bab ii kajian pustaka a. kajian teori 1. pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. bab ii...

42
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Dalam proses pembelajaran di dalam kelas, siswa tidak lepas dari yang namanya belajar karena pembelajaran merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh guru untuk membuat siswa belajar. Maolani (2017:14) menyatakan bahwa “belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.” Jadi belajar adalah perubahan yang dialami individu berdasarkan hasil dari pengalamannya itu sendiri. Perubahan yang diperoleh tersebut bukan hanya tingkah laku saja, tetapi bisa berupa pengetahuan, keterampilan sikap ataupun kebiasaan siswa itu sendiri. Corey (Sagala, 2009:61) menyatakan bahwa “pembelajaran merupakan suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus, atau menghasilkan respon tertentu.” Sedangkan menurut Dimyati (2014:29) “pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar aktif.” Surya (2014:7) mendefinisikan “pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku - - www.lib.umtas.ac.id Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - -

Upload: others

Post on 30-Mar-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

9

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran di dalam kelas, siswa tidak lepas dari

yang namanya belajar karena pembelajaran merupakan usaha sadar yang

dilakukan oleh guru untuk membuat siswa belajar.

Maolani (2017:14) menyatakan bahwa “belajar adalah tahapan

perubahan seluruh tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalaman

dan interaksi dengan lingkungan.” Jadi belajar adalah perubahan yang

dialami individu berdasarkan hasil dari pengalamannya itu sendiri.

Perubahan yang diperoleh tersebut bukan hanya tingkah laku saja, tetapi

bisa berupa pengetahuan, keterampilan sikap ataupun kebiasaan siswa itu

sendiri.

Corey (Sagala, 2009:61) menyatakan bahwa “pembelajaran

merupakan suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja

dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu

dalam kondisi-kondisi khusus, atau menghasilkan respon tertentu.”

Sedangkan menurut Dimyati (2014:29) “pembelajaran adalah kegiatan

guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa

belajar aktif.”

Surya (2014:7) mendefinisikan “pembelajaran adalah suatu proses

yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

10

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran merupakan suatu proses yang dialami siswa untuk

menghasilkan suatu perubahan baik itu pengetahuan, sikap, keterampilan

sebagai hasil dari pengalaman yang dilalui oleh siswa. Dalam prosesnya

guru akan membuat siswa untuk belajar secara aktif di kelas.

2. Model Pembelajaran

Model Pembelajaran yaitu pola pembelajaran yang telah disiapkan

oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran kelas dimulai. Model

pembelajaran haruslah ditentukan dan disiapkan oleh guru sebelum

mengajar di kelas agar pelaksanaan pembelajaran terkonsep dengan benar.

Model pembelajaran merupakan konsep yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan proses pembelajaran untuk mencapai

suatu tujuan belajar tertentu.

Model Pembelajaran dipilih sesuai dengan materi yang akan

diajarkan, dan selain dalam penyampaian materi, model pembelajaran juga

dipilih untuk menyesuaikan dengan kondisi kelas pelaksanaan

pembelajaran dan dipilih untuk menyampaikan evaluasi yang akan

dilaksanakan oleh guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Menurut

Bruce Joyce dan Marsa Weil 1980 dalam Maolani (2017:53), yang

dimaksud model pembelajaran adalah:

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

11

“A Model of teaching is a plan or pattern that can be

used to save curriculum (long term courses of studies), to

design instructional materials, and to guide instruction in the

classroom and other setting”. („Suatu model pembelajaran

adalah suatu rencana atau pola yang digunakan dalam

menyusun kurikulum, mangatur materi pelajaran, dan memberi

petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran

maupun setting lainnya‟).

Setting yang dimaksud di atas yaitu hal-hal lain yang menunjang

seperti tahap-tahap pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang harus

dicapai oleh peserta didik. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan

pembelajaran yang akan digunakan termasuk didalamnya tujuan-tujuan

pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan

pembelajaran, dan pengelolaan kelas seperti hal nya materi pelajaran, jam

pelajaran, tingkat perkembangan kognitif peserta didik, fasilitas penunjang

yang tersedia sehingga tujuan pembelajaran yang ditetapkan dapat

tercapai.

Dengan begitu, model pembelajaran harus dipilih dan disiapkan

dengan baik sebelum pembelajaran dimulai agar tercipta kondisi

pembelajaran yang menyenangkan dan menarik minat peserta didik dalam

belajar sehingga tujuan-tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik dan

prestasi belajar peserta didik menjadi lebih baik.

3. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan

suatu model pembelajaran yang mana dalam proses pembelajarannya

peserta didik dibagi menjadi kelompok kecil dengan tingkat kemampuan

yang berbeda.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

12

Menurut Mandal 2009 dalam Sriyati (2014) bahwa:

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi

sukses dalam mengajar dengan menggunakan kelompok-

kelompok kecil dengan kemampuan siswa yang berbeda,

menggunakan aktivitas belajar yang beraneka ragam dalam

meningkatkan pemahaman terhadap konsep yang dipelajari.

Model pembelajaran kooperatif dapat memperbaiki prestasi belajar

siswa di kelas. Dikatakan dapat memperbaiki prestasi siswa karena dalam

proses pembelajaran siswa akan merasa tertantang untuk memperdalam

materi dan jika dalam pembelajaran siswa dibagi menjadi beberapa

kelompok, siswa yang tidak paham akan mendapat bantuan dari siswa lain

yang sudah mengerti dan mengajarkannya sehingga yang asalnya sering

tidak paham, jika dengan berkelompok prestasi siswa akan menjadi lebih

baik.

Slavin dalam Nurani (2013) menyatakan bahwa “pembelajaran

kooperatif (cooperative learning) merupakan suatu teknik yang melibatkan

siswa untuk bekerja sama dalam kelompok heterogen.” Dalam

pelaksanaannya peserta didik akan dibagi menjadi beberapa kelompok

yang heterogen dan akan mendapatkan tugas dari kelompoknya yang harus

dikerjakan oleh peserta didik tersebut.

Dalan pelaksanaannya siswa akan saling bekerja sama dalam

mengerjakan tugasnya. Sejalan dengan itu, Menurut Shoimin (2017:45)

“model pembelajaran kooperatif (Cooperative Lerning) adalah kegiatan

pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling

membantu mengonstruksi konsep dan menyelesaikan persoalan.”

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

13

Dalam pelaksanannya peserta didik akan saling membantu dengan

anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh

guru. Tetapi meski peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kecil

dan berdiskusi dengan anggota kelompok lain, peserta didik tetap

bertanggungjawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan

informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang yang dihadapkan

pada mereka.

Dalam pembelajaran di kelas, siswa dibagi menjadi beberapa

kelompok dengan anggota yang bersifat heterogen. Tetapi meski siswa

berada dalam kelompok, tidak membuat siswa menjadi tidak memiliki

tanggungjawab untuk mencari informasi, justru dalam pembelajaran

kooperatif setiap siswa yang ada dalam kelompok tetap memiliki tugas dan

tanggungjawab individu dalam menjawab pertanyaan atau dalam

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Pembelajaran kooperatif baik untuk dilaksanakan di kelas karena

mampu membuat pembelajaran tidak jenuh karena peserta didik aktif

dalam proses pembelajaran, dan peserta didik dapat bersosialisasi dengan

peserta didik lain yang ada di kelompok, peserta didik akan belajar

menerima dan memberi pendapat, belajar untuk mengungkapkan ide

gagasan kepada anggota yang lain sehingga pembelajaran menjadi

menyenangkan dan tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.

Pembelajaran kooperatif membuat siswa untuk belajar bekerja sama dan

saling membantu dengan anggota kelompok yang lain.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

14

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dalam pelaksanaannya

peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang beranggotakan

empat sampai enam orang yang diberi tugas terstruktur untuk diselesaikan

oleh setiap anggota kelompok. Peserta didik yang terlibat dalam proses

pembelajaran kooperatif akan belajar untuk bersosialisasi dan saling

membantu apabila ada anggota kelompok yang tidak bisa.

Dalam pembelajaran kooperatif, guru tidak akan mendominasi

pembelajaran, karena peserta didik yang tidak mengerti terlebih dahulu

akan bertanya pada anggota yang lain sebelum bertanya pada guru. Selain

saling membantu, peserta didik akan belajar memberikan kritik atau saran

terhadap ide atau gagasan yang diberikan oleh anggota yang lain.

Capaian pembelajaran jika melaksanakan pembelajran kooperatif

bukan hanya pada akademik saja, tetapi juga pada aspek sosial peserta

didik karena dalam proses pembelajarannya peserta didik akan belajar

untuk berinteraksi dan bersosialisai dalam anggota kelompoknya. Oleh

karena itu, pembelajaran kooperatif baik dilaksanakan karena bukan

prestasi belajar secara akademik saja, tetapi keterampilan sosial siswa

dilatih dalam kelompok agar bisa menjalin interaksi dengan baik dengan

anggota kelompok.

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa unsur

pembelajaran yang harus ada dalam setiap pembelajaran kooperatif.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

15

Menurut Taniredja (2013:57), unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif

adalah:

a. Peserta didik dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka

sehidup sepenanggungan bersama.

Untuk meningkatkan semangat siswa dalam belajar bekerjasama

dan saling membantu dengan anggota kelompok, hal yang pertama

harus diingatkan kepada peserta didik adalah agar peserta didik

memiliki pemikiran dan beranggapan bahwa mereka dengan anggota

kelompok yang lain sedang sehidup dan sepenanggungan bersama.

b. Peserta didik bertanggungjwab atas segala sesuatu di dalam

kelompoknya.

Anggota kelompok yang baik adalah yang menganggap bahwa

semua anggota kelompok memiliki tanggungjawab yang sama dalam

kelompok. Segala sesuatu yang terjadi di dalam kelompok menjadi

tanggungjawab semua anggota kelompok.

c. Peserta didik haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam

kelompoknya memiliki tujuan yang sama.

Peserta didik yang memiliki anggapan bahwa semua anggota

kelompok memiliki tujuan yang sama, yaitu berdiskusi untuk mencari

ide gagasan untuk menjawab atau mengerjakan soal yang diberikan

oleh guru.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

16

d. Peserta didik haruslah membagi tugas dan tanggungjawab yang sama

di antara anggota kelompoknya.

Pembelajaran kooperatif harus membuat peserta didik belajar

membagi tugas dengan anggota kelompoknya. Tugas dan

tanggungjawab yang dimiliki oleh setiap anggota kelompok adalah

sama yaitu dengan membagi tugas dengan adil.

e. Peserta didik akan dikenakan evaluasi atau diberikan penghargaan

yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.

Penghargaan ataupun evaluasi yang diberikan oleh guru yang

berada dalam pembelajaran kooperatif akan bersifat kelompok bukan

individu. Hal ini dilakukan agar semua siswa yang ada dalam

anggoata kelompok semangat untuk saling bekerja sama dengan

anggota kelompok yang lain.

f. Peserta didik berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan

keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

Pembelajaran kooperatif membuat siswa belajar untuk melatih

keterampilan sosial mereka dalam hal keterampilan bekerja sama

dengan anggota kelompoknya.

g. Peserta didik akan diminta mempertanggungjawabkan secara

individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Meski siswa dalam proses pembelajaran bekerja secara

kelompok, namun di akhir pembelajaran semua peserta didik yang ada

di kelompok harus bisa mempertanggungjawabkan materi yang

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

17

mereka tangani atau kerjakan dalam kelompok. Hal ini membuat

siswa tetap berpikir dan tidak mengandalkan anggota kelompok yang

lain.

Unsur-unsur diatas haruslah ada agar peserta didik dalam

pembelajaran mampu berdiskusi dan berinteraksi secara aktif dengan

anggota kelompoknya dan memiliki semangat untuk bekerja sama dan

saling membantu dalam melaksanakan atau mengerjakan tugas dari guru.

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kooperatif memiliki tujuan

yang hendak dicapai yaitu menurut Slavin “tujuan pembelajaran kooperatif

adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu atau anggota

kelompok, ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompok

peserta didik tersebut.” (Taniredja, 2013:60).

Keberhasilan individu dalam pembelajaran ditentukan dan

dipengaruhi oleh keberhasilan kelompok agar siswa memiliki motivasi

untuk semangat dalam bekerjasama atau dalam mengerjakan tugas yang

siswa peroleh dari kelompoknya. Selain itu hal ini juga dikarenakan agar

siswa memiliki rasa bertanggungjawab terhadap kelompoknya dan siswa

bisa saling membantu satu sama lain dalam menyelesaikan masalah atau

tugas yang ada dalam kelompok.

Pembelajaran kooperatif yang baik akan menjadikan individu

berperan aktif dalam kelompok karena keberhasilan individu dipengaruhi

oleh keberhasilan kelompok.. Tujuan pembelajaran kooperatif mencakup

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

18

tiga jenis tujuan penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan

terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.

Dalam pelaksanaannya untuk mencapai tujuan hasil belajar peserta

didik, diperoleh dengan cara peserta didik akan saling membantu jika ada

anggota kelompok yang tidak mengerti. Yaitu peserta didik yang mengerti

atau mampu melaksanakan tugas akan membantu menjelaskan materi

kepada peserta didik yang lainnya. Peserta didik yang mengerti akan

menjadi narasumber untuk teman-temanya di kelompok. Tujuan

penerimaan terhadap keragaman akan diperoleh melalui peserta didik yang

mampu menerima perbedaan latar belakang anggota kelompoknya yang

lain karena dalam pembagian anggota kelompok, anggota kelompok

diusahakan untuk berbeda mulai dari kemampuan, jenis kelamin dan

perbedaan tingkat sosialnya. Keterampilan sosial peserta didik akan

diperoleh melalui interaksi sosial yang dilakukan dalam proses kerjasama

kelompok dengan peserta didik lain, belajar saling menghargai pendapat,

dan belajar untuk menjalankan tanggungjawab dengan baik.

4. Model Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and

Composition)

Model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and

Composition) merupakan model pembelajaran yang termasuk kedalam

jenis model cooperative learning karena dalam pelaksanaan pembelajaran

peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang diberi tugas

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

19

oleh guru dan harus dikerjakan secara bersama oleh semua anggota

kelompok peserta didik tersebut.

Shoimin (2017:52) menyatakan bahwa :

Pembelajaran Kooperatif tipe CIRC dari segi bahasa dapat

diartikan sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang

mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian

mengomposisikannya menjadi bagian-bagian yang penting.

Model pembelajaran CIRC mampu digunakan untuk mempengaruhi

nilai prestasi belajar peserta didik pada materi Ciri-Ciri Khusus Hewan

karena peserta didik langsung menggali bacaan dan mencari hal-hal yang

penting dari bacaan oleh dirinya sendiri dengan bantuan teman

kelompoknya dengan guru hanya sebagai fasilitator saja. Hasil yang

diperoleh jika peserta didik melakukan sendiri akan berbeda dengan jika

guru yang memberitahu peserta didik secara langsung.

Model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and

Composition) merupakan model pembelajaran yang menyatukan dan

mengharuskan siswa untuk bisa membaca dan menulis. Pada model

pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition),

guru menggunakan bahan bacaan yang berisi latihan soal dan cerita

tentang ciri-ciri khusus hewan.

Dalam pelaksanaan model pembelajaran CIRC, para peserta didik

ditugaskan untuk berpasangan dalam tim mereka untuk belajar dalam

serangkaian kegiatan yang bersifat kognitif, termasuk membacakan cerita

satu sama lain, membuat prediksi mengenai bagaimana akhir dari sebuah

cerita, saling merangkum, cerita satu sama lain, menulis tanggapan

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

20

terhadap cerita, dan melatih pengucapan, penerimaan, dan kosa kata. Para

peserta didik juga belajar dalam timnya untuk menguasai gagasan utama

dan kemampuan komprehensif lainnya. Dalam kelompoknya, peserta didik

akan belajar untuk berdiskusi dan berpikir untuk memahami cerita dan

menuliskan tanggapan dari cerita. Peserta didik akan berdiskusi dan

berpikir untuk menentukan ciri-ciri khusus hewan dari bacaan yang telah

disajikan oleh guru, dan menguasi isi dari cerita ciri-ciri khusus hewan

yang ada dalam bacaan tersebut.

Proses pembelajaran yang mengguakana model Pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini dapat

dikategorikan sebagai proses pembelajaran terpadu, karena pada dasarnya

model pembelajaran kooperatif tipe CIRC mengandung pengertian sebagai

suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara

sesama secara teratur.

Dalam pembelajaran di kelas, proses pembelajaran yang

menggunakan model pembelajaran CIRC akan berusaha membuat siswa

memiliki perilaku dan sikap yang mau bekerja sama dan saling membantu

dengan anggota kelompok yang lain. Siswa akan bekerja sama dalam

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dan saling membantu dengan

teman satu kelompok jika ada anggota lain yang tidak mengerti atau

memahami tugasnya dalam kelompok dan tidak mampu mengerjakan

tugas yang diberikan guru atau tugas yang diterimanya dalam kelompok.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

21

Pembelajaran CIRC merupakan model pembelajaran yang baik

digunakan karena membuat peserta didik paham terhadap materi yang

diajarkan. Menurut Slavin dalam Salantina:

Model pembelajaran cooperative tipe Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC) amat tepat untuk

meningkatkan pemahaman peserta didik pada materi

pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar khususnya dalam

menyelesaikan soal yang diberikan guru.

Model pembelajaran CIRC menitik beratkan agar siswa mampu

untuk belajar membaca dan menulis agar siswa mampu memahami materi

pembelajaran. Menurut Slavin dalam Ilham (2017:122), “model

pembelajaran CIRC merupakan program pembelajaran komprehensif

untuk mengajarkan membaca dan menulis pada sekolah dasar pada tingkat

yang lebih tinggi dan pada sekolah menegah.” Membaca disini bukan

hanya ketika peserta didik dengan lantangnya membaca bacaan, tetapi

adanya kemampuan siswa dalam menyerap dan memperoleh informasi

dari suatu bacaan.

Jika siswa sudah mampu membaca dan menemukan ide atau gagasan

dari suatu bacaan, berarti siswa sudah siap untuk ke tahap selanjutnya

yaitu menulis. Menulis dalam pembelajaran CIRC bukanlah hanya menulis

bacaan yang telah ada, tetapi menulis dalam pembelajaran CIRC adalah

menuliskan ide atau gagasan yang diperoleh dari bacaan yang telah

disediakan. Jika peserta didik sudah mampu membaca, peserta didik akan

mengetahui isi gagasan bacaan dalam cerita ciri-ciri khusus makhluk hidup

dan menuliskan ide pokok atau gagasan bacaan dengan sendirinya.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

22

Proses pembelajaran selalu dilakukan dengan beberapa fase

pelaksanaan agar terlaksana pembelajaran yang terstruktur dan terarah.

Agar pembelajaran di kelas terlaksana dan terarah, dalam pelaksanannya

model pembelajaran CIRC melalui beberapa proses atau langkah

pelaksanaan. Shoimin (2017:53) menyebutkan bahwa fase dalam model

pembelajaran CIRC terdapat 5 Fase, yaitu:

a. Fase pertama yaitu orientasi.

Pada fase ini guru melakukan apersepsi dan pengetahuan awal

peserta didik tentang materi yang akan diberikan. Selain itu, juga

memaparkan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan kepada

peserta didik.

Pada fase ini, guru menyampaikan tujuan pembelajaran agar

siswa mengetahui tujuan yang harus dicapai siswa setelah

pembelajaran. Penyajian pengetahuan oleh guru dapat dilakukan

dengan melakukan tanya jawab dengan siswa. Hal yang dijadikan

pertanyaan berkaitan dengan materi yang akan dibahas saat

pembelajaran, yaitu tentang ciri-ciri khusus hewan.

b. Fase kedua, yaitu organisasi.

Pada fase ini guru membagi peserta didik ke dalam beberapa

kelompok, dengan memerhatikan keheterogenan akademik.

Membagikan bahan bacaan tentang materi yang akan dibahas kepada

peserta didik. Selain itu, menjelaskan mekanisme diskusi kelompok

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

23

dan tugas yang harus diselesaikan selama proses pembelajaran

berlangsung.

c. Fase ketiga, yaitu pengenalan konsep.

Fase ini dilakukan dengan cara mengenalkan tentang suatu

konsep baru yang mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi.

d. Fase keempat, yaitu fase publikasi.

Peserta didik mengkomunikasikan hasil temuannya,

membuktikan, memeragakan tentang materi yang dibahas, baik

dalam kelompok maupun di depan kelas. Publikasi ini dapat

dilakukan dengan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di

depan kelas.

Contohnya yaitu kelompok satu mempresentasikan ciri khusus

kelelawar, begitupun kelompok lainnya. Materi yang dipresentasikan

setiap kelompok berbeda yaitu satu kelompok mempresentasikan

ciri-ciri khusus 1 hewan yang berbeda dengan kelompok lain.

e. Fase kelima, yaitu fase penguatan dan refleksi.

Pada fase ini guru memberikan penguatan berhubungan

dengan materi yang dipelajari melalui penjelasan-penjelasan ataupun

memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya

peserta didik pun diberi kesempatan untuk merefleksikan dan

mengevaluasi hasil pembelajarannya. Pada fase ini guru dan siswa

menarik kesimpulan hasil pembelajaran hari tersebut.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

24

Proses pembelajaran model CIRC adalah pembelajaran yang bersifat

kelompok atau Cooperatif Learning, sehingga diawal pembelajaran, guru

harus membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok dengan

pemilihan anggota kelompok secara acak agar tercipta kelompok yang

baik. Dalam menentukan anggota kelompok, guru dapat membagi peserta

didik dengan langsung acak.

Dalam bukunya, Shoimin (2017:52) menjelaskan cara untuk

menentukan anggota kelompoknya, yaitu:

a. Menentukan peringkat peserta didik

Dengan cara mencari informasi tentang skor rata-rata nilai

peserta didik pada tes sebelumnya atau nilai rapor. Kemudian,

diurutkan dengan cara menyusun peringkat dari yang berkemampuan

akademik tinggi sampai rendah. Hal ini bertujuan agar adanya

kemerataan dalam setiap kelompok.

Selain itu, hal ini juga bertujuan agar siswa dengan

kemampuan atau prestasi rendah bisa satu kelompok dengan yang

prestasinya baik agar ketika dalam proses kerja kelompok bisa saling

membantu jika ada yang tidak mengerti.

b. Menentukan jumlah kelompok

Jumlah kelompok ditentukan dengan memerhatikan banyak

anggota setiap kelompok dan jumlah peserta didik yang ada di kelas

tersebut. Dalam pembagian jumlah siswa dalam satu kelompok

beranggotakan empat sampai dengan enam orang.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

25

Jumlah anggota kelompok diusahakan untuk rata yaitu

semua kelompok memiliki anggota yang sama dengan kelompok

lainnya. Hal ini untuk menghindari adanya penumpukan peserta

didik dalam satu kelompok.

c. Penyusunan anggota kelompok

Pengelompokan ditentukan atas dasar susunan peringkat

peserta didik yang telah dibuat. Setiap kelompok diusahakan

beranggotakan peserta didik yang mempunyai kemampuan

beragam sehingga mempunyai kemampuan beragam rata-rata

yang seimbang.

Dari penjelasan di atas, dapat diperoleh bahwa dalam proses

pembelajarannya model pembelajaran CIRC memiliki beberapa unsur

pembelajaran yang harus ada dalam setiap pelaksanaannya. Unsur utama

CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) antara lain

kelompok membaca, tim, kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan

cerita, pemeriksaan oleh pasangan, tes, pengajaran langsung dalam

memahami bacaan, dan seni berbahasa dan menulis integrasi.

Kelompok membaca diperoleh dari pembagian kelompok oleh guru.

Dinamakan kelompok membaca karena dalam model pembelajaran CIRC

peserta didik langsung membaca sendiri bacaan tanpa dipandu oleh guru.

Adapun peserta didik yang mengalami kesulitan diusahakan untuk

bertanya terlebih dahulu kepada teman anggota kelompoknya.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

26

Pemeriksaan oleh pasangan dapat dilakukan dengan adanya

pemeriksaan oleh anggota kelompok yang lain apakah teman satu

kelompoknya sudah mengerti semua atau belum. Jika belum maka tugas

anggota kelompok yang sudah mengerti harus mau menjadi narasumber

dan menjawab atau menjelaskan materi yang belum dimengerti oleh

peserta didik yang lain.

Dalam proses pelaksanaan pembelajaran di kelas, model

pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)

melalui beberapa langkah pembelajaran. Menurut Shoimin (2017:52-53),

langkah-langkah pembelajaran CIRC adalah:

a. Membentuk kelompok yang terdiri empat sampai enam orang

peserta didik secara heterogen.

Dalam pembagiannya guru harus memilih secara heterogen

dengan memerhatikan tingkat pengetahuan siswa, jenis kelamin, dan

tempat duduk siswa.

b. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran.

Setelah membagi siswa menjadi bebrapa kelompok, guru

kemudian membagikan bahan bacaan yang berisi bacaan ciri-ciri

khusus hewan.

c. Peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide

pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis

pada lembar kertas.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

27

Kelompok yang telah menerima bacaan dari guru kemudian

langsung saling membacakan dan saling bekerjasama untuk

menemukan ide pokok atau gagasan materi yang ada dalam bacaan.

Setelah semua anggota kelompok menemukan ide pokok atau

materi yang ada dalam bacaan, dilanjutkan dengan menuliskan ide

pokok atau meteri tersebut kedalam kertas yang telah disediakan.

Materi tersebut ditulis dengan baik agar semua peserta didik yang

ada dapat mengerti dan memahami tulisan tersebut.

d. Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.

Kelompok dengan anggota yang telah menyelesaikan tugas

dapat melapor kepada guru. Hal ini dilakukan untuk memberikan

reward kepada kelompok. Setelah selesai, siswa kemudian

mempresentasikan hasil kerjasama dalam kelompok dihadapan

teman-teman sekelasnya.

Presentasi dilakukan oleh semua anggota kelompok agar

anggota kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk bisa

menyampaikan dan menjelaskan materi yang diperoleh dari bacaan

yang diberikan oleh guru.

e. Guru membuat kesimpulan bersama peserta didik.

Jika semua kelompok sudah mempresentasikan hasil

diskusinya, maka giliran guru untuk menarik kesimpulan dari

semuanya. Menarik kesimpulan yang baik adalah dengan melibatkan

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

28

siswa dalam penarikan kesimpulan. Jika sudah disimpulkan guru

menguatkan kesimpulan tersebut.

f. Penutup

Di akhir pembelajaran guru memberi reward untuk kelompok

yang berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi dengan baik.

Dan menutup pembelajaran.

Model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and

Composition) baik untuk dilaksanakan dalam proses pembelajaran di

kelas karena selain peserta didik aktif ketika proses pembelajaran,

pembelajaran CIRC juga memiliki kelebihan. Menurut Shoimin

(2017:52-53), kelebihan model pembelajaran CIRC adalah:

a. CIRC sangat tepat untuk meningkatkan keterampilan peserta didik

dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah.

Model pembelajaran mampu meningkatkan keterampilan

peserta didik dalam menyelesaikan masalah karena peserta didik

dilatih dan memiliki rasa tanggungjawab dalam kelompok untuk

menyelesaikan masalah. Peserta didik akan dengan sungguh-

sungguh dalam menyelesaikan soal karena prinsip hasil

pembelajaran individu akan ditentukan atau dipengaruhi oleh

keberhasilan kelompok.

b. Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang.

Dengan melaksanakan model pembelajaran CIRC, dominasi

guru dalam proses pembelajaran akan berkurang dari yang guru

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

29

sebagai sumber pengetahuan utama akan berubah menjadi hanya

sebagai fasilitator saja.

Dominasi berkurang juga karena siswa yang tidak memahami

tugas atau soal yang dikerjakannya terlebih dahulu akan bertanya

pada teman satu kelompok sebelum bertanya langsung pada guru.

c. Peserta didik termotivasi pada hasil secara teliti karena bekerja

dalam kelompok.

Peserta didik yang berada dalam pembelajaran CIRC akan

termotivasi pada hasil karena siswa akan memiliki tanggungjawab

terhadap kelompoknya.

d. Para peserta didik dapat memahami makna soal dan saling mengecek

pekerjaannya.

Peserta didik akan saling mengecek dengan anggota

kelompoknya karena keberhasilan satu anggota kelompok tergantung

pada keberhasilan semua anggota kelompoknya.

e. Membantu peserta didik yang lemah.

Pembelajaran dengan model pembelajaran CIRC dapat

membantu peserta didik yang lemah karena dalam proses

pembelajaran siswa akan saling membantu antara anggota kelompok

yaitu siswa yang memiliki pengetahuan yang baik akan membantu

anggota kelompoknya yang memiliki pengetahuan yang sedikit atau

lemah.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

30

f. Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal

yang berbentuk pemecahan masalah.

Model pembelajaran CIRC memang baik untuk digunakan ketika

proses pembelajaran di kelas. Tetapi meski demikian, Model

pembelajaran CIRC memiliki kelemahan atau kekurangan. kekurangan

model CIRC adalah:

a. Dalam diskusi, adakalanya hanya dikerjakan oleh beberapa peserta

didik saja, sementara yang lainnya hanya sekedar pelengkap saja.

b. Dalam presentasi sering kurang efektif karena memakan waktu yang

cukup lama sehingga tidak semua kelompok dapat

mempresentasikan.

5. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar berasal dari dua kata yaitu prestasi dan belajar.

Sejalan dengan itu, Djamarah (2017:19) menuturkan bahwa antara kata

“prestasi” dan “belajar” mepunyai arti yang berbeda. Prestasi adalah

hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara

individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan diterima oleh peserta

didik jika peserta didik tidak melakukan suatu aktivitas atau kegiatan

yang telah ditugaskan kepadanya. Sedangkan “belajar” adalah suatu

aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah

kesan dari bahan yang telah di pelajari.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

31

Prestasi belajar dapat diperoleh siswa setelah melalui proses

pembelajaran. Djamarah (2017:23) menyatakan bahwa “prestasi belajar

adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan

perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam

belajar.” Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek

pengetahuan.

Menurut Widyastuti & Kuswardani dalam Rosida (2011:92),

“prestasi belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau indeks

prestasi yang diperoleh dari hasil pengukuran prestasi belajar.” Dari

pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar siswa hanya

berkaitan dengan nilai pengetahuan saja, bukan juga mencakup pada

hasil karakter siswa.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar siswa dalam

kurun waktu tertentu. Dalam pencapaian prestasi belajar siswa

dipengaruhi beberapa faktor. Menurut Darmadi (2010:188-190), faktor-

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:

1) Faktor eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

dapat digolongkan ke dalam faktor sosial dan non-sosial. Faktor

sosial menyangkut hubungan antar manusia yang terjadi dalam

berbagai situasi sosial yaitu keluarga, sekolah, teman dan

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

32

masyarakat. Sedangkan faktor non-sosial mencakup lingkungan

alam dan lingkungan fisik.

2) Faktor internal

Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

meliputi intelegensi siswa, minat, sikap dan motivasi. Selain itu,

waktu dan kesempatan juga mempengaruhi prestasi belajar siswa

karena setiap orang memiliki waktu dan kesempatan yang berbeda

sehingga akan berpengaruh pada kemampuan siswa.

6. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

IPA seringkali disebut dengan sains, artinya yaitu ilmu yang

mempelajari alam semesta. Tetapi selain itu, IPA bukan hanya untuk

sekedar pengetahuan saja, tetapi menurut Susanto (2013:165), ilmu

pengetahuan alam dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu

ilmu pengetahuan sebagai produk, proses dan sikap.

1) Ilmu pengetahuan sebagai produk

Ilmu pengetahuan alam sebagai produk adalah ilmu

pengetahuan sebagai kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuan

lakukan. Bentuk IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai produk

adalah fakta-fakta, prinsip, hukum dan teori-teori IPA.

2) Ilmu pengetahuan alam sebagai proses

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

33

Ilmu pengetahuan alam sebagai proses yaitu IPA selalu

memerlukan proses dalam setiap penelitian untuk menemukan

fakta dan teori-teori IPA.

3) Ilmu Pengetahuan alam sebagai sikap

Ilmu pengetahuan alam sebagai sikap yaitu sikap ilmiah

selalu dimiliki oleh seorang ilmuan dalam melakukan penelitian

dan mengkomunikasikan penelitiannya.

IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata

pelajaran yang harus dipelajari oleh setiap peserta didik disetiap sekolah

dasar. IPA termasuk mata pelajaran wajib yang perlu dipelajari disetiap

sekolah. Mempelajari IPA di sekolah dasar dapat membantu siswa

untuk mempelajari alam sekitar.

Sejalan dengan itu, Abdullah (2009:18) mengatakan bahwa:

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata

pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai

pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi

tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman

melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan,

penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, IPA (Ilmu Pengetahuan

Alam) harus di pelajari di Sekolah Dasar agar siswa mempunyai

pengetahuan tentang lingkungan sekitarnya. Dasarnya jika peserta didik

sudah mengetahui tentang lingkungan sekitar, siswa akan berusaha

untuk menjaga lingkungan tersebut atau berusaha untuk mencari tahu

dan memahami lebih lanjut tentang lingkungan sekitar baik itu

lingkungannya atau makhluk hidup yang ada di lingkungannya.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

34

Mempelajari IPA di sekolah pastilah memiliki tujuan tertentu.

Selain tujuan yang tertera diatas, Iskandar (2012:77) menjelaskan

tujuan pembelajaran di SD adalah agar siswa:

1) Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap

sains, teknologi dan masyarakat.

2) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

3) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep konsep

sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari hari.

4) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains

dalam kehidupan sehari-hari.

5) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman ke

bidang pengajaran lain.

6) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan.

b. Materi Ciri-Ciri Khusus Hewan

Setiap hewan pastilah memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda dari

hewan lain, baik itu berguna untuk beradaptasi maupun untuk bertahan

hidup. Materi ciri-ciri khusus hewan merupakan materi yang diajarkan

di kelas enam sekolah dasar. Ciri-ciri khusus hewan tersebut yaitu:

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

35

1) Alat pendeteksi benda pada kelelawar

Gambar 1.

Gambar Kelelawar

(Sumber: smart.pustaka.blogspot.com, 2018)

Kelelawar merupakan satu-satunya mamalia yang bisa

terbang. Sayapnya terbuat dari kulit tipis. Kulit tipis membentang

antara tulang-tulang jari dan tulang lengannya. Pada bagian atas

tiap-tiap sayap terdapat cakar yang digunakan untuk melekat pada

batuan saat merangkak dalam gua tempat tinggalnya.

Kelelawar mencari makan pada malam hari. Hewan ini tidur

pada siang hari. Kebanyakan kelelawar memakan serangga.

Beberapa kelelawar memakan buah-buahan, madu, ikan, mamalia

kecil, dan reptil. Untuk mencari jalan dan makanan dalam

kegelapan malam, kelelawar memiliki sistem deteksi di dalam

tubuhnya.

Kelelawar memancarkan bunyi berfrekuensi tinggi melalui

mulutnya. Bunyi tersebut akan dipantulkan oleh benda-benda

disekitarnya seperti cabang pohon dan serangga. Dengan

mendengar bunyi pantulnya, kelelawar dapat memperkirakan jarak

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

36

rintangan atau makanan. Kemampuan kelelawar tersebut

dinamakan ekolokasi.

2) Kaki Lengket pada Cicak dan Tokek

Gambar 2.

Gambar Cicak

(Sumber: sains.compas.com )

Cicak dan Tokek senang merayap di dinding-dinding rumah.

Makanan cicak dan tokek berupa serangga serangga kecil seperti

nyamuk, lalat, dan laron. Serangga-serangga tersebut dapat terbang.

Untuk menangkap serangga, cicak atau tokek harus merayap di

dinding atau langit rumah, cicak atau tokek memiliki perekat di

telapak kakinya.

Dengan bantuan mikroskop, kita dapat melihat dengan lebih

jelas permukaan telapak kaki tokek. Pada telapak kaki tokek dan

cicak terdapat berupa struktur seperti rambut yang lengket. Lapisan

yang lengket ini memungkinkan cicak dan tokek memanjat dinding

yang tegak lurus atau berjalan terbalik di atas langit-langit rumah.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

37

3) Lidah yang panjang pada Bunglon dan Landak Semut

Gambar 3.

Gambar Bunglon

(Sumber: www.kembangpete.com)

Bunglon merupakan hewan yang gerakannya lambat.

Makanan bunglon berupa serangga-serangga kecil, seperti belalang,

capung, dan jangkrik. Serangga-serangga tersebut bergerak amat

cepat.

Bunglon dapat merubah kulit tubuhnya menyamai

sekelilingnya sehingga sukar dikenali dinamakan dengan

kemampuan khusus mimikri. Selain itu, tiap matanya dapat

melihat pada arah yang berbeda. Jika salah satu mata melihat

seekor serangga, bunglon mrngendap endap menuju mangsanya.

Dengan menggunakan matanya, bunglon mengukur jarak

mangsanya. Jika mangsa dapat dicapainya, bunglon akan

melontarkan lidahnya yang lengket. Lidah yang panjangnya hampir

setubuhnya itu akan menarik serangga tersebut kedalam mulutnya.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

38

Landak semut juga memiliki lidah yang panjang dan lengket.

Makanan landak semut berupa serangga kecil, seperti semut atau

rayap. Dengan cakar besar pada jari jari kakinya, landak semut

dapat dengan mudah menggali sarang semut atau rayap. Kemudian,

landak semut menggunakan lidahnya yang panjang dan lengket

untuk menjilat semut dan rayap di dalam gundukan tanah tersebut.

Panjang lidah landak semut dapat mencapai 60 cm.

4) Punuk pada Unta

Gambar 4.

Gambar Unta

(Sumber: satujam.com)

Unta hidup di padang pasir yang kering dan gersang. Di

lingkungannya tersebut, unta mampu lakukan perjalanan panjang

tanpa makan atau minum.

Unta memiliki punuk pada punggungnya. Ada unta yang

memiliki satu punuk dan ada juga yang memiliki dua punuk. Punuk

unta berisi lemak sebagai tempat menyimpan cairan. Saat

melakukan perjalanan jauh, unta menggunakan lemak pada punuk

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

39

nya sebagai sumber energi. Jika lemak itu habis terpakai, punuk

menjadi mengerut dan lemas.

Selain itu, unta tidak berkeringat dan hanya mengeluarkan

sedikit sekali kotoran bahkan cairan yang keluar dari lubang

hidung pun di salurkan kembali ke mulut. Jika makanan berlimpah,

perut unta yang sangat besar dapat menyimpan rumput dan air

dalam jumlah yang sangat banyak. Unta dapat minum sampai 57

liter air tanpa berhenti.

5) Mata dan pendengaran yang tajam pada Burung Hantu

Gambar 5.

Gambar Burung Hantu

(Sumber: wayahna.com)

Burung hantu pada umumnya mencari makanan pada malam

hari dan tidur pada siang hari. Makanan burung hantu antara lain

tikus, serangga, burung kecil, kadal, dan ikan.

Burung hantu menggunakan mata dan telinganya yang sangat

tajam dan peka untuk menemukan mangsanya. Penglihatan burung

hantu di dalam gelap sangat baik karna matanya sangat lentur.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

40

Burung hantu dapat dengan cepat memusatkan bola matanya pada

berbagai objek dalam kegelapan. Pupil mata burung hantu dapat

membuka cukup lebar untuk menyerap seluruh cahaya yang ada

pada malam hari. Dengan demikian, burung hantu masih dapat

melihat, walaupun dengan cahaya yang sedikit.

Tidak seperti kebanyakan burung yang matanya terletak pada

tiap sisi kepalanya, kedua mata burung hantu terletak di bagian

depan kepala. Dengan begitu, burung hantu dapat melihat ke depan

dengan kedua matanya. Burung hantu juga memiliki leher yang

sangat lentur sehingga dapat memutar kepalnya untuk melihat ke

belakang.

Selain itu, di sekitar mata burung hantu terdapat bagian yang

menyerupai plat. Bagian itu membantunya untuk mengarahkan

suara agar langsung masuk kedalam telinganya yang besar. Oleh

karena itu, pendengaran burung hantu sangat untuk menentukan

lokasi mangsanya, walaupun dalam keadaan gelap total.

Burung hantu yang sedang berburu akan mengeluarkan

teriakan-teriakan. Tikus, serangga, atau mangsa lain yang

mendengarnya menjadi takut, sehingga membuat suara atau

gerakan ketakutan. Telinga burung hantu yang tajam dengan cepat

mendengar suara tersebut. Kemudian, burung hantu terbang

menuju mangsanya. Bulu bulu burung hantu yang begitu halus dan

lembut menyebabkan mereka dapat terbang tanpa suara. Hal ini

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

41

memungkinkan burung hantu untuk menyambar mangsanya dengan

diam-diam.

6) Semburan Air Ikan Pemanah

Gambar 6.

Gambar Ikan Pemanah

(Sumber: emmaferdian.blogspot.com)

Ikan pemanah hidup di air tawar. Akan tetapi, makanan ikan

pemanah berupa hewan kecil, seperti laba-laba, lalat, dan capung.

Hewan-hewan kecil sering bergantung pada ranting atau daun

tanaman yang berada dekat permukaan air. Meskipun dekat

permukaan air, ikan pemanah menyemburkan tetes-tetes air tepat

pada hewan yang sedang bergantung tersebut. Ketika mangsanya

jatuh dari ranting dan merosot ke air, ikan pemanah langsung

menyambar lalu menelannya.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

42

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Dasar penelitian yang relevan yang menguatkan penelitian tentang

Pengaruh Model Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and

Composition) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 6 Materi Makhluk Hidup

Di Sekolah Dasar adalah:

1. Hasil Penelitian oleh Mhd. Jasri Ilham, Muakibatul Hasanah, dan Yuni

Pratiwi .2016 tentang Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Bermuatan

Nilai Karakter terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas VII.

Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC mengandung pengertian sebagai

suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara

sesama secara teratur.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC

bermuatan nilai karakter terhadap kemampuan mengembangkan tema

cerpen pada siswa kelas VII SMPN 5 Muara Bungo. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian quasi eksperimen dengan desain post-

test-post-test control group desain. Sampel penelitian ini terdiri dari 2

kelas, yakni kelas VII-1 berjumlah 26 siswa sebagai kelas eksperimen dan

VII-2 berjumlah 26 siswa sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan

dalam peneltian adalah tes menulis cerpen, rubrik penilaian menulis

cerpen, dan pedoman observasi nilai karakter dan keterlaksanaan

pembelajaran. Analisis data yang digunakan adalah Uji-t. Dari

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

43

penelitiannya diperoleh hasil bahwa salah satu kelebihan model

pembelajaran CIRC adalah siswa dilatih untuk dapat bekerjasama dan

menghargai pendapat orang lain, dengan menghargai pendapat orang lain

pembelajaran dapat berlangsung dengan nyaman dalam menyatukan ide-

ide yang berbeda.

Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian

yang akan dilaksanakan. Persamaannya adalah model pembelajaran yang

akan digunakan yaitu model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated

Reading and Composition) dan metode penelitian yang digunakan yaitu

menggunakan metode penelitian Quasi Eksperimen. Sedangkan

perbedaannya yaitu terletak pada Variabel terikat jika penelitian ini pokus

pada keterampilan menulis cerpen di SMP, tetapi penelitian yang akan

dilaksanakan fokus pada prestasi belajar IPA di Sekolah dasar.

2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lina Salantina tentang Penerapan

Model Pembelajaran Tipe CIRC untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Matematika Siswa Kelas VII B SMP Negeri 3 Kuningan. Penelitian ini

dilakukan dengan 3 siklus pelaksanaan. Penelitian ini membuktikan bahwa

model pembelajaran CIRC mampu meningkatkan hasil belajar matematika

siswa dari siklus kesatu sampai kepada siklus ketiga.

Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang akan

dilaksanakan yaitu terdapat pada variabel bebas penelitian yaitu

penggunaan model pembelajaran CIRC dalam pembelajaran. Sedangkan

perbedaannya dengan penelitian ini yaitu penelitian ini menggunakan

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

44

metode penelitian Tindakan, sedangkan penelitian yang akan dilaksanakan

menggunakan metode penelitian quasi eksperimen dan variabel terikatnya

yaitu peneliti akan meneliti tentang prestasi belajar IPA tentang materi

Ciri-Ciri khusus Hewan.

3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurani, Budiyono dan Nurani tentang

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Dengan Teknik Pembelajaran Make A Match Dan Numbered Heads

Together Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari

Kecerdasan Ganda Siswa.

Hasil penelitian ini yaitu terdapat perbedaan prestasi belajar

matematika siswa antara kelas model pembelajaran J-MAM, J-NHT, dan

pembelajaran konvensional. Model pembelajaran kooperatif mampu

meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.

Persamaan dengan penelitian tersebut yaitu sama-sama

menggunakan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa. Perbedaannya adalah tipe model pembelajaran yang

digunakan berbeda. Dan penelitian pada materi yang diteliti berbeda jika

penelitian ini pada pelajaran IPA, sedangkan pada penelitian tersebut pada

prestasi belajar matematika.

4. Hasil penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Suwastana, tentang

Penerapan Model Pembelajaran Cooperatif Numbered Heads Together

Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar PKN.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

45

Hasil dari penelitian ini yaitu penelitian dilakukan dengan 3 siklus

berturut-turut dan dapat mengahasilkan kesimpulan bahwa model

pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar PKN siswa.

Penelitian tersebut relevan dengan penelitian ini karena sama-sama

menggunakan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa.

5. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tasmin Idris, Wati Oviana dan

Marlinawati. 2017 tentang Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi

Ciri-Ciri Khusus yang Dimiliki Hewan Melalui Model Kooperatif Tipe

Talking Stick di kelas VI MIN Mesjid Raya Banda Aceh.

Pendidikan sains diarahkan untuk mencari dan membantu siswa

untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Penelitian ini membahas tentang ciri-ciri khusus ysng dimiliki hewan.

Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus

pelaksanaan. Hasil dari penelitiannya diperoleh bahwa hasil belajar siswa

meningkat.

Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian

yang dilaksanakan. Persamaannya terletak pada variabel terikat yang di

teliti yaitu materi ciri-ciri khusus hewan di sekolah dasar. Sedangkan

perbedaannya yaitu terletak pada variabel bebas nya yaitu jika penelitian

ini menggunakan model pembelajaran Talking Stick, sedangkan penelitian

yang akan dilaksanakan menggunakan model pembelajaran CIRC

(Cooperatif Integrated Reading and Composition).

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

46

C. Kerangka Pikir

Model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan

model pembelajaran yang dalam proses pelaksanaan pembelajaran siswa dibagi

menjadi kelompok kecil yang beranggotakan empat sampai dengan enam

siswa. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran CIRC untuk digunakan

karena model pembelajaran CIRC adalah model pembelajaran yang

dilaksanakan dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil

beranggotakan 6 orang siswa. Pelaksanaan model pembelajaran CIRC

dilaksanakan dengan membagi siswa kemudian dilanjutkan penugasan oleh

guru. Setelah itu siswa mempresentasikan hasilnya dan di akhir guru dan siswa

sama-sama menarik kesimpulan.

Prestasi belajar merupakan ukuran untuk melihat apakah siswa mengerti

materi pembelajaran atau tidak. Dalam penelitian ini, untuk mengukur prestasi

belajar, maka dilakukan 2 jenis tes pengukuran yaitu pre-tests dan post-test.

Pre-test dilakukan untuk melihat prestasi belajar IPA sebelum siswa menerima

perlakuan, dan post-test dilakukan untuk melihat prestasi belajar setelah

menerima perlakuan.

Penggunaan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading

and Composition) dirasa akan mempengaruhi prestasi belajar IPA siswa kelas 6

pada materi ciri-ciri khusus hewan karena dalam pembelajaran siswa dituntut

untuk bertangggungjawab terhadap tugas yang diterima.

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran CIRC

(Cooperative Integrated Reading and Composition) terhadap Prestasi Belajar

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

47

Model Pembelajaran

CIRC (Cooperative

Integrated Reading

and Composition)

Prestasi Belajar IPA

materi Ciri-Ciri

Khusus Hewan baik

Siswa Kelas 6 Materi Makhluk Hidup di Sekolah Dasar Negeri 2 Cirangkong.

Variabel bebas adalah Model Pembelajaran CIRC dan variabel terikatnya

adalah prestasi belajar siswa pada bab Makhluk Hidup materi ciri-ciri khusus

hewan. Model pembelajaran CIRC digunakan karena diduga akan berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa terutama pada prestasi belajar IPA materi ciri-

ciri khusus hewan.

Dari uraian di atas, maka kerangka pikir penelitian ini dapat di

gambarkan seperti di bwah ini:

Gambar 7.

Kerangka Pikir Pengaruh Model Pembelajaran CIRC (Cooperative

Integrated Reading and Composition) terhadap Prestasi Belajar Siswa

Kelas 6 Materi Makhluk Hidup di Sekolah Dasar Negeri 2 Cirangkong.

(Sumber: Dokumentasi peneliti, 2018)

Guru

Prestasi Belajar IPA

siswa materi ciri-ciri

khusus Hewan

Rendah

Penggunaann Model

dan Metoda

Konvensional

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

48

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara atau praduga

peneliti terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

(Arikunto, 2013:10).

Berdasarkan kerangka pikir yang telah dijelaskan di atas, maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitiannya adalah:

1. Hipotesis Deskriptif

: Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran CIRC terhadap

prestasi belajar siswa pada materi ciri-ciri khusus hewan

: Terdapat pengaruh model pembelajaran CIRC terhadap

prestasi belajar siswa pada materi ciri-ciri khusus hewan.

2. Hipotesis Statistik

b. Jika probabilitas < 0,05 maka diterima dan Ha ditolak

c. Jika probabilitas > 0,05, maka ditolak dan Ha diterima.

. Profil Sekolah

1. Identitas Sekolah

1 Nama Sekolah : SD NEGERI CIRANGKONG 2

2 NPSN : 20210552

3 Jenjang Pendidikan : SD

4 Status Sekolah : Negeri

5 Alamat Sekolah : Kp. Pasirpanggung

RT / RW : 5 / 4

Kode Pos : 46184

Kelurahan : Cikeusal

Kecamatan : Kec. Tanjungjaya

Kabupaten/Kota : Kab. Tasikmalaya

Provinsi : Prov. Jawa Barat

Negara : Indonesia

6 Posisi Geografis : -7,4365 Lintang

108,1352 Bujur

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

49

3. Data Pelengkap

7 SK Pendirian Sekolah : 503/642.2/SK.1/DITK/2002

8 Tanggal SK Pendirian : 1952-02-01

9 Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah

10 SK Izin Operasional : -

11 Tgl SK Izin Operasional : 1910-01-01

12 Kebutuhan Khusus Dilayani :

13 Nomor Rekening : 0016665428100

14 Nama Bank : BANK JABAR BANTEN

15 Cabang KCP/Unit : Singaparna

16 Rekening Atas Nama : SDN CIRANGKONG 2

17 MBS : Tidak

18 Luas Tanah Milik (m2) : 2148

19 Luas Tanah Bukan Milik (m2) : 0

20 Nama Wajib Pajak : sdn 2 Cirangkong

21 NPWP : 004906657425000

3. Kontak Sekolah

20 Nomor Telepon : 085223437377

21 Nomor Fax :

22 Email : [email protected]

23 Website :

4. Data Periodik

24 Waktu Penyelenggaraan : Pagi/6 hari

25 Bersedia Menerima Bos? : Ya

26 Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat

27 Sumber Listrik : PLN

28 Daya Listrik (watt) : 900

29 Akses Internet : Telkomsel Flash

30 Akses Internet Alternatif : Indosat IM3

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaranrepository.umtas.ac.id/232/2/8. BAB II skripsi..pdf · 2021. 3. 23. · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

50

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--