bab ii kajian pustaka a. 1. pengertian geografieprints.uny.ac.id/53709/3/tas bab ii...

26
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kajian Geografi a) Pengertian Geografi Menurut Hartshorne (dalam Suharyono: 2005: 3) geografi merupakan studi tentang diferensiasi areal fenomena yang bertautan di muka bumi dalam arti pentingnya bagi manusia. Toyne dan Newby (dalam Suharyono: 2005: 3) menekankan bahwa geografi selalu berkepentingan pertama-tama dengan lokasi, suatu aspek dalam kegiatan dan perekonomian manusia yang oleh disiplin-disiplin ilmu lain cenderung diabaikan atau kurang diperhatikan. Di Indonesia, pengertian geografi telah dirumuskan pada Seminar Lokakarya di Semarang pada tahun 1988. Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan (Suharyono dan Moch. Amien, 1994: 41). Beberapa pengertian mengenai geografi diatas memunculkan kesimpulan bahwa geografi mengkaji mengenai hubungan manusia dengan alam serta upaya manusia untuk menjaga dan melestarkan alam.

Upload: trantruc

Post on 10-Jun-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Geografieprints.uny.ac.id/53709/3/TAS BAB II 13405241072.pdf · muka bumi dalam arti pentingnya ... bagaimana pola tersebut dapat diubah agar

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kajian Geografi

a) Pengertian Geografi

Menurut Hartshorne (dalam Suharyono: 2005: 3) geografi

merupakan studi tentang diferensiasi areal fenomena yang bertautan di

muka bumi dalam arti pentingnya bagi manusia. Toyne dan Newby

(dalam Suharyono: 2005: 3) menekankan bahwa geografi selalu

berkepentingan pertama-tama dengan lokasi, suatu aspek dalam kegiatan

dan perekonomian manusia yang oleh disiplin-disiplin ilmu lain

cenderung diabaikan atau kurang diperhatikan.

Di Indonesia, pengertian geografi telah dirumuskan pada Seminar

Lokakarya di Semarang pada tahun 1988. Geografi adalah ilmu yang

mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut

pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan

(Suharyono dan Moch. Amien, 1994: 41). Beberapa pengertian mengenai

geografi diatas memunculkan kesimpulan bahwa geografi mengkaji

mengenai hubungan manusia dengan alam serta upaya manusia untuk

menjaga dan melestarkan alam.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Geografieprints.uny.ac.id/53709/3/TAS BAB II 13405241072.pdf · muka bumi dalam arti pentingnya ... bagaimana pola tersebut dapat diubah agar

b) Pendekatan Geografi

Terdapat tiga pendekatan yang digunakan dalam mengkaji ilmu

geografi menurut Bintarto dan Hadi Sumarno (1991: 21-30), yaitu:

1) Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)

Analisa keruangan mempelajari perbedaan lokasi mengenai

sifat-sifat penting atau seri sifat-sifat penting. Ahli geografi akan

bertanya faktor-faktor apa yang menguasai pola penyebaran dan

bagaimana pola tersebut dapat diubah agar persebarannya terjadi

efisien dan lebih wajar. Dengan kata lain dapat diutarakan bahwa

analisa keruangan yang harus diperhatikan adalah pertama,

penyebaran penggunaan ruang yang telah ada dan kedua,

penyediaan ruang yang akan digunakan untuk berbagai kegunaan

yang dicanangkan.

2) Pendekatan Kelingkungan (Ecological Approach)

Studi mengenai interaksi antara organisme hidup dengan

lingkungan disebut ekologi. Oleh karena itu untuk mempelajari

ekologi, seseorang harus mempelajari organisme hidup seperti

manusia, hewan dan tumbuhan serta lingkungan seperti lithosfer,

hidrosfer, dan atmosfer. Selain dari itu organisme dapat

mengadakan interaksi dengan organisme hidup lain. Manusia

merupakan satu komponen dalam organisme hidup yang penting

dalam proses interaksi, oleh karena itu timbul pengertian ekologi

manusia atau human ecology dimana dipelajari interaksi antar

manusia dan antara manusia dengan lingkungannya.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Geografieprints.uny.ac.id/53709/3/TAS BAB II 13405241072.pdf · muka bumi dalam arti pentingnya ... bagaimana pola tersebut dapat diubah agar

3) Pendekatan Komplek Wilayah (Regional Complex

Approach)

Kombinasi antara analisa keruangan dan analisa ekologi

disebut analisa komplek wilayah. Pada analisa sedemikian

wilayah-wilayah tertentu didekati atau dihampiri dengan

pengertian areal differentiation, yaitu suatu anggapan bahwa

interaksi antara wilayah akan berkembang karena pada

hakekatnya suatu wilayah berbeda dengan wilayah lain, oleh

karena terdapat permintaan dan penawaran antar wilayah

tersebut. Pada analisa sedemikian diperhatikan pula mengenai

penyebaran fenomena tertentu (analisa keruangan) dan interaksi

antara variabel manusia dan lingkungannya untuk kemudian

dipelajari kaitannya (analisa ekologi).

Penelitian ini menggunakan pendekatan ekologi atau

kelingkungan dengan menghubungkan interaksi antara manusia terhadap

lingkungannya dan pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana,

khususnya pada sumberdaya terbarukan yaitu air. Manusia dalam

pemanfaatan airtanah bebas harus memperhitungkan dampak yang akan

dihasilkan. Selain itu juga memperhatikan cara penanganan terhadap

dampak yang terjadi baik dampak jangka pendek maupun dampak jangka

panjang.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Geografieprints.uny.ac.id/53709/3/TAS BAB II 13405241072.pdf · muka bumi dalam arti pentingnya ... bagaimana pola tersebut dapat diubah agar

c) Konsep Geografi

Konsep dasar merupakan konsep-konsep yang paling penting

yang menggambarkan struktur suatu ilmu (Suharyono dan Moch

Amien,1994 :21). Konsep geografi yang berhubungan dengan

penelitian ini adalah:

1) Konsep Lokasi

Konsep lokasi atau letak merupakan konsep utama yang

sejak awal pertumbuhan geografi telah menjadi ciri khusus ilmu

atau pengetahuan geografi, dan merupakan jawaban atas

pertanyaan pertama yaitu, “dimana?” (Suharyono dan Moch.

Amien, 1994: 27).

Secara pokok dapat dibedakan antara pengertian lokasi

absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolut menunjukkan letak yang

tepat terhadap sistem grid atau kisi-kisi atau koordinat. Untuk

penentuan lokasi absolut di muka bumi dipakai sistem koordinat

garis lintang dan garis bujur yang telah disepakati bersama dan

derajatnya dihitung dari garis ekuator (untuk garis lintang) dan

garis meridian yang melalui Kota Greenwich (meridian nol untuk

garis bujur) (Suharyono dan Moch. Amien, 1994:28).

Konsep lokasi dalam penelitian ini adalah letak sumur

galian di Kelurahan Prenggan, Kecamatan Kotagede, Kota

Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Geografieprints.uny.ac.id/53709/3/TAS BAB II 13405241072.pdf · muka bumi dalam arti pentingnya ... bagaimana pola tersebut dapat diubah agar

2) Konsep Jarak

Konsep Jarak merupakan arti penting dalam kehidupan

sosial ekonomi. Dalam geografi, jarak diukur dengan dua cara

yaitu jarak geometrik (dalam Km) dan jarak waktu (jarak

tempuh). Dalam penelitian ini, konsep jarak yang diperlihatkan

pada jarak antara septitank dan sumur galian di lokasi penelitian.

Jarak septitank dan sumur galian akan mempengaruhi kandungan

airtanah pada sumur galian.

3) Konsep Keterkaitan keruangan

Konsep keterkaitan keruangan merupakan keterkaitan

antara suatu fenomena dengan fenomena lainnya. Dalam

penelitian ini yaitu keterkaitan aktivitas manusia dengan kualitas

airtanah bebas. Pemakaian detergen dan kegiatan ekskresi

ditekankan pada penelitian ini. Kegiatan tersebut akan

mempengaruhi kualitas airtanah bebas di daerah penelitian,

sehingga dapat dilihat airtanah bebas di daerah penelitian masih

layak untuk dikonsumsi atau tidak.

d) Geografi Fisik

Geografi fisik adalah salah satu bagian utama ilmu geografi.

Geografi fisik adalah cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari

segala sesuatu yang berkaitan dengan studi tentang proses dan pola

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Geografieprints.uny.ac.id/53709/3/TAS BAB II 13405241072.pdf · muka bumi dalam arti pentingnya ... bagaimana pola tersebut dapat diubah agar

dalam lingkungan alam seperti atmosfer, biosfer, hidrosfer. Geografi

fisik berlawanan dengan geografi manusia.

Sub bagian dari geografi fisik yaitu:

1) Geomorfologi: sebuah studi ilmiah terhadap permukaan Bumi

dan proses yang terjadi terhadapnya. Secara luas, berhubungan

dengan landform (bentuk lahan) tererosi dari batuan yang keras,

namun bentuk konstruksinya dibentuk oleh runtuhan batuan, dan

terkadang oleh perilaku organisme di tempat mereka hidup.

2) Hidrologi: ilmu geografi yang mempelajari pergerakan,

distribusi, dan kualitas air di seluruh bumi, termasuk siklus air

dan sumber daya air.

3) Glasiologi: ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat fisika dan

kimia dari es dan salju (gletser), pembentukan formasi,

pergerakan dan juga evolusinya.

4) Biogeografi: ilmu yang mempelajari tentang keaneka ragaman

hayati berdasarkan ruang dan waktu.

5) Klimatologi: ilmu yang mempelajari iklim, ilmiah didefinisikan

sebagai kondisi cuaca rata-rata selama periode waktu tertentu,

dan merupakan cabang dari ilmu atmosfer.

6) Meteorologi: ilmu yang mempelajari atmosfer bumi khususnya

untuk keperluan prakiraan cuaca. Kata ini berasal dari bahasa

Yunani meteoros atau ruang atas (atmosfer), dan logos atau ilmu.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Geografieprints.uny.ac.id/53709/3/TAS BAB II 13405241072.pdf · muka bumi dalam arti pentingnya ... bagaimana pola tersebut dapat diubah agar

7) Pedologi: ilmu yang mempelajari berbagai aspek geologi tanah.

Di dalamnya ditinjau berbagai hal mengenai pembentukan tanah

(pedogenesis), morfologi tanah (sifat dan ciri fisika dan kimia),

dan klasifikasi tanah.

8) Paleogeografi: Mempelajari dan menganalisis bentuk permukaan

Bumi pada masa lalu dengan bukti fisik dari lapisan Bumi.

9) Geografi pesisir: Mempelajari hubungan dinamis antara daratan

dengan lautan.

10) Oseanografi: ilmu Bumi yang mempelajari samudra atau lautan.

Ilmu ini mencakup berbagai topik seperti organisme laut dan

dinamika ekosistem; arus samudra, gelombang, dan dinamika

cairan geofisika; tektonik lempeng dan geologi dasar laut, dan

arus berbagai zat kimia dan fisika di dalam lautan dan

perbatasannya.

11) Ilmu kuater: ilmu yang berfokus pada penelitian periode kuarter.

12) Ekologi lanskap: mempelajari pengaruh antara bentang alam

dengan proses ekologi.

13) Geomatik: mempelajari pengumpulan, penyimpanan informasi,

pengolahan, dan penyampaian informasi geografis, atau spasial.

14) Pengelolaan lingkungan: menganalisis aspek-aspek dalam

interaksi antara manusia dengan lingkungan.

Penelitian ini termasuk dalam studi geografi fisik pada fokus

kajian hidrologi karena mempelajari mengenai pergerakan, distribusi,

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Geografieprints.uny.ac.id/53709/3/TAS BAB II 13405241072.pdf · muka bumi dalam arti pentingnya ... bagaimana pola tersebut dapat diubah agar

dan kualitas air di seluruh bumi, termasuk siklus air dan sumber daya

air. Penelitian ini menekankan pada kualitas airtanah bebas yang

dipengaruhi oleh limbah domestik berupa detergen dan tinja.

Penggunaan detergen dalam rumah tangga secara terus menerus akan

mempengaruhi kualitas airtanah bebas. Selain itu, letak septitank yang

berdekatan dengan sumur galian akan meningkatkan kandungan bakteri

e-coli pada airtanah. Kandungan zat kimia dan bakteri e-coli yang

berlebih pada airtanah bebas akan berdampak buruk pada tubuh

manusia.

2. Kajian Wilayah Penelitian

Wilayah penelitian ini adalah Kelurahan Prenggan, Kecamatan

Kotagede, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bangunan tua yang

masih berdiri di wilayah Kotagede bukanlah kebetulan, melainkan tinggalan

para pendahulu. Kelurahan Prenggan merupakan salah satu wilayah yang

menjadi saksi bisu peradaban masa kerajaan yaitu masuk dalam wilayah

Kerajaan Mataram Islam di abad ke-14. Pada saat itu, Kotagede menjadi pusat

kerajaan Mataram Islam, namun masa Kotagede sebagai pusat kerajaan

Mataram Islam berakhir pada tahun 1613 setelah raja ketiga Mataram Islam

yaitu Sultan Agung (cucu Panembahan Senopati) memindahkan pusat kerajaan

ke Karta (dekat Plered).

Terletak di barat laut Pasar Kotagede, ada yang mengatakan bahwa

Prenggan merupakan daerah bekas kediaman Raden Rangga yang disebut

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Geografieprints.uny.ac.id/53709/3/TAS BAB II 13405241072.pdf · muka bumi dalam arti pentingnya ... bagaimana pola tersebut dapat diubah agar

dengan pa-rangga-an, atau dibaca Prenggan. Raden Rangga merupakan anak

kedua dari Panembahan Senopati (Raja Mataram Islam pertama). Sumber lain

menyebutkan bahwa nama Prenggan, diperkirakan berasal dari nama Pangeran

Pringgolaya. Beliau adalah putra dari Panembahan Senopati. Jadi, pada jaman

dahulu di wilayah ini berdiri dalem Pangeran Pringgolaya.

Kelurahan Prenggan saat ini berkembang menjadi kampung wisata

yang terbagi dalam berbagai macam adat dan budaya Jawa yang kental. Di

Kelurahan Prenggan, terdapat warisan budaya Masjid Perak yang merupakan

masjid utama kedua setelah Masjid Mataram. Di dalam Masjid Perak, terdapat

mimbar tua yang dahulu digunakan saat mengisi khotbah.

3. Konsep Hidrologi

Hidrologi adalah cabang Geografi Fisis yang berurusan dengan air di

bumi, sorotan khusus pada propertis, fenomena, dan distribusi air di daratan.

Khususnya mempelajari kejadian air di daratan, deskripsi pengaruh bumi

terhadap air, pengaruh fisik air terhadap daratan, dan mempelajari hubungan

air dengan kehidupan di bumi. (Linsley et al, 1949)

Ruang lingkup hidrologi mencakup :

1. Pengukuran, mencatat, dan publikasi data dasar.

2. Deskripsi propertis, fenomena, dan distribusi air di daratan.

3. Analisa data untuk mengembangkan teori-teori pokok yang ada pada

hidrologi.

4. Aplikasi teori-teori hidrologi untuk memecahkan masalah praktis.

Hidrologi bukanlah ilmu yang berdiri sendiri, tetapi ada hubungan

dengan ilmu lain, seperti meteorologi, klimatologi, geologi, agronomi

kehutanan, ilmu tanah, dan hidrolika.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Geografieprints.uny.ac.id/53709/3/TAS BAB II 13405241072.pdf · muka bumi dalam arti pentingnya ... bagaimana pola tersebut dapat diubah agar

Menurut The International Association of Scientific Hydrology,

hidrologi dapat dibagi menjadi :

1. Potamologi (Potamology), khusus mempelajari aliran permukaan

(surface streams)

2. Limnologi (Limnology), khusus mempelajari air danau

3. Geohidrologi (Geohydrology), khusus mempelajari air yang ada di

bawah permukaan tanah (mempelajari air tanah = groundwater)

4. Kriologi (Cryology), khusus mempelajari es dan salju

5. Hidrometeorologi (Hydrometeorology), khusus mempelajari problema-

problema yang ada diantara hidrologi dan meteorologi.

Hidrologi hutan merupakan suatu ilmu fenomena yang berkaitan

dengan air yang dipengaruhi oleh penutupan hutan. Sesuai dengan batasan

subyek yang ada yaitu hidrologi hutan maka bahasan selanjutnya merupakan

hidrologi terapan dengan lingkup operasionalnya adalah daerah aliran sungai

terutama yang bervegetasi hutan atau yang dapat berfungsi sebagai vegetasi

hutan serta daerah yang dipengaruhi oleh kawasan tersebut.

4. Konsep Airtanah

Airtanah adalah air yang terdapat dibawah permukaan yang menempati

zona jenuh air dengan tekanan hidrostatis sama atau lebih besar daripada

tekanan udara (Todd, 1980). Zona jenuh air adalah zona airtanah yang berada

pada lapisan dekat permukaan tanah, dibawah tekanan hidrostatik seperti

gambar 1.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Geografieprints.uny.ac.id/53709/3/TAS BAB II 13405241072.pdf · muka bumi dalam arti pentingnya ... bagaimana pola tersebut dapat diubah agar

Gambar 1. Distribusi Air Bawah Permukaan Tanah (Soetrisno, 1999)

Berdasarkan gambar tersebut, penyebaran vertikal air bawah

permukaan dapat dibagi menjadi zona tak-jenuh (zone of aeration) dan jenuh.

Zona tidak jenuh terdiri dari ruang antara yang sebagian terisi oleh air dan

sebagian terisi oleh udara, sementara ruang antara pada zona jenuh seluruhnya

terisi oleh air.

5. Kualitas Air

Kualitas air yaitu sifat-sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat,

energi, atau komponen lain di dalam air (PP No. 20 Tahun 1990 tentang

Pengendalian Pencemaran Air). Kualitas airtanah terkadang berbeda dengan

air permukaan, sebab pada saat infiltrasi air mengalami kontak dengan tanah

dan melarutkan mineral-mineral yang terdapat di dalam tanah, sehingga terjadi

perubahan kualitas air. Kadar oksigen (O2) air yang masuk mengalami

Zona Kapiler

Permukaan tanah

Air Pori

Air Volume

Muka Airtanah

Airtanah

(Groundwater)

Zo

na T

ak J

enuh

(Unsatu

rate

d z

one

)

Zo

na J

enuh

(Satu

rate

d z

one

)

Air B

aw

ah T

anah

(subsurfa

ce w

ate

r)

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Geografieprints.uny.ac.id/53709/3/TAS BAB II 13405241072.pdf · muka bumi dalam arti pentingnya ... bagaimana pola tersebut dapat diubah agar

penurunan dan digantikan oleh karbon dioksida (CO2) yang berasal dari

aktifitas biologis pada proses dekomposisi bahan organik yang terdapat pada

lapisan tanah atas (top soil).

Effendi (2003: 48), menyatakan bahwa airtanah yang berada pada

lapisan deposit pasir memiliki kandungan karbon dioksida tinggi dan

kandungan bahan terlarut (Total Dissolved Solid/TDS) rendah, dan airtanah

yang berada pada lapisan deposit kapur (limestone) memiliki kadar karbon

dioksida rendah karena karbon dioksida bereaksi dengan kapur, namun

memiliki TDS yang tinggi. Pada umumnya airtanah memiliki kandungan besi

relatif tinggi, jika airtanah mengalami kontak dengan udara dan mengalami

oksigenasi, ion ferri pada ferri hidroksida [Fe(OH)3] akan teroksidasi menjadi

ion ferro, dan selanjutnya mengendap serta membentuk warna kemerahan pada

air.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Geografieprints.uny.ac.id/53709/3/TAS BAB II 13405241072.pdf · muka bumi dalam arti pentingnya ... bagaimana pola tersebut dapat diubah agar

Tabel 1. Persyaratan Kualitas Air Bersih berdasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan RI No.416/Menkes/Per/IX/1990

No. PARAMETER Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan Keterangan

A. FISIKA

1 Bau - - Tidak berbau

2 Jumlah zat padat

terlarut (TDS) mg/L 1.500 -

3 Kekeruhan Skala NTU 25

4 Rasa - - Tidak Berasa

5 Suhu o C Suhu udara ± 3o C

6 Warna Skala TCU 50

B. KIMIA

1 Air raksa mg/L 0,001

2 Arsen mg/L 0,05

3 Besi mg/L 1

4 Fluorida mg/L 1,5

5 Kadnium mg/L 0,005

6 Kesadahan (CaCO3) mg/L 500

7 Klorida mg/L 600

8 Kromium, Valensi 6 mg/L 0,05

9 Mangan mg/L 0,5

10 Nitrat, sebagai N mg/L 10

11 Nitrit, sebagai N mg/L 1

12 pH - 6,5 – 9,0 Merupakan batas

minimum dan

maksimum, khusus

air hujan pH

minimum 5,5

13 Selenium mg/L 0,01

14 Seng mg/L 15

15 Sianida mg/L 0,1

16 Sulfat mg/L 400

17 Timbal mg/L 0,05

Kimia Organik

1 Aldrin dan Dieldrin mg/L 0,0007

2 Benzena mg/L 0,01

3 Benzo (a) pyrene mg/L 0,00001

4 Chlordane (total

isomer) mg/L 0,007

5 Coloroform mg/L 0,03

6 2,4 D mg/L 0,1

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Geografieprints.uny.ac.id/53709/3/TAS BAB II 13405241072.pdf · muka bumi dalam arti pentingnya ... bagaimana pola tersebut dapat diubah agar

No. PARAMETER Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan Keterangan

7 DDT mg/L 0,03

8 Detergen mg/L 0,5

9 1,2 Discloroethane mg/L 0,01

10 1,1 Discloroethene mg/L 0,0003

11 Heptaclor dan

heptaclor epoxide mg/L 0,003

12 Hexachlorobenzene mg/L 0,00001

13 Gamma-HCH

(Lindane) mg/L 0,004

14 Methoxychlor mg/L 0,1

15 Pentachlorophanol mg/L 0,01

16 Pestisida Total mg/L 0,1

17 2,4,6 urichlorophenol mg/L 0,01

18 Zat organik (KMnO4) mg/L 10

C. Mikro biologik

Total koliform (MPN) Jumlah per

100 ml 50 Bukan air perpipaan

Jumlah per

100 ml 10 Air perpipaan

D. Radio Aktivitas

1 Aktivitas Alpha (Gross

Alpha Activity) Bq/L 0,1

2 Aktivitas Beta (Gross

Beta Activity) Bq/L 1

Keterangan :

mg = miligram

ml = mililiter

L = liter

Bq = Bequerel

NTU = Nephelometrik Turbidity Units

TCU = True Colour Units

Logam berat merupakan logam terlarut

Tidak semua parameter yang ada diatas akan digunakan dalam

penelitian ini, hanya parameter yang berkaitan dengan penelitian yang akan

diujikan dalam laboratorium yang kemudian hasilnya di komparasikan atau di

cocokkan dengan peraturan yang ada. Hasil komparasi antara hasil

laboratorium dan peraturan yang ada akan menunjukkan kesimpulan mengenai

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Geografieprints.uny.ac.id/53709/3/TAS BAB II 13405241072.pdf · muka bumi dalam arti pentingnya ... bagaimana pola tersebut dapat diubah agar

kandungan detergen dan bakteri e-coli serta kondisi kualitas airtanah bebas di

daerah penelitian. Dengan demikian dapat terlihat apakah airtanah di daerah

penelitian masih layak di konsumsi atau tidak.

Parameter yang digunakan diantaranya adalah:

Tabel 2. Parameter yang Digunakan

No Parameter Satuan Kadar Maksimum

Fisika

1 Bau - Tak Berbau

2 TDS mg/l 1500

3 Kekeruhan NTU 25

4 Rasa - Tak Berasa

5 Suhu 0C Suhu udara ±30C

6 Warna TCU 50

7 pH - 6,5 – 9,0

Kimia

8 Besi (Fe) mg/l 1,0

9 Deterjen mg/l 0,5

10 Mangan (Mn) mg/l 0,5

11 Nitrat (NO3-N) mg/l 10

12 Nitrit (NO2-N) mg/l 1,0

Biologi

13 Total Koliform Jumlah per 100ml 50 (Bukan Air Perpiaan)

Jumlah per 100ml 10 (Air Perpipaan)

Berdasarkan baku mutunya air dapat digolongkan menjadi 5, yaitu:

a) Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara

langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.

b) Golongan B, yaitu air bersih yang baik untuk air minum, rumah tangga,

dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan lainnya tetapi tidak sesuai

untuk golongan A.

c) Golongan C, yaitu air yang baik untuk keperluan perikanan dan

peternakan, dan dapat dipergunakan untuk keperluan lainnya tetapi

tidak sesuai untuk keperluan tersebut pada golongan A dan B.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Geografieprints.uny.ac.id/53709/3/TAS BAB II 13405241072.pdf · muka bumi dalam arti pentingnya ... bagaimana pola tersebut dapat diubah agar

d) Golongan D, yaitu air yang baik untuk keperluan pertanian dan dapat

dipergunakan untuk perkantoran, industri, listrik tenaga air, dan untuk

keperluan lainnya, tetapi tidak sesuai untuk keperluan A, B, dan C.

e) Golongan E, yaitu air yang tidak sesuai untuk keperluan tersebut dalam

golongan A, B, C, dan D.

Berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup pada pasal 8, ditetapkan klasifikasi dan kriteria mutu air adalah sebagai

berikut :

a) Kelas 1,Yaitu air yang dapat digunakan sebagai bahan baku air minum

atau peruntukan lainnya yang mempersyaratkan mutu air yang sama.

b) Kelas 2, Air yang dapat digunakan sebagai prasarana/sarana rekreasi

air, budidaya ikan air tawar, peternakan, dan pertanian.

c) Kelas 3, Air yang dapat digunakan untuk budidaya ikan air tawar,

peternakan, dan pertanian.

Kelas 4, Air yang dapat digunakan untuk mengairi pertanaman atau

pertanian.

6. Parameter Kualitas Air

Effendi (2003: 50-128) menyakan bahwa kualitas airtanah dapat dinilai

berdasarkan parameter fisika, kimia, dan biologi.

a) Parameter fisika meliputi cahaya, suhu, kecerahan dan kekeruhan,

warna, konduktivitas, padatan total, padatan terlarut, padatan

tersuspensi, dan salinitas.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Geografieprints.uny.ac.id/53709/3/TAS BAB II 13405241072.pdf · muka bumi dalam arti pentingnya ... bagaimana pola tersebut dapat diubah agar

b) Parameter kimia dikelompokkan sebagai berikut :

1) Gas, terdiri atas CO2, N, NH3, H2S, dan metana.

2) Elemen atau unsur, terdiri atas aluminium (Al), zinc (Zn), tembaga

(Cu), kobalt (Co), karbon (C), fosfat (P), nitrogen (N), sulfat (SO4),

klor (Cl), fluor (F), iodin (I), boron (B), dan silikon (Si). Elemen-

elemen tersebut terdapat sebagai ion atau senyawa organik dan

anorganik kompleks.

3) Bahan organik terlarut, berupa gula, asam lemak, asam humus,

tanin, vitamin, asam amino, peptida, protein, pigmen tumbuhan,

urea, dsb.

4) Bahan anorganik tersuspensi meliputi koloid lumpur dan partikel

tanah.

5) Bahan organik tersuspensi diantaranya fitoplankton, zooplankton,

jamur/fungi, bakteri, dan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang telah

mati.

c) Parameter biologi, banyaknya bakteri e-coli dalam air dapat digunakan

sebagai bahan dalam penilaian kualitas air.

Pencemaran air secara umum dapat dinilai berdasarkan pada indikator

pH atau konsentrasi ion hidrogen, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen),

kebutuhan oksigen biologi (Biochemychal Oxygen Demand), dan kebutuhan

oksigen kimiawi (Chemycal Oxygen Demand), serta NH3N. Air disebut

tercemar pada saat kondisi air teganggu oleh kontaminan anthropogenik dan

pada saat tidak bisa mendukung kehidupan manusia seperti air minum, atau

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Geografieprints.uny.ac.id/53709/3/TAS BAB II 13405241072.pdf · muka bumi dalam arti pentingnya ... bagaimana pola tersebut dapat diubah agar

mengalami pergeseran yang ditandai dengan kemampuannya untuk

mendukung komunitas penyusun biotik seperti ikan.

7. Limbah Domestik

Limbah oleh Notoatmojo (2007) didefinisikan sebagai air buangan atau

air limbah adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah

tangga maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan dan sebagainya.

Undang–undang No. 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup mendefinisikan limbah sebagai sisa atau buangan dari suatu

usaha dan atau kegiatan manusia.

Limbah berdasarkan pada wujudnya dapat dikelompokkan sebagai

limbah padat, cair, dan gas. Limbah gas, merupakan jenis limbah yang

berbentuk gas, antara lain: Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO),

SO2, HCL, NO2, dan lain-lain. Limbah cair, adalah jenis limbah yang memiliki

cirri fisik berupa zat cair misalnya: Air Hujan, Rembesan AC, Air cucian, air

sabun, minyak goreng buangan, dan lain-lain. Limbah padat merupakan jenis

limbah yang berbentuk padat, contohnya adalah bungkus jajanan, plastik, ban

bekas, dan lain-lain

Limbah juga dapat diklasifikasikan berdasarkan sumbernya, menjadi:

a) Limbah industri; limbah yang dihasilkan oleh kegiatan industri.

b) Limbah pertanian; limbah yang ditimbulkan karena kegiatan pertanian

c) Limbah pertambangan; adalah limbah yang asalnya dari kegiatan

pertambangan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Geografieprints.uny.ac.id/53709/3/TAS BAB II 13405241072.pdf · muka bumi dalam arti pentingnya ... bagaimana pola tersebut dapat diubah agar

d) Limbah domestik; Yakni limbah yang berasal dari rumah tangga, pasar,

restoran dan kegiatan penduduk yang lainnya.

Berdasarkan senyawa yang dominan terkandung didalamnya, limbah

dibagi lagi menjadi dua jenis, yakni limbah organik dan limbah anorganik.

Limbah organik, merupakan limbah yang bisa dengan mudah diuraikan

(mudah membusuk), limbah anorganik, adalah jenis limbah yang sangat sulit

atau bahkan tidak bisa untuk di uraikan (tidak bisa membusuk), limbah

anorganik tidak mengandung unsur karbon.

Limbah B3 merupakan jenis limbah yang sangat berbahaya, suatu

limbah dapat dikatakan sebagai limbah B3 jika mengandung bahan yang

berbahaya dan atau beracun karena sifat dan konsentrasinya bisa mencemari

lingkungan dan membahayakan kehidupan manusia dan lingkungan. Limbah

B3 dikelompokkan menjadi limbah beracun, mudah terbakar, mudah meledak,

bersifat korosif, bersifat reaktif, dapat menyebebkan infeksi, dan lain

sebagainya.

Limbah harus dikelola dengan baik agar tidak mencemari lingkungan,

pengelolaan limbah sesuai dengan Pasal 1 butir d Keputusan Menteri

Perindustrian dan Perdagangan No 37 Tahun 1996 tentang Prosedur Impor,

adalah rangkaian kegiatan yang mencakup penyimpanan, pengumpulan,

pengolahan limbah serta penimbunan hasil pengelolaan. Pengelolaan limbah

dimaksudkan untuk melindungi sumber air supaya tidak tercemar, sehingga

dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Geografieprints.uny.ac.id/53709/3/TAS BAB II 13405241072.pdf · muka bumi dalam arti pentingnya ... bagaimana pola tersebut dapat diubah agar

Pembuangan limbah cair yang telah diatur dalam Keputusan Menteri

Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. KEP-

03/MENKLH/II/1991. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 juga telah

mengatur kualitas limbah yang dihasilkan oleh suatu kegiatan (misal: industri)

dan akan dibuang ke lingkungan (udara dan perairan) harus sesuai dengan baku

mutu lingkungan hidup. Baku mutu limbah cair tersebut ditetapkan oleh

gubernur dengan memperhitungkan beban maksimum yang dapat diterima air

pada sumber air. Baku mutu air dan baku mutu limbah cair yang telah

ditetapkan oleh gubernur melalui Peraturan Gubernur Daerah Istimewa

Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2010, dimaksudkan untuk melindungi peruntukan

air di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Meskipun telah diatur dalam Peraturan Gubernur Daerah Istimewa

Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2010, namun pada kenyataannya limbah rumah

tangga biasanya langsung dibuang ke septic tank atau selokan yang nantinya

akan mengalir menuju sungai. Limbah ini mengandung bahan-bahan yang

dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air, masalah kesehatan, serta

kerusakan lingkungan.

8. Deterjen

Deterjen merupakan suatu produk teknologi yang strategis dan banyak

dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pencuci pakaian, dan jumlah

pemakaian deterjen ini semakin lama semakin meningkat. Deterjen yang ada

pada saat ini lebih baik dibanding dengan produk terdahulu karena mempunyai

daya cuci yang lebih baik.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Geografieprints.uny.ac.id/53709/3/TAS BAB II 13405241072.pdf · muka bumi dalam arti pentingnya ... bagaimana pola tersebut dapat diubah agar

Deterjen pada umumnya bersifat surfaktan anionik yang berasal dari

derifat minyak nabati atau minyak bumi (Chantraine F et all, 2009). Setelah

perang dunia II dikembangkan deterjen sintetik dengan menggunakan ABS

(Alkyl Benzene Sulfonate) sebagai gugus utama pembentuk surfaktant yang

sukar terurai oleh bakteri (non-biodegradable), oleh karena itu sejak tahun 1965

diganti dengan LAS (Linear Alkyl Benzene Sulfonate).

Widiyani (2010) menyatakan bahwa bahan-bahan yang umum

terkandung pada deterjen adalah :

a) Surfaktant (surface active agent), surfaktant ini merupakan zat aktif

permukaan yang mempunyai ujung berbeda, yaitu hydrophile (suka air)

dan hydrophobe (suka lemak). Bahan ini berfungsi sebagai penurun

tegangan permukaanair, sehingga dapat melepaskan kotoran yang

menempel pada pakaian. Surfaktant terbagi menjadi 4 jenis, yaitu jenis

anionik (Alkyl Benzene Sulfonate/ABS, Linear Alkyl Benzene

Sulfonate/LAS,Alpha Olein Sulfonate/AOS), kationik (Garam

Ammonium), non ionik(Nonyl Phenol Polyethoxyle), dan amphoterik

(Acyl Ethyenediamines).

b) Builder (pembentuk), builder ini berfungsi untuk meningkatkan

efisiensi daya pencuci dari surfaktan dengan cara menonaktifkan

mineral penyebab kesadahan air. Bahan ini dapat berupa phosphate

(Sodium Tri Poly Phosphates/STTP), asetat (Nitril Tri Acetate/NTA,

Ethylene Diamine Tetra Acetate/EDTA), silikat, dan sitrat.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Geografieprints.uny.ac.id/53709/3/TAS BAB II 13405241072.pdf · muka bumi dalam arti pentingnya ... bagaimana pola tersebut dapat diubah agar

c) Filler (pengisi), merupakan bahan tambahan pada deterjen untuk

menambah kuantitas, memadatkan, dan memantapkan, sehingga dapat

menurunkan harga.

d) Additives atau suplemen/tambahan untuk membuat produk deterjen

lebih menarik, misalnua pewangi, pelarut, pemutih, dan sebaginya.

Deterjen pada awalnya dikenal sebagai bahan pembersih pakaian,

namun saat sekarang pemakaiannya meluas dalam berbagai bentuk personal

cleanning product (shampo, sabun pencuci tanngan), laundry sebagai pencuci

pakaian, dishwashing product sebagai pencuci alat-alat rumah tangga,

hosehold cleaner sebagai pembersih lantai, bahan-bahan porselen, plastik,

metal, dan gelas (Arifin, 2008)

Bahan-bahan kimia yang terkandung dalam deterjen dapat berdampak

negatif pada kesehatan dan lingkungan. Deterjen anionik memiliki daya cuci

yang tinggi dan sering ditambahkan zat aditif seperti golongan ammonium

kuartener (Alkyldimethylbenzyl-ammonium Cloride, Diethanolamine/ DEA,

Chlorinated Trisodium phosphate/chlorinated TSP, dan lainnya. Golongan

ammonium kuartener ini dapat membentuk senyawa nitrosamine yang

diketahui bersifat karsinogenik, dan dapat menyebabkan kanker (Widiyani,

2010).

Pembuangan limbah deterjen yang mengandung polutan organik tinggi

ke sungai atau tanah tanpa melalui pengolahan (treatment), akan berpengaruh

terhadap kualitas air. Deterjen memiliki kemampuan melarutkan bahan dan

bersifat karsinogen, keberadaan deterjen dalam air minum akan menimbulkan

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Geografieprints.uny.ac.id/53709/3/TAS BAB II 13405241072.pdf · muka bumi dalam arti pentingnya ... bagaimana pola tersebut dapat diubah agar

bau dan rasa yang tidak enak. Pencemaran limbah deterjen juga mengakibatkan

timbulnya bau busuk yang berasal dari gas NH3 dan H2S hasil proses

penguraianbahan organik lanjutan oleh bakteri anaerob.

Jenis deterjen kationik merupakan jenis deterjen yang memiliki sifat

racun yang paling tinggi jika masuk dalam tubuh manusia dibanding

denganjenis deterjen yang lain. Sisa bahan surfaktan yang terdapat dalam

deterjen dapat membentuk chlorbenzene, pada proses clorinasi pengolahan air

minum, senyawa ini bersifat racun dan berbahaya juga terhadap kesehatan

manusia.

9. pH (Potentimetric Hidrogen)

pH atau kandungan ion hidrogen adalah nilai untuk menyatakan derajat

keasaman atau kebasaan suatu larutan atau zat cair, yang diukur dengan skala

logaritmik dengan nilai 0,0 sebagai ukuran paling asam dan 14 sebagai ukuran

paling basa. pH merupakan salah satu indikator untuk menilai pencemaran air

secara umum, air yang normal pHnya berada pada kisaran 6,5 hingga 7,5 pada

suhu 250C, pH kurang dari angka normal dinyatakan sebagai bersifat asam dan

yang melebihi angka normal dinyatakan sebagai bersifat basa, dan sebagian

besar biota hidup pada pH antara 7 hingga 8,5 (Efendi, 2003)

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Geografieprints.uny.ac.id/53709/3/TAS BAB II 13405241072.pdf · muka bumi dalam arti pentingnya ... bagaimana pola tersebut dapat diubah agar

B. Penelitian yang Relevan

1. Peneliti Melisa Rosalin, 2009

Judul

Pengaruh Penyebaran Airlindi dari TPA Sampah terhadap

Kualitas Airtanah Bebas di Desa Sitimulyo Kecamatan Piyungan

Kabupaten Bantul DIY

Tujuan Mengetahui pengaruh air lindi terhadap kualitas airtanah,

mengetahui persebaran airtanah bebas tercemar airlindi

Metode Survey langsung di lapangan untuk pengambilan data ketinggian

muka airtanah dan juga analisis untuk sampel kualitas airtanah

Hasil Peta sebaran kualitas airtanah

2. Peneliti Erland Yoga Nugraha (2007)

Judul Pengaruh Limbah Domestik Terhadap Kualitas Airtanah Bebas

Di Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta,

Tujuan

1) mengetahui kualitas air tanah di Kecamatan Jetis, 2)

mengetahui agihan keruangan unsur detergen, nitrat (NO3), nitrit

(NO2), ammonia (NH3), BOD, COD dan bakteri coli sebagai

indikator limbah domestik 3) mengetahui pengaruh limbah

domestik terhadap kualitas airtanah bebas di daerah penelitian

Metode

metode stratified random sampling dengan memilih sumur yang

termasuk dalam kelas DHL tinggi sebagai indikator awal dan

metode sistematik menggunakan grid/kotak yang berukuran 200

m x 200 m pada peta administrasi

Hasil

airtanah di daerah penelitian belum tercemar sehingga masih

layak dikonsumsi. Secara kimia nilai BOD di daerah penelitian

telah melewati baku mutu air minum. Sedangkan COD, amoniak,

nitrat, dan nitrit belum melewati batas, secara biologis sebagian

besar telah tercemar oleh bakteri koli. Nilai DHL yang tinggi,

tingkat kepadatan penduduk, arah aliran airtanah dan kedalaman

muka airtanah tidak selalu menggambarkan besarnya pencemaran

airtanah bebas.

3. Peneliti Hadi Wiyono (2011)

Judul

Kualitas Air Telaga Palang Paning Sebagai Bahan Baku Air

Minum di Kecamatan Mandor Kabupaten Landak Provinsi

Kalimantan Barat

Tujuan Mengetahui kelayakan kualitas air telaga sebagai bahan aku air

minum menurut PP RI No. 82 Tahun 2001 golongan B

Metode Metode yang digunakan adalah metode analisis laboratorium

Hasil

Kesesuaian air telaga: hampir semua parameter memenuhi

standar, beberapa yang tidak memenuhi standar yaitu pH 6,2 dan

Oksigen terlarut 5,2.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Geografieprints.uny.ac.id/53709/3/TAS BAB II 13405241072.pdf · muka bumi dalam arti pentingnya ... bagaimana pola tersebut dapat diubah agar

C. Kerangka Pemikiran

Suatu penelitian tidak akan lepas dari kerangka alur pikir, karena alur

pikir menunjukkan hal-hal yang berkaitan dengan apa yang akan diteliti,

permasalahan yang ada, manfaat yang akan diperoleh, tujuan dan metode, serta

hasil dari penelitian tersebut. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini

disajikan pada Gambar 2 berikut:

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Geografieprints.uny.ac.id/53709/3/TAS BAB II 13405241072.pdf · muka bumi dalam arti pentingnya ... bagaimana pola tersebut dapat diubah agar

Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir

KELURAHAN PRENGGAN, KECAMATAN KOTAGEDE,

KOTA YOGYAKARTA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Sumur Gali

Limbah Domestik :

1. Detergen

2. Tinja

Airtanah Bebas

Uji:

1. Parameter fisika

2. Parameter kimia

3. Parameter biologi

Hasil Uji Laboratorium

Permenkes RI

No.416/Menkes/Per/IX/1990

Kelayakan Kualitas Airtanah Bebas di Kelurahan Prenggan,

Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa

Yogyakarta untuk Konsumsi Penduduk

Penduduk