bab ii kajian pustaka a. deskripsi teori 1. hakikat ...eprints.uny.ac.id/9456/3/bab 2 -...
TRANSCRIPT
10
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Hakikat Keseimbangan
Memelihara kedudukan equilibrium yang terkendali tanpa
menghiraukan berbagai tenaga internal dan eksternal yang bekerja pada
tubuh, merupakan suatu prasyarat dasar agar penampilan keterampilan
olahraga berhasil
Keseimbangan menurut Harsono (1988:23), adalah kemampuan
untuk mempertahankan sistem neuromuscular tersebut dalam suatu posisi
atau sikap yang efisien selagi kita bergerak. Sementara itu, menurut
Ratinus Darwis (1992:119), keseimbangan (balance) adalah kemampuan
untuk mempertahankan sistem saraf otot tersebut dalam suatu posisi atau
sikap yang efisien selagi kta bergerak.
Menegenai hal tersebut, terdapat dua macam keseimbangan
menurut Harsono (1988:23) yaitu:
a. Keseimbangan statis (statis balance)
Dalam keseimbnagan statis, ruang geraknya sangat kecil, misalnya
berdiri di atas dasar yang sempit (balok keseimbangan, rel kereta api),
melakukan hand stand, mempertahankan keseimbangan setelah
berputar-putar di tempat.
11
b. Keseimbangan dinamis (dynamik balance)
Kemampuan orang untuk bergerak dari satu titik atau ruang ke lain
titik dengan mempertahankan keseimbangan, misalnya menari, latihan
pada kuda-kuda atau palang sejajar, ski air, skating, sepatu roda dan
sebagainya.
Keseimbnagan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen
tubuh dengan didukung oleh sistem muskuloskeletal dan bidang tumpu.
Kemampuan untuk menyeimbangkan masa tubuh dengan bidang tumpu
akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan
efisien.
Keseimbnagan merupakan interaksi yang kompleks dan
integrasi/interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik
termasuk propioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi dan jaringan
lunak lain) yang dimodifikasi/di atur dalam otak (kontrol motorik,
sensorik, basal ganglia, cerebellum, dan area asosiasi) sebagai respon
terhadap perubahan kondisi ekternal dan internal. Serta dipengaruhi oleh
faktor lain seperti, usia, motivasi, kognisi, lingkungan, kelelahan, pengaru
obat dan pengalaman terdahulu.
Untuk mengatur pemeliharaan badan agar tetap seimbang,
terdapat prisip-prinsip yang mengatur keseimbangan menurut Pate Rotella
(1993:190) yang di kutip dari
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_kor_0807700_chapter2.pdf
adalah sebagai berikut:
12
a. Garis gaya berat. Suatu garis khayal yang menggambarkan tarikan
vertikal gaya berat. Vektor gaya ini melewati pusat gaya berat dan
merupakan suatu faktor penting yang menentukan keseimbangan.
b. Dasar dukungan. Suatu daerah yang menggambarkan permukaan dab
seluruh berat badan terbagi diatasinya. Ukuran dan bentuk dasar
dukungan merupakan variabel penting untuk mempertahankan
keseimbangan.
c. Seimbang/ tidak seimbang/ keseimbangan netral. Keseimbangan tubuh
manusia seringkali digolong-golongkan menurut kemampuannya
menahan gaya yang dimaksudkan untuk mangacukan keseimbangan.
Perbedaan utama diantara engelompokkan keseimbangan terlihat dalam
kegiatan pusat gaya berat apabila suatu gaya dikenakan pada suatu
benda.
2. Hakikat Kelincahan
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kelincahan berasal dari
kata dasar lincah yang berarti sifat-sifat lincah. Kelincahan merupakan
salah satu komponen kesegaran jasmani yang sangat diperlukan pada
semua aktivitas yang membutuhkan kecepatan perubahan posisi tubuh dan
bagian-bagiannya.
Disamping itu kelincahan merupakan prasyarat untuk
mempelajari dan memperbaiki keterampilan gerak dan teknik olahraga,
terutama gerakan-gerakan yang membutuhkan koordinasi gerak. Menurut
Ismaryati, (2006: 41) kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah
13
dan posisi tubuh atau bagian-bagiannya secara cepat dan tepat. Selain
dikerjakan dengan cepat dan tepat, perubahan-perubahan tadi harus
dikerjakan dengan tanpa kehilangan keseimbangan.
Kelincahan merupakan kualitas fisik yang sangat kompleks. Di
dalamnya melibatkan interaksi dari beberapa unsur fisik yang lain seperti
kecepatan reaksi, kekuatan, kelentukan, motor skill, keseimbangan dan
koordinasi neuromuscular (Harsono, 1988: 15). Menurut Ratinus Darwis
(1992: 117), kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang untuk
merubah posisi dan arah secepat mungkin sesuai dengan situasi yang
dihadapi dan dikehendaki.
Kelincahan berfungsi untuk meningkatkan prestasi maksimal
dalam cabang olahraga. Menurut Suharno HP (1992: 103), kelincahan
berfungsi untuk: (a) mengkoordinasikan gerakan-gerakan
berganda/simultan, (b) mempermudah penguasaan teknik-teknik tinggi, (c)
gerakan-gerakan efisien, efektif, ekonomis dan (d) mempermudah
orientasi terhadap lawan dan lingkungan.
Dikatakan pula faktor-faktor penentu baik tidaknya kelincahan
adalah : (a) kecepatan reaksi, (b) kemampuan berorientasi pada problem
yang dihadapi, (c) kemampuan mengatur keseimbangan, (d) tergantung
kelentukan sendi-sendi dan (e) kemampuan untuk mengerem gerak-gerak
motorik.
Harsono (1988: 172) berpendapat bahwa kelincahan merupakan
kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat
14
pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan
kesadaran akan posisi tubuhnya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa kelincahan adalah kemampuan untuk bergerak cepat dan tepat secara
fleksibel dalam mengubah posisi tubuh tanpa kehilangan kesadarannya.
3. Hakikat Keterampilan
Menurut Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra (2000: 57),“
keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai
suatu tujuan dengan efektif dan efisien”. Menurut Amung Ma’mun dan
Yudha M. Saputra (2000: 67)” berdasarkan keterlibatan tubuh dalam pola
gerak, keterampilan dibagi menjadi dua yaitu: keterampilan gerak kasar
(gross motor skill) dan keterampilan gerak halus (fine motor skill)”. Istilah
keterampilan gerak kasar dan keterampilan gerak halus secara umum
digunakan untuk mengkatagorikan tipe-tipe gerak. Namun keduanya dapat
juga menggambarkan secara umum mengenai perkembangan gerak,
keterampilan gerak kasar secara khusus dikontrol oleh otot-otot besar atau
kelompok otot. Otot tersebut ukurannya relatif besar, contohnya otot paha
dan otot betis. Otot-otot tersebut berintegrasi untuk menghasilakan
gerakan seperti berjalan, lari, dan loncat. Ketarampilan gerak halus secara
khusus dikontrol oleh otot-otot kecil. Keterampilan ini melibatkan
koordinasi yang memerlukan ketepatan derajat tinggi untuk berhasilnya
keterampilan ini.
15
Jadi dalam melakukan keterampilan sepaksila, keterampilan gerak
halus mempunyai peranan yang lebih besar menentukan keberhasilan
dalam melakukan gerakan sepaksila karena gerakan sepaksila memerlukan
koordinasi dan ketepatan yang cukup tinggi. Koordinasi anngota tubuh
untuk menciptakan gerak dengan daya dan alur gerak yang selaras
terutama ayunan kaki penyepak dan ketepatan menyepak bola pada saat
melakukan sepaksila agar bola dapat disepak dengan hasil gerak sepakan
yang baik.
Menurut Sudrajat Prawirasaputra (2000: 19-22), penguasaan
keterampilan pada setiap cabang olahraga berlandaskan pada penguasaan
keterampilan dasar. Keterampilan dasar ini, secara umum menjadi tiga
kelompok, yaitu keterampilan nonlokomotor, keterampilan lokomotor, dan
keterampilan menipulatif. Dari ketiga keterampilan dasar tersebut, gerakan
sepaksila masuk dalam keterampilan nonlokomotor dan keterampilan
manipulatif
Keterampilan nonlokomotor adalah jenis keterampilan yang
dilakukan dengan menggerakan anggota badan yang melibatkan sendi
dan otot dalam keadaan badan si pelaku menetap, statis, kaki tetap
mempu pada bidang tumpu. Gerakan yang termasuk gerakan
nonlokomotor adalah berdiri tegak dengan salah satu kaki diangkat,
keterampilan dasar ini termasuk keterampilan keseimbangan (balance),
makin tinggi titik berat badan dari titik bidang tumpu, makin labil
keseimbnagan seseorang. Makin kecil bidang tumpu, juga makin labil
16
posisi keseimbanga, karena gerakan teknik dasar sepaktakraw yang
dominan berupa menyepak bola yang dilakukan dengan salah satu kaki,
maka kaki tumpu harus memiliki kekuatan otot yang memadai untuk
mempertahankan keseimbangan.
Keterampilan manipulatif adalah keterampilan anggota badan,
tangan atau kaki, untuk mengontrol bola. Keterampilan manipulatif
yang dominan dalam sepaktakraw adalah menyepak bola dengan bola
kaki. Kaki berperan untuk mengontrol bola seperti dalam bolavoli
dengan menggunakan tangan. Keterampilan dasar itu tentunya tidak
berdiri sendiri-sendiri. Dalam satu teknik dasar sepaktakraw misalnya
sepaksila, maka dibutuhkan kemampuan untuk mempertahankan
keseimbangan (keterampilan nonlokomotor dan keterampilan
manipulatif). Koordinasi anggota tubuh dibutuhkan untuk menampilkan
gerak dengan daya dan alur gerak yang selaras terutama ayunan kaki
penyepak.
4. Hakikat Sepaktakraw
a. Pengertian Sepaktakraw
Sepaktakraw merupakan olahraga permainan yang unik.
Permainan sepaktakraw merupakan kombinasi dari permainan
sepakbola dan bolavoli. Mengenai pengertian permainan sepaktakraw,
menurut PERSETASI (1996:7) menyatakan bahwa, Sepaktakraw
adalah suatu permainan yang dilakukan di atas lapangan empat persegi
panjang, rata, baik terbuka maupun tertutup, serta bebas dari semua
17
rintangan dan lapangan dibatasi oleh net.Bola yang dipakai terbuat dari
rotan atau plastik (synthetic fibre) yang dianyam bulat. Permainan ini
menggunakan seluruh anggota tubuh, kecuali tangan. Bola dimainkan
dengan mengembalikannya ke lapangan lawan melewati net. Permainan
ini dilakukan oleh dua regu, masing-masing terdiri dari 3 orang pemain.
Tujuan dari setiap pemain adalah mengembalikan bola ke lapangan
lawan.
Jumlah pemain dalam permainan sepaktakraw terdiri dari tiga
orang untuk setiap regu, yang terdiri dari dua orang sebagai apit kanan
dan apit kiri, sedang satu orang sebagai tekong. Cara memainkan bola
dengan menyundul, mendada, memaha dan berbagai macam sepakan.
Teknik-teknik gerakan dalam permainan sepaktakraw memiliki
persamaan dengan sepakbola.
Menurut Sudrajat Prawirasaputra (2000: 5), permainan
sepaktakraw dilakukan dilapangan yang berukurran 13,24 kali 6,10
meter yang dibagi dua oleh garis dan net (jaring) setinggi 1,55 dengan
lebar 72 cm, dan lubang jaring sekitar 4-5 cm. Bola yang dimainkan
terbuat dari rotan atau fibre glass yang dianyam dengan lingkaran
antara 41-43 cm. Permainan sepaktakraw dilakukan oleh kedua regu
yang saling berhadapan di lapangan yang dipisahkan oleh net (jaring)
yang terbang membelah lapangan menjadi dua bagian. Setiap regu
terdiri atas tiga orang pemain yang masing-masing memiliki tugas
sebagai tekong berdiri paling belakang, dua orang lainya menjadi
18
pemain depan yang berada di sebelah kiri dan kanan yang disebut apit
kiri dan apit kanan. Pada suatu permainan, tekong berfungsi sebagai
penyepak bola pertama(sepak mula), sedangkan apit kanan dan apit kiri
berfungsi sebagai pengumpan atau penyemes.
Menurut Sulaiman (2004: 4) “suatu permainan yang
menggunakan bola terbuat dari rotan (takraw), dimainkan di atas
lapangan yang datar berukuran panjang 13,40 m dan lebar 6,10 m.
Ditengah-tengah dibatasi oleh jaring atau net seperti permainan
bulutangkis. Pemainnya terdiri dari dua pihak yang berhadapan,
masing-masng terdiri dari 3 (tiga) orang. Dalam permainan ini yang
dipergunakan terutama kaki dan semua anggota badan kecuali tangan.
Tujuan dari setiap pihak adalah mengembalikan bola sedemikian rupa
sehingga dapat jatuh di lapangan lawan atau menyebabkan lawan
membuat pelanggaran atau salah.
b. Teknik Dasar Bermain Sepaktakraw
Menurut Fouzee dalam M. Husni Thamrin (1995: 6) “
keterampilan dasar yang perlu dikuasai seseorang pemain untuk
bermain sepaktakraw ialah: sepaksila, sepak kuda, sepak cungkil,
menapak, memaha, memandek, membahu, menanduk dengan dahi,
menanduk dengan kepala bagian belakang, menanduk dengan sisi
kanan dan kiri kepala “. Selanjutnya menurut Sudrajat Prawirasaputra
(2000: 24) “teknik sepaktakraw meliputi sepakan yaitu:
sepaksila,sepakkuda, sepakbadek, sepakcungkil, haeding (sundulan
19
kepala), menahan, mendada, manapak, sepakmula (servis), smash, dan
bloking”.
Muhammad Suhud (1990: 13-19) mengemukakan bentuk-
bentuk teknik sepaktakraw adalah sebagai berikut: sepaksila, sepak
kuda, menahan, sundulan, dan sepak samping. Menurut Sulaiman
(2004: 17-31) teknik-teknik dasar dalam bermain sepaktakraw adalah :
sepaksila, sepak kuda(sepak kura), sepak cungkil, sepak tapak, sepak
badek, servis(sepak mula), block(menahan), heading(kepala), memaha,
mendada, membahu, smash.
Menurut Ratinus Darwis dan Dt. Penghulu Basa (1992: 58) “ kesemua
unsur teknik dasar diatas harus dikuasai dengan baik untuk menjadi
pemain sepaktakraw yang baik”.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
peningkatan prestasi sepaktakraw tidak hanya mengandalkan teknik
dasar yang bagus, melainkan masih banyak faktor yang menujang
peningkatan prestasi seperti fisik, taktik dan mental. Sekalipun banyak
ragam teknik dasar yang harus dikuasai dalam permainan sepaktakraw,
namun faktor-faktor yang sangat dominan dipakai dalam permainan
sepaktakraw yaitu: sepak mula, sepaksila, sepak kuda, heading, dan
smash.
c. Teknik Dasar Sepaksila
1) Pengertian dan Pentingnya Sepaksila
20
Menurut Ratinus Darwis & Dt. Penghulu Basa (1992: 16)
mengemukakan bahwa sepaksila adalah menyepak bola dengan
menggunakan kaki bagian dalam. Sepaksila digunakan untuk: (a)
menerima dan menimang bola, (b) mengunpan dan antaran bola,
(c) menyelamatkan serangan lawan. Sedangkan menurut Sulaiman
(2004: 18), sepaksila adalah menyepak bola dengan menggunakan
kaki bagian dalam. Sepaksila digunakan untuk menerima dan
menimang atau menguasai bola, mengumpan antaran bola dan
untuk menyelamatkan serangan lawan.
Sudrajat Prawirasaputra (2000: 24) mengemukakan bahwa
sepaksila adalah :
a. Berdiri pada kedua kaki menghadap kearah datangnya bola.
b. Berdiri pada satu kaki, pada kaki kiri atau kanan.
c. Bila berdiri pada kaki kiri, maka kaki kanan ditarik ke atas dan
telapak kakinya menghadap lutut kaki kiri kemudian di
turunkan setinggi mata, kaki kiri ditarik lagi ke atas sampai
setinggi lutut berulang-ulang.
d. Pemain berdiri pada dua kaki, kaki kiri di depan kaki kanan,
berat badan bertumpu pada kaki kiri, menghadap pelambung
bola.
2) Pelaksanaan Teknik Dasar Sepaksila
Menurut Ratinus Darwis & Dt. Penghulu Basa (1992: 16-
17) teknik melakukan sepaksila adalah :
21
a. Berdiri dengan kaki terbuka berjarak selebar dua bahu.
b. Kaki sepak digerakkan melipat setinggi lutut kaki tumpu.
c. Bola dikenai atau bersentuh dengan bagian dalam kaki, sepak
pada bagian bawah dari bola.
d. Kaki tumpu agak ditekuk sedikit, badan dibungkukkan sedikit.
e. Mata melihat kepada bola.
f. Kedua tangan dibuka dan dibengkokkan pada siku sebagai
penjaga keseimbangan.
g. Pergelangan kaki sepak pada waktu menyepak ditegangkan
atau dikeraskan.
h. Bola disepak keatas lurus melewati tinggi kepala.
Gambar 1. Teknik melakukan sepaksila
Menurut Sudrajat Prawirasaputra (2000: 25) untuk
melakukan teknik dasar sepaksila adalah :
a. Pemain berdiri pada kaki kiri dan kaki kanan memantul-
mantulkan bola dengan kaki kanan. Bola menyentuh bagian
bawah mata kaki kaki kanan. Pandangan difokuskan kepada
bola.
22
b. Pantulan bola dipertinggi dengan cara sepakan diperkuat.
c. Bila gerak kaki kiri yang digunakkan untuk menapakkan tubuh
tetap berdiri relative diam ditempat maka ini menunjukkan
bahwa anda sudah mahir melakukan sepaksila.
d. Sebaiknya bila kaki kiri itu bergeser ke kiri ke kanan dan ke
belakang sehingga bergerak dalam lingkaran yang garis
tengahnya lebih dari satu meter, ini menunjukkan bahwa
sepaksila anda belum stabil atau mantap.
Gambar. 2 Teknik melakukan sepaksila
Menurut M. Husni Thamrin (1995) teknik melakukan
sepaksila adalah :
a. Berdiri dengan dua kaki terbuka berjarak selebar bahu.
b. Kaki sepak digerakan melipat setinggi lutut kaki tumpu.
c. Bola disentuh dengan kaki bagian dalam.
d. Kaki tumpu agak ditekuk sedikit, badan dibungkukkan sedikit.
e. Mata melihat kepada bola.
23
f. Kedua tangan dibuka dan dibengkokkan pada siku untuk
menjaga keseimbangan.
g. Pergelangan kaki sepak pada waktu menyepak ditegangkan.
h. Bola disepak ke atas lurus melewati tinggi badan.
5. Hubungan antara Keseimbangan dngan Keterampilan Sepaksila
Dalam mencapai prestasi olahraga sepaktakraw sangat diperlukan
kondisi fisik yang baik. Salah satu faktor pendukung kondisi fisik yang
baik adalah keseimbangan.Untuk dapat melakukan sepaksila dengan pola
rangkain gerakan yang baik sangatlah bergantung terhadap keseimbangan.
Menurut Zulfikar (2008) yang dikutip dari
jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/4208115124_1829-8443.pdf, kondisi
fisik merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap atlet
terutama atlet sepaktakraw, karena dalam kondisi fisik terdapat faktor-
faktor kekuatan, daya tahan, keseimbangan, kelincahan, kelenturan,
koordinasi kecepatan reaksi dan lain sebagainya. Menurut Aziz, Teo. et al.
(2003) yang dikutip dari http://www.scribd.com/doc/52477000/Sepak-
takraw, komponen fisik yang diperlukan dalam permainan sepaktakraw
salah satunya adalah keseimbangan setelah melakukan passing bola.
Dengan demikian keseimbangan ada hubungannya dengan sepaksila
karena keseimbangan diperlukan saat melakukan sepaksila dalam
permainan sepaktakraw.
24
6. Hubungan antara Kelincahan dengan Ketrampilan Sepaksila
Menurut Ratinus Darwis (1992:117), Kelincahan (agility) adalah
kemampuan seseorang untuk merubah posisi dan arah secepat mungkin
sesuai dengan situasi yang dihadapi dan dikehendaki. Salah satu faktor
pendukung kondisi fisik yang baik adalah kelincahan. Kelincahan sangat
diperlukan untuk terampil dalam gerakan sepaksila. Menurut Zulfikar
(2008) yang dikutip dari
jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/4208115124_1829-8443.pdf, kondisi
fisik merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap atlet
terutama atlet sepaktakraw, karena dalam kondisi fisik terdapat faktor-
faktor kekuatan, daya tahan, keseimbangan, kelincahan, kelenturan,
koordinasi kecepatan reaksi dan lain sebagainya. Menurut Aziz, Teo. et al.
(2003) yang dikutip dari http://www.scribd.com/doc/52477000/Sepak-
takraw, komponen fisik yang diperlukan dalam permainan sepaktakraw
salah satunya adalah kelincahan dan koordinasi dalam passing terhadap
bola. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
kelincahan dengan sepaksila, karena dalam melakukan gerakan sepaksila
kelincahan sangat diperlukan untuk terampil dalam gerakan sepak sila.
Semakin bagus kelincahan tubuh kita semakin bagus juga gerakan
sepaksilanya.
7. Karakteristik Siswa SD
Karakteristik atau sifat siswa sekolah dasar (SD), menurut data
yang diambil dari (http://pgri-lebak.org/artikel/111-karakteristik-dan-
25
kebutuhan-anak-sekolah-dasar-html:31-07-2012) adapun bentuk dan
karakteristik siswa sekolah dasar (SD) khususnya dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Pengertian Karakteristik Siswa Sekolah Dasar (SD)
Karakteristik menurut Puerwadarminto adalah watak, tabiat,
atau sifat-sifat kejiwaan. Dengan pengertian tersebut dapat penulis
katakana bahwa karakteristik siswa adalah merupakan semua watak
yang nyata dan timbul dalam suatu tindakan siswa dalam kehidupannya
setiap saat. Sehingga demikian, karena watak dan perbuatan manusia
yang tidak akan lepas dari kodrat dan sifat, serta bentuknya yang
berbeda-beda.
b. Bentuk Karakteristik Siswa Sekolah Dasar (SD)
1) Senang Bermain
Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan
kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih-lebih untuk
kelas rendah. Guru SD hendaknya merancang model pembelajaran
yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru
hendaknya menyumbangkan model pengajaran yang serius tapi
santai.
2) Senang Bergerak
Orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak
SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh
26
karena itu guru hendaknya merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak berpindah dan bergerak.
3) Senang Bekerja dalam Kelompok
Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus
merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk
bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa
untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3 sampai 4
orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara
kelompok.
4) Senang Melakukan atau Memperagakan Suatu Secara Langsung
Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD
memasuki tahap operasional kongkrit. Dari apa yang dipelajari di
sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan
konsep-konsep lama. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi
pembelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri.
Sama halnya memberi contoh bagi orang dewasa dengan demikian
guru hendaknya merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang gerakan solat
jika langsung dengan prakteknya.
Siswa di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen
mempunyai bermacam-macam karakteristik diantaranya adalah senang
bermain, setiap istirahat pasti ada siswa yang bermain di halaman sekolah.
27
Selain itu juga senang bergerak, siswa putra khususnya sangat senang
sekali bergerak kalau disuruh diam pada saat baris menunggu giliran
melakukan praktek dalam olahraga pasti ada yang bergerak keluar dari
barisan. Karakteristik siswa yang lainnya adalah senang bekerja dalam
kelompok, misalnya saat di melakukan kegiatan berkelompok, saling
berebut melakukan perintah guru.
8. Hakikat Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah program yang dipilih peserta didik
berdasarkan bakat dan minat. Yudha M. Saputra (1998: 9) berpendapat
bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran
sekolah, yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan
untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenai hubungan antara mata
pelajaran, menyalurkan minat dan bakat, serta melengkapi pembinaan
manusia seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan berkala atau hanya dalam
waktu-waktu tertentu dan ikut dinilai.
Terdapat beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler olahraga yang
dilaksanakan di sekolah yaitu ekstrakurikuler olahraga antara lain:
sepakbola, bolavoli dan sepaktakraw. Disamping ekstrakurikuler olahraga
terdapat ekstrakurikuler pramuka, dan masih banyak lagi kegiatan
ekstrakurikuler yang dilaksanakan disekolah. Dari beberapa jenis kegiatan
ekstrakurikuler mempunyai tujuan yang hampir sama yaitu untuk
meningkatkan kemampuan, keterampilan dan pengetahuan siswa
28
mengingat terbatasnya jam pelajaran yang disediakan sokolah untuk
program ekstrakurikuler.
Berdasarkan urain diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran yang dilaksanakan di
sekolah maupun diluar sekolah yang bertujuan untuk menambahkan
wawasan dan keterampilan siswa sesuai dengan ekstrakurikuler yang
diikuti oleh siswa.
Di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen
menyelenggarakan ekstrakurikuler sepaktakraw. Tujuan diadakannya
ektrakurikuler sepaktakraw di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor,
Kecamatan Kebumen adalah untuk mengembangkan bakat dan minat
siswa, serta untuk meningkatkan prestasi siswa di bidang olahraga
khususnya sepaktakraw. Sebelum kegiatan ektrakurikuler dilaksanakn
terlebih dahulu dibuat program ektrakurikuler sepaktakraw Sekolah Dasar
Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen. Adapun program ektrakurikuler
sepaktakraw terdapat pada lampiran halaman 86.
B. Penelitian yang Relevan
Untuk melengkapi dan membantu dalam mempersiapkan penelitian
ini, peneliti mencari bahan-bahan penelitian yang ada dan relevan dengan
penelitian yang akan diteliti. Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian
ini diperlukan guna mendukung kajian teoritik yang dikemukakan, sehingga
dapat digunakan sebagai landasan pada penyusunan kerangka berfikir.
Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :
29
1. Hasil penelitian dari Masyhadi (2012) yang berjudul “Hubungan Antara
Keseimbangan, Kelentukan dan Kelincahan Dengan Keterampilan
Sepaksila Mahasiswa PJKR UNY yang Mengikuti Olahraga Pilihan
Sepaktakraw Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012”. Hasil penelitian
ini dengan sampel 33 orang mahasisswa menunjukkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara keseimbangan, kelentukan dan
kelincahan dengan keterampilan sepaksila. Hal ini ditunjukkan dengan
besarnya koefisien korelsasi sebesar 0,790, Fhitung sebesar 16,059 dan
Ftabel sebesar 2,93. Serta sumbangan yang diberikan secara keseluruhan
dari ketiga variabel bebas (keseimbangan, kelentukan dan kelincahan)
dengan keterampilan sepaksila sebesar 64,2%.
2. Hasil penelitian dari Tri Widiyanto (2012) yang berjudul “Hubungan
Anatara Kelincahan dan Kelentukan Terhadap Keterampilan Sepaksila
Siswa SD Negeri 2 Bojanegara Kecamatan Padamara Kabupaten
Purbalingga yang Mengikuti Ekstrakurikuler Sepaktakraw”. Hasil
penelitian ini dengan sampel 20 orang siswa menunjukkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara kelincahan dan kelentukan dengan
keterampilan sepaksila. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya rhitung
sebesar 0,891 dan rtabel sebesar 0,444. Serta sumbangan relatif yang
diberikan variabel kelincahan sebesar 41,37%, sumbangan relatif yang
diberikan variabel kelentukan sebesar 75,66% dan sumbanagn efektif
yang diberikan variabel kelincahan sebesar 32,81%, sumbangan efektif
yang diberikan kelentukan sebesar 59,99%.
30
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teoritik diatas bahwa untuk dapat bermain
sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai
keseimbangan dan kelincahan yang baik serta keterampilan sepaksila dalam
bermain sepaktakraw.
1. Hubungan antara keseimbangan dengan keterampilan sepaksila
Untuk dapat melakukan sepaksila dengan pola rangkain gerakan yang baik
sangatlah bergantung terhadap keseimbangan. Menurut Burhan
Basyiruddin (2012) yang dikutip dari
http://burhanbasyiruddin04.blogspot.com/2012/01/teknik-dasar.html,
Teknik dalam melakukan sepak sila yaitu:
a. Posisi badan rileks,seimbang,dan tidak kaku.
b. Posisi tangan diangkat setinggi dada untuk menjaga keseimbangan
c. Posisi kaki diangkat menyila,diayunkan dengan cepat mengikuti arah
bola
Dengan demikian keseimbangan diperlukan dalam melakukan sepaksila
dalam permaina sepakyakraw.
2. Hubungan antara kelincahan dengan keterampilan sepaksila
Menurut Ratinus Darwis (1992:117), Kelincahan (agility) adalah
kemampuan seseorang untuk merubah posisi dan arah secepat mungkin
sesuai dengan situasi yang dihadapi dan dikehendaki. Menurut Ratinus
Darwis (1992:16), sepaksila digunakan untuk :
a. Menerima dan menimang (menguasai) bola
b. Mengumpan dan antaran bola
c. Menyelamatkan serangan lawan
31
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan gerakan
sepaksila kelincahan sangat diperlukan untuk terampil dalam gerakan
sepak sila. Semakin bagus kelincahan tubuh kita semakin bagus juga
gerakan sepaksilanya.
Oleh karena itu untuk mengetahui hubungan antara keseimbangan
dan kelincahan dengan keterampilan sepaksila pada siswa peserta
ekstrakurikuler sepaktakraw di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor,
Kecamatan Kebumen diperlukan suatu tes keseimbangan, kelincahan dan
keterampilan sepaksila.
D. Rumusan Hipotesis
Berdasarkan landasan teori yang di uraikan di atas, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ada hubungan antara keseimbangan dan keterampilan sepaksila pada
siswa peserta ekstrakurikuler sepaktakraw di Sekolah Dasar Negeri 2
Kalibagor, Kecamatan Kebumen.
2. Ada hubungan antara kelincahan dan keterampilan sepaksila pada siswa
peserta ekstrakurikuler sepaktakraw di Sekolah Dasar Negeri 2
Kalibagor, Kecamatan Kebumen.
3. Ada hubungan antara keseimbangan dan kelincahan dengan keterampilan
sepaksila pada siswa peserta ekstrakurikuler sepaktakraw di Sekolah
Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen.