009: 12) kata “prestasi” berasal dari bahasa
Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi
“prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Prestasi belajar pada umumnya
berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar
meliputi aspek pembentukan watak pesarta didik. Kata prestasi
banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain
dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan khususnya pembelajaran.
22
Prestasi belajar dibidang pendidikan adalah hasil dari
pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif dan
psikomotorik, setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur
dengan menggunakan instrument tes atau instrument yang relevan,
jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha
belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, huruf maupun
kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak
pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan tingkat
kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan
menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam mempelajari
materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapot
setiap bidang study setelah mengalami proses belajar mengajar.
Dari beberapa definisi prestasi belajar di atas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan hasil usaha
belajar yang dicapai seorang siswa berupa suatu kecakapan dari
kegiatan belajar bidang akademik di sekolah pada jangka waktu
tertentu yang dinyatakan dalam nilai setelah mengalami proses
belajar mengajar. Oleh karena itu, prestasi belajar merupakan hal
yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan
belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari
proses belajar. Prestasi belajar merupakan hasil belajar siswa yang
mengarah pada ranah kognitif pada proses penbelajaran.
23
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pestasi belajar
Menurut Slameto (2010: 54) faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan,
maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar, antara lain :
1) Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri
individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam
faktor intern yaitu :
a) Kecerdasan atau Inteligensi
Kecerdasan adalah kecakapan yang terdiri dari tiga
jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan
ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,
mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak
secara efektif mengetahui relasi dan mempelajarinya
dengan cepat. Inteligensi besar pengaruhnya terhadap
kemajuan belajar. Oleh karena itu jelas bahwa faktor
intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan
dalam kegiatan belajar mengajar.
b) Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah
dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Dalam
proses belajar terutama belajar keterampilan, bakat
24
memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil
akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang
tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak
sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak
tersebut.
c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat
besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa,
siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena
tidak ada daya tarik baginya. Sedangkan bahan pelajaran
yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan
disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.
2) Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa
yaitu:
a) Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam
masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan.
Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama.
Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil,
25
tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu
pendidikan bangsa, negara dan dunia.
Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari
bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan
sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan
pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal
memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru
sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar
anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, orang tua
harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar
anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan
dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan
tekun. Anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang
baik untuk belajar.
b) Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal
pertama yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah
yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat.
Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran,
hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan
kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik
akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. Oleh sebab itu,
26
guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang
disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar
c) Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat juga merupakan salah satu
faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar
siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan
alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan pribadi anak, oleh sebab itu dalam
kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul
dengan lingkungan dimana anak itu berada.
Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-
anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk
mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di
sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang
berkeliaran tidak menentu anakpun dapat terpengaruh pula.
Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan
membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan
sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya
dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena
itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu
lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan
besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya,
sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.
27
d. Fungsi prestasi belajar
Menurut Arifin (2009: 12) prinsip belajar merupakan suatu
masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia,
karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar
prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi
belajar mempunyai fungsi utama yaitu:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi
pendidikan asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan
pendorong bagi peserta didik.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
insitusi pendidikan.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai indikator daya serap
(kecerdasan) peserta didik.
e. Indikator prestasi belajar
Menurut Muhibbin (2004: 150) Pada prinsipnya,
pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis
yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.
Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh
ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini
disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible
28
(tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam
hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku
yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan
perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang
berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi krasa.
Menurut Saifuddin (1996:8) Pengertian tes prestasi belajar
membagi kawasan belajar mereka sebut sebagai tujuan pendidikan
menjadi tiga bagian yaitu kawasan kognitif, kawasan afektif dan
kawasan psikomotor. Tes prestasi belajar secara luas tentu mencakup
ketiga kawasan tujuan pendidikan tersebut. Walaupun begitu, kita
akan membatasi pembahasan kita secara khusus hanya pada kawasan
kognitif saja dengan penekanan pada bentuk tes yang tertulis.
Dengan demikian istilah tes prestasi belajar dalam buku ini mengacu
pada tes prestasi belajar kawasan ukur kognitif dalam bentuk tertulis.
Tes prestasi belajar dibedakan dari tes kemampuan lain bila
dilihat dari tujuannya, yaitu mengungkap keberhasilan seseorang
dalam belajar. Tujuan ini membawa keharusan dalam konstruksinya
untuk selalu mengacu pada perencanaan program belajar yang
dituangkan dalam silabus masing-masing mata pelajaran.
Menurut Saifuddin (1996:9) Tes prestasi belajar berupa tes
yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi
maksimal subjek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang
telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal dikelas, tes
29
prestasi belajar dapat berbentuk ulangan-ulangan harian, tes formatif,
tes sumatif.
Dalam dunia pendidikan, pentingnya pengukuran prestasi
belajar tidaklah dapat disangsikan lagi. Sebagaimana diketahui,
pendidikan formal merupakan suatu sistem yang kompleks yang
penyelenggaraannya memerlukan waktu, dana, dan kerjasama
sebagai pihak. Berbagai faktor dan aspek terlibat dalam proses
pendidikan secara keseluruhan. Tidak ada usaha pendidikan yang
secara sendirinya berhasil mencapai tujuan yang digariskan tanpa
adanya interaksi berbagai faktor pendukung dari luar dan dalam
sistem yang bersangkutan.
3. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata
pelajaran yang diberikan di tingkat SD/MI/SDLB. IPS mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generasi yang berkaitan
dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik
diarahkan untuk dapat menjadi warga masyarakat yang menghargai
nilai-nilai sosial, bertanggung jawab, mencintai lingkungan alam,
dan menjadi warga dunia yang cinta damai.
Ilmu Pengetahuan Sosial juga membahas hubungan antara
manusia dengan lingkungannya. Di lingkungan masyarakat anak
30
didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat,
dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di
lingkungan sekitarnya. Menurut Kosasih dalam Trianto (2010: 173).
Menurut Sapriya dkk (2008: 2) istilah “ilmu pengetahuan
sosial”, disingkat IPS, merupakan nama mata pelajaran di tingkat
sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di perguruan
tinggi yang identik dengan istilah “ social studies” dalam kurikulum
persekolahan di negara laian. Nama “IPS” yang lebih dikenal social
studiesdi negara lain itu merupakan istilah hasil kesepakatan dari
para ahli atau pakar pakar kita di indonesia dalam seminar nasional
tentang Civid Education tahun 1972 di Tawangmangu, Solo. IPS
sebagai mata pelajarandi persekolahan, pertama kali digunakan
dalam kurikulum 1975.
b. Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Menurut Trianto (2010: 174) menyatakan bahwa pada
dasarnya tujuan dari pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada
siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat,
kemampuan, dan lingkungannya, serta berbagai bekal siswa untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Menurut Mulyasa (2009: 125) menyatakan bahwa mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagi berikut:
31
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam
kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan
berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional, dan global.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah untuk memberi bekal
kemampuan dasar pada siwa di lingkungan sekitarnya sesuai dengan
bakat, minat, kemauan yang dimilikinya tanpa adanya paksaan.
Dibutuhkan pola pembelajaran yang menjembatani tercapainya
tujuan tersebut.
c. Ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Menurut Mulyasa (2009: 126) menyatakan bahwa ruang
lingkup mata pelajaran Ilmu Pengatahuan Sosial (IPS) meliputi
aspek-aspek sebagai berikut:
1) Manusia, Tempat, dan Lingkungan
2) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
3) Sistem Sosial dan Budaya
32
4) Perilaku ekonomi dan Kesejahtaraan
Dari tujuan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Ilmu
tujuan Pengetahuan Sosial (IPS) adalah untuk mendidik kemampuan
dasar yang dimiliki oleh setiap siswa sesuai dengan kemampuan,
minat, bakat, sebagai bekal untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi. Dari tujuan di atas maka dibutuhkan model pembelajaran
yang bisa mencapai tujuan tersebut.
Meskipun tujuan pembelajaran ini sangat baik, tetapi harapan
yang ingin dicapai belum terkejar. Para guru masih banyak
menghadapi masalah tentang partisipasi dan prestasi yang dimiliki
siswa masih rendah. Hal ini disebabkan karena para siswa takut
dengan pelajaran IPS yang banyak materi hafalan sehingga siswa
menjadi bosan dalam menerima pelajaran IPS.
d. Standar kompetensi dan kompetensi dasar
Standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk jenjang SD/
MI kelas IV semester II adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar kopetensi Kopetensi dasar
Mengenal sumber daya alam,
kegiatan ekonomi, dan kemajuan
teknologi di lingkungan
kabupaten/kota dan provinsi
Mengenal perkembangan
teknologi produksi, komunikasi,
dan transportasi serta
pengalaman menggunakannya
e. Materi pembelajaran mengenal perkembangan peknologi produksi
komunikasi dan trasportasi
1) Pengertian Teknologi
33
Teknologi ada hubungannya dengan kata “teknik”. Kata
teknik artinya cara atau metode. Teknologi berarti keseluruhan
sarana atau alat yang digunakan manusia untuk menghasilkan
barang dan jasa yang diperlukan manusia. Misalnya, manusia
membutuhkan hiburan. Televisi menyediakan hiburan yang
dibutuhkan manusia tersebut. Televisi yang ditonton
menghasilkan gambar dan suara. Ada bermacam-macam
teknologi yang diciptakan manusia.
2) Perkembangan Teknologi Produksi
Kegiatan yang dilakukan untuk membuat barang-barang
yang manusia pakai itulah yang disebut kegiatan produksi.
Kegiatan produksi disebut juga proses produksi.
a) Macam-macam produksi
Proses produksi dimulai dari menyiapkan bahan baku.
Bahan baku biasanya berupa kekayaan alam. Bahan baku
adalah bahan pokok atau untuk membuat barang. Ada dua
macam teknologi produksi: a) taknologi produksi modern.
Teknologi produksi modern menggunakan mesin, b)
teknologi produksi sederhana atau tradisional, alat-alat yang
digunakan juga sederhana.
b) Taknologi produksi di sekitar kita
Peralatan dan cara yang digunakan untuk membuat
suatu barang yaitu dengan teknologi produksi. Macam-
34
macam teknologi produksi, yakni teknologi produksi
sederhana dan teknologi produksi modern. Teknologi
produksi sederhana digunakan orang-orang pada zaman dulu.
Peralatan yang digunakan orang-orang pada zaman dulu
masih belum menggunakan mesin. Orang-orang pada zaman
sekarang menggunakan teknologi modern. Teknologi yang
digunakan mempengaruhi hasil kerja atau hasil produksi.
Keuntungan orang menggunakan teknologi modern adalah
hasilnya lebih banyak, bentuk dan mutunya sama, dan
waktunya lebih cepat.
c) Perkembangan Teknologi Komunikasi
Seseorang menggunakan telepon genggam atau
telepon rumah. Begitu juga halnya dengan televisi, tape
recorder, internet, atau fax. Semua ini alat-alat komunikasi.
Alat-alat komunikasi ini termasuk teknologi komunikasi.
d) Teknologi komunikasi di sekitar kita
Komunikasi merupakan kebutuhan hidup manusia
yang sangat penting. Manusia tidak dapat berhubungan
dengan orang lain di tempat yang jauh kalau tidak ada alat
komunikasi. Teknologi komunikasi berkembang dari yang
sederhana ke teknologi yang modern.
e) Teknologi komunikasi zaman dalu
35
Orang-orang zaman dahulu sudah menggunakan alat-
alat komunikasi. Tentu alat-alatnya tidak secanggih sekarang.
Pada zaman dulu, orang menggunakan alat kentongan, tali,
telik sandi, surat, dan kurir untuk berkomunikasi.
f) Teknologi komunikasi saat ini
Pada dasarnya cara berkomunikasi itu ada dua
macam, yaitu komunikasi langsung dan komunikasi tidak
langsung. Komunikasi langsung terjadi bila dua orang atau
lebih berbincang-bincang dengan saling berhadapan muka.
Sedangkan komunikasi secara tidak langsung terjadi bila
orang yang berkomunikasi menggunakan suatu alat perantara.
Biasanya orangnya tidak berhadapan secara langsung. Zaman
sekarang, kita dapat berkomunikasi melalui surat, telegram,
telepon, handy talkie, pager, telepon, TV, internet, koran, dan
majalah.
f) Perkembangan Teknologi Transportasi
Macam-macam pemberhentian taknologi transportasi
yaitu terminal bus, stasiun kereta api, pelabuhan laut, dan
bandar udara. Sarana pengangkutan sangat penting bagi
hidup manusia. Sarana pengangkutan disebut juga alat
transportasi. Alat atau sarana transportasi yang digunakan
dewasa ini terdiri dari transportasi darat, transportasi air, dan
36
transportasi udara. Ketiga kelompok transportasi ini akan
dibahas di bawah ini.
(1) Transportasi Darat
Alat transportasi darat berkembang dari yang
sederhana sampai ke yang modern. Pada zaman dulu
orang berjalan kaki untuk pergi ke suatu tempat. Seiring
perjalanan waktu, manusia akhirnya memanfaatkan
beberapa jenis binatang seperti unta, keledai, kuda,
gerobak yang ditarik lembu, dan kereta kuda sebagai alat
transportasi. Sekarang, ada bermacam-macam alat
transportasi. Alat transportasi dewasa ini antara lain
sepeda, sepeda motor, bajaj, mobil, bus, truk, kereta api,
dan sebagainya. Semua alat transportasi ini berkembang
dari bentuk yang sederhana.
(2) Transportasi Air
Negara sangat memerlukan alat transportasi air.
Alat transportasi air adalah alat transportasi yang
digunakan di sungai, danau, dan laut. Jenis angkutan air
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu alat transportasi
air bermesin dan alat transportasi air tidak bermesin. Alat
transportasi yang dipakai di sungai, danau, dan laut
adalah kano, rakit, perahu, feri, kapal.
(3) Transportasi Udara
37
Sejak pesawat ditemukan, orang dapat dengan cepat
berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Ada macam-
macam alat transportasi udara. Selain pesawat udara, ada
balon udara, dan helikopter.
4. Metode Picture And Picture
a. Pengertian media
Menurut Rohani (1997: 1) media adalah sarana / proses
komunikasi, pesan/ informasi yang dapat diserap dan dihayati oleh
orang lain agar tidak terjadi kesesatan dalam proses komunikasi
perlu sarana komunikasi untuk membentunya. Dalam proses belajar
mengajar, media yang digunakan untuk memperlancar komunikasi
belajar mengajar disebut Instruksional Edukatif.
Media adalah channel (saluran) karena pada hakikatnya
media telah memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia
untuk merasakan, mendengar, dan melihat dalam batas-batas jarak,
ruang dan waktu tertentu.
b. Pengertian gambar
Menurut Rohani (1997: 76) Gambar sangat penting
digunakan dalam usaha memperjelas pengertian pada peserta didik.,
sehingga dalam menjelaskan menggunakan gambar peserta didik
lebih memperhatikan pada benda-benda atau hal-hal yang belum
dilihatnya dan yang berkaitan dengan pelajaran. Gambar dapat
38
membantu guru dalam mencapai tujuan intruksional, karena gambar
termasuk yang mudah dan murah serta besar artinya untuk
mempertinggi nilai pengajaran, karena gambar, pengalaman dan
pengertian peserta didik menjadi lebih luas, lebih jelas dan tidak
mudah dilupakan, peserta didik lebih konkret ingatan dan asosiasi
peserta didik.
c. Pengertian metode picture and picture
Menurut Suyatno (2009: 74) picture and picture merupakan
sajian informasi kompetensi, sajian materi, perlihatkan gambar
kegiatan berkaitan dengan materi, siswa (wakil) mengurutkan
gambar sehingga sistematik, guru mengkonfirmasi urutan gambar
tersebut, guru menanamkan konsep sesuai materi ajar, penyimpulan,
evaluasi, dan refleksi.
d. Langkah-langkah metode picture and picture
Menurut Menurut Suyatno (2009: 116) mengatakan bahwa
langkah-langkah model pembelajaran picture and picture adalah
sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan kopetensi yang ingin dicapai
Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan
Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan
demikian maka siswa dapat mengukur kemampuan yang harus
dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan
39
indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga KKM yang telah
ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
2) Menyajikan materi sebagai pengantar
Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat
penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan
pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat
dimulai dari sini. Guru dapat memberikan motivasi yang
menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan
motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan
menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi
yang dipelajari.
3) Guru menunjukkan/ memperhatikan gambar-gambar kegiatan
berkaitan dengan materi
Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa
ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati
setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya.
Dalam pembelajaran bahasa Inggris atau bahasa Indonesia siswa
dapat mencerikan kronologi, jalan cerita atau maksud dari
gambar yang ditunjukan. Dalam Pelajaran Matematika dapat
digambarkan tentang kubus, segitiga atau lainnya dari sini dapat
digambarkan mengenai diagonal, diagonal ruang, tinggi atau
luas bidang.
Dalam perkembangakan selanjutnya guru dapat
memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video
40
atau demontrasi yang kegiatan tertentu seperti membuat kopi,
menggoreng tempe dan sebagainya.
4) Guru menunjuk/ menunjuk siswa secara bergantian, memasang/
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi,
karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan
siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian,
sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang
harus diberikan.
Perlu diingat urutan dalam pembuatan harus benar
sebagai contoh dalam matematikan untuk menggambar diagonal
ruang adalah langkah yang harus dilakukan dengan benar
sampai ditemukan diagonal ruangnya.
5) Guru menanyakan alasan/ dasar pemikiran urutan gambar
tersebut
Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan
cerita, atau tuntutan KD dengan indikator yang akan dicapai.
Ajaklah sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain
untuk membantu sehingga proses diskusi dalam PBM semakin
menarik.
6) Dari alasan/ urutan gambar tersebut guru memulai menamakan
konsep/ materi dengan kopetensi yang ingin dicapai
41
Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru
harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai
dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau
bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut
penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah
ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indikator yang
telah ditetapka.
7) Kesimpulan/ rangkuman
Kesimpulan dan rangkuman dilakukan bersama dengan
siswa. Guru membantu dalam proses pembuatan kesimpulan dan
rangkuman.
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan permasalahan yang terdapat pada latar belakang,
diketahui bahwa kondisi awal peserta didik kurang adanya partisipasi peserta
didik dalam Kegiatan pembelajaran. Karena kurangnya keterlibatan peserta
didik dalam Kegiatan pembelajaran berpengaruh pada prestasi belajar yang
didapat peserta didik. Untuk mengatisipasi berkelanjutan hal ini maka
diterapkan pembalajaran yang kooperatif. Dengan kemajuan zaman dan
kemajuan teknologi guru dituntut untuk kreatif dalam memberikan pelajaran
kepada peserta didiknya, terutama pada model dan media yang akan
diberikan. Jika model dan medianya tepat maka akan mempengaruhi
partisipasi dan prestasi belajar siswa. Salah satu model pembelajaran untuk
42
meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar siswa, salah satunya adalah
metode picture and picture.
Dalam pelaksanaan proses Kegiatan pembelajaran menggunakan
metode picture and picture akan mempermudah pesarta didik untuk
memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. metode picture and
picture pada proses Kegiatan pembelajaran akan meningkatkan partisipasi
agar peserta didik mengeluarkan pendapatnya dan ikut menanggapi pendapat
yang diberikan oleh peserta didik lainnya maupun pendapat yang dikeluarkan
oleh guru. Disini peserta didik dituntut untuk ikut berpartisipasi
mengeluarkan pendapat agar situasi kelas saat proses Kegiatan pembelajaran
menjadi aktif yang menyenangkan. Teknik ini juga mendorong siswa untuk
meningkatkan semangat setiap peserta didik dengan pendapat masing-masing
peserta didik. Kaitanya dengan partisipasi ini juga akan berpengaruh pada
prestasi belajarnya akan meningkat pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS).
Dari pendapat di atas maka dapat ditarik kerangka berpikir peneliti
pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui metode picture and
picture sebagai berikut:
Masalah Hasil Tindakan
- Kurangnya
partisipasi
sehingga siswa
kurang
bersemangat
dan tidak aktif
- Prestasi belajar
di bawah KKM,
hasil belajar
rendah
Partisipasi dan
prestasi belajar
siswa meningkat
Metode
picture and
picture
43
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian landasan teori dan kereangka berpikir di atas,
maka hipotesis tindakannya adalah dengan melalui metode picture and
picture dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi
membandingkan mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi,
dan trasportasi dapat meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar siswa
kelas IV SD Negeri 5 Pengadegan Kecamatan Pengadegan Kabupaten
Purbalingga.
D. Penelitian Yang Relevan
Metode picture and picture pernah dilakukan oleh Munjiyah (2010)
yang berjudul upaya peningkatan kopetensi dasar berkomunikasi secara lisan
melalui metode picture and picture pada siswa berkelompok B TK Pertiwi
kabupaten Cilacap.